Anda di halaman 1dari 15

MATRIKS TINDAK LANJUT SIDANG PLENO HASIL PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN CILEUNCA

Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

Hari/Tanggal : Jumat, 1 September 2023


Tempat : Ruang Rapat Bendungan Sermo, Gedung Balai Bendungan (video conference)
Acara : Sidang Pleno KKB Pemeriksaaan Besar Bendungan Cileunca Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
B Data Teknis
1. Pada data teknis yang disampaikan ke Balai Teknik Bendungan (1996)
tercantum diameter pelimpah sebesar 6 m, namun berdasarkan data
inspeksi besar (2022) tercantum 11 m. Konsultan menyampaikan terdapat
kekeliruan pada data teknis terdahulu.
a. Hendaknya dikonfirmasi kembali mengingat perbedaan data
tersebut cukup signifikan dan berpengaruh terhadap data kapasitas
pelimpah
b. Hendaknya diperiksa kemungkinan bahwa diameter pelimpah 6 m
merupakan pelimpah dari Bendungan Playangan, sehingga
hendaknya pada data teknis sekaligus disandingkan antara
Bendungan Pulo dan Bendungan Playangan
c. Yang dimaksud diameter pelimpah adalah diameter lingkaran
puncak (crest) pelimpah yang dipakai untuk mengukur debit
kapasitas pelimpah. Hendaknya data teknis disesuaikan.

C. Pemeriksaan Lapangan
1. Bendungan Playangan (saddle dam) telah mengalami penurunan
permukaan puncak bendungan sebesar 0,8 m. Hal ini terjadi diantaranya
karena puncak bendungan digunakan sebagai jalan transportasi kendaraan.
Hendaknya dijelaskan data awal pengukuran deformasi penurunan yang
telah dilakukan termasuk akurasi terhadap baseline yang sama untuk titik
referensinya, sehingga dapat diketahui sejak kapan bendungan mengalami
penurunan sebesar 0,8 m dari elevasi desain awal.

1
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
2 Pada lereng hilir tubuh Bendungan Pulo terdapat penggelembungan
permukaan, akan tetapi menurut keterangan Konsultan merupakan bekas
bangunan monument. Hendaknya dikonfirmasi untuk penggelembungan
tersebut dengan cara pembersihan rumput disekitarnya

D. Geologi dan Geoteknik


1. Penggambaran peta geologi regional dan peta geologi, hendaknya
diperbaiki dengan memperhatikan saran berikut :
a. Profil penampang geologi regional saat ini hanya melewati
Bendungan Pulo. Hendaknya ditambahkan 2 (dua) buah profil
geologi yang memotong formasi batuan pada Bendungan
Playangan dan sekitarnya
b. Dalam pembuatan peta geologi regional dan peta geologi,
hendaknya dibedakan antara kolom legenda dengan kolom
keterangan. Kolom Legenda menjelaskan mengenai simbol peta
yang memiliki urutan kejadian (genesa) formasi dan satuan batuan,
dan kolom keterangan menjelaskan semua simbol yang ada di
dalam peta di luar yang telah ditampilkan dalam kolom legenda
c. Beberapa judul peta dan kolom keterangan tidak konsisten,
misalnya pada peta memiliki judul peta geologi, akan tetapi
keterangan yang ditampilkan berupa permeabilitas batuan.
Mengenai hal tersebut dan hal – hal lainnya yang tidak konsisten,
hendaknya diperbaiki.

2. Pada penyusun penampang geologi dan geologi teknik bendungan, perlu


memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Pada penampang memanjang dan melintang geologi bendungan
hendaknya ditambahkan layout bendungan yang dilengkapi
dengan plot lokasi titik bor dan garis profil sayatan
b. Untuk memperoleh informasi geologi dan geologi teknik secara
menyeluruh pada Bendungan Cileunca, hendaknya dibuatkan juga
penampang geologi dan geologi teknik pada bangunan pelimpah
morning glory

2
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
c. Pada geologi teknik bendungan hendaknya juga ditampilkan hasil
pengujian parameter-parameter timbunan dan pondasi yang
dilakukan sebelumnya

