Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/291352875

Pengaruh asam absisat terhadap viabilitas biji sintetis Grammatophyllum


scriptum (Orchidaceae) selama masa penyimpana kering

Article · May 2016


DOI: 10.13057/biotek/c130101

CITATIONS READS

0 1,229

1 author:

Ari Pitoyo
Universitas Sebelas Maret
11 PUBLICATIONS 10 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Orchid Mycorrhiza Studies View project

Seed physiology of Lansium domesticum var. duku, L. domesticum var.kokosan, and L.domesticum var. langsat (Meliaceae) View project

All content following this page was uploaded by Ari Pitoyo on 22 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Bioteknologi 13 (1): 1-8, Mei 2016, ISSN: 0216-6887, EISSN: 2301-8658, DOI: 10.13057/biotek/c130101

Pengaruh asam absisat terhadap viabilitas biji


sintetis Grammatophyllum scriptum
(Orchidaceae) selama masa penyimpana kering

EVITA MULIAWATI, ENDANG ANGGARWULAN, ARI PITOYO♥

Muliawati E, Anggarwulan E, Pitoyo A. 2015. Effects of abcissic acid on


viability of synthetic seed of Grammatophyllum scriptum (Orchidaceae)
during dried storage periods. Bioteknologi 12: 1-8. This research was aimed
to extend the self-life of plbs of Tiger orchid (Grammatophyllum scriptum)
by the development of desiccated synthetic seed, a hydrogel bead of
Alamat korespondensi: calcium-alginate that embedded the plb inside them. The length of the self-
Program Studi Peternakan, Fakultas life is achieved by the application of Abcissic Acid (ABA), a plant growth
Pertanian, Universitan Sebelas Maret. retardant. The experiment was prepared by completely randomized
Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57 126, designed with 5 treatments of ABA concentrations (0 mg/L, 5 mg/L, 10 mg/L,
Central Java, Indonesia. Tel.: +62-271-
637457. email:
15 mg/L, 20 mg/L) and 5 replication each treatment. The successful of the
aripitoyo@mipa.uns.ac.id treatments would be presented by the ability of the synthetics seed to
postpone their germination during storage periodes and can redraw to
Manuskrip diterima: 5 November germinate after rehydration. The result shows that, dessication treatments
2014. Revisi disetujui: 17 Januari 2016.
during storage can inhibit the germination of synthetic seed. ABA
application in low concentration, 5 mg/L, can protects the viability of plbs
during storage periods and germinate them after rehydration.

Keywords: Grammatophyllum scriptum, dessication, ABA, synthetic seed,


plb viability

Muliawati E, Anggarwulan E, Pitoyo A. 2015. Pengaruh asam absisat


terhadap viabilitas biji sintetis Grammatophyllum scriptum (Orchidaceae)
selama masa penyimpana kering. Bioteknologi 12: 1-8. Penelitian ini
bertujuan untuk memperpanjang masa simpan biji sintetik
Grammatophillum scriptum (Orchidaceae), berupa suatu selubung hidrogel
kalsium alginate yang membungkus dan melindungi eksplan plb G.
scriptum di dalamnya. Pemanjangan masa simpan diperoleh melalui
pendekatan hormonal berupa aplikasi Asam Absisat (ABA) pada matrik
enkapsulasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan 5 perlakuan variasi konsentrasi ABA (0 mg/L, 5 mg/L, 10 mg/L, 15
mg/L, 20 mg/L) dengan 5 ulangan. Keberhasilan masa simpan diwujudkan
dalam penundaan perkecambahan selama periode penyimpanan, dan
kemampuan perkecambahan setelah rehidrasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penyimpanan kering dapat menunda perkecambahan
biji sintetik untuk meningkatkan masa simpan. Pemberian ABA pada
konsentrasi rendah, 5 mg/L menunjukkan kemampuan dalam menjaga
viabiltas plb G. scriptum selama mengalami masa simpan kering.

