Studi Kasus Kupem
Studi Kasus Kupem
Solusi yang dikehendaki petani : (1) KUPEM tetap diharapkan petani, (2)
Pencairan kredit berupa uang dan petanilah yang mengelola serta mencari bibit
sendiri, (3) KUPEM tanpa Agunan, (4) Tim Teknis pada unit kerja teknis bekerja
secara transparan dan anggotanya tidak terlibat dalam pengadaan bibit (PPL).
Permasalahan pada petani ikan di desa Pulau Kemang: (1) Dana kredit yang
diperoleh tidak mencukupi untuk usaha 3 keramba ( yang dianggap layak), kredit
yang diterima hanya cukup untuk mendanai 1 keramba, (2) Bibit ikan
rekomendasi dari Tim Teknis menurut petani tidak baik, sehingga daya hidupnya
rendah, (3) Agunan berupa sertifikat atau BPKB motor sangat memberatkan
petani. (4) Pengajuan Kredit terlalu birokratis.
Solusinya: (1) Petani ikut menentukan besarnya kredit yang diterima (Rp. 7,5
juta), (2) Agunan ditiadakan, (3) Kerja dari tim teknis lebih baik.
Menentukan keberhasilan Kupem tidak harus pada besarnya nilai kredit yang
dapat direalisasikan tetapi sebaiknya kualitas keberhasilan perlu diperhitungkan.
Dengan demikian akan terjadi proses pendidikan terhadap para peminjam kredit
tersebut. Pada akhirnya akan lahir petani yang ulet, bertanggung jawab dan
berhasil.
Sistem inti dan plasma akan mengurangi peran dan ikut campur pemerintah.
ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KUPEM
Latar belakang:
Ekonomi kerakyatan Pengembangan usaha rakyat merupakan salah tulang
punggung
Mugi.doc/Jambi/maret
Kepada Yth.
Direktur PT RETAMA ANUGERAH KARYA (RAK)
DI MEDAN
Ir. Mugiyanto
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jl Samarinda, Pall Lima, Kotabaru, Jambi