Anda di halaman 1dari 48

RINGKASAN PRESENTASI

PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


(PKKL)

OLEH :

Nama : Risti Fadillah (23036095)

Dosen Pengampu : Dr. rer. nat. Deski Beri, S.Si., M.Si

Asisten Dosen : Septian Budiman, S.Si

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KELOMPOK 1

Jenis dan Tipe Laboratorium Kimia

A. Intisari

Pertemuan 1 ini membahas mengenai “Jenis dan Tipe Laboratorium Kimia”


yang fokus membahas mengenai pengertian laboratorium, fungsi laboratorium, jenis
dan tipe laboratorium yang umum ada di Indonesia.

B. Isi

Pengertian Laboratorium

Laboratorium adalah suatu ruang atau tempat yang dirancang khusus untuk
melakukan eksperimen ilmiah, penelitian, atau analisis dalam berbagai disiplin ilmu.
Ini merupakan fasilitas yang dilengkapi dengan peralatan khusus dan mengikuti
prosedur tertentu untuk memastikan keakuratan dan keberhasilan eksperimen.
Laboratorium umumnya digunakan dalam bidang kimia, fisika, biologi, kedokteran,
dan disiplin ilmu lainnya (Notoatmodjo, S., 2015)

Fungsi Laboratorium

Laboratorium memiliki peran utama dalam pendidikan sebagai sumber belajar


yang memberikan siswa pengalaman praktis dan penerapan konsep-konsep teoritis.
Melalui eksperimen dan praktik langsung, siswa dapat mengamati fenomena ilmiah
secara nyata, mendukung pemahaman yang lebih mendalam. Selain itu, laboratorium
juga membantu siswa mengembangkan keterampilan praktis, seperti pengamatan,
analisis data, dan keterampilan eksperimental, yang merupakan bekal penting di dunia
nyata.

Sementara itu, laboratorium juga berfungsi sebagai sarana penelitian yang


mendukung inovasi dan penemuan ilmiah. Peneliti dapat menggunakan laboratorium
untuk menguji hipotesis, mengeksplorasi dunia ilmiah, dan mengembangkan solusi
inovatif untuk masalah. Hasil penelitian laboratorium dapat membantu memvalidasi atau
menolak teori-teori yang ada, memastikan perkembangan pengetahuan ilmiah.
Dari segi metode pendidikan, laboratorium memfasilitasi pembelajaran aktif dan
pengembangan keterampilan kritis siswa. Siswa terlibat langsung dalam proses belajar,
memotivasi keterlibatan aktif dan mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis,
pemecahan masalah, dan penalaran ilmiah. Lebih dari itu, laboratorium memberikan
pemahaman mendalam tentang metode ilmiah, membantu siswa memahami bagaimana
merancang eksperimen, mengumpulkan data, dan mengevaluasi bukti ilmiah. Secara
keseluruhan, laboratorium memainkan peran integral dalam membentuk pemahaman dan
keterampilan siswa di bidang sains, mempersiapkan mereka untuk berkontribusi dalam
dunia ilmiah dan penelitian.

Jenis-jenis laboratorium
1) Laboratorium Kimia

Laboratorium Kimia merupakan fasilitas khusus yang digunakan untuk melakukan


percobaan dan penelitian dalam bidang kimia. Tujuan laboratorium ini melibatkan
analisis zat, sintesis senyawa kimia, dan uji keamanan bahan kimia. Peralatan yang
digunakan meliputi tabung reaksi, gelas ukur, alat analisis kimia, dan peralatan
keselamatan seperti peralatan pelindung diri.
2) Laboratorium Biologi

Laboratorium Biologi digunakan untuk studi kehidupan dan organisme. Di sini,


penelitian dapat melibatkan analisis jaringan, mikroskop, kultur sel, dan eksperimen
biologi molekuler. Laboratorium biologi juga sering digunakan untuk pengajaran dan
eksperimen ilmiah terkait kehidupan.
3) Laboratorium Fisika

Laboratorium Fisika fokus pada eksperimen dan penelitian dalam bidang fisika.
Peralatan yang digunakan mencakup alat ukur presisi, peralatan optik, dan instrumen
pengukuran panas. Eksperimen di laboratorium fisika dapat mencakup hukum-hukum
gerak, termodinamika, dan elektromagnetisme.
4) Laboratorium Kedokteran

Laboratorium Kedokteran digunakan untuk mendiagnosis penyakit, memantau


kesehatan, dan melakukan penelitian medis. Ini melibatkan analisis darah, urin,
pemindaian gambar medis, dan teknik diagnostik lainnya untuk mendukung praktek
klinis.
5) Laboratorium Geologis

Laboratorium Geologis berfokus pada penelitian dan analisis bahan geologis. Ini
mencakup studi batuan, mineral, dan tanah, serta memahami proses geologi seperti
erosi dan sedimentasi. Peralatan melibatkan mikroskop, spektrometer, dan peralatan
geologi lapangan.
6) Laboratorium Botani

Laboratorium Botani terlibat dalam studi tumbuhan, meliputi identifikasi spesies,


analisis struktur dan fungsi tanaman, serta penelitian genetika tumbuhan. Peralatan
melibatkan mikroskop, peralatan kultur tanaman, dan alat analisis genetika.
7) Laboratorium Penelitian (LIPI)

Laboratorium Penelitian yang dimiliki oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


(LIPI) berfokus pada berbagai disiplin ilmu, termasuk fisika, kimia, biologi, dan ilmu-
ilmu lainnya. Tujuannya adalah untuk menghasilkan pengetahuan ilmiah dan
menyumbangkan penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
8) Laboratorium Industri

Laboratorium Industri digunakan untuk menguji kualitas produk, mengembangkan


inovasi produk, dan memastikan kepatuhan terhadap standar industri. Peralatan
melibatkan instrumen analisis kualitas, teknologi produksi, dan pengujian material.
9) Laboratorium Pelayanan Jasa

Laboratorium yang menyediakan pelayanan jasa berfokus pada pengujian dan analisis
yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Ini dapat mencakup pengujian
kualitas air, analisis tanah, atau layanan diagnostik khusus sesuai permintaan
pelanggan.

Tipe Laboratorium
1) Laboratorium Tipe I

Laboratorium Tipe I adalah laboratorium yang paling tinggi tingkat keamanannya.


Biasanya, ini digunakan untuk penanganan bahan berbahaya atau patogen tingkat
tinggi. Keamanan sangat diperhatikan dalam desain dan pengoperasian laboratorium
ini. Ventilasi sangat canggih, dan perlindungan pribadi seringkali diperlukan.
2) Laboratorium Tipe II

Laboratorium Tipe II juga dirancang untuk penanganan bahan berbahaya atau patogen
tingkat tinggi, tetapi tingkat keamanannya sedikit lebih rendah daripada Tipe I.
Ventilasi dan kontrol lingkungan diatur untuk mengurangi risiko paparan.
Perlindungan pribadi masih diperlukan.
3) Laboratorium Tipe III

Laboratorium Tipe III umumnya digunakan untuk penelitian atau kegiatan di mana
ada risiko tinggi paparan bahan berbahaya atau patogen. Kontrol lingkungan dan
ventilasi disesuaikan untuk meminimalkan risiko, dan perlindungan pribadi tetap
penting.
4) Laboratorium Tipe IV

Laboratorium Tipe IV adalah laboratorium dengan tingkat keamanan terendah.


Biasanya digunakan untuk penelitian yang melibatkan bahan yang tidak begitu
berbahaya atau risiko rendah terhadap pekerja dan lingkungan. Perlindungan pribadi
mungkin tidak seketat di laboratorium ini.

C. Kesimpulan

Secara keseluruhan, laboratorium memainkan peran sentral dalam


pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan inovasi. Sebagai fasilitas yang
dirancang khusus untuk eksperimen ilmiah, laboratorium memberikan pengalaman
praktis yang mendalam kepada siswa dan peneliti dalam berbagai disiplin ilmu, mulai
dari kimia, fisika, biologi, hingga kedokteran dan geologi. Fungsinya sebagai sumber
belajar tidak hanya meningkatkan pemahaman teoritis tetapi juga mengembangkan
keterampilan praktis dan kritis siswa.

Selain itu, laboratorium juga berperan sebagai pusat penelitian dan inovasi,
memfasilitasi penemuan ilmiah dan pengembangan teknologi baru. Berbagai jenis
laboratorium, seperti laboratorium industri atau laboratorium penelitian di LIPI,
menjadi basis penting dalam menyumbangkan pengetahuan dan solusi untuk berbagai
masalah kompleks. Pengelompokan laboratorium berdasarkan tipe menunjukkan
tingkat keamanan dan kontrol lingkungan, memastikan keselamatan dalam
penanganan bahan berbahaya atau patogen.

Dengan demikian, melalui fungsi-fungsi dan jenis-jenisnya, laboratorium


menjadi jantung dari aktivitas ilmiah, pendidikan, dan inovasi, menciptakan
lingkungan yang mendukung pengembangan pengetahuan dan kemajuan dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan.

D. Referensi

Notoatmodjo, S. (2015). "Pengantar Ilmu Pengetahuan Laboratorium." Rineka


Cipta.

Purnomo, D. (2019). "Laboratorium Kimia: Teori dan Praktek." Erlangga

Ramelan, O. D. (2018). "Ilmu Dasar Laboratorium: Panduan Praktis untuk


Mahasiswa Sains." PT Remaja Rosdakarya.

Riyadi, S. (2016). "Fisika Laboratorium: Konsep Dasar dan Aplikasi." PT


Gramedia Pustaka Utama.

Sunarto, H. (2017). "Dasar-Dasar Laboratorium Biologi." Sagung Seto.


KELOMPOK 2

Berbagai Desain Laboratorium Kimia

A. Intisari

Laboratorium merupakan suatu fasilitas untuk memberikan hasil dengan tingkat


kepastian yang tinggi. Menurut Wabula Tahun 2016, laboratorium adalah suatu tempat
untuk melakukan percobaan, pelatihan, yang berhubungan dengan berbagai ilmu
pengetahuan seperti kimia, fisika, kesehatan, biologi, sipil dan lain-lain.Berdasarkan
klausul yang diminta dalam iso 17025 tersebut, poin penting yang perlu diperhatikan
untuk melakukan desain laboratorium adalahRuangan yang dibangun harus terpisah secara
efektif terutama untuk pekerjaan yang tidak kompetibel.Fasilitas yang dibangun mampu
melindungi dari kontaminasi yang dapat mempengaruhi kegiatan laboratorium.Beberapa
alat yang sering digunakan seperti water bath, fume hood, oven, instrumen seperti GC dan
HPLC, AAS serta Spektrofotometer memiliki karakter yang berbeda cara penempatannya.
Sehingga diperlukan area yang sesuai dengan peruntukannya.

B. Isi

Desain Layout Laboratorium


1. Ruang Penerimaan Sampel
Ruang penerimaan sampel merupakanruangan yang akan digunakan untuk proses
serah terima sampel dari pelanggan. Ruangan ini biasanya ditempati oleh 1 orang
personel resepsionis laboratorium yang bertugas untuk menerima sampel, melakukan
registrasi sampel dari pelanggan dan menyerahkan laporan hasil pengujian kepada
pelanggan. Ruangan ini biasanya terletak di bagian terdepan laboratorium agar
pelanggan lebih mudah menjangkaunya. Fungsi lain dari ruangan ini juga adalah dapat
digunakan untuk penerimaan kunjungan dari pihak eksternal sehingga perlu disediakan
area tunggu.

2. Ruang Penerimaan Pelanggan


Ruangan ini biasanya dipersiapkan untuk melayani pelanggan yang ingin melakukan
diskusi terhadap laporan yang diterimanya. Terkadang hasil pengujian memiliki
kerahasiaan khusus yang mengharuskan pihak lain untuk tidak
mengetahuinya.Disinilah pentingnya ruangan penerimaan pelanggan, walau terkadang
tidak perlu disediakan tetapi hal ini perlu dijadikan sebagai pertimbangan agar Anda
menyediakan areal privasi seperti ini. Hal ini pernah terjadi kepada saya pribadi saat
menerima tamu dari eksternal.

3. Ruang Administrasi
Ruang administrasi diperlukan untuk menyiapkan segala dokumen yang terkait dengan
pelaporan hasil uji. Selain itu ruangan ini juga diperlukan untuk membantu tugas
personel dalam menyiapkan segala administrasi laboratorium seperti pembelian,
evaluasi supplier, keuangan, pajak dan beberapa kegiatan administrasi penting
lainnya.Ruangan ini harus dipastikan tidak tergabung dengan ruang pengujian atau
persiapan, mengapa saya katakan demikian? Ya kalau gabung alias tidak ada pembatas
khusus maka semua perangkat yang terbuat dari logam akan cepat korosif karena uap
zat asam yang digunakan. Mungkin hal ini tidak berlaku pada Lab mikrobiologi karena
sangat sedikit menggunakan asam pekat seperti HCI, H2SO4 dan HCIO4.

4. Ruang Staf Analis


Ruangan staf analis diperlukan untuk memfasilitasi para personel analis dalam
beristirahat dan berdiskusi sesuatu. Hal ini terkadang sering dilupakan oleh para
pengembang atau investor yang beranggapan bahwa analis hanya duduk diruangan
kerja walaupun terkadang tidak ada pekerjaan khusus.

5. Ruang Manajerial
Ruang Manajerial biasanya diperuntukkan untuk para staf manajer seperti Manajer
Eksekutif atau sering disebut Kepala Laboratorium, Manajer Mutu, Manajer Teknis,
Manajer Administrasi dan beberapa manajer lainnya.Di dalam ruangan manajerial
biasanya juga terdapat 1 ruangan pertemuan (meeting) sehingga perlu dipertimbangkan
juga luas dan desain dari ruangan manajerial ini. Beberapa desainer untuk
pengembangan gedung laboratorium, terkadang memisahkan ruangan manajerial
dengan ruang inti laboratorium.
6. Ruang Instrument
Ruang instrument inilah merupakan ruangan inti karena menyimpan berbagai alat yang
digunakan untuk proses analisis penentuan hasil. Ditambah lagi bahwa di dalam
ruangan inilah tempat aset tak bergerak di suatu laboratorium . Dalam membuat
ruangan intrument harus dipastikan dan disesuaikan dengan instrumen apa yang akan
ditempatkan di dalamnya. Misalkan saja, apabila ruangan ini akan ditempatkan untuk
instrumen spektrofotometer maka yang perlu diperhatikan adalah tingkat pencahayaan
yang masuk jangan terlalu terang atau terkena cahaya matahari langsung

7. Ruang Asam
Ruang asam biasanya terdiri dari fume hood atau lemari asam, fungsi utama dari
ruangan ini adalah untuk memfasilitasi pekerjaan yang berhubungan dengan proses
destruksi menggunakan pelarut asam atau zat asam pekat seperti HCI, H2SO4, HNO3,
HCIO4 dan lain-lain. Ruang ini harus terpisah dan memiliki sekat yang baik antara
ruangan lainnya, hal ini untuk mencegah terjadinya paparan zat asam ke dalam ruang
umum dan terutama ke ruang instrumentasi. Apabila menggunakan AC Central
sebaiknya khusus untuk ruangan asam ini tidak dilengkapi dengan perangkat tersebut.
Karena percuma saja kita melakukan penyekatan tetapi melalui AC central tersebut
maka udara dari ruang asam akan menyebar ke ruangan lainnya.

