Anda di halaman 1dari 152

Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAGIAN A RENCANA PENGELOLAAN BENDUNGAN BERINGIN SILA


BAB I
Konservasi Sumber Daya Airumber Daya Air

1.1 Umum
Secara administratif Bendungan Beringin Sila terletak di Kecamatan Utan Kabupaten
Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat. Lokasi Bendungan Beringin Sila dari kota
Sumbawa Besar berjarak sekitar 60 km ke arah Barat dan dapat ditempuh dengan kendaraan
roda 4, dari jalan utama Taliwang-Sumbawa Besar sampai di desa Setoweberang belok kanan
ke arah selatan melalui jalan eksisting yang merupakan jalan inspeksi saluran irigasi sejauh
kurang lebih 5 km.
Manfaat dibangunnya Bendungan Beringin Sila adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Irigasi :
- Peningkatan Intensitas Tanam Daerah Irigasi Beringin Sila Eksisting seluas
2400 ha.
- Pengembangan DI Beringin Sila Kiri seluas 600 ha.
- Pengembangan DI Beringin Sila Kanan seluas 500 ha.
b. Penyediaan Air Baku sebesar 76 l/det untuk penduduk kecamatan Utan
dan Kecamatan Buer.
c. Potensi PLTM 1 x 1.400 kW.
d. Pengembangan Pariwisata.

Gambar 1 - Lokasi Bendungan Bringin Sila

1
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

1.2 Kondisi Topografi


Bendungan Bringin Sila terletak di Desa Tengah, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa,
Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan posisi site dam pada koordinat 8º27’18,85” LS
117º7’37,36” BT dengan luas DTA 61,50 km2.

Gambar 1 - Pengumpulan Data

2
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 1 - Parameter Fisik DAS

Gambar 1 - Daerah Genangan Waduk

3
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

1.3 Kondisi Geologi


Berdasarkan laporan dari A. Sudrajat; dkk (1998) yang telah melaksanakan pembuatan Peta
Geologi Lembar Sumbawa – Nusa Tenggara dan diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi – Bandung , secara umum Pulau Sumbawa terbagi menjadi 2 (dua)
bagian yaitu bagian timur dan barat, masing-masing dipisahkan oleh sebuah teluk yaitu Teluk
Saleh. Pulau Sumbawa Besar memanjang pada arah barat-timur dan tersayat oleh beberapa
lembah yang berarah terutama timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara. Garis pantai Teluk
Saleh mengesankan akan suatu daerah tenggelam.

Bagian utara pulau terdiri dari jalur gunungapi Kuarter, dengan puncak tertinggi 2850 m di
atas muka laut (Tambora). Kawah terdapat hampir disemua gunung api di jalur ini. Kerucut-
kerucut parasit yang berketinggian 100 sampai 350 m terdapat di lereng Tambora sebelah
timur, tenggara, selatan dan barat daya, dan agaknya terletak sepanjang sistem retakan atau
kelurusan gunung api yang sesuai dengan pola struktur umum Sumbawa.

Bagian selatan Sumbawa terdiri dari pegunungan-pegunungan yang kasar dan tak teratur,
yang disayat system perkembangan berarah timur laut-barat daya dan timurlaut-tenggara,
ketinggian bukit berkisar antara 800 sampai 1400 m di atas muka laut. Satuan geomorfologi
daerah penelitian adalah Satuan Perbukitan Vulkanik. Tahap geomorfik daerah penelitian
adalah muda-dewasa dan pola aliran sungai adalah radial dan sejajar.

Daerah penyelidikan rencana bendungan Beringin Sila dan sekitarnya terletak di bagian barat
sebelah utara Pulau Sumbawa, sebagian besar berupa daerah perbukitan bergelombang kuat
terutama di sekitar hulu sungai Brang Utan. Sebagian lagi dataran rendah lembah sungai
Brang Utan, dataran rendah Kota Utan.

Bendungan Beringin Sila terletak pada sungai Brang Utan, berupa sungai “braided” dengan
lebar lembah sungai sekitar 50m, dan diantara alur-alur sungai banyak dijumpai gosong pasir
dan kerikil sampai bolder. Pada perbukitan di sebelah kanan dan kiri sungai sebagai calon
tumpuan sandaran bendungan umumnya mempunyai kelerengan sekitar 30-40 derajat .

Elevasi dasar sungai sekitar + 50m dengan beda tinggi antara dasar sungai dan puncak
perbukitan sekitar 100m dan semakin ke atas akan semakin tinggi elevasinya.

4
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 1 - Peta Geologi Genangan

 Satuan Batu Serpih


Satuan Batu Serpih termasuk dalam Formasi Tinombo Fasies Sedimen,
berwarna abu-abu kehijauan sampai coklat kemerahan, kondisi batuan secara
umum masih cukup segar, barik-barik putih, rekahan sebagian besar sudah
terisi mineral kalsit dan kuarsa, sifat batuan pada batuan serpih pasiran tidak
boleh tersingkap terlalu lama dikarenakan mudah lapuk apabila batuan terbuka
terlalu lama.
Batu Serpih tidak menunjukkan jurus/ kemiringan perlapisan (strike/ dip),
hanya data kekar2 yang bisa di ukur untuk keperluan data struktur geologi.

 Satuan Batu pasir


Satuan Batu pasir tufaan termasuk dalam Formasi Tinombo Fasies Sedimen
yang tersebar Sebagian besar di sandaran kiri/lereng bagian, berwarna abu
kecoklatan, bersifat tufaan, batuan mudah terurai apabila lereng terbuka cukup
lama, kondisi mengalami pelapukan ringan-sedang.
 Satuan Batuan Basalt

5
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Satuan batuan Basalt termasuk dalam Formasi Tinombo Fasies Gunung Api,
berwarna abu-abu gelap sampai agak kecoklatan, kondisi batuan Sebagian
besar masih cukup segar, cukup banyak rekahan dengan isian mineral kuarsa,
sifat batuan akan pecah-pecah apabila dilakukan galian, pelapukan ringan-
sedang.
 Satuan Alluvial
Satuan Alluvial (Al) terdiri dari material lepas berukuran butir lempung,
lumpur, pasir, kerikil, dan bongkah berasal dari rombakan batuan yang lebih
tua, terendapkan pada dataran banjir (flood plain). Ketebalan bervariasi 1-3m,
dan masih terbentuk hingga kini.

1.4 Kondisi Hidrologi


Curah Hujan

Gambar 1 - Curah Hujan Tahunan Daerah di Lokasi Pekerjaan

Debit Air
Indikator kerusakan DTA nampak dari perbedaan debit sungai maksimum dan minimum.
Pada sebuah DTA yang kritis, lahan tidak dapat menyimpan air hujan, sehingga hampir
seluruh air hujan mengalir menjadi aliran permukaan penyebab banjir. Jumlah air hujan yang
meresap sangat sedikit, akibatnya terjadi kekeringan pada waktu musim kemarau. Pada saat
musim penghujan debit sungai sangat tinggi, sebaliknya hampir tidak air pada musim
kemarau.
Berbanding terbalik dengan kondisi di DAS Utan dimana debit sungai pada saat hujan dan
kemarau relatif stabil.

6
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 1 - Debit Harian Bendungan Beringin Sila

Tabel 1 - Probabilitas Debit Tahunan

1.5 Tata Guna Lahan


Pada hakekatnya tujuan perencanaan pembangunan dalam suatu wilayah adalah usaha
menciptakan kesejahteraan penghuninya melalui penciptaan lingkungan yang sesuai dengan
kelengkapan sarana melalui rangkaian tindakan pendayagunaan fungsi alam (tanah/lahan)
atas dasar keseimbangan manusia dengan alamnya.

7
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Kabupaten yaitu Sumbawa
Besar, maka lokasi dimana dilakukan studi, daerah keperuntukannya adalah hutan, hutan,
rakyat, sawah, tegalan dan pemukiman.

Aspek tata guna lahan akan sangat berpengaruh dalam analisis ketersediaan air dan erosi &
sedimentasi DTA. Juga akan berpengaruh pada aspek sosial yakni pembebasan lahan &
pemindahan penduduk. Tata guna lahan pada DTA (61.50 km 2) maupun daerah genangan
waduk Beringin Sila didominasi oleh hutan lahan kering primer.

Gambar 1 - Peta Tata Guna Lahan Beringin Sila

1.6 Konservasi Tanah dan Sumber Daya Air di WS Utan

a) Metode konservasi tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan utama, yaitu :
Konservasi Secara Vegetatif, dilakukan dengan cara, yaitu : i) Pertanaman tanaman
atau tumbuhan penutup tanah secara terus-menerus (permanent plant cover); ii)
Pertanaman dalam Strip (strip cropping); iii) Pertanaman Berganda (multiple
cropping); III) Penggunaan Mulsa (residues management); dan v) Penghutanan
Kembali (Reboisasi).

8
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

b) Konservasi Secara Mekanis, meliputi : i) Pengolahan Tanah; ii) Pengolahan Tanah


Menurut Kontur; iii) Guludan (contour bands); III) Teras; v) Saluran Pembuang Air
(waterways); vi) Sumur Resapan; dan vii) Bangunan Stabilisasi (check dam).
c) Konservasi Secara Kimiawi, usaha untuk memperbaiki kemantapan struktur tanah
melalui pemberian preparat-preparat kimia yang secara umum disebut pemantap tanah
(soil conditioner).

1.6.1 Strategi dan Metode Konservasi Lingkungan Sungai


a) Strategi Konservasi Lingkungan Sungai mengarah pada:
− Meningkatkan fungsi dan kemanfaatan sungai serta mengendalikan daya rusaknya
terhadap lingkugan.
− Meningkatkan kepedulian masyarakat di sekitar sungai dalam menjaga kelestarian
sungai. 39
− Menetapkan peruntukan pada daerah sempadan sungai yang menyangkut batas
sempadan dan peruntukan lahannya, sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 63/PRT/1993.
b) Metode Konservasi Lingkungan Sungai mengarah pada:
− Mengidentifikasi bangunan pengaman sungai (tanggul dan parapet) yang telah
dilaksanakan.
− Menentukan batas garis sempadan sungai sesuai peraturan perundangundangan.
− Sosialisasi lingkungan dan melibatkan masyarakat dalam menjaga kelestarian
sungai.
− Mengidentifikasi profil sungai untuk mengetahui morfologi sungai (degradasi,
agradasi dan meandering sungai).

1.7 Konservasi Air


1.7.1 Konsep Konservasi Air

Konservasi air yang baik yaitu menyimpan air di kala berlebihan dengan menggunakannya
seefisien mungkin untuk keperluan tertentu yang produktif. Konservasi air dapat dilakukan
dengan cara :

1. meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air tanah,


2. meningkatkan efisiensi air irigasi,
3. menjaga kualitas air sesuai dengan peruntukannya,
4. meningkatkan kapasitas tampung.

9
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Pengelolaan air permukaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

1. pengendalian aliran permukaan


2. pemanenan air hujan,
3. meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah
4. meningkatkan kapasitas tampung.

Kelestarian air tanah perlu dijaga keseimbangan antara pengisian dan pengambilannya.
Adapun beberapa metode pengelolaan air tanah adalah :

1. Pengisian air tanah secara buatan


2. Pengendalian pengambilan air tanah.

1.7.2 Usaha-Usaha Konservasi Air Secara Holistik

Pada dasarnya semua pihak berpotensi untuk merusak air yang dimiliki bumi ini sekaligus
juga berpotensi memperbaikinya. Adalah sangat tidak bijak jika menganggap bahwa
konservasi air hanya menjadi tanggung jawab salah satu instansi atau pemerintah saja.
Konservasi air dapat dilakukan oleh pengelola air, maupun pemakai air; di daerah aliran
sungai, di bendungan dan embung-embung, di sistem distribusi, maupun di sistem
pembuangan.

1.7.3 Rencana Yang Ada Terkait Dengan Konservasi WS Utan

Penyebab utama terjadinya bencana adalah kerusakan lingkungan, terutama di bagian hulu
wilayah sungai (WS) sebagai daerah tangkapan air. Kondisi di atas menumbuhkan kesadaran
dari semua pihak untuk melakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang rusak guna
memperbaiki dan mengembalikan fungsi dan produktifitas sumber daya alam tersebut.
Kegiatan tersebut diarahkan sebagai gerakan berskala nasional yang terencana dan terpadu,
melibatkan berbagai pihak terkait, baik pemerintah, swasta dan masyarakat luas.

10
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB II
Pendayagunaan Sumber Daya Air
AB II Pendayagunaan Sumber Daya Air

2.1 Umum

Potensi sumber daya air yang cukup besar di WS Utan air permukaan selama ini
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, pemenuhan kebutuhan air, rumah
tangga, dan potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).

Gambar 2 - Pemanfaatan Bendungan Beringin Sila

2.1 Kebutuhan Air


2.1.1 Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi untuk DI Beringin Sila dihitung dengan pola tanam yaitu
Padi-Padi/Palawija-Palawija dalam hal ini tanaman palawija adalah jagung. Awal tanam
direncanakan pada bulan Nopember I dengan periode 15 harian. Uraian rencana pola tanam
seperti pada Tabel 2-1 di bawah ini.

Tabel 2-1 Pola Tata Tanam

11
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

2.1.2 Kebutuhan Air Baku


Pemanfaatan bendungan Beringin Sila direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku
didaerah sekitar bendungan di Kecamatan Utan dan Kecamatan Buer. Proyeksi jumlah
penduduk yang akan dilayani berdasarkan data dari Kecamatan Utan dan Kecamatan Buer
Dalam angka Tahun 2010-2015. Besarnya kebutuhan air untuk penduduk diambil sebesar 100
l/orang/hari. Untuk perhitungan simulasi waduk, besarnya kebutuhan air baku tergantung dari
usia guna waduk. Besarnya kebutuhan air baku untuk penduduk Kecamatan Utan dan
Kecamatan Buer untuk usia guna waduk 50 tahun adalah 76 l/dtk. Kebutuhan Air Untuk
Pemeliharaan Di Sungai. Besarnya kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai, direncanakan
sebesar 75il/dtk.

Tabel 2-2 Proyeksi Kebutuhan Air Baku Penduduk Kecamatan Utan dan Buer

Sumber : Hasil Perhitungan

12
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB III
Pengendalian Daya Rusak Air

lian Daya Rusak Air


3.1 Erosi dan Sedimentasi
Di WS Utan, erosi dan sedimentasi merupakan salah satu permasalahan yang mengancam
kelestarian fungsi SDA serta keberlangsungan manfaat yang diperoleh dari upaya
pengembangan dan pengelolaan SDA yang telah dilaksanakan. Perhitungan erosi yang
digunakan adalah model USLE (Universal Soil Loss Equation). Dari hasil perhitungan laju
erosi di waduk dengan menggunakan metode USLE dan pengambilan sampel suspended dan
bed load di sungai Utan didapatkan nilai laju sedimentasi sebesar 1.96 mm/tahun. Dengan
usia guna waduk direncanakan 50 tahun, maka volume sedimen adalah 6 juta m 3. Hasil
perhitungan produk sedimen dari erosi lahan di WS Utan menggunakan metode USLE adalah
sebagai berikut :

Gambar 3 - Metode USLE

13
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 3 - 2 Perkiraan Nilai Faktor CP Berbagai Jenis Penggunaan Lahan

14
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 3 - 3 Indeks Erosivitas Hujan (R)

Gambar 3 - 4 Perhitungan Laju Sedimentasi

15
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

3.2 Pengendalian Banjir pada masa yang akan datang

Di WS Utan, pengendalian banjir masih dilaksanakan pada beberapa sungai utama dan telah
dilakukan dengan baik, namun pada anak-anak sungai pengendaliannya belum maksimal. UU
No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air menyebutkan penanganan bencana bisa dilakukan
melalui langkah-langkah pencegahan, penanggulangan, dan, pemulihan.

Gambar 3 - 5 Upaya Mengatasi Masalah Banjir Secara Menyeluruh

Sistem peringatan dini (early warning system) sebagai salah satu upaya non struktural
pengendalian bencana merupakan satu elemen utama dalam mengurangi resiko bencana dan
harus berpusat secara kuat pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai hilir
sampai hulu.

Dengan penerapan sistem ini adalah agar dapat memberikan informasi lebih dini bagi
masyarakat untuk menyelamatkan diri atau barang-barang berharganya. Untuk menciptakan
sistem peringatan dini datangnya banjir yang efektif di WS Utan, perlu dilakukan beberapa
hal antara lain :

1. Membuat peta resiko banjir.


2. Melakukan survai kerentanan masyarakat.
3. Meningkatkan keinginan melakukan penelitian dan pelatihan.
4. Mengembangkan, menguji dan menyempurnakan skenario evakuasi.

16
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

5. Mengembangkan sistem-sistem berbasis masyarakat.


6. Mengembangkan standar dan pedoman.
7. Membantu lembaga nasional yang terkait dengan cuaca dan penanggulangan bencana

3.3 Kualitas Air

Tolok ukur untuk mengetahui mutu air mengacu pada Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air dari
PP 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
dengan klasifikasi sebagai berikut:

 Kelas satu, dapat digunakan untuk air baku air minum.


 Kelas dua, dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan dan untuk mengairi penanaman.
 Kelas tiga, dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, dan
untuk mengairi penanaman. − Kelas empat, dapat digunakan untuk mengairi
penanaman.
Berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Pembangunan Bendungan Beringin Sila yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan umumnya cukup efektif karena
telah mengacu kepada Dokumen RKL dan RPL dari Studi AMDAL yang disusun
Tahun 2007 dan format penyusunan telah sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005.
2. Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I telah melakukan pelaksanaan pengelolaan
lingkungan dan pemantauan lingkungan dalam rangka Pembangunan Bendungan
Beringin Sila sesuai dengan arahan dalam Dokumen RKL dan RPL.
3. Berdasarkan evaluasi tingkat kritis terlihat bahwa tidak ada dampak lingkungan yang
melebihi baku mutu yang berlaku sesaat selama ini.

17
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAGIAN B PEDOMAN OP BENDUNGAN BERINGIN SILA


BAB I
PENDAHULUAN
N

1.1 Latar Belakang

Wilayah Nusa Tenggara Barat mempunyai keadaan iklim yang tergolong daerah tropis
dengan curah hujan rata-rata 1.390 mm/tahun. Musim hujan biasanya terjadi pada
pertengahan Bulan Nopember hingga Bulan Mei dengan intensitas curah hujan yang tinggi
dalam durasi waktu yang pendek, sehingga sering menimbulkan banjir. Sedangkan 5 bulan
lainnya berlangsung musim kemarau, debit sumber air menurun, daerah pertanian mengalami
kekeringan, pasokan air baku tidak memenuhi kebutuhan penduduk perkotaan maupun
pedesaan.
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk kebutuhan air bersih terus meningkat. Pertumbuhan
penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan sumber air / mata air alami maupun buatan
sehingga bangunan tampungan air hujan dengan kapasitas tampungan yang besar sangat
dibutuhkan.
Kebutuhan air baku di wilayah sungai Utan sebagian besar didapatkan dari sumur bor.
Namun demikian ketersediaan sumber air yang ada tidak mencukupi untuk melayani
masyarakat Kecamatan Utan dan Buer.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut diatas adalah membangun tampungan air
hujan berupa bendungan/waduk.
Pembangunan bendungan memerlukan investasi yang sangat besar baik berupa dana, maupun
pengorbanan masyarakat. Sudah seharusnya hasil pembangunan tersebut dioperasikan dan
dipelihara dengan baik agar investasi yang sangat besar tersebut tetap dapat memberi manfaat
bagi masyarakat.

1.2 Maksud dan Tujuan Pedoman OP


Petunjuk bagi petugas operasi dan pemeliharaan bendungan agar bendungan dapat berfungsi
dengan baik, sehingga memberikan manfaat sesuai dengan rencana / terjaga kelestariannya
dan keamanan (safety) bendungan tetap terjaga. Manfaat dari pembangunan Bendungan
Beringin Sila adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan air baku untuk Kecamatan Utan dan Kecamatan Buer dengan debit 76

18
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

liter/dtk;
2. Peningkatan penyediaan air irigasi bagi lahan pertanian seluas 1.100 Ha, dengan
rincian 500 Ha Irigasi Kanan, 600 Ha Irigasi kiri, jika ditotal dengan eksisting 2.400
Ha, maka total keseluruhan penyediaan air irigasi setelah dibangunnya Bendungan
Beringin Sila adalah sebesar 3.500 Ha;
3. PLTMH 1,4 MW;
4. Pengendalian banjir dengan reduksi 85 m3 (31 %);
5. Pengembangan pariwisata dan perikanan tangkap.

1.3 Riwayat Pembangunan Bendungan Beringin Sila


Riwayat Pembangunan Bendungan Beringin Sila diawali dengan suatu permasalahan
kekurangan air di musim kemarau dan terjadinya banjir di musim hujan, dan adanya potensi
dari sungai Utan serta didukung kondisi topografi yang dapat menjadi tampungan.
Selanjutnya dilakukan studi.
Tahapan studi / pekerjaan dalam rangka proses keamanan Bendungan Beringin Sila adalah
sebagai berikut :
1. Identifikasi awal oleh Konsultan SSIMP III (Nippon Koei and Associates) untuk
pengembangan sawah pada Gugus DAS Rhee, yaitu di Sungai Utan dengan layanan
DI. Beringin Sila Existing seluas 1.900 Ha dan areal pada bagian atas, pada sebelah
kanan dengan areal 1.300 Ha, sebelah kiri dengan areal 800 Ha dan sebagai ikutan
dapat dibangun listrik mini hidro dengan potensi 0,50 MW.
2. Kemudian dilaksanakan Studi Kelayakan Bendungan Beringin Sila dilakukan pada
TA. 2001 melalui kontrak dengan PKSA Sumbawa menyimpulkan bahwa ada empat
alternatif lokasi rencana as Bendungan Beringin Sila. Kemudian dari empat lokasi
alternatif tersebut maka dipilih lokasi yang paling memungkinkan untuk dikaji yaitu
Alternatif-2. Dilanjutkan dengan studi oleh konsultan SSIMP III Tahun 2003.
3. Review studi kelayakan selanjutnya dilakukan oleh konsultan PT. Dayacipta
Dianrancana KSO PT. Wecon yang dilakukan pada tahun 2014. Review tersebut
menyimpulkan bahwa terdapat 4 lokasi bendungan alternatif dan menunjuk lokasi
alternatif-1 menjadi alternatif yang paling memungkinkan untuk dijadikan lokasi
pembangunan Bendungan Beringin Sila. Dari hasil review studi kelayakan tersebut
selanjutnya dilakukan kegiatan Detail Desain Bendungan Beringin Sila di Kabupaten
Sumbawa pada tahun 2017 dengan lokasi as bendungan seperti yang telah

19
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

direkomendasikan pada saat pekerjaan studi kelayakan yaitu alternatif-1. Dari hasil
pelaksanaan kegiatan Detail Desain pada tahun 2017 tersebut direkomendasikan
untuk dilakukan tambahan investigasi geologi pada tahun 2018 antara lain terkait
dengan rencana pondasi bendungan.
4. Selanjutnya pada tahun 2018 dilakukan pekerjaan Penyelidikan Geologi Tambahan
dan Proses Sertifikasi Desain Bendungan Beringin Sila di Kabupaten Sumbawa. Pada
pekerjaan ini, setelah dilakukan investigasi geologi tambahan, ternyata kondisi
geologi tumpuan kanan tidak memungkinan untuk dijadikan sebagai pondasi
bendungan. Berdasarkan saran dan masukan pada saat sidang teknis Komisi
Keamanan Bendungan dan kunjungan lapangan dan diskusi bersama dengan Balai
Bendungan, Komisi Keamanan Bendungan serta Pusat Bendungan, disarankan untuk
memindahkan lokasi bendungan pada lokasi alternatif-5 dengan disertai investigasi
geologi tambahan serta review desain pada lokasi ini.

1.4 Kejadian Khusus


Dari data pengamatan data hujan > 100 m di wilayah Sungai Utan selama 22 tahun dapat
diketahui dari data GPM 2000-2021, data kejadian banjir tersedia juga di Bendungan
Beringin Sila. Data pengamatan kejadian banjir yaitu sebagai berikut :
1) Tanggal 26 Februari 2022
• Terjadi hujan pukul 16-17 WITA dengan curah hujan 28 mm
• Banjir hingga El +79 m (mencapai titik maksimum inlet konduit)
Berikut lampiran dokumentasi kejadian tanggal 26 Februari 2022,

20
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

1.5 Review Design

Tabel 1 - 1 Matriks Review Design Bendungan Beringin Sila


Penyelidikan Geologi Tambahan dan Proses Sertifikasi
NO METODE Desain Bendungan Beringin Sila di Kabupaten Sumbawa, Hidrologi Supervisi Pembangunan Beringin Sila, 2022
2018
1 Analisa Hujan Rencana
a. Data Ground Station BMKG / BWS Stasiun Hujan Utan Rhee & Stasiun Hujan Alas Stasiun Hujan Utan Rhee & Stasiun Hujan Alas
b. Data Pengamatan Sta. Utan Rhee (1979-2016), Sta. Alas (1987-2016) Sta. Utan Rhee (1979-2016), Sta. Alas (1987-2016)
c. Data TRMM / GPM - https://gpm.nasa.gov/data/sources/giovanni
d. Metode TRMM - -
e. Metode GPM - GPM (I Juni 2000-31 Desember 2021)
f. Durasi Hujan 12 Jam PSA / HUFF
g. Hujan Rencana Log Pearson III GEV
h. Metode PMP Hersfield Hersfield
2 Analisa Banjir Rencana
a. DAS tunggal/ Multi DAS 2 DAS MULTI DAS
b. Model RRR dan River Routing Model Rainfall-Runoff Model RRR Flood dan River Routing
c. Analisa Transformasi HSS ITB 1 SCS Unit Hydrograph
d. Analisa Kehilangan Air - SCS Curve Number (SCS-CN), Resapan Lengkung Exponential
e. Analisa Aliran Dasar - Hasil Kalibrasi dari data pengamatan: Reccession
f. Parameter Model Resapan
- Jenis Tutupan Lahan diperhitungkan secara kualitatif dianalisis dengan HEC-Geo HMS
- Jenis Tanah - Jenis Tanah ditransformasikan menjadi Hydrologic Soil Group
g. Verifikasi - Data historis
3 Analisa Low Flow
a. Data Debit Pengamatan 2011-2014, 2016 1998-2021
b. DAS tunggal/ Multi DAS 2 DAS MULTI DAS
c. Model RRR dan River Routing Model Rainfall-Runoff Model RRR Continous dan River Routing
d. Analisa Transformasi NRECA SCS Unit Hydrograph
e. Analisa Kehilangan Air - Loss Method Deficit and Constant
f. Analisa Aliran Dasar - Hasil Kalibrasi dari data pengamatan: Linear Reservoir
h. Parameter Model Resapan
-. Jenis Tutupan Lahan - diperhitungkan secara kualitatif dianalisis dengan HEC-Geo HMS
-. Jenis Tanah - Jenis Tanah ditransformasikan menjadi Hydrologic Soil Group
i. Verifikasi - Data historis

Penyelidikan Geologi Tambahan dan Proses Sertifikasi Desain Hidrologi Supervisi Pembangunan
No Uraian
Bendungan Beringin Sila di Kabupaten Sumbawa, 2018 Beringin Sila, 2022
1 Lokasi Bendungan Desa Tengah, Kec. Utan, Kab. Sumbawa Desa Tengah, Kec. Utan, Kab. Sumbawa
2 Luas DAS, km2 61.50 61.50
3 Analisa Curah Hujan
Metode Metode Log Person III Metode GEV
R2 76.0 76.91
R5 101.0 98.37
R10 118.0 114.72
R20 - 132.22
R25 140.0 138.19
R50 158.0 157.88
R100 177.0 179.61
R200 - 203.63
R1000 247.0 269.94
Metode PMP Hersfield Hersfiled
0.5 PMP 291.5 297.69
PMP 583.0 595.38
4 Distribusi Hujan PSA-007 (12 Jam) 24 jam

21
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Penyelidikan Geologi Tambahan dan Proses Sertifikasi Desain Hidrologi Supervisi Pembangunan
No Uraian
Bendungan Beringin Sila di Kabupaten Sumbawa, 2018 Beringin Sila, 2022
5 Debit Banjir Rencana
Metode HSS ITB 1
Q2 122.44 74.70
Q5 177.72 111.56
Q10 216.98 143.80
Q20 - 179.65
Q25 269.15 181.39
Q50 309.95 232.62
Q100 354.42 277.59
Q200 - 327.57
Q1000 512.19 466.31
Q 0.5 PMF 645.08 522.86
QPMF 1290.15 1130.78

Penyelidikan Geologi Tambahan dan Proses Sertifikasi Desain


No Uraian Hidrologi Supervisi Pembangunan Beringin Sila, 2022
Bendungan Beringin Sila di Kabupaten Sumbawa, 2018
6 Flood Routing Inflow (m3/dt) Outflow (m3/dt) Elevasi (m) Inflow (m3/dt) Outflow (m3/dt) Elevasi (m)
Q2 122.44 94.36 66.05 116.65
Q5 177.72 139.19 103.71 116.88
Q10 216.98 166.61 127.07 117.01
Q20 - 191.10 147.76 117.11
Q25 269.15 198.49 154.04 117.14
Q50 309.95 220.17 172.52 117.23
Q100 354.42 240.13 189.56 117.31
Q200 - 258.61 205.35 117.38
Q1000 512.19 296.54 237.73 117.53
Q 0.5 PMF 645.08 525.11 453.01 118.35
QPMF 1290.15 1126.49 1024.10 120.04
7 Tampungan Elevasi (m) Luas (m2) Volume (m3) Elevasi (m) Luas (m2) Volume (m3)
NWL 116.00 1,256,975.97 27.46 116.00 1,256,975.97 27.46
Crest 116.00 1,256,975.97 27.46 116.00 1,256,975.97 27.46
Intake 95.00 711,862.00 6.74 95.00 711,862.00 6.74
HWL PMF - 120.04 1,387,110.49 32.84
HWL 0.5 PMF - 118.35 1,337,923.84 31.43
HWL Q1000 - 117.53 1,314,058.13 30.75
HWL Q100 - 117.31 1,307,655.13 30.57
HWL Q2 - 116.65 1,288,446.15 30.02

Penyelidikan Geologi Tambahan dan Proses Sertifikasi Desain Hidrologi Supervisi Pembangunan
No Uraian
Bendungan Beringin Sila di Kabupaten Sumbawa, 2018 Beringin Sila, 2022
8 Ketersediaan Air/Lowflow Q m3/s Vol.Q juta m3 Q m3/s Vol.Q juta m3
Tahun Basah - - 3.14 99.09
Tahun Normal - - 2.61 82.51
Tahun Kering - - 2.24 70.60

22
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

1.6 Gambaran Umum Status Tanah


Eksisting tanah di wilayah Bendungan Beringin Sila yaitu Desa Motong dan Desa Tengah
Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagian besar berupa
tanah milik masyarakat dan kawasan hutan. Beberapa legalitas berikut terkait penggunaan
kawasan hutan untuk pembangunan Beringin Sila.

Tabel 1 - 2 Perizinan Bendungan Beringin Sila

23
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 1 - 3 Rincian Gambaran Umum Status Tanah Bendungan Beringin Sila


Rincian Kebutuhan Tanah
Progres
Kebutuhan
No Lokasi Bebas Belum Bebas
(Ha)
Luas (Ha) (%) Luas (Ha) (%)
1 BENDUNGAN UTAMA 21.401 21.401 100.00 - -
2 JALAN AKSES, FASILITASI UMUM 8.538 8.538 100.00 - -
3 QUARRY/BORROW AREA 25.047 25.047 100.00 - -
4 HIDROMEKANIKAL, BANGUNAN PELIMPAH & PENGELAK 7.713 7.713 100.00 - -
5 GENANGAN 129.378 129.378 100.00 - -
6 LAIN LAIN 196.453 196.453 100.00 - -
Total 388.530 388.530 -

Karakteristik Khusus
Progres
Kebutuhan
No Jenis Tanah Bebas Belum Bebas
(Ha)
Luas (Ha) (%) Luas (Ha) (%)
1 Kawasan Hutan 299.060 299.060 100.00 - -
2 Tanah Masyarakat 89.470 89.470 100.00 - -
3 Tanah Wakaf - - - - -
4 Tanah Kas Desa - - - - -
5 Tanah Milik Negara/Daerah - - - - -
6 Tanah Milik BUMN/BUMD - - - - -
Total 388.530 388.530 -

a. RTRW

b. Ijin Lingkungan Hidup

c. Penetapan Lokasi

24
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

1.7 Sertifikat Keamanan Bendunganikat Keamanan Bendungan


Selanjutnya secara legal sertifikat keamanan bendungan adalah sebagai berikut :

a. Sertifikat Desain

- Nomor : SA.04.03 Mn/851


- Tanggal : 30 April 2020
- Tentang : Persetujuan Desain Bendungan Beringin Sila
b. Izin Konstruksi

- Nomor : SA.04.03 Mn/852


- Tanggal : 30 April 2020
- Tentang : Izin Pelaksanaan Konstruksi Bendungan Beringin Sila

1.8 Pembangun/Pemrakarsa Bendungan


Pelaksana Teknis :

1. Pelaksana Konstruksi
PAKET. 01 - Brantas – Mina. KSO
PAKET. 02 - Nindya – Lestari. KSO 1441 HK (21-01-19 s/d 31-12-22)
2. Pelaksana Supervisi
Indra Karya – Bina – Tuah KSO
1441 HK (21-01-19 s/d 31-12-22)
3. Pemilik Bendungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
4. Pengelola Bendungan
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I - Ditjen Sumber Daya Air

1.9 Pengertian
Sesuai dengan PERMENPUPR 27-2015 Pasal 1. Di dalam pedoman ini, yang dimaksud
dengan:

1) Pemerintah Pusat, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang


kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945

25
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

2) Pemerintah Daerah, kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3) Menteri, adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengelolaan sumber daya air.
4) Standar Nasional Indonesia (SNI), adalah standar yang ditetapkan oleh Dewan
Standarisasi Nasional (DSN) dan berlaku secara nasional.
5) Manual, adalah acuan operasional yang penerapannya disesuaikan kebutuhan dan
karakteristik setempat.
6) Pedoman, adalah acuan yang bersifat umum, yang harus dijabarkan lebih lanjut, dan
dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat
7) Bendungan Urugan, adalah bangunan yang berupa urugan tanah, urukan batu, dan
beton, yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun
untuk menahan dan menampung limbah tambang, atau menampung lumpur sehingga
terbentuk waduk.
8) Material Timbunan, adalah istilah umum untuk material tanah dan batu.
9) Material Kedap Air, adalah istilah umum untuk material timbunan, yang mana
setelah dipadatkan, angka kelolosan air lebih kecil dari1x10-5cm/det.
10) Material semi lolos air, adalah istilah umum untuk material timbunan, yang mana
setelah dipadatkan angka kelolosan air diantara material lolos dan kedap air.
11) Material lolos air, adalah istilah umum untuk material timbunan, yang mana setelah
dipadatkan, angka kelolosan air lebih tinggi dari 1x10-3 cm/det.
12) Material penutup air, adalah istilah umum untuk material (tanah, beton, aspal, dan
Iain-lain) yang berfungsi sebagai penutup/menghentikan bocoran air.
13) Fondasi Bendungan, adalah tanah dasar terletak di bawah dan sekitar tubuh
bendungan, menumpu langsung tubuh bendungan. Fondasi harus mempunyai cukup
kemampuan untuk menahan dan rapat air, terhadap kekuatan luar yang berpengaruh
pada tubuh bendungan.
14) Waduk, adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya
bendungan.
15) Spillway, adalah bangunan pelimpah untuk melimpahkan debit banjir, agar tidak
terjadi air melimpah melalui puncak tubuh bendungan (overtopping)

26
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

16) Bangunan pelengkap adalah bangunan berikut komponen dan fasilitasnya


yang secara fungsional menjadi satu kesatuan dengan bendungan
17) Kegagalan bendungan adalah keruntuhan sebagian atau seluruh bendungan
atau bangunan pelengkapnya dan/atau kerusakan yang mengakibatkan tidak
berfungsinya bendungan.
18) Pengamanan bendungan adalah kegiatan yang secara sistematis dilakukan
untuk mencegah atau menghindari kemungkinan terjadinya kegagalan
bendungan
19) SDA (Sumber Daya Air), adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya.
20) Air, adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini, air tanah, air hujan, air laut yang berada di darat
21) Sumber Air, adalah tempat atau wadah air alami dan atau buatan, yang terdapat pada,
di atas, maupun di bawah permukaan tanah, termasuk mata air.
22) Pemilik bendungan adalah Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten/kota, atau badan usaha, yang bertanggung
jawab atas pembangunan bendungan dan pengelolaan bendungan beserta
waduknya.
23) Pembangun bendungan adalah instansi pemerintah yang ditunjuk oleh
Pemilik bendungan, badan usaha yang ditunjuk oleh Pemilik bendungan,
atau Pemilik bendungan untuk menyelenggarakan pembangunan bendungan.
24) Pengelola bendungan adalah instansi pemerintah yang ditunjuk oleh Pemilik
bendungan, badan usaha yang ditunjuk oleh Pemilik bendungan, atau
Pemilik bendungan untuk menyelenggarakan pengelolaan bendungan beserta
waduknya
25) Unit pengelola bendungan adalah unit yang merupakan bagian dari Pengelola
bendungan yang ditetapkan oleh Pemilik bendungan untuk melaksanakan
pengelolaan bendungan beserta waduknya.
26) Komisi Keamanan Bendungan (KKB), adalah instansi yang bertugas membantu
Menteri dalam penanganan keamanan bendungan, seperti : evaluasi terhadap
keamanan desain, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta perluasan,
perbaikan, rehabilitasi dan penghapusan bendungan.

27
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

27) Komisioning, adalah kegiatan-kegiatan dalam rangka persiapan operasi bendungan


yang mencakup antara lain: uji operasi kering dan basah, peralatan mekanik dan
listrik, uji sistem monitoring, penyiapan sistem operasi termasuk petugas operasi dan
pelatihannya
28) Rencana Tindak Darurat ( RTD ) adalah pedoman yang memberikan petunjuk
tindakan darurat, yang harus dilaksanakan dalam wilayah yang rawan terhadap
bahaya, bila ada keruntuhan bendungan dan atau keluaran air yang melebihi kapasitas
sungai.
29) AMDAL, singkatan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan, adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.
30) RKL, singkatan Rencana Pengelolaan Lingkungan, adalah merupakan upaya-upaya
pengelolaan lingkungan untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan
dampak positif, seperti pengelolaan limbah.
31) RPL, singkatan Rencana Pemantauan Lingkungan, adalah upaya pemantauan
lingkungan untuk melihat kinerja pengelolaan yang dilakukan, misalnya pengukuran
kualitas air dan udara di beberapa titik tertentu.
32) KLH, singkatan Kementerian Lingkungan Hidup, adalah Kementerian dalam
Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan lingkungan hidup.
33) Bapedalda, singkatan Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah, adalah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan
daerah yang meliputi ekonomi, fisik, sosial budaya, serta pengendalian dan evaluasi.
34) Dokumen pengelolaan lingkungan hidup adalah dokumen yang berisi upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang terdiri atas dokumen
analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau dokumen upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup.

28
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB II
PETUNJUK UMUM

BAB II PETUNJUK UMUM


2.1 Penjelasan Umum
Operasi dan pemeliharaan bendungan merupakan salah satu kewajiban pemilik bendungan
dalam melaksanakan kewajiban mengelola bendungan. Pelaksanaan efektif operasi dan
pemeliharaan memungkinkan pencapaian tujuan memfungsikan bendungan, merawat dan
memantau perilaku, volume air dan sedimen sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan
mengelola bendungan yaitu bendungan dapat berfungsi, bermanfaat menerus, lestari, efektif
dan efisien serta aman. Pelaksanaan efektif operasi dan pemeliharaan berarti pelaksanaan
efektif komponen-komponen kegiatan seperti operasi waduk, pemeliharaan, pemantauan
bendungan dan peralatan hidromekanik dan elektrik.
Pelaksanaan efektif harus melalui dengan baik tahapan-tahapan manajemen yakni
perencanaan pelaksanaan, laporan dan evaluasi. Panduan diperlukan untuk dapat membuat
kejelasan tugas dan prosedur pelaksana tugas, secara lengkap bagi tiap pelaksana/petugas.
Panduan ini harus berisi ketentuan-ketentuan, organisasi, petunjuk tiap kegiatan pokok,
sistem pelaporan dan lain-lain, secara lengkap, jelas, dan mudah.
Disamping itu, rencana biaya OP harus jelas dirinci yang mencakup seluruh kebutuhan yang
diperlukan sehingga jumlah dana yang diperlukan dapat disediakan. Rencana biaya jangka
pendek, satu tahunan, dan jangka panjang 5 dan 20 tahunan diperlukan untuk perencanaan
penyediaan dana.
Sistem dokumentasi dan pelaporan harus dilaksanakan dengan baik. Dokumentasi dan
laporan merupakan sumber data dan informasi. Data dan informasi dari tiap tahap
pembangunan yaitu perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengisian awal, dan pengelolaan
bendungan yang meliputi pola operasi, pemeliharaan serta pemantauan dan evaluasi
manajemen.
Panduan operasi dan pemeliharaan yang mencakup hal-hal non teknis dan teknis, bendungan
dan bangunan-bangunan pelengkap serta peralatan hidromekanik dan elektrik harus dibuat
untuk setiap bendungan secara spesifik karena bendungan yang satu beda dengan bendungan
yang lain.
Mengingat Impounding/Pengisian Awal Waduk Beringin Sila akan dilaksanakan, maka OP
Bendungan Beringin Sila harus segera disusun, maka pada Tahun Anggaran 2022 Satuan
Kerja NVT Pembangunan Bendungan BWS Nusa Tenggara I akan melakukan salah satu

29
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

pekerjaan berkaitan dengan OP Bendungan Beringin Sila.


Bendungan Beringin Sila yang dibangun di provinsi Nusa Tenggara Barat ini berfungsi
sebagai tempat penampungan air guna memenuhi kebutuhan air minum, pertanian, PLTA dan
lainnya. Bendungan ini terletak di Desa Tengah, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa,
Provinsi NTB, dengan titik koordinat 8º27’18,85” LS 117º7’37,36” BT. Bendungan Beringin
Sila memiliki hidromekanikal terpasang diantaranya:
No. Jenis Peralatan Tipe Alat
1. Pintu terowong pengelak (closure gate) Pintu tipe sorong (slide gate)
2. Saringan sampah pengambilan Tipe tegak konstruksi baja
3. Bulkhead gate (stoplog) Tipe roda tetap (fixed wheel gate)
4. Emergency intake gate Tipe roda tetap (fixed wheel gate)
5. Pipa baja (penstock) Pipa baja tanam – terbuka (embedded – exposed)
6. Katup pengaman saluran irigasi Katup kupu-kupu (butterfly valve)
7. Katup kontrol saluran irigasi Katup hollow cone (hollow cone valve)
8. Katup pengaman & kontrol saluran air baku Katup pintu (wedge gate valve)
9. Pintu Tailrace Pintu tipe sorong (slide gate)

Secara rinci tipe dan jumlah peralatan yang direncanakan dalam desain adalah sebagai
berikut :
A. SALURAN PENGELAK
(1) Pintu saluran pengelak : 5.50 m L x 5.50 m T : 1 set
B. SALURAN PENGAMBILAN
(1) Saringan sampah pengambilan posisi tegak
3.00 m L x 5.00 m P : 1 set
(2) Pintu bulkhead (stoplog) : 3.00 mL x 3.00 mT : 1 set
(3) Pintu emergency intake : 3.00 mL x 3.00 mT : 1 set
C. PIPA OUTLET
(1) Pipa konduit baja tanam (embedded) Ø 1.20 m – 40.00 m L : 1 jalur
(2) Pipa konduit baja terbuka (exposed) Ø 1.20 m – 395.00 m L : 1 jalur
(3) Dismantling joint Ø 1.00 m :1 buah
(4) Expantion joint Ø 1.00 m :3 buah
(5) Air valve Ø 200 :1 buah
D. RUMAH KATUP
(1) Pipa cabang emergency Ø 0.60 m – 12.00 m L : 2 jalur
(2) Pipa cabang PLTM Ø 1.00 m – 616 m L : 1 jalur
(3) Katup pengaman jenis butterfly Ø 0.60 m : 3 set

30
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

(4) Katup Kontrol (katup hollow jet) Ø 0.60 m : 3 set


(5) Dismantling joint Ø 0.60 m : 3 buah
(6) Air valve Ø 100 : 2 buah
(7) Pipa cabang air baku Ø 0.15 m : 1 set
(8) Katup pintu (wedge gate valve) air baku Ø 0.15 m : 1 set
(9) Pipa cabang Irigasi kanan Ø 0.60 m – 616.00 m : 1 jalur
(10) Expantion joint Ø 0.60 m :4 buah
E. RUMAH PEMBANGKIT
(1) Pintu buri (tailrace gate) : 1.12 mL x 2.80 mT : 1buah

2.2 Revisi, Pemuktahiran, dan Pendistribusian Dokumen


Secara berkala pedoman perlu dikaji untuk memastikan bahwa petunjuk-petunjuk di dalam
panduan dilaksanakan oleh petugas O&P.
Bila terjadi perubahan atau perbedaan antara pelaksanaan O&P dengan petunjuk di dalam
pedoman, perlu dikaji apakah pelaksanaan O&P perlu direvisi atau pedoman nya yang perlu
direvisi atau dimutakhirkan sesuai perubahan pelaksanaan. Revisi dilakukan terhadap revisi
minor tiap tahun (perubahan bila masang alat baru/ instrument, perubahan pejabat,
organisasi) dan update total 5 tahunan
Pedoman yang ada sekarang ini dipersiapkan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan
Waduk Beringin Sila di masa mendatang. Secara berkala pedoman OP perlu dikaji ulang
untuk memastikan bahwa petunjuk-petunjuk didalam pedoman sesuai dengan kondisi terkini
bendungan.
Pemutakhiran pedoman juga perlu dilakukan setelah dilakukan penggantian, perbaikan atau
modifikasi peralatan dan perbaikan bangunan yang memerlukan perhatian khusus dalam
pemeliharaan.
Kepala Sie OP BWS Nusa Tenggara I yang bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan
pemutakhiran, pendistribusian, pemeliharaan dan pendokumentasian salinan pedoman. Revisi
pedoman harus didistribusikan kepada para petugas O&P, Balai Teknik Bendungan, dan
Direktorat O&P.

2.3 Penanggung Jawab Kegiatan OP


Semua bidang tanggung jawab dan jalur komando operasi dan pemeliharaan bendungan
ditetapkan dengan jelas dan diketahui oleh setiap petugas dalam struktur organisasi UPB

31
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Bendungan Beringin Sila.


Bagan alir tanggung jawab operasi, pemeliharaan dan pengamatan/pemantauan, demikian
pula keterkaitannya dengan organisasi lain seperti: atasan dari organisasi O&P yang
bersangkutan, Satuan Pemantau/Unit Pengelola Bendungan di BWS, Balai Teknik
Bendungan, dan Direktorat OP dijelaskan pada Bab. IV: Organisasi O&P.

2.4 Peralatan Komunikasi


Sistem komunikasi dipusatkan di Kantor Operasi dan Pemeliharaan. Sistem komunikasi
tersebut meliputi Handphone dan Handy Talky. yang terhubung dengan pihak kepolisian,
pihak-pihak yang berkepentingan, kantor BWS Nusa Tenggara I, staf inspeksi dan
pemeliharaan, semua pintu air dan ruang – ruang katup, bendungan, stasiun pengamatan, dan
lain lain.

2.5 Jalan Masuk ke Bendungan


Bendungan Beringin Sila terletak di wilayah Desa Tengah, Kecamatan Utan, Kabupaten
Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat tepatnya aliran Sungai Utan. Jarak yang ditempuh
untuk menuju ke Bendungan Beringin Sila dari Mataram 122 km (± 5 Jam via Darat),
sedangkan jarak dari Sumbawa Besar 60 km (± 1 Jam). Akses ke lokasi bendungan bisa
dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2 - 1 Peta Lokasi Bendungan Beringin Sila

32
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 2 - 2 Jalan Masuk ke Bendungan

2.6 Prosedur Peringatan Bahaya


Setiap bendungan harus dilengkapi dengan sistem peringatan bahaya (gawat darurat) bagi
masyarakat umum terhadap potensi keadaan bahaya darurat yang mungkin terjadi. Seperti:
saat pembukaan katup-katup pengeluaran, saat terjadi keluaran air yang tidak terkendali, saat
bendungan menunjukkan tanda-tanda atau indikasi yang mengarah pada keruntuhan
bendungan. Indikasi dan tindak pencegahannya akan menjadi bahan dalam penyusunan
Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Beringin Sila. Saat masa konstruksi tersebut
telah terpasang untuk kebutuhan early warning system masa konstruksi. Nantinya alarm
tersebut di pindahkan ke daerah hilir Desa Tengah untuk kebutuhan operasi dan
pemeliharaan.
Pengelola Bendungan manyampaikan peringatan dini kepada penduduk khususnya yang
tinggal di dekat bendungan lewat Camat dan Kades/Lurah atau secara langsung tergantung
pada kondisi setempat.
Penduduk di daerah hilir bendungan akan diberitahu lewat televisi, radio, radio antar
penduduk, mobil peringatan bahaya, pengeras suara masjid dan lain-lain.

33
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB III
MANAJEMEN OPERASI & PEMELIHARAAN BENDUNGAN
BAB III MANAJEMEN OPERASI & PEMELIHARAAN
3.1 Umum
Penyelenggaran Operasi dan Pemeliharaan (OP) Bendungan Beringin Sila adalah suatu
sistem untuk memastikan bahwa bendungan dioperasikan dan dipelihara secara memadai
sehingga :
 Bendungan terjaga keamanannya (aman dioperasikan)
 Bendungan terjaga kelestarian fungsinya (mampu memberi manfaat yang
berkelanjutan)
Penyelenggaraan/Program OP Bendungan Beringin Sila dilaksanakan sesuai dengan siklus
manajemen penyelenggaraan OP bendungan yang memiliki 3 tahap kegiatan pokok seperti
pada Gambar 3.1 yang terdiri dari: planing, implementasi, evaluasi.

Gambar 3 - Siklus Manajemen OP Bendungan Beringin Sila

1 Planning. Tahapan yang dilakukan :


 Mengidentifikasi macam-macam kegiatan OP, dan metetapkan frekuensi masing-
masing kegiatan OP tersebut
 Menyiapkan deskripsi bendungan
 Menyusun prosedur Operasi
 Membuat system dokumentasi Bendungan
 Menulis pedoman OP atau merencakan OP
2. Implementasi / Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap implementasi antara
lain:
 Menyusun prioritas kegiatan OP (dalam hal dana yang tersedia tidak sesuai
dengan rencana anggaran biaya yang diusulkan).
 Mengelola pelaksanaan OP dengan membentuk sistem untuk memonitor dan
mengawasi pelaksanaan OP, melaksanakan menejemen personil, menejemen
sumber (resource), menejemen informasi.

34
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

 Mendokumentasikan semua catatan dan laporan pelaksanaan kegiatan OP.


3. Evaluasi
 Membuat Standar Evaluasi
 Pengumpulan Informasi Hasil Evaluasi
 Penilaian efektivitas pelaksanaan penyelenggaraan OP bendungan.

3.2 Lingkup Kegiatan Manajemen OP


Menurut pasal 2 Permen PUPR nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, “Pembangunan
bendungan dan pengelolaan bendungan (termasuk OP bendungan) beserta waduknya harus
dilaksanakan berdasarkan pada konsepsi keamanan bendungan dan kaidah-kaidah keamanan
bendungan yang tertuang dalam berbagai norma, standar, pedoman dan manual (NSPM)”.
Konsepsi keamanan bendungan sebagaimana dimaksud diatas terdiri dari 3 (tiga) pilar yaitu:
1. Keamanan struktur berupa aman terhadap kegagalan struktural, aman terhadap
kegagalan hidraulis, dan aman terhadap kegagalan rembesan;
2. Operasi, pemeliharaan dan pemantauan; dan
3. Kesiapsiagaan tindak darurat.
Sesuai dengan konsepsi keamanan bendungan tersebut diatas, lingkup kegiatan OP
bendungan dan dikelompokkan menjadi beberapa kegiatan pokok sbb:
1. Penyiapan Pedoman OP atau rencana OP;
2. Operasi bendungan;
3. Pemeliharaan bendungan dan bangunan pelengkap;
4. Pemantauan bendungan;
5. OP peralatan hidromekanik elektrik;
6. Penyusunan biaya OP;
7. Melakukan pengelolaan/menejemen infromasi bendungan termasuk, pengarsipan
dokumen bendungan, laporan, evaluasi, dll.

3.3 Hubungan Antara OP Bendungan dengan Keamanan Bendungan


OP bendungan harus mampu memastikan bahwa bendungan akan terjaga keamanannya.
Penyelenggaraan OP yang baik akan menjamin bahwa bendungan akan di operasikan,
dipelihara dan dipantau sesuai dengan standar desain dan peraturan-peraturan keamanan
bendungan sehingga keamanan bendungan akan selalu terjaga.

35
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Demikian pula petugas OP bendungan juga memiliki peran yang sangat penting dalam
mewujudkan bendungan yang aman. Keberhasilan program OP sangat tergantung kepada
operasi, pemeliharaan dan pemantauan bendungan yang mereka laksanakan. Dengan operasi
bendungan yang baik, bendungan akan terhindar dari terjadinya overtopping; dengan
pemeliharaan yang baik, bendungan akan selalu siap dioperasikan pada semua kondisi
operasi; dan dengan pemantauan bendungan secara rutin, akan diketahui sedini mungkin
setiap terjadinya perubahan pada bendungan dan juga problem yang sedang berkembang pada
bendungan sebelum menjadi ancaman yang nyata bagi keamanan bendungan. Untuk itu
diperlukan petugas OP yang memiliki kompetensi dan dedikasi yang memadai.

3.4 Tujuan Penyelenggaraan OP Bendungan Beringin Sila


Penyelenggaraan OP bendungan sangat penting untuk menjaga keamanan bendungan guna
melindungi masyarakat di hilir bendungan dari potensi kegagalan bendungan. Program
penyelenggaraan OP bendungan yang tersusun dengan baik akan membantu pemilik
bendungan dalam mencapai tujuan pembangunan bendungan.
Tujuan penyelenggaraan OP bendungan adalah membantu pemilik dan petugas OP
bendungan untuk :
1. Memastikan bahwa bendungan aman dioperasikan,
2. Memperpanjang umur layanan bendungan, dan membantu mencapai tujuan
pembangunan bendungan,
3. Melindungi dan melestarikan lingkungan hidup.
Penyelenggaraan OP yang baik akan membantu mencegah terjadinya keruntuhan
bendungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan didaerah hilir.
4. Melindungi investasi.
Pembangunan bendungan memerlukan investasi yang sangat besar. Penyelenggaraan
OP yang efektif akan melindungi investasi yang besar tersebut.
5. Efisiensi biaya operasi bendungan,
Dengan OP yang baik, komponen-komponen bendungan dapat berfungsi sesuai
dengan rencana umur pakainya, kebutuhan pemeliharaan tak terduga karena
terjadinya kerusakan dapat dikurangi sehingga penggunaan dana OP akan menjadi
efisien

36
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

6. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memenuhi tanggung


jawab sosial. Dengan penyelenggaraan OP yang efektif akan membantu menjaga
kelestarian fungsi dan manfaat bendungan yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

3.5 Siklus Menejemen Penyelenggaraan OP Bendungan Beringin Sila


Penyelenggaraan OP bendungan memerlukan planning yang baik dan keahlian manajemen
dari pelaksananya.
Penyelenggaraan OP Bendungan Beringin Sila sangat penting untuk menjaga keamanan
bendungan guna melindungi masyarakat di hilir bendungan dari potensi kegagalan
bendungan serta menjaga kelestarian/keberlanjutan fungsi/manfaat bendungan.
Program penyelenggaraan OP bendungan yang tersusun dengan baik akan membantu pemilik
bendungan dalam mencapai tujuan pembangunan bendungan. Program OP bendungan
disiapkan sesuai dengan kebutuhan Bendungan Beringin Sila.
Pada bab ini akan dijelaskan secara garis besar tahapan-tahapan pengorganisasian
penyelenggaraan OP Bendungan Beringin Sila yang meliputi: Planning, Implementasi,
Evaluasi.

3.6. Perencanaan OP Bendungan Beringin Sila


Planning yang baik adalah merupakan salah satu kunci keberhasilan penyelenggaraan OP.
Planing harus disusun secara rinci, kemudian diimplementasikan di lapangan dan secara
berkala dilakukan evaluasi, penyesuaian dan pemutakhiran. Lingkup kegiatan planing
meliputi empat langkah sbb:
1. Mengidentifikasi macam-macam kegiatan OP yang dibutuhkan;
2. Menyiapkan diskripsi bendungan;
3. Menyusun prosedur operasi; (BAB V)
4. Membuat system dokumentasi bendungan;
5. Penulisan rencana/panduan OP.
Planning dilakukan ketika akan menyusun DIP. Memulai persiapan Planning yang
dikonsultasikan dengan yang di proyek akan menyusun DIP.
Untuk menyusun rencana kegiatan OP tahun depan beserta kebutuhan biayanya serta untuk
menyempurnakan system yang sudah ada.
Untuk itu perlu dilakukan identifikasi kegiatan yang dibutuhkan / kegiatan pokok dan
frekuensinya diusulkan dalam kegiatan sehingga ada biayanya, yang dilakukan melalui

37
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

pemeriksaan bersama oleh petugas Operasi, petugas pemeliharaan dan petugas pemantauan
dengan dipimpin oleh Koordinator petugas OP, bila perlu dipimpin langsung oleh
supervisor/tenaga ahli bendungan.
Menyusun biaya AKNOP yang tergantung dari kualitas bahan dan waktu, misal tentang
pekerjaan pengecatan atau pembabatan rumput dan lain-lain
Demikian juga dengan biaya pemeliharaan rutin dan berkala. Juga biaya Pelaksanaan dan
Pengawasan untuk tenaga harian diperlukan
Biaya OPP Harus dibicarakan bersama-sama dengan petugas OPP dipimpin oleh Koordinator
Petugas OP / bila perlu dipimpin langsung oleh Supervisor / Tenaga Ahli Bendungan.
Setelah dana turun, jika biaya lebih kecil dari yang diusulkan maka perlu prioritas untuk
yang terburuk, terkait keamanan.

3.6.1. Langkah 1 : Mengidentifikasi kegiatan OP yang dibutuhkan


Kegiatan OP Bendungan Beringin Sila disesuaikan dengan kebutuhan OP Bendungan
Beringin Sila. Langkah pertama dari tahap planing adalah mengidentifikasi macam-macam
kegiatan OP yang dibutuhkan pada suatu bendungan. Kegiatan yang dilakukan dalam
identifikasikan jenis-jenis kegiatan OP yang dibutuhkan pada suatu bendungan
(Lampiran 6 – 1), meliputi:
A. Mengkaji ulang semua informasi yang ada. Antara lain
Kajian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan kegiatan OP bendungan yang
bersangkutan. Informasi yang dikaji antara lain:
1. Rencana umum (plans), spesifikasi desain dan gambar desain :
 Deskripsi bendungan dan bangunan pelengkapnya;
 Tipe dan lokasi peralatan hidromekanik-elektrik dan instrument
2. Laporan pelaksanaan konstruksi/laporan akhir proyek dan dokumentasi foto dan video:
 Deskripsi material yang digunakan;
 Deskripsi metode pelaksanaan konstruksi dan pemasangan peralatan hidromekanik-
elektrik;
 Problem yang timbul saat konstruksi;
 Gambar purna bangun bendungan dan bangunan pelengkapnya.
3. Laporan perbaikan, rehabilitasi, perkuatan:
 Deskripsi semua perbaikan dan perubahan yang pernah dilakukan setelah selesainya
pembangunan bendungan

38
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

4. Manual operasi dan pemeliharaan peralatan (hidromekanik, instrument, dll) dari


pabrik:
 Deskripsi semua peralatan yang dipasang dibendungan;
 Petunjuk/manual operasi dan pemeliharaan peralatan.
5. Rencana operasi bendungan/waduk yang disiapkan oleh pendesain:
 Kriteria/rencana operasi bendungan dan bangunan pelengkapnya yang disiapkan
konsultan desain;
 Pembatasan operasi yang disarankan oleh konsultan desain (bendungan baru).
6. Standar Operasional Prosudur (SOP) untuk OP peralatan bendungan termasuk operasi
pada keadaan darurat:
 Prosedur operasi dan pemeliharaan peralatan yang dipasang di bendungan;
 Prosedur operasi yang digunakan saat terjadi keadaan darurat.
7. Rekaman pelaksanaan operasi waduk:
 Data elevasi muka air waduk;
 Debit air masuk (inflow) dan air yang dikeluarkan.
8. Laporan pemantauan/pemeriksaan :
 Deskripsi gangguan/difisiensi keamanan bendungan yang pernah
terjadi dan tindakan korektif yang dilakukan;
 Deskripsi gangguan/difisiensi terhadap OP yang pernah terjadi dan
tindakan korektif yang dilakukan;
 Tindakan korektif yang disarankan tapi belum dilaksanakan
9. Laporan lain yang terkait dengan kegiatan OP:
 Informasi lain yang terkait dengan operasi peralatan dan problem-problem
pemeliharaan setelah konstruksi.

B. Menyiapkan Deskripsi Bendungan Beringin Sila


Deskripsi Bendungan ini penting untuk mengetahui bagian-bagian dari Bendungan Beringin
Sila sehingga dapat dioperasikan, dipelihara dan dipantau keberadaannya dan keamanannya.
Adapun deskripsi Bendungan Beringin Sila meliputi :
1. Waduk :
 Luas Daerah Genangan dan kapasitas tampungan dari berbagai level operasi :

39
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 3 - Luas dan Tampungan Waduk Berbagai Level Operasi Bendungan Beringin
Sila

Level Operasi El. MAW (m) Luas (ha) Tampungan (Juta m3)
LWL 95 71.19 6.74
NWL 116 125.70 27.46
MOL 101.25 84.11 11.74
Q 100 117.01 128.83 28.75
Q 1000 117.28 129.83 29.10
Q PMF 120.02 138.16 32.78
2. Tubuh Bendungan : (Lampiran 2 – 4, Lampiran 2 – 5, dan 2 – 6)
 Tipe: Zonal dengan inti tegak
 Zona 1 (Inti Kedap)
 Zona 2 (Filter Halus)
 Zona 3 (Filter Kasar)
 Zona 4 (Timbunan Batu)
 Zona 5 (Timbunan Random)
 Zona 6 (Rip-Rap)
 Lokasi Bendungan : 8º27’18,85” LS 117º7’37,36” BT
 Bangunan Pelengkap :
 Walkway Mutu beton K-175
 Hand Rail
 Aspal
3. Spillway
 Tipe bangunan pelengkap : Bangunan pelimpah samping
 Lebar Mercu Type “Ogee” :60,00 m
 Mutu Beton : K-420 dan K-225
 Kapasitas debit masing-masing bangunan;

Banjir Kala Ulang Debit (m3/dtk) Elevasi (m)


Q 100 240.13 117.01
Q 1000 296.54 117.28
Q PMF 1126.49 120.02

4. Pengelak

40
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

 Tipe Pengelak : Terowongan Tapal Kuda


 Diameter : ø 5,50 m
 Panjang : 700 m
 Debit Rencana Q 25 : 198,49 m3/detik
 Elevasi Dasar Inlet : + 69,00 m
 Elevasi Dasar Outlet : + 68,00 m
 Elevasi MA. Banjir : + 77,59 m
5. Kolam Olak
 Tipe bangunan pelengkap : Stilling Basin Tipe II
 Lebar : 20,00 m
 Mutu Beton : K-420 dan K-225
6. Intake
 Tipe : Menara Shaft Tegak
 Jumlah : 1 (satu) jalur
 Diameter : 3m
 Elevasi Intake : + 95,00 m
 Tinggi Intake : 27 m
 Panjang : 18,40 m
 Invert Intake : + 95 m

C. Mengidentifikasi Macam-Macam Kegiatan OP yang Dibutuhkan


Setelah memahami gambaran mengenai bendungan dan bangunan pelengkapnya serta
memahami kondisi bendungan di masa lalu dan masa sekarang maka selanjutnya
mengidentifikasi semua kegiatan OP yang dibutuhkan pada suatu bendungan.
Kebutuhan OP rutin harus diidentifikasi untuk semua komponen Bendungan (Lampiran 6 –
1). Pada bawah disajikan contoh kegiatan OP yang dibutuhkan untuk komponen sistem
hidraulik pada suatu bendungan. Setelah membuat daftar kebutuhan OP bendungan, periksa
kembali daftar tersebut dan pastikan, bahwa:
 Semua kebutuhan kegiatan OP sudah dimasukkan di dalam daftar;
 Demikian pula kegiatan OP untuk menunjang keamanan bendungan, masyarakat di hilir
bendungan dan di hulu waduk, dan kebutuhan petugas OP.

41
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 3 - 2 Kegiatan - Kegiatan OP Yang Dibutuhkan

42
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

43
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

44
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

3.6.2 Langkah 2 : Penyusunan Prosedur Operasi


Langkah kedua dalam proses planning adalah menyusun atau meninjau ulang (bagi
bendungan lama) prosedur operasi.
Prosedur operasi adalah merupakan petunjuk langkah demi langkah untuk melaksanakan
operasi bendungan beserta waduknya. Prosedur operasi disiapkan untuk operasi normal dan
operasi darurat.
Prosedur operasi disusun berdasarkan:
 Rencana operasi yang disiapkan oleh konsultan desain;
 Manual OP peralatan yang disiapkan oleh pabrik pembuat peralatan yang
bersangkutan.
Prosedur operasi dapat berupa Standar Operasional Prosedur (SOP), manual atau dalam
bentuk dokumen-dokumen lain. Program OP harus dapat memastikan bahwa prosedur-
prosedur tersebut akan dipatuhi.
Standar Operasional Prosedur berisi urutan proses dalam melakukan pekerjaan dari awal
sampai akhir, meliputi:
 Urutan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan,
 Lokasi pekerjaan tersebut dilakukan,
 Kapan melakukannya,
 Bagaimana cara melakukannya,
 Siapa yang melakukannya,
 Adakah dan bagaimana keterkaitan dengan bagian yang lain atau dengan system yang
lain.
Penjelasan yang lebih rinci mengenai prosedur operasi normal, disajikan pada Bab V
Petunjuk Operasi Bendungan.
Prosedur operasi pada keadaan darurat, dijelaskan pada dokumen lain yang terpisah yaitu
pada Rencana Tindak Darurat (RTD).

3.6.3 Langkah 3 : Pembentukan Sistem Dokumentasi OP Bendungan


Tahap ketiga dalam proses perencanaan OP bendungan adalah pembentukan sistem kearsipan
OP bendungan. Arsip OP bendungan adalah bagian dari sistem dokumentasi bendungan. Hal-
hal yang perlu diarsipkan dalam penyelenggaraan OP bendungan meliputi:
 Kegiatan OP bendungan yang telah dilaksanakan oleh petugas OP bendungan,
 Laporan pemeriksaan/pemantauan yang dilaksanakan oleh petugas OP bendungan,

45
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

 Data yang dikumpulkan oleh petugas OP bendungan,


 Inventarisasi perlengkapan, peralatan, dan suku cadang yang tersedia,
 Data tentang pembiayaan OP,
 Catatan tentang personel petugas OP bendungan,
 Catatan kunjungan tamu yang datang,
Umumnya sistem kearsipan yang digunakan berupa ceklist, buku, dan data digital atau data
komputer.
Disamping itu, dikantor OP lapangan/unit pengelola bendungan juga harus tersedia dokumen
bendungan secara lengkap yang meliputi laporan studi kelayakan, laporan desain, laporan
pelaksanaan konstruksi dan laporan atau dokumen-dokumen lain yang berkaitan
dengan bendungan tersebut seperti dokumen yang terkait dengan lahan bendungan.
PETUGAS DIRJEN
NO. LAPORAN DIR. OP BTB
OP SDA

1 Laporan studi kelayakan


2 Laporan desain
3 Laporan kejadian khusus
4 Laporan pelaksanaan konstruksi
5 Laporan perbaikan, rehabilitasi,
perkuatan
6 Pedoman operasi dan pemeliharaan
peralatan (hidromekanik, instrument,
dll) dari pabri
7 Rencana operasi bendungan/waduk
yang disiapkan oleh pendesain
8 Standar Operasional Prosudur (SOP)
untuk OP peralatan bendungan
termasuk operasi pada keadaan
darurat
9 Rekaman pelaksanaan operasi
waduk
10 Laporan operasi ( Harian, Bulanan,
kejadian banjir)
11a Laporan pemeliharaan (pemeriksaan
yang dilakukan)
11b Laporan Pemeliharaan (hasil
pemeliharaan dan biaya)

46
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

PETUGAS DIRJEN
NO. LAPORAN DIR. OP BTB
OP SDA

12a Laporan pemantauan rutin( harian,


minguan, bulanan)

12b Laporan pemantauan tengah


tahunan (hasil pemeriksaan Tengah
tahunan dan evaluasi instrumentasi)

12c Laporan Tahunan OPP

12d Laporan Pemeriksaan Besar (5


tahunan)

12e Laporan pemeriksaan luar biasa


(setelah terjadi kondisi luar biasa

12f Laporan pemeriksaan khusus(setelah


terjadi kondisi khusus yang
mengancam keamanan bendungan
seperti: longsoran besar, retakan
besar, amblesan besar, dll)

3.6.4 Langkah 4 : Penulisan Rencana/Pedoman OP Bendungan Beringin Sila


Langkah terakhir dari planning adalah penulisan rencana OP/Pedoman OP bendungan yang
meliputi:
 Semua kegiatan OP yang akan dilakukan, serta frekuensi pelaksanaannya,
 Prosedur OP yang dijadikan acuan,
 Catatan/rekaman/laporan yang perlu dokumentasikan.
Rencana OP tersebut dapat dituangkan ke dalam rencana OP (OM plan) atau panduan OP
saat penyusunan atau pemutkhiran panduan OP.
Setiap petugas OP bendungan harus dengan mudah memperoleh rencana OP bendungan. Kaji
ulang tentang rencana OP bendungan dilakukan oleh semua petugas OP bendungan minimal
sekali dalam satu tahun.

3.7 Pelaksanaan OP Bendungan


Tahap kedua dari siklus manajemen penyelenggaraan OP bendungan adalah implementasi
rencana/panduan OP, yang memiliki langkah kegiatan sbb: :

47
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

a) mengidentifikasi sumber-sumber pembeayaan untuk menunjang kegiatan OP dan


memastikan dana yang tersedia mencukupi untuk membeayai kegiatan OP yang
direncanakan tersebut; serta menyusun prioritas kegiatan OP, apabila dana yang
tersedia tidak mencukupi
b) mengelola/memenej pelaksanaan OP dengan membentuk sistem untuk memonitor dan
mengawasi pelaksanaan OP, melaksanakan menejemen personil, menejemen sumber
(resource), menejemen informasi;
c) mendokumentasikan semua catatan dan laporan pelaksanaan kegiatan OP.

3.7.1 Langkah 1: Memastikan Sumber-Sumber Pembeayaan OP


Langkah pertama dalam pelaksanaan OP bendungan adalah mengidentifikasi sumber-sumber
untuk membeayai kegiatan OP yang telah direncanakan dan memastikan kecukupan dananya.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Identifikasi sumber-sumber untuk pembeayaan kegiatan OP.
 Dana OP Bendungan Beringin Sila dapat diperoleh dari Pemerintah (APBN);
b. Menghitung perkiraan kebutuhan biaya masing-masing kegiatan;
 Biaya tahunan (petugas, peralatan, bahan, dll),
 Biaya perbaikan, penggantian suku cadang, overhaul, dll,
 Biaya penanganan kondisi darurat dan biaya tak terduga.
c. Menghitung seluruh kebutuhan biaya OP bendungan.
d. Memastikan sumber-sumber pembiayaan dan ketersediaan dananya

3.7.2 Langkah 2: Mengelola Pelaksanaan OP Bendungan Beringin Sila


Tahap ketiga dalam implementasi OP bendungan adalah mengelola/memenej pelaksanaan OP
dengan membentuk sistem untuk memonitor dan mengawasi pelaksanaan OP, melaksanakan
menejemen personil, menejemen sumber (resource), menejemen informasi. yang meliputi :
a. Menejemen personil, dilakukan terhadap tenaga tetap dan tenaga tidak tetap atau
tenaga kontrak. Lingkup kegiatan menejemen personil meliputi:
 Pengaturan penugasan kerja,
 Penjadwalan pekerjaan,
 Memonitor unjuk kerja (performance),
 Penyelesaian masalah yang terjadi terkait dengan unjuk kerja,
 Pelatihan personil OP.

48
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

b. Mengelola berbagai sumber (resources) yang digunakan dalam melaksanakan OP.


Untuk melaksanakan kegiatan OP diperlukan beberapa sumber, termasuk: sumber
tenaga, peralatan, mesin, material, logistik dan lain-lain. Pengadaan dan
pemanfaatan sumber-sumber tadi perlu dikelola dengan baik sehingga sasaran
penyelenggaraan OP dapat tercapai. Pengaturan dilakukan terhadap kegiatan:
 pembelian/pengadaan,
 pengendalian.
1) Pengaturan terhadap kegiatan pembelian/pengadaan, meliputi antara lain:
- Identifikasi potensi pemasok (barang, peralatan, tenaga); walaupun
pemilik/pengelola bendungan tidak membeli suatu barang/material tertentu secara
rutin, namun pengelola bendungan perlu memiliki daftar pemasok yang terpercaya
yang dapat digunakan saat terjadi keadaan darurat.
- Memilih harga yang kompetitif; pengelola bendungan juga perlu tahu pemasok
mana yang harganya paling kompetitif yang akan dipilih sebagai pemasok.
- Semua personil yang terlibat dalam pengadaan harus memahami aturan-aturan
dalam pengadaan, untuk itu personil tersebut perlu diikutsertakan dalam pelatihan
yang terkait dengan pengadaan.
- Pemeriksaan/ferifikasi barang dan pembayaran; barang yang diterima dari pemasok
harus diferifikasi sebelum dibayar. Pembayaran baru dapat dilakukan setelah
jumlah dan kualitas barang memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
2) Pengendalian
Kepala UPB harus mengendalikan/mengawasi material atau peralatan yang sudah
dibeli dari kemungkinan terjadinya pencurian, hilang, penyalahgunaan,
vandalisme, kerusakan, dll. Pengelolaan informasi, meliputi:
1) Memelihara sistem kearsipan yang sudah ada. Pada sub bab diatas sudah dibahas
tentang pemebentukan system arsip, system tersebut perlu dipelihara terus agar
berfungsi dengan baik.
2) Kaji ulang system informasi. Secara berkala perlu dilakukan kaji ulang terhadap
system yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan
melaporkan. Kaji ulang ini dapat dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan
sbb:
- Apakah informasi yang dikumpulkan bermanfaat/diperlukan;
- Adakah informasi yang diperlukan, tetapi tidak dikumpulkan;

49
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

- Efisienkah metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi, adakah


metode lain yang lebih efisien?
- Mudahkan meng-akses informasi yang sudah dikumpulkan, atau adakah cara lain
yang lebih mudah?
- Apakah semua laporan yang dibuat, dimanfaatkan, atau sebagian tidak diperlukan?
Adakah metode lain yang lebih efisien untuk membuat laporan.
- Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisisi
dan membuat laporan, imbangkah dengan manfaat yang diperoleh.
3) Pemutakhiran informasi; sumber informasi utama program OP adalah Rencana OP
(OM Plan) atau Panduan OP. Panduan OP perlu di mutakhirkan secara berkala
tahunan (minor) dan 5 tahunan (major review) atau bila terjadi perubahan yang
signifikan seperti:
- Adanya penggantian petugas OP;
- Adanya penggantian atau modifikasi pada tubuh bendungan, bangunan pelengkap,
peralatan hidromekanik dan elektrik;
- Adanya perubahan pada pola operasi waduk karena adanya perubahan kondisi pada
daerah hulu atau hilir bendungan

3.8 Evaluasi Operasi dan Pemeliharaan Bendungan


3.8.1 Menyusun Kegiatan dalam Evaluasi
Evaluasi penyelenggaraan OP sangat penting untuk dilakukan, karena dengan melakukan
evaluasi pengelola bendungan dapat menyempurnakan efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan OP dan juga dapat menemukan problem yang sedang berkembang sebelum
menjadi problem yang besar.
Evaluasi dilakukan terhadap: pelaksanaan kegiatan OP termasuk biaya yang dikeluarkan dan
manfaat yang diperoleh.
Disamping itu juga dilakukan identifikasi kelebihan (strengths) dan kelemahan (weaknesess)
dari penyelenggaraan OP yang sudah dilaksanakan.
Hasil evaluasi digunakan untuk menyiapkan rencana tindak guna penyempurnaan
penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan bendungan, selanjutnya dituangkan dalam
rencana operasi dan pemeliharaan tahun yang akan datang atau dalam penyempurnaan
panduan operasi dan pemeliharaan.
Tahap Ketiga: Evaluasi Penyelenggaraan OP Bendungan Beringin Sila.

50
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tahap ketiga dari manajemen penyelenggaraan OP bendungan adalah Evaluasi. Tahapan ini
terdiri dari :
1. Membuat standar evaluasi,
2. Pengumpulan informasi hasil evaluasi,
3. Penilaian efektivitas pelaksanaan penyelenggaraan OP bendungan.

3.8.2 Membuat Standar Evaluasi


Tahap pertama dalam evaluasi OP bendungan adalah menyusun standar evaluasi untuk
mengukur efektivitas hasil pelaksanaan OP bendungan. Setiap pengelola bendungan dapat
membuat standar evaluasi sendiri sesuai dengan sasaran penyelenggaraan OP bendungan
yang bersangkutan. Dalam membuat daftar standar evaluasi, dapt dilakukan dengan cara
membuat suatu pertanyaan:” Apa yang akan terjadi atau tidak terjadi, apabila OP berjalan
efektif”. Berikut disajikan beberapa contoh standar evaluasi efektifitas penyelenggaraan OP
bendungan:
1. Apakah bendungan dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi tujuan/sasaran yang
direncanakan;
2. Apakah pengeluaran biaya OP masih dalam batas rentang anggaran biaya yang
direncanakan dan tanpa mengorbankan kualitas;
3. Apakah biaya OP tak terduga (akibat kerusakan) cukup kecil;
4. Apakah tidak ada temuan defisiensi (cacat, rusak, ketidaknormalan, dll) saat
dilakukan pemeriksaan/inspeksi dan evaluasi keamanan bendungan;
5. Apakah Panduan OP bendungan, isinya komprehensif dan mutakhir (up to date);
6. Apakah tidak ada musibah yang terjadi yang melibatkan personel OP atau
masyarakat.

3.8.3 Pengumpulan informasi hasil evaluasi


Tahap ketiga dalam evaluasi OP bendungan adalah mengumpulkan informasi hasil evaluasi
untuk menentukan apakah pelaksanaan OP bendungan sudah memenuhi standar evaluasi
yang sudah ditetapkan. Untuk mengevaluasi dibutuhkan informasi yang penting dari arsip
pelaksanaan OP bendungan.

51
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

3.8.4 Penilaian Efektivitas Program OP Bendungan


Tahap terakhir dalam evaluasi OP bendungan adalah menilai efektivitas pelaksanaan OP
bendungan dengan membandingkan antara hasil pelaksanaan OP bendungan dan standar
evaluasi yang sudah ditetapkan.

52
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB IV
ORGANISASI OP
BAB IV ORGANISASI OPERASI & PEMELIHARAAN
4.1 Struktur Organisasi OP
Agar OP bendungan dapat diselenggarakan secara efektif dan efisien, perlu adanya
dukungan dari organisasi OP atau Unit Pengelola Bendungan yang dilengkapi dengan
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, SDM/petugas OP yang memadai jumlah
dan kompetensinya, prosedur kerja/panduan OP yang lengkap dan mudah dimengerti, serta
dana dan peralatan yang cukup.
Agar petugas OP memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan tugasnya, perlu
dilakukan pelatihan-pelatihan secara berkala bagi para petugas OP. Pelatihan petugas OP
dilakukan dalam rangka peningkatan ketrampilan/keahlian dan penyegaran.
Kebutuhan minimal personil OP tergantung pada ukuran dan kompleksitas bendungan.
Secara umum, personil OP bendungan dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
- Personil tetap : melaksanakan kegiatan rutin operasi, pemeliharaan, pemantauan,
pengelolaan bendungan, termasuk petugas keamanan (security).
- Personil tidak tetap: adalah pekerja lepas atau pekerja kontrak.
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa saat ini tenaga-tenaga petugas OP untuk Bendungan
Beringin Sila telah disiapkan, dimana petugas dari unit POP Pembangunan Bendungan
Beringin Sila nantinya menjadi petugas dalam Unit Pengelola Bendungan Beringin Sila.
Seperti terlihat pada Gambar 4.2, merupakan rencana Struktur Organisasi OP Bendungan
Beringin Sila, yang selama ini ikut terlibat dalam kegiatan OP Bendungan di Site.

Gambar 4 - Struktur Organisasi UPB BWS Nusa Tenggara I

53
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 4 - Struktur Organisasi Persiapan Operasi dan Pemeliharaan Bendungan


Beringin Sila

4.2 Tugas dan Tanggung Jawab


4.2.1 Penanggung Jawab Unit Pengelola Bendungan
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan mengenai operasi dan pemeliharaan
bendungan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang
berlaku
2. Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan pengelolaan bendungan di BWS sesuai
dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku
3. Melakukan koordinasi dengan instansi yang terkait, baik vertikal/horizontal dalam
operasi dan pemeliharaan bendungan yang menjadi kewenangannya;
4. Memberikan pengarahan dan perintah atas langkah-langkah yang perlu diambil dalam
mengatasi permasalahan keamanan bendungan yang timbul dan melaporkan kepada Balai
Bendungan;
5. Melaporkan pelaksanaan kegiatan secara periodik kepada Pemilik dalam hal ini
diwakili oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air untuk bendungan milik Pemerintah

54
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

4.2.2 Ka. Unit Pengelola Bendungan (Kasie OP)


1 Menyiapkan pedoman operasi dan pemeliharaan bendungan dan bangunan
pelengkapnya (bangunan pelimpah, terowongan, gallery, intake PLTA/PLTM,
hidromekanikal, dan lain-lain);
2 Membuat rencana kerja operasi dan pemeliharaan bendungan beserta bangunan
pelengkapnya;
3 Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan bendungan
beserta bangunan pelengkapnya;
4 Menjelaskan bagian-bagian penting pedoman operasi dan pemeliharaan
bendungan dan bangunan pelengkapnya;
5 Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan
bendungan dan bangunan pelengkapnya secara berkala terkait rencana dan
realisasi baik ketersediaan air, kebutuhan air, realisasi tanam, prakiraan musim
maupun kegiatan lain yang berdampak terhadap penyeseuaian rencana operasi
maupun kegiatan lainnya;
6 Membuat estimasi kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan bendungan
beserta bangunan pelengkapnya;
7 Menyelenggarakan rapat koordinasi dengan seluruh Stakeholder untuk
melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Pengelolaan bendungan serta
menyampaikan rencana penyesuaian terkait perubahan dalam realisasi
ketersediaan air maupun parameter lainnya yang menyebabkan penyesuaian
pelaksanaan operasi waduk. Rapat koordinasi ini minimal dilakukan saat
persiapan musim tanam dalam satu siklus tanam dan setiap awal – pertengahan
musim tanam pada setiap musim tanam;
8 Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan
bendungan dan bangunan pelengkapnya kepada Penanggung Jawab UPB.

4.2.3 Wa. Ka. Unit Pengelola Bendungan (Ka. Satker OP)


1 Membantu Kepala UPB terhadap pelaksanaan Operasi & Pemeliharaan
Bendungan
2 Membantu Kepala UPB melaksanakan perintah dan langkah-langkah kebijakan
yang diambil oleh Kepala UPB

55
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

3 Membantu Kepala UPB melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan OP


Bendungan dan pelengkapnya
4 Membantu Kepala UPB berkoordinasi dan membantu penanggung jawab dalam
penyiapan, mengolah, dan merangkum serta menyampaikan pelaksanaan
kegiatan OP
5 Membantu Kepala UPB melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan OP
6 Membantu Kepala UPB dalam melaksanakan hasil koordinasi dengan instansi
terkait baik vertikal dan horizontal
7 Membantu Kepala UPB dalam mengkoordinir penyusunan laporan pemantauan
dan evaluasi kegiatan OP

4.2.4 Koordinator Data Evaluasi


1 Melaksanakan tugas koordinator dan menghimpun laporan dari Koordinator
Petugas
2 Verifikasi data kegiatan operasi, pemeliharaan, dan pemantauan serta membuat
informasi berupa laporan dari data yang dikelola terkait ketersediaan air untuk
musim kemarau maupun kesiapan operasi waduk dalam menghadapi musim
penghujan maupun cuaca ekstrim;
3 Melaksanakan inventarisasi dan alokasi bahan operasi pemeliharaan dan
pemantauan bendungan;
4 Menghimpun laporan monitoring bendungan dari pelaksanaan data dan evaluasi
operasi, pemeliharaan, pemantauan dan pengamatan;
5 Melaporkan setiap permasalahan yang terjadi kepada Kepala UPB
6 Berkoodinasi secara aktif dengan Stakeholder untuk memberifikasi data rencana
dan realisasi tanam, inflow, outflow, air yang diterima oleh Stakeholder.

4.2.5 Pelaksana Data dan Evaluasi Operasi


1 Mengumpulkan data hidrologi (curah hujan, debit air, elevasi waduk, debit
inflow dan outflow, dan lain-lain) dalam rangka membuat Rencana Tahunan
Operasi Waduk (RTOW);
2 Mengumpulkan data kebutuhan air dari para penerima manfaat (irigasi, air
minum, air industri, PLTA/PLTM, dan lain-lain);
3 Membuat kesepakatan dalam TKPSDA untuk menetapkan RTOW;

56
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

4 Memonitor Rencana Operasi Waduk vs Aktual dan membicarakan dalam


TKPSDA bila terjadi penyimpangan;
5 Menyimpan semua data hasil terkait rencana operasi waduk;
6 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi rencana operasi waduk kepada
Koordinator Data dan Evaluasi Pengelola Bendungan.
4.2.6 Pelaksana Data dan Evaluasi Pemeliharaan
1 Melakukan pemeriksanaan visual kondisi bendungan dan membuat catatan
sesuai dengan format yang ada;
2 Melakukan pemeriksaan kondisi bagian-bagian bendungan (terowongan,
spillway, bangunan intake, bangunan pelengkap, dan lain-lain);
3 Membuat usulan perbaikan/penggantian peralatan dan/atau bagian bendungan
beserta bangunan pelengkap;
4 Menyimpan semua data hasil kegiatan di atas;
5 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi rencana operasi waduk kepada
Koordinator Data dan Evaluasi Pengelola Bendungan.

4.2.7 Pelaksana Data dan Evaluasi Pemantauan


1 Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi peralatan instrumentasi (jumlah dan
kondisi alat);
2 Melakukan pemeriksaan kondisi bagian peralatan (piezometer, inclinometer,
settlement meter, seismograf, v-notch, patok geser, dan lain-lain);
3 Membuat usulan perbaikan/penggantian peralatan dan/atau bagian bendungan;
4 Menyimpan semua data hasil kegiatan di atas;
5 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi rencana operasi waduk kepada kepala
Koordinator Data dan Evaluasi Pengelola Bendungan.

4.2.8 Senior Engineer


1 Bertanggung Jawab dalam penyusunan biaya O&P bendungan berdasarkan
masukkan dari Koordinator Petugas
2 Memberi pengarahan teknis kepada Petugas dan Koordinator Petugas, dan
sekaligus bertanggung jawab mengenai program, koordinasi dan evaluasi
pelaksanaan Program O&P Bendungan

57
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

3 Melakukan pemeriksaan 3 bulanan/tengah tahunan terhadap perilaku dan kinerja


Bendungan, pemeriksaan biasa, dan pemeriksaan khusus
4 Melakukan evaluasi terhadap laporan petugas pemantauan dan data hasil
pembacaan instrument bendungan
5 Menyiapkan laporan pemantauan berkala tengah tahunan, laporan pemeriksaan
luar biasa, laporan pemeriksaan khusus, laporanOPP, serta melakukan
pemeriksaan besar 5 tahunan bersama-sama dengan konsultan.

4.2.9 Koordinator Petugas


1. Bertanggung jawab terhadap program dan pelaksanaan pemantauan perilaku
bendungan, termasuk interpretasi dan evaluasi
2. Bertanggung jawab terhadap pengarsipan, dokumentasi, dan distribusi laporan
hasil pemantauan, pengamatan dan O&P Bendungan
3. Memberikan masukan atau informasi kepada Senior Engineer mengenai
komponen atau bagian yang memerlukan pemeliharaan dan perhitungan untuk
biaya O&P nya
4. Bertindak dan bertanggung jawab di dalam mengkoordinasikan kegiatan O&P
Bendungan yang berada dibawah pengawasannya
5. Mengkoordinasikan personil dan bertanggung jawab terhadap sekuriti
bendungan dan bangunan pelengkap.

4.2.10 Petugas Keamanan Bendungan


1 Mengawasi dan mengamankan daerah bendungan beserta bangunan
pelengkapnya dan area sekitarnya;
2 Memonitor setiap saat area bendungan dan sekitarnya serta mencatat dan
mendokumentasikan setiap kejadian yang terjadi.
3 Melaporkan hasil kegiatan dan pelaksanaan tugas kepada Koordinator
Lapangan.

4.2.11 Petugas Operasi Bendungan


1 Mengumpulkan data hidrologi yang terdiri atas data curah hujan, debit air,
tinggi muka air (TMA) waduk, debit outflow, dll dalam rangka membuat
Rencana operasi Waduk (ROW)/Tahunan

58
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

2 Mengumpulkan data kebutuhan air dari para penerima manfaat (irigasi, air
minum, air industry, PLTA, dll)
3 Menyimpan semua data hasil kegiatan dan melaporkan kepada Koordinator
Lapangan dan Koordinator Data dan Evaluasi Pengelolaan Bendungan.
4.2.12 Petugas Pemeliharaan Bendungan
1 Melakukan pemeriksaan visual kondisi bendungan dan membuat catatan sesuai
dengan format yang ada pada blangko monitoring bendungan.
2 Melakukan pemeriksaan kondisi bagian-bagian bendungan (Terowongan,
spillway, bangunan intake, dll).
3 Mengumpulkan data kerusakan peralata dan/atau bagian bendungan
4 Menyimpan semua data hasil kegiatan dan melaporkan kepada Koordinator
Lapangan dan Koordinator Data dan Evaluasi Pengelolaan Bendungan.

4.2.13 Petugas Pemantauan Bendungan


1 Mengamati dan memeriksa setiap kondisi yang ada di bendungan, baik tubuh
bendungan, instrumentasi bendungan dan bangunan pelengkap bendungan
lainnya
2 Mencatat dan mendokumentasikan setiap kondisi yang terjadi pada
instrumentasi bendungan serta bangunan pelengkap bendungan.
3 Melaporkan hasil kegiatan kepada Koordinator Lapangan dan Koordinator Data
dan Evaluasi Pengelolaan Bendungan.

4.3 Hubungan dengan Instansi Lain


Kegiatan pengelolaan bendungan seringkali terkait dengan instansi lain, pemerintah maupun
swasta, dan terutama dengan masyarakat pengguna air. Hubungan ini bisa bersifat informal
ataupun formal melalui kontrak kerjasama. Hubungan yang paling erat adalah hubungan
antara pengelola dengan masyarakat pengguna air, termasuk dengan pengguna tenaga listrik
yang biasanya tergabung di dalam badan koordinasi yang disebut TKPSDA (Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air)
Hubungan kerja dengan instansi diatasnya :
Internal : Kementerian PUPR (Dirjen SDA)
Pemerintah Daerah (Gubernur, Bupati, Walikota)
 BWS

59
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

 Dirjen SDA
 Direktorat Pembina
 Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Bendungan
 Dewan Sumber Daya Air.
 Pemerintah daerah (Gubernur, Bupati, Walikota)
Kerjasama dengan instansi lain seperti :
1 Dinas Pengairan Prop/Kabupaten : Pola operasi waduk, waktu dan pola tanam,
penyediaan air irigasi, pengendalian banjir.
2 PDAM : Pola operasi waduk, kualitas air.
3 PT. PLN : Pola operasi waduk, produksi tenaga listrik
4. Dinas Pariwisata : Pengelolaan lahan pariwisata, rekreasi
5. Kepolisian : Sekurity
6. Lingkungan Hidup : kualitas air, izin pembuangan sampah, bahan
berbahaya/racun, dll.

4.4 Rencana Pelatihan Pada Petugas OP Secara Berkala


Pelatihan bagi tenaga atau personil O&P merupakan kebutuhan mutlak yang harus
diprogramkan dan dilaksanakan secara konsekuen. Selain untuk meningkatkan
kemampuannya, sekaligus dapat merupakan sarana penyegaran bagi personil O&P yang
bersangkutan. Program pelatihan dengan materi yang “up to date” akan menambah wawasan
sesuai perkembangan teknologi yang mutakhir, untuk itu materi pelatihan hendaknya selalu
diperbaharui mencakup berbagai aspek mengenai rekayasa pembangunan bendungan berikut
kegiatan operasi dan pemeliharaannya.
Jenis-jenis materi yang perlu disampaikan pada saat pelatihan a.l.: Prinsip desain bendungan,
Prinsip OP bendungan, hidrologi (pengumpulan data, penyusunan rencana dan evaluasi
operasi tahunan, penyusunan pola operasi), instrument bendungan (pembacaan, perawatan,
kali brasi, evaluasi data), peralatan hidromekanik elektrik (pemeriksaan, perawatan,
pengoperasian, uji operasi), pemeriksaan dan evaluasi keamanan bendungan, manajemen OP,
penyusunan biaya OP, rencana tindak darurat, dll.

60
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB V
PETUNJUK OPERASI WADUK
BAB V PETUNJUK OPERASI WADUK
5.1 Umum
Pada dasarnya kegiatan utama dari operasi Bendungan Beringin Sila adalah pengoperasian
waduk yang dilakukan dengan cara mengatur pengeluaran air waduk melalui pintu-pintu atau
katup pada bangunan pelengkap yang terdiri dari:
 Bangunan pelimpah,
 Bangunan sadap/intake
Pengoperasian pintu atau katup bangunan pelengkap harus dilakukan sesuai dengan prosedur
operasi. Kegiatan operasi yang tidak sesuai dengan prosedur operasi yang telah ditetapkan
dapat berakibat: mengurangi efektifitas bendungan, menimbulkan kerusakan pada peraltan
yang dioperasikan dan bahkan dapat membahayakan kesalamatan bendungan yang
bersangkutan.
Dilihat dari jenis operasinya, operasi waduk dibedakan menjadi:
1. Operasi normal, atau operasi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan air dihilir; irigasi
3.500 ha, air baku 76 ltr/dtk, PLTM 1,4 MW
2. Operasi banjir, operasi yang dilakukan pada saat banjir untuk menjaga agar muka air
di waduk tidak melampaui batas elevasi muka air waduk yang direncanakan di dalam
pola operasi waduk, atau dalam rangka pengendalian banjir dihilir bendungan yang
dilakukan dengan mengatur keluaran air waduk lewat pintu-pintu pada bendungan.
3. Operasi darurat, operasi yang dilakukan pada saat terjadi keadaan darurat yang
dilakukan dengan cara menurunkan muka air waduk secara cepat untuk mengurangi
ancaman bahaya yang terjadi atau menunda terjadinya keruntuhan bendungan.
Operasi waduk harus dilakukan berdasar “rencana tahunan operasi waduk”, dan rencana
tahunan operasi waduk dibuat berdasarkan “pola operasi waduk”. Didalam pelaksanaan
rencana tahunan operasi waduk, perlu dilakukan evaluasi secara berkala karena kenyataan
yang terjadi dilapangan tidak selalu sama dengan rencana operasi.
Untuk menyusun rencana tahunan operasi waduk dan pola operasi waduk diperlukan
informasi mengenai ketersediaan air dan kebutuhan air yang diperoleh dari hasil analisis data
hidrologi. Lingkup kegiatan operasi waduk meliputi antara lain:

61
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

5.2 Lingkup Kegiatan Operasi Bendungan


Lingkup kegiatan operasi waduk meliputi antara lain:
1. Pengumpulan dan pengolahan data hidrologi untuk perkiraan air masuk dan
ketersediaan air di waduk dan peramalan banjir (flood forecasting), lengkung
kapasitas waduk
2. Pengaturan dan pemeliharaan hidromekanikal
3. Pelaksanaan operasi waduk pada kondisi banjir dan kondisi darurat
4. Penyusunan Laporan dan dokumentasi
Pola Operasi Waduk menggunakan pola yang telah disusUN pada dokumen Pola Operasi
Waduk (ref. Pasal 47 Permen PUPR No. 27/PRT/M/2015

5.3 Pengumpulan Data Hidrologi


Untuk membuat pola operasi waduk dan membuat rencana tahunan operasi waduk,
diperlukan informasi mengenai perkiraan ketersediaan air dan kebutuhan air.
Informasi mengenai perkiraan ketersediaan air dan kebutuhan air diperoleh dari hasil
ananlisis terhadap data hidrologi. Oleh karena itu untuk pengoperasian waduk perlu
dilakukan pengumpulan data hidrologi sbb:
1. Data debit sungai-sungai di DAS Utan;
2. Curah hujan;
3. Lengkung kapasitas Waduk Beringin Sila
4. Kebutuhan air dari berbagai pemanfaatan;
5. Informasi mengenai musim dari BMKG;
6. Laju sedimentasi di kolam waduk;
Data hidrologi yang terkumpul kemudian dianalisis guna memperkirakan ketersediaan air
waduk, kebutuhan air dan peramalan banjir (flood forecasting). Berdasar hasil analisis
hidrologi dapat disusun pola operasi dan rencana operasi tahunan.
Tabel 5 - Format Pencatatan Data Hidrologi

62
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 5 - Pembacaan AWLR Utan

63
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 5 - Debit dan Curah Hujan Bendungan Beringin Sila

64
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 5 - Debit 15 Harian Bendungan Beringin Sila

Sort Tahun P% Q m3/s/thn Vol. juta m3 Keterangan


1 2010 4% 3.63 114.63
2 2016 9% 3.49 110.24
3 2021 13% 3.17 99.93
4 2017 17% 3.05 96.31 Tahun Basah
5 2013 22% 2.99 94.38
6 2011 26% 2.82 89.16
7 2020 30% 2.82 89.00
8 2002 35% 2.77 87.33
9 2007 39% 2.67 84.35
10 2012 43% 2.66 84.17
11 2008 48% 2.61 82.45 Tahun Normal
12 2003 52% 2.58 81.28
13 2005 57% 2.56 80.70
14 2001 61% 2.45 77.26
15 2018 65% 2.40 75.73
16 2014 70% 2.39 75.46
17 2019 74% 2.36 74.47
18 2004 78% 2.33 73.61 Tahun Keing
19 2006 83% 2.29 72.08
20 2009 87% 2.14 67.46
21 2015 91% 2.07 65.33
22 2000 96% 1.92 60.67
Tahun Basah <35% 3.14 99.09
Tahun Normal 35%-65% 2.61 82.51
Tahun Kering >65% 2.24 70.60

Gambar 5 - Probabilitas Debit Bendungan Beringin Sila

65
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Keandalan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
MIN 2.32 2.00 2.87 1.23 0.27 0.08 0.01 0.00 0.01 0.00 1.47 3.26
MAX 7.56 7.70 6.78 6.22 4.50 2.74 1.77 0.79 4.28 4.69 5.98 8.09
rerata 4.88 5.19 4.37 3.18 1.84 0.88 0.39 0.21 0.55 1.70 4.00 5.14
50% 5.19 5.12 4.46 3.06 1.90 0.59 0.19 0.10 0.20 1.45 4.17 5.49
80% 3.74 4.01 3.29 2.27 0.95 0.40 0.07 0.01 0.03 0.49 2.86 4.07
90% 2.52 3.64 2.88 1.68 0.36 0.25 0.04 0.01 0.02 0.14 2.46 3.56
95% 2.33 2.16 2.87 1.27 0.28 0.11 0.01 0.00 0.01 0.02 2.13 3.33

Gambar 5 - Debit Bulanan Bendungan Beringin Sila

Gambar 5 - Lengkung Kapasitas Waduk Bendungan Beringin Sila

66
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 5 - 7 Pengambilan Data Curah Hujan dan dibandingkan dengan Prakiraan


Cuaca BMKG

5.4 Bangunan Pelengkap dan Peralatannya


5.4.1 Tata letak Hidromekanikal
Peralatan hidromekanikal merupakan salah satu bagian dari bangunan pelengkap pada sebuah
bendungan. Peraralatan ini mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk digunakan mengatur
tinggi muka air waduk serta untuk melepas air ke hilir bendungan. Mengingat fungsi yang
begitu penting sebagai pelengkap dalam suatu bangunan bendungan maka ada persyaratan
penting yang harus diperhatikan dalam merancang/mendesain peralatan hidromekanikal agar
dapat berfungsi dengan baik dan bertahan seumur bendungan sesuai dengan rancangannya.
Persyaratan rancangan tersebut antara lain , harus kuat menahan beban air di hulu, tidak
bocor, mudah dioperasikan dan dirawat serta tangguh dalam operasinya. Berikut adalah tata
letak peralatan hidromekanikal Bendungan Beringin Sila.

67
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 5 - 8 Tata Letak Peralatan Hidromekanikal Yang Akan Dioperasikan

5.4.2 Lingkup Kegiatan Operasi Bangunan Hidromekanikal


Peralatan hidromekanikal Bendungan Bringin Sila didesain berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan : fungsi , biaya konstruksi, struktur sederhana, bebas dari gangguan (trouble
free), dan mudah pengoperasian maupun perawatannya. Berikut adalah lingkup kegiatan
operasi hidromekanikal Bendungan Beringin Sila.
Tabel 5 - Lingkup Kegiatan Operasi Hidromekanikal

No. Kegiatan OP Metode Pengoperasian


1 Di Menara Intake :
A. Pintu Stoplog A.Pintu Stoplog dioperasikan “Tutup” bila Pintu
Pengambilan ada perbaikan
B. Pintu Pengambilan B. Pintu Pengambilan dioperasikan “Tutup” bila
peralatan hidromek dibagian hilir (rumah katup) ada
berbaikan

68
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

No. Kegiatan OP Metode Pengoperasian


c. Katup Pintas C. Katup Pintas pengisian dioperasikan “Buka” selama
Pengisian pengisian pipa penstock di Saluran Hantar sudah terisi
air penuh, sampai kondisi sudah seimbambang Pintu
Pengambilan boleh dioperasikan “Buka”, dan katup
pintas pengisian dioperasikan “Tutup” bila ada
peralatan hidromek dibagian hilir perlu pemeliharaan.
Di Rumah Katup :
A. HJV A.Katup Holojet/Katup pengatur ada 3 fungsi yaitu :
1. Air Rillis (inflow dan outflow seimbang)
2. Air Irigasi
3. Pengendali banjir/kondisi darurat
Jadi pengoperasian katup holojet di sesuaikan dengan
kebutuhan tersebut diatas yang bukaan masing -
masing katup bisa dilihat pada tabel.
2

B. Butterfly Valve B. Butterfly Valve/Katup Pengaman dioperasikan


“Tutup” selama pengisian air dalam pipa bagian hilir
yang melalui katup pintas sudah penuh air dan dalam
pipa tidak ada aliran dengan kondisi seimbang katup
butterfly boleh dioperasikan “Buka”
C. Gate Valve (Air C. Gate Valve pada air baku dioperasikan dengan
Baku) kondisi “Tutup”, selama belum ada penyambungan.

69
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 5 - Debit Pada Setiap Bukaan Hollow Jet Valve

5.5 Petunjuk Operasi Kondisi Darurat


Kondisi darurat adalah kondisi/kejadian yang dapat mengancam keamanan dan keutuhan
bendungan, yang dapat terjadi akibat: hujan badai, banjir besar, gempa, keluaran air yang tak
terkendali, longsoran besar, retakan besar, amblesan besar, sabotase, serangan/perang, dll.
Pada saat terjadi kondisi darurat, operasi bendungan Beringin Sila harus diutamakan untuk
pengamanan bendungan. Setiap bendungan harus dilengkapi dengan peralatan sistem
peringatan darurat atau peringatan dini banjir khususnya bagi bendungan yang memiliki
pelimpah berpintu.
Pada saat terjadi kondisi yang dapat membahayakan masyarakat, seperti saat terjadi spillout
dan kondisi darurat lain seperti disebutkan di atas dan juga jika terjadi indikasi darurat
berdasarkan pengamatan dari AWLR telemetry, terlebih dulu petugas harus membunyikan

70
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

tanda peringatan darurat/alarm agar masyarakat yang beraktifitas di sekitar sungai untuk
segera naik.
Dalam petunjuk keadaan darurat dijelaskan mengenai: indikasi-indikasi kondisi darurat,
prosedur operasi dan pencegahan, prosedur pengoperasian peringatan dini, dll.
Semua hal tersebut, nantinya akan menjadi bahan dalam penyusunan Rencana Tindak Darurat
(RTD).
Setiap petugas OP harus memahami petunjuk operasi pada kondisi darurat dan selalu siap
menghadapi kondisi yang terburuk. Untuk itu secara berkala perlu dilakukan pelatihan
penyegaran mengenai operasi darurat tersebut.

Gambar 5 - 9 Contoh Kasus Indikasi Darurat Bendungan Beringin Sila

71
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB VI
PETUNJUK PEMELIHARAAN
BAB VI PETUK PEMELIHARAAN
6.1 Umum
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk: menjaga agar bendungan, bangunan pelengkap
dan semua fasilitasnya selalu dalam kondisi aman dan berfungsi dengan baik sehingga siap
dioperasikan pada semua kondisi operasi.
Secara garis besar kegiatan pemeliharaan bendungan dapat dibedakan menjadi dua kelompok
kegiatan, yaitu:
a. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance): dilakukan secara rutin dan
berkala untuk mencegah terjadinya kemerosotan mutu atau kerusakan pada
bendungan dan bangunan pelengkapnya. Kegiatan pemeliharaan ini meliputi:
 Pemeliharaan terjadwal (scheduled maintenance), dilakukan sesuai dengan
jadwal yang direncanakan.
 Pemeliharaan pemeriksaan (monitored maintenance), kegiatannya berupa
pemeriksaan meliputi: pemeriksaan berkala dan uji peralatan secara berkala.
Jadwal pemeriksaan dibuat berdasarkan perkiraan tingkat keausan atau pelapukan
setiap jenis peralatan atau meterial.
b. Pemeliharaan tak terduga (extra ordinary maintenance): dilakukan sesuai kebutuhan
untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi, kerusakan akibat kemerosotan mutu,
banjir, vandalisme dan lain-lain. Pelaksanaan pemeliharaan tak terduga mungkin
perlu melibatkan ahli dari luar, konsultan dan kontraktor.
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk: menjaga agar bendungan, bangunan
pelengkapnya dan semua fasilitasnya selalu dalam kondisi aman dan berfungsi dengan baik
sehingga siap dioperasikan pada semua kondisi operasi, meliputi upaya untuk:
Mencegah terjadinya kemerosotan mutu atau kerusakan pada bendungan dan bangunan
pelengkapnya. Kegiatan ini lazim disebut “pemeliharaan pencegahan” (preventive
maintenance);
Memperbaiki kerusakan akibat kemerosotan mutu, banjir, vandalisme dan kegagalan.
Kegiatan ini lazim disebut “pemeliharaan tak terduga” (extra ordinary maintenance).

72
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

6.2 Lingkup Pemeliharaan


Antara lain, menjelaskan mengenai:
1. Lingkup tugas pemeliharaan bendungan, meliputi pekerjaan pemeliharaan bangunan
dan sistem yang ada yang mencakup: peralatan mekanik, listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap
dalam kondisi aman dan berfungsi baik.
2. Program pemeliharaan, meliputi:
pemeliharaan terjadwal;
pemeliharaan tak terduga;
Pemelihraan dalam bentuk kegiatan pemeriksaan.
Program pemeliharaan dibuat untuk tubuh bendungan, bangunan pelimpah,
bangunan pengambilan, peralatan hidromekanik dan listrik (sesuai referensi
pabrik), instrumentasi, serta bahan dan peralatan khusus yg diperlukan.
3. Catatan/laporan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau laporan
pemeliharaan yang harus dibuat oleh petugas, mencakup: kondisi bangunan, periode
pemeliharaan, bagaimana pek pemeliharaan dilaksanakan.
4. Contoh pemeliharaan dalam rangka pencegahan dan perbaikan
Prasarana yang ada di Bendungan Beringin Sila yang harus dipelihara antara lain :
1. Bendungan utama,
2. Bangunan pelengkap:
 bangunan pengambilan,
 Pelimpah
3. Peralatan hidromekanikal,
4. Instrumentasi bendungan;
5. waduk dan lingkungan waduk;
6. prasarana penunjang
 Jalan masuk;
 kantor lapangan;
 rumah katup (bila ada),
 rumah instrument
 Rumah Operasi Intake

a. Pemeliharaan pencegahan

73
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin dan


berkala. Tujuan pemeliharaan pencegahan adalah untuk memperpanjang umur
layanan komponen-komponen bendungan dan peralatannya, dan untuk menghindari
perbaikan kerusakan yang mahal. Pemeliharaan pencegahan dapat dibagi menjadi dua
katagori dasar, yaitu Kegiatan pemeliharaan ini meliputi:
1) Pemeliharaan terjadwal (scheduled maintenance)
Pemeliharann terjadwal adalah pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan
jadwal yang direncanakan, misal: harian, bulanan, tahunan atau bisa juga berdasar
jumlah jam operasi, jumlah siklus operasi, dll. Kegiatan pemeliharaan ini
termasuk servis terhadap peralatan atau penggantian suku cadang sesuai jadwal,
pelumasan peralatan, dll.
2) Pemeliharaan pemeriksaan (monitored maintenance)
Pemeliharaan pemeriksaan adalah pemeliharaan yang kegiatannya berupa
pemeriksaan meliputi: pemeriksaan berkala dan uji peralatan secara berkala.
Jadwal pemeriksaan dibuat berdasarkan perkiraan tingkat keausan atau pelapukan
setiap jenis peralatan atau meterial. Contoh: sesuai dengan jadwal pemeliharaan
pemilik mobil harus mengganti oli mesin mobil setiap perjalanan sejauh 5000 km,
tetapi setiap bulan mungkin pemilik mobil perlu melakukan pemeriksa ketinggian
oli mesin dan menambah oli sesuai kebutuhan.
Semua pelaksanaan kegiatan pemeliharaan harus dicatat oleh petugas pelaksana
pemeliharaan. Pemeriksaan secara rutin akan memberi informasi yang diperlukan
untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya indikasi problem serius yang sedang
berkembang. Identifikasi problem sebelum berkembang menjadi serius sangat penting
dalam pemeligaraan pencegahan.
b. Pemeliharaan tak terduga (extra ordinary maintenance)
Pemeliharaan ini dilakukan sesuai kebutuhan, yang meliputi: perbaikan, rehabilitasi,
penyempurnaan atau perkuatan. Kebutuhan pemeliharaan tak terduga dapat di
identifikasi :
 Selama pelaksanaan pemeliharaan pencegahan;
 Dari hasil pemeriksaan (rutin, berkala) petugas OP, inspeksi Balai Bendungan,
dan dari hasil evaluasi keamanan bendungan.
 Setelah kejadian besar (major event), contoh terjadinya keluaran air yang besar
lewat pelimpah mungkin akan menimbulkan erosi pada saluran di hilirnya.

74
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Pelaksanaan pemeliharaan tak terduga mungkin perlu melibatkan ahli dari luar, konsultan dan
kontraktor. Untuk memastikan bahwa suatu kegiatan perbaikan besar, perkuatan
(improvements), dan rehabilitasi dampaknya tidak merugikan terhadap keamanan bendungan,
kegiatan tersebut perlu dikaji oleh Balai Bendungan dan Komisi Keamanan Bendungan serta
memperoleh izin dari meneteri PUPR.
Agar bendungan selalu siap untuk dioperasikan pada semua kondisi operasi, pemilik
bendungan harus melakukan pemeliharaan bendungan secara rutin dan pada kondisi
keamanan yang sudah sangat menurun pemilik berkewajiban melakukan rehabilitasi
bendungan. Kegiatan pemeliharaan dan pemantauan bendungan adalah merupakan pilar ke II
dari Konsepsi Keamanan Bendungan yang harus dilaksanakan oleh pemilik bendungan.
Pemeliharaan didefinisikan sebagi merupakan pekerjaan rutin yg diperlukan untuk
memelihara bangunan dan sistem yang ada, mencakup: peralatan mekanik, listrik, hidrolik
dan sipil, agar tetap dalam kondisi aman dan berfungsi baik.
Petunjuk atau prosedur pemeliharaan suatu bendungan perlu dimutakhirkan secara terus-
menerus sesuai dengan kondisi terbaru bendungan.

6.3 Program Pemeliharaan


Setiap bendungan harus memiliki rencana/program rinci pemeliharaan rutin dan berkala bagi:
bendungan, bangunan pelengkap, peralatan hidromekanik-listrik, instrumentasi (sesuai
referensi pabrik), dll. Program pemeliharaan perlu dilengkapi dengan kebutuhan peralatan
khusus atau bahan yang diperlukan untuk pemeliharaan. Bila mungkin, lampirkan pula
gambar dan diagram untuk membantu pekerjaan.

6.4 Catatan Pemeliharaan


Kegiatan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan di lapangan harus selalu dicatat oleh petugas
OP untuk kemudian dilaporkan kepada pemilik/atasan pengelola bendungan dan sebagai
dokumen yang harus disimpan oleh pengelola bendungan yang sewaktu-waktu akan
diperlukan kembali untuk pertimbangan kegiatan pemeliharaan berikutnya maupun untuk
keperluan evaluasi keamanan bendungan. Isi laporan pemeliharaan mencakup antara lain:
kondisi bangunan, periode pemeliharaan setiap unit, kuantitas pekerjaan, bagaimana pek
pemeliharaan dilaksanakan, dll.
Dengan manajemen yang baik terhadap staf, tenaga kerja, peralatan dan bahan serta
informasi, akan dapat terselenggara dengan baik pelaksanaan pemeliharaan baik sistem
swakelola, borongan tenaga maupun pekerjaan. Untuk pelaksanaan pemeliharaan sistem

75
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

swakelola dan borongan tenaga, tugas, dan tanggung jawab serta jadwal pelaksanaan harus
diperjelas. Untuk sistem borongan pekerjaan, harus jelas pula untuk dokumen kontrak,
gambar desain, spesifikasi, dan lain-lain.
Guna mendukung manajemen staf dan tenaga kerja, pembinaan dilakukan diantaranya
dengan penyelenggaraan program pelatihan. Program ini akan dapat memberikan
pemahaman, penyegaran, dan pengenalan hal-hal baru. Demikian pula untuk manajemen
peralatan dan bahan perlu didukung dengan sistem penjagaan kontrol yang baik pada
pengadaan, penyimpanan, dan penggunaan.
Pemantauan kinerja dan evaluasi pelaksanaan dan program perlu dilakukan untuk
peningkatan efektifitas pelaksanaan. Bahan evaluasi harus lengkap dan akurat. Oleh karena
itu pengelolaan harus baik untuk pencatatan dan pengolahan informasi yang diperlukan
dengan lengkap dan akurat. Catatan tentang kegiatan dan pelaksanaan pemeliharaan perlu
dikelompokkan berdasarkan sifat dan petugas yang bertanggung jawab serta berdasarkan
sistem pelaksanaan swakelola, bas borong atau borongan pekerjaan.

6.5 Pemeliharaan Pencegahan dan Perbaikan


Panduan harus dilengkapi daftar simak yang sesuai dengan bendungan yang bersangkutan
untuk pemeliharaan pencegahan dan perbaikan.

76
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 6 - Pemeliharaan Pencegahan dan Perbaikan Tubuh Bendungan

No. Kegiatan : Tanggul, Puncak, dan Slope Bendungan Urugan Frekuensi


1. Pengendalian Erosi
Perbaikan alur-alur erosi dengan membersihkan material-meterial yang terlepas dan menggantinya Rutin : 3 bulan sekali dan
dengan material yang dipadatkan. Kerikil dan batuan kecil atau rumput tanam ditambahkan sesuai setelah cuaca buruk
kebutuhan di daerah yang rusak untuk mencegah erosi kemudian.
2 Pengendalian Tumbuh – tumbuhan
.
Pemotongan rumput setidak nya dua kali dalam setahun atau lebih memudahkan pengamatan visual Rutin :
dari permukaan tubuh bendungan.Pemangkasan pohon berukuran kecil dan semak semak .Jangan Minimal dua kali setahun
memangkas pohon besar dengan diameter dengan diameter lebih 15 cm tanpa saran dari tenaga ahli
bendungan
3 Perbaikan liang binatang
Perbaikan liang yang digali oleh binatang dengan pengisian tanah dipadatkan. Jika liang galian cukup Rutin :
luas, mintalah saran-saran tenaga ahli bendungan. Pemusnahan binatang penggali sebagai pemecahan Memeriksa galian setiap bulan
masalahini
4 Pembersihan Sampah
Pembersihan sampah pada lereng hulu, puncak bendungan, saluran apron pelimpah, dan saluran Periksa sampah setiap bulan
luncur.
5 Pemeliharaan Lereng

77
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

No. Kegiatan : Tanggul, Puncak, dan Slope Bendungan Urugan Frekuensi


Riprap : perbaikan batu riprap yang terbongkar dengan memasang kembali ke kemiringan aslinya Berkala :
dengan cara meletakkan kembali material dasar dan batu riprap. Periksa perlindungan lereng
Memperbaiki rongga-rongga dalam riprap dengan menambah atau memindahkan riprap. setiap tahun
Tanah-Semen : perbaikan kerusakan tanah-semen dengan cara menambal dengan beton
Keterangan: Jika masalah pada perlindungan lereng terus berlangsung, lakukan desain ulang sistem
perlindungan lereng dengan mengacu pedoman teknis.
6 Pemeliharaan jalan pada puncak bendungan
Pembersihan saluran drainase yang tersumbat. Buang tanaman apapun atau tanah yang mungkin Rutin : Periksa alat ukur setiap
menyumbat saluran. Pasang pagar atau kisi-kisi pada bangunan pengeluaran untuk mencegah bulan Periksa setiap bulan
masuknya hewan.
7 Pemeliharaan jalan pada puncak bendungan
Aspal Jalan: Penutupan retakan akibat pemakaian dan penuaan lapor ke seorang tenaga ahli untuk Rutin :
setiap retakan baru dan atau retakan yang membesar. Periksa alat ukur setiap bulan
Kerikil Jalan: Perbaiki ke kondisi asli bagian yang tererosi. Menambah kerikil sesuai yang diperlukan. Periksa puncak setiap bulan

8 Hand Rail dan Walkway


Pemeliharaan Walkway Bendungan agar tidak ada retakan yang semakin parah. Apabila retak Rutin : Periksa puncak secara
permukaan perbaiki dengan pelapis pasta semen. Apabila retak garis/celah perbaiki dengan grouting visual setiap hari
injeksi atau bahan epoxy) Berkala : Melakukan inspeksi
Pelihara Cat Handrail agar tetap terjaga dengan baik. Bertujuan agar besi tidak berkarat. puncak bendungan setiap tahun

Tabel 6 - Pemeliharaan Pencegahan dan Perbaikan Pelimpah dan Bangunan Pengeluaran

78
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

N
Kegiatan Bangunan Pelimpah dan Bangunan Pengeluaran Frekuensi
o
1) Pemeliharaan Beton, Lakukan perbaikan pada permukaan dan sambungan beton, meliputi: Rutin :
 Penambalan bagian yang pecah/lepas dengan melepas rekahan, dibersihkan dahulu, lalu Periksa kondisi beton setiap
ditambal dengan beton non susut / suatu zat perekat untuk beton. 4 bulan. Jika ada yang rusak,
Penguatan permukaan dengan pengecatan / pelapisan atau dengan menambah penulangan dimasukkan usulan tahun
(TERGANTUNG PERMASALAHAN YANG ADA). berikutnya.
 Perbaikan retakan minor dengan perekat atau injeksi epoksi (TERGANTUNG
PERMASALAHAN YANG ADA).
-Modul Defisiensi Material-
Sering terjadi kesalahpahaman dalam intepretasi modul.
Keterangan:
Konsultasikan dengan tenaga ahli bendungan sebelum bendungan melakukan perbaikan pada
sambungan dan permukaan beton. Masalah beton mungkin menjadi sebuah indikasi dari masalah
keamanan bendungan. Jaga sambungan beton dari vegetasi.
2) Pemeliharaan Vegetasi  di lereng hilir
 Potong rumput agar tetap pendek. Rutin : Periksa setiap tahun
 Cabut pohon-pohon kecil dan semak-semak yang akan mempengaruhi pemantauan / • Rutin : Periksa liang setiap
mengganggu pemantauan. tahun
 Penutupan liang binatang dengan menggali tanah lepas di sekeliling lubang dan mengisi • Berkala : Menghilangkan
tanah dengan pemadatan ke dalam lubang galian. atau memberantas binatang,
 Pertahankan pelindung timbunan dengan memperbaiki dan atau mengganti penurunan mutu sebagaimana diperlukan.
material (contoh rumput, riprap, dll) yang hilang karena erosi atau pengrusakan.  perlu • Rutin : Periksa erosi setiap
dipastikan jenis timbunan yang ada di lokasi, apakah rip-rap, rumput,dsb. Jika diameter tutun bulan dan sesudah cuaca
+ 1 m, baru memerlukan penambahan………………… buruk
3) Pemeliharaan Struktur Intake Periksa intake setiap bulan,
Bersihkan saringan sampah dengan membuang sampah. jika dapat diamati

79
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

N
Kegiatan Bangunan Pelimpah dan Bangunan Pengeluaran Frekuensi
o
Pemeliharaan log boom keamanan dan pelampung keamanan dengan melakukan:
 Perbaikan agar berfungsi
 Penggantian bagian log boom yang rusak
 Perbaikan dan penggantian angkor yang longgar atau hilang
(lihat uraian sebelumnya pada pemeliharaan kondisi beton dan logam)
4) Pemeliharaan Saliran Pelimpah : Rutin :
Buang semua hambatan apapun atau sedimen dari saluran spillway. Periksa hambatan dan
sedimen setiap bulan
5) Pemeliharaan Penstocks/Conduits : (Lihat uraian sebelumnya mengenai pemeliharaan logam) Rutin : Periksa saluran setiap
bulan
6) Pemeliharaan Pemecah Energi Berkala :
Pembersihan objek/gangguan dan yang dapat diambil (misalnya: batu besar, puing-puing, Periksa pemecah energi
tumbuh-tumbuhan, dll) setiap tahun
Jaga kolam olak tetap bersih Pelihara kolam olak dengan membersihkan riprap dan puing-puing
batu yang mengganggu. (mungkin perlu pengeringan kolam olak untuk membersihkan puing-
puing. Kolam olak kemungkinan perlu dikeringkan dan dibersihkan sekitar setiap 5 tahun,
tergantung pada kondisi sebelumnya setelah pengeringan terakhir)
7) Pemeliharaan Saluran Pembuang Berkala:
Pembersihan gangguan/penghalang dibawah saluran pembuang Periksa saluran pembuang
(lihat bagian sebelumnya mengenai pemeliharaan beton dan vegetasi) setiap tahun

Tabel 6 - Pemeliharaan Pencegahan dan Perbaikan Daun Pintu dan Transmisi Alat Angkat

80
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

No. Komponen Jenis Pemeriksaan/ Perawatan Periode Pemeriksaan


1. Body Pintu - Periksa secara visual dan pendengaran kemungkinan Setiap pengoperasian
emergency, adanya getaran dan suara yang tidak normal terjadi pada
Pemeliharaan & pintu ketika dioperasikan
Butterfly Valve Jika ada getaran dan suara yang tidak normal stop operasi
pintu dan laporkan hal tersebut untuk segera dilakukan
pemeriksaan khusus. 6 bulan
- Periksa dan kencangkan baut – baut yang kendor. Segera
ganti mur baut yang rusak atau hilang 6 bulan
- Periksa kemungkinan adanya kebocoran dari seal karet 6 bulan
- Periksa kondisi lapisan cat, perbaiki segera lapisan cat 1 tahun
yang rusak
- Periksa kondisi las struktur daun pintu dari kemungkinan
adanya keretakan atau kerusakan
Jika ada kerusakan dijumpai, laporkan hal tersebut untuk 1 tahun
segera dilakukan pemeriksaan dan perbaikan khusus
- Periksa secara visual dan pengukuran kemungkinan
adanya deformasi pada struktur gelagar utama daun pintu.
Jika ada deformasi dijumpai, laporkan hal tersebut untuk
segera dilakukan pemeriksaan dan perbaikan khusus.
2. Motor Listrik & - Periksa secara visual/
Worm Gear pendengaran kemungkinan adanya suara – suara yang
tidak normal didalam gear box ketika aktuator
dioperasikan. Setiap Operasi
Jika ada getaran dan suara yang tidak normal stop operasi
pintu dan laporkan hal tersebut untuk segera dilakukan
pemeriksaan khusus.

81
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

No. Komponen Jenis Pemeriksaan/ Perawatan Periode Pemeriksaan


- Periksa kemungkinan
adanya rembesan oli dari gear box. Ganti seal/ o-ring jika 1 bulan
terlihat adanya rembesan.
- Periksa dan kencangkan 3 bulan
mur baut yang kendor termasuk kabel glandnya
- Periksa level oli pada gear 60 bulan
box, jika kurang tambahkan oli yang sesuai dengan yang
ada
- Penggantian oli gear box
- Lakukan uji coba dengan
listrik dan manual termasuk kerja limit switch. Setting
ulang limit switch jika dikehendaki.

Tabel 6 - Pemeliharaan Pencegahan dan Perbaikan Panel Listrik


No. Komponen Jenis Pemeriksaan/ Perawatan Periode Pemeriksaan
1. Panel/ Kabinet a. Pembersihan dalam panel dari debu maupun serangga, dengan kompresor kecil 1 bulan
atau mesin penghisap debu
b. Periksa kondisi lapisan cat .Perbaiki segera lapisan cat yang rusak 6 bulan
2. Wiring 1 bulan
a. Periksa dan kencangkan baut koneksi kabel pada terminal kabel, relay – relay, 3 bulan
kemungkinan ada yang kendor
b. Bersihkan baut – baut koneksi kabel diterminal kabel dan relay – relay dari karat – 1 bulan
karat maupun kerak – kerak yang tumbuh dengan semprotan contactor cleaner
c. Periksa kemungkinan adanya kerusakan kabel / wiring. Ganti kabel yang rusak 1 bulan
3. Komponen Listrik a. Pembersihan komponen – komponen listrik yang terpasang dari debu maupun 1 bulan

82
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

serangga dengan mesin penghisap debu 3 bulan


b. Periksa dan yakinkan bahwa lampu – lampu indikasi, tombol – tombol operasi,
MCCB dan lain – lain komponen listrik yang terpasang dalam panel.
Ganti segera komponen yang rusak
c. Lakukan uji coba operasi dan ganti komponen – komponen listrik yang tidak
berfungsi normal/ rusak.

Tabel 6 - Pemeliharaan Pencegahan dan Perbaikan Instrumentasi


No Kegiatan Instrumentasi Frekuensi
1 Pencatatan data bacaan instrumentasi. Rutin :
Pengambilan semua bacaan instrumentaasi yang di perlukan sesuai jadwal yang di perlukan sesuai jadwal Pengambilan data rutin
yang ditetapkan. sesuai kebutuhan
Penggantian baterai untuk alat-alat yang menggunakan baterai.
Kalibrasi alat instrumen.
Pelumasan alat instrumen (misal, inclinometer yang beroda, membutuhkan pelumas khusus)
Genset  memerlukan bahan bakar solar, maintenance oli mesin, baterai dan aki (lebih direkomendasikan
aki kering, karena perawatannya lebih mudah). (Setiap 6 bulan), dan setiap minggu agar dinyalakan.
2 Pemeliharaan Instrumentasi Rutin :
Periksa intrumentasi dari kerusakan akibat cuaca, lalu lintas, atau vandalisme. (Mesin pemotong dapat Periksa instrument
membahayakan intrumen) Pastikan bahwa patok survey tetap tidak hilang atau terganggu. Jika perlu, sebelum mengambil
tambahkan bendera, tanda, atau pengamanan lain yang melindungi titik survey. Jaga alat ukur rembesan bacaan.
tetap bersih dan bebas dari hambatan.

83
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

 Pastikan semua intrumentasi bersih


 Periksa logam terbuka untuk memeriksa apakah berkarat atau tidak.
 Lapisi pelindung yang tepat untuk mencegah korosi pada logam terbuka.

Klasifikasi menjadi 2 instrumen dan disebutkan cara pemeliharaan masing-masing:


1. Flushing OW
2. Piezometer Pipa Terbuka

Tabel 6 - Pemeliharaan Pencegahan dan Perbaikan Peralatan Komunikasi


No Kegiatan Peralatan Komunikasi Frekuensi
1 Pemeliharaan Peralatan Komunikasi Rutin :
 Periksa apakah peralatan komunikasi kondisinya masih berfungsi. Ganti baterai pada walkie-talkie Periksa peralatan secara
secara periodik bulanan
 Uji coba operasi peralatan komunikasi setiap minggu untuk memastikan fungsinya masih baik. Rutin : Setiap minggu

Ditambahkan penguat sinyal/internet  sistem ijin / sewa?

Tabel 6 - Pemeliharaan Pencegahan dan Perbaikan Jalan Masuk


No Kegiatan Jalan Masuk Frekuensi
1 Pemeliharaan Jalan Akses termasuk saluran drainasenya.

84
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Periksa kondisi jalan akses. Pastikan bahwa jalan akses tetap bersih. Lakukan perbaikan jika Rutin : Periksa jalan masuk
dibutuhkan (termasuk jembatan, gorong-gorong,dll). setiap bulan

Jalan angkut / jalan hantar  dicek apakah masih digunakan.


Penerangan Jalan  menggunakan solar cell atau seperti apa.

85
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

6.6 Kalibrasi dan Perawatan


6.6.1 Pemeliharaan Pneumatic Piezometer
1. Pemeliharaan
a) Untuk alat baca (gauge pneumatic readout) tidak membutuhkan suplai daya
listrik, untuk proses penyimpanan alat tersebut harus disimpan pada suhu ruangan
normal dan tinglat kelembaban udaranya harus terjaga.
b) Lakukan proses flushing (pembersihan) udara pada kabel twin nylon tubing secara
berkala 2 – 4 minggu sekali, atau jika terdapat pembacaan yang anomaly agar
dapat dilakukan flusing terlebih dahulu untuk memastikan pembacaan tersebut
benar, dikarenakan untuk kabel twin nylon tubing sangat rentan sekali terdapat
udara yang terjebak sehingga dapat mempengaruhi responsif permbacaan.
2. Kalibrasi
a) Untuk penjadwalan kalibrasi manometer pada alat gauge pneumatic readout
harus dilakukan dalam tempo 1 tahun sekali secara rutin semenjak proses
kalibrasi terakhirnya.
b) Untuk penjadwalan kalibrasi tabung nitrogen dilakukan dalam periode 5 tahun
sekali secara periodic semenjak proses kalibrasi terakhirnya.

6.6.2 Pemeliharaan VW Total Stress Cells


1. Pemeliharaan
a) VW indicator Recorder (alat baca TSC) kelembabannya harus selalu
dijaga/dikontrol oleh desiccant.
b) Sebelum VW indicator digunakan, maka voltage alkaline batterynya harus dicek.
Jika voltage batterynya menunjukan nilai 4.8 V, maka battery tersebut harus
diganti dengan yang baru. Voltage dari alkaline battery yang baru adalah antara
6.1 V dan 6.3 V.
c) Rumah instrument tempat panel TSC disimpan yang berada di puncak bendungan
harus selalu dikunci saat tidak digunakan.
2. Kalibrasi
a) Sesuai anjuran dari pembuatnya (pabrik), VW Indicator untuk TSC sebaiknya
dikalibrasi setiap tahun oleh pembuatnya (pabrik) melalui pemasok alat
instrument tersebut.

86
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

6.6.3 Pemeliharaan Inclinometer


1. Proses Data
a) Jika voltage main battery dari alat baca (Data Mate) kurang dari 5.6 V harus
segera discharge. Pengisian battery paling lama 72 jam. Sedangkan backup
battery (lithium) harus diganti setelah 5-10 tahun sekali.
b) Humidity (kelembaban) didalam alat baca harus antara 20 – 60%, jika
kelembaban melebihi 75% maka desiccant didalam alat baca harus diganti dengan
yang baru atau desiccant lama dipanaskan 1210C didalam oven selama 16 jam.
c) Bersihkan kotak dan panel alat baca dengan ditergent dan air serta jangan
gunakan alcohol atau pembersih lainnya. Sedangkan jika jika konektor kotor
harus dibersihkan dengan sikat halus kalua perlu diberi alcohol sedikit.
d) Berikan roda-roda dan yoke dari probe inclinometer dan teteskan sedikit olie agar
dapat bergerak bebas dan halus.
e) Kabel kontrol inclinometer yang kotor harus dibersihkan dengan air bersih dan
tutup konektor kabel jangan dibuka pada saat membersihkan kabel. Begitu juga
saat kabel tidak digunakan, tutup konektor kabel jangan dibuka.
f) Pipa inclinometer di lapangan harus selalu ditutup dan dikunci saat tidak
digunakan.
2. Kalibrasi
a) Yang perlu dikalibrasi dari peralatan inclinometer adalah probenya (torpedo).
Probe inclinometer ini sebaiknya dikalibrasi setiap tahun melalui pemasok
instrument tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui bahwa probe tersebut perlu
dikalibrasi adalah dengan menghitung rata-rata jumlah dari hasil pembacaan
melalui alat baca (Data Mate), jika rata-rata jumlah dari hasil pembacaan lebih
dari 100 meter maka probe tersebut perlu dikalibrasi.

6.6.4 Pemeliharaan Settlement Plate


1. Pemeliharaan
a) Settlement Plate terdiri dari plat-plat magnet disepanjang pipa inclinometer. Jadi
dalam hal ini pipa inclinometer harus selalu ditutup dan dikunci saat tidak
digunakan.
b) Battery dari alat ukur Magnetic Extensometer harus selalu dicek sebelum
melaksanakan pengukuran dengan menyalakan lampunya dan belnya. Apabila

87
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

lampunya tidak menyala dan belnya tidak berbunyi maka battery harus segera di
charge.
2. Kalibrasi
a) Alat ukur untuk mengukur plat-plat magnet ini adalah pita meteran biasa dari plat
baja yang dilapisi semacam plastic dan tidak perlu kalibrasi.

6.6.5 Pemeliharaan Observation Well (OW)


1. Pemeliharaan
a) Untuk menjaga keamanan Observation Well (OW), maka tutup pipa dan tutup
box pengamannya. Selalu terkunci jika tidak sedang dilaksanakan pengukuran.
b) Baterai dari alat Water Level Indicator (Dip Meter) sebaiknya dikeluarkan saat
alat tersebut tidak digunakan, dan baterainya dicek saat water level indicator akan
digunakan dengan membunyikan belnya.
c) Probe pengukur kedalaman muka air serta penggulung kabel adalah unit alat
sederhana yang diharapkan dapat digunakan dengan baik dalam waktu cukup
lama. Setelah selesai digunakan kabel segera dibersihkan dan digulung Kembali
kedalam wadah penggulung, probenya juga harus di lap sampai kering untuk
mencegah agar baterai tidak kehilangan daya listrik secara tak sengaja. Pada alat
ukur tinggi muka air buatan Soil Instrumen (Pabrik yang mengeluarkan alat) tidak
terdapat kenop on/off, aliran listrik otomatis akan timbul lewat probe bila ujung
probe tersentuh air. Untuk menjaga kemungkinan timbulnya aliran listrik tak
sengaja, baterai harus dilepas bila alat tidak akan digunakan dalam waktu lama.
2. Kalibrasi
a) Alat Water Level Indicator (Dip Meter) adalah berupa meteran biasa yang
dilengkapi dengan bel, meteran biasa yang telah didesain untuk tidak berubah
panjang pada perubahan suhu yang tidak extrem sehingga kalibrasi tidak
diperlukan.

6.6.6 Pemeliharaan Strong Motion Acceleograph


1. Pemeliharaan
a) Main Battery harus diganti setiap 3 tahun dan Backup Battery diganti setiap 5
tahun.
b) Voltage dari Main Battery dan Charger harus dicek setiap tahun.

88
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

c) Voltage dari Main Battery harus antara 11.8 – 13.2 V, sedangkan Charger harus
13.8 V.
d) Kondisi fisik dari Strong Motion Acceleograph harus dicek setiap tahun, seperti
apakah keadaan kabel dan konektornya ada dalam kondisi baik dan hubungan
setiap konektornya poisisinya tepat.
2. Kalibrasi
a) Untuk mengetahui bahwa Strong Motion Acceleograph perlu atau tidak perlu
kalibrasi adalah dengan melakukan “Self Test” sekurang-kurangnya satu tahun
sekali. Perbedaan amplitude antara sebelumnya dan saat dilakukan test harus
tidak lebih dari 5%, dan jika lebih dari 5% maka pemasok atau pabriknya harus
dihubungi karena kemungkinan diperlukan kalibrasi pabrik.

6.6.7 Pemeliharaan Alat Ukur Rembesan (V-Notch)


1. Pemeliharaan
a) Untuk menjaga akurasi alat ukur V-Notch, maka kolam V-Notch harus selalu
bersih. Jika ada benda-benda terapung harus dibuang, begitu juga jika ada
endapan pada dasar kolam harus dibersihkan dengan dikuras (flushing).
b) Angka-angka serta garis petunjuknya pada staff gauge (mistar) yang berada di
saluran V-Notch harus jelas dapat terbaca. Jika kotor harus dibersihkan dan jika
catnya mengelupas harus dicat ulang.
2. Kalibrasi
a) Peralatan untuk mengkalibrasi V-Notch adalah cukup disediakan ember yang
sudah dihitung volumenya dan sebuah stop-watch. Dengan ketinggian air tertentu
yang melimpah diatas V-Notch, limpahan airnya ditampung dengan ember
sampai penuh dan lamanya waktu penampungan dicatatat dengan stop-watch.
Sehingga debitnya bisa diketahui dengan membagi volume ember dengan waktu
lamanya pengisian ember. Hal ini dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, lalu
dihitung rata-ratanya. Debit rata-rata hasil pengukuran dibandingkan dengan debit
hasil perhitungan berdasarkan rumus yang digunakan dan jika terjadi perbedaan
yang besar antara keduanya, maka koefisien dari rumus yang digunakan harus
dirubah dan disesuaikan dengan hasil pengukuran.

89
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

6.6.8 Pemeliharaan Surface, Crest Movement Point (Patok Geser)


1. Pemeliharaan
a) Penomoran dari semua patok geser yang sudah terpasang harus terbaca jelas, dan jika
nomernya tidak jelas atau rusak harus dibuat baru / dicat ulang.
b) Koordinat dan elevasi dari Reference Movement Point (titik acuan pengukuran) harus
dicek setiap tahun atau 6 bulan sekali.
2. Kalibrasi
a) Yang perlu dikalibrasi adalah peralatan ukur survey nya, untuk mengukur koordinat
dan elevasi yaitu Theodolite dan Waterpass sebaiknya dilaksanakan kalibrasi alat
disetiap tahunnya.

6.6.9 Pemeliharaan Open Standpipe Piezometer (OSP)


Pemeliharaan Open Standpipe Piezometer sama dengan pemeliharaan Obeservation Well
pada Sub Bab.6.5.

6.6.10 Pemeliharaan Automatic Water Level Recorder (AWLR)


1. Pemeliharaan
a) Data Logger Periksa Aki masih berfungsi atau tidak
b) Sensor Radar dibersihkan apabila ada Kotoran yang menyangkut pada bagian sensor
2. Kalibrasi
a) Sensor Radar yang digunakan untuk membaca tinggi muka Air

6.6.11 Pemeliharaan Water Level Gauge atau Papan Duga Air


Papan duga air dibuat dari plat besi yang anti karat. Pemeliharaan dilakukan dengan
membersihkan bidang papan duga air bila tertutup lumut atau sampah agar garis-garis
meteran papan duga tetap dapat terlihat dengan jelas. Pemeliharaan rutin berdasarkan
kondisional keadaan papan duga tersebut.

90
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB VII
PETUNJUK PEMANTAUAN
BAB VII PETUNJUK PANTAUAN
7.1 Lingkup Pekerjaan Pemantauan
Lingkup pekerjaan pemantauan :
1. Pengukuran/pembacaan instrument dan evaluasi datanya
2. Pemeriksaan Bendungan Beserta Waduknya
3. Uji Operasi peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan
Kegiatan pemantauan dan pemeriksaan Bendungan Beringin Sila dilakukan berdasarkan
sarana dan prasarana yang ada di Bendungan Beringin Sila, yaitu :
1. Pore Pressure Meter di timbunan dan pondasi tipe kawat getar
Alat ini berfungsi untuk mengukur tekanan air pori pada timbunan dan pondasi.
Alat ini dipasang pada STA 6 +40 m (tengah), STA 4 + 40 m (kiri) dan STA 7 + 60
m(Kanan).
2. Patok Geser Puncak Bendungan
Alat ini berfungsi untuk mengukur gerakan horizontal dan vertikal permukaan
puncak tubuh bendungan.
3. Patok Geser Lereng Bendungan
Alat ini berfungsi untuk mengukur gerakan horizontal dan vertikal permukaan
lereng tubuh bendungan
4. Inclinometer:
Alat ini berfungsi untuk mengukur gerakan horizontal tubuh bendungan pada
setiap interval kedalaman tertentu, alat ini dipasang pada STA 4 + 35 m , STA 6 +
35 m dan STA 7 + 55 m.
5. Multi-layer settlement:
Alat ini berfungsi untuk mengukur penurunan tubuh bendungan pada setiap
interval kedalaman tertentu, alat ini dipasang pada STA 4 + 35 m , STA 6 + 35 m
dan STA 7 + 55 m.
6. Sumur Pengamatan
Alat ini berfungsi untuk mengukur kedalaman muka air tanah. Direncanakan
dipasang sebanyak 3 buah OH pada bagian hilir sandaran kanan, dan 3 buah OH
pada bagian hilir sandaran kiri.
7. Strong Motion Accelerograph

91
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Alat ini berfungsi untuk mengukur besarnya gempa yang terjadi.


8. Pengukur Rembesan
Alat ini berfungsi untuk mengukur debit rembesan yang melalui tubuh bendungan
dan pondasi bendungan.
9. Papan Duga Muka Air
Alat ini berfungsi untuk mengukur muka air secara manual, yaitu dengan bantuan
skala pada papan.
10.Pengukur Hujan Otomatis
Alat ini berfungsi untuk mengukur curah hujan secara otomatis
11.Open Stand Pipe
Alat ini berfungsi untuk mengukur tekanan air pori dalam tubuh bendungan

92
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 7.1 Denah Instrumentasi Bendungan Beringin Sila

93
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 7.2 Potongan Memanjang Instrumentasi Bendungan Beringin Sila

94
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 7.3 Potongan Melintang STA 6+40 dan STA 6+35

95
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 7.4 Potongan Melintang STA 4+40 dan STA 4+35

96
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 7.5 Potongan Melintang STA 7+40 dan STA 7+35

97
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 7.6 Denah dan Detail V-Notch

98
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

7.2 Kegiatan Pokok Pemantauan Bendungan


Pemantauan atau pengamatan khusus pada tahap konstruksi yang sudah dilaksanakan antara
lain sebagai berikut.

7.2.1 Pemantau Tekanan Air Pori/ Pisometer tipe Kawat Getar (Vibrating Wire
Piezometer)
Pada bendungan Beringin Sila direncananakan 35 buah pisometer tipe vibrating wire (dengan
notasi PP dan P) yang dipasang segera setelah selesai konstruksi, 8 buah pada fondasi dan 27
buah pada tubuh bendungan. Pisometer tersebut terpasang pada profil STA. 6+40, STA. 4+40
dan STA. 7+60.
Seluruh kabel pisometer tersebut dihubungkan ke rumah terminal (Shelter) yang selanjutnya
dihubungkan ke Automatic Data Logger yang tersimpan di Rumah Instrumentasi.
Fungsi :
Mengukur/ memantau tekanan air pori
Cara Kerja Alat Baca :
Pisometer ini terdiri dari seutas kawat getar direntangkan pada pusat diafragma di dalam pipa
piesometer (tip) yang pada bagian tengahnya ditempatkan sebuah massa kecil.
Besar kecilnya defleksi yang terjadi pada diafragma akibat tekanan air pori menyebabkan
perubahan resonansi getaran pada kawat getar. Getaran kawat akan menimbulkan medan
magnet dengan frekwensi tertentu dan menimbulkan suatu arus di dalam kumparan pada
frekwensi yang sama.
Prosedur Pembacaan :
Frekwensi getaran diukur pada alat pembacaan yang ditempatkan pada terminal pembacaan,
data dihitung dengan menggunakan tabel kalibrasi yang telah dibuat sebelumnya.
Data yang diperoleh dikoreksi dengan perhitungan :
Tekanan air pori (mH2O) = zero reading x gauge factor
Keterangan :
Zero reading : pembacaan awal vibrating wire piesometer
Gauge factor : pembacaan hasil kalibrasi
Rumus perhitungan tekanan air pori telah terseting pada program “LoggerNet” sehingga saat
data pembacaan piesometer yang telah tersimpan pada data logger didownload, otomatis akan
mendapatkan hasil konversi dari reading ke tekanan air pori.
Hasil pengukuran dicatat kemudian dilakukan plotting pada grafik.

99
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Perawatan :
Perawatan alat baca dapat mengikuti sesuai manual yang dikeluarkan oleh pabrikan.

7.2.2 Patok Geser


Untuk memantau gerakan eksternal (gerakan permukaan), pada Bendungan Beringin Sila
direncanakan dipasang patog geser. Patok Geser Puncak Bendungan berfungsi untuk
mengukur gerakan horizontal dan vertikal permukaan puncak tubuh bendungan dan Patok
Geser Lereng Bendungan berfungsi untuk mengukur gerakan horizontal dan vertikal
permukaan lereng tubuh bendungan.
Terdapat 23 buah patok geser puncak bendungan (dengan notasi CP) dan 36 buah patok geser
lereng bendungan (dengan notasi SP).
Fungsi patok geser ini adalah untuk mencari indikasi pergerakan tubuh bendungan. Indikasi
pergerakan titik-titik ini dapat bergerak kearah x,y,z Pergerakan titik titik ini
mengindikasikan adanya settlement/penurunan yang terjadi pada tubuh bendungan.
Alat Baca :
Alat ukur untuk mengkur posisi (koordinat) yaitu total station dan elevasi titik pengukuran
yaitu water pass.
Prosedur Pembacaan :
Pengukuran posisi dan elevasi hendaknya mengacu pada titik-titik referensi/titik ikat (point of
reference) yang terpasang secara tetap (permanent). Titik referensi di tempatkan pada puncak
bendungan pada sisi hulu dan hilir. Baca perubahan yang terjadi x,y,z setiap pengukuran
/bacaan.
Hasil pembacaan kemudian dicatat, kemudian dilakukan plotting pada grafik.
Hasil pencatatan dan penggambaran grafik selanjutnya dapat diinterpretasikan yaitu nilai-
nilai deformasi diperoleh dari bacaan x,y,z yaitu :
x = pergeseran di sepanjang as bendungan
y = pergeseran (defleksi sudut) ke arah hulu atau hilir
z = perubahan elevasi akibat pergeseran vertikal (dengan water pass)
Perawatan :
- Patok-patok yang ada (Patok Referensi maupun Patok Geser di puncak bendungan)
hendakya dijaga agar tetap dalam posisinya
- Secara rutin dilakukan pengecatan pada patok-patok yang ada.
- Perawatan alat baca dapat mengkuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrikan

100
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

- Secara berkala dilakukan kalibrasi alat baca pada laboratorium kalibrasi alat
7.2.3 Inklinometer dengan Multilayer Setlement
Pada Bendungan Beringin Sila direncanakan dipasang 3 set Pipa Inklinometer untuk
memantau deformasi arah horisontal yang sekaligus dipasang dengan multilayer setlement
untuk memantau deformasi arah vertikal (settlement).
Inklinometer yang terpasang sebanyak 3 unit, dengan rincian
IM-1 pada STA 6+35 (El. dasar +42.00),
IM-2 pada STA 7+55 (El. dasar +56.62),
IM-3 pada STA 4+35 (El. dasar +76.62).
Fungsi digunakan untuk memantau pergerakan lateral pada tubuh bendungan.
Alat Baca :
- Probe dilengkapi dengan transducer
- Kabel elektronik berskala
- Unit pembacaan (read out) berupa PDA yang dihubungkan dengan torpedo (probe) dengan
kawat elektronik berskala melalui bluetooth
- Program “in-site” sebagai media untuk data yang tersimpan pada PDA.
Prosedur Pembacaan :
- Ukuran pertama untuk menentukan profil awal casing dan selanjutnya untuk memantau
perubahan yang terjadi
- Pengukuran kemiringan torpedo diukur dengan 2 gaya seimbang berupa servo
accelerometer
- Servo pertama mengukur kemiringan yang terjadi pada bidang sejajar dan servo kedua
mengukur kemiringan pada bidang tegak lurus dengan bidang pertama
- Pemantauan secara periodik dengan mengukur besarnya dihitung dari pengurangan
pembacaan awal terhadap pembacaan akhir
- Pembacaan awal digunakan sebagai dasar referensi terhadap pembacaan berikutnya
- Data yang tersimpan pada PDA dapat ditransfer ke program “in-Site” untuk diolah hingga
menjadi grafik penyimpangan.
Hasil pengukuran dicatat, kemudian dilakukan plotting pada grafik. Hasil pengukuran
kemiringan dikonversikan ke penyimpangan secara lateral. Penyimpangan pada 2 bacaan
yang berurutan = L sin , dimana:
- o = arc sin penyimpangan (mm) / L (mm)
- L = panjang alat sensor

101
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

- o = sudut kemiringan

Perawatan :
- Perawatan dan kalibrasi probe/alat baca dapat mengikuti petunjuk/manual yang
dikeluarkan oleh pabrikan
- Boks pelindung bagian atas instrumen, secara rutin dilakukan pengecatan agar lokasi
inclinometer mudah ditemukan. Pada bagian boks pelindung harus terdapat lubang untuk
mengalirkan air dari dalam lubang apabila terkena air hujan
- Lubang pipa inclinometer diberi tutup agar tidak kemasukan benda-benda (kerikil,
binatang dll) serta tutup tersebut mudah dibuka.
- Area sekitar lubang inclinometer secara rutin dibersihkan, sehingga lokasi inclinometer
mudah untuk dilihat.

7.2.4 Sumur Pengamatan


Pada bendungan Beringin SIla direncanakan dipasang 6 buah sumur pengamatan (dengan
notasi OH) dimana terdapat 3 buah di hilir sandaran sebelah kiri dan 3 buah di hilir sandaran
sebalah
Fungsi :
Mengukur/ memantau muka air tanah di hilir tubuh bendungan
Alat baca :
Dipmeter berupa sensor (probe) dengan pita ukur (measuring tape) yang tergulung pada
cable drum. Panjang pita ukur adalah 30 meter dengan gradasi dalam cm dan mm
Prosedur Pembacaan :
- Pembacaan dilakukan dengan memasukkan sensor ke dalam pipa OH sampai menyentuh
air
- Pada saat sensor menyentuh permukaan air, buzzer yang ada dalam kabel drum akan
berbunyi
- Catat kedalaman air saat buzzer tersebut berbunyi
- Elevasi muka air dalam pipa dapat diperoleh dengan mengurangi elevasi puncak pipa OH
dikurangi dengan kedalaman air saat buzzer tersebut berbunyi.
- Hasil pengukuran dicatat, kemudian dilakukan plotting pada grafik.
Perawatan :
- Perawatan alat baca dapat mengikuti petunjuk/manual yang dikeluarkan oleh pabrikan

102
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

- Boks pelindung bagian atas instrumen, secara rutin dilakukan pengecatan agar lokasi pipa
OH mudah ditemukan. Pada bagian boks pelindung harus terdapat lubang untuk
mengalirkan air dari dalam lubang apabila terkena air hujan
- Lubang pipa OH diberi tutup agar tidak kemasukan benda-benda (kerikil, binatang dll)
serta tutup tersebut mudah dibuka.
- Area sekitar instrumentasi secara rutin dibersihkan, sehingga lokasi OH mudah untuk
dilihat.
- Perawatan pipa/lubang piesometer dapat dilakukan dengan cara flushing yang dilakukan
tidak satu tahun 2 (dua) kali.

7.2.5 Pemantau Rembesan/Bocoran


Pada bendungan Beringin Sila direncanakan memasang 1 buah pemantau rembesan tubuh
bendungan yang terletak di kaki bendungan bagian hilir di STA 6+80, berupa V-notch Weir.
Dipergunakan untuk mengukur rembesan yang terjadi pada tubuh bendungan.
Cara pengukurannya dapat dilakukan membaca tinggi muka air pada peil scal yang terpasang
pada bagian hulu V-notch. Hasil pembacaan (dalam cm) dikonversikan dalam liter/dtk
dengan menggunakan rumus sesuai dengan persamaan yang dikeluarkan oleh pabrikan.
Cara lain adalah menggunakan gelas ukur dan watch, air yang tumpah melewati V-notch
ditampung dalam gelas ukur selama beberapa detik (misal 5 detik), catat berapa volume air
dalam gelas ukur selama waktu tersebut. Kemudian konversikan dalam satuan l/det.
Hasil pengukuran dicatat ,kemudian dilakukan plotting pada grafik.
Perawatan :
- Perawatan dapat dilakukan dengan cara membersihkan secara rutin area sekitar V-notch
- Membersihkan secara rutin sedimen (bila ada) yang mengendap di bagian hulu dan hilir
notch

7.3 Pelatihan
Para petugas pemantauan baik petugas OP pemantauan maupun pengamat/supervisor harus
personel yang berkemampuan yang telah dilatih atau memperoleh pelatihan dari tenaga ahli
instrumentasi dan tenaga ahli geoteknik. Para petugas yang pernah bertugas selama
pelaksanaan konstruksi yang melakukan pemasangan dan pengamatan instrumentasi akan
sangat memahami tugasnya. Program pelatihan perlu diselenggarakan bagi para petugas

103
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

pemantauan untuk penyelengaraan pengetahuan dan pemberian pengetahuan bagi petugas


yang tidak terlibat saat pelaksanaan konstruksi.

PEMANTAUAN

PENGUKURAN/ PEMERIKSAAN UJI OPERASI


PEMBACAAAN

1x per minggu – per 6 bulan Rutin: harian sampai bulanan 2 x per tahun
Berkala: ½ tahunan
Besar : 5 tahunan

1. Petugas O&P (pengamat, juru dan pekerja) : Pengukuran/pembacaan


Pemeriksaan, membantu pelaksanaan uji operasi.

2. Engineers/supervisors yang berpengalaman: interpretasi hasil


pemantauan petugas O&P, pengukuran, uji operasi dan laporan
tahunan

3. Tim tenaga ahli bendungan : melakukan pemeriksaan besar

Gambar 7 - 7 Bagan Kegiatan Pokok Pemantauan Bendungan dan Petugas yang


Terlibat

7.4 Prosedur Pembacaan


Prosedur pembacaan dan pengumpulan data harus dimulai dengan sebuah jadwal berdasarkan
frekuensi yang ditentukan dengan baik. Jadwal tergantung pada ketentuan yang ada.
Ketentuan itu tergantung pada karakteristik instrument, kondisi lapangan, kegiatan konstruksi
atau kejadian luar biasa. Jadwal harus disusun berdasarkan kondisi atau pembacaan
instrument yang dibutuhkan. Prosedur pembacaan dan pengumpulan data harus mengikuti
petunjuk berikut ini :
1) Konsistensi personel
Data akan benar-benar konsisten jika pembacaan dan pengumpulan oleh personel
yang sama. Jika hal ini tidak mungkin dilakukan, harus mempunyai pembaca

104
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

pengganti (backup) yang juga memahami instrumen itu. Personel pengumpulan data
harus membaca instrument dengan cara yang sama setiap waktu yang ditentukan.
2) Konsistensi alat baca
Dengan menggunakan unit alat baca yang sama untuk membaca instrument pada
setiap waktu yang ditentukan akan menghasilkan bacaan yang paling konsisten. Alat
baca harus dihubungkan atau disesuaikan dengan cara yang sama untuk setiap
pembacaan. Unit pembacaan jangan ditukar tempat sebab hasil pembacaan akan
tergantung pada unit baca, dan kombinasi transduser.
3) Pembacaan beragam
Pembacaan yang beragam harus diambil nilai yang paling mewakili.
4) Koordinasi pembacaan instrument
System instrumentasi harus didesain dari jenis-jenis instrument berbeda yang dapat
menunjukan perubahan dalam kondisi yang sama, dan selang waktu yang sama. Oleh
karena itu, nilai bacaan dari instrument yang perlu dibandingkan harus dibaca pada
waktu yang hampir bersamaan.
5) Pembacaan suatu instrument harus dibandingkan dengan data bacaan yang lalu
Untuk instrumen yang sama hasil pembacaan harus dibandingkan dengan hasil
pembacaan yang lalu. Bila terjadi perbedaan pembacaan perlu dipelajari/dievaluasi.
Perbedaan ini harus dikoreksi bila akibat dari perubahan kondisi instrumen atau
kesalahan metode pembacaan. Namun perbedaan ini dapat pula akibat dari terjadinya
penyimpangan perilaku bendungan.
6) Catatan data
Data instrumentasi harus mencangkup hasil pembacaan alat, dan setiap informasi
yang mengidentifikasi proyek, instrument, unit baca, pembaca, waktu, dan tanggal,
pengamatan visual, iklim, keterangan, dan setiap kondisi lapangan yang mungkin
mempengaruhi data hasil pembacaan. Semua pemeriksa kalibrasi, nilai rata-rata atau
median harus diperlihatkan. Data terdiri dari catatan lapangan atau lembaran data
lapangan atau arsip data komputer, dan arsip asli.
Sumber informasi untuk mengidentifikasi proyek dapat disimak pada tabel berikut.

105
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 7 - Sumber dan Informasi


Sumber Informasi yang Tersedia
Laporan desain, spesifikasi dan gambar purna  Deskripsi bendungan dan bangunan
bangun termasuk instrumentasi pelengkap dan tebing-tebing berpotensi
bahaya.
 Tipe dan lokasi instrumentasi, patok geser
dan alat ukur air rembesan.

Laporan dan catatan pelaksanaan serta foto-  Material pelaksanaan konstruksi


foto  Metode penimbunan dan pemasangan
instrumentasi
 Macam dan lokasi instrumentasi

Petunjuk operasi instrumen  Cara dan perlengkapan pembacaan


 Perawatan dan kalibrasi instrument

Laporan pemantauan selama masa  Gambar purna pasangan : macam dan


pelaksanaan lokasi
 Data bacaan dan grafik
 Macam dan jumlah instrument yang masih
berfungsi
 Perilaku bendungan dan evaluasinya
selama pelaksanaan konstruksi

Laporan-laporan khusus/luar biasa  Perilaku keamanan dan evaluasinya


 Masalah dan solusi
 Rekomentasi tindakan-tindakan yang harus
dilakukan beserta urutan prioritas.
Laporan-laporan OP Bendungan :  Masalah operasional
 Laporan Operasi  Pelaksanaan tindak darurat sesuai
 Laporan Pemeliharaan rekomendasi : pemeliharaan kecil
(pencegahan, terjadwal, monitoring) dan
pemeliharaan besar.

7) Entri data
Sebelum entri data petugas perlu membaca data pengukuran sebelumnya dari buku
lapangan kemudian membandingkan hasil pembacaan baru dengan data pembacaan
sebelumnya. Dari pembandingan tersebut terdeteksi kemungkinannya perbedaan
bacaan yang mencolok. Bila terjadi kondisi yang demikian pembacaan perlu diulang
Kembali untuk memperoleh hasil bacaan yang benar. Kesalahan pembacaan dapat
terjadi karena alat, metode atau petugasnya.
Data instrumen yang dicatat dalam buku lapangan harus segera dipindahkan atau di
entri ke dalam arsip komputer untuk mencegah hilangnya data karena hilangnya atau
rusaknya buku lapangan. Hasil entri data harus diperiksa ulang untuk mengetahui

106
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

kemungkinan adanya kesalahan dalam entri data yang memerlukan koreksi. Buku
data lapangan yang digunakan untuk mencatat data lapangan secara langsung harus
mencangkup pembacaan semua faktor yang diperlukan. Pembacaan Sebagian dari
instrument jenis vibrating wire/elektrik mungkin memerlukan perangkat data seperti :
flash disk, atau komputer (laptop) untuk membacanya.
8) Komunikasi
Komunikasi diantara personel yang bertanggung jawab atas pengumpulan data,
pemprosesan data, pengkajian ulang data, dan analisis data merupakan faktor penting
dalam proses pengumpulan data. Personel pengumpulan data harus berkomunikasi
dengan personel pengkajian, dan analisis data dalam semua kondisi yang dapat
mempengaruhi hasil pembacaan. Personel pengkajian, dan analisis data harus
berkomunikasi tentang hasil pekerjaannya dengan peronel pengumpulan data, untuk
menunjukan apakah instrument itu membaca dengan benar, apakah instrument
berjalan dengan benar, apakah jadwal pembacaan tepat dan lain-lain.
9) Pembacaan dini terhadap kondisi luar biasa
Pembacaan di luar batas yang ditentukan harus segera dilaporkan. Personel yang
berkepentingan harus segera diberitahu bahwa telah menjadi masalah atau situasi
berbahaya, dan agar melakukan Langkah-langkah sesuai dengan Paduan Operasi
dan Pemeliharaan serta Rencana Tindak Darurat. Komunikasi, dan kerja sama
antara semua pihak yang terlibat dalam tambahan data sangat diperlukan terutama jika
muncul permsalahan.
10) Pertimbangan khusus untuk pengumpulan data otomatik
Pemgumpulan data otomatik dapat disesuaikan dengan frekuensi pengumpulan data
untuk mengetahui perilaku keamanan bendungan secara lebih terperinci. Misalnya,
jika suatu kejadian pada sebuha waduk menyebabkan elevasi waduk berfluktuasi
secara cepat, frekuensi pengumpulan data harus dirubah untuk mencatat pengaruh
kejadian. Pembacaan data secara otomatik yang berada di atas nilai batas yang
ditentukan harus diperiksa. Pemeriksaan awal data ini akan membantu untuk
menjamin ketelitian atau koreksi tidak terlambat dilakukan.

7.5 Pengolahan Data


7.5.1 Pemprosesan Data
Reduksi dan pemprosesan data terdiri dari proses konversi data mentah lapangan ke dalam
nilai-nilai Teknik yang berarti, dan harus dipresentasikan dalam bentuk grafik agar dapat

107
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

dipakai untuk analisis dan interpretasi. Beberapa konstanta kalibrasi mungkin diperlukan
untuk mengkonversikan pembacaan lapangan ke nilai-nilai Teknik. Pada waktu lampau
konversi ini harus dilaksanakan secara manual, tetapi sekarang dapat dan harus dilakukan
secara manual, tetapi sekarang dapat dan harus dilakukan dengan komputer untuk
menghilangkan kesalahan konversi. Jika memungkinkan reduksi dan pemprosesan data
instrumentasi diselesaikan di lapangan, agar anomaly pembacaan, kesalahan atau instrument
yang tidak berfungsi dengan baik dapat segera diidentifikasi, dan koreksi.
1) Batas waktu untuk reduksi, dan pemprosesan data
Pengiriman data bacaan instrument dari lokasi proyek ke kantor pengolahan data
untuk reduksi, pemrosesan, dan pengkajian harus dilakukan secara tepat waktu.
Pengiriman data dapat dilakukan melalui faksimili, jaringan internet lewat komputer
setempat atau pelayanan surat ekspres. Semua data instrumentasi harus direduksi dan
diproses secepat mungkin terutama pada saat banjir besar ketika waduk terisi penuh,
dan bocoran meningkat secara drastis.
2) Pemeriksaan kesalahan
Pemeriksaan kesalahan data instrumentasi harus dikerjakan pada setiap tahap
pengumpulan, dan pemrosesan (dari pembacaan instrumen di lapangan sampai dengan
interpretasi akhir data bacaan). Pemeriksaan harus dimulai dengan koreksi terhadap
nilai data bacaan untuk memastikan bahwa pembacaan telah tercatat dengan baik pada
buku lapangan lembaran data lapangan atau untuk digunakan dalam bentuk pelaporan
atau rangkuman secara tabelaris. Pembacaan instrumen harus dibandingkan dengan
pembacaan pada kurun waktu yang ditentukan oleh kantor pengkaji dan dengan
pembacaan awal dalam kondisi yang sama. Penyesuaian dengan potensi kejadian
harus ditentukan.Pembacaan adanya anomali harus diidentifikasi, dan diperiksa jika
perlu.Lembaran data harus mencerminkan anomali pembacaan dan kemungkinan
sebab-sebab kesalahan pembacaan tersebut.
3) Metode reduksi dan pemprosesan
Program komputer sederhana harus digunakan untuk mempercepat proses reduksi
data. Koreksi terhadap kesalahan penulisan harus dilakukan dengan hati-hati.Program
yang digunakan untuk mereduksi data instrumentasi harus diujidan diverifikasi secara
hati-hati oleh pemakai untuk memastikan bahwa program itu telah beroperasi dengan
benar dengan kisaran nilai data instrumen yang diharapkan.
Program komputer ini berkisar dari program tunggal yang hanya melaksanakan
perhitungan reduksi data ke database yang kompleks, dan program yang didesain

108
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

untuk reduksi data dari beberapa jenis instrumen berbeda.Database yang lebih
kompleks dapat digunakan untuk data storage pada media elektronik, plot hasil data,
beberapa analisis pendahuluan, dan pengelolaan arsip riwayat pembacaan
instrumen.Program komputer dianjurkan digunakan untuk reduksi data, data storage,
dan plot secara grafik.Bagaimanapun hebatnya program komputer yang digunakan,
namun perlu dilakukan pemeriksaan manual perhitungan data secara periodik, dan
hasil-hasil perhitungan personel instrumentasi yang berpengalaman.Dengan
menggunakan sistem komputer, prosedur atau jadwal waktu untuk membackup data
merupakan langkah penting dalam pemrosesan data.Database yang terkait, seperti
paket database instrumentasi yang dikembangkan oleh Corps of Engineers, sangat
bermanfaat dalam semua tahap pengelolaan data.

7.5.2 Presentasi Data


Presentasi data dalam bentuk tabelaris tidak dapat dipakai untuk melihat kecenderungan dari
suatu hasil pemantauan instrumen sehingga tidak dapat dilakukan untuk melakukan evaluasi
tingkat keamanan bendungan. Grafik berupa plot data instrumen yang merupakan fungsi dari
waktu sangat diperlukan untuk membandingkan secara visual antara perilaku sebenarnya dan
perkiraan, mendeteksi kesalahan data, menentukan kecenderungan atau pengaruh siklik,
membandingkan perilaku dengan instrumen lain, memperkirakan perilaku yang akan datang,
dan menentukan kebutuhan pemeliharaan instrumentasi. Berbagai jenis grafik dapat
membantu dalam evaluasi tentang kondisi bendungan. Beberapa contoh disajikan berikut ini :
1) Grafik Riwayat Waktu
Grafik riwayat waktu menunjukkan hubungan waktu dengan perubahan parameter.
Parameter seperti muka air, rembesan, tekanan airpori, deformasi dan temperatur
dapat diplot terhadap waktu. Pembuatan grafik juga dapat diplot dalam 2 sumbu,
elevasi pada sumbu-y, dan waktu pada sumbu-x.
2) Plot Posisi
Plot posisi menunjukkan perubahan parameter (muka air, temperatur, defleksi, dan
lain-lain) versus posisi instrumen.Posisi ini dapat ditunjukkan sebagai potongan
melintang, koordinat X-Y, stasiun, offset, atau kedalaman. Jenis plot inklinometer ini
menunjukkan deformasi horizontal versus kedalaman, dan perubahan dengan waktu.
3) Plot Lainnya

109
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Untuk melakukan evaluasi keamanan bendungan berbagai macam grafik harus


diplot.Plotting berbagai parameter dapat bermanfaat dalam memeriksa kondisi yang
meragukan.
4) Pedoman Ploting
Beberapa pedoman plotting disajikan berikut ini :
a) Untuk analisis harus dipilih skala yang tepat. Penentuan perubahan menit
memerlukan skala inkremen kecil. Skala dengan inkremen besar sekali tidak dapat
menunjukkan data terpakai, sebaiknya tidak digunakan,
b) Menstandarkan format grafik, dan skala untuk semua proyek atau bagian
bangunan sedapat mungkin untuk mengurangi kebingungan, dan upaya
interpretasi,
c) Sketsa lokasi, dan penampang melintang harus tercantum dalam grafik untuk
memudahkan pembacaan terhadap areal yang ditinjau,
d) Bermacam grafik harus digunakan untuk menjelaskan situasi dengan
menunjukkan kondisi yang berkaitan,
e) Jika memungkinkan, perilaku perkiraan, dan atau batas-batas nilai keamanan
harus ditunjukkan sepanjang perilaku sebenarnya yang dipantau,
f) Pengaruh pengukuran yang signifikan harus dicatat (misalnya kegiatan konstruksi,
plot muka air waduk pada muka air pisometer, plot temperature pada ekspansif
atau kontraksi

7.5.3 Penggunaan Hasil Pengolahan Data


Hasil pengolahan pengukuran dan pembacaan merupakan berbagai macam grafik parameter
dari berbagai macam instrumen, yang dilengkapi catatan faktor-faktor pengaruh yang
signifikan, misal : cuaca, waktu, tanggal, kondisi instrumen, kondisi lapangan. Adapun
kegiatan lanjut penggunaan hasil pengolahan data ini adalah analisis data yang merupakan
kegiatan interpretasi dan evaluasi kumpulan grafik parameter yang dipengaruhi oleh berbagai
kondisi.
Dengan analisis ini akan dapat diketahui dua aspek dasar pemantauan yaitu kinerja instrumen
dan perilaku bendungan yang mungkin mengalami penyimpangan. Grafik dari data jangka
panjang dapat memberikan trend perilaku akan menyimpang apa tidak. Dengan dibuat grafik
histrisis (loop) hubungan antara elevasi pisometer dengan elevasi muka air waduk. Muka air
waduk selalu mengalami fluktuasi naik turun. Apabila elevasi tekanan pisometer tidak
kembali ke titik awal, berarti ada perubahan permeabilitas yang kemungkinan telah terjadi

110
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

rekahan atau piping dalam tubuh atau pondasi bendungan. Dan kegiatan selanjutnya adalah
evaluasi keamanan bendungan.
Petunjuk secara rinci kegiatan-kegiatan tersebut diberikan secara terpisah dalam Pedoman
Pemeriksaan dan Evaluasi Keamanan Bendungan.

7.5.4 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan


Pengalaman telah menunjukkan bahwa perawatan dapat dilaksanakan secara sempurna jika
telah didesain terperinci pada tahap awal desain instrumentasi. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Pada tahap desain instrumentasi harus melibatkan tenaga ahli yang bertanggung jawab
terhadap pemeliharaan dan kalibrasi peralatan.
2) Dokumentasi terdiri dari skema instrumen terpasang yang jelas dan sederhana,
manual operasi dan pemeliharaan, gambar pemasangan sesuai dengan pelaksanaan,
skema elektronik dari kontraktor atau pabrik pembuat,
3) Melibatkan personel operasi dan pemeliharaan dalam tahap desain maupun selama
tahap pemasangan, uji coba, dan uji penerimaan,
4) Menyediakan suku cadang dari komponen yang sering mengalami kerusakan
sehingga dapat melakukan penggantian jika diperlukan. Sebaiknya digunakan sistem
instrumentasi yang mempunyai sambungan, bagian, dan prosedur operasi standar
untuk menjamin ketepatan dengan variasi pabrik pembuat alat dari komponen yang
sama,
5) Menggunakan suku cadang yang dianjurkan pabrik pembuat dengan sistem aslinya.
Peninjauan ulang perlu dilakukan terhadap persediaan suku cadang dari komponen
yang dimiliki untuk persiapan pengadaan komponen yang habis terpakai,
6) Melatih staf pemeliharaan dan operator sistem dan melakukan pelatihan ulang
terhadap personel baru sebagai pengganti dan atau perubahan sistem yang diperlukan,
7) Mempelajari perilaku unik dari sistem yang digunakan dan memanfaatkan perilaku
tersebut sebagai diagnosis dalam pemantauan jarak jauh,
8) Menggunakan perjanjian pembelian lingkup proyek atau mekanisme lain yang ada
untuk komponen yang perlu dipelihara di lapangan (radio, komputer personal,
telepon, dan lain-lain),
9) Memeriksa kinerja semua bagian sistem instrumentasi sebelum periode waktu
jaminan kadaluarsa yaitu kalibrasi jarak jauh, diagnosis, pemrograman ulang, mencari
dan memecahkan kesulitan adalah contoh-contoh yang mungkin jarang digunakan.

111
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Kinerja yang tidk baik dari bagian-bagian tersebut mungkin tidak teramati sehingga
tidak dapat dijamin sebagaimana mestinya.

7.6 Pemeriksaan Bendungan


Pemeriksaan bendungan, secara umum dilakukan untuk mengetahui:
- gejala/tanda-tanda perilaku bendungan;
- perubahan kondisi bendungan;
- mengidentifikasi potensi masalah atau masalah yang sedang berkembang.
Berdasar metode pemeriksaan, pemeriksaan bendungan dapat dibedakan menjadi :
pemeriksaan visual dan pemeriksaan bawah air.
a. Pemeriksaan visual adalah: pemeriksaan terhadap obyek yang berada diatas tanah dan
diatas air. Obyek yang diperiksa antara lain permukaan puncak dan lereng tubuh
bendungan, bangunan pelengkap, tebing tumpuan, waduk, perlatan hidromeknik-elektrik,
dll.
b. Pemeriksaan bawah air adalah: pemeriksaan terhadap obyek dibawah air, lazim disebut
pemeriksaan bawah air. Obyek yang diperiksa antara lain:
- permukaan lereng hulu bendungan (sink hole, longsoran, kemerosotan mutu lapis lindung)
- kolam peredam energi dan kolam loncat air (erosi, gerusan)
- muka hulu bendungan beton (retakan, kemerosotan mutu, bukaan sambungan).
Pemeriksaan dilakukan dengan cara: penyelaman, pemeruman (eco sounding), menggunakan
kamera bawah air (ROV) dan pemeriksaan secara langsung saat air surut.
Tabel 7-2 Frekuensi Pemantauan Alat Instrumentasi Pengukuran
Tipe Alat Instrumentasi Frekuensi Pengamatan

1. Pore Pressure Meter Tipe Kawat Getar 1 x per bulan

2. Patok Geser Puncak Bendungan 1 x per bulan

3. Patok Geser Lereng Bendungan 1 x per bulan

4. Inclinometer 1 x per bulan

5. Multi-layer settlement 1 x per bulan

6. Sumur Pengamatan 1 x per minggu

7. Strong Motion Accelerograph Setiap ada gempa

8. Pengukur Rembesan 1 x per minggu

9. Papan Duga Muka Air Harian

112
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tipe Alat Instrumentasi Frekuensi Pengamatan

10. Pengukur Hujan Otomatis Harian

11. Open Stand Pipe 1 x per minggu

7.6.1 Pemeriksaan Rutin


a. Tujuan pemeriksaan rutin untuk mengetahui antara lain:
- gejala/tanda-tanda perilaku bendungan,
- perubahan kondisi bendungan dan komponen-komponennya,
- serta hal lain yang dampaknya berpotensi mengganggu fungsi dan keamanan bendungan,
yang nampak dari pengamatan visual.
Gejala perilaku bendungan sebagaimana dimaksud diatas meliputi:
- aspek deformasi seperti: pergeseran, penurunan, sembulan/pengangkatan, retakan, dll;
- aspek hidrolis seperti: erosi permukaan, erosi/gerusan pada: kaki bendungan, bangunan
pengeluaran, fondasi, tumpuan, dll.
- aspek rembesan seperti: perubahan debit dan perubahan warna rembesan, munculnya daerah
basah, bocoran, aliran buluh, didih pasir, lobang benam (sink hole), pelarutan material
bendungan atau fondasi, dll.
b. Frekuensi pemeriksaan: harian, mingguan, bulanan.
c. Pelaksana pemeriksaan rutin: petugas OP lapangan (juru dan pengamat)

7.6.2 Pemeriksaan Berkala Biasa


a. Tujuan pemeriksaan berkala, untuk mengetahui antara lain :
- gejala perilaku bendungan (dari hasil pemeriksaan lapangan dan data instrument
bendungan);
- perubahan kondisi bendungan dan komponen-komponennya;
- kerusakan yang terjadi;
- kondisi instrument dan peralatan hidromekanik;
- penurunan mutu, dan hal-hal lain yang dampaknya berpotensi mengganggu fungsi dan
keamanan bendungan.
b. Frekuensi pemeriksaan; dilakukan minimal 2x per tahun, yaitu:
- Saat musim kemarau pada m.a.waduk terendah sehingga dapat dilakukan pemeriksaan
lereng hulu bendungan secara maksimal.

113
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

- Saat musim hujan pada kondisi air waduk penuh, untuk mengetahui perilaku dan
performance bendunga saat menerima beban air waduk secara penuh.
c. Pelaksana pemeriksaan berkala biasa adalah pemeriksa/supervisor (engineer pengelola
bendungan) bersama petugas lapangan (juru dan pengamat)
d. Laporan pemantauan berkala terdiri dari laporan pemantuan tengah tahunan dan laporan
tahunan OPP (Operasi, Pemeliharaan dan Pemantauan).
Laporan pemantauan tengah tahunan dibuat pada akhir tengah tahun pertama setelah
pelaksanaan pemeriksaan berkala. Isinya meliputi: laporan hasil pemeriksaan lapangan, data
bacaan instrument beserta evaluasinya.
Laporan pemantauan tahunan dibuat pada akhir tengah tahun ke 2 isinya merupakan
gabungan rangkuman laporan Operasi, Pemeliharaan dan Pemantauan disebut Laporan
tahunan OPP. Isinya meliputi :
- Hasil pemeriksaan visual, termasuk identifikasi komponen / bagian-bagian yang
memerlukan perawatan / pemeliharaan/ perbaikan;
- Hasil uji operasi semua peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan;
- Hasil pemantauan perilaku bendungan, yang meliputi aspek deformasi, rembesan, tekanan
pori dan tekanan angkat (uplift).
- Interpretasi data instrumentasi: bandingkan hasil data pemantauan dengan asumsi desain,
dan untuk bendungan lama bandingkan pula dengan trend data pemantauan instrumentasi;
- Kondisi peralatan instrumentasi bendungan (berfungsi baik, rusak?);
- Hasil pelaksanaan operasi;
- Hasil pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan;
- Kejadian khusus/musibah dan peristiwa (accident and incident);
- Evaluasi pelaksanaan program OP;
- Kegiatan pemeriksaan/inspkesi dan studi yang dilakukan pada tahun yang bersangkutan.
Distribusi laporan berkala, laporan disampaikan kepada Pemilik bendungan atau direktorat
pembina, Balai Bendungan, dan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I.

7.6.3 Pemeriksaan Besar


Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek teknik dan non teknik dalam
rangka evaluasi keamanan bendungan.
a. Tujuan pemeriksaan besar, untuk :
- mengidentifikasi masalah dan potensi masalah;
- mengetahui status keamanan bendungan;

114
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

- mengetahui tindak lanjut yang diperlukan untuk meningkatkan keamanan bendungan.


b. Frekuensi pemeriksaan besar:
Dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun
c. Pelaksana pemeriksaan besar:
Pemeriksaan besar dilakukan oleh tenga ahli bendungan independent yang lazimnya
dikerjakan oleh Tim konsultan yang dipimpin oleh seorang Ahli bendungan generalis,
dibantu minimal oleh ahli geologi, ahli geoteknik, ahli hidrologi, ahli hidromekanik.
Laporan pemeriksaan besar paling tidak isinya meliputi:
1) Dokumen bendungan yang ditelaah/dikaji dan hasil kajiannya;
2) Laporan hasil pemeriksaan lapangan (visual dan bawah air);
3) Hasil uji operasi semua peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan;
4) Hasil investigasi selama pemeriksaan besar (bila ada);
5) Evaluasi instrumentasi dan datanya;
6) Evaluasi keamanan bendungan:
- keamanan struktur bendungan: analisis struktural, hidraulis, rembesan,
- sistem OPP,
- kesiapsiagaan tindak darurat;
7) Musibah dan peristiwa (accident and incident);
8) Kesimpulan dan saran/usulan untuk peningkatan keamanan bendungan.
d. Pembahasan laporan dalam sidang KKB :
Laporan hasil pemeriksaan besar dibahas didalam sidang Komisi Keamanan Bendungan
(KKB). Sebelum sidang KKB, tim inspeksi KKB dan tim inspeksi Balai Bendungan lebih
dulu melakukan inspeksi besar untuk mengumpulkan data lapangan dan mengklarifikasi atas
pelaksanaan pemeriksaan besar yang dilaksanakan konsultan. Oleh karena itu pada
pertengahan pelaksanaan pemeriksaan besar, pengelola bendungan perlu mengundang tim
inspeksi KKB dan Balai Bendungan untuk melakukan inspeksi besar.
e. Distribusi laporan
Laporan pemeriksaan besar didistribuasikan ke Pemilik bendungan atau direktorat pembina,
Balai Bendungan, dan pengelola wilayah sungai yang bersangkutan.
Uraian pelaksanaan pemeriksaan besar ini secara rinci diberikan dalam pedoman khusus
terpisah.

115
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 7 - 3 Klasifikasi Status/ Kondisi Keamanan Bendungan

Kategori Keterangan/Tindakan
No Indikator
Klasifikasi Diperlukan
Tindakan terdapat kekurangan pada saat Dapat beroperasi seperti
ini maupun yang berpotensi terjadi pada biasa
1 Baik
kondisi beban normal maupun kondisi
luar biasa
 Tidak ada indikasi kurang aman Diperlukan analisis Teknik
pada beban normal untuk memastikan kondisi
2 Cukup
 Kemungkinan kurang aman pada keamanan bendungan
banjir desain dan gempa desain
 Pada kondisi beban tidak biasa  Diperlukan studi dan
(unsual loading condition) investigasi lebih lanjut
keamanan structural bendungan untuk memastikan
disangsikan. parameter desain,
 Nampak terjadi kemerosotan mutu peralatan dan perilaku
bahan. bendungan.
3 Kurang  Perilaku structural  Dapat beroperasi,
mengkhawatirkan. namun kewaspadaan
 Adanya hasil pemantauan yang ditingkatkan.
melebihi parameter-parameter
dalam desain yag berpotensi
gangguan terhadap keamanan
bendungan.
 Bendungan tidak aman pada beban  Diperlukan tindakan
normal segera untuk
mengamankan
bendungan.
 Penghentian
4 Buruk
sementara atau
pembatasan operasi
waduk.
 Tindakan perbaikan
segera.
Catatan :
Aman :
 dari kegagalan hidrolik
 dari kegagalan rembesan
 dari kegagalan struktur

116
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

7.6.4 Pemeriksaan Luar Biasa dan Pemeriksaan Khusus


Pemeriksaan luar biasa dilakukan segera setelah terjadinya keadaan luar biasa yang meliputi:
gempa bumi, hujan badai, banjir besar, sabotase, serangan disaat perang.
Pemeriksaan khusus dilakukan saat terjadi kondisi khusus yang mengancam keamanan
bendungan seperti: kerusakan pada tubuh bendungan yang terus berkembang, longsoran
besar, retakan besar, amblesan besar, munculnya bocoran pada tubuh bendungan, lubang
benam, dll.
a. Tahap pemeriksaan
Pemeriksaan luar biasa dan pemeriksaan khusus dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:
1) Pemeriksaan segera oleh petugas lapangan
Setelah terjadi kondisi luar biasa atau kondisi khusus, petugas OP lapangan (juru dan
pengamat) harus segera melakukan pemeriksaan luar biasa atau pemeriksaan khusus
(segera dilakukan sebelum 24 jam setelah terjadinya gempa). Hasil pemeriksaan segera
dilaporan ke ahli bendungan senior (enjineer supervisor) di kantor pengelola bendungan.
2) Pemeriksaan lanjutan oleh ahli bendungan senior
Setelah menerima laporan, ahli bendungan senior harus segera melakukan pemeriksaan
lapangan dan melakukan evaluasi serta kemudian menyiapkan laporan pemeriksaan luar
biasa atau laporan pemeriksaan khusus.
3) Inspeksi luar biasa/khusus oleh tim KKB dan atau Balai Bendungan
Inspeksi ini dilakukan setelah Balai Bendungan menerima laporan pemeriksaan luar biasa
atau laporan pemeriksaan khusus. Apabila dari laporan tersebut disimpulkan terjadi
indikasi ancaman yang serius terhadap keamanan bendungan, tim KKB dan atau tim Balai
Bendungan akan melakukan inspeksi luar biasa atau inspeksi khusus.
b. Gempa bumi
Pemeriksaan dilakukan apabila:
- magnitute gempa dan jarak pusat gempa dari bendungan seperti pada tabel atau
- gempa yang terjadi memiliki percepatan gempa puncak (PGA) lebih besar dari 0.1 g, atau
- gempa yang terjadi telah mengakibatkan kerusakan pada bangunan-bangunan permanen
disekitar bendungan.
Pemeriksaan oleh petugas lapangan dilakukan dengan frekwensi minimal 1x perminggu
selama minimal 6 minggu.
Tabel 7-4 Besaran dan Jarak Sumber Gempa Untuk Inspeksi Luar Biasa

117
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

c. Banjir besar
Pemeriksaan dilakukan sebelum terjadi banjir besar dan sesudahnya. Apabila dari peramalan
banjir (flood forecasting) diperkirakan akan terjadi banjir besar, petugas OP harus segera
melakukan pemeriksaan pada lokasi-lokasi yang perlu perlindungan khusus terhadap banjir.
Pemeriksaan setelah banjir dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kerusakan
pada bagian-bagian bendungan yang perlu diperbaiki, utamanya pada bangunan peredam
energi dan saluran dihilirnya.
d. Badai
Badai dapat menimbulkan gelombang tinggi yang merusak lereng hulu bendungan. Selama
badai lereng hulu perlu dipantau, dan perlu diantisipasi kemungkinan terjadinya kerusakan yg
perlu perbaikan segera. Setelah badai reda, perlu pemeriksaan rinci untuk mengetahui
kerusakan yg terjadi dan kebutuhan perbaikannya.
e. Kejadian khusus
Pemeriksaan ini dilakukan setelah terjadi kejadian khusus yang mengancam keamanan
bendungan seperti: kerusakan pada tubuh bendungan yang terus berkembang, longsoran
besar, retakan besar, amblesan besar, munculnya bocoran pada tubuh bendungan, lubang
benam, dll. Pemeriksaan difokuskan terhadap kerusakan atau ancaman keamanan bendungan
yang terjadi.

7.6.5 Pemeriksaan OP Bersama


Pemeriksan OP bersama dilaksanakan secara bersama-sama oleh personil/juru operasi,
personil pemeliharaan, personil pemantauan, Pengamat/Koordinator dan tenaga ahli
bendungan senior secara periodik minimal setiap 3 bulan. Tujuan pemeriksaan OP bersama
untuk mengetahui perubahan kondisi, kesiapan operasi, kebutuhan pemeliharaan,
kemungkinan adanya kerusakan, kebutuhan perbaikan, kebutuhan penggantian bagian-bagian
dan komponen bendungan serta untuk menyusun anggaran biaya OP. Hasil pemeriksaan OP
bersama merupakan bahan untuk penyusunan Laporan Tahunan OPP (operasi, pemeliharaan
dan pemantauan).

118
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

7.7 Uji Operasi


Untuk mengetahui kesiapan alat, minimal satu tahun sekali perlu dilakukan uji operasi. Uji
operasi dilakukan bersamaan dengan jadwal pemeliharaan dan disinkronkan dengan pola
operasi waduk.

Form.I
Pemantauan Muka Air Waduk

119
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Form. II
Pemantauan Sumur Pengamatan

120
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Form. III
Kertas Grafik Untuk Penggambaran Hasil Bacaan Inclinometer

121
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

122
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Form. IV
Pemantauan V-Notch

123
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Form. V
Pemantauan Multi Layer Setlement

124
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Aceh Besar,
Mengetahui
Form. VI
Laporan Harian Operasi
Unit Pengelola Waduk
Bendung Kepala UPB Petugas
Waduk Keuliling BWS Sumatera I Pemantauan
Tanggal :

Pengaliran air saat ini Waduk


Pemasukan
Tinggi Bangunan Pelimpah Sadap Irigasi Penguapan Air Waduk
Kapasitas Aliran Aliran
Tanggal Jam
muka air tinggi depan aliran aliran aliran Volume Tampungan Tampungan Q1
bukaan
area (km2) (103m3) (103m3) (m3/dt) (m3/dt)
(m) (m3/dt) pintu (m) (m3/dt) (m3/dt)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

125
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB VIII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN UMUM
BAB VIII KESEHATAN DAN KESELAMATAN UMUM
8.1 Potensi Bahaya Yang Ada di Bendungan
Petunjuk ini dibuat untuk melindungi petugas OP bendungan dan masarakat umum dari
potensi bahaya yang ada di bendungan. Potensi bahaya yang ada di bendungan; Antara lain
adalah hujan badai / cuaca buruk. tanah longsor, puting beliung, banjir, gempa, dan sabotase.
Beberapa kondisi berbahaya yang berpotensi timbulnya kecelakaan:
1. Pengamanan saat repair yang tidak sempurna
2. Peralatan/bahan/perlengkapan yang tidak aman
3. Kecacatan, ketidak sempurnaan
4. Prosedur dan iklim kerja yang tidak aman
5. Penerangan tidak sempurna
6. Tekanan udara yang tidak aman
7. Getaran yang berbahaya
8. Posisi alat berat saat operasi tidak tepat
Demikian pula beberapa tindakan berbahaya dapat menimbulkan kecelakaan :
1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,
2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi
4. Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan.
5. Melakukan Proses dengan tidak aman
6. Posisi atau sikap tubuh tidak aman
7. Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya
8. Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono/ berkelakar, mengagetkan
9. Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan.
10. Lain-lain.
 Bekerja pada lubang galian yang dalam.

126
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

 Bekerja didekat air.


 Dilarang bekerja dibawah daerah dengan kemiringan extrem (Zona dilarang
bekerja).
 Bekerja diatas pekerja lain.
 Area Peledakan (no go zone).
 High Voltage Switch Yard.

8.2 Area Yang Boleh Dikunjungi Masyarakat dan Yang Dilarang


Terkait Keselamatan Umum maka area yang boleh dikunjungi masyarakat umum dan yang
dilarang;
Adapun Area yang boleh dikunjungi masyarakat adalah :
1. Area Museum UPB
2. Area Landscape
Sedangkan Area yang dilarang dikunjungi masyarakat :
1. Area Nomenklatur (bahaya longsoran),
2. Area Genangan (potensi bahaya tenggelam),
3. Area Bangunan Pelimpah
4. Area Rumah Mesin
5. Peralatan Hidromekanikal.

8.3 Prosedur Untuk Memasuki Area Terlarang Pada Bendungan


Pada gerbang depan, terdapat pos keamanan, dimana nantinya pengunjung akan diarahkan ke
area-area yang boleh dikunjungi, dan diberitahu area-area yang tidak boleh dimasuki.

8.4 Pembatasan Lalu Lintas Pada Suatu Area Bendungan


Pada gerbang depan, terdapat pos keamanan, dimana nantinya pengunjung akan diarahkan ke
area-area yang boleh dikunjungi, dan diberitahu area-area yang tidak boleh dimasuki.

8.5 Kecepatan Maksimum Yang Aman Bagi Kendaraan di Area Bendungan


Untuk di area Kawasan Bendungan Beringin Sila, jalan akses yang dibuat direncanakan
dengan kecepatan maksimal 40 km/jam untuk semua kendaraan yang melintas.

127
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

8.6 Standar Pemeliharaan Sanitasi


Standar pemeliharaan sanitasi; Semua kebutuhan jaringan air kotor beserta bangunan
pelengkapnya sudah terinstall dan berfungsi baik. Pemeliharaan berkala akan dilakukan per
tahunnya.
8.7 Pencegahaan Polusi Terhadap Air Waduk Yang Digunakan Untuk Air Minum dan
Rekreasi
Pencegahaan polusi terhadap air waduk yang digunakan untuk air minum dan rekreasi; Pada
area genangan rencananya akan dipasang pagar keliling, untuk meminimalisir warga yang
masuk dan membuang sampah pada area genangan waduk.

8.8 Pencegahan Terjadinya Musibah


Pencegahan terjadinya musibah, dengan cara: pemasangan tanda peringatan bahaya;
menghilangkan potensi bahaya; larangan bagi masyarakat memasuki area saluran luncur,
kolam olak, gedung operasi; penyediaan petugas keamanan, dll.
1. Semua Tamu yang Masuk wilayah kerja:
 Harus mengikuti induksi untuk tamu.
 Harus mendapat wewenang (ijin) masuk.
 Mencatat rincian tujuan masuk dalam buku catatan harian.
 Harus selalu ditemani.
 Harus mengenakan APD yang tepat.
 Harus mematuhi semua instruksi.
2. Mengenal Daerah Terbatas (Zona Berbahaya)
 Bekerja pada lubang galian yang dalam.
 Bekerja didekat air.
 Dilarang bekerja dibawah daerah dengan kemiringan extrem (Zona dilarang bekerja).
 Bekerja diatas pekerja lain.
 Area Peledakan (no go zone).
 High Voltage Switch Yard.
Petunjuk informasi harus ditempatkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat

128
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 8 - Petunjuk Informasi Pada Area Bendungan

129
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB IX
SISTEM DOKUMENTASI DAN PELAPORAN
BAB IX SISTEM DOKUMENTASI DAN PELAPORAN
9.1 Sistem Dokumentasi
Dokumen Bendungan :
1. Meskipun pembebasan lahan dilakukan oleh Pemerintah Daerah, sebaiknya BWS
Nusa Tenggara I mempunyai salinan dokumen pembebasan lahan, dan diarsipkan
dengan baik.
2. Penyerahan tanggung jawab operasi, pemeliharaan, dan pemantauan bendungan dari
SNVT Pembangunan Bendungan kepada Seksi OP BWS Nusa Tenggara I, hendaknya
dilengkapi dengan penyerahan salinan dokumen bendungan yang meliputi :
 Dokumen Desain
 Dokumen Pelaksanaan Konstruksi
 Dokumen Pedoman OP yang dilengkapi dengan Pola Operasi Waduk
3. Dokumen Bendungan harus disimpan paling sedikit di 4 tempat, yaitu :
 Lokasi bendungan atau kantor unit pengelola bendungan
 Kantor Pengelola Bendungan BWS Nusa Tenggara I
 Kantor pemilik (Dit. Bina OP atau Dit. Bendungan dan Danau, Ditjen. SDA)
 Kantor Komisi Keamanan Bendungan, dalam hal ini Balai Teknik Bendungan
 Pengelola bendungan berkewajiban memutakhirkan semua dokumen tersebut.

9.2 Dokumentasi dan Rekomendasi
Semua hasil pemeriksaan harus dibuat laporannya dan didokumentasikan, mencakup kondisi
umum sarana/fasilitas, efektifitas prosedur dan pelaksanaan O&P termasuk
penyimpangan-penyimpangan yang ada berikut rekomendasi perbaikannya. Secara garis
besar isi format laporan tersebut sekurang-kurangnya mencakup hal-hal berikut :
- Referensi data (gambar-gambar dan informasi penting lainnya).
- Data kinerja bangunan.
- Data hasil seluruh pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya.
- Tanggal pemeriksaan dan nama-nama team pemeriksa.
- Sarana/Fasilitas yang diperiksa, seperti Bendungan, Pelimpah, Bangunan Pengeluaran, dan
bangunan-bangunan fasilitas lainnya.

130
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

- Operasional seperti Prosedur Operasi Tetap (POT/SOP), Sarana Komunikasi, Buku


Harian, Jalan masuk ke lokasi, program dan pelaksanaan Pelatihan, dll.
- Status rekomendasi sebelumnya.
- Rekomendasi yang baru.
- Foto-foto dan atau sketsa yang memperlihatkan kondisi temuan.
Rekomendasi harus berdasarkan kepada prosedur dan standar yang telah ditetapkan. Hal-hal
yang dianggap berlawanan atau terdapat kontroversi hendaknya dibicarakan dengan
pengelola yang lebih tinggi, walaupun independensi dan fleksibilitas para pemeriksa harus
tetap ditekankan.

9.3 Laporan
Dalam pemantauan bendungan ada dua hal pokok yang penting yaitu data hasil pengamatan
kondisi teknis baik hasil dari instrumentasi maupun pemeriksaan visual dan evaluasi data dan
informasi untuk mengetahui perilaku dan keamanan bendungan. Terhadap hasil pengamatan
tersebut harus dibuat catatan dan atau laporan dengan isi yang lengkap dan berkualitas untuk
digunakan sebagai bahan evaluasi.
Untuk menjamin kualitas data pengamatan dan evaluasi perilaku dan keamanan kegiatan-
kegiatan terkait harus dilaksanakan, disusun atau dibuat dan dievaluasi atau dikaji oleh
personil yang berkompeten atau ahli di bidangnya mulai dari petugas lapangan pemantauan,
pengamat, pengawas dan para tenaga ahli di Unit Pengelola, Unit Pembina atau Sub
Direktorat OP sampai Balai Bendungan. Oleh karena itu ketentuan proses pelaporan termasuk
pengiriman ke Pemilik Bendungan (bagi bendungan PU ke Direktorat OP) dan Balai
Bendungan harus dipenuhi sehingga peran masing-masing personil khususnya tenaga ahli
benar-benar dapat terlibat.
Evaluasi efektif perilaku dan keamanan bendungan tidak hanya membutuhkan data
pengamatan tersebut diatas tetapi juga data dan informasi aspek desain, pelaksanaan,
pengoperasian dan pemeliharaan termasuk catatan peristiwa/kejadian.
Hal ini dapat terwujud bila arsip data baik manual maupun dengan komputer yang ada
mencakup data pengamatan sejak awal hingga sekarang. Dan dokumentasi lengkap semua
aspek sejak awal diselenggarakan dengan baik.
Didalam panduan OP perlu dijelaskan semua jenis laporan, cara penyiapan serta lampirkan
format-format laporan. Penjelasan harus mencakup: jenis laporan, frekwensi pelaporan,
distribusi, format laporan . Jenis laporan tersebut antara lain:

131
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

9.3.1 Laporan Operasi


Jenis Laporan Operasi yang dilakukan yaitu:
 Debit inflow dan Outflow
 Elevasi muka air waduk
 Kondisi cuaca dan curah hujan
 Penurunan elevasi muka air waduk (besar, laju, dan penyebab penurunan)
 Debit bangunan pengeluaran dan spillway
 Debit rembesan

9.3.2 Laporan Pemeliharaan


Jenis Laporan Pemeliharaan yang dilakukan yaitu:
 Seluruh hasil pemeliharaan dengan periode 1 tahun terakhir.
 Kondisi fisik bendungan dan pemeliharaannya serta kemungkinan adanya kurang
pemeliharaan yang diperoleh dari evaluasi hasil pemeliharaan yang lalu.
 Hasil pemeliharaan pembandingan dengan perencanaan pemeliharaan
 Kondisi bendungan dan keseluruhan
 Hasil Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan OP biayanya
 Pemeliharaan pencegahan dan perbaikan yang dilaksanakan
 Rekomendasi tindak lanjut khususnya untuk tahun depan.
 Peralatan yang khusus, Material yg khusus, Metode khusus, dan ada penjelasannya

9.3.3 Laporan Pemantauan


Jenis Laporan Pemantauan yang dilakukan yaitu :
1. Laporan rutin (harian, mingguan, bulanan,)
Laporan/catat ini adalah catatan hasil pengamatan kondisi teknis yang terdiri dari :
 Catatan data pengukuran
 Catatan data bacaan instrumentasi
 Catatan hasil pemeriksaan visual
2. Laporan berkala (6 bulanan, 1 tahunan)
 Laporan pemantauan 6 bulanan
3. Laporan Tahunan OPP (Tahunan)
4. Laporan Pemeriksaan besar

132
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

 Laporan pemeriksaan besar 5 tahunan


Pemeriksaan ini dilakukan pada bendungan yang memiliki kelas bahaya tinggi
atau sangat tinggi
5. Laporan pemeriksaan luar biasa
Pemeriksaan ini dilakukan sewaktu-waktu setelah terjadi peristiwa luar biasa misal:
gempa, badai.
6. Laporan pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini dilakukan sewaktu-waktu setelah terjadi peristiwa khusus misal :
longsor besar, sabotase
Laporan-laporan ini harus dikirimkan ke Pemilik Bendungan (BWS Nusa Tenggara I ke
Direktorat OP) dan Balai Bendungan.

9.3.4 Pemeriksaan Laporan


Guna menjamin keamanan bendungan harus menjamin pemantauan bendungan dilaksanakan
secara efektif yang memungkinkan terwujud bila data dan informasi yang digunakan lengkap
dan berkualitas serta evaluasi perilaku dan keamanan bendungan dilaksnakan secara efektif
pula. Oleh karena itu kajian perlu dilakukan terhadap isi laporan pemantauan.
Suatu keharusan untuk dilakukan, pemeriksaan internal dalam unit pengelola bendungan dan
pemeriksaan eksternal diluar unit pengelola bendungan. Catatan-catatan dan laporan-laporan
harus diproses kirim ke unit-unit yang bertugas melakukan kajian. Pemeriksaan internal
khususnya merupakan fungsi pengawasan dalam manajemen pengelolaan bendungan. untuk
pemeriksaan eksternal pengiriman ke Pemilik Bendungan (bagi bendungan PU ke Direktorat
OP) dan Balai Bendungan.
1. Pemeriksaan internal
Laporan/catatan rutin yang berisi data pengamatan kondisi teknis yang dibuat, disusun
petugas lapangan pemantauan harus diserahkan ke pengamat/pengawas untuk
dievaluasi kelengkapan dan kebenarannya.
Kesimpulan data pengamatan 6 bulanan dilengkapi dengan evaluasi praktis perilaku
bendungan dituangkan dalam laporan pemantauan 6 bulanan. Demikian pula
selanjutnya dengan data pengamatan 6 bulanan berikut untuk laporan pemantauan
tahunan.
Evaluasi perilaku bendungan harus dilakukan bersama pengamat, pengawas dan para
petugas lapangan sehingga bisa diketahui bersama terutama bila ada indikasi

133
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

penyimpnagan. Konsep laporan pemantauan 6 bulanan dan 1 tahunan ini perlu


dievaluasi intern oleh tenaga ahli di unit pengelola untuk evaluasi yang mendalam dan
terutama akan rekomendasi tindak lanjut yang diperlukan.
2. Pemeriksaan eksternal
Untuk menjamin keamanan bendungan, tenaga ahli dari Pemilik Bendungan (bagi
bendungan PU dari Direktorat OP) wajib mengkaji dan memberikan
respon/tanggapan atas isi laporan pemantauan 6 bulanan dan atau 1 tahunan tersebut
terutama bila diketemukan indikasi penyimpangan atau masalah yang memerlukan
rekomendasi.
Hal serupa wajib pula dilakukan oleh tenaga ahli dari Balai Bendungan yang bersifat
independen. Dengan terlaksananya kajian eksternal tersebut, pemantauan 6 bulanan
dan 1 tahunan dapat terlaksana secara efektif.
Oleh karena itu, masing-masing laporan final pemantauan 6 bulanan dan 1 tahunan
dari Unit Pengelola dikirim ke Pemilik Bendungan (untuk bendungan PU, ke
Direktorat OP) dan Balai Bendungan untuk dapat dilakukan kajian eksternal.
Untuk evaluasi keamanan yang komprehensif dan atau spesifik namun mendalam,
yaitu pemantauan 5 tahunan atau pemeriksaan besar, pemeriksaan khusus atau luar
biasa, dapat dilibatkan peran tenaga-tenaga ahli dari pihak kedua atau jasa konsultan.
Laporan-laporan pemeriksaan keamanan tersebut perlu dikirim pula ke Pemilik
Bendungan (untuk bendungan PU, ke Direktorat OP) dan Balai Bendungan.

134
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

BAB X
ANGKA KEBUTUHAN NYATA O&P
BAB X BIAYA OPERASI WADUK
10.1 Perencanaan Biaya O&P Bendungan
Biaya O&P Bendungan adalah segala biaya yang dibutuhkan/dikeluarkan untuk membiayai
kegiatan O&P bendungan dalam rangka mengoptimalkan fungsi dan manfaat bendungan
berikut bangunan prasarananya sesuai dengan umur layanan yang telah direncanakan serta
menjaga kondisi keamanannya.
Besarnya biaya pokok O&P Bendungan tergantung kepada: dimensi, kondisi dan umur
bendungan beserta bangunan pelengkap dan prasarana lainnya.
Dalam rangka menunjang program keamanan bendungan secara berkesinambungan dan
sekaligus menjaga konsistensi layanan operasionalnya, perencanaan biaya O&P bendungan
perlu disiapkan untuk jangka panjang, paling tidak untuk 20 tahun ke depan.
Biaya O&P bendungan biasanya dihitung berdasarkan komponen-komponen yang secara
teknik memang memerlukan pemeliharaan. Pada periode-periode tertentu, biaya O&P
tahunan bendungan biasanya meningkat sebagai akibat dari adanya penyusutan, keausan atau
kerusakan yang terjadi seiring dengan bertambahnya umur layanannya. Oleh karena itu, biaya
pokok tersebut harus ditinjau dan dievaluasi lagi, biasanya dilakukan setiap tahun oleh
personil O&P dan atau setiap periode 5 tahunan yang dilaksanakan oleh unit yang memonitor
keamanan bendungan.
Perhitungan dan perencanaan biaya O&P bendungan untuk setiap tahunnya dapat dilakuan
dengan cara membuat daftar atau melakukan inventarisasi terhadap komponen-komponen
pokok yang perlu mendapatkan perbaikan, pemeliharaan dan Perawatan secara kontinyu,
termasuk jenis dan metode pemeliharaan dan atau perbaikan yang akan dilakukan. Contoh
daftar komponen dan kegiatan O&P tersebut. Perhitungan AKNOP disesuaikan dengan SE :
No 01/SE/D/2016 tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan Angka kebutuhan Nyata
Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Bendungan. Biaya yang dibutuhkan, mencakup:
 Biaya langsung
 Biaya tidak langsung
 Biaya tak terduga

135
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

10.2 Biaya Langsung


Biaya langsung adalah segala biaya yang disediakan dan akan digunakan langsung untuk
keperluan operasi dan pemeliharaan bendungan, antara lain untuk:
1. Biaya perawatan/pemeliharaan rutin bendungan serta bangunan pelengkap dan
prasarana lainnya
2. Biaya untuk Operasi dan Pemeliharaan Peralatan
3. Biaya untuk kegiatan pemantauan dan pengamatan, termasuk pem-bacaan dan
perawatan sistem instrumentasi
4. Biaya untuk Upah dan Gaji karyawan, termasuk biaya untuk pengawasan
5. Biaya pembelian/penggantian peralatan dan bahan-bahan
6. Biaya untuk pekerjaan perbaikan dan atau rehabilitasi.

10.3 Biaya Tak Langsung


Adalah segala biaya yang disediakan untuk menunjang kelancaran pekerjaan dan atau
kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan O&P bendungan, yang antara lain terdiri
dari :
1. Biaya Umum
2. Biaya Perjalanan Dinas
3. Baya untuk cadangan/rencana pengembangan/rehabilitasi, dll.
4. Depresiasi

10.4 Biaya Tak Terduga


Biaya tak terduga adalah dana yang dialokasikan khusus untuk mengantisipasi segala
kejadian diluar perhitungan yang dapat menimbulkan kerusakan sehingga mengganggu
kelancaran kegiatan O&P bendungan baik sebagian (partial) maupun secara keseluruhan.
Kejadian diluar perhitungan tersebut diantaranya adalah bencana alam dan vandalisme.
Antisipasi besar-kecilnya biaya tak terduga ini antara lain bisa diperkirakan dari berbagai
faktor, antara lain seperti :
1. Tingkat permasalahan yang dijumpai pada saat penyusunan desain dan pelaksanaan
konstruksinya
2. Kondisi geoteknik di lokasi bendungan dan di sekitar genangan waduk
3. Kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat.
4. Kecanggihan teknologi dan kualitas peralatan yang digunakan

136
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Perencanaan biaya O&P untuk jangka panjang dapat disusun berdasarkan atas data base serta
asumsi-asumsi program pelayanan dan pengembangan untuk jangka panjang serta prakiraan
tingkat inflasi . Data base tersebut dapat dibuat berdasarkan pengalaman operasional tahunan
serta data aktual biaya pokok rutin O&P bendungan yang sudah berjalan ditambah
pengalaman dari bendungan-bendungan lain yang sejenis.
Dapat dituliskan dalam rumus:

AKNOP BENDUNGAN = KEBUTUHAN BIAYA OPERASIONAL + BIAYA


PEMELIHARAAN + BIAYA PENGAMATAN DAN INSPEKSI

Gambar 10 - Pola Pikir Penyusunan AKNOP Bendungan

137
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 10-1 Rekap Biaya O&P Bendungan Beringin Sila


KEGIATAN / SUB KEGIATAN / JENIS PERHITUNGAN
NO
BELANJA / RINCIAN BELANJA VOL. SAT. BARANG MODAL JUMLAH BIAYA
(Rp) (Rp) (Rp)
OPERASI PEMELIHARAAN PEMATAUAN RUTIN (TAHUNAN) 750,233,000.00
OPERASI RUTIN 544,672,000.00
PEMELIHARAAN RUTIN 152,246,000.00
PEMANTAUAN RUTIN 53,315,000.00

KEGIATAN / SUB KEGIATAN / JENIS PERHITUNGAN


NO
BELANJA / RINCIAN BELANJA VOL. SAT. BARANG MODAL JUMLAH BIAYA
(Rp) (Rp) (Rp)
OPERASI DAN PEMELIHARAAN BERKALA 1,363,000,000.00

Tabel 10-2 Biaya O&P Bendungan Beringin Sila


KEGIATAN / SUB KEGIATAN / JENIS PERHITUNGAN
NO
BELANJA / RINCIAN BELANJA VOL. SAT. BARANG MODAL JUMLAH BIAYA
(Rp) (Rp) (Rp)

BIAYA OPERASI & PEMELIHARAAN (A + B + C) 2,113,233,000.00

A OPERASI PEMELIHARAAN PEMATAUAN RUTIN (TAHUNAN) 750,233,000.00


521 OPERASI RUTIN 544,672,000
Operasi Rutin Bendungan Lolak 16,23 Juta m3
521211 Belanja Barang Persediaan 6,695,000
− ATK, Tinta,dan bahan komputer
Kertas 27 rim 48,000 1,286,592
Bolpoin 18 buah 4,000 73,867
Tinta 21 botol 23,300 495,125
Catridge 0.71 bh 56,200 39,808
ATK Lainnya 12 Bln 400,000 4,800,000
521212 Belanja Persediaan Barang dan Konsumsi 22,275,000
− Konsumsi Rapat Internal 245 bh 15,000 3,675,000
− Konsumsi Rutin 12 Bln 1,500,000 18,000,000
− Peralatan Kebersihan 12 Bln 50,000 600,000
521213 Belanja Langganan Listrik 26,400,000
− Listrik dan PDAM 12 bln 1,500,000 18,000,000
− Internet 12 bln 700,000 8,400,000
521214 Belanja Operasi Peralatan dan Mesin Lainnya 141,381,000
− BBM 14,083 Liter 10,000 140,834,250
− Oli 7 Liter 75,000 547,500
521214 Honor Terkait Kegiatan Operasi 320,121,000
− Koor Petugas ( 1 org x 25 hari x 12 bulan) 300 OH 88,500 26,550,000
− Petugas Operasi (3 org x 25 hr x 12 bln) 900 OH 88,500 79,650,000
− Petugas Keamanan (3 org x 25 hr x 12 bln) 900 OH 88,500 79,650,000
− Petugas Pemantauan (3 org x 25 hr x 12 bln) 900 OH 88,500 79,650,000
− Tenaga Ahli OP Bendungan 3.0 OB 10,000,000 30,000,000
− Asisten Tenaga Ahli OP Bendungan 3.0 OB 6,000,000 18,000,000
− Operator Komputer 3 OB 2,207,212 6,621,636
521215 Honor Terkait Perjalanan Dinas (orang x kali) 27,800,000
− Koordinasi ke Kabupaten (4 org) 4 Kali 630,000 2,520,000
− Koordinasi ke Kantor UPB (4 org) 12 Kali 630,000 7,560,000
− Koordinasi ke Jakarta (2 org) 2 Kali 2,060,000 4,120,000
Biaya Penginapan 8 Kali 600,000 4,800,000
Biaya Taksi lokal 4 Kali 200,000 800,000
Biaya Tiket ke Jakarta (PP) 4 Kali 2,000,000 8,000,000

138
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

KEGIATAN / SUB KEGIATAN / JENIS PERHITUNGAN


NO
BELANJA / RINCIAN BELANJA VOL. SAT. BARANG MODAL JUMLAH BIAYA
(Rp) (Rp) (Rp)

522 PEMELIHARAAN RUTIN 152,246,000


5221211 Belanja Bahan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 49,040,000
− Perlengkapan K3 (Masker,dll) 2 Set 438,500 659,686
− BBM 429 Liter 10,000 4,289,000
− Oli Samping 154 Liter 75,000 11,555,200
− Sparepart 2 buah 20,000 40,000
− Menie Besi 67 Liter 27,000 1,820,475
− Kuas 7 buah 4,500 30,341
− Cat Dasar 88 kg 17,500 1,533,000
− Cat Penutup 122 kg 71,100 8,702,640
− Sewa Molen 2 Unit 400,000 835,000
− Batu 15 m3 200,000 3,000,000
− Pasir Pasang 6 m3 200,000 1,100,000
− Portland Semen 3,150 kg 1,500 4,725,000
− Seal 10 buah 450,000 4,500,000
− Radiator 10 buah 125,000 1,250,000
− Filter Oli 10 buah 75,000 750,000
− Filter Solar 10 buah 75,000 750,000
− Filter Udara 10 buah 350,000 3,500,000
5221212 Perawatan Kendaraan 13,960,000
− Sepeda Motor ( 2 Unit) 2 Kali 300000 1200000
− Mobil/Pickup ( 2 Unit) 1 Kali 3170000 6340000
− Dump Truck ( 1 Unit) 1 Kali 4120000 4120000
− Speedboat ( 1 Unit) 1 Kali 2300000 2300000
5221213 Perawatan Gedung & Fasilitas 11,000,000
Di luar pengecatan (misal perbaikan genteng, pintu, kran air,
− 1 Ls 7,500,000 7,500,000
dll)
Peralatan eletrikal (misal penggantian lampu, AC, lampu
− 1 Ls 3,500,000 3,500,000
jalan, kabel, baterai, dll)
5221214 Honor Terkait Kegiatan Pemeliharaan 78,246,000
− Mandor 22 OH 115,100 2,560,194
− Tukang 175 OH 102,500 17,902,650
− Kepala Tukang 43 OH 108,500 4,683,945
− Petugas Pemeliharaan (2 org x 25 hr x 12 bln ) 600 OH 88,500 53,100,000

KEGIATAN / SUB KEGIATAN / JENIS PERHITUNGAN


NO
BELANJA / RINCIAN BELANJA VOL. SAT. BARANG MODAL JUMLAH BIAYA
(Rp) (Rp) (Rp)

139
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

523 PEMANTAUAN RUTIN 53,315,000


5231211 Belanja Bahan Pemantauan 6,901,000
− Perlengkapan K3 (Masker,dll) 2.7 Set 438,500 1,170,883
− BBM 500 Liter 10,000 4,999,400
− Bolpoin 93.0 buah 4,000 372,000
− Blangko 7 rim 48,000 336,000
− Tinta 1 botol 23,300 23,300
523212 Honor Terkait Kegiatan Pemantauan 46,414,000
− Tenaga Ahli OP 2.0 OB 10,000,000 20,000,000
− Asisten Tenaga Ahli OP Bendungan 2.0 OB 6,000,000 12,000,000
− Tenaga Ahli Hidromek 1.0 OB 10,000,000 10,000,000
− Operator Komputer 2.0 OB 2,207,212 4,414,424

B OPERASI DAN PEMELIHARAAN KHUSUS -

C OPERASI DAN PEMELIHARAAN BERKALA 1,363,000,000.00


Biaya OP 2 Tahunan 53,000,000
− PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI 1 LS 50,000,000 50,000,000
− PENGGANTIAN SEAL 1 Ls 3,000,000 3,000,000
Biaya OP 5 Tahunan 1,310,000,000
− Manual Operasi dan Pemeliharaan 1 LS 460,000,000 460,000,000
− Rencana Tindak Darurat - LS - -
− Inspeksi Besar 1 LS 850,000,000 850,000,000
Biaya OP 20 Tahunan -
− PENGERUKAN SEDIMEN/DREDGING - m3 - -
− SPECIAL STUDY - LS - -
− PERBAIKAN RIP RAP -
Lereng Hulu - m2 - -
LerengHilir - m2 - -
− PERBAIKAN HIDROMEKANIKAL -
Overhaul HM Intake - Unit - -
Overhaul HM Outlet - Unit - -

BAGIAN C POLA OPERASI WADUK

140
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

POLA OPERASI WADUK

1.1 Penyusunan Pola Operasi Waduk (POW)


Pola operasi waduk disiapkan oleh Pembangun atau Pengelola bendungan dengan
memperhatikan masukan dari pengelola sumber daya air BWS Nusa Tenggara I dan instansi
terkait seperti Dinas Pertanian, PDAM.
Pola operasi waduk dilengkapi dengan kurfa (rule curves) zona operasi, yang dibatasi oleh
kurfa batas operasi normal atas (BON A) dan kurfa batas operasi normal bawah (BON B) .
Pola operasi waduk memuat tata cara pengeluaran air dari waduk sesuai dengan kondisi
volume dan/atau elevasi air waduk dan kebutuhan air serta kapasitas sungai di hilir
bendungan.
POW dilengkapi dengan penjelasan mengenai perihal berikut :
1. Elevasi muka air waduk maksimum yang diizinkan pada berbagai waktu untuk
setiap tahun
2. Debit pengeluaran maksimum dan atau minimum yang dizinkan.
3. Penjelasan kemungkinan adanya larangan atau pembatasan dalam operasi karena
pertimbangan keamanan bendungan, seperti: laju penurunan muka air waduk
yang diizinkan saat surut cepat, elevasi muka air waduk minimal yang diizinkan
selama operasi.
4. Penjelasan tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi limpasan air waduk
melalui pelimpah;
5. Penjelasan metode dan frekuensi pengosongan atau penurunan muka air waduk
guna pemeriksaan banguan pengeluaran, pintu, katup, lereng hulu bendungan, dll.
6. Prosedur pemberitahuan penduduk saat melepas air waduk. Secara berkala
(lazimnya setiap 5 tahun bersamaan dengan kegiatan pemeriksaan/inspeksi
besar), atau bila terjadi perubahan yang signifikan pada aspek hidrologi, pola
operasi waduk perlu ditinjau kembali. Bila dalam kegiatan operasi muka air
waduk masih berada di dalam zona operasi, pada prinsipnya operasi/pengeluaran
air waduk masih dapat dilaksanakan sesuai rencana. Bila muka air waduk berada
diluar batas atas dan bawah, maka rencana pengeluaran air waduk perlu
disesuaikan.

141
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

1.1.1 Pertimbangan Penyusunan POW


1. Kondisi aliran sungai pada “tahun basah” untuk grafik batas atas dan “tahun
kering” untuk batas bawah → berdasar hasil pengamatan debit bulanan jangka
panjang.
2. Kebutuhan air yang harus terpenuhi sesuai Rencana Pokok Penyediaan Air.
Untuk irigasi, biasanya ada keputusan dari Gubernur/Pemda tentang rencana
tanam, musim tanam rendeng dan gadu pada setiap tahun. Rencana penyediaan
air disusun berdasar kebutuhan air irigasi dan berbagai kebutuhan lain seperti
PLTA, air baku dll.
3. Pengeluaran air dari waduk dihulu untuk kondisi musim basah dan kering.
4. Kapasitas palung sungai di daerah hilir 180 m3/s. Pengeluaran air waduk
melebihi kapasitas palung sungai akan menimbulkan banjir, khususnya didaerah
pertanian/ ladang.
5. Program pemeliharaan sarana-sarana hidromekanik dan listrik seperti: unit PLTA,
katup dan pintu, tail race, dll.
6. Keamanan bendungan, seperti adanya potensi longsoran akibat penurunan air
waduk yang terlalu cepat atau terlalu rendah.

Gambar 1 - Pola Operasi Waduk Beringin Sila

142
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 1 - Pola Operasi Waduk Beringin Sila


Qinflow (m3/dt) Qoutflow (m3/dt) Elevasi (m)
Bulan Periode Maintena Total/ Q
inflow Rerata Irigasi Air baku MAW NWL MOL LWL
nce PLTA
Nop I 6.35 1.67 1.68 0.05 0.08 0.87 106.50 116.00 100.00 95.00
II 4.39 1.67 2.93 0.05 0.08 1.86 108.00 116.00 100.00 95.00
Des I 2.03 1.67 2.14 0.05 0.08 3.10 109.50 116.00 100.00 95.00
II 5.17 1.67 3.59 0.05 0.08 2.30 110.80 116.00 100.00 95.00
Jan I 3.35 1.67 4.27 0.05 0.08 3.75 112.00 116.00 100.00 95.00
II 1.31 1.67 1.16 0.05 0.08 4.43 113.20 116.00 100.00 95.00
Feb I 3.52 1.67 3.05 0.05 0.08 1.34 114.00 116.00 100.00 95.00
II 1.19 1.67 2.38 0.05 0.08 3.23 114.80 116.00 100.00 95.00
Mar I 1.54 1.67 2.24 0.05 0.08 2.56 115.50 116.00 100.00 95.00
II 2.49 1.67 1.50 0.05 0.08 2.42 115.70 116.00 100.00 95.00
Apr I 2.52 1.67 2.45 0.05 0.08 1.67 116.00 116.00 100.00 95.00
II 1.86 1.67 2.00 0.05 0.08 2.62 116.00 116.00 100.00 95.00
Mei I 0.48 1.67 2.68 0.05 0.08 2.18 115.65 116.00 100.00 95.00
II 0.14 1.67 1.61 0.05 0.08 2.86 115.00 116.00 100.00 95.00
Jun I 0.04 1.67 1.92 0.05 0.08 1.77 114.30 116.00 100.00 95.00
II 0.28 1.67 1.43 0.05 0.08 2.08 113.50 116.00 100.00 95.00
Jul I 0.28 1.67 1.40 0.05 0.08 1.61 112.60 116.00 100.00 95.00
II 0.17 1.67 1.71 0.05 0.08 1.58 111.40 116.00 100.00 95.00
Ags I 0.51 1.67 1.28 0.05 0.08 1.91 110.44 116.00 100.00 95.00
II 2.56 1.67 1.29 0.05 0.08 1.48 108.23 116.00 100.00 95.00
Sep I 0.00 1.67 1.43 0.05 0.08 1.49 106.03 116.00 100.00 95.00
II 0.00 1.67 1.08 0.05 0.08 1.63 104.50 116.00 100.00 95.00
Okt I 0.00 1.67 0.15 0.05 0.08 1.27 105.00 116.00 100.00 95.00
II 0.00 1.67 0.00 0.00 0.00 0.34 106.50 116.00 100.00 95.00

143
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 1 - 2 Alokasi Tampungan Waduk dengan Pelimpah Tanpa Pintu

144
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

1.2 Penyusunan Rencana Tahunan Operasi Waduk


Recana tahunan operasi waduk, disusun setiap tahun berdasar pola operasi waduk.
Rencana tahunan operasi waduk disusun oleh Pengelola bendungan (BWS Nusa Tenggara I)
dengan memperoleh masukan teknis dari pengelola sumber daya air pada wilayah sungai
Utan.
Rencana tahunan operasi dibuat lebih rinci dan mendekati kenyataan. Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam penyusunan antara lain :
1. Prakiraan ketinggian muka air pada awal tahun.
2. Informasi ramalan musim yang dihadapi, dari BMKG.
3. Prakiraan lengkung debit sungai.
4. Kondisi/kesiapan unit pembangkit listrik dan prasarananya (bila PLTM sudah
dibangun).
5. Rencana tahunan kebutuhan air (irigasi, air baku, PLTA)
6. Sasaran khusus produksi listrik/padi

Tabel 1 - RTOW Tahun Basah


Qinflow (m3/dt) Qoutflow (m3/dt) Elevasi (m)
Bulan Periode Maintena Total/ Q
inflow Rerata Irigasi Air baku MAW NWL MOL LWL
nce PLTA
Nop I 6.35 1.67 1.68 0.05 0.08 0.87 106.50 116.00 100.00 95.00
II 4.39 1.67 2.93 0.05 0.08 1.86 108.00 116.00 100.00 95.00
Des I 2.03 1.67 2.14 0.05 0.08 3.10 109.50 116.00 100.00 95.00
II 5.17 1.67 3.59 0.05 0.08 2.30 110.80 116.00 100.00 95.00
Jan I 3.35 1.67 4.27 0.05 0.08 3.75 112.00 116.00 100.00 95.00
II 1.31 1.67 1.16 0.05 0.08 4.43 113.20 116.00 100.00 95.00
Feb I 3.52 1.67 3.05 0.05 0.08 1.34 114.00 116.00 100.00 95.00
II 1.19 1.67 2.38 0.05 0.08 3.23 114.80 116.00 100.00 95.00
Mar I 1.54 1.67 2.24 0.05 0.08 2.56 115.50 116.00 100.00 95.00
II 2.49 1.67 1.50 0.05 0.08 2.42 115.70 116.00 100.00 95.00
Apr I 2.52 1.67 2.45 0.05 0.08 1.67 116.00 116.00 100.00 95.00
II 1.86 1.67 2.00 0.05 0.08 2.62 116.00 116.00 100.00 95.00
Mei I 0.48 1.67 2.68 0.05 0.08 2.18 115.65 116.00 100.00 95.00
II 0.14 1.67 1.61 0.05 0.08 2.86 115.00 116.00 100.00 95.00
Jun I 0.04 1.67 1.92 0.05 0.08 1.77 114.30 116.00 100.00 95.00
II 0.28 1.67 1.43 0.05 0.08 2.08 113.50 116.00 100.00 95.00
Jul I 0.28 1.67 1.40 0.05 0.08 1.61 112.60 116.00 100.00 95.00
II 0.17 1.67 1.71 0.05 0.08 1.58 111.40 116.00 100.00 95.00
Ags I 0.51 1.67 1.28 0.05 0.08 1.91 110.44 116.00 100.00 95.00
II 2.56 1.67 1.29 0.05 0.08 1.48 108.23 116.00 100.00 95.00
Sep I 0.00 1.67 1.43 0.05 0.08 1.49 106.03 116.00 100.00 95.00
II 0.00 1.67 1.08 0.05 0.08 1.63 104.50 116.00 100.00 95.00
Okt I 0.00 1.67 0.15 0.05 0.08 1.27 105.00 116.00 100.00 95.00
II 0.00 1.67 0.00 0.00 0.00 0.34 106.50 116.00 100.00 95.00

145
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 1 - 3 Grafik Inflow dan Outflow Tahun Basah

Gambar 1 - 4 Grafik RTOW Tahun Basah

1.3 Pelaksanaan dan Evaluasi Rencana Tahunan Operasi Waduk


Rencana tahunan operasi waduk, dibuat berdasar prakiraan dan asumsi-asumsi. Kenyataan
yang terjadi, sering berbeda dengan rencana; secara rutin kenyataan yang terjadi perlu
dipantau dan dievaluasi guna penyesuian bagi rencana tahunan operasi waduk. Langkah-
langkah yang perlu diambil bila terjadi ketidak sesuaian antara kenyataan dengan rencana:
1. Bila ketinggian muka air waduk tidak sesuai dengan rencana, tetapi masih berada
didalam batas-batas zona operasi, pelaksana operasi pada prinsipnya masih dianggap
sesuai dengan rencana operasi. Saat muka air waduk mendekati kurfa batas operasi

146
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

normal bawah, penyesuaian-penyesuaian jangka pendek dapat dilakukan sesuai


keperluan.
2. Bila muka air waduk berada diatas “garis operasi normal atas”, berarti ada kelebihan air
yang harus dibuang kehilir. Pengeluaran air tambahan tersebut sedapat mungkin
dilewatkan turbin (bila ada PLTA). Bila pengeluaran lewat turbin sudah tidak mungkin,
pengeluaran dapat dilakukan lewat pintu pengeluaran lain seperti pintu untuk irigasi :
 Sebelumnya diputuskan untuk pembukaan pintu, lebih dulu perlu koordinasi
kepengelola waduk di hulu untuk mengurangi pengeluaran air diwaduknya.
 Demikian pula bila air waduk melimpas dipelimpah, juga perlu dilakukan langkah
koordinasi kepengelola waduk dihulu seperti diatas. Bila kondisi ini terjadi perlu
dilakukan evaluasi efektifitas rencana operasi yang ada.
3. Bila muka air dibawah “garis operasi normal bawah” pengeluaran air harus dikurangi,
dengan mengambil langkah sebagai berikut :
 Pertama, teliti apakah kondisi tersebut akibat penahan air di waduk-waduk hulu. Bila
benar demikian, koordinasikan dengan pengelola waduk diatas untuk menambah
pengeluaran air.
 Bila penurunan muka air waduk diakibatkan kondisi musim (kering), maka harus
dilaksanakan pengurangan pengeluaran air dibawah rencana tahunan.
Besar pengurangan tergantung kebutuhan dan keadaan, dengan dilaksanakan secara bertahap
(dengan menggunakan metode empirik praktis) dan diusahakan agar dapat memenuhi
kebutuhan minimum yang disepakati, misal 65%-75% kebutuhan. Bila pengeluaran terpaksa
harus lebih kecil dari kebutuhan pengairan, maka harus dilakukan koordinasi dengan instansi
terkait untuk persiapan pengaturan distribusi air pada saluran-saluran pengairan dilapangan.

1.4 Petunjuk Operasi Banjir


Petunjuk Operasi banjir dengan early release sudah mengacu pada RTOW Tahun Basah
2022, karena TMA yang akan terjadi tentu sudah sesuai dengan RTOW Tahun Basah 2022.
Perhitungan Early release (tingginya dan lamanya penurunan TMA) sudah dianalisa
berdasarkan potensi hujan dan rencana pemanfaatan untuk berbagai kebutuhan (irigasi, air
baku, aliran pemeliharaan dsbnya) serta kapasitas sungai di hilir sehingga tidak
mengorbankan pemanfaat air.
Penurunan muka air waduk harus memperhatikan prediksi debit ke depan agar dapat
diprediksi besarnya recovery air waduk. Recovery ini penting maka harus mengikuti POW,

147
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

dimana MAW tertinggi HANYA terjadi di awal musim kemarau (Apr I) yang probabilitas
turunnya hujan lebih kecil dari musim hujan (Nop-April). Untuk itu disarankan periode Apr I
harus hati-hati dalam menurunkan MAW dengan selalu berkoordinasi dengan BMKG.

Gambar 1 - 5 Pola Operasi Banjir Penurunan MAW +116

148
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 1 - Matriks Petunjuk Operasi Banjir


MATRIK PETUNJUK OPERASI BANJIR 4.05

KALA ULANG Q2 Q5 Q10 Q20 Q25 Q50 Q100 Q200 VOLUME PADA SAAT NWL +116 116 27.47 juta m3
BANJIR RENCANA m3/s 23.66 35.94 46.01 57.27 57.85 74.40 89.32 106.13 ELEVASI PENGENDALIAN BANJIR (m) 115 26.23 juta m3
VOL BANJIR RENCANA (jt m3) 2.04 3.11 3.98 4.95 5.00 6.43 7.72 9.17 DENGAN RUANG BANJIR SEBESAR 1.24 juta m3
Waktu Penurunan MAW ke +115
Periode POW RTOW Volume Banjir Tengah Bulanan (juta m3) Ketersediaan FLOOD CONTROL PADA+ 115 Waktu
m
Tamp Banjir Tamp. Banjir
Tgh bln BON B BON A RTOW 2023
Vol BanjirVol
Q2Banjir
VolQ5
BanjirVol
Q10BanjirVol
Q20BanjirVol
Q25Banjir
VolQ50
BanjirVol
Q100
Banjir Q200 El. MAW Early Release (jam), Buka : hari, dibuka : Recovery
Tengah Blnan yang tersedia (hari)
(jt m3) m juta m3 50% 80% 50% 80%
Nop 15 101.7 106.5 105.2 0.7 0.9 1.1 1.2 1.3 1.4 1.4 1.5 > Q200 Ruang Banjir 12.04
15 103.0 108.0 106.2 1.1 1.7 2.3 3.0 3.3 4.2 5.4 7.0 > Q200 Ruang Banjir 11.11
Des 15 104.2 109.5 105.4 1.2 1.6 1.9 2.2 2.3 2.6 2.8 3.1 > Q200 Ruang Banjir 11.85
16 105.0 110.8 108.3 1.0 1.4 1.7 2.0 2.1 2.4 2.8 3.1 > Q100 Ruang Banjir 8.85
Jan 15 106.2 112.0 111.4 1.1 1.7 2.2 2.8 3.0 3.6 4.3 5.0 Q25 - Q50 Ruang Banjir 5.49
16 108.0 113.2 111.3 1.1 1.8 2.3 3.0 3.2 4.0 4.9 6.0 Q25 - Q50 Ruang Banjir 5.55
Feb 15 109.5 114.0 112.1 1.1 1.7 2.2 2.7 2.8 3.4 3.9 4.6 Q10-Q20 Ruang Banjir 4.66
13 111.0 114.8 114.0 1.0 1.6 2.0 2.4 2.6 3.1 3.6 4.2 Q2-Q5 Ruang Banjir 2.48
Mar 15 112.1 115.5 114.8 1.0 1.4 1.7 2.0 2.0 2.3 2.6 2.8 Q2 Ruang Banjir 1.45
16 112.3 115.7 113.5 0.8 1.3 1.8 2.3 2.5 3.1 3.9 4.9 Q2-Q5 Ruang Banjir 2.99
Apr 15 112.5 116.0 115.5 0.8 1.4 1.9 2.4 2.6 3.3 4.1 5.1 < Q2 115.51 0.60 0.51 0.64 26.8 13.8 1.1 0.6 1.0
15 112.5 116.0 114.0 0.5 0.9 1.1 1.1 1.5 1.8 2.2 2.6 Q2-Q5 Ruang Banjir 2.46
Mei 15 111.8 115.7 113.3 0.5 1.1 1.7 2.6 2.9 4.1 5.7 7.9 Q5-Q10 Ruang Banjir 3.29
16 111.0 115.0 112.9 0.4 0.9 1.3 1.9 2.1 2.9 3.9 5.2 Q5-Q10 Ruang Banjir 3.80
Jun 15 110.0 114.3 113.7 0.2 0.4 0.7 1.0 1.1 1.6 2.3 3.2 Q2-Q5 Ruang Banjir 2.82
15 108.0 113.5 113.5 0.2 0.4 0.7 1.1 1.3 1.9 2.8 4.1 Q5-Q10 Ruang Banjir 3.10
Jul 15 106.0 112.6 112.2 0.1 0.2 0.4 0.6 0.6 0.9 1.2 1.6 Q10-Q20 Ruang Banjir 4.57
16 104.0 111.4 110.4 0.1 0.2 0.4 0.6 0.6 0.9 1.2 1.6 Q50-Q100 Ruang Banjir 6.57
Ags 15 102.0 110.4 108.2 0.0 0.1 0.2 0.3 0.3 0.4 0.7 1.0 > Q100 Ruang Banjir 8.99
16 101.0 108.2 106.6 0.0 0.1 0.3 0.5 0.6 0.9 1.5 2.5 > Q200 Ruang Banjir 10.65
Sep 15 100.5 106.0 105.0 0.0 0.2 0.3 0.5 0.5 0.9 1.4 2.1 > Q200 Ruang Banjir 12.22
15 100.2 104.5 103.1 0.1 0.4 0.7 1.1 1.2 1.9 2.8 4.2 > Q200 Ruang Banjir 14.12
Okt 15 101.0 105.0 102.0 0.3 0.6 0.9 1.2 1.3 1.7 2.1 2.7 > Q200 Ruang Banjir 15.10
16 101.7 106.5 105.2 0.7 1.3 1.7 2.1 2.2 2.6 3.1 3.5 > Q200 Ruang Banjir 12.03
Rerata 106.5 111.5 6.9 1.0
Max 112.5 116.0 15.1 1.0
Min 100.2 104.5 0.6 1.0

149
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila
Vol dari
Waktu
INFLOW, STORAGE, ELEVASI, OUTFLOW NWL ke
TANGGAL JAM pengosongan KET.
m3/s juta m3 m INTAKE, m3/s MAW
hari jam juta m3
18-Nov-00 0:00 1.3 27.47 116.00 14.8 - 0
18-Nov-00 12:45 1.3 26.85 115.50 14.6 - 12:45 0.62
19-Nov-00 1:45 1.3 26.23 115.00 14.4 1.0 1:45 1.24
19-Nov-00 14:45 1.3 25.62 114.50 14.2 1.0 14:45 1.85
20-Nov-00 3:45 1.3 25.01 114.00 14.0 2.0 3:45 2.45 Q 2 TH
20-Nov-00 16:45 1.3 24.42 113.50 13.8 2.0 16:45 3.05
21-Nov-00 6:00 1.3 23.82 113.00 13.7 3.0 6:00 3.65 Q 5 TH
21-Nov-00 19:00 1.3 23.24 112.50 13.5 3.0 19:00 4.22
22-Nov-00 8:15 1.3 22.66 112.00 13.3 4.0 8:15 4.80 Q 10 TH
22-Nov-00 21:30 1.3 22.09 111.50 13.1 4.0 21:30 5.37 Q 20 TH
23-Nov-00 11:00 1.3 21.52 111.00 12.9 5.0 11:00 5.94 Q 25 TH
24-Nov-00 0:30 1.3 20.96 110.50 12.7 6.0 0:30 6.51
24-Nov-00 14:00 1.3 20.41 110.00 12.5 6.0 14:00 7.06 Q 50 TH
Mean 2-days Flood Discharges (m3/s)
Kala Ulang 25-Nov-00 3:40 1.3 19.86 109.50 12.3 7.0 3:40 7.60
2 5 10 20 25 50 100 200
25-Nov-00 17:30 1.3 19.32 109.00 12.0 7.0 17:30 8.15
Log Person III 19.61 23.85 26.61 29.24 30.07 32.64 35.21 37.81
26-Nov-00 7:20 1.3 18.79 108.50 11.8 8.0 7:20 8.68
GEV-Max(Lmoment) 19.47 23.87 26.83 29.70 30.62 33.47 36.33 39.21
Designflood (Hourly-24 h) 26.20 26.20 26.20 26.20 26.20 26.20 26.20 26.20
26-Nov-00 21:30 1.3 18.25 108.00 11.6 8.0 21:30 9.22 Q 100 TH
Volume Banjir (juta m3/hari)
Kala Ulang
2 5 10 20 25 50 100 200 Mean 3-days Flood Discharges (m3/s)
Kala Ulang
Log Person III 3.4 4.1 4.6 5.1 5.2 5.6 6.1 6.5 2 5 10 20 25 50 100 200
GEV-Max(Lmoment) 3.4 4.1 4.6 5.1 5.3 5.8 6.3 6.8 Log Person III 17.08 20.69 22.87 24.85 25.45 27.27 29.02 30.72
Designflood (Hourly-24 h) 2.17 3.39 4.15 4.83 5.04 5.66 6.23 6.76 GEV-Max(Lmoment) 17.10 20.85 23.05 24.98 25.56 27.24 28.77 30.17
Ratio 1.34 1.10 0.98 0.90 0.87 0.80 0.74 0.69
Designflood (Hourly-24 h) 26.20 26.20 26.20 26.20 26.20 26.20 26.20 26.20
Volume Banjir (juta m3/hari)
Q2 Q5 Q10 Q20 Q25 Q50 Q100 Q100 Kala Ulang
2 5 10 20 25 50 100 200
BANJIR RENCANA m3/s 23.66 35.94 46.01 57.27 57.85 74.40 89.32 106.13
VOL BANJIR RENCANA (jt m3) 2.04 3.11 3.98 4.95 5.00 6.43 7.72 9.17 Log Person III 4.4 5.4 5.9 6.4 6.6 7.1 7.5 8.0
Vol Banjir 2 harian 3.44 4.45 5.06 5.59 5.75 6.21 6.64 7.04 GEV-Max(Lmoment) 4.4 5.4 6.0 6.5 6.6 7.1 7.5 7.8
Vol Banjir 3 harian 4.20 5.35 6.01 6.57 6.73 7.20 7.62 7.99 Designflood (Hourly-24 h) 2.17 3.39 4.15 4.83 5.04 5.66 6.23 6.76
Vol Banjir 4 harian 4.89 6.09 6.79 7.39 7.57 8.08 8.55 8.97 Ratio 1.53 1.27 1.15 1.05 1.03 0.96 0.90 0.85
Vol Banjir 5 harian 5.52 6.78 7.48 8.07 8.24 8.73 9.16 9.53

Gambar 1 - 6 Simulasi Early Release Waduk

150
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Tabel 1- Routing Lewat Pelimpah dengan berbagai Initial MAW


Routing Lewat Pelimpah, Initial MAW +114 m Routing Lewat Pelimpah, Initial MAW +115 m

BANJIR Inflow Outflow Elevasi Freeboad BANJIR Inflow Outflow Elevasi Freeboad
Ket : % Reduksi Ket : % Reduksi
Kala Ulang m3/s m3/s m (m) Kala Ulang m3/s m3/s m (m)
Q2 84.86 0.00 115.82 6.18 Aman 100.00% Q2 84.86 23.91 116.33 5.67 Aman 71.82%
Q5 126.70 25.71 116.35 5.65 Aman 79.71% Q5 126.70 57.83 116.60 5.40 Aman 54.36%
Q 10 162.81 52.10 116.56 5.44 Aman 68.00% Q 10 162.81 87.66 116.79 5.21 Aman 46.16%
Q 20 201.92 85.38 116.77 5.23 Aman 57.72% Q 20 201.92 122.78 116.98 5.02 Aman 39.19%
Q 25 203.85 87.10 116.78 5.22 Aman 57.27% Q 25 203.85 124.61 116.99 5.01 Aman 38.87%
Q 50 259.55 137.53 117.06 4.94 Aman 47.01% Q 50 259.55 174.63 117.24 4.76 Aman 32.72%
Q 100 308.50 185.94 117.30 4.70 Aman 39.73% Q 100 308.50 224.08 117.47 4.53 Aman 27.36%
Q 200 362.95 237.31 117.53 4.47 Aman 34.62% Q 200 362.95 277.01 117.69 4.31 Aman 23.68%
Q 1000 513.59 394.33 118.14 3.86 Aman 23.22% Q 1000 513.59 418.12 118.22 3.78 Aman 18.59%
0.5 PMF 574.76 451.54 118.34 3.66 Aman 21.44% 0.5 PMF 574.76 495.64 118.49 3.51 Aman 13.77%
PMF 1,232.68 1115.84 120.28 1.72 Aman 9.48% PMF 1,232.68 1120.72 120.29 1.71 Aman 9.08%
Reduksi banjir 48.93% Reduksi banjir 34.15%

Routing Lewat Pelimpah, Initial MAW +116 m

BANJIR Inflow Outflow Elevasi Freeboad


Ket : % Reduksi
Kala Ulang m3/s m3/s m (m)
Q2 84.86 55.64 116.58 5.42 Aman 34.43%
Q5 126.70 90.23 116.80 5.20 Aman 28.78%
Q 10 162.81 120.71 116.97 5.03 Aman 25.86%
Q 20 203.02 125.06 117.00 5.00 Aman 38.40%
Q 25 203.85 155.86 117.15 4.85 Aman 23.54%
Q 50 259.55 204.14 117.38 4.62 Aman 21.35%
Q 100 308.50 246.85 117.57 4.43 Aman 19.98%
Q 200 362.95 293.79 117.76 4.24 Aman 19.05%
Q 1000 513.59 437.34 118.29 3.71 Aman 14.85%
0.5 PMF 574.76 495.64 118.49 3.51 Aman 13.77%
PMF 1,232.68 1123.23 120.30 1.70 Aman 8.88%
Reduksi banjir 22.63%

151
Laporan Rencana Pengelolaan Bendungan Beringin Sila

Gambar 1- 7 Perhitungan Early Release Yang Dibutuhkan

152

Anda mungkin juga menyukai