Ringkasan Presentasi
Ringkasan Presentasi
OLEH :
DEPARTEMEN KIMIA
2023
KELOMPOK 1
A. Intisari
B. Isi
Pengertian Laboratorium
Laboratorium adalah suatu ruang atau tempat yang dirancang khusus untuk
melakukan eksperimen ilmiah, penelitian, atau analisis dalam berbagai disiplin ilmu.
Ini merupakan fasilitas yang dilengkapi dengan peralatan khusus dan mengikuti
prosedur tertentu untuk memastikan keakuratan dan keberhasilan eksperimen.
Laboratorium umumnya digunakan dalam bidang kimia, fisika, biologi, kedokteran,
dan disiplin ilmu lainnya (Notoatmodjo, S., 2015)
Fungsi Laboratorium
Jenis-jenis laboratorium
1) Laboratorium Kimia
Laboratorium Fisika fokus pada eksperimen dan penelitian dalam bidang fisika.
Peralatan yang digunakan mencakup alat ukur presisi, peralatan optik, dan instrumen
pengukuran panas. Eksperimen di laboratorium fisika dapat mencakup hukum-hukum
gerak, termodinamika, dan elektromagnetisme.
4) Laboratorium Kedokteran
Laboratorium Geologis berfokus pada penelitian dan analisis bahan geologis. Ini
mencakup studi batuan, mineral, dan tanah, serta memahami proses geologi seperti
erosi dan sedimentasi. Peralatan melibatkan mikroskop, spektrometer, dan peralatan
geologi lapangan.
6) Laboratorium Botani
Laboratorium yang menyediakan pelayanan jasa berfokus pada pengujian dan analisis
yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Ini dapat mencakup pengujian
kualitas air, analisis tanah, atau layanan diagnostik khusus sesuai permintaan
pelanggan.
Tipe Laboratorium
1) Laboratorium Tipe I
Laboratorium Tipe II juga dirancang untuk penanganan bahan berbahaya atau patogen
tingkat tinggi, tetapi tingkat keamanannya sedikit lebih rendah daripada Tipe I.
Ventilasi dan kontrol lingkungan diatur untuk mengurangi risiko paparan.
Perlindungan pribadi masih diperlukan.
3) Laboratorium Tipe III
Laboratorium Tipe III umumnya digunakan untuk penelitian atau kegiatan di mana
ada risiko tinggi paparan bahan berbahaya atau patogen. Kontrol lingkungan dan
ventilasi disesuaikan untuk meminimalkan risiko, dan perlindungan pribadi tetap
penting.
4) Laboratorium Tipe IV
C. Kesimpulan
Selain itu, laboratorium juga berperan sebagai pusat penelitian dan inovasi,
memfasilitasi penemuan ilmiah dan pengembangan teknologi baru. Berbagai jenis
laboratorium, seperti laboratorium industri atau laboratorium penelitian di LIPI,
menjadi basis penting dalam menyumbangkan pengetahuan dan solusi untuk berbagai
masalah kompleks. Pengelompokan laboratorium berdasarkan tipe menunjukkan
tingkat keamanan dan kontrol lingkungan, memastikan keselamatan dalam
penanganan bahan berbahaya atau patogen.
D. Referensi
A. Intisari
B. Isi
3. Ruang Administrasi
Ruang administrasi diperlukan untuk menyiapkan segala dokumen yang terkait dengan
pelaporan hasil uji. Selain itu ruangan ini juga diperlukan untuk membantu tugas
personel dalam menyiapkan segala administrasi laboratorium seperti pembelian,
evaluasi supplier, keuangan, pajak dan beberapa kegiatan administrasi penting
lainnya.Ruangan ini harus dipastikan tidak tergabung dengan ruang pengujian atau
persiapan, mengapa saya katakan demikian? Ya kalau gabung alias tidak ada pembatas
khusus maka semua perangkat yang terbuat dari logam akan cepat korosif karena uap
zat asam yang digunakan. Mungkin hal ini tidak berlaku pada Lab mikrobiologi karena
sangat sedikit menggunakan asam pekat seperti HCI, H2SO4 dan HCIO4.
5. Ruang Manajerial
Ruang Manajerial biasanya diperuntukkan untuk para staf manajer seperti Manajer
Eksekutif atau sering disebut Kepala Laboratorium, Manajer Mutu, Manajer Teknis,
Manajer Administrasi dan beberapa manajer lainnya.Di dalam ruangan manajerial
biasanya juga terdapat 1 ruangan pertemuan (meeting) sehingga perlu dipertimbangkan
juga luas dan desain dari ruangan manajerial ini. Beberapa desainer untuk
pengembangan gedung laboratorium, terkadang memisahkan ruangan manajerial
dengan ruang inti laboratorium.
6. Ruang Instrument
Ruang instrument inilah merupakan ruangan inti karena menyimpan berbagai alat yang
digunakan untuk proses analisis penentuan hasil. Ditambah lagi bahwa di dalam
ruangan inilah tempat aset tak bergerak di suatu laboratorium . Dalam membuat
ruangan intrument harus dipastikan dan disesuaikan dengan instrumen apa yang akan
ditempatkan di dalamnya. Misalkan saja, apabila ruangan ini akan ditempatkan untuk
instrumen spektrofotometer maka yang perlu diperhatikan adalah tingkat pencahayaan
yang masuk jangan terlalu terang atau terkena cahaya matahari langsung
7. Ruang Asam
Ruang asam biasanya terdiri dari fume hood atau lemari asam, fungsi utama dari
ruangan ini adalah untuk memfasilitasi pekerjaan yang berhubungan dengan proses
destruksi menggunakan pelarut asam atau zat asam pekat seperti HCI, H2SO4, HNO3,
HCIO4 dan lain-lain. Ruang ini harus terpisah dan memiliki sekat yang baik antara
ruangan lainnya, hal ini untuk mencegah terjadinya paparan zat asam ke dalam ruang
umum dan terutama ke ruang instrumentasi. Apabila menggunakan AC Central
sebaiknya khusus untuk ruangan asam ini tidak dilengkapi dengan perangkat tersebut.
Karena percuma saja kita melakukan penyekatan tetapi melalui AC central tersebut
maka udara dari ruang asam akan menyebar ke ruangan lainnya.
C. Kesimpulan
Desain laboratorium yang tepat dan sesuai dengan standar sarana dan prasarana yakni
memiliki ruang praktikum, ruang guru, ruang persiapan, ruang penyimpanan. Faktor
yang harus diperhatikan yakni letak relative terhadap ruang-ruang yang lain dan letak
berkaitan dengan arah datangnya cahaya matahari
D. Referensi
Imran, moh Ali. 2017. Skripsi: Studi Tata Letak dan Tata Ruang Laboratorium Fisika
Berdasarkan Standar Sarana dan Prasarana di SMAN Wilayah Timur Kota Makassar.
Makassar:UAM
KELOMPOK 3
A. Intisari
B. Isi
2. mengawasi.
4. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja,
5. jenis percobaan, jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa
6. percobaan.
Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari percikan bahan kimia
berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab berkali-kali pakai. Jas
lab sekali pakai umumnya digunakan di laboratorium bilogi dan hewan, sementara jas
lab berkali-kali pakai digunakan di laboratorium kimia.
dilapisi material tahan api. Jas lab jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang bekerja
dengan peralatan atau bahan yang mengeluarkan panas, misalnya peleburan sampel
tanah, pembakaran menggunakan tanur bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang
mengeluarkan panas.
b. 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan di laboratorium
kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas lab ini diperkirakan memiliki umur
pakai sekitar satu sampai dua tahun. Setelah melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan
rusak karena pengaruh bahan kimia asam.
c. Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari 100% poliester atau campuran
poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab coat, jas lab ini digunakan di laboratorium
kimia umum.
2. Kacamata Keselamatan
Percikan larutan kimia atau panas dapat membahayakan mata orang yang bekerja di
laboratorium. Oleh karena itu, harus digunakan kaca mata khusus yang tahan terhadap
potensi bahaya kimia dan panas. Kaca mata tersebut terbagi menjadi 2 jenis, yaitu clear
safety glasses dan clear safety goggles. Clear safety glasses merupakan kaca mata
keselamatan biasa yang digunakan untuk melindungi mata dari percikan larutan kimia
atau debu. Sementara itu, clear safety goggles digunakan untuk melindungi mata dari
percikan bahan kimia atau reaksi kimia berbahaya.
3. Sepatu
Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika bekerja di laboratorium. Karena
keduanya tidak bisa melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia yang tumpah.
Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk digunakan sebagai pelindung. Namun, di
laboratorium perusahaan besar, sepatu yang digunakan adalah sepatu keselamatan yang
tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu, terkadang disediakan juga plastik alas sepatu
untuk menjaga kebersihan laboratorium jika sepatu tersebut digunakan untuk keluar dari
laboratorium.
4. Pelindung Mata
Seperti namanya, pelindung muka (face shield) digunakan untuk melindungi muka dari
panas, api, dan percikan material panas. Alat ini biasa digunakan saat mengambil alat
laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi, melebur sampel tanah di alat
peleburan skala laboratorium, dan mengambil peralatan yang dipanaskan dengan
autoclave.
5. Masker Gas
Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan gas berbahaya. Oleh
karena itu, masker gas sangat cocok digunakan sehingga gas berbahaya tersebut tidak
terhirup. Dilihat dari jenisnya, masker gas bisa berupa masker gas biasa yang terbuat dari
kain dan masker gas khusus yang dilengkapi material penghisap gas. Masker gas biasa
umumnya digunakan untuk keperluan umum, misalnya membuat larutan standar.
Sementara itu, masker gas khusus digunakan saat menggunakan larutan atau bahan kimia
yang memiliki gas berbahaya, misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.
6. Sarung Tangan
Sarung Tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia yang bisa
membuat kulit Anda gatal atau melepuh. Macam-macam sarung tangan yang digunakan
di lab biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena. Terkait sarung tangan yang
terbuat dari karet alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk khusus dan tanpa serbuk.
Serbuk itu umumnya terbuat dari tepung kanji dan berfungsi untuk melumasi sarung
tangan agar mudah digunakan.
7. Pelindung Tangan
Alat pelindung diri yang terakhir adalah pelindung telinga (hear protector). Alat ini
lazim digunakan untuk melindungi teringa dari bising yang dikeluarkan perlatatan
tertentu, misalnya autoclave, penghalus sample tanah (crusher), sonikator, dan pencuci
alat-alat gelas yang menggunakan ultrasonik.
C. Kesimpulan
A. Intisari
Kimia analitik merupakan cabang kimia yang berhubungan dengan teori dan praktek
dari metode-metode yang dipakai untuk menetapkan komposisi dari suatu bahan.
Dalam praktikum kimia analitik tentunya menggunakan bahan-bahan kimia yang
memiliki bahaya tersendiri. Bahan-bahan kimia berbahaya adalah bahan yang
pembuatan, pengelolaan, pengangkutan, dan penggunaannya dapat menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat atau lain-lainnya. Hal tersebut dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam
jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bahkan beresiko kematian.
Material Safety Data Sheet (MSDS) adalah suatu dokumen berisi informasi terkait
bahan kimia serta bahaya potensial dari bahan tersebut. Dokumen tersebut
menyediakan informasi tentang karakteristik fisik, kimia, dan sifat toksikologi dari
bahan kimia, disertai dengan cara penanganan, penyimpanan, pembuangan dan juga
terdapat prosedur pertolongan pertama serta tanggap darurat. Penggolongan bahaya
dari suatu bahan kimia dapat dilihat pada simbol yang ada pada MSDS bahan.
Kecelakaan pada saat praktikum akibat bahan-bahan kimia dapat terjadi jika bahan-
bahan masuk ke dalam tubuh praktikan melalui mulut, pernafasan dan kontak dengan
kulit. Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai juga menjadi salah satu faktor
terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu, mengenal sifat dari bahan yang digunakan
serta penanganannya menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan.
B. Isi
Pada bahan kimia yang bersifat toxic ini dapat menyebakan toksik jika tertelan
dan berbahaya jika terhirup dan jika sudah tertelan dapat menyebabkan mual dan
mengeluarkan air liur , dan dapat juga menyebabkan efek sistemik yang termasuk
seperti detak jantung yang tidak beraturan dan peningkatan tekanan darah
( terdapat pada MSDS bagian 2)
Bahan kimia berbahaya jenis ini dapat ditangani dengan mengenakan pakaian
pelindung, jangan menghirup zat atau campuran serta hindari terbentuknya uap.
Jauhkan dari nyala terbuka, lakukan tindakan melawan lucutan statis dengan hati-
hati. Segera ganti pakaian yang terkontaminasi, gunakan krim pelindung kulit lalu
cuci muka dan tangan setelah bekerja dengan bahan (terdapat dalam MSDS
bagian 7).
Tindakan pertolongan pertama pada bahan bersifat toxic ini sebagai berikut
( terdapat pada MSDS bagian 4) :
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
2. Jika terhirup : hirup udara segera, jika nafas terhenti berikan nafas buatan
mulut ke mulut secara mekanik, segera hubungi dokter
3. Jika kontak dengan kulit : tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi, bilaslah dengan air yang mengalir/ sebanyak banyaknya
4. Jika kontak dengan mata : bilaslah dengan air yang banyak, lepaskan lensa
kontak jika memakainya
5. Jika tertelan : beri air minum sebanyak 2 gelas , segera cari anjuran
pengobatan, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam segera rangsang
untuk muntah, telan karbon aktif dan segera konsultasi ke dokter ,
Resiko yang didapat jika terkena bahan antara lain iritasi kulit, berbahaya jika
tertelan serta dapat menyebabkan terjadinya gangguan mata berat (terdapat pada
MSDS bagian 2). Tindakan pertolongan pertama (P3K) yang dapat dilakukan jika
terkena bahan adalah sebagai berikut (terdapat pada MSDS bagian 4):
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
2. Setelah terhirup : hirup udara segar, panggil dokter
3. Bila terjadi kontak dengan kulit : tanggalkan segera pakaian yang
terkontaminasi, bilaslah kulit dengan air yang mengalir / pancuran air
4. Setelah terjadi kontak mata : bilaslah dengan air yang banyak dengan kelopak
mata terbuka, hubungi dokter mata jika di perlukan , lepaskan lensa kontak
5. Setelah tertelan : beri air minum kepada korban ( paling banyak dua gelas)
komsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat
Penyimpanan dan penganan jika kontak dengan bahan adalah sebagai berikut
(terdapat dalam MSDS bagian 7):
1. Segera ganti pakaian yang terkontaminasi
2. Gunakan krim pelindung kulit yang dianjurkan
3. Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut
4. Wadah yang tidak mengandung logam
5. Suhu penyimpanan yang di rekomendasikan adalah di bawah 300C.
Resiko yang di dapat jika terkena bahan antara lain dapat menyebabkan kerusakan
genetik, dapat menyebabkan kanker jika terhirup, menyebabkan iritasi yang
serius, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan ( terdapat pada MSDS
bagian 2). Tindakan pertolongan pertama (P3K) yang dapat dilakukan jika terkena
bahan adalah sebagai berikut (terdapat pada MSDS bagian 4):
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
2. Setelah terhirup : hirup udara segar jika napas berhenti berikan nafas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik, berikan masker oksigen jika mungkin
segera hubungi dokter
3. Bila terjadi kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak, hubungi dokter
4. Setelah kontak dengan mata: bilaslah dengan air yang banyak segera lepaskan
lensa kontak, panggil dokter
5. Setelah tertelan : beri air minum (paling banyak dua gelas) segera cari anjuran
pengobatan hanya di dalam kasus khusus jika pertolongan tidak tersedia dalam
satu jam rangsang untuk muntah ( jika korban tidak sadarkan diri) telan karbon
aktif dan konsultasikan kepada dokter secepatnya
Kondisi Penyimpanan yang aman termasuk adanya inkompatibilitas dari bahan
adalah sebagai berikut (terdapat dalam MSDS bagian 7):
1. Tertutup sangat rapat dan kering
2. Simpan di tempat yang berventilasi baik
3. Simpan dalam tempat terkunci atau ditempat yang hanya bisa di masuki oleh
orang orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang .
Bahan tersebut diatas bersifat oksidasi yang artinya beresiko menyebabkan iritasi
kulit, luka bakar, dan iritasi pada mata. Jika tertelan dapat melepaskan oksigen
dalam jumlah besar (terdapat pada MSDS bagian 11). Penanganan jika terkena
bahan bersifat oksidator dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu (terdapat
pada MSDS bagian 4) :
1. Jika kontak dengan kulit : Lepaskan pakaian yang terkontaminasi, basuh
bagian yang terkena dengan sabun dan air mengalir.
2. Jika kontak dengan mata : Bersihkan mata dengan air yang cukup selama 15
menit, buka lensa kontak jika menggunakan. Segera cari pertolongan medis.
3. Pernafasan : Berikan nafas buatan segera, jika masih sulit bernafas berikan
oksigen.
4. Jika tertelan : Berikan beberapa gelas air. Apabila terjadi muntah beberapa
kali, jangan memasukkan apapun ke dalam mulut orang yang tidak sadar.
Bahan kimia berbahaya bersifat oksidator sebaiknya disimpan pada wadah yang
tidak terbuat dari logam. Wadah harus ditutup rapat. Jangan digunakan dekat
dengan bahan-bahan yang mudah terbakar serta direkomendasikan disimpan pada
suhu lebih kurang 20C-300C (terdapat dalam MSDS bagian 7).
e. Bahan kimia berbahaya bagi lingkungan
Beberapa bahan kimia berbahaya bagi lingkungan pada penuntun praktikum kimia
analitik, yaitu :
1.) NH3 (Amonia)
2.) Na2S (Natrium sulfida)
3.) K2CrO4 (Kalium kromat)
4.) AgNO3 (Perak nitrat)
5.) KMnO4 (Kalium permanganat)
6.) K2Cr2O7 (Kalium dikromat)
7.) CuSO4.5H2O (Tembaga II sulfat pentahidrat)
8.) NiCl2.6H2O (Nikel klorida hexahidrat)
Resiko yang di dapat jika terkena bahan antara lain ialah menyebabkan kulit
terbakar yang parah dan kerusakan pada mata, dapat menyebabkan iritasi pada
saluran pernafasan, dan sangat toksik pada kehidupan perairan ( terdapat pada
MSDS bagian 2). Penanganan jika terkena bahan bersifat tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu (terdapat pada MSDS bagian 4) :
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
2. Jika terhirup : hirup udara segar, segera panggil dokter
3. Jika kontak dengan kulit : tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi, bilaslah dengan air yang banyak, hubungi dokter
4. Jika kontak dengan mata : bilaslah dengan air selama 15 menit angkat kelopak
mata bagian atas dan bawah sesekali, segera periksa ke dokter mata
5. Jika tertelan : basuh mulut, jangan merangsang muntah
Bahan tersebut mengandung bahan korosif yang menyebabkan kulit terbakar yang
parah dan dapat menyebabkan kerusakan pada mata dan dapat korosif pada logam
( terdapat pada MSDS bagian 2) Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan
dengan bahan korosif sebagai berikut ( terdapat pada MSDS bagian 4) :
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus menlindungi dirinya
2. Jika terhirup : hirup udara segar, panggil dokter
3. Jika terkontak dengan kulit : tanggalkan segera pakaian terkontaminasi,
bilaslah kulit dengan air yang mengalir, dan segera panggil dokter
4. Jika terkontak pada mata : bilaslah dengan air yang mengalir, lepaskan lensa
kontak, segera panggil dokter
5. Jika tertelan : beri air minum sebanyak dua gelas, hindari muntah dan jangan
mencoba menetralisir
Penyimpanan dan penanganan bahan pada bahan yang bersifat korosif tersebut
sebagai berikut ( terdapat pada MSDS bagian 7 ) :
1. Wadah yang digunakan tidak mengandung logam
2. Tertutup sangat rapat
3. Suhu penyimpanan yang sudah di rekomendasikan
4. Ganti pakaian yang terkontaminasi dan rendam di dalam air
5. Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut
C. MSDS bahan-bahan kimia pada praktikum kimia analitik
8 Hidrogen peroksida
(H2O20
9 Asam fosfat (H3PO4)
C. Kesimpulan
Material Safety Data Sheet (MSDS) merupakan dokumen tentang bahan kimia
yang harus tersedia untuk setiap industri/lembaga yang memproduksi, menyimpan
atau menggunakan bahan kimia. Isi dari dokumen tersebut yang memuat informasi
serta cara penanganan bahan sangat diperlukan untuk diketahui serta dipelajari bagi
pekerja dan supervisor yang secara langsung menangani dan mengelola bahan kimia
berbahaya di laboratorium kimia atau industri kimia. Lembar data keselamatan ini
juga dapat membantu dengan menjadikannya sebagai referensi dalam mencegah,
menghindari dan menangani resiko apapun yang muncul akibat bahaya kimia yang
mungkin terjadi.
D. Referensi
Fitra, M., (2021) Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (ARK3), Azkiya
Publishing, Jakarta, Indonesia
Riyanto., (2014) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Edisi 1), Deepublish,
Yogyakarta Indonesia
Wonorahardjo, S., (2020) Pengantar Kimia Analitik Modern – Metode dan Aplikasi
(Edisi 1), ANDI, Yogyakarta, Indonesia
Yenita, R., N., (2017) Higiene Industri (Edisi 1), Deepublish, Yogyakarta, Indonesia
KELOMPOK 11
Lembar Data Keselamatan Bahan-bahan Kimia pada Penuntun Kimia Fisika
A. Intisari
Materi pada topik ini adalah membahas mengenai “Lembar Data Keselamatan
Bahan-bahan Kimia pada Penuntun Kimia Fisika” yang berfokus pada MSDS
bahan bahan yang terdapat di laboratorium kimia fisika berdasarkan penuntun
praktikum.
B. Isi
a. Pengertian MSDS
MSDS merupakan dokumen yang berisi pengenalan umum, sifat bahan, cara
penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan
bahan kimia (kusumastuti. 2008)
b. Bagian-bagian MSDS
1. Identifikasi Bahan
2. Identifikasi Bahaya
3. Komposisi / Informasi tentang Bahan
4. Tindakan Pertolongan Pertama
5. Tindakan Pemadaman Kebakaran
6. Tindakan Penanggulangan jika terjadi Kebocoran
7. Penanganan dan Penyimpanan
8. Kontrol Paparan / Perlindungan Diri
9. Sifat Fisika dan Kimia
10. Stabilitas dan Reaktifitas
11. Informasi Toksilogi
12. Informasi Ekologi
13. Pertimbangan Pembuangan / Pemusnahan
14. Informasi Transportasi
15. Informasi yang berkaitan dengan Regulasi
16. Informasi lain termasuk informasi yang diperlukan dalam pembuatan dan
revisi SDS.
c. MSDS Bahan-bahan pada Laboratorium Kimia Fisika
1. Asam Sulfat (H2SO4)
1. Asam Sulfat (H2SO4)
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Asam Sulfat
Pernyataan hazard
Pernyataan pencegahan
2 Identifikasi Bahaya
P280 Kenakan sarung tangan/
pelindung mata/ pelindung wajah.
Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau Tak berbau
3 Karakteristik Bahan
Ambang Bau Tidak berlaku
pH 0,3 pada 49 g/l 25 °C Titik
lebur -20 °C
4 Penyimpanan Bahan Kondisi penyimpanan yang
aman,termasuk adanya
inkompatibilitas
Persyaratan bagi area
penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak
mengandung logam.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang
direkomendasikan.
Kacamata/goggles pelindung
yang pas dan ketat
5 Alat Pelindung Diri Sarung tangan
Jas lab
Respirator
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Natrium Fluorida
2 Identifikasi Bahaya
Pernyataan hazard
Pernyataan pencegahan
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Asam Sulfat
2 Identifikasi Bahaya
Pernyataan hazard
H290 Dapat korosif terhadap logam.
Pernyataan pencegahan
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Kalium Hidroksida
2 Identifikasi Bahaya
Pernyataan hazard
Pernyataan pencegahan
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Asam Nitrat
2 Identifikasi Bahaya
Pernyataan hazard
Pernyataan pencegahan
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Hidrogen peroksida
Pernyataan hazard
Pernyataan pencegahan
7. Bromine (Br)
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Bromine
2 Identifikasi Bahaya
Pernyataan hazard
Pernyataan pencegahan
Kelas penyimpanan
sangat toksik
5 Alat Pelindung Diri kacamata pelindung yang pas
sarung tangan
perlindungan pernapasan
Jens filter yang
direkomendasikan: Filter tipe
B
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Kalium Hidroksida
Pernyataan hazard
2 Identifikasi Bahaya
Pernyataan pencegahan
9. Aseton ((CH3)2CO)
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Aseton
Pernyataan hazard
Pernyataan pencegahan
No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Fenol
2 Identifikasi Bahaya
Pernyataan hazard
Pernyataan pencegahan
C. Kesimpulan
Keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium sangat penting dan perlu
perhatian khusus karena sangat terkait dengan kinerja dosen/peneliti maupun
mahasiswa. Semakin mencukupi tersedianya fasilitas keselamatan dan keamanan
kerja maka akan semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.Dalam
tingkat kebahayaannya, setiap senyawa ataupun unsur kimia di tunjukkan dalam
MSDS atau disebut (Material Safety Data Sheet). MSDS ini merupakan hal yang
wajib dipelajari sebelum laboran berkutat dengan senyawa- senyawa di
laboratorium.
D. Referensi
Kusumastuti, Rahayu & Itjeu karliana. 2008. Pengenalan MSDS Bahan Kimia
dalam Proses Reaksi Bunsen untuk Menunjang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Sigma Epsilon. Vol 12, No 4
Tim Kimia Fisika UNP. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 2. Padang:
Universitas Negeri Padang
Tim Kimia Fisika UNP. 2019. Penuntunu Praktikum Kimia Fisika 1. Padang:
Universitas Negeri Padang