Anda di halaman 1dari 14

MATERI PENDIDIKAN ISLAM

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam)


Dosen Pengampu:
Dr. Syarif Hidayat, M.Pd

Disusun oleh

Asep Subarnas (23060013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat limpahan
karunia, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini sehingga
selesai pada waktunya. Makalah yang berjudul “Materi Pendidikan Islam ” ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, pembuatan
makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi pembaca umumnya
dan bagi penulis khususnya.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya, pendidikan dalam perspektif Islam berupaya untuk
mengembangkan seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin, baik dari
aspek jasmani maupun aspek rohani. Saat ini pendidikan bangsa telah terjadi
dikotomi, yakni antara pendidikan umum dan pendidikan Islam. Salah satu sisi
yang mengatasnamakan pendidikan Islam adalah sebuah pendidikan yang
dilakukan oleh sekelompok orang yang beragama Islam, nama lembaganya
adalah lembaga pendidikan Islam, dan materinya didominasi dari al-Qur'an dan
Hadis yang merupakan landasan agama Islam. Jika demikian akan bermunculan
pula yang dinamakan pendidikan Kristen, pendidikan Hindu dan lain-lain, bahkan
bisa saja terjadi pendidikan komunis, pendidikan Atheis dan lain sebagainya.
Secara filosofis materi pendidikan agama Islam sangat terkait dengan
pedoman hidup manusia, tujuan hidup manusia dan tujuan pendidikan secara
universal. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhammad Munir Mursiy, bahwa
Pendidikan Islam mengantarkan manusia untuk merealisasikan kebahagiaan dunia
dan akhirat, juga meningkatkan takwa kepada Allah swt., meningkatkan
kemampuan dan peranan manusia dalam memakmurkan bumi ini serta
menguatkan tali persaudaraan sesama muslim. Akan tetapi tak jarang lulusan dari
lembaga pendidikan islam tidak dapat bersaing di dunia pekerjaan, karena sering
kali yang lebih diutamakan ialah lulusan dari sekolah-sekolah negeri umum.
Beratnya persaingan bagi lulusan lembaga pendidikan islam disebabkan
oleh adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja.
Hal tersebut dikarenakan kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap
keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik ketika memasuki dunia kerja.
Oleh karena itu dalam kajian makalah ini, lebih menekankan kepada ruang
lingkup dan pembidangan pendidikan berdasarkan materi pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengertian materi pendidikan Islam?
2. Bagaimana cakupan dari materi pendidikan islam?
3. Bagaimana pembagian pembidangan berdasarkan materi pendidikan
islam?

C. Tujuan
Dalam pembahasan makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana pengertian materi pendidikan Islam?
2. Mengetahui bagaimana cakupan dari materi pendidikan islam?
3. Mengetahui bagaimana pembagian pembidangan berdasarkan materi
pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Materi Pendidikan Islam


Materi pendidikan Islam terkait dengan kurikulum. Kurikulum ialah
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik
untuk memperoleh sejumlah pengetahuan1. Menurut pandangan modern,
kurikulum adalah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di
sekolah. Dalam artian bahwa semua pengalaman belajar itulah kurikulum.2
Kurikulum tersebut dirancang sedemikian rupa agar dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Materi pendidikan merupakan bahan yang akan disajikan kepada peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Materi pelajaran tersebut telah
ditetapkan dalam kurikulum yang disusun bersama oleh pengambil kebijakan
satuan pendidikan dan disesuaikan dengan kurikulum nasional dan kearifan lokal.
Dengan demikian, materi pendidikan ialah semua bahan pelajaran yang
disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem institusional
pendidikan.3Materi pendidikan merupakan substansi ilmu pengetahuan yang
ditransmisikan kepada peserta didik agar diketahui, dikembangkan, dan
diamalkan.
Dalam pendidikan Islam, materi pelajaran adalah sumber normative Islam,
yaitu Al-Qur’an dan al-Sunnah. Secara filosofis, rumusan materi pendidikan Islam
adalah seperangkat bahan yang dijadikan sajian dalam upaya mengembangkan
kepribadian yang selaras dengan Al-Qur’an, yaitu manusia yang bertakwa.
Dimana rumusan materi pelajaran tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam yaitu agar tercapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian

1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Cet, 4; Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2003), h. 16

2 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Cet. 8; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 53

3 Hamdani Ihsan dkk., Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 133
peserta didik secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui
latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional; perasaan dan
indra.4 Karena itu, materi pendidikan Islam hendaknya mencakup pengembangan
seluruh aspek fitrah peserta didik; aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik,
ilmiah dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif serta mendorong semua
aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir
pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada
Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan
materi pendidikan Islam adalah sejumlah organisasi bidang berupa isi dari segala
konsep pendidikan Islam yang akan disampaikan kepada peserta didik di lembaga
pendidikan.

