Animasi Dan Video Cerita Fantasi
Animasi Dan Video Cerita Fantasi
Oleh
HALIMATUS SA’DIAH
NIM 1112018300050
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
saya sendiri.
Materai 6000
Halimatus Sa’diah
NIM.1112018300050
ABSTRAK
i
ABSTRAC
ii
KATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang Maha
Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan nikmat rahmat kepada hamba-
Nya. Berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya, dan semoga sampai kepada
umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman. Amin.
Karya tulis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Animasi Audio
Visual Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas V
MI Al-Hikmah Jakarta”, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.).
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan biaya telah
diupayakan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi
terselesaikannya skripsi ini. Namun, kiranya penelitian yang tertuang dalam
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca
umumnya.
Selama proses penulisan skripsi penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, M.A., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
3. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan, Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Takiddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan nasihatnya.
6. Nafia Wafiqni, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang juga telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan dan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
iii
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan
perkuliahan ini dengan baik.
8. Kepala sekolah MI Al-Hikmah Jakarta, Miftahul Jannah, S.Ag., Dewan Guru,
staf dan siswa-siswi kelas V-A dan V-B MI Al-Hikmah Jakarta, yang telah
membantu selama proses penelitian berlangsung.
9. Orang tuaku tercinta, bapak H. Ali Ambari dan ibu Hj. Siti Habibah dengan
segala perhatian, bimbingan, motivasi, kasih sayang, dan segala
pengorbanannya dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat
menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar sampai perguruan tinggi dengan
baik. Semoga segala jasa dan upaya yang telah diberikan menjadi amal shaleh
dan diterima di sisi Allah SWT. Amin.
10. Mohamad Alvan Modhefa, suami idaman yang tak pernah berhenti
memberikan support dan perhatian juga kasih sayang, serta rela ber-LDM
(Long Distance Marriage) dengan sang istri tercinta, karena sedang
menunaikan tugasnya di Negeri Kinanah, Mesir. Terimakasih atas izin dan
ridhonya, semoga Allah senantiasa menjaga cinta kasih di antara kita. Amin.
11. Calon bayi kami, Alhamdulillah, rindu yang menggebu di antara kami selama
ini telah Allah dengar dan mempercayakan kembali untuk menerima karunia
terindah dari-Nya. Semoga Allah senantiasa menjagamu, menumbuh
kembangkanmu dengan baik dan sempurna hingga lahir ke dunia ini dengan
selamat, sehat wal afiyat dan menjadi anak yang sholeh. Amin.
12. Sahabat-sahabat yang selalu membantu dan memotivasi untuk menyelesaikan
skripsi (Yolanda, Rossiana, Aci, Yuandita, Robiatul, Rosi, Hana dan Arif).
13. Teman-teman PGMI seperjuangan yang selalu membantu penulis selama
menempuh jenjang perkuliahan.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan doa yang telah
diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT, di dunia
dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal’alamin
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan umumnya. Aamiin Yaa Rabbal’alamin
Halimatus Sa’diah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................i
ABSTRACT...........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Deskripsi Teoritik.................................................................................8
1. Karakteristik Psikologis Bahasa Anak MI/SD................................8
2. Media Animasi Audio Visual.........................................................11
a. Pengertian Media......................................................................11
b. Animasi.....................................................................................12
c. Media Audio Visual..................................................................15
d. Manfaat Media Audio Visual....................................................17
e. Jenis Media Pembelajaran.........................................................20
f. Karakteristik dan Langkah-langkah Pembelajaran dengan
Video.........................................................................................22
v
3. Hakikat Keterampilan Menyimak...................................................24
a. Pengertian Keterampilan...........................................................24
b. Pengertian Menyimak...............................................................24
c. Tujuan Menyimak.....................................................................25
d. Manfaat Menyimak...................................................................28
e. Faktor-faktor Menyimak...........................................................28
f. Kemampuan Menyimak Siswa SD...........................................30
g. Tes Keterampilan Menyimak....................................................31
4. Cerita Anak.....................................................................................32
a. Hakikat Cerita Anak.................................................................32
b. Ciri-ciri Cerita Anak.................................................................33
c. Unsur-unsur Cerita Anak..........................................................35
d. Manfaat Cerita Anak.................................................................36
e. Klasifikasi Tema Cerita Anak Berdasarkan Tingkatan Usia....37
B. Penelitian yang Relevan........................................................................39
C. Kerangka Berpikir.................................................................................40
D. Perumusan Hipotesis.............................................................................43
G. Hipotesis Statistik.................................................................................55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................57
A. Deskripsi Data.......................................................................................57
B. Data Hasil Penelitian Keterampilan menyimak....................................57
C. Pengujian Persyaratan Analisis Data....................................................63
D. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................67
E. Keterbatasan Penelitian.........................................................................71
A. Kesimpulan...........................................................................................73
B. Saran.....................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................75
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................78
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Grafik Histogram Data Hasil Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol............................................................................................ 61
Gambar 4.2 : Siswa Menyimak Cerita dengan Media Animasi Audio Visual.....68
Gambar 4.3 : Siswa Menceritakan Kembali Isi Cerita dengan Singkat................69
Gambar 4.4 : Siswa Mengerjakan LKS................................................................70
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2013), h. 241-242.
1
2
2
Tarigan, Guntur, Menyimak Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), h. 12.
3
Sutari, dkk., Menyimak, (Jakarta: Departemenan Pendidikan dan Kebudayaan, 1997), h.
8.
3
4
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 97-
98.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat diidentifikasi
masalah yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia pada keterampilan menyimak cerita anak.
2. Siswa kurang antusias dan pasif dalam mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia pada keterampilan menyimak cerita anak.
3. Belum maksimalnya penggunaan media oleh guru yang sudah disediakan
pihak sekolah.
4. Perhatian siswa terhadap keterampilan menyimak cerita anak kurang,
sehingga masih rendahnya hasil belajar keterampilan menyimak cerita
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi
pokok permasalahan pada:
1. Objek penelitian adalah siswa-siswi kelas V semester genap MI Al-
Hikmah Jakarta.
2. Materi pembelajaran dibatasi hanya pada materi cerita anak berdasarkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas V semester 2 Tahun
Pelajaran 2016/2017, yaitu:
6
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
5.1 Mengidentifikasi tokoh, watak, latar, tema atau amanat dari cerita
anak yang dibacakan.
3. Pengaruh keterampilan menyimak cerita anak dilihat dari tes yang
diberikan pada kelas kontrol (pembelajaran tanpa menggunakan media
animasi audiovisual) dan kelas eksperimen (pembelajaran menggunakan
media animasi audiovisual).
4. Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media animasi audio
visual berupa video cerita anak yang ditayangkan melalui infocus dan
diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak
pada siswa kelas V MI Al-Hikmah Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti
menemukan permasalahan sebagai berikut: “Apakah terdapat Pengaruh
Penggunaan Media Animasi Audio Visual Terhadap Keterampilan Menyimak
Cerita Anak Pada Siswa Kelas V MI Al-Hikmah Jakarta?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media
animasi audio visual dapat berpengaruh terhadap keterampilan menyimak
cerita anak pada siswa kelas V MI Al-Hikmah Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, diharapkan penelitian ini
berguna dan bermanfaat bagi:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk
peningkatan keterampilan menyimak cerita anak pada mata pelajaran
7
A. Deskripsi Teoretik
1. Karakteristik Psikologis Bahasa Anak MI/SD
5
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23
Mei 2006, h.8.
6
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, hal.
212.
8
9
berbeda dalam satu cerita. Ketika anak tidak belajar membaca anak
akan sangat mengalami kesulitan dalam mata pelajaran.7
Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan tahap-tahap
perkembangan bahasa anak sangat penting untuk diperhatikan karena hal
ini berkenaan dengan kehidupan sosialnya. Penjabaran di atas juga
menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan penulis sesuai dengan
perkembangan bahasa anak dimana siswa tingkat kelas 5 SD sudah
mampu memperoleh informasi dari media cetak dan mulai membaca untuk
belajar. Dalam penelitian ini, siswa dilatih memperoleh informasi dari
keterampilan siswa untuk menyimak cerita anak.
Karakteristik perkembangan anak bisa membantu pendidik dan orang
tua untuk mengetahui perkembangan anak terutama dalam perkembangan
bahasanya. Berikut penjabaran karakteristik perkembangan bahasa anak
usia MI/SD:
a. Pada usia 4-6 tahun kemampuan bahasa anak berkembang seiring
dengan rasa ingin tahu dan sikap antusiasnya sehingga timbul
pertanyaan-pertanyaan.
b. Pada usia 5-6 tahun kalimat anak terdiri dari enam sampai delapan
kata, anak sudah dapat menjelaskan arti kata yang sederhana dan
mengetahui antonimnya. Anak juga dapat menggunakan kata
penghubung, kata depan, dan kata sedang.
c. Pada usia 6-8 tahun anak menguasai keterampilan membaca dan
berkomunikasi dengan orang lain karena anak sudah memasuki masa
sekolah sehingga anak dengan senang hati membaca dan
mendengarkan dongeng fantasi.
d. Pada usia 10-12 tahun anak gemar mendengar cerita yang bersifat
ktritis (tentang perjalanan, riwayat hidup pahlawan, dan sebagainya).8
Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan tahap-tahap
perkembangan bahasa anak sangat penting untuk diperhatikan karena hal
7
Ibid., hal. 206-210.
8
Ibid., hal. 210-212.
1
9
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 6.
10
Arief S. Sadiman(dkk), Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja grafindo, 2007), h.7.
1
11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 3.
12
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: UPI, 2008), Ed. 1.
Cet. 1, h. 5.
13
Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009),
h. 3.
14
Herman Harry, Animasi, (Yogyakarta: Multi Media Training Center, 1991), h. 2.
1
15
Christian Tirtha, 2006, Animasi Harus Punya Pesan, Diunduh dari
http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=2460 tanggal 29 Januari jam 19:45.
16
Andriana Johari, dkk., Penerapan Media Video Dan Animasi Pada Materi Memvakum
Dan Mengisi Refrigeran Terhadap Hasil Belajar Siswa. Journal of Mechanical Engineering
Education, Vol.1, No.1, Juni 2014. h. 10.
17
Arief S. Sadiman, dkk., Pengertian, Pengembangan dan pemanfaatannya: Media
Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 2009), h. 68-69.
1
proses terjadinya tsunami atau proses terjadinya gerhana matahari, ini akan
sulit ditempuh dengan pengambilan gambar langsung melalui kamera.
Dalam jurnal Andriana Johari, dkk., menyebutkan bahwa media
animasi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan di dalamnya,
adapun kelebihannya yaitu:18
1) Memperkecil ukuran objek yang secara fisik cukup besar dan
sebaliknya.
2) Memudahkan guru untuk menyajikan informasi mengenai proses
yang cukup kompleks.
3) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya
menggabungkan unsur audio dan visual.
4) Menarik perhatian siswa sehingga meningkatkan motivasi
belajarnya.
5) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna.
6) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
Sedangkan kekurangan dalam media animasi antara lain:
1) Memerlukan biaya yang cukup mahal.
2) Memerlukan software khusus untuk membukanya.
3) Mememerlukan kreatifitas dan keterampilan yang cukup memadai
untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan
sebagai media pembelajaran.
4) Tidak dapat menggambarkan realitas seperti video atau fotografi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media film animasi adalah
media audio visual berupa rangkaian gambar tak hidup yang berurutan
pada frame yang diproyeksikan secara mekanis elektronis sehingga
18
Andriana Johari, dkk., Penerapan Media Video Dan Animasi Pada Materi Memvakum
Dan Mengisi Refrigeran Terhadap Hasil Belajar Siswa. Journal of Mechanical Engineering
Education, Vol.1, No.1, Juni 2014. h. 11.
1
19
Munadi, op.cit., h. 56-57.
20
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), h. 30.
1
gambar dan suara, yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi
yang melihatnya.21
Menurut Syaiful Bahri dan Aswan media audiovisual adalah media
yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan lebih baik karena mencakup dua aspek media
sekaligus. Adapun pembagian dari media audiovisual terbagi menjadi 2
bagian yaitu:
1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai
suara, cetak suara.
2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-
cassette.22
Adapun pembagian media audiovisual menurut Yudhi Munadi dalam
buku Media Pembelajaran, adalah sebagai berikut:
1) Audiovisual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar
berasal dari satu sumber, seperti film gerak (movie) bersuara,
televisi dan video.
2) Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambar
berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara
yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur
suaranya bersumber dari tape recorder.23
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media audio visual
yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak atau media yang dapat dilihat dan didengar seperti film suara dan
video-cassette atau compact disc. Dengan demikian, dapat dikatakan
media animasi audio visual adalah media yang menampilkan unsur suara
21
Andre Rinanto, Peranan media audio visual dalam pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius,
1982), h. 21.
22
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h.141.
23
Munadi, op. cit., h. 113-114.
1
dan unsur gambar, gambar yang dimaksud berupa animasi (gambar gerak)
yang dapat memotivasi dan menarik minat siswa dalam proses
pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran semaksimal mungkin.
d. Manfaat Media Audio Visual
Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga motivasi anak lebih
meningkat dan mampu menghilangkan kejenuhan,
2) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati,
mendengar, dan melakuakan demonstrasi,
3) Mampu melatih taraf berpikir anak dari yang konkrit ke yang
abstrak, dari berpikir sederhana ke berpikir yang komplek, dan
4) Siswa mampu menghubungkan pesan visual dengan pengalaman-
pengalamannya.
