Aktualisasi Febi Karina Baharullah, A. Md. Kep
Aktualisasi Febi Karina Baharullah, A. Md. Kep
DISUSUN OLEH
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
iv
5. Muliadi Sarjan, SKM, selaku mentor penulis yang bersedia membimbing,
memberikan saran, dalam memaksimalkan kegiatan pelaksanaan laporan
aktualisasi di satuan kerja.
6. Bapak dan Ibu Staff BKD Kabupaten Pinrang, selaku Panitia Pelaksana
Pelatihan Dasar CPNSD Tahun 2022 yang telah banyak meluangkan waktu,
tenaga, dan fikirannya dalam pelaksanaan kegiatan LATSAR ini.
7. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan materi dan bimbingan
sehingga aktualisasi ini dapat berjalan lancar.
8. Kedua orang tua yang tak hentinya memberikan support serta senantiasa
mendo’akan sehingga aktualisasi ini bias berjalan dengan lancar.
9. Teman-teman satu coach serta seluruh Peserta LATSAR CPNSD Tahun
2022 Angkatan XXV dan XXVI Tahun 2022 yang telah memberikan saran,
bantuan, dan kerjasamanya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia–Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan Tugas Individu yang
berjudul “ Identifikasi Isu Di Tempat Kerja”.
Tugas ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, terutama widyaiswara yang dengan tulus, ikhlas dan sabar meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis untuk agar dapat menyusun tugas ini
dengan baik.Untuk itu pada kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sedalam–dalamnya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas
bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari dalam tugas ini,
masih banyak mengalami kekurangan, namun dengan demikian penulis telah
berupaya dengan segenap kemampuan dan pengetahuannya yang dimiliki sehinga
tugas ini dapat diselesaikan untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan penulis.
v
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
vi
G. MATRIKS RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ................................. 47
H. MATRIKS AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN ................................. 56
I. JADWAL KEGIATAN ........................................................................................ 58
J. MATRIKS AKTUALISASI KEDUDUKAN DAN PERAN PNS
MENUJU SMART GOVERNANCE ................................................................... 59
K. MATRIKS AKTUALISASI VISI DAN MISI ..................................................... 60
L. MATRIKS AKTUALISASI NILAI BUDAYA ....................................... 61
BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. PENDALAMAN CORE ISU .............................................................................. 62
B. CAPAIAN AKTUALISASI................................................................................ 87
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 91
B. SARAN ................................................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 93
LAMPIRAN .............................................................................................................. 94
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.26 laporan hasil kegiatan ................................................................ 84
Gambar 4.27 surat pernyataan telah selesai melakukan aktualisasi ................ 85
Gambar 4.28 pimpinan menerima hasil laporan aktualisasi ........................... 86
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang professional, berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS) merupakan upaya
pemeliharaan dan peningkatan mutu Aparatur Sipil Negara (ASN). Pelatihan
Dasar atau yang kemudian disingkat LATSAR dilaksanakan melalui kegiatan
pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas, moral, kejujuran, semangat
nasionalisme dan kebangsaan, serta karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab yang berlandaskan nilai-nilai dasar profesi ASN. Pelatihan
Dasar Calon PNS Golongan II diselenggarakan untuk membentuk PNS
profesional yang berkarakter, yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap
dan perilaku displin PNS, nilai- nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya
sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar PNS yang dimaksud ialah meliputi 7
materi pokok yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK). Sedangkan kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI diuraikan dalam materi Pelayanan Publik,
Manajemen ASN, dan Whole of Government.
Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam Undang-Undang (UU) No.5
Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum
disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi
merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Maka dari itu sebagai ASN
1
perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan
yang dilaksanakan di Ruang HCU RSUD MADISING.
Rumah sakit umum adalah salah satu fasilitas kesehatan yang dapat
mendukung terwujudnya peningkatan derajat kesehatan yang optimal dengan
memberikan layanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit sesuai
yang tertuang pada UU No 44 tahun 2009. Salah satu pelayanan kesehatan
yang dapat diberikan oleh Rumah sakit umum yaitu pelayanan keperawatan.
Undang-Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014 tentang praktik keperawatan
yaitu perawat berwewenang menjalankan tugas memberikan asuhan
keperawatan bagi pasien, kelompok ataupun masyarakat dalam upaya
peningkatan kesehatan. HCU ( High Care Unit ) adalah ruang perawatan pasien
ICU yang dianggap sudah menunjukkan perbaikan tetapi dalam pengawasan
ketat. Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di dalam
menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang ada (Asmadi,
2008). Salah satu peran perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan
atau care provider. Peran perawat sebagai care provider harus dilaksanakan
secara komprehensif atau menyeluruh, tidak hanya berfokus pada tindakan
promotif tetapi juga pada tindakan preventif seperti pelaksanaan personal
hygiene. Peran perawat sebagai care provider dalam pelaksanaan personal
hygiene ini akan lebih dominan apabila dilaksanakan pada pasien dengan
imobilisasi fisik.
Kebutuhan personal hygiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang
senantiasa harus terpenuhi. Personal hygiene merupakan kebutuhan utama
dalam memelihara kesehatan seseorang. Kebutuhanm personal hygiene tidak
hanya dibutuhkan untuk orang yang sehat, tetapi juga untuk orang yang sakit.
Personal hygiene adalah upaya yang dilakukan individu untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik maupun mental.
Kebutuhan personal hygiene pasien yang harus terpenuhi selama dirawat
di rumah sakit adalah mandi, menggosok gigi, mencuci rambut, membersihkan
kuku, toileting, membersihkan perineum dan mengganti pakaian. Kebutuhan
personal hygiene apabila tidak terpenuhi maka akan menimbulkan masalah
2
pada pasien yaitu masalah pada fisik dan psikososial. Masalah pada fisik
meliputi gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan pada kuku. Sedangkan masalah pada psikososial
meliputi gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicinta mencinta,
kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri. Secara normal, orang yang
sehat dapat melakukan kebutuhan personal hygiene dirinya secara mandiri,
sedangkan pada orang yang sakit mereka memerlukan bantuan perawat, baik
sebagian atau mandiri untuk melakukan kebersihan diri secara rutin. Tujuan
dari dilakukannya personal hygiene pada pasien adalah membuat klien menjadi
bersih dan nyaman, mencegah infeksi, mempertahankan integritas jaringan
serta pasien menjadi tenang dan rileks.
Pelaksanaan personal hygiene ini dapat menjadi tindakan mandiri keluarga
maupun perawat yang bertugas di Ruang HCU dalam pemenuhan kebutuhan
pasien. Berdasarkan nilai-nilai ideologi pancasila pada sila kedua,
penyelenggara layanan harus benilai kemanusiaan. Sila kemanusiaan yang adil
dan beradab adalah suatu tujuan yang dicapai pada penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada pasien maupun masyarakat dalam pemberian pelayanan
personal hygiene. Nilai kemanusiaan menjadi dasar penyelenggara layanan
tanpa pamrih.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama bertugas di Ruang HCU
RSUD MADISING, penulis menemukan bahwa semua yang membantu
pemenuhan kebutuhan personal hygiene pasien adalah keluarga, padahal
perawat memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian Asuhan
Keperawatan termasuk tindakan personal hygiene. Hal ini sesuai dengan
Tupoksi perawat yang ke 7 menfasilitasi suasana lingkunan yang tenang dan
aman serta bebas resik penularan infeksi. Perawat di Ruang HCU juga tidak
dapat menjelaskan bagaimana cara melakukan personal hygiene saat di rumah
sakit. Rendahnya pelaksanaan personal hygiene pada pasien disebabkan karena
rendahnya kesadaran perawat tentang pentingnya perawatan personal hygiene
dan dianggap hal yang tidak penting untuk kesembuhan pasien, padahal ada
banyak masalah yang dapat terjadi apabila personal hygiene tidak dilakukan.
