Anda di halaman 1dari 15

Ziyadah 1 Pekan ketiga

Kafir Quraisy Juga Mengenal Allah

dan Rajin Ibadah

Kaum muslimin, semoga Allah meneguhkan kita


di atas Islam yang haq. Sesungguhnya salah satu
penyebab utama kemunduran dan kelemahan
umat Islam pada masa sekarang ini adalah
karena mereka tidak memahami hakikat
kejahiliyahan yang menimpa bangsa Arab di masa
silam. Mereka menyangka bahwasanya kaum
kafir Quraisy jahiliyah adalah orang-orang yang
tidak beribadah kepada Allah sama sekali. Atau
lebih parah lagi mereka mengira bahwasanya
kaum kafir Quraisy adalah orang-orang yang tidak
beriman tentang adanya Allah. Duhai, tidakkah
mereka memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan
lembaran sejarah yang tercatat rapi dalam kitab-
kitab hadits ?
Ziyadah 1 Pekan ketiga

Kaum Kafir Quraisy Betul-Betul Mengenal


Allah

Janganlah terkejut akan hal ini, cobalah simak


firman Allah ta’ala,

Dalil pertama, Allah ta’ala berfirman,

ْ ُ‫اءْ ِمنَْ يَر ُزقُ ُكمْ َمنْ ق‬


‫ل‬ ِ ‫س َم‬
َّ ‫ضْ ال‬ِ ‫ارْ السَّم َعْ يَم ِلكُْ َمنْ أَمْ َواْلَر‬ َ ‫ج َو َمنْ َواْلَب‬
َ ‫ص‬ ُْ ‫يُخ ِر‬
َّْ ‫ت ِمنَْ ال َح‬
‫ي‬ ِْ ِ‫ج ال َمي‬ ْ ‫سيَقُولُونَْ اْلَم َْر يُ َدبِ ُْر َو َمنْ ال َح‬
ُْ ‫ي ِ ِمنَْ ال َميِتَْ َويُخ ِر‬ َّْ ْ‫ل فَقُل‬
َ َ‫ّللاُ ف‬ ْ َ َ‫أَف‬
َْ‫تَتَّقُون‬

“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki


kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah
yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup dan siapakah yang
mengatur segala urusan?” Maka mereka akan
menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mengapa
kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?” (QS. Yunus
[10]: 31)
Ziyadah 1 Pekan ketiga

Dalil kedua, firman Allah ta’ala,

ْ‫سأَلتَ ُهمْ َولَئِن‬ َّْ ‫يُؤفَ ُكونَْ فَأَنَّى‬


ْ ‫ّللاُ لَيَقُولُ َّنْ َخلَقَ ُهمْ َم‬
َ ‫ن‬

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada


mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka,
niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka
bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari
menyembah Allah)?” (QS. az-Zukhruf : 87)

Dalil ketiga, firman Allah ta’ala,

ْ‫سأَلت َ ُهمْ لَئِن‬


َ ‫ن‬ َْ ‫اءْ ِمنَْ ن ََّز‬
ْ ‫ل َم‬ ِ ‫س َم‬ ْ ‫ضْ ِب ِهْ فَأَحيَا َم‬
َّ ‫اء ال‬ َ ‫ن َموتِ َها بَع ِْد ِمنْ اْلَر‬ َّْ ُ‫ّللا لَيَقُول‬
َُّْ
َِّْ ِ ْ‫ل أَكث َ ُرهُمْ َبل‬
ِْ ُ‫لِل ال َحم ُْد ق‬
‫ل‬ َْ َْ‫َيع ِقلُون‬

“Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan


kepada mereka: “Siapakah yang menurunkan air
dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi
sesudah matinya?” Tentu mereka akan
menjawab: “Allah”, Katakanlah: “Segala puji bagi
Allah”, tetapi kebanyakan mereka tidak
memahami(nya).” (QS. al-’Ankabut: 63)
Ziyadah 1 Pekan ketiga

Dalil keempat, firman Allah ta’ala,

ْ‫ن أَم‬ ِ ‫َم َْع أَئِلَهْ اْلَر‬


ُْ ‫ضْ ُخلَفَا َْء َويَج َعلُ ُك ْم السُّو َْء َويَك ِش‬
َ ‫ف َد َعاْهُ ِإذَا ال ُمض‬
ْ ‫ط َّْر ي ُِجيبُْ َم‬
َِّْ ْ‫تَذَ َّك ُرونَْ َما َق ِليل‬
‫ّللا‬

