Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG LABORATORIUM MEDIK

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Heru Setiawan, SKM., SE., M.Biomed.

DISUSUN OLEH:
Anargya Diza H [P3.73.34.1.22.004]
Asyifa Prasutyias A [P3.73.34.1.22.007]
Fitri Cindika [P3.73.34.1.22.019]
Nindya Rahyono P [P3.73.34.1.22.033]
Reva Gusliani [P3.73.34.1.22.038]
Sifa Auliyani [P3.73.34.1.22.043]
Zalwa Aidelia [P3.73.34.1.22.048]

PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLTEKKES JAKARTA III
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Selain itu tujuan dari
penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang Peraturan Perundang-undangan
di bidang Laboratorium Medik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Heru
Setiawan, SKM., M. Biomed. selaku dosen Mata Kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan kami
yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami menyadari
bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para
pembaca.

Bekasi, 2 Februari 2019

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I ...............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................................3
A. Undang-Undang ATLM ..........................................................................................................3
B. Peraturan dan Keputusan Mentri Keehatan Mengenai ATLM ................................................3
C. Pelayana ATLM ......................................................................................................................5
D. Standar Profesi ATLM ............................................................................................................5
BAB III ............................................................................................................................................6
A. Kesimpulan ..............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Unsur pokok dari kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan adalah upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Penyelenggaraan upaya
kesehatan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Unsur penting
dari sumber daya kesehatan terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan.
Kedua unsur tersebut berkaitan erat dan saling mendukung satu sama lain agar tercapai hasil
yang diharapkan.
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan adalah melalui fasilitas
pelayanan di laboratorium kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan berkaitan dengan
laboratorium kesehatan lainnya antara lain Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan
Masyarakat. Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis
penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Pemeriksaan laboratorium
merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan
mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini bisa penyebab atau akibat).
Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) adalah suatu profesi yang bekerja pada
area pemeriksaan laboratorium dan berkaitan dengan bidang patologi klinik yang merupakan
cabang ilmu kedokteran, yang diterapkan dalam menetapkan status kesehatan dan meneliti
wujud penyakit, serta dalam penatalaksanaan pasien, dengan cara mengelola laboratorium dan
menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap bahan yang diperoleh dari manusia.
ATLM dalam menjalankan pelayanan profesinya kepada masyarakat, akan berkaitan dengan
etika kedokteran dan hukum kesehatan, sejak dari proses perencanaan sampai dengan
membantu pengembangan laboratorium yang dikelolanya, dan sejak melakukan proses
pemeriksaan, sampai dengan memberikan hasil sebagai data penunjang diagnosis bagi tenaga
medis yang akan menyampaikan professional expertise kepada pasien.
Diharapkan dalam mempelajari makalah ini mahasiswa mampu memahami tentang
peraturan perundang-undangan di laboratorium medik sehingga paham akan kewenangan
ATLM sebagai seorang tenaga kesehatan dan harus dapat mempertanggungjawabkan secara
hukum praktik profesi yang dilakukan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja peraturan perundang-undangan di bidang laboratorium medik ?
2. Bagaimana Peraturan dan Keputusan Menteri Kesehatan Mengenai ATLM?
3. Apa saja pelayanan ATLM?
4. Apa Standar Profesi ATLM?

C. TUJUAN PENULISAN.
1. Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan di bidang laboratorium medik.
2. Untuk mengetahui Peraturan dan Keputusan Menteri Kesehatan Mengenai ATLM?
3. Untuk mengetahui pelayanan ATLM
4. Untuk mengetahui standar profesi ATLM

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Undang Undang Ahli Teknologi Laboratorium Medik