3. Gambar penampang geologi bendungan menunjukkan bahwa pondasi


bendungan berupa tuff breksi yang lapuk sedang – tinggi. Hendaknya
didetailkan kembali kondisi pelapukan batuan pondasi menggunakan data
pengeboran beserta nilai parameter pondasinya. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui pengaruh pondasi batuan lapuk terhadap keamanan bendungan
dari aspek deformasi dan rembesan

4. Pada penampang memanjang permeabilitas pondasi bendungan, tampak


pada tumpuan kiri bendungan memiliki nilai permeabilitas yang lebih
porous
a. Hendaknya dijelaskan penyebab kondisi tersebut, hendaknya
diperiksa apakah ada deformasi atau rembesan yang lebih tinggi
pada lokasi tersebut
b. Karena juga telah dilakukan investigasi georadar, hendaknya hasil
yang diperoleh di overlay kan pada penampang memanjang
bendungan
c. Kondisi tumpuan kiri bendungan yang porous hendaknya diselidiki
dengan memantau dan menginterprestasi hasil bacaan
instrumentasi di sekitarnya, antara lain OSP (Open Standpipe
Piezometer) dan patok geser di atasnya
d. Kriteria permeabilitas yang digunakan dalam klasifikasi
permeabilitas hendaknya dijelaskan dan disebutkan sumbernya

5. Berdasarkan hasil pengeboran tubuh bendungan hingga mencapai pondasi,


tampak bahwa terdapat muka air tanah pondasi dari posisi as bendungan
hingga hilir bendungan yang menunjukkan adanya aliran rembesan pada
pondasi
a. Hendaknya dievaluasi rembesan yang terjadi pada pondasi
bendungan, terutama sumber rembesan yang terjadi, apakah

3
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
berasal dari air waduk atau dari tumpuan kanan dan kiri
bendungan
b. Perlu dibuat OW (Observation Well) di hilir bendungan, untuk
memantau aliran air dari waduk melalui tubuh bendungan sampai
ke hilirnya

6. Bendungan Cileunca berada di dekat lokasi sesar aktif dan mengalami


intensitas kegempaan yang cukup tinggi. Hendaknya dilakukan studi site
specific seismic hazard analysis pada pemeriksaan besar selanjutnya

E. Instrumentasi
1. Pada Tabel kondisi instrumentasi Bendungan Cileunca, terdapat beberapa
kondisi yang tidak sesuai antara jumlah instrumentasi yang mengalami
kerusakan dan instrumentasi yang dalam kondisi baik, misalnya pada OSP
(Open Standpipe Piezometer) bangunan pengukur rembesan pada
Bendungan Pulo. Hendaknya tabel kondisi instrumentasi diperbaiki,
dengan menambahkan tahun pemasangan dan tahun kerusakan pada
instrumentasi

2. Instrumentasi Accelerograph hanya berjumlah 1 (satu) buah pada puncak


bendungan dan dalam kondisi rusak/tidak dimonitor
a. Mengingat lokasi bendungan berada di lokasi yang memiliki
intensitas gempa yang tinggi, hendaknya dijelaskan penyebab
kerusakan accelerograph agar dapat direkomendasikan
perbaikannnya
b. Hendaknya direkomendasikan penambahan accelerograph pada
tubuh bendungan, sehingga lengkap dipasang pada puncak
bendungan, di tengah lereng tubuh bendungan, serta pada bedrock
pondasi bendungan
c. Pengamatan dan analisis hasil catatan accelerograph yang masih
dilakukan manual hendaknya ditingkatkan untuk dilakukan
pemantauan akurat secara online untuk keputusan real time

4
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
3. Pada denah instrumen Bendungan Pulo, terdapat penggambaran
piezometer eksisting (warna merah) dan piezometer baru (warna kuning).
Konsultan menyampaikan terdapat piezometer dalam kondisi rusak
a. Hendaknya ditambahkan keterangan pada piezometer yang rusak /
tidak terbaca, misalnya dengan memberikan simbol tanda silang
(X)
b. Pada keterangan koordinat instrumen patok geser dan instrumen
lainnya hendaknya dilengkapi dengan angka elevasi, nilai z.