Selain itu, media audio visual juga mempunyai kepraktisan antara lain:
1) Dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki anak didik,
2) Dapat melampaui batas ruang dan waktu,
3) Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik
dengan lingkungannya,
4) Memberikan keseragaman pengamatan,
5) Dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkrit dan realistis,
6) Membangkitkan keinginan dan minat baru, dan
7) Memberikan pengalaman yang integral dari yang konkrit sampai
ke abstrak.24
Adapun maksud media dalam skripsi ini adalah media berupa video
yang berisi film animasi dan mengisahkan tentang cerita-cerita anak untuk
meningkatkan keterampilan menyimak siswa.
Lebih jauh Arief, menandaskan kelebihan dan kelemahan media audio
visual. Kelebihan media audio visual antara lain:
24
Rinanto, op. cit., h. 52-56.
1
25
Arief S. Sadiman, dkk., op. cit., h. 18.
26
Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Dengan Cerita, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2006), h. 180.
27
Arief S. Sadiman, dkk., loc.cit.
1
Pemanfaatan media secara efektif bukan hal yang mudah. Guru masih
berperan untuk membantu pemahaman konsep peserta didik.
Adapun manfaat media pembelajaran baik bagi pengajar maupun bagi
pembelajar, Hujair AH. Sanaky menjelaskannya, antara lain:
1) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:
a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan,
b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik,
c) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik,
d) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pembelajaran,
e) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, dan
f) Meningkatkan kualitas pengajaran.
2) Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar yaitu:
a) Meningkatkan motivasi belajar mengajar,
b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar,
c) Memberikan struktur materi pembelajaran dan memudahkan,
d) Pembelajar untuk belajar,
e) Memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik
sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar,
f) Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis,
g) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan,
h) Pembelajar dapat memahami materi pembelajaran dengan
sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.28
Adapun menurut Nana Sudjana & A Rifvai, mereka merinci manfaat
media pembelajaran yang meliputi:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehinga dapat dipahami
oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik.
28
Sanaky, op. cit., h. 5.
2
29
Nana Sudjana & Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 2002), h. 2.
30
Munadi, op. cit., h. 54.
2
31
Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat : UIN Press, 2015), h. 136
32
Nana Sudjana & Ahmad Rivai, op. cit., h. 3-4
2
memanfaatkan media dan bagi para petugas media dalam mengelola media
pembelajaran sehingga dapat memberi masukan yang positif agar media
pembelajaran dimanfaatkan dengan baik.
Sesuai dengan pendapat Azhar Arsyad mengatakan bahwa media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, serta siswa belajar sendiri sesuai
kemampuan dan minatnya.33 Dalam hal ini peneliti memilih jenis media
audiovisual film animasi, yakni film yang disesuaikan dengan tema atau
materi dan karakteristik siswa.
f. Karakteristik dan Langkah-langkah Pembelajaran dengan Video
Yudhi Munadi dalam buku Media Pembelajaran menyebutkan
beberapa karakteristik video, di antaranya adalah:
1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
2) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.
3) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
4) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
5) Mengembangkan imajinasi peserta didik.
6) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang
lebih realistik.
7) Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang.
8) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu
menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon
yang diharapkan dari siswa.
9) Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai
maupun yang kurang pandai.
10) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
11) Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali
untuk dievaluasi.
33
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), h. 26
2
34
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2012), h. 127.
35
Ibid., h. 127-128.
2
36
Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Difa
Publisher, 2009), h. 808.
37
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009),
h. 117.
2
38
Tarigan, Dj., Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I Universitas Terbuka,
(Jakarta: Depdikbud, 1983), h.19.
39
Sutari, dkk., Menyimak, (Jakarta: Departemenan Pendidikan dan Kebudayaan, 1997), h.
17.
2
40
Sutari, dkk., Menyimak, (Jakarta: Departemenan Pendidikan dan Kebudayaan, 1997), h.
22-26.
2
41
Tarigan, Guntur, Menyimak Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), h. 60-61.
2
d. Manfaat Menyimak
Menurut Setiawan dalam Suratno, manfaat menyimak sebagai berikut:
1) Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang
berharga bagi kemampuan siswa.
2) Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan
keilmuan dan khasanah ilmu kita.
3) Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan
yang tepat, bermutu, dan puitis.
4) Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta
membina sifat terbuka dan objektif.
5) Meningkatkan kepekaaan dan kepedulian sosial. Lewat menyimak
kita dapat mengenal seluk beluk kehidupan dengan segala
dimensinya.
6) Meningkatkan citra artistik, jika yang kita simak itu merupakan
bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya indah.
7) Menggugah kualitas dan semangat mencipta kita untuk
menghasilkan ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri.
Jika banyak menyimak kita akan mendapatkan ide-ide cemerlang
dan pengalaman hidup yang berharga.42
Berdasarkan manfaat menyimak di atas, maka manfaat menyimak
cerita anak dalam penelitian ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan
dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan, mengevaluasi
agar dapat menilai materi simakan, meningkatkan dan menumbuhkan
sikap apresiatif, serta mendapatkan hiburan melalui cerita anak.
e. Faktor-faktor Menyimak
Menurut Tarigan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak adalah
sebagai berikut:
1) Faktor fisik: fisik yang prima merupakan modal utama bagi
seorang individu untuk menyimak. Semakin prima kondisi
42
Suratno. (2006). Peningkatan Menyimak Berita melalui Media Audio Visual dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiri pada Siswa Kelas VIIA SMP N I Tarub Kabupaten
Tegal Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi: Unnes, h. 16-18.
2
43
Tarigan, Guntur, Menyimak Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), h. 106-115.
3
44
Ibid., h. 64.
3
45
Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa Sebagai Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. (Jakarta:
Indeks, 2008), h. 114.
46
Ibid.
3
4. Cerita Anak
a. Hakikat Cerita Anak
Muhammad Nur Mustakhim mengemukakan hakikat cerita adalah
gambaran tentang kejadian suatu tempat, kehidupan binatang sebagai
perlambang kehidupan manusia, kehidupan manusia dalam masyarakat,
dan cerita tentang mite yang hidup dalam masyarakat kapan dan dimana
cerita itu terjadi.47
Cerita sudah ada sejak dulu, ada disampaikan secara lisan, kemudian
berkembang terus menjadi bahan cetakan berupa buku, kaset, video kaset,
dan film atau cinema. Demikian pula bahan cerita ini berkembang terus
sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan
perkembangan teknologi. Cerita berada pada posisi pertama dalam
mendidik etika kepada anak. Cerita cenderung disukai dan dinikmati baik
dari segi ide, imajinasi maupun peristiwa-peristiwanya. Jika hal ini dapat
dilakukan dengan baik, cerita akan menjadi bagian dari seni yang disukai
anak-anak, bahkan orang dewasa.
Dalam cerita anak-anak terdapat cerminan perasaan dan pengalaman
anak-anak. Cerminan perasaan digambarkan bagaimana dunia batin anak
menghadapi perasaan suka dan tidak suka, perasaan benci dan kagum,
perasaan toleransi dan kemandirian terhadap berbagai masalah yang
dihadapi dalam kehidupan anak.
Cerminan pengalaman digambarkan bagaimana wawasan dan perilaku
anak, dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, misalnya tentang cita-
47
Muhammad Nur Mustakhim, Peranan Cerita dalam Pembentukan Anak, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2005), h.12.
3
48
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 13.
3
49
Endraswara, Suwardi, Metode Pengajaran Apresiasi Sastra, (Yogyakarta: CV. Radhita
Buana, 2002), h. 119.
50
Ibid., h. 120.
3
51
Sihabudin, dkk., Bahasa Indonesia 2, (Bandung: LAPIS PGMI, 2009), h. 9.7-9.9.
3
52
Tadkiroatun Musfiroh, Bercerita untuk Anak Usia Dini, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Dirjen Dikti, 2005), h. 95-115.
3
53
Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Dengan Cerita, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2006), h. 11-16.
3
C. Kerangka Pikir
Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa
yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
4
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual
atau bisa disebut pandang-dengar.
Sudah tentu apabila kita menggunakan media ini, maka akan semakin
lengkap dan optimal dalam menyampaikan materi ajar kepada para siswa,
selain itu media ini dalam batasan-batasan tertentu dapat menggantikan peran
dan tugas guru. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis audio dan media visual, misalnya slide suara, film
suara, televisi, rekaman CD dan video. Dalam penelitian ini, media yang
digunakan adalah media video.
Oleh karena itu berdasarkan asumsi sementara ada kecenderungan
bahwa pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media audio visual pada
pembelajaran menyimak cerita lebih efektif dibandingkan dengan tanpa media
atau pembelajaran konvensional. Ada keyakinan bahwa pembelajaran
menyimak cerita dengan media audio visual lebih menarik dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka
berpikir dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
4
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka
pikir seperti tersebut di atas, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan yaitu:
H0 : Penggunaan media animasi audio visual tidak berpengaruh terhadap
keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Al-Hikmah Jakarta.
H1 : Penggunaan media animasi audio visual berpengaruh terhadap
keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Al-Hikmah Jakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 77.
44
4
satu kali tes yaitu tes akhir (Posttest). Desain penelitian dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:55
Tabel 3.1
Desain Penelitian Posttest Only Group Design
Kelompok Perlakuan Teks Akhir (Posttest)
E X1 O1
K - O2
Keterangan :
E : Kelompok kelas eksperimen
K : Kelompok kelas kontrol
X1 : Penerapan media animasi audio visual pada kelas eksperimen
O1 : Posttest diberikan setelah kegiatan belajar mengajar untuk kelompok
eksperimen
O2 : Posttest diberikan setelah kegiatan belajar mengajar untuk kelompok
kontrol
55
Ni. Pt. Sumaraning, Pengaruh Model Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa
Kelas IV Di Desa Sinabun Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol. 2. No. 1. Tahun 2014
56
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), cet. 15, h. 173.
57
Ibid., h.174.
4
58
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2002), h.104.
59
Zainal Arifin, Peneliti an Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,2011), cet 1, h. 187.
4
60
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 183
61
Ibid., hal. 185
62
Sumarna Surapranata, Panduan Penulisan Tes Tertulis, Implementasi Kurikulum
2004/RSD. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 50.
4
Aspek Penilaian
Keterampilan Tingkatan ranah Total
No. Menyimak Indikator Kognitif butir
Cerita
soal
C1 C2 C3 C4
Pendek
Jumlah Soal 3 7 4 1 15
63
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 147.
64
Ibid., hal. 97.
5
Peranan expert judgement adalah menelaah butir soal yang kurang tepat.65
Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya ialah salah satu dosen Bahasa
dan Sastra Indonesia di Jurusan Pendidikan Guru MI, Dindin Ridwanuddin,
M.Pd.
Dalam penelitian ini, intrusmen penelitian yang digunakan adalah tes
keterampilan menyimak berupa tes uraian atau tes esai. Burhan Nurgiantoro
menjelaskan bahwa bentuk tes uraian atau tes esai adalah suatu bentuk
pertanyaan yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk uraian dengan
mempergunakan bahasa sendiri.66 Dalam bentuk tes uraian ini peserta didik
dituntut berpikir tentang dan mempergunakan apa yang diketahui yang
berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab terkait materi cerita pendek
yang telah disimak. Soal uraian dibuat berdasarkan unsur-unsur dalam cerita
pendek, akan tetapi unsur-unsur tersebut disesuaikan dengan pemahaman
siswa kelas V SD yaitu unsur tokoh dan penokohan, latar, alur dan pesan atau
amanat.
Adapun kriteria penilaian menyimak cerita anak dapat dilihat pada tabel
berikut:
Kriteria Penilaian
No
No Aspek Skor
Soal Deskripsi
Maksimal
Siswa dapat menyebutkan semua tokoh
dengan benar.
Siswa dapat menyebutkan sebagian tokoh
2 5
Tokoh dan dengan benar
1.
Penokohan Siswa dapat menyebutkan satu tokoh dengan
benar.
Siswa dapat menjawab soal dan menyertai
3 10
alasannya dengan tepat.
65
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi
Pertama, (Yogyakarta: BPFY, 2010), hal. 156.
66
Ibid., hal. 117.
5
dengan benar.
Siswa dapat menentukan sifat yang dapat
dicontoh maupun tidak dari cerita yang telah
disimak tetapi kurang tepat.
Siswa dapat menentukan sifat yang dapat
dicontoh maupun tidak dari cerita yang telah
disimak tetapi salah.
Siswa dapat menjawab soal yaitu
menentukan sifat yang dapat dicontoh
maupun tidak dari cerita yang telah disimak
dengan benar.
Siswa dapat menjawab soal yaitu
menentukan sifat yang dapat dicontoh
15 10
maupun tidak dari cerita yang telah disimak
tetapi kurang tepat.
Siswa dapat menjawab soal yaitu
menentukan sifat yang dapat dicontoh
maupun tidak dari cerita yang telah disimak
tetapi salah.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
𝐻0 : µ1 = µ2
𝐻1 : µ1 > µ2
Keterangan:
µ1 : nilai rata-rata menyimak cerita dengan menggunakan media
animasi audio visual
µ2 : nilai rata-rata menyimak cerita yang tidak menggunakan media
animasi audio visual
𝐻0 : nilai rata-rata menyimak cerita dengan menggunakan media
animasi audio visual sama dengan nilai rata-rata menyimak cerita
yang tidak menggunakan media animasi audio visual.
𝐻1 : nilai rata-rata menyimak cerita dengan menggunakan media
5
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MI Al-Hikmah pada bulan Maret semester
genap tahun ajaran 2017/2018. Adapun sampel yang diteliti adalah kelas V
sebanyak dua kelas. Kelas pertama sebagai kelas eksperimen dengan
pembelajaran menggunakan media animasi audio visual sedangkan kelas
kedua sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan metode
konvensional tanpa menggunakan media, seperti kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru kelas sehari-hari.
Materi pelajaran yang diteliti adalah keterampilan menyimak cerita anak.
Untuk kelas eksperimen, pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan
media animasi audio visual atau diberi treatment. Kelas eksperimen yang
dipilih adalah kelas V-A dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa. Untuk kelas
kontrol, pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan metode
konvensional tanpa menggunakan media. Kelas kontrol yang dipilih adalah
kelas V-B dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa.
Tabel 4.1
Deskripsi Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
57
5
N 40 40
Mean 88.25 80.80
Median 93.50 84.50
Modus 97.00 95.00
Minimum 60.00 54.00
Maksimum 100.00 98.00
Sum 3530.00 3232.00
animasi audio visual) dan kelas kontrol (metode pengajaran konvensional atau
biasa).
Tabel 4.2
Daftar Nilai Posttest Keterampilan
Menyimak Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
1 X1 78 Y1 78
2 X2 61 Y2 63
3 X3 88 Y3 63
4 X4 75 Y4 55
5 X5 96 Y5 55
6 X6 75 Y6 62
7 X7 65 Y7 73
8 X8 87 Y8 69
9 X9 97 Y9 78
10 X10 98 Y10 95
11 X11 88 Y11 88
12 X12 97 Y12 81
13 X13 97 Y13 65
14 X14 94 Y14 83
15 X15 96 Y15 72
16 X16 91 Y16 91
18 X18 98 Y18 63
6
19 X19 98 Y19 98
22 X22 97 Y22 95
23 X23 92 Y23 79
24 X24 94 Y24 73
25 X25 97 Y25 88
26 X26 79 Y26 96
27 X27 85 Y27 94
28 X28 95 Y28 83
29 X29 97 Y29 88
31 X31 80 Y31 91
32 X32 97 Y32 95
33 X33 93 Y33 95
34 X34 75 Y34 93
35 X35 60 Y35 89
36 X36 94 Y36 89
37 X37 90 Y37 97
38 X38 69 Y38 88
39 X39 82 Y39 60
40 X40 75 Y40 54
6
Selain dari penyajian data seperti tabel di atas, peneliti juga menyajikan
data nilai hasil posttest yang diperoleh siswa dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol dalam bentuk grafik histogram. Untuk lebih jelasnya data hasil
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam grafik histogram
sebagai berikut:
30
25
20
15
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
10
0
A B C D E
Grafik 4.1
Data Hasil Nilai Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.3
Rubrik Nilai Posttest
dalam Grafik Histogram
Huruf Nilai
A 86 – 100
B 71 – 85
6
C 56 – 70
D 41 – 55
E 0 – 40
Untuk lebih jelasnya lagi, data hasil Posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest
Kelas Eksperimen
Frekuensi Presentase %
Huruf Nilai
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
B 71 – 85 9 10 22,5% 25%
C 56 – 70 4 7 10% 17,5%
D 41 – 55 0 3 0% 7,5%
E 0 – 40 0 0 0% 0%
nilai 96, 4 siswa mendapat nilai 95, 1 siswa mendapat nilai 94, 1 siswa
mendapat nilai 93, 2 siswa mendapat nilai 91, 1 siswa mendapat nilai 90, 2
siswa mendapat nilai 89, 4 siswa mendapat nilai 88, dan 1 siswa mendapat
nilai 86, dengan presentase sebesar 50%.
Selanjutnya kelas eksperimen yang mendapat nilai B sebanyak 9 siswa,
yaitu 1 siswa mendapat nilai 85, 1 siswa mendapat nilai 82, 1 siswa mendapat
nilai 80, 1 siswa mendapat nilai 79, 1 siswa mendapat nilai 78, dan 4 siswa
mendapat nilai 75, dengan presentase sebesar 22,5%. Sedangkan pada kelas
kontrol yang mendapat nilai B sebanyak 10 siswa, yaitu 2 siswa mendapat
nilai 83, 2 siswa mendapat nilai 81, 1 siswa mendapat nilai 79, 2 siswa
mendapat nilai 78, 2 siswa mendapat nilai 73, dan 1 siswa mendapat nilai 72,
dengan presentase sebesar 25%.
Selanjutnya kelas eksperimen yang mendapat nilai C sebanyak 4 siswa,
yaitu 1 siswa mendapat nilai 69, 1 siswa mendapat nilai 65, 1 siswa mendapat
nilai 61, dan 1 siswa mendapat nilai 60, dengan presentase sebesar 10%.
Sedangkan pada kelas kontrol yang mendapat nilai C sebanyak 7 siswa, yaitu
1 siswa mendapat nilai 69, 1 siswa mendapat nilai 65, 3 siswa mendapat nilai
63, 1 siswa mendapat nilai 62, dan 1 siswa mendapat nilai 60, dengan
presentase sebesar 17,5%.
Selanjutnya kelas eksperimen yang mendapat nilai D, tidak ada siswa
yang mendapat nilai D. Sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 3 siswa, yaitu
2 siswa mendapat nilai 55 dan 1 siswa mendapat nilai 54 dengan presentase
sebesar 7,5%.
Dan yang terakhir adalah nilai E, pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol tidak ada siswa yang mendapat nilai E.
Nilai
Kelas Nilai Kolmogorov Keterangan
Smirnov
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk menguji sama besar atau tidaknya
variansi kedua populasi yang diteliti. Sama halnya dengan uji normalitas,
pengujian homogenitas juga dapat dilihat dari perbandingan nilai
signifikansi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan yaitu 0,05.
Adapun hipotesis yang diujikan yaitu:
𝐻0 = variansi nilai kedua kelas sama atau homogen.
𝐻1 = variansi nilai kedua kelas berbeda atau tidak homogen.
Dalam uji homogenitas ini peneliti menggunakan program SPSS
Statistics 22 untuk menguji apakah variansi kedua populasi yang diteliti
sama besar atau tidaknya. Dengan menggunakan program SPSS
Statistics 22 dan menggunakan uji Levene yang telah peneliti disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Uji Homogenitas Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
0.297 39 39 0.71
3. Uji T – Test
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang
sebelumnya telah dilakukan menunjukkan bahwa data yang diperoleh
6
Std. Sig.
Kelas Mean DF 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Deviation (2 tailed)
nilai 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2.65 > 2.00. Jika dilihat dari hasil 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g , maka
hipotesis 0 (𝐻0) ditolak, dan hipotesis 1 (𝐻1) diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keterampilan menyimak cerita anak dengan
menggunakan media animasi audio visual lebih tinggi dari keterampilan
menyimak cerita anak tanpa media animasi audio visual.
kelas eksperimen yaitu 88.25 lebih tinggi daripada nilai rata-rata hasil
keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas kontrol sebesar 80.80.
Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan siswa selama
berlangsungnya pembelajaran, didapatkan beberapa informasi di antaranya
bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan media animasi audio visual
siswa memiliki minat yang besar dalam menyimak cerita. Pada saat sebelum
pembelajaran dimulai, kegiatan diawali dengan membuka kegiatan
pembelajaran dan apersepsi kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diajarkan. Indikator yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari:
(1) Menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak yang diperdengarkan, (2)
menentukan tema cerita anak, (3) menentukan latar cerita anak, dan (4)
menentukan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita anak. Kegiatan
pembelajaran selanjutnya guru melakukan eksplorasi dengan menggali
pengetahuan siswa dan memberikan pertanyaan tentang pengertian dan apa
saja unsur intrinsik dalam cerita.
Kemudian, siswa diarahkan guru untuk menyimak cerita anak dengan
menggunakan media animasi audio visual dan meminta siswa untuk mencatat
hal-hal penting yang terdapat di dalam cerita terkait unsur intrinsik cerita
seperti judul, tokoh dan penokohan, latar, alur, tema, amanat atau pesan.
Gambar 4.2
6
Gambar 4.3
Siswa Menceritakan Kembali Isi Cerita dengan Singkat
Gambar 4.4
Siswa Mengerjakan LKS
Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil
tes keterampilan menyimak cerita siswa kelompok eksperimen lebih baik
dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Secara umum adanya
perbedaan keterampilan menyimak cerita anak antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dikarenakan pada kelompok eksperimen menggunakan
media pembelajaran yaitu media animasi audio visual.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada nilai posttest kelompok
eksperimen dan kontrol yang sudah dianalisis menunjukan hasil yang sangat
signifikan bahwa nilai thitung > ttabel yaitu 2.65 > 2.00 , yang berarti bahwa
perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu penggunaan media
animasi audio visual berpengaruh terhadap keterampilan menyimak cerita
anak. Hal ini juga ditunjukan dari nilai rata-rata setelah diberi perlakuan
dengan menggunakan media animasi audio visual nilai posttest kelas
eksperimen yaitu 88.25. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol yang diberi
perlakuan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) nilai posttest
kelas kontrol yaitu 80.80. Berdasarkan hasil perhitungan statistik tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media animasi audio visual yang
dilakukan pada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap keterampilan
menyimak cerita anak pada siswa kelas V MI Al-Hikmah Jakarta.
E. Keterbatasan Penelitian
Selama penelitian berlangsung, peneliti menemukan beberapa kendala
yang cukup berarti. Kendala-kendala dalam penelitian ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan media animasi audio visual
mempunyai tingkat persiapan yang lebih banyak. Selain harus menyiapkan
film animasi yang harus sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan,
media ini juga memerlukan waktu untuk memasang infocus dan speaker,
karena kurangnya fasilitas yang tersedia.
7
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan Media Animasi Audio Visual berpengaruh
terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas V MI Al-
Hikmah Jakarta. Hal ini terbukti pada peroleh rata-rata nilai posttest
keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan media animasi audio visual lebih tinggi dibandingkan rata-rata
keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas kontrol yang diajarkan
dengan metode pembelajaran konvensional atau tanpa menggunakan media.
Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen sebesar 88.25 dan kelas kontrol
sebesar 80.80. Perolehan tersebut diperkuat berdasarkan hasil uji hipotesis
menggunakan uji-T menunjukkan syarat hasil 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2.65 >
2.00 dengan hasil hipotesis 0 (𝐻0) ditolak, dan hipotesis 1 (𝐻1) diterima. Hal
ini membuktikan bahwa penggunaan Media Animasi Audio Visual
Berpengaruh terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa
Kelas V MI Al-Hikmah Jakarta.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang harus
dipertimbangkan dalam pembelajaran dengan menggunakan media animasi
audio visual, yaitu:
1. Penggunaan media animasi audio visual dapat dijadikan alternatif bagi
guru untuk meningkatkan motivasi dan mengatasi kejenuhan siswa dalam
proses pembelajaran. Karena dengan menggunakan media siswa menjadi
lebih aktif, antusias, dan merasa senang dalam mengikuti proses
pembelajaran.
73
74
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2011. cet 1
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2013. cet. 15
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2002.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2004.
Aziz, Abdul dan Abdul Majid. Mendidik Dengan Cerita. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset. 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2002.
Djiwandono, Soenardi. Tes Bahasa Sebagai Pegangan Bagi Pengajar Bahasa.
Jakarta: Indeks. 2008.
Endraswara, Suwardi. Metode Pengajaran Apresiasi Sastra. Yogyakarta: CV.
Radhita Buana. 2002.
Fajri, Em Zul, dan Aprilia Senja. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga. 1992.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
2009.
Harry, Herman. Animasi. Yogyakarta: Multi Media Training Center. 1991.
Johari, Andriana, Syamsuri Hasan, dan Maman Rakhman. “Penerapan Media
Video Dan Animasi Pada Materi Memvakum Dan Mengisi Refrigeran
Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Journal of Mechanical Engineering
Education. Vol.1, No.1, Juni 2014.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal
23 Mei 2006.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran; Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.
Jakarta: Gaung Persada Press, 2012.
75
76
LAMPIRAN
79
Lampiran 1
A. Standar Kompetensi
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
5.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita (tokoh, tema, latar,
amanat).
C. Indikator
5.2.1. Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
5.2.2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat yang mendukung.
5.2.3. Menentukan tema cerita anak.
5.2.4. Menentukan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita anak.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyimak cerita melalui media animasi audio visual, siswa
mampu menjelaskan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita beserta
sifat-sifatnya dengan benar.
2. Setelah menyimak cerita melalui media animasi audio visual, siswa
mampu menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat yang
mendukung.
3. Setelah menyimak cerita melalui media animasi audio visual, siswa
mampu menentukan tema cerita anak dengan tepat.
4. Setelah menyimak cerita melalui media animasi audio visual, siswa
mampu menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak.
H. Penilaian
No. Aspek penilaian
keterampilan Indikator Tingkatan ranah Total
menyimak cerita Kognitif butir
pendek C1 C2 C3 C4 soal
1. Tokoh dan Menyebutkan nama tokoh 2 - 3 4 3
cerita pendek
Penokohan atau
Memberikan alasan
Watak apakah watak tokoh dapat
diterapkan atau tidak.
Membedakan watak tokoh
yang satu dengan yang
lain.
82
I. Skor Penilaian
Mengetahui,
Kepala MI Al-Hikmah
Miftahul Jannah
83
Lampiran 2
A. Standar Kompetensi
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
5.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita (tokoh, tema, latar,
amanat).
C. Indikator
5.2.1. Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
5.2.2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat yang mendukung.
5.2.3. Menentukan tema cerita anak.
5.2.4. Menentukan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita anak.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyimak cerita melalui media animasi audio visual, siswa
mampu menjelaskan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita beserta
sifat-sifatnya dengan benar.
2. Setelah menyimak cerita melalui media animasi audio visual, siswa
mampu menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat yang
mendukung.
3. Setelah menyimak cerita melalui media animasi audio visual, siswa
mampu menentukan tema cerita anak dengan tepat.
4. Setelah menyimak cerita melalui media animasi audio visual, siswa
mampu menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak.
H. Penilaian
No. Aspek penilaian
keterampilan Indikator Tingkatan ranah Total
menyimak cerita Kognitif butir
pendek C1 C2 C3 C4 soal
1. Tokoh dan Menyebutkan nama tokoh 2 - 3 4 3
cerita pendek
Penokohan atau
Memberikan alasan
Watak apakah watak tokoh dapat
diterapkan atau tidak.
Membedakan watak tokoh
yang satu dengan yang
lain.
86
I. Skor Penilaian
Mengetahui,
Kepala MI Al-Hikmah
Miftahul Jannah
87
Lampiran 3
A. Standar Kompetensi
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
5.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita (tokoh, tema, latar,
amanat).
C. Indikator
5.2.1. Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
5.2.2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat yang mendukung.
5.2.3. Menentukan tema cerita anak.
5.2.4. Menentukan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita anak.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mempelajari unsur-unsur intrinsik cerita, siswa mampu
menjelaskan nama-nama tokoh cerita beserta sifat-sifatnya yang
dipelajari dengan benar.
2. Setelah mempelajari unsur-unsur intrinsik cerita, siswa mampu
menentukan latar cerita anak dengan tepat.
3. Setelah mempelajari unsur-unsur intrinsik cerita, siswa mampu
menentukan tema cerita anak dengan tepat.
4. Setelah mempelajari unsur-unsur intrinsik cerita, siswa mampu
menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak.
H. Penilaian
No. Aspek penilaian
keterampilan Indikator Tingkatan ranah Total
menyimak cerita Kognitif butir
pendek C1 C2 C3 C4 soal
1. Tokoh dan Menyebutkan nama tokoh 2 - 3 4 3
cerita pendek
Penokohan atau Memberikan alasan
Watak apakah watak tokoh dapat
diterapkan atau tidak.
Membedakan watak tokoh
yang satu dengan yang
lain.
2. Latar Menyebutkan latar cerita 5,6 7 3
yang telah disimak.
3. Alur Menjelaskan dan - 8,9 3
menyebutkan alur ,10
cerita
yang telah disimak.
90
Mencari/menemukan alur
cerita yang telah disimak.
4. Tema Menjelaskan dan - 1, - - 3
menyebutkan tema 11,
cerita yang telah disimak 12
5. Pesan/Amanat Mencari /menemukan - - 13, - 3
pesan yang terkandung 14,
dalam cerita yang 15
telah
disimak.
Jumlah Soal 3 7 4 1 15
I. Skor Penilaian
Mengetahui,
Kepala MI Al-Hikmah
Miftahul Jannah
91
Lampiran 4
A. Standar Kompetensi
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
5.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita (tokoh, tema, latar,
amanat).
C. Indikator
5.2.1. Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
5.2.2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat yang mendukung.
5.2.3. Menentukan tema cerita anak.
5.2.4. Menentukan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita anak.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mempelajari unsur-unsur intrinsik cerita, siswa mampu
menjelaskan nama-nama tokoh cerita beserta sifat-sifatnya yang
dipelajari dengan benar.
2. Setelah mempelajari unsur-unsur intrinsik cerita, siswa mampu
menentukan latar cerita anak dengan tepat.
3. Setelah mempelajari unsur-unsur intrinsik cerita, siswa mampu
menentukan tema cerita anak dengan tepat.
4. Setelah mempelajari unsur-unsur intrinsik cerita, siswa mampu
menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak.
H. Penilaian
No. Aspek penilaian
keterampilan Indikator Tingkatan ranah Total
menyimak cerita Kognitif butir
pendek C1 C2 C3 C4 soal
1. Tokoh dan Menyebutkan nama tokoh 2 - 3 4 3
cerita pendek
Penokohan atau Memberikan alasan
Watak apakah watak tokoh dapat
diterapkan atau tidak.
Membedakan watak tokoh
yang satu dengan yang
lain.
2. Latar Menyebutkan latar cerita 5,6 7 3
yang telah disimak.
3. Alur Menjelaskan dan - 8,9 3
menyebutkan alur ,10
cerita
yang telah disimak.
94
Mencari/menemukan alur
cerita yang telah disimak.
4. Tema Menjelaskan dan - 1, - - 3
menyebutkan tema 11,
cerita yang telah disimak 12
5. Pesan/Amanat Mencari /menemukan - - 13, - 3
pesan yang terkandung 14,
dalam cerita yang 15
telah
disimak.
Jumlah Soal 3 7 4 1 15
I. Skor Penilaian
Mengetahui,
Kepala MI Al-Hikmah
Miftahul Jannah
95
Lampiran 5
Materi Ajar
Unsur intrinsik, yang dimaksud unsur intrinsik cerita adalah unsur-unsur
pembangun cerita yang dapat ditemukan di dalam teks cerita itu sendiri. Unsur
intrinsik cerita terdiri dari :
A. Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita. Dalam sebuah cerita kita
mengenal tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis) serta tokoh
utama dan tokoh tambahan atau sampingan. Tokoh yang menggerakkan cerita
dari awal hingga akhir disebut tokoh utama. Selain tokoh utama, terdapat
tokoh pendamping. Tokoh pendamping peranannya lebih kecil daripada tokoh
utama.
B. Penokohan
Penokohan ialah penggambaran watak tokoh yang ada di dalam sebuah cerita.
C. Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan
dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu,
takut, religius dan sebagainya. Dalam hal tersebut, tema sering diartikan
sebagai ide atau tujuan utama cerita.
D. Latar
Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai, tempat, waktu, dan
suasana dalam cerita. Jadi, latar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu latar tempat,
waktu, dan suasana.
E. Alur
Alur adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis besar urutan
tahapan alur dalam sebuah cerita antara lain: perkenalan – pemunculan
masalah (konflik) – peningkatan masalah – puncak masalah (klimaks) –
penurunan masalah (peleraian) – penyelesaian.
Alur terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Alur maju, kejadian dalam cerita tersebut diceritakan secara urut dari awal
hingga akhir
96
Lampiran 6
Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat
sekali untuk dibuka. "Aaa....rrrrgh", si kancil nampak sesekali menguap. Karena
hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai
berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas
sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, "Wahai penduduk hutan,
akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang
bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku".
Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni
bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. "Hai kancil !",
sapa si siput. "Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?",
tanya si siput. "Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni
hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar", jawab si kancil
dengan sombongnya.
Siput "Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di
hutan ini", kata si Siput. "Hahahaha......., mana mungkin" ledek Kancil. "Untuk
membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?", tantang si Siput.
"Baiklah, aku terima tantanganmu", jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua
setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi. Setelah si Kancil pergi, si
siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-
98
Lampiran 7
“ Ulah Serigala”
makanannya sampai habis. Laparnya pun sudah hilang. Ketika Ia hendak keluar
dari lubang tersebut, ia merasa kesusahan, ia baru sadar kalau perutnya buncit
karena kekenyangan dan ia tidak dapat keluar dari lubang pohon tersebut.
Sore hari pun tiba, pak beruang dan kambing serta kancil siap berangkat
untuk acara yang sudah direncanakan sebelumnya. Belum sampai pada tempat
acarannya, mereka terkejut melihat serigala yang masuk ke dalam lubang pohon.
Mereka pun menghampiri serigala dan menanyakan perihal tersebut. “apa yang
dilakukan serigala di lubang itu ya..” kata kambing. Kancil pun geram dan
menanyakan makanan yang sudah disimpan dalam lubang itu. Makanan tersebut
ternyata sudah dimakan semua oleh serigala. Pak beruang pun marah dan
memberi peringatan pada serigala. Serigala malah balik meminta tolong pada pak
beruang untuk mengeluarkan Ia dari lubang pohon tersebut. Mendengar
permohonan serigala kancil, kambing dan pak beruang hanya tertawa. Kancil
memberikan saran kalau hanya serigala saja yang bisa membantu dirinya sendiri,
menurut kancil satu-satunya cara untuk mengeluarkan serigala dari lubang
tersebut adalah ketika perut serigala sudah kembali kurus lagi. Mereka pun
meninggalkan serigala untuk memberi pelajaran padanya. Malam hari pun tiba,
hujan lebat mengguyur kepala serigala yang tidak berada di luar lubang tersebut.
Ia pun menangis kedinginan. Pak beruang hanya merasa kasihan pada keadaan
serigala yang berada di luar.
Pagi hari pun tiba, pak beruang, kambing dan kancil menghampiri serigala
untuk melihat keadaanya. Serigala sudah tidak kuat lagi. Pak beruang pun
mencoba menarik kepala serigala untuk keluar dari lubang tersebut, akhirnya
dengan sekuat tenaga serigala dapat keluar dari lubang pohon tersebut. Serigala
merasa kelaparan lagi. Kancil dan kambing membawakan makanan untuk
serigala, mereka tau pasti serigala kelaparan. Serigala pun mengucapkan
terimakasih kepada mereka atas bantuan yang diberikan dan memakan makanan
tersebut dengan lahap.
10
Lampiran 8
“Rubah yang Serakah”
Pada suatu hari ada seekor rubah yang sedang tidur di rumahnya, namun
karena perutnya lapar dan berbunyi terus, Ia pun bergegas bangun untuk mencari
makanan. Saat Ia menengok ke luar halaman rumahnya, cuaca sangat panas dan
terik matahari sangat menyengat siang itu. Hal demikian membuat si rubah
menjadi tambah malas untuk berburu makanan di luar. Pengennya sudah tersedia
didepan, kalau harus mencari dulu...ya cape dech...tapi mau gak mau harus
mencari makanan, kalau tidak bisa mati kelaparan, kata si rubah. Sebelum Ia
bergegas pergi tiba-tiba Ia melihat seekor burung kutilang yang sedang bertengger
di ranting pohon dengan membawa makanan (keju) dimulutnya, dengan hati
penasaran, rubah pun mendekatinya sambil berpura-pura menanyakan kabar dan
mencoba mengelabuhi si burung kutilang dengan mengabarkan berita tidak sedap
bahwa seluruh hewan penghuni hutan ini telah mengabarkan kalau suara
merdumu telah hilang”katanya dengan nada memelas. Burung kutilang tidak
menjawab karena mulutnya sedang membawa keju. Ia hanya menggelengkan
kepala dan mengepakkan sayapnya mengisyaratkan bahwa semua berita itu tidak
benar. karena si rubah meledeknya terus, akhirnya burung kutilang pun geram dan
mencoba menyanggah berita yang tidak sedap tersebut dengan membuktikan
bahwa suaranya masih ada dan merdu saat bernyanyi. Saat Ia ingin berbicara,
mulutnya pun terbuka dan pada saat yang sama keju yang digigit dimulutnya pun
terjatuh dan tertangkap oleh si rubah, namun Ia belum sadar kalau rubah telah
10
goa. Saat rubah terbang untuk menerkam rubah saingannya terdengar suara
gubraakkk...deeerr...praakk...rubah terjatuh dan babak belur terkena tembok goa
yang menjadi dinding rumahnya. Sampai akhirnya Ia pun menyerah dan
menyerahkan rumahnya kepada rubah saingannya, Ia tidak menyadari kalau rubah
saingannya adalah bayangannya sendiri. Dia sudah menghukum dirinya sendiri,
itu setimpal dengan perbuatan menipunya, senjata makan tuan, penipu yang
ketipu, semoga dia kapok mendapatkan pelajaran ini yaa..(kata kancil, monyet dan
burung kutilang.)
10
SOAL POSTTEST
Petunjuk umum:
> Siapkan alat tulis yang akan digunakan.
> Tulislah nama dan kelas di lembar jawaban.
> Bacalah soal dengan teliti.
> Berdo’alah sebelum mengerjakan.
Lampiran 9
Profil Sekolah
1. Lokasi Sekolah
MI Al-Hikmah Jakarta terletak di Jl. Bangka II/24 Rt 008 Rw 03
Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta
Selatan.
2. Visi dan Misi
Visi:
Terbentuknya peserta didik yang beriman, berilmu dan beramal
sholeh, serta memiliki daya saing dalam bidang IPTEK, Olahraga dan
berwawasan lingkungan.
Indikator Visi
a. Menjadikan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam sebagai pandangan
hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Memiliki daya saing dalam prestasi US/UMBD.
c. Memiliki daya saing memasuki pendidikam tingkat lanjut (SMP/MTs)
favorit.
d. Memiliki daya saing dalam prestasi bidang akademik pada tingkat
lokal atau nasional.
e. Memiliki daya saing dalam prestasi seni dan olahraga.
f. Memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan.
g. Memiliki kemandirian, kemapuan beradaptasi di lingkungannya.
h. Memiliki lingkungan madrasah yang nyaman serta kondusif untuk
belajar.
Indikator Misi
b. Menumbuh kembangkan sikap dan amaliah keagamaan Islam.
c. Menumbuhkan serta meningkatkan minat baca dan tulis.
d. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
siswa dapat berkembang secara optimal.
10
Lampiran 10
11
Lampiran 11
11
Lampiran 12
11
Lampiran 13
11
Lampiran 14
11
11
11
11
11
BIODATA PENULIS