Anda di halaman 1dari 124

PEMBANGUNAN JALAN TOL RUAS SIGLI – BANDA ACEH DAN

REKONSTRUKSI JALAN PUCOK ALUE RHENG – BLANG SEUNONG


KECAMATAN JEUMPA (DAK PENUGASAN)

LAPORAN EKSEKUTIF MAGANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana
Terapan Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe

Disusun oleh:

MULYA MUTTAQUN

NIM : 2020223020035
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2023
LEMBAR PENGESAHAN I

Laporan magang yang berjudul “Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli – Banda Aceh dan Rekonstruksi
Jalan Pucok Alue Rheng – Blang Seunong Kecamatan Jeumpa (Dak Penugasan)” disusun oleh Mulya
Muttaqun, NIM 2020223020035 dibuat untuk memenuhi persyaratan kurikulum semester VII pada
Program Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan (TRKJJ) Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Lhokseumawe, 13 Januari 2024

Mulya Muttaqun
NIM.2020223020035

Menyetujui,

Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan I

Andrian Kaifan, S.T., M.T. Syihab Ghiyas


NIP.197307051999031004 Project Manager

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Sipil, Ketua Program Studi


Sarjana Terapan TRKJJ,

Syukri, S.T., M.T. Muhammad Reza, M.Eng.


NIP.197706032002121003 NIP.198807092014041002

1
LEMBAR PENGESAHAN II

Laporan magang yang berjudul “Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli – Banda Aceh dan Rekonstruksi
Jalan Pucok Alue Rheng – Blang Seunong Kecamatan Jeumpa (Dak Penugasan)” disusun oleh Mulya
Muttaqun, NIM 2020223020035 dibuat untuk memenuhi persyaratan kurikulum semester VII pada
Program Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan (TRKJJ) Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Lhokseumawe, 13 Januari 2024

Mulya Muttaqun
NIM.2020223020035

Menyetujui,

Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan II

Andrian Kaifan, S.T., M.T. Abdul Syafi


NIP.197307051999031004 Pelaksana Lapangan

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Sipil, Ketua Program Studi


Sarjana Terapan TRKJJ,

Syukri, S.T., M.T Muhammad Reza, M.Eng.


NIP.197706032002121003 NIP.198807092014041002

2
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana karena karunia-
Nya penulis telah diberi kesehatan dan kesempatan serta telah diberi umur panjang, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Magang dengan judul “Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli – Banda Aceh
dan Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng – Blang Seunong Kecamatan Jeumpa (Dak Penugasan)”.
Shalawat beriring salam penulis sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat
ini.

Laporan Magang ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi kurikulum Jurusan
Teknik Sipil sebagai mahasiswa yang akan menyelesaikan Studi pada Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Magang yang penulis ikuti sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Lhokseumawe yaitu selama kurang lebih 23 minggu (mulai dari tanggal 17 Juli s/d Desember
2023).

Dalam penyelesaian Laporan Magang Lapangan ini, penulis tahu benar bahwa masih adanya
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, serta menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan
dan kekhilafan baik dari segi bahasa, pengetikan atau pun isi Laporan Magang Lapangan tersebut. Untuk
itu penulis mohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi kebaikan
pada penulisan untuk laporan selanjutnya.

Dalam menyelesaikan penyusunan Laporan Magang ini penulis juga dibantu oleh beberapa pihak,
dan penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Syukri, S.T., M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe.
2. Bapak Muhammad Reza, M. Eng., selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Teknologi
Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Lhokseumawe.
3. Bapak Andrian Kaifan, S.T, M.T, selaku Dosen Magang.
4. Bapak Syihab Ghiyas, selaku Project Manager PT Adhi Karya.
5. Bapak Syafi, selaku Pelaksana Lapangan PT Krueng Meuh.
6. Bapak Fadli dan Bapak Sayuti, selaku Pembimbing Lapangan kami.
7. Dan juga kepada sahabat dan kerabat yang telah mendukung dalam penyusunan Laporan Magang
ini.

3
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga Laporan Magang Lapangan ini nantinya dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan
taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Buketrata, Januari 2024

Penyusun,

Mulya Muttaqun
NIM. 2020223020035

4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN I i
LEMBAR PENGESAHAN II ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.2 Tujuan Magang....................................................................................................................2

1.2.1 Tujuan Umum...............................................................................................................2

1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................................................................2

1.3 Manfaat................................................................................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG 4


2.1 Sejarah Tempat Magang 4

2.1.1 Profil Perusahaan Tempat Magang 4

2.1.2 Data Proyek 4

2.1.3 Peta Lokasi Proyek 5

2.2 Struktur Organisasi 7

2.3 Visi dan Misi Perusahaan 11

2.4 Kegiatan Produksi (Barang/Jasa) di PT Krueng Meuh 12

2.5 Kegiatan Produksi (Barang/Jasa) di PT Adhi Karya 15

BAB III PELAKSANAAN MAGANG 18


3.1 Pelaksanaan Magang 18

3.1.1 Magang Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh 18

3.1.2 Magang Pada Proyek Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng Kecamatan Jeumpa 18

3.2 Metodologi Penyelesaian Tugas Khusus 19

BAB IV HASIL MAGANG 23


4.1 Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar 23
5
4.2 Pekerjaan Penghamparan Base A 26

4.3 Pekerjaan Lantai Kerja (Lean Concrete) 31

4.4 Hasil Quality Control 34

4.5 Pekerjaan Rigid Pavement (Perkerasan Kaku) 54

4.6 Pekerjaan Lapisan Pondasi Atas (LPA) 63

4.7 Pekerjaan Lapisan Resap Pengikat (Prime coat) 66

4.8 Pekerjaan Laston Lapisan Antara (AC-BC) 67

4.9 Pekerjaan Rigid Bahu Jalan (Urpil) 70

4.10 Hasil Quality Control 74

BAB V PENUTUP 78
5.1 Kesimpulan 78

5.2 Saran 78

DAFTAR PUSTAKA 79
LAMPIRAN 80

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan ruas jalan tol sigli-banda aceh, 2019 7
Gambar 1. 2 Pihak yang terlibat dalam proyek jalan alue rheng bireuen, 2023 9

Gambar 2. 1 Peta lokasi pembangunan jalan tol ruas sigli-banda aceh 6


Gambar 2. 2 Peta jalan alue rheng blang seunong kecamatan jeumpa, kabupaten bireuen 6
Gambar 2. 3 Peralatan produksi bahan jalan AMP 12
Gambar 2. 4 AMP tipe takaran 13
Gambar 2. 5 Proses produksi bahan jalan hotmix 15
Gambar 2. 6 Spesifikasi penggunaan bahan AMP 15
Gambar 2. 7 Stone crusher PT Adhi karya 16
Gambar 2. 8 Tahapan pekerjaan pemecahan batu crusher 17

Gambar 4. 1 Struktur rigid pavement 23


Gambar 4. 2 Struktur flexible pavement 23
Gambar 4. 3 Buldoser meratakan tanah MR Sta 5+200 25
Gambar 4. 4 Dump truck menuang tanah timbunan 25

6
Gambar 4. 5 Vibratory compactor roller sedang menggilas tanah akses road 25
Gambar 4. 6 Skema tahapan pekerjaan penyiapan tanah dasar 26
Gambar 4. 7 Pembentuk lapis pondasi 28
Gambar 4. 8 Penghamparan material base a 28
Gambar 4. 9 Perataan material base A oleh motor grader 29
Gambar 4. 10 Pemadatan menggunakan vibratory compactor roller 29
Gambar 4. 11 Proses perataan lantai kerja akses road seksi 6 31
Gambar 4. 12 Truck mixer 31
Gambar 4. 13 Mixer truck 31
Gambar 4. 14 Memeriksa setelah pemasangan bekisting LC 32
Gambar 4. 15 Uji Slump memperoleh hasil setinggi 10 cm 33
Gambar 4. 16 Proses pengecoran Lc Sta 0+425 ruas akses road Baitussalam dan diratakan oleh jidar dan
roskam 33
Gambar 4. 17 Proses pengerjaan lean concrete 34
Gambar 4. 18 Material stone crusher PT adhi karya padang tiji 34
Gambar 4. 19 Cek kadar air 36
Gambar 4. 20 Material di jemur untuk mencapai SSD 37
Gambar 4. 21 Pengambilan gelembung udara pada pengujian SPGR of soil 37
Gambar 4. 22 Material mulai di compact dengan pukulan tertentu 40
Gambar 4. 23 Benda uji di timbang setelah di compact dan di bersihkan 40
Gambar 4. 24 Proses analisa saringan 42
Gambar 4. 25 Air dan tanah di aduk 43
Gambar 4. 26 Benda uji setelah di grooving 44
Gambar 4. 27 Pemutaran mangkok pada casagrande setinggi 1 cm 44
Gambar 4. 28 Sampel PL dan LL setelah dibentuk 45
Gambar 4. 29 Perendaman benda uji selama 4 hari 49
Gambar 4. 30 Pembacaan dial beban pada penetrasi CBR test 49
Gambar 4. 31 Penimbangan sampel benda uji untuk kadar air 50
Gambar 4. 32 Penggongsengan agregat kasar dan halus 50
Gambar 4. 33 Penumbukan awal (seating blows) pada DCP test mainroad 52
Gambar 4. 34 Pengujian sand cone pada Sta 5+400 seksi 1B 53
Gambar 4. 35 Proses Clearing Sebelum di rigid 55
Gambar 4. 36 Penentuan elevasi Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 37 Alat sensor alat paver/wirgent 56
Gambar 4. 38 Pemasangan plastic sheet (Bond Breaker) 56
Gambar 4. 39 Crack inducer 57
Gambar 4. 40 Besi dowel 57

7
Gambar 4. 41 Besi tie bar 57
Gambar 4. 42 Dump truck membawakan material beton 58
Gambar 4. 45 Beton dihamparkan wheel excavator 59
Gambar 4. 43 Pengujian Slump Test 59
Gambar 4. 44 Beton dicetak oleh mesin wirgent 59
Gambar 4. 46 Pemadatan beton setelah dicetak 59
Gambar 4. 47 Perataan beton yang kurang rapi memakai jidar/roskam 59
Gambar 4. 48 Alat penggaruk/grooving 60
Gambar 4. 49 Curing compound 60
Gambar 4. 50 Cutting rigid pavement 61
Gambar 4. 51 Pengisian joint sealant 61
Gambar 4. 52 Perawatan beton rigid pavement (curing) 62
Gambar 4. 53 Benda Uji Slinder Fs 62
Gambar 4. 54 Benda Uji Kubus FC 62
Gambar 4. 55 Breafing dengan PM mengenai pekerjaan rigid pavement 63
Gambar 4. 56 Penuangan material base a oleh dump truck 64
Gambar 4. 57 Perataan material base a oleh grader 65
Gambar 4. 58 Pemadatan base a oleh virbratory compactor roller 65
Gambar 4. 59 Penyiraman base a oleh water tank supaya semakin padat 65
Gambar 4. 60 Foto bersama pengawas lapangan 66
Gambar 4. 61 Proses clearing oleh compressor dan penyemprotan prime coat oleh aspal sprayer 66
Gambar 4. 62 Garis pembatas lebar badan jalan 67
Gambar 4. 63 Proses Penuangan Material Aspal Di Asphalt Finisher 69
Gambar 4. 64 Proses perataan aspal oleh asphalt finisher 69
Gambar 4. 65 Dokumentasi penulis 70
Gambar 4. 66 Proses pemadatan aspal oleh Tandem Roller 70
Gambar 4. 67 Proses pemadatan Pneumatic Tandem Roller (PTR) 70
Gambar 4. 68 Proses penuangan beton 71
Gambar 4. 69 Proses pembobokan base a untuk di rigid 72
Gambar 4. 70 Test Slump Mencapai 10 cm 72
Gambar 4. 71 Perataan memakai roskam 73
Gambar 4. 72 Proses penuangan coran bahu jalan 73
Gambar 4. 73 Dokumentasi penulis 73
Gambar 4. 74 Proses Pelaksanaan Core drill 75
Gambar 4. 75 Dokumentasi penulis bersama pelaksana lapangan 75
Gambar 4. 76 Proses pengambilan sampel Base A 77
DAFTAR TABEL

8
Tabel 4. 1 Tenaga kerja pada pekerjaan persiapan tanah dasar 24
Tabel 4. 2 Peralatan pada pekerjaan penyiapan tanah dasar 24
Tabel 4. 3 Tenaga kerja pada pekerjaan penghamparan base A 27
Tabel 4. 4 Peralatan pada pekerjaan penghamparan base A 27
Tabel 4. 5 Tenaga kerja pada saat proses pengerjaan LC 32
Tabel 4. 6 Jenis material yang di uji di lab. Quality control seksi 1B padang tiji-seulimum 35
Tabel 4. 7 Tenaga kerja pengujian kadar air 35
Tabel 4. 8 Tenaga kerja pengujian berat jenis 36
Tabel 4. 9 Tenaga kerja pengujian proctor test 38
Tabel 4. 10 Tenaga kerja pengujian analisa saringan 41
Tabel 4. 11 Tenaga kerja pengujian Atterberg limit 43
Tabel 4. 12 Tenaga kerja pengujian berat jenis 46
Tabel 4. 13 Tenaga kerja pengujian CBR 47
Tabel 4. 14 Tenaga kerja pengujian DCP 51
Tabel 4. 15 Alat alat yang dibutuhkan pada saat rigid pavement 54
Tabel 4. 16 Tenaga kerja pada pekerjaan rigid pavement 54
Tabel 4. 17 Tenaga kerja pekerjaan perkerasan LPA 63
Tabel 4. 18 Peralatan pada pekerjaan perkerasan LPA 64
Tabel 4. 19 Tenaga Kerja Pekerjaan Lapisan resap pengikat 67
Tabel 4. 20 Peralatan pada pekerjaan lapisan resap pengikat 67
Tabel 4. 21 Tenaga kerja pada pekerjaan perkerasan laston AC-BC 68
Tabel 4. 22 Peralatan pada pekerjaan perkerasan laston ac-bc 68
Tabel 4. 23 Peralatan pengecoran pada pekerjaan bahu jalan 71
Tabel 4. 24 Tenaga kerja pada pekerjaan pengecoran bahu jalan 71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat penerimaan PKL dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 80


Lampiran 2 Surat penerimaan magang dari CV Bina Konstruksi. 82
Lampiran 3 Data proyek. Error! Bookmark not defined.
Lampiran 4 Form L dan K Error! Bookmark not defined.

9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Magang industri adalah inisiatif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada mahasiswa dalam menentukan
jalannya proses pembelajaran. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengambil mata kuliah di luar
program studi pada perguruan tinggi. Program ini merupakan bagian dari reformasi pendidikan tinggi di
Indonesia dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi.

Jalan tol adalah jalur transportasi yang tidak terhambat, karena jumlah pengguna jalan terus
meningkat seiring berjalannya waktu, pembangunan jalan tol telah menjadi salah satu solusi untuk
mengatasi kemacetan di jalan yang sudah ada. Dalam kurun waktu 4,5 tahun terakhir, telah dibangun
jalan tol sepanjang 949 Km yang telah beroperasi. Tujuan dari pembangunan jalan tol adalah untuk
meningkatkan konektivitas dan merangsang pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah Indonesia. Pulau
Sumatera, sebagai pulau terbesar ketiga di Indonesia, mengalami pertumbuhan ekonomi yang konsisten
setiap tahun.

Pada tahun 2019, kontribusi Pulau Sumatera terhadap perekonomian nasional diperkirakan
mencapai 21,63 persen, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen. Salah satu provinsi yang
memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Sumatera adalah Provinsi Aceh, terutama melalui
sektor pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Untuk mewujudkan pemerataan ekonomi
di Pulau Sumatera, penting untuk menyediakan fasilitas transportasi yang memadai. Salah satu fasilitas
transportasi yang diperlukan adalah jalan tol, yang dapat membantu menciptakan akses yang lancar.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera, Pemerintah memutuskan untuk membangun Jalan Tol
Trans Sumatera (Wisnumurti and Widyastuti 2021).

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah,
di atas permukaan tanah, diatas permukaan air serta di bawah permukaan tanah dan atau air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori dan jalan kabel (Clarkson H.Oglesby 1999).

Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian,
mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan baik yang diakibatkan oleh faktor
alam maupun faktor manusia dalam hal ini kendaraan, sehingga perlu diadakan perbaikan dan
peningkatan guna memenuhi kebutuhan lalu lintas yang lebih tinggi. Dalam proses perencanaan sebagai
dasar pelaksanaannya perlu diperhatikan faktor kenyamanan, keamanan lingkungan serta faktor lain yang
mendukung rencana detail yang mantap.

1
2

1.2 Tujuan Magang

1.2.1 Tujuan Umum


Kebijakan Program Magang Industri bermaksud untuk meningkatkan kemampuan lulusan,
termasuk keterampilan interpersonal dan pengetahuan khusus, agar mereka lebih siap dan sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan para lulusan agar menjadi
pemimpin yang unggul dan berkepribadian dalam membangun masa depan bangsa.