4. Pada grafik pembacaan OSP yang ada di tubuh bendungan terdapat


pengukuran yang terputus pada tahun 2013, dan baru dilanjutkan kembali
sebagian pada tahun 2016 hingga saat ini
a. Pada penyajian grafik pembacaan OSP, hendaknya dilengkapi
dengan lokasi tip OSP pada gambar potongan tubuh bendungan
b. Hendaknya dijelaskan penyebab kekosongan data pengukuran
OSP, dan dipastikan pengukuran dapat dilanjutkan kembali secara
rutin agar mendapatkan tren bacaan instrumen yang baik
c. Data muka air waduk yang juga kosong hendaknya dicek kembali
dan dapat dicari korelasinya dengan data produksi daya dari PLTA
pada periode 2013-2016

5. Rembesan yang ada di hilir bendungan dapat dilihat pada gambar di


bawah. Disampaikan bahwa grafik warna merah merupakan total
rembesan. Pada beberapa tahun terakhir tidak terdapat rembesan pada
beberapa lokasi, antara lain D.4 dan D.7
a. Hendaknya grafik warna merah (total rembesan) diteruskan sampai
tahun 2023
b. Hendaknya konsultan menyampaikan penyebab tidak adanya
rembesan pada lokasi D.4 dan D.7 (yang semulanya ada)
c. Tidak ditemukan hasil pembacaan rembesan dari tahun 2013-2016,
hendaknya konsultan menyampaikan penyebab tidak adanya data
rembesan pada tahun tersebut
d. Hendaknya konsultan menganalisis apakah terdapat pengaruh

5
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
hujan terhadap rembesan yang terjadi

6. Pengukuran patok geser dilakukan intensif mulai tahun 2019 hingga saat
ini. Hasil pengukuran menunjukkan pergerakan tubuh bendungan
mengalami anomali naik – turun
a. Hendaknya dipastikan pengukuran menggunakan peralatan yang
sama dan telah dikalibrasi, serta mempertimbangkan factor koreksi
peralatan yang digunakan
b. Hendaknya dipastikan pengukuran – pengukuran yang dilakukan
telah menggunakan datum (benchmark) pengukuran yang sama
c. Apabila permukaan bendungan mengalami pergerakan naik –
turun, hendaknya diperiksa tingkat ekspansifitas/swelling material
tubuh bendungan

7. Disampaikan bahwa berdasarkan hasil pembacaan inklinometer, telah


terjadi deformasi pada tubuh bendungan. Hendaknya konsultan
menyampaikan kapan (tahun), besar dan arah terjadinya deformasi tersebut

F. Stabilitas Bendungan
1. Parameter material yang digunakan sebagai input dalam analisis stabilitas
merupakan hasil tes laboratorium tahun 2022. Dari parameter material
tersebut tampak bahwa parameter timbunan bendungan dengan parameter
pondasi hampir memiliki kemiripan, dan pada nilai sudut geser dalam
pondasi lebih kecil daripada material timbunan
a. Hendaknya dilakukan pengecekam kembali parameter tesebut, a. Hasil test untuk material pondasi yang berupa breksi tuff hasilnya
mengingat pondasi berupa breksi tuff dan material timbunan lebih kecil, hal ini dikarenakan pengambilan sampelnya yang tidak
masuk dalam butiran silty – clay representatif

b. Hendaknya diperiksa kemungkinan pada saat pelaksanaan b. Sampai saat ini belum didapatkan laoran pelaksanaan bendungan
konstruksi, material timbunan yang digunakan merupakan hasil Cileunca yang dibangun antara tahun 1919 – 1924
galian pondasi Laporan yang didapatkan yaitu:
1. Journal of the Geotechnical Engineering Division by Laurence
D.Wesley, May 1974

6
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
2. Report on Detailed Inspection and Safety of Cipanunjang and
Cileunca Dams and Reservoirs, oleh Colenco Power
Consulting Ltd. In Association with PT. Gamma Epsilon
Consulting Engineer
Di dalam laporan tersebut di atas tidak didapatkan informasi
mengenai pelaksanaan konstruksi maupun material yang digunakan

c. Hendaknya nilai parameter yang digunakan dibandingkan dengan c. Parameter yang digunakan untuk perhitungan stabilitas bendungan
nilai parameter data sekunder yang pernah dilakukan oleh Wesley Cipanunjang oleh Wesley pada tahun 1974 adalah sebagai berikut:
pada Bendungan Cipanunjang Specific Grafity = 2,80
Density = 1,53 g/cm3
Cohesi = 0,240 kg/cm2
Sudut geser dalam = 35°
Hasil perbandingan nilai parameter yang digunakan dalam
perhitungan stabilitas untuk Bendungan Pulo dan Bendungan
Playangan disajikan pada Lampiran F.1c

d. Nilai parameter permeabilitas material timbunan dan pondasi d. Saran diterima, data permeabilitas akan ditambahkan pada nilai
belum disampaikan. Hendaknya dilengkapi parameter, seperti disampaikan pada Lampiran F.1c

2. Titik tinjauan penentuan exit gradient tertinggi diambil pada pondasi Titik tinjauan exit gradient untuk Bendungan Pulo dan Bendungan
bagian hilir. Hendaknya dicari beberapa titik tinjauan exit gradient pada Playangan sudah dilakukan seperti disampaikan pada Lampiran F.2,
kontak antara tubuh bendungan dengan pondasi bendungan yang lebih dari hasil peninjauan tersebut, titik yang paling kritis adalah di daerah
porous, dicari yang paling tinggi (kritis) sebagai input dalam análisis paling hilir, sehingga analisis piping bendungan menggunakan data exit
piping bendungan. gradient tersebut.

3. Karena memiliki parameter material dan pondasi yang hampir sama, maka Saran diterima, hasil analisis exit gradient rembesan Bendungan
saran dan masukan pada Bendungan Pulo berlaku juga pada analisis Playangan disajikan pada Lampiran F.2
stabilitas lereng dan analisis rembesan pada Bendungan Playangan

4. Mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan gempa, hendaknya Saran diterima, akan direkomendasikan pada Pengelola Bendungan
Konsultan merekomendasikan untuk segera dilakukan studi berupa Site untuk dilakukan studi mikrozonasi gempa pada Bendungan Pulo,
Specific Seismic Hazard Analysis untuk konfirmasi potensi terkini Playangan dan Cipanunjang

7
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
keamanan bendungan terhadap gempa

G. Evaluasi Struktur Pelimpah


1. Struktur pelimpah morning glory berupa struktur pasangan batu (mansory),
saat ini baru dilakukan pemeriksaaan visual dengan masih dalam kondisi
baik (tidak terdapat retakan,dsb). Selain pemeriksaan visual yang belum
didukung oleh data kuantitatif hasil pengukuran, hendaknya dilakukan
pengujian NDT yang sesuai untuk struktur pasangan batu (mansory),
dengan acuan diantaranya sesuai dengan standart ASTM C.12.02.07, STM
C.15.04.06, RILEM 127 MS, dan RILEM 177 MDT.

H. Evaluasi Hidrologi, Sedimentasi dan Kualitas Air


1. Perhitungan tinggi jagaan masih berdasarkan elevasi puncak Bendungan
Cileunca pada El. +1420,50 m. Disampaikan bahwa elevasi puncak
tersebut berdasarkan data perencanaan sehingga belum sesuai dengan
elevasi puncak bendungan hasil pemeriksaan terakhir dimana disampaikan
telah terjadi penurunan sebesar 80 cm. Hendaknya konsultan melakukan
perhitungan tinggi jagaan menggunakan data teknis terlampir

2. Terlampir tabel hasil pengukuran sedimen yang telah dilakukan oleh


Konsultan (Tabel 2)
a. Pada tabel, elevasi puncak bendungan berada pada elevasi +1421
m, sedangkan pada data teknis disampaikan elevasi puncak berada
pada +1420,50 m. hendaknya ketidak sesuaian data tersebut
diperbaiki dan tidak perlu ada pembulatan nilai
b. Dari hasil pengukuran sedimen tertulis bahwa terjadi penurunan
volume sedimen dari 591.283 m 3 menjadi 229.987 m3, namun
Konsultan mengkonfirmasi bahwa belum pernah dilakukan
pengerukan. Agar tidak terjadi missinterpretasi dan menimbulkan
multi tafsir, hendaknya keterangan “volume sedimen” diubah
menjadi “volume sisa tampungan mati” sehingga dapat
disimpulkan bahwa terjadi penambahan sedimen sebesar 361.296
m3

8
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
c. Dalam analisis sedimen, hendaknya Konsultan juga menjelaskan
mengenai jenis material sedimen dari Bendungan Cileunca

3. Saat ini pada waduk Bendungan Cileunca sudah dilakukan pengambilan


sampel kualitas air pada 2 (dua) titik pada hulu intake Pulo dan intake
Playangan. Hendaknya pengujian kualitas air dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Pemeriksaan kualitas air waduk Bendungan Cileunca hendaknya
mengacu kepada Peraturan Pemerintahan yang terbaru yaitu PP
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lampiran VI
b. Hendaknya pengujian sesuai dengan indeks kualitas lingkungan
hidup yang mengacu pada Permen LHK Nomor 27 Tahun 2021
Tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup, terdapat 10 (sepuluh)
parameter yang wajib dilakukan pengujian, antara lain: derajat
keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen
biokimia (BOD), kebutuhan oksigen kimiawi (COD), padatan
tersuspensi total (TSS), total fosfat (T-Phosphat), kecerahan,
klorofil-a, total nitrogen, dan fecal coliform (Fecal Coli).
Parameter pengujian belum memuat nilai Total Nitrogen, Klorofil-
a dan Kecerahan
c. Status mutu air Waduk Cileunca yang dianalisis menggunakan
metode storet termasuk dalam kategori tercemar berat, mengacu
pada Kepmen Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003.
Sedangkan berdasarkan metode indeks pencemaran termasuk
dalam kategori tercemar ringan. Hendaknya konsultan
menyampaikan pengaruh kualitas air tersebut terhadap peralatan
hidromekanikal dan rekomendasikan cara menaikkan status mutu
air tersebut, mengingat mutu air ini akan mempengaruhi biaya OP
dari peralatan hidromekanikal
d. Hendaknya pengambilan sampel dilakukan 2 kali dalam setahun
pada musim yang berbeda yaitu pada musim hujan dan musim
kemarau, serta pengambilan sampel uji kualitas air diambil

9
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
setidaknya pada 3 (tiga) titik lokasi berbeda, yaitu pada badan
sungai menjelang air masuk waduk, di tengah waduk dan di hilir
bendungan
e. Hendaknya dilakukan evaluasi terhadap tingkat eutrofikasi (status
trofik) air waduk, yang dapat ditentukan berdasarkan kandungan
total fosfor dan total nitrogen di dalam air, serta chlorophyll –A
dan kecerahan air waduk. Analisis status trofik dapat mengacu
pada Permen LH Nomor 28 Tahun 2009 tentang Daya Tampung
Beban Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk
f. Hendaknya sertifikat uji kualitas air disampaikan dan dipaparkan
untuk mengetahui tanggal pengambilan sampel dan tanggal uji
laboratoriumnya

4. Dari uji kualitas air yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa kualitas air
masuk dalam kategori cemar berat (berdasarkan metode storet). Untuk itu
hendaknya pengelola bendungan melakukan sosialisasi terhadap
pentinganya eksistensi manfaat waduk dan upaya – upaya kegiatan
konservasi di hulu DAS Bendungan dengan berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait. Hendaknya hal ini dimasukkan
dalam agenda siding GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan
Air) dan TKPSDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air)

5. Peta tata guna lahan di sekitar waduk yang dijelaskan pada kualitas air
tidak sesuai dengan peta tata guna lahan yang digunakan dalam analisis
sedimentasi. Hendaknya dilakukan pemeriksaan kembali apakah datum
yang digunakan pada pengukuran pada tahun 1992 dan 2022 sama

I. Evaluasi Hidromekanikal
1. Disampaikan oleh Konsultan bahwa pada Bendungan Cileunca terdapat
stoplog dan kondisinya sudah tidak pernah dioperasikan lagi. Hendaknya
Konsultan menganalisis kembali terkait fungsi stoplog tersebut, apabila
memang masih diperlukan hendaknya Konsultan memastikan bahwa
stoplog dan alat angkatnya dapat dioperasikan dengan baik

10
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN

2. Bendungan Cileunca belum dilengkapi dengan instrumen penangkal petir.


Hendaknya pada Bendungan Cileunca dipasang penangkal petir agar dapat
melindungi peraltan hidromekanikal dan instrumentasi yang dipasang pada
lokasi bendungan. Jumlah penangkal petir hendaknya disesuaikan dengan
luasan daerah yang akan dilindungi. Instalasi penangkal petir hendaknya
dipasang dengan pengaturan yang membuat instrumentasi bendungan tetap
dapat beroperasi dengan baik

3. Telah dilakukan uji operasi katup kontrol dan katup pengeluaran di


Bendungan Pulo dan Bendungan Playangan. Dalam melaksanakan uji
operasi peralatan hidromekanikal ada beberapa tambahan saran, sebagai
berikut :
a. Hendaknya petugas yang bertugas selalu menggunakan alat
pelindung diri (APD) secara lengkap
b. Hendaknya setiap foto dokumentasi dilengkapi dengan tanggal dan
waktu pengambilan gambar
c. Hendaknya setiap uji operasi yang dilakukan dilengkapi dengan
berita acara uji operasi

4. Berdasarkan hasil uji coba operasi gate valve di Bendungan Playangan,


pembukaan katup sampai terbuka penuh dilakukan dengan memutar tuas
kea rah kiri hingga 115 putaran secara manual dari posisi tertutup penuh.
Disarankan agar pengoperasian peralatan hidromekanikal dengan system
manual diganti dengan system electric actuator.

5. Sudah terdapat tangga monyet menuju gate valve dengan ketinggian


kurang lebih 10 m, hendaknya pada tangga monyet tersebut ditambahkan
dengan pengaman / pelindung dan disiapkan body harness, mengingat
tinggi tangga dari atas hingga ke bawah cukup tinggi

6. Hasil uji operasi gate valve kiri pada Bendungan Pulo menyatakan bahwa
gate valve tersebut tidak dapat dioperasikan, sehingga hanya digunakan

11
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
gate valve kanan. Hendaknya gate valve kiri diperbaiki, dan tetap dapat
digunakan pada saat kondisi emergency

H. Evaluasi Sistem OP dan Dokumen RTD


1. Pada rekomendasi struktur organisasi UPB BEndungan Cipanunjang dan
Cileunca, tercantum koordinat wilayah yang menaungi Bendungan
Cipanunjang dan Bendungan Cileunca. Pertimbangkan untuk mengganti
istilah tersebut menjadi Kepala Unit PLTA Plengan yang menjadi
koordinator petugas dari 2 (dua) bendungan tersebut. Lengkapi juga
dengan detail tugas masing – masing UPB

2. Pada gambar alokasi ketersediaan air, digambarkan muka air normal Pak Iqbal
berada pada elevasi +1418,5 m dan terletak diantara elevasi skot balok dan
mercu pelimpah. Hendaknya gambar dikoreksi sehingga letak elevasi
muka air normal berada pada puncak skot balok karena skot balok tersebut
tidak dioperasikan seperti pintu

12
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
3. Konsultan telah menyampaikan pedoman penurunan muka air waduk pada
kondisi darurat, namun jika dilihat dari skema penurunan muka air
waduknya lebih tepat untuk kondisi banjir. Hendaknya diperbaiki dan
disesuaikan

4. Penyusunan AKNOP hendaknya diperbaiki dan terdiri dari OP Rutin, OP


berkala serta kebutuhan lain dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: Pak Iqbal
a. Dalam perhitungan AKNOP, telah dimasukkan biaya untuk
penggantian alat penakar rembesan (v-notch). Detail biaya v-notch
yang akan dibuat hendaknya sesuai dengan desain v-notch yang
telah dibuat, termasuk rekomendasi jumlah dan titik lokasinya
b. Dalam perhitungan AKNOP belum memuat baiaya pengalihan
jalan yang terdiri dari pembuatan jalan dan jembatan. Hendaknya
biaya pengalihan jalan dimasukkan dalam biaya AKNOP sesuai
dengan detail desain yang dibuat oleh Konsultan. Sumber
pembiayaan dapat dikonsultasikan kembali dengan stakeholder
terkait

5. Selain menyusun pedoman Operasi dan Pemeliharaan, hendaknya juga a. POW dan RTOW telah menyesuaikan dengan hasil analisis hidrologi
disusun Dokumen Rencana Pengelolaan Bendungan sesuai dengan amanat b. RTOW dan POW telah dikonsultasi antara pihak PT Indonesia Power
pasal 42 ayat (1 huruf b) yang isinya mengikuti arahan pada pasal 45 dan BBWS Citarum
PERMEN PUPR No.27/PRT/M/2015, termasuk di dalamnya Pedoman OP c. Penyusunan POW telah mengacu pada kondisi Waduk Cileunca dan
dan Penyusunan POW (Pola Operasi Waduk) dan RTOW (Rencana Waduk Bendungan Cipannjang yang Kaskade
Tahunan Operasi Waduk) d. POW telah dikonsultasikan den BBWS Citarum

13
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN
a. Pola Operasi Waduk (POW) dan Rencana Tahunan Operasi
Waduk (RTOW) Bendungan Cileunca hendaknya menyesuaikan
dengan saran dan evaluasi hidrologi
b. Untuk menyusun RTOW serta POW, hendaknya konsultan
melakukan diskusi dengan instansi/dinas terkait, khususnya
sebagai upaya konservasi waduk
c. Penyusunan Pola Operasi Waduk (POW) hendaknya mengacu
pada kondisi Waduk Cileunca yang bertipe Cascade dengan
Bendungan Cipanunjang
d. POW yang disusun harus mendapat pertimbangan teknis dari
BBWS Citarum selaku pengelola wilayah sungai (Pasal 47 ayat
(4)) demikian pula penyusunan RTOW nya (Pasal 47 ayat (8))
PERMEN PUPR No.27/PRT/M/2015

K. Evaluasi Kesiapsiagaan Tindak Darurat


1. Dokumen RTD saat ini ditetapkan oleh General Manager PT. Indonesia
Power Saguling POMU. Hendaknya dokumen RTD ditetapkan oleh
tingkatan di atasnya (Direksi PT. Indonesia Power) sebagai pemilik
bendungan

2. Pada análisis keruntuhan bendungan, skenario dilakukan bersamaan


dengan Bendungan Cipanunjang. Hendaknya skenario banjir dibedakan
pada tiap tubuh bendungan (Cipanunjang, Puncak Mara, Pulo dan
Playangan). Skenario dapat dibedakan pada tiap kondisi bendungan –
bendungan tersebut, sehingga skenario keruntuhan bendungan akan
semakin banyak

3. Disampaikan rekap hasil analisis keruntuhan bendungan sebanyak 8


skenario berbeda, namun peta banjir yang dibuat hanya menggunakan
skenario 3C. Hendaknya pada semua skenario yang berpotensi
menimbulkan banjir dapat dibuat peta banjirnya untuk RTD bila
dampaknya (luas banjir, zona bahaya dan jumlah penris) cukup signifikan
perbedaannya.

14
SARAN DAN MASUKAN
No. TINDAK LANJUT / PENJELASAN KET.
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN

4. Konsultan telah menyampaikan peta genangan banjir Qpmf pada kondisi .


overtopping dimana diasumsikan terjadi keruntukan 4 bendungan (Puncak
Mara, Cipanunjang, Pulo dan Playangan). Hendaknya konsultan membuat
potongan – potongan melintang sungai sehingga dapat diketahui daerah
yang akan tergenangi air beserta kedalamannya

L. Status Keamanan Bendungan


1. Status keamanan Bendungan Cileunca saat ini belum dapat disimpulkan
karena masih banyak perbaikan yang perlu dilakukan oleh Pengelola
Bendungan. Hendaknya pengelola bendungan menindaklanjuti hal – hal
yang perlu diperbaiki, kemudian disampaikan ke Balai Teknik Bendungan,
sehingga nantinya bendungan dapat dinyatakan aman dari aspek struktur,
hidraulik dan rembesan pada beban normal dan ekstrim

15

Anda mungkin juga menyukai