Anda di halaman 1dari 12

- Siklus replikasi virus: perlekatan, penetrasi,

uncoating, replikasi, perakitan, dan


pelepasan.

b. Monera
- Monera merupakan makhluk hidup seluler
yang tergolong kedalam archaeabacteria dan
eubacteria.
- Archaeabacteria merupakan golongan
makhluk hidup seluler yang dapat hidup
pada kondisi lingkungan yang sangat
ekstrem, seperti pada kondisi kadar garam
yang tinggi, suhu yang ekstrem atau
kandungan kimia yang tinggi. Selain
archaebacteria, ada golongan eubacteria.
- Eubacteria digolongkan kedalam bakteri
sejati. Bakteri dapat berbentuk
batang, bulat, spiral. Beberapa bakteri dapat
bergerak dengan bantuan alat gerak berupa
flagella

c. Protista
Selain monera terdapat juga golongan Protista.
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam
kerajaan Protista memiliki sel eukariotik.
Protista memiliki tubuh yang tersusun
atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak
berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki
sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok
ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan
(ganggang), Protista menyerupai jamur, dan
Protista menyerupai hewan (protozoa).

2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Sistem klasifikasi Filogenetik


modul ini 2. Kladogram
3. Menentukan Keanekargaman hayati di berbagai
tingkatan
4. Klasifikasi Protista
3 Daftar materi yang sering mengalami 1. Kladogram
miskonsepsi 2. Reproduksi Virus
3. Jenis Virus dengan Bakteri
atau kerucut mengandung 2 daun buah
(tempat menempel bakal biji), yaitu
makrosporangium dan mikrosporangium
yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan
hampir selalu dengan bantuan angin
(anemogami). Serbuk sari langsung jatuh
pada bakal biji, dengan jarak waktu
penyerbukan sampai pembuahannya relatif
panjang. Sel kelamin jantan umumnya
berupa spermatozoid yang masih bergerak
dengan aktif.

Kegiatan Belajar 4 Virus, Protista dan Monera


Pada kegiatan belajar 4 dari modul 1 tentang Virus,
Monera dan Protista, pokok materi yang akan
dibahas adalah :
a. Virus
Virus merupakan agen infeksius yang
berukuran kecil dan komposisi sederhana yang
hanya dapat berkembang biak di sel hewan,
tumbuhan, atau bakteri (sel hidup).
- Sejarah Penemuan Virus
- Virus menempati posisi taksonomi khusus:
bukan tanaman, hewan, atau bakteri
prokariotik (organisme sel tunggal tanpa
nuklei yang ditentukan), dan umumnya
ditempatkan di taksonomi sendiri.
- virus seharusnya tidak dianggap organisme,
dalam arti yang paling ketat, karena tidak
hidup bebas; yaitu, tidak dapat mereproduksi
dan melakukan proses metabolisme tanpa
sel inang.
- Struktur tubuh virus yang hanya memiliki
satu jenis asam nukleat (DNA atau RNA)
memungkinkan virus untuk melakukan
penetrasi pada sel inang. Daur hidup virus
ketika sudah masuk kedalam sel inang
adalah secara litik atau lisogenik.
- Strukturnya terdiri atas kapsid, asam
nukleat, leher, selubung, serta ekor.
- Fungsi Struktur virus
- Virus merupakan patogen intraseluler
obligat, virus tidak dapat bereplikasi tanpa
ada sel inang.
- Reproduksi Virus
Siklus replikasi virus: perlekatan, penetrasi,
uncoating, replikasi, perakitan, dan
pelepasan.
perbandingan genom kemungkinan akan
menggantikan phenotypical (phenetic)
taksonomi
- Tujuan dari sistematika yaitu untuk
menciptakan suatu klasifikasi yang
mencerminkan sejarah evolusi organisme.
- Pengelompokan spesies ke
dalam taksa : monofiletik, Polifiletik, dan
Parafiletik
- Pengelompokan organisme terdiri dari:
Phenetic sistem dan Filogenetik sistem
2. Klasifikasi tumbuhan lumut (Briophyta)
- Bryophyte berasal dari bahasa Yunani,
bryum yang berarti lumut dan phyta artinya
adalah tumbuhan. Kelompok tumbuhan ini
merupakan tumbuhan nonvaskular atau
tidak mempunyai pembuluh angkut (xylem
dan floem) Daun tumbuhan lumut dapat
berfotosintesis.
- Tumbuhan lumut adalah golongan
tumbuhan tingkat rendah yang
filogenetiknya lebihtinggi dari pada algae
karena dalam susunan tubuhnya sudah ada
penyusuaian diri terhadap lingkungan hidup
didarat, gametangium dan spongariumnya
multiseluler, dan dalam perkembangan
sporofitnya membentuk embrio. Meskipun
tumbuhan lumut hidup didarat tetapi
untuk terjadinya pembuahan masih tetap
memerlukan air, hingga tumbuhan lumut
disebut tumbuhan amfibi.
3. Klasifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta)
- Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan
golongan tumbuhan Kormophyta karena
sudah memiliki akar, batang, dan daun
sejati.
- Secara umum, karakteristik tumbuhan paku
mempunyai : Lapisan pelindung sel yang
terdapat di sekeliling organ reproduksi.
Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh.
Sistem transportasi internal yang berfungsi
sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral
dari dalam tanah.
4. Klasifikasi tumbuhan berbiji
(Spermatophyta)
- Tumbuhan Gymnospermae mempunyai
sistem akar tunggang dan batang tegak lurus
atau bercabang-cabang. Akar dan batang
berkambium sehingga selalu mengadakan
pertumbuhan menebal sekunder. Strobilus
6. Kelas Mammalia (binatang
menyusui)

Kegiatan Belajar 3 Klasifikasi Tumbuhan


Pada kegiatan belajar 3 dari modul 1 tentang
Klasifikasi Tumbuhan, pokok-pokok materi
yang akan dibahas adalah :
a. Sistem klasfikasi tumbuhan
- Klasifikasi Tumbuhan merupakan
pembentukan kelompok-kelompok dari
seluruh
tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat
disusun takson-takson secara teratur
mengikuti
suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan
dasar dalam mengadakan klasifikasi
berbeda-beda
tergantung orang yang mengadakan
klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai
dengan pengklasifikasian itu.
- Berdasarkan perkembangan sistem
klasifikasi, dikenal sistem klasifikasi alami,
buatan dan filogenetik.
- Sistem klasifikasi filogenetik pada
tumbuhan merupakan kajian mengenai
hubungan evolusi diantara organisme atau
gen dari unit taksonomi, dipelajari
menggunakan kombinasi antara biologi,
molekuler dan teknik statistik.
- Dasar klasifikasi digunakan dalam sistem
filogenetik adalah persamaan dan perbedaan
sifat morfologi, anatomi dan molekuler.
- Sistem tersebut mencerminkan urutan
perkembangan serta jauh dekatnya
kekerabatan antartakson, selain
mencerminkan persamaan dan perbedaan
sifat berupa morfologi, anatomi.
- Taksonomi filogenetik merupakan
pengelompokan spesies atau jenis baru
dengan cara analisis molekuler dan
morfologi.
- Klasifikasi sistem filogenetik disusun
berdasarkan persamaan fenotip yang
mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal,
tingkah laku yang dapat diamati, dan
pewarisan keturunan yang mengacu pada
hubungan evolusioner jenis nenek moyang
hingga cabang-cabang keturunannya.
- Filogenetik pemisahan ke dalam hubungan
evolusioner (clades), berdasarkan
- Pembagian klasifikasi terbagi atas :
klasifikasi empirik dan klasifikasi rasional.
Klasifikasi rasional terbagi atas: a.
Klasifikasi Praktis; b. Klasifikasi Buatan; c.
Klasifikasi Fenetik; d. Klasifikasi
Filogenetik; d. Klasifikasi Alamiah.
- Sistematika biologi itu dapat didefinisikan
sebagai Ilmu yang secara ilmiah
mempelajari keanekaragaman makhluk
hidup serta sejarah hubungan
kekerabatan evolusi yang ada di antara
mereka
- Tahapan Klasifikasi
Meliputi pencandraan (identifikasi),
pengelompokkan dan pemberian nama
takson.
- Pengelompokan sistem klasifikasi, yaitu
sistem alami, sistem buatan, dan
sistem filogenik.
- Makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan
menjadi 5 kingdom
(diusulkan oleh Robert Whittaker tahun
1969). Kelima kingdom tersebut antara lain
: Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan
Animalia.
- Urutan takson terdiri dari: Kingdom;
Filum/divisio (keluarga besar); Kelas
(classis); Ordo (bangsa); Family
(Famili/keluarga); Genus (marga); Species
(jenis).
- Dasar-dasar Klasifikasi Hewan
1. Berdasarkan persamaan
2. Berdasarkan perbedaan
3. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