Kata kunci: Grammatophyllum scriptum, pengeringan, ABA, biji sintetis,


viabilitas plb

PENDAHULUAN melalui perbanyakan perlu dilaksanakan. Salah


satu jenis anggrek yang berpotensi sebagai
Sifat biologi reproduksi anggrek seperti tanaman hias karena ciri khas bunganya adalah
kebutuhan serangga sebagai sumber polinasi dan Grammatophyllum scriptum.
ketergantungan hidup pada cendawan Sejak keberhasilan perkecambahan biji
menjadikan kelompok tumbuhan ini sangat anggek secara asimbiotik melalui kultur di media
rentan terhadap koleksi yang berlebihan ataupun dan lingkungan steril (Knudson 1922), kultur in
kerusakan habitat. Untuk itu, usaha konservasi vitro telah sering digunakan sebagai teknologi
2 Bioteknologi 13 (1): 1-8, Mei 2016

pilihan yang sangat menjanjikan untuk perlu ditambahkan senyawa yang sejalan
pemenuhan kebutuhan bibit tanaman yang akan fungsinya terhadap kondisi cekaman. Dengan
dieksploitasi dan dimanfaatkan secara luas, demikian penambahan ABA pada teknik
khususnya anggrek (Arditti dan Ernst 1993). enkapsulasi diharapkan dapat mempertahankan
Akan tetapi teknologi ini memiliki keterbatasan biji sintetik anggrek agar tetap berada dalam
yaitu anakan tidak bisa langsung ditanam pada kondisi viabilitas yang baik meski disimpan
media aseptik karena perbedaan lingkungan dalam waktu tertentu sebagai metode alternatif
yang ekstrim di dalam dan di luar botol kultur untuk penyimpanan jangka panjang. ABA telah
seperti keadaan steril yang bebas virus dan diketahui memberikan peran pada proteksi bagi
ketersediaan air dan nutrisi yang terjamin. embrio somatik terhadap kehilangan air secara
Keterbatasan ini memunculkan ide pengem- berlebihan dan meningkatkan angka survival
bangan teknik enkapsulasi atau penyelubungan saat diregenrasi membentuk individu lengkap
untuk tujuan membantu produk hasil kultur in (Aguilar et al. 2000; Danso dan Llyold 2008).
vitro agar dapat ditanam langsung pada lahan Berdasarkan uraian di atas, penelitian untuk
tanam atau untuk penyimpanan jangka panjang. mengetahui pengaruh ABA pada kapsul hidrogel
Teknik enkapsulasi juga dikenal sebagai biji kalsium alginat terhadap pertumbuhan dan
sintetik karena kemiripan bentuk fisiknya yang perkembangan biji sintetik hasil enkapsulasi plb
menyerupai biji zigotik. Keberhasilan pada anggrek macan (G. scriptum) setelah
pengembangan biji sintetik pertama kali berhasil mengalami masa simpan kering perlu dilakukan.
dilakukan oleh Redenbaugh et al. (1985)
menggunakan bahan selubung hidrogel natrium
BAHAN DAN METODE
alginat untuk enkapsulasi embrio somatik alfalfa
(Medicago sativa). Bahan tanaman
Pemanfaatan biji sintetik cocok untuk Bahan yang digunakan adalah protocorm like
tanaman yang memiliki biji tetapi tidak memiliki body (plb) anggrek Grammatophllum scriptum
cukup cadangan makanan (endospermae) seperti koleksi Laboratorium Biologi FMIPA Universitas
pada anggrek (Benzing 1981). Pengemasan Sebelas Maret, Surakarta.
dengan biji sintetik dapat juga digunakan untuk
menekan pertumbuhan eksplan semaksimal Nutrisi dasar dan matriks enkapsulasi
mungkin (Lestari et al. 2000). Sehingga dapat Nutrisi dasar yang digunakan untuk
dimanfaatkan untuk tujuan penyimpanan pembuatan kapsul biji sintetis adalah garam
plasma nutfah. Murashige & Skoog (MS) dari Caisson Lab.
Perpaduan antara teknik enkapsulasi seperti Larutan MS konsentrasi penuh dibuat dengan
pembuatan biji sintetik dan permberian hormon cara melarutkan 34,40 g serbuk MS pada aquades
yang mampu mengatasi cekaman kekeringan hingga volume 1 L. Stok larutan nutrisi dasar ini
merupakan untuk memperpanjang waktu kemudian digunakan sebagai pelarut untuk
simpan guna pemenuhan bibit dalam jangka membuat matriks enkapsulasi.
waktu tertentu. Penyimpanan dengan Matriks pembuat kapsul hidrogel kalsium
pertumbuhan minimal dapat menghemat tenaga alginate dipersiapkan dalam dua larutan
serta biaya karena dengan menghambat terpisah, yaitu 3% larutan Alginate dan 75 mM
pertumbuhan biakan maka frekuensi CaCl2.2H2O, masing-masing larutan mengguna-
pembaharuan dapat ditekan serendah mungkin. kan pelarut media dasar yang telah dibuat stok.
Bila diperlukan maka biakan dapat diperbanyak Perlakuan variasi ABA pada matriks enkapsulasi
secara cepat (Lestari dan Purnamaningsih 2005). dipersiapkan dengan cara menambahkan
Pada teknik ini metode yang biasa digunakan beberapa volume ABA pada larutan stok 3%
disebut dengan penyimpanan pertumbuhan hingga didapatkan seri konsentrasi 5 mg/L, 10
minimal yang dapat dilakukan menggunakan mg/L, 15 mg/L, 20 mg/L.
beberapa cara yaitu perlakuan suhu rendah atau
kriopreservasi (Khoddamzadeh, et al. 2011), Pembuatan kapsul kalsium alginat (biji
penambahan senyawa osmotik, dan pemberian sintetis)
hormon anti stres lingkungan yaitu asam absisat Kapsul biji sintetis dibuat dengan cara
(Aridha et al. 2009; Lloyd dan Jackson 1986). merendam eksplan plb G. scriptum hasil kultur in
Untuk menekan pertumbuhan biji sintetik vitro pada larutan 3% alginate yang telah
dilakukan perlakuan awal berupa desikasi untuk diperkaya dengan ABA (sesusai dengan
mengurangi kadar air pada biji sintetik, sehingga rancangan perlakuan) selama 1 menit, kemudian
MULIAWATI et al. – Pengaruh ABA terhadap viabilitas biji Grammatophyllum scriptum 3

