Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Karakteristik Pendidikan Agama Islam & Dimensi-Dimensi


Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengembangan


Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Esa Nur Wahyuni, M. Pd

Oleh :
Qoidy Hilman Hindami (220101220004)

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2023
KATA PENGHANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah mberikan nikmat
hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Tak lupa
selawat dan salam kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah berjuang bersama sahabat-sahabatnya dalam menyebarkan Islam shingga
kita dapat menikmati Islam dan kedamaiannya saat ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan


Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penulis sadar dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki, Makalah ini tidak bisa dikatakan sempurna.
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam proses belajar
dan pembuatan makalah ini, khususnya kepada Ibu Dr. Esa Nur Wahyuni, M.Pd
selaku Dosen pengampu yang telah membimbing dalam proses belajar kami.

Semoga makalah ini bisa menjadi salah satu faktor pendukung dalam proses
belajar penulis dan teman-teman yang membacanya. Kritik dan saran dengan
senang hati penulis terima untuk menyempurnakan Makalah ini.

Malang, 7 September 2023

Qoidy Hilman Hindami

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ......................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Karakteristik Pendidikan Agama Islam.............................................. 3

B. Dimensi-Dimensi Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI .... 8

BAB III ................................................................................................... 16

PENUTUP ............................................................................................... 16

A. Kesimpulan ........................................................................................ 16

B. Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam sekarang telah diakui keberadaanya,


Pendidikan Islam telah diatur terbagi menjadi tiga yaitu; Pendidikan Islam
sebagai lembaga, pendidikan Islam sebagai mata pelajaran dan Pendidikan
Islam sebagai value. Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran wajib diterapkan
di seluruh sekolah dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi.1Pendidikan
Islam sebagai mata pelajaran tidak hanya memberikan kekuatan agama dan
tata cara ibadah, dan membawa semangat beribadah tersebut pada kehidupan
sehari-hari.2

Misi Pendidikan Agama Islam adalah; Mengajar dan membimbing


dalam Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah,
Melaksanakan Pendidikan Agama Islam di kelas tidak hanya sekedar transfer
atau memberilkan materi saja kepada peserta didik, namun juga membentuk
pribadi peserta didik yang berakhlak dan bercirikan Islam. Materi seperti
Shalat, Wudhu, Dzikir, Berdoa tidak hanya pelaksanaan di dalam kelas namun
juga penerapan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Bekerjaama
dengan berbagai pihak dilingkungan sekolah termasuk kepala sekolah, Guru
PAI yang lain, Guru Non PAI, pegawai-Pegawai dan seluruh warga sekolah
untuk berinteraksi, menciptakan suasana sekolah menjadi suasana yang
religius atau bercirikan agama, Peran guru Pendidikan Agama Islam yang
sangat penting dan mempengaruhi iklim sekolah, maka guru Pendidikan
Agama Islam harus mampu membuat dan menciptakan iklim sekolah yang
memiliki nilai-nilai Agama.3

Pada suatu pembelajaran pasti akan ada hasil perubahan sikap dari
peserta didik, baik itu pada hal itu dapat dilihat dari beberapa aspek
1
Haidar Putra Daulay,Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,(Jakarta;
Kencana Prenada Media Group,2012), 3
2
Dede Rosyada,Madrasah dan profesionalisme diri,(Jakarta:Kencana,2017), 132
3
Umar,dkk, ,Pegembanga Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif, (Yogyakarta:
Depublish, 2016), 18

1
diantaranya; Cara pandang terhadap lingkungan, cara berfikir, Kemampuan
fisikal, Kematangan emosi, dan Pandangan hidup ke depan. Berubahnya sikap
siswa menjadi salah satu indikator utama dari hasil belajar, meskipun
perubahan itu dapat diukur atau dapat diketahui, itulah mengapa belajar tidak
dapat di artikan secara asalnya. Seorang peserta didik dapat dikatakan telah
belajar Pedidikan Agama Islam apabila mengasilkan suatu perubahan baik
dari aspek sikap, pemikiran, keterampilan atau interaksi dengan
lingkungannya walaupun perubahan itu sedikit demi sedikit, namun tetap ada
yang berubah pada diri peserta didik.4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Karakteristik Pendidikan Agama Islam ?

2. Apa Saja Dimensi-Dimensi Pengembangan Metodologi Pembelajaran


PAI ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui Karakteristik Pendidikan Agama Islam

2. Mengetahui Dimensi-Dimensi Pengembangan Metodologi


Pembelajaran PAI

4
Dahwadin & Farhan Sifa Nugraha, Motivasi dan pembelajaran pendidikan agama Islam,
(Wonososbo:MAngkubumi media, 2019), 204-205

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Karakteristik
adalah tanda, ciri, atau fitur yang bisa digunakan sebagai identifikasi.
Karakteristik juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang bisa membedakan
satu hal dengan hal yang lain.
Yusuf Qaradhawi memberikan pengertian pendidikan Islam
sebagai pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan
jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Pendidikan Islam menyiapkan
manusia untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan untuk
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis
dan pahitnya.5 Selain itu Hasan Langgulung merumuskan pendidikan
Islam sebagai proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan,
memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan
fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.6
Secara sederhana, istilah Pendidikan Islam dapat dipahami dalam
beberapa pengertian yaitu:
a. Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islami, yakni pendidikan
yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai
fundamental yang terkandung dalam sumber dasar Islam, yaitu al
Quran dan Sunnah. dalam pengertian yang pertama ini, pendidikan
Islam dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang
mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari sumber-
sumber dasar tersebut.
b. Pendidikan keislaman atau Pendidikan Agama Islam, yakni upaya
mendirikan agama Islam atau ajaran Islam atau nilai-nilai Islam agar
menajdi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.

5
Yusuf Qaradhawi, Pendidikan dan Madrasah Hasan al-Bannah, Terjemahan Bustami Abdul Gani
dan Zainal Abidin Ahmad (Jakarta : Bulan Bintang, 1980), 237
6
Hasan Langulung, Asas-Asas Pendidikan Islam ( Jakarta : Al-Husna, 1987), 118

3
c. Pendidikan dalam Islam atau proses dan praktik penyelenggaraan
pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat
Islam. dalam arti proses bertumbuh kembangnya Islam dan umatnya,
baik Islam sebagai agama, ajaran, meupun sistem budaya dan
peradaban sejak zaman Nabi Muhammad saw samapi sekarang.7

Pendidikan Agama Islam (PAI) pada lembaga formal di madarasah


yang terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik
sendiri-sendiri. al-Qur'an-hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis
yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual,
serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek
akidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-
nilai al-asma' al-husna. Aspek Akhlak menekankan pada pembiasaan
untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam
kehidupan sehari hari. Aspek fikih menekankan pada kemampuan cara
melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Aspek sejarah
kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari
peristiwaperistiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi,
iptek dan seni, dan Iain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan
peradaban Islam8

Sedangkan karakteristik pendidikan agama Islam di sekolah umum


memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan mata pelajaran
lainnya. Pendidikan Agama Islam (PAI) misalnya, memiliki karakteristik
sebagai berikut:

7
Muhaimin, MA. et. al, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004), 29-30
8
Ishak “Karakteristik Pendidikan Islam ”FiTUA Jurnal Studi Islam,” Vol2, No 2, (Desember,
2021), 172

4
1. PAI berusaha untuk menjaga akidah peserta didik agar tetap kokoh
dalam situasi dan kondisi apa pun;
2. PAI berusaha menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai yang
tertuang dan terkandung dalam Alquran dan Hadis serta otentisitas
keduanya sebagai sumber utama ajaran Islam;
3. PAI menonjolkan kesatuan iman, ilmu dan aural dalam kehidupan;
4. PAI berusaha membentuk dan mengembangkan kesalehan individudan
sekaligus kesalehan sosial;
5. PAI menjadi landasan moral dan etika dalam pengembangan iptek dan
budaya serta aspek aspek kehidupan lainnya;
6. Sbstansi PAI mengandung entitas-entitas yang bersifat rasional dan
supra rasional;
7. PAI berusaha menggali, mengembangkan dan mengambil ibrah dari
sejarah dan kebudayaan (peradaban) Islam; dan
8. Dalam beberapa hal, PAI mengandung pemahaman dan penafsiran
yang beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan toleran atau
semangat ukhuwah Islamiyah.9

Sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah baik yang


umum maupun yang khusus, Pendidikan Agama Islam mempunyai
karakteristik yang membedakannya dengan pelajaran lainnya. Apabila
diringkas adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti.
Pendidikan Agama Islam mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah
jelas dan pasti serta tidak dapat ditolak dan ditawar. Aturan itu adalah
al Quran dan alHadits. Pendidikan pada umumnya bersifat netral,
artinya pengetahuan itu diajarkan sebagai mana adanya dan terserh
kepada manusia yang hendak mengarahkan pengetahuan itu. Ia hanya
mengajarkan, tetapi tidak memberikan petunjuk kea rah mana dan

9
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2006), 102.

