Log - Oo02.005.01 Bi
Log - Oo02.005.01 Bi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu mengukur
dengan menggunakan alat ukur.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi menerapkan
komunikasi di tempat kerja guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menggunakan bermacam-macam alat pengukur untuk
mengukur/menentukan dimensi atau variabel;
2. Memelihara alat-alat pengukur.
BAB II
MENGGUNAKAN BERMACAM-MACAM ALAT PENGUKUR
UNTUK MENGUKUR/ MENENTUKAN DIMENSI ATAU VARIABEL
1. Sistem Pengukuran
Kualitas produk merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan, oleh
karenanya pengetahuan tentang pengukuran yang dilakukan terhadap benda
kerja merupakan produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari
produksi yang dihasilkan. Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud
adalah pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-bagian
dan suatu benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun sifat
geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu produk atau parts mesin
dengan alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil pengukurannya dianggap
sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya.
a. Klasifikasi Pengukuran
Untuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya
pengetahuan dan kemampuan mengoperasikannya yang memadai dan
kemampuan untuk membedakan berbagai sistem pengukuran sesuai
dengan spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan kata lain
setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik
pengukuran yang mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara
menggunakan alat ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang
berkaitan erat dengan masalah pengukuran. Hanya saja penggunaan alat
ukur tersebut juga akan dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya :
- Besar benda yang akan diukur,
- kondisi (fisik) benda yang akan diukur,
- posisi benda yang akan diukur,
- Tingkat ketelitian yang direncanakan
- efesien
- dsb
- Sudut
- Kerataan
1) Mengukur Panjang
Bagian yang termasuk pada klasifikasi pengukuran panjang adalah;
- diameter
- tebal
- tinggi
- lebar
- melingkar.
- Bidang.
Gambar 1:
Penggaris panjang 6 inchi, 12 inchi, 30 milimeter
Gambar 2:
Meteran guilung dengan panjang 5 meter
Gambar 3 :
Vernier Caliper (Jangka Sorong)
Gambar 4 :
Mikrometer dengan kapasitas ukur 0 – 25 mm
2) Mengukur Berat
Gambar 5 :
Neraca pengukur berat
3) Mengukur Temperatur
Gambar 6 :
Termometer
Gambar 7 :
Pengukur kerataan
Gambar 8 :
Busur derajat
a. Panjang
Mengukur panjang suatu benda merupakan pengukuran yang dimulai
dengan menarik garis dari sutu titik ke titik ke dua dengan lurus atau
dapat dikatakan suatu garis lurus. Jika pengukuran yang dilakukan
terhadap garis tengah lingkaran atau diameter pada adasarnya
adalah menarik garis lurus dari sisi pertama ke sisi yang lain
diameter PANJANG
(panjang)
Dalam sistem matrik unit yang sering digunakan dalam ilmu teknik
dalam mengukur panjang adaah milimeter (mm ). Dimana 1000 mm
sama dengan I m
1000 mm = 1 m
Konversi 10 mm ke inchi.
10 mm : 25,4 = 0,394”
Konversi 44,45 mm ke dalam satuan inchi,
44,45 mm : 25,4 = 1,75”
Konversi 2” ke mm
2” X 25,4 = 50,8 mm
Pengukuran yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis
1
sering menggunakan bilangan pecahan seperti ” jika ukurannya
2
1
Jika ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 1 /2 “). Untuk
memudahkan dalam konversi bilangan ini dapat dilakukan dengan cara
menjadikan bilangan pecahan kedalam bilangan berkoma. Contoh:
11
Konversi 1 /16” ke dalam mm
Penyelesaian;
11
/16” 11 : 16 = 0,688”
11
1 /16” = 1,688”
1,688” X 25,4 = 42,88 mm
b. Temperatur
Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik
0
adalah Celcius ( C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah
o
Fahrenheit ( F). Pada sistim metrik temperatur sering juga disebut skala
perseratus. Celcius dan skala perseratus simbol yang digunakan sama.
