HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEBERADAAN ESCHERICHIA COLI
PADA MAKANAN DI TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN (TPM) DI AREA PELABUHAN BAKAUHENI
Disusun Oleh ; SAN MAULINA SIHALOHO 2228021005
FAKULTAS KEDOKTERAN MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2023 1) Latar belakang masalah Permasalahan kesehatan khususnya masalah personal hygiene dan sanitasi makanan merupakan masalah yang kompleks. Kondisi personal hygiene penjamah makanan sangat memperngaruhi kebersihan dan kesehatan makanan yang diolahnya. Salah satu perilaku hygiene untuk kesehatan masyrakat adalah dengan pengolahan dan penyajian makanan yang tidak sehat dari penjamah makanan. Makanan yang aman utnuk dikonsumsi merupakan kebutuhan masyarakat karena makanan yang aman akan menlindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Makanan yang mengandung Escherichia Coli dapat berdampak pada Kejadian Luar Biasa keracunan makanan di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Adanya kontaminasi Escherichia Coli pada makanan dapat disebabkan faktor personal hygiene penjamah makanan yang kurang baik. Departemen Kesehatan menyatakan bahwa kualitas makanan baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik harus selalu dipertahankan. Keberadaan Escherichia coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia sehingga E. Coli dipilih sebagai indikator mikrobiologi tercemarnya air atau makanan. Angka kuman Escherechia coli pada makanan 0 per gram contoh makanan (Chandra, 2006; Nugroho, 2011; Depkes, 2003). Terjadi peningkatan kasus keracunan makanan akibat mengonsumsi makanan terkontaminasi oleh E. coli. Di Amerika sekitar 48 juta kasus per tahun penyakit bawaan makanan, Di Indonesia sendiri berdasarkan BPOM insiden terbanyak kasus keracunan disebabkan oleh makanan kasus yang terjadi di tahun 2014 mencapai lebih dari 500 kasus. Tahun 2011 dilaporkan 18.144 orang terpapar, sedangkan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan yang dilaporkan sebanyak 6.901 orang sakit dan 11 orang meninggal dunia. WHO menyebutkan bahwa setiap satu kasus yang berkaitan dengan KLB keracunan pangan di suatu negara berkembang, paling tidak terdapat 99 kasus yang tidak dilaporkan (FDA, 2015). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 memberikan penjelasan mengenai pengertian personal hygiene sanitasi yaitu upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat mungkin menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/PER/VI/ 2011 tersebut juga diatur mengenai sanitasi makanan yang meliputi perilaku penjamah, peralatan, air dan bahan makanan. Berdasarkan latar belakang di atas, saya tertarik utuk melakukan penelitian mengenai hubungan personal hygiene penjamah makanan dengan keberadaan Escherichia coli pada makanan di Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Buffer Area Pelabuhan Bakauheni Lampung. 2) Tujuan penelitian Untuk mengetahui adanya hubungan personal hygiene penjamah makanan dengan Escherichia coli di Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di area Pelabuhan Bakauheni Lampung 3) Desain penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. 4) Populasi, sampel, teknik sampling - Populasi dalam penelitian ini adalah tempat pengolah makanan di Pelabuhan Bakauheni - Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penjamah makanan, 5) Variabel penelitian Variabel independen yang akan diteliti yaitu personal hygiene dalam penyajian makanan yang memiliki hubungan bermakna dengan variabel dependen yakni GE 6) Definisi operasional - Perilaku Penjamah Makanan - Kualitas Air, Pangan - GE 7) Alat ukur dan cara pengukuran 1. Data Primer Data primer diambil dari hasil wawancara dan observasi 2. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dari data penyakit GE di Puskesmas Bakauheni Lampung 8) Pengolahan data - Pada tahap pengolahan data ada tiga kegiatan yang dilakukan yaitu : penyuntingan (editing), pengkodean (coding), dan tabulasi (tabulating). 9) Analisis data Data yang telah dianalisis akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk interpretasi dan pembahasan hasil penelitian. Data yang dianalisis menggunakan 1. Analisis Univariat terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga menghasilkan distribusi dan presentase dari setiap variabel penelitian. Hasil analisis univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi masing-masing varibel personal hygiene dan penyajian makanan. 2. Analisi Bivariat Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independen dan dependen antara faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja yakni menggunakan uji X² yaitu Chi Square.