Tatalaksana Ventilasi Mekanik (2
Tatalaksana Ventilasi Mekanik (2
Tandang Susanto
Epidemiologi
• Menurut The Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) Network pada tahun 2019, dari 50 negara
menunjukkan bahwa prevalensi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) sebesar 10,4% dari total pasien
rawat di unit perawatan intensif (intensive care unit/ICU) dan 23% pasien yang mengunakan ventilasi.
• Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dapat terjadi pada seluruh usia, tetapi lebih sering terjadi pada
pasien dewasa.
• Insidensi kejadian tahunan 190.000 kasus Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) di Amerika Serikat
dengan kematian di rumah sakit sebesar 38,5%.1,5
• Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) di Indonesia tidak tercatat dengan jelas. Salah satu penelitian di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mendapatkan bahwa dalam periode 10 bulan (Oktober 2015 –
Agustus 2016) terdapat 101 kasus yang didiagnosis dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
• Angka mortalitas tergantung derajat keparahan gejala Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),
dilaporkan 34,9% ARDS ringan, 40% ARDS sedang dan 46,1% untuk ARDS berat.
DIRECT INDIRECT
Volume Tidal
Pedoman American Thoracic Society pada tahun 2017 :
§ Volume tidal lebih rendah, pada rentang 4‒8 ml/kgBB
§ Tekanan inspirasi (plateau pressure <30 cmH2O).
§ Pada awal pemasangan ventilator hanya sebesar 6 ml/kgBB, untuk
mengurangi risiko terjadinya barotrauma.
§ Penelitian Sklar et al melaporkan bahwa penggunaan volume tidal
dalam jumlah lebih rendah dapat mengurangi jejas pada paru dan
mengurangi inflamasi sistemik, sehingga mempercepat
penyembuhan organ dan meningkatkan angka kesintasan pada
pasien ARDS
Frekuensi Napas
§ Efek tidal volume rendah adalah Peningkatan PaCO2
§ Di butuhkan RR 25‒30 siklus/menit
§ Setelah target PaCO2 mencapai <50 mmHg, maka penyesuaian
frekuensi napas perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya edema paru
Tatalaksana Ventilasi Mekanik pada ARDS
Pressure Limit
• Menjaga tekanan Pplat ≤30 cmH2O
• Mencegah terjadi ventilator menginduksi cedera paru (VILI).
Humidifier Tatalaksana Ventilasi Mekanik pada ARDS
1. Hemodinamik stabil
2. Fraksi oksigen { FIo2 } ≤ 50%
3. PEEP ≤ 8 Cm H2O
4. Volume tidal spontan ≥ 5 ml/kg
5. Tekanan negatif inspirasi {NIP} ≤ 20 CmH2O
6. RSBI {Rasio RR dan tidal volume } Fx/Vt ≤ 105
1 2 3
§ Pre weaning stage § Weaning process § out come stage
Pre weaning stage
§ Weaning tidak dilakukan dengan aktif dan cepat.
§ Mencegah tidak terjadi komplikasi weaning dengan stabilisasi: hemodinamik,oksigenisasi,asam basa serta
menguatkan otot-otot pernapasan.
§ Mempersiapkan pasien pada tahapan proses weaning.
§ Memilih pendekatan proses weaning dalam hal mode ventilator.
1. Complete weaning :
§ Kriteria penyapihan tercapai
§ Parsial support siang atau malam
§ Bernapas spontan 24-48 jam
2. Incomplete weaning
§ Terjadi perubahan yang tidak baik pada pasien.
§ Stop proses weaning dan kembali pre weaning stage.
Indikasi klinik menghentikan usaha weaning :
1. Sesak napas
2. Meningkatnya :frekwensi pernapasan, denyut jantung dan tekanan darah.
3. Pernapasan pendek dan cepat
4. Volume tidal menurun.
5. Menggunakan otot-otot tambahan pernapasan.
6. Kecemasan
7. Perubahan analisa gas darah menjadi tidak baik
adalah tekanan tambahan yang diberikan mesin ventilator pada saat pasien bernapas
Spontan. Penggunaan Pressure Support yang pertama adalah untuk menghilangkan Airway
Resistance pada ETT pasien. Dan dalam penggunaan yang ke dua, Pressure Support dipakai
untuk membantu pengembangan paru-paruThere
pasien karena otot parunya masih lemah
are many variations of passages of Lorem
• T-Piece
Cara weaning dengan melepaskan ventilator dan memasang oksigen T tube pada ujung
selang.
T
0
6 DETIK 6 DETIK 6 DETIK
KARAKTERISTIK:
§ Start/ trigger oleh usaha nafas pasien yaitu penurunan
tekanan jalan nafas
§ Target /limit bisa volume, pressure / time
§ Disebut juga pasien trigger ventilation
§ RR lebih dari yang diset, karena setiap usaha nafas di
bantu oleh ventilator
§ Tidal volume sesuai yang diset
§ Jika nafas bervariasi kadang pasien trigger, kadang time
trigger disebut asissted control mode.
Assisted mode
T
0
4 DETIK 3 DETIK 5 DETIK
Setting:
§ Inspiratory Pressure Level
§ PEEP
§ FiO2
19/08/23 Genaration Creative organization
Mode ASR/PS :
Assisted Spontaneous Breathing / Pressure Support
Indikasi:
• Untuk pasien yang sudah dapat bernafas spontan (sudah ada trigger).
• Semakin kecil ETT semakin tinggi resitensi,
• Pada pasien dewasa setting level pressure inspirasi biasanya hanya antara 5-10 cmH2O,
• pada anak kecil lebih besar yaitu 10 cmH20.
• Jika pasien sudah tolerate dengan PS rendahà5-10 cmH2O lebih dari 24 jam, sebenarnya tidal volume
pasien sudah cukup,
• PS 5-10 hanya untuk mengkompensasi resistensi dari tube.
Kontraindikasi:
• Pasien yang belum ada trigger (belum bernafas spontan),
• Pasien yang menggunakan obat pelumpuh otot (esmeron, norcuron atau pavulon)
• PS/Spontan dapat diback up oleh SIMV, jika weaning pada pasien cedera kepala dimana trigger masih jarang.
§ Tujuan manajemen ventilasi mekanik adalah tercapainya Oksigen Delivery pada organ-organ vital
§ Pengeluaran Karbon dioksida untuk mempertahankan suatu keadaan yang homeostasis.
§ Minimalkan terjadinya Oksigen toxicity. Gunakan fraksi oksigen serendah mungkin (< 60 %)
§ Alveoli dipertahankan tetap mengembang (terbuka).
§ Menggunakan positive end expiratory pressure (PEEP). 10 – 15 cmH2O.
§ Meminimalkan high airway pressure.
§ Tekanan di dalam transalveolar tidak boleh melebihi 25-30 cmH2O dalam setiap siklus tidal.
§ Cegah terjadinya atelektasis.
§ Gunakan sedasi dan obat pelumpuh otot jika diperlukan, untuk meminimalkan oksigen demands
thank you!