0 0
Konversi C ke F
0 9 0
( C x 5 ) + 32 = F
0 0
Konversi F ke C
0 5 0
( F – 32) X 9 - C
Contoh;
0 0
Konversi 35 C ke F
0 9 0
( C x 5 ) + 32 = F
9 0
(35 x 5 ) + 32 = F
0
63 + 32 = F
0
65 = F
0 0
Konversi 198 F ke C
0 5 0
( F – 32) X 9 = C
5 0
(189 – 32) X 9 = C
5 0
166 X 9 = F
0
92,2 = F
c. Berat
Satuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam
sistem metrik adalah gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konfersi
gram ke kilogram dan kilogram ke ton adalah;
1000 g = 1 kg
1000kg = 1 ton
Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat adalah ounce (oz),
pound (lb), dan ton (t).
16 oz = 1 lb
2240 lb = 1 t
Perubahan kilogram ke pound, satu kilogram = 2.2046 pound
Konversi 80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb
1
Perubahan pound ke kilogram, satu poung = /2.2046 kilogram
Konversi 210 pound ke kg
210 pound : 2,2046 = 95,3 kg
1
Perubahan ounce ke gram, satu ounce = /28,35 ounce (oz)
Konversi 453,6 gr ke oz
453,6 gr: 28,35 = 16 oz
1) Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat.
Permukaan dan bagian sisinya rata dan halus, di atasnya terdapat
guratan-guratan ukuran, ada yang dalam satuan inchi, sentimeter dan
ada pula yang gabungan inchi dan sentimeter/milimeter.
2) Meteran Lipat
Meteran lipat ini biasanya terbuat dari bahan aluminium atau baja.
Dilihat dari segi konstruksinya sebelumnya merupakan gabungan dan
mistar baja dengan sambungan engsel pada setiap ujungnya.
Mengingat kemungkinan ausnya engsel dan ketidaktirusan garis
pengukuran sewaktu melakukan pengukuran, maka meteran lipat
tidak akan memberikan hasil yang Iebih baik dibandingkan dengan
pengukuran mistar baja biasa.
3) Meteran Gulung
Mal ukur ini dibuat dan pelat baja yang Iebih tipis dari ada mistar
baja. Sifatnya lemas/lentur sehingga dapat digunakan untuk
mengukur bagian-bagian yang cembung dan menyudut seperti:
mengukur panjang, keliling bidang Iengkung (bundar). Sepanjang
mistar ini terdapat ukuran-ukuran satuan inchi dan metrik. Meteran
gulung dapat digunakan dari 1 meter sampai 30 meter. Pada
4) Jangka Bengkok
Guna jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang
dan garis tengah benda bulat secara kasar. Alat ini terbuat dari baja
perkakas dengan ujungnya dikeraskan. Bentuknya ada yang dilengkapi
dengan mur penyetel dan ada pula yang tidak. Panjang kakinya, dalam
inchi, merupakan ukuran jangka bengkok.
Sendi
Jangka
Mur Penyetel
Jangka Luar
Kaki
5) Jangka Kaki
Jangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter lubang
dan jarak sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan
panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki dalam inchi. Hasil
pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar.
6) Pengukur Sudut
Pengukur Sudut terdiri dari mistar baja dan rumah yang terbuat dan
besi tuang. Pada rumah ini terdapat garis-garis ukur yang menunjukkan
besar sudut dalam derajat, dan bagian ini dapat diputar setelah
dikendorkan baut pengikatnya, demikian pula mistarnya dapat
dipasang dan dilepas dan rumahnya.
Bagian-bagiannya
1. Bilah utama
2. Petat dasar
3. Kunci bilah
4. Kunci piringan
5. Skala utama
Cara penggunaan :
Bersihkan permukaan baja dari busur bilah dan benda ukur.
Aturlah kedudukan dan bilah utama dengan memkaai kunci
bilah.
Rapatkan/impitkan atau sejajarkan bidang busur bilah
dengan bidang dari sudut yang diukur.
Jika keadaan ini tidak terpenuhi, maka kemunginkan harga
yang dicapai lebih kecil.
