Laporan - 10111810013014 - Geralda Nurry Arifa 2

TUGAS BESAR
PROYEK REKAYASA STRUKTUR GEDUNG BETON VC191527
NAMA : GERALDA NURRY ARIFA

NRP : 10111810013014
DOSEN PENGAJAR :
Dr. Ir. Dicky Imam Wahyudi, M.S.
Dimas Pustaka Dibiantara, S.T., M.Sc
DOSEN ASISTENSI :
Dimas Pustaka Dibiantara, S.T., M.Sc
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI

REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
BANGUNAN SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Besar Proyek Rekayasa Struktur
Gedung Beton.
Tugas Besar ini dibuat berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dan
perolehan referensi dari buku maupun internet yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan
perkuliahan mahasiswa pada mata kuliah Proyek Rekayasa Struktur Gedung Beton. Sehingga
dengan adanya Tugas Besar ini diharapkan dapat membantu kita untuk memahami lebih
dalam tentang langkah-langkah perhitungan dalam merencanakan gedung beton, dan dapat
mengalisa parameter – parameter yang digunakan dalam merencanakan gedung beton yang
nantinya bangunan tersebut bisa digunakan senyaman dan seefisien mungkin bagi pengguna.
Saya menyadari bahwa meskipun saya telah berusaha sebaik mungkin dalam
menyelesaikan tugas besar ini, hasilnya belum sempurna dan tentu masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan laporan ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan asisten
dosen yang telah memberikan materi dan arahan dalam mengerjakan tugas besar ini. Dan
tidak lupa juga kepada teman-teman yang telah membantu proses perhitungan, dan memberi
sumbangan pemikiran dalam menyelesaikan tugas besar ini. Semoga tugas besar ini dapat
bermanfaat dan membantu para pembaca dalam memperoleh pengetahuan mengenai Proyek
Rekayasa Struktur Gedung Beton.
Ngawi, 13 Januari 2020
Penyusun
|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 2

FAKULTAS VOKASI

FAKULTAS VOKASI
Kampus ITS Manyar, Jalan Menur No. 127, Surabaya 60116
Telp. 031-5947637, Faks. 031-5938025
http://www.dtis.its.ac.id
SOAL PROYEK REKAYASA STRUKTUR GEDUNG BETON VC191527

PROGRAM TRPPBS SEMESTER GASAL 2020-2021
Nama : Geralda Nurry Arifa

NRP / Kelas : 10111810013014 / ……………. A
Dosen Pembimbing : Dimas P. Dibiantara, S.T., M.Sc.
Tanggal penyerahan tugas : ……………………………………….
Tandatangan Dosen Pembimbing : ……………………………….
Tujuan:
Melalui tugas ini mahasiswa dilatih untuk mampu menguasai perhitungan dan
penggambaran desain struktur beton bertulang bangunan gedung 3 lantai dengan
menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) sampai pada
kebutuhan tulangan pelat, balok dan kolom per-m3 beton.
Bangunan 3 lantai simetris dan beraturan seperti tergambar di bawah ini :
h2
h2
h1 l1
b1 l2
b2
l1
b1
Gambar 1 Konfigurasi Struktur

FAKULTAS VOKASI
Informasi bangunan sbb. : (coret yang tak diperlukan)
1. Fungsi bangunan : Ruang Arsip / Perkantoran / Ruko / Apartemen

2. Lokasi : Surabaya / Yogyakarta / Bandung / Semarang
3. Data tanah terlampir
Gambar 2 Drilling Log

FAKULTAS VOKASI
4. Dimensi SRPM (lihat Gambar 1)

 b1 (4.00 s/d. 9.00 m) : 8 ; b2 (4.00 s/d. 6.00 m) : 4
 l1 (4.00 s/d. 9.00 m) : 6 ; l2 (4.00 s/d. 6.00 m) : 5
 h1 (4.00 s/d. 5.00 m) : 5 ; h2 (3.50 s/d. 4.50 m) : 3.5
 c (1.00 s/d. 1.50 m) : 1.5
5. Mutu bahan (coret yang tak diperlukan) :
 Baja tulangan lentur fyl (MPa) : 320 / 400
 Baja tulangan geser fyv (MPa) : 240 / 320 / 400
 Beton fc’ (MPa) : 25 / 30 / 35
Yang harus dikerjakan oleh Mahasiswa:

1. Menggambar denah, tampak, dan potongan (pada kedua arah sumbu orthogonal)
bangunan
2. Merencanakan denah pembalokan, dan menentukan posisi tangga & dinding
3. Menghitung penulangan pelat, balok, kolom dan pondasi dengan memakai SNI 03-
2847-2013 dan SNI 03-1726-2012. Untuk keperluan perhitungan penulangan
balok, kolom dan pondasi, cukup 1 portal saja yang dihitung dan ditentukan
oleh dosen pembimbing tugas. Untuk penulangan pelat cukup 1 tipe pelat per-
lantai yang dihitung. Perhitungan tangga cukup 1 buah.
4. Untuk gambar yang harus diselesaikan pada akhir semester (dalam format A3)
ditetapkan sebagai berikut:
a. Denah masing-masing lantai dan atap
b. Tampak bangunan dari ke empat sisinya
c. Potongan pada kedua arah sumbu orthogonal bangunan
d. Denah pembalokan lantai dan atap
e. Penulangan pelat lantai dan atap
f. Penulangan tangga dan pondasi tangga
g. Penulangan portal yang dihitung, termasuk 1 buah sambungan balok-kolom
(SBK)
h. Denah dan penulangan pondasi & sloof
Aturan pelaksanaan Tugas Besar:

1. Dikerjakan dan diselesaikan dengan bimbingan dosen secara teratur (dalam 1
semester)
2. Untuk menghindari penjiplakan (plagiarisme), laporan ditulis tangan dengan tinta
3. Gambar menggunakan AutoCAD
4. Tidak boleh mencontoh, bila terbukti mencontoh dinyatakan TIDAK LULUS. Pada
laporan perhitungan mahasiswa diminta menuliskan pernyataan sbb.: Dengan ini
saya, (Nama & NRP) menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Proyek
Rekayasa Struktur Gedung Beton ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri.
5. Apabila tidak selesai maka secara keseluruhan MK Proyek Rekayasa Struktur Gedung
Beton dinyatakan TIDAK LULUS.

FAKULTAS VOKASI
Jadwal Asistensi dan capaian paling lambat pada penyelesaian Proyek

Minggu ke- Capaian paling lambat pada penyelesaian Proyek
3 Sudah mendapatkan soal proyek dari Dosen Pembimbing
4 Gambar layout struktur (denah, tampak dan potongan bangunan) sudah jadi
Preliminary design (perkiraan ukuran-ukuran balok, pelat dan kolom) sudah
5
jadi
6 Perhitungan & gambar penulangan pelat atap dan lantai sudah jadi
8 Perhitungan & gambar penulangan struktur tangga sudah jadi
9 Pemodelan SRPM secara 3D dan penentuan beban-bebannya sudah selesai
10 Perhitungan & gambar tulangan longitudinal balok sudah jadi
11 Perhitungan & gambar tulangan transversal balok sudah jadi
12 Perhitungan & gambar tulangan longitudinal & transversal kolom sudah jadi
13 Perhitungan & gambar tulangan SBK sudah jadi
15 Perhitungan & gambar struktur pondasi sudah jadi
Laporan akhir hasil perhitungan & gambar proyek berikut kebutuhan
16 tulangan (bestaat) pelat, balok dan kolom per-m3 (masing-masing 1 tipe saja)
sudah jadi dan siap dikumpulkan.
Penilaian Proyek ditentukan sbb.:

 Kehadiran (jumlah assistensi): minimal 10 kali asistensi dengan nilai 20%
 Penguasaan (kebenaran & kelengkapan langkah-langkah perhitungan, kemampuan
men-jawab pertanyaan, dll.): 40 %
 Penggambaran: 20%
 Laporan: 20%

FAKULTAS VOKASI
Daftar mahasiswa peserta MK Rekayasa Struktur Gedung Beton – Kelas A
No. NRP Nama Dosen Pembimbing

1 10111610013049 MOHAMMAD FIKRI ALY AMINULLAH
2 10111710010036 ABDUL MUTHOLIB
3 10111710017002 FREDDY DENOVO OIOAN MANORI Dr. Ir. Dicky Imam W.,
4 10111810013001 ALIF AHMAD FAHREZI M.S.
5 10111810013002 NUREGA ARIF WIBOWO
6 10111810013003 ARWINDA ARIBAH CAHYANI
7 10111810013004 MUHAMMAD ROBBI SEMBODO
8 10111810013005 DIMAS RAGIL DARMANTO
9 10111810013006 NUR LAILI FITRIANA
Ir. Sri Subekti, MT.
10 10111810013009 KHARISMA KEYSIA PARAMITHA
11 10111810013010 ALFATHAN ARIO PUTRO
12 10111810013011 NABILA SHAFA AULIA PUTRI
13 10111810013012 RIFQI NADHIF ARRAFID
14 10111810013013 RANU SAPUTRA DEWA MANUPUTTY
15 10111810013014 GERALDA NURRY ARIFA Dimas P. Dibiantara, S.T.,
16 10111810013015 VIRLY SHAFIRA NAZUAR M.Sc.
17 10111810013017 ADITYA TAMATEJA DIPUTRA
18 10111810013018 DISAN ANWARI SAPUTRO
19 10111810013019 ONNE MUTIARA RAMADHINI ASYAH
20 10111810013021 MUHAMMAD JATI KUSUMO
21 10111810013022 FAMUJI LESTARI
Deris Faisa, S.T., M.T.
22 10111810013023 MOHAMMAD IRFAN EFENDI
23 10111810013025 ARIF PARAMANANDA FAROS
24 10111810013029 SALSABILLA RIZKY AMALIA
25 10111810013030 MUHAMMAD FATHIN MOERDIWANTO
26 10111810013032 RAKA DHANUBRATA LAZUARDI
27 10111810013033 GAMANTARA RIZKY MILIAN WARTONO Ridho Bayuadji, S.T.,
28 10111810013034 YOVITA VIRHASNAA AMAANDA M.T., Ph.D.
29 10111810013035 HANIF AZHAR
30 10111810013041 FADILLA TUNGGA DEWI AMARTHA

FAKULTAS VOKASI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

SOAL PROYEK REKAYASA STRUKTUR GEDUNG BETON VC191527 ...................... 3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 8
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 11
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... 14
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 16
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 16
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 16
1.3. Batasan Masalah ........................................................................................................ 16
1.4. Tujuan........................................................................................................................ 17
BAB II METODOLOGI .......................................................................................................... 18
2.1. Pengumpulan Data .................................................................................................... 19
2.2. Studi Literatur ........................................................................................................... 19
2.3. Penentuan Kriteria Desain ......................................................................................... 19
BAB III PRELIMINARY ........................................................................................................ 20
3.1. Data Perencanaan ...................................................................................................... 20
3.2. Perencanaan Dimensi ................................................................................................ 20
3.2.1 Dimensi Balok ................................................................................................... 20
3.2.2 Dimensi Kolom .................................................................................................. 22
3.2.3 Dimensi Sloof .................................................................................................... 23
3.2.4 Dimensi Pelat Lantai .......................................................................................... 24
3.2.5 Dimensi Pelat Atap ............................................................................................ 30
3.2.6 Dimensi Tangga ................................................................................................. 36
BAB IV RESPON SPEKTRUM ............................................................................................. 37
4.1 SNI 1726 – 2019 metode respon spektrum ............................................................... 37
4.2 RSA PUSKIM metode respon spektrum................................................................... 43
BAB V ANALISA PEMBEBANAN ...................................................................................... 50
5.1 Data – data perencanaan ............................................................................................ 50
5.2 Pembebanan untuk input SAP ................................................................................... 50
5.2.1 Beban pelat lantai 2 ............................................................................................ 50
5.2.2 Beban pelat lantai 3 ............................................................................................ 51

FAKULTAS VOKASI
5.2.3 Beban pelat atap ................................................................................................. 51

5.2.4 Beban dinding pada balok .................................................................................. 51
5.2.5 Beban hidup rencana (SNI 1727 - 2020 Pasal 8.3) ............................................ 51
5.2.6 Beban gempa ...................................................................................................... 52
5.2.7 Kombinasi pembebanan ..................................................................................... 52
BAB VI PERMODELAN STRUKTUR .................................................................................. 53
5.3 Permodelan Struktur .................................................................................................. 53
5.4 Besaran Massa ........................................................................................................... 53
5.5 Peninjauan Terhadap Pengaruh Gempa .................................................................... 54
5.6 Faktor Skala gaya beban gempa dengan respons spektrum SAP 2000 ..................... 54
5.7 Kontrol Perioda Fundamental ................................................................................... 55
5.8 Analisa Gaya Dalam.................................................................................................. 58
BAB VII PENULANGAN ...................................................................................................... 62
7.1 Penulangan Pelat lantai ............................................................................................. 62
7.2 Penulangan Pelat Atap .............................................................................................. 70
7.3 Penulangan Tangga ................................................................................................... 77
7.4 Penulangan Balok Portal As 2 ................................................................................... 86
7.5 Penulangan Kolom .................................................................................................. 102
7.6 Penulangan Sloof..................................................................................................... 117
BAB VIII HUBUNGAN BALOK KOLOM ......................................................................... 123
8.1 Ketentuan dalam SNI 2847 – 2019 ......................................................................... 123
8.2 Data Perencanaan .................................................................................................... 124
8.3 Data – data hubungan balok kolom ......................................................................... 124
8.4 Persyaratan joint balok kolom untuk SRPMK menurut SNI 2847 – 2019 Pasal
18.8.2 125
8.5 Penulangan transversal pada joint ........................................................................... 125
8.6 Kontrol gaya geser dan kekuatan geser pada joint .................................................. 126
BAB IX DESAIN STRUKTUR PONDASI .......................................................................... 129
9.1 Data Dan Spesifikasi Perhitungan Pondasi ............................................................. 129
9.2 Perencanaan Dimensi Poer ...................................................................................... 130
9.3 Gaya Yang Terjadi Pada Pondasi ............................................................................ 131
9.4 Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang Berdasarkan Efisiensi ......................... 132
9.5 Cek Perhitungan Geser Satu Arah Pada Poer Akibat Kolom.................................. 134
9.6 Cek Perhitungan Geser Dua Arah Pada Poer Akibat Kolom Dan Tiang Pancang . 135

FAKULTAS VOKASI
9.7 Perencanaan Tulangan Lentur Poer......................................................................... 136

9.8 Perhitungan Transfer Beban Kolom Ke Pondasi .................................................... 139
9.9 Perhitungan Panjang Penyaluran ............................................................................. 141
BAB X PERHITUNGAN BESTAT ...................................................................................... 142
10.1 Data Perencanaan .................................................................................................... 142
10.2 Volume Pekerjaan Balok ......................................................................................... 142
10.3 Bestat Tulangan ....................................................................................................... 148
BAB XI KESIMPULAN ....................................................................................................... 151
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 155

FAKULTAS VOKASI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Konfigurasi Struktur ................................................................................................. 3
Gambar 2 Drilling Log............................................................................................................... 4
Gambar 3 Metodologi Pengerjaan Tugas Besar ...................................................................... 18
Gambar 4 Konfigurasi Ruang Berdasarkan Soal Tugas .......................................................... 20
Gambar 5 Denah Pelat Lantai 2 ............................................................................................... 24
Gambar 6 Denah Pelat Lantai 3 ............................................................................................... 25
Gambar 7 Tipe Pelat Lantai Yang Ditinjau ............................................................................. 25
Gambar 8 Tabel 6.3.2.1 Sni 2847 Pasal 6.3.2 .......................................................................... 26
Gambar 9 Gambar Denah Pelat Atap....................................................................................... 31
Gambar 10 Tipe Pelat Atap Yang Ditinjau ............................................................................. 31
Gambar 11 Tabel Kategori Risiko Bangunan Gedung ............................................................ 37
Gambar 12 Tabel Faktor Keutamaan Gempa .......................................................................... 37
Gambar 13 Paramater Gerak Tanah (Ss) ................................................................................. 38
Gambar 14 Parameter Gerak Tanah (S1) ................................................................................. 38
Gambar 15 Tabel Koefisien Situs, Fa ...................................................................................... 39
Gambar 16 Tabel Koefisien Situs, Fv ...................................................................................... 39
Gambar 17 Tabel Kategori Desain Seismik Berdasarkan........................................................ 40
Gambar 18 Tabel Kategori Desain Seismik Berdasarkan........................................................ 40
Gambar 19 Tabel Faktor R, Ω Cd ............................................................................................ 40
Gambar 20 Grafik Respon Spektrum ....................................................................................... 43
Gambar 21 Grafik Respon Spektrum Dengan Program Bantu Rsa Puskim ............................ 49
Gambar 22 Permodelan Struktrur Pada Program Bantu Sap2000 V22 ................................... 53
Gambar 23 Penginputan Mass Source Data Pada Sap2000 V.22 ............................................ 54
Gambar 24 Faktor Skala Gaya Pada Arah X ........................................................................... 54
Gambar 25 Faktor Skala Gaya Pada Arah Y ........................................................................... 55
Gambar 26 Tabel Faktor R Untuk Kontrol Perioda Fundamental ........................................... 55
Gambar 27 Tabel Kategori Risiko Bangunan Gedung Dan Non Gedung Untuk Kontrol
Perioda Fundamental ............................................................................................................... 56
Gambar 28 Faktor Keutamaan Gempa .................................................................................... 56
Gambar 29 Berat Bangunan Output Sap2000 V.22 ................................................................. 56
Gambar 30 Perioda Output Sap2000 V.22 .............................................................................. 57
Gambar 31 Tabel Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct Dan X .......................................... 57
Gambar 32 Tabel Koefisien Untuk Batas Atas ........................................................................ 57
Gambar 33 Gaya Geser Gempa Output Sap2000 V.22 ........................................................... 58
Gambar 34 Hasil Dari Permodelan Struktur ............................................................................ 59
Gambar 35 Momen Batang Pada Sisi Memanjang .................................................................. 59
Gambar 36 Momen Batang Pada Sisi Melintang ..................................................................... 60
Gambar 37 Momen Envelope Pada Sisi Memanjang .............................................................. 60
Gambar 38 Momen Envelope Pada Sisi Melintang ................................................................. 61
Gambar 39 Dimensi Pelat Lantai ............................................................................................. 62
Gambar 40 Tipe Pelat Lantai Yang ......................................................................................... 62
Gambar 41 Tabel Nilai Β1 Untuk Distribusi ........................................................................... 64
Gambar 42 Tabel Ρmin Untuk Pelat ........................................................................................ 64
Gambar 43 Detail Penulangan Pelat Lantai Tipe P4 ............................................................... 69

FAKULTAS VOKASI
Gambar 44 Dimensi Pelat Atap ............................................................................................... 70

Gambar 45 Tipe Pelat Atap Yang Ditinjau .............................................................................. 70
Gambar 46 Tabel Nilai Β1 Untuk Distribusi ........................................................................... 72
Gambar 47 Tabel Ρmin Untuk Pelat Satu ................................................................................ 72
Gambar 48 Detail Penulangan Pelat Atap Tipe P4 .................................................................. 77
Gambar 49 Permodelan Tangga Pada Program Bantu Sap200 V.22....................................... 77
Gambar 50 Hasil Analisa Momen Tangga Dengan Program Bantu Sap2000 V.22 ................ 78
Gambar 51 Hasil Analisa Momen Bordes Dengan Program Bantu Sap2000 V.22................. 78
Gambar 52 Penulangan Tangga ............................................................................................... 85
Gambar 53 Detail B Penulangan Tangga................................................................................. 85
Gambar 54 Detail A Penulangan Tangga ................................................................................ 85
Gambar 55 Balok Portal As 2 .................................................................................................. 86
Gambar 56 Output Sap2000 Momen Pada Lapangan.............................................................. 87
Gambar 57 Output Sap2000 Momen Pada Tumpuan Kanan................................................... 87
Gambar 58 Output Sap2000 Momen Pada Tumpuan Kiri....................................................... 88
Gambar 59 Geser Desain Untuk Balok .................................................................................... 91
Gambar 60 Perhitungan Wu Berdasarkan Output Sap2000 V.22............................................ 92
Gambar 61 Bengkokan Minimum Sengkang........................................................................... 93
Gambar 62 Ambang Batas Torsi Untuk Penampang Solid ..................................................... 95
Gambar 63 Panjang Penyaluran Tulangan Tarik ..................................................................... 98
Gambar 64 Panjang Penyaluran Tulangan Tekan .................................................................... 98
Gambar 65 Letak Pemotongan Tulangan ................................................................................ 99
Gambar 66 Penulangan Balok Bc .......................................................................................... 101
Gambar 67 Potongan 1-1 Penulangan Balok Bc.................................................................... 101
Gambar 68 Potongan 2-2 Penulangan Balok Bc.................................................................... 102
Gambar 69 Kolom Yang Ditinjau Adalah Kolom Frame 443 ............................................... 103
Gambar 70 Output Gaya Axial Tumpuan Kiri Sap2000 V.22 Kolom Atas .......................... 104
Gambar 71 Output Gaya Axial Tumpuan Kanan Sap2000 V.22 Kolom Atas ...................... 104
Gambar 72 Output Moment M3 Tumpuan Kiri Sap2000 V.22 Kolom Atas ........................ 105
Gambar 73 Output Moment M3 Tumpuan Kanan Sap2000 V.22 Kolom Atas .................... 106
Gambar 74 Output Moment M2 Tumpuan Kiri Sap2000 V.22 Kolom Atas ........................ 106
Gambar 75 Output Moment M2 Tumpuan Kanan Sap2000 V.22 Kolom Atas .................... 107
Gambar 76 Output Moment M3 Tumpuan Kiri Sap2000 V.22 Kolom Bawah..................... 107
Gambar 77 Output Moment M3 Tumpuan Kanan Sap2000 V.22 Kolom Bawah................. 108
Gambar 78 Output Gaya Axial Tumpuan Kiri Sap2000 V.22 Kolom Bawah ...................... 108
Gambar 79 Output Gaya Axial Tumpuan Kanan Sap2000 V.22 Kolom Bawah .................. 108
Gambar 80 Output Moment M2 Tumpuan Kanan Sap2000 V.22 Kolom Bawah................. 109
Gambar 81 Output Moment M2 Tumpuan Kiri Sap2000 V.22 Kolom Bawah..................... 109
Gambar 82 Diagram Sp Column Kolom Frame 443 Arah X ................................................ 110
Gambar 83 Hasil Perhitungan Momen Kapasitas Dengan Sp Column Arah X .................... 110
Gambar 84 Diagram Sp Column Kolom Frame 443 Arah Y ................................................ 111
Gambar 85 Hasil Perhitungan Momen Kapasitas Dengan Sp Column Arah Y .................... 111
Gambar 86 Luas Penampang Tulangan Transversal Minimal ............................................... 112
Gambar 87 Tabel Faktor Panjang Penyaluran Batang ........................................................... 115
Gambar 88 Penulangan Kolom Frame 443 ............................................................................ 116

FAKULTAS VOKASI
Gambar 89 Potongan 1-1 Penulangan Kolom Frame 443 ..................................................... 116

Gambar 90 Potongan 2-2 Penulangan Kolom Frame 443 ..................................................... 117
Gambar 91 Sloof Yang Ditinjau ............................................................................................ 118
Gambar 92 Tabel Ambang Batas Torsi Untuk Penampang Solid ......................................... 121
Gambar 93 Tabel Kekuatan Geser Nominal Joint Vn ........................................................... 123
Gambar 94 Hubungan Balok Dan Kolom .............................................................................. 123
Gambar 95 Tabel Kekuatan Geser Untuk Perhitungan Vn .................................................... 126
Gambar 96 Hubungan Balok Kolom Untuk Perhitungan Luas Efektif Joint ........................ 127
Gambar 97 Hubungan Balok Dan Kolom .............................................................................. 127
Gambar 98 Detail A Hubungan Balok Dan Kolom ............................................................... 128
Gambar 99 Detail B Hubungan Balok Dan Kolom ............................................................... 128
Gambar 100 Detail C Hubungan Balok Dan Kolom ............................................................. 128
Gambar 101 Bentuk Spun Pile Berdasarkan Brosur Wika Beton.......................................... 129
Gambar 102 Spesifikasi Spun Pile Berdasarkan Brosur Wika Beton.................................... 130
Gambar 103 Ilustrasi Konfigurasi Perhitungan Daya Dukung Tiang Kelompok .................. 132
Gambar 104 Konfigurasi Tiang Pancang ............................................................................... 133
Gambar 105 Mekanika Gaya Pada Poer Arah X ................................................................... 136
Gambar 106 Mekanika Gaya Pada Poer Arah Y ................................................................... 138
Gambar 107 Tabel Kekuatan Tumpu Nominal ...................................................................... 140
Gambar 108 Tabel Faktor Modifikasi Batang Ulir Dan Kawat Dalam Kondisi Tekan ........ 141
Gambar 109 Penulangan Poer ................................................................................................ 141

FAKULTAS VOKASI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rekapitulasi Preliminary Desain Dimensi Balok ....................................................... 22
Tabel 2 Rekapitulasi Preliminari Desain Dimensi Sloof ......................................................... 24
Tabel 3 Tabel Nilai Percepatan Gempa ................................................................................... 41
Tabel 4 Nilai Percepatan Gempa Dengan Program Bantu Rsa Puskim................................... 44
Tabel 5 Beban Mati Pada Pelat Lantai ..................................................................................... 63
Tabel 6 Rekapitulasi Tulangan Pelat Lantai Tipe P4............................................................... 68
Tabel 7 Beban Mati Pada Pelat Atap ....................................................................................... 71
Tabel 8 Rekapitulasi Tulangan Tarik Pelat Atap Tipe P4 ....................................................... 75
Tabel 9 Rekapitulasi Tulangan Tekan Pelat Atap Tipe P4 ...................................................... 75
Tabel 10 Rekapitulasi Tulangan Susut Pelat Atap Tipe P4 ..................................................... 76
Tabel 11 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Pelat Atap Tipe P4 ............................................ 76
Tabel 12 Rekapitulasi Penulangan Lentur Pelat Anak Tangga ............................................... 82
Tabel 13 Rekapitulasi Penulangan Susut Anak Tangga .......................................................... 82
Tabel 14 Rekapitulasi Penulangan Lentur Pelat Bordes .......................................................... 84
Tabel 15 Rekapitulasi Penulangan Susut Pelat Bordes............................................................ 84
Tabel 16 Rekapitulasi Momen Pada Balok B-C ...................................................................... 89
Tabel 17 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Lentur Balok B-C .............................................. 89
Tabel 18 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Lentur Balok B-C Untuk Perhitungan Momen
Kapasitas .................................................................................................................................. 90
Tabel 19 Rekapitulasi Momen Kapasitas Balok B-C .............................................................. 90
Tabel 20 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Geser Pada Daerah Sendi Plastis....................... 92
Tabel 21 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Geser Pada Daerah Diluar Sendi Plastis ........... 93
Tabel 22 Rekapitulasi Kebutuhan Penulangan Balok Portal As 2 ........................................... 99
Tabel 23 Output Sap2000 Kolom (Frame 443) ..................................................................... 103
Tabel 24 Output Sap2000 Untuk Input Sp Column ............................................................... 103
Tabel 25 Rekapitulasi Kebutuhan Penulangan Lentur Kolom .............................................. 111
Tabel 26 Rekapitulasi Kebutuhan Penulangan Kolom .......................................................... 115
Tabel 27 Rekapitulasi Kebutuhan Penulangan Sloof............................................................. 122
Tabel 28 Perhitungan Jarak Tiang Pancang Dari Titik Pusat ................................................ 133
Tabel 29 Tipe Balok Induk Arah Memanjang ....................................................................... 142
Tabel 30 Berat Tulangan ........................................................................................................ 142
Tabel 31 Volume Tulangan Balok Tipe A-B ......................................................................... 143
Tabel 32 Volume Tulangan Balok Tipe B-C ......................................................................... 143
Tabel 33 Volume Tulangan Balok Tipe C-D ......................................................................... 143
Tabel 34 Volume Tulangan Balok Tipe D-E ......................................................................... 143
Tabel 35 Volume Tulangan Balok Tipe E-F.......................................................................... 144
Tabel 36 Volume Tulangan Balok Tipe G-H ........................................................................ 144
Tabel 37 Volume Tulangan Balok Tipe H-I .......................................................................... 144
Tabel 38 Volume Tulangan Balok Tipe I-J ........................................................................... 144
Tabel 39 Volume Tulangan Balok Tipe J-K .......................................................................... 145
Tabel 40 Volume Tulangan Balok Tipe K-L ......................................................................... 145
Tabel 41 Volume Tulangan Balok Tipe M-N ........................................................................ 145
Tabel 42 Volume Tulangan Balok Tipe N-O ........................................................................ 145
Tabel 43 Volume Tulangan Balok Tipe O-P ......................................................................... 146

FAKULTAS VOKASI
Tabel 44 Volume Tulangan Balok Tipe P-Q ......................................................................... 146

Tabel 45 Volume Tulangan Balok Tipe Q-R ......................................................................... 146
Tabel 46 Bestat Tulangan Pilecap.......................................................................................... 148
Tabel 47 Bestat Tulangan Kolom .......................................................................................... 148
Tabel 48 Bestat Tulangan Sloof ............................................................................................. 149
Tabel 49 Bestat Tulangan Balok ............................................................................................ 149
Tabel 50 Bestat Tulangan Tangga ......................................................................................... 150
Tabel 51 Bestat Tulangan Pelat Tipe P4 ................................................................................ 150
Tabel 52 Kesimpulan Preliminari Desain .............................................................................. 151
Tabel 53 Kesimpulan Penulangan Pelat Lantai ..................................................................... 151
Tabel 54 Kesimpulan Penulangan Pelat Atap ........................................................................ 151
Tabel 55 Kesimpulan Penulangan Lentur Tangga ................................................................. 152
Tabel 56 Kesimpulan Penulangan Susut Tangga................................................................... 152
Tabel 57 Kesimpulan Penulangan Balok ............................................................................... 152
Tabel 58 Kesimpulan Penulangan Kolom ............................................................................. 154
Tabel 59 Kesimpulan Penulangan Sloof ................................................................................ 154

FAKULTAS VOKASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang menempati zona tektonik yang
sangat aktif karena tiga lempeng besar dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya
saling bertemu di wilayah Indonesia dan membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng.
Hal ini menyebabkan Indonesia sering dilanda oleh gempa bumi. Gempa bumi yang
sering terjadi dapat mengakibatkan kerugian yang timbul berupa kerugian materi,
kerusakan infrastruktur dan bangunan, serta kemungkinan jatuhnya korban jiwa.
Kondisi inilah yang menuntut agar konstruksi bangunan yang dibangun harus
memenuhi kaidah bangunan tahan gempa agar bangunan tidak mengalami keruntuhan
ketika terjadi gempa.
Bangunan yang direncanakan adalah Ruko yang terletak di Bandung. Bangunan
ini didesain dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK). Bangunan ini memiliki 3 lantai dan jenis tanah termasuk kelas situs SE
(tanah lunak). Gedung ini termasuk dalam kategori resiko II karena termasuk
bangunan ruko.
Berdasarkan uraian diatas dan mengacu pada SNI 1726-2019. Struktur gedung
ruko ini termasuk kategori resiko gempa tinggi sehingga didesain ulang menggunakan
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), sehingga struktur dapat merespon
gempa kuat tanpa mengalami keruntuhan seketika.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ditarik dalam tugas besar ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merencanakan sistem struktur bangunan yang efisien untuk ruko di
bandung dalam menahan beban gravitasi, beban layan, dan beban gempa yang
bekerja?
2. Bagaimana merencanakan dimensi elemen struktur utama, meliputi: kolom,
balok, joint balok-kolom yang efisien sesuai SNI 2847 - 2019 tentang
Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung?
3. Bagaimana menggambar hasil perencanaan menjadi bentuk gambar kerja
dengan program bantu AutoCad?
1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang ditarik dalam tugas besar ini adalah sebagai berikut:
1. Analisa model struktur gedung beton bertulang dengan Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus (SRPMK)
2. Perencanaan bangunan atas meliputi :
a) Struktur Utama : Balok, kolom, joint balok-kolom
b) Struktur Sekunder : Tangga, balok anak, dan plat lantai
3. Perencanaan bangunan bawah meliputi : sloof, pilecap, dan tiang pancang
4. Perhitungan hanya dilakukan 1 portal yang telah ditentukan

FAKULTAS VOKASI
5. Penentuan dimensi elemen struktur utama sesuai dengan SNI 2847 - 2019
tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
6. Penentuan beban gempa dilakukan dengan metode analisa beban respons
spektrum sesuai SNI 1726 – 2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untu Struktur Gedung Bangunan Gedung dan Non-gedung
7. Penentuan beban yang bekerja pada bangunan selain beban gempa sesuai
dengan SNI 1727 – 2020 tentang Beban Minimum untuk Perancangan
Bangunan Gedung dna Struktur Lain
8. Tidak memperhitungkan anggaran biaya
9. Desain ini tidak termasuk memperhitungkan sistem utilitas bangunan,
perencanaan pembuangan saluran air bersih dan kotor, instalasi/jaringan listrik,
finishing dan hal bersifat arsitektural lainnya
1.4. Tujuan
Tujuan dalam penulisan laporan perencanaan struktur gedung baja ini adalah sebagai
berikut:
1. Merencanakan komponen struktur bangunan yang mampu untuk menahan
beban gravitasi, beban layan, dan beban gempa yang bekerja
2. Merencanakan dimensi elemen struktur utama, meliputi : kolom, balok, joint
balok-kolom yang efisien dan sesuai SNI 2847 - 2019 tentang Persyaratan
Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
3. Merencanakan dimensi elemen struktur sekunder, meliputi: plat dan tangga
yang efisien
4. Mampu menggambar hasil perencanaan menjadi bentuk gambar kerja dengan
program bantu AutoCad

FAKULTAS VOKASI
BAB II
METODOLOGI
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam Desain Struktur Bangunan Gedung

Ruko di Bandung menggunakan SRPMK:
START
Perhitungan Struktur
Pondasi
(Poer, Sloof, Tiang Pancang)
Pengumpulan Data dan
Studi Literatur
Modifikasi dan Penentuan Analisa Gaya Dalam

Kriteria Desain (M, N, D)
Preliminary
Perhitungan Penulangan
Permodelan Struktur
Pembebanan dan Analisis

Struktur Cek
(Menggunakan SAP 2000v.19) Persyaratan
Tidak
Memenuhi n
Sekunder
(Plat, Tangga, dan Balok Anak) Gambar Rencana
Primer FINISH
(Balok, Kolom, HBK)
Gambar 3 Metodologi Pengerjaan Tugas Besar

FAKULTAS VOKASI
2.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan dan pencarian data untuk keperluan desain gedung meliputi :
1. Gambar arsitektur dan gambar struktur bangunan sebagaimana terlampir
2. Data tanah untuk perencanaan sebagaimana terlampir
2.2. Studi Literatur
Mempelajari literatur yang berakitan dengan perancangan dan peraturan-peraturan yang
dipakai pada perencanaan struktur gedung, antara lain:
1. Badan Standarisasi Nasional. 2019. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung (SNI 2847 – 2019).
2. Badan Standarisasi Nasional. 2019. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non gedung (SNI 1726 - 2019).
3. Badan Standarisasi Nasional. 2020. Beban minimum untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727 – 2020).
2.3. Penentuan Kriteria Desain
Gedung arsip ini berdasarkan SNI 1726 – 2019 tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, dengan data
sebagai berikut:
• Tipe Bangunan : Bangunan Ruko (Kategori resiko II)
• Klasifikasi Situs Tanah : SE (Tanah Lunak)
• Kategori Desain Seismik :D
Untuk itu sistem struktur harus didesain menggunakan penahan beban lateral yang
memenuhi persyaratan detailing khusus atau memiliki tingkat daktilitas penuh, sehingga
bangunan ruko Bandung ini didesain dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK).

FAKULTAS VOKASI
BAB III
PRELIMINARY
3.1. Data Perencanaan

1. Fungsi bangunan = Ruko
2. Lokasi = Bandung
3. Jarak dan tinggi kolom
- Lebar bangunan =6 m
- Panjang bangunan =8 m
- Tinggi bangunan =5 m
- Panjang kantilver = 1.5 m
4. Mutu Bahan
- Baja tulangan lentur (fyl) = 320 Mpa
- Baja tulangan geser (fyv) = 240 Mpa
- Beton (fc') = 35 Mpa
Gambar 4 Konfigurasi Ruang Berdasarkan Soal Tugas

3.2. Perencanaan Dimensi
Perencanaan dimensi yang dilakukan terdiri perencanaan dimensi balok, kolom,
sloof, pelat lantai, pelat atap, dan tangga
3.2.1 Dimensi Balok

Preliminary desain balok menurut SNI 03-2847-2019, Pasal 9.3.1.1, Tabel
9.3.1.1 bertujuan untuk memperkirakan lebar dan tinggi balok. Tinggi

FAKULTAS VOKASI
minimum balok (hmin) tanpa memperhitungkan lendutan dimana tinggi

minimum untuk balok tertumpu sederhana adalah:
𝑙
ℎ𝑚𝑖𝑛 =
16
Sedangkan untuk tinggi minimum balok anak adalah:
𝑙
ℎ𝑚𝑖𝑛 =
21
Sedangkan untuk tinggi minimum balok kantilever adalah:
𝑙
ℎ𝑚𝑖𝑛 =
8
Sedangkan untuk lebar balok diestimasikan berkisar antara ½ sampai 2/3 dari
tinggi balok.
Preliminary Balok Induk Memanjang

L = 800 cm
hmin = 1 𝐿
16
= 1 × 800
16
= 50 cm
h digunakan = 55 cm
2
bmin = h
3
2
= × 55
3
= 36.67 cm ≈ 40 cm
Dimensi balok induk memanjang yang digunakan 40/55
Preliminary Balok Induk Melintang

L = 600 cm
1
hmin = 16 𝐿
1
= × 600
16
= 38 cm
h digunakan = 40 cm
2
bmin = h
3
2
= × 40
3
= 27 cm ≈ 30 cm

FAKULTAS VOKASI
Preliminary Anak Arah Memanjang dan Melintang

L = 800 cm
hmin = 1 𝐿
21
= 1 × 800
21
= 38 cm
h digunakan = 40 cm
2
bmin = h
3
2
= 3 ×40
= 26.67 cm ≈ 30 cm
Rekapitulasi preliminari desain dimensi balok yang digunakan :
Tabel 1 Rekapitulasi Preliminary Desain Dimensi Balok
No. Elemen Ukuran

1 Balok induk memanjang 40 / 55
2 Balok induk melintang 30 / 40
3 Balok anak 30 / 40
3.2.2 Dimensi Kolom

Dalam perencanaan struktur kolom digunakan sifat struktur "strong coloum,
weak beam". Maka digunakan perbandingan antara kolom dan balok sebagai
berikut :
𝐿 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐿 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
≥
𝐼 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐼 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
Diasumsikan b kolom = h kolom, maka :
𝐿 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
1 3
12 × 𝑏𝑘 × ℎ𝑘
𝐿 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
𝐿≥𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐿 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
14 ≥
ℎ𝑘
12
× 𝑏𝑏 𝑏𝑏ℎ𝑏
× × 3ℎ𝑏 3
𝐿𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 × 𝑏𝑏 × ℎ𝑏 3
ℎ𝑘 4 =
𝐿 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
500 × 40 × 553
ℎ𝑘 4 =
800
Hk = 45.2 cm hk = 50 cm
bk = 50 cm
Dimensi penampang terkecil kolom menurut SNI 2847 2019 Pasal 18.7.2.1

FAKULTAS VOKASI
hk > 30 cm
50 > 30 cm OKE
Rasio dimensi kolom menurut SNI 2847 2019 Pasal 18.7.2.1

hk/bk > 0.4
1 > 0.4 OKE
Dimensi kolom yang digunakan 50/50
3.2.3 Dimensi Sloof

Dalam perencanaan dimensi sloof digunakan perbandingan antara kolom
dengan sloof sebagai berikut :
𝐼 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐼 𝑠𝑙𝑜𝑜𝑓
≥
𝐿 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐿 𝑠𝑙𝑜𝑜𝑓
Preliminary sloof arah memanjang
Diasumsikan b sloof = 2/3 h sloof, maka :
1 1
× 𝑏𝑘 × ℎ𝑘 3 × 𝑏𝑠 × ℎ𝑠 3
12 ≥ 12
𝐿 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑏𝑘 × ℎ𝑘 3
≥
𝐿 𝑠𝑙𝑜𝑜𝑓 2 4
3 × ℎ𝑠
2 4 𝐿𝑆𝑙𝑜𝑜𝑓 × 𝑏𝑘 × ℎ𝑘 3
ℎ𝑠 =
3 𝐿 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
2 4
ℎ𝑠
3
800 × 50 × 503
hs = 62 cm= 500
hs digunakan = 65 cm
bs = 43 cm
bs digunakan = 45 cm
Dimensi sloof arah memanjang yang digunakan 45 / 65
Preliminary sloof arah melintang

Diasumsikan b sloof = 2/3 h sloof, maka :
1 3 1 3
12 × 𝑏𝑘 × ℎ𝑘 ≥ 12 × 𝑏𝑠 × ℎ𝑠
𝐿 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑏𝑘 × ℎ𝑘 3
≥
𝐿 𝑠𝑙𝑜𝑜𝑓 2
× ℎ𝑠 4
3
2 4 𝐿𝑆𝑙𝑜𝑜𝑓 × 𝑏𝑘 × ℎ𝑘 3
ℎ𝑠 =
3 𝐿 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
2 4 600 × 50 × 503
ℎ𝑠 =
3 500
hs = 56.5m
hs digunakan = 60 cm
bs = 40 cm

FAKULTAS VOKASI
bs digunakan = 45 cm
Dimensi sloof arah memanjang yang digunakan 45 / 60
Rekapitulasi preliminari desain dimensi sloof yang digunakan :

Tabel 2 Rekapitulasi Preliminari Desain Dimensi Sloof
No. Elemen Ukuran

1 Sloof arah memanjang 45 / 65
2 Sloof arah melintang 45 / 60
3.2.4 Dimensi Pelat Lantai

Dalam perencanaan tebal pelat, dipilih bagian pelat yang dianggap bisa
mewakili bagian lainnya. Pada perhitungan tebal pelat ini, akan diambil bagian
pelat dengan tipe terbanyak dan memiliki bentang terbesar yaitu pada pelat
tipe P4 dengan ukuran sebagai berikut :
- Lebar (b) = 3000 mm
- Panjang (l) = 4000 mm
- Tebal rencana = 120 mm
Gambar 5 Denah Pelat Lantai 2

FAKULTAS VOKASI
Gambar 6 Denah Pelat Lantai 3
Dipilih Plat tipe P4 karena lebih banyak digunakan berdasarkan ukurannya

Plat tipe P4 pada lantai dengan dimensi (cm) 400×300
B
300 cm
Bl
1 1l
400 cm
Gambar 7 Tipe Pelat Lantai yang ditinjau
Balok induk memanjang 40/55
Balok induk melintang 30/40
Balok anak 30/40

FAKULTAS VOKASI
- Bentang bersih sumbu panjang (lny)

lny = 𝑙𝑦 − 30 − 30
2 2
= 370 cm
- Bentang bersih sumbu pendek (lnx)
lnx = 30 30
𝑙𝑥 − −
2 2
𝑙𝑛𝑦 = 265 cm
β = 𝑙𝑛𝑥
370
= 265
= 1.4
Karena nilai β ≤ 2, maka jenis pelat yang digunakan adalah two ways slab.
Direncanakan tebal pelat = 12 cm

Balok as 1 joint B - B' = 30/40
Lebar efektif flens (be) menurut SNI 2847 Pasal 6.3.2 Tabel 6.3.2.1
Gambar 8 Tabel 6.3.2.1 SNI 2847 Pasal 6.3.2
𝑠𝑤
be = ln𝑦 𝑘𝑖𝑟𝑖 + lny 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 be = 𝑏𝑤 +
𝑏𝑤 + 2
2 370
0 +370
= 30+ 2 = 30+ 2
= 215 cm = 215 cm
be = 𝑏𝑤 + 𝑙𝑛
be = bw + 8h 8
710
= 30 + (8×12) = 30+
8
= 126 cm = 118.75 cm
Dipilih nilai terkecil, maka be = 118.75 cm
k = 𝑏𝑒 𝑡 𝑡 𝑡 2 𝑏 𝑡 3
1+( − 1) ( ) [4 − 6 ( ) + 4 ( ) + ( 𝑒 − 1) ( ) ]
𝑏𝑤 ℎ ℎ ℎ 𝑏𝑤 ℎ
𝑏𝑒 𝑡
1 + ( − 1) ( )
3.103264063
𝑏𝑤 ℎ
= 1.8875
=1.6

FAKULTAS VOKASI
Momen inersia penampang (T)

Ib = 𝑘 3
𝑏𝑤 × ℎ
×
12 3
= 1.6× 30×40
12
= 263058.1457 cm⁴
Momen inersia lajur pelat

𝑏𝑝 × 𝑡 3 1
Ip = bp = × (0 + 400)
12 2
200 × 123
= = 200
12
= 28800 cm⁴
Rasio kekakuan balok terhadap pelat
α1 = 𝐼𝑏
𝐼𝑝
263058.1457
= 28800
= 9.1
Balok as 1' joint B - B' = 30/40

Lebar efektif flens (be) menurut SNI 2847 Pasal 6.3.2 Tabel 6.3.2.1 𝑠𝑤
𝑏𝑤 + 2
2 370
370 +370 30+
= 30+ 2 = 2
= 400 cm = 215 cm
be = bw + 8h 8
800
= 30 + (8×12) = 30+ 8
= 126 cm = 118.8 cm
𝑏𝑒 𝑡 𝑡 𝑡 2 𝑏𝑒 𝑡 3
1 + ( − 1) ( ) [4 − 6 ( ) + 4 ( ) + ( − 1) ( )
k = 𝑏𝑤 ℎ ℎ ℎ 𝑏𝑤 ℎ ]
𝑏 𝑡
1 + ( 𝑒 − 1) ( )
𝑏𝑤 ℎ
3.103264063
= 1.8875
=1.6
Momen inersia penampang
3
(T)
Ib = 𝑘× 𝑏𝑤 × ℎ
12
3
= 1.6× 30×40
12
= 263058.1457 cm⁴

FAKULTAS VOKASI

𝑏𝑝 × 𝑡 3 1
Ip = bp = × (400 + 400)
12 2
400 × 123
= = 400
12
= 57600 cm⁴

α2 = 𝐼𝑏
𝐼𝑝
263058.1457
= 57600
= 4.6
Balok as B joint 1-1' = 40/55

𝑏𝑤 + 2
2 370
= 30+ 2
265 +265
= 40+ 2
= 305 cm = 225 cm
be = bw + 8h 8
710
= 40 + (8×12) = 40+ 8
= 136 cm = 128.8 cm
k = 1 + ( − 1) ( ) [4 − 6 ( ) + 4 ( ) + ( − 1) ( ) ]
𝑏 𝑡
1 + ( 𝑒 − 1) ( )
𝑏𝑤 ℎ
2.336844505
= 1.484090909
=1.6

3
Ib = 𝑘 × 𝑏𝑤 × ℎ
12
= 1.6× 40×553
12
= 873245.0332 cm⁴

FAKULTAS VOKASI

𝑏𝑝 × 𝑡 3 1
Ip = bp = × (300 + 300)
12 2
300 × 123
= = 300
12
= 43200 cm⁴
α3 = 𝐼𝑏
𝐼𝑝
873245.0332
= 43200
= 20.2
Balok as B' joint 1-1' = 30/40

𝑏𝑤 + 2
2 370
= 30+ 265 2+265 = 30+ 2
= 400 cm = 215 cm
be = bw + 8h 8
800
= 30 + (8×12) = 30+
8
= 126 cm = 118.8 cm
1 + ( − 1) ( ) [4 − 6 ( ) + 4 ( ) + ( − 1) ( )
𝑏 𝑡
1 + ( 𝑒 − 1) ( )
𝑏𝑤 ℎ
3.103264063
= 1.8875
=1.6
Ib = 𝑘 3
𝑏𝑤 × ℎ
×
12 3
= 1.6× 30×40
12
= 263058.1457 cm⁴