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a)


orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan
dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai
khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada
tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu
mengingati(Nya).” (QS. an-Naml: 62)

Perhatikanlah! Dalam ayat-ayat di atas terlihat


bahwasanya orang-orang musyrik itu mengenal
Allah, mereka mengakui sifat-sifat rububiyyah-
Nya yaitu Allah adalah pencipta, pemberi rezeki,
yang menghidupkan dan mematikan, serta
penguasa alam semesta. Namun, pengakuan ini
tidak mencukupi mereka untuk dikatakan muslim
Ziyadah 1 Pekan ketiga

dan selamat. Kenapa? Karena mereka mengakui


dan beriman pada sifat-sifat rububiyah Allah saja,
namun mereka menyekutukan Allah dalam
masalah ibadah. Oleh karena itu, Allah katakan
terhadap mereka,

‫الِلِْ أَكث َ ُرهُمْ يُؤ ِمنُْ َو َما‬ َّْ ‫ُمش ِر ُكونَْ َوهُمْ ِإ‬
َّ ِ‫ل ب‬

“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman


kepada Allah, melainkan dalam keadaan
mempersekutukan Allah (dengan sembahan-
sembahan lain).” (QS. Yusuf : 106)

Ibnu Abbas mengatakan, “Di antara keimanan


orang-orang musyrik: Jika dikatakan kepada
mereka, ‘Siapa yang menciptakan langit, bumi,
dan gunung?’ Mereka akan menjawab, ‘Allah’.
Sedangkan mereka dalam keadaan berbuat syirik
kepada-Nya.”

‘Ikrimah mengatakan,”Jika kamu menanyakan


kepada orang-orang musyrik: siapa yang
Ziyadah 1 Pekan ketiga

menciptakan langit dan bumi? Mereka akan


menjawab: Allah. Demikianlah keimanan mereka
kepada Allah, namun mereka menyembah selain-
Nya juga.” (Lihat Al-Mukhtashor Al-Mufid, 10-11)

Syaikh Shalih Al-


Fauzan hafizhahullah menjelaskan bahwa kaum
musyrikin pada masa itu mengakui
Allah subhanahuwata’ala adalah pencipta,
pemberi rezki serta pengatur urusan hamba-
hamba-Nya. Mereka meyakini di tangan Allah lah
terletak kekuasaan segala urusan, dan tidak ada
seorangpun diantara kaum musyrikin itu yang
mengingkari hal ini (lihat Syarh Kitab Kasyfu
Syubuhaat) Dan janganlah anda terkejut apabila
ternyata mereka pun termasuk ahli ibadah yang
mempersembahkan berbagai bentuk ibadah
kepada Allah ta’ala.
Ziyadah 1 Pekan ketiga

Kafir Quraisy Rajin Beribadah

Anda tidak perlu merasa heran, karena inilah


realita. Syaikh Muhammad At
Tamimirahimahullah menceritakan bahwasanya
kaum musyrikin yang dihadapi oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-
orang yang rajin beribadah. Mereka juga
menunaikan ibadah haji, bersedekah dan bahkan
banyak berdzikir kepada Allah. Di antara dalil
yang menunjukkan bahwa orang-orang musyrik
juga berhaji dan melakukan thowaf adalah dalil
berikut.

Dan telah menceritakan kepadaku Abbas bin


Abdul ‘Azhim Al Anbari telah menceritakan kepada
kami An Nadlr bin Muhammad Al Yamami telah
menceritakan kepada kami Ikrimah bin Ammar
telah menceritakan kepada kami Abu Zumail dari
Ibnu Abbas ia berkata; Dulu orang-orang musyrik
mengatakan; “LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA
Ziyadah 1 Pekan ketiga

(Aku memenuhi panggilanMu wahai Dzat yang


tiada sekutu bagiMu). Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ل فَيَقُولُونَْ قَدْ قَدْ َويلَ ُك ْم‬


َّْ ‫َملَكَْ َو َما ت َم ِل ُك ْهُ لَكَْ ه َُوْ ش َِريكا ِإ‬

“Celakalah kalian, cukuplah ucapan itu dan jangan


diteruskan.” Tapi mereka meneruskan ucapan
mereka; ILLAA SYARIIKAN HUWA LAKA
TAMLIKUHU WAMAA MALAKA (kecuali sekutu
bagi-Mu yang memang Kau kuasai dan ia tidak
menguasai).” Mereka mengatakan ini sedang
mereka berthawaf di Baitullah. (HR. Muslim no.
1185)

Mengomentari pernyataan Syaikh Muhammad At


Tamimi di atas, Syaikh Shalih Al-Fauzan
mengatakan bahwa kaum musyrikin Quraisy yang
didakwahi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah kaum yang beribadah kepada Allah,
akan tetapi ibadah tersebut tidak bermanfaat
bagi mereka karena ibadah yang mereka
Ziyadah 1 Pekan ketiga

lakukan itu tercampuri dengan syirik akbar.