4. Berdasarkan Ciri Biokimia
- Klasifikasi Hewan
Filum Porifera, Coelenterata,
Platyhelminthes, Nematoda, Annelida,
Molusca, Arthropoda, Echinodermata,
Chordata,
Keragaman Vertebrata meliputi
1. Kelas Chondrichthyes (Ikan
bertulang rawan, hiu dan pari)
2. Kelas Ostechthyes (Ikan bertulang
keras)
3. Kelas Amfibi (Katak dan
Salamander)
4. Kelas Reptilia (reptile)
5. Kelas Aves ( burung dan unggas)
b. Prinsip Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
- Sistem klassifikasi makhluk hidup terus
berkembang sesuai dengan perkembangan
teknologi.
- Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan
morfologi, anatomi,fisiologi, dan cara
perkembangbiakannya
- Klasifikasi membentuk kelompok-
kelompok yang disebut takson.
- Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk
hidup diberi nama berdasarkan kelompok
yang dimilikinya.
- Sistem tata nama yang dipakai adalah sistem
tata nama biner yang disebut binomial
nomenclature yang diperkenalkan oleh
Carolus Linnaeus yang dijuluki Bapak
Taksonomi.
- Tujuan Klasifikasi untuk mendeskripsikan
ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan
tiap-tiap jenis agar mudah dikenal,
mengetahui hubungan kekerabatan
antarmakhluk hidup, mempelajari evolusi
makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
c. Konsep dan Prinsip dasar Klasifikasi
Untuk mempermudah mengenali,
membandingkan, dan mempelajari
makhluk hidup, maka diperlukan suatu
kegiatan yang disebut dengan klasifikasi.
- Klasifikasi adalah suatu cara
pengelompokan yang didasarkan pada ciri-
ciri tertentu.
- Taksonomi merupakan salah satu cabang
ilmu Biologi yang membahas tentang
pencirian, penggolongan atau
pengelompokan, penamaan dan hubungan
kekerabatan pada tumbuhan.
Jenis taksonomi berdasarkan
perkembangannya yaitu taksonomi
numeris dan genetik.
Sifat dan ciri taksonomi sangat penting
sebagai sumber bukti taksonomi untuk
memecahkan berbagai permasalahan
taksonomi. Sumber bukti taksonomi
dapat berupa, morfologi, embriologi,
anatomi, sitologi, fisiologi dan
penyebaran geografis.
- Pengelompokan dan pendekatan dalam
taksonomi meliputi: pendekatan
taksonomi tradisional, taksonomi moderen,
taksonomi numerik dan taksonomi kimia.
1. Konservasi in situ
Konservasi in situ adalah konservasi
tumbuhan dan atau satwa yang
dilakukan di dalam habitat alaminya.
Konservasi ini merupakan proses
dalam melindungi spesies tumbuhan
atau satwa yang terancam punah di
habitat aslinya karena berbagai faktor,
seperti kerusakan habitat, predator dan
lainnya. Contohnya :
a. Kawasan Taman Nasional
(mencakup definisi, karakteristik
dan tujuan)
b. Kawasan Taman Hutan Raya
(mencakup ciri/karakteristik dan
tujuan)
c. Kawasan Taman Wisata Alam
a. Kawasan Cagar Alam (mencakup
ciri/karakteristik dan tujuan)
b. Suaka Margasatwa (mencakup
ciri/karakteristik dan tujuan)

2. Konservasi ex situ.
Konservasi ex situ adalah konservasi
tumbuhan dan atau satwa yang
dilakukan di luar habitat alaminya.
Pengelolaan konservasi berdasarkan
Peratutran Pemerintah.
- Contoh konservasi ex situ : kebun binatang,
kebun botani, taman safari, taman satwa
(mencakup definisi dan karakteristiknya)
- Fungsi Lembaga Konservasi

Kegiatan Belajar 2 Prinsip Dasar Klasifikasi


Makhluk Hidup dan Klasifikasi Hewan
Dalam kegiatan belajar ini dibagi menjadi
tiga pokok bahasan materi yaitu ciri makhluk
hidup, prinsip dasar klasifikasi makhluk
hidup, klasifikasi hewan.
a. Ciri Makhluk Hidup
Semua organisme hidup memiliki beberapa
karakteristik atau fungsi utama:
1. Sensitivitas atau respons terhadap
lingkungan
2. Reproduksi,
3. Tumbuh dan berkembang ,
4. Sistem regulasi,
5. Homeostasis, dan
6. pemrosesan energi.
organisme serta dapat diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Dengan
demikian individu di dalam satu jenis
membawa susunan gen yang berbeda
dengan individu lainnya. Sebagai contoh
dapat dilihat pada aneka varietas padi
(misalnya Rojo lele, Menthik, dan Cianjur)
atau mangga (golek, harum manis, dan
manalagi)

c. Konservasi Tingkat Keanekaragaman


Hayati
- Pengertian pelestarian keanekaragaman
hayati berdasarkan beberapa versi
termasuk UU.
- Tujuan pelestarian kenaekaragaman hayati
- Strategi konservasi
- Konservasi di berbagai tingkatan
1. Konservasi Tingkat Ekosistem
Konservasi tingkat ekosistem seringkali
mengalami penurunan akibat
pembangunan ekonomi. Pelindungan
ekosistem tersebut bertujuan untuk
melindungi keterwakilan, memelihara
keseimbangan, ketersambungan dan
kemantapan ekosistem di dalam suatu
jejaring kawasan konservasi yang
mempunyai batas-batas yang jelas, yang
ditetapkan dan secara hukum mengikat
untuk melindungi keanekaragaman hayati
beserta jasa ekosistem dan nilai-nilai
budaya.
2. Konservasi Tingkat Jenis
Ancaman terbesar dalam konservasi
tingkat jenis adalah kepunahan.
3. Konservasi Tingkat Genetika
Dalam kerangka perlindungan sumber daya
genetik untuk menghindari “pencurian”
atau yang sering disebut sebagai biopiracy,
sumber daya genetik yang dapat berupa
materi genetik, termasuk informasi yang
terkandung di dalamnya dan asal-usulnya
(origin) – yang berupa tumbuhan, hewan,
mikroba dan turunannya yang diperoleh
dari kondisi in-situ dan ex-situ.
- Upaya Konservasi Keanekaragaman
Hayati
Bentuk-bentukkonservasi keanekaragaman
hayati pada prinsipnya dapat dibagi
menjadi dua kegiatan besar yaitu:
pengetahuan yang perlu digali lebih
lanjut manfaat dan distribusinya.
- Jenis flora dan fauna endemik di Indonesia
Flora endemik merupakan tumbuhan asli
yang hanya bisa ditemukan di sebuah
wilayah geografis tertentu dan tidak
ditemukan di wilayah lain.
Fauna endemik yang terdapat di Indonesia,
mempunyai ciri khas yang berbeda dengan
menampilkan kekhasan tersendiri.
- Kategori Keanekaragan Hayati diIndonesia
1. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah himpunan spesies di area
tertentu yang saling berinteraksi satu
dengan yang lain, melalui proses seperti
predasi, parasitisme, kompetisi dan
simbiosis, dan dengan lingkungan abiotik
mereka untuk hancur dan menjadi bagian
dari siklus energi dan nutrisi.
Ekosistem adalah area geografis di mana
tanaman, hewan, dan organisme lain, serta
iklim dan bentang alam, berinteraksi
bersama untuk membentuk kehidupan.
Ekosistem mengandung komponen biotik
serta faktor abiotik. Faktor biotik termasuk
tanaman, hewan, dan organisme lain.
Faktor abiotik meliputi batu, suhu, dan
kelembaban.Setiap faktor dalam suatu
ekosistem tergantung pada faktor lain, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Perubahan suhu suatu ekosistem akan
sering mempengaruhi tanaman apa yang
akan tumbuh di sana, misalnya.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis terbentuk karena
adanya sinergitas atau konsep simbiosis
interaksi yang disandikan dalam genetik
yang mengatur sifat-sifat kebakaan dengan
lingkungan tempat hidupnya. Karena
lingkungan tempat hidup jenis itu
beranekaragam, makan jenis yang
dihasilkannya pasti akan beranekaragam.
3. Keanekaragaman Genetika
Keanekaragaman genetika adalah
keanekaragaman individu di dalam suatu
jenis. Keanekaragaman ini disebabkan oleh
perbedaan genetis antar individu. Didalam
keanekaragaman genetik, faktor penentu
adalah gen. Gen merupakan faktor
pembawa sifat yang dimiliki oleh setiap
pada musim dingin. Terdapat pada daerah
iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia
dan Amerika.
4) Padang rumput, memiliki ciri-ciri vegetasi
tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput
(Graminae). Terdapat pada daerah
Hongaria, Amerika Utara, Argentina dan
Rusia Selatan.
5) Vegetasi gurun, memiliki ciri-ciri vegetasi
dengan jumlah pohon sangat sedikit yang
tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering
(xerofit), berbunga dan berbuah dalam
waktu pendek (efermer). Terdapat pada
daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara
(Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika
Selatan)
6) Sabana, memiliki ciri-ciri vegetasi padang
rumput dan pepohonan. Terdapat pada
daerah Asia, Australia dan Indonesia.
7) Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri
vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun,
pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat
banyak, terdapat tumbuhan yang menempel
(epifit) dan tumbuhan yang memanjat
pohon lain (liana). Terdapat pada daerah
Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika
Selatan.
8) Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi
yang memiliki akar nafas karena tanah
dan airnya miskin oksigen, contohnya
Pohon Bakau (Rhizipora sp.), kayu api
(Avicinea sp.) dan (Sonneratia sp.) jenis
tumbuhan tahan kering (Xerofit)