𝑏𝑝 × 𝑡 3 1
Ip = bp = × (189.7 + 300)
12 2
245 × 123
= = 245
12
= 35258.4 cm⁴

FAKULTAS VOKASI

α4 = 𝐼𝑏
𝐼𝑝
263058.1457
= 35258.4
= 7.5
Dari keempat balok di atas didapatkan rata - rata :

αfm = 𝛼1 + 𝛼2 + 𝛼3 + 𝛼4
4
= 10.3
αfm >2 𝑓𝑦
h = 𝑙𝑛 (0.80 + 1400)
36 + 9𝛽
= 7.836163836 cm
h < 90 mm
Dipakai tebal pelat =12 cm
Sehingga digunakan tebal pelat atap adalah 12 cm
3.2.5 Dimensi Pelat Atap

Dalam perencanaan tebal pelat, dipilih bagian pelat yang dianggap bisa
mewakili bagian lainnya. Pada perhitungan tebal pelat ini, akan diambil bagian
pelat dengan tipe terbanyak dan memiliki bentang terbesar yaitu pada pelat
tipe P4 dengan ukuran sebagai berikut :
- Lebar (b) = 3000 mm
- Panjang (l) = 4000 mm
- Tebal rencana = 100 mm

FAKULTAS VOKASI
Gambar 9 Gambar Denah Pelat Atap

Dipilih Plat tipe P4 karena lebih banyak digunakan berdasarkan ukurannya
Plat tipe P4 pada lantai dengan dimensi (cm) 400×300
B
300 cm
Bl
1 1l
400 cm
Gambar 10 Tipe Pelat Atap yang ditinjau
Balok induk memanjang 40/55
Balok induk melintang 30/40
Balok anak 30/40

FAKULTAS VOKASI
- Bentang bersih sumbu panjang (lny)

lny = 30
𝑙𝑦 −
2
30
= 370− cm
2
- Bentang bersih sumbu pendek (lnx)
lnx = 30
𝑙𝑥 −
2
30
𝑙𝑛𝑦 = 265− cm
β = 𝑙𝑛𝑥 2
370
= 265
= 1.4
Karena nilai β ≤ 2, maka jenis pelat yang digunakan adalah two ways slab.
Direncanakan tebal pelat = 10 cm

Balok as 1 joint B - B' = 30/40
Lebar efektif flens (be) menurut SNI 2847 Pasal 6.3.2 Tabel 6.3.2.1
𝑠𝑤
be = ln𝑦 𝑘𝑖𝑟𝑖 + lny 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 be =𝑏𝑤 + 2
𝑏𝑤 +
2 370
0 +370
= 30+ 2
= 30+ 2
= 215 cm = 215 cm
be = bw + 8h 7108
30+
8
= 30 + (8×10) =
= 100 cm = 118.8 cm
𝑏 𝑡 𝑡 𝑡 2 𝑏 𝑡 3
k = 1 + (𝑏 𝑒 − 1) (ℎ) [4 − 6 (ℎ) + 4 (ℎ) + (𝑏 𝑒 − 1) (ℎ) ]
𝑤 𝑤
𝑏𝑒 𝑡
1+( − 1) ( )
𝑏𝑤 ℎ
2.7
= 1.7
=1.6

Ib = 𝑏𝑤 × ℎ3
𝑘×
12
= 1.6× 30×403
12
= 263058.1457 cm⁴

𝑏𝑝 × 𝑡 3 1
× (0 + 400)
R E K A Y A S A S T R U K T U R G E D U 2N G B E T O N
| P R O Y E K 12 32
FAKULTAS VOKASI
Ip = bp =
3
= 200 × 12 = 200
12
= 16666.7 cm⁴
α1 = 𝐼𝑏
𝐼𝑝
262666.7
= 16666.7
= 16
Balok as 1' joint B - B' = 30/40

𝑏𝑤 + 2
2 370
370 +370
= 30+ 2 = 30+ 2
= 400 cm = 215 cm
be = bw + 8h 8
800
= 30 + (8×12) = 30+ 8
= 126 cm = 118.8 cm
1 + ( − 1) ( ) [4 − 6 ( ) + 4 ( ) + ( − 1) ( )
𝑏 𝑡
1 + ( 𝑒 − 1) ( )
𝑏𝑤 ℎ
0.36328125
= 1.666666667
= 0.2

3
12
3
= 1.6× 30×40
12
= 34875 cm⁴

𝑏𝑝 × 𝑡 3 1
Ip = bp = × (400 + 400)
12 2
400 × 103
= = 400
12 cm⁴
= 33333.3
𝐼𝑏
𝐼𝑝
FAKULTAS VOKASI
α2 =
34875
= 33333.3
= 1.05
Balok as B joint 1-1' = 40/55

𝑏𝑤 + 2
2 370
= 30+ 265 2+265 = 40+ 2
= 305 cm = 225 cm
be = 𝑏𝑤
be = bw + 8h 𝑙𝑛
+ 800
= 40 + (8×10) = 40+ 88
= 120 cm = 128.8 cm
1 + ( − 1) ( ) [4 − 6 ( ) + 4 ( ) + ( − 1) ( )
𝑏 𝑡
1 + ( 𝑒 − 1) ( )
𝑏𝑤 ℎ
2.074243563
= 1.5
= 1.38

3
12
= 1.6× 40×553
12
= 766893.94 cm⁴

𝑏𝑝 × 𝑡 3 1
Ip = bp = × (300 + 300)
12 2
300 × 123
= = 300
12
= 25000 cm⁴

α3 = 𝐼𝑏
𝐼𝑝
766893.94
= 25000
= 30.68

FAKULTAS VOKASI
Balok as B' joint 1-1' = 30/40

𝑏𝑤 + 2
2 370
= 30+ 265 2+265 = 30+ 2
= 295 cm = 215 cm
be = bw + 8h 8
800
= 30 + (8×10) = 30+ 8
= 110 cm = 118.8 cm
k = 1 + ( − 1) ( ) [4 − 6 ( ) + 4 ( ) + ( − 1) ( ) ]
𝑏 𝑡
1 + ( 𝑒 − 1) ( )
𝑏𝑤 ℎ
2.74
= 1.67
=1.6
3
12
3
= 1.6× 30×40
12
= 262666.67 cm⁴

𝑏𝑝 × 𝑡 3 1
Ip = bp = × (189.7 + 300)
12 2
245 × 103
= = 245
12
= 20404.17 cm⁴

α4 = 𝐼𝑏
𝐼𝑝
262666.67
= 20404.17
= 12.87
Dari keempat balok di atas didapatkan rata - rata :

αfm = 𝛼1 + 𝛼2 + 𝛼3 + 𝛼4
4
= 15
αfm >2
h = 𝑙 (0.80 + 𝑓𝑦 )
𝑛 1400
36 + 9𝛽
FAKULTAS VOKASI
= 7.836163836 cm
h < 90 mm
Dipakai tebal pelat =10 cm
Sehingga digunakan tebal pelat atap adalah 10 cm
3.2.6 Dimensi Tangga

Tangga dari lantai 1 ke lantai 2
Data – Data Perencanaan
1 Tinggi tanjakan (t) = 17.2 cm
2 Lebar injakan (i) = 28 cm
5 Lebar tangga = 125 cm
6 Panjang tangga = 491.2 cm
7 Elevasi bordes = 258.6 cm
8 Lebar bordes = 100 cm
9 Panjang bordes = 288.4 cm
10 Jumlah injakan (ni) = 29
11 Jumlah tanjakan (nt) = 30
12 Miring anak tangga (a) = 31.7⁰
Perhitungan Tebal Pelat Tangga :

𝐿
h min = 24
491.2
= 24
= 20.5 cm = 20 cm
Sehingga dipakai tebal pelat tangga 20 cm
Perhitungan Tebal Pelat Bordes :

𝐿
h min = 20
288
= 20
= 14.4 cm = 15 cm
Sehingga dipakai tebal pelat tangga 15 cm

FAKULTAS VOKASI
BAB IV
RESPON SPEKTRUM
4.1 SNI 1726 – 2019 metode respon spektrum

4.1.1 Kategori Risiko Struktur dan Faktor Keutamaan (Ie)
peraturan SNI 1726 - 2019 "Tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur bangunan gedung dan nongedung", untuk bangunan
ruko berada pada kategori risiko II
Gambar 11 Tabel Kategori Risiko Bangunan Gedung

dan Non Gedung untuk Beban Gempa
Faktor keutamaan gempa untuk struktur bangunan dengan kategori II

adalah 1 sesuai Tabel 4 SNI 1726 -2019
Ie = 1
Gambar 12 Tabel Faktor Keutamaan Gempa
4.1.2 Klasifikasi Situs untuk Desain Seismik

Penentuan kelas situs dalam tugas besar ini ditentukan berdasarkan
pengujian dan perhitungan N-SPT
Tanah Lunak = SE
4.1.3 Paramater Percepatan

Parameter Ss (Percepatan batuan dasar pada periode pendek) dan S1
(percepatan batuan dasar pada periode 1 detik) ditetapkan merujuk
pada gambar 15 dan gambar 16 pada SNI 1726 - 2019 masing-masing
nilai.

FAKULTAS VOKASI
Gambar 13 Paramater Gerak Tanah (Ss)
Gambar 14 Parameter Gerak Tanah (S1)
Berdasarkan gambar diatas S1 dan Ss Bandung adalah

S1 = 0.5
Ss = 1.0

FAKULTAS VOKASI
4.1.4 Koefisien Situs

Mencari koefisien situs didapatkan melaluai tabel 6 dan tabel 7
pada SNI 1726 – 2019
Gambar 15 Tabel Koefisien Situs, Fa
Gambar 16 Tabel Koefisien Situs, Fv
Menurut Tabel diatas, seperti yang diketahui kelas situs adalah

SE maka nilai Koefien Situs Fv dan Fa adalah:
Fa = 1.1
Fv = 2.2
4.1.5 Parameter Respon Spektra

Parameter respon spektral percepatan pada periode pendek (Sms) dan
periode 1 detik (Sm1) yang dipengaruh klarifikasi situs harus
ditentukan dengan perumusan berikut:
Sms = 𝐹𝑎 𝑆𝑆 Sm1 = 𝐹𝑣 𝑆1
= 1.1 = 1.1
4.1.6 Parameter Percepatan spektral Desain

SDS = 2 SD1 = 2 𝑆𝑀1
𝑆𝑀𝑆 3
3
= 0.7333 = 0.7333
4.1.7 Kategori Desain Seismik

Kategori desain seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada
tabel 8 dan 9 di SNI 1726 – 2019

FAKULTAS VOKASI
Gambar 17 Tabel Kategori desain seismik berdasarkan

parameter respons percepatan pada periode pendek
Gambar 18 Tabel kategori desain seismik berdasarkan

paramater respons percepatan pada periode 1 detik
Berdasarkan tabel diatas Kategori Risiko dalam laporan ini

adalah Kategori D
4.1.8 Sistem Pemikul Gaya Seismik

Sistem pemikul gaya seismik digunakan menahan gaya seismik di
masing-masing arah kedua sumbu. Masing-masin nilai R, Cd dan Ω0
harus diterapkan pada setiap sistem yang termuat pada tabel 12 SNI
1726 – 2019
Gambar 19 Tabel Faktor R, Ω Cd

FAKULTAS VOKASI
Berdasarkan tabel diatas didapati:

- Koefisien modifikasi respon, R =8
- Faktor kuat lebih sistem, Ω =3
- Faktor pembesaran defleksi, Cd = 5.5
- SRPMK
4.1.9 Perhitungan spektrum respon desain

Perhitungan spektrum respon desain diperlukan untuk dimasukkan ke
dalam permodelan sebagai beban gempa. Perhitungan menggunakan
data pada sebelumnya, perhitungan tanah.
Untuk T < To, nilai Sa didapatkan dengan persamaan,
𝑇
𝑆𝑎 = 𝑆𝐷𝑆 (0.4 + 0.6 )
𝑇𝑜
𝑆𝐷1 0.7 = 0.20
𝑇𝑜 = 0.2 = 0.2
𝑆𝐷𝑆 0.733
Sehingga T = 0
0
𝑆𝑎 = 0.7(0.4 + 0.6 )
0.20
= 0.293
Untuk T > To dan T < Ts nilai Sa = Sds

Dengan, 𝑆𝐷1
𝑇𝑠 = = 1.00
𝑆 𝐷𝑆
Untuk T > Ts , nilai Sa adalah

𝑆𝐷1
Sa =
𝑇
Sehingga,
T = Ts + 0.1 = 1 + 0.1= 1.1
0.7
= 0.667 Sa = 1.1
4.1.10 Tabel Nilai Percepatan Gempa

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapatkan nilai
percepatan gempa adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Tabel Nilai Percepatan Gempa
T Ts Sa
0 0 0.293
To 0.20 0.733
Ts 1.00 0.733
Ts + 0.1 1.10 0.667
Ts + 0.2 1.20 0.611

FAKULTAS VOKASI
Ts + 0.3 1.30 0.564

Ts + 0.4 1.40 0.524
Ts + 0.5 1.50 0.489
Ts + 0.6 1.60 0.458
Ts + 0.7 1.70 0.431
Ts + 0.8 1.80 0.407
Ts + 0.9 1.90 0.386
Ts + 1.0 2.00 0.367
Ts + 1.1 2.10 0.349
Ts + 1.2 2.20 0.333
Ts + 1.3 2.30 0.319
Ts + 1.4 2.40 0.306
Ts + 1.5 2.50 0.293
Ts + 1.6 2.60 0.282
Ts + 1.7 2.70 0.272
Ts + 1.8 2.80 0.262
Ts + 1.9 2.90 0.253
Ts + 2.0 3.00 0.244
Ts + 2.1 3.10 0.237
Ts + 2.2 3.20 0.229
Ts + 2.3 3.30 0.222
Ts + 2.4 3.40 0.216
Ts + 2.5 3.50 0.210
Ts + 2.6 3.60 0.204
Ts + 2.7 3.70 0.198
Ts + 2.8 3.80 0.193
Ts + 2.9 3.90 0.188
Ts + 3.0 4.00 0.183
Ts + 3.1 4.10 0.179
Ts + 3.2 4.20 0.175
Ts + 3.3 4.30 0.171
Ts + 3.4 4.40 0.167
Ts + 3.5 4.50 0.163
Ts + 3.6 4.60 0.159
Ts + 3.7 4.70 0.156
Ts + 3.8 4.80 0.153
Ts + 3.9 4.90 0.150
4 5.00 0.147
4.1.11 Grafik respon spektrum

Sehingga dari rekapitulasi tersebut, dapat digambarkan grafik respon
spektrum sebagai berikut :

FAKULTAS VOKASI
Respon Spektrum
Percepatan Respon Spektra, Sa (g)

0.800
0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0 1 2 3 4 5 6
Periode, T (s)
Gambar 20 Grafik Respon Spektrum
4.2 RSA PUSKIM metode respon spektrum

4.2.1 Analisa respons spektrum menurut RSA Puskim
Program Respons Spektra Peta Gempa Indonesia 2019
(C) Copyright Puskim-PusGeN-ESRC, 2019-2020
Nama Kota : Bandung (P)

Bujur / Longitude : 107.3656 Degrees
Lintang / Latitude : -6.5403 Degrees
Kelas Situs : SD - Tanah Sedang
PGA = 0.399878 g
PGAm = 0.559927 g
CRs = 0.000000
CR1 = 0.000000
Ss = 0.871226 g
S1 = 0.401432 g
TL = 20.000000 detik
Fa = 1.203019
Fv = 2.397137
Sms = 1.048102 g
Sm1 = 0.962287 g
Sds = 0.698734 g
Sd1 = 0.641524 g
T0 = 0.183625 detik
Ts = 0.918123 detik

FAKULTAS VOKASI
4.2.2 Tabel Nilai Percepatan Gempa

Nilai percepatan gempa dengan program bantu RSA Puskim adalah
sebagai berikut :
Tabel 4 Nilai Percepatan Gempa dengan Program Bantu RSA Puskim
Ts Sa 1.550 0.4139
0.000 0.2795 1.600 0.4010
0.050 0.3937 1.650 0.3888
0.100 0.5078 1.700 0.3774
0.150 0.6220 1.750 0.3666
0.184 0.6987 1.800 0.3564
0.200 0.6987 1.850 0.3468
0.250 0.6987 1.900 0.3376
0.300 0.6987 1.950 0.3290
0.350 0.6987 2.000 0.3208
0.400 0.6987 2.050 0.3129
0.450 0.6987 2.100 0.3055
0.500 0.6987 2.150 0.2984
0.550 0.6987 2.200 0.2916
0.600 0.6987 2.250 0.2851
0.650 0.6987 2.300 0.2789
0.700 0.6987 2.350 0.2730
0.750 0.6987 2.400 0.2673
0.800 0.6987 2.450 0.2618
0.850 0.6987 2.500 0.2566
0.900 0.6987 2.550 0.2516
0.918 0.6987 2.600 0.2467
0.950 0.6753 2.650 0.2421
1.000 0.6415 2.700 0.2376
1.050 0.6110 2.750 0.2333
1.100 0.5832 2.800 0.2291
1.150 0.5578 2.850 0.2251
1.200 0.5346 2.900 0.2212
1.250 0.5132 2.950 0.2175
1.300 0.4935 3.000 0.2138
1.350 0.4752 3.050 0.2103
1.400 0.4582 3.100 0.2069
1.450 0.4424 3.150 0.2037
1.500 0.4277 3.200 0.2005

FAKULTAS VOKASI
3.250 0.1974 5.300 0.1210

3.300 0.1944 5.350 0.1199
3.350 0.1915 5.400 0.1188
3.400 0.1887 5.450 0.1177
3.450 0.1859 5.500 0.1166
3.500 0.1833 5.550 0.1156
3.550 0.1807 5.600 0.1146
3.600 0.1782 5.650 0.1135
3.650 0.1758 5.700 0.1125
3.700 0.1734 5.750 0.1116
3.750 0.1711 5.800 0.1106
3.800 0.1688 5.850 0.1097
3.850 0.1666 5.900 0.1087
3.900 0.1645 5.950 0.1078
3.950 0.1624 6.000 0.1069
4.000 0.1604 6.050 0.1060
4.050 0.1584 6.100 0.1052
4.100 0.1565 6.150 0.1043
4.150 0.1546 6.200 0.1035
4.200 0.1527 6.250 0.1026
4.250 0.1509 6.300 0.1018
4.300 0.1492 6.350 0.1010
4.350 0.1475 6.400 0.1002
4.400 0.1458 6.450 0.0995
4.450 0.1442 6.500 0.0987
4.500 0.1426 6.550 0.0979
4.550 0.1410 6.600 0.0972
4.600 0.1395 6.650 0.0965
4.650 0.1380 6.700 0.0957
4.700 0.1365 6.750 0.0950
4.750 0.1351 6.800 0.0943
4.800 0.1337 6.850 0.0937
4.850 0.1323 6.900 0.0930
4.900 0.1309 6.950 0.0923
4.950 0.1296 7.000 0.0916
5.000 0.1283 7.050 0.0910
5.050 0.1270 7.100 0.0904
5.100 0.1258 7.150 0.0897
5.150 0.1246 7.200 0.0891
5.200 0.1234 7.250 0.0885
5.250 0.1222 7.300 0.0879

FAKULTAS VOKASI
7.350 0.0873 9.400 0.0682

7.400 0.0867 9.450 0.0679
7.450 0.0861 9.500 0.0675
7.500 0.0855 9.550 0.0672
7.550 0.0850 9.600 0.0668
7.600 0.0844 9.650 0.0665
7.650 0.0839 9.700 0.0661
7.700 0.0833 9.750 0.0658
7.750 0.0828 9.800 0.0655
7.800 0.0822 9.850 0.0651
7.850 0.0817 9.900 0.0648
7.900 0.0812 9.950 0.0645
7.950 0.0807 10.000 0.0642
8.000 0.0802 10.050 0.0638
8.050 0.0797 10.100 0.0635
8.100 0.0792 10.150 0.0632
8.150 0.0787 10.200 0.0629
8.200 0.0782 10.250 0.0626
8.250 0.0778 10.300 0.0623
8.300 0.0773 10.350 0.0620
8.350 0.0768 10.400 0.0617
8.400 0.0764 10.450 0.0614
8.450 0.0759 10.500 0.0611
8.500 0.0755 10.550 0.0608
8.550 0.0750 10.600 0.0605
8.600 0.0746 10.650 0.0602
8.650 0.0742 10.700 0.0600
8.700 0.0737 10.750 0.0597
8.750 0.0733 10.800 0.0594
8.800 0.0729 10.850 0.0591
8.850 0.0725 10.900 0.0589
8.900 0.0721 10.950 0.0586
8.950 0.0717 11.000 0.0583
9.000 0.0713 11.050 0.0581
9.050 0.0709 11.100 0.0578
9.100 0.0705 11.150 0.0575
9.150 0.0701 11.200 0.0573
9.200 0.0697 11.250 0.0570
9.250 0.0694 11.300 0.0568
9.300 0.0690 11.350 0.0565
9.350 0.0686 11.400 0.0563

FAKULTAS VOKASI
11.450 0.0560 13.500 0.0475

11.500 0.0558 13.550 0.0473
11.550 0.0555 13.600 0.0472
11.600 0.0553 13.650 0.0470
11.650 0.0551 13.700 0.0468
11.700 0.0548 13.750 0.0467
11.750 0.0546 13.800 0.0465
11.800 0.0544 13.850 0.0463
11.850 0.0541 13.900 0.0462
11.900 0.0539 13.950 0.0460
11.950 0.0537 14.000 0.0458
12.000 0.0535 14.050 0.0457
12.050 0.0532 14.100 0.0455
12.100 0.0530 14.150 0.0453
12.150 0.0528 14.200 0.0452
12.200 0.0526 14.250 0.0450
12.250 0.0524 14.300 0.0449
12.300 0.0522 14.350 0.0447
12.350 0.0519 14.400 0.0446
12.400 0.0517 14.450 0.0444
12.450 0.0515 14.500 0.0442
12.500 0.0513 14.550 0.0441
12.550 0.0511 14.600 0.0439
12.600 0.0509 14.650 0.0438
12.650 0.0507 14.700 0.0436
12.700 0.0505 14.750 0.0435
12.750 0.0503 14.800 0.0433
12.800 0.0501 14.850 0.0432
12.850 0.0499 14.900 0.0431
12.900 0.0497 14.950 0.0429
12.950 0.0495 15.000 0.0428
13.000 0.0493 15.050 0.0426
13.050 0.0492 15.100 0.0425
13.100 0.0490 15.150 0.0423
13.150 0.0488 15.200 0.0422
13.200 0.0486 15.250 0.0421
13.250 0.0484 15.300 0.0419
13.300 0.0482 15.350 0.0418
13.350 0.0481 15.400 0.0417
13.400 0.0479 15.450 0.0415
13.450 0.0477 15.500 0.0414

FAKULTAS VOKASI
15.550 0.0413 17.600 0.0365

15.600 0.0411 17.650 0.0363
15.650 0.0410 17.700 0.0362
15.700 0.0409 17.750 0.0361
15.750 0.0407 17.800 0.0360
15.800 0.0406 17.850 0.0359
15.850 0.0405 17.900 0.0358
15.900 0.0403 17.950 0.0357
15.950 0.0402 18.000 0.0356
16.000 0.0401 18.050 0.0355
16.050 0.0400 18.100 0.0354
16.100 0.0398 18.150 0.0353
16.150 0.0397 18.200 0.0352
16.200 0.0396 18.250 0.0352
16.250 0.0395 18.300 0.0351
16.300 0.0394 18.350 0.0350
16.350 0.0392 18.400 0.0349
16.400 0.0391 18.450 0.0348
16.450 0.0390 18.500 0.0347
16.500 0.0389 18.550 0.0346
16.550 0.0388 18.600 0.0345
16.600 0.0386 18.650 0.0344
16.650 0.0385 18.700 0.0343
16.700 0.0384 18.750 0.0342
16.750 0.0383 18.800 0.0341
16.800 0.0382 18.850 0.0340
16.850 0.0381 18.900 0.0339
16.900 0.0380 18.950 0.0339
16.950 0.0378 19.000 0.0338
17.000 0.0377 19.050 0.0337
17.050 0.0376 19.100 0.0336
17.100 0.0375 19.150 0.0335
17.150 0.0374 19.200 0.0334
17.200 0.0373 19.250 0.0333
17.250 0.0372 19.300 0.0332
17.300 0.0371 19.350 0.0332
17.350 0.0370 19.400 0.0331
17.400 0.0369 19.450 0.0330
17.450 0.0368 19.500 0.0329
17.500 0.0367 19.550 0.0328
17.550 0.0366 19.600 0.0327