setiap plb diambil dengan menggunakan pipet


tetes dan diberikan pada larutan 75 mM
CaCl2.2H2O hingga terbentuk suatu bulatan
hidrogel biji sintetis. Setelah 30 menit biji sintetis
ditiriskan dan dan dikeringkan hingga
volumenya menyusut sekitar 50% dari bobot
awal. Kemudian dilakukan penyimpanan kering
steril (in vitro) selama 2 miggu. Sebagai
pembanding diberikan kontrol berupa biji
sintetis tanpa pengeringan. Semua kegiatan
pembuatan ini dilakukan di laminar air flow.
Gambar 1. Biji sintetik anggrek G. scriptum
Perkecambahan biji sintetis
Setelah mengalami masa simpan selama 2
minggu, biji sintetis kering di rehidrasi dengan
cara merendam kapsul biji sintetis pada air HASIL DAN PEMBAHASAN
hangat (50oC) hingga volumenya kembali ke
volume sebelum pengeringan. Biji sintetis ke- Sifat fisik biji sintetik
mudian disimpan kembali dalam botol (in vitro) Biji sintetik pada penelitian kali ini adalah
untuk diamati kemampuan perkecambahannya. suatu bulatan-bulatan hydrogel kalsium alginate
yang dibentuk menyerupai biji yang didalamnya
Pengamatan perkecambahan dan pertumbuhan ditanam plb hasil kultur in vitro anggrek G.
Pengamatan dilakukan terhadap parameter scriptum (Gambar 1).
fisik dan pertumbuhan plb G. scriptum yang Pada penelitian ini digunakan konsentrasi
meliputi perkecambahan, pertumbuhan dan natrium alginat 3% dan CaCl2.2H2O 75 mM
anatomi plb. Data perkecambahan meliputi disebabkan karena pada konsentrasi tersebut
persentase perkecambahan, kemunculan tunas akan menghasilkan struktur biji yang terbaik.
dan akar, dan jumlah tunas yang terbentuk. Data Hal itu sesuai dengan yang dijelaskan oleh
pertumbuhan direpresentasikan oleh tinggi Ballester et al. (1997) bahwa konsentrasi natrium
tunas. alginat 3% merupakan konsentrasi optimum
yang digunakan dalam pembentukan kapsul
Pengamatan anatomi plb untuk eksplan. Menurut Saiprasad dan Polisetty
Pengamatan anatomi plb dilakukan dengan (2003), konsentrasi natrium alginat 3% dan
membuat preparat sayatan mikro paraffin dan CaCl2.2H2O 75 mM adalah konsentrasi terbaik
diamati dibawah mikroskop. Plb difiksasi dengan untuk pembentukan enkapsulasi plbs
larutan FAA (alkohol 70%: 90 bagian, asam asetat Dendrobium ‘Sonia’. Sementara menurut Larkin
glacial: 5 bagian, formalin: 5 bagian), didehidrasi et al. (1988), konsentrasi natrium yang lebih
dengan alkohol bertingkat (20%, 40%, 60%, 70%, rendah (2%) akan menghasilkan tekstur biji yang
80%, 95%, 100%), Setelah itu dilakukan clearing terlalu lunak, sulit ditangani sehingga akan
menggunakan xilol, dan diinfiltrasi dan mempersulit proses penanaman sedangkan jika
dipadatkan pada paraffin. Pemotongan dengan konsentrasi alginat tinggi (6-8%) dapat
ketebalan 10 uM menggunakan mikrotom, dan menyebabkan biji terlalu keras sehingga dapat
diwarnai dengan safranin 1 dalam alcohol 70%. menghambat proses perkecambahan.
Pengamatan dan dokumentasi menggunakan Biji yang telah dikering anginkan selama 5
mikroskop yang dilengkapi kamera digital jam mengalami susut kadar air kurang lebih
(Nikon). sebanyak 45%. Selain penyusutan bobot, setelah
penyimpanan kering juga terjadi perbedaan sifat
Analisis data fisik kapsul hidrogel kalsium alginat disajikan
Data kualitatif berupa sediaan anatomi pada Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan
dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif adanya perubahan pada sifat fisik kapsul hidogel
berupa kemunculan tunas, dan tinggi tunas kalsium alginat biji sintetik. Sebelum dikering-
dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA), kan, biji sintetik tampak segar, berwarna bening,
jika ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan bentuk bulat dengan plb berwarna hijau segar di
DMRT taraf 5%. dalamnya. Setelah dikeringkan, kapsul hidogel
kalsium alginat mengalami perubahan dengan
tampak lebih pucat, terdapat kerutan di bagian
4 Bioteknologi 13 (1): 1-8, Mei 2016

luar kapsul, dengan plb yang masih berwarna atau akar. Pada peneltitian ini perkecambahan
hijau. Biji sintetik setelah direhidrasi tampak dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara
lebih segar, warna bening mengkilap dengan penyimpanan kering dengan penambahan
ukuran yang lebih besar atau meng-gembung, variasi konsentrasi ABA terhadap kemampuan
serta plb yang berwarna hijau segar. perkecambahan biji sintetik. Proses tersebut akan
Perbedaan sifat fisik dari kapsul hidrogel menyebabkan kapsul hidrogel pada biji sintetik
yang terjadi disebabkan karena pengaruh kehilangan air sehingga kebutuhan penyerapan
perbedaan ketersediaaan air di dalam biji sintetik air oleh plb menjadi terhambat.
ataupun di lingkungan luar kapsul. Biji sintetik
sebelum dikeringkan tampak segar disebabkan Pengamatan anatomi
karena masih memiliki kadar air yang banyak Pengamatan anatomi yang dilakukan
pada selubung kapsulnya. Pada kapsul biji terhadap plb biji sintetik sebelum dan sesudah
sintetik yang telah dikeringkan selama 2 minggu pengeringan menunjukkan adanya perbedaan.
tampak adanya kerutan yang dimungkinkan Berdasarkan Gambar 2 tampak bagian tepi
terjadi karena keluarnya air dari kapsul pada terdapat bagian sel yang tersusun rapat, pipih,
keadaan lingkungan yang miskin air. Keluarnya membungkus bagian dalam sel dan tersusun
air dari dalam biji sintetik akan menyebabkan memanjang yang disebut epidermis sementara
perubahan pada sifat biji dengan munculnya bagian tengah disebut dengan parenkim. Pada
kerutan dan warna menjadi pucat kering meski kedua gambar tersebut tampak bahwa plb yang
plb masih tampak hijau. Sementara itu, keadaan telah disimpan kering selama 2 minggu
biji sintetik yang berubah setelah mengalami menyebabkan sel-sel yang tampak mengkerut
rehidrasi terjadi karena proses imbibisi yang pada bagian tepinya. Hal itu kemungkinan
cepat dari kondisi minim air menuju keterse- karena proses kekurangan air pada saat proses
diaan air yang memadai. Proses masuknya air ke penyimpanan kering.
dalam biji sintetik ditandai dengan penggem-
bungan pada kapsul hidrogel kalsium alginat Tabel 1. Sifat fisik kapsul hidrogel kalsium alginat
berupa warna mengkilap pada biji sintetiknya. sebelum dan setelah pengeringan, dan setelah
rehidrasi
Perkecambahan biji sintetik selama
Sebelum Setelah
penyimpanan Parameter Rehidrasi
pengeringan pengeringan
Biji sintetik selama penyimpanan diharapkan Kesegaran Segar Pucat kering Segar
tidak mengalami perkecambahan. Perkecamba- Warna Putih bening Putih pucat Bening
han yang dimaksudkan dalam penelitian ini mengkilap
adalah kemampuan plb untuk beregenerasi Bentuk Bulat Mengkerut Bulat
menembus kapsul hidrogel membentuk tunas menggembung

y
A B

Gambar 2. Penampang membujur plb anggrek G. scriptum sebelum (A) dan setelah (B) dikeringkan; x: epidermis
dan y: parenkim
MULIAWATI et al. – Pengaruh ABA terhadap viabilitas biji Grammatophyllum scriptum 5

Pengaruh pengeringan terhadap bangan yang ditandai dengan tidak adanya


perkecambahan selama penyimpanan perubahan pada bentuk atau ukuran plb yang
Pembuatan biji sintetik pada kondisi tanpa ada di dalam biji sintetik tersebut. Penyimpanan
pengeringan menyebabkan biji sintetik tersebut kering akan mengakibatkan biji kehilangan air
sudah menunjukkan aktivitas pertumbuhan dan dalam jumlah banyak karena tidak ada asupan
perkembangan pada usia penyimpanan selama air dari lingkungan yang dapat diserap oleh biji
satu minggu penyimpana. Pertumbuhan dan sintetik untuk melakukan aktivitas pertumbuhan
perkembangan tersebut ditandai dengan atau perkembangan. Keadaan ini menjadi satu
munculnya tonjolan pada bagian plb yang ada di keuntungan, karena proses perkecambahan yang
dalam kapsul hidrogel namun belum bisa tertunda akan dapat memperpanjang masa
menembus kapsul hidrogel. Aktivitas simpan biji sintetik. Keadaan tersebut juga
pertumbuhan dan perkembangan pada plb biji menimbulkan satu kekurangan yaitu biji sintetik
sintetik terus berlanjut hingga pada usia dua yang disimpan dalam jangka waktu lama dengan
minggu menghasilkan perkecambahan seperti keadaan air yang tidak mencukupi akan
pada Gambar 3.A,B. menyebabkan kerusakan pada viabilitas plb yang
Berdasarkan Gambar 3.A,B, biji sintetik tanpa ada di dalamnya.
pengeringan tampak tumbuh dengan baik dalam
umur 2 minggu setelah penanaman pada media Biji sintetik pasca redehidrasi
kapas basah dan sudah memiliki daun yang jelas. Biji sintetik yang telah mengalami masa
Pada kondisi normal dengan kondisi simpan kering dihidrasi untuk mengetahui
ketersediaan air dan nutrisi yang mencukupi, biji viabilitas plb setelah memperoleh cekaman
sintetik akan dapat langsung berkecambah dan kekeringan selama periode tersebut. Biji sintetik
berkembang menjadi individu baru dalam waktu yang disimpan dalam waktu 2 minggu pasca
yang cepat. Penelitian sebelumnya yang rehidrasi menunjukkan kemampuan melakukan
dilakukan oleh Kusumawati (2013), perkecambahan ditandai dengan munculnya
menyebutkan bahwa biji sintetik mengalami tunas yang menembus kapsul hidrogel.
persentase perkecambahan sebesar 100% pada Berdasarkan Gambar 3.C, biji sintetik yang
usia dua minggu setelah pengkapsulan. Pada telah disimpan selama 2 minggu pasca
kondisi lingkungan yang baik, pembuatan redehidrasi menunjukkan aktivitas
matriks enkapsulasi berpotensi sebagai reservoir perkecambahan ditandai dengan munculnya
nutrisi yang dapat membantu kelangsungan tinjolan yang menembus kapsul hidrogel.
hidup dan mempercepat pertumbuhan Menurut Machii (1992), perkecambahan pada biji
(Redenbaugh et al. 1985). sintetik adalah kemampuan plb untuk
Sebaliknya, biji sintetik yang telah beregenerasi membentuk tunas atau akar dan
dikeringkan sebelumnya tidak menunjukkan menembus matriks enkapsulasi.
adanya aktivitas pertumbuhan dan perkem-

A B C

Gambar 3. Perkecambahan biji sintetik saat penyimpanan kering. A. tanpa pengeringan; B. dengan pengeringan;
C. Biji sintetik seteleh rehidrasi
6 Bioteknologi 13 (1): 1-8, Mei 2016

