Anda di halaman 1dari 11

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA
No. 823, 2014 KEMENAG. Madrasah. Pendirian. Penegerian.
Masyarakat.

PERATURANMENTERI AGAMAREPUBLIK INDONESIA


NOMOR 14 TAHUN 2014
TENTANG
PENDIRIANMADRASAHYANGDISELENGGARAKANOLEH PEMERINTAH
DAN PENEGERIAN MADRASAHYANGDISELENGGARAKAN
OLEH MASYARAKAT

DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA
MENTERI AGAMAREPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas


pendidikan madrasah, pemerintah dapat mendirikan
madrasah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
menegerikan madrasah yang diselenggarakan oleh
masyarakat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Agama tentang Pendirian Madrasah yang Diselenggarakan
oleh Pemerintah dan Penegerian Madrasah yang
Diselenggarakan oleh Masyarakat;
Mengingat: 1. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
2014, No.823 2

Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang
Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4769);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5150) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157);
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
3
2014, No.823

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan


Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Perubahan Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 47
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara;
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14
Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan
Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592)
sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 80 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor
10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 1202);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pembentukan dan Penyempurnaan Organisasi
Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 325
Tahun 2011);
13. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 1382);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG PENDIRIAN
MADRASAHYANGDISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH
DAN PENEGERIAN MADRASAHYANG DISELENGGARAKAN
OLEH MASYARAKAT.
2014, No.823 4

BAB I
KETENTUANUMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pendirian Madrasah yang diselenggarakan oleh pemerintah yang
selanjutnya disebut Pendirian Madrasah adalah penetapan pendirian
kelembagaan madrasah yang diselenggarakan oleh pemerintah.
2. Penegerian Madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
selanjutnya disebut Penegerian Madrasah adalah kegiatan peralihan
status Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK)dari status yang diselenggarakan oleh masyarakat
menjadi status yang diselenggarakan oleh pemerintah.
3. Madrasah adalah satuan pendidikan formal dalam binaan Kementerian
Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan
dengan kekhasan agama Islam yang mencakup RA, MI, MTs, MA, dan
MAK.
4. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
5. Pemerintah adalah Kementerian Agama.
6. Menteri adalah Menteri Agama.
7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
8. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.
9. Kantor Kementerian Agama adalah Kantor Kementerian Agama
Kabupaten / Kota.
BAB II
PENDIRIANMADRASAH
Pasal2
(1) Pendirian Madrasah ditetapkan oleh Menteri setelah mendapatkan
persetujuan dari Menteri yang membidangi urusan pendayagunaan
aparatur negara.
(2) Pendirian Madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan
atas pertim bangan:
a. kebu tuhan masyarakat;
b. kebutuhan pembangunan daerah;
5
2014, No.823

c. kebutuhan akses pendidikan di daerah pemekaran, perbatasan


antarnegara, terluar, terpencil, dan terisolasi; dan
d. percepatan pemerataan mutu pendidikan madrasah.
Pasal3
(1) Pendirian Madrasah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. analisis kebu tuhan masyarakat;
b. rekomendasi pemerintah kabupaten /kota dan/ atau pemerintah
provinsi; dan
c. rencana dan tahapan pembangunan serta pengem bangan
madrasah.
(2) Persyaratan Pendirian Madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam bentuk usulan yang disam paikan oleh Direktur
Jenderal kepada Menteri.
(3) Rencana dan tahapan pembangunan serta pengembangan madrasah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mencakup antara lain
pelaksanaan kurikulum, jumlah peserta didik, jumlah dan kualifikasi
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
rencana pembiayaan pendidikan, proses pembelajaran, sistem evaluasi
pembelajaran dan program pendidikan, serta orgarusasi dan
manajemen madrasah.
(4) Rencana dan tahapan pembangunan serta pengembangan madrasah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diarahkan pada pencapaian
Standar Nasional Pendidikan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan Pendirian Madrasah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.
Pasal4
(1) Dalam hal Pendirian Madrasah belum ditetapkan oleh Menteri,
Direktur Jenderal menetapkan status madrasah sebagai filial dari
madrasah yang diselenggarakan oleh pemerintah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai status madrasah filial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
BAB III
PENEGERIANMADRASAH
Pasal5
(1) Penegerian Madrasah ditetapkan oleh Menteri setelah mendapatkan
persetujuan dari Menteri yang membidangi urusan pendayagunaan
aparatur negara.
2014, No.823
6

(2) Penegerian Madrasah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. kebutuhan masyarakat;
b. rekomendasi pemerintah kabupatenJkota danJ atau pemerintah
provmsi;
c. rekomendasi Kepala Kantor Kementerian Agama; dan
d. rincian persyaratan teknis meliputi kurikulum, jumlah peserta
didik, jumlah dan prosentase kualifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, rencana
pembiayaan pendidikan, proses pembelajaran, sistem evaluasi
pembelajaran dan program pendidikan, serta organisasi dan
manajemen madrasah.
(3) Rincian persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Penegerian Madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan
oleh Kepala Kantor Wilayah kepada Direktur Jenderal.
(5) Direktur Jenderal melakukan penilaian kelengkapan administrasi dan
visitasi lapangan terhadap usulan Kepala Kantor Wilayah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4).
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian kelengkapan administrasi
dan visitasi lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan
oleh Direktur J enderal.
Pasal6
(1) Dalam hal Penegerian Madrasah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) belum ditetapkan oleh Menteri, Direktur Jenderal dapat
menetapkan status madrasah filial dari madrasah yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
(2) Penetapan madrasah filial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan atas pertimbangan:
a. kelayakan pemenuhan persyaratan teknis penegerian madrasah;
danJatau
b. keberadaan madrasah di atas tanah milik pemerintah.
Pasal 7
(1) Penyelenggara madrasah yang akan menyerahkan penyelenggaraan
madrasahnya kepada pemerintah, wajib menyerahkan seluruh aset
madrasah kepada Kementerian Agama.
7 2014, No.823

(2) Pendidik dan tenaga kependidikan madrasah yang akan diserahkan


penyelenggaraannya kepada pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Agama
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BABIV
KETENTUANPENUTUP
Pasal8
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Repu blik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Juni 2014
MENTERIAGAMA
REPUBLIK INDONESIA,

SURYADHARMAALI

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 Juni 2014
MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
2014, No.823
8

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2014
TENTANG PENDIRIAN MADRASAH YANG
DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH DAN
PENEGERIAN MADRASAH YANG DISELENGGARAKAN
OLEH MASYARAKAT

Rincian Persyaratan Teknis Penegerian Madrasah yang Diselenggarakan oleh


Masyarakat:

A. Kurikulum

Penegerian Madrasah
No J enis Dokumen
RA MI MTs MA MAK

1 Dokumen kurikulum 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set


Catatan: Dokumen kurikulum meliputi standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, kerangka dasar kurikulum, dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan.

B. Jumlah Peserta Didik

Penegerian Madrasah
No Uraian
RA MI MTs MA MAK
J umlah mininal peserta
1 54 168 192 192 192
didik
J umlah minimal
2 rombongan belajar per 1 1 1 1 1
tingkatan kelas
Catatan: RA terdiri dari 2 tingkatan kelas A dan Kelas B, MI terdiri dari 6
tingkatan ke1as 1 sampai dengan kelas 6, MTs terdiri dari 3 tingkatan kelas 7
sampai dengan kelas 9, MA dan MAKterdiri dari 3 tingkatan kelas 10 sampai
dengan kelas 12.
2014, No.823
9

c. Jumlah dan Prosentase Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Penegerian Madrasah
No Uraian
RA Ml MTs MA MAK
a. Guru
1 Jumlah 1 orang 1 orang 1 orang guru 1 orang guru • 1 orang
guru untuk
minimal guru jrombel jrombel untuk setiap untuk setiap
setiap
ditambah 1 mata mata
matapelajar
orang guru pelajaran pelajaran
an
PAl dan
Penjas dan • 1 (satu)
orang calon
Olahraga
instruktur
sesuai
dengan
bidang
kejuruan
yang
diselenggara
kan
Kualifikasi
pendidikan
2 50% 90% 90% 90% 90%
minimal
Sarjana

b. Kepala Madrasah

Kualifikasi
1 pendidikan Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana
minimal

c. Tenaga AdministrasijTata Usaha

Jumlah
1 1 1 1 1 1
minimal

Kualifikasi MAjSMAj MAjSMAj


2 Diploma Tiga Sarjana Sarjana
minimal Sederajat Sederajat

D. Sarana dan Prasarana


PenegerianMadrasah
No Sarana dan Prasarana
RA MI MTs MA MAK
Luas tanalr/ lahan
1 1000m2 2270m2 3300 m2 4500m2 4500m2
minimal
2 Gedung
a. Jumlah minimal
2 unit 6 unit 6 unit 6 unit 6 unit
ruang kelas
b. Jumlah minimal
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
ruang perpustakaan
c. Jumlah minimal
- - 1 unit 1 unit 1 unit
ruang laboratorium
d. Ruang Kepala
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
Madrasah
e. Ruang guru 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
f. Ruang tata usaha 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
2014, No.823 10

Penegerian Madrasah
No Sarana dan Prasarana
RA MI MTs MA MAK

g. Tempat beribadah 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit


h. Jumlah minimal
toilet peserta didik
2 unit 3 unit 3 unit 3 unit 3 unit
dan guru dan tenaga
kependidikan
j. Sarana minimal
300m2 400m2 500m2 500m2 500m2
berrnainy berolah raga
3 Koleksibuku perpustakaan/Lahan ajar
a. Buku/Lahan ajar 1 set bahan 1 set 1 set /peserta lset/ 1 set
ajar/ /peserta didik peserta /peserta
peserta didik didik didik
didik
b. Jumlah minimal 50 judul 100judul 200 judul 200 judul 200 judul
buku pengayaan buku buku buku buku buku
dan referensi pengayaan pengayaan pengayaan pengayaan pengayaan
dan 10judul dan 10judul dan 20 judul dan 20 judul dan 20 judul
buku buku buku buku buku
referensi referensi referensi referensi referensi
4 Jumlah minimal 1 set alat 1 set peraga 1 set lengkap 1 set lengkap 1 set
peralatan belajar / peraga IPAdan Laboratorium Laboratorium laboratorium
laboratorium edukatif & 1 bahannya. IPA produktif
set alat
bermain di
luar ruangan

Catatan:
a. Satu set alat peraga edukatif RA di dalam ruangan paling sedikit terdiri dari: balok bangunan, mainan
kontruksi, permainan palu, menara gelang, kotak menara, alat pertukangan, dan permainan puzzle.
b. Satu set alat bermain di luar ruangan paling sedikit terdiri dari: papan peluncur, papan jungkitan, ayunan,
dan papan titian.
c. Satu set alat peraga IPA dan bahannya paling sedikit terdiri dari: model kerangka manusia, model tubuh
manusia, bola dunia (globe),contoh peralatan optik, kit IPAuntuk eksperimen dasar, dan poster /carta IPA.
d. Satu set lengkap peralatan laboratorium MApaling sedikit terdiri dari: Laboratorium Ftsika/ Laboratorium
Biologi/Labcratorium Kimia/Laboratoriuru Kornputery Laboratorium Bahasa.
e. Satu set peralatan laboratorium produktif MAKterdiri dari peralatan-peralatan yang digunakan untuk
praktik peserta didik sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

E. Rencana Pembiayaan Pendidikan


Rencana pembiayaan pendidikan memuat paling sedikit informasi tentang
total kebutuhan pembiayaan madrasah, sumber pembiayaan (pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, dan sumber lainnya yang sah dan tidak
mengikat), dan rincian jenis pengeluaran.
Rencana pembiayaan dimaksud mencakup perencanaan untuk
pembiayaan RAjmadrasah selama satu tahun pelajaran dan disusun
dalam bentuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja RAjMadrasah.
F. Organisasi dan Manajemen RAjMadrasah
Dokumen organisasi dan manajemen RAjmadrasah memuat paling sedikit
struktur organisasi RAjmadrasah, struktur organisasi yayasan sebagai
2014, No.823
11

penyelenggara RAjmadrasah, personalia organisasi RAjmadrasah dan


kepengurusan yayasan, mekanisme dan hubungan kerja, dan organisasi
dan personalia komite RAjmadrasah.

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

SURYADHARMA ALI

Anda mungkin juga menyukai