FAKULTAS VOKASI
19.650 0.0326 19.900 0.0322

19.700 0.0326 19.950 0.0322
19.750 0.0325 20.000 0.0321
19.800 0.0324 20.000 0.0321
19.850 0.0323
4.2.3 Grafik respon spektrum

Grafik respon spektrum dengan program bantu RSA Puskim adalah
sebagai berikut :
Gambar 21 Grafik Respon Spektrum dengan Program Bantu RSA Puskim

FAKULTAS VOKASI
BAB V
ANALISA PEMBEBANAN
5.1 Data – data perencanaan

1. Fungsi bangunan = Ruko
2. Lokasi = Bandung
3. Jarak dan tinggi kolom
a. Lebar bangunan = 17 m
b. Panjang bangunan = 20 m
c. Tinggi bangunan = 12 m
d. Panjang kantilver = 1.5 m
e. Jarak antar Kolom (Memanjang) = 8 m
f. Jarak antar Kolom (Melintang) =6 m
4. Mutu Baja
a. Baja tulangan lentur (fyl) = 320 Mpa
b. Baja tulangan geser (fyv) = 240 Mpa
c. Beton (fc') = 35 Mpa
5. Dimensi
a. Balok induk memanjang = 40 / 55
b. Balok induk melintang = 30 / 40
c. Balok anak = 30 / 40
d. Kolom = 50 / 50
e. Kolom praktis = 15 / 15
f. Sloof memanjang = 45 / 65
g. Sloof melintang = 45 / 60
h. Tebal pelat lantai = 12 cm
i. Tebal pelat atap = 12 cm
5.2 Pembebanan untuk input SAP

5.2.1 Beban pelat lantai 2
Beben mati tambahan (Super Dead)
Spesi 2
- 21 kg/m2 = 42 kg/m2
cm
- Keramik 2 cm 2400 kg/m2 = 48 kg/m2
- Plafond & penggantung plafond 18 kg/m2 = 18 kg/m2
- Plumbing = 25 kg/m2
- Instalasi listrik, AC, dll = 40 kg/m2
+
Total beban mati tambahan (qDL) = 173 kg/m2
= 1.49 kN/m2
Beban hidup
Rumah tinggal = 1.92 kN/m2
+
Total beban hidup (qLL) = 1.92 kN/m2

FAKULTAS VOKASI
5.2.2 Beban pelat lantai 3

Beben mati tambahan (Super Dead)
Spesi 2
- 21 kg/m2 = 42 kg/m2
cm
- Keramik 2 cm 2400 kg/m2 = 48 kg/m2
Plumbin
- = 25 kg/m2
g
- Instalasi listrik, AC, dll = 40 kg/m2
+
Total beban mati tambahan (qDL) = 173 kg/m2
= 1.49 kN/m2
Beban hidup
Rumah tinggal = 1.92 kN/m2
+
Total beban hidup (qLL) = 1.92 kN/m2
5.2.3 Beban pelat atap

Beban mati tambahan (Super Dead)
- Spesi per cm tebal (2 cm) 2100 kg/m2 = 42 kg/m2
- Waterproofing 2 cm 14 kg/m2 = 0.28 kg/m2
- Plumbing = 25 kg/m2
Instalasi listrik, AC,
- = 40 kg/m2
dll +
2
Total beban mati tambahan (qDL) = 125 kg/m
Beban hidup
Hujan = 30 kg/m2
+
Total beban hidup (qLL) = 30 kg/m2
5.2.4 Beban dinding pada balok

Berat Jenis bata ringan = 600 kg/m³
1. Dinding lt 2 = Bj baja ringan × tebal dinding × tinggi dinding
= 279 kg/m
2. Dinding lt 3 = Bj baja ringan × tebal dinding × tinggi dinding
= 279 kg/m
5.2.5 Beban hidup rencana (SNI 1727 - 2020 Pasal 8.3)
R = 0.0098 (ds + dh)
Keterangan :
ds = Tinggi statis
dh = Tinggi hidrolik

FAKULTAS VOKASI
diasumsikan
ds = 10 mm
dh = 20 mm
R = 0.0098 (ds + dh)

= 0.294
= 30
5.2.6 Beban gempa
Beban gempa yang di input untuk tugas besar ini adalah hasil dari
perhitungan respons spektrum pada bab sebelumnya.
5.2.7 Kombinasi pembebanan

Pembebanan struktur beton harus mampu memikul beban kombinasi
pembebanan di bawah ini berdasarkan SNI 1726 - 2019 pasal 4.2 :
1. 1,4D + 1,4SD
2. 1D + 1 SD + 1L
3. 1,2D + 1,2SD + 1,0L
4. 1,2D + 1,2SD + 1,6L
5. 1,2D + 1,2SD + 1,6L + 0,5Lr
6. 1,2D + 1,2SD + 1,6L + 0,5R
7. 1,2D + 1,2SD + 1,0L + 1,6Lr
8. 1,2D + 1,2SD + 1,6L + 0,5W
9. 1,2D + 1,2SD + 1,0L + 0,5Lr + 1,0W
10. 1,2D + 1,2SD + 1,0L + 0,5R + 1,0W
11. 0,9D + 0,9SD + 1W
12. 0,9D + 0,9SD ± 1EX
13. 0,9D + 0,9SD ± 1EY
14. 1,2D + 1,2SD + 1,0L ± 1EX
15. 1,2D + 1,2SD + 1,0L ± 1EY

FAKULTAS VOKASI
BAB VI
PERMODELAN STRUKTUR
5.3 Permodelan Struktur

Model underformed shape struktur bangunan dengan SRPM ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini yang merupakan permodelan yang dilakukan pada program bantu
SAP 2000 v.22
Gambar 22 Permodelan Struktrur pada Program Bantu SAP2000 v22

5.4 Besaran Massa
Besaran massa elemen struktur (mass source adalah massa struktur pada program
bantu SAP 2000 v.22 yang digunakan pada perhitungan untuk analisa modal
menggunakan pilihan “mass definition: from element and additional masses and loads”
yang dimana berat sendiri akan dihitung oleh struktur sedangkan beban tambahan
ditambahkan dengan pembesaran sesuai dengan jenis bebannya. Massa-massa beban yang
dimasukkan adalah sebagai berikut:
a. Beban mati tambahan yang terdiri dari spesi, keramik, plafond & penggantung
plafond, plumbing, waterpooring, dan instalasi listrik, AC, dll. Dalam hal ini
diberi keterangan “SUPERDEAD” dengan mutilplier 1.0
b. Beban mati yang terdiri dari beban sendiri. Dalam hal ini diberi keterangan
“DEAD” dengan mutilplier 1.0
c. Beban hidup dalam hal ini diberi keterangan “LIVE” dengan mutilplier 0.25
d. Beban Hidup berupa beban hujan dan pelaksanaan yang diberi keterangan
“ROOF” dengan mutilplier 0.25

FAKULTAS VOKASI
Gambar 23 Penginputan Mass Source Data pada SAP2000 v.22

5.5 Peninjauan Terhadap Pengaruh Gempa
Peninjauan gempa horizontal dibagi kedalam dua arah yaitu:
1. Gempa arah X dengan komposisi 100% EX + 30%EY
2. Gempa arah Y dengan komposisi 100% EY + 30%EX
3.
5.6 Faktor Skala gaya beban gempa dengan respons spektrum SAP 2000
Faktor skala gaya diambil untuk arah gempa yang ditinjau adalah dari persamaan
berikut:
𝐼𝑒×𝑔
Faktor pembebanan = 𝑅
1,0
= .9,81
8
= 1,225
Gambar 24 Faktor Skala Gaya pada Arah X

FAKULTAS VOKASI
Gambar 25 Faktor Skala Gaya pada Arah Y
5.7 Kontrol Perioda Fundamental

5.7.1 Penentuan Nilai R
Nilai R didapatkan dari tabel 12 SNI 1729-2019
Gambar 26 Tabel Faktor R untuk Kontrol Perioda Fundamental
R =8
5.7.2 Penentuan Kategori Risiko

FAKULTAS VOKASI
Kategori risiko struktur bangunan gedung sesuai Tabel 3 di peraturan SNI 1726
- 2019 "Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan non gedung", untuk bangunan ruko berada pada kategori risiko II
Gambar 27 Tabel Kategori Risiko Bangunan Gedung Dan Non

Gedung Untuk Kontrol Perioda Fundamental
Faktor keutamaan gempa untuk struktur bangunan dengan kategori II adalah 1
sesuai Tabel 4 SNI 1726 -2019
Gambar 28 Faktor Keutamaan Gempa

Untuk Kontrol Perioda Fundamental
Ie = 1
5.7.3 Berat Bangunan (Output Sap2000)
Berdasarkan SNI 1726-2019 pasal 7.7.2 tentang W, W didapatkan dari total
kombinasi
W seismik = 9626.621 kN
Gambar 29 Berat Bangunan Output SAP2000 v.22

5.7.4 Perhitungan Perioda Fundamental
Diketahui
Perioda bangunan (T) = 1.076589 s (output sap)

FAKULTAS VOKASI
Gambar 30 Perioda Output SAP2000 v.22
5.7.5 Kontrol Perioda

Dengan menggunakan perioda pendekatan
Ta min = 𝐶𝑡 × ℎ 𝑥 Ct = 0.0466
= 0.436163218 s x = 0.9
Gambar 31 Tabel Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct dan x

Ta max = Cu × Ta SD1 = 0.641524 g
= 0.610629 s Cu = 1.4
Gambar 32 Tabel Koefisien untuk Batas Atas

Pada Periode yang Di hitung
Kontrol perioda bangunan

Syarat :
Ta min < T < T maks
0.436163 < 1.076589 < 0.610628505 TIDAK OKE

FAKULTAS VOKASI
Apabila tidak memenuhi syarat, maka T desain memakai Ta sebagai perioda

fundamental untuk menghitung V.seismic agar dapat diskala gaya gempanya.
T design = Ta min
= 0.436163 s
5.7.6 Koefisien Respon Seismik
𝑆𝐷1×𝐼𝑒
Cs max =𝑇 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 ×𝑅
= 0.183854339
Csmin = 0.04 × SD1 × Ie

= 0.02566096
𝑆𝐷𝑆×𝐼𝑒
Cs = SDS = 0.698734 g
𝑅
= 0.08734175
Cs design = 0.08734175
5.7.7 Gaya Geser Gempa

V base reaction = 409.418 kN
Gambar 33 Gaya Geser Gempa Output SAP2000 v.22
Syarat :
V base reaction > 0.85 × V seismik
409.418 > 714.685036 Perlu Skala Gaya
0.85 × 𝑉 𝑠𝑒𝑖𝑠𝑚𝑖𝑘
Skala gaya = 𝑉 𝑏𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
= 1.746
5.8 Analisa Gaya Dalam
Dari permodelan struktur diatas kemudian diinputkan beban mati dan beban hidup dari
bangunan ruko dan diperoleh nilai Mx lapangan dan tumpuan, serta nilai My lapangan
dan tumpuan.

FAKULTAS VOKASI
Gambar 34 Hasil dari permodelan struktur
Gambar 35 Momen batang pada sisi memanjang

FAKULTAS VOKASI
Gambar 36 Momen batang pada sisi melintang
Gambar 37 Momen envelope pada sisi memanjang

FAKULTAS VOKASI
Gambar 38 Momen envelope pada sisi melintang

FAKULTAS VOKASI
BAB VII
PENULANGAN
7.1 Penulangan Pelat lantai

7.1.1. Data Perencanaan
300 cm
400 cm
Gambar 39 Dimensi Pelat Lantai
300 cm
Bl
1 1l
400 cm
Gambar 40 Tipe Pelat Lantai yang
ditinjau untuk penulangan pelat lantai
▪ kuat tekan beton (fc') = 35 Mpa

▪ Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur (fy) = 320 Mpa
▪ Bentang bersih sumbu pendek (Lx) = 2.65 m
▪ Bentang bersih sumbu pendek (Ly) = 3.7 m
▪ Tebal plat (h) = 120 mm
▪ Lebar plat (b) = 1000 mm
▪ β = 1.396
β < 2 maka jenis plat adalah plat dua arah
▪ Koefisien momen plat untuk β = 1.4 (PBI - 1971)
• Plat terjepit elastis
a. Lapangan x Clx = 53
b. Lapangan y Cly = 38
c. Tumpuan y Cty = 38

FAKULTAS VOKASI
▪ Diameter tulangan (∅) = 10 mm

▪ Tebal bersih selimut beton (ts) = 20 mm
7.1.2. Pembebanan Pelat Lantai Tipe P4
a. Beban mati menurut SNI 1727 - 2020 Tabel C3.1-1
Tabel 5 Beban Mati pada Pelat Lantai
Tebal
No. Jenis beban mati Berat satuan qDL
(m)
1 Berat sendiri plat lantai 2400 kg/m³ 0.12 288 kg/m2
2 Keramik 2 cm 2400 kg/m³ 0.02 48 kg/m2
Berat plafon dan
3 18 kg/m2 - 18 kg/m2
penggantung plafond
4 Spesi 1 cm 2400 kg/m³ 0.01 24 kg/m2
5 Plumbing 25 kg/m2 - 25 kg/m2
6 Instalasi listrik 40 kg/m2 - 40 kg/m2
qDL 443 kg/m2
qDL = 4.34 kN/m2
b. Beban hidup
Fungsi bangunan sebagai pertokoan = 4.79 kN/m2
qLL = 4.79 kN/m2
c. Beban rencana terfaktor
Qu = 1.2qDL + 1.6qLL
= 12.88 kN/m2
d. Momen plat akibat beban terfaktor menurut PBI 1971
• Momen lapangan arah x
Mulx = 0.001 × 𝐶𝑙𝑥 × 𝑄𝑢 × 𝐿𝑥 2
= 0.001 ×53× 21.08 × 2.652
= 4.7928 kNm/m
• Momen lapangan arah y
Muly = 0.001 × 𝐶𝑙𝑦 × 𝑄𝑢 × 𝐿𝑥 2
= 0.001 × 38 × 21.08 × 3.72
= 6.6990 kNm/m
• Momen tumpuan arah y
Muty = 0.001 × 𝐶𝑡𝑦 × 𝑄𝑢 × 𝐿𝑥 2
= 0.001 × 38 × 21.08 × 3.72
= 6.6990 kNm/m

FAKULTAS VOKASI
7.1.3. Perhitungan Penulangan Pelat Lantai Tipe P4 menurut SNI 2847 - 2019
Pasal 22 Tabel 22.2.2.4.3
Gambar 41 Tabel Nilai β1 untuk distribusi

tegangan beton persegi ekuivalen pada pelat lantai
0.05(𝑓𝑐 ′ − 28)
β1 = 0.85 −
7
= 0.80
Rasio Tulangan menurut SNI 2847 - 2019 Pasal 7.6.1.1 Tabel 7.6.1.1
Gambar 42 Tabel ρmin untuk pelat

satu arah non prategang pada pelat lantai
Nilai ρmin didapatkan berdasarkan tabel 7.6.1.1
ρmin = 0.0020
0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝛽 600
ρmax = 0.75 × ×
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0.85 × 35 × 0.8 600

= 0.75 × 320
×
600 + 320
= 0.036
Faktor tahanan momen maksimum
1
Rmax = 2 (0.75 × 𝜌𝑚𝑎𝑥 × 𝑓𝑦)
0.75 × 𝜌𝑚𝑎𝑥 × 𝑓𝑦 × [1 − ]
0.85 × 𝑓𝑐′
1
(0.75 × 0.036 × 320)
0.75 × 0.036 × 320 × [1 − 2 ]
= 0.85 × 35
= 7.45 Nmm
Faktor reduksi kekuatan lentur
𝜑 = 0.9

FAKULTAS VOKASI
Jarak antar tulangan terhadap sisi luar beton

ds = ∅
𝑡𝑠 +
2
10
= 20+ 2
= 25 mm
Tebal efektif plat lantai

d = h - ds
= 120 - 25
= 95 mm
Momen nominal rencana

Pada lapangan arah x
Mn = 𝑀𝑢
𝜙
= 4.7928
0.9
= 5.33 kNm
= 5325336.6 Nmm
Pada lapangan arah y

Mn = 𝑀𝑢
𝜙
= 6.6990
0.9
= 7.44 kNm
= 7443316.5 Nmm
Pada tumpuan arah y

Mn = 𝑀𝑢
𝜙
6.6990
=
0.9
= 7.44 kNm
= 7443316.5 Nmm
Faktor tahanan momen

Rn = 𝑀𝑛
𝑏 × 𝑑2
5325336.6
=
1000 × 952
= 0.59
Rn < Rnmax
0.59 < 7.45 OKE

FAKULTAS VOKASI

Rn = 𝑀𝑛
𝑏 × 𝑑2
= 74443316.5
1000 × 952
= 0.82
Rn < Rnmax
0.82 < 7.45 OKE
Pada tumpuan arah y

Rn = 𝑀𝑛
𝑏 × 𝑑2
= 74443316.5
1000 × 952
= 0.82
Rn < Rnmax
0.82 < 7.45 OKE
Rasio tulangan perlu

ρperlu = 𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛
0.85 × × [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0.85 × 𝑓𝑐′
= 35 2 × 0.59
0.85 × × [1 − √1 − ]
320 0.85 × 35
= 0.0019
Pada lapangan dan tumpuan arah y
ρperlu = 𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛
0.85 × × [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0.85 × 𝑓𝑐′
= 0.85 × 35 × [1 − √1 − 2 × 0.82 ]
320 0.85 × 35
= 0.0026
Rasio tulangan digunakan
ρmin < ρperlu < ρmax
0.0020 < 0.0019 < 0.036 Pada lapangan arah x
0.0020 < 0.0026 < 0.036 Pada lapangan dan tumpuan arah y
Karena nilai ρ pada lapangan arah x kurang dari ρmin, maka ρ dinaikkan 30%
(ρ + 30% ρ) > ρ min
0.0021 + 30%(0.0021) > 0.0020
0.0024 > 0.0020

FAKULTAS VOKASI
Maka,
ρ pakai pada lapangan arah x = 0.0024
ρ pakai pada lapangan arah y = 0.0026
ρ pakai pada Tumpuan arah x = 0.0026
Luas tulangan perlu

As perlu =ρ × b × d
=0.0024 × 1000 × 95
=230.03 mm2
As perlu =ρ × b × d
=0.0026 × 1000 × 95
=248.34 mm2
Jarak tulangan perlu
s = 1 𝜋∅2 𝑏
4 × 𝐴𝑠
1
=
4×230.03
𝜋 × 102 ×1000
= 341.429 mm
s = 1 𝜋∅2 𝑏
4 × 𝐴𝑠
= 1
𝜋 × 102 ×1000
4×248.34
= 316.3 mm
Jarak maksimum tulangan menurut SNI 2847 Pasal 8.7.2.2
Smax =2 × h
=2 × 120
=240 mm
Smax =450 mm
Digunakan jarak antar tulangan =200 mm
Jarak antar sengkang

S sengkang =240
Luas tulangan terpakai pada lapangan arah x,y dan tumpuana arah x
As = 1 2
𝜋∅ 𝑏
4×𝑠
= 392.699 mm2
Asperlu < Aspakai
230 < 393 OKE

FAKULTAS VOKASI
Tulangan Tekan
Tumpuan arah y
As'perlu = 0.5×As
= 100
As' pakai = 1⁄4 𝜋𝑑2 𝑏
𝑠
= 196
Digunakan jarak antar tulangan = 400 mm
Tulangan Susut
Arah x
As susut =0.002 × b × h
=240 mm2
smaks =2×h
=240 mm
1 2
𝜋𝑑 𝑏
As pakai = 4
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= 392.6990817
Syarat
As susut < As pakai
240 < 392.699 OKE
Arah y
As susut =0.002 × b × h
=240 mm2
smaks =2×h
=240 mm
1 2
As pakai = 4 𝜋𝑑 𝑏
= 392.6990817
As susut < As pakai
240 < 392.699 OKE
7.1.4. Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Pelat Lantai Tipe P4

Tabel 6 Rekapitulasi Tulangan Pelat Lantai Tipe P4
Arah y Arah x
Parameter
Lapangan Tumpuan Lapangan
Tebal Pelat (mm) 120 120 120
Momen Ultimate (kN.m) 4.7928 6.6990 6.6990
Tebal Efektif 95 95 95
β1 1.396 1.396 1.396

FAKULTAS VOKASI
ρ min 0.0020 0.0020 0.0020

ρ 0.0026 0.0026 0.0019
ρ max 0.036 0.036 0.036
ρ pakai 0.0026 0.0026 0.0024
As perlu (mm2) 230.03 230.03 230.03
Tulangan Tarik Pakai ⌀10 - 150 ⌀10 - 150 ⌀10 - 150
As pakai 392.699082 392.69908 392.6990817
Smax 240 240 240
Spakai 200 200 200
Rasio Tulangan Tarik 0.58577305 0.585773 0.585773046
As' perlu (mm2) - 100 -
Tulangan Tekan pakai ⌀10 - 300 ⌀10 - 300 ⌀10 - 300
As' pakai (mm2) 196.34954
Rasio Tulangan Tekan - 0.5092958 -
Gambar 43 Detail Penulangan Pelat Lantai tipe P4

FAKULTAS VOKASI
7.2 Penulangan Pelat Atap

7.2.1. Data Penulangan Pelat Atap Tipe P4
300 cm
400 cm
Gambar 44 Dimensi Pelat Atap

B
300 cm
Bl
1 1l
400 cm
Gambar 45 Tipe Pelat atap yang ditinjau
untuk penulangan pelat atap
• kuat tekan beton (fc') = 35 Mpa

• Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur (fy) = 320 Mpa
• Bentang bersih sumbu pendek (Lx) = 2.65 m
• Bentang bersih sumbu pendek (Ly) = 3.7 m
• tebal plat (h) = 120 mm
• lebar plat (b) = 1000 mm
• β = 1.396
β < 2 maka jenis plat adalah plat dua arah
• Koefisien momen plat untuk β = 1.4 (PBI-1971)
Plat terjepit elastis
i. Lapangan x Clx = 53
ii. Lapangan y Cly = 38
iii. Tumpuan y Cty = 38
• Diameter tulangan (∅) = 10 mm
• Tebal bersih selimut beton (ts) = 20 mm

FAKULTAS VOKASI
7.2.2. Beban Pelat Atap

a. Beban mati SNI 1727 - 2020 Tabel C3.1-1
Tabel 7 Beban Mati pada Pelat Atap
Tebal
No. Jenis beban mati Berat satuan qDL
(m)
1 Berat sendiri plat atap 2400 kg/m³ 0.12 288 kg/m2
2 Waterproofing 2 cm 14 kg/m³ 0.02 0.28 kg/m2
Berat plafon dan penggantung
3 18 kg/m2 - 18 kg/m2
plafond
4 Spesi 1 cm 2400 kg/m³ 0.01 24 kg/m2
5 Plumbing 25 kg/m2 - 25 kg/m2
6 Instalasi listrik 40 kg/m2 - 40 kg/m2
qDL 395 kg/m2
qDL = 4.34 kN/m2
b. Beban hidup SNI 1727 - 2020 Tabel 4.3-1

Fungsi bangunan sebagai pertokoan = 0.96 kN/m2
qLL = 0.96 kN/m2
c. Beban rencana terfaktor PBI - 1971

Qu = 1.2qDL + 1.6qLL
= 6.75 kN/m2
d. Momen pelat akibat terfaktor

- Momen lapangan arah x
Mulx = 0.001 × 𝐶𝑙𝑥 × 𝑄𝑢 × 𝐿𝑥 2
= 0.001 ×53× 6.75 × 2.652
= 2.5120 kNm/m
- Momen lapangan arah y

Muly = 0.001 × 𝐶𝑙𝑦 × 𝑄𝑢 × 𝐿𝑥 2
= 0.001 × 38 × 6.75 × 3.72
= 3.5111 kNm/m
- Momen tumpuan arah y
Muty = 0.001 × 𝐶𝑡𝑦 × 𝑄𝑢 × 𝐿𝑥 2
= 0.001 × 38 × 6.75 × 3.72
= 3.5111 kNm/m

FAKULTAS VOKASI
7.2.3. Penulangan Pelat Atap SNI 2847 - 2019 Pasal 22 Tabel 22.2.2.4.3
Gambar 46 Tabel Nilai β1 untuk distribusi

tegangan beton persegi ekuivalen pada pelat atap
0.05(𝑓𝑐 ′ −28)
β1 = 0.85 − 7
= 0.80
Rasio Tulangan SNI 2847 - 2019 Pasal 7.6.1.1 Tabel 7.6.1.1

Nilai ρmin didapatkan berdasarkan tabel 7.6.1.1
ρmin = 0.0020
0.85×𝑓𝑐′×𝛽 600
ρmax = 0.75 × × 600+𝑓𝑦
𝑓𝑦
0.85×35×0.8 600
= 0.75 × × 600+320
320
= 0.036
Gambar 47 Tabel ρmin untuk pelat satu

arah non prategang pada pelat atap
Faktor Tahanan Momen Maksimum

1
(0.75×𝜌𝑚𝑎𝑥×𝑓𝑦)
2
Rmax = 0.75 × 𝜌𝑚𝑎𝑥 × 𝑓𝑦 × [1 − ]
0.85×𝑓𝑐′
1
(0.75×0.036×320)
2
= 0.75 × 0.036 × 320 × [1 − ]
0.85×35
= 7.45 Nmm

𝜑 = 0.9

FAKULTAS VOKASI
∅
ds = 𝑡𝑠 + 2
10
= 20+ 2
= 25 mm
Tebal efektif plat lantai

d = h - ds
= 120 - 25
= 95 mm
Momen nominal rencana

Pada lapangan arah x Pada lapangan arah y
𝑀𝑢 𝑀𝑢
Mn = 𝜙 Mn = 𝜙
2.5120 3.5111
= =
0.9 0.9
= 2.79 kNm = 3.90 kNm
= 2791119.2 Nmm = 3901196.3 Nmm
Pada tumpuan arah y

𝑀𝑢
Mn = 𝜙
3.5111
= 0.9
= 3.90 kNm
= 3901196.3 Nmm
Faktor tahanan momen

Pada lapangan arah x Pada lapangan arah y
𝑀𝑛 𝑀𝑛
Rn = 𝑏×𝑑2 Rn = 𝑏×𝑑2
2791119.2 6 3901196.3
= = 1000×952
1000×952
= 0.31 = 0.43
Rn < Rnmax Rn < Rnmax
0.31 < 7.45 OKE 0.43 < 7.45 OKE
Pada tumpuan arah y
𝑀𝑛
Rn = 𝑏×𝑑2
3901196.3
= 1000×952
= 0.43
Rn < Rnmax
0.43 < 7.45 OKE

FAKULTAS VOKASI

𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛
ρperlu = 0.85 × 𝑓𝑦 × [1 − √1 − 0.85×𝑓𝑐′]
35 2×0.59
= 0.85 × 320 × [1 − √1 − 0.85×35]
= 0.0010

ρperlu = 0.85 × 𝑓𝑦 × [1 − √1 − 0.85×𝑓𝑐′]
35 2×0.59
= 0.85 × × [1 − √1 − ]
320 0.85×35
= 0.0014
Rasio tulangan digunakan
ρmin < ρperlu < ρmax
0.0020 < 0.0010 < 0.036 Pada lapangan arah x
0.0020 < 0.0014 < 0.036 Pada lapangan dan tumpuan arah y
Karena nilai ρ pada lapangan arah x kurang dari ρmin, maka ρ dinaikkan 30%
(ρ + 30% ρ) > ρ min

0.0010 + 30%(0.0010) > 0.0020
0.0013 > 0.0020
0.0014 + 30%(0.0014) > 0.0020
0.0018 > 0.0020
Maka, ρ pakai pada lapangan arah x = 0.0020

ρ pakai pada lapangan arah y = 0.0020
ρ pakai pada Tumpuan arah x = 0.0020
Luas tulangan perlu

Pada lapangan arah x Pada lapangan dan tumpuan arah y
As perlu =ρ×b×d As perlu =ρ×b×d
= 0.002 × 1000 × 95 = 0.002 × 1000 × 95
2
= 190.00 mm = 190.00 mm2

FAKULTAS VOKASI
Pada lapangan arah x Pada lapangan dan tumpuan arah y

1 1
s = 4×𝐴𝑠 𝜋∅2 𝑏 s = 4×𝐴𝑠 𝜋∅2 𝑏
1 1
= 4×190.00 𝜋 × 102 ×1000 = 4×190.00 𝜋 × 102 ×1000
= 413.3674544 mm = 413.3674544 mm
Jarak maksimum tulangan SNI 2847 Pasal 8.7.2.2

Smax = 2 × h Smax = 450 mm
= 2 × 120
= 240 mm
Jarak antar sengkang

S sengkang = 240
Luas tulangan terpakai pada lapangan arah x,y dan tumpuan arah y
1
As = 4×𝑠 𝜋∅2 𝑏
= 392.6990817 mm2
Asperlu < Aspakai
190 < 393 OKE
Rekapitulasi perhitungan tulangan tarik pelat atap tipe P4

Tabel 8 Rekapitulasi Tulangan tarik pelat atap tipe P4
No. Letak Diameter Jarak

1 Lapangan arah x 10 - 200
2 Lapangan arah y 10 - 200
3 Tumpuan arah y 10 - 200
Tulangan Tekan
Tumpuan arah y
𝑏
As'perlu = 0.5×As As' pakai = 1⁄4 𝜋𝑑 2 𝑠
= 100 = 196.3495408
Rekapitulasi perhitungan tulangan tekan pelat tipe P4

Tabel 9 Rekapitulasi Tulangan tekan pelat atap tipe P4
No. Letak Diameter Jarak

1 Tumpuan arah y 10 - 400
Tulangan Susut

FAKULTAS VOKASI
Arah x Arah y
As susut = 0.002 × b × h As susut = 0.002 × b × h
= 240 mm2 = 240 mm2
smaks = 2×h smaks = 2×h
= 240 mm = 240 mm
1 1
𝜋𝑑2 𝑏 𝜋𝑑2 𝑏
As pakai = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘4 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 As pakai = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘4 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= 392.699 = 392.699
Syarat
As susut < As pakai
Arah x Arah y
240 < 392.699 OKE 240 < 392.699 OKE
Rekapitulasi perhitungan tulangan susut

Tabel 10 Rekapitulasi Tulangan Susut pelat atap tipe P4
No. Arah Diameter Jarak

1 Arah x 10 - 200
2 Arah y 10 - 200
7.2.4. Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Pelat Atap Tipe P4

Tabel 11 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Pelat Atap Tipe P4
Arah y Arah x
Parameter
Momen Ultimate (kN.m) 2.5120 3.5111 3.5111
Tebal Efektif 95 95 95
β1 1.396 1.396 1.396
ρ min 0.0020 0.0020 0.0020
ρ 0.0014 0.0014 0.0010
ρ max 0.036 0.036 0.036
ρ pakai 0.0020 0.0020 0.0020
As perlu (mm2) 190.00 190.00 190.00
As pakai 392.699082 392.69908 392.6990817
Smax 240 240 240
Spakai 200 200 200
Rasio Tulangan Tarik 0.48383103 0.483831 0.483831027
As' perlu (mm2) - 100 -

FAKULTAS VOKASI

As' pakai (mm2) 196.34954
Rasio Tulangan Tekan - 0.5092958 -
Gambar 48 Detail Penulangan Pelat Atap tipe P4

7.3 Penulangan Tangga
7.3.1. Permodelan Tangga
Untuk pelat tangga dan pelat bordes dimodelkan sebagai berikut
menggunakan program bantu SAP2000 v.22
Gambar 49 Permodelan Tangga pada Program Bantu SAP200 v.22

7.3.2. Analisa Struktur Pelat Tangga

FAKULTAS VOKASI
Untuk momen yang terjadi pada pelat tangga menggunakan program

bantu SAP2000 v.22, didapatkan momen yang terjadi pada pelat adalah
sebagai berikut :
Gambar 50 Hasil Analisa Momen Tangga dengan Program Bantu SAP2000 v.22
Perhitungan Momen Anak Tangga output SAP
Mul1 = 61938.97 N.mm
Mul2 = 44505.19 N.mm
Mult = 10747.89 N.mm
7.3.3. Analisa Struktur Pelat Bordes

Untuk momen yang terjadi pada pelat tangga menggunakan program
bantu SAP2000 v.22, didapatkan momen yang terjadi pada pelat adalah
sebagai berikut :
Gambar 51 Hasil Analisa Momen Bordes dengan Program Bantu SAP2000 v.22
Perhitungan Momen Bordes output SAP
Mul1 = 47789.3 N.mm
Mul2 = 30407.9 N.mm
Mult = 9513.76 N.mm
7.3.4. Perhitungan Tulangan Pelat Tangga

Data - data Perencanan

FAKULTAS VOKASI
Tinggi lantai = 5 m
Tinggi tanjakan (t) = 17.2 cm
Lebar injakan (i) = 28 cm
Tebal plat tangga (tp) = 20 cm
Tebal plat bordes (tb) = 15 cm
Lebar tangga = 125 cm
Panjang tangga = 491.2 cm
Elevasi bordes = 258.6 cm
Lebar bordes = 100 cm
Panjang bordes = 288.4 cm
Jumlah injakan (ni) = 29
Jumlah tanjakan (nt) = 30
Miring anak tangga (a) = 31.7 ⁰
Pengecekan
60 cm ≤ 2t +i ≤ 65 cm
60 cm ≤ 62.4 ≤ 65 cm OKE
Perhitungan tebal efektif tangga
Tebal rata - rata (t') = 160.5 mm

Tebal efektif (teff) = 280.3 mm
Perhitungan pembebanan
Beban mati (DL) (2400kg/m3 ) = 672.64 kg/m2

DL = 672.64 kg/m2
Beban mati tambahan (SDL)
Ubin (t = 1 cm) 24 kg/m2 = 24 kg/m2
Spesi (t = 1 cm) 21 kg/m2 = 21 kg/m2
Pagar (Handrail) = 50 kg/m2
SDL = 95 kg/m2
Beban Hidup (LL) SNI 1727 - 2020 Tabel 4.3-1

Beban hidup = 479 kg/m2
LL = 479 kg/m2
Kombinasi Pembebanan
1. 1.4 (DL+SDL) = 1074.696 kg/m2
2. 1.2(DL+SDL)+1.6LL = 1687.568 kg/m2
Perhitungan Penulangan Pelat Tangga

FAKULTAS VOKASI
Data - data perencanaan

1. Mutu beton (fc') = 35 Mpa
2. Mutu baja lentur (fyl) = 320 Mpa
3. Mutu baja geser (fyv) = 240 Mpa
4. Tebal selimut beton = 20 mm
5. Diameter tulangan (∅) = 13 mm
6. lebar plat (b) = 1000 mm
β1 = 0.05(𝑓𝑐 ′ − 28)
0.85 −
7
= 0.80
Rasio penulangan pelat tangga
ρmin = 0.002
0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝛽 600
ρb = 0.75 × ×
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
= 0.049
ρmax = 0.75×ρb
= 0.036
𝜑 = 0.9

ds = ∅
𝑡𝑠 +
2
13
20+
= 2
= 26.5 mm
Tebal efektif pelat anak tangga
d = h - ds
= 200 - 27
= 173.5 mm
m = 10.756
Faktor Tahanan momen pada Anak Tangga

Rn = 𝑀𝑛
𝑏 × 𝑑2
= 44505.19
0.9
1000 × 173.52
= 0.0016

FAKULTAS VOKASI

0.85 × × [1 − √1 − ]
ρperlu = 𝑓𝑦 0.85 × 𝑓𝑐′
= 35 2 × 0.0016
0.85 × × [1 − √1 − ]
320 0.85 × 35
= 0.000005
Karena nilai ρ pada lapangan arah x kurang dari ρmin, maka ρ dinaikkan 30
(ρ + 30% ρ) > ρ min
0.000005 + 30%(0.000005) < 0.0020
0.00001 < 0.0020
Maka, ρpakai digunakan ρmin = 0.0020
Luas tulangan perlu
As perlu =ρ×b×d
= 0.0020 × 1000 × 173.5
= 347 mm2
Jarak maksimum tulangan

Smax = 2 × h Smax = 450 mm (SNI 2847
Pasal 8.7.2.2)
= 2 × 200
= 400 mm
Luas tulangan terpakai pada lapangan arah y

As = 1 2
𝜋∅ 𝑏
4×𝑠
= 664 mm2
Asperlu < Aspakai
347 < 664 OKE
Tulangan Susut
Arah x
As susut = 0.002 × b × h
= 347 mm2
smaks = 2×h
= 400 mm

FAKULTAS VOKASI
1 2
As pakai = 4 𝜋𝑑 𝑏
= 442.44 mm2
Syarat
As susut < As pakai
347 < 442 OKE
Rekapitulasi Penulangan Pelat Anak Tangga
Tabel 12 Rekapitulasi Penulangan Lentur Pelat Anak Tangga
As As
Momen Mn ρ Ket ρuse Dipakai
Rn perlu use Cek Smax
Tulangan
N.mm N.mm ρmin< ρuse< ρmax mm2 mm2
NO
Mut2 44505.19 49450 0.0016 0.000005 0.0020 347 664 OK Ø 13 - 200 400
OK
Tabel 13 Rekapitulasi Penulangan Susut Anak Tangga
As perlu As use Dipakai

Cek S max
mm2 mm2 Tulangan
347.0 442.44 OK Ø 13 - 300 400
Perhitungan Penulangan Pelat Bordes

Data - data perencanaan
1. Mutu beton (fc') = 35 Mpa
2. Mutu baja lentur (fyl) = 320 Mpa
3. Mutu baja geser (fyv) = 240 Mpa
4. Tebal selimut beton = 20 mm
5. Diameter tulangan (∅) = 13 mm
6. lebar plat (b) = 1000 mm
0.05(𝑓𝑐 ′ − 28)
β1 = 0.85 −
7
= 0.80
Rasio penulangan pelat bordes
ρmin = 0.002
ρb = 0.75 × 0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝛽 × 600
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
= 0.049
ρmax = 0.75×ρb
= 0.036
𝜑 = 0.9

FAKULTAS VOKASI

∅
ds = 𝑡𝑠 + 2
13
= 20+ 2
= 26.5 mm
Tebal efektif pelat bordes

d = h - ds
= 150 - 27
= 123.5 mm
m = 10.756
Faktor Tahanan momen pada bordes

Rn = 𝑀𝑛
𝑏 × 𝑑2
= 47789.3
0.9
1000 × 123.52
= 0.0035
0.85 × × [1 − √1 − ]
ρperlu = 𝑓𝑦 0.85 × 𝑓𝑐′
=
35 2 × 0.0035
0.85 × × [1 − √1 − ]
320 0.85 × 35
= 0.000006
Karena nilai ρ pada lapangan arah x kurang dari ρmin, maka ρ dinaikkan 30
(ρ + 30% ρ) > ρ min
0.000006 + 30%(0.000006) < 0.0020
0.00001 < 0.0020
Maka, ρpakai digunakan ρmin = 0.0020
Luas tulangan perlu

As perlu =ρ×b×d
= 0.0020 × 1000 × 123.5
= 247 mm2

FAKULTAS VOKASI

s = 1
𝜋∅2 𝑏
4 × 𝐴𝑠
1
= 4×347
𝜋 × 132 ×1000
= 537 mm
Jarak maksimum tulangan

Smax = 2 × h Smax = 450 mm (SNI 2847 Pasal 8.7.2.2)
= 2 × 150
= 300 mm
Luas tulangan terpakai pada lapangan arah y

As = 1 2
𝜋∅ 𝑏
4×𝑠
= 531 mm2
Asperlu < Aspakai
247 < 531 OKE
Rekapitulasi Penulangan Pelat Bordes
Tabel 14 Rekapitulasi Penulangan Lentur Pelat Bordes
As As
Momen Mn ρ Ket ρuse Cek Dipakai
Rn perlu use S max
Tulangan
N.mm N.mm ρmin< ρuse< ρmax mm2 mm2
NO
Mut1 47789.3 53099 0.0035 0.000006 0.0020 247 531 OK Ø 13 - 250 300
OK
Tabel 15 Rekapitulasi Penulangan Susut Pelat Bordes

Cek S max
mm2 mm2 Tulangan
247.0 442.44 OK Ø 13 - 300 300

FAKULTAS VOKASI
Gambar 52 Penulangan Tangga
Gambar 53 Detail B Penulangan Tangga
Gambar 54 Detail A Penulangan Tangga

FAKULTAS VOKASI
7.4 Penulangan Balok Portal As 2
M N N O P Q R
I J K L
G H
A B C D E F
Gambar 55 Balok Portal As 2

7.4.1. Data Perencanaan
f'c = 35 Mpa
Fyl = 320 Mpa
Fyv = 240 Mpa
Ø = 0.9
m = 10.76
Ø lentur = 22 mm
d sengkang = 10 mm
decking = 40 mm
t' = 45 mm
Balok object B-C
L = 8000 mm
b = 550 mm
h = 700 mm
d = 639 mm
ln = 7940 mm

FAKULTAS VOKASI
7.4.2. Momen hasil analisa SAP2000

Kombinasi Mu akibat = 1.2D+1L+1Ex+0.3Ey
Gambar 56 Output SAP2000 Momen pada Lapangan
Gambar 57 Output SAP2000 Momen pada Tumpuan Kanan

FAKULTAS VOKASI
Gambar 58 Output SAP2000 Momen pada Tumpuan Kiri
Momen ujung kiri

Max env =- 217929 kN.mm
Momen ujung kanan

Max env =- 2380511 kN.mm
Momen lapangan
Max env = -2380511 kN.mm
7.4.3. Perhitungan Tulangan Lentur

Penulangan balok ′
β1 = 0.85 − 0.05(𝑓𝑐 − 28)
7
= 0.80
Rasio penulangan balok
ρmin = 1.4/fy
= 0.0044
ρb = 0.85 𝑓 ′ 𝑐 𝛽1 600
[ ]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
= 0.049
ρmax = 0.75×ρb
= 0.036

FAKULTAS VOKASI
ρperlu = 1 2𝑚 × 𝑅𝑛
[1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦
= 0.0047
ρuse = 0.0047
Faktor Tahanan momen pada bordes

Mn = 𝑀𝑢
𝜙
= 178220.4556 N.mm
Rn = 𝑀𝑛
𝑏 × 𝑑2
= 1.47289 N.mm²
Luas tulangan tarik perlu
As = ρuse×b×d
= 926.605 mm²
Maka dipasang = 4 Ø-19
Luas tulangan tekan perlu

As' = 0.5 As
= 463.302 mm²
Rekapitulasi Perhitungan Tulangan Lentur balok B-C

Tabel 16 Rekapitulasi Momen Pada Balok B-C
Ukuran balok
Nama Momen - momen kombinasi Mn Rn
(mm) ρperlu ρuse
Balok (N.mm)
b h d Mu (kN.mm) (kN.mm)
Tumpu kiri 1.2D+1L+1EX 160398.41 178220 1.4729 0.00472 0.0044
B-C 550 700 639.0 Lapangan 1.2D+1L+1EX 131338.37 145932 1.20605 0.00385 0.0044
Tumpu kanan 1.2D+1L+1EX 265105.75 294562 2.4344 0.00795 0.0044
Tabel 17 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Lentur Balok B-C
As As' Tulangan tarik pasang Tulangan tekan pasang

Nama
Balok D D As
(mm²) (mm²) n As ada Cek Letak n Cek Letak
(mm) (mm) ada
926.605 463.3025 4 Ø- 19 1134.1 OK Atas 2 Ø- 19 567.1 OK Bawah
B-C 858.375 429.1875 4 Ø- 19 1134.1 OK Bawah 2 Ø- 19 567.1 OK Atas

FAKULTAS VOKASI
7.4.4. Perhitungan Momen Kapasitas Balok

𝑎 tulangan rangkap = (𝐴𝑠 × 𝑓𝑦) − (𝐴𝑠 ′ × 𝑓𝑠′)
0.85 𝑥 𝑓𝑐′ 𝑥 𝑏
= 68.86067188
Cek kondisi tulangan tekan

ρ-ρ' ≥ 0.85 𝑓 ′ 𝑐 𝛽1 𝑡′ 600 (maka tulangan tekan lentur)
[ ]
𝑓𝑦. 𝑑 600 − 𝑓𝑦
0.0032 < 0.013 (tulangan lentur belum leleh)

fs' = 0.85𝛽1. 𝑓𝑐 ′ 𝑡′
600 [1 − ]
(𝜌 − 𝜌′)𝑓𝑦. 𝑑
= -1288.70 Mpa
Jarak garis netral

a
c = β1
= 86.08
Regangan baja tekan
𝑐−𝑡′
ɛs' = 𝑐 × 𝜀𝑐𝑢′
= 0.001
fs' pakai = ɛs' × Es
= 286.323 Mpa
Momen Kapasitas Balok 𝑎

′ ′
Mkapasitas tulangan rangkap = (1.25 × 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦) − (𝐴𝑠 × 𝑓𝑠′) (𝑑 − 2) + 𝐴𝑠′ × 𝑓𝑠′(𝑑 − 𝑡 )
= 124779.8822 kN.mm
Rekapitulasi perhitungan momen kapasitas balok
Tabel 18 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan Lentur Balok B-C untuk perhitungan Momen
Kapasitas
As As' Tulangan tarik pasang Tulangan tekan pasang

Nama
Balok D D As
(mm²) (mm²) n As ada Cek Letak n Cek Letak
(mm) (mm) ada
B-C 858.375 429.1875 4 Ø- 19 1134.1 OK Bawah 2 Ø- 19 567.1 OK Atas
Tabel 19 Rekapitulasi Momen Kapasitas Balok B-C

FAKULTAS VOKASI
fs' Momen kapasitas

Nama Cek kondisi tulangan
ρ' ρ ρ-ρ' Mp
Balok tekan Mpa a (mm)
(kN.mm)
0.003 0.006 0.0029 0.017 BLM LELEH 286.323 68.861 124779.8822
B-C
0.004 0.009 0.0043 0.017 BLM LELEH 310.568 74.629 209036.0431
7.4.5. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Geser menurut SNI 2847 - 2019 Pasal
18.6.5 Gambar R18.6.5
Gambar 59 Geser Desain untuk Balok

Perhitungan Wu (gaya akibat beban 1.2D+1L)
Wu = 1.2D+1L
= 9.07 N/mm (Output Sap)

FAKULTAS VOKASI
Gambar 60 Perhitungan Wu berdasarkan Output SAP2000 v.22
Ve = 𝑀𝑝𝑟1 + 𝑀𝑝𝑟2
𝑙𝑛
𝑊𝑢 × 𝑙𝑛
= 78042.67457
+ N
2
Vs = (𝑉𝑒 − 𝑉𝑐)
∅
= 104056.8994 N
Vc =0
∅ = 0.75
Daerah sendi plastis

Syarat s maks sengkang menurut SNI 2847 – 2019 pasal 18.4.2.4
a d/4
b 8D batang tulangan longitudinal terkecil
c 24D batang tulangan sengkang pengekang
d 300 mm
berdasarkan syarat diatas maka smaks = 159.75 mm
Spakai = 100 mm
Av perlu = 𝑉𝑠 × 𝑆𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
𝑓𝑦 × 𝑑
= 50.77 mm²
1
Av pakai = 𝜋𝑑2 𝑛
4
= 157.0796 mm²
Digunakan kaki sengkang berjumlah = 2
Rekapitulasi kebutuhan tulangan geser pada daerah sendi plastis
Tabel 20 Rekapitulasi kebutuhan tulangan geser pada daerah sendi plastis
Av
Ve Vs smaks spakai ∅ segkang Av pakai
Nama perlu kaki
CEK
Balok D sengkang
N N mm mm mm² n mm²
(mm)
B-C 78042.67 104056.9 159.75 100 50.77 2 Ø- 10 157.0796 OK 2
Daerah sendi diluar plastis

√𝑓 ′ 𝑐
Vc = . 𝑏. 𝑑
6
= 347347.8 N

FAKULTAS VOKASI
Ve/∅ = 141484 N
Cek kebutuhan tulangan geser pada daerah sendi diluar plastis
Vc > Ve/∅
347347.8 > 141484 N (maka diperlukan tulangan geser pada daerah
sendi diluar plastis)
1 𝑏. 𝑠
Av min = 3 𝑓𝑦
= 57.29167 mm²

1
Av pakai = 𝜋𝑑2 𝑛
4
= 157.0796 mm²
Digunakan kaki sengkang berjumlah = 2
Rekapitulasi kebutuhan tulangan geser pada daerah diluar sendi plastis
Tabel 21 Rekapitulasi kebutuhan tulangan geser pada daerah diluar sendi plastis
Av
Vc Ve/∅ spakai Av min ∅ segkang
Nama pakai kaki
Cek CEK
Balok D sengkang
N N mm mm² n mm²
(mm)
Perlu Tul.
B-C 347348 141484 250 143.23 2 Ø- 10 157.08 OK 2
Geser
Diameter sisi dalam bengkokan minimum sengkang menurut SNI 2847-

2019 pasal 25.3.2 Tabel 25.3.2
Gambar 61 Bengkokan minimum sengkang

FAKULTAS VOKASI
Sesuai SNI 2847-2019 pasal 25.3.2 Tabel 25.3.2 mengharuskan untuk kait
sengkang dengan Ø10 dengan bengkokan 135˚ diperpanjang sepanjang 6Ø,
maka: 6Ø = 60 mm
Diameter bengkokan ikat tidak boleh kurang dari 4Ø = 40 mm.
7.4.6. Perhitungan penulangan torsi

Periksa kecukupan penampang menahan momen torsi terfaktor berdasarkan
SNI 2847-2019 Pasal 22.7.7.1
Gaya yang terjadi torsi dan geser maksimum

Tu = 20229460 N.mm
Vu = 121584 N
bh = b – 2.t – Øsengkang
= 460 mm
hh = h – 2.t – Øsengkang
= 610 mm
ph = 2 . (hh + bh)
= 2140 mm
Acp = hh . bh
= 280600 mm²
Vc = 0.17𝜆√𝑓𝑐′ℎ𝑑
= 450920.643 N
Ø = 0.75
Maka
= 1.094 N.mm
= 4.86463 N.mm
1.094 ≤ 4.864631058 (Penampang cukup)
Periksa persyaratan pengaruh torsi sesuai SNI 2847-2019 pasal 22.7.1.1, yaitu
pengaruh puntir dapat diabaikan jika
Tu < ØTth
Tth berdasarkan SNI 2847-2019 Pasal 22.7.4.1 tabel 22.7.4.1(a)

FAKULTAS VOKASI
Gambar 62 Ambang Batas Torsi untuk Penampang Solid
𝐴²
𝑐𝑝
Tu < Ø × 0.083 × 𝜆√𝑓𝑐′ ( 𝑃𝑐𝑝 )
20229460 > 4862859.346 N.mm (perlu tulangan torsi)

Perhitungan kebutuhan tulangan torsi transversal menurut SNI 2847-
2019 Pasal 22.7.6.1
Tn = 2𝐴𝑜 𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑡
cot 𝜃
𝑠
𝑇𝑢 = 2𝐴𝑜 𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑡 cot 𝜃
Ø 𝑠
𝐴𝑡 𝑇𝑢
=
𝑠 2𝐴𝑜 𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑡 cot 𝜃
= 0.35 mm²/mm/satu kaki
- Pada daerah tumpuan

kebutuhan tulangan sengkang sebelum torsi
Vs = 154190.0152 N
𝐴𝑣 = 𝑉𝑠
𝑠 𝑓𝑦 𝑑
= 0.88 mm²/mm/dua kaki
Maka kebutuhan tulangan sengkang setelah torsi

𝐴𝑣𝑡 = 𝐴𝑣 𝐴𝑡
+ (2 × )
𝑠 𝑠 𝑠

FAKULTAS VOKASI
Untuk tulangan sengkang terpasang sebelum torsi adalah 2 kaki Ø10 – 100,
maka:
𝐴𝑣𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 1.58 mm²/mm/dua kaki
𝑠
𝐴𝑣𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 ≥ 𝐴𝑣𝑡
𝑠 𝑠
1.58 ≥ 1.58 (tidak mampu menahan geser &torsi)
syarat spasi tulagan torsi transversal minimal menurut SNI 2847-2019 Pasal
9.7.6.3.3
a. ph/8 = 192.5mm
b. 300 mm
Maka pada daerah tumpuan digunakan sengkang 3 kaki Ø10 – 100
- Pada daerah lapangan
Vs = 104056.8994 N
𝐴𝑣 = 𝑉𝑠
𝑠 𝑓𝑦 𝑑

𝐴𝑣𝑡 = 𝐴𝑣 𝐴𝑡
+ (2 × )
𝑠 𝑠 𝑠
maka:
𝐴𝑣𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 1.57 mm²/mm/dua kaki
𝑠
𝐴𝑣𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 ≥ 𝐴𝑣𝑡
𝑠 𝑠
1.58 ≥ 1.58 (mampu menahan geser & torsi)
9.7.6.3.3
a. ph/8 = 267.5 mm
b. 300 mm
Maka pada daerah tumpuan digunakan sengkang 3 kaki Ø10 – 100
Perhitungan kebutuhan tulangan torsi longitudinal menurut SNI 2847-

2019 Pasal 22.7.6.1
Al = 𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑡 2
𝑃ℎ ( ) 𝑐𝑜𝑡 𝜃
𝑠 𝑓𝑦
= 402 mm²
0.42√𝑓𝑐′ × 𝐴𝑐𝑝 𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑡

− ( ) 𝑃ℎ ( )
𝑓𝑦 𝑠 𝑓𝑦
FAKULTAS VOKASI
Almin =
= 706 mm²
Al pakai = 706 mm²
maka luas tulangan torsi tersebut didistribusikan pada keliling penampang.
Dan setiap sisi menerima tambahan luas
𝐴𝑙𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 474 mm²
4
➢ Pada Sisi atas daerah tumpuan sebelumnya tersedia tulangan tarik 4 Ø- 19
Maka kebutuhan tulangan lentur setelah torsi ialah
As perlu = As tulangan tarik + Al
= 1310.5 mm²
Maka dipasang tulangan longitudinal 6 Ø-19 As = 1701.2
➢ Pada Sisi bawah daerah tumpuan sebelumnya tersedia tulangan tarik 6 Ø-19
As perlu =As tulangan tarik + Al
= 1310.5.6 mm²
Maka dipasang tulangan longitudinal 8 Ø-19 As = 1417.6
➢ Pada bagian tengah dibutuhkan tulangan

As perlu = 𝐴𝑙
2×
4
= 352.84 mm²
Maka dipasang tulangan longitudinal 4 Ø-19 As =1134.1
Cek syarat jarak antar tulangan
s < 300 mm
s = ℎ − 2. (𝑡𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 + ∅𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔) − 𝐷𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟
2
= 216
216 < 300 mm OKE
Cek syarat diameter tulangan longitudinal
D19 > s/24
D19 > D12 OKE
7.4.7. Panjang penyaluran tulangan tarik

Berdasarkan SNI 2847-2019 Pasal 18.8.5
"Untuk tulangan D10 hingga D36 yang ujungnya diberi kait standar, panjang
penyaluran ldh harus diambil yang paling besar dari persamaan berikut ini :"
𝑓𝑦×𝑑𝑏
a ldh = λ = 1 untuk beton normal
5.4λ√𝑓𝑐′
= 190 mm

FAKULTAS VOKASI
b ldh = 8db
= 152 mm
c ldh = 150 mm
ldh pakai = 190 mm
Maka digunakan panjang penyaluran ldh pada muka tumpuan tulangan tarik
ke kolom sebesar = 190 mm
dengan kait standar 90⁰ dan diperpanjang 12db = 228 mm
7.4.8. Panjang penyaluran tulangan tarik
Gambar 63 Panjang Penyaluran Tulangan Tarik

"Untuk tulangan D10 hingga D36 yang ujungnya diberi kait standar, panjang
penyaluran ldh harus diambil yang paling besar dari persamaan berikut ini :"
𝑓𝑦×𝑑𝑏
a ldh = λ = 1 untuk beton normal
5.4λ√𝑓𝑐′
= 190 mm
b ldh = 8db
= 152 mm
c ldh = 150 mm
ldh pakai = 190 mm
Maka digunakan panjang penyaluran ldh pada muka tumpuan tulangan tekan
7.4.9. Panjang penyaluran tulangan tekan
Gambar 64 Panjang Penyaluran Tulangan Tekan

FAKULTAS VOKASI

Panjang penyaluran ldc untuk batang ulir dan kawat ulir dalam kondisi tekan
harus yang terbesar dari berikut ini:
0,24×𝑓𝑦×𝜓𝑟
a ldh =( 𝜆√𝑓𝑐′
) × 𝑑𝑏 λ = 1 untuk beton normal
= 274 mm Ψr = 1
b ldh = 0.043 x fy x Ψr x db
= 261 mm
c ldh = 150 mm
ldh pakai = 300 mm
Maka digunakan panjang penyaluran ldh pada muka tumpuan tulangan tekan
7.4.10. Cut off Point (Letak Pemotongan Tulangan)

Gambar 65 Letak Pemotongan Tulangan
Panjang cut off point :

𝑙𝑛
l₁ (tumpuan) = 4
= 1987.5 mm
𝑙𝑛
l₂ (lapangan) = 2
= 3975 mm
7.4.11. Rekapitulasi penulangan balok portal As 2

Tabel 22 Rekapitulasi kebutuhan penulangan balok portal As 2
∅ segkang ∅ segkang Tulangan

Nama Ukuran balok Tulangan Tulangan
sendi luar sendi setelah Letak
Balok (mm) Tarik Tekan
plastis plastis torsi

FAKULTAS VOKASI
D D D D D
b h d n n n n n
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
A-B 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ki
B-C 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 4 Ø- 19 Lap
6 Ø- 19 3 Ø- 19 8 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ki
C-D 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 4 Ø- 19 Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ki
D-E 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 4 Ø- 19 Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
E-F 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
G-H 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ki
H-I 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
I-J 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ki
J-K 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ka
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ki
K-L 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
M-N 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ki
N-O 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 4 Ø- 19 Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
O-P 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
P-Q 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 6 Ø- 19 T. Ki

FAKULTAS VOKASI
4 Ø- 19 2 Ø- 19 4 Ø- 19 Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
Q-R 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
*) keterangan :
- T. Ki ➔ Tumpuan Kiri
- Lap ➔ Lapangan
- T. Ka ➔ Tumpuan Kanan
Gambar 66 Penulangan Balok BC
Gambar 67 Potongan 1-1 Penulangan Balok BC

FAKULTAS VOKASI
Gambar 68 Potongan 2-2 Penulangan Balok BC
7.5 Penulangan Kolom

7.5.1. Data perencanaan
• Fungsi bangunan = Ruko
• Tinggi bangunan = 12 m
• Lebar bangunan = 17 m
• Panjang bangunan = 20 m
• fc' = 35 Mpa
• fyl = 320 Mpa
• fyv = 240 Mpa
• Ec = 27805.57498
• Es = 200000
• Dimensi Kolom
- bk = 50 cm
- hk = 50 cm
• Tinggi kolom =5 m
• d lentur = 22 mm
• d sengkang = 16 mm
• decking = 40 mm
• t' = 48 mm
• Faktor reduksi geser & torsi Ø = 0.75
• Faktor reduksi lentur Ø = 0.9
• β1 = 0.80
7.5.2. Batasan dimensi

Dimensi penampang terkecil kolom SNI 2847 2019 Pasal 18.7.2.1
hk > 30 cm
50 > 30 cm OKE
Rasio dimensi kolom SNI 2847 2019 Pasal 18.7.2.1
hk/bk > 0.4

FAKULTAS VOKASI
1 > 0.4 OKE
7.5.3. Output SAP2000 v.22
Gambar 69 Kolom yang ditinjau adalah kolom frame 443

Tabel 23 Output SAP2000 kolom (frame 443)
Kombinasi Aksial (kN) M2 (kN.m) M3 (kN.m)

1.4D 1148.557 71.9109 116.4878
0.9D+1EX 671.113 86.3531 117.7388
0.9D+1EY 724.683 86.3531 3.5233
0.9D+1EY 752.033 71.9109 47.7114
1.2D+1L+1EX 908.396 2.7757 117.7388
1.2D+1L+1EX 1025.214 15.5223 116.4878
Tabel 24 Output SAP2000 untuk input SP Column
Kombinasi Aksial (kN) M2 (kN.m) M3 (kN.m) Keterangan

1.2D+1.6L 1268.197 18.4144 67.6656 Kolom bawah
1.2D+1.6L 808.218 31.9552 119.4109 Kolom atas

FAKULTAS VOKASI
Gambar 70 Output Gaya Axial Tumpuan Kiri SAP2000 v.22 Kolom atas
Gambar 71 Output Gaya Axial Tumpuan Kanan SAP2000 v.22 Kolom atas

FAKULTAS VOKASI
Gambar 72 Output Moment M3 Tumpuan Kiri SAP2000 v.22 Kolom atas

FAKULTAS VOKASI
Gambar 73 Output Moment M3 Tumpuan Kanan SAP2000 v.22 Kolom atas
Gambar 74 Output Moment M2 Tumpuan Kiri SAP2000 v.22 Kolom atas

FAKULTAS VOKASI
Gambar 75 Output Moment M2 Tumpuan Kanan SAP2000 v.22 Kolom atas
Gambar 76 Output Moment M3 Tumpuan Kiri SAP2000 v.22 Kolom bawah

FAKULTAS VOKASI
Gambar 77 Output Moment M3 Tumpuan Kanan SAP2000 v.22 Kolom bawah
Gambar 78 Output Gaya Axial Tumpuan Kiri SAP2000 v.22 Kolom bawah
Gambar 79 Output Gaya Axial Tumpuan Kanan SAP2000 v.22 Kolom bawah

FAKULTAS VOKASI
Gambar 80 Output Moment M2 Tumpuan Kanan SAP2000 v.22 Kolom bawah
Gambar 81 Output Moment M2 Tumpuan Kiri SAP2000 v.22 Kolom bawah

FAKULTAS VOKASI
7.5.4. Pemeriksaan tulangan kolom

Pemerikasaan tulangan kolom dilakukan dengan bantuan aplikasi SP Column
dengan cara memasukkan gaya dalam output SAP2000, didapatkan tulangan
adalah sebagai berikut :
8 D- 22 atau 1.24%
Gambar 82 Diagram SP Column kolom frame 443 Arah X
Gambar 83 Hasil perhitungan momen kapasitas dengan SP Column

Arah X
ØMnx = 213.14 kN.m

FAKULTAS VOKASI
Gambar 84 Diagram SP Column kolom frame 443 Arah Y
Gambar 85 Hasil perhitungan momen kapasitas dengan SP Column

Arah Y
ØMny = 191.83 kN.m
7.5.5. Cek konfigurasi penulangan

Dari hasil desain berdasarkan gaya dalam, dimensi kolom yang digunakan
adalah 600 x 600 dengan 8 baja tulangan 22
Tabel 25 Rekapitulasi Kebutuhan Penulangan Lentur Kolom
Jenis Dimensi
As
diameter Luas / bar Jumlah
D
(mm) (mm²) (mm²)
22 22 380.1327111 8 3041.0617
𝐴𝑠
ρg = 𝑏×𝑑
= 0.012164247
Syarat rasio tulangan SNI 2847 - 2019 Pasal 18.7.4.1
0.01 < ρg < 0.06
0.01 < 0.012 < 0.06 OKE
7.5.6. Pemeriksaan pesyaratan “strong coloum weak beam”

Penulangan balok induk pada daerah tumpuan
Lentur atas = 4 D- 19
Lentur bawah = 2 D- 19
Geser = 4 D- 10 – 100
Kuat kolom ØMn harus memenuhi syarat berikut

∑ 𝑀𝑛𝑐 ≥ 1.2 ∑ 𝑀𝑛𝑏
404.97 ≥ 139.35 OKE
7.5.7. Desain tulangan confinement / sengkang

Digunakan acuan SNI 2847 - 2019 Pasal 18.7.5.4 Tabel 18.7.5.4 untuk desain
tulangan confinement / sengkang
0.3Ag.fc' = 2625
Pu ≤ 2625 kN
1268.197 ≤ 2625 kN

FAKULTAS VOKASI
Gambar 86 Luas Penampang Tulangan Transversal Minimal

Total luas penampang hoops tidak kurang dari salah satu yang terbesar antara:
𝐴𝑔 𝑓𝑐′×𝑏𝑐
a. Ash/s = 0.3 (𝐴𝑐ℎ − 1) bc = b - 2(decking+0.5db)
𝑓𝑦𝑙
= 5.4488 mm²/mm = 398 mm
Ach = (b -2(decking))²
0.09×𝑏𝑐×𝑓𝑐′
b. Ash/s = = 176400 mm2
𝑓𝑦𝑙
= 3.9178 mm²/mm
Ash/s digunakan = 5.4488 mm²/mm

Spasi tulangan transversal maksimum yang diizinkan berdasarkan SNI 2847 -
2019 pasal 18.7.5.3 adalah sebagai berikut :
a. Seperempat dimensi terkecil penampang kolom =125 mm
b. Enam kali diameter tulangan longitudinal terkecil =132 mm
c. So, yang dihitung dengan =106 mm
350−ℎ𝑥
so = 100 + 3
hx = 2/3 hk
= 333.33
syarat So : 100 < So < 150
Digunakan spasi 100 mm

a. Ash perlu = 5.449 ×100 = 544.89 mm²
b. Ash perlu = 3.918 ×100 = 391.78 mm²
Jadi, digunakan sengkang 3 kaki D16 Ash pakai = 603.19

Ash pakai > Ash perlu
603.19 > 544.88 OKE
7.5.8. Perhitungan tulangan geser

FAKULTAS VOKASI
Perhitungan momen kapasitas kolom dilakukan dengan bantuan SP Column

Mpr kanan = 213.14 kN.m Ln = 4.3 m
Mpr kiri = 191.83 kN.m
𝑀𝑝𝑟 𝑘𝑎+𝑀𝑝𝑟 𝑘𝑖
Ve = 𝐿𝑛
= 94.18 kN
Vu = 20.199 kN (Ouput SAP2000 akibat kombinasi
beban
1.2D+1L)
Perhitungan kebutuhan tulangan geser
Tulangan geser sepanjang lo (sendi plastis) harus didesain untuk menahan
geser dengan mengasumsikan Vc = 0 menurut SNI 2847-2019 Pasal 18.7.6.2.1
apabila syarat berikut terpenuhi
a. 0.5 Ve > Vu
47.1 > 20.199 kN OKE
𝐴𝑔.𝑓𝑐 ′
b. Pu < 20
1268.197 < 437.5 kN TIDAK OKE
Maka Vc sepanjang lo (sendi plastis) tidak sama dengan 0, maka nilai Vc

diambil
√𝑓𝑐′
Vc = ×𝑏×𝑑 d = 433 mm
6
= 213.5 kN
Cek keperluan tulangan geser

𝑉𝑢
> 0.5 𝑉𝑐
∅
26.932 < 106.7 Tidak Perlu Tulangan Geser
Perhitungan tulangan geser minimum

𝑉𝑢 1
> 𝑉𝑐 + 3 𝑏. 𝑑
∅
26.932 < 285.6 Hanya Perlu Tulangan Geser Minimum
Karena sebelumnya telah dipasang tulangan confinement 3 kaki D16 spasi 100
berarti
1 𝑏.𝑠
Av min = 3 × 𝑓𝑦
= 400 mm²
Sementara Ash untuk 5 kaki D13 = 603.19 mm²

Ash pakai > Av min
603.189 > 400 OKE

FAKULTAS VOKASI
Sehingga digunakan tulangan sengkang 3 kaki D16
Untuk bentang diluar lo

𝑁𝑢
Vc = 0.17 (1 + 14. 𝐴𝑔) λ√𝑓𝑐 ′ 𝑏. 𝑑 Nu/Ag = 2.68 Mpa
= 259.5 kN
Cek keperluan tulangan geser

𝑉𝑢
> 0.5 𝑉𝑐
∅
26.932 < 129.7462336 Tidak Perlu Tulangan Geser
Perhitungan tulangan geser minimum

𝑉𝑢 1
> 𝑉𝑐 + 3 𝑏. 𝑑
∅
26.932 < 331.7 Hanya Perlu Tulangan Geser Minimum
Karena sebelumnya telah dipasang tulangan confinement 3 kaki D16 spasi 100
berarti
1 𝑏.𝑠
Av min = 3 × 𝑓𝑦
= 400 mm²
Sementara Ash untuk 5 kaki D13 = 603.19 mm²

Ash pakai > Av min
603.19 > 400 OKE
Sehingga digunakan tulangan sengkang 3 kaki D16
7.5.9. Panjang daerah sendi plastis (lo)

Panjang daerah sendi plastis (lo) menurut SNI 2847 - 2019 Pasal 18.7.5.1
tidak boleh kurang dari nilai terbesar antara a - c
a. Tinggi kolom pada muka joint atau pada penampang dimana pelelehan
lentur dimungkinkan terjadi = 500 mm
b. Seperenam tinggi bersih kolom = 716.67 mm
c. 450 mm
lo = 716.67 mm
7.5.10. Panjang penyaluran SNI 2847 -2019 Pasal 25.4.2.1
𝑓𝑦.𝛹𝑡.𝛹𝑒.𝛹𝑠
ld =( 𝑐𝑏+𝑘𝑡𝑟 ) 𝑑𝑏 𝛹𝑡 =1
1.1𝜆√𝑓𝑐′( )
𝑑𝑏
= 594.99 mm 𝛹e =1
𝛹s =1
λ =1
ld min = 300 mm cb = 40 mm
Ktr =0

FAKULTAS VOKASI
Gambar 87 Tabel Faktor Panjang Penyaluran Batang

Ulir dan Kawat Ulir dalam Kondisi Tarik
1.3 ld = 773.49 mm
ld digunakan = 800 mm
7.5.11. Rekapitulasi penulangan kolom

Tabel 26 Rekapitulasi Kebutuhan Penulangan Kolom
Ukuran
Daerah Luar Sendi
kolom Daerah Sendi Plastis Keterangan
Plastis
Frame (mm)
D S D S
b h n n
(mm) (mm) (mm) (mm)
8 D- 22 8 D- 22 Tulangan Lentur
443 500 500 Tulangan confinement dan
3 D- 16 100 3 D- 16 100
geser

FAKULTAS VOKASI
Gambar 88 Penulangan Kolom Frame 443
Gambar 89 Potongan 1-1 Penulangan Kolom frame 443

FAKULTAS VOKASI
Gambar 90 Potongan 2-2 Penulangan Kolom frame 443
7.6 Penulangan Sloof

7.6.1. Data perencanaan
• Panjang sloof = 8000 mm
• Tinggi Sloof = 650 mm
• Lebar sloof = 450 mm
• Luas Sloof = 292500
• Lebar bersih sloof = 7000 mm
• Decking = 40 mm
• fc' = 35 Mpa
• fyl = 320 Mpa
• fyv = 240 Mpa
• I = 10298437500 mm⁴
• E = 27805.57498 Mpa
• Diameter tulangan = 22 mm
• Diameter sengkang = 13 mm
• d = 586 mm

FAKULTAS VOKASI
Gambar 91 Sloof yang ditinjau

7.6.2. Data gaya
Pu kolom kanan = 1035.151 kN
Pu kolom kiri = 1148.557 kN
Pu sloof = 10% Pu kolom
= 114.8557 kN
Berat sendiri = 731.25 kg/m
Berat dinding = 189 kg/m
qD = berat sendiri + berat dinding
= 920.25 kg/m
Qu = 1.4qD
= 1288.35 kg/m
1
Vu = 2 . 𝑄𝑢. 𝐿
= 3681 kg
= 36810 N
1
Mu = . 𝑄𝑢. 𝐿²
12
= 6871.2 kg/m
= 68712000 N.mm
= 68.712 kN.m
7.6.3. Perhitungan tulangan lentur
0.05(𝑓𝑐 ′ −28)
ρmin = 1.4/fy β1 = 0.85 − 7
= 0.0044 = 0.80
0.85 𝑓 ′ 𝑐 𝛽1 600
ρb = [600+𝑓𝑦]
𝑓𝑦

FAKULTAS VOKASI
= 0.049
ρmax = 0.75×ρb
= 0.036
1 2𝑚×𝑅𝑛
ρperlu = 𝑚 [1 − √1 − ] m = 10.76
𝑓𝑦
= 0.0016
𝑀𝑢
Mn = 𝜙 Ø = 0.9
= 76346666.67 N.mm
𝑀𝑛
Rn = 𝑏 𝑑²
= 0.49406300 N.mm²
As perlu = ρuse. b.d

= 1153.6875 mm²
Digunakan tulangan 6 Ø-22 As pakai = 2280.8 OKE
𝑎 𝐴𝑠.𝑓𝑦
Mn = 𝐴𝑠. 𝑓𝑦 (𝑑 − 2) a = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝑏
= 407799937.9 N.mm = 54.51763251
Mn = 407.7999379 kN.m
ØMn = 0.9 Mn
= 367.0199441 kN.m
7.6.4. Perhitungan tulangan geser

𝑃𝑢 1
Vc = (1 + 14. 𝐴𝑔) 6 √𝑓𝑐′𝑏𝑤. 𝑑
= 1/6 × 6.497366838 × 1560070.239
= 1689391.439 N
Cek
Vu ≤ Ø Vc Ø = 0.75
36810 ≤ 1267043.579 OKE
7.6.5. Perhitungan tulangan geser minimum

Spasi sengkang SNI 2847 - 2019 Pasal 18.6.4.4
Spasi sengkang tidak boleh melebihi nilai terkecil dari a - c
a. d/4 = 146.5 mm
b. 6d lentur = 132 mm
c. 150 mm
Digunakan S = 125 mm
𝑏𝑤×𝑠
Av min = 3𝑓𝑦

FAKULTAS VOKASI
= 78.125 mm²
Jadi, digunakan sengkang 2 kaki D13 Ash pakai = 265.5 mm² OKE
7.6.6. Perhitungan penulangan torsi

Periksa kecukupan penampang menahan momen torsi terfaktor berdasarkan
SNI 2847-2019 Pasal 22.7.7.1
Gaya yang terjadi torsi dan geser maksimum

Mu = 0.001 × 𝐶𝑙𝑥 × 𝑄𝑢 × 𝐿2
= 0.001 ×59× 1288.35 × 82
= 48.6481 kN.m/m
Tu = 1/2 Mu L
= 194.59
Tu = 194592384 N.mm
Vu = 36810 N
decking= 40
d = 586.0
bh = b – 2.t – Øsengkang = 393 mm
hh = h – 2.t – Øsengkang = 593 mm
ph = 2 . (hh + bh) = 1972 mm
Acp = hh . bh = 233049 mm²
Vc = 0.17𝜆√𝑓𝑐′ℎ𝑑
= 383083.9142 N
Ø = 0.75
Maka
= 4.158475602 N.mm
= 4.99415735 N.mm
4.158476 ≤ 4.99415735 Penampang cukup
Periksa persyaratan pengaruh torsi sesuai SNI 2847-2019 pasal 22.7.1.1, yaitu
pengaruh puntir dapat diabaikan jika

FAKULTAS VOKASI
Tth berdasarkan SNI 2847-2019 Pasal 22.7.4.1 tabel 22.7.4.1(a)
Gambar 92 Tabel Ambang Batas Torsi untuk Penampang Solid

𝐴²
𝑐𝑝
Tu < Ø × 0.083 × 𝜆√𝑓𝑐′ ( 𝑃𝑐𝑝 )
194592384 > 10142872.23 N.mm perlu tulangan torsi
Perhitungan kebutuhan tulangan torsi transversal menurut SNI 2847-
2019 Pasal 22.7.6.1
2𝐴 𝐴 𝑓𝑦𝑡
Tn = 𝑜 𝑠𝑡 cot 𝜃
𝑇𝑢 2𝐴𝑜 𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑡
= cot 𝜃
Ø 𝑠
𝐴𝑡 𝑇𝑢
= 2𝐴
𝑠 𝑜 𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑡 cot 𝜃
= 2.04653 mm²/mm/satu kaki

Av/s = 2.12371 mm²/mm/dua kaki
𝐴𝑣𝑡 𝐴𝑣 𝐴𝑡
= 𝑠 + (2 × 𝑠 )
𝑠
= 6.21678 mm²/mm/4 kaki

maka:
Digunakan sengkang 4 Kaki Ø16 Ash pakai = 804.2477193 mm²
Digunakan S = 125 mm
𝐴𝑣𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
𝑠
𝐴𝑣𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝐴𝑣𝑡
≥ 𝑠
𝑠
6.433982 ≥ 6.21678 mampu menahan geser & torsi

FAKULTAS VOKASI
9.7.6.3.3
a. ph/8 = 246.5 mm
b. 300 mm
Maka digunakan sengkang 4 kaki Ø16 – 125
Perhitungan kebutuhan tulangan torsi longitudinal menurut SNI 2847-
2019 Pasal 22.7.6.1
𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑡
Al = 𝑠 𝑃ℎ ( 𝑓𝑦 ) 𝑐𝑜𝑡 2 𝜃
= 3026.8 mm²
0.42√𝑓𝑐′×𝐴𝑐𝑝 𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑡
Almin = − ( ) 𝑃ℎ ( )
𝑓𝑦 𝑠 𝑓𝑦
= -1217.22845 mm²
Al pakai = 3026.8 mm²
maka luas tulangan torsi tersebut didistribusikan pada keliling penampang.
Dan setiap sisi menerima tambahan luas
𝐴𝑙𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
4
= 756.7 mm²
Sebelumnya tersedia tulangan tarik Ø6 – 22

As perlu = As tulangan tarik + Al
= 2280.8 mm²
Maka dipasang tulangan longitudinal Ø8 – 22 As = 3041.1 mm²
Cek syarat jarak antar tulangan
s < 300 mm
ℎ−2.(𝑡𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡+ ∅𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔)−𝐷𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟
s = 2
= 259.5 mm
259.5 < 300 mm OKE
Cek syarat diameter tulangan longitudinal
D19 > s/24
D19 > D12 OKE
7.6.7. Rekapitulasi penulangan sloof

Tabel 27 Rekapitulasi Kebutuhan Penulangan SLoof
Tulangan Sebelum Torsi Tulangan Setelah Torsi

Dimensi
sloof Tulangan Tulangan geser Tulangan Tulangan geser
lentur lentur
D n D S D N D S
b h n n
(mm) (kaki) (mm) (mm) (mm) (kaki) (mm) (mm)
450 650 6 Ø- 22 2 D13 125 8 Ø- 22 4 D16 125

FAKULTAS VOKASI
BAB VIII
HUBUNGAN BALOK KOLOM
8.1 Ketentuan dalam SNI 2847 – 2019

• Sesuai dalam ketentuan yang telah diatur oleh SNI bahwa suatu join telah
diatur secara lengkap dalam SNI 2847-2019 pasal 18.8 yaitu mengenai joint
rangka momen khusus. DImana dalam suatu join telah dijelaskan dalam SNI
2847 - 2019 Pasal 18.8.3.2 bahwa bila pada keempat sisi joint terdapat balok
yang merangka kepadanya dan bila lebar setiap balok tersebut setidaknya 3/4
lebar kolom.
• kekuatan geser nominal (Vn) untuk berat beton normal dalam SNI 2847 - 2019
pasal 18.8.4 telah disebutkan bahwa Vn joint tidak boleh diambil lebih besar
dari nilai yang ditetapkan berikut :
Gambar 93 Tabel Kekuatan Geser Nominal Joint Vn
Gambar 94 Hubungan balok dan kolom

FAKULTAS VOKASI
Aj adalah luas penampang efektif dalam suatu joint yang dihitung dari tinggi joint kali
lebar joint efektif. Tinggi joint harus merupakan tinggi keseluruhan kolom, h. Lebar
joint efektif harus merupakan lebar keseluruhan kolom, kecuali bilamana suatu balok
merangka ke dalam suatu kolom yang lebih lebar, lebar joint efektif tidak boleh
melebihi yang lebih kecil dari (a) dan (b) menurut SNI 2847 - 2019 Pasal 18.8.4.3 :
a. Lebar balok ditambah tinggi joint
b. Dua kali jarak tegak lurus yang lebih kecil dari sumbu longitudinal
balok ke sisi kolom
8.2 Data Perencanaan

Sesuai dengan yang diatur dalam SNI yang telah diuraikan dalam sub bab
sebelumnya. Maka joint dalam gedung ini, bisa dibagi menjadi dua kondisi yaitu
a. kondisi satu
Menurut SNI 2847-2019 pasal 18.8.3.2, balok yang memberikan
pengekangan hanya balok exterior, sehingga kolom terkekang pada
dua muka yang berlawanan
b. Kondisi dua (kondisi lain - lain)
Menurut SNI 2847-2019 pasal 18.8.3.2, balok yang belum
dikategorikan mengekang kolom. termasuk joint kondisi lain lain
8.3 Data – data hubungan balok kolom

• d lentur = 22 mm
• fc' = 35 Mpa
• fyl = 320 Mpa
• fyv = 240 Mpa
• Dimensi balok
a. b = 400 mm
b. h = 550 mm
c. decking = 40 mm
Dari perhitungan penulangan kolom didapatkan data tulangan kolom sebagai

berikut :
• d lentur = 8 D- 22
• d geser = 3 D- 16 - 100
• fc' = 35 Mpa
• fyl = 320 Mpa
• fyv = 240 Mpa
• Dimensi kolom
a. bk = 500 mm
b. hk = 500 mm
c. Ln = 4300 mm

FAKULTAS VOKASI
8.4 Persyaratan joint balok kolom untuk SRPMK menurut SNI 2847 – 2019 Pasal
18.8.2
• Pasal 18.8.2.1 : Gaya - gaya pada tulangan longitudinal balok di muka joint
harus dihitung dengan mengasumsikan tegangan pada tulangan tarik lentur
adalah 1.25 fy
• Pasal 18.8.2.3 : Bila tulangan longitudinal balok diteruskan melalui joint

balok-kolom, dimensi kolom yang paralel dengan tulangan balok tersebut
tidak boleh kurang dari 20 kali diameter tulangan longitudinal terbesar balok
untuk beton normal (normalweight). Untuk beton ringan (lightweight),
dimensinya tidak boleh kurang dari 26 kali diameter tulangan.
Keterangan :
Dimensi kolom yang sejajar dengan tulangan balok :
500 > 20db
500 > 440 mm OKE
karena dimensi kolom yang sejajar dengan tulangan balok lebih beser maka dimens
kolom memenuhi persyaratan
8.5 Penulangan transversal pada joint

Digunakan acuan menurut SNI 2847 - 2019
• Pasal 18.8.3.1 : Tulangan transversal joint harus memenuhi 18.7.5.2, 18.7.5.3,

18.7.5.4, dan 18.7.5.7, kecuali sebagaimana yang diizinkan 18.8.3.2
• Pasal 18.8.3.2 : Jumlah tulangan transversal boleh direduksi apabila memenuhi
a. Joint terkekang pada empat sisi
b. Setiap lebar komponen struktur paling sedikit 3/4 lebar kolom
Lebar terkecil joint = lebar balok
= 400 mm
3/4 lebar kolom = 375 mm
Desain tidak memenuhi persyaratan pada pasal ini, maka tulangan transversal
pada joint sama dengan tulangan transversal pada kolom
Pada perhitungan kolom di dapatan nilai Ash

Ash/s = 5.45 mm²/mm
Spasi yang dipakai sama dengan pada kolom = 100 mm

Jarak bersih tulangan longitudinal tekan dan tarik kolom
d = 356 mm
Area hoops yang dibutuhkan = 100 × 5.45

= 544.8809524 mm²
Dipakai baja tulangan 3 kaki D16 Ash pakai = 603.1857895 mm²

FAKULTAS VOKASI
Cek
Ash pakai > Ash perlu
603.1857895 > 544.8809524 OKE
8.6 Kontrol gaya geser dan kekuatan geser pada joint

Mpr balok yang terhubung dengan joint
Mpr = 116.12 kN.m
Pada joint kekakuan kolom atas dan bawah adalah samamaka nilai, DF = 0.5
𝑀𝑝𝑟 𝑡𝑜𝑝. 𝐷𝐹𝑡𝑜𝑝+𝑀𝑝𝑟𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚.𝐷𝐹𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚
Vsway = 𝐿𝑛
= 13.5 kN
Pada lapis atas balok tulangan lentur terpasang 4 D-19 As = 1134.1 mm²
- Gaya tarik yang bekerja pada balok di bagian kiri
T1 = 1.25 × 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦
= 453.6 kN
- Gaya tekan yang bekerja pada balok arah kiri
C1 = T1= 453.6 kN
Pada bagian lapis bawah balok tulangan lentur terpasang 2 D-19 As = 567.1 mm²
- Gaya tarik yang bekerja pada balok di bagian kiri
T2 = 1.25 × 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦
= 226.8 kN
- Gaya tekan yang bekerja pada balok arah kiri
C2 = T1 = 226.8 kN
Vu = Vsway - T1 - C2
= -667.0 kN (searah dengan T1)
Kekuatan geser joint SNI 2848 - 2019 Pasal 18.8.4.1

Vn = 1.7𝜆√𝑓𝑐′𝐴𝑗
Gambar 95 Tabel Kekuatan Geser untuk Perhitungan Vn

FAKULTAS VOKASI
Dengan Aj adalah luasan joint, yaitu lebar kolom dan lebar balok yang menyatu
Lebar joint efektif (be)
b+h = 900 mm
b+2x = 700 mm
Maka, be = 700 mm
Luas efektif joint

Aj = h × be
= 350000 mm²
Gambar 96 Hubungan balok kolom untuk Perhitungan Luas Efektif Joint
Vn =1.7𝜆√𝑓𝑐′𝐴𝑗
= 3520.067471 kN
Kontrol kekuatan joint
Vu < øVn Faktor reduksi geser & torsi Ø = 0.75
666.9664701 < 2640.051 kN OKE
Gambar 97 Hubungan Balok dan Kolom

FAKULTAS VOKASI
Gambar 98 Detail A Hubungan Balok dan Kolom
Gambar 99 Detail B Hubungan Balok dan Kolom
Gambar 100 Detail C Hubungan Balok dan Kolom

FAKULTAS VOKASI
BAB IX
DESAIN STRUKTUR PONDASI
9.1 Data Dan Spesifikasi Perhitungan Pondasi

Untuk struktur bangunan ini digunakan pondasi dalam spun pile dari Wika Pile
Classification sebagai berikut :
• Mutu beton (fc') = 35 Mpa

• Diameter = 300 mm
• Wall thickness = 60 mm
• Kelas = A2
• Cross section = 452.39 cm²
• Unit weight = 113 kg/m
• Bending moment crack = 2.50 ton.m
• Bending moment ultimate = 3.75 ton.m
• Allowable compression load = 72.60 ton
• Decompression tension = 23.11 ton
• Length of pile = 6 – 12 m
• Kedalaman rencana = 20 m
• Panjang tiang pakai = 10 m
• Luas selimut tiang (As) = 188.4955592 m²
Gambar 101 Bentuk Spun Pile berdasarkan Brosur WIKA Beton

FAKULTAS VOKASI
Gambar 102 Spesifikasi Spun Pile berdasarkan Brosur WIKA Beton
9.2 Perencanaan Dimensi Poer

Pada perencanaan pondasi tiang pancang dalam menghitung jarak antar tiang pancang
(S) menurut “Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa – Jilid 2 (Karl Terzaghi dan
Ralph B. Peck)” menyebutkan bahwa :
a. Perhitungan jarak antar tiang pancang (S)
S > 3D
S > 90 cm
Maka dipakai S = 100 cm

b. Perhitungan jarak tiang ke tepi poer (S')

FAKULTAS VOKASI
S > 1.5D
S > 45 cm
Maka dipakai S = 50 cm
Sehingga total lebar poer :
b =100 + 100
= 200 cm
d = 50 cm (direncanakan)
9.3 Gaya Yang Terjadi Pada Pondasi

Dari program bantu SAP 2000 v22 didapatkan gaya - gaya yang terjadi pada joint 75
yaitu sebagai berikut :
a. Akibat beban tetap (1DL + 1LL)
P = 98.1409 ton
Mx = -2.25406 ton.m
My = -7.69883 ton.m
Vx = 1.4963 ton
Vy = -0.3958 ton
ΣMx = Mx + (Vy.d)
= -2.45 ton.m
ΣMy = My + (Vx.d)
= -6.95 ton.m
b. Akibat beban sementara arah X (1.2D+1L+1EX)

P = 121.9231 ton
Mx = -5.2695 ton.m
My = -18.11309 ton.m
Vx = 4.7828 ton
Vy = -1.2103 ton
ΣMx = Mx + (Vy.d)
= -5.87 ton.m
ΣMy = My + (Vx.d)
= -15.7 ton.m
c. Akibat beban sementara arah Y (1.2D+1L+1EY)

P = 121.9231 ton
Mx = -5.2695 ton.m
My = -18.11309 ton.m
Vx = 4.7828 ton
Vy = -1.2103 ton
ΣMx = Mx + (Vy.d)
= -5.87 ton.m
ΣMy = My + (Vx.d)
= -15.7 ton.m

FAKULTAS VOKASI
d. Akibat beban ultimate (1.2D+1.6L)

P = 117.7691
Mx = -2.70487
My = -9.2386
Vx = 1.7956
Vy = -0.4749
ΣMx = Mx + (Vy.d)
= -2.94
ΣMy = My + (Vx.d)
= -8.3
9.4 Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang Berdasarkan Efisiensi

Berdasarkan “Analisa dan Desain Pondasi – Jilid 2 (Joseph E Bowles)”, perhitungan
daya dukung poer berdasarkan efisiensi adalah sebagai berikut:
Metode Converce-Labarre
𝐷 (𝑛−1). 𝑚+(𝑚−1). 𝑛
(Efisiensi) η = 1 − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 𝑠 [ ]
90 . 𝑚 . 𝑛
Dimana :
m = Banyaknya tiang dalam kolom =2 buah
n = Banyaknya tiang dalam baris =2 buah
D = Diameter tiang pancang = 0.3 m
s = Jarak antar sumbu as tiang pancang = 1 m
2+2
(Efisiensi) η = 1 − 0.0052 ( 360 )
= 1 − 0.0052 (0.01)
= 0.9999
P ijin kelompok = 0.9999 × P ijin 1 tiang
= 0.9999 × 40.69
= 40.69 ton
Untuk perhitungan daya dukung tiang kelompok menggunakan persamaan berikut
𝑄 𝑀𝑦 𝑥 𝑀 𝑦
Pp = 𝑛 ± ∑ 𝑥 2 ± ∑ 𝑥𝑦 2
Gambar 103 Ilustrasi Konfigurasi Perhitungan Daya Dukung Tiang Kelompok

FAKULTAS VOKASI
Dimana :
Q = Gaya aksial
n = Banyaknya tiang pancang = 4
My = Momen arah x
Mx = Momen arah y
x = Jarak pada sumbu x
y = Jarak pada sumbu y
Perhitungan jarak tiang pancang dari titik pusat

Tabel 28 Perhitungan Jarak Tiang Pancang dari Titik Pusat
No. x x² y y²
1 -1.00 1.00 1.00 1.00
2 -1.00 1.00 -1.00 1.00
3 1.00 1.00 1.00 1.00
4 1.00 1.00 -1.00 1.00
∑x² 4.00 ∑y² 4.00
Gambar 104 Konfigurasi Tiang Pancang

a. Akibat beban tetap (1DL + 1LL)
P1 = 30.48 + -1.9 + 0.56 = 29 < 40.7 ton OKE
P2 = 30.48 + -1.9 + -0.56 = 28 < 40.7 ton OKE
P3 = 30.48 + 1.9 + 0.56 = 33 < 40.7 ton OKE
P4 = 30.48 + 1.9 + -0.56 = 32 < 40.7 ton OKE
b. Akibat beban sementara arah X (1.2D+1L+1EX)

P1 = 30.48 + -1.9 + 0.56 = 29 < 40.7 ton OKE
P2 = 30.48 + -1.9 + -0.56 = 28 < 40.7 ton OKE
P3 = 30.48 + 1.9 + 0.56 = 33 < 40.7 ton OKE
P4 = 30.48 + 1.9 + -0.56 = 32 < 40.7 ton OKE

FAKULTAS VOKASI
c. Akibat beban sementara arah Y (1.2D+1L+1EY)

P1 = 30.48 + -1.9 + 0.56 = 29 < 40.7 ton OKE
P2 = 30.48 + -1.9 + -0.56 = 28 < 40.7 ton OKE
P3 = 30.48 + 1.9 + 0.56 = 33 < 40.7 ton OKE
P4 = 30.48 + 1.9 + -0.56 = 32 < 40.7 ton OKE
d. Akibat beban ultimate (1.2D+1.6L)

P1 = 29.44 + -1.9 + 0.56 = 28 < 40.7 ton OKE
P2 = 29.44 + -1.9 + -0.56 = 27 < 40.7 ton OKE
P3 = 29.44 + 1.9 + 0.56 = 32 < 40.7 ton OKE
P4 = 29.44 + 1.9 + -0.56 = 31 < 40.7 ton OKE
9.5 Cek Perhitungan Geser Satu Arah Pada Poer Akibat Kolom
Untuk perhitungan geser satu arah digunakan
d lentur = 25 mm
d sengkang = 13 mm
t pile = 500 mm
decking = 40 mm
d = 434.5mm
b = 2000 mm
Dengan program bantu SAP200 v.22, beban terpusat terbesar kolom akibat beban
terfaktor (1.4D) adalah sebagai berikut :
Pu maks = 1148.557 kN
= 117.2 ton
𝑃𝑢 𝑚𝑎𝑘𝑠
Qu = 𝑏.ℎ
=117.2 ton/m²
L' = (0.5 bpoer) - (0.5 bkolom) - d

= 315.5 mm
Vu = Qu × b × L'
= 739.53 N
Gaya geser yang mampu dipikul oleh beton
Vc = 0.17ф√𝑓𝑐′ × 𝑏 × 𝑑 ф = 0.75
= 655486.8498 N
Vc > Vu
655486.8498 > 739.53 N OKE

FAKULTAS VOKASI
9.6 Cek Perhitungan Geser Dua Arah Pada Poer Akibat Kolom Dan Tiang Pancang
At = (bpoer × hpoer) - [(bkolom + d) × (hkolom + d)]
= 129511 mm²
Vu = Qu. At
= 151786.5 N
Diketahui beban terpusat terbesar tiang pancang adalah

Pu = 121.9231 ton
𝑃𝑢 𝑚𝑎𝑘𝑠
Qu = 𝑏.ℎ
= 121.9 ton/m²
Gaya geser dua arah pada poer

At = (bpoer × hpoer) - [n × Atiang]
= 481956 mm²
Vu = Qu × At
= 587615.6958 N
Gaya geser yang mampu dipikul beton

2
Vc₁ = 0.17 (1 + 𝛽) 𝜆√𝑓𝑐′𝑏0 . 𝑑
= 4900419.689 N 𝛽 =1
b₀ = 2 × (bk + hk) +4d
= 3738 mm
λ =1
𝑎𝑠.𝑑
Vc₂ = 0.083 ( + 2) 𝜆√𝑓𝑐′𝑏0 . 𝑑 𝑎𝑠 = 40 (kolom tengah)
𝑏0
= 5303140.527 N 𝑎𝑠 = 30 (kolom tepi)
𝑎𝑠 = 20 (kolom sudut)
Vc₃ = 0.33𝜆√𝑓𝑐′𝑏0 . 𝑑
= 3170859.799 N
Maka digunakan Vc = 3170859.799 N

Vn = ф Vc
= 2378144.849 N
Vc > Vu
2378144.849 > 587615.6958 N OKE

FAKULTAS VOKASI
9.7 Perencanaan Tulangan Lentur Poer

Data perencanaan
• b poer = 2000 mm
• h poer = 2000 mm
• t poer = 500 mm
• t decking = 40 mm
• D lentur = 25 mm
• D sengkang = 13 mm
• dx = 947.5 mm
• dy = 934.5 mm
• BJ beton = 2.5 ton/mᶾ
• fy = 320 Mpa
• fyv = 240 Mpa
a. Perhitungan poer arah X
b1
b2
q
Gambar 105 Mekanika gaya pada poer arah x
Diketahui nilai untuk jarak - jarak sebagai berikut :
b1 = jarak ujung poer ke tepi kolom

= 750 mm
b2 = jarak dari as tiang pancang ke tepi kolom
= 500 mm

FAKULTAS VOKASI
qu = bpoer × tpoer × BJ beton × b1

= 1.875 ton
Gaya tahan maksimum yang terjadi pada satu tiang pancang
P ijin = 40.69110485 ton
Maka momen yang terjadi

Mq = 0.5 × qu × b1²
= 0.52734375 ton.m
Mp = P ijin × b2
= 20.34555242 ton.m
Mu = Mp - Mq
= 19.81820867 ton.m
𝑀𝑢
Mn = 𝜑
= 22.02023186 ton.m
= 2.202023186 N.mm
𝑀𝑛
Rn = 𝑏.𝑑
= 0.0000023 N/mm²
0.25√𝑓𝑐′
ρmin= 𝑓𝑦
= 0.005
𝑓𝑦
m = 0.85 𝑓𝑐′
= 10.76
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ = 𝑚 . (1 − √1 − )
𝑓𝑦
= 0.000000007
Karena ρ< ρmin, maka dipakai ρ = 0.005
As perlu = ρ.b.d
= 4379.285621 mm²
Digunakan tulangan D-25 As = 490.9
Dicoba memakai jarak antar tulangan, s = 100
𝐴𝑠×1000𝑚
As pasang = 𝑠
= 4908.738521 OKE

FAKULTAS VOKASI
Maka digunakan tulangan D25- 100
b. Perhitungan poer arah Y
b1
b2
q
Gambar 106 Mekanika gaya pada poer arah y

Diketahui nilai untuk jarak - jarak sebagai berikut :
b1 = jarak ujung poer ke tepi kolom

= 750 mm
b2 = jarak dari as tiang pancang ke tepi kolom
= 500 mm
qu = bpoer × tpoer × BJ beton × b1
= 1.875 ton
Gaya tahan maksimum yang terjadi pada satu tiang pancang

P ijin = 40.69110485 ton
Maka momen yang terjadi

Mq = 0.5 × qu × b1²
= 0.52734375 ton.m
Mp = P ijin × b2
= 20.34555242 ton.m

FAKULTAS VOKASI
Mu = Mp - Mq
= 19.81820867 ton.m
𝑀𝑢
Mn = 𝜑
= 22.02023186 ton.m
= 2.202023186 N.mm
𝑀𝑛
Rn = 𝑏.𝑑
= 0.0000024 N/mm²
0.25√𝑓𝑐′
ρmin= 𝑓𝑦
= 0.005
𝑓𝑦
m = 0.85 𝑓𝑐′
= 10.76
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ = 𝑚 . (1 − √1 − )
𝑓𝑦
= 0.000000007
Karena ρ< ρmin, maka dipakai ρ = 0.005
As perlu = ρ.b.d
= 4319.200435 mm²
Digunakan tulangan D-25 As = 490.9
Dicoba memakai jarak antar tulangan, s = 100
𝐴𝑠×1000𝑚
As pasang = 𝑠
= 4908.738521 OKE
Maka digunakan tulangan D25- 100
9.8 Perhitungan Transfer Beban Kolom Ke Pondasi

A1 = Luas kolom = 250000 mm²
A2 = Luas poer = 4000000 mm²
Kuat tumpu pada dasar kolom (N1)

Pu = 121.9231 ton
N1 = 𝜑 × 0.85 × 𝑓𝑐′ × 𝐴1 𝜑 = 0.65
= 4834.375 kN
= 493.3035714 ton

FAKULTAS VOKASI
N1 > Pu
493.3035714 > 121.9231 ton OKE
Kuat tumpu pada sisi atas pondasi (N2)

𝐴2 4000000
√ = √ 250000
𝐴1
= 4.0
syarat menurut SNI 2847-2019 pasal 22.8.3.2 Tabel 22.8.3.2
Gambar 107 Tabel Kekuatan Tumpu Nominal
𝐴2
sehingga nilai √𝐴1 tidak perlu diambil lebih dari 2
N2 = 2 N1
= 986.6071429 ton
N2 > Pu
986.6071429 > 121.9231 ton OKE
Dengan demikian sebenarnya tidak diperlukan tulangan tambahan berupa stek untuk
menyalurkan beban kolom ke pondasi, namun berdasarkan SNI 2847 - 2019 Pasal
16.3.4.1, mensyaratkan tulangan minimum sebesar 0,005 kali luas total komponen
struktur yang didukung, sehingga
As perlu = 0.005 × Ag
= 1250 mm²
Digunakan tulangan 6 D-25 As pakai = 2945.243113 mm²

As perlu < As pakai
1250 < 2945.243113 mm² OKE

FAKULTAS VOKASI
9.9 Perhitungan Panjang Penyaluran

Berdasarkan SNI 2847 - 2019 pasal 25.4.9.3, untuk panjang penyaluran tulang tekan
diambil dari yang terbesar diantara :
0.24×𝑓𝑦×𝛹𝑟
a. ( ) 𝑑𝑏 = 325 mm λ =1
𝜆√𝑓𝑐′
𝛹𝑟 =1
b. 0.043 × 𝑓𝑦 × 𝛹𝑟 × 𝑑 = 344 mm
Nilai faktor modifikasi sesuai dengan SNI 2847 - 2019 Pasal 25.4.9.3 Tabel
25.4.9.3
Gambar 108 Tabel Faktor Modifikasi batang ulir dan kawat dalam kondisi tekan
digunakan ldc terbesar = 344 = 400 mm
Gambar 109 Penulangan Poer

FAKULTAS VOKASI
BAB X
PERHITUNGAN BESTAT
10.1 Data Perencanaan

Selimut beton = 40 mm
Panjang penyaluran = 12db
Panjang pengait = 6db
Dimensi kolom = bk = 500 mm
hk = 500 mm
Jarak antar sengkang tumpuan = 100 mm
Jarak antar sengkang lapangan = 250 mm
10.2 Volume Pekerjaan Balok

10.2.1 Tipe balok induk arah memanjang
Tabel 29 Tipe Balok Induk Arah Memanjang
Nama Ukuran balok (mm)

Balok b h L
A-B 400 550 1500
B-C 400 550 8000
C-D 400 550 4000
D-E 400 550 8000
E-F 400 550 1500
G-H 400 550 1500
H-I 400 550 8000
I-J 400 550 4000
J-K 400 550 8000
K-L 400 550 1500
M-N 400 550 1500
N-O 400 550 8000
O-P 400 550 4000
P-Q 400 550 8000
Q-R 400 550 1500
10.2.2 Berat Tulangan
Tabel 30 Berat Tulangan
Ø BERAT/12M
10 7.40 Kg
13 12.48 Kg
16 18.96 Kg
19 26.76 Kg

FAKULTAS VOKASI
22 35.76 Kg
25 48.20 Kg
10.2.3 Volume Tulangan
Tabel 31 Volume Tulangan Balok Tipe A-B

Luas Volume
Panjang Lebar Tinggi Jumlah Berat
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
1.5 m 4
A-B
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
0.88 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00595 11.71 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 10 0.00031 0.00148 2.90 Kg
Tabel 32 Volume Tulangan Balok Tipe B-C

Panjang Lebar Tinggi Jumlah Luas Volume Berat
Pabrikasi Tulangan B-
8.0 m 7
C
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00907 0.01758 34.57 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
4.13 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00907 0.03743 73.59 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 11 0.01248 0.02417 47.53 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 56 0.00031 0.00827 16.23 Kg
Tabel 33 Volume Tulangan Balok Tipe C-D

Pabrikasi Tulangan
4.0 m 7
C-D
Tulangan Lentur
0.94 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00907 0.00851 16.73 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
2.13 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00907 0.01928 37.91 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
0.94 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00907 0.00851 16.73 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 28 0.00031 0.00413 8.12 Kg
Tabel 34 Volume Tulangan Balok Tipe D-E

Pabrikasi Tulangan
8.0 m 7
D-E
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00907 0.01758 34.57 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
4.13 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.02807 55.19 Kg
Lapangan

FAKULTAS VOKASI
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00907 0.01758 34.57 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 56 0.00031 0.00827 16.23 Kg
Tabel 35 Volume Tulangan Balok Tipe E-F

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
1.5 m 4
E-F
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
0.88 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00595 11.71 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 10 0.00031 0.00148 2.90 Kg
Tabel 36 Volume Tulangan Balok Tipe G-H

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
1.5 m 7
G-H
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
0.88 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00595 11.71 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 10 0.00031 0.00148 2.90 Kg
Tabel 37 Volume Tulangan Balok Tipe H-I

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
8.0 m 7
H-I
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 9 0.01021 0.01978 38.89 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
4.13 m 0.4 m 0.6 m 9 0.01021 0.04210 82.79 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 9 0.01021 0.01978 38.89 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 56 0.00031 0.00827 16.23 Kg
Tabel 38 Volume Tulangan Balok Tipe I-J

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
4.0 m 7
I-J
Tulangan Lentur
0.94 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00638 12.54 Kg
Tumpuan kanan

FAKULTAS VOKASI
Tulangan Lentur
2.13 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.01446 28.43 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
0.94 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00638 12.54 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 28 0.00031 0.00413 8.12 Kg
Tabel 39 Volume Tulangan Balok Tipe J-K

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
8.0 m 7
J-K
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 9 0.01021 0.01978 38.89 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
4.13 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.02807 55.19 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 9 0.01021 0.01978 38.89 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 56 0.00031 0.00827 16.23 Kg
Tabel 40 Volume Tulangan Balok Tipe K-L

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
1.5 m 4
K-L
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 9 0.01021 0.00319 6.27 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
0.88 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00595 11.71 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 10 0.00031 0.00148 2.90 Kg
Tabel 41 Volume Tulangan Balok Tipe M-N

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
1.5 m 4
M-N
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
0.88 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00595 11.71 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 10 0.00031 0.00148 2.90 Kg
Tabel 42 Volume Tulangan Balok Tipe N-O

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
8.0 m 7
N-O

FAKULTAS VOKASI
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00454 0.00879 34.57 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
4.13 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.02807 55.19 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00454 0.00879 34.57 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 56 0.00031 0.00827 16.23 Kg
Tabel 43 Volume Tulangan Balok Tipe O-P

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
4.0 m 7
O-P
Tulangan Lentur
0.94 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00638 12.54 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
2.13 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.01446 28.43 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
0.94 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00638 12.54 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 28 0.00031 0.00413 8.12 Kg
Tabel 44 Volume Tulangan Balok Tipe P-Q

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
8.0 m 7
P-Q
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00907 0.01758 34.57 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
4.13 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.02807 55.19 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
1.94 m 0.4 m 0.6 m 8 0.00907 0.01758 34.57 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 56 0.00031 0.00827 16.23 Kg
Tabel 45 Volume Tulangan Balok Tipe Q-R

Luas Volume
(m²) (mᶾ)
Pabrikasi Tulangan
1.5 m 4
Q-R
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kanan
Tulangan Lentur
0.88 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00595 11.71 Kg
Lapangan
Tulangan Lentur
0.31 m 0.4 m 0.6 m 6 0.00680 0.00213 4.18 Kg
Tumpuan kiri
Sengkang 0.47 m 0.3 m 10 0.00031 0.00148 2.90 Kg
Volume cor balok = Dimensi Balok × Panjang Balok - Volume Tulangan

FAKULTAS VOKASI
A-B = 1.25 × 0.22 - 0.00956

= 0.265442882 ×Jumlah
= 1.06177153 mᶾ
B-C = 7.5 × 0.22 - 0.06987

= 1.58013471 × Jumlah
= 11.06094297 mᶾ
C-D = 3.5 × 0.22 - 0.03192

= 0.738079848 × Jumlah
= 5.166558935 mᶾ
D-E = 7.5 × 0.22 - 0.05392

= 1.596083201 × Jumlah
= 11.17258241 mᶾ
E-F = 1.25 × 0.22 - 0.00956

= 0.265442882 × Jumlah
= 1.06177153 mᶾ
G-H = 1.25 × 0.22 - 0.00956

= 0.265442882 × Jumlah
= 1.858100177 mᶾ
H-I = 7.5 × 0.22 - 0.07015

= 1.579851181 × Jumlah
= 11.05895827 mᶾ
I-J = 3.5 × 0.22 - 0.02497

= 0.745026302 × Jumlah
= 5.215184113 mᶾ
J-K = 7.5 × 0.22 - 0.05611

= 1.593885854 × Jumlah
= 11.15720098 mᶾ
K-L = 1.25 × 0.22 - 0.00956

= 0.265442882 × Jumlah
= 1.06177153 mᶾ
M-N = 1.25 × 0.22 - 0.00956

= 0.265442882 × Jumlah
= 1.06177153 mᶾ
N-O = 7.50 × 0.22 - 0.04513

= 1.604872592 × Jumlah
= 11.23410815 mᶾ
O-P = 3.50 × 0.22 - 0.02497

FAKULTAS VOKASI
= 0.745026302 × Jumlah
= 5.215184113 mᶾ
P-Q = 7.50 × 0.22 - 0.05392

= 1.596083201 × Jumlah
= 11.17258241 mᶾ
Q-R = 1.25 × 0.22 - 0.00956

= 0.265442882 × Jumlah
= 1.06177153 mᶾ
Total Volume Cor = 89.62 mᶾ 7 portal memanjang

Berat Tulangan = 1262.20 Kg kg 7 portal memanjang
10.3 Bestat Tulangan

Tabel 46 Bestat Tulangan Pilecap
TULANGAN PILECAP
Dimensi Tulangan (mm) Volume Jumlah Berat
Ø Bentuk
A B C D E L (mᶾ) (buah) (kg)
25 150 300 1960 300 150 2860 0.001404 320 3526.595
25 150 500 1960 500 150 3260 0.0016 320 4019.825
25 150 1960 150 - - 2260 0.001109 64 557.35
Total 8103.77
Tabel 47 Bestat Tulangan Kolom

TULANGAN KOLOM
Ø Bentuk
16 420 420 96 - - 936 0.000188 2112 3120.105
22 4960 - - - - 4960 0.001885 128 1894.508

16 3460 - - - - 3460 0.000696 256 1398.027
16 96 420 96 - - 612 0.000123 2112 2040.069
Total 8452.71

FAKULTAS VOKASI
Tabel 48 Bestat Tulangan Sloof

TULANGAN SLOOF
Ø Bentuk
16 370 370 96 - - 836 0.000168 1344 1773.393
22 7960 - - - - 7960 0.003026 16 380.0476

22 3960 - - - - 3960 0.001505 7 82.71764
22 190 2500 - - - 2690 0.001023 24 192.6497
22 132 2000 132 - - 2264 0.000861 16 108.0939

22 132 2400 132 - - 2664 0.001013 16 127.1918
Total 2664.094
Tabel 49 Bestat Tulangan Balok

TULANGAN BALOK
Ø Bentuk
16 320 470 96 - - 886 0.000178 1344 1879.457
19 7960 - - - - 7960 0.002257 24 425.1978

19 3960 - - - - 3960 0.001123 12 105.7653
19 190 2500 - - - 2690 0.000763 24 143.6912
19 190 3000 - - - 3190 0.000904 48 340.7993
19 114 2000 114 - - 2228 0.000632 48 238.0253
19 114 2400 114 - - 2628 0.000745 48 280.7588

FAKULTAS VOKASI
Total 3413.695
Tabel 50 Bestat Tulangan Tangga

TULANGAN TANGGA
Ø Bentuk
13 320 300 78 - - 698 9.26E-05 18 13.09104
13 3960 - - - - 3960 0.000526 54 222.8103
13 320 300 78 - - 698 9.26E-05 18 13.09104
Total 248.9923
Tabel 51 Bestat Tulangan Pelat Tipe P4

TULANGAN PELAT TIPE P4
Ø Bentuk
10 1050 90 1050 - - 2190 0.000172 18 24.30391
10 3000 - - - - 3000 0.000236 136 251.5473

10 4000 - - - - 4000 0.000314 136 335.3964
Total 611.2477

FAKULTAS VOKASI
BAB XI
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Preliminari desain berdasarkan data perencanaan yang diberikan oleh dosen
pengampu adalah sebagai berikut :
Tabel 52 Kesimpulan Preliminari Desain
Ukuran (cm)
No. Elemen
b h t
1 Balok induk memanjang 40 55 -
2 Balok induk melintang 30 40 -
3 Balok anak 30 40 -
4 Kolom 50 50 -
5 Sloof arah memanjang 45 65 -
6 Sloof arah melintang 45 60 -
7 Pelat Lantai - - 12
8 Pelat Atap - - 10
2. Beban yang digunakan dan di input pada program bantu SAP2000 adalah beban
hidup, beban mati, beban mati tambahan dan beban gempa yang berada pada daerah
Bandung dengan perhitungan pendekatan Respon Spektrum
3. Penulangan Pelat Lantai

Tabel 53 Kesimpulan Penulangan Pelat Lantai
Arah y Arah x
Parameter
2
As perlu (mm ) 230.03 230.03 230.03
As pakai 392.699082 392.69908 392.6990817
Spakai 200 200 200
2
As' perlu (mm ) - 100 -
2
As' pakai (mm ) - 196.34954 -
4. Penulangan Pelat Atap

Tabel 54 Kesimpulan Penulangan Pelat Atap
Arah y Arah x
Parameter
2
As perlu (mm ) 190.00 190.00 190.00

FAKULTAS VOKASI

As pakai 392.699082 392.69908 392.6990817
Spakai 200 200 200
As' perlu (mm2) - 100 -
As' pakai (mm2) 196.34954
5. Penulangan Tangga
Tabel 55 Kesimpulan Penulangan Lentur Tangga
Penulangan Lentur
As As
Dipakai
perlu use S max
Tulangan
mm2 mm2
247 531 Ø 13 - 250 300
Tabel 56 Kesimpulan Penulangan Susut Tangga
Penulangan susut
S max
mm2 mm2 Tulangan
247.0 442.44 Ø 13 - 300 300
6. Penulangan Balok
Tabel 57 Kesimpulan Penulangan Balok
Tulangan
Tulangan Lentur Tulangan Geser
Torsi
Ukuran balok
∅ segkang ∅ segkang
Nama (mm) Tulangan Tulangan Tulangan
sendi luar sendi Letak
Balok Tarik Tekan setelah torsi
plastis plastis
D D D D D
b h d n n n n n
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
A-B 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ki
B-C 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 4 Ø- 19 Lap
6 Ø- 19 3 Ø- 19 8 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ki
C-D 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 4 Ø- 19 Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ki
D-E 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 4 Ø- 19 Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ka

FAKULTAS VOKASI
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
E-F 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
G-H 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ki
H-I 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
I-J 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ki
J-K 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ka
6 Ø- 19 3 Ø- 19 T. Ki
K-L 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
M-N 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ki
N-O 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 4 Ø- 19 Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
O-P 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ki
P-Q 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 4 Ø- 19 Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 6 Ø- 19 T. Ka
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ki
Q-R 400 550 490.5 4 Ø- 19 2 Ø- 19 2 Ø- 10 2 Ø- 10 Tetap Lap
4 Ø- 19 2 Ø- 19 T. Ka
7. Penulangan Kolom

FAKULTAS VOKASI
Tabel 58 Kesimpulan Penulangan Kolom

Ukuran
Daerah Luar Sendi
kolom Daerah Sendi Plastis Keterangan
Plastis
Frame (mm)
D S D S
b h n n
(mm) (mm) (mm) (mm)
8 D- 22 8 D- 22 Tulangan Lentur
443 500 500 Tulangan confinement dan
3 D- 16 100 3 D- 16 100
geser
8. Penulangan Sloof
Tabel 59 Kesimpulan Penulangan Sloof
Tulangan Sebelum Torsi Tulangan Setelah Torsi
Dimensi
sloof Tulangan Tulangan geser Tulangan Tulangan geser
lentur lentur
D n D S D N D S
b h n n
(mm) (kaki) (mm) (mm) (mm) (kaki) (mm) (mm)
450 650 6 Ø- 22 2 D13 125 8 Ø- 22 4 D16 125
9. Penulangan Poer
Ukuran Poer Tulangan Lentur Poer

b poer h poer t poer S
n D (mm)
(mm) (mm) (mm) (mm)
2000 2000 500 10 D- 25 100

FAKULTAS VOKASI
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan
struktur lain (SNI 1727 - 2020). (2020). Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI
2847-2019). (2019). Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
Gedung (SNI 1726 - 2020). (2020). Jakarta.

Laporan - 10111810013014 - Geralda Nurry Arifa 2

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan - 10111810013014 - Geralda Nurry Arifa 2

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

TUGAS BESAR

PROYEK REKAYASA STRUKTUR GEDUNG BETON VC191527

NAMA : GERALDA NURRY ARIFA

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI

Ngawi, 13 Januari 2020

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 2

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

SOAL PROYEK REKAYASA STRUKTUR GEDUNG BETON VC191527

Nama : Geralda Nurry Arifa

Tandatangan Dosen Pembimbing : ……………………………….

Bangunan 3 lantai simetris dan beraturan seperti tergambar di bawah ini :

Gambar 1 Konfigurasi Struktur

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 3

Informasi bangunan sbb. : (coret yang tak diperlukan)

1. Fungsi bangunan : Ruang Arsip / Perkantoran / Ruko / Apartemen

Gambar 2 Drilling Log

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 4

4. Dimensi SRPM (lihat Gambar 1)

Yang harus dikerjakan oleh Mahasiswa:

Aturan pelaksanaan Tugas Besar:

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 5

Jadwal Asistensi dan capaian paling lambat pada penyelesaian Proyek

Penilaian Proyek ditentukan sbb.:

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 6

Daftar mahasiswa peserta MK Rekayasa Struktur Gedung Beton – Kelas A

No. NRP Nama Dosen Pembimbing

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 7

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 8

5.2.3 Beban pelat atap ................................................................................................. 51

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 9

9.7 Perencanaan Tulangan Lentur Poer......................................................................... 136

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 10

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 11

Gambar 44 Dimensi Pelat Atap ............................................................................................... 70

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 12

Gambar 89 Potongan 1-1 Penulangan Kolom Frame 443 ..................................................... 116

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 13

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 14

Tabel 44 Volume Tulangan Balok Tipe P-Q ......................................................................... 146

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 15

1.1. Latar Belakang

1.3. Batasan Masalah

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 16

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 17

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam Desain Struktur Bangunan Gedung

Modifikasi dan Penentuan Analisa Gaya Dalam

Pembebanan dan Analisis

Gambar 3 Metodologi Pengerjaan Tugas Besar

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 18

2.1. Pengumpulan Data

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 19

3.1. Data Perencanaan

Gambar 4 Konfigurasi Ruang Berdasarkan Soal Tugas

3.2.1 Dimensi Balok

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 20

minimum balok (hmin) tanpa memperhitungkan lendutan dimana tinggi

Preliminary Balok Induk Memanjang

Preliminary Balok Induk Melintang

|PROYEK REKAYASA STRUKTU R GEDUNG BETON 21

Preliminary Anak Arah Memanjang dan Melintang

Rekapitulasi preliminari desain dimensi balok yang digunakan :

Tabel 1 Rekapitulasi Preliminary Desain Dimensi Balok