Penerapan Magang industri selama periode (6) enam bulan ini bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman dan pengalaman langsung dalam melibatkan diri dalam proses pembangunan jalan tol trans
Sumatera Sigli-Banda Aceh serta rekonstruksi jalan desa Alue Rheng di lapangan. Selain itu, penulis
juga bermaksud untuk melakukan perbandingan antara konsep-konsep teoritis yang diperoleh selama
masa perkuliahan dengan realitas pelaksanaan di lapangan. Besar harapan kami tidak hanya
meningkatkan wawasan penulis, tetapi juga memperkaya pengalaman praktisnya.

Dengan adanya keberlakuan Magang industri dilakukan penyusunan Laporan yang mencakup
seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh penulis dalam proyek replikasi jalan tol trans Sumatera
Sigli-Banda Aceh serta rekonstruksi jalan desa Alue Rheng. Laporan ini juga berisi data-data
pendukung yang relevan untuk pembuatan dokumentasi ini.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus adalah:

1. Penyelesaian tugas yang diberikan

● Mencapai tujuan tugas: menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan baik sesuai

dengan petunjuk yang diberikan oleh pembimbing lapangan;

● Memahami lingkup tugas: memahami dengan jelas apa yang diharapkan dari tugas

tersebut, termasuk tenggat waktu dan standar yang harus dipenuhi.


2. Memahami proses konstruksi

● Mendalami langkah-langkah, volume pekerjaan, proses pelaksanaan proyek, serta

teknologi yang digunakan dalam pembangunan jalan tersebut.


3. Identifikasi masalah

● Analisis situasi: mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin ada dalam proyek

preservasi jalan, seperti masalah teknis, manajemen, atau lingkungan;

● Penyebab masalah: menganalisis akar penyebab masalah untuk memahami inti dari

permasalahan yang dihadapi.


3

4. Optimalisasi proses penghamparan

● Bagaimana proses penghamparan perkerasan jalan dapat dioptimalkan untuk mencapai

tingkat ketebalan, kepadatan, dan kekuatan yang diinginkan.


5. Rekomendasi peningkatan perawatan

● Berdasarkan hasil pengujian dan evaluasi, bagaimana rekomendasi perbaikan atau

perawatan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas perkerasan jalan.


6. Belajar dan pengembangan pribadi

● Peningkatan keterampilan: meningkatkan keterampilan teknis melalui penyelesaian tugas

dan pemecahan masalah yang dihadapi;

● Refleksi dan pembelajaran: merenungkan pengalaman magang untuk memperoleh

pemahaman yang lebih dalam tentang industri, serta pelajaran yang dapat diterapkan di
masa depan.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dalam melaksanakan magang eksekutif yaitu:

1. Bagi mahasiswa
a. Mendapatkan pemahaman dan keterampilan sebagai persiapan diri untuk menjadi
individu yang terampil dan siap menghadapi berbagai situasi dan kondisi di dunia
kerja;
b. Sebagai medium untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, terutama dalam
hal-hal yang tidak tercakup dalam kurikulum perkuliahan;
c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati langsung
implementasi konsep-konsep teoritis di lapangan sesuai dengan yang dipelajari di
kampus;
d. Melatih keterampilan berkomunikasi dengan individu baru yang ditemui di
lingkungan kerja;
e. Memperluas pandangan terkait teori-teori yang mempercepat proses pekerjaan.
2. Bagi perguruan tinggi negeri (ptn)
a. Memproduksi alumni yang memiliki kemampuan baik dalam hal akademik maupun
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja;
b. Membangun kemitraan antara perguruan tinggi dengan lembaga atau organisasi yang
menjadi tempat pelaksanaan magang atau kerja praktek di masa yang akan datang.
3. Bagi perusahaan
a. Sebagai langkah persiapan untuk menghasilkan pekerja yang terampil ketika
memasuki lingkungan kerja;
4

b. Mendapatkan umpan balik dan rekomendasi perbaikan terkait kebijakan yang berlaku
di perusahaan di masa yang akan datang;
c. Mengakses bantuan tenaga kerja.
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG

2.1 Sejarah Tempat Magang


2.1.1 Profil Perusahaan Tempat Magang

A. PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

PT Adhi Karya adalah perusahaan konstruksi yang dimiliki oleh pemerintah, dengan markasnya
berlokasi di Jakarta, Indonesia. Berdiri pada tanggal 1 Juni 1974, perusahaan ini mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1960. Awalnya didirikan dengan nama Architecten en Ingenieur
Aannemersbedrijf Associatie Seleen de Bruyn, Reyelt en de Vries N.V., PT Adhi Karya kemudian
dinasionalisasi pada tanggal 11 Maret 1960 dan mengubah namanya menjadi Adhi Karya. perusahaan
Adhi Karya muncul pada SK keluaran Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja. Kemudian Adhi
Karya ditetapkan sebagai Perusahaan Negara Adhi Karya saat dikeluarkannya PP No. 65 tahun 1961.
Di tahun itu juga, dan pada PP yang sama, Perusahaan Bangunan bekas Belanda bernama Associate
NV, secara resmi telah dinasionalisasikan dan dilebur menjadi Adhi Karya. Saat ini, PT Adhi Karya
memiliki empat sektor utama sebagai lini bisnisnya, yaitu engineering & construction, property &
hospitality, manufacture, serta investment & concession. Perusahaan ini juga memiliki beberapa anak
perusahaan yang fokus pada sektor bisnis tertentu (BUMN.INFO 2023).

B. PT Krueng Meuh

Sejak Oktober 2015, Perusahaan konstruksi PT Krueng Meuh berpusat di Kabupaten Bireuen,
Aceh, telah sukses menyelesaikan sejumlah proyek nasional. Perusahaan ini memiliki kualifikasi
untuk melaksanakan berbagai jenis proyek, termasuk konstruksi bangunan hunian tunggal dan
koppel, bangunan pendidikan, bangunan kesehatan, gedung lainnya, instalasi tenaga listrik gedung
dan pabrik, pemasangan pipa air (plumbing) dalam bangunan, konstruksi saluran air, pelabuhan,
bendungan, dan infrastruktur sumber daya air lainnya, serta konstruksi jalan raya (kecuali jalan
layang), jalan, rel kereta api, dan landas pacu bandara. Pendiri PT Krueng Meuh adalah H. Mawardi
alias Yudi, dan kantor pusat perusahaan berlokasi di Desa Kuta Meuligoe, Kecamatan Sawang,
berbatasan dengan Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu. Saat ini, PT Krueng Meuh memiliki
kapasitas produksi 500 kubik Ready Mix per hari (Administrator 2023).

2.1.2 Data Proyek

A. PT Adhi Karya (Persero) Tbk

Berikut merupakan beberapa data umum dari proyek pembangunan jalan tol ruas Sigli – Banda
Aceh, yaitu:

1. Nama proyek : Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli – Banda Aceh

5
6

2. Lokasi proyek : Sigli - Banda Aceh


3. Pemilik proyek : PT. Hutama Karya (Persero)
4. Waktu pelaksanaan : 840 (delapan ratus empat puluh) hari kalender
5. Waktu pemeliharaan: 730 (tujuh ratus tiga puluh) hari kalender sejak PHO
6. Sistem pembayaran : CPF (Contractor Pre Financing)
7. Nilai kontrak : Rp 8.403.299.000.000,-
8. Pengguna jasa : PT Hutama Karya (Persero).
Operational Office : Antam Office Park B, Jl. TB
Simatupang No. 1, Jakarta Selatan
9. Penyedia jasa : PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

B. PT Krueng Meuh

Berikut merupakan beberapa data umum dari proyek rekonstruksi jalan Alue Rheng Kabupaten
bireuen yaitu :

1. Nama Paket : Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng – Blang Seunong Kecamatan
Jeumpa (DAK Penugasan)
2. Nomor Kontrak : 620/08.06/SP/PNK/BM/VII/2023
3. Nilai Kontrak : Rp. 3.546.100.000,00,-
4. Volume : 1 Paket (STA 0+000 s/d STA 1+350)
5. Perencana : CV Zia Meutuah Consultant
6. Pelaksana : CV Bina Konstruksi
7. Pengawas : CV Segitiga Emas Konsultan
8. Tanggal Mulai : 07 Juli 2023
9. Tanggal Selesai : 28 Desember 2023
10. Sumber Dana : APBK Bireuen (DAK)

2.1.3 Peta Lokasi Proyek

A. Magang di Jalan Tol Ruas Sigli – Banda Aceh


Pada tanggal 17 Juli – 27 Agustus, Penulis melaksanakan PKL di jalan Tol Ruas Sigli-Banda
Aceh. Kemudian Penulis Melanjutkan Magang Pada Tanggal 16 Oktober – 10 November di tempat
yang sama dan penampang Jalan Tol Sigli-Banda Aceh memiliki total panjang jalur utama sepanjang
74,213 Km dengan kecepatan rencana 100 km/jam. Lokasi proyek dapat dilihat pada gambar 2.1 :
7

Gambar 2. 1 Peta lokasi pembangunan jalan tol ruas sigli-banda aceh


Sumber: peta lokasi dokumentasi PT Hutama Karya,2019

B. Magang di Konstruksi Jalan Alue Rheng Kabupaten Bireuen

Pada tanggal 16 November – 27 Desember 2023, Penulis melaksanakan magang di Proyek


Rekonstruksi Jalan Alue Rheng yang berada di Blang Seunong Kecamatan Jeumpa, Kabupaten
Bireuen. Selanjutnya, penampang Jalan Aspal tersebut memiliki total panjang jalur sepanjang 1,350
Km. Lokasi Proyek dilihat pada gambar 2.2 :

Gambar 2. SEQ Gambar_2. \* ARABIC 2 Peta jalan alue rheng blang


seunong
kecamatan jeumpa, kabupaten bireun
Sumber: Google earth, diakses pada tanggal 23 desember 2023
8

2.2 Struktur Organisasi


Organisasi adalah bersatunya kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih dibawah satu
koordinasi (Ervianto 2005). Proyek adalah suatu usaha yang mempunyai awal dan akhir dan dilaksanakan
untuk memenuhi tujuan yang sudah ditetapkan dalam biaya, jadwal dan sasaran kualitas. Jadi, struktur
organisasi proyek dapat didefinisikan kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
yang dikukuhkan dalam suatu dokumen kontrak.
Untuk melaksanakan suatu proyek diperlukan suatu sistem organisasi yang mengelola dan
mengontrol jalannya proyek. Organisasi proyek tersebut harus memiliki badan hukum, sarana serta personil
yang dapat bekerja secara kolektif dan kualitatif agar mendapat hasil yang baik.
Struktur organisasi pekerja merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Secara fungsional, ada 3 (tiga) pihak yang
sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi, yaitu konsultan perencana, pengguna jasa (pemilik
proyek/owner), penyedia jasa (kontraktor pelaksana) dan konsultan pengawas.

2.2.1 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh

Gambar 1. 1 Pihak yang terlibat dalam proyek


pembangunan ruas jalan tol sigli-banda aceh, 2019

a) Pemilik Proyek (Owner)


PT Hutama Karya (Persero) Divisi Jalan Tol adalah entitas yang memiliki tanggung
jawab utama dalam proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Sigli-Banda Aceh.
Pemerintah telah memberikan PT Hutama Karya (Persero) mandat dan kewenangan untuk
menjalankan proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini. Penugasan ini adalah salah satu bentuk
kewenangan yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga lain, dan dalam
pelaksanaannya, lembaga tersebut harus mematuhi peraturan hukum dan prinsip-prinsip yang
benar. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang serta menghindari
ketidakpastian hukum dalam penyelenggaraan administrasi pemerintah.
9

b) Kontraktor
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. adalah perusahaan yang bertindak sebagai pelaksana
utama dalam proyek ini. Perusahaan ini bergerak di sektor penyediaan jasa teknik dan
biasanya terlibat dalam proyek-proyek yang memiliki skala menengah ke atas. Ruang lingkup
pekerjaannya meliputi berbagai aspek seperti konstruksi jalan raya, struktur bangunan,
pengelolaan tanah, sistem drainase, pembentukan tebing, dan sebagainya. Sebagai kontraktor
utama, PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam
pengembangan proyek ini yang sedang berlangsung.

c) Konsultan Perencana
PT Wiratman bertindak sebagai pihak yang melakukan perencanaan proyek ini dan
berkolaborasi dengan Konsultan Pengawas. PT Wiratman adalah sebuah perusahaan yang
berfokus pada penyediaan jasa konsultasi teknik. Mereka terlibat dalam merancang proyek-
proyek yang memiliki skala menengah ke atas, termasuk perencanaan jalan dan jembatan,
baik yang merupakan bagian dari jalan tol maupun yang bukan jalan tol.

d) Konsultan Pengawas
Pengawas proyek pada pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli - Banda Aceh yang telah
berlangsung dari tahun 2019 dan adapun yang bertugas dalam pengawasan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan adalah PT Wahana Mitra Amerta (KSO). Tanggung jawab pengawas
adalah untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin terhadap mutu pekerjaan sesuai
dengan rencana dan metode pelaksanaan kerja.Semua pengawasan desain teknis di bagian
tersebut diserahkan kepada konsultan pengawas.
Masalah mengenai perencanaan teknis diserahkan oleh pimpinan proyek kepada
konsultan perencana. Pengawas berwenang penuh untuk menegur pelaksana apabila
pekerjaan yang dilakukannya bertentangan atau menyimpang dari spesifikasi yang ada.
Berbeda halnya dengan perencana, ia tidak dapat menegur atau memerintah pelaksana secara
langsung di lapangan tanpa melalui pengawas. Hal ini disebabkan karena di antara perencana
dan pelaksana/kontraktor tidak ada hubungan kerja, sebaliknya antara perencana dan
pengawas terdapat hubungan garis konsultasi.
10

2.2.2 Struktur Organisasi Proyek Rekonstruksi Jalan Alue Rheng

Gambar 1. 2 Pihak yang terlibat dalam


proyek jalan alue rheng bireuen, 2023

a) Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek atau pengguna jasa merupakan badan pemerintah yang membantu
pembangunan dan memiliki wewenang sebagai pemberi pekerjaan atau yang menyuruh
memberikan pekerjaan kepada pihak-pihak penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan
tersebut. Pemilik proyek dapat berupa perorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah
maupun swasta. Adapun pemilik proyek pada Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng-Blang
Seunong Kecamatan Jeumpa adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah Bireuen
Dan Perusahaan PT Krueng Meuh.

b) Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah orang/badan hukum yang membuat perencanaan konstruksi


secara lengkap baik di bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang melekat erat membentuk
sebuah sistem bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan
berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan
konstruksi. Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng-Blang Seunong Kecamatan Jeumpa di
swakelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah Bireuen Dan Perusahaan PT
Krueng Meuh.
Hak dan kewajiban dari konsultan perencanaan adalah :
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana
kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya;
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa tentang pelaksanaan
proyek;
11

3. Bertanggung jawab penuh atas seluruh perencanaan struktural yang dibuat


perhitungan konstruksi maupun Rencana Anggaran Biaya (RAB).

c) Pelaksana Proyek (Kontraktor)

Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan


pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan
perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang
pelaksanaan pekerjaan (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 dan
perubahannya). Kontraktor yang terpilih pada Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng-Blang
Seunong Kecamatan Jeumpa adalah CV Bina Konstruksi PT. Krueng Meuh.
Hak dan kewajiban kontraktor adalah :
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, risalah
penjelasan pekerjaan dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh
pengguna jasa;
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drawing) yang disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa;
3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat;
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan bulanan;
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai
ketetapan yang berlaku.

d) Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah orang/badan hukum yang ditunjuk pengguna jasa untuk
membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal hingga
berakhirnya pekerjaan tersebut (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
2010 dan Perubahannya). Dalam Proyek Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng-Blang
Seunong Kecamatan Jeumpa CV Segitiga Emas konsultan.
Adapun hak dan kewajiban dari pengawas adalah :
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang sesuai Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
dalam waktu yang telah ditetapkan;
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekerjaan;
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan;
12

4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antara


berbagai bidang agar pelaksana pekerjaan berjalan lancar;
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya;
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil
akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan;
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor;
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku;
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan);
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah/kurang.

2.3 Visi dan Misi Perusahaan


a) Visi dan misi PT Adhi Karya Tbk
1. Visi

● Menjadi Korporasi Inovatif dan Berbudaya Unggul untuk Pertumbuhan

Berkelanjutan (BUMN.INFO 2023).


2. Misi

● Membangun insan yang unggul, profesional, amanah dan berjiwa wirausaha;

● Mengembangkan bisnis konstruksi, rekayasa, properti, industri, dan

investasi, yang bereputasi;

● Mengembangkan inovasi produk dan proses untuk memberi solusi serta

impact bagi stakeholders;

● Menjalankan organisasi dengan tata kelola perusahan yang baik;

● Menjalankan sistem manajemen yang menjamin pencapaian sasaran,

kualitas, keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja;

● Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untuk

pembuatan keputusan dan pengelolaan risiko korporasi.


b) Visi dan misi PT Krueng Meuh
1. Visi

● Menjadi korporasi inovatif dan berbudaya unggul untuk pertumbuhan

berkelanjutan
2. Misi
13

● Membangun insan yang unggul, profesional, amanah dan berjiwa wirausaha;

● Mengembangkan bisnis konstruksi, rekayasa, properti, industri, dan

investasi, yang bereputasi;

● Mengembangkan inovasi produk dan proses untuk memberi solusi serta

impact bagi stakeholders;

● Menjalankan organisasi dengan tata kelola perusahan yang baik;

● Menjalankan sistem manajemen yang menjamin pencapaian sasaran,

kualitas, keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja;

● Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untuk

pembuatan keputusan dan pengelolaan risiko korporasi.

2.4 Kegiatan Produksi (Barang/Jasa) di PT Krueng Meuh

a) AMP (Asphalt Mixer Plant) PT Krueng Meuh

Alat produksi campuran aspal panas, yang juga dikenal sebagai Asphalt Mixing Plant (AMP),
merupakan kumpulan peralatan yang dirancang untuk menghasilkan campuran aspal panas.
Fungsinya adalah untuk memproduksi bahan pelapis permukaan jalan yang lentur, yaitu campuran
aspal panas (Kurniawan 2009).

Asphalt Mixer Plant atau Asphalt Mixing Plant (AMP) adalah suatu mesin atau perangkat
yang digunakan untuk menciptakan campuran aspal dengan mengkombinasikan bahan-bahan
seperti agregat dan pasir. AMP Aspal terdiri dari beberapa bagian kunci, termasuk silo agregat,
pengumpan bergetar, drum pengering, drum pencampur, dan sistem pengendalian suhu dan
kelembaban. Campuran aspal yang dihasilkan oleh AMP Aspal digunakan untuk pengaspalan jalan,
landasan pacu bandara, jalur sepeda, trotoar, dan berbagai proyek konstruksi lainnya. AMP Aspal
memiliki variasi jenis, termasuk AMP jenis takaran (batch plant), AMP jenis drum pencampur
(drum mix), AMP jenis berkelanjutan (continuous plant), dan AMP jenis daur ulang (recycling
plant).
14

Gambar 2. 3 Peralatan produksi bahan jalan AMP

b) Komponen AMP

Gambar 2. 4 AMP tipe takaran


Sumber: (Kurniawan 2009)

Bagian atau komponen Peralatan Produksi AMP tipe Batch adalah sebagai
berikut: (lihat gambar 2.4)
1. Bin dingin (Cold bin); 10. Bak penimbang/alat-alat
2. Pintu Bin dingin; timbangan (dial);
3. Elevator dingin (Cold Elevator); 11. Bak Pencampur (Mixer atau
4. Pengering; Pugmill);
5. Pengumpul debu; 12. Penampung filler;
6. Cerobong asap; 13. Tangki oli pemanas aspal;
7. Elevator panas (Hot elevator); 14. Timbangan aspal;
8. Unit ayakan; 15. Pembangkit tenaga (Genset).
9. Bin panas (Hot Bin);

c) Proses Produksi Campuran Beraspal Panas


15

1. Penyiapan Bahan
a. Agregat dimuatkan dalam masing-masing bin dingin untuk tiap;
b. ukuran (Fraksi) sesuai dengan yang diperkirakan dalam campuran;
c. (Sesuai dengan job mix formula);
d. Aspal disiapkan di dalam tangki persediaan;
e. Filler apabila dibutuhkan disiapkan di dalam filler.
2. Proses Produksi
a) Agregat dari masing-masing ukuran dikeluarkan dari masing- masing binnya.
Banyaknya masing-masing ukuran agregat jumlahnya diatur dengan pengaturan
bukaan pintu yang ada di bagian bin, dan diatur sesuai dengan pengaturan
perbandingan dalam Job Mix Formula (JMF). Agregat yang dikeluarkan ditampung
oleh collecting conveyor dan diteruskan ke conveyor pengantar untuk dialihkan masuk
ke dalam drum dryer.
b) Di Dalam dryer agregat tersebut akan dikeringkan dengan cara dipanaskan melalui
semburan api dari burner agregat yang panas dan kering akan keluar diujung dryer dan
dialihkan ke dalam elevator panas (Hot Elevator). Panas agregat yang dikeluarkan
mempunyai suhu sekitar 175°C.
c) Agregat panas dalam hot elevator akan dibawa naik keatas memakai mangkok-
mangkok (bucket) kecil yang dipasang sepanjang rantai yang berputar naik keatas
didalam hot elevator agregat dalam mangkuk-mangkuk kecil tersebut setelah sampai
di atas ditumpahkan ke atas saringan panas bergetar untuk dipilah- pilah kembali
sesuai dengan ukuran butirannya semula. Masing- masing agregat yang lolos saringan
masing-masing akan jatuh masuk ke dalam ruangannya masing-masing
(Compartment) didalam hot bin. Hot bin umumnya mempunyai 4 (empat) ruang
terpisah (Compartment).
d) Filler dimuatkan ke dalam bin filler secara manual melalui filler elevator.
e) Aspal didalam tangki dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu kira-kira
165°C.
f) Proses pencampuran dilaksanakan sebagai berikut:
1. Agregat panas dari masing-masing fraksi dikeluarkan dari compartment masing-
masing untuk ditimbang masing-masing sesuai dengan job mix formula di
tamping dalam bin penimbang.
2. Filler ditimbang sesuai dengan JMF.
3. Aspal panas ditimbang sebanyak yang dibutuhkan untuk setiap kali mencampur
(batch) aspal panas hasil timbangan disimpan didalam tangki penimbang aspal.
16

4. Semua agregat panas yang sudah ditimbang didalam pugmill yang lengan-
tangannya berputar. Kemudian filler ditumpahkan dan selanjutnya aspal panas
yang berada di dalam tangki penimbang aspal disemprotkan ke salurannya
5. ke atas agregat yang sedang teraduk-aduk di dalam pugmill. Selesai pencampuran
pintu buangan dari pugmill dibuka dan campuran beraspal panasnya segera keluar
dan ditampung di atas bak dump truck. Lama waktu pencampuran antara 35 detik
sampai 45 detik (Lihat spesifikasi). Temperatur campuran diatas Dump Truck ±
150°C.
g) Proses produksi dapat digambarkan seperti sketsa pada gambar 2.5 dibawah ini :

Gambar 2. 5 Proses produksi bahan jalan hotmix


Sumber: (Kurniawan 2009)

d) Spesifikasi Penggunaan Bahan AMP pada PT Krueng Meuh


17

Gambar 2. 6 Spesifikasi penggunaan bahan AMP

2.5 Kegiatan Produksi (Barang/Jasa) di PT Adhi Karya

1) Material Stone Crusher PT Adhi Karya

Stone Crusher PT Adhi Karya adalah fasilitas yang digunakan untuk memecah batu guna
memproduksi batu pecah. Fasilitas ini digunakan dalam proyek-proyek konstruksi, seperti
pembangunan jalan tol. Penelitian dan tugas terkait menunjukkan bahwa perusahaan ini
menggunakan Stone Crusher dalam proyek-proyek pembangunan jalan tol di berbagai lokasi, seperti
Ruas Sigli – Banda Aceh dan Subang. Selain itu, terdapat juga penelitian yang membahas
penggunaan bahan bakar dan pelumas pada kegiatan Stone Crusher PT Adhi Karya. Namun, detail
teknis lebih lanjut mengenai Stone Crusher PT Adhi Karya mungkin dapat ditemukan melalui sumber
daya lain.

Stone Crusher PT Adhi Karya menghasilkan batu pecah yang digunakan dalam berbagai proyek
konstruksi, seperti pembangunan jalan tol. Produk yang dihasilkan oleh stone crusher ini digunakan
sebagai bahan baku dalam proses pembuatan jalan dan struktur lainnya. Berikut adalah beberapa
informasi terkait dengan produk yang dihasilkan oleh Stone Crusher PT Adhi Karya:

● Stone Crusher PT Adhi Karya menggunakan mesin pemecah batu (Stone Crusher)

kapasitas 150 ton/jam untuk menghasilkan batu pecah;

● Alat-alat yang digunakan dalam penelitian terkait dengan pemanfaatan residu produk

batu pecah meliputi Wheel Loader, Excavator, Dump Truck, dan Truck;

● Proyek-proyek yang menggunakan Stone Crusher PT Adhi Karya meliputi Proyek Tol

Sigli – Banda Aceh dan Proyek Subang.


18

2) Fungsi Dan Kegunaan Stone Crusher


a) Memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan spesifikasi
(persyaratan gradasi) yang dibutuhkan Selain untuk memecahkan batuan.
b) Memisahkan butir-butir batuan yang telah dipecahkan menggunakan screen atau
saringan, dengan screen, batuan dapat dikelompokkan sesuai ukuran yang kita inginkan.
3) Proses Produksi
Batu-batu yang besar agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunanan yang lebih kecil dulu.
Pemanfaatan batu koral/ batu split atau agregat dalam bangunan sangatlah banyak. Salah satu contoh
kegunaannya adalah sebagai campuran dalam pembuatan beton dan campuran aspal. Selain itu juga
berfungsi sebagai dasar jalan atau permukaan jalan.
19

Pada pekerjaan crushing ini biasanya diperlukan beberapa kali pengerjaan pemecahan, tahap-
tahap pekerjaan ini beserta jenis crusher yang digunakan antara lain :

a) Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary crusher;


b) Pemecahan tahap kedua oleh secondary crusher;
c) Pemecahan – pemecahan selanjutnya jika ternyata diperlukan, oleh tertiary crusher.

Tahap – tahap pekerjaan pemecahan pada crusher dapat dilihat pada diagram alir sebagai
berikut :

Gambar 2. SEQ Gambar_2. \* ARABIC 8 Tahapan pekerjaan pemecahan batu crusher


Sumber: Wikipedia, 2015
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Pelaksanaan Magang

3.1.1 Magang Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh

a. Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar

⮚ Waktu : Hampir setiap hari di tahun 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada STA 6+200 – 12+100 (Seksi 1B)

b. Pekerjaan Base A

⮚ Waktu : Hampir Setiap Hari di tahun 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada STA 3+300 – 5+400 (Seksi 1B)

c. Pekerjaan Lean Concrete

⮚ Waktu : Hampir Setiap Hari di tahun 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada STA 3+300 – 5+400

d. Pekerjaan Rigid Pavement

⮚ Waktu : Hampir Setiap Hari di akhir tahun 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : STA 2+235 - STA 3+380

e. Pekerjaan Blasting

⮚ Waktu : Pada tanggal 23 Agustus 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada STA 10+400

f. Pekerjaan Sand Cone

⮚ Waktu : Hampir Setiap Hari di tahun 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada STA 5+300 – 6+400

g. Pekerjaan Test Slump

⮚ Waktu : Hampir Setiap Mulai pertengahan tahun 2023

20
21

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada STA 3+300 – 5+400

3.1.2 Magang Pada Proyek Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng Kecamatan Jeumpa

a. Pekerjaan Lapisan Pondasi Atas (LPA)

⮚ Waktu : Pada tanggal 16 November 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada Sta 0+000 – 1+350

b. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat

⮚ Waktu : Pada tanggal 30 November 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada Sta 0+000 – 1+350

c. Pekerjaan Aspal

⮚ Waktu : Pada tanggal 4 Desember dan 5 Desember 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada Sta 0+000 – 1+350

d. Pekerjaan Rigid Bahu Jalan

⮚ Waktu : Pada tanggal 11 Desember dan 13 Desember 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada Sta 0+300 – 0+600

e. Pekerjaan Core Drill Aspal

⮚ Waktu : Pada tanggal 12 Desember 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Setiap STA per 100 sepanjang 1.350 KM

f. Pekerjaan Marka Jalan

⮚ Waktu : Pada tanggal 19 Desember 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada Sta 0+000 – 1+350

g. Pekerjaan Sand Cone

⮚ Waktu : Pada tanggal 30 Desember 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Setiap STA per 100 sepanjang 1.350 KM


22

h. Pekerjaan Test Slump

⮚ Waktu : Pada tanggal 17 Desember 2023

⮚ Tempat Pelaksanaan : Pada Sta 0+450

i. Pekerjaan Core Beton

⮚ Waktu : Menunggu kedatangan Tim PPATK

⮚ Tempat Pelaksanaan : Setiap STA per 100 sepanjang 300 m (0+300-0+600)

3.2 Metodologi Penyelesaian Tugas Khusus


3.2.1 Metodologi penyelesaian tugas khusus pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli-
Banda Aceh
a. Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar

Pekerjaan ini meliputi pembongkaran dan penambalan perkerasan existing yang


mengalami kerusakan secara local. Konsultan pengawas akan menentukan area-area yang harus
dibongkar dan ditambal atau ditimbun. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan
di bawah ini, dan akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi dari area yang dikerjakan.
Permukaan daerah yang akan dikerjakan harus diberi tanda, perkerasan dibongkar dan
subgrade digali sampai kedalaman tanah yang stabil.

b. Pekerjaan Base A

Lapisan dasar bawah merujuk pada suatu stratum atau lapisan di atas timbunan yang
difungsikan sebagai pengalir aliran air secara horizontal untuk melindungi badan jalan dari
kerusakan. Dalam proyek konstruksi jalan tol JTTS, Sub-Base menggunakan bahan Agregat A /
Base A. Agregat A memiliki tingkat kepadatan sebesar 100%, mirip dengan fungsi pada lapisan
pondasi struktur perkerasan aspal. Namun, jika digunakan sebagai lapisan drainase, tingkat
kepadatannya harus berkisar antara 95% hingga 97% agar terdapat celah untuk aliran air.

Tebal Sub-Base umumnya sekitar 15 cm setelah pemadatan yang rapat. Dengan demikian,
penghamparan material mencapai sekitar 17 cm sebelum dipadatkan menggunakan vibro roller
menjadi 15 cm. Setelah tahap pemadatan selesai, dilanjutkan dengan uji sand cone untuk
mengukur tingkat kepadatan (Dee 2021).

c. Pekerjaan Lean Concrete (LC)

Lantai cor atau yang disebut juga LC (Lean Concrete) merupakan lapisan lantai yang
digunakan dalam konstruksi rigid pavement. Dapat dikatakan bahwa lapisan ini bukan bagian
23

dari struktur utama, tetapi merupakan persyaratan penting sebelum pelaksanaan beton (rigid).
Fungsinya terbatas sebagai lantai kerja untuk mencegah air semen meresap ke dalam lapisan di
bawahnya. Tebal lantai cor ini umumnya sekitar 10 cm. Proses pengerjaannya relatif sederhana,
dengan beton dari truck mixer dituangkan dan kemudian diratakan menggunakan jidar oleh
tukang.

d. Rigid Pavement

Pekerjaan rigid merupakan tugas yang memiliki bobot signifikan dalam kontrak, dan
merupakan bagian utama dari pembangunan jalan tol. Beton yang digunakan memiliki kelas
mutu P dengan ketebalan 30 cm. Proses pengecoran beton rigid dapat dilakukan menggunakan
alat berat concrete paver atau dengan metode konvensional yang sering disebut manual.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas perkerasan jalan beton ini melibatkan mutu
beton dan pelaksanaannya. Penting untuk memastikan bahwa mutu beton tetap terjaga hingga
mencapai lokasi pengecoran. Slump yang diinginkan adalah 3-5 cm untuk metode
menggunakan alat Paver, dan 5-7,5 cm untuk metode konvensional/manual. Jika campuran
beton terlalu encer, alat Paver tidak dapat menyebar dan mengompakkan beton dengan baik,
sehingga dapat mempengaruhi kualitasnya. Metode pelaksanaan di lapangan juga berperan
penting dalam hasil rigid pavement, dan membutuhkan tenaga kerja berpengalaman yang
memahami penggunaan alat seperti wirtgen dan GNZ.

e. Pekerjaan Blasting

Blasting adalah istilah lain dari Peledakkan atau dapat disebut juga dengan explosion. Dan
Explosion adalah suatu proses pemecahan atau penghancuran suatu material dengan cara
melakukan meledakkan atau dengan menggunakan bahan peledak. Blasting adalah suatu proses
pemecahan atau penghancuran suatu material dengan cara melakukan meledakkan atau dengan
menggunakan bahan peledak.

f. Quality Control

Quality Control adalah salah satu bagian dari manajemen produksi yang memiliki peran dan
juga aturan hukum tertentu dalam pengontrolan pada proses pengemasan hingga mengeluarkan
produk-produk tersebut untuk dapat dipasarkan dengan menjamin kualitas dari produk tersebut.

3.2.2 Metodologi penyelesaian tugas khusus pada Proyek Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng
Blang Seunong Kecamatan Jeumpa
a. Pekerjaan Lapisan Pondasi Atas (LPA)

Lapisan pondasi atas adalah bagian lapisan perkerasan jalan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah. Adapun fungsi lapisan pondasi atas adalah sebagai bagian
24

perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda yang menyalurkan beban ke lapisan di
bawahnya.

b. Pekerjaan Lapis Resap pengikat/ Aspal Cair

Lapis resap pengikat (prime coat) merupakan bagian dari struktur perkerasan lentur yang
berfungsi sebagai penutup/pori lapisan base. Lapis resap pengikat tidak mempunyai nilai
struktur, akan tetapi sangat menentukan ketahanan dan kekuatan struktur.

c. Pekerjaan Aspal

Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) adalah perkerasan yang umumnya menggunakan


bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan di
bawahnya. Lapis Aspal Beton (LASTON) adalah merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan
yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal keras, yang dicampur, dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

d. Pekerjaan Rigid Bahu Jalan

Perkerasan beton semen (rigid pavement) suatu struktur perkerasan yang umumnya terdiri
dari tanah dasar, lapis pondasi bawah dan lapis beton semen dengan atau tanpa tulangan. Bahu
Jalan Adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk
menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi
lapis pondasi bawah, lapis pondasi, dan lapis permukaan.

e. Pekerjaan Core Drill Aspal

Core Drill Aspal adalah metode yang ideal untuk mengambil sampel inti (core sampling)
dari proses pengaspalan jalan atau pemasangan beton yang telah selesai. Material yang dibor
dari bahan konstruksi langsung, dapat memberikan sampel terbaik untuk pengujian laboratorium
yang menilai kualitas bahan atau memverifikasi kesesuaian dengan spesifikasi proyek.

f. Pekerjaan Marka Jalan

Marka atau tanda jalan merupakan suatu tanda yang berada di permukaan jalan yang
berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas serta membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
Marka jalan memiliki berbagai bentuk, ada yang membentuk garis lurus, garis membujur, garis
melintang hingga membentuk garis serong.

g. Hasil Quality Control


25

Quality Control adalah salah satu bagian dari manajemen produksi yang memiliki peran dan
juga aturan hukum tertentu dalam pengontrolan pada proses pengemasan hingga mengeluarkan
produk-produk tersebut untuk dapat dipasarkan dengan menjamin kualitas dari produk tersebut.
BAB IV
HASIL MAGANG

Tempat dilaksanakannya Magang yaitu di PT Adhi Karya pada proyek pembangunan Jalan Tol
ruas Sigli – Banda Aceh seksi 1B dan Seksi 6 Kuta Baro – Baitussalam Sta 1+950 – 2+525 yang (Akses
Road). Selanjutnya Penulis Melaksanakan Magang duplikat rekonstruksi jalan Pucok Alue Rheng Blang
seunong Kecamatan Jeumpa, Bireuen Sta 1+150 Km. Metode pelaksanaan Magang yang dilakukan dan
diterapkan selama pada saat pelaksanaan dalam waktu kurang lebih 6 bulan dimulai dari tanggal 17 Juli
s/d Desember 2023

Adapun hasil tinjauan penulis dalam penyelesaian tugas khusus selama magang yaitu:

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 1 Struktur rigid pavement

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 2 Struktur flexible pavement

4.1 Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar


Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar proyek pembangunan jalan tol Sigli-Banda Aceh Seksi 1B
Padang Tiji-Seulimeum diikuti pada STA 0+50 s/d STA 1+150 dan Mainroad STA 2+350 tanggal 20
Juli 2023, pada STA 2+235 s/d STA 2+500 tanggal 21 Agustus 2023, pada STA 3+270 s/d STA 3+380
dan Interchange STA 1+725 s/d 1+825 tanggal 12 Agustus 2023. Sedangkan pelaksanaan timbunan
granular dilakukan pada mainroad Abt. 1B STA 0+150 tanggal 22 Agustus 2023.

26
27

a. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek karena
pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu pekerjaan proyek.
Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek, baik
dari yang ahli/professional sampai tenaga kerja pemborong/buruh. Tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk pekerjaan timbunan biasa adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Tenaga kerja pada pekerjaan persiapan tanah dasar


No Jabatan Jumlah (orang)
1 PPM 1
2 Supervisor 1
3 Surveyor + Ass 2
4 Operator + Ass 5
5 Mandor 1
6 Pekerja -
7 Supir 4
8 HSE 1

b. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan timbunan biasa adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Peralatan pada pekerjaan penyiapan tanah dasar


No. Jenis/type Jumlah (unit)

1 Dump truck 1

2 Bulldozer 1

3 Sheep foot roller 10

4 Vibratory compactor roller 3

c. Material

Material merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek. Material yang
digunakan untuk pekerjaan timbunan biasa adalah urugan biasa yang berasal dari lokasi galian
sekitar (common borrow material). Tanah yang telah digali dengan menggunakan dump truck
apabila memenuhi syarat spesifikasi maka akan digunakan sebagai material pada pekerjaan
timbunan biasa.

d. Metode Pelaksanaan
28

1) Pekerjaan penimbunan dilakukan lapis per lapis setebal 30 cm kemudian dipadatkan arah
melintang badan jalan dengan menggunakan sheep foot (lihat gambar 4.6) dan vibratory
compactor roller. Pekerjaan timbunan diambil bidang sebelah terlebih dahulu (kiri atau
kanan), dan bidang sebelah (kanan atau kiri) dipergunakan untuk jalur akses alat dan
kendaraan. Selanjutnya sebelum dilakukan penghamparan selanjutnya, harus dilakukan
pengetesan terlebih dahulu, yaitu tes sandcone. Kepadatan kering harus 100%
maksimum.
2) Dibuat trap horizontal dan vertikal untuk akhiran timbunan untuk memudahkan
pemadatan ketika jalur sebelah yang akan dikerjakan.
3) Setelah bidang sebelah (kiri atau kanan) selesai maka diteruskan dengan bidang sebelah
sampai level yang telah ditetapkan.
4) Pelaksanaan penimbunan dilakukan sampai elevasi top tanah timbunan ditambah ±10 cm
kelebihan tinggi timbunan dimaksudkan mengantisipasi kemungkinan penurunan level
tanah timbunan.
5) Setelah diperoleh kepadatan maksimum, kelebihan tanah ini harus segera dikupas sampai
dengan elevasi rencana tanah timbunan dan dibentuk sesuai rencana persiapan tanah
dasar.
6) Setelah dilakukan timbunan sesuai elevasi rencana, kelandaian akhir sesudah timbunan
tidak boleh lebih tinggi dari 2 cm dan kurang dari 3 cm dari rencana.
7) Setelah ketebalan lapisan timbunan tanah telah mencapai ketinggian maksimal 5 meter,
maka dilakukan pekerjaan pembentukan lereng/slope pada timbunan tanah merah yang
telah dipadatkan per layer tersebut dengan menggunakan excavator, pembentukan
kemiringan lereng/slope pada timbunan tersebut dibuat dengan acuan tanda/patok
bentukan profil kemiringan yang sudah disiapkan oleh surveyor.

Untuk dapat memahami proses pelaksanaan penyiapan tanah dasar, dapat dilihat pada gambar
dibawah.

e. Dokumentasi Pekerjaan

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \ Gambar 4. SEQ Gambar_4. \


Gambar 4. SEQ Gambar_4. \
29

f. Skema Tahapan Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar

Dalam pelaksanaan penyiapan tanah dasar diperlukan skema agar teratur dalam mengerjakan
pekerjaan sekaligus mempermudah dalam menghitung Quantity Surveyor. Adapun Skemanya
sebagai berikut :

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 6 Skema tahapan pekerjaan penyiapan


Sumber: PT Adhi Karya, 2019

4.2 Pekerjaan Penghamparan Base A


Pekerjaan penghamparan lapisan base adalah bagian lapisan perkerasan jalan yang terletak antara
lapis permukaan dan lapis pondasi bawah. Lapisan ini berfungsi sebagai berikut:

1) Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dalam menyebarkan beban ke
lapisan bawah;
2) Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
3) Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Syarat – syarat untuk melaksanakan pekerjaan material Lapisan base adalah sebagai berikut:

1) Mutu bahan harus sebaik mungkin dimana tidak mengandung kotoran lumpur, bersisi tajam dan
kaku;
2) Susunan gradasi harus merupakan susunan yang rapat, artinya butiran batuan harus mempunyai
susunan gradasi yang saling mengisi antara butiran agregat kasar, agregat sedang dan agregat
halus sehingga rongga semakin kecil;
30

3)
Material yang digunakan untuk lapisan pondasi atas haruslah awet dan kuat dan mempunyai nilai CBR 50% d

Lapisan Pondasi Atas ini di Indonesia biasanya menggunakan batu pecah kelas 1, 2, atau 3,
Lapen (Penetrasi Macadam), atau stabilitas agregat dengan semen atau aspal.

a. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan hamparan Base/Lapisan Pondasi Atas ini
adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Tenaga kerja pada pekerjaan penghamparan base A

No Jabatan Jumlah (orang)


1 PPM 1
2 Surveyor + Ass 3
3 Supervisor 1
4 Operator + Ass 1
5 HSE 1

b. Peralatan
Alat berat yang digunakan dalam pekerjaan Penghamparan Base ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Peralatan pada pekerjaan penghamparan base A

No. Jenis/type Jumlah (unit)

1 Motor Grader 1

2 Water tank 1

4 Vibratory compactor roller 3

c. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pekerjaan penghamparan Base pada Pembangunan Proyek Jalan Tol
Ruas Sigli – Banda Aceh. Adapun langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
1) Pembentukan Lapis Pondasi

● Lokasi penghamparan disiapkan paling sedikit 100 meter dari rencana penghamparan;

● Pengukuran elevasi dipersiapkan berdasarkan gambar Shop Drawing;

● Apabila dilakukan penghamparan di atas aspal lama, maka harus dilakukan

penggosokan pada permukaan untuk meningkatkan tahanan geser.


31

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 7 Pembentuk lapis

2) Penghamparan

● Panjang minimum panjang minimum penghamparan 100 meter, material diangkut

menggunakan Dump truck kemudian dituangkan di beberapa titik yang telah


ditentukan;

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 8 Penghamparan


32

● Perataan material base A oleh Motor Grader;

Gambar 4. 9 Perataan material base A oleh motor grader

● Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar

menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan;

● Hamparan dibentuk berdasarkan metode yang ditetapkan tidak menyebabkan

segregasi pada partikel agregat kasar dan halus;

● Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan

yang bergradasi baik;

● Penghamparan tidak diperbolehkan sewaktu hujan.

3) Pemadatan

● Setiap lapisan hamparan harus dipadatkan menyeluruh menggunakan alat

pemadat (Vibratory compactor Roller);


33

Gambar 4. 10 pemadatan menggunakan vibratory compactor roller

● Tingkat kepadatan harus 100% dari kepadatan kering maksimum mengacu pada

ketentuan SNI 1743:2008 (AASHTO T180-01 (2004));

● Pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan;

● Kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% dibawah kadar air optimum sampai 1%

diatas kadar air optimum;

● Pemadatan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah

sumbu jalan arah memanjang;

● Pada bagian superelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian rendah ke bagian

yang lebih tinggi;

● Penggilasan dilakukan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut

terpadatkan secara merata.

d. Perhitungan Volume Pekerjaan Lapisan Base A

Untuk perhitungan volume pekerjaan lapisan base A memiliki lebar jalan yang berbeda
dikarenakan untuk pekerjaan la lapisan base A tersambung dengan pekerjaan bahu jalan. Oleh
karena itu, akan diuraikan volume pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas A dengan jarak 265
m, dari STA 2 + 235 – 2 + 500 adalah:

Tebal lapisan = 0,15 m

Lapisan bahu jalan = 3 lapisan

Luas base = ((Lebar badan jalan + lebar bahu jalan) x tebal lapisan) +
34

(lapisan bahu jalan x tebal lapisan)


= ((7,7 m + 1,7 m) x 0,15 m) + (3 x 0,15 m)

= 1,86 m2

Luas ruas kiri = 1,86 m2

Luas ruas kanan = 1,86 m2

Total luas jalan = 3,72 m2

Volume base = Lebar rata – rata x panjang jalan

= 3,72 m2 x 265 m

= 837 m3

4.3 Pekerjaan Lantai Kerja (Lean Concrete)


Lantai kerja atau dengan sebutan beton ramping adalah lapisan pondasi di bawah sub struktur untuk
meminimalkan terjadinya pemompaan tanah dan mengontrol ekspansi dan penyusutan, mempercepat
pekerjaan konstruksi dengan memastikan tanah dasar yang rata untuk pelat beton.

a. Material

Kualitas beton K-125 membawa signifikansi tersendiri, di mana huruf 'K' menunjukkan
karakteristik, dan nilai numerik yang mengikutinya mewakili kekuatan tekan beton. Oleh karena
itu, kualitas beton K-125 menunjukkan karakteristik beton dengan kuat tekan 10,38 Mpa.
Kekuatan ini dapat ditentukan setelah beton mencapai usia 28 hari atau mengalami pengeringan
total. Komposisi kualitas beton ini meliputi semen, kerikil atau batu pecah, dan pasir.
Pencampuran bahan-bahan ini harus dilakukan sesuai dengan proporsi dan aturan yang benar.
35

Gambar 4. 11 Proses perataan lantai kerja akses road seksi 6


b. Alat

● Truck Mixer

Truck Mixer adalah Alat transportasi khusus bagi beton curah siap pakai (Ready Mix
concrete) yang digunakan untuk mengangkut campuran beton curah siap
pakai (Readymix concrete) di Batching Plant (Pabrik Olahan Beton) ke lokasi
pengecoran.

Gambar 4. 13 Mixer truck

c. Tenaga Kerja
Gambar 4. SEQ Gambar_4. \*
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan Lean Concrete adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Tenaga kerja pada saat proses pengerjaan LC

No. Tenaga Kerja Jumlah

1 Pengawas lapangan 1 orang

2 Mandor 1 orang

3 Pekerja 10 orang

4 Supir 3 orang
36

d. Metode Pelaksanaan
1. Melakukan Pematokan
dan Pengukuran
Langkah awal adalah
pematokan lantai kerja setinggi 10 cm,
dilanjutkan dengan diletakkan
bekisting sepanjang area yang akan
di cor, agar bekisting tetap kuat maka
di patokkan paku di sekelilingnya.

Gambar 4. 14 Memeriksa setelah pemasangan bekisting LC

2. Pengujian Slump Beton


Pada Pengujian ini harus dengan persyaratan beton slump 8±12. Apabila slump tidak
memenuhi spesifik maka dapat dilakukan pengembalian. Oleh karena itu, pada saat
penuangan beton ke plat lantai kerja rigid maka akan diambil kan sampe untuk di uji
slump, adapun tata caranya yaitu:
a. Ambilkan sampel beton yang sedang pengecoran;
b. Isikan beton tersebut ke dalam kerucut slump dengan alasnya dengan 3 lapisan
mengisinya, lapisan pertama di ketuk 25 kali selanjutnya lapisan kedua dan ketiga
seperti hal yang serupa 25 juga;
c. Kemudian buka kan slump secara perlahan, maka kita akan mengetahui kadar slump
yang akan kita inginkan.
37

Gambar 4. 15 Uji Slump memperoleh hasil setinggi 10 cm

3. Pengecoran Lean Concrete


Pengecoran Lean Concrete (LC) dilaksanakan menggunakan truk mixer, di mana
beton dialirkan ke area LC dan diratakan dengan cangkul serta sekop sebelum akhirnya
disempurnakan melalui proses finishing menggunakan jidar dan roskam.

Gambar 4. 16 Proses pengecoran Lc Sta 0+425 ruas akses road Baitussalam dan
diratakan oleh jidar dan roskam

4. Perhitungan Volume Pekerjaan Lantai Kerja (LC)

Berikut adalah rekapitulasi volume pekerjaan Lantai Kerja/Lean Concrete pada


pelaksanaan pembangunan jalan tol seksi 6 Kuta Baro - Baitussalam (Sta. 0+ 425 s/d 0+
537) pada sisi R.

Panjang = 112 Meter


Lebar = 3,2 Meter
Tinggi = 10 Cm
Volume = Panjang x lebar x tinggi
= 112 Meter x 3,2 Meter x 0,10 Meter
= 35,84 M3

5. Dokumentasi Pekerjaan Lean Concrete


38

Gambar 4. 17 Proses pengerjaan lean concrete

4.4 Hasil Quality Control


Quality control berguna untuk memeriksa dan melakukan pengujian, mulai dari material
(Spesifikasi), Pemasangan (sesuai gambar) dan hasil kerja (sesuai toleransi spesifikasi teknis hasil
pekerjaan) dan penilaian berdasarkan standar RKS/Spesifikasi Teknis dan peraturan yang ditetapkan
harus dipatuhi. Quality Control dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang memenuhi
persyaratan mutu proyek dengan cara efektif tanpa adanya pengulangan pekerjaan.
Selama kegiatan magang, Quality Control yang diikuti di laboratorium Quality Control yaitu:

A. Laboratorium Quality Control Workshop 1B Padang Tiji-Seulimum

Pelaksanaan pekerjaan pengujian material dilakukan di mini laboratorium PT Adhi Karya Padang
Tiji, untuk material agregat kasar 1-2 dan 2-3, Agregat Halus (pasir) yang memenuhi
syarat/spesifikasi ditempatkan di lokasi penumpukan Material Stone Crusher PT Adhi Karya Padang
Tiji.

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 18

Tabel 4. 6 Jenis material yang di uji di lab. Quality control seksi 1B padang tiji-seulimum

No Jenis Material Asal


39

1 Tanah Quarry STA. 6 + 400

2 Agregat kasar (split) uk. 1-2 dan 2-3 cm Stone Crusher Padang Tiji

3 Agregat Halus (pasir) Stone Crusher Padang Tiji

Rincian pengujian yang dilakukan meliputi:

● Pengujian Soil/Tanah;

● Pengujian Fine Aggregate(Agregat Halus);

● Pengujian Coarse Aggregate(Agregat Kasar 1-2 dan 2-3).

1. Pengujian Soil/Tanah
a. Kadar Air (moisture content natural)
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam massa
tanah terhadap berat butiran padat (tanah kering), dan dinyatakan dalam persen.
Pelaksanaan pengujian kadar air pada proyek pembangunan jalan tol ruas Sigli-Banda
Aceh seksi 1B Padang Tiji-Seulimeum dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2023 di mini
laboratorium PT Adhi Karya, Padang Tiji.

⮚ Tenaga Kerja

Pada pengujian kadar air, tenaga kerja laboratorium yang berpartisipasi pada
pengujian ini sebagai berikut:

Tabel 4. 7 Tenaga kerja pengujian kadar air

No. Tenaga kerja Jumlah

1 Pengawas/QC lab 1 orang

2 Teknisi 2 orang

⮚ Peralatan

● Oven/Kompor;

● Cawan.
40

⮚ Metode pelaksanaan

1) Gunakan APD lengkap sesuai dengan lingkup pekerjaan;


2) Ambil cawan yang bersih dan kering kemudian timbang dan catat;
3) Ambil sampel atau material tanah yang akan diuji, masukkan ke dalam
cawan yang telah ditimbang sebelumnya;
4) Timbang sampel tanah + cawan, kemudian catat;
5) Oven atau keringkan sample di dalam cawan;
6) Setelah kering keluarkan sampel dari oven atau kompor kemudian biarkan
dingin;
7) Setelah dingin lalu timbang cawan beserta isinya, kemudian catat.

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \*

⮚ Hasil pengujian
Hasil pengujian kadar air alami (moisture content natural) dapat dilihat pada
lampiran. Data Quantity Control Laboratorium Seksi 1B Padang Tiji Properties
Soil Quarry 6+400.

2. Pengujian Berat Jenis/Specific Gravity


Tujuan pengujian berat jenis adalah untuk memperoleh nilai perbandingan antara massa
dan volume dari bahan yang diuji. Pelaksanaan pengujian berat jenis pada proyek
pembangunan jalan tol ruas Sigli-Banda Aceh Seksi 1B Padang Tiji-Seulimeum dilaksanakan
pada tanggal 25 Juli 2023 di mini laboratorium PT Adhi Karya Padang Tiji.

⮚ Tenaga Kerja
41

Pada pengujian berat jenis, tenaga kerja laboratorium yang berpartisipasi


pada pengujian ini sebagai berikut :

Tabel 4. 8 Tenaga kerja pengujian berat jenis

No. Tenaga kerja Jumlah

1 Pengawas/QC lab 1 orang

2 Teknisi 2 orang

⮚ Peralatan

● Timbangan;

● Piknometer;

● Kerucut SSD+Penumbuk;

● Corong.

⮚ Metode Pelaksanaan

● Ambil tanah/sampel untuk diuji secukupnya;

● Tanah/sampel kemudian direndam sampai jenuh ±24 jam;

● Angkat dan keringkan sampel sampai keadaan SSD;

● Sampel yang telah dijemur kemudian diuji dengan kerucut SSD

untuk mengetahui bahwa sampel tersebut dalam keadaan SSD


(kering permukaan);
42

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 20


Material di jemur untuk mencapai SSD

● Setelah itu timbang sampel yang dalam keadaan SSD sebanyak 500

gr;
¼
● Masukkan kedalam Piknometer yang telah diisi air nya dan aduk

sampai tidak kelihatan gelembung udara;

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 21


Pengambilan gelembung udara pada pengujian
SPGR of soil

● Diamkan sampai 24 jam;

● Setelah itu dan catat.

⮚ Hasil Pengujian

Hasil pengujian pada uji specific gravity of soil dapat dilihat pada lampiran
halaman 91. Data Quality Control Laboratorium seksi 1B Padang Tiji properties
Soil Quarry 6+400.

3. Proctor/Compaction test
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air dengan
kepadatan tanah, juga untuk menentukan nilai berat isi kering maksimum (dry max) dan nilai
kadar air optimum (OMC) serta untuk mendapatkan grafik hubungan antara berat isi kering
dan kadar air untuk energi pemadatan tertentu. Pengujian ini disebut juga Proctor test dan
dapat dilakukan dengan cara standar ataupun modified.

⮚ Tenaga Kerja
43

Pada pengujian Compaction test, tenaga kerja laboratorium yang


berpartisipasi pada pengujian ini sebagai berikut :

Tabel 4. 9 Tenaga kerja pengujian proctor test

No. Tenaga kerja Jumlah

1 Pengawas/QC lab 1 orang

2 Teknisi 2 orang

⮚ Peralatan

● Cetakan (mould) dengan diameter ±102 mm, dan diameter ±152 mm;

● Alat penumbuk (hammer) dengan berat 2,5 kg dan 4,5 kg;

● Ayakan no. 4 (4,75 mm) atau ¾ (19 mm);

● Timbangan dengan ketelitian 1,0 gr;

● Jangka sorong (caliper);

● Extruder (alat pengeluar contoh tanah);

● Oven/kompor;

● Alat perata (straight edge), talam, mistar, palu, karet dan tempat

sampel.

⮚ Metode Pelaksanaan

⮚ Penyiapan benda uji

1) Billa contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan
lembab, maka keringkan dengan cara didinginkan (kering udara) atau
dikeringkan dengan kompor, kemudian pisahkan gumpalan gumpalan
tanah dengan cara menumbuk dengan palu karet;
2) Tanah hasil tumbukan pada point (1), diayak dengan ayakan No.4 (4,75
mm) atau ¾” (19 mm);
44

3) Seluruh sampel yang telah diayak, dibagi menurut cara “perempat


banyak” atau dengan menggunakan riffler sample;
4) Ambil hasil sampel tersebut dan ditimbang masing-masing sebanyak 2,5
kg untuk pemadatan standar, atau 5 kg untuk pemadatan modified, yang
masing-masing sejumlah 5 buah, atau sesuai petunjuk instruktur;
5) Campur tanah hasil timbangan pada point (4) dengan air sedikit demi
sedikit, kemudian diaduk sampai merata lalu diperam/disimpan selama
24 jam dalam plastik yang telah diberi label. Masing-masing plastik
diikat dengan rapat. Penambahan air diusahakan agar didapatkan kadar
air:
a. 1 benda uji diperkirakan secara visual sebagai kadar air optimum;
b. 2 benda uji dengan kadar air dibawah kadar air optimum;
c. 2 benda uji dengan kadar air diatas kadar air optimum. Volume air
yang ditambahkan di tiap sampel, diatur berdasarkan jenis tanahnya.
Untuk dominan lempung dan lanau penambahan air ± 2,5% - 3%
sedangkan, untuk tanah dominan pasir, penambahan air ± 1,5% - 2%.

⮚ Prosedur Pengujian

1) Cetakan dalam keadaan bersih, ditimbang dengan/tanpa alas, (W1 gr),


ukur tinggi dan diameter cetakan, serta hitung volume cetakan, (V
cm3);
2) Cetakan, alas dan leher penyambung diberi oli secukupnya pada
bagian dalamnya, untuk memudahkan proses pengeluaran contoh
tanah;
3) Ambil salah satu benda uji, masukan sebagian ke dalam cetakan yang
diletakkan di atas landasan yang kokoh, kemudian tumbuk sebanyak
25 atau 56 kali, dimana hasil tumbukan mempunyai tinggi 1 /3 atau
1 /5 tinggi cetakan. (Lihat gambar dibawah 4.22)
Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 22 Material
mulai di compact dengan pukulan tertentu

4) Toleransi ketebalan untuk masing masing lapisan adalah ± 0,5 cm,


kecuali untuk lapisan terakhir dengan toleransi +0,5 cm;
5) Sebelum menambahkan tanah untuk pemadatan lapis berikutnya, muka
tanah hasil pemadatan sebelumnya harus didasarkan dengan
pisau/spatula;
6) Lepas laher penyambung dan pemotong kelebihan tanah dengan pisau
perata;
7) Bersihkan bagian luar dan timbang dengan/tanpa alas, (W2). (lihat
gambar 4.23)

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 23 Benda uji di timbang


setelah di compact dan di bersihkan

8) Keluarkan nanah dari dalam cetakan dengan alat pengeluar tanah


(extruder);
9) Belah benda uji serta ambil tanah secukupnya pada tiga bagian (atas,
tengah,bawah) untuk dicari kadar air nya;
10) Ulangi tahapan point (3) sampai dengan (7) untuk keseluruhan benda
uji yang disiapkan.

45
46

⮚ Hasil Pengujian

Hasil pengujian pada uji Proctor/Compaction test dapat dilihat pada


lampiran halaman 90. Data Quality Control Laboratorium seksi 1B Padang Tiji
properties Soil Quarry 6+400.

4. Sieve analysis (Analisa saringan)

Pengujian Sieve Analisis atau analisa ukuran butiran bertujuan untuk mengetahui gradasi
pembagian butiran dari suatu sampel tanah berbutir kasar, serta untuk mengetahui klasifikasi
tanah. Karena pada dasarnya partikel-partikel pembentuk struktur tanah mempunyai ukuran
dan bentuk beraneka ragam, baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif. Sifat suatu
tanah banyak ditentukan oleh ukuran butir dan distribusinya.
Pelaksanaan pengujian analisa saringan pada proyek pembangunan jalan tol tol ruas Sigli
banda Aceh seksi 1B padang tiji – seulimum dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2023 di
Workshop PT Adhi Karya Padang Tiji.

⮚ Tenaga kerja

Pada pengujian sieve analysis, tenaga kerja laboratorium yang berpartisipasi


pada pengujian ini sebagai berikut:

Tabel 4. 10 Tenaga kerja pengujian analisa saringan

No. Tenaga kerja Jumlah

1 Pengawas/QC lab 1 orang

2 Teknisi 2 orang

⮚ Peralatan

● Timbangan;

● Satu set saringan ( lampiran pengujian sampel tanah);

● Oven/kompor.

⮚ Metode Pelaksanaan

1) Gunakan APD lengkap sesuai dengan lingkup pekerjaan;


2) Benda uji dikeringkan dengan kompor;
47

3) Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling
besar ditempatkan di atas, sebelumnya masing-masing saringan telah di
ketahui berat kosongnya;(lihat gambar 4.24)

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC


24 Proses analisa saringan
4. Kemudian lakukan pengayakan secara manual
5. Timbang benda uji/ sampel yang tertahan pada masing masing saringan.

⮚ Hasil pengujian

Hasil pengujian pada uji analisa saringan dapat dilihat pada lampiran
halaman 89. Data Quality Control Laboratorium seksi 1B Padang Tiji properties
Soil Quarry 6+400.

5. Atterberg Limit

Pengujian Atterberg Limit bertujuan untuk menentukan nilai liquit limit, Plastic limit,
serta Plasticity indeks. Tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, sangat peka
terhadap perubahan kandungan air. Atterberg telah menentukan titik tertentu berupa:

● Batas cair/ liquid limit adalah nilai kadar air, dimana tanah dalam keadaan antara

cair dan plastis.

● Batas plastis/ plastic limit adalah nilai kadar air, dimana tanah dalam keadaan antara

plastis dan semi padat.


48

Sifat-sifat plastis dinyatakan dengan nilai indeks plastisitas ( plasticity indeks) yang
merupakan selisih dari nilai kadar air, dimana batas cair dengan nilai kadar ai, dimana batas
cair dengan nilai kadar air batas plastis yaitu :
PI = LL-PL

Nilai PI yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut peka terhadap perubahan kadar
air, dan mempunyai sifat kembang susut yang besar serta pengaruhnya terhadap daya dukung
atau kekuatan tanah.

Pelaksanaan pengujian Analisa Saringan pada proyek pembangunan jalan tol ruas Sigli-
Banda Aceh Seksi 1B padang Tiji-Seulimum dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2023 di
workshop PT Adhi Karya Padang Tiji.

⮚ Tenaga Kerja

Pada pengujian Atterberg Limit, tenaga kerja laboratorium yang berpartisipasi


pada pengujian ini sebagai berikut:

Tabel 4. 11 Tenaga kerja pengujian Atterberg limit

No. Tenaga kerja Jumlah

1 Pengawas/QC lab 1 orang

2 Teknisi 2 orang

⮚ Peralatan

● Casagrande; ● Cawan;

● Grooving tool; ● Timbangan;

● Spatula; ● Lempeng kaca

ukuran 60 x 60 x 1
● Oven/kompor;
cm.

⮚ Metode Pelaksanaan
49

● Batas cair/ liquid limit

1) Gunakan APD lengkap sesuai dengan lingkup pekerjaan;


2) Ambil benda uji sebanyak 100 gr yang sudah di siapkan, masukkan ke
dalam cawan yang dapat ditutup rapat;
3) Beri air suling pada benda uji sedikit demi sedikit, serta aduk dengan
merata sampai homogen. Kemudian diamkan ± 24 jam, dengan maksud
agar air dapat bercampur keseluruh butiran benda uji secara merata; (lihat
pada gambar 4.25)

Gambar 4. SEQ

4) Setelah pencampuran menjadi homogen, ambil benda uji secukupnya dan


letakkan pada mangkuk alat uji (casagrande) lalu ratakan permukaannya
sedemikian rupa sehingga sejajar dengan dasar alat uji, tebal maksimum 1
cm;
5) Buat alur dengan membagi dua benda uji dalam mangkuk dengan
menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah
pemegang mangkok secara simetris dan tegak lurus terhadap permukaan
mangkok; (lihat gambar 4.27)
50

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \*

6) Putar engkol alat uji sehingga mangkok naik/jatuh setinggi 1 cm, dengan
kecepatan 2 putaran per detik. Pemutaran ini dilakukan terus dengan
kecepatan tetap tetap sampai dasar alur benda uji berimpit sepanjang ±
1,27 cm, dan catat jumlah pukulan pada waktu berimpit tersebut; (lihat
gambar 4.27)

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \*

7) Ulangi langkah 4 sampai 6 paling kurang 2 kali diperoleh jumlah


pukulan yang sama, dengan maksud campuran tersebut sudah betul betul
merata kadar airnya. Bila telah diperoleh jumlah pukulan yang sama,
maka ambillah sedikit tanah pada bagian yang berimpit untuk dicari
kadar airnya;
8) Kembalikan sisa benda uji lempangan uji ke lempengan kaca dan
tambahkan air suling. Ulangi langkah 3 sampai 7 berturut-turut dengan
variasi kadar air yang berbeda sehingga diperoleh perbedaan jumlah
pukulan sebesar 8-10 pukulan;
9) Lakukan percobaan tersebut diatas dengan kadar air yang bervariasi (5
sampel) sehingga didapat pukulan 10-50 kali.

● Batas plastis (plastic Limit)

1) Benda uji sama dengan yang dipakai pada batas cair. Letakkan benda uji
di atas pelat kaca lalu tambahkan air suling atau jika sudah terlalu basah,
campurkan benda uji tersebut dengan benda uji yang kering serta aduk
hingga merata;
2) Setelah kadar air merata, buatlah bola-bola tanah dengan diameter ± 1
cm dengan berat 8 gr. Kemudian bola-bola tanah di geleng-geleng di
51

atas lempengan kaca dengan telapak tangan kecepatan 80-90


gelengan/menit;
3) Lakukan penggilingan sampai benda uji berbentuk batang dengan
diameter 3 mm. Bila ternyata benda uji belum mencapai diameter 3 mm
sudah retak-retak, maka satukan kembali benda uji lalu tambahkan air
suling sedikit demi sedikit serta aduk kembali hingga homogen. Jika
ternyata hasil gelengan mempunyai diameter 3 mm serta minimum 2,5
cm; (Lihat gambar 4.29)

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC

4) Buat sampel percobaan sebanyak ± 5 gr, kemudian periksa kadar airnya.

⮚ Hasil pengujian

Hasil pengujian pada pengujian Atterberg Limit dapat dilihat pada lampiran
halaman 95. Data Quality Control laboratorium Seksi 1B Padang Tiji Properties
Soil Quarry 6+400.

6. Berat Jenis (Unit weight)

Tujuan pengujian berat ini diharapkan dapat menentukan nilai berat isi suatu tanah asli
dan untuk membandingkan antara berat tanah seluruhnya dengan isi tanah seluruhnya.

Pelaksanaan pengujian berat isi pada proyek pembangunan jalan tol ruas Sigli-Banda
Aceh Seksi 1B Padang Tiji-Seulimum dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2023 di mini
laboratorium PT Adhi Karya Padang Tiji.

⮚ Tenaga Kerja

Pada pengujian unit weight test, tenaga kerja laboratorium yang berpartisipasi
pada pengujian ini sebagai berikut :
52

Tabel 4. 12 Tenaga kerja pengujian berat jenis


No. Tenaga kerja Jumlah

1 Pengawas/QC lab 1 orang

2 Teknisi 2 orang

⮚ Peralatan

● Timbangan

● Mould/Tabung

⮚ Metode Pelaksanaan

1) Ambil sampel untuk diuji dalam keadaan SSD secukupnya


2) Ruang sampel tanah ke dalam mould secara merata dan sampai
3 lapis.
3) Kemudian diratakan, ditimbang, dan dicatat biasanya dilakukan
sampai 3 kali untuk diambil rata-ratanya.

⮚ Hasil Perhitungan

Hasil pengujian pada pengujian unit weight test dapat dilihat pada
Lampiran. Data Quality Control Laboratorium seksi 1B Padang Tiji
Properties Soil Quarry 6 + 400.

7. California Bearing Ratio (CBR)

Pengujian CBR dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR tanah dan campuran tanah
agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu, sehingga dapat digambarkan
grafik dari pengujian CBR.

Pengujian ini bersifat empiris, yaitu mengukur tahanan geser tanah pada kondisi kadar air
dan kepadatan tertentu untuk menentukan nilai kekuatan (daya dukung) relatif tanah dasar
atau bahan-bahan lain yang dipakai untuk perkerasan, yang dinyatakan dalam nilai CBR.
Nilai CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi dari bahan tertentu terhadap beban
standar untuk kedalaman dan kecepatan penetrasi tertentu, dan dinyatakan dalam persen (%).

Pelaksanaan pengujian Analisa Saringan pada proyek pembangunan jalan tol ruas Sigli-
Banda Aceh seksi 1B Padang Tiji-Seulimum dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2023
53

(pembuatan benda uji) dan 1 agustus 2023 (pengujian CBR) di workshop PT Adhi Karya
Padang Tiji.

⮚ Tenaga Kerja

Pada pengujian CBR test, tenaga kerja laboratorium yang berpartisipasi pada
pengujian ini sebagai berikut:

Tabel 4. 13 Tenaga kerja pengujian CBR


No. Tenaga kerja Jumlah

1 Pengawas/QC lab 1 orang

2 Teknisi 2 orang

⮚ Peralatan

● Mesin beban (load frame) yang dilengkapi dengan cincin beban (loading)

dan arloji pengukur deformasi (dial gauge);

● Cetakan dengan diameter ± 15,2 cm dan tinggi ± 12,6 cm termasuk leher

penyambung dan keping alas serta piringan pemisah;

● Alat penumbuk seberat 4,54 kg dengan tinggi jatuh 45,7 cm;

● Piston/torak penetrasi dengan diameter 4,49 cm;

● Keping beban seberat 4 kg;

● Timbangan dengan ketelitian 1 gr;

● Alat perata (straight edge);

● Peralatan untuk penentuan kadar air.

⮚ Metode Pelaksanaan

● Penyiapan Benda Uji


54

1) Ambil contoh tanah seberat 5 kg yang kering udara,kemudian


tambahkan air sehingga mendekati kadar air optimum (OMC) atau
kadar air yang dikehendaki;
2) Rangkai cetakan, keping alas, leher penyambung dan masukkan
piringan pemisah dan beri kertas saring di atasnya;
3) Padatkan contoh tanah dengan cara yang disesuaikan dengan cara yang
digunakan pada percobaan pemadatan. Bila benda uji akan direndam,
cari dulu kadar air contoh tanah sebelum dipadatkan, bila tidak
direndam kadar airnya dicari setelah benda uji dikeluarkan dari
cetakan;
4) Buka laher penyambung, meratakan permukaan dengan alat perata,
jika terdapat lubang-lubang tambalkan dengan bahan yang halus,
kemudian ditimbang;
5) Lepaskan alat cetakan dan keluarkan piringan pemisah, pasangkan alas
cetakan pada sisi lainnya, kemudian balikkan benda uji yang masih
terdapat dalam cetakan, beri kertas saring lalu pasang keping beban;
6) Untuk CBR tanpa rendaman (unsoaked) benda uji siap untuk ditekan
pada mesin tekan. Bila yang dilakukan adalah CBR rendaman
(soaked), ikuti langkah berikut ini:
a. Ganti alas cetakan yang dipakai pada langkah (5) di atas dengan
alas cetakan yang berlubang, jangan lupa untuk memasang kertas
saring;
b. Pasang alas pengembangan berlubang di atas permukaan benda
uji, serta beri keping beban seberat 4,00 kg atau sesuai keadaan
beban perkerasan;
c. Pasang arloji untuk mengukur pengembangan, dan atur
pembacaannya pada posisi nol;
d. Rendam benda uji, dengan permukaan air berada ± 2,5 cm di atas
permukaan benda uji, dengan permukaan benda uji. Lama
perendaman benda uji disesuaikan dengan jenis tanah, dimana
untuk tanah yang berbutir halus diperlukan waktu yang lebih
lama. Sebagai pedoman, perendaman dapat dihentikan apabila
pembacaan pengembangan sudah relatif sangat kecil; (Lihat pada
gambar 4.27)
55

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 29


Perendaman benda uji selama 4 hari
e. Catat tegal/bulan/tahun dan waktu mulai dan selesainya
perendaman, serta bacaan besarnya pengembangan;
f. Lepaskan tripod beserta arloji pengembangan, keluarkan benda uji
kemudian tiriskan dengan cara dimiringkan selama 15 menit;
g. Bersihkan cetakan dari air yang tersisa, kemudian ditimbang.
Benda uji siap ditekan pada mesin beban.

● Prosedur Pengujian

1) Letakkan keping beban seberat 4,00 kg atau sesuai dengan perkiraan


beban perkerasan diatas benda uji;
2) Untuk benda uji yang direndam (soaked) beban harus sama dengan
beban yang dipakai pada saat perendaman;
3) Atur piston/torak penetrasi agar menyentuh permukaan benda uji;
4) Lakukan pembebanan awal sebesar 4,54 kg untuk menjamin bahwa
permukaan piston/torak benar benar menyentuh permukaan benda uji.
Kemudian atur arloji beban dan penetrasi pada posisi nol;
5) Beri pembebanan dengan menggunakan engkol secara teratur sehingga
kecepatan penetrasi mendekati ± 1,27 mm atau 0,05 inc/menit;
6) Lakukan pencatatan bacaan dial beban pada penetrasi sebesar 0,5 mm,
1,5 mm, 2,0 mm, 2,5 mm, 3 mm, 3,5 mm, 4 mm, 4,5 mm, 5 mm, 7,5
mm, 10,0 mm, 12,5 mm; (lihat gambar 4.30)
56

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \*


7) Catat pembacaan, bila beban maksimum (kapasitas cincin beban) telah
tercapai sebelum penetrasi 12,5 mm;
8) Lepaskan benda uji, kemudian pasang piringan pemisah pada
permukaan benda uji dan tutup dengan cetakan;
9) Balikkan benda uji, kemudian lakukan pengujian langkah (1) sampai
dengan (5) untuk sisi yang lainnya;
10) Setelah selesai melakukan pengujian, keluarkan benda uji dari cetakan
dan ambil contoh tanah pada tiga tempat yang mewakili untuk dicari
kadar airnya. (lihat gambar 4.31 )

⮚ Hasil Pengujian

Hasil pengujian pada pengujian CBR Test dapat dilihat pada lampiran
halaman 94. Data Quality Control workshop seksi 1B padang tiji Properties
soil Quarry 6+400.

8. Pengujian Fine Aggregate (agregat halus)

Pengujian fine Aggregate (Agregat Halus) memiliki kesamaan komponen pengujian


dengan perlakuan yang hampir mirip pula dengan soil investigation. Salah satu pengujian
fine aggregate adalah menganalisis tidak digunakannya pasir laut sebagai campuran pada
konstruksi. Hasil pengujian pasir laut tersebut dapat dilihat pada lampiran halaman 92 Data
Quality Control workshop seksi 1B padang Tiji.

9. Pengujian Coarse Aggregate (agregat kasar)


57

Pengujian Coarse Aggregate (Agregat Kasar) memiliki kesamaan komponen- komponen


pengujian dengan soil investigation (pengujian tanah). Agregat kasar yang diuji yaitu split
ukuran 1-2 cm dan 2-3 cm. Hasil pengujian material Base B dapat Quality Control workshop
seksi 1B padang Tiji, dan job mix formula base A dapat dilihat di lampiran halaman 92.

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC

Gambar
10. Dynamic Cone Penetration 4. SEQ
(DCP) STAGambar_4. \* ARABIC
5+500 R mainroad

Pengujian ini secara tidak langsung dapat dipakai untuk menentukan nilai CBR lapangan
dari tanah dasar (subgrade) untuk dudukan road. Pelaksanaan Dynamic Cone Penetration
(DCP) ini dilakukan pada 29 Juli 2023 pada mainroad STA 5+500 R.

⮚ Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang diperlukan pada pengujian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 14 Tenaga kerja pengujian DCP


No. Tenaga kerja Jumlah

1 Pengawas/QC lab 1 orang

2 Teknisi 2 orang

⮚ Peralatan

● Penumbuk seberat 9,07 kg (20 lb) yang dapat dijatuhkan bebas setinggi 50,8

cm (20 inch), melalui sebuah batang peluncur bergaris tengah 16 mm (5/8


inch), yang dilengkapi dengan landasan pemukul (anvil).

● Batang penetrasi terdiri dari besi/baja bulat bergaris tengah 16 mm (5/8 inch)

sepanjang ± 90 cm, yang dilengkapi dengan kerucut pada ujungnya.

● Kerucut (conus), yang terbuat dari baja keras dengan sudut puncak 30° serta

diameter terbesarnya adalah 2 cm (atau luasnya = 1,61 cm2)


58

● Alat ukur berupa penggaris dan rol meter dengan panjang 100 cm, dan skala

0,50 cm.

⮚ Metode Pelaksanaan

1) Gunakan APD lengkap sesuai dengan lingkup pekerjaan.


2) Gali permukaaan tanah pada lokasi pengujian sampai pada kedalaman
dimana pengukuran awal CBR akan dievaluasi. Jika pengujian dilakukan
pada badan jalan dengan perkerasan, singkirkan semua bahan perkerasan
yang ada.
3) Letakkan alat DCP secara vertikal, berikan tumbukan awal secukupnya
(seating blows), untuk menanamkan ujung kerucut sampai garis tengahnya
yang terbesar terletak pada permukaan tanah yang akan diuji. (Lihat gambar
4.30)

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 34

4) Pasang alat ukur dalam posisi vertikal, bersebelahan dengan batang penetrasi
di permukaan tanah. Gunakan batas landasan pemukul sebagai datum
pengukuran.
5) Lakukan penumbukan dengan dengan palu yang dijatuhkan bebas, ukur dan
catat kedalaman penetrasi untuk setiap tumbukan. Pekerjaan dilakukan oleh
minimal dua orang.
6) Apabila jenis tanah yang diuji sangat keras (penetrasi kurang dari kira-kira
0,2 cm/tumbukan), berikan serangkaian tumbukan sebanyak 5 atau 10 kali,
kemudian ukur kedalaman penetrasi yang terjadi.
7) Percobaan dihentikan apabila telah tercapai keadaan seperti berikut :
a. Tidak terdapat penurunan berarti untuk 10 tumbukan terakhir berturut-
turut.
59

b. Kedalaman penetrasi telah mencapai kedalaman/ketebalan lapisan yang


hendak dievaluasi.
c. Batang penetrometer telah masuk seluruhnya ke dalam tanah.
8) Keluarkan alat dari dalam tanah dengan jalan memukulkan palu dengan ke
arah atas pada baut pembatas tinggi jatuh (stop nut).
9) Akibat dari langkah dari point (8) yang dilakukan secara berulang ulang,
dapat menyebabkan pemanjangan yang nyata dari batang peluncur, sehingga
diperlukan pengecekan setiap kali akan melakukan percobaan, dengan
mengatur baut pembatas tinggi jatuh pada posisi yang tepat.

⮚ Hasil Pelaksanaan

Hasil Dynamic Cone Penetration (DCP) test untuk dudukan tanah pada
mainroad STA 5+500 R. Dapat dilihat pada lampiran halaman 85. Data
Dynamic Cone Penetration (DCP) mainroad STA 5+500 R.

11. Sand Cone Test


Test Sand Cone adalah untuk mendapatkan nilai CBR minimal lapangan. Test Sand Cone
pada tanah dilakukan bertujuan untuk menentukan kepadatan ditempat hanya sebatas untuk
tanah yang mengandung butiran kasar lebih dari 5 cm. Pengecekan kadar air pada Lapisan
Pondasi Atas. Tes sand cone pada proyek ini dilaksanakan di seksi 1B Padang tiji-Seulimum
Sta 5+ 400. Data dapat dilihat pada lampiran halaman 84
Pada tanggal 14 September 2023.
Adapun langkah pelaksanaan Test Sand Cone :
1. Pemasangan plat Sandcone dengan cara dipaku di setiap ujungnya;
2. Penggalian base A sedalam 10 cm – 15 cm, khusus pada proyek jalan tol 12 cm;
3. Timbang berat cawan;
4. Timbang berat cawan + pasir;
5. Ambil dan buka tutup speedy test lalu masukkan sedikit pasir hasil galian ditambah satu
sendok susu karbit lalu di shake;
6. Timbang corong + pasir Ottawa (pasir kuarsa);
7. Masukkan corong pasir Ottawa kedalam lubang yang sudah di gali (lubang sand cone),
lalu buka pengunci alat corong pasir Ottawa, lihatlah sampai kapasitas pasir menurun;
8. Jika pasir tidak menurun lagi tutup alat corong pasir Ottawa;
9. Timbang berapa berat pasir yang tersisa dalam corong;
10. Masukkan kembali pasir Ottawa dari lubang Sandcone ke dalam corong.
60

Gambar 4. 35 Pengujian sendcone pada Sta 5+400 seksi 1B

4.5 Pekerjaan Rigid Pavement (Perkerasan Kaku)


Jalan yang menggunakan perkerasan kaku, atau yang dikenal sebagai rigid pavement, merupakan
jenis perkerasan yang menggunakan beton sebagai bahan utamanya. Kelebihan dari perkerasan kaku
dibandingkan dengan perkerasan lentur (flexible pavement) adalah kemampuannya untuk menahan beban
kendaraan berat. Selain itu, ketika kendaraan melintas di atasnya, distribusi beban yang dihasilkan
menjadi merata, sehingga perawatannya menjadi lebih mudah dan ekonomis. Ketebalan dari rigid
pavement ini adalah 30 cm. Pekerjaan pembuatan rigid pavement biasanya dilakukan pada malam hari,
karena jika dilakukan pada siang hari dengan suhu yang tinggi, dapat menyebabkan retak pada beton. Hal
ini terjadi karena penguapan yang terlalu cepat dapat menyebabkan retak pada beton. Namun, jika ada
banyak tenda, pekerjaan pembuatan rigid pavement dapat dilakukan kapan saja.
Pada saat peninjauan magang, pekerjaan perkerasan kaku (Rigid Pavement) dilakukan mulai dari
STA 2+235 hingga STA 3+380, yang merupakan akses jalan. Material yang digunakan dalam pembuatan
Rigid Pavement melibatkan beton mutu FS (flexural strength) dengan komposisi 340 kg/m3 semen, 817
kg/m3 pasir, 1090 kg/m3 batu pecah ukuran 20-25 mm, dan 153 kg/m3 air. Bahan tambahan yang
digunakan meliputi retarder tipe D dan super plastisizer tipe F, yang berfungsi untuk mengurangi FAS
dan meningkatkan kekuatan beton. Semua material tersebut diangkut dari batching plant PT Adhi Persada
Beton ke lokasi proyek menggunakan dump truck.

a. Peralatan pada pekerjaan Rigid Pavement


Tabel 4. 15 Alat alat yang dibutuhkan pada saat rigid pavement

No. Alat yang dibutuhkan Jumlah (unit)


1 Paver/wirgent 1
2 Whell excavator 1
3 Dump Truck 15
4 Lampu penerangan 4
61

5 Cangkul 5
6 Concrete vibrator+silang 1
7 String line ̴̴
8 Roskam 5
9 Tali nilon 1
b. Tenaga kerja pada pekerjaan Rigid Pavement
Tabel 4. 16 Tenaga kerja pada pekerjaan rigid pavement

No. Tenaga kerja Jumlah (orang)


1 Pengawas 2
2 Mandor 1
3 Operator 2
4 Pekerja 10
5 Supir 15

c. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Rigid Pavement (perkerasan kaku)


1. Pembersihan (clearing)
Sebelum proses pengecoran dimulai, wilayah yang akan dicor perlu dibersihkan terlebih
dahulu menggunakan alat compressor. Tindakan pembersihan ini dilaksanakan untuk
memastikan bahwa tidak ada bahan lain yang ikut tercampur dalam proses pengecoran
nantinya.

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \*


ARABIC 36 Proses Clearing Sebelum
di rigid

2. Pengukuran dan Penentuan Elevasi


Pengukuran elevasi, yang merupakan tahap awal setelah penyelesaian pekerjaan
pembersihan lantai kerja (Lean Concrete), dilakukan dengan menggunakan alat Theodolite.
Penentuan elevasi ini bertujuan untuk mendapatkan ketinggian sesuai dengan perencanaan.
62

Elevasi rigid pavement mengikuti elevasi yang telah ditetapkan pada lean concrete sebelumnya.

Gambar 4. SEQ
3. Persiapan Sensor (track line sensor and string line)

Pada pembangunan Rigid Pavement direncanakan dengan ketebalan 30 cm dengan


membagi menjadi dua ruas, yang masing-masing ruas mempunyai lebar 5 meter dan 3,2 meter.
Agar ketebalan merata maka dilakukan pemasangan Trackline dan Stringline. Trackline adalah
jejak sepanjang mesin Wirtgen yang dilalui mesin tersebut dan Stringline adalah tali baja yang
menghubungkan antar Trackline. Keduanya berfungsi agar tercapainya kerataan permukaan
dalam pembangunan Rigid Pavement, dengan jarak tiang per 5 m.

String line
Track line

Gambar 4. 38 Alat sensor alat paver/wirgent

4. Pemasangan Plastik (Bond Breaker)


Setelah dilakukan pegukuran, lalu diatas LC dipasangi plastik (Bond Breaker) pada bagian
yang akan dilakukan pekerjaan Rigid Pavement. Plastik tersebut berfungsi un tuk menahan air
semen tidak keluar karena merembes dan agar rigid tidak menTrack atu dengan LC (Lean
Concrete).
63

Bond Breaker
(Plastik)

Gambar 4. 39 Pemasangan plastic sheet (Bond Breaker)

5. Pemasangan Crack Inducer

Sebelum dilakukan pengecoran biasanya dilakukan pemasangan kayu berbentuk segitiga


(Crack Inducer). Kayu tersebut dipasang selebar rigid yang akan dicor dan berfungsi untuk
mempercepat potongan saat dicutting.

Crack Inducer

Gambar 4. 40 Crack inducer

6. Pengerjaan Pembesian
Pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek Jalan Tol Banda Aceh – Sigli meliputi
pembesian Dowel dan Tie bar, tahap-tahap pekerjaannya ialah :
1. Pemotongan dan fabrikasi dilaksanakan di workshop dengan membuat masing –
masing modul penulangan dan dipasang di atas Lean Concrete apabila akan
dilaksanakan tahapan pengecoran rigid;
2. Pemasangan Dowel per 5 m pada arah melintang jalan, dengan tulangan Ø38– 300
dan Dowel memanjang dengan tulangan Ø16. Dimana pada Dowel dengan diameter
64

38 mm bagian ujungnya searah jalan yang dilumasi dengan pelumas dan dibungkus
dengan plastik agar tidak menyatu dengan Rigid Pavement;
3. Agar posisi penulangan kokoh tidak bergerak maka pada posisi tertentu diangkur pada
Lean Concrete dengan menggunakan besi ulir berdiameter 10 mm;
4. Pada arah memanjang dipasang Tie Bar/ Longitudinal Joint sebagai penghubung
Rigid Pavement ruas kiri dan kanan. Tulangan Tie Bar yang dipakai Ø16 – 600 dan
memiliki panjang tulangan 80 cm dan diberi jarak setiap 60 cm.

Besi Dowel Besi Tie Bar

Gambar 4. SEQ Gambar 4. SEQ


Gambar_4. \* ARABIC 44
7. Mendatangkan Material
Gambar 4. SEQ Gambar_4. \ Gambar 4. SEQ

Proses pencampuran beton dilakukan di Batching Plan dalam bentuk Ready Mix, ini
bertujuan mendapatkan mutu beton yang telah direncanakan yaitu FS 45. Setelah proses
pencampuran selesai di Batching Plan beton didatangkan dari daerah padang tiji mengggunakan
Dump Truck dengan isi 4 m3.

Gambar 4. 45 Dump truck membawakan material beton

8. Penghamparan Beton
65

Sebelum beton disebarkan, perlu dilakukan slump test. Dalam proyek Rigid Pavement,
nilai slump yang direncanakan berkisar antara 3 hingga 5 cm, dan pengujian dilakukan setiap 6
m3 atau setiap kali Dump truck mengangkut material. Jika nilai slump tidak sesuai dengan
standar yang diinginkan, maka akan dilakukan pengujian slump hingga tiga kali. Namun, jika
tetap tidak memenuhi persyaratan, beton akan ditolak dan digantikan dengan beton baru.
Setelah beton lulus uji slump, beton tersebut siap untuk disebarkan menggunakan Wheel
Excavator. Selama proses penyebaran, diambil sampel berupa beam setiap jarak 5 meter dan
sampel uji silinder setiap jarak 15 meter untuk diuji di laboratorium.

Gambar 4. Gambar 4. 48
SEQ Gambar
Beton 4. SEQ
di hamparkan wheel
escavator

9. Pemadatan Beton

Setelah penghamparan selesai, maka akan dilakukan proses pemadatan. Pemadatan


dilakukan dengan alat Wirtgen dan dibantu oleh pekerja sehingga pekerjaan pengecoran Rigid
Pavement lebih efisien. Mesin Wirtgen dioperasikan dengan mencetak beton berbentuk plat
yang memiliki ketebalan yang setara. Apabila ada bagian beton tidak padat maka diratakan
kembali menggunakan jidar dan spatula oleh pekerja. Setelah itu dipasang jidar dan bekisting
besi di pinggiran Rigid agar struktur perkerasannya tidak turun.

Gambar 4. SEQ
66

Gambar 4. SEQ

10. Grooving pada Rigid Pavement


Grooving di atas permukaan ini dimaksudkan agar permukaan jalan tidak licin. Grooving
adalah alat pengaruk. Panjang Grooving adalah 7 m dengan kedalam grooving minimum 3 mm
dan lebar spasi 2,5 cm.

Grooving

Gambar 4. 51 Alat penggaruk/grooving

11. Curing Coumpond

Curing Compound adalah material tambahan yang dapat membantu melindungi beton agar
tidak kehilangan air akibat panas matahari atau angin. Selain Curing Compound , membrane
tanah air juga dapat digunakan sebagai pelindung beton. Setelah proses Curing Compound akan
didiamkan selama 8 – 10 jam dan setelah itu akan dilakukan pekerjaan Cutting di setiap per
segmen.
67

curing
coumpond

Gambar 4. 52 Curing coumpond

12. Cutting Rigid Pavement


Cutting pada Rigid Pavement menggunakan alat Concrete Cutter setiap jarak 5m sedalam
5cm, dilakukan 8 – 10 jam setelah pengecoran berakhir. Pekerjaan ini bertujuan agar apabila
terjadi retakan atau kerusakan, maka tidak akan terjadi secara terus menerus.

Alat Cutting
Rigid

Gambar 4. 53 Cutting rigid pavement

13. Pengisian Joint Sealent

Setelah di Cutting dilakukan pembersihan celah dengan Compressor untuk dilakukan


pengisian Joint Sealant dengan bahan pengisi (Poured filler) campuran karet, aspal, dan plastic
atau aspaltic. Fungsi dari Joint Sealant untuk meminimalkan infiltrasi air permukaan dan
material tak termampatkan ke dalam sistem sambungan. Joint sealant juga mengurangi potensi
korosi Dowel dan Tie Bar.
68

Gambar 4. 54 Pengisian joint sealent

14. Perawatan Beton Rigid Pavement (Curing)


Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan maka seluruh
permukaan beton harus segera ditutup oleh Geotextile dan dipelihara, selama perawatan
dilakukan selama 14 hari. Metode perawatan beton Rigid Pavement dengan metode Curing:
1. Seluruh permukaan disemprot merata dengan bahan White Pigmented Curing
Compound;
2. Dilapisi penutup dengan Geotextile dengan sambungan saling menindih (Over
Lap);
3. Seluruh permukaan disemprot air secara merata dan kondisi kelembapan dijaga
selama masa peratawatan.

Gambar 4. 55 Perawatan beton


rigid pavement (curing)

15. Pengujian Laboratorium

Pengujian dilakukan menggunakan benda uji berbentuk balok sebanyak 3 sampel untuk
mengetahui kuat lentur beton (Flexural Strength), dan silinder sebanyak 1 sampel untuk
69

mengetahui kuat tekan beton (Compressive Strength). Benda uji balok dengan dimensi panjang
60 cm dan lebar 15 cm, sedangkan benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
yang dibuat dari beton material Rigid Pavement yang diambil di lapangan pada saat proses
pengecoran Rigid Pavement. Pengujian yang dilakukan pada umur 7 hari, dan 28 hari. Kuat
lentur beton pada umur 7 hari diisyaratkan 80% dari kuat lentur minimum. Alat yang digunakan
adalah Hydraulic Concrete Beam Testing Machine.

Gambar 4. SEQ Gambar 4. SEQ


Gambar_4. \* ARABIC
57 Benda Uji Kubus FC
Berikut adalah rekapitulasi volume pekerjaan rigid pavement pada pelaksanaan pembangunan
jalan tol seksi 1B Padang Tiji-Seulimum (Sta. 2+ 695 s/d 2+ 350) pada sisi L2 (Akses Road). Data dapat
dilihat pada Tabel Lampiran halaman 87
Panjang = 345 Meter
Lebar = 3 Meter
Tinggi = 30 Cm
Volume = Panjang x lebar x tinggi
= 345 Meter x 3 Meter x 0,30 Meter
3
= 310,5 M
16. Dokumentasi Penulis
70

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 58 Breafing dengan PM mengenai pekerjaan

4.6 Pekerjaan Lapisan Pondasi Atas (LPA)


Lapisan pondasi Atas ( Base Couse) terletak antara lapisan pondasi atas (Sub Base Course) dan
permukaan atas (surface). Pekerjaan penghamparan dan perataan material pada lapis pondasi atas ini
terdiri dari material yang dihasilkan dari stone clusher. Pekerjaan lapisan pondasi atas ini bertujuan untuk
menjaga kestabilan struktur yang diperlukan untuk menahan tekanan vertikal dan horizontal. Pekerjaan
perkerasan lapisan pondasi atas dimulai dari Sta 0 + 000 s/d Sta 1 + 350 dengan lebar 6 M dan memiliki
ketebalan 15 cm memperoleh volume 1.215 M3
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan perkerasan lapisan pondasi atas (LPA) adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 17 Tenaga kerja pekerjaan perkerasan LPA
No. Tenaga kerja Jumlah (Org)
1 General supritendent (gs) 1
2 Pembantu GS 1
3 Operator 3
4 Pembantu operator 1
5 Pengawas 1
6 Supir 2

b. Peralatan
Alat – alat yang digunakan dalam pekerjaan perkerasan lapisan pondasi atas (LPA) adalah
sebagai berikut :
Tabel 4. 18 Peralatan pada pekerjaan perkerasan LPA
No. Alat Jumlah (Org)
1 Motorgrader 1
2 Vibratory compactor roller 1
3 Water tank 1
4 Dump truck 3

c. Material
Material yang digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah agregat kelas A yang berasal dari
komposisi tanah berpasir (54%) dan batu pecah (66%). Material yang dibutuhkan untuk digunakan
pada lapisan ini mempunyai nilai CBR (California Bearing Ratio) minimal 90%.

d. Prosedur Pelaksanaan
Material LPA dimuat oleh Wheel Loader memuat material lapisan ponfasi agregat ke dalam Dump
71

Truck. Setelah sampai ke lokasi, materialnya dibongkar dari Dump Truck dan dibagi menjadi beberapa
tumpukan. Setalah proses penumpukan selesai kemudian dilakukan penghamparan material dengan
menggunakan Motor Grader dengan jumlah passing bervariasi lebih 4-5 kali passing sampai
permukaan benar- benar rata, kemudia dipadatkan dengan menggunakan Vibratory Compactor Roller.
Sewaktu pemadatan dilaksanakan kadar air agregat tetap harus dijaga dalam kondisi optimum dengan
menyiramkan air dengan menggunakan Water Tank Truck dan selanjutnya dilakukan pemadatan
kembali untuk mencapai ketebalan yang telah ditentukan yaitu 15 cm. Dapat dilihat seperti gambar
dibawah ini:

Gambar 4. 59 Penuangan material base a oleh dump truck

Gambar 4. 60 Perataan material base a oleh grader


72

Gambar 4. 61 Pemadatan base a oleh virbratory compactor roller

Gambar 4. 62 Penyiraman base a oleh water tank supaya semakin padat

e. Menghitung Jarak Hamparan Base A Oleh Dump Truck

Adapun rumus menghitung jarak hampar base A dari DT adalan dengan cara Loading/Muatan DT
di bagi dengan lebar badan jalan setelah mendapatkan hasil kemudian di bagi dengan ketebalan base A
di kali 1,2 (koefisien), maka diperoleh hasil jarak hamparan M 3. Sebagai sampel Sta 0+400 dengan
muatan Dump truck 5,5 M3 lebar badan jalan 5 m memiliki tebal Base A 15 cm. Dapat dilihat pada
gambar 4.56

5 ,5
¿ /0.15 X 1 ,2
5

= 1,1 / 0,83
= 6,1 meter

f. Dokumentasi Penulis
73

4.7 Pekerjaan Lapisan Resap Pengikat (Prime coat)

Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan lapisan ikat aspal cair
yang diletakkan diatas lapis pondasi agregat kelas A. Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal
dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Pekerjaan lapis resap
pengikat dikerjakan dimulai dari Sta 0 + 000 s/d Sta 1 + 350 dengan volume 6,480 liter. Dilakukannya
pekerjaan tersebut setelah di clearing (pembersihan debu). Seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 4. 64 Proses clearing oleh compressor dan penyemprotan prime coat oleh aspal sprayer

a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan perkerasan lapisan resap pengikat adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 19 Tenaga Kerja Pekerjaan Lapisan resap pengikat

No. Tenaga kerja Jumlah (Org)


1 General supritendent (gs) 1
2 Operator 3
3 Pengawas 1
4 Supir 2

b. Peralatan
74

Alat – alat yang digunakan dalam pekerjaan perkerasan lapisan resap penginkat adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 20 Peralatan pada pekerjaan lapisan resap pengikat

No. Alat Jumlah (unit)


1 Compressor 1
2 Asphalt sprayer 1

c. Material
Material yang digunakan pada saat pekerjaan lapis resap pengikat yaitu aspal yang dicairkan
dengan minyak dan kerosene. Sebelum pengahamparan dilaksankan permukaan jalan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari material yang tidak dihendaki dengan menggunakan bantuan
compressor. Untuk memastikan lebar dan tebal hamparan aspal, maka dibuat tepi- tepi jalan
dipasang balok pembatas atau benang garis atau garis pembatas.

Garis Tepi

Gambar 4. 65 Garis pembatas lebar badan jalan

4.8 Pekerjaan Laston Lapisan Antara (AC-BC)


Lapisan ini merupakan bagian dari struktur perkerasan yang terletak di antara lapisan aus
(wearing course) dan lapisan pondasi (base course). Lapisan ini tidak langsung terpapar oleh cuaca secara
umum, namun harus memiliki ketebalan dan kekakuan yang memadai untuk mengurangi tegangan atau
regangan yang disebabkan oleh beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan di bawahnya, yaitu base
dan sub grade (tanah dasar). Karakteristik utama dari campuran ini adalah stabilitas.
Pekerjaan penyebaran laston lapis pengikat (AC-BC) ini dapat dilakukan pada permukaan
perkerasan butiran dengan menaburkan lapis resap pengikat atau pada lapisan perkerasan aspal yang
sudah ada dengan menaburkan lapis rekat pengikat AC-BC setebal 6 cm terlebih dahulu.

a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan Laston Lapis Antara (AC- BC) ini adalah sebagai
berikut:

Tabel 4. 21 Tenaga kerja pada pekerjaan perkerasan laston AC-BC


No. Tenaga kerja Jumlah (Org)
75

1 Pengawas lapangan 1
2 Operator 3
3 Pekerja 1
4 Supir 2

b. Alat Berat Yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan pada proyek rekonstruksi jalan Pucok Alue Rheng Kecamatan jeumpa.
Pada Laston Lapis Antara (AC-BC) adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 22 Peralatan pada pekerjaan perkerasan laston ac-bc


No. Alat Jumlah (Org)
1 Dump truck 5,5 M3 11
2 Asphal finisher 1
3 Tandem roller 1
4 P. Tire roller 1

c. Material Kontruksi
Material yang digunakan adalah Agregat yang sesuai dengan hasil pengujian Lab (sesuai dengan
job Mix Design) yang telah ditentukan sesuai dengan spestifikasi teknis. Setiap hasil campuran yang
telah dimulai kedalam dump truck untuk dibawa ke lokasi pekerjaan terlebih dahulu ditimbang untuk
mengetahui tonase campuran tersebut. Material tersebut harus dijaga keadaan suhu tamperatur aspal
yang akan dihamparkan dengan suhu 130.̊

d. Metode Pelaksaan
Sebelum pengahamparan dilaksankan permukaan jalan harus dibersihkan terlebih dahulu dari
material yang tidak dihendaki dengan menggunakan bantuan compressor.untuk memastikan lebar dan
tebal hamparan aspal, maka dibuat tepi- tepi jalan dipasang balok pembatas atau benang garis atau
garis pembatas.

Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Laston Lapis Antara (AC-BC) adalah :


a) Pemasangan Patok dan garis Pembatas
Pemasangan patok di lakukan untuk memberikan tanda elevasi dan juga STA, agar
memudahkan operator dalam meratakan dan membentuk agregat sesuai dengan gambar rencana.
Serta membuat garis pembatas agar Operator mengetahui lebar yang akan dihamparkan aspal
tersebut.

b) Penghamparan Material Aspal


Setelah dilakukan pembersihaan pada badan jalan yang akan dihamparkan aspal terlebih
dahulu dilakukan penyemprotan prime coat walaupun hanya sedikit berguna untuk memperketat.
76

Dump truck yang mengangkut material aspal dicurahkan ke Asphal Finisher yang dilengkapi
dengan carang curah dan ulir-ulir pendistribusian, menempelkan material secara merata didepan
batang perata yang dapat distel. Dalam penghamparan selalu diikutin tenaga surveyor dan Direksi
pekerjaan, agar dapat mengontril ketebalan dan kemiringan penghamparan. Lihat pada gambar
berikut:

Gambar 4. 66 Proses Penuangan Material Aspal Ke Asphal Finisher

c) Pemadatan Material Aspal


Setelah dilakukan penghamparan dengan bantuan alat Asphalt Finisher, maka tahap
selanjutnya dapat dilakukan pemadatan dengan bantuan alat berat berupa Tandem Roller dan
P.Tire Roller. Lihat pada gambar berikut:

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 67


Proses perataan aspal oleh asphal finisher
77

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* Gambar 4. SEQ Gambar_4. \*


ARABIC 68 Dokumentasi penulis

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 70

4.9 Pekerjaan Rigid Bahu Jalan (Urpil)


Spesifikasi pekerjaan perkerasan beton di bahu jalan meliputi pembuatan lapisan perkerasan beton
semen-portland sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Selain itu, spesifikasi pelebaran perkerasan
dan bahu jalan juga mencakup penghamparan, pemadatan tanah dasar, dan pelaburan Penting untuk
memahami prosedur pelaksanaan pondasi agregat serta pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan di
lapangan agar optimal Lapis fondasi bahu jalan tanah semen juga harus memenuhi spesifikasi khusus
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

a. Material
Makna yang terkandung dalam kualitas beton K-125 memiliki kekhasan tersendiri, di mana
simbol 'K' menggambarkan karakteristik, sementara angka yang menyertainya mencerminkan
kekuatan tekan beton. Oleh karena itu, kualitas beton K-125 mencirikan sifat-sifat beton dengan
kekuatan tekan sebesar 10,38 Mpa. Daya tahan ini dapat diukur setelah beton mencapai usia 28 hari
atau mengalami pengeringan total. Campuran komponen kualitas beton ini terdiri dari semen, kerikil
atau batu pecah, dan pasir. Penggabungan bahan-bahan ini harus dilakukan sesuai dengan proporsi
dan aturan yang benar.
78

Gambar 4. 71 Proses penuangan beton

b. Peralatan Pengecoran Bahu Jalan

Tabel 4. 23 Peralatan pengecoran pada pekerjaan bahu jalan

No. Alat yang dibutuhkan Jumlah (unit)


1 Ready mix 1
2 Gerobak dorong 1
3 Sekop 5
4 Timba 1
5 Sapu lidi 2
6 Roskam 5
7 Cangkul 1
8 Pemadat 1

c. Tenaga Kerja Pengecoran Bahu Jalan

Tabel 4. 24 Tenaga kerja pada pekerjaan pengecoran bahu jalan

No Tenaga kerja Jumlah (orang)


1 Pengawas lapangan 1

2 Mandor 1

3 Supir 5

4 Pekerja 8
d. Metode Pelaksanaan

1. Melakukan Pembobokan dan Pengukuran Urpil


Langkah awal adalah pembobokan lapisan base A oleh mesin pembobok hingga material
base A di pindahkan kemudian pengukuran lantai kerja setinggi 15 cm, dilanjutkan persiapan
79

sepanjang area yang akan di cor, di STA tertentu memerlukan bekisting/papan di area yang tidak
ada talut/drainase agar tetap kuat disekelilingnya.

Gambar 4. 72 Proses pembobokan base a untuk di rigid

2. Pengujian Slump Test


Pada Pengujian ini harus dengan persyaratan beton slump 8 ± 12. Apabila slump tidak
memenuhi spesifik maka dapat dilakukan pengembalian. Oleh karena itu, pada saat penuangan
beton ke plat lantai kerja rigid maka akan diambil kan sampe untuk di uji slump, adapun
tatacaranya yaitu:
a. Ambilkan sampel beton yang sedang pengecoran;
b. Isikan beton tersebut ke dalam kerucut slump dengan alasnya dengan 3 lapisan
mengisinya, lapisan pertama di ketuk 25 kali selanjutnya lapisan kedua dan ketiga
seperti hal yang serupa 25 juga
c. Kemudian buka kan slump secara perlahan, maka kita akan mengetahui kadar slump
yang akan kita inginkan.

3. Pengecoran Rigid Bahu Jalan


Gambar 4. SEQ Gambar_4. \*
Pengecoran Rigid BahuARABIC
Jalan (Urpil) dilaksanakan
73 Test menggunakan truk mixer, di mana beton
Slump Mencapai
10 cm dengan cangkul serta sekop sebelum akhirnya
dialirkan ke area Bahu jalan dan di ratakan
disempurnakan melalui proses finishing roskam.
80

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* Gambar 4. SEQ Gambar_4. \*

Berikut adalah rekapitulasi volume pekerjaan Rigid Bahu Jalan Pada proyek rekonstruksi jalan
desa Alue Rheng Sta 0+400 s/d 0+700 L dan R
Panjang = 600 Meter
Lebar = 1,5 Meter
Tinggi = 15 Cm
Volume = Panjang x lebar x tinggi
= 600 Meter x 1,5 Meter x 0,15 Meter
3
= 135 M
4. Dokumentasi Penulis

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 76 Dokumentasi penulis

4.10 Hasil Quality Control


Quality control berguna untuk memeriksa dan melakukan pengujian, mulai dari material
(Spesifikasi), Pemasangan (sesuai gambar) dan hasil kerja (sesuai toleransi spesifikasi teknis hasil
pekerjaan) dan peniliaian berdasarkan standar RKS/Spesifikasi Teknis dan peraturan yang ditetapkan
harus dipatuhi. Test Quality Control yg terjadi pada item pekerjaan ini yaitu Coredreal Test dan
Sandcone Test. Data data dilihat pada lampiran halaman 88
1. Core driil (Cek ulang ketebalan aspal)
81

Pengujian Core Drill ini bertujuan untuk menentukan dan mengambil sampel perkerasan
dilapangan sehingga dapat diketahui tebal dan karakteristik campuran perkerasan. Pengujian ini
dilakukan beberapa titik STA yang telah ditentukan bersama.
Langkah-langkah pengujian dengan core drill aspal :
a) Core Drill diletakkan pada lapisan aspal untuk mengambil sampel aspal AC-BC dalam
posisi datar;
b) Sediakan air dengan alat yang ada sistem pompa, lalu masukkan air ke dalam alat core
drill melalui selang. Air berfungsi sebagai pendingin, dan juga agar mata bor tidak
cepat aus serta tidak mengalami kerusakan selama pengujian;
c) Setelah mesin Core Drill dihidupkan, mata bor diturunkan secara perlahan pada titik
yang telah ditentukan sampai kedalaman tertentu. Jika telah mencapai kedalaman
tertentu mesin dimatikan dan mata bor dinaikkan kembali;
d) Lubang hasil pengeboran ditutup kembali menggunakan bahan yang telah disediakan;
e) Hasil pengeboran diambil dengan menggunakan alat penjapit. Untuk diukur ketebalan
dengan menggunakan jangka sorong;
f) Lalu foto pengujian untuk dokumentasi dan hasil pengukuran tersebut dicatat untuk
dihitung rata-ratanya.

1 2
82

3 4

5 6

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 78

2. Sendcone Test

Test Sand Cone adalah untuk mendapatkan nilai CBR minimal lapangan. Test Send Cone
pada tanah dilakukan bertujuan untuk menetukan kepadatan ditempat hanya sebatas untuk tanah
yang mengandung butiran kasar lebih dari 5 cm. Data dapat dilihat di lampiran halaman 84
Langkah pelaksanaan test sand cone:
a. Menentukan isi tabung pasir

⮚ Bila alat terbuat dari tabung logam;


83

⮚ Hitung isi tabung dengan mengukur diameter dan tingginya lalu hitung

volumenya (V);

⮚ Untuk mengukur diameter tabung gunakan jangak sorong.

⮚ Timbanglah berat tabung logam (W1).

b. Menentukan berat pasir

⮚ Letakkan alat dengan corong mengahadap ke atas pada alas yang rata,tutup kran

dan isi corong dengan pasir kwarsa sampai penuh;

⮚ Buka kran sampai pasir tersebut dalam corong mengalir masuk kedalam

tabung.selama pengisian tabung harus dijaga agar pasir dalam corong selalu terisi;

⮚ Tutuplah corong setelah pasir dalam corong berhenti bergerak turun,bersihkan

pasir yang ada dalam corong dan timbanglah;


c. Menentukan berat pasir dalam corong

⮚ Isilah botol/tabung pasir secukupnya dan timbang (W3);

⮚ Letatakkan alat dengan corong menghadap kebawah pada alas yang datar dan

bersih;

⮚ Bukalah kran sehingga bergerak turun sampai pasir berhenti

bergerak/mengalir;

⮚ Tutuplah krandan timbanglah alat berisikan pasir sisanya (W4) gram;

⮚ Hitung berat pasir dalam corong (W3-W4).

d. Menentukan berat isi tanah

⮚ Isi alat/tabung dengan pasir secukupnya;

⮚ Bersihkan lokasi titik yang akan di uji dan ratakan sehingga benar-benar

datar,letakkan pelat alas dan kokohkan pelat tersebut pada empat sisinya dengan
paku besar;

⮚ Galilah lubang pada titik yang akan di uji sesuai dengan lubangpada elat alas

dengan kedalaman kira-kira 10 cm atau tidak melampaui satu hamparan yang di


84

padatkan;

⮚ Tanah galian tersebut harus dimasukkan pada alat yang terlindung agar selama

pengujian tidak terjadi penguapan.lalu timbanglah tanah tersebut (W5);

⮚ Timbanglah alat yang telah berisikan pasir dan catat beratnya (W5);

⮚ Letakkan alat/tabung sand cone dengan corong menghadap kebawah pada lubang

galian yang telah digali,buka kran perlahan-lahan hingga pasir bergerak


turun,setelah pasir berhenti bergerak maka tutuplah kran dan timbang berat nya
(W6);

⮚ Tanah hasil penggalian ambil sebagian untuk dimasukkan pada container untuk
pemeriksaan kadar air di laboratorium.

Gambar 4. SEQ Gambar_4. \* ARABIC 79 Proses pengambilan


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Magang pada proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh dan Rekonstruksi Jalan
Pucok Alue Rheng – Blang Seunong Kecamatan Jeumpa (DAK Peusangan) yang penulis laksankan
selama kurang lebih 23 minggu merupakan masa yang sangat bermanfaat bagi penulis karena dapat
meninjau secara langsung pelaksaan konstruksi jalan dan jembatan di lapangan. Berdasarkan hasil
peninjauan secara langsung selama magang tersebut, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,
yakni :
1. Ilmu pengetahuan yang didapat dari perkuliahan perlu diterapkan agar konsep-konsep
pelaksanaan dan teori dapat berkesinambungan.
2. Pelaksanaan pekerjaan pada proyek Jalan Tol Trans Sumatra Ruas Sigli-Banda Aceh dan
Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng – Blang Seunong Kecamatan Jeumpa (DAK Peusangan)
secara keseluruhan disesuaikan dengan hasil perencanaan yang telah dikoordinasikan dengan
Konsultan Perencana dan Pemilik Proyek.
3. Pelaksanaan Proyek Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng – Blang Seunong Kecamatan Jeumpa
(DAK Peusangan) merupakan salah satu kegiatan yang di laksanakan pemerintah Kota Bireuen
untuk peningkatan sarana tansportasi di Kecamatan Jeumpa agar pengguna jalan dapat aman dan
nyaman pada saat melakukan perjalanan ke suatu tempat.

5.2 Saran
Setelah melakukan magang proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Sigli-Banda Aceh dan
Rekonstruksi Jalan Pucok Alue Rheng – Blang Seunong Kecamatan Jeumpa (DAK Peusangan), penulis
memiliki beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada Program Studi Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Lhokseumawe, selama kurang lebih 23 minggu merupakan masa yang sangat bermanfaat
bagi penulis di Proyek Pembangunan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh Rekonstruksi Jalan Pucok Alue
Rheng – Blang Seunong Kecamatan Jeumpa yang belum penulis ikuti;
2. Kepada PT Adhi Karya dan PT Krung Meuh, perlu adanya kemudahan memberikan data kepada
mahasiswa/i yang mengikuti magang pada proyek tersebut, agar penyusunan laporan magang
dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat;
3. Kepada Mahasiswa/i yang akan mengikuti magang di PT Adhi Karya dan PT krung Meuh
sebagai kontraktor pelaksana untuk lebih serius dan bersungguh-sungguh memahami,
mempelajari, serta mengikuti magang. Sehingga tujuan dari Magang ini dapat tercapai dengan
baik dan optimal.

85
86

DAFTAR PUSTAKA

Administrator. 2023. “PT krueng meuh ciptakan lapangan kerja baru di aceh.” Metro Terkini. Retrieved
(https://metroterkini.com/news/detail/21065/).
BUMN.INFO, DESIGN BY. 2023. “Profil perusahaan.” PT. Adhi Karya Tbk. Retrieved
(https://adhi.co.id/tentang-adhi/).
Clarkson H.Oglesby, 1999. 1999. “Definisi jalan.” Jalan Raya 4(1):1–23.
Dee. 2021. “Pengertian rigid pavement beserta bagian konstruksinya.” Deeliter Archion. Retrieved
(https://deeliterarchion.com/pengertian-rigid-pavement/2/).
Ervianto, Wulfarm I. 2005. “Manajemen proyek konstruksi edisi ketiga.” Manajemen Proyek Konstruksi-
Edisi Revisi Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta.
Kurniawan, M. Indra Aji. 2009. “Peralatan produksi asphalt mixing plant ( Amp ).” Jurnal Teknik Sipil.
Wisnumurti, Benediktus, and Hera Widyastuti. 2021. “Perencanaan gerbang Tol Sigli - Banda Aceh.”
Jurnal Teknik ITS 9(2). doi: 10.12962/j23373539.v9i2.58184.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penerimaan PKL dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk

87
88
89

Lampiran 2 Surat Penerimaan Magang dari CV Bina Kontruksi


90

Lampiran 3 Data Proyek


Data quality control sendcone di Lab Workshop proyek pembangunan jalan tol sigli-banda aceh
91

Data quality control dynamic cone penetration (DCP) di Lab Workshop proyek pembangunan
jalan tol sigli-banda aceh
92

Data quality control sendcone rekontruksi jalan pucok alue rheng blang seunong kecamatan jeumpa
93

Data quality control rigid pavement proyek pembangunan jalan tol sigli-banda aceh
94

Data quality control coredriil rekontruksi jalan pucok alue rheng blang seunong kecamatan jeumpa
95

Data quality control analisa saringan di Lab Workshop proyek pembangunan jalan tol sigli-banda aceh
96

Data quality control proctor di Lab Workshop proyek pembangunan jalan tol sigli-banda aceh
97

Data quality control specific gravity of Soil di Lab Workshop proyek pembangunan jalan tol sigli-
banda aceh
98

Data quality control specific gravity and absorption di Lab Workshop proyek pembangunan jalan tol
sigli-banda aceh
99

Data quality control california bearing rasio (CBR) di Lab Workshop proyek pembangunan jalan tol
sigli-banda aceh
100

Data quality control kesimpulan grafik california bearing rasio (CBR) di Lab Workshop proyek
pembangunan jalan tol sigli-banda aceh
101

Data quality control liquid limit and plastic limit di Lab Workshop proyek pembangunan jalan tol
sigli-banda aceh
102

Data quality control summary of lab testing di Lab Workshop proyek pembangunan jalan tol sigli-
banda aceh
103

Lampiran 4 Surat keterangan selesai magang/pkl di PT Adhi Karya


104

Lampiran 5 Surat selesai magang di PT Krung Meuh (Bina kontruksi)


105

Lampiran 6 Hasil magang di PT Adhi Karya


106
107
108
109
110
111

Lampiran 7 Hasil magang di PT Krung Meuh (Bina Konstruksi)


112
113
114

Anda mungkin juga menyukai