b. Keanekaragaman Hayati Indonesia


- Definisi Keanekaragam hayati
- Jumlah flora dan fauna di Indonesia
berdasarkan garis lintang dan iklim dimana
Indonesia memiliki indeks biodiversitas
yang tinggi dibandingkan negara-negara
lain. Separuh dari jumlah yang ada
tumbuhan di Indonesia dimanfaatkan oleh
masyarakat terutama sebagai bahan ramuan
obat, buah, rempah, sayuran, pewarna
dan sebagainya. Dari sejumlah suku dan
jenis tumbuhan yang ada di Indonesia,
ternyata hanya sekitar 3-4 % saja tumbuhan
yang baru digunakan dan dibudidayakan,
sedangkan sisanya masih merupakan lahan
flora dan fauna pada sebalah barat garis
tersebut didominasi yang berasal dari asia.
Sedangkan yang disebelah timur didominasi
yang berasal dari Australia
2. Garis Weber (Weber)
Garis Weber ini membatasi dengan
memisahkan Sulawesi dan papua hingga
antara timor dan Australia. Pada sebelah
barat garis weber jenis faunanya berasal dari
asia sedangkan sebelah timur berasal
dari australia.
Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred
Russell Wallace dapat dikelompokkan menjadi
6 daerah, yaitu sebagai berikut.
1) Daerah paleartik meliputi daerah Asia
Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah
beruang eropa, bison dan rusa kutub.
2) Daerah ethiopia meliputi daerah Afrika,
Arab, Madagaskar, hewan yang khas,
seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila.
3) Daerah oriental meliputi daerah Asia
Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan
yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan
kerbau.
4) Daerah australia meliputi daerah Australia,
New Zealand dan Indonesia bagian timur.
Hewan yang khas meliputi hewan yang
berkantung, seperti kanguru.
5) Daerah neortik meliputi daerah Amerika
Utara, hewan yang khas meliputi, binatang
pengerat besar, yaitu berang-berang.
6) Daerah neotropik meliputi daerah Amerika
Tengah dan Amerika Selatan, hewan yang
khas meliputi kera dan tapir
Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor
geologis, geografis (seperti ketinggian
dan garis lintang) dan curah hujan. Berbagai
vegetasi yang ada di dunia dan ciri-cirinya
adalah sebagai berikut.
1) Tundra (padang rumput), memiliki ciri-ciri
vegetasi rumput dan lumut kerak
(Lichenes) dan terdapat pada daerah
Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada.
2) Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan
hujan jarum (konifer) dan terdapat pada
daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan
Siberia.
3) Hutan meranggas (4 musim), memiliki ciri-
ciri vegetasi hutan yang hijau pada
musim panas dan menggugurkan daunnya
MODUL 1 PROFESIONAL

LK 0.1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


Nama : RENI MERIYANA, S.Pd.
NO. UKG : 201699618903

Judul Modul KEANEKARAGAMAN HAYATI


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Keanekaragaman Hayati dan Pelestarian
Keanekaragaman Hayati
2. Prinsip Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup dan
Klasifikasi Hewan
3. Klasifikasi Tumbuhan
4. Virus, Protista dan Monera
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari Kegiatan Belajar 1 Keanekaragaman Hayati
dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati
a. Persebaran Biogeografi Indonesia
Biogeografi merupakan ilmu yang
mempelajari penyebaran makhluk hidup
tertentu pada lingkungan tertentu di bumi.
Persebaran makhluk hidup yang berbeda dapat
dilihat melalui kondisi geografis.
Biogeografi fauna dan flora yang ada di
Indonesia, dapat dibagi menjadi dua, yaitu
persebaran hewan dan persebaran tumbuhan.
Kawasan biogeografi Indonesia sesuai
dengan karakteristiknya dibagi kedalam tiga
kawasan, yaitu :
1. Kawasan sunda
Kawasan sunda (oriental) meliputi daerah
jawa, Kalimantan dan sumatera.
Keragaman flora dan fauna pada kawasan
ini sangat mirip dengan kawasan asia
lainnya
2. Kawasan Sahul
Kawasan sahul (Australia) meliputi papua
dan kepulauan aru.
3. Kawasan Wallace
Kawasan yang letaknya diantara kedua
kawasan yaitu kawasan sunda dan sahul
yang didalamnya terdapat campuran kedua
kawasan diatas yang meliputi wilayah
Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Berdasarkan persebaran flora dan fauna peneliti
dunia membagi Indonesia dengan garis
imaginer, yaitu :
1. Garis Wallace (Alfred Russel Wallace)
Garis ini memanjang melalui selat makasar
sampai antara bali dan Lombok. Keadaan

Anda mungkin juga menyukai