Anda di halaman 1dari 28

MESIN BUBUT CNC ET 242

Perkembangan teknologi manifaktur dan disain makin pesat bagai anak panah lepas
dari busur, macam macam mesin perkakas telah dilahirkan untuk memenuhi kebutuhan
industri yang semuanya serba program yang biasa disebut mesin CNC.
Mesin CNC merupakan solusi tepat dizaman ini karena terbukti lebih akurat dan lebih
cepat dan tepat dalam membuat produk produk bagian mesin /sperpart, namun demikian
sekolahan SMK N 2 Depok tidat boleh tertinggal /terlidas oleh kemajuan industry pemesinan
dan tetap berusaha mengejar ketinggalanya, memberikan bembelajaran mesin CNC
production unit
Banyak macam mesin CNC untuk jenis mesin bubut : PU 2A , ET 242, ET 120
(produk emco) dan untuk jenis mesin frais PU 3A, VMC 100, VMC 200
Mesin CNC ET 242 adalah mesin buatan EMCO, termasuk jenis mesin bubut CNC)
yang memiliki dua sumbu, yaitu sumbu X ,adalah diameter dan sumbu horizontal Z
Prinsip kerjanya dalam melakukan proses penyayatan, yaitu benda berputar pada
spindel dan pahat bergerak pada arah sumbu X Z dan dikendalikan oleh program

A. BAGIAN – BAGIAN UTAMA DAN KONTROL MESIN ET 242


1. bagian utama
1) Body mesin
2) Bagian mekanik
3) Elektrik
4) Penumatik
5) hidrolik

2. Bagian Pengendali /Kontrol


control mesin ET 242 menggunakan TM 02
hampir sama dengan PU 2A atau ET 120

Bagian Pengendali/ Kontrol Mesin ET 242


a. layar monitor : untuk membaca/melihat
tampilan
b. Baris symbol: tayangan tombol aktif
c. Baris layer penayangan fungsi tombol lunak
aktif.
d. Tombol lunak
e. Tombol pengatur presentase turun – naik
kecepatan putaran spindel

1
f. Man jog dan tombol pergerakan eretan yang berfungsi
untuk:
1) Menggerakkan eretan secara manual
2) Perubahan nilai incremental nilai penggeseran titik nol
(PSO) dan off-set alat potong (TO) dalam menu edit.

g. Tombol untuk menghidupkan dan mematikan putaran


spindel dalam mode MANUAL

h. Tombol penggagalan "RESET": Tombol ini berfungsi untuk menggagalkan


1) Operasi pemesinan
2) Penghapusan alarm
3) Penghapusan program dari monitor.

i. Tombol darurat EMERGENCY: tombol ini berfungsi untuk


menggagalkan operasi permesinan dalam keadaan
darurat.

j. Tombol CYCLE START: Tombol ini berfungsi untuk


mengaktifkan hal – hal berikut:
1) Operasi pemesinan CNC baik untuk operasi tunggal, dryrun,
maupun operasi pemesinan yang sebenarnya dalam menu
otomatis;
2) Titik referensi mesin pada operasi manual
3) Operasi uji data alat potong dan PSO dalam menu EXECUTION

k. Tombol tahan sementara:FEEDHOLD tombol ini berfungsi


untuk menyela operasi pemesinan apabila terjadi kesalahan
dalam data geometris. Untuk mengaktifkan kembali operasi
pemesinan, tombol ini harus ditekan kembali (berlaku dalam
mode otomatis dan eksekusi)

l. Knop pengatur kecepatan pemakanan terprogram dalam


presentase (0% sampai dengan 120%)

2
m. Tombol penggantian alat potong: apabila tombol ini
ditekan bersama – sama dengan tombol Man Jog, rumah
piringan alat potong akan berputar satu posisi dalam mode
manual.

n. Tombol motor bantu (AUX ON dan AUX OFF), tombol ini berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan motor, seperti
motor utama, motor penggerak eretan, pompa
cairan pendingin, dan pompa oli.

o. Tombol pelumas: berfungsi mengaktifkan motor pompa oli


apabila dikehendaki untuk aktif kembali.
p. Tombol lintasan tunggal: apabila tombol ini diaktifkan program akan
dilaksanakan sekali saja.
q. Papan tombol fungsi: Tombol – tombol pada
papan itu berfungsi:
1) Memasukkan program per alamat à Enter
2) Memasukkan program per blok à Store next
3) Memundurkan program per blok à Previous
4) Menghapus data per masukan à Clear entry
5) Menghapus data per alamat à Clear word
6) Menghapus data per keseluruhan à Clear
program
7) Menghapus data per blok à Clear blok
8) Mengaktifkan fungsi bagian atas tombol à Shift

r. Papan tombol alamat: tombol – tombol


pada papan tombol alamat ini berfungsi
untuk memasukkan data program.

s. Papan tombol mode: papan tombol mode inI


terdiri dari tombol – tombol:
1) Otomatis
2) Edit
3) Eksekusi dan
4) Manual

3
t. Disket atau kaset port; perangkat ini berfungsi untuk menyimpan data
program, offset alat potong, data PSO, dan data MSD.

u. Saklar utama
Untuk menghidupkan /memberi arus computer CNC

Pengertian huruf pada keybord


R
N Alamat N: Alamat R:
EDIT Untuk nomor blok Alamat mode MON untuk
EXC EDIT parameter R
AUTOM

O Alamat O: / /- SKIP:
1. Untuk nomor program Penandaan blok lompatan,
EDIT 2. Kapasitas memori untuk misal: N100/G01
EXC penyimpanan EDIT
AUTOM

F
G Alamat G: Fungsi G Alamat F: Pemakanan
EDIT EDIT
EXC EXC
AUTOM MAN

PSO D Alamat D:
PSO: Pergeseran posisi 1. Parameter dalam
offset. Masuk ke daftar EDIT program siklus
EDIT PSO EXC 2. Parameter untuk MON

M Alamat M: Fungsi M S Alamat S:


EDIT EDIT Fungsi kecepatan Spindel
EXC EXC utama
MAN

P L Alamat L:
Alamat P: 1. Lompatan untuk G25/-G27
EDIT Parameter pada fungsi EDIT (EDIT); OTOMATIS
siklus 2. Parameter pada mode MON
AUTOM AUTOM 3. Memanggil alamat untuk
program tersimpan
I J K To Data alat potong:
Alamat I, J, dan K Memasuki data daftar alat
EDIT Parameter pusat lingkaran EDIT potong (EDIT).
EXC MAN Pengambilan langsung data
alat potong (MAN)

U V W Alamat U, V, dan W
EDIT Alamat data lintasan
EXC inkremental

4
3. PSO (Penggeseran Posisi Offset)

a. Titik Referensi Mesin (REFERENCE POINT) à


R
Referensi adalah sinkronisasi sistem pengukuran
dari suatu mesin yang beracuan pada titik nol
mesi ke titik nol spindel alat potong sebagai
contoh:
b. Titik Nol Mesin (ZERO POINT) à M
Titik nol mesin adalah titik awal system
koordinat mesin. Titik nol mesin CNC
EMCOTRONIK ditempatkan pada ujung spindel
tanpa chuck
Titik awal koordinat mesin ini dapat digeser
dengan kode G54, G55, G57, G58, dan G59.

c. Titik Nol Pemegang Alat Potong (N)


Titik nol alat potong adalah patokan pengukuran
panjang alat potong yang digunakan. Posisi titik N
ini ditempatkan pada senter sisi luar pemegang
pahat

d. Titik nol ujung chuck


Titik nol ujung chuck adalah titik yang digunakan
sebagai referensi yang lebih valid dan dapat diukur
secara pasti oleh sebab itu ditempatkan pada ujung
rahang chuck Sedangkan koordinat titik nol ujung
chuck disimpan dalam data PSO dan setiap saat
dapat dipanggil dengan G54 G55 G57 G58 G59

e. Titik Nol Benda Kerja (W)


Titik nol benda kerja adalah titik awal geometri
benda kerja yang ditetapkan oleh pemrogram. Titik
nol benda kerja ini diaktifkan melalui program
dengan kode – kode G57, G58, dan G59.

5
4 Prosedur Mengaktifkan Mesin
Untuk mengaktifkan mesin ET 242 lakukanlah langkah – langkah berikut
a. Yakinkan listrik tersedia
b. Hidupkan stabilisator yang terhubung ke control mesin
c. Hidupkan mesin melalui sakelar utama yangletaknya disebelah kanan
mesin diputar 90o searah jarum jam
d. Hilangkan alarm yang tertayang pada monitor dengan menekan tombol CE
e. Buka pintu, kemudian tutup untuk mengaktifkan sakelar pembatas pintu
mesin.
f. Aktifkan motor bantu melalui penekanan tombol AUX ON
g. Aktifkan referensi mesin. tergantung kepada
mesin, pengaktifan referensi mesin dapat
dilakukan dengan dua kemungkinan yakni:
1)Langsung menekan tombol CYCLE START .
dan atau
2)Mengaktifkan tombol lunak REFERENSI ,
kemudian menekan tombol START CYCLE
Kemudian putar feedret maka meja dan
alat potong akan bergerak ke titik referensi yang jaraknya tertanyang
pada monitor mesin( setiap mesin berbeda beda tergantung pabrik
pembuatnya.
Mesin siap digunakan apabila telah muncul koordinat sumbu mesin arah
X242.495dan Z 404.490 yaitu jarak sumbu X dan Z yang diukur dari
titik nol mesin ke titik nol alat potong. .

5 Cara memilih alat potong /memutar tooltaret


a. Yakinkan kita bekerja pada mode MANUAL
b. Putar piringan alat potong dengan menekan tombol
c. Pemilihan pahat selesai apabila alat potong yang
dikehendaki pada posisi yang benar
CLOCK WISE
6 Cara memutar spidel mesin
a. Yakinkan kita bekerja pada mode MANUAL
b. Masukkan putaran spindel yang diinginkan (misal kita menginginkan
putaran spidel mesin 1000 rpm) maka tekan S 1000 ENTER
c. Tekan tombol ON untuk putaran searah jarum jam ,untuk
putaran spindel berlawanan arah jarum jam SHIFT ON

6
d. Untuk mempercepat atau memperlambat yang sifatnya sementara tekan
prosentase kecepatan ,bila ingin putaran tetap misal menjadi 1500 rpm
langsung masukkan S 1500 ENTER tanpa mematikan putaran
sepindel.
e. Untuk mematikan putaran spindel tekan tombol OFF (tombol warna
merah).