Untuk pengukuran benda yang besar, kunci piringan indeks
dapat dikendorkan, geserkan busur bilah, menuju
permukaan yang menyudut, sampai bilah utama berputar
dan berimpit dengan permukaan tersebut, kemudian kunci
piringan indeks dan bacalah sudut yang didapat.
Tanduk Tetap
Tanduk Geser
Mur Pengikat
Mistar
4 8 1 /1 28 "
1 2 3 4 5 6
0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17
0 2 4 6 8 10
Batang kedalaman
Batang Geser
Skala Nonius
Rahang Geser
Rahang Tetap
Gambar 17 :
Bagian-bagian jangka sorong
1. Landasan (anvil)
2. Poros Geser (spindel)
3. Pengunci (lock nut)
4. Tabung (sleeve)
5. Tabung Putar (thimble)
6. Racet (rechet)
7. Rangka (frame)
Untuk membaca hasil pengukuran dari suatu alat ukur, terlebih dahulu
harus ditentukan tingkat ketelitian (kecermatannya) dan sifat alat ukur
tersebut.
3. Kepekaan (sensivity)
Panjang skala nonius pada rahang geser 9 mm, yaitu lurus pada setrip
ke 9 dari rahang tetap. Banyaknya setrip pada rahang gerak 10, maka
jarak 1 setrip adalah 0,9 mm. Sedang 1 setrip pada rahang tetap adalah
1 mm, sehingga selisihnya = 1-0,9 = 0,1mm. Jadi mistar ingsut
tersebut mempunyai ketelitian 0,1 mm.
Jika panjang skala nonius 19 mm dan banyak setrip pada skala nonius
20, maka jarak 1 setrip skala nonius 19/20 mm, sedang jarak 1 setrip
pada rahang tetap 1 mm. Maka ketelitian mistar ingsut tersebut adalah
Judul Modul: Mengukur Dengan Menggunakan Alat Ukur
Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 30 dari 50
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik LOG.OO02.005.01
Hal serupa dapat juga dilakukan alat ukur yang lain, biasanya pada alat
ukur tersebut telah tertera/dituliskan tingkat ketelitian dari suatu alat
ukur. Bagi pemakai tidak perlu lagi untuk mencari atau menemukan
tingkat ketelitian dari suatu alat ukur tersebut
Contoh:
Dalam sistim matrik (milimeter), harga satu garis dalam skala nonius
adalah 0.1mm, pembacaan pada skala menunjukkan : 26 + 0,9 mm =
26,9 mm. Tanda panah menunjukkan batasan ukuran yang diharapkan.
setengah milimeter
3. Aplikasi Pengukuran
Banyak cara yang dilakukan oleh juru teknik dalam melakukan proses
pengukuran semuanya itu bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran
seakurat mungkin. Hal tersebut akan sangat tergantung pada jenis, bentuk,
posisi bahkan temperatur dari benda ukur ataupun alat ukur yang digunakan.
Sesuai dengan jenis-jenis pengukuran yang biasa dilaksanakan, maka alat
ukur pun ada beberapa jenis dengan cara pemakaian yang berlainan.
1) Jangka Bengkok
Mengukur benda bulat dengan jangka bengkok:
Pastikan kaki jangka menempel pada benda yang diukur dengan
dengan tekanan sedang. Gerak-gerakan jangka itu untuk
“mempertimbangkan” himpitan itu, apakah terlalu keras ataukah
terlalu temah. Hmpitan yang baik ialah bila jangka itu dapat terlepas
atau meluncur oleh beratnya sendiri. Lakukan beulang-ulang dengan
posisi yang berpindah-pindah untuk benda batang bulat.
Gambar 20 :
Mengukur benda bulat menggunakan jangka bengkok
2) Jangka Kaki
Pengukuran dengan jangka kaki:
Bila kita mengukur benda kerja, maka kedua kaki itu kita gerak-
gerakan maju mundur. Tekanan kaki tersebut harus tepat. tidak boleh
tenlalu keras dan jangan pula terlalu lemah. Bila terlalu keras, ukuran
yang dihasilkan akan lebih besar daripada yang sebenarnya, karena
waktu jangka itu dikeluarkan dan lubang yang diukur akan
mengeper/mengembang ke luar. Mengeluarkan kaki jangka dan lubang
yang diukur tidak boleh secara tegak lurus, melainkan harus
diininingkan sedikit sehingga kedua kaki itu tidak bergesek pada benda
kerja. Hal ini agar tidak merusak kaki jangka maupun benda kerja.
