Anda di halaman 1dari 5
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA AA Jalan H. Agus Salim Nomor 58, Menteng Jakarta Pusat 10350 Telepon: (021) 31925674 email: suraf@atrbpn.co.id Yth. 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta; 2. Inspektur Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta; 3. Para Direktur Jenderal di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta; Para Kepala Biro, Direktur, dan Kepala Pusat, di Jakarta; Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, di Yogyakarta; Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional; dan Kepala Kantor Pertanahan di seluruh Indonesia. wee SURAT EDARAN NOMOR 10st -S00.(R.05-01/ /2024 TENTANG PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH OBJEK REFORMA AGRARIA TINDAK LANJUT SURAT KEPUTUSAN PERUBAHAN BATAS KAWASAN HUTAN HASIL PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH MASYARAKAT DALAM RANGKA PENATAAN KAWASAN HUTAN (PPTPKH) A. Umum Dalam rangka percepatan pemenuhan target kegiatan Redistribusi Tanah pada lokasi Surat Keputusan Perubahan Batas Kawasan Hutan Hasil Penyelesaian Penguasaan Tanah Masyarakat dalam rangka Penataan Kawasan Hutan (SK Biru) perlu segera ditindaklanjuti melalui kegiatan Redistribusi Tanah. Seiring dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria, pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah mengalami perubahan utamanya terhadap tugas, pokok, dan fungsi Panitia Pertimbangan Landreform (PPL) dan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) serta jenis hak atas tanah. Sehubungan dengan belum ditetapkannya pengaturan pelaksanaan percepataan Reforma Agraria khususnya terkait teknis pelaksanaan Redistribusi Tanah dan belum disahkannya petunjuk pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah tahun 2024, diperlukan petunjuk pelaksanaan bagi pelaksana di daerah schingga kegiatan Redistribusi Tanah di daerah dapat segera dilaksanaka B. Maksud... (2) Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari Surat Edaran ini untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah pada lokasi pelepasan kawasan hutan berdasarkan Surat Keputusan Pelepasan Kawasan Hutan. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang diatur dalam surat edaran ini meliputi: 1. Objek penerima Redistribusi Tanah; 2. Subjek penerima Redistribusi Tanah; 3. Jenis Hak Atas Tanah; dan 4. Pelaksanaan fungsi Panitia Pertimbangan Landreform (PPL) oleh Gugus ‘Tugas Reforma Agraria (GTRA) pasca ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria. Dasar Hukum 1. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 280); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3696); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6630); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 33); 6. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria (Lembaran Negara Tahun 2023 Nomor 126); 7. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 (3) tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2021 Nomor 953); 8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 686); 9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1202); 10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1077); Tata cara pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah pada lokasi pelepasan kawasan hutan berdasarkan Surat Keputusan Pelepasan Kawasan Hutan sebagai berikut: 1. Objek Redistribusi Tanah a) tidak terdapat Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH); b) dalam hal lokasi kegiatan tidak sesuai dengan arahan dan fungsi tata ruang yang ada, serta dalam hal belum terakomodir dalam Rencana Tata Ruang (RTR), maka dipertimbangkan dan direkomendasikan melalui sidang GTRA kabupaten/kota; ©) dalam hal terdapat perbedaan luas, letak, dan bentuk objek bidang tanah dalam daftar objek hasil inventarisasi dan indentifikasi dengan yang ada dalam SK Biru maka yang digunaken adalah objek hasil inventarisasi dan indentifikasi serta dipertimbangkan dan direkomendasikan melalui sidang GTRA kabupaten/kota; @) sesuai dengan diktum yang tercantum dalam SK Biru, rincian nomor bidang, desa, kecamatan, dan Iuas lahan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dapat berubah mengikuti hasil pengukuran di lapangan dalam rangka sertipikasi hak atas tanah tanpa mengubah luas keseluruhan pelepasan scbagian kawasan hutan; e) penetapan objek Redistribusi Tanah hasil SK Biru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria dilaksanakan dengan melaporkan hasil pengukuran dan pemetaan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Penataan Agraria. 2. Subjek... 4) 2. Subjek Redistribusi Tanah Sesuai dengan diltum yang tercantum dalam SK Biru, rincian nama dapat berubah mengikuti hasil inventarisasi dan identifikasi dalam rangka sertipikasi hak atas tanah untuk dipertimbangkan dan direkomendasikan melalui sidang GTRA kabupaten/kota. 3. Jenis Hak Atas Tanah a) hak mili atas tanah untuk pemukiman dan lahan garapan bagi orang perseorangan, dan/atau hak milik koperasi jenis usaha pertanian; b) hak guna usaha orang perseorangan dan/atau hak guna usaha badan hukum dalam bentuk koperasi; ©) hak guna bangunan untuk badan hukum; @) hak kepemilikan bersama untuk kelompok masyarakat; ¢) hak pakai untuk fasilitas umum dan/atau fasilitas sosial; f) hak atas tanah berjangka waktu untuk lahan garapan yang sudah dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh masyarakat di atas tanah hak pengelolaan untuk sumber TORA; dan 8) hak atas tanah lainnya yang ditetapkan oleh Menteri. 4. Pelaksanaan fungsi penetapan objek dan subjck Redistribusi Tanah yang selama ini dilaksanakan oleh Panitia Pertimbangan Landreform (PPL) digantikan oleh Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) kabupaten/kota. 5. Kepala kantor pertanahan segera mengusulkan pembentukan GTRA kabupaten/kota kepada bupati/wali kota, sesuai amanat Pasal 75 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria. F. Pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah pada lokasi SK Biru dilarang: 1. Keluar dari area yang dilepaskan sebagaimana dimaksud dalam SK Biru; 2, Menimbulkan penguasaan tanah absentee baru, kecuali calon subjek bersedia tinggal di wilayah objek Redistribusi Tanah dalam satu wilayah administrasi kecamatan; dan 3. Melebihi ketentuan batas luas maksimum penguasaan tanah. G. Pengajuan usulan calon penerima hak atas tanah: 1. Orang perscorangan, kelompok masyarakat dengan hak kepemilikan bersama dan badan hukum penerima hak atas tanah dapat mengajukan usulan kepada bupati/wali kota dan diketahui oleh kepala desa; dan 2. GTRA Kabupaten/Kota membahas usulan tersebut dan menetapkan solusi atas usulan tersebut dalam sidang GTRA Kabupaten/Kota. H, Penataan... (5) H. Penataan Akses: 1. Kantor Pertanahan bekerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten/kota menyiapkan usulan rencana penataan akses dalam rangka Reforma Agraria; dan 2. GTRA Kabupaten/Kota membahas dan menetapkan rencana penataan akses tersebut. I, Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Jomari 2024 DAN TATA RUANG/ an. MENTE] fs ‘ANAHAN NASIONAL AGR KEP 5 ‘Tembusan: 1, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan \ Jakarta; 2. Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta. Nasional, di

Anda mungkin juga menyukai