3
Selain itu, sarana dan prasarana yang tidak memadai untuk pelaksanaan
personal hygiene, serta budaya yang diterapkan oleh perawat di Ruang HCU
RSUD MADISING.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan dalam pemberian asuhan
keperawatan personal hygiene, hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan
mutu pelayanan di RSUD MADISING, sehingga penulis mengangkat gagasan
pemecahan isunya yaitu “Optimalisasi Penerapan Pelayanan Personal
Hygiene pada Pasien Di Ruang HCU RSUD Madising Pinrang”.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Serta peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Perawat
Terampil di Teraktualisasinya nilai-nilai konsepsi dasar BerAKHLAK) dan
kedudukan serta peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai
Perawat Terampil di Ruang HCU RSUD MADISING.
b. Tujuan Khusus
1. Terwujudnya pelayanan Personal hygiene dalam pemberian asuhan
keperawatan.
C. MANFAAT
1. Manfaat Untuk Organisasi
Mendapatkan kontribusi dari peserta Pelatihan Dasar dalam mencapai tujuan
visi dan misi RSUD Madising Pinrang.
2. Manfaat Untuk Masyarakat
Dengan aktualisasi nilai- nilai dasar ASN BerAKHLAK maka masyarakat
mendapatkan kepuasan atas pelayanan kesehatan yang ditawarkan oleh
rumah sakit, sehingga dapat berkontribusi terhadap pencapaian visi, misi
dan tujuan organisasi.
4
D. RUANG LINGKUP KEGIATAN AKTUALISASI
5
BAB II
6
B. GAMBARAN UMUM
1. Internal RumahSakit
a. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang
b. Kelas RumahSakit : Tipe D
c. Luas Tanah : 1190 M²
d. Luas Bangunan : 908.09 M²
e. Fasilitas Listrik :
- PLN : 66 KVA
- Generator :88 KVA - 88 KVA
f. Fasilitas Air : Sumur Pompa : 6 titik
RO Unit : 750 liter/jam
g. Fasilitas Gas : Pemakaian O2 : 16.280 liter/thn
h. Tata Udara : AC 37 Unit
i. Komunikasi : 1 Unit PEBX KX 1 line
- 27 Salurantelepon
j. Transportasi :
-Ambulance rujukan : 1 unit
-Mobil Jenazah : 1 unit
- KendaraanDinas : 1 unit
k. Komputer : 5 Unit
l. Laptop/Note Book : 4 Unit
m. Printer : 9 Unit
n. Scanner : 3 Unit
o. Kotak Saran : 7 Unit
p. TempatSampah : - Infeksius : 19 Buah
- Non Infeksius : 33 Buah
2. Eksternal Rumah Sakit
a. Luas wilayah Kabupaten Pinrang : 1.961,77 km²
b. Jumlah Kecamatan : 12
c. Jumlah Desa/Kelurahan : 69/39
7
d. Jumlah Puskesmas
- PuskesmasRawatjalan :3
- PuskesmasPerawatan : 14
e. Rumah Sakit di Kabupaten Pinrang
- Rumah Sakit Umum Lasinrang
- RSA ST. Khadijah
- D’Dela Medica
b. Misi Organisasi
Visi tersebut diatas kemudian dijabarkan kedalam misi sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, professional sesuai
standar.
2) Memberikan pelayanan yang tanggap, ramah dan santun.
3) Menciptakan lingkungan yang bersih, indah, aman, dannyaman
4) Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang
berkualitas, berkarakter, dan berdedikasi.
5) Melaksanakan tata kelola Rumah Sakit yang transparan dan
akuntabel.
Guna mewujudkan visi misi tersebut, RSUD Madising
menerapkan motto; “Melayani Santun dan Seikhlas Hati” dan budaya
kerja “SIPAKAMASE” yang berarti saling peduli sekaligus merupakan
singkatan dari :
8
1. Santun
2. Ikhlas
3. Peduli
4. Amanah
5. Kreatif
6. Adil
7. Mandiri
8. Arif
9. Sigap
10. Edukatif
D. Struktur Organisasi
9
1) Direktur
2) Sub Bagian Tata Usaha
3) Seksi, terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan dan Sumber DayaManusia
b. Seksi Pelayanan dan Keperawatan
4) Kelompok Jabatan Fungsional
10
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga di RSD Madising
1. Tenaga Dokter :
a. DokterUmum
7
b. Dokter Gigi
2
c. Dokter Spesialis Anak
-
d. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2
e. Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan
3
f. Dokter Spesialis Bedah
1
g. Dokter Spesialis Anestesi
1
h. Dokter Spesialis Saraf
1
2 Tenaga Paramedis:
a. Ners
20
b. S1 Keperawatan
4
c. D3 Perawat
22
d. D4 Kebidanan
9
e. D3 Kebidanan
34
11
b. D3 Farmasi
4
c. D3 Radiologi
1
d. D4 Analis Kesehatan
3
e. S1 Gizi Kesehatan Masyarakat
4
f. D3 Rekam Medis
2
g. S1 Kesehatan Lingkungan
1
h. S1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1
i. S1 Epidemiologi
4
j. S2 Kesehatan Masyarakat
2
k. S1 Administrasi Kebiajakan Kesehatan
3
l. S1 Promosi Kesehatan
3
4 Tenaga Lainnya:
a. S1 Akuntansi
2
b. D3 Akuntansi
2
c. S1 Manajemen Komputer
1
d. S1 Manajemen Ekonomi
4
e. S1 Manajemen Keuangan
3
f. D3 Administrasi Bisnis
1
g. D3 Teknik Elektro
1
h. S1 Fisika
2
12
i. SMU/ SMK
11
j. SMP
1
k. SD
7
G. PROFIL PESERTA
Nama : Febi Karina Baharullah, A. Md. Kep
NIP : 199205292022032003
Pendidikan : DIII Keperawatan
Unit Kerja : RSUD Madising Pinrang
Tugas dan Fungsi Jabatan Perawat terampil yang tertuang pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi RI No. 35 Tahun
2019 Tentang Jabatan Fungsional Perawat Pasal yaitu:
13
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
komunitas
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
jiwa
13. Melakukan tindakan terapi komplementer holistic
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan
perawatan paliatif
16. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
17. kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. Melakukan perawatan luka
19. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
14
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; dan
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun.
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
1) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan
2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
Pelayanan publik erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah
penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai berorientasi
pelayanan yang harus dilandasi perubahan pola pikir ASN, didukung dengan
semangat penyederhanaan birokrasi yang bermakna penyederhanaan sistem,
penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi menuju pelayanan berbasis
digital. Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan
upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain:
pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
Alangkah baiknya apabila seluruh ASN dapat menampilkan kinerja yang merujuk
pada nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan kepada publik. Setiap
individu aparatur turut memikirkan bagaimana langkah perbaikan yang dapat
dilakukan dari posisinya masing-masing. Di lain pihak, pimpinan melakukan
15
pemberdayaan aparatnya secara optimal, dan memberikan arah menuju
terciptanya layanan prima yang dapat memuaskan stakeholders dengan
memberikan superior customer value.
Kalimat Afirmasi :“ Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat “
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk betanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat, Dalam konteks ASN,
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindakan
dan tanduknya sebagai pelayanan public kepada atasan, lembaga Pembina, dan
lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke,2017). Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Jadi secara sederhana
definisi Akuntabel adalah bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
Amanah seorang menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya
perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks
Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur,bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
16
yangakuntabel dengan memberikan contoh, adanya komitmen tinggi
terhadap pekerjaannya, terhindar dari aspek yang menggagalkan kinerja.
b. Transparansi
Transparansi memiliki arti terbuka dan tidak ada yang ditutup- tutupi.
Organisasi yang transparan memiliki laporan yang jelas secara berkala
sehinggaseluruh anggota organisasidan masyarakat dapat mengetahui kinerja
organisasi tersebut.
c. Integritas
Integritas menjadikan adanya suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi segala hukumyang berlaku, undang- undang, kontrak, dan
kebijakanyang berlaku.
d. Tanggung jawab (Responsibilitas)
Tanggung jawab institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi
individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yangtelah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas
keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama akuntabilitas. Keadilan harus dipromosikan
oleh pimpinan kepada lingkungan organisasinya agar tercipta organisasi yang
akuntabel.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada kepercayaan. Lingkungan yang akuntabel tidak
lahir dari hal yang tidak dipercaya.
g. Keseimbangan
Setiap individu yang ada di lingkungan kerjanya, harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Dengan demikian akan tercipta
kerja sama organisasi yang baik.
h. Kejelasan
Agar individu dan kelompok dapat menjalankan tugasnya secara akuntabel,
mereka harus memiliki kejelasan akan tugas pokok dan fungsi masing-masing
serta memiliki gambaran yang jelas akan tujuan dan hasil yang diharapkan.
17
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensiterhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya
komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
Panduan Perilaku dari akuntabel yaitu :
a. Melaksanakan tugas dengan jujur,bertanggung jawab,cermat,disiplin,
dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara tanggung
jawab,efektif,dan efisien
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
Kalimat Afirmasi ”Kami Bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan”
3. Kompeten
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat
Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain,
disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu :
(a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah,
(b) Membantu orang lain belajar dan
(c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaimana dalam poin 5 Surat Edaran Menteri
PANRB menjadi bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah
untuk mendukung pancapaian kinerja Individu dan tujuan organisasi/instansi.
Adapun Kode Etik nilai Kompeten :
a. Meningkatkan kompetensi diri :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah adalah keniscayaan.
2) Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau
disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan
berbasis pada sumber pembelajaran utama dari internet.
18
3) Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam
basis online network.
4) Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber
keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau
instansi ASN bekerja atau tempat lain
5) Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (Network), yang
mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam
organisasi dan atau luar organisasi.
19
4. Harmonis
Arti kata harmoni secara umum adalah keselarasan, kesesuaian, kecocokan
dan keseimbangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kemendikbud, harmoni berarti pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat;
keselarasan; keserasian. Dalam bidang filsafat, harmoni atau harmonis adalah
kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Unsur-unsur yang
dapat di tarik dari perumusan pengertian harmonisasi, antara lain:
a. Adanya hal-hal ketegangan yang berlebihan
b. Menyelaraskan kedua rencana dengan menggunakan bagian masing-
masing agar membentuk suatu system
c. Suatu proses atau suatu upaya untuk merealisasi keselarasan, kesesuaian,
kecocokan, dan keseimbangan
d. Kerjasama antara berbagai faktor yang sedemikian rupa, hingga faktor-
faktor tersebut menghasilkan kesatuan yang luhur.
20
2) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang
menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah “mentok", ada baiknya
Anda mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim. Hal tersebut
mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah
bisnis atau organisasi.
3) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja.Demikian juga rasa memiliki.dengan membagi kebahaglaan
dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan kepemilikan
dan meningkatkan antusiasme para karyawan.
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika,
yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik
harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi
setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang
kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat
lebih produktif.
5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau
suatu kesetiaan.Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal
dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan
lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa
mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan
oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain :
a. Taat pada Peraturan
Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai
dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran anggota jika
21
peraturan yang dibuat oleh organisasi semata-mata disusun untuk
memperlancar jalannya pelaksanaan kerja organisasi.
b. Bekerja dengan Integritas
Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari seberapa
besar dia menunjukan integritas mereka saat bekerja. Integritas yang
sesungguhnya adalah “ melakukan hal yang benar, dengan mengetahui
bahwa orang lain tidak mengetahui apakah anda melakukannya atau tidak”.
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap organisasinya. Pegawai akan berhati-hati dalam
mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk mengembangkan
berbagai inovasi demi kepentingan organisasi.
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
Bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan
seorang anggota mampu mewujudkan impian perusahaan untuk dapat
mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seseorang anggota secara
individual.
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
Adanya rasa memiliki anggota terhadap organisasi akan membuat
anggota memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap
organisasi sehingga pada akhirnya akan menimbulkan sikap sesuai dengan
pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan organisasi.
f. Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas yang tinggi akan mempunyai hubungan
antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga terhadap
pemimpinnya. Hubungan pribadi ini meliputi hubungan sosial dalam
pergaulan sehari-hari, baik yang menyangkut hubungan kerja maupun
kehidupan pribadi.
22
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Sebagai seorang manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami masa-
masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Seorang
pegawai yang memiliki sikap loyalitas akan mampu menghadapi
permasalahan ini dengan bijaksana.
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Pegawai yang loyal akan membagikan opini mereka, bahkan saat mereka
tau bahwa pimpinan tidak mengapresiasi opini mereka. Namun, mereka ingin
organisasi menjadi lebih baik kedepannya. Bahkan, terkadang mereka berani
melawan akan sebuah keputusan yang memang dirasa kurang baik.
i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa
memberikan contoh bagi pegawai lain. Mereka yang bisa menjadi teladan
akan berpegang teguh pada nilai organisasi, berorientasi pada target,
kemampuan interpersonal yang kuat, cepat adaptasi, selalu berinisiatif, dan
memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan baik.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara, dengan kata kunci komitmen, dedikasi,
konstribusi, nasionalisme, dan pengabdian, serta dengan adanya panduan
perilaku :
a) Memegang teguh Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta Pemerintahan
yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara; serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
6. Adaptif
Adaptif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna menyesuaikan
(diri) dengan keadaan. Adaptif berarti terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakkan ataupun menghadapi perubahan. Adaptif merupakan salah satu
karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk
23
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai
adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor
publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi
antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain
sebagainya. Adaptif memiliki kata kunci Inovasi, antusias terhadap perubahan,
dan proaktif.
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi
dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk
hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan
beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya
dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis
versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk
memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di
antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur
kepemimpinan dan lainnya. Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan
kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu
yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Diharapkan setiap
ASN nantinya menanamkan nilai adaptif sehingga setiap ASN akan cepat
menyesuaikan diri terhadap perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan
kreatifitas, serta selalu bertindak proaktif pada setiap perubahan.
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management
Advisory Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi akan
mempraktekkannya, yaitu:
b. Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai.Demikian
pula aengan organisasi pemerintah, yang mempunyai tujuan-tujuan
penyelenggaraan fungsinya yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundangan.
Penetapan tujuan organisast menjadi elemen budaya adaptit pertama yang
diperlukan, di mana pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh variabel
24
lingkungan. Perubahan lingkungan tidak serta merta mengubah tujuan
organisasi, tetapi adaptasi akan menyesuaikan cara organisasi bekerja agar
pencapaian tetap dilakukan.
c. Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional yang
sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya.Demikian pula dengan ASN
sebagai individu yang mempunyai nilai-nilaí yang tersemat dalam budaya
kerjanya, sehingga dituntut untuk mengaplikasikannya agar dapat memberikan
pelayanan yang maksimal dan berkualitas.
d.Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam Kerangka piker
dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam organisasi.
e. Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, maka nilai-nilai korporat juga
menjadi fodasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam organisasi.
f. Coporate strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategl-strategi yang
lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara
terstruktur, efisien dan efektif
g.Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat diterapkan di
organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya adaptif dapat
berkembang dan tumbuh di sebuah organisasi.
h.Problem solving
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul dalam
organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan. Penyelesaian
masalah harus menjadi tujuan besar dari proses adaptasi yang dilakukan oleh
organisasi.
i. Partnership working
25
dalam penerapan budaya adaptif
g. Rules
7. Kolaboratif
Kolaboratif adalah merupakan proses partisipasi beberapa orang, kelompok,
dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kolaborasi menyelesaikan visi bersama, mencapai hasil positif bagi khalayak
yang dilayani, dan membangun sistem yang saling terkait untuk mengatasi
masalah dan peluang. Kolaborasi juga melibatkan berbagi sumber daya dan
tanggung jawab untuk secara bersama merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi program-program untuk mencapai tujuan bersama. Jika dikaitan
dengan ASN, kolaboratif sangat diperlukan dalam sebuah organisasi. Seorang
ASN harus bersedia untuk berbagi visi, misi, kekuatan, sumber daya dan
tujuan. Seorang ASN yang profesional dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
harus mampu berkolaborasi dengan berbagai elemen yang ada ditempatnya
bekerja sehingga akan tercipta suatu kerjasama yang sinergis yang dapat
memaksimalkan hasil dari tugas yang dilaksanakannya. Menurut perez lopes et
al,2004. Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai
berikut :
a.Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi
b.Organisasi menganggap Individu (Staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka
c. Organisasi memberikan erhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan
ketika terjadi kesalahan)
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik .
kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong secara keseluruhan
setiap divisi memiliki kesadaran terahadap kualitas layanan yang diberikan
26
Esteve et al, 2013. Mengungkapkan beberapa aktivitas kolaborasi antar
oganisasi yaitu :
a. Kerjasama Informal
b. Perjanjian Bantuan Bersama
c. Memberikan pelatihan
d. Menerima Pelatihan
e. Perencanaan Bersama
f. Menyediakan Peralatan
g. Menerima Peralatan
h. Memberikan bantuan Teknis
i. Menerima Bantuan Teknis
j. Memberikan Pengelolaan Hibah
k. Menerima Pengelolahan hibah
Ansen dan gash, 2012. Mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui
dalam menjalin kolaborasi yaitu :
a. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra
kolaborasi
b. Face tof Face Dialogue : melakukan negosiasi dan baik dan bersunguh-
sunggguh
c. Komitemen terhadap proses : pengakuan saling ketergantungan sharing
ownership dalam proses serta keterbukaan terkait keuntungan bersama
d. Pemahaman Bersama : berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama
terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama
e. Menetapkan outcome antara
Oleh karena itu, seorang ASN harus mampu menerapkan kalimat
afirmasi “Kami membangun kerjasama yang sinergi” dalam melaksanakan
setiap tugas-tugasnya. Kata kunci dari kolaboratif yang perlu dipegang oleh
seorang ASN adalah
a. Kesediaan bekerja sama.
b. Sinergi untuk hasil yang lebih baik.
27
Dalam melakukan Kolaboratif seorang ASN harus memperhatikan beberapa
nilai-nilai (kode etik) yaitu :
a. Memberi kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakan pemamfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bekerja sama
28
1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harusmengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2. Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan.
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah
sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dengan baik, dan dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di Undang-Undang nomor 5 tahun
2014 tentang ASN sebagai berikut.
1) PNS
a) Gaji, tunjangan dan fasilitas
b) Cuti
c) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d) Perlindungan
29
e) Pengembangan kompetensi
2) PPPK
a) Gaji, tunjangan dan fasilitas
b) Cuti
c) Perlindungan
d) kompetensi
Pengembangan Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, pemerintah juga
wajib memberikan perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja
3) Jaminan kematian
4) Bantuan hukum
Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan yang bersifat
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya
diberikan. Pegawai ASN berdasarkan Undang-Undang nomor 05 Tahun 2014
tentang ASN wajib:
1. Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah yang
berwewenang
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undanga.
5. Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan
penuh tanggung jawab.
6. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di luar maupun di dalam kedinasan
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan perundang- undang.
30
2) Smart ASN
Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing
dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry
4.0 (Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019)
yang disiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World
Class Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi
integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT
dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki
jaringan luas.
8 Profil Smart ASN
a. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma
dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan
kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong
terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau
keputusan beserta risiko yang menyertainya. (Permenpan RB Nomor 60 tahun
2020)
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya
persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai
suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam
satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai,
memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau
kekuasaan negara yang bersangkutan.
c. Profesionalisme
Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita
Putranti,Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi
maka konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya secara terus
menerus agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan
secara profesional. Berpedoman pada pengertian dimuka, menunjukkan bahwa
31
Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari profesi agar dapat
melaksanakan pekerjaan secara professional harus diperhatikan dan
memperhatikan mengenai profesionalisme. (Mustaqiem: Jurnal Kebijakan dan
Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010)
Kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan, seorang ASN harus bekerja
dengan semangat cinta tanah air Indonesia.
d. Berwawasan global
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi
yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia
bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan
dan menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala
nasional maupun internasional.
e. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat
dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan
efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian
kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain menguasai Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa
asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya.
f. Hospitality
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu,
pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan
memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan..
g. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas,
inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan
berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak,
32
kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini maka
seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
h. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun
personal.
Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang
berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar
literasi digital, yaitu:
a) Etika bermedia digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari meliputi:
1) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma, dan
etika berinternet (netiquette)
33
b) Budaya bermedia digital
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya
adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia
2. Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme,
dll.
3. Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indoensia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
4. Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,
mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.
c) Aman bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital
dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai
berikut:
1. Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi,
fingerprint) pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata
sandi)
2. Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari
sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
3. Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital
dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten
sosmed.
4. Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam
transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode
otentikasi.
34
d) Cakap bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalma
kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital
(Handphone/HP, Personal Computer/PC)
2. Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
3. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti setting
4. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-
commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.
35
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
B. DESKRIPSI ISU
1. Belum optimalnya pelayanan personal hygiene pasien di ruang HCU RS
Madising
Personal hygiene berasal dari kata Yunani, berasal dari kata personal
yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut
dapat diartikan bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan seseorang untuk kesejahteraan,
baik fisik maupun psikisnya (Permatasari, Rohimah & Romlah, 2019).
36
Macam-macam personal hygiene yaitu sebagai berikut :
a. Perawatan kulit Kulit yaitu sebuah organ yang aktif berfungsi sebagai
sekresi, eksrkesi , pengatur temperatur, sensasi , dan kulit juga berfungsi
sebagai pertukaran oksigen, nutrisi dan cairan dengan pembuluh
dibawahnya , sintesa sel baru dan eliminasi sel yang mati (Prakoso,
2015).
b. Perawatan kaki dan kuku Pada kaki dan kuku sering memerlukan
perhatian khusus untuk mencegah infeksi, ada bau dan cedera pada
jaringan. Kuku merupakan pelengkap kulit, tetapi bila tidak mendapatkan
sebuah perawatan yang baik maka kuku bisa sebagai sarang penyakit
c. Perawatan rambut yaitu struktur kulit, rambut yang sehat memiliki ciri-
ciri seperti rambut terlihat mengkilap,tidak berminyak, tidak kering, tidak
patah, rambut tidak rontok, tidak tipis.
d. Perawatan gigi dan organ mulut merupakan sistem pencernaan dan bagian
tambahan sistem pernafasan sehingga tidak bersih dan penuh dengan
bakteri, maka harus dibersihkan.
e. Perawatan telinga Hygiene pada telinga mempunyai implikasi untuk
ketajaman pendengaran , apabila ada benda asing yang masuk atau
berkumpul di kanal telinga luar, dan akan mengganggu konduksi suara.
Faktanya selama kurung waktu tiga bulan sebagai tenaga perawat di
Ruang HCU RSUD Madising Pinrang, ada beberapa perawat yang tidak
melakukan personal hygiene pada pasien. Dampak dari tidak optimalnya
pelayanan personal hygiene pada pasien dapat menimbulkan gangguan
fisik seperti gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga, serta gangguan fisik pada kuku.
Sebagai petugas Ruang HCU harus bekerja secara profesional yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Dimana tugas perawat terampil diantaranya :
- Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu,
- Melaksanakn edukasi tentang perilaku hidup sehat dan bersih
dalam rangka melakukan upaya promotif,
37
- Melakukan pendokumentasian tindakan perawat.
2. Belum optimalnya kegiatan operan perawat pada saat pergantian sift di
ruang perawatan HCU RSUD Madising Pinrang
Operan merupakan suatu teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima suatu laporan yang berkaitan dengan pasien (Nursalam, 2011).
Laporan tersebut merupakan komunikasi yang bertujuan untuk
memindahkan informasi untuk menunjang keselamatan pasien sesuai
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan, laopran tersebut berisi biodata
pasien, jenis penyakit, TTV/tanda-tanda vital, keadaan umum, rencana
tindakam, tindakan yang telakh dan akan dilakukan (Nursalam, 2008).
Faktanya perawat di Ruang HCU RSUD Madising Pinrang masih jarang
melakukan kegiatan timbang terima pasien di depan pasien. Dampak dari
tidak optimalnya kegiatan operan perawat dapat mengakibatkan miss
komunikasi antar sift, terjadi tindakan kekeliruan tindakan yang telah atau
belum dilaksanakan kepada pasien. Sebagai petugas kesehatan di ruang
perawatan, perawat profesional harus cermat, fokus dan bertanggung jawab,
dalam kegiatan serah terima pasien. Dimana hal tersebut sesuai dengan kode
etik keperawatan yakni perawat harus bertanggung jawab pada diri sendiri,
profesi, klien, dan sesama teman perawat, tugas perawat terampil yaitu,
Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
3. Belum optimalnya pencegahan infeksi nosokomial melalui edukasi dan
penerapan hand hygiene di ruang Perwatan HCU
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau
fasilitas pelayanan kesehatan setelah dirawat 2 x 24 jam dimana sebelum
dirawat, pasien tidak memiliki gejala tersebut. Sumber infeksi nosokomial
dapat disebabkan kontak langsung antara pasien yang sedang menderita
penyakit infeksi dapat menularkan penyakit yang diderita kepada pasien
lain, petugas, pengunjung atau keluarga, alat-alat rumah sakit, lingkungan
rumah sakit. Cara paling efektif untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial adalah melakukan hand hygiene (cuci tangan) pada setiap
38
moment penanganan pasien di rumah sakit yang dikenal dengan istilah five-
moment sesuai rekomendasi WHO.
Di ruang HCU RSUD Madising Pinrang keluarga pasien masih
banyak yang tidak mematuhi informasi terkait cuci tangan. Dampak yang
dapat ditimbulkan jika hal tersebut terjadi yaitu meningkatnya resiko
terjadinya infeksi pada poasien maupun pengunjung pasien selama pasien
berada di Ruang Perawatan HCU. Jadi sebagai tenaga kesehatan, kita diberi
tanggumg jawab untuk memberikan edukasi tentang pencegahan infeksi
melalui hand hygiene.sesuai dengan tugas pkok perawat yakni :
- Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat
dalam rangka melakukam upoaya promotif.
- Menfasilitasi suasana lingkunan yang tenang dan aman sertabebas
resiko penularan infeksi.
4. Rendahnya pemahaman keluarga pasien tentang tata tertib di Ruang
Perawatan HCU
HCU ( High Care Unit ) adalah ruang perawatan pasien ICU yang
dianggap sudah menunjukkan perbaikan tetapi masih dalam pengawasan
ketat.
Beberapa tata tertib di ruang HCU yaitu:
1. Pengunjung hanya diperbolehkan masuk ruangan hcu maksimal 1 orang
2. Pengunjung harus melepas alas kaki sebelum mauk
3. Sebelum memasuki ruang HCU , mengenakan jas pengunjung yang
telah disediakan di ruang presteril.
4. Bayi dan anak – dilarang masuk ke ruang HCU.
5. Pengunjung diharapkan tidak terlalu lama( 4-5 menit) diruangan HCU
untuk memberikan kesemptan pasien cukup beristirahat.
Faktanya di Ruang Perawatan HCU masih banyak keluarga pasien
yang seenaknya keluar masuk. Kerap kali keluarga berbondong –
bondong datang diluar jam kunjung. Dampak yang dapat ditimbulkan
jika hal tersebut terjadi dapat membuat pasien terganggu, juga
mengakibatkan pelayanan kesehatan, pengobatan, dan observasi
39
terhadap pasien tidak optimal. Sebagai tenaga kesehatan , dalam
merawat pasien di Ruang HCU, perawat harus menjaga keselamatan
pasien seperti pengurangan resiko infeksi dan resiko jatuh. Menfasilitasi
suasana lingkungan yang tenang dan nyaman serta bebas dari resiko
penularan infeksi. Menfasilitasi penggunaan alat- alat pengamanan /
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah resiko cedera pada
individu dalam upaya preventif.