B. Cakupan Materi Pendidikan Islam


Pendidikan Agama Islam mencakup usaha untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara;

1) Hubungan manusia dengan Allah swt (hablum minallah) / relation vertical.


2) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
3) Hubungan manusia dengan sesama manusia (hablum minannas) / relation
horizontal.
4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.5

Ungkapan Rasulullah yang menganjurkan untuk menuntut ilmu dari


ayunan sampai liang lahat dan menuntut ilmu adalah kewajiban pria dan wanita,
maka ruang lingkup pendidikan Islam tidak mengenal batas umur dan perbedaan
jenis kelamin bahkan tempat dan masa. Ilmu pendidikan Islam mempunyai ruang
lingkup sangat luas. Adapun obyek segi-segi yang terlibat dalam pendidikan Islam

4 Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka Tentang


Pendidikan Islam. (Cet. 1; Jakarta: Kencana, 2008), h. 119.

5 Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,Pedomam Umum Penddikan Agama Islam di


Sekolah Umum Tingkat Menengah dan Luar Biasa,Departemen Agama.Jakarta.2003.h.6.
sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan Islam dalam situasi dan kondisi
pendidikan Islam adalah;
1. Perbuatan mendidik itu sendiri.
Maksudnya, perbuatan mendidik dari seluruh kegiatan, tindakan atau
perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi
atau mengasuh peserta didik, yaitu sikap atau tindakan menuntun,
membimbing, memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada
peserta didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam.
2. Dasar dan tujuan pendidikan Islam.
Yaitu, landasan dan sumber dari segala kegiatan pendidikan Islam. Semua
hal yang masuk dalam proses pendidikan Islam harus bersumber dan
berlandaskan dasar Al-Quran dan sunnah.
3. Peserta didik.
Merupakan obyek utama dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena
segala tindakan pendidikan diarahkan pada tujuan dan cita-cita pendidikan
Islam.
4. Pendidik.
Merupakan subyek pelaksana proses pendidikan. Pendidik dapat
membawa sebuah pendidikan pada arah baik atau buruk, maka peranan
pendidik dalam keberhasilan kependidikan sangat menentukan.
5. Materi dan kurikulum pendidikan Islam.
Merupakan bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman kependidikan,
yang sudah tersusun secara sistematis dan terstruktur untuk disampaikan
dalam proses pendidikan kepada peserta didik.
6. Metode pendidikan Islam.
Yaitu cara dan pendekatan yang paling tepat dan sesuai dalam pendidikan
untuk menyampaikan bahan dan materi dalam proses pendidikan kepada
peserta didik. Metode digunakan untuk mengolah, menyusun dan
menyajikan materi pendidikan, supaya materi mudah diterima dan
ditangkap oleh peserta didik sesuai dengan karakter dan tahapan masing-
masing peserta didik. Hal ini dalam pendidikan Islam sering disebut
thariqatut tarbiyah.
7. Evaluasi pendidikan Islam.
Cara-cara yang digunakan untuk menilai hasil pendidikan yang sudah
dilakukan. Adanya evaluasi, pendidikan dapat dilanjutkan pada jenjang
yang lebih tinggi dengan melihat terlaksananya pada tahap atau fase yang
dilewati untuk meraih tujuan yang ditargetkan, dan berakhir dengan
manusia yang berkepribadian muslim.
8. Alat-alat untuk pendidikan Islam.
Merupakan alat-alat yang digunakan selama proses pendidikan
dilaksanakan, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan berhasil secara
tepat.
9. Lingkungan sekitar dalam pendidikan Islam.
Lingkungan sekitar atau milieu merupakan keadaan dan tempat belajar
mengajar akan berpengaruh dalam pelaksanaan serta keberhasilan suatu
pendidikan.6
Menurut H.M. Arifin, pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang
mencakup kegiatan-kegiatan kependidikan yang dilakukan secara konsisten
dan berkesinambungan dalam bidang atau lapangan hidup manusia yang
meliputi:
1) Lapangan hidup keagamaan, agar proses perkembangan pribadi manusia
sesuai dengan norma-norma ajaran Islam.
2) Lapangan hidup berkeluarga, agar berkembang menjadi keluarga yang
sejahtera, sakinah, mawaddah, warohmah.
3) Lapangan hidup ekonomi, agar dapat berkembang menjadi tatanan sistem
hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dan bebas dari
manipulasi, monopoli serta jauh dari ketergantungan hidup terhadap
manusia lain.7

6 Nur Uhbiyati,Dasar-DasarIlmu Pendidikan Islam,PT.Pustaka Rizki Putra,Semarang.2013. h. 43.


7 M.Saekan,Issu-issu Kontemporer dalam Pendidikan Islam,Nora Media
Enterprise,Kudus.2009. h.33.
4) Lapangan hidup kemasyarakatan, agar terbina masyarakat yang adil dan
makmur atas ridlo dan ampunan Allah swt.
5) Lapangan hidup politik, agar tercipta sistem demokrasi yang sehat dan
dinamis penuh dengan keadilan kemakmuran serta kesejahteraan sesuai
dengan ajaran Islam.
6) Lapangan hidup seni dan budaya, agar menjadikan hidup manusia penuh
keindahan dan semangat yang tidak gersang dari nilai-nilai moral agama
dan mengedepankan nilai keagamaan.
7) Lapangan hidup ilmu pengetahuan, agar perkembangan menjadi alat
untuk mencapai kesejahteraan hidup dan mengedepankan kecerdasan
umat manusia yang dikendalikan oleh iman.8

C. Pembidangan Pendidikan Berdasarkan Materi Pendidikan

Semua jenis ilmu yang dikembangkan para ahli pikir Islam dari kandungan Al-
Qur’an dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Al-Farabi

Al-Farabi mengklasifikan ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an


meliputi sebagai berikut:

a) Ilmu bahasa
b) Logika
c) Sains persiapan terdiri dari ilmu berhitung, geometri, optika, sains
tentang benda-benda samawi seperti astronomi; ilmu pengukuran
(timbangan), ilmu tentang pembuatan instrumen-instrumen dan
sebagainya.
d) Fisika (ilmu alam) dan metafisika (ilmu tentang alam di balik alam
nyata). Ilmu fisika terdiri dari berbagai jenis ilmu seperti ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan benda alam, dan elemen-elemennya, ciri-ciri dan

8 Muhammad Muntahibun Nafis,Ilmu Pendidikan Islam,Penerbit Teras,Yogyakarta.2011. h. 26.


hukum-hukumnya, serta faktor-faktor yang merusaknya, tentang reaksi
unsur-unsur dalam benda atau sifat-sifatnya yang membentuk benda itu,
ilmu-ilmu mineral, tumbuh-tumbuhan, dan hewan.
e) Sedangkan yang merupakan ilmu metafisika meliputi ilmu tentang
hakikat benda, ilmu tentang sains khusus dan sains pengamatan, ilmu
tentang benda yang tidak berjasad.
f) Ilmu kemasyarakatan terdiri dari jurisprudensi (hukum atau syariah)
dan ilmu retorika (ilmu berpidato).
2. Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddan pernah menganalisis sains dari aspek
historis secara cermat. Beliau mendasarkan klasifikasi kurikulum di
sekolah-sekolah (madrasah-madrasah) yang berkembang saat itu. Klasifikasi
Ibnu Khaldun dipandang oleh para ilmuan Islam sebagai versi final
klasifikasi Islam tentang pengetahuan.

Klasifikasi Ibnu Khaldun tentang ilmu-ilmu dasar pengetahuan Islam yang


bersumber dari Al-Qur’an meliputi sebagai berikut:

a) Ilmu pengetahuan filosofis dan intelektual


Semua ilmu pengetahuan dapat dipelajari oleh manusia melalu akal
pikiran dan penalarannya yang bersifat alami, yang terbawa sejak lahir.
Ilmu-ilmu ini terdiri dari logika, ilmu alam atau fisika, medis, pertanian,
metafisika, (tentang ilmu tenun, sihir, jimat-jimat, yang tertulis dalam
huruf alfabetis, dan alkemi) serta ilmu yang berkaitan dengan kuantitas,
misalnya geometri dan aritmatika. Begitupula ilmu musik, astronomi, dan
astrologi.
Namun demikian, ilmu-ilmu pengetahuan di atas tidak semua bisa
dipelajari orang Islam, misalnya ilmu sihir, astrologi untuk meramal
nasib, dan jimat-jimat merupakan ilmu pengetahuan yang tidak boleh
dipelajari.
b) Ilmu-ilmu pengetahuan yang disampaikan (transmitted sciences)
Ilmu terdiri dari ilmu Al-Qur’an, tafsir dan tajwid, ilmu hadits, ilmu
fikih, teologi (ilmu ketuhanan) dan bahasa.

Ibnu Khaldun (732 H/1332 M) yang pernah menjadi guru atau pendidik di
wilayah Afrika Utara sampai Spanyol telah menetapkan tiga kategori ilmu
pengetahuan Islam yang harus menjadi materi kurikulum sekolah, yaitu
sebagai berikut:
1) Ilmu lisan (bahasa) yang terdiri dari ilmu nahwu, saraf, balaghah,
maani, bayan, adab (sastra) atau syair-syair.
2) Ilmu naqli, yaitu ilmu-ilmu yang dinukilkan dai kitab suci Al-Qur’an
dan sunah Nabi. Ilmu ini terdiri dari ilmu membaca (Qiraah) Al-qur’an
dan ilmu tafsir, sanad-sanad hadits dan pentashehannya serta istinbat
tentang qanun-qanun fiqhyahya. Dengan ilmu-ilmu tersebut anak didik
diharapkan bisa mengetahui dan menganalisis materi-materi pelajaran
secara benar.
3) Ilmu akli, yaitu ilmu yang dapat memaksimalkan daya kemampuan
berpikir manusia melalui filsafat dan semua jenis ilmu pengetahuan,
termasuk ilmu mantik, ilmu alam, ilmu ketuhanan (teologi), ilmu
teknik, ilmu hitung, ilmu tentang tingkah laku manusi, ilmu sihir dan
nujum (kedua ilmu ini terlarang untuk dijadikan mata pelajaran)

Bila dilihat urgensinya Ibnu Khaldun membagi ilmu pengetahuan sebagai


berikut:

1) Ilmu syariah dengan semua jenisnya.


2) Ilmu filsafat, termasuk ilmu alam dan ilmu ketuhanan.
3) Ilmu alam yang bersifat membantu ilmu-ilmu agama, seperti ilmu
lughah dan lain-lain.
4) Ilmu alat yang membantu falsafah, seperti ilmu mantik (logika).
Menurutnya, ilmu-ilmu pengetahuan tersebut banyak bergantung pada
kepandaian guru dalam mempergunakan berbagai metode yang tepat
dan baik. Oleh karena itu, guru wajib mengetahui faedah dari suatu
metode yang dipergunakan.
3. Ibnu Sina

Ibnu Sina memberikan klasifikasi ilmu pengetahuan menjadi dua macam,


yaitu:

a) Ilmu nadori atau ilmu teoritis, terdiri dari ilmu alam, ilmu riyadi (ilmu
matematika), dan ilmu illahi, yaitu ilmu yang mengandung iktibar
tentang maujud dari alam dan isinya yang dianalisis secara jujur dan
jelas.
b) Ilmu-ilmu amali (praktis), terdiri dari beberapa ilmu pengetahuan yang
prinsip-prinsipnya berdasarkan atas sasaran-sasaran analisisnya.
Misalnya ilmu yang menganalisis tentang perilaku manusia dilihat dari
aspek individual maka timbullah ilmu akhlak, jika manganalisis tentang
perilaku manusia dilihat dari aspek sosial maka timbul ilmu siasat (ilmu
politik).9

9 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam ( Cet. 2: Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),hlm. 137-139.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kesimpulan pembahasan materi ini penulis masih belum bisa
menyimpulkan secara komprehensif terkait pembahasan yang dipaparkan, untuk
itu kiranya perlu didiskusikan bersama dan turut memberikan pandangan terkait
“Materi Pendidikan Islam” yang penulis paparkan di atas. Semoga dengan melalui
diskusi akan lebih memperkaya makalah yang penulis buat dan bisa memberikan
kesimpulan yang jelas.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum mampu mengupas secara
mendalam tentang ruang lingkup dan pembidangan pendidikan berdasarkan
materi pendidikan Islam. Oleh karena itu, penting rasanya untuk diutarakan bahwa
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari hasil diskusi sekiranya akan
membantu mengoptimalisasi dalam tulisan makalah ini dan akan lebih
menyenangkan apabila dalam kritik dan saran tersebut disertai rujukan yang jelas,
yang akan mempermudah dalam proses penyempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Cet. 8; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008.
Arifin. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner Edisi Revisi. Cet. 2; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.2003.Pedomam Umum Penddikan
Agama Islam di Sekolah Umum Tingkat Menengah dan Luar
Biasa.Jakarta:Departemen Agama.
Hamdani Ihsan, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Muntahibun Nafis, Muhammad.2011.Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta:Penerbit Teras.
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Cet. 4; Jakarta: PT. Bumi Aksar, 2003.
Saekan,M.2009.Issu-issu Kontemporer dalam Pendidikan Islam.Kudus:Nora
MediaEnterprise.
Samsul Nizar. Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka Tentang
Pendidikan Islam. Cet. 1; Jakarta: Kencana, 2008.
Uhbiyati,Nur.2013,Dasar-DasarIlmu Pendidikan Islam.Semarang:PT.Pustaka Rizki
Putra.

Anda mungkin juga menyukai