1. Undang-Undang Tenaga Kesehatan Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607)
mengatur nomenklatur profesi teknologi laboratorium medik sebagai bagian dari staf
teknik biomedika dalam tenaga kesehatan. Undang-undang ini menjelaskan tanggung
jawab, kewenangan, hak dan kewajiban, peningkatan mutu melalui pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, legislasi, pengawasan, dan perlindungan bagi tenaga
kesehatan. Undang-undang ini juga mengatur ketentuan pidana untuk praktek tanpa izin,
kelalaian, dan ketidakregistrasian.
2. Undang-Undang Kesehatan Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
mengatur aspek umum tenaga kesehatan, termasuk kualifikasi minimal, kewenangan,
perijinan, pematuhan terhadap kode etik, standar profesi, standar pelayanan, dan prosedur
operasional. Undang-undang ini menekankan hak pengguna lebih dari aspek materi,
peningkatan mutu melalui pendidikan dan pelatihan, serta regulasi hak dan kewajiban,
seperti perlindungan hukum dan kompensasi, beserta mediasi untuk menyelesaikan kasus
kelalaian tenaga kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431) Menetapkan dasar hukum untuk memberikan kewenangan kepada
Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) dalam menjalankan praktik pengambilan
spesimen, terutama darah (flebotomi).

B. Peraturan dan Keputusan Menteri Kesehatan Mengenai ATLM


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2015 tentang Izin
Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik Mengatur tentang
kualifikasi pendidikan ATLM, Surat Izin Praktik ATL.M., pelaksanaan praktik ATLM,
pembagian kewenangan ATLM sebagai ahli madya atau sarjana terapan TLM, hak dan
kewajiban ATLM, serta pembinaan, pengawasan, dan sanksi.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat Mengatur aspek ketenagaan, termasuk keberadaan Ahli Teknologi
Laboratorium Medik sebagai tenaga kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan Mengatur pelaksanaan registrasi, termasuk mekanisme,
persyaratan, dan perpanjangan Surat Tanda Registrasi (STR).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 Tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik. Untuk mendukung upaya peningkatan

3
kualitas kesehatan masyarakat salah satunya dengan menyelenggarakan laboratorium
klinik secara bermutu melalui pengaturan dengan memenuhi kriteria organisasi, ruang dan
fasilitas, peralatan, bahan, spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan
dan pelaporan. Pada dasarnya kegiatan Laboratorium Klinik harus dilakukan oleh petugas
yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai, serta memperoleh
memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau
tanggung jawabnya. Setiap laboratorium harus menetapkan seorang atau sekelompok
orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
pemantapan mutu dan keamanan kerja
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Laboratorium Puskesmas harus
diselenggarakan secara baik dengan memenuhi kriteria ketenagaan, sarana, prasarana,
perlengkapan dan peralatan, kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan
mutu.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/11/2010
tentang Laboratorium Klinik. Pada peraturan ini menjelaskan bahwa tenaga aralis
kesehatan dan tenaga teknis yang setingkat mempunyai tugas dan tanggung jawab:
● Melaksanakan pengambilan dan penanganan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai
standar pelayanan dan standar operasional prosedur
● Melaksanakan kegiatan pemantapan mutu, pencatatan dan pelaporan
● Melaksanakan kegiatan keamanan dan keselamatan kerja laboratorium
● Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab teknis laboratorium atau tenaga
teknis lainnya.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 Tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran. Sebagai dasar ATLM dalam melakukan kegiatan
pengambilan spesimen darah (flebotomi), adanya proses komunikasi dan persetujuan
tindakan pengambilan darah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
Medis. Sebagai dasar ATLM untuk pengelolaan hasil pemeriksaan sebagai suatu rekam
medik yang menjadi alat bukti bagi keperluan hukum.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 370/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan. Berisi tentang pedoman
bagi ahli teknologi laboratorium kesehatan (ATLM) dalam melaksanakan tugas sebagai
tenaga kesehatan dibidang pelayanan laboratorium kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/SK/III/2003
Tentang Laboratorium Kesehatan Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab
penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan
dan masyarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tempat bekerja ATLM

4
C. Pelayanan Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Terdapat 2 bagian pelayanan yaitu :
1. Non Fasyankes
Kompetensi: menganalisis cairan dan jaringan tubuh manusia, seperti kimia klinik,
hematologi, imunologi, mikrobiologi, diagnostik molekuler, biologi kedokteran, sito-histo
teknologi, toksikologi klinik
2. Fasyankes: di Primer, Sekunder dan Tersier
Contoh melakukan pelayanan fasyankes di laboratorium : patologi klinik, patologi
anatomi, mikrobiologi, parasitologi, virologi, biologi molekuler, riset medik, reproduksi
manusia, sitogenetik, forensik, serta penguji narkotika serta psikotropika

D. Standar Kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium Medik


Standar kompetensi ahli laboratorium medik indonesia tahun 2014 Terdiri dari :
1. Bab 1 pendahuluan, latar belakang, landasan hukum dan manfaat standar kompetensi
2. Bab 2 sistematika standar kompetensi ahli teknologi laboratorium medik indonesia
3. Bab 3 standar kompetensi ahli laboratorium medik indonesia

Standar kompetensi lulusan, memiliki komponen - komponen yaitu ;


1. Standar pelayanan
2. Continuous professional development
3. Kurikulum pendidikan
4. Uji kompetensi (blue print), terdapat 7 kompetensi : hematologi, kimia klinik, bakteriologi,
parasitologi, sitoh-histo, imunologi serologi, dan toksikologi

Area kompetensi Kompetensi inti

Profesionalisme yang luhur Religius, etik profesional dan berkarakter

Mawas diri dan pengembangan diri Mengembangkan diri, mengikuti penyegaran


dan peningkatan pengetahuan secara
berkesinambungan

Komunikasi efektif Komunikasi secara efektif baik interpersonal


maupun profesional terhadap pasien, teman,
sejawat, klinisi dan masyarakat

Pengelolaan informasi Mengelola sistem informasi laboratorium


medik dengan teknologi terkini untuk
meningkatkan mutu pelayanan laboratorium
medik

Landasan ilmiah ilmu laboratorium medik Menerapkan ilmu biomedik, patofisiologi

5
serta ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan
laboratorium medik yang terkini untuk
menghasilkan informasi diagnostik yang tepat

Keterampilan laboratorium medik Kemampuan mempersiapkan dan


menganalisis bahan biologis
Interpretasi hasil
Peminjaman mutu
Keamanan kerja dan pasien safety

Pengelolaan kesehatan masyarakat berbasis Mampu mengelola masalah kesehatan


laboratorium individu dan masyarakat secara komprehensif,
holistik, terpadu, dan berkesinambungan
berbasis laboratorium dalam konteks
pelayanan kesehatan primer, sekunder dan
tersier

Beberapa tingkatan pendidikan ahli teknologi laboratorium medik


1. Tingkatan Diploma III (pendidikan vokasi)
2. Tingkatan Diploma IV (pendidikan vokasi) dan S1 TLM (pendidikan akademik)
3. Tingkatan Magister Terapan TLM (pendidikan terapan) dan Magister (S2) Biomedik
(pendidikan akademik)
4. Tingkatan Doctor (S3) Biomedik (pendidikan akademik)

Profil ATLM
1. Jenjang SMK ; Level asisten ; Profil administrator lab
2. Jenjang D3 ; Level ahli madya ; Profil teknisi flebotomi, teknisi lab medik, verifikator,
pelaksana promosi dan asisten penelitian
3. Jenjang D4 : Level ahli ; Profil supervisor, teknisi ahli lab medik, validator, evaluator
promosi, asisten penelitian, dan instruktur
4. Jenjang Magister ; Level utama, Profil manajer, ahli lab medik, konsultan, inovator,
peneliti, pendidik

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di Indonesia, hukum dapat dibagi menjadi empat kategori: hukum, pemerintah peraturan yang
bertentangan dengan hukum, hukum presiden, dan hukum wilayah. Undang-undang adalah sisi
hukum undang-undangan. Peraturan perundang-undangan terdiri dari berbagai peraturan lain,
namun hukum tidak terbatas hanya pada undang-undang tetapi juga termasuk beberapa kaidah
hukum seperti hukum adat, kebiasaan, dan hukum yurisprudensi. Peraturan No. 37
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012 tentang Tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Puskesmas harus dikelola dengan baik dengan
mempertimbangkan kriteria berikut: mutu, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan,
kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja.

7
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015

SKKNI2018170

UU Nomor 17 Tahun 2023

https://drive.google.com/file/d/1GKGUGtQalL9TND4Ai32tltKLhWR11085/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai