Anda di halaman 1dari 7

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GANJIL TA.

2023/2024
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

Nama : M. Taufik Alfyan


NPM : 2323021
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan
Masyarakat Waktu : 90 Menit
Dosen Mata Kuliah : Dr. Harris Rambey, SKM, MA

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Paradigma Sehat (Healthy Paradigm),


apa strateginya? dan berikan contohnya?
Jawab
Paradigma sehat merupakan cara pandang atau pola pikir pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan
sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas
sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan
perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan
penduduk yang sakit. Paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan
yang jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri
Cara pandang yang dapat diaktualisasikan ke dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan
yakni sebagai pembangunan berwawasan kesehatan. Faktor penentu keberhasilan
pelaksanaan paradigma sehat antara lain :
1. Wawasan kesehatan sebagai asas pembangunan nasional..
2. Paradigma sehat sebagai komitmen gerakan nasional.
3. Dukungan sumber daya yang berkesinambungan
4. Sosialisasi internal dan eksternal.
5. Restrukturisasi dan revitalisasi infrastruktur yang terkait dengan rencana
desentralisasi.
Paradigma sehat selanjutnya bisa dikatakan cara pandang, asumsi, konsep, nilai dan
praktik yang mengutamakan upaya menjaga dan memelihara kesehatan, tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Dalam pelaksanaannya,
penerapan Paradigma Sehat bukanlah hal yang mudah. Karena selama ini cara
pandang, asumsi, konsep, nilai dan praktik yang berlaku tampaknya masih
menitikberatkan pada penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Paradigma
Sakit). Apalagi dengan dilaksanakannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
saat ini masih lebih memperhatikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan. Hal ini memberikan dampak terhadap fokus upaya kesehatan pada
pembiayaan orang sakit atau pembiayaan tempat – tempat pelayanan kesehatan
tersebut. Dengan demikian terkesan bahwa penanganan Kesehatan Masyarakat masih
berupa program – program konvensional, hanya menekankan pada pengembangan
rumah sakit, penanganan penyakit secara individual, spesialistis, dan penanganan
kejadian sakit secara episodik. Upaya kesehatan Kuratif tidak akan membawa
masyarakat ke Sehat Produktif secara lebih ”Cost Effective”. Hal ini menyebabkan
upaya kesehatan yang hanya berorientasi pada tindakan Kuratif, dari segi ekonomi
hanya akan bersifat konsumtif tidak produktif. Dengan kata lain dipandang dari segi
ekonomi, melakukan investasi pada orang yang ”tidak/belum sakit (sehat)” akan
lebih ”Cost-Effective” daripada orang sakit. Sebagai contoh, pada tahun 2010 penulis
pada saat melakukan tugas lapangan perkuliahan pernah melakukan wawancara
kepada salah satu keluarga pasien yang menderita penyakit DBD dan menjalani rawat
inap ruang kelas 1 (satu) di salah salah satu Rumah Sakit swasta di kota besar di
Indonesia dengan hari perawatan selama 5 (lima) hari. Total biaya yang telah
dikeluarkan untuk perawatan dan pengobatan DBD sebesar Rp 4.039.000,-. Tidak
cukup sampai disini, Dinas Kesehatan Kota dalam rangka penanggulangan kasus
harus melakukan kegiatan fogging dengan radius 100 meter dan dilakukan 2 (dua)
siklus dengan biaya operasional sebesar Rp 1.526.250,- (per-kasus). Sehingga dapat
kita kalkulasi bersama untuk mengobati dan menanggulangi 1 (satu) kasus DBD
diperlukan biaya hampir 6 juta Biaya ini masih terhitung kecil karena belum
dikonversikan dengan tarif pembiayaan pada tahun sekarang apalagi jika
dibandingkan dengan biaya pengobatan yang harus dikeluarkan apabila seseorang
menderita penyakit degeneratif seperti: penyakit jantung koroner, diabetes militus,
osteoporosis, kanker dimana angka kejadiannya semakin meningkat tidak hanya di
negara-negara maju juga di negara berkembang salahsatunya Indonesia. Semua ini
akan berpengaruh pada pendapatan daerah, peningkatan pengeluaran akibat
meningkatnya biaya pengobatan yang menjadi beban pemerintah baik pusat maupun
daerah, serta menurunnya mutu kesehatan.
Penerapan paradigma sehat dilaksanakan melalui dua pendekatan: Pertama,
pendekatan keluarga. Caranya, petugas puskesmas berkunjung rumah warga untuk
melakukan pendataan dan intervensi masalah kesehatan di dalam keluarga. Kedua,
gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Kemudian, penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan strategi meningkatkan akses pelayanan menggunakan pendekatan
secara berkesinambungan dan terintegrasi antara fasilatas kesehatan tingkat pertama
dan tingkat lanjutan.

2. Jelaskan perbedaan antara Upaya Kesehatan perorangan dan Upaya Kesehatan


masyarakat? Kemudian apa saja penyelenggaraan upaya Kesehatan
masyarakat esensial
Jawab

UKM merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta swasta,
untuk memelihara dan 2 meningkatkan kesehatan, mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan di masyarakat. Dalam kegiatan tersebut terkandung semangat mencegah
terjadinya masalah kesehatan yang lebih besar atau lebih lanjut dengan melakukan
serangkaian kegiatan promotif, preventif serta deteksi dini/skrining pada penyakit atau
kondisi-kondisi yang dapat menjadi pemicu, sehingga dapat mencegah pengerahan sumber
daya dan sumber dana yang lebih besar untuk mengatasinya. Dalam semangat UKM tersebut
terkandung prinsip efisiensi dan efektifitas dalam pengerahan sumber daya dan sumber dana.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi:
– upaya kesehatan masyarakat esensial dan

– upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

Upaya kesehatan masyarakat esensial


 pelayanan promosi kesehatan;
 pelayanan kesehatan lingkungan;
 pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
 pelayanan gizi; dan
 pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan , merupakan upaya kesehatan masyarakat yang


kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah
kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas.

Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya Kesehatan
Perorangan meliputi upaya‐upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan
pada perorangan.
Pelaksanaan
a) rawat jalan;

b) pelayanan gawat darurat;

c) pelayanan satu hari (one day care);

d) home care; dan/atau

e) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan


Dapat disimpulkan perbedaan antara upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan:

Upaya kesehatan masyarakat Upaya kesehatan


perorangan

Penyelenggara Pemerintah dengan peran aktif Pemerintah, masyarakat dan dunia


masyarakat usaha
(sarana pelayanan kesehatan
masyarakat) (sarana pelayanan medis)

Sifat Menyeluruh Menyeluruh


Terpadu Terpadu
Berkelanjutan Berkelanjutan
Terjangkau Terjangkau
Bermutu Bermutu
Berjenjang (strata 1,2,3) Berjenjang (strata 1,2,3)

Intervensi Perilaku Ilmu dan teknologi kedokteran


Lingkungan
Manajemen

3. Sebutkan peraturan yang mendasari Sistim Kesehatan Nasional (SKN);


?
Jawab:
Peraturang yang mendasari Sistem Kesehatan Nasional , tercantum dalam Perpres RI
Nomor 72 Tahun 2012.
Komponen pengelolaan kesehatan yang disusun dalam SKN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 dikelompokkan dalam subsistem:
a. upaya kesehatan; contoh: pembangunan puskesmas yang merata di setiap daerah
b. penelitian dan pengembangan kesehatan; contoh : penemuan vaksin terbaru untuk
menganggulangi wabah
c. pembiayaan kesehatan; contoh : pemberian KIS untuk masyarakat tidak mampu
d. sumber daya manusia kesehatan; contoh : pemerataan tenaga kesehatan ke seluruh pelosok
indonesia
e. sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; contoh : ketersedian obat terpenuhi untuk
setiap jenjang faskes
f. manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan; dan contoh : setiap fasilitias kesehatan
sudah terakreditasi sesuai regulasi yang berlaku
g. pemberdayaan masyarakat. Contoh, pemberdayaan masyarakat seperti kegiatan GERMAS,
dan UKBM

4. Jelaskan 4 (empat) unsur pemberdayaan Masyarakat pada SKN (Sistim


Kesehatan Nasional)?
Jawab
Unsur-unsur dari subsistem pemberdaaan masyarakat terdiri dari 4 unsur yaitu:
a. Penggerak Pemberdayaan
Pemerintah, masyarakat dan swasta menjadi inisiator, motivator dan fasilitator yang
mempunyai kompetensi memadai dan dapat membangun komitmen dengan dukungan
para pemimpin, baik formal maupun nonformal.
b. Sasaran Pemberdayaan
Sasaranya adalah Perorangan (tokoh masyarakt, tokoh agama, politisi, figur
masyarakat) kelompok (organisasi dan masyarakat luas serta pemerintah dan
pemerintah daerah yang berperan sebagai agen perubahan untuk penerapan perilaku
hidup sehat (subyek pembangunan kesehatan).
c. Kegiatan Hidup Sehat
Kegiatan ini meliputi Kegiatan hidup sehat yang dilakukan sehari-hari oleh
masyarakat, sehingga membentuk kebiasaan dan pola hidup, tumbuh dan berkembang
serta melembaga dan membudaya dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Sumber Daya
Sumber daya disini adalah potensi yang dimiliki oleh masyarakat, swasta dan
pemerintah dan pemerintah daerah yang meliputi dana, sarana dan prasarana,
budaya, metode, pedoman, dan media untuk terselenggaranya proses
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
5. Uraikan dan jelaskan tantangan apa saja yg dihadapi masa depan Kesehatan
Masyarakat khususnya pada tahun 2030? Dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawab

Saat ini Negara Indonesia sedang menghadapi triple burden / beban tiga kali lipat berbagai
masalah penyakit : 1. Adanya Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging seperti
Covid 19. 2. Penyakit Menular belum teratasi dengan baik dan dan 3. Penyakit Tidak
Menular (PTM) cenderung naik setiap tahunnya. Akibatnya dapat dilihat dari Porsi
pengeluaran kesehatan Indonesia masih berfokus pada upaya kuratif.

Tantangan kesehatan di Indonesia salah satunya adalah terkait dengan Penyakit Tidak
Menular (PTM). Angka PTM sejak tahun 2010 mulai meningkat. Pola makan, pola asuh, pola
gerak dan pola makan seperti tinggi kalori, rendah serat, tinggi garam, tinggi gula dan tinggi
lemak diikuti gaya hidup sedentary lifestyle, memilih makanan junk food/siap saji, ditambah
dengan kurangnya aktivitas fisik, stress dan kurangnya istirahat memicu timbulnya penyakit
Hipertensi, Diabetes Militus, Obesitas, Kanker, Jantung, dan hiperkolesterol dikalangan
Masyarakat Indonesia. Upaya kita harus terus menekan angka kejadian PTM supaya
rendah dalam rangka mendorong pencapaian target pembangunan kesehatan termasuk target
SDGs 2030.

Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, PTM menjadi penyebab utama dari beban penyakit.
Pembiayaan kesehatan sebanyak 23,9% - 25% untuk pengeluaran penyakit katastropik.
Pengeluaran katastropik akan terus meningkat seiring meningkatnya angka PTM. Empat
penyakit katastropik tertinggi yaitu : Jantung, Gagal Ginjal, Kanker dan Stroke.

Riset Burden of Diseases, 2018 melaporkan bahwa penyebab kematian telah terjadi
perubahan penyebab kematian dari tahun 1990 – 2017. Stroke masih menempati urutan
teratas dikemudian disusul dengan Ischemic Heart Diseases, Diabetes Melitus (DM) dan
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) semakin meningkat. Data ini memperkuat
bahwa Penyakit Tidak Menular akan terus meningkat dan sebagian besar dialami pada usia
produktif sedangkan Tuberkulosis (TB) bergeser menjadi penyebab kematian ke-4, walaupun
terjadi penurunan, namum penyakit ini perlu diperhatikan karena karakteristik tempat kerja
yang spesifik seperti berkumpul dalam satu komunitas selama minimal 8 jam/hari dalam satu
ruangan yang sama sehingga dapat mengakibatkan tingginya risiko penularan TB di tempat
kerja. Tahun produktif yang hilang akibat kematian dini (Year of Lived Lost/YLL) dapat
disebabkan karena kecelakaan akibat kerja.

Berdasarkan hasil studi TNP2K dengan data dari BPJS, jumlah kasus dan pembiayaan
penyakit katastropik dari tahun 2014 hingga tahun 2018 mengalami kenaikan. Tahun 2014
terdapat 6.116.535 kasus dengan total pembiayaan sebesar Rp 9.126.141.566.873 (9.1
Trilyun), Sedangkan pada tahun 2018, angka kasus menjadi 19.243.141 kasus dengan jumlah
pembiayaan Rp 20.429.409.135.197 (20,4 Trilyun). Penyakit ini banyak dialami oleh usia di
atas 50 tahun. Namun berdasarkan hasil Riskesdas 2018 mendapatkan bahwa usia kelompok
dewasa (mulai 20 – 49 tahun) sudah banyak yang terkena PTM. Porsi pengeluaran kesehatan
Indonesia masih berfokus pada upaya kuratif
Penyakit Tidak Menular adalah penyakit yang sebenarnya kita cegah (preventable
disease), dengan mengenali faktor risikonya dan merubah gaya hidup yang lebih sehat,
dengan cara CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress).

Untuk menjawab permasalahan dan tantangan kesehatan dimasa pandemi, maka diperlukan
Strategi yang harus ilakukan yaitu : a. Memperkuat Kemampuan Edukasi dan
Komunikasi dimana saja dan kapan saja tentang pentingnya pencegahan dan pengendalian
PTM berupa : Edukasi melalui media cetak dan elektronik,sosial mediam, virtual zoom iklan
layanan masyarakat, atau tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, b.
Memperkuat Jejaring Kemitraan dengan menanamkan pemahaman yang sama tentang
pentingnya membangun dan menggalang kemitraan melalui pentahelix, baik antar sesama
profesi kesehatan maupun dengan mitra potensial yang memiliki visi dan misi yang sama
dalam program penanganan pencegahan dan pengendalian PTM di lapangan. c. Memperkuat
Pemberdayaan Masyarakat dengan mencari pola dan strategi yang sesuai dengan
karakteritik dan sosial budaya masyarakat, dalam rangka merancang penggerakan
masyarakat, termasuk bagaimana strategi menyampaikan pesan kesehatan agar
masyarakat tahu, mau dam mampu mematuhi dengan penuh kesadaran untuk dijadikan
kebiasaan dan gaya hidup berperilaku hidup bersih dan sehat sehari – hari.

SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai