PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan
dalam proses perencanaan bendungan
yaitu terjadinya rembesan. Aliran
rembesan yang terjadi dapat
menyebabkan erosi internal pada
lapisan tanah dibawah pondasi. Aliran
tersebut dalam hal tertentu dapat
diizinkan pada bendungan, namun pada
kondisi tertentu dapat menimbulkan
terjadinya erosi internal yang
menginisiasi terbentuknya piping.
Piping terjadi pada struktur tanah dan
batuan yang longgar, maksudnya terdapat
ruang kosong antar partikel sehingga air
yang mengalir menjadi lebih cepat.
Potensi rembesan akan semakin besar
terjadi apabila terdapat lapisan tanah yang
bervariasi atau tidak seragam .
BAHAN
Data yang digunakan dalam penelitian kali
ini yaitu:
1. Data teknis bendungan Berupa data
geometri bendungan dan data elevasi
muka air ketika kondisi normal dan
kondisi Q1000th (Qbanjir).
2. Data material bendungan dan lapisan
tanah bawah bendungan berupa nilai
permeabilitas (k) yang digunakan
PETA LOKASI BENDUNGAN CIJUREY sebagai parameter rembesan software
KOTA BOGOR
Geostudio SEEP/W
KELOMPOK 6 - BANGUNAN IRIGASI
METODE
dengan
Garis Flownet
Parameter yang
digunakan
Bendungan Cijurey
Parameter yang
digunakan TIPE RCC (Roller Compacted
Concrete)
Hasil Analisa
flownet bendungan yang
mengindikasikan rembesan yang
terjadi sesuai dengan skenario yaitu
air mengalir dari hulu menuju hilir
melalui lapisan tanah
TINGGI TEKAN TOTAL (TOTAL HEAD) KONDISI MUKA AIR BANJIR (EL. +288,28 M)
Debit Rembesan yang Terjadi
GRADIEN HIDRAULIK KONDISI MUKA AIR GRADIEN HIDRAULIK KONDISI MUKA AIR
NORMAL (EL. +286 M) BANJIR (EL. +288,28 M)
ANALISA REMBESAN
DENGAN DINDING DIAFRAGMA
Permodelan ditambahkan struktur dinding diafragma dengan kedalaman 42,5 m, ketebalan 0,80 m, dan
material yang digunakan adalah beton konvensional dengan nilai permeabilitas yaitu 1,7 x 10-12 m/dt.