8. Ruang Penyimpanan Arsip Sampel


Penempatan arsip sampel juga harus disesuaikan dengan ketentuan penyimpanan
sampel apakah harus menggunakan pendingin tambahan (refrigerator) atau cukup
hanya disimpan dalam kondisi ruangan normal (suhu berkisar 25 C). Kemudian
penempatan sampel juga harus disesuaikan dengan sifat bahan nya, jangan mencampur
adukkan sehingga akan terjadi kontaminasi silang.

9. Ruang Penyimpanan Peralatan Gelas


Ruangan ini harus terbebas dari debu atau pengotor yang berasal dari bahan uji, karena
alat gelas yang tidak bersih atau terkontaminasi pada saat sudah bersih, dapat menjadi
sumber kesalahan dalam proses pengujian sampel.
10. Ruang Penyimpanan Stok Bahan Kimia
Ruangan bahan kimia yang saya maksud adalah untuk menyimpan stok bahan kimia
baru karena untuk bahan kimia yang sudah digunakan biasanya disimpan di dalam laci
khusus penyimpanan bahan kimia.Ruang penyimpanan bahan kimia harus sesuai
dengan aturan penyimpanan yang tertera pada wadah bahan kimia tersebut. Ruangan
penyimpanan stok harus dilengkapi dengan beberapa perangkat untuk mengantisipasi
apabila terjadi tumpahan ataupun kebocoran wadah.

C. Kesimpulan

Desain laboratorium yang tepat dan sesuai dengan standar sarana dan prasarana yakni
memiliki ruang praktikum, ruang guru, ruang persiapan, ruang penyimpanan. Faktor
yang harus diperhatikan yakni letak relative terhadap ruang-ruang yang lain dan letak
berkaitan dengan arah datangnya cahaya matahari

D. Referensi

Imran, moh Ali. 2017. Skripsi: Studi Tata Letak dan Tata Ruang Laboratorium Fisika

Berdasarkan Standar Sarana dan Prasarana di SMAN Wilayah Timur Kota Makassar.
Makassar:UAM
KELOMPOK 3

Aturan Dasar Keselamatan Bekerja Dilaboratorium

A. Intisari

Laboratorium merupakan salah satu tempat berkembangnya ilmu pengetahuan melalui


berbagai penelitan dan percobaan, dalam kegiatan penelitian/percobaan tentunya
menggunakan bermacam-macam jenis alat dan bahan kimia untuk menunjang kegitannya
dan beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti air, gas, listrik dan almari asam tentunya
alat, bahan kimia dan fasilitas laboratorium beserta aktivitasnya sangat berpotensi dalam
menimbulkan terjadinya suatu kecelakaanKondisi sarana prasarana laboratorium pada
masing-masing institusi berbeda-bedaKeselamatan dan keamanan kerja di laboratorium
sangat penting dan perlu perhatian khusus karena sangat terkait dengan kinerja
dosen/peneliti maupun mahasiswa. Semakin mencukupi tersedianya fasilitas keselamatan
dan keamanan kerja maka akan semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Kecelakaan yang terjadi pada saat kerja di laboratorium kimia itu merupakan cerminan
dari para pengguna, dan itu menjadi catatan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan
ketika sedang bekerja di laboratorium. Potensi bahaya yang terjadi di laboratorium kimia
diantaranya saat pengambilan reagen dari lemari asam potensi bahaya yang terjadi seperti
keracunan, sesak nafas, iritasi mata, iritasi kulit, dan luka bakar. Kemudian pada saat
pengisian buret potensi bahaya yang terjadi sepeti luka, iritasi mata, dan tertelan bahan
kimia. Penggunaan oven dan kompor potensi bahaya yang ada seperti terpapar panas,
kebakaran, penggunaan gelas ukur yang sudah menggumpal mengakibatkan luka gores.
Pengambilan reakgen dari lemari/gudang penyimpanan bahan kimia potensi bahaya yang
terjadi ada pusing, mual, sakit tenggorokan, iritasi mata, dan sesak nafas.

B. Isi

Peraturan Keselamatan Kerja Dilaboratorium


1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang

2. mengawasi.

3. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.

4. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja,
5. jenis percobaan, jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa

6. percobaan.

7. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.

8. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera

9. keringkan dengan lap basah.

10. Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.

11. Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya.

Peralatan Keselamatan Kerja Dilaboratorium Kimia


1. Jas Laboratorium

Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari percikan bahan kimia
berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab berkali-kali pakai. Jas
lab sekali pakai umumnya digunakan di laboratorium bilogi dan hewan, sementara jas
lab berkali-kali pakai digunakan di laboratorium kimia.

Jas lab kimia bisa berupa:

a. Flame-resistant lab coat – Jas lab yang bahannya

dilapisi material tahan api. Jas lab jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang bekerja
dengan peralatan atau bahan yang mengeluarkan panas, misalnya peleburan sampel
tanah, pembakaran menggunakan tanur bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang
mengeluarkan panas.

b. 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan di laboratorium
kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas lab ini diperkirakan memiliki umur
pakai sekitar satu sampai dua tahun. Setelah melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan
rusak karena pengaruh bahan kimia asam.

c. Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari 100% poliester atau campuran
poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab coat, jas lab ini digunakan di laboratorium
kimia umum.
2. Kacamata Keselamatan

Percikan larutan kimia atau panas dapat membahayakan mata orang yang bekerja di
laboratorium. Oleh karena itu, harus digunakan kaca mata khusus yang tahan terhadap
potensi bahaya kimia dan panas. Kaca mata tersebut terbagi menjadi 2 jenis, yaitu clear
safety glasses dan clear safety goggles. Clear safety glasses merupakan kaca mata
keselamatan biasa yang digunakan untuk melindungi mata dari percikan larutan kimia
atau debu. Sementara itu, clear safety goggles digunakan untuk melindungi mata dari
percikan bahan kimia atau reaksi kimia berbahaya.

3. Sepatu

Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika bekerja di laboratorium. Karena
keduanya tidak bisa melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia yang tumpah.
Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk digunakan sebagai pelindung. Namun, di
laboratorium perusahaan besar, sepatu yang digunakan adalah sepatu keselamatan yang
tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu, terkadang disediakan juga plastik alas sepatu
untuk menjaga kebersihan laboratorium jika sepatu tersebut digunakan untuk keluar dari
laboratorium.

4. Pelindung Mata

Seperti namanya, pelindung muka (face shield) digunakan untuk melindungi muka dari
panas, api, dan percikan material panas. Alat ini biasa digunakan saat mengambil alat
laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi, melebur sampel tanah di alat
peleburan skala laboratorium, dan mengambil peralatan yang dipanaskan dengan
autoclave.

