Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 2 No.

5 Mei 2021
p-ISSN : 2745-7141 e-ISSN : 2746-1920 Pendidikan

PENERAPAN PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING)


BERBASIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MI MIFTAHUN
NAJAH
Nama Penulis, Nama Penulis dan Nama Penulis (12 pt Bold)
Affiliasi Penulis (12 pt)
Email: e-mail@e-mail.com, e-mail@e-mail.com dan e-mail@e-mail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Diterima Abstrak (12pt Bold)
Diterima Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
Diterima dalam bentuk menggunakan metode Fenomenologi. Untuk memperoleh
revisi data dalam pembelajaran keterampilan berpikir kritis di MI
Diterima dalam bentuk Miftahun Najah, peneliti menggunakan sumber data primer
revisi dan data sekunder. Penelitian ini menekankan pada berpikir
kritis siswa kelas 6 melalui penerapan metode
Kata kunci: pembelajaran di luar kelas. Tujuan penelitian ini adalah 1)
Minimal 3 kata dan Mengetahui pelaksanaan pembelajaran di luar kelas, 2)
maksimal 6 kata, (kata Mengetahui dampak penerapan metode pembelajaran di
pertama; kata ke dua; luar kelas terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas
kata ketiga) 6 MI Miftahun Najah. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Analisis data menggunakan analisis interaktif yang terdiri
dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Penerapan metode pembelajaran di luar kelas dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan
pembelajaran di luar kelas dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa kelas 6 dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran dengan materi yang sesuai.

Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu cara mengembangkan jati diri bangsa. Kualitas
pendidikan berasal dari kualitas pembelajaran. Salah satu aspek pendidikan yang
berkualitas adalah pembelajaran aktif, berpikir kritis dan semangat siswa. Peran guru
sangatlah penting. Hal ini mencakup kemampuan guru untuk menciptakan situasi belajar
yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan belajar secara aktif, bukan sekadar
berpartisipasi di kelas. Memperbaiki metode yang digunakan mendukung terciptanya
proses pembelajaran berkualitas tinggi di mana siswa terlibat aktif dan mampu berpikir
kritis.

1
(Nama Author)

Dalam Industri 4.0 saat ini, kualitas pendidikan harus ditingkatkan di seluruh
wilayah Indonesia seiring meningkatnya persaingan dan kebutuhan saat ini
(Rachmadtullah et al. 2020). Tren pembangunan saat ini menuntut sektor pendidikan
untuk berkembang, berevolusi dan berinovasi. Salah satu pilar utama negara ini adalah
kualitas pendidikan. Oleh karena itu, penting untuk membina keterampilan di berbagai
bidang yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini. Pendidikan adalah suatu proses secara
sadar dan sistematis untuk menciptakan semangat dan proses pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik mewujudkan potensi kekuatan spiritual/keagamaan,
penguasaan, individualisme, kebijaksanaan, dan nilai-nilai luhur serta keterampilan
individu, masyarakat, negara dan pemerintah (Permendikbud no. 104:2014).

Selama kegiatan pembelajaran terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, salah
satunya adalah membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis yang
memungkinkan mereka dalam paham dengan berbagai konsep dan mengembangkan
tingkat kepekaan siswa dalam melakukan pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari.
Berpikir kritis merupakan hasil belajar, pengorganisasian, minat dan kepercayaan diri
dalam berkomunikasi serta meningkatkan kemampuan berpikir untuk memecahkan
masalah. Terutama pada sekolah dasar, kegiatan belajar mengajar belum dapat dilakukan
dengan baik karena tidak dapat terkoordinasi dan banyak guru yang kurang
memperhatikan siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Artinya,
anak sekolah dasar ketika menghadapi sebuah permasalahan belum bisa didorong atau
dilatih untuk berpikir kritis. Dalam hal ini guru hanya melakukan kegiatan komunikasi
tanpa melibatkan siswa dalam pengembangan berpikir kritis. Mengatasi tantangan
tersebut memerlukan strategi untuk mengembangkan pemikiran kritis siswa.

Berpikir kritis dapat diartikan sebagai kemampuan memikirkan sesuatu, selalu


menggunakan dan merefleksikan cara berpikir untuk mengambil keputusan yang tepat
(Kasdin Sihotang, 2019). Berpikir kritis diperlukan untuk memecahkan masalah,
mengambil keputusan, menganalisis hipotesis, dan membuat penemuan ilmiah. Siswa
belajar menggunakan pemikiran kritis untuk memecahkan masalah secara sistematis,
memecahkan masalah secara kreatif, dan merencanakan solusi kritis ketika menghadapi
tantangan (Sharon M Kaye, 2013).

Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa menggunakan pikirannya untuk


mempelajari dan memahami materi. Keterampilan intelektual, emosional dan psikologis
yang diajarkan dalam materi pendidikan menjadi lebih rinci dan meningkat (Dimyati
dan Mudjiono 2002:22). Guru harus berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar
yang lebih berpusat pada siswa dan mencakup pelajaran bermakna yang memungkinkan
siswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan dan melibatkan kemampuan mereka.
Sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa mendorong dan mengembangkan
kreativitas serta melatih pemikiran kritis untuk mempelajari dan memecahkan masalah
sehari-hari.

2 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 5 Mei 2021


Judul Penelitian secara ringkas …

Salah satu kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru adalah


ketidakmampuan mengembangkan kemampuan berpikir siswa (Sanjaya, 2007:224).
Artinya guru ingin siswa mempelajari dan menghafal segala sesuatu, dibandingkan
membantu siswa memahami segala sesuatu dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Permasalahan ini sering terjadi di beberapa perguruan tinggi. Oleh karena
itu, dapat dikatakan banyak kelemahan dalam proses belajar mengajar. Dalam situasi ini,
guru seolah-olah melatih siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah sehari-
hari dibandingkan meminta mereka belajar tanpa berbicara.

Dalam menerapkan metode pembelajaran di luar kelas, guru harus terlebih


dahulu memahami aspek-aspek pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran di luar kelas
merupakan suatu metode pengajaran yang menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk membimbing atau menuntun siswa. Lingkungan memegang peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk pertama kalinya, anak
belajar dan memahami segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Menurut Husamah
(2013:2) dalam proses belajar mengajar, lingkungan dan pemahaman konsep harus
menjadi cara yang memungkinkan siswa memenuhi kebutuhannya.

Mengingat kebutuhan akan pendidikan masyarakat yang bermutu tinggi


memerlukan pemikiran yang kuat dan pemikiran kritis terhadap sumber daya manusia,
maka perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan, termasuk perbaikan metode
pengajaran. Jenis pembelajaran penyampaian materi ditentukan oleh metode
pembelajaran yang digunakan. Dengan menggunakan metode pembelajaran ini dapat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Metode baru dan
tepat sasaran merupakan salah satu metode yang patut dipertimbangkan dalam
kurikulum sekolah dasar untuk mengembangkan pemikiran kritis siswa.

Metode pembelajaran di luar kelas dapat memotivasi siswa. Dengan kata lain,
metode ini memungkinkan siswa untuk terus belajar tanpa rasa bosan dengan bermain di
luar kelas. Pembelajaran di luar kelas merupakan metode pembelajaran yang
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Daripada belajar di ruang kelas
terbatas, anak-anak bisa belajar lebih mendalam melalui apa yang mereka lihat.

Berdasarkan latar belakang di atas maka, peneliti melakukan penelitian dengan


judul “Penerapan Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning) Berbasis Keterampilan
Berpikir Kritis Pada MI Miftahun Najah”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menerapkan proses pembelajaran outdoor learning untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa MI Miftahun Najah.

Metode Penelitian

Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 5 Mei 2021 3


(Nama Author)

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode


penelitian kualitatif memastikan bahwa informasi yang didapatkan menjadi lebih
lengkap, rinci, dan mendalam, sehingga dapat tercapai dengan baik dalam sebuah tujuan
penelitian. Creswell mendefinisikan pendekatan sebagai metode penelitian yang
bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami fenomena sentral (Setiawan, 2010).

Metode fenomenologi digunakan dalam penelitian ini. Fenomenologi merupakan


salah satu metode dalam penelitian kualitatif yang diperkenalkan oleh John Creswell.
Penelitian ini dilakukan di MI Miftahun Najah pada tahun ajaran 2023/2024. Penelitian
dimulai pada hari Kamis, 9 November sampai hari Sabtu, 11 November 2023. Tempat
penelitian dilakukan di MI Miftahun Najah yang berlokasi di Dsn. Dempul Lor, Ds.
Mojogebang, Kec. Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Subjek penelitian ini
adalah peserta didik kelas 6 MI Miftahun Najah.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 6 MI
Miftahun Najah, wali kelas atau guru yang mengajar di MI Miftahun Najah, dan kepala
sekolah MI Miftahun Najah sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembelajaran.
Dalam penelitian ini menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data yang ada
dalam prosedur pengumpulan data. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi.

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Miles dan
Huberman. Menurut Miles dan Huberman, analisis data kualitatif dapat dilaksanakan
secara interaktif dan tidak terbatas hingga data yang dikumpulkan sudah dapat
memenuhi hasil penelitian. Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data dan
setelah berakhirnya pengumpulan data untuk jangka waktu tertentu. Fungsi analisis data
adalah reduksi data, penyajian, penarikan/konfirmasi kesimpulan. Setelah data
terkumpul, langkah selanjutnya adalah memverifikasi keakuratan data. Penelitian ini
menggunakan metode pengujian keabsahan data yaitu peningkatan ketekunan dan
triangulasi.

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dalam kegiatan penelitiannya di
MI Miftahun Najah, peneliti menganalisis informasi yang diperoleh pada tahap
pembahasan ini sehubungan dengan arah penelitian yang dipilih. Selanjutnya peneliti
mendeskripsikan dan menjelaskan objek penelitian untuk mendapatkan intisarinya.
Peneliti akan membahas data dan teori dengan urutan sesuai fokus penelitian sebagai
berikut:
Implementasi Metode Pembelajaran di Luar Kelas Berbasis Keterampilan
Berpikir Kritis
Proses belajar mengajar merupakan salah satu tujuan utama guru untuk mencapai
keberhasilan dalam pendidikan. Selain itu, kemampuan guru dalam mempelajari dan

4 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 5 Mei 2021


Judul Penelitian secara ringkas …

menggunakan metode pengajaran juga sangat penting. Saat memilih metode pengajaran
yang tepat, harus selalu fokus pada tingkat kinerja siswa. Penciptaan dan pelaksanaan
keaktifan siswa harus terus diusahakan tercipta dan berjalan terus menerus.

Dalam pembelajaran di luar kelas, peran guru hanya sebagai pembimbing. Dalam
pengajaran di kelas, hubungan antara guru dan siswa merupakan hubungan formal
berdasarkan kedudukan guru. Namun untuk belajar di luar kelas, guru harus melihat
hubungan mereka dengan siswa sebagai setara dalam banyak hal dan menjadi mediator
berdasarkan kepercayaan, rasa hormat dan kemauan untuk bekerja. Di sisi lain, guru
mendasarkan kelas mereka pada pengetahuan mereka sendiri. Namun di luar kelas, guru
menjadi fasilitator yang membangun pengetahuan siswa dan mengawali pembelajaran.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk


menghubungkan berbagai topik dan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Untuk mendorong berpikir kritis dan membangun kepercayaan diri, siswa diminta
mendiskusikan bagaimana cara mengungkapkan idenya. Kemampuan motivasi guru
penting untuk mengatasi permasalahan kelas seperti rasa kantuk, bosan, mudah
tersinggung, malas dan tidak mampu mengemukakan gagasan, serta dapat menunjang
metode pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak bosan. Oleh karena itu,
untuk mendorong prestasi siswa digunakan metode pembelajaran di luar kelas dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang ada di sekolah MI Miftahun Najah. Sumber
dana digunakan untuk mendukung pembelajaran, materi dan infrastruktur. Sekolah juga
membantu guru mengembangkan keterampilannya melalui pelatihan sehingga memiliki
keterampilan mengajar dengan menggunakan berbagai metode. Salah satu metode yang
digunakan adalah metode pembelajaran di luar kelas (outdoor learning)

Penerapan pada setiap keputusan ditangani dengan baik. Keputusan ini


memenuhi tujuan utama pembelajaran di luar kelas. Informasi tersebut dipaparkan oleh
bapak H.M. Arif S.Ag M.Pd.i selaku kepala sekolah bahwa pembelajaran di luar kelas
berpotensi menciptakan proses belajar mengajar yang meningkatkan kreativitas dan
berpikir kritis siswa. Pembelajaran di luar kelas memanfaatkan lingkungan untuk
menggali kreativitas dan semangat siswa. Berdasarkan hasil observasi tersebut, siswa
akan memiliki sikap baru yang akan meningkatkan pembelajarannya. Belajar itu
menyenangkan dan dapat mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

MI Miftahun Najah menggunakan kurikulum Merdeka dalam proses


pembelajarannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis di
MI Miftahun Najah dirancang dalam RPP mencakup keterampilan inti, keterampilan
dasar dan indikator yang dijelaskan dalam bidang studi dan dievaluasi berdasarkan
indikator tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran MI Miftahun Najah, pada saat
pembelajaran keterampilan berpikir kritis berdasarkan metode pembelajaran outdoor
learning, guru melakukan kegiatan pembukaan kepada siswa sebelum memulai

Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 5 Mei 2021 5


(Nama Author)

pembelajaran dan menjadi pemimpin dalam menyanyikan yel-yel. Pada kelas dasar,
guru memberikan kegiatan diskusi kelompok kepada siswa dan kegiatan presentasi
kepada kelompok lain. Pada pembelajaran terakhir, guru menyelesaikan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan pada hari tersebut.

Dalam penerapan pembelajaran outdoor learing, MI Miftahun Najah melakukan


pendekatan pembelajaran keterampilan berpikir kritis siswa di luar kelas melalui
penilaian pembelajaran, termasuk penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hasil
tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2016 tentang Evaluasi Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar dan
Menengah yang meliputi ciri-ciri sikap, pengetahuan dan keterampilan. Skor sikap (KI 1
dan KI 2) dinilai dengan observasi. Unit akademik dinilai melalui tes dan tugas. Faktor
kompetensi dinilai melalui pelatihan, program dan pendanaan. Penilaian RPP mengukur
pencapaian indikator-indikator utama terkait sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penggunaan konstruk nilai tertentu dalam penilaian pembelajaran dapat dicapai tidak
hanya melalui penilaian sikap tetapi juga melalui penilaian pengetahuan dan
keterampilan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan sesuai rumusan masalah yang diajukan maka
dapat diambil kesimpulan mengenai penerapan metode pembelajaran outdoor learning
berbasis keterampilan berpikir kritis pada kelas 6 MI MifTahun Najah. Metode
pembelajaran outdoor learning merupakan serangkaian kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung di luar kelas atau di luar ruangan sebagai bagian dari kegiatan belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran di luar kelas mendekatkan siswa dengan alam. Oleh karena itu,
bagi pelajar, hal tersebut bukan hanya sekedar kegiatan hiburan, namun memiliki nilai
edukasi yang sangat tinggi. Adapun implementasi metode pembelajaran di luar kelas
siswa kelas 6 MI Miftahun Najah meliputi: (a) Observasi atau mengamati objek yang
mereka temui di alam atau lingkungan sekitar; (b) Diskusi dengan kelompok untuk
mengumpulkan informasi dari tahap pembukan sampai penutup pembelajaran; (c)
Evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru.

Daftar Pustaka

Ariesandy, K. T. (2021). “Pengaruh Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning)


Berbentuk Jelajah Lingkungan Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa.” Jurnal Matematika, Sains, Dan Pembelajaran, 15 matematic, 1, 110-120.

Egok, A. S., Andeli, A. P., & Sofiarini, A. (2021). “Penerapan Model Pembelajaran
Outdoor Learning Pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas V SD Negeri
Tanjung Beringin.” SNHRP, 200-205.

6 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 5 Mei 2021


Judul Penelitian secara ringkas …

Fitraninda, Devia. (2019). “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Guided


Learning untuk meningkatkan kemapuan berpikir Kritis dan motivasi belajar
siswa kelasXI IPS 2 SMAN 6 Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran
2018/2019.”

Rachmadtullah, Reza, Via Yustitia, Bramianto Setiawan, Arif Mahya Fanny, Pana
Pramulia, Wahyu Susiloningsih, Cholifah Tur Rosidah, Danang Prastyo, and
Trio Ardhian. 2020. “The Challenge Of Elementary School Teachers To
Encounter Superior Generation In The 4.0 Industrial Revolution: Study
Literature.” International Journal of Scientific & Technology Research
9(4):1879–82.

Sofa, S. Z., Juniarso, T., & Pramulia, P. (2020). “Implementasi Pembelajaran Di Luar
Kelas Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Kelas V Tema 4
Subtema 1 Pembelajaran 4 SDN Ketabang Surabaya.” Buana Pendidikan: Jurnal
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unipa Surabaya, 16(30s), 13-26.

Taqwan, S. H. B. (2019). “Pengaruh pembelajaran luar kelas (outdoor learning)


terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas vii smp negeri 05
seluma.” Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 4(1), 10-18.

Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 5 Mei 2021 7

Anda mungkin juga menyukai