3) Pengukur sudut
Cara penggunaan
- Bersihkan permukaan baja dan busur baja dan benda ukur. Aturlah
kedudukan dari batang pemegang dengan mur pengencang.
- Rapatkan/impitkan atau sejajarkan bidang busur baja dengan bidang
dan sudut yang diukur.
- Jika sudah yakin sudut yang diukur itu berimpit/rapat, maka kunci
dikencangkan mur penguncinya, dan bacalah sudut yang didapat.
Dengan memilih alat ukur dan cara pengukuran yang tetap diharapkan
dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Hal ini tergantung pada
kondisi benda ukur, alat ukur, dan ketentuan-ketentuan hasil yang
diinginkan.
1) Jangka sorong
Cara pemakaian jangka sorong
1. Periksa kedudukan garis nol serta kesejajaran dan permukaan
kedua rahang.
2) Mikrometer
Memeriksa ketepatan Ukuran :
Sebelum mikrometer digunakan untuk pengukuran pada benda
sebaiknya periksa dahulu ketepatan ukurannya. Caranya adalah
sebagai berikut:
- Rapatkan poros geser pada alasnya (untuk mikrometer 0:25 mm)
atau dengan mal/blok ukur (untuk mikrometer lebih dan 25 mm).
- Kemudian lihatlah ganis ukur pada tabung putar.
- Jika garis 0 pada tabung segaris dengan garis 0 pada tabung putar,
berarti keadaan mikrometer itu baik.
- Jika kedudukannya tidak tepat, maka hal ini harus diperbaiki dengan
kunci khusus.
Pada setiap kotak mikrometer terdapat kunci dan sebuah mal. Kunci
tersebut dimasukkan ke dalam lubang kecil tabung ukur, lahu putarlah
ke kanan atau ke kiri sesuai dengan kedudukan yang tidak tepat tadi
sehingga ke dua garis yang berangka 0 tadi segaris.
4) Pengukur Tinggi
Sebagai alat pengukur ketinggian suatu bidang atau permukaan alat ini
juga dapat difungsikan sebagai alat untuk melukis bidang rata.
BAB III
Perawatan alat ukur harus selalu dilakukukan agar kepresisian alat ukur
terjamin.Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
3. Perawatan Mikrometer.
1. Sesudah pemakaian, bersihkanlah permukaan pengukuran dan
bagian-bagian lainnya, dan gunakanlah bahan anti korosi. Bagian-
bagian yang berulir harus dilumasi secukupnya dengan oli yang
berkualitas tinggi, misalnya oli yang dipergunakan untuk jam/arloji.
2. Jika tidak dipergunakan (sesudah pemakaina) mikrometer luar harus
ditempatkan dalam sebuah peti kayu. Mikrometer yang lebih besar
harus digantungkan dengan penunjang nya yang khusus (sadle
shaped support).
3. Temapt penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar
matahari langsung dan fluktuasi temperatur.
4. Batang ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-
hati supaya tidak terjadi lenturan..
A. Keterampilan
1. Merawat dan menyimpan alat ukur
2. Memeriksa dan melakukan penyetelan rutin terhadap alat-alat misalnya
“menyetel ke titik nol”
C. Sikap kerja
Teliti, Benar, Cermat, Aman, Sesuai SOP
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
2. -
B. Buku Referensi
1. POLMAN Bandung, Teori Pengukuran, 1991
2. Ron Culley, Fitting and Machining, 1998
3. Rochim Taufik, Drs., Teknik Pengukuran (Metrologi Industri), Dikmenjur, 2001
D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
3. Spidol whiteboard
4. Spidol marker
5. Kertas chart (flip chart)
6. Tinta printer
7. ATK siswa
8.
9.