5. Masker Gas

Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan gas berbahaya. Oleh
karena itu, masker gas sangat cocok digunakan sehingga gas berbahaya tersebut tidak
terhirup. Dilihat dari jenisnya, masker gas bisa berupa masker gas biasa yang terbuat dari
kain dan masker gas khusus yang dilengkapi material penghisap gas. Masker gas biasa
umumnya digunakan untuk keperluan umum, misalnya membuat larutan standar.
Sementara itu, masker gas khusus digunakan saat menggunakan larutan atau bahan kimia
yang memiliki gas berbahaya, misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.

6. Sarung Tangan

Sarung Tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia yang bisa
membuat kulit Anda gatal atau melepuh. Macam-macam sarung tangan yang digunakan
di lab biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena. Terkait sarung tangan yang
terbuat dari karet alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk khusus dan tanpa serbuk.
Serbuk itu umumnya terbuat dari tepung kanji dan berfungsi untuk melumasi sarung
tangan agar mudah digunakan.

7. Pelindung Tangan

Alat pelindung diri yang terakhir adalah pelindung telinga (hear protector). Alat ini
lazim digunakan untuk melindungi teringa dari bising yang dikeluarkan perlatatan
tertentu, misalnya autoclave, penghalus sample tanah (crusher), sonikator, dan pencuci
alat-alat gelas yang menggunakan ultrasonik.

C. Kesimpulan

Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium mempunyai tujuan agar petugas,


masyarakat dan lingkungan pengguna laboratorium saat bekerja selalu dalam keadaan
sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah
dalam hal ini Departemen sebagai lembaga bertanggung-jawab terhadap masyarakat,
memfasilitasi pembentukan berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di
laboratorium melalui penyusunan SOP dan sosialisasi kepada seluruh pengguna
laboratorium.
D. Referensi

Yudiono.(2020). Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia. Jakarta: PT Gunung


Agung.

Khamidinal. (2019). Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


KELOMPOK 10

Lembar Data Keselamatan Bahan-Bahan Kimia pada Penuntun Praktikum Kimia


AnalitiK

A. Intisari

Percobaan atau praktikum pada dasarnya dilakukan di laboratorium. Dalam


melakukan percobaan tentu perlunya memahami prosedur kerja dan informasi dari
bahan yang akan digunakan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan saat bekerja.
Secara umum, laboratorium kimia merupakan tempat dilaksanakannya berbagai
aktivitas yang melibatkan penggunaan bahan kimia tertentu. Adapun beberapa
praktikum kimia meliputi kimia umum, kimia organik, kimia anorganik, kimia
analitik, kimia fisika, dan biokimia.

Kimia analitik merupakan cabang kimia yang berhubungan dengan teori dan praktek
dari metode-metode yang dipakai untuk menetapkan komposisi dari suatu bahan.
Dalam praktikum kimia analitik tentunya menggunakan bahan-bahan kimia yang
memiliki bahaya tersendiri. Bahan-bahan kimia berbahaya adalah bahan yang
pembuatan, pengelolaan, pengangkutan, dan penggunaannya dapat menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat atau lain-lainnya. Hal tersebut dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam
jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bahkan beresiko kematian.

Klasifikasi atau pengelompokkan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk


memudahkan pengenalan serta cara penanganan ketika berinteraksi dengan bahan.
Secara umum bahan kimia berbahaya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan
diantaranya bahan kimia beracun (toxic), korosif, health hazard, toksisitas lingkungan,
oksidator dan iritan. Untuk mengetahui informasi bahaya dari suatu bahan dapat
dilihat pada lembar data keselamatan bahan atau MSDS.

Material Safety Data Sheet (MSDS) adalah suatu dokumen berisi informasi terkait
bahan kimia serta bahaya potensial dari bahan tersebut. Dokumen tersebut
menyediakan informasi tentang karakteristik fisik, kimia, dan sifat toksikologi dari
bahan kimia, disertai dengan cara penanganan, penyimpanan, pembuangan dan juga
terdapat prosedur pertolongan pertama serta tanggap darurat. Penggolongan bahaya
dari suatu bahan kimia dapat dilihat pada simbol yang ada pada MSDS bahan.
Kecelakaan pada saat praktikum akibat bahan-bahan kimia dapat terjadi jika bahan-
bahan masuk ke dalam tubuh praktikan melalui mulut, pernafasan dan kontak dengan
kulit. Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai juga menjadi salah satu faktor
terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu, mengenal sifat dari bahan yang digunakan
serta penanganannya menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan.
B. Isi

A. Material Safety Data Sheet (MSDS)


Menurut Fitra, (2021 ; 38-40), Material Safety Data Sheet atau disingkat dengan
MSDS merupakan suatu dokumen teknis, yang secara umum dimulai dengan
kompilasi data tentang karakteristik fisik, kimia, dan sifat toksikologi dari bahan
kimia, disertai dengan rekomendasi singkat penanganan, penyimpanan, dan
pembuangan juga terdapat prosedur pertolongan pertama dan tanggap darurat. Tidak
ada ketentuan format dalam MSDS, tetapi OSHA merekomendasikan format 16
elemen yang dibuat oleh American National Standards Institute (ANSI Z400.1).
Adapun informasi umum yang biasa ditemukan dalam MSDS, yaitu:
a. Nama bahan kimia
b. Produsen
c. Informasi bahan kimia
d. Karakteristik fisik dan kimia
e. Data reaktivitas
f. Bahaya kesehatan
g. Produsen penanganan
h. Prosedur tanggap darurat

B. Pengelompokkan bahan kimia pada pentuntuk praktikum kimia analitik


a. Bahan kimia beracun (toxic)
Beberapa bahan kimia yang terdapat pada penuntun praktikum kimia analitik,
yaitu :
1. Na2S (Natrium Sulfida)
2. CH3COOH (Asam Sulfat)
3. BaCl2.2H20 (Barium Klorida dihidrat)
4. K2Cr2O7 (kalium dikromat)
5. Metil orange
6. NiCl2.6H2O (nikel klorida hexahidrat)

Pada bahan kimia yang bersifat toxic ini dapat menyebakan toksik jika tertelan
dan berbahaya jika terhirup dan jika sudah tertelan dapat menyebabkan mual dan
mengeluarkan air liur , dan dapat juga menyebabkan efek sistemik yang termasuk
seperti detak jantung yang tidak beraturan dan peningkatan tekanan darah
( terdapat pada MSDS bagian 2)

Bahan kimia berbahaya jenis ini dapat ditangani dengan mengenakan pakaian
pelindung, jangan menghirup zat atau campuran serta hindari terbentuknya uap.
Jauhkan dari nyala terbuka, lakukan tindakan melawan lucutan statis dengan hati-
hati. Segera ganti pakaian yang terkontaminasi, gunakan krim pelindung kulit lalu
cuci muka dan tangan setelah bekerja dengan bahan (terdapat dalam MSDS
bagian 7).

