Dibuat Oleh:
Octry Eliza Mamoto
202141251
PERSIAPAN
NATS PEMBIMBING
P : Yosua 1:9
“Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke
mana pun engkau pergi.”
MENYANYI KLIK NO.332 AKU HENDAK BERSYUKUR
Aku hendak bersyukur kepada-Mu denga segenap hatiku
Aku s’lalu bersujud ke arah bait-Mu yang kudus
Reff Sebab kasih setia-Mu Tuhan, sebab kasih setia-Mu
Janji-Mu Tuhan melebihi segalanya dan ‘ku bersyukur
Aku hendak bersyukur sebab setia-Mu kepadaku
Aku selalu bernyanyi tetang perbuatan tangan-Mu yang ajaib Reff...
PERSEMBAHAN
P : Marilah kita membawa persembahan ke kotak persembahan. Sementara
memberi persembahan kita menyanyi bersama-sama:
KJ NO.367:1-6 PADAMU TUHAN DAN ALLAHKU
PadaMu, Tuhan dan Allahku, kupersembahkan hidupku:
dariMu jiwa dan ragaku, hanya dalamMu 'ku teduh.
Hatiku yang Engkau pulihkan padaMu juga kuberikan.
Di dalam Yesus Kaunyatakan, ya Bapa, isi hatiMu:
curahan kasih, kesukaan Engkau limpahkan bagiku.
Andaikan orang menyadari, niscaya, Tuhan, Kau dicari.
Kumuliakan kuasa kasih, yang dalam Yesus terjelma;
'ku berserah sebulat hati di dalam arus rahmatNya.
Diriku tak kuingat lagi, lautan kasih kuselami.
Betapa Kau mencari aku, hatiMu rindu padaku.
Kauraih aku kepadaMu membuat aku milikMu.
Diriku sudah Kaukasihi, Kau jualah yang aku pilih.
NamaMu, Yesus, suci agung, ya Sumber kasih kurnia;
padamu datanglah umatMu mencari hidup yang baka.
Yang bertelut bertadah-tangan, berlimpah-limpah Kaukenyangkan.
Ya Yesus, namaMu kiranya dalam hatiku tertera, supaya
dalam hidupku nyatalah: Seluruh kata dan
kerjaku biar penuh dengan namaMu
DOA UMUM
P : Marilah kita berdoa...
BERKAT
P : Terimalah berkat Tuhan dan pergilah dengan selamat;
Tuhan memberkati dan melindungi saudara-saudara;
Tuhan menyinari dengan wajah-Nya dan memberi saudara-saudara kasih karunia;
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada saudara-saudara dan memberi saudara-
saudara damai sejahtera
J : Amin, amin, amin, amin, amin (dinyanyikan)
(jemaat duduk)
Saat Teduh
Hari ini, kita semua boleh memasuki Tahun Baru, 1 Januari 2023. Tahun 2022 yang boleh kita lewati, mungkin
sebagian kita merasa bahwa tahun 2022 adalah tahun yang penuh pergumulan, bukan hanya karena masih
banyaknya persoalan-persoalan yang belum terjawab dan terselesaikan di tahun 2022. Tetapi juga ada berbagai
pergumulan menyangkut persoalan yang terjadi di tengah bangsa dan negara kita, tetapi juga hal-hal yang
berhubungan dengan iman dan pengharapan hidup di masa datang.
Kita awali tahun yang baru ini dengan kembali belajar bersama melalui bacaan Alkitab menurut Wahyu
21: 1-8. Kitab Wahyu adalah kitab yang dikenal sebagai sebuah kitab yang berbicara mengenai kehancuran dan
kerusakan, kejadian yang mengerikan, dan kejadian-kejadian aneh lainnya. Sehingga banyak orang Kristen
yang tidak dapat memahami dan kurang mengerti maksud kitab Wahyu sebenarnya. Tetapi kemudian kita tahu,
bahwa ternyata kitab Wahyu banyak menggunakan simbol-simbol, angka-angka yang memiliki makna tertentu.
Ini ada kaitannya dengan maksud dari penulis kitab Wahyu yakni Yohanes, yang ketika itu diperhadapkan
dengan masa di mana umat Kristen pada abad I sedang mengalami berbagai penderitaan penganiayaan di bawah
kekaisaran Romawi. Kalau kita membaca sejarah, maka kita akan mendapati bahwa orang Kristen pada abad I
mengalami banyak sekali pergumulan, selalu menderita, oleh karena iman mereka. Banyak orang di saat itu
yang mati syahid (martir), mengalami penderitaan yang sangat berat, rasanya tidak dapat digambarkan. Jika kita
searching di internet apa saja yang dialami oleh umat Kristen saat itu, banyak gambar yang ditunjukkan,
contohnya ada yang dieksekusi mati dengan dibalut lilin, diikat dan dijadikan obor penerang dalam pesta,
disiksa seperti Yesus, dilempari batu, dan banyak lagi. Oleh karenanya, kitab Wahyu ini menjadi pesan untuk
meneguhkan umat Kristen di saat itu.
Secara spesifik, kitab Wahyu 21 : 1-8 berbicara tentang sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan
datang, seperti: Langit yang baru dan bumi yang baru, Yerusalem yang baru yang akan turun dari sorga, kemah
Allah akan ada di antara manusia, dan Dia akan bersama-sama dengan manusia, Ia akan menghapus air mata
mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, ratap tangis, dukacita; pernyataan Allah
bahwa Dia adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang haus akan Dia beri minum dengan
cuma-cuma dari mata air kehidupan; siapa yang menang, maka ia akan memperoleh semuanya itu, dan Allah
akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Nya. Ungkapan-ungkapan itu merupakan berita nubuatan atau
sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam situasi yang dialami umat Kristen abad I, berita
kitab Wahyu ini menjadi berita yang kontekstual bagi umat Kristen Yahudi masa itu, berita yang disampaikan
dalam bahasa-bahasa simbolis yang hanya dapat dimengerti oleh mereka.
Yohanes, penulis kitab Wahyu mendapatkan penglihatan mengenai apa yang akan terjadi, yakni sesuatu
yang baru. Ungkapan-ungkapan ayat bacaan kita menjadi berita pengharapan yang didasarkan atas iman dari
umat Kristen mula-mula. Mereka benar-benar mempunyai iman yang teguh di tengah penganiayaan yang sadis
itu. Penganiayaan yang telah memakan korban yang banyak, tetapi umat Kristen mula-mula terus bertahan
dalam iman kepada Tuhan Yesus. Akhirnya melalui berita kitab Wahyu ini iman mereka semakin kokoh dan
teguh. Mereka sangat yakin bahwa langit dan bumi ini akan lenyap dan akan digantikan dengan langit dan bumi
yang baru, Yerusalem akan menjadi Yerusalem yang baru. Kota Yerusalem yang baru di mana tidak akan ada
lagi air mata, perkabungan dan ratap tangis atau dukacita yang sudah menjadi bagian hidup keseharian mereka
di tengah penganiayaan di zaman Romawi, ketika dipimpin oleh kaisar-kaisar yang bengis. Semuanya telah
berlalu dan akan digantikan dengan yang baru. Di tengah penderitaan penganiayaan, berita kitab Wahyu ini
telah menjadi berita yang menguatkan dan memberi harapan bagi umat Kristen mula-mula. Pengharapan
tentang kehidupan di masa yang akan datang, telah menjadikan mereka kuat menghadapi kehidupan di masa itu,
juga menjadikan mereka menjadi tidak takut atas berbagai ancaman. Iman yang mereka miliki tetap kokoh
walaupun mereka harus mati akibat penganiayaan.
Saat ini, kita semua telah berada di tahun yang baru, tahun 2023, tetapi persoalan dan tantangan akan
selalu ada. Kita tidak boleh berpikir dan bertidak segampang membalikkan telapak tangan. Hidup kita akan
terus berlangsung dan akan diperhadapkan dengan berbagai tantangan dan pergumulan baru. Memang apa yang
telah dihadapi oleh jemaat mula-mula berbeda dengan yang kita hadapi sekarang. Tetapi haris kita ingat bahwa
persoalan hidup tidak pernah selesai apakah itu bersifat pribadi, keluarga, jemaat dan masyarakat. Hal yang
perlu kita pelajari dari bagian Alkitab ini adalah bahwa kita harus memiliki pengharapan. Pengharapan yang
didorong oleh iman tidak hanya harus terfokus pada persoalan-persoalan yang terjadi saat ini, tetapi juga pada
kehidupan nanti ke depan. Persoalan hidup tidak mungkin kita hindari, tetapi kita bisa mengahadapinya bersama
Tuhan. Sikap optimis harus terus kita bangun dalam menyikapi hidup ini. Kalau di tahun yang lalu mungkin
kita pernah gagal, maka di tahun yang baru ini kita boleh menjadikan tahun untuk mengevaluasi kegagalan kita.
Sikap hidup ini akan mendorong kita untuk merebut peluang-peluang yang ada. Marilah kita meyakini, hidup
kita akan berubah, kita akan menjadi orang yang menghormati dan bertanggungjawab kepada Tuhan dan ketika
kita sudah menjadi orang-orang yang sukses sesuai cita-cita kita. Kita ingin pakai kesuksesan itu untuk
memuliakan Tuhan, memberkati sesama kita. Pada akhirnya semua sikap kita itu akan memberi pengharapan
untuk kita pada hidup yang sesungguhnya, itulah hidup yang kekal di langit yang baru dan bumi yang baru, juga
di Yerusalem baru. Selamat bagi kita semua, yang masih diberi kesempatan untuk menapaki tahun ini. Mari
berjuang menjalani tahun baru ini, dan jangan lupa untuk terus melibatkan Tuhan. Amin