7 Cara mengerakkan pahat arah X dan Z


a. Yakinkan kita bekerja pada mode MANUAL
b. Masukkankecepatan F 150 ENTER gerakkan
kemudian tekan tombol MAN JOG bersama dengan
tombol arah X, Z baik arah negatif maupun arah
positif,jangan lupa beri prosentase kecepatan dengan
memutar putar feedrednya . sebagai pedoman arah gerakkan adalah
pemegang pahat (tool turret)

8 Memeriksa dan menguji pompa pelumas


Tekan tombol yang bergambar tempat minyak pelumas maka
pompa akan memompakan minyak pelumas keseluruh bagian
yang memerlukan hal ini berlangsung beberapa detik saja dan
akan OFF sendiri

9 Mengaktifkan pompa pendingin


Untuk mengaktipkan pompa pendingin dilakukan dengan menekan
tombol bergambar pompa pendingin dan untuk mematikan tekan
kembali

10 Prosedur pemasangan alat potong


a. Yakinkan pahat yang akan kita ganti berada
di depan kita sehingga baut kunci L mudah
dikendorkan
b. kendorkan baut L ukuran 6mm , maka
rumah pahat dapat dilepas untuk diganti
atau dilepas untuk tidak dipakai
c. Apa bila rumah pahat tidak dipakai harus
ditutup agar tidak kemasukkan air pendingin

7
B. OFFSET ALAT POTONG
Data panjang alat potong dapat diukur dan disimpan langsung ke dalam daftar TO
secara akurat dengan metode yang tepat. Data panjang alat potong yang akan
digunakan, diperoleh melalui pengukuran panjang alat potong yang diukur dari ujung
alat potong yang bersangkutan terhadap titik referensi baik pada sumbu X atau Z,
pengukuran jarak (tinggi) dari titik nol alat potong( ujung alat potong) ke titik referensi
alat potong dapat dilakukan dengan menggunakan teropong atau sistem sentuh.
Pemrograman alat potong dengan T AA BB
AA = berarti nomor alat potong pada tool turret BB
berarti nomor koreksi alat potong yang ditulis pada
memori data alat potong
Adapun data alat potong yang harus diisikan dalam
memori mesin adalah :
a. Panjang alat potong arah sumbu X
b. Panjang alat potong arah sumbu Z
c. Radius ujung alat potong R
d. Kode posisi alat potong L
1. Setting Tools (Data Titik Nol Alat Potong)
a. Prosedur penyentuhan /sayat alat potong
1) Pasang benda kerja yang berdiameter Ø30
dan panjang dari mulut chack 40mm.
2) Yakinkan pisau yang kita ukur aktif misalnya T
02 ( pahat rata )
3) Tekan RES agar kompensasi pisau tak
berpengaruh sehingga harga X dan Z yang ditunjukkan monitor adalah jarak
titik nol mesin ke titik nol alat potong baik arah sumbu X maupun Z
4) Putar spindel berlawanan arah jarum jam M04 dengan kecepatan 1000 rpm
5) Sentuhkan pahat pada diameter 30mm
kemudian catat harga X yang ditunjukkan
monitor ( misal X 100 mm) berarti data panjang
alat potong X = 100mm – 30mm = 70mm : 2 =
35mm yang penulisannya pada data tool Z-35.
00 mm

6) Sentuhkan pada permukaan silinder (face )


kemudian catat harga Z yang ditunjukkan monitor
(misalnya 120.00 mm) matikan spindelnya dengan
menekan OFF . tombol warna merah . berarti data

8
panjang alat potong Z = 120mm – 40mm -60mm (tebal chuch ujung
penjepit)= 20 mm yang penulisannya pada data tool Z-20.00

7) Masukkan data tsb pada tool data dengan kompensasi no 2 sebagai berikut
a) Masuk pada menu EDIT
b) Tekan SHIFT TO pilih nomer kompensasi 2 yaitu menekan
angka 2 ENTER maka krusor langsung menuju X ,kemudian
hapus dengan CW bila muncul alarm tekan RES kemudian
masukkan -35.00 ENTER kemudian krusor meloncat pada kolom Z
hapus data dengan CW masukkan data Z -20.00 ENTER kemudian
masukkan radius ujung runcing alat potong ENTER kemudian krusor
bergeser ke kolom L (kode posisi) masukkan 3 ENTER
c) Untuk keluar tekan RES
Nilai data panjang alat potong T 02 tersimpan pada nomor koreksi alat
potong T _ _ 02

Catatan:
Sesuai dengan contoh diatas, dimana alat potong ditempatkan dan dijepit pada
posisi 2, sedangkan nomor data panjang koreksinya disimpan pada 02 maka
dalam program (pemrograman) alamat Tool dipanggil dengan T0202. Apabila
alat potong yang akan digunakan tersebut dijepit pada posisi 9, sementara data
koreksi panjangnya disimpan pada nomor koreksi 10, maka alamat T dipanggil
dengan T0910, dan apabila alat potong ditempatkan dan dijepit pada posisi 7 dan
data koreksi panjangnya disimpan pada nomor koreksi 10 maka alamat T
dipanggil dengan T0710

b. Prosedur pengukuran alat potong


menggunakan teropong sebagai
berikut:
1) Pasang teropong pengukur dan
perlengkapan seting tool yang
terpasang pada nomor tool (misal 8)

2) Gerakkan pahat sehingga perlengkapan setting terlihat


pas ditengah tengah teropong kemudian tekan
SHIFT T00 ENTER

9
3) kemudian jauhkan pahat ke posisi aman putar dan pilih nomor pahat yang akan
diukur (misal T03) dengan

4) Gerakkan pahat sehingga terlihat pas ditengah tengah


teropong kemudian tekan SHIFT T03 ENTER
Secara automatis data T 03 03 masuk memori
5) Untuk pahat lain dilakukan urutan yang sama N 3 dan N4

c. Pembetulan (Koreksi) Data Panjang Alat Potong


Dalam implementasi data panjang alat potong yang tersimpan dalam
daftar TO pada proses pemesinan bisa tidak tepat .
ketidak tepatan ini dapat diakibatkan antara lain:
1) Kesalahan baca atau paralaks, dan
2) Kesalahan (kerusakan) alat pemeriksa atau alat ukur itu sendiri
Ada tiga kemungkinan yang terjadi :
1) Data yang dimasukkan lebih pendek dari panjang sebenarnya ,berarti
dalamnya pemakanan lebih dalam
2) Data yang dimadukkan tepat dari panjang sebenarnya berarti
dalamnya pemakanan sesuai
3) Data yang dimasukkan lebih panjang dari panjang sebenarnya ,berarti
dalamnya pemakanan lebih tipis

Untuk mengetahui data alat potong benar, dilakukan dengan


menyayatkan pisau tipis kemudian matikan putaran spindel dan biarkan pahat
tetap menyentuh permukaan bendakerja kemudian tekan EXECUTIO N.
ketik G 55 ENTER . T0303 ENTER kemudian tekan CYCLE START
apabila sumbu X pada monitor 30 mm berarti entre data alat potong benar,
tetapi kalau menunjukkan 29,5mm berarti data yang dimasukkan terlalu pendek
harus dikurangi 0,5 : 2 menjadi -34.75 sebaliknya monitor menunjuk30,5
mm ,maka data harus ditambah 0,5 :2 m menjadi -35.25
Masukkan data tsb dengan menekan EDIT SHIFT TO 3
ENTER
ubah data dengan menekan tombol arah X atau Z bila muncul alarm tekan RES
atau hapus langsung hapus data dengan menekan CW kemudian tulis

data yang benar diakhiri ENTER


Contoh:
• Penekanan tombol X satu kali, data pada alamat kursor berada akan
bertambah atau berkurang 0,1mm, tergantung dari tanda arah sumbu yang
ditekan (+atau -)

10
• Penekanan tombol Z satu kali, data pada alamat kursor berada akan
bertambah atau berkurang 0,001mm, tergantung dari tanda arah sumbu
yang ditekan (+ atau -)

2. Offset Pergeseran Posisi


System koordinat dapat digeser (dialihkan) dari titik nol mesin ke suatu titik lain
yang dikehendaki oleh pemrogram yang disebut dengan Penggeseran Posisi Offset
(PSO). Data penggeseran yang merupakan koordinat(X,Z) baru disimpan di dalam
daftar PSO.Ada lima kemungkinan, yakni dengan G54, G55, G57, G58, dan G59.
Kelima fungsi G pengamatan data PSO ini dibagi dalam 2 kelompok utama (lihat
struktur pengelompokan kode – kode G), dimana masing – masing kelompok dapat
dibatalkan dengan G53 dan G56
G53 Membatalkan G54 dan G55
Kelompok 3 G54 Mengaktifkan penggeseran posisi 1
G55 Mengaktifkan penggeseran posisi 2
G56 Membatalkan G57, G58 dan G59
G57 Mengaktifkan penggeseran posisi 3
Kelompok 5
G58 Mengaktifkan penggeseran posisi 4
G59 Mengaktifkan penggeseran posisi 5

Penggeseran Posisi dengan G54


a. 40 mm adalah jarak penempatan benda kerja yang diukur dari titik nol mesin (M) ke
titik nol benda kerja (W) arah sumbu +X

b. Pemindahan titik nol dapat dilakukan dengan G 92


yang jaraknya 110mm dari titik nol mesin dan akan
dibatalkan dengan G 56
penggeseran tersebut diatas dapat dipanggil dengan
N… G92 X 0 Z 110.
c. Penggeseran juga dapat menggunakan kelompok
utama dan kelompok tambahan (lihat ilustrasi
gambar disamping) dapat dipanggil :
N….. G54 G92 X0 Z 85mm dan akan
dibatalkandengan G 53 dan G56

11
1. Setting PSO
Setting PSO untuk jenis mesin bubut yang diubah /dipindahkan titik yang berada
pada sumbu mesin jadi nilai X tidak diubah tetap nol, yang diubah adalah nilai Z
1) Yakinkan kita bekerja pada mode MANUAL dan posisi feedred 100%
2) Posisikan toolturet yang kosong kemudian tanpa putaran spindel dekatkan pada
mulut chuck
3) Ukur dan catat jarak terdekat mulut ragum dengan sisi toolturet terluar (misalkan
50.) dan pada saat itu monitor menunjukkan Z 230.maka titik nol mesin harus
dipindahkan 230-50 = 180.gar posisikya dimulut chuck
4) Cara memasukkan data PSO pada mesin CNC
a) Pindahkan kemenu EDIT
b) Masuk ke PSO dengan menekan SHIFT PSO
c) Untuk mengisi G55 pilih angka 2 ENTER krusor meloncat ke posisi
X karena harga X harus nol maka tekan CW ENTER kemudian
krusor meloncat Z
d) Isikan nilai perpindahan yaitu 180 dengan menekan 180 ENTER untuk
.
menghapus data yang tak dipakai bila muncul Alarm tekan RES kemudian
hapus data dengan CW data baru masukkan kemudian ENTER
5) untuk keluar tekan RES

C. DASAR PEMROGRAMAN MESIN CNC ET 242

1. Sistem Persumbuan Mesin Bubut Cnc


Minimal ada dua sumbu pada mesin bubut CNC
ET 242
a. Sumbu horisontal yang diberi notasi Z
gerakan nya kekanan dan kekiri . kekanan
arah positif dan kekiri negatif
b. Sumbu melintang yang diberi notasi X arah
gerakkannya kemuka dan kebelakang . Kemuka menjauhi kita arah negatif dan
kebelakang mendekati kita arah positif
2. SIstem Ukuran
Sistem ukuran yang disediakan pada mesin CNC ET 242 ada dua yaitu sistem
inkrimental dan sistem absolut. Kedua sistem ini diharapkan saling mendukung dan
melengkapi untuk mempermudah programer dan operator
Dengan adanya sistem referensi berarti kecenderungan program dibuat/ditampilkan
dalam harga absolut dengan notasi X ,Z sedangkan untuk harga inkrimentak dengan

12
notasi U , W dan selanjutnya penulis cenderung menggunakan sistem absolut
karena ternyata lebih mudah
a. System pemrograman incremental
System pemrograman incremental adalah salah satu sistem pemrograman,
dimana titik nol pengukuran lebih dari satu. Dengan kata lain bahwa titik akhir
lintasan (pengukuran) pertama adalah titik awal (nol) lintasan (pengukuran)
berikutnya. Koordinat lintasan inkremental: Koordinat titik awal = 0,0
System Inkrimental
gerakkan U W
0 1 -3 0
1 2 0 -2.5
2 3 1 0
3 4 0 -1
4 5 2 -2

b. Sistem pemrograman absolute


Sistem pemrograman absolute adalah salah satu sistem pemrograman,
dimana dasar lintasan (pengukuran) data geometris selalu didasarkan atas
satu titik awal (titik nol).
Koordinat lintasan absolute: Koordinat titik awal = 0,0

Sistem Absolut
gerakkan X Z
0 1 -3 0
1 2 -3 -2.5
2 3 2 -2.5
3 4 -2 -4
4 5 0 -6

Catatan: Alamat persumbuan X, Z untuk absolut, dan U, W untuk inkremental.

Nomer program ini dikelompokkan dalam 3 bagian utama, yakni:


a. Nomor Program Utama
Program utama ini diberi nomor mulai dari O0000 s.d O0079 dan O0256 s.d O6900
b. Nomor Sub-program
Sub-program ini diberi nomor mulai dari O0080 s.d O0256.
c. Nomor Program Poligon
Program poligon diberi nomor Sistem pemrograman campuran

13
3. Program CNC
Program CNC merupakan kumpulan blok blok informasi dan perintah yang tersusun
secara sistematis yang diperlukan untuk proses pembuatan pembuatan bendakerja.
Informasi dan perintah ditampilkan berupa angka dan huruf yang dikenal oleh mesin
CNC.
Setiap program CNC secara otomati tersimpan didalam memori mesin dengan
nomer program O00 sampai O 6900
Mulai dari O7000 s.d O9999.

4. Informasi dan perintah program


Isi program ini adalah sekumpulan blok data yang terdiri dari sejumlah informasi dan
perintah yang berbentuk angka dan hurufsebagai berikut
O Untuk nomer program
N untuk data nomor blok, misal: N0000.
G untuk fungsi kerja dengan kombinasi angka, misal: G02.
M untuk kata fungsi bantu. Misal: M03
X untuk data geometris arah lintasan absolute pada sumbu X
Z untuk data geometris arah lintasan absolute pada sumbu Z
F untuk data kecepatan pemakanan.
S untuk data kecepatan putar spindel.
T untuk data posisi dan data kompensasi panjang alat potong.
I untuk parameter radius arah sumbu X.
K untuk parameter radius arah sumbu Z

5. Akhir program
Yang dimaksud dengan akhir program adalah penutup program yang terdiri dari
dua macam, yakni:
a. Penutup program dengan M30. Dan
b. Penutup sub-program dengan M17

PENJELASAN PERINTAH DALAM PEMROGRAMAN

G00 GERAKAN CEPAT

X Z
N…. G00 ±43 ±43
U W

G00 adalah gerak lurus cepat tanpa penyayatan


N adalah nomor blok
X ordinat titik tujuan arah sumbu X
(inkrimental W)
Z ordinat titik tujuan arah sumbu Z( inkrimental
W)

Pemrogramannya :
N….G00 X Z absolut

N…..G00 U W inkrimental
14
Pemrograman absolut

PEMROGRAMAN ABSULOT PEMROGRAMAN INKRIMENTAL

N 100 ……….. N 100 ……………….


N110 G00 X40.000 Z 2.000 N 110 G00 U -6.000 W-9.000
N120 …………. N120 ………………

G 01 GERAKKAN INTERPOLASI LURUS

X Z
N4 G01 ± 43 ±43 F4
U W

alamat Satuan Penjelasan keterangan

N Nomor blok
G01 mm Gerakkan inter polasi lurus
X, U mm koordinat titik tujuan x,z
Z,W Absolute U , W inkrimental
F mm/menit Kecepatan penyayatan
μm/put

G01 adalah gerakkan lurus maka asutan harus diprogram


dalam (mm/menit) (G94) atau (μm/put) (G95 )

Lihat gambar disamping :

N… G00 X1 (-U1)
N… G01 -Z1 (-W1) F..
N…. … X2 (+U2) -Z2 (-W2) F….
N ….G00 X0(+U3) +Z0 (+W3)

Prog absolute Prog inkrimental

N100 ….. N100 .


N110 G00 X42 Z2 N110 G00
N120 X36 N120 U -3.
N130 G01 Z-60 N130 G01 Z-62 F…

15
N140 G01 X40 Z-62 F.. N140 G01 U2. W-2 F..
N150 G00 X 42 Z2 N150 G00 U 1 W 64
N160 ……. N160….

G02/G03 GERAKKAN RADIUS


G02 GERAKKAN MELINGKAR ARAH JARUM JAM
G03 GERAKKAN MELINGKAR BERLAWANAN ARAH JARUM JAM

G02 X Z
N4 ±43 ±43 I ±43 J ±43 F4
G03 U W

alamat satuan Penjelasan keterangan


N Nomor blok
G02 Gerakkan inter polasi melingkar
searahjarum jam
mm
G03 interpolasi melingkar berlawanan arah
jarum jam

X, U mm Koordinat titik tujuan x,z Absolute U ,


Z,W W inkrimental
I,K mm Koordinat titik awal melingkar terhadap
titik pusat lingkaran

F mm/menit Kecepatan penyayatan


μm/put

1. Degan pengendali ini dapat digunakan untuk membuat radius dalam ketiga bidang
2. Pemrograman didasarkan pada titik pusat
3. Busur yang dibuat mencapai 180° dalam satu blok

N…… G02 X 8. Y 8. I 5 J 0 N…… G02 U 5. V 5 I 5 J 0

Gerakkan dari Po menuju P1 Gerakkan dari Po menuju P1

contoh

16
Program absolute

N…. G01 X28. Z0 F…. N…..G01 X20 Z0 F….


N…..G01 X28. Z-40. F…… N…..G01 X20 Z-30.
N…..G03 X40. Z-46. I 0 K-6. F… N…..G02 X40. Z-40 I 10. K00.F…

program inkrimental

N…. G01 … .. F…. N…..G01 ……….. F….


N…..G01 U 0. W-40. F…… N…..G01 U 0 W -30.F…
N…..G03 U6.. W-6. I 0 K-6. F… N…..G02 U 10. W-10 I 10. K00.F…

PERINTAH TINGGAL DIAM ( G04


D4 dalam 1/10 detik N10 G04 D4 20 M03
N20 G00 X50 Y 50.
Artinya spindel diputar setelah 2 detik ,kemudian ke blok 20

G 25 PEMANGILAN SUB PROGRAM DAN


M17 SUB PROGRAM BERAKHIR

1. Sub program dipanggil dengan sub program atau program utama .


2. Sub program memiliki struktur yang sama seperti program utama
3. Nomer sub program O 80 sampai O 99
4. Sub program diakhiri dengan M17
5. Sub program dipanggil dengan G 25

N…… G 25 L a b…..

a = Nomer sub program b. = pengulangan berapa kali

Program pokok nomer O 10 sub program nomer O81


dipanggil 4 kali jalan

17
program pokok nomer O 10 sub program pertama nomer O 80
sub program kedua nomer O 95 sub program ketiga nomer O 81

G27 PERINTAH MELOMPAT TANPA SARAT

N….. G27 L.4.

L 4 alamat blok yang dituju

G42 KOMPENSASI RADIUS SEBELAH KANAN

G41 KOMPENSASI RADIUS SEBELAH KIRI

G40 PEMBATALAN KOMPENSASI RADIUS

G42 G41

1. Kompensasi radius pisau tak boleh diaktifkan atau dibatalkan dalam blok
G02/G03 akan dapat alarm 520
2. Dalam blok G01/G00 harus diprogram perubahan X atau Z bila tak terpenuhi
akan muncul alarm 520
3. Pada pengaktifan atau pembatalan tidak diperlukan gerakan hanya perubahan
harga pada bidang interpolasi

18
4. Selama G41/G42 aktif tidak diperbolehkan ganti alat potong akan muncul
alarm 360
5. Perubahan langsung dari G41 ke G42 atau sebaliknya menimbulkan alarm 530
6. Lebih dari 5 blok kosong tanpa perintah X, Z atau muncul alarm 500
7. Minimal diperlukan 2 blok untuk memprogram perubahan X Z jika tidak muncul
alarm 510

G84 SIKLUS PEMBUBUTAN MEMANJANG

X Z Po Do
N.. G84 ± 43 ± 43 ± 43 ±5 D3 5 F4
U W P1 D2

Pemrograman:
N Nomor blok
G84 siklus pembubutan meman
jang
X,U Harga koordinat sudut
kontur K absolute dan
Z,W inkrimental

Po ukuran tirus sumbu X(U)


P2 ukuran tirus sumbu Z(W)
D0 kelebihan ukuran sumbu X
D2 kelebihan ukuran sumbu Z
D3 dalamnya setiap penyayatan
F asutan

19
contoh : absolut
N…..G00 X40. Z2.
N…..G84 X26 Z -40 D3 2000 F200

Contoh : Inkrimental
N…..G00……
N….. G84 U -7. W -42. D3 2000 F200

contoh :absolute
N…..G00 X 42. Z 2.
N….. G84 X 24. Z-40. Po -4.199 D3 2000
F 200

contoh : inkrimental
N…..G00…..
N…..G84 U-9. W -42. P0 -4.199 D3 2000
F 100

contoh: absolute
N…..G00 X42 Z 2.
N….. 84 X 24. Z -40. P0 -4.199 P2 -11.111
D0 500 D2 400 D3 2000 F 200

Contoh : inkrimental
N….. G00 …..
N…..G84 U -9. W -42. P0 -4.199 P2-11.111
D0 500 D2 400 D3 2000 F 200

Apabila koordinat Z(W) diprogram sebelum X(U)


computer akan melaksanakan pembubutan
melintang

20
G85 SIKLUS PEMBUATAN ULIR

X Z
N G85 ±43 ±43 P2± 5 D3 5
U W

D4 2 D5 2 D6 5 D7 1 F4

pemrograman:
N nomor blok
G85 siklus penguliran
X,U koordinat titik ulir K atau N absolut dan
inkrimental
Z,w
P2 jalan keluar penguliran
D3 lihat tabel
D4 jumlah pemotongan kosong
D5 sudut ulir
D6 dalamnya ulir
D7 lihat tabel
F kisar ulir

Tabel D7 dan D 3 :
Jika D7 diprogram 0 , 1 , 2, 3 maka D3 mewakili dalamnya pemotongan

Jika D7 diprogram 4, 5, 6, 7 maka D3


mewakili jumlah pemotongan pemotongan

Contoh 1 : ulir M30x2mm


Siklus penguliran memanjang dengan
pemrograman diameter dalam
K ,penyelaman D3,dalamnya ulir D6, dan
kisar ulir F
absolut
N…. G00 X 31. Z 2.
N… G85 X 27.546 Z -42. D3 600
D6 1227 F2000 D4 3 D5 60

21
Inkrimental
N….. G00 …
N……G85 U -1.727 W -44. D3 600 D6 1227 F 2000

CONTOH 2 : ulir M30x2mm


Siklus penguliran memanjang dengan pemrograman diameter dalam K ,jalan
keluar miring P2 ,penyelaman D3,dalamnya ulir D6, dan kisar ulir F

Absolute

N…. G00 X 31. Z 2.


N… G85 X 27.546 Z -40. P2 -2. D3 600
D6 1227 F2000 D4 3 D5 60

Inkrimental
N….. G00 …
N……G85 U -1.727 W -42. P2 2. D3 600 D4
3 D5 60 D6 1227 F 2000

CONTOH 3 : ulir M30x2mm


Siklus penguliran memanjang dengan pemrograman diameter nominal N jalan
keluar miring P2 ,penyelaman D3,dalamnya ulir D6, dan kisar ulir F
Absolute

N…. G00 X 31. Z 2.


N… G85 X 30. Z -40. P2 -2. D3 6
D4 3 D5 60 D6 1227 D6 1227 F2000

Inkrimental
N….. G00 …
N……G85 U - D3 6 0.5 W -42. P2 2
D3 6 D4 3 D5 60 D6 1227 F 2000

G86 SIKLUS PENGALURAN (SISI MEMANJANG)


X Z
N G86 ±43 ±43 D3 5 D4 5 D5 5 F4
U W

pemrograman:
N nomor blok
G86 siklus pengaluran
X,U koordinat titik ulir K atau N absolut dan
inkrimental
Z,w
D3 lihat tabel
D4 waktu tinggal diam
D5 lebar pahat
F kisar ulir

22
Contoh 1
Siklus pengaluran sisi memanjang tanpa pembagian
pemotongan lebar pahat D5 harus diprogram
absolut
N…. G00 X 42. Z -27.
N… G86 X 30. Z -27. D5 3000 F100

Inkrimental
N….. G00 …
N……G86 U -6. W -3. D5 3000 F100

Contoh 2
Siklus pengaluran sisi memanjang tanpa pembagian
pemotongan lebar pahat D5 harus diprogram

absolut
N…. G00 X 42. Z -24.
N… G86 X 26. Z -32. D3 1500 D5 3000 F100

Inkrimental
N….. G00 …
N……G86 U -8. W -8. D3 1500 D5 3000 F100

G87 SIKLUS PENGEBORAN DENGAN PEMUTUS TATAL

Z
N G87 ±43 D3 5 D4 5 D5 5 F4
W
D6 5

pemrograman:
N nomor blok
G87 siklus pengeboran dengan pemutus tatal
Z,w koordinat titik tujuan Z absolut dan
inkrimental
D3 dalamnya pemboran pemotongan pertama
D4 waktu tinggal diam pada titik tujuan
D5 prosentase pengurangan dalamnya
pemotongan
D6 dalamnya pengeboran minimal
F kisar ulir

23
G88 SIKLUS PENGEBORAN DENGAN PENARIKAN

Z
N G88 ±43 D3 5 D4 5 D5 5 D6 5 F4
W

pemrograman:
N nomor blok
G88 siklus pengeboran dengan penarikan
Z,w koordinat titik tujuan Z absolut
dan inkrimental
D3 dalamnya pemboran pemotongan
pertama
D4 waktu tinggal diam pada titik tujuan
D5 prosentase pengurangan dalamnya
pemotongan
D6 dalamnya pengeboran minimal
F kisar ulir

Contoh 1
Siklus pengeboran sekali jalan
absolut
N…. G00 X0. Z 3.
N… G87 Z -26. F100
Inkrimental
N….. G00 …
N……G87 W -29. F100
D3,D4,D5,D6 tidak diprogram

Contoh 2
Siklus pengeboran dengan D 3 tanpa D5 atau D6
absolut
N…. G00 X0. Z 3.
N… G87 Z -26.D3 6000 F100

Inkrimental
N….. G00 …
N……G87 W -29. D3 6000 F100

D. EDITTING
MENU EDIT siswa dapat memanggil,menulis,menhapus memuat menyimpan program antara
lain yang dapat dilakukan melakukan :

Menghapus tayangan monitor tekan RES

MELIHAT NOMER PROGRAM YANG TERSIMPAN PADA COMPUTER

SHIFT L ENTER

MEMANGGIL NOMER PROGRAM YANG TERSIMPAN (MISAL NOMER 20)

SHIFT O 20 ENTER

24
MENGHAPUS PROGRAM (MISAL NOMER 22)

SHIFT O 22 ENTER SHIFT C.Pr

MEMASUKKAN NOMER PROGRAM (MISAL 10)

SHIFT O 10 ENTER ENTER STORE NEXT ENTER

MENGGANTI NOMER PROGRAM (MISAL N0MER 10 DIGANTI 18 )

SHIFT O 10 CE 3X SHIFT O 18 ENTER


nomer program diatas langsung ganti

MEMANGGIL NOMER BLOK (MISAL NOMER BLOK 240 )

N 240 ENTER maka posisi Krusor pada N240

MENGGANTI NOMER BLOK (MISAL NOMER BLOK 300 DIGANTI 320)

N 300 CE 4X
setelah semua dijit nomer terhapus

masukkan N 320 ENTER

MENYISIPKAN NOMER BLOK( MISAL NOMER 291 )

N 291 ENTER setelah ada informasi New tekan ENTER

E. AUTOMATIS CNC
Untuk melihat kebenaran user dapat menggunakan 2 cara
1. Uji program (misalnya program nomer O 12)
a. Buka program O12
b. Memasukkan N 1000 ENTER maka krusor akan menuju
nomer yang paling ahkir setelah M30
c. Tekan CYCLESTART uji program selesai apabila krusor berada pada
M30
Uji coba program sistim ini hanya mengetahui bahwa program bisa dibaca dan
dilaksanakan oleh computer,belum bisa mendeteksi kebenaran gerakkan dari pisau
frais (misal G02/03 ,pengaruh G41/42 dll)
2. Uji jalan program (penjajagan)
Pada uji jalan ini dapat dilakukan blok perblok(single) atau keseluruhan yang harus
melepas benda kerja dari chuck , Untuk pisau bergerak dengan kecepatan G00 dan
tanpa putaran spindle oleh karena itu konsentrasi dan hati hati sangat diperlukan,
untuk mengatur kecepatan memutar feedret kearah 0 dan bila menghentikan

25
gerakan tekan tombol FEEDHOLD untuk menggagalkan tekan tombol RES uji
jalan dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut :
a. Pada menu EDIT panggil nomer program yang akan diuji
b. Lepas benda kerja dari chuck
c. Pindah kemenu AUTOMATIK tekan RES untuk memastikan krusor berada di
N00
d. Putar feedret kearah Nol
e. Tekan CYCLESTAR kemudian feedret diputrar pelan pelan untuk
T
memastikan aman
f. Amati gerakkan setiap blok bila ada yang salah tekan RES atau FEEDHOLD
Untuk menggagalkan proses atau menhentikan proses
g. Proses uji program selesai apabila krusor mencapai N00 kembali

3. Pelaksanaan program secarta outomatis


Pelaksanaan program secara outomatis dapat dilaksanakan setelah setelah uji
program dan uji jalan hasilnya sesuai dengan program dengan urutan sebagai
berikut :
a. Tekan EDIT ,panggil nomor program yang akan digunakan
b. Yakinkan feedret pada posisi F =0
c. Tekan CYCLESTAR putar feedret pelan pelan sampai yakin aman
d. Amati gerakkan setiap blok bila ada yang salah tekan RES atau FEEDHOLD
atau
Untuk menggagalkan proses atau menhentikan proses
e. Proses uji program selesai apabila krusor mencapai N00 kembali
f. Apabila sedah selesai benda kerja kita lepas kemudian kita amati apakah
sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum ,kalau belum kita cari dimana
letak kesalahannya dan menentukan bagaimana solusi berbaikkannya

26
F PENUTUP
Buku ini betul betul sangat singkat merupakan pengantar tingkat basic sehingga
kalau ingin lebih mendalam silahkan bukan referensinya
harapan penulis buku ini dapat membatu peserta didik dalam belajar CNC dan mohon
maaf bila masih banyak kekurangannya

27
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1988, Petunjuk Pemrograman - Pelayanan EMCO PU 3A ,EMCO MAIER & CO,
Hallein, Austria

Anonim, Teacher `s Handbook EMCO VMC 200 , EMCO MAIER & CO, Hallein, Austria

Anonim, 1995, Mesin Frais CNC Lanjut, DepDikNas, Jakarta

28

Anda mungkin juga menyukai