C. Pemeriksaan Lapangan
1. Bendungan Playangan (saddle dam) telah mengalami penurunan
permukaan puncak bendungan sebesar 0,8 m. Hal ini terjadi diantaranya
karena puncak bendungan digunakan sebagai jalan transportasi kendaraan.
Hendaknya dijelaskan data awal pengukuran deformasi penurunan yang
telah dilakukan termasuk akurasi terhadap baseline yang sama untuk titik
referensinya, sehingga dapat diketahui sejak kapan bendungan mengalami
penurunan sebesar 0,8 m dari elevasi desain awal.
1
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
2 Pada lereng hilir tubuh Bendungan Pulo terdapat penggelembungan
permukaan, akan tetapi menurut keterangan Konsultan merupakan bekas
bangunan monument. Hendaknya dikonfirmasi untuk penggelembungan
tersebut dengan cara pembersihan rumput disekitarnya
2
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
c. Pada geologi teknik bendungan hendaknya juga ditampilkan hasil
pengujian parameter-parameter timbunan dan pondasi yang
dilakukan sebelumnya
3
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
berasal dari air waduk atau dari tumpuan kanan dan kiri
bendungan
b. Perlu dibuat OW (Observation Well) di hilir bendungan, untuk
memantau aliran air dari waduk melalui tubuh bendungan sampai
ke hilirnya
E. Instrumentasi
1. Pada Tabel kondisi instrumentasi Bendungan Cileunca, terdapat beberapa
kondisi yang tidak sesuai antara jumlah instrumentasi yang mengalami
kerusakan dan instrumentasi yang dalam kondisi baik, misalnya pada OSP
(Open Standpipe Piezometer) bangunan pengukur rembesan pada
Bendungan Pulo. Hendaknya tabel kondisi instrumentasi diperbaiki,
dengan menambahkan tahun pemasangan dan tahun kerusakan pada
instrumentasi
4
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
3. Pada denah instrumen Bendungan Pulo, terdapat penggambaran
piezometer eksisting (warna merah) dan piezometer baru (warna kuning).
Konsultan menyampaikan terdapat piezometer dalam kondisi rusak
a. Hendaknya ditambahkan keterangan pada piezometer yang rusak /
tidak terbaca, misalnya dengan memberikan simbol tanda silang
(X)
b. Pada keterangan koordinat instrumen patok geser dan instrumen
lainnya hendaknya dilengkapi dengan angka elevasi, nilai z.
5
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
hujan terhadap rembesan yang terjadi
6. Pengukuran patok geser dilakukan intensif mulai tahun 2019 hingga saat
ini. Hasil pengukuran menunjukkan pergerakan tubuh bendungan
mengalami anomali naik – turun
a. Hendaknya dipastikan pengukuran menggunakan peralatan yang
sama dan telah dikalibrasi, serta mempertimbangkan factor koreksi
peralatan yang digunakan
b. Hendaknya dipastikan pengukuran – pengukuran yang dilakukan
telah menggunakan datum (benchmark) pengukuran yang sama
c. Apabila permukaan bendungan mengalami pergerakan naik –
turun, hendaknya diperiksa tingkat ekspansifitas/swelling material
tubuh bendungan
F. Stabilitas Bendungan
1. Parameter material yang digunakan sebagai input dalam analisis stabilitas
merupakan hasil tes laboratorium tahun 2022. Dari parameter material
tersebut tampak bahwa parameter timbunan bendungan dengan parameter
pondasi hampir memiliki kemiripan, dan pada nilai sudut geser dalam
pondasi lebih kecil daripada material timbunan
a. Hendaknya dilakukan pengecekam kembali parameter tesebut, a. Hasil test untuk material pondasi yang berupa breksi tuff hasilnya
mengingat pondasi berupa breksi tuff dan material timbunan lebih kecil, hal ini dikarenakan pengambilan sampelnya yang tidak
masuk dalam butiran silty – clay representatif
b. Hendaknya diperiksa kemungkinan pada saat pelaksanaan b. Sampai saat ini belum didapatkan laoran pelaksanaan bendungan
konstruksi, material timbunan yang digunakan merupakan hasil Cileunca yang dibangun antara tahun 1919 – 1924
galian pondasi Laporan yang didapatkan yaitu:
1. Journal of the Geotechnical Engineering Division by Laurence
D.Wesley, May 1974
6
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
2. Report on Detailed Inspection and Safety of Cipanunjang and
Cileunca Dams and Reservoirs, oleh Colenco Power
Consulting Ltd. In Association with PT. Gamma Epsilon
Consulting Engineer
Di dalam laporan tersebut di atas tidak didapatkan informasi
mengenai pelaksanaan konstruksi maupun material yang digunakan
c. Hendaknya nilai parameter yang digunakan dibandingkan dengan c. Parameter yang digunakan untuk perhitungan stabilitas bendungan
nilai parameter data sekunder yang pernah dilakukan oleh Wesley Cipanunjang oleh Wesley pada tahun 1974 adalah sebagai berikut:
pada Bendungan Cipanunjang Specific Grafity = 2,80
Density = 1,53 g/cm3
Cohesi = 0,240 kg/cm2
Sudut geser dalam = 35°
Hasil perbandingan nilai parameter yang digunakan dalam
perhitungan stabilitas untuk Bendungan Pulo dan Bendungan
Playangan disajikan pada Lampiran F.1c
d. Nilai parameter permeabilitas material timbunan dan pondasi d. Saran diterima, data permeabilitas akan ditambahkan pada nilai
belum disampaikan. Hendaknya dilengkapi parameter, seperti disampaikan pada Lampiran F.1c
2. Titik tinjauan penentuan exit gradient tertinggi diambil pada pondasi Titik tinjauan exit gradient untuk Bendungan Pulo dan Bendungan
bagian hilir. Hendaknya dicari beberapa titik tinjauan exit gradient pada Playangan sudah dilakukan seperti disampaikan pada Lampiran F.2,
kontak antara tubuh bendungan dengan pondasi bendungan yang lebih dari hasil peninjauan tersebut, titik yang paling kritis adalah di daerah
porous, dicari yang paling tinggi (kritis) sebagai input dalam análisis paling hilir, sehingga analisis piping bendungan menggunakan data exit
piping bendungan. gradient tersebut.
3. Karena memiliki parameter material dan pondasi yang hampir sama, maka Saran diterima, hasil analisis exit gradient rembesan Bendungan
saran dan masukan pada Bendungan Pulo berlaku juga pada analisis Playangan disajikan pada Lampiran F.2
stabilitas lereng dan analisis rembesan pada Bendungan Playangan
4. Mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan gempa, hendaknya Saran diterima, akan direkomendasikan pada Pengelola Bendungan
Konsultan merekomendasikan untuk segera dilakukan studi berupa Site untuk dilakukan studi mikrozonasi gempa pada Bendungan Pulo,
Specific Seismic Hazard Analysis untuk konfirmasi potensi terkini Playangan dan Cipanunjang
7
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
keamanan bendungan terhadap gempa
8
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
c. Dalam analisis sedimen, hendaknya Konsultan juga menjelaskan
mengenai jenis material sedimen dari Bendungan Cileunca
9
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
setidaknya pada 3 (tiga) titik lokasi berbeda, yaitu pada badan
sungai menjelang air masuk waduk, di tengah waduk dan di hilir
bendungan
e. Hendaknya dilakukan evaluasi terhadap tingkat eutrofikasi (status
trofik) air waduk, yang dapat ditentukan berdasarkan kandungan
total fosfor dan total nitrogen di dalam air, serta chlorophyll –A
dan kecerahan air waduk. Analisis status trofik dapat mengacu
pada Permen LH Nomor 28 Tahun 2009 tentang Daya Tampung
Beban Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk
f. Hendaknya sertifikat uji kualitas air disampaikan dan dipaparkan
untuk mengetahui tanggal pengambilan sampel dan tanggal uji
laboratoriumnya
4. Dari uji kualitas air yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa kualitas air
masuk dalam kategori cemar berat (berdasarkan metode storet). Untuk itu
hendaknya pengelola bendungan melakukan sosialisasi terhadap
pentinganya eksistensi manfaat waduk dan upaya – upaya kegiatan
konservasi di hulu DAS Bendungan dengan berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait. Hendaknya hal ini dimasukkan
dalam agenda siding GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan
Air) dan TKPSDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air)
5. Peta tata guna lahan di sekitar waduk yang dijelaskan pada kualitas air
tidak sesuai dengan peta tata guna lahan yang digunakan dalam analisis
sedimentasi. Hendaknya dilakukan pemeriksaan kembali apakah datum
yang digunakan pada pengukuran pada tahun 1992 dan 2022 sama
I. Evaluasi Hidromekanikal
1. Disampaikan oleh Konsultan bahwa pada Bendungan Cileunca terdapat
stoplog dan kondisinya sudah tidak pernah dioperasikan lagi. Hendaknya
Konsultan menganalisis kembali terkait fungsi stoplog tersebut, apabila
memang masih diperlukan hendaknya Konsultan memastikan bahwa
stoplog dan alat angkatnya dapat dioperasikan dengan baik
10
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
6. Hasil uji operasi gate valve kiri pada Bendungan Pulo menyatakan bahwa
gate valve tersebut tidak dapat dioperasikan, sehingga hanya digunakan
11
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
gate valve kanan. Hendaknya gate valve kiri diperbaiki, dan tetap dapat
digunakan pada saat kondisi emergency
2. Pada gambar alokasi ketersediaan air, digambarkan muka air normal Pak Iqbal
berada pada elevasi +1418,5 m dan terletak diantara elevasi skot balok dan
mercu pelimpah. Hendaknya gambar dikoreksi sehingga letak elevasi
muka air normal berada pada puncak skot balok karena skot balok tersebut
tidak dioperasikan seperti pintu
12
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
3. Konsultan telah menyampaikan pedoman penurunan muka air waduk pada
kondisi darurat, namun jika dilihat dari skema penurunan muka air
waduknya lebih tepat untuk kondisi banjir. Hendaknya diperbaiki dan
disesuaikan
5. Selain menyusun pedoman Operasi dan Pemeliharaan, hendaknya juga a. POW dan RTOW telah menyesuaikan dengan hasil analisis hidrologi
disusun Dokumen Rencana Pengelolaan Bendungan sesuai dengan amanat b. RTOW dan POW telah dikonsultasi antara pihak PT Indonesia Power
pasal 42 ayat (1 huruf b) yang isinya mengikuti arahan pada pasal 45 dan BBWS Citarum
PERMEN PUPR No.27/PRT/M/2015, termasuk di dalamnya Pedoman OP c. Penyusunan POW telah mengacu pada kondisi Waduk Cileunca dan
dan Penyusunan POW (Pola Operasi Waduk) dan RTOW (Rencana Waduk Bendungan Cipannjang yang Kaskade
Tahunan Operasi Waduk) d. POW telah dikonsultasikan den BBWS Citarum
13
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
a. Pola Operasi Waduk (POW) dan Rencana Tahunan Operasi
Waduk (RTOW) Bendungan Cileunca hendaknya menyesuaikan
dengan saran dan evaluasi hidrologi
b. Untuk menyusun RTOW serta POW, hendaknya konsultan
melakukan diskusi dengan instansi/dinas terkait, khususnya
sebagai upaya konservasi waduk
c. Penyusunan Pola Operasi Waduk (POW) hendaknya mengacu
pada kondisi Waduk Cileunca yang bertipe Cascade dengan
Bendungan Cipanunjang
d. POW yang disusun harus mendapat pertimbangan teknis dari
BBWS Citarum selaku pengelola wilayah sungai (Pasal 47 ayat
(4)) demikian pula penyusunan RTOW nya (Pasal 47 ayat (8))
PERMEN PUPR No.27/PRT/M/2015
14
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
15