Perbedaan pertumbuhan pada biji sintetik secara tidak langsung ABA dapat menghambat
tanpa pengeringan, dengan pengeringan, dan perkecambahan dan pertumbuhan tunas. Hal
setelah mengalami rehidrasi disebabkan karena tersebutlah yang kemungkinan menyebabkan
faktor ketersediaan air. Biji sintetik tanpa presentase perkecambahan biji sintetik dengan
pengeringan menunjukkan pertumbuhan dalam penambahan ABA tinggi pada A3 dan A4 tidak
waktu cepat karena proses penyerapan air untuk mencapai 100%.
kegiatan metabolisme berjalan dengan lancar
dengan ketersediaan air yang cukup. Jumlah tunas yang muncul
Respon pertumbuhan dan perkecambahan Pada penelitian kali ini perkecambahan biji
biji sintetik plb anggrek G. scriptum dengan sintetik ditandai dengan adanya perkembangan
adanya pemberian variasi konsentrasi ABA pada plb di dalam kapsul hidrogel yaitu
terjadi dalam waktu yang bervariasi. Hal itu tumbuhnya satu atau dua tunas. Kemunculan
dapat dilihat pada Gambar 4 untuk waktu tunas pada biji sintetik yang telah diamati selama
perkecambahan biji sintetik dalam masing- 8 minggu, sebagaimana ditunjukkan pada
masing perlakuan. Gambar 6.
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui Berdasarkan pengamatan selama 8 minggu
bahwa pada minggu ke-2 pasca rehidrasi hampir jumlah tunas yang terbentuk pada pemberian
semua biji sintetik dengan variasi pemberian ABA untuk masing-masing perlakuan adalah
ABA yaitu A1, A2, dan A3 sudah berkecambah sama. Hanya ada satu tunas pada masing-masing
kecuali A4. Setelah dilakukan pengamatan biji sintetik plb anggrek G. scriptum yang
selama 8 minggu terjadi variasi persentase per- terbentuk. Penambahan konsentrasi ABA yang
kecambahan untuk masing-masing perlakuan. semakin meningkat tidak memberikan pengaruh
A1, A2, dan A3 mengalami persentase sebesar terhadap kemunculan tunas pada biji sintetik plb
100% sementara pada A3 dan A4 hanya 60%. Hal anggrek G. scriptum yang muncul. Rata-rata
ini kemungkinan terjadi karena perbedaan jumlah tunas yang muncul disajikan dalam Tabel 2.
kemampuan masing-masing biji sintetik untuk
menembus kapsul terkait konsentrasi ABA yang Tabel 2. Rata-rata jumlah tunas biji sintetik G. scriptum
diberikan. Biji sintetik yang berkecambah setelah yang terbentuk pada minggu ke-8
rehidrasi adalah biji sintetik dengan penambahan
Perbedaan konsentrasi Rata-rata jumlah tunas
ABA konsentrasi 5 mg/L.
ABA minggu ke-8 (mm ± SD)
Pemberian ABA yang yang diharapkan 0 mg/L 1,2 ± 0,4a
menjadi alat pertahanan biji sintetik pada masa 5 mg/L 1,0 ± 0,0a
pengeringan untuk mempertahankan keadaan 10 mg/L 1,0 ± 0,0a
biji agar tidak rusak menunjukkan hasil yang 15 mg/L 1,0 ± 0,0a
baik pada akhir pengamatan. Hal itu 20 mg/L 1,0 ± 0,0a
ditunjukkan oleh keadaan plb di dalam kapsul Keterangan: Angka diikuti huruf sama pada kolom
hidrogel pada akhir pengamatan yang masih tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5%
tampak segar dan hijau bahkan tampak
mengalami pertumbuhan berupa munculnya plb
baru meski tidak berkecambah menembus 120
kapsul (Gambar 5).
Prosentase perkecambahan

100
Berdasarkan Gambar 5, biji sintetik dengan A0
80
penambahan ABA konsentrasi 15 mg/L plb A1
anggrek tetap dapat mengalami perkembangan 60
A2
berupa munculnya struktur baru pada plb dan 40
hal itu menunjukkan bahwa ABA berhasil dalam A3
20
mempertahankan viabilitas plb setelah A4
penyimpanan kering meskipun pemberian ABA 0
konsentrasi tinggi dapat menghambat 2 4 6 8
Minggu
perkecambahan tetapi tidak mematikan sel.
Gambar 4. Waktu perkecambahan biji sintetik dengan
Menurut Salisbury dan Ross (1992), ABA
variasi ABA setelah penyimpanan kering. Keterangan:
berpengaruh dalam menghambat sintesa protein
A0: tanpa penambahan ABA, A1: konsentrasi ABA 5
dan mengaktifkan serta menonaktifkan gen mg/L, A2: konsentrasi ABA 10 mg/L, A3: konsentrasi
tertentu secara khas (efek transkripsi). Akibatnya ABA 15 mg/L, A4: konsentrasi ABA 20 mg/L
MULIAWATI et al. – Pengaruh ABA terhadap viabilitas biji Grammatophyllum scriptum 7

A B C D E

Gambar 6. Jumlah tunas biji sintetik anggrek G. scriptum pada minggu ke-8: A. Tanpa penambahan konsentrasi
ABA, B. Konsentrasi ABA 5 mg/L, C. Konsentrasi ABA 10 mg/L, D. Konsentrasi ABA 15 mg/L, E. Konsentrasi
ABA 20 mg/L

Gambar 5. Biji sintetik dengan perkembangan plb baru Gambar 7. Panjang tunas optimal pada pengamatan
pada akhir pengamatan minggu ke-8

Tabel 3. Rata-rata panjang tunas biji sintetik G. biji sintetik tanpa penambahan ABA memiliki
scriptum yang terbentuk pada minggu ke-8. pertumbuhan jumlah tunas yang paling banyak
Keterangan: Angka diikuti huruf sama pada kolom yaitu 1,2 mm daripada keempat perlakuan lain
berbeda nyata pada DMRT taraf 5%.
yang ditambahkan konsentrasi ABA.
Perbedaan Rata-rata panjang tunas
konsentrasi ABA minggu ke-8 (mm ± SD)
Pertumbuhan tunas
0 mg/L 10,8 ± 2,3b Pengamatan terhadap tinggi tunas dilakukan
5 mg/L 12,0 ± 7,6b pada minggu ke-2 setelah penanaman hingga
10 mg/L 9,2 ± 7,8ab minggu ke-8. Pertumbuhan tunas untuk masing-
15 mg/L 3,2 ± 1,8a masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 6.
20 mg/L 2,8 ± 1,1a Tampak pada gambar tersebut tunas yang
muncul berwarna kehijau-hijauan dengan
panjang yang bervariasi dari masing-masing
perlakuan yang diberikan. Pemberian ABA
Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan konsentrasi rendah pada biji sintetik
bahwa nilai signifikasi untuk banyak tunas yang menghasilkan pertumbuhan tunas yang lebih
muncul adalah 0,431. Ini menunjukkan bahwa panjang dibandingkan dengan pemberian ABA
nilai signifikasi > 0,05 tidak beda nyata yang pada konsentrasi tinggi. Dari Gambar 7 tampak
artinya pemberian variasi konsentrasi ABA pada pula bahwa tunas optimal ditunjukkan oleh A1
biji sintetik tidak berpengaruh terhadap dan A2 dengan konsentrasi pemberian ABA 10
pertumbuhan jumlah tunas yang muncul pada mg/L.
setiap perlakuan. Dari Tabel 2 diketahui bahwa
8 Bioteknologi 13 (1): 1-8, Mei 2016

Berdasarkan hasil analisis varian dan DMRT DAFTAR PUSTAKA


menunjukkan bahwa konsentrasi ABA yang
diberikan berpengaruh nyata terhadap Aguilar ML, Espadas FL, Coello J. 2000. The role of abscisic
acid in controlling leaf water loss, survival and growth of
pertumbuhan panjang tunas. Hasil pengamatan micropropagated Tagetes erecta plant when transferred
panjang tunas yang terbentuk disajikan pada directly to the field. J Exp Bot 51: 1861-1866.
Tabel 3. Berdasarkan data pada Tabel 3 Arditti J, Ernst R. 1993. Micropropagation of Orchid. John
menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan Wiley and Sons, New York.
Aridha SD, Irfan S, Gustian. 2009. Upaya penyimpanan
tunas paling optimal adalah pada konsentrasi plasma nutfah planlet pisang buai (Musa paradisiaca L.)
pemberian ABA 5 mg/L yaitu sebesar 12,0 mm. secara in vitro pada berbagai konsentrasi asam absisat
Sementara pada pemberian ABA konsentrasi dan paclobutrazol. Jerami 2 (3): 126-133.
tinggi menyebabkan pertumbuhan tunas Ballester A, Janeiro LV, Vieitez AM. 1997. Cold storage of
shoot cultures and alginate encapsulation of shoot tips of
terhambat dan menghasilkan tunas dengan rata- Camellia japonica L. and Camellia reticulata Lindley. Scientia
rata paling sedikit yaitu 2,8 mm. Akan tetapi Horticulturae 71: 67-78.
pada biji sintetik yang tidak diberi penambahan Benzing H. 1981. Why is Orchidaceae so large, its seeds so
ABA menunjukkan rata-rata tinggi tunas yang small, and its seedling mycotrophic? Selbyana 5 (3/4):
241-242.
lebih baik dibandingkan dengan biji sintetik yang Danso KE, Llyold BVF. 2008. The effect of abscisic acid and
diberi ABA dalam konsentrasi tinggi. Hal ini sucrose on post-thaw embryogenic competence and
disebabkan karena pada konsentrasi tinggi ABA subsequent plant recovery from embryogenic calli of
akan menunjukkan fungsinya sebagai hormon cassava. Amer-Eur J Agric Environ Sci 3 (4): 663-671.
Khoddamzadeh AA, Sinniah UR, Lynch P, Kadir MA,
penghambat bagi pertumbuhan tunas biji Kadzimin SB, Mahmood M. 2011. Cryopreservation of
sintetik. Menurut Lyold dan Jackson (1986), protocorm-like bodies (PLBs) of Phalaenopsis bellina
pemberian ABA pada konsentrasi 5-10 mg/L (Rchb.f.) Christenson by encapsulation-dehydration.
akan meningkatkan pertumbuhan kalus pada Plant Cell Tiss Organ Cult 107: 471-481.
Knudson L. 1922. Nonsymbiotic germination of orchid seeds.
tanaman Cassava sementara konsentrasi yang Bot Gaz 73 (1): 1-25.
tinggi 20 mg/L dapat mnyebabkan kematian Larkin PJ, Davies PA, Tanner GJ. 1998. Nurse culture of low
pada kalusnya. number of Medicago and Nicotiana protoplasts using
Pada Tabel 3 nilai signifikasi untuk panjang calcium alginate beads. Plant Sci 58: 203-210.
Lestari EG, Harran S, Mariska I, Megia R. 2000. Penyimpanan
tunas yang muncul adalah 0,022. Ini tunas nilam hasil variasi somaklonal dengan enkapsulasi.
menunjukkan bahwa nilai signifikasi < 0,05 yang Prosiding Seminar hasil Penelitian dan Pengembangan
artinya pemberian variasi konsentrasi ABA Bioteknologi III. Cibinong, 7-9 Maret 2000.
berpengaruh terhadap pertumbuhan panjang Lestari EG, Purnamaningsih R. 2005. Penyimpanan in vitro
tanaman obat daun dewa melalui pertumbuhan minimal.
tunas. Menurut Wattimena (1988), pemberian zat Jurnal AgroBiogen 2: 68-72.
penghambat tumbuh dapat menyebabkan Lloyd FB, Jackson M. 1986. Plant Genetic Resources An
pemendekan batang diikuti ketebalan pada Introduction to Their Conservation and Use. Univ.
batang. Bermingham & Edward Arnold, London.
Machii H. 1992. In vitro growth of encapsulated adventitious
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan buds in mulberry (Morus alba). J Breed 42: 553-559.
bahwa (i) Proses penyimpanan kering mampu Redenbaugh K, Brian DP, James WN. 1985. Somatic seeds:
menghambat pertumbuhan dan perkembangan encapsulation of asexual plant embryos. Nature
plb biji sintetik G. scriptum selama 2 minggu. (ii) Biotechnol 4: 797-801.
Saiprasad GVS, Polisetty R. 2003. Propagation of three orchid
Konsentrasi ABA paling optimal pada kapsul genera using encapsulated protocorm-like bodies. In
hidrogel kalsium alginat untuk mempertahankan Vitro Cell Dev Biol-Plant 8: 42-47.
viabilitas plb pada biji sintetik G. scriptum dan Salisbury FB, Ross CW. 1992. Plant Physiology. 4th ed.
dapat tumbuh dengan baik adalah 5 mg/L. Wadsworth Publishing Co., Belmont, CA.
Wattimena GA. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. PAU
IPB, Bogor.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai