LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SUGIONO
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SUGIONO
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jp
3m/article/view/SAK71
https://doi.org/10.47435/sentikjar.v
1i0.825
3. Fatimah, C., Asmara, P. M.,
Mauliya, I., & Puspaningtyas, N.
D. (2021), Penggunaan
Pendekatan Matematika Realistik
dapat membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran
secara aktif dan efisien. Dalam
pembelajaran Pendekatan
Matematika Realistik ini siswa
sebagai titik awal pembelajaran
sehingga pembelajaran menjadi
lebih aktif dan tidak
membosankan dan juga dengan
dilibatkannya siswa dalam
menyelesaikan pemecahan
masalah mau tidak mau akan
membuat siswa memberikan
perhatian yang besar terhadap
masalah yang diberikan tersebut.
https://doi.org/10.33365/jm.v3i
2.1310
https://doi.org/10.31537/laplace.v3i2
.376
5. Hasil Wawancara :
Wawancara Kepala SMAN 8 Kota
Jambi (Fetmirwati, M.Pd)
a. Peserta didik jarang sekali
diberikan variasi dalam proses
belajar mengajar, sehingga
peserta didik cenderung merasa
bosan dan mengalami kesulitan
dalam memahami materi yang
disampaikan.
b. Kegiatan proses pembelajaran
yang tidak mendukung
berkembangnya peserta didik
dalam hal literasi sains, misalnya
disajikan bacaan, gambar, atau
video, atau LKPD karena guru
hanya mengajar dengan cara
konvensional yang monoton.
https://doi.org/10.21831/jpmmp.v4i2
.37504
4. Awami, F., Yuhana, Y., &
Nindiasari, H. (2022), Rendahnya
kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal literasi
numerasi dalam hasil tes INAP,
PISA, dan TIMSS dipengaruhi
oleh faktor: 1) siswa belum
terbiasa menyelesaikan soal soal
pemecahan masalah literasi,
matematika, dan sains berkonteks
dan HOTS yang membutuhkan
penalaran, berpikir kritis,
reflektif, dan kreatif dari konten,
konteks, materi, dan proses
Suryapuspitarini et al (2018) dan
2) siswa kesulitan dalam
memahami teks, membuat
representasi, dan melaksanakan
strategi penyelesaian masalah
(Sholihah & Afriansyah, 2017).
https://doi.org/10.30653/003.202282.
236
5. Hasil Wawancara :
Wawancara dengan teman sejawat
Ernita, S.Pd
a. Kemampuan dasar matematika
peserta didik kurang baik.
b. Peserta didik tidak memiliki
minat dalam hal numerik.
c. Peserta didik tidak suka
menghitung.
3. Guru dan peserta 1. Yuniarti, Y., Mulyati, T., Abidin, Berdasarkan kajian literatur
didik belum Y., Herlambang, Y. T., & Yusron, dan wawancara diperoleh
maksimal dalam E. (2021), Nengsih (2017) penyebab Guru dan peserta
pemanfaatan menjelaskan bahwa masih didik belum maksimal
teknologi/inovasi terdapat beberapa hal yang dapat dalam pemanfaatan
pembelajaran. menjadi penghambat seorang teknologi/inovasi
pendidik dapat menguasai pembelajaran yaitu,
kompetensi pedagogik, 1. Sebagian guru kurang
diantaranya yakni: 1) memiliki pemahaman
Pemahaman terhadap peserta yang memadai terhadap
didik; 2) Merancang proses dan teknologi atau
evaluasi pembelajaran; 3) keterampilan yang
Pemahaman guru terhadap diperlukan untuk
kurikulum, serta; 4) Rendahnya mengintegrasikan
kemampuan dalam menggunakan teknologi ke dalam
teknologi. proses pembelajaran
2. Penggunaan teknologi
Yuniarti, Y., Mulyati, T., Abidin, Y.,
Herlambang, Y. T., & Yusron, E. (2021).
atau penyajian materi
Eksplorasi Pembelajaran Matematika Secara yang kurang menarik
Daring dalam Dimensi dapat menyebabkan
Pedagogik. Naturalistic: Jurnal Kajian dan kurangnya keterlibatan
Penelitian Pendidikan dan
peserta didk dalam
Pembelajaran, 5(2), 856-871.
pembelajaran.
https://doi.org/10.35568/naturalistic.v5i2.12 3. Secara umum, belum
08 maksimalnya
pemanfaatan
2. Damayanti, M., & Hasran, A.
teknologi/inovasi
(2022), Kurangnya tiga sarana
pembelajaran
dan prasarana yang terbatas
dikarenakan kurangnya
seperti komputer, laptop, dan
sarana dan prasarana di
proyektor menjadi penghambat
sekolah
pemanfaatan teknologi informasi
4. Sekolah atau guru
dan komunikasi dalam
mengalami keterbatasan
pembelajaran. Keempat
dalam akses ke
kurangnya waktu yang guru
teknologi atau
miliki dalam merencanakan
infrastruktur yang
pembelajaran yang berbasis
memadai. Ketersediaan
teknologi itulah mengapa banyak
perangkat keras,
guru yang masih
koneksi internet yang
mempertahankan cara tradisional
stabil, dan perangkat
dalam pembelajaran karna proses
lunak pendukung dapat
perencanaanya lebih mudah.
menjadi faktor
Damayanti, M., & Hasran, A. (2022). pembatas.
ANALISIS KESIAPAN GURU SMA
NEGERI 1 ALU MENGHADAPI 5. Mengimplementasikan
PEMBELAJARAN ERA teknologi dalam
DISRUPTIF. CELEBES BIODIVERSITAS:
pembelajaran mungkin
Jurnal Sains dan Pendidikan Biologi, 5(2),
25-33. membutuhkan waktu
persiapan tambahan
https://doi.org/10.51336/cb.v5i bagi guru. Jika guru
2.346 memiliki beban kerja
yang tinggi atau
3. Wicaksono, B (2023), Menurut kekurangan waktu,
Aydin & Tasci, setidaknya ada 4 mereka mungkin
faktor yang dapat dijadikan enggan untuk
ukuran sebuah sekola siap atau menginvestasikan
tidak dalam penerapan e-learning. waktu yang diperlukan
Faktor tersebut adalah teknologi, untuk merencanakan
Inovasi, Pengguna dan dan menerapkan strategi
Pengembangan Diri ( Aydin & pembelajaran berbasis
Tasci, 2005). teknologi.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspac
e/handle/123456789/68446
4. Purwaningsih, W. P. (2016),
TPACK merupakan pengetahuan
yang dibutuhkan oleh guru untuk
mengintegrasikan teknologi ke
dalam pengajaran materi tertentu,
menjadi suatu paket yang utuh.
Guru harus memiliki pemahaman
yang intuitif terhadap interaksi
kompleks antara 3 komponen
dasar pengetahuan, yaitu PK, CK
dan TK, dengan cara
mengajarkan materi tertentu
menggunakan metode pedagogik
dan teknologi yang
disampaikan,sebelum memulai
pembelajaran 2. Guru kurang
menggunakan media-media
pembelajaran, seperti mengajak
siswa bermain lempar bola,
menggunakan musik dikarenakan
kekurangan waktu. sesuai.
http://repository.uksw.edu/handle/123
456789/10769
4. Peserta didik 1. Fajri, N., & Nida, I. (2019), Berdasarkan kajian literatur
mengalami Banyak faktor penyebab dan wawancara diperoleh
kesulitan dalam kesulitan belajar. Sebagaimana penyebab Peserta didik
memahami yang diungkapkan oleh kesulitan mengalami kesulitan dalam
materi pelajaran siswa dalam belajar matematika memahami materi pelajaran
matematika. memiliki karakter tersendiri. matematika yaitu.
karakteristik siswa berkesulitan 1. Belum menggunakan
belajar matematika menurut Model pembelajaran
Lerner (Abdurachman, 1996) yang inovatif.
yaitu: 1)adanya gangguan dalam 2. Kesulitan pemahaman
hubungan ke ruangan seperti atas bisa berasal dari
bawah, puncak dasar, tinggi penyampaian materi
rendah, depan belakang, dan yang kurang jelas,
awal akhir; 2)abnormalitas kurangnya media belajar
persepsi visual seperti kesulitan atau perbedaan gaya
melihat berbagai obyek dalam belajar peserta didik
hubungannya dengan kelompok; yang kurang di
3) asosiasi visual motor yaitu akomodasi.
tidak dapat menghitung benda- 3. Diperlukan penyesuaian
benda secara terurut; model pembelajaran
4)perseverasi yang merupakan untuk menyesuaikan
gangguan perhatian siswa yang gaya belajar beragam
melekat pada satu obyek dalam peserta didik.
waktu yang relatif lama; Penggunaan pendekatan
5)kesulitan mengenal dan interaktif, diskusi
memahami simbol, 6)gangguan kelompok, atau
penghayatan tubuh; 7)kesulitan penggunaan teknologi
dalam bahasa dan membaca yaitu dalam pengajaran dapat
kesulitan dalam menyelesaikan meningkatkan
soal dalam bentuk cerita; dan pemahaman materi.
8)score Performance IQ jauh 4. Peserta didik
lebih rendah daripada skor verbal mengalami kesulitan
IQ. karena kurangnya
pemahaman terhadap
Fajri, N., & Nida, I. (2019). analisis kesulitan konsep dasar
siswa kelas X SMA Negeri 6 Aceh Barat matematika. Jika dasar-
Daya pada materi trigonometri. Jurnal
dasar seperti operasi
Ilmiah Pendidikan Matematika Al
Qalasadi, 3(2), 12-22. matematika dasar,
bilangan, atau geometri
https://journal.iainlangsa.ac.id/index. tidak dipahami dengan
php/qalasadi/article/view/1179 baik, peserta didik dapat
mengalami kesulitan
2. Rosikh, F., & Nitta, P. (2022), memahami materi yang
Menurut Sardiman (2001:224), lebih kompleks.
faktor penyebab timbulnya
kesulitan bagi siswa dalam
mempelajari matematika karena
karakteristik matematika itu
sendiri yakni konsep-konsep
umumnya bersifat abstrak. Faktor
lain adalah kebiasaan hanya
menerapkan metode ceramah
dalam pelaksanaan belajar serta
kurangnya kemampuan guru
untuk menghadirkan pendekatan
belajar yang tepat untuk
memotivasi siswa serta
melibatkannya dalam proses
pembelajaran.
https://karya.brin.go.id/id/eprint/162
77/1/Jurnal_Rosikh%20Fauziah_Inst
itut%20Pendidikan%20Indonesia%2
0Garut_2022.pdf
4. Nasution, S. P. (2019),
Kecemasan yang dialami siswa
pada mata pelajaran Matematika
sering disebut sebagai kecemasan
Matematika (Mathematics
Anxiety). Tobias dalam Annisa
Dwi Kurniawati dan Mutia Fariha
mendefinisikan bahwa:
“kecemasan Matematika sebagai
perasaan tegang dan cemas yang
mengganggu proses manipulasi
angka dan proses pemecahan
masalah Matematika dalam
kehidupan biasa maupun
akademik serta dapat
menghilangkan rasa percaya diri
seseorang” (Fariha, 2013;
Kurniawati & Siswono, 2014).
Kecemasan terhadap Matematika
tidak bisa dipandang sebagai hal
biasa, karena ketidakmampuan
siswa dalam beradaptasi pada
pelajaran menyebabkan siswa
kesulitan serta fobia terhadap
Matematika yang akhirnya
menyebabkan hasil belajar dan
prestasi siswa dalam Matematika
rendah (Handayani, 2016).
http://dx.doi.org/10.24042/djm.v2i1.
2027
https://www.jurnal.lppm.unram.ac.id/index.
php/prosidingpepadu/article/view/375
https://garuda.kemdikbud.go.id/docu
ments/detail/2123598
https://jurnal.syekhnurjati.ac.id/index
.php/holistik/article/view/5566/2866
https://jim.unisma.ac.id/index.php/jp
3/article/view/21681