Sama saja apakah sesuatu yang diibadahi
disamping Allah itu berupa patung, orang shalih,
Nabi, atau bahkan malaikat. Dan sama saja
apakah tujuan pelakunya adalah demi
mengangkat sosok-sosok tersebut sebagai sekutu
Allah atau bukan, karena hakikat perbuatan
mereka adalah syirik. Demikian pula apabila
niatnya hanya sekedar menjadikan sosok-sosok
itu sebagai perantara ibadah dan penambah
kedekatan diri kepada Allah. Maka hal itu pun
dihukumi syirik (lihat Syarh Kitab Kasyfu
Syubuhaat, Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Dua Pelajaran Berharga

Dari sepenggal kisah di atas maka ada dua buah


pelajaran berharga yang bisa dipetik.Pertama;
pengakuan seseorang bahwa hanya Allah lah
pencipta, pemberi rezki dan pengatur segala
Ziyadah 1 Pekan ketiga

urusan tidaklah cukup untuk membuat dirinya


termasuk dalam golongan pemeluk agama
Islam. Sehingga sekedar mengakui bahwasanya
Allah adalah satu-satunya pencipta, penguasa dan
pengatur belum bisa menjamin terjaganya darah
dan hartanya. Bahkan sekedar meyakini hal itu
belum bisa menyelamatkan dirinya dari siksaan
Allah.

Kedua; apabila peribadatan kepada Allah disusupi


dengan kesyirikan maka hal itu akan
menghancurkan ibadah tersebut. Oleh sebab itu
ibadah tidak dianggap sah apabila tidak dilandasi
dengan tauhid/ikhlas (lihat Syarh Kitab Kasyfu
Syubuhaat, Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Dengan demikian sungguh keliru anggapan


sebagian orang yang mengatakan bahwasanya
tauhid itu cukup dengan mengakui Allah sebagai
satu-satunya pencipta dan pemelihara alam
semesta. Dan dengan modal anggapan yang
Ziyadah 1 Pekan ketiga

terlanjur salah ini maka merekapun bersusah


payah untuk mengajak manusia mengenali bukti-
bukti alam tentang keberadaan dan keesaan
wujud-Nya dan justru mengabaikan hakikat
tauhid yang sebenarnya. Atau yang mengatakan
bahwa selama orang itu masih mengucapkan
syahadat maka tidak ada sesuatupun yang bisa
membatalkan keislamannya. Atau yang
membenarkan berbagai macam praktek
kesyirikan dengan dalih hal itu dia lakukan dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah. Atau yang
mengatakan bahwa para wali yang sudah
meninggal itu sekedar perantara untuk bisa
mendekatkan diri mereka yang penuh dosa
kepada Allah yang Maha Suci. Lihatlah
kebanyakan praktek kesyirikan yang merebak di
tengah-tengah masyarakat Islam sekarang ini,
maka niscaya alasan-alasan semacam ini -yang
rapuh serapuh sarang laba-laba- yang mereka
Ziyadah 1 Pekan ketiga

lontarkan demi melapangkan jalan mereka untuk


melestarikan tradisi dan ritual-ritual syirik.

‘Kita ‘Kan Tidak Sebodoh Kafir Quraisy’

Barangkali masih ada orang yang bersikeras


mengatakan,“Jangan samakan kami dengan kaum
kafir Qurasiy. Sebab kami ini beragama Islam,
kami cinta Islam, kami cinta Nabi, dan kami
senantiasa meyakini Allah lah penguasa jagad
raya ini, tidak sebagaimana mereka yang bodoh
dan dungu itu!” Allahu akbar, hendaknya kita
tidak terburu-buru menilai orang lain bodoh dan
dungu sementara kita belum memahami keadaan
mereka. Saudaraku, cermatilah firman
Allah ta’ala,

ْ َ‫ْلِلِْقُلْأَفَ َلْتَذَ َّك ُرون‬


َّ ِ َ‫س َيقُولُون‬
َ ْ)48(ْ َ‫ْو َمنْ ِفي َهاْ ِإنْ ُْكنتُمْتَعلَ ُمون‬
َ ‫ض‬ُ ‫قُلْ ِل َم ِنْاْلَر‬
َّ ِ َ‫سيَقُولُون‬
ْ‫ْلِلِْقُل‬ َ ْ)46(ْ‫ْو َربُّ ْالعَر ِشْالعَ ِظ ِيم‬
َ ِ‫س َم َاواتِْالسَّبع‬ َ ‫)ْقُلْ َمن‬48(
َّ ‫ْربُّ ْال‬
Ziyadah 1 Pekan ketiga

ْ‫ارْ َعلَي ِهْ ِإنْ ُكنتُم‬


ُ ‫يرْ َو َلْيُ َج‬ َ ٍ‫)ْقُلْ َمنْ ِب َي ِدهِْ َملَ ُكوتُ ْ ُك ِلْشَيء‬48(ْ َ‫أَفَ َلْتَتَّقُون‬
ُْ ‫ْوه َُوْي ُِج‬
)48(ْ َ‫ْلِلِْقُلْفَأَنَّىْتُس َح ُرون‬
َّ ِ َ‫سيَقُولُون‬
َ ْ)44(ْ َ‫ت َعلَ ُمون‬

“Katakanlah; ‘Milik siapakah bumi beserta seluruh


isinya, jika kalian mengetahui ?’ Maka niscaya
mereka akan menjawab, ‘Milik Allah’.
Katakanlah,’Lalu tidakkah kalian mengambil
pelajaran ?’ Dan tanyakanlah; ‘Siapakah Rabb
penguasa langit yang tujuh dan pemilik Arsy yang
agung ?’ Niscaya mereka menjawab,’Semuanya
adalah milik Allah’ Katakanlah,’Tidakkah kalian
mau bertakwa’ Dan tanyakanlah,’Siapakah Dzat
yang di tangannya berada kekuasaan atas segala
sesuatu, Dia lah yang Maha melindungi dan tidak
ada yang sanggup melindungi diri dari azab-Nya,
jika kalian mengetahui?’ Maka pastilah mereka
menjawab, ‘Semuanya adalah kuasa Allah’
Katakanlah,’Lantas dari jalan manakah kalian
ditipu?.’” (QS. Al-Mu’minuun: 48-89)
Ziyadah 1 Pekan ketiga

Nah, ayat-ayat di atas demikian gamblang


menceritakan kepada kita tentang realita yang
terjadi pada kaum musyrikin Quraisy dahulu.
Meyakini tauhid rububiyah tanpa disertai dengan
tauhid uluhiyah tidak ada artinya. Maka sungguh
mengherankan apabila ternyata masih ada orang-
orang yang mengaku Islam, rajin shalat, rajin
puasa, rajin naik haji akan tetapi mereka justru
berdoa kepada Husain, Badawi, Abdul Qadir Al-
Jailani. Maka sebenarnya apa yang mereka
lakukan itu sama dengan perilaku kaum musyrikin
Quraisy yang berdoa kepada Laata, ‘Uzza dan
Manat. Mereka pun sama-sama meyakini bahwa
sosok yang mereka minta adalah sekedar pemberi
syafaat dan perantara menuju Allah. Dan mereka
juga sama-sama meyakini bahwa sosok yang
mereka jadikan perantara itu bukanlah pencipta,
penguasa jagad raya dan pemeliharanya.
Sungguh persis kesyirikan hari ini dengan masa
silam. Sebagian orang mungkin
Ziyadah 1 Pekan ketiga

berkomentar, “Akan tetapi mereka ini ‘kan kaum


muslimin” Syaikh Shalih Al-Fauzan
menjawab,“Maka kalau dengan perilaku seperti
itu mereka masih layak disebut muslim, lantas
mengapa orang-orang kafir Quraisy tidak kita
sebut sebagai muslim juga ?! Orang yang
berpendapat semacam itu tidak memiliki
pemahaman ilmu tauhid dan tidak punya ilmu
sedikitpun, karena sesungguhnya dia sendiri tidak
mengerti hakikat tauhid” (lihat Syarh Kitab Kasyfu
Syubuhaat, Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi dan Muhammad


Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

Anda mungkin juga menyukai