5
bagaimana memberlakukan pendidikan itu. Pengajaran umum
mengajarkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang bersifat
relative, sehingga tidak bisa diramalkan ke arah mana pengetahuan
keterampilan dan nilai itu digunakan, disertai dengan sikap yang tidak
konsisten karena terperangkap oleh. perhitungan untung rugi,
sedangkan Pendidikan Agama Islam memiliki arah dan tujuan yang
jelas, tidak seperti pendidikan umum.
2. Pendidikan Agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi
kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya.
Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata uang yang
mempunyai dua sisi, pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok
dalam substansi ajaran yang akan dipelajari, kedua; sisi pengetahuan
berisikan hal-hal yang mungkin umum dapat di indera dan diakali,
berbentuk pengalaman factual maupun pengalaman pikir. Sisi pertama
lebih menekankan pada kehidupan dunia sedangkan sisi kedua lebih
cenderung menekankan pada kehidupan akhirat namun, kedua sisi ini
tidak dapat dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat, oleh
karena itu, kedua sisi ini selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan
usahanya, karena memang Pendidikan Agama Islam mengacu kepada
kehidupan dunia dan akhirat.
3. Pendidikan Agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah
Pendidikan Agama Islam selalu menekankan pada pembentukan
akhlakul karimah, hati nurani untuk selalu berbuat baik dan bersikap
dalam kehidupan sesuai dengan normanorma yang berlaku, tidak
menyalahi aturan dan berpegang teguh pada dasar Agama Islam yaitu
Al-Qur’an dan Hadits.
4. Pendidikan Agama Islam diyakini sebagai dakwah atau misi suci.
Pada umumnya, manusia khususnya kaum muslimin berkeyakinan
bahwa penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan bagian
dari dakwah, oleh karena itu mereka menganggapnya sebagai misi
suci. Karena itu dengan menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam

6
berarti pula menegakkan agama, yang tentunya bernilai suatu
kebaikan di sisi Allah.
5. Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah. Sejalan dengan hal
yang dijelaskan pada sebelumnya maka kiprah Pendidikan Agama
Islam merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari Allah,
dari segi mengajar, pekerjaan itu terpuji karena merupakan tugas yang
mulia, disamping tugas itu sebagai amal jariah, yaitu amal yang terus
berlangsung hingga yang bersangkutan meninggal dunia, dengan
ketentuan ilmu yang diajarkan itu diamalkan oleh peserta didik
ataupun ilmu itu diajarkan secara berantai kepada orang lain.10

Sedangkan menurut Azyumardi Azra Pendidikan Islam sendiri


memiliki 7 (tujuh) karakteristik: Pertama, penguasaan ilmu pengetahuan
yang bersumber dari ajaran Islam yang mewajibkan umatnya untuk
mencari ilmu pengetahuan. Kedua, pengembangan ilmu pengetahuan,
sebagai kewajiban penyebaran ilmu kepada orang lain. Ketiga,
penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan
ilmu pengetahuan. Keempat, penguasaan dan pengembangan ilmu
hanyalah implementasi peng-hambaan kepada Allah dan demi
kepentingan bersama. Kelima, penyesuaian terhadap usia, kemampuan,
bakat, dan perkembangan peserta didik. Keenam, pengembangan
kepribadian yang terkait dengan seluruh nilai dan sistem Islam dengan
mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan Islam. Ketujuh,
penekanan pada amal saleh dan tanggung jawab dengan memberikan
semangat dan dorongan agar ilmu yang dimiliki bermanfaat bagi diri,
keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. 11

10
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253813-karakteristik-mata-
pelajaranpendidikan-agama/ diakses pada tanggal 11 September 2023
11
Azyumardi Azra, Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. LOGOS
Wacana Ilmu, 1999) 12-14

7
B. Dimensi-Dimensi Pengembangan Metodologi Pengembangan PAI
Istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata metodos
yangberarti “cara” atau “jalan”, dan logos yang berati “ilmu”. 12 Dalam
bahasa Arab disebut minhaj, wasilah, kaifiyah, dan thariqah, semuanya
adalah sinonim, namun yang paling populer digunakan dalam dunia
pendidikan Islam adalah thariqah yang berarti jalan atau cara yang harus
ditempuh.13 Pengertian yang lebih luas tentang metodologi adalah
pendapat Hasan Langgulung, yang menyatakan bahwa metodologi
pengajaran ialah ilmu yang mempelajari segala hal yang akan membawa
proses pengajaran bisa lebih efektif. Dengan kata lain metodologi ini
menjawab pertanyaan how, what, dan who yaitu pertanyaan bagaimana
mempelajari sesuatu (metode)?, apa yang harus dipelajari (ilmu)?, serta
siapa yang mempelajari (peserta didik) dan siapa yang mengajarkan
(guru).14
Macam-Macam Metode dalam PAI :
1. Ceramah
Ceramah dari segi bahasa yaitu penuturan secara lisan
seorang guru kepada para siswanya didalam proses pembelajaran
dalam ruangan. Metode ceramah bisa dikatan metode tradisional
karena digunakan dari dahulu kala sampai sekarang. Dalam
penggunaan metode ini, proses belajar mengajar dilaksanakan
dengan penyajian bahan pembelajaran melalui penuturan lisan atau
penjelasan lisan oleh seorang pendidik kepada peserta didiknya.
Guru yang berperan aktif dalam berbicara yang diselipkan
pertanyaan tentang materi pembelajaran yang dibahas, sementara
para peserta didik memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan

12
Rika Sa’diyah, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: PT Wahana Kardofa, 2009)
13
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008)
14
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003).

8
menulis inti sari pokok pembahasan materi yang dijelaskan seorang
guru.15
2. Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu metode yang bahan materi
pembelajaran dan penyajiannya, seorang pendidik memberikan
kesempatan kepada para peserta didiknya untuk berbicara serta
membahas materi pembelajaran dan menganalisisnya, berguna
untuk mengumpulkan pendapat, mengambil kesimpulan, serta
menyusun berbagai macam cara dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Metode diskusi ini, memiliki pengaruh kepada
peserta didik agar dapat mengembang potensi kecakapan mereka
dalam berbicara, menyampaikan pendapat terhadap materi yang
dipelajari. Metode diskusi ini merupakan teknik pembelajaran yang
mendiskusikan masalah yang mucul, saling adu pendapat serta
argumen secara objektif serta rasional.16
3. Tanya Jawab
Teknik ini adalah jalan yang dipakai oleh seorang guru
untuk mengajar, dimana terjadinya interaksi timbal balik antar guru
dan siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan guru
menjawab, ataupun kebalikannya. Guru memberikan pertanyaan
dan para murid menjawab.17 Pertanyaaan yang diajukan berpariasi,
meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya
satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan
banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang
menarik. Penggunaan cara ini mengelolah pembelajaran dengan
mengeluarkan pertanyaan-pertanyan yang mengarahkan para
peserta didiknya memahami materi yang dipelajari. Metode ini

15
Syahraini Tambak, “Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam,” Jurnal Tarbiyah 21, no. 2 (2014), 375–401.
16
Rada S, Ilmu Pendidikan Islam (Alfabeta, 2011).
17
Usman B, Metode Pembelajaran Agama Islam (Ciputat Press, 2002).

9
juga sudah pernah digunakan Rasulullah Saw. dalam memberikan
pengajaran.
4. Pemberian Tugas
Memberiakan tugas adalah suatu teknik pembelajaran yang
digunakan seorang pendidik dengan menyerahkan tugas kepada
muridnya. Namun sebelumnya ada materi pembelajaran diberikan.
Tugas tersebut akan diperiksa oleh guru dan para peserta didik
yang mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan tugasnya masing
masing. Pemberian tugas dapat dilakukan dengan cara kelompok
maupun perindividu. Metode ini biasanya dipergunakan agar siswa
mendapatkan prestasi belajar yang bagus.18
5. Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Sedangkan
seorang guru hanya mengamati atau memperhatikan para peserta
didik terhadap proses percobaan yang dilakukan, serta sesekali
guru memberikan arahan tentang bagaimana cara atau prosesnya.
serta menarik kesimpulan sendiri mengenai objek yang
dipelajarinya.19
6. Demonatrasi
Metode demonstrasi merupakan teknik seorang guru dalam
memberikan materi dengan mengunakan alat peraga, menjelaskan
sesuatu mata pelajaran tertentu agar memperlihatkan mengenai

18
Patonah R, “Pengaruh Penerapan Metode Pemberian Tugas Renitasi Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pembelajaran Akutansi.,” Ilmiah Edukasii 4, no. 4 (2016).
19
Z. Zam F, “Metode Pendidikan Islam Presfektif Hadis Rasulullah Saw,” Sabilarrasyad 2, no. 2
(2017).

