Ephk Kel5
Ephk Kel5
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Heru Setiawan, SKM., SE., M.Biomed.
DISUSUN OLEH:
Anargya Diza H [P3.73.34.1.22.004]
Asyifa Prasutyias A [P3.73.34.1.22.007]
Fitri Cindika [P3.73.34.1.22.019]
Nindya Rahyono P [P3.73.34.1.22.033]
Reva Gusliani [P3.73.34.1.22.038]
Sifa Auliyani [P3.73.34.1.22.043]
Zalwa Aidelia [P3.73.34.1.22.048]
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Selain itu tujuan dari
penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang Peraturan Perundang-undangan
di bidang Laboratorium Medik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Heru
Setiawan, SKM., M. Biomed. selaku dosen Mata Kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan kami
yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami menyadari
bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Unsur pokok dari kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan adalah upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Penyelenggaraan upaya
kesehatan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Unsur penting
dari sumber daya kesehatan terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan.
Kedua unsur tersebut berkaitan erat dan saling mendukung satu sama lain agar tercapai hasil
yang diharapkan.
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan adalah melalui fasilitas
pelayanan di laboratorium kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan berkaitan dengan
laboratorium kesehatan lainnya antara lain Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan
Masyarakat. Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis
penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Pemeriksaan laboratorium
merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan
mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini bisa penyebab atau akibat).
Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) adalah suatu profesi yang bekerja pada
area pemeriksaan laboratorium dan berkaitan dengan bidang patologi klinik yang merupakan
cabang ilmu kedokteran, yang diterapkan dalam menetapkan status kesehatan dan meneliti
wujud penyakit, serta dalam penatalaksanaan pasien, dengan cara mengelola laboratorium dan
menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap bahan yang diperoleh dari manusia.
ATLM dalam menjalankan pelayanan profesinya kepada masyarakat, akan berkaitan dengan
etika kedokteran dan hukum kesehatan, sejak dari proses perencanaan sampai dengan
membantu pengembangan laboratorium yang dikelolanya, dan sejak melakukan proses
pemeriksaan, sampai dengan memberikan hasil sebagai data penunjang diagnosis bagi tenaga
medis yang akan menyampaikan professional expertise kepada pasien.
Diharapkan dalam mempelajari makalah ini mahasiswa mampu memahami tentang
peraturan perundang-undangan di laboratorium medik sehingga paham akan kewenangan
ATLM sebagai seorang tenaga kesehatan dan harus dapat mempertanggungjawabkan secara
hukum praktik profesi yang dilakukan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja peraturan perundang-undangan di bidang laboratorium medik ?
2. Bagaimana Peraturan dan Keputusan Menteri Kesehatan Mengenai ATLM?
3. Apa saja pelayanan ATLM?
4. Apa Standar Profesi ATLM?
C. TUJUAN PENULISAN.
1. Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan di bidang laboratorium medik.
2. Untuk mengetahui Peraturan dan Keputusan Menteri Kesehatan Mengenai ATLM?
3. Untuk mengetahui pelayanan ATLM
4. Untuk mengetahui standar profesi ATLM
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kualitas kesehatan masyarakat salah satunya dengan menyelenggarakan laboratorium
klinik secara bermutu melalui pengaturan dengan memenuhi kriteria organisasi, ruang dan
fasilitas, peralatan, bahan, spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan
dan pelaporan. Pada dasarnya kegiatan Laboratorium Klinik harus dilakukan oleh petugas
yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai, serta memperoleh
memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau
tanggung jawabnya. Setiap laboratorium harus menetapkan seorang atau sekelompok
orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
pemantapan mutu dan keamanan kerja
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Laboratorium Puskesmas harus
diselenggarakan secara baik dengan memenuhi kriteria ketenagaan, sarana, prasarana,
perlengkapan dan peralatan, kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan
mutu.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/11/2010
tentang Laboratorium Klinik. Pada peraturan ini menjelaskan bahwa tenaga aralis
kesehatan dan tenaga teknis yang setingkat mempunyai tugas dan tanggung jawab:
● Melaksanakan pengambilan dan penanganan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai
standar pelayanan dan standar operasional prosedur
● Melaksanakan kegiatan pemantapan mutu, pencatatan dan pelaporan
● Melaksanakan kegiatan keamanan dan keselamatan kerja laboratorium
● Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab teknis laboratorium atau tenaga
teknis lainnya.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 Tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran. Sebagai dasar ATLM dalam melakukan kegiatan
pengambilan spesimen darah (flebotomi), adanya proses komunikasi dan persetujuan
tindakan pengambilan darah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
Medis. Sebagai dasar ATLM untuk pengelolaan hasil pemeriksaan sebagai suatu rekam
medik yang menjadi alat bukti bagi keperluan hukum.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 370/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan. Berisi tentang pedoman
bagi ahli teknologi laboratorium kesehatan (ATLM) dalam melaksanakan tugas sebagai
tenaga kesehatan dibidang pelayanan laboratorium kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/SK/III/2003
Tentang Laboratorium Kesehatan Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab
penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan
dan masyarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tempat bekerja ATLM
4
C. Pelayanan Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Terdapat 2 bagian pelayanan yaitu :
1. Non Fasyankes
Kompetensi: menganalisis cairan dan jaringan tubuh manusia, seperti kimia klinik,
hematologi, imunologi, mikrobiologi, diagnostik molekuler, biologi kedokteran, sito-histo
teknologi, toksikologi klinik
2. Fasyankes: di Primer, Sekunder dan Tersier
Contoh melakukan pelayanan fasyankes di laboratorium : patologi klinik, patologi
anatomi, mikrobiologi, parasitologi, virologi, biologi molekuler, riset medik, reproduksi
manusia, sitogenetik, forensik, serta penguji narkotika serta psikotropika
5
serta ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan
laboratorium medik yang terkini untuk
menghasilkan informasi diagnostik yang tepat
Profil ATLM
1. Jenjang SMK ; Level asisten ; Profil administrator lab
2. Jenjang D3 ; Level ahli madya ; Profil teknisi flebotomi, teknisi lab medik, verifikator,
pelaksana promosi dan asisten penelitian
3. Jenjang D4 : Level ahli ; Profil supervisor, teknisi ahli lab medik, validator, evaluator
promosi, asisten penelitian, dan instruktur
4. Jenjang Magister ; Level utama, Profil manajer, ahli lab medik, konsultan, inovator,
peneliti, pendidik
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di Indonesia, hukum dapat dibagi menjadi empat kategori: hukum, pemerintah peraturan yang
bertentangan dengan hukum, hukum presiden, dan hukum wilayah. Undang-undang adalah sisi
hukum undang-undangan. Peraturan perundang-undangan terdiri dari berbagai peraturan lain,
namun hukum tidak terbatas hanya pada undang-undang tetapi juga termasuk beberapa kaidah
hukum seperti hukum adat, kebiasaan, dan hukum yurisprudensi. Peraturan No. 37
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012 tentang Tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Puskesmas harus dikelola dengan baik dengan
mempertimbangkan kriteria berikut: mutu, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan,
kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja.
7
DAFTAR PUSTAKA
SKKNI2018170
https://drive.google.com/file/d/1GKGUGtQalL9TND4Ai32tltKLhWR11085/view?usp=sharing