Tindakan pertolongan pertama pada bahan bersifat toxic ini sebagai berikut
( terdapat pada MSDS bagian 4) :
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
2. Jika terhirup : hirup udara segera, jika nafas terhenti berikan nafas buatan
mulut ke mulut secara mekanik, segera hubungi dokter
3. Jika kontak dengan kulit : tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi, bilaslah dengan air yang mengalir/ sebanyak banyaknya
4. Jika kontak dengan mata : bilaslah dengan air yang banyak, lepaskan lensa
kontak jika memakainya
5. Jika tertelan : beri air minum sebanyak 2 gelas , segera cari anjuran
pengobatan, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam segera rangsang
untuk muntah, telan karbon aktif dan segera konsultasi ke dokter ,

Kondisi penyimpanan yang aman termasuk adanya inkompatibilitas pada bahan


kimia bersifat toxic ini sebagai berikut :
1. Wadah harus tertutup sangat rapat
2. Simpan di tempat yang berventilasi baik
3. Simpan dalam keadaan terkunci
4. Simpan ditempat yang hanya orang orang yang berwenang yang bisa
memasuki ruangan tersebut
5. Suhu penyimpanan pada suhu 5 °C – 30 °C

b. Bahan kimia iritan


Beberapa bahan kimia bersifat iritan yang terdapat pada penuntun praktikum
kimia analitik yaitu :
1. NaCl (natrium klorida)
2. HCl (Asam klorida)
3. NH3 (Amonia)
4. KI (Kalium iodida)
5. K2CrO4 (Kalium kromat)
6. NH4OH (Amonium hidroksida)
7. H2O2 (Hidrogen peroksida)
8. NH4Cl (Amonium klorida)
9. (NH4)2CO3 (Amonium karbonat)
10. H3PO4 (Asam fosfat)
11. Pb(NO3)2 (Timbal II nitrat)
12. Na2CO3 (Natrium karbonat)
13. FeCl3 (Besi III klorida)
14. Na2SO3 (Natrium sulfit)
15. KBr (Kalium bromide)
16. KMnO4 (Kalium permanganat)
17. CuSO4.5H2O (Tembaga II sulfat pentahidrat)
18. C2H2O4.2H2O (Asam oksalat dihidrat)
19. Ferri amonium sulfat
20. KCNS (Kalium tiosinat)

Resiko yang didapat jika terkena bahan antara lain iritasi kulit, berbahaya jika
tertelan serta dapat menyebabkan terjadinya gangguan mata berat (terdapat pada
MSDS bagian 2). Tindakan pertolongan pertama (P3K) yang dapat dilakukan jika
terkena bahan adalah sebagai berikut (terdapat pada MSDS bagian 4):
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
2. Setelah terhirup : hirup udara segar, panggil dokter
3. Bila terjadi kontak dengan kulit : tanggalkan segera pakaian yang
terkontaminasi, bilaslah kulit dengan air yang mengalir / pancuran air
4. Setelah terjadi kontak mata : bilaslah dengan air yang banyak dengan kelopak
mata terbuka, hubungi dokter mata jika di perlukan , lepaskan lensa kontak
5. Setelah tertelan : beri air minum kepada korban ( paling banyak dua gelas)
komsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat
Penyimpanan dan penganan jika kontak dengan bahan adalah sebagai berikut
(terdapat dalam MSDS bagian 7):
1. Segera ganti pakaian yang terkontaminasi
2. Gunakan krim pelindung kulit yang dianjurkan
3. Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut
4. Wadah yang tidak mengandung logam
5. Suhu penyimpanan yang di rekomendasikan adalah di bawah 300C.

c. Bahan kimia karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik


Beberapa bahan kimia bersifat karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik pada
penuntun praktikum kimia analitik, yaitu :
1. K2CrO4 (Kalium kromat)
2. Pb(NO3)2 (Timbal II nitrat)
3. K2Cr2O7 (Kalium dikromat)
4. Fenoftalein
5. NiCl2.6H2O (Nikel klorida hexahidrat)

Resiko yang di dapat jika terkena bahan antara lain dapat menyebabkan kerusakan
genetik, dapat menyebabkan kanker jika terhirup, menyebabkan iritasi yang
serius, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan ( terdapat pada MSDS
bagian 2). Tindakan pertolongan pertama (P3K) yang dapat dilakukan jika terkena
bahan adalah sebagai berikut (terdapat pada MSDS bagian 4):
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
2. Setelah terhirup : hirup udara segar jika napas berhenti berikan nafas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik, berikan masker oksigen jika mungkin
segera hubungi dokter
3. Bila terjadi kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak, hubungi dokter
4. Setelah kontak dengan mata: bilaslah dengan air yang banyak segera lepaskan
lensa kontak, panggil dokter
5. Setelah tertelan : beri air minum (paling banyak dua gelas) segera cari anjuran
pengobatan hanya di dalam kasus khusus jika pertolongan tidak tersedia dalam
satu jam rangsang untuk muntah ( jika korban tidak sadarkan diri) telan karbon
aktif dan konsultasikan kepada dokter secepatnya
Kondisi Penyimpanan yang aman termasuk adanya inkompatibilitas dari bahan
adalah sebagai berikut (terdapat dalam MSDS bagian 7):
1. Tertutup sangat rapat dan kering
2. Simpan di tempat yang berventilasi baik
3. Simpan dalam tempat terkunci atau ditempat yang hanya bisa di masuki oleh
orang orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang .

d. Bahan kimian oksidator


Beberapa bahan kimia oksidator pada penuntun praktikum kimia analitik, yaitu :
1. HNO3 (Asam nitrat)
2. H2O2 (Hidrogen peroksida)
3. CH3COOH (Asam asetat)
4. Pb(NO3)2 (Timbal II nitrat)
5. K2Cr2O7 (Kalium dikromat)
6. KMnO4 (Kalium permanganat)
7. KIO3 (Kalium iodat)

Bahan tersebut diatas bersifat oksidasi yang artinya beresiko menyebabkan iritasi
kulit, luka bakar, dan iritasi pada mata. Jika tertelan dapat melepaskan oksigen
dalam jumlah besar (terdapat pada MSDS bagian 11). Penanganan jika terkena
bahan bersifat oksidator dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu (terdapat
pada MSDS bagian 4) :
1. Jika kontak dengan kulit : Lepaskan pakaian yang terkontaminasi, basuh
bagian yang terkena dengan sabun dan air mengalir.
2. Jika kontak dengan mata : Bersihkan mata dengan air yang cukup selama 15
menit, buka lensa kontak jika menggunakan. Segera cari pertolongan medis.
3. Pernafasan : Berikan nafas buatan segera, jika masih sulit bernafas berikan
oksigen.
4. Jika tertelan : Berikan beberapa gelas air. Apabila terjadi muntah beberapa
kali, jangan memasukkan apapun ke dalam mulut orang yang tidak sadar.