10
proses terjadinya sesuatu sedangakan para peserta didik
memperhatikan dengan seksama proses tersebut. 20
Demontrasi
dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang
sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan
penjelasan lisan.
7. Pemecahan Masalah (problem solving)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah)
merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan
memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari
penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada
kesimpulan.21
8. Amsal/Perumpamaan
Metode amsal (perumpamaan) merupakan suatu metode
pembelajaan yang dalam pelaksanakan oleh seorang guru memberi
pengetahuan kepada peserta didik dengan memberikan sebuah
contoh atau perepumaan.22 Perumpamaan ini merupakan suatu
metode yang biasanya di gunakan oleh baginda Nabi Muhammad
saw. yang berguna dalam menyampaikan pengetahuan kepada para
sahabatnya, hingga para sabahat paham dengan apa yang
dimaksud. Metode Amsal dibentuk untuk khalayak yang tidak
paham atau tidak mengerti akan sesuatu. Allah memberikan sebuah
pengandaian untuk khalayak dari pribadi mereka sendiri bukan dari
diri-Nya untuk mereka bisa mengerti dengan apa yang belum
dipaham.23
9. Targhib dan Tarhib
Merupakan sebuah teknik yang digunakan pendidik dalam
proses belajar belajar dimana seorang pendidik meyerahkan ajaran

20
M Fikri, “Konsep Pendidikan Islam,” Ilmiah Islam Futura 11, no. 1 (2011).
21
Nur Ahyat, “METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,” Edusiana :
Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam 4, no. 1 (2017): 24–31.
22
F, “Metode Pendidikan Islam Presfektif Hadis Rasulullah Saw.”
23
Arsyad J, “Metode Perumpamaan Dalam Praktik Mengajar Rasulullah,” Pendidikan Islam Dan
Teknologi Pendidikan 7, no. 1 (2017).

11
pelajaran dengan memberikan akibat dari kebaikan bila murid
melakukan kebaikan, dan ganjaran keburukan apabila murid
melakukan keburukan. Targhib artinya janji Allah akan kesenangan
dan Tarhib artinya hukuman akibat perbuatan dosa yang dilakukan.
Tujuannya agar peserta didik dapat melakukan kebaikan serta
menjauhi segala bentuk keburukan.
10. Pengulangan
Merupakan suatu proses belajar mengajar dengan seorang
guru yang memberikan materi pembelajaran secara berulang-ulang
agar para siswa bisa mengingat kembali pelajaran yang telah
diajarkan. Pengulangan sangat bagus dilakukan karena semakin
sering ulang, maka siswa akan sering mengigat materi
pembelajaran tersebut. Penerapan teknik pengulangan merupakan
sebuah prosedur melakukan sesuatu secara terus-menerus secara
terurut dan rapih serta memikirkan dengan seksama cara
mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan.24
11. Keteladanan
Metode teladan sering dikatakan metode meniru yaitu cara
pemberian ilmu pengetahuan melalui pemberian contoh tokoh
keteladanan yang baik pada para muridnya. Di dalam al-Qur’an
keteladan diprediksikan dengan kata uswah yang selanjutnya
diberikan sifat diakhiranya sifat hasanah artinya keteladan yang
baik. Penerapan teknik teladanan merupakan suatu teknik
pembelajaran dengan jalan guru memperlihatkan contoh
keteladanan yang baik pada para siswanya agar dapat diikuti serta
dilakukan. Yang boleh ditiru hanya perbuatan yang baik dan yang
buruk jangan diikuti.25

24
F Ghade, “Implementasi Metode Takrar Dalam Pembelajaran Menghapal Al-Quran,” Ilmiah
Didaktika 14, no. 2 (2014).
25
N Hidayat, “Metode Keteladanan Dalam Pendidikan Islam,” Ta’llum 3, no. 2 (2015).

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yusuf Qaradhawi memberikan pengertian pendidikan Islam
sebagai pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani
dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Pendidikan Islam
menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam perang, dan
menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala
kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.26 Selain itu Hasan
Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi
manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.27
menurut Azyumardi Azra Pendidikan Islam sendiri
memiliki 7 (tujuh) karakteristik: Pertama, penguasaan ilmu
pengetahuan yang bersumber dari ajaran Islam yang mewajibkan
umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan. Kedua, pengembangan
ilmu pengetahuan, sebagai kewajiban penyebaran ilmu kepada
orang lain. Ketiga, penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Keempat,
penguasaan dan pengembangan ilmu hanyalah implementasi peng-
hambaan kepada Allah dan demi kepentingan bersama. Kelima,
penyesuaian terhadap usia, kemampuan, bakat, dan perkembangan
peserta didik. Keenam, pengembangan kepribadian yang terkait
dengan seluruh nilai dan sistem Islam dengan mengarahkan
peserta didik untuk mencapai tujuan Islam. Ketujuh, penekanan
pada amal saleh dan tanggung jawab dengan memberikan

26
Yusuf Qaradhawi, Pendidikan dan Madrasah Hasan al-Bannah, Terjemahan Bustami Abdul
Gani dan Zainal Abidin Ahmad (Jakarta : Bulan Bintang, 1980), 237
27
Hasan Langulung, Asas-Asas Pendidikan Islam ( Jakarta : Al-Husna, 1987), 118

13
semangat dan dorongan agar ilmu yang dimiliki bermanfaat bagi
diri, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. 28
Hasan Langgulung, yang menyatakan bahwa metodologi
pengajaran ialah ilmu yang mempelajari segala hal yang akan
membawa proses pengajaran bisa lebih efektif. Dengan kata lain
metodologi ini menjawab pertanyaan how, what, dan who yaitu
pertanyaan bagaimana mempelajari sesuatu (metode)?, apa yang
harus dipelajari (ilmu)?, serta siapa yang mempelajari (peserta
didik) dan siapa yang mengajarkan (guru).29
Macam-Macam Metode dalam PAI :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Pemberian Tugas
5. ksperimen
6. Demonatrasi
7. Pemecahan Masalah (problem solving)
8. Amsal/Perumpamaan
9. Targhib dan Tarhib
10. Pengulangan
11. Keteladanan
B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sajikan, penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu kami berharap dari pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah selanjutnya.
Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

28
Azyumardi Azra, Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. LOGOS
Wacana Ilmu, 1999) 12-14
29
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003).

14
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia. Jakarta; Kencana Prenada Media Group. 2012
Rosyada, Dede. Madrasah dan profesionalisme diri. Jakarta: Kencana 2017.
Umar, dkk. Pegembanga Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif.
Yogyakarta: Depublish. 2016. 18
Dahwadin & Farhan Sifa Nugraha. Motivasi dan pembelajaran pendidikan agama
Islam. Wonososbo: MAngkubumi media. 2019
Qaradhawi, Yusuf. Pendidikan dan Madrasah Hasan al-Bannah. Terjemahan Bustami
Abdul Gani dan Zainal Abidin Ahmad. Jakarta: Bulan Bintang. 1980
Langulung, Hasan. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta : Al-Husna. 1987
Muhaimin, MA. et. Al. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004
Ishak. Karakteristik Pendidikan Islam. FiTUA Jurnal Studi Islam. Vol2. No 2.
Desember. 2021
Muhaimin. Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006)
Azra, Azyumardi. Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam. Jakarta: PT.
LOGOS Wacana Ilmu. 1999
Sa’diyah, Rika. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: PT Wahana Kardofa.
2009
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2008
Tambak, Syahraini. Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Tarbiyah 21. No 2. 2014
Rada S. Ilmu Pendidikan Islam. Alfabeta. 2011
Usman B. Metode Pembelajaran Agama Islam. Ciputat Press. 2002
Patonah R. Pengaruh Penerapan Metode Pemberian Tugas Renitasi Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pembelajaran Akutansi. Ilmiah Edukasii 4. No 4. 2016
Zam F. Metode Pendidikan Islam Presfektif Hadis Rasulullah Saw. Sabilarrasyad 2. No
2. 2017
Fikri, M. Konsep Pendidikan Islam. Ilmiah Islam Futura 11. No 1. 2011
Ahyat, Nur. METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Edusiana :
Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam 4. No 1. 2017
J, Arsyad. Metode Perumpamaan Dalam Praktik Mengajar Rasulullah. Pendidikan
Islam Dan Teknologi Pendidikan 7. No 1. 2017
Ghade, F. Implementasi Metode Takrar Dalam Pembelajaran Menghapal Al-Quran.
Ilmiah Didaktika 14. No 2. 2014

15
Hidayat, N. Metode Keteladanan Dalam Pendidikan Islam. Ta’llum 3. No 2. 2015
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253813-karakteristik-mata-
pelajaranpendidikan-agama/ diakses pada tanggal 9 September 2023

16

Anda mungkin juga menyukai