5. Belum optimalnya penerapan five moment di Ruang HCU
Five moment merupakan suatu upaya dari petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehtan yang aman bagi paien. RSUDZA
menerapkan indikasi five moment yakni :
- Sebeum bersentuhan dengan pasien
- Sebelum melakukan tindakan aseptic
- Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
- Setelah bersentuhan dengan pasien
- Setelah kluar dari lingkungan pasien
Faktanya masih ada beberapa petugas yang masih jarang
menerapkan five moment di Ruang HCU RSUD Madising pinrang. Hal
yang dapat diakibatkan bila tidak menerapkan five momemt yakni dapat
menyebabkan pasien lebih mudah terinfeksi atau bahkan dapat memberikan
pasien penyakit baru, Sebagai perawat pelaksana yang bertugas diharapkan
dapat melaksanakan five moment hand hygiene untuk mendapatkan kualitas
layanan yang lebih baik serta mengupayakan keselamatan pasien yang
optimal.
40
C. PENETAPAN CORE ISSUE
Tabel 3.1
METODE APKL
NO ISU A P K L JUMLAH RANGKING
Belum optimalnya
pelayanan personal hygiene
1 pasien di Ruang Perawatan 4 5 4 5 18 1
HCU RSUD Madising
Pinrang
Belum optimalnya
pencegahan infeksi
nosokomial melalui edukasi
3 dan penerapan hand hygiene 3 3 4 3 13 4
di Ruang Perawatan HCU
Pinrang
Terbatasnya pemahaman
keluarga pasien tentang tata
4 tertib di Ruang Perawatan 4 3 5 3 15 2
HCU RSUD Madising
Pinrang
41
3. Kekhalayakan, isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Kelayakan,isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Skala : 1-5
Angka 4 : Gawat/Mendesak
Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindak lanjuti.
Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
42
Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera
Analisis isu menggunakan USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan
rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan
1) nilai 1 berarti sangat kecil
2) nilai 2 berarti kecil
3) nilai 3 berarti sedang
4) nilai 4 berarti besar, dan
5) nilai 5 berarti sangat besar.
Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk
diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan.
Dari hasil analisis metode USG, untuk mengetahui akar permasalahan dari isu
digunakan diagram fishbone. Diagram fishbone dipakai untuk mengidentifikasi
akar masalah sehingga menemukan solusi yng tepat untuk masalah tersebut.
43
linkungan HCU yang kurang kondusif.
44
D. ANALISIS CORE ISSUE
Fishbone
Penyebab Akibat
METODE MATERIAL
46
G. MATRIKS RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
47
rencana kegiatan dari pimpinan Menyampaikan rencana perasaan
yang akan Dokumentasi kegiatan kegiatan dengan ramah Sigap dalam
dilaksanakan dan sopan melaksanakn
kepada pimpinan b. Akuntabel saya arahan dari
menyampaikan rencana pimpinan
kegiatan dengan jujur
dan transparan
c. Kompeten saat
menyampaikan rencana
kegiatan menampilkan
yang terbaik
48
2 Membuat form isian a. Merancang Merancang komponen a. Akuntabel menyusun Kegiatan ini akan Kegiatan ini
jadwal kegiatan komponen form isian jadwal rancangan form isian memenuhi visi dan merupakan
personal hygiene Form isian jadwal kegiatan personal jadwal kegiatan dengan misi Rumah Sakit kreatifiatas
Ruang HCU kegiatan personal hygiene di ruang HCU kejelasan dan kesesuaian “ yang dapat
hygiene Ruang materi dan dapat Mengembangkan meningkatkan
HCU dipertanggung jawabkan kompetensi tata kelola
b. Adaptif menyusun form sumber daya Rumah sakit
isian jadwal kegiatan manusia yang
dengan inovasi yang berkualitas,
sesuai dengan kebutuhan berkarakter , dan
Rumah Sakit berdedikasi”
c. Kolaboratif dengan
adanya form isian jadwal
kegiatan diharapkan
dapat tercipta kerjasama
tim yang baik
b. Konsultasi Diperolehnya saran a. Berorientasi pelayanan
dengan dan masukan dari Menyampaikan konsultasi
penanggung penanggung jawab dengan ramah dan santun
jawab ruang HCU ruangan HCU b. Akuntabel jujur
Dokumentasi menjelaskan rencana
yang tepat mengenai
kegiatan yang akan
dilakukan
49
c. Kolaboratif
Terbuka dalam kerja sama
3 Sosialisasi SPO dan a. Koordinasi Terlaksananya a. Berorientasi pelayanan Kegiatan akan Kegiatan ini
form isian jadwal dengan koordinasi dengan Menyampaikan memenuhi visi dan mendukung nilai
kegiatan personal penanggung penanggung jawab koordinasi dengan ramah misi Rumah Sakit Rumah Sakit
hygiene pasien di ruang jawab Ruang ruang HCU dan dapat diandalkan “menyelenggarak yang edukatif
HCU HCU Dokumentasi b. Akuntabel an pelayanan dan amanah
menyampaikan yang berkualitas, dalam
koordinasi dengan jujur profesional, sesuai melaksanakan
50
dan bertanggung jawab standar” tugas dan
kegiatan yang
b. Mempersiapkan Refrensi materi SPO a. Berorientasi pelayanan telah
materi sosialisasi personal hygiene Mempersiapkan materi direncanakan.
SPO personal dengan cekatan
hygiene pasien Form isian jadwal b. Akuntabel
dan form isian kegiatan personal mempersiapkan materi
jadwal kegiatan hygiene ruang HCU dengan bertanggung
harian personal jawab
hygiene Dokumentasi c. Kompeten
mempersiapkan materi
Tersedianya slide SPO dengan kualitas terbaik
c. Mempersiapkan personal hygiene a. Akuntabel
materi sarana dan pasien menpersiapkan dengan
prasarana Tersedianya form isian cermat dan disiplin
jadwal kegiatan b. Kompeten
personal hygiene mempersiapkan tugas
Dokumentsi dengan kualitas terbaik
c. Kolaboratif
memanfaatkan
pemanfatan berbagai
sumber daya yang ada
51
d. Melaksanakan Terdapatnya bukti foto a. Berorientasi pelayanan
kegiatan dan absensi kegiatan sosialisasi dengan ramah
sosialisasi SPO sosialisasi dan dapat diandalkan
personal hygiene b. Akuntabel
dan form isian menyampaikan sosialisasi
jadwal kegiatan dengan jujur dan
personal hygiene bertanggung jawab
pada perawat c. Harmonis menciptakan
HCU suasana yang nyaman dan
kondusif
4 Melakukan a. Melakukan Persetujuan mentor a. Berorientasi pelayanan Kegiatan ini akan Kegiatan ini
pendampingan pada konsultasi dengan mengenai kegiatan Konsultasi dengan memenuhi visi dan mendukung
perawat saat mentor pendampingan bersikap ramah kepada misi Rumah Sakit Pelaksanaa tata
melakukan tindakan Dokumentasi mentor “Menjadi Rumah nilai Rumah
personal hygiene konsultasi b. Akuntabel Bertanggung Sakit unggulan, Sakit yang
pasien jawab dalam menyiapkan terpercaya, dan Peduli dan
bahan konsultasi dicintai edukatif dalam
c. Kompeten dalam masyarakat.” meningkatkan
menyiapkan bahan “ derajat
konsultasi saya mengembangkan kesehatan
menampilkan kinerja kompetensi masyarakat .
terbaik sumber daya
manusia yang
berkualitas,
52
b.Menyiapkan Catatan keperwatan a. Berorientasi pelayanan berkarakter, dan
kebutuhan Bahan dan alat Menyiapkan bahan berdedikasi”
pendampingan personal hygiene dengan cekatan untuk
pada perawat Dokumentasi kegiatan memenuhi kebutuhan
kegiatan
b. Akuntabel menyiapkan
kebutuhan kegiatan
dengan cermat dan
bertanggung jawab
53
kondusif
e. Kolaboratif bekerja
sama dengan mencapai
tujuan bersama
5. Melaporkan hasil a. Melakukan Mendapatkan arahan a. Berorientasi pelayanan Kegiatan ini akan Kegiatan ini
kegiatan konsultasi kepada dan bimbingan Melakukan konsultasi memenuhi visi dan mendukung
pimpinan terkait Dokumentasi dengan ramah dan santun misi Rumah Sakit Pelaksanaan tata
laporan konsultasi b. Akuntabel saat “melaksanakan nilai Rumah
aktualisasi berkonsultasi penulis tata kelola Rumah Sakit yang
berkomunikasi dengan Sakit yang kreatif dan
jelas dan jujur teransparan dan edukatif dalam
c. Harmonis menghargai akuntabel” mewujudkan
semua masukan pimpinan masyarakat yang
d. Loyal menyamakan sehat.
pendapat terkait
kekurangan laporan
sebelum di finalisasi
e. Kolaboratif berdiskusi
dengan mendengarkan
pendapat atasan
54
b. Menyusun Tersedianya laporan a. Akuntabel dalam
laporan hasil hasil kegiatan menyusun laporan
kegiatan aktualisasi penulis jujur dengan apa
yang terjadi dan dapat
dipertanggung jawabkan
a. Kompeten terus belajar
dan mengembangkan
kemampuan
55
H. Rekapitulasi Rencana Habituasi NND PNS (BERAKHLAK)
Tabel.3.5 Maktriks Aktualisasi Nilai – nilai Dasar PNS
56
I. JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
Pelaksanan kegiatan
NO Kegiatan
I II III IV
2 Membuat form isian jadwal kegiatan personal hygiene pasien Ruang HCU
3 Sosialisasi SPO dan form isian jadwal kegiatan personal hygiene pasien
58
J.MATRIKS AKTUALISASI KEDUDUKAN DAN PERAN PNS MENUJU SMART GOVERNANCE
Tabel 3.7 Matriks Aktualisasi Kedudukan dan Peran PNS Menuju Smart Governance
Keterkaitan
Dengan
MANAJEMEN ASN SMART ASN TOTAL
Kedudukan dan
peran ASN
Keg. 1 Manajemen ASN
Setiap kegiatan dilaporkan pada pimpinan 1
59
K. MATRIKS AKTUALISASI VISI DAN MISI ORGANISASI
Visi dan Misi Organisasi KEG 1 KEG 2 KEG 3 KEG 4 KEG 5 TOTAL
1. Menjadi Rumah Sakit unggulan, terpercaya, dan 1
dicintai masyarakat
2. Menyelanggarakan pelayanan yang berkualitas,
professional sesuai standar 2
60
L. MATRIKS AKTUALISASI NILAI BUDAYA RSUD MADISING PINRANG
Nilai budaya kerja RSUD Madising KEG 1 KEG 2 KEG 3 KEG 4 KEG 5 TOTAL
Santun 1
Ikhlas 1
Peduli 1
Amanah 2
Kreatif 2
Adil 0
Mandiri 0
Arif 0
Sigap 1
Edukatif 3
61
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
62
Hasil kegiatan
63
Hasil kegiatan
64
Gambar 4.5 Surat Persetujuan Pelaksanaan Aktualisasi
1. Tahapan Kegiatan
a. Melakukan konsultasi pada pimpinan
b. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada pimpinan
c. Memohon persetujuan pada pimpinan
2. Keterkaitan dengan nilai BerAKHLAK
a. Berorientasi Pelayanan
Menciptakan sikap saling menghormati dan menghargai pada pimpinan
Menghadap pada pimpinan dengan sopan dan santun
Bersikap ramah pada pimpinan
b. Akuntabel
Menyampaikan konsultasinya yang dapat dipertanggung jawabkan
Menyampaikan rencana kegiatan dengan jujur dan transparan
Memohon persetujuan dengan penuh kepercayaan
c. Kompeten
Saat menyampaikan bahan konsultasi penulis menunjukkan kinerja terbaik
d. Harmonis
Menciptakan suasana yang kondusif
e. Adaptif
Memohon dan menerima masukan dengan sikap proaktif
3. Kontribusi terhadap visi dan misi
Terlaksananya kegiatan ini, maka sesuai dengan misi rumah sakit yaitu
“ Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, professional, sesuai standar”.
65
Tabel 4. 2 Pendalaman Core Isu Kegiatan 2
Kegiatan 2 Membuat form isian jadawal kegiatan personal hygiene di ruang HCU
Tanggal 20 - 21 September 2022
Lampiran 1. Merancang komponen form isian jadwal kegiatan personal hygiene
ruang HCU
Hasil dalam pelaksanaan kegiatan
66
Hasil kegiatan
1. Tahap kegiatan
a. Merancang komponen form isian jadwal kegiatan personal hygiene ruang HCU
b. Konsultasi dengan penanggung jawab ruang HCU
67
c. Finalisasi pembuatan form isian jadwal kegiatan personal hygiene pasien di ruang
HCU
2. Keterkaitan dengan nialai BerAKHLAK
a. Berorientasi Pelayanan
Menyampaikan konsultasi dengan ramah dan santun
b. Akuntabel
Menyusun rancangan form isian jadwal kegiatan dengan kejelasan dan kesesuaian
materi dan dapat dipertanggung jawabkan
Jujur menjelaskan rencana yang tepat mengenai kegiatan yang akan dilakukan
Pembuatan form isian jadwal kegiatan personal hygiene akan mengutamakan
kejelasan dan kesesuaian materi dengan tujuan
c. Kompeten
Melaksanakan tugas dengan kemampuan terbaik
d. Loyal
Berkomitmen untuk mengisi form isian jadwal kegiatan personal hygiene secara
rutin
e. Adaptif
Menyusun form isian jadwal kegiatan dengan inovasi yang sesuai dengan
kebutuhan Rumah sakit
f. Kolaboratif
Dengan adanya form isian jadwal kegiatan diharapkan dapat tercipta kerjasama
tim yang baik
3. Kontribusi terhadap visi dan misi
Dengan terlaksananya kegiatan ini, maka sesuai dengan misi Rumah sakit yaitu
“ mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang berkualitas,
berkarakter, dan berdedikasi”.
68
Tabel 4.3 Pendalamam Core Isu Kegiatan 3
Kegiatan 3 Sosialisasi SPO dan form isian jadwal kegiatan personal hygiene di
ruang HCU
Tanggal 27 – 29 September 2022
Lampiran a. Kordinasi dengan penanggung jawab ruang HCU
Foto dalam pelaksanaan kegiatan
69
b. Mempersiapkan materi sosialisasi SPO dan form isian jadwal kegiatan
personal hygiene
Hasil kegiatan
70
Gambar 4.13 SOP Personal hygiene
71
72
Gambar 4.14 materi, sarana dan prasarana sosialisasi
d. Melaksanakan kegiatan sosialisasi SPO personal hygiene dan form
isian jadwal kegiatan personal hygiene pada perawat HCU
Hasil dalam pelaksanaa kegiatan
73
Gambar 4.15 undangan sosialisasi untuk petugas ruang HCU
74
Gambar 4.16 proses sosialisasi kepada petugas ruang HCU
75
Gambar 4.17 daftar peserta hadir sosialisasi
1. Tahapan Kegiatan
a. Koordinasi dengan penanggung jawab Ruang HCU
b. Mempersiapkan materi sosialisasi SPO personal hygiene pasien dan form isian
jadwal kegiatan harian personal hygiene
c. Mempersiapkan materi sarana dan prasarana
d. Melaksanakan kegiatan sosialisasi SPO personal hygiene dan form isian jadwal
kegiatan personal hygiene pada perawat HCU
2. Keterkaitan dengan nilai BerAKHLAK
a. Berorientasi Pelayanan
Menyampaikan kordinasi dengan ramah dan dapat diandalkan
Mempersiapkan materi dengan cekatan
Menyampaikan sosialisasi dengan ramah dan dapat diandalkan
b. Akuntabel
Menyampaikan kordinasi dengan jujur dan bertanggung jawab
Mempersiapkan materi dengan kualitas terbaik
Mempersiapakan dengan cermat dan disiplin
Menyampaikan sosialisasi dengan jujur dan dapat dipertanggung jawabkan
c. Kompeten
Mempersiapkan segala bahan materi dengan kualitas terbaik
76
d. Harmonis
Menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif
e. Kolaboratif
Memanfaatkan berbagai sumber yang ada
3. Kontribusi dengan visi dan misi
Dengan terlaksananya kegiatan ini, maka sesuai dengan misi rumah sakit yaitu “
menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, professional, sesuai standar.”
77
Hasil dalam pelaksanaan kegiatan
78
Gambar 4.20 persiapan alat dan bahan personal hygiene
79
Gambar 4.21 catatan keperawatan
80
Gambar 4.22 pendampingan pada perawat dalam melakukan
personal hygiene pada pasien
1. Tahap Kegiatan
a. Melakukan konsultasi dengan mentor
b. Menyiapkan kebutuhan pendampingan pada perawat
c. Melakukan pendampingan pada perawat
2. Keterkaitan dengan nilai BerAKHLAK
a. Berorientasi Pelayanan
Menyampaikan rencana kegiatan dengan ramah kepada mentor
Menyiapkan bahan dengan cekatan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan dan
pasien
Mendampingi petugas dengan cekatan dan dapat diandalkan
b. Akuntabel
Menyampaikan rencana kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan
Menyiapkan kebutuhan pasien dengan cermat
Melaksanakan pendampingan dengan penuh tanggung jawab
c. Kompeten
Menyiapkan bahan konsultasi dengan kinerja terbaik
Melaksanakan tugas pendampingan dengan kualitas terbaik
d. Harmonis
Mebangun lingkungan kerja yang kondusif
e. Kolaboratif
Membangun kerjasama dengan mencapai tujuan bersama
3. Kontribusi terhadap visi dan misi
Dengan terlaksananya kegiatan ini, maka sesuai dengan visi rumah sakit yaitu “
81
menjadi rumah sakit unggulan, terpercaya, dan dicintai masyarakat.”Dan misi
rumah sakit “ mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang
berkualitas, berkarakter, dan berdedikasi.
82
Hasil kegiatan
83
Hasil laporan kegiatan
84
3. Melaporkan hasil laporan kegiatan kepada pimpinan
Hasil dalam pelaksanaan kegiatan
85
Gambar 4.28 pimpinan menerima hasil laporan aktualisasi
1. Tahap Kegiatan
a. Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait laporan aktualisasi
b. Menyusun hasil laporan kegiatan
c. Melaporkan hasil laporan kegiatan aktualisasi kepada pimpinan
86
B. CAPAIAN AKTUALISASI
PERSENT
NILAI BerAKHLAK
PERSENTAS ASI
WAKTU DAN KEDUDUKAN
TAHAP I CAPAIAN CAPAIAN
NO KEGIATAN PELAKSA PERAN PNS OUTPUT KET
KEGIATAN KEGIATAN TAHAPA
NAAN MENUJU SMART
( 100 %) N
GOVERNANCE
( 100 %)
1. Menggalang a. Melakukan 20 100 % 100 % Keterkaitan dengan nilai 1. Terwujudnya Tercapai
dukungan konsultasi pada September BerAKHLAK persetujuan
kegiatan pada pimpinan 2022 1. Berorientasi dan dukungan
pimpinan pelayanan terkait dengan
b. Menyampaikan 2. Akuntabel kegiatan
rencana kegiatan 3. Kompeten rancangan
yang akan 4. Harmonis aktualisasi
5. Adaptif oleh Direktur
dilaksanakan
RSUD
kepada pimpinan Madising
Keterkaitan dengan
c. memohon kedudukan dan peran 2. Tersedianya
persetujuan dari PNS Menuju Smart bukti fisik/foto
pimpinan Governance :
Manajemen ASN
2. Membuat form d. Merancang 20- 21 100 % 100 % Keterkaitan dengan nilai 1. Tersedianya Tercapai
isian jadwal komponen September BerAKHLAK form isian
kegiatan Form isian jadwal 2022 1. Berorientasi jadwal
personal pelayanan kegiatan
kegiatan personal
87
hygiene Ruang hygiene Ruang 2. Akuntabel personal
HCU HCU 3. Loyal hygiene
e. Konsultasi dengan 4. Adaptif 2. Tersedianya
5. Kolaboratif buki fisik /
penanggung jawab
foto
ruang HCU
f. Finalisasi Keterkaitan dengan
pembuatan form kedudukan dan peran
isian jadwal PNS Menuju Smart
Governance : Smart
kegiatan personal
ASN
hygiene pasien di
Ruang HCU
88
materi sarana
dan prasarana
d. Melaksanakan
kegiatan
sosialisasi SPO
personal hygiene
dan form isian
jadwal kegiatan
personal hygiene
pada perawat
HCU
4. Melakukan d.Melakukan 10- 11 100 % 100 % Keterkaitan dengan 1.Adanya Tercapai
pendampingan konsultasi dengan Oktober nilai catatan
pada perawat mentor 2022 BerAKHLAK keperwatan
saat 1. Berorientasi
e. Menyiapkan 2.Tersedianya
melakukan pelayanan
tindakan kebutuhan 2. Akuntabel bahan dan
personal pendampingan 3. Kompeten alat personal
hygiene pasien pada perawat 4. Harmonis hygiene
f. Melakukan 5. Kolaboratif 3.Adanya bukti
pendampingan dokumentsi
pada perawat Keterkaitan dengan pendampinga
kedudukan dan peran n petugas
PNS Menuju Smart dalam
Governance : melakukan
Manajemen ASN kegiatan
89
personal
hygiene
90
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
91
Dengan adanya sebuah kegiatan penerapan pelayanan personal hygiene pada
pasien di ruang HCU diharapkan akan membantu terciptanya pelayanan prima,
maka masyarakat mendapatkan kepuasan atas pelayanan kesehatan yang
ditawarkan oleh rumah sakit sesuai harapan peserta, sehingga dapat berkontribusi
terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan RSUD Madising Pinrang.
B. SARAN
Penerapan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK ( Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif)
serta nilai-nilai kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan Smart ASN ) di
instansi RSUD Madising diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas serta kuantitas pelayanan public secara professional.
92
DAFTAR PUSTAKA
Administrasi
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108