Bahan kimia berbahaya bersifat oksidator sebaiknya disimpan pada wadah yang
tidak terbuat dari logam. Wadah harus ditutup rapat. Jangan digunakan dekat
dengan bahan-bahan yang mudah terbakar serta direkomendasikan disimpan pada
suhu lebih kurang 20C-300C (terdapat dalam MSDS bagian 7).
e. Bahan kimia berbahaya bagi lingkungan
Beberapa bahan kimia berbahaya bagi lingkungan pada penuntun praktikum kimia
analitik, yaitu :
1.) NH3 (Amonia)
2.) Na2S (Natrium sulfida)
3.) K2CrO4 (Kalium kromat)
4.) AgNO3 (Perak nitrat)
5.) KMnO4 (Kalium permanganat)
6.) K2Cr2O7 (Kalium dikromat)
7.) CuSO4.5H2O (Tembaga II sulfat pentahidrat)
8.) NiCl2.6H2O (Nikel klorida hexahidrat)

Resiko yang di dapat jika terkena bahan antara lain ialah menyebabkan kulit
terbakar yang parah dan kerusakan pada mata, dapat menyebabkan iritasi pada
saluran pernafasan, dan sangat toksik pada kehidupan perairan ( terdapat pada
MSDS bagian 2). Penanganan jika terkena bahan bersifat tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu (terdapat pada MSDS bagian 4) :
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
2. Jika terhirup : hirup udara segar, segera panggil dokter
3. Jika kontak dengan kulit : tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi, bilaslah dengan air yang banyak, hubungi dokter
4. Jika kontak dengan mata : bilaslah dengan air selama 15 menit angkat kelopak
mata bagian atas dan bawah sesekali, segera periksa ke dokter mata
5. Jika tertelan : basuh mulut, jangan merangsang muntah

Kondisi Penyimpanan yang aman termasuk adanya inkompatibilitas dari bahan


adalah sebagai berikut (terdapat dalam MSDS bagian 7):
1. Wadah tidak terbuat dari logam atau logam ringan
2. Suhu penyimpanan yang suda di rekomendasiin

Pencegahan yang bisa dilakukan saat mengguanakan bahan tersebut sebagai


berikut( terdapat di MSDS bagian 2)
1. Hindarkan pelepasan ke lingkungan
2. Memakai sarung tangan pelindung
3. Memakai pakaian pelindung
4. Memakai penlindung mata dan wajah

f. Bahan kimia korosif


Beberapa bahan kimia korosif pada penuntun praktikum kimia analitik, yaitu :
1.) NaCl (Natrium klorida)
2.) H2SO4 (Asam sulfat)
3.) NH3 (Amonia)
4.) HNO3 (Asam nitrat)
5.) Na2S (Natrium sulfida)
6.) NaOCl (Natrium hipoklorit)
7.) Magnesium
8.) NaOH (Natrium hidroksida)
9.) H2O2 (Hidrogen peroksida)
10.) CH3COOH (Asam asetat) 11.) H3PO4 (Asam fosfat)
12.) Pb(NO3)2 (Timbal II nitrat)
13.) FeCl3 (Besi III klorida)
14.) KMnO4 (Kalium permanganat)
15.) C2H2O4.2H2O (Asam oksalat dihidrat)

Bahan tersebut mengandung bahan korosif yang menyebabkan kulit terbakar yang
parah dan dapat menyebabkan kerusakan pada mata dan dapat korosif pada logam
( terdapat pada MSDS bagian 2) Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan
dengan bahan korosif sebagai berikut ( terdapat pada MSDS bagian 4) :
1. Saran umum : pemberi pertolongan pertama harus menlindungi dirinya
2. Jika terhirup : hirup udara segar, panggil dokter
3. Jika terkontak dengan kulit : tanggalkan segera pakaian terkontaminasi,
bilaslah kulit dengan air yang mengalir, dan segera panggil dokter
4. Jika terkontak pada mata : bilaslah dengan air yang mengalir, lepaskan lensa
kontak, segera panggil dokter
5. Jika tertelan : beri air minum sebanyak dua gelas, hindari muntah dan jangan
mencoba menetralisir

Penyimpanan dan penanganan bahan pada bahan yang bersifat korosif tersebut
sebagai berikut ( terdapat pada MSDS bagian 7 ) :
1. Wadah yang digunakan tidak mengandung logam
2. Tertutup sangat rapat
3. Suhu penyimpanan yang sudah di rekomendasikan
4. Ganti pakaian yang terkontaminasi dan rendam di dalam air
5. Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut
C. MSDS bahan-bahan kimia pada praktikum kimia analitik

No Identifikasi bahan MSDS


1 Natrium Sulfat (Na2SO3)

2 Asam Asetat (CH3COOH)


3 Natrium klorida (NaCl)

4 Asam klorida (HCl)


5 Ammonia (NH4OH)

6 Timbal nitrat (Pb(NO3)2)


7 Asam nitrat (HNO3)

8 Hidrogen peroksida
(H2O20
9 Asam fosfat (H3PO4)
C. Kesimpulan

Material Safety Data Sheet (MSDS) merupakan dokumen tentang bahan kimia
yang harus tersedia untuk setiap industri/lembaga yang memproduksi, menyimpan
atau menggunakan bahan kimia. Isi dari dokumen tersebut yang memuat informasi
serta cara penanganan bahan sangat diperlukan untuk diketahui serta dipelajari bagi
pekerja dan supervisor yang secara langsung menangani dan mengelola bahan kimia
berbahaya di laboratorium kimia atau industri kimia. Lembar data keselamatan ini
juga dapat membantu dengan menjadikannya sebagai referensi dalam mencegah,
menghindari dan menangani resiko apapun yang muncul akibat bahaya kimia yang
mungkin terjadi.

D. Referensi

Astuti, R.,(2020) Manajemen Laboratorium yang Cerdas, Cermat, dan Selamat, CV


Jejak, Jawa Barat, Indonesia

Fitra, M., (2021) Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (ARK3), Azkiya
Publishing, Jakarta, Indonesia

Riyanto., (2014) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Edisi 1), Deepublish,
Yogyakarta Indonesia

Wonorahardjo, S., (2020) Pengantar Kimia Analitik Modern – Metode dan Aplikasi
(Edisi 1), ANDI, Yogyakarta, Indonesia

Yenita, R., N., (2017) Higiene Industri (Edisi 1), Deepublish, Yogyakarta, Indonesia
KELOMPOK 11
Lembar Data Keselamatan Bahan-bahan Kimia pada Penuntun Kimia Fisika

A. Intisari
Materi pada topik ini adalah membahas mengenai “Lembar Data Keselamatan
Bahan-bahan Kimia pada Penuntun Kimia Fisika” yang berfokus pada MSDS
bahan bahan yang terdapat di laboratorium kimia fisika berdasarkan penuntun
praktikum.

B. Isi
a. Pengertian MSDS
MSDS merupakan dokumen yang berisi pengenalan umum, sifat bahan, cara
penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan
bahan kimia (kusumastuti. 2008)

b. Bagian-bagian MSDS
1. Identifikasi Bahan
2. Identifikasi Bahaya
3. Komposisi / Informasi tentang Bahan
4. Tindakan Pertolongan Pertama
5. Tindakan Pemadaman Kebakaran
6. Tindakan Penanggulangan jika terjadi Kebocoran
7. Penanganan dan Penyimpanan
8. Kontrol Paparan / Perlindungan Diri
9. Sifat Fisika dan Kimia
10. Stabilitas dan Reaktifitas
11. Informasi Toksilogi
12. Informasi Ekologi
13. Pertimbangan Pembuangan / Pemusnahan
14. Informasi Transportasi
15. Informasi yang berkaitan dengan Regulasi
16. Informasi lain termasuk informasi yang diperlukan dalam pembuatan dan
revisi SDS.
c. MSDS Bahan-bahan pada Laboratorium Kimia Fisika
1. Asam Sulfat (H2SO4)
1. Asam Sulfat (H2SO4)

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Asam Sulfat

Pernyataan hazard

H290 Dapat korosif terhadap logam.

H314 Menyebabkan kulit terbakar


yang parah dan kerusakan mata.

Pernyataan pencegahan
2 Identifikasi Bahaya
P280 Kenakan sarung tangan/
pelindung mata/ pelindung wajah.

P302 + P352 JIKA TERKENA KULIT:


Cucilah dengan air yang banyak.

P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA


MATA : Bilas dengan seksama dengan
air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan
mudah melakukannya.Lanjutkan
membilas.

P332 + P313Jika terjadi iritasi pada


kulit: Cari pertolongan medis.

 Bentuk cair
 Warna tidak berwarna
 Bau Tak berbau
3 Karakteristik Bahan
 Ambang Bau Tidak berlaku
 pH 0,3 pada 49 g/l 25 °C Titik
lebur -20 °C
4 Penyimpanan Bahan Kondisi penyimpanan yang
aman,termasuk adanya
inkompatibilitas
 Persyaratan bagi area
penyimpanan dan wadah
 Wadah yang tidak
mengandung logam.
 Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
 Suhu penyimpanan yang
direkomendasikan.
 Kacamata/goggles pelindung
yang pas dan ketat
5 Alat Pelindung Diri  Sarung tangan
 Jas lab
 Respirator

2. Natrium Fluorida (NaF)

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Natrium Fluorida
2 Identifikasi Bahaya

Pernyataan hazard

H301Toksik bila tertelan.

H315 Menyebabkan iritasi kulit.

H319 Menyebabkan iritasi mata yang


serius.

EUH032 Mengeluarkan gas sangat


beracun jika kena asam.

Pernyataan pencegahan

P302 + P352JIKA TERKENA KULIT:


Cuci dengan banyak sabun dan air.

P305 + P351 + P338JIKA TERKENA


MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.

P308 + P310Jika terpapar atau


dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau
dokter/tenaga medis.
 Bentuk kristal
 Tidak berwarna
 Tak berbau
 Ambang Bau Tidak berlaku
3 Karakteristik Bahan
 pH kira-kira 10,2 pada 40 g/l
20 °C
 Densitas 2,8 g/cm³ pada 20
°C
Kondisi penyimpanan yang
aman,termasuk adanya
inkompatibilitas

Kondisi penyimpanan Tertutup


sangat rapat. Kering. Simpan di
tempat yang berventilasi baik.
4 Penyimpanan Bahan
Simpan dalam tempat terkunci atau
di tempat yang hanya bisa dimasuki
oleh orang-orang yang mempunyai
kualifikasi atau berwenang. Suhu
penyimpanan yang
direkomendasikan, lihat label
produk.
 Kacamata/goggles pelindung
yang pas dan ketat
5 Alat Pelindung Diri  Sarung tangan
 Jas lab
 Respirator

3. Natrium Hidroksida (NaOH)

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Asam Sulfat
2 Identifikasi Bahaya

Pernyataan hazard
H290 Dapat korosif terhadap logam.

H314 Menyebabkan kulit terbakar


yang parah dan kerusakan mata.

Pernyataan pencegahan

P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN :


Basuh mulut. JANGAN merangsang
muntah.

P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA


MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.

P308 + P310 Jika terpapar atau


dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau
dokter/tenaga medis.
 Bentuk padat
 Warna putih
 Tak berbau
 Ambang Bau Tidak berlaku
3 Karakteristik Bahan  pH kira-kira > 14 pada 100
g/l 20 °C
 Titik lebur 319 - 322 °C
 Titik didih/rentang didih
1.390 °C pada 1.013 hPa
Persyaratan bagi area penyimpanan
dan wadah Bukan wadah aluminium,
timah atau seng.

Wadah yang tidak mengandung


logam.
4 Penyimpanan Bahan
Kondisi penyimpanan Tertutup
sangat rapat. Kering.

Suhu penyimpanan yang


direkomendasikan, lihat label
produk.
5 Alat Pelindung Diri  Kacamata/goggles pelindung
yang pas dan ketat
 Sarung tangan
 Jas lab

4. Kalium Hidroksida (KOH)

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Kalium Hidroksida
2 Identifikasi Bahaya

Pernyataan hazard

H302 Berbahaya jika tertelan.

P270 Jangan makan, minum atau


merokok saat menggunakan produk
ini.

H314 Menyebabkan kulit terbakar


yang parah dan kerusakan mata.

Pernyataan pencegahan

P304 + P340Jika terhirup: Pindahkan


korban ke udara segar dalam posisi
yang nyaman untuk bernafas.

P305 + P351 + P338 Jika di mata:


Bilas secara hati-hati dengan air
selama beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika ada dan mudah
dilakukan. Lanjutkan pembilasan.

P303 + P361 + P353Jika pada kulit:


Segera lepaskan semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilas kulit dengan
air.

P363Cuci pakaian yang


terkontaminasi sebelum digunakan
kembali. Jika tertelan: Bilas mulut.
JANGAN memaksakan muntah.
 Bentuk Pelet atau serpihan
putih.
 Tidak berbau.
 Larut: Air, alkohol dan
gliserol
3 Karakteristik Bahan  Reagen potassium hydroxide
mengandung 10-15% air.
 Titik didih: 1320 °C
 Titik lebur: 405 °C (bervariasi
dengan kadar air)
 pH: dasar Berat jenis: 2,044
Persyaratan bagi area penyimpanan
dan wadah Simpan dengan
hidroksida, oksida, silikat, dan
karbonat. Menyerap kelembaban
4 Penyimpanan Bahan dan karbon dioksida dari udara.
Simpan wadah tertutup rapat.
Simpan di tempat yang sejuk dan
kering. Gunakan hanya di tudung
atau di area yang berventilasi baik
 Kacamata/goggles pelindung
yang pas dan ketat
5 Alat Pelindung Diri
 Sarung tangan
 Jas lab

5. Asam NItrat (HNO3)

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Asam Nitrat
2 Identifikasi Bahaya

Pernyataan hazard

H272 Dapat mengintensifkan api;


pengoksidasi.

H290Dapat korosif terhadap logam.


H314 Menyebabkan kulit terbakar
yang parah dan kerusakan mata.

EUH071 Bersifat korosif terhadap


saluran pernafasan.

Pernyataan pencegahan

P280 Pakai sarung tangan


pelindung /pakaian pelindung
/pelindung mata/pelindung wajah.

P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN


: Basuh mulut. jangan merangsang
muntah.

P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA


MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
 bentuk cair
 tidak bewarna
 bau pedih
3 Karakteristik Bahan  pH <1 pada 20 °C
 dapat korosif pada logam
 titik lebur kira kira -41°C
 titik didih 122° C
Kondisi penyimpanan yang
aman,termasuk adanya
inkompatibilitas
 Kondisi penyimpanan
 Wadah jangan terbuat dari
4 Penyimpanan Bahan logam atau logam ringan
hingga berat.
 Tertutup sangat rapat.
 Suhu penyimpanan yang
direkomendasikan, lihat
label produk.
5 Alat Pelindung Diri  Kacamata / Goggles
pelindung yang pas dan
ketat
 Jas lab
 Respiratoe
 Jenis filter yang
direkomendasikan: filter E-
(P2)

6. Hidrogen Peroksida (H2O2)

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Hidrogen peroksida

Pernyataan hazard

H271 Dapat mengintensifkan api;


Pengoksidasi.

H302 Berbahaya jika tertelan

H318 Menyebabkan kerusakan mata


berat
2 Identifikasi Bahaya

Pernyataan pencegahan

P280 Pakai pelindung mata.

P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA


MATA: Bilas secara hati-hati dengan
air selama beberapa menit. Lepas
lensa kontak, jika digunakan dan
mudah melakukannya. Lanjutkan
membilas.
 bentuk cair
 tidak bewarna
 bau agak
3 Karakteristik Bahan
 pH 2-4 pada 20 °C
 dapat korosif pada logam
 titik lebur -26°C
4 Penyimpanan Bahan Kondisi penyimpanan yang
aman,termasuk adanya
inkompatibilitas

Wadah yang tidak mengandung


logam. Tutup wadah dengan cara
tertentu agar memungkinkan
tekanan internal untuk keluar (misal
katup tekanan berlebih). Tertutup
sangat rapat. Lindungi dari cahaya.
Jangan gunakan dekat bahan-bahan
yang mudah terbakar.

Suhu penyimpanan yang


direkomendasikan, lihat label
produk.
 Perlindungan mata/wajah
 Kacamata / Goggles
pelindung yang pas dan
ketat
5 Alat Pelindung Diri
 sarung tangan lateks
 Perlindungan pernapasan
 Jenis filter yang
direkomendasikan: filter NO

7. Bromine (Br)

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Bromine
2 Identifikasi Bahaya

Pernyataan hazard

H314 Menyebabkan luka bakar kulit


yang parah dan kerusakan mata

H330Fatal bila terhirup

H400Sangat toksik bagi kehidupan


perairan.

Pernyataan pencegahan

P260Jangan menghirup debu/ asap/


gas/ kabut/ uap/ semburan.

P273 Hindarkan pelepasan ke


lingkungan.
P280 Kenakan sarung tangan
pelindung/ pakaian pelindung/
pelindung mata/ pelindung wajah/
perlindungan pendengaran.

P303+P361+P353 JIKA TERKENA


KULIT (atau rambut): Tanggalkan
segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilas kulit dengan air.

P304 + P340 + P310JIKA TERHIRUP:


Pindahkan korban ke udara segar dan
posisikan yang nyaman untuk
bernapas. Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau
dokter/ tenaga medis.

P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA


MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa
menit.Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
 bentuk cair
 warna coklat
 bau mencekik
 ambang bau tidak tersedia
3 Karakteristik Bahan
informasi
 pH tidak tersedia informasi
 titik lebur -7,2°C
 titik didih 58,8°C
Persyaratan bagi area penyimpanan
dan wadahTertutup sangat rapat.
Simpan di tempat yang berventilasi
baik.

Simpan dalam tempt terkunci atau di


tempat yang hanya bisa dimasuki
oleh orang-orang yang mempunyai
4 Penyimpanan Bahan kualifikasi atau berwenang. Jangan
simpan dalam wadah polietilen.

Tangani dan buka wadah dengan


hati-hati

Kelas penyimpanan

sangat toksik
5 Alat Pelindung Diri  kacamata pelindung yang pas
 sarung tangan
 perlindungan pernapasan
 Jens filter yang
direkomendasikan: Filter tipe
B

8. Asam Oksalat (C2H2O4)

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Kalium Hidroksida

Pernyataan hazard

H302 + H312 Berbahaya jika tertelan


atau terkena kulit.

H318 Menyebabkan kerusakan mata


yang serius.

2 Identifikasi Bahaya

Pernyataan pencegahan

P302 + P352 JIKA TERKENA KULIT:


Cuci dengan banyak sabun dan air.

P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA


MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.

P313 Dapatkan nasehat/perhatian


medis
 Bentuk padat
 Warna putih
 Bau Tak berbau
3 Karakteristik Bahan
 Ambang Bau Tidak berlaku
 pH kira-kira 1 pada 100 g/l
20 °C
Kondisi penyimpanan Tertutup
4 Penyimpanan Bahan
sangat rapat. Kering
5 Alat Pelindung Diri  Sarung tangan
 masker
 Jas lab

9. Aseton ((CH3)2CO)

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Aseton

Pernyataan hazard

H225 Cairan dan uap amat mudah


menyala.

H319 Menyebabkan iritasi mata yang


serius.

H336 Dapat menyebabkan


2 Identifikasi Bahaya mengantuk dan pusing. EUH066
Pendedahan berulang-kali dapat
menyebabkan kulit kering atau
pecah-pecah.

Pernyataan pencegahan

P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA


MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika
memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
 Bentuk cair
 Tidak berwarna Bau seperti
buah
 Ambang Bau 0,1 - 662,5 ppm
3 Karakteristik Bahan
 pH 5 - 6 pada 395 g/l 20 °C
 Titik lebur -95,4 °C
 Titik didih/rentang didih 56,2
°C pada 1.013 hPa
Simpan di tempat berventilasi baik.
4 Penyimpanan Bahan
Jaga wadah tertutup kedap/rapat
5 Alat Pelindung Diri  Sarung tangan
 masker
 Jas lab

10. Fenol (C12H10Cl2O

No MSDS Keterangan
1 Identitas Bahan Fenol
2 Identifikasi Bahaya

Pernyataan hazard

H301 + H311 Beracun apabila


tertelan atau terkena kulit.

H314 Menyebabkan luka bakar pada


kulit dan kerusakan mata yang
serius.

H331 Beracun bila terhirup.

H341 Diduga menyebabkan


kerusakan genetis.

Pernyataan pencegahan

P280 Gunakan pakaian/


sarungtangan pelindung / pelindung
mata/ muka.

P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN:


Berkumurlah. JANGAN memancing
muntah.

P304 + P340 JIKA TERHIRUP:


Pindahkan korban ke udara segar
dan baringkan dengan posisi yang
nyaman untuk bernafas.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA
MATA: Bilas secara hati-hati dengan
air selama beberapa menit. Lepas
lensa kontak, jika digunakan dan
mudah melakukannya. Lanjutkan
membilas.

P309 + P310 Jika terpapar atau Anda


merasa tidak sehat: Segera telponlah
PUSAT RACUN atau dokter.
 Bentuk cair
 Tidak berwarna
 Tidak ada bau tajam yang
3 Karakteristik Bahan diketahui.
 Ambang Bau Tidak tersedia
informasi.
 Titik nyala 79 °C
Tertutup sangat rapat. Simpan di
tempat yang berventilasi baik.
Simpan dalam tempat terkunci atau
4 Penyimpanan Bahan di tempat yang hanya bisa dimasuki
oleh orang-orang yang mempunyai
kualifikasi atau berwenang. Simpan
pada +15°C hingga +30°C.
 Sarung tangan
 Pelindung pernapasan filter
5 Alat Pelindung Diri A
 Pelindung mata dan wajah
 Jas lab

C. Kesimpulan
Keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium sangat penting dan perlu
perhatian khusus karena sangat terkait dengan kinerja dosen/peneliti maupun
mahasiswa. Semakin mencukupi tersedianya fasilitas keselamatan dan keamanan
kerja maka akan semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.Dalam
tingkat kebahayaannya, setiap senyawa ataupun unsur kimia di tunjukkan dalam
MSDS atau disebut (Material Safety Data Sheet). MSDS ini merupakan hal yang
wajib dipelajari sebelum laboran berkutat dengan senyawa- senyawa di
laboratorium.

D. Referensi
Kusumastuti, Rahayu & Itjeu karliana. 2008. Pengenalan MSDS Bahan Kimia
dalam Proses Reaksi Bunsen untuk Menunjang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Sigma Epsilon. Vol 12, No 4
Tim Kimia Fisika UNP. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 2. Padang:
Universitas Negeri Padang
Tim Kimia Fisika UNP. 2019. Penuntunu Praktikum Kimia Fisika 1. Padang:
Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai