Spektek Pembangunan Tersier Oransbari TA 20241812
Spektek Pembangunan Tersier Oransbari TA 20241812
1. SPESIFIKASI UMUM
1.1 Kepatuhan Kepada Peraturan dan Perundang-undangan Yang Berlaku
Kontraktor harus patuh pada segala ketentuan- ketentuan Undang- Undang,
Peraturan Daerah, Peraturan Pemerintah atau Keputusan Pemerintah atau
Peraturan Pemerintah Daerah, atau Peraturan dan Ketetapan pihak yang berwajib
yang mungkin berlaku terhadap pekerjaan dan patuh pada segala Peraturan dan
Ketetapan Badan Pemerintah dan Perusahaan Negara sebagaimana telah
disebutkan di muka dan akan membebaskan pemilik dari denda dan tanggung jawab
atas segala jenis pelanggaran ketentuan- ketentuan tersebut.
Perundang- undangan terkait seperti :
1
1.4 Bahan Dan Mutu Pekerjaan
1.4.1 Umum
Kontraktor harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan kecuali yang tercantum dalam kontrak, semua bahan
dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai
dengan standar yang diberikan dalam Spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi
Umum.
Bila Kontraktor dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak
sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi.
2
1.4.5 Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh Kontraktor
Kontraktor supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang lengkap,
brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapatkan persetujuan, dan
harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak
penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data
bangunannya juga tidak meringankan Kontraktor dari tanggung jawabnya dalam
hubungannya dengan Kontrak.
5
Kontraktor bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar
daerah lapangan, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk
pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Kontraktor dan
biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan.
Keterlambatan tidak akan meringankan Kontraktor terhadap tanggung jawab untuk
memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan
perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.
6
Kontraktor supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup
untuk kantor Kontraktor, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel, dan
tempat lainnya di daerah kerja.
C. Sistem Manajemen K3
Sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan saling
berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
dengan menggunakan manusia dan sumber daya yang ada (Sucofindo, 1999).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
7
tempat kerja yang aman (Permenaker No : PER. 05/MEN/1996). Jadi, sistem
manajemen K3 merupakan rangkaian kegiatan yang teratur dan saling
berhubungan secara keseluruhan yang berguna dalam pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja agar dapat menciptakan suasana tempat kerja
yang aman. Sistem manajemen K3 dalam pelaksanaannya juga memiliki pola
tahapan dalam kosep dasarnya. Pola tahapan pada konsep dasar tersebut
disebut “Plan -Do-Check- Action”, yang meliputi:
Dengan demikian sektor industri dapat memiliki dua dimensi yang sesuai dengan
kemampuan dan Policy Managementnya dalam penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu :
9
pekerjaan pembuangan air. Kontraktor tidak akan menganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan benda dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum melakukan penggalian. Pembuangan air dilakukan
sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring
yang digali sehingga semua pelaksanaan Konstruksi dikerjakan pada keadaan
kering.
10
1.13.3 Peraturan kesehatan
Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan
sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga
yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan penguasa
setempat. Kontraktor hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan tetap bersih.
11
kebakaran yang terjadi di lapangan kerja. Dalam hal ini Kontraktor menyediakan
perlengkapan yang mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan,
termasuk peralatan dan tenaga Sub Kontraktor.
Kontraktor akan menyerahkan hasil dari penyelidikan tanah kepada Direksi dengan
segera untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Pekerjaan penyelidikan tanah
tambahan ini akan menjadi pekerjaan tambahan dalam sebagian pekerjaan
cadangan, pada syarat-syarat Kontrak.
Pembayaran pekerjaan tersebut dibuat dalam jumlah cadangan (prov.sun) dalam
rencana anggaran biaya (RAB).
12
1.16 Kebersihan Lapangan dan Penyingkiran Material Berlebih
Selama pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan, Kontraktor harus
membebaskan lapangan dari rintangan dan sewaktu- waktu bila diserahkan oleh
Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyimpan dan menyingkirkan peralatan dan
sisa bahan serta membersihkan dan memindahkan dari lapangan segala puing dan
sampah atau pekerjaan sementara yang tidak diperlukan lagi.
13
BAB II. SPESIFIKASI KHUSUS
2. SPESIFIKASI KHUSUS
2.1. Penguasaan Lapangan
Dengan Surat Perintah Mulai Kerja dari Direksi Pekerjaan, Pemilik memberitahukan
penguasaan lapangan kepada kontraktor seluas yang diperlukan untuk
memungkinan Kontraktor melaksanakan dan memulai pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan rencana atau sesuai dengan usaha yang wajar dari kontraktor, dengan
syarat usulan tersebut sudah harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan.
Sewaktu- waktu selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Pemilik selanjutnya
akan memberikan penguasaan kepada Kontraktor atas bagian- bagian lapangan
yang diperlukan, agar Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan dengan segera
sesuai dengan rencana kerja atau usulan tersebut.
Secepat mungkin setelah pemberian penguasaan lapangan atau bagian dari
padanya kepada Kontraktor, Kontraktor dan Direksi Pekerjaan melakukan
pengecekan bersama untuk meyakinkan bahwa pekerjaan lapangan dan keadaanya
cocok dengan rincian yang dicantumkan dalam spesifikasi dan gambar. Apabila
Kontraktor mengalami keterlambatan akibat kegagalan pihak Pemilik memberikan
panguasaan menurut ketentuan di atas, Pemilik akan memberikan perpanjangan
waktu untuk penyelesaian pekerjaan.
Permasalahan sosial seperti hak ulayat atau sejenisnya yang terjadi di lapangan
harus dapat diantisipasi dan diselesaikan secepatnya. Apabila harus difasilitasi oleh
pihak pengguna jasa hanya sebatas koordinasi dan pertemuan. Segala biaya atau
yang biasa disebut “uang permisi” yang diberikan kepada pemilik hak ulayat/ kepala
suku merupakan tanggung jawab penyedia jasa.
15
sebagian dari klaim itu menurut pendapat Direksi Pekerjaan timbul oleh karena
Kontraktor tidak memenuhi dan tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan
ketentuan diatas, maka Kontraktor wajib dengan segera memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya sendiri sesuai dengan instruksi Direksi Pekerjaan, kecuali jika
kerusakan tersebut disebabkan oleh kesalahan Pemilik, wakil, atau petugasnya,
biayanya akan ditanggung oleh pemilik, dan selanjutnya Pemilik akan merundingkan
penyelesaian dan membayar seluruh uang yang harus dibayarkan berkenaan
dengan klaim tersebut dan akan membebaskan Kontraktor dari kewajiban
membayar ganti rugi berkenaan dengan itu yang berkenaan dengan klaim, proses
pengadilan, ganti rugi, biaya ongkos, dan semua biaya yang berhubungan dengan
itu.
16
BAB III. SPESIFIKASI TEKNIS
3. SPESIFIKASI TEKNIS
3.1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan berada di Daerah Irigasi Oransbari Distrik Oransabri, Kabupaten
Manokwari Selatan- Papua Barat.
17
ü Penyedia jasa harus merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya sesuai
dengan keahliannya dan mengacu pada peraturan Kementerian Tenaga
Kerja.
ü Kontraktor harus melaporkan ke Dinas Tenaga Kerja dan pemerintah daerah
setempat atau dinas terkait tentang identitas dan jumlah tenega kerja yang di
mobilisasi.
ü Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Yang dimaksud dengan direksi keet, los kerja dan gudang adalah bangunan
sementara dan sederhana dengan luas minimal 90 m2. Direksi keet digunakan
sebagai tempat koordinasi dan diskusi antara konsultan supervisi, kontraktor
pelaksana dan owner yang juga berfungsi sebagai tempat administrasi proyek
serta pemasangan gambar bestek, schedule dan kurva S guna pengawasan dan
pengendalian pekerjaan. Pembuatan gudang material dan peralatan bertujuan
untuk melindungi material maupun alat dari pengaruh cuaca. Penerapan SMK3
18
adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
b. Cara Pelaksanaan
• Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk
dalam biaya lump-sum untuk Pekerjaan Fasilitas Lapangan sesuai seperti
yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
19
a. Nama Lokasi;
b. Nama Bangunan /Blok /Lokasi pada Pekerjaan;
c. Tanggal Pengambilan;
d. Tahapan Pelaksanaan.
Berita Acara Pembayaran dan laporan bulanan harus dilengkapi dengan foto- foto
sesuai periodenya. Pada akhir pelaksanaan Kontrak foto- foto ditempelkan dalam
album secara berurutan sesuai tahapan yaitu 0%, 50%, dan 100%, yang ditempel
pada satu halaman. Penyerahan laporan dilakukan sebanyak 3 (tiga) rangkap
bersama 1 album negatifnya. Tiap album diberi keterangan dan notasi yang seragam
untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya. Semua album menjadi
milik Pemberi Tugas dan tanpa persetujuannya tidak diijinkan untuk diberi/
dipindahkan kepada siapapun.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
21
persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga
kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
22
dipenuhi/diikuti dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak.
Paling lambat 28 (dua puluh delapan) hari sesudah SPMK diterbitkan, Penyedia
Jasa wajib menyerahkan rincian Program Mutu kepada PPK yang dengan jelas
menguraikan organisasi, prosedur pelaksanaan pekerjaan, prosedur intruksi kerja,
sumber daya dan mekanisme yang direncanakan untuk menjamin kualitas pekerjaan
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak termasuk format kerja dan prosedur
pengendalian kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan sehari - hari dilapangan.
23
mengurangi potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Papan nama proyek adalah papan info proyek yang menjelaskan nama paket
pekerjaan, lokasi, nomor kontrak ,lama waktu pekerjaan, tahun anggaran serta
penyedia jasa yang terlibat dalam proyek.
b. Cara Pelaksanaan
• Penyedia jasa wajib menyediakan papan nama proyek dengan format jenis
huruf angka arial hitam kapital, warna dasar papan putih, warna garis hitam.
• Papan nama proyek berukuran 80x120 cm yang terbuat dari bahan tahan air
dan di pasang di tempat yang mudah dilihat sesuai dengan arahan direksi.
26
c. Cara Pengukuran dan Pembayaran
28
3.12. Pekerjaan Pembersihan, Penebangan, dan Pengupasan
A. Pembersihan (Clearing)
Pembersihan harus sudah termasuk pemotongan, pengangkutan, dan
pembuangan seluruh sisa tegakan (tunggul/tonggak) pohon, akar-akar, semak-
semak, dan material lain yang tidak dikehendaki pada daerah yang ditentukan
oleh direksi, terutama di lokasi pekerjaan bangunan utama. Selain itu
pembersihan juga harus dilakukan pada lokasi-lokasi seperti:
1) Areal tempat pengambilan bahan timbunan (borrow area).
2) Tempat timbunan bahan urugan (stockpile).
3) Lokasi pembuangan (disposal area).
4) Lokasi yang akan ditimbun kembali (backfill).
5) Lokasi di atas muka galian yang dibutuhkan.
Akar-akar dan tunggul-tunggul kayu sisa penebangan dengan tinggi < 50 cm di
dalam lokasi pembuangan dan di luar daerah galian tetap dibiarkan kecuali
ditentukan lain oleh direksi.Dahan pohon yang ditebang harus dipotong. Batang
dan dahan kayu ditimbun terpisah di daerah yang disetujui oleh direksi.
Bahan/material lain yang tidak dikehendaki selain pohon, harus dibuang pada
lokasi yang telah ditentukan oleh direksi. Lokasi pembuangan hasil pekerjaan
clearing dan grubbing tidak boleh berada di daerah genangan.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk penebangan pohon di luar lokasi
pekerjaan. Biaya untuk penebangan tersebut dianggap sudah termasuk di dalam
harga satuan penawaran pekerjaan galian yang bersangkutan. Biaya untuk
pekerjaan pembersihan harus sudah termasuk di dalam harga satuan penawaran
untuk setiap jenis pekerjaan galian yang bersangkutan.
B. Pembongkaran (Grubbing)
Pekerjaan pembongkaran meliputi galian, pembongkaran, pengangkutan, dan
pembuangan akar-akar pohon, tonggak-tonggak, kayu-kayu, dan material lain
hasil pekerjaan pembersihan (clearing). Pembongkaran dilakukan untuk pohon
sampai setinggi < 50 cm dan juga pemotongan seluruh dahan/cabang dari
batang pokoknya. Pembongkaran pohon dilaksanakan di daerah lokasi
bangunan utama dan sekitarnya sesuai dengan petunjuk direksi. Kontraktor tidak
diperkenankan untuk menebang pohon maupun semak-semak di luar batas
daerah yang ditentukan tanpa seizin direksi. Pohon serta semak yang berada di
luar area pembongkaran (grubbing) harus tetap terpelihara dan terlindung dari
kerusakan.
29
C. Pengupasan (Stripping)
Kontraktor harus melakukan stripping (pengupasan) topsoil ditempat-tempat yang
akan ditimbun atau di backfill dan di borrow area. Topsoil adalah lapisan atas
tanah yang biasanya mengandung humus, material organik, akar rumput, dan
sejenisnya. Kedalaman stripping yang diukur vertikal minimal 20 cm atau seperti
petunjuk dari direksi.
Pengupasan (stripping) meliputi pekerjaan galian, pembuangan, dan
pengangkutan ke stockpile atau ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan.
Dengan persetujuan Direksi, stripping dilakukan dengan cara semua tanah
lapisan atas yang baik dipindahkan ke stockpile untuk digunakan kembali dan
dipisahkan dengan material kupasan lain yang tidak dapat digunakan kembali.
D. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan luas meter persegi (m2)
yang diukur dalam batas wilayah garis sempadan dan pembayaran untuk
pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia
Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
30
sungai tersebut, pohon-pohon atau lainnya akibat dari penempatan disposal
area yang tidak diizinkan
D. Galian Terbuka
1. Umum
Ø Semua penggalian terbuka yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi
harus dibuat pada lines, level, grade, dan dimensi atau kualitas material
hasil galian seperti diperlihatkan dalam gambar, secara detail dalam
persyaratan, atau sesuai instruksi direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan,
direksi mungkin melihat hal penting atau diperlukan sekali untuk merubah
slope, grade, atau dimensi penggalian dari yang tercantum dalam
persyaratan dan Kontraktor tidak dapat meminta penambahan biaya diatas
harga satuan penawaran dalam daftar kuantitas untuk penggalian dengan
alasan akibat adanya perubahan tersebut.
Ø Untuk kelancaran semua pembuangan hasil galian, kontraktor dapat
membuat alternatif lokasi pembuangan misalnya pada jalan, atau tempat
lainnya sesuai petunjuk dan persetujuan direksi, dan biaya yang timbul
merupakan tanggung jawab kontraktor. Setiap saat kontraktor harus
melakukan pengamanan seperlunya untuk menjaga material yang ada di
sekitarnya dan yang berada di luar lokasi proyek.
Ø Kelebihan penggalian diluarketentuan gambar dan spesifikasioleh kontraktor
untuk maksud dan alasan tertentu, selama tidak diperintahkan secara
tertulis oleh direksi dianggap sebagai galian yang tidak diperlukan dan
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kontraktor.
31
Ø Pembayaran untuk urugan kembali untuk mengisi kelebihan penggalian atau
keruntuhan akibat kondisi geologi yang burukdan bukan disebabkan
kelalaian atau kesalahan kontraktor, ditetapkan sesuai dengan ketentuan
direksi. Pembayaran backfill tersebut dibuat dengan harga satuan untuk
material backfill seperti yang ditentukan direksi berdasarkan harga satuan
kontrak yang tercantum dalam daftar kuantitas. Juga tidak ada pembayaran
untuk galian tambahan, selain yang ditentukan direksi.
Ø Kontraktor harus mempertimbangkan penanggulangan untuk perlindungan
kemiringan (slope) pada penggalian terbuka dari erosi atau keruntuhan
selama konstruksi. Biaya pekerjaan harus ditanggung oleh Kontraktor dan
harus sudah dipertimbangkan dimasukkan dalam item terkait untuk
penggalian sesuai penawaran dalam daftar kuantitas. Semua pekerjaan
permanen yang berhubungan dengan penggalian terbuka harusmelindungi
kemiringan (slope) dengan konservasi tanah yang dapat diterima oleh
direksi. Biaya untuk semua pekerjaan harus telah dipertimbangkan dan
dimasukkan dalam harga satuan penggalian sesuai penawaran dalam daftar
kuantitas, kecuali jika pembuatan proteksi kemiringan (slope) khusus
ditampilkan dalam gambar atau pemenuhan persyaratan dan tercantum
dalam item tersendiri dalam daftar kuantitas.
33
Gradasi tingkat pelapukan III sampai IV seringkali kurang jelas namun batasan
ini umumnya nampak jelas pada perubahan batuan lapuk (weathered rock)
dengan batuan segar.
2. Klasifikasi Galian
Untuk keperluan pengukuran volume dan pembayaran,pekerjaan galian harus
dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan metode yang diterapkan
sebagai berikut:
Ø Galian pada batuan keras (bed rock/rock)
Pekerjaan galian pada batuan keras adalah berupa penggalian pada
massa batuan dengan tingkat pelapukan I dan II. Jenis material ini tidak
dapat digaruk (ripping) dengan bulldozer sekelas Caterpillar D-7 dilengkapi
single shank ripper, atau alat sejenis.
Massa batuan dengan tingkat pelapukan I dan II hanya dapat dipotong
dengan menggunakan drilling dan blasting, drilling dan wedging atau
barring atau menggunakan rock breaker (excavator & hydraulic breaker
1,3 ton). Apabila digunakan rock breaker, umumnya produktivitas kerjanya
cukup rendah dan menimbulkan suara nyaring akibat benturan antara
ujung breaker dengan batuan keras atau dengan alat sederhana seperti
palu atau pahat.
Boulder atau potongan batuan keras yang volume butirannya lebih besar
dari 1 m3 dapat dikategorikan sebagai batu keras, sebaliknya bila volume
butirannya lebih kecil dari 1 m3 diklasifikasikan sebagai tanah biasa atau
batuan lunak.
Material yang tidak hancur karena peledakan (kecuali batuan besar dan
pecahan batu) tidak dimasukkan dalam klasifikasi batuan keras, kecuali
bila batuan tersebut dihancurkan dengan menggunakan peledakan (bila
tidak membahayakan), peralatan mekanik atau secara manual atau
metode lain yang ditetapkan dalam spesifikasi atau dengan persetujuan
Direksi.
Ø Galian batu lunak (terrace deposit/weathered rock)
Pekerjaannya meliputi penggalian dan pemindahan batuan besar (boulder)
dengan ukuran yang bervariasi serta semi consolidated sandy matrix.
Metode penggalian batuan lunak tidak dapat dilakukan dengan metode
konvensional dan tidak dapat digaruk (ripping) dengan bulldozer sekelas
Caterpillar D-7 dilengkapi single shank ripper, atau alat sejenis.
Dengan persetujuan direksi, kontraktor dapat menggunakan metode
peledakan untuk menghancurkan material keras atau batuan lunak di
34
lokasi, dan penghancuran selanjutnya dapat dilakukan dengan ripping atau
single shank ripper, dan galiannya diklasifikasikan sebagai galian batuan
lunak.
Ø Galian tanah biasa (common)
Pekerjaan galian tanah biasa adalah berupa penggalian pada seluruh jenis
tanah residual (residual soil) dan transported soil. Galian tanah biasa dapat
dilakukan dengan segala jenis peralatan mekanis tanpa memerlukan
proses ripping atau breaking. Jenis material yang termasuk didalam
kategori tanah (common soil) adalah batuan dengan tingkat pelapukan V
dan VI.
Jenis material ini diantaranya meliputi semua residual soil yang umumnya
disebut "tanah", tanah liat (clay), lanau (silt), pasir, kerikil, cobble, deposit
alami sirtu dan boulder lepas yang volume butirannya kurang dari 1 m3.
Galian tanah biasa meliputi penggalian dan pengangkutan tanah lapisan
atas (topsoil), tanah organik, kayu, semak, dan lapisan tanah lain yang
diklasifikasikan sebagai tanah biasa dengan persetujuan dari direksi.
Galian tanah biasa tidak termasuk pekerjaan clearing, grubbing, atau
stripping.
Untuk keperluan pembayaran, tidak dipertimbangkan biaya tambahan
akibat adanya penambahan peralatan galian yang
digunakan.Pengklasifikasian kategori galian ditetapkan oleh direksidan
dihadiri oleh kontraktor di lokasi pekerjaan.
35
3.14. Pekerjaan Timbunan Tanah Setempat Dengan Alat Dipadatkan
A. Umum
Timbunan tanah setempat ini diperoleh dari sekitar area kerja dan tidak perlu
keluar dari lokasi kerja sehingga menghemat biaya mobilisasi material.
Pengambilan tanah timbunan cukup menggunakan excavator atau sejenisnya
untuk mengeruk tanah berlebih yang kemudian dapat digunakan kembali untuk
pekerjaan timbunan ini.
B. Cara Pelaksanaan
ü Material timbunan diambil dari tanah bekas galian maupun dari tempat lain
yang masih masuk di area pekerjaan sesuai dengan persetujuan Direksi,
ü Timbunan diletakkan jika elevasi dasar saluran masih belum mencapai
elevasi rencana maupun setelah pembangunan saluran di sekeliling
bangunan selesai,
ü Material timbunan dikeruk dan dihamparkan pada area yang akan
ditimbun dengan bantuan alat berat excavator atau sejenisnya kemudian
dipadatkan dengan bantuan alat stamper sesuai dengan yang tercantum
dalam kontrak kerja,
ü Ukuran dan dimensi timbunan ditentukan berdasarkan gambar kerja.
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah atau volume yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Pengguna Jasa. Pembayaran
pekerjaan timbunan tanah setempat dengan alat dipadatkan ini berdasarkan
satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini telah mencakup pengangkutan
pembuangan yang dilanjutkan oleh Pengguna Jasa bilamana tanah tersebut
tidak dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan.
36
B. Cara Pelaksanaan
ü Material timbunan diambil dari lokasi pengambilan (borrow area) yang sesuai
dengan persetujuan Direksi,
ü Karena lokasi pengambilan material berasal dari luar area pekerjaan maka
diperlukan dump truck untuk melakukan pengangkutan tanah ke lokasi
penimbunan. Dump truck yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan dalam dokumen kontrak,
ü Timbunan diletakkan jika elevasi dasar saluran masih belum mencapai
elevasi rencana maupun setelah pembangunan saluran di sekeliling
bangunan selesai,
ü Material timbunan dikeruk dan dihamparkan pada area yang akan
ditimbun dengan bantuan alat berat excavator atau sejenisnya kemudian
dipadatkan dengan bantuan alat stamper sesuai dengan yang tercantum
dalam kontrak kerja,
ü Ukuran dan dimensi timbunan ditentukan berdasarkan gambar kerja.
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah atau volume yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Pengguna Jasa. Pembayaran
pekerjaan timbunan tanah dari luar dengan alat dipadatkan ini berdasarkan
satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini telah mencakup pengangkutan
pembuangan yang dilanjutkan oleh Pengguna Jasa bilamana tanah tersebut
tidak dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan.
37
2.) Bahan Pasir, Batuan/ Agregat
Bahan pasir, batuan/ agregat untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal
Standart Nasional Indonesia ataupun hasil Job Mix Design yang dilakukan di
laboratorium.
- Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan
lain seperti pasir dan batu pecah akan diijinkan, apabila menurut
pendapat Direksi, pasir yang tidak memenuhi gradasinya.
- Bahan batuan/ agregat (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan
bergradasi baik dengan diameter maksimum tergantung dari kelas
betonnya. Kerikil harus dari batu pecah.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka
bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian
Direksi adalah yang terbaik.
3.) Air
Air yang digunakan dalam mencampur , merawat, atau penggunaan lain yang
direncanakan harus bersih dan bebas dari setiap zat- zat yang merugikan
seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau zat organik. Air dengan kualitas
air minum dapat digunakan tanpa pengujian.
B. Uraian Pekerjaan
1.) Mencampur Bahan Beton
• Komposisi
Beton terdiri dari semen Portland, agregat kasar, agregat halus, air, dan
admixture yang telah disetujui, yang dicampur dengan baik sesuai
dengan persyaratan.
Beton yang telah dicor harus memiliki ukuran agregat lebih besar dari 80
mm untuk beton tidak bertulang dan maksimum 20 mm untuk beton
bertulang. Ukuran maksimum agregat, kuat tekan yang diizinkan, kadar
semen, dan nilai slump untuk berbagai tipe (kelas) beton yang
dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi harus mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
Tabel 3.3. Nilai Slump Untuk Berbagai Tipe Beton
Ukuran Kuat Tekan Berat Nilai Batas
Type Maksimum Umur 28 Semen Slump
(Class) Agregat Hari Minimum
mm Kg/cm2 Kg/m3 cm
A (K-225) 20 225 350 7-12
B (K-225) 40 225 330 5-10
C (K-175) 20 175 300 7-12
D (K-175) 40 175 280 5-10
E (K-125) 20 125 250 7-12
F (K-125) 40 125 230 5-10
Note: Tipe/kelas yang ditunjukkan dalam ( ) adalah ekuivalen dalam
perencanaan catatan standar “Peraturan Beton Bertulang Indonesia”
(P.B.I), 1971 N. 1-2, yang dipublikasi Pemerintah Republik Indonesia,
Departemen PU. Direktorat Jenderal Cipta Karya
Diluar tabel kadar semen yang diberikan, Direksi dapat merubah variasi
kadar semen pada satu atau beberapa tipe beton selama pekerjaan
konstruksi dan kontraktor tidak memiliki hak untuk meminta tambahan
biaya terhadap perubahan tersebut. Perbandingan campuran beton dari
berbagai tipe beton ditentukan oleh Direksi untuk mendapatkan beton
yang memiliki nilai workability yang bagus, kerapatan, kedap air, tahan
lama dan kekuatan yang disyaratkan tanpa menggunakan kadar semen
yang berlebihan. Tipe beton untuk pekerjaan khusus harus seperti
ditunjukkan dalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi, desain kuat
tekan berbagai tipe seperti ditampilkan dalam tabel di atas.
Kontraktor harus melaksanakan test secara rutin berbagai tipe beton selama
produksi dan pengecoran untuk menentukan kuat tekan, slump test, kadar
udara, berat jenis, test material agregat dan juga test lainnya dengan arahan
Direksi. Setelah mendapatkan workability yang sesuai, penyedia jasa
wajib mengambil sampel uji beton sebanyak minimal 9 sampel untuk setiap
90 m3 volume pengecoran beton agar dapat dilakukan pengujian kuat tekan
beton pada usia 7, 14 dan 28 hari dan harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI 03-1973-1990) dan PBI 1971, NI-2 yang kemudian penyedia
jasa wajib melaporkan hasil pengujian tersebut kepada direksi dan PPK
dalam bentuk dokumen. Semua biaya yang dikeluarkan dalam pengujian
sampel beton menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari penyedia jasa.
40
mencampur agregat kasar dan halus, semen, air dan zat tambahan,
menjadi campuran yang seragam dan menyatu.
• Pencampuran
Kontraktor harus memasang, memelihara, dan mengoperasikan alat
pencampuran sesuai dengan persyaratan yang diperlukan, yang
kebenaran dan keseragaman adukan sesuai jumlah yang dibutuhkan
untuk bahan beton sesuai dengan berbagai tipe beton.
a. Pencampuran
Pencampuran harus secara otomatis menggunakan pencampuran
yang dapat beroperasi tetap, tidak lebih dari satu kemiringan, dengan
persetujuan Direksi. Campuran tidak boleh melebihi kapasitas yang
dizinkan oleh pembuat. Direksi dapat memerintahkan penyesuaian
kapasitas adukan sesuai ukuran kemampuan campuran. Campuran
harus merupakan kombinasi material dalam campuran yang seragam
tanpa terjadi pemisahan. Adukan tangan tidak boleh digunakan untuk
beton untuk pekerjaan permanen.
b. Kemampuan Campuran
Direksi dapat melakukan test efisiensi campuran tiap kelas beton,
secepatnya sampai alat dalam kondisi siap beroperasi. Setiap kali
selesai melakukan pengadukan, tiga contoh beton harus diambil, satu
di awal pengadukan, satu pada pertengahan dan satu bagian terakhir
menjelang selesai adukan.
c. Waktu Pencampuran
Waktu minimum campuran untuk tiap adukan beton harus diikuti,
pengukuran waktu semua material di dalam drum campuran, diikuti
pencampuran air. Waktu pencampuran minimum dan lama putaran
mixer dalam pelaksanaan pekerjaan harus sesuai hasil Job Mix
Formula (JMF) yang sudah dilakukan.
41
pencampuran selesai. Perlengkapan harus selalu dibuat untuk
menjaga adukan yang belum selesai sebelum campuran dimulai lagi.
d. Pemeliharaan
Mixer harus selalu dipelihara untuk menjaga dalam kondisi baik dan
drum mixer harus bebas dari mortar yang mengeras. Hasil produksi
yang tidak baik dari setiap mixer, kebocoran mortar, atau setiap
pencucian material, setelah dipakai harus dipindahkan dan ditaruh
untuk diperbaiki.
Metode dan material yang digunakan harus tersedia setiap waktu, dan
sudah mendapat persetujuan Direksi. Semua peralatan yang diperlukan
42
mampu untuk memelihara dan menjaga pengecoran beton yang harus
siap dipasang sebelum penuangan beton dimulai.
43
2.) Bahan Pasir, Batuan/ Agregat
Bahan pasir, batuan/ agregat untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal
Standart Nasional Indonesia ataupun hasil Job Mix Design yang dilakukan di
laboratorium.
- Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan
lain seperti pasir dan batu pecah akan diijinkan, apabila menurut
pendapat Direksi, pasir yang tidak memenuhi gradasinya.
- Bahan batuan/ agregat (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan
bergradasi baik dengan diameter maksimum tergantung dari kelas
betonnya. Kerikil harus dari batu pecah.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka
bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian
Direksi adalah yang terbaik.
3.) Air
Air yang digunakan dalam mencampur , merawat, atau penggunaan lain yang
direncanakan harus bersih dan bebas dari setiap zat- zat yang merugikan
seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau zat organik. Air dengan kualitas
air minum dapat digunakan tanpa pengujian.
44
ü Sebelum dilakukan penuangan beton, penyedia jasa harus membuat mal/
cetakan pada trase saluran selebar beton pracetak yang akan dipasang
nantinya dengan menggunakan papan dengan ketebalan sesuai dengan
gambar kerja dan dikontrol kelurusan lantai kerja dengan menggunakan alat
ukur.
ü Perataan campuran setelah dituang juga harus dilakukan dengan bantuan
benang agar di peroleh lantai kerja yang rata sesuai dengan gambar kerja.
ü Kontraktor harus melaksanakan test secara rutin selama produksi dan
pengecoran beton untuk menentukan kuat tekan, slump test, kadar udara,
berat jenis, test material agregat dan juga test lainnya dengan arahan Direksi.
Setelah mendapatkan workability yang sesuai, penyedia jasa wajib
mengambil sampel uji beton sebanyak minimal 9 sampel untuk setiap 90 m3
volume pengecoran beton agar dapat dilakukan pengujian kuat tekan beton
pada usia 7, 14 dan 28 hari dan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI 03-1973-1990) dan PBI 1971, NI-2 yang kemudian penyedia jasa wajib
melaporkan hasil pengujian tersebut kepada direksi dan PPK dalam bentuk
dokumen. Semua biaya yang dikeluarkan dalam pengujian sampel beton
menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari penyedia jasa
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran volume satuan pekerjaan beton dinyatakan dalam meter kubik (m3).
Pembayaran untuk pekerjaan beton harus dibuat dalam satuan meter kubik (m3)
sesuai yang tertera dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga tersebut sudah
termasuk semua biaya tenaga, bahan dan pengecoran termasuk pengangkutan
bahan serta penyelesaian pekerjaan beton tersebut.
45
ü Jarak antar tulangan baik tulangan pokok maupun melintang adalah
≤15cm atau ditentukan lain sesuai gambar yang tercantum dalam dokumen
kontrak dan harus dilakukan pengikatan menggunakan kawat bendrat secara
selang seling di setiap persilangan tulangan pokok dan melintang dalam
suatu rangkaian.
ü 1 rangkaian tulangan dikerjakan sepanjang ± 90 cm untuk mendapatkan hasil
cetakan beton 1 meter setiap unitnya atau ditentukan lain sesuai gambar
yang tercantum dalam dokumen kontrak.
ü Tulangan yang akan dan sudah dirakit harus ditempatkan pada area yang
terlindungi dari panas dan hujan untuk menghindari korosi baik pada tulangan
itu sendiri maupun pada ikatan bendrat.
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran volume satuan pekerjaan pembesian untuk pracetak dinyatakan
dalam satuan berat (Kg) dengan banyak rakitan yang sudah dikerjakan sesuai
dengan besar volume yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
tersebut sudah termasuk semua biaya tenaga dan bahan termasuk pengangkutan
bahan serta penyelesaian pekerjaan pembesian tersebut.
46
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran volume satuan pekerjaan pembuatan bekisting untuk pelat beton
pracetak dinyatakan dalam satuan luasan (m²) dengan banyak rakitan yang sudah
di kerjakan sesuai dengan besar volume yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga tersebut sudah termasuk semua biaya tenaga dan
bahan termasuk pengangkutan bahan serta penyelesaian pekerjaan pembuatan
bekisting tersebut.
47
alat berat berupa excavator dari lokasi pencetakan ke atas dump truck yang
kemudian dibawa menuju ke lokasi pemasangan. Dari atas dump truck kembali
dilakukan pemindahan/ pengangkatan menuju pinggir trase saluran dengan
bantuan alat berat excavator.
B. Cara Pelaksanaan
ü Penyedia jasa dalam proses pengangkutan beton pracetak membutuhkan
alat berat berupa excavator atau alat lain sesuai dengan yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
ü Dari lokasi pencetakan tiap-tiap unit beton pracetak diangkat
menggunakan excavator ke atas dump truck dengan bantuan sling agar tidak
merusak permukaan beton.
ü Beton pracetak yang sudah diangkut ke pinggir trase saluran akan diangkat
kembali menggunakan excavator yang sudah standby di sepanjang trase
saluran yang akan dilakukan pemasangan beton pracetak.
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran volume satuan pekerjaan pengangkutan beton pracetak ditentukan
dalam satuan unit atau buah dengan banyaknya beton pracetak yang sudah
dipindahkan dari lokasi pencetakan ke lokasi pemasangan/ pinggir trase saluran
yang sesuai dengan besar volume yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga tersebut sudah termasuk semua biaya tenaga dan bahan termasuk
pengangkutan bahan serta penyelesaian pekerjaan pengangkutan beton
pracetak tersebut
48
dan bucket excavator untuk mengangkat beton pracetak dari tepi trase ke
atas lantai kerja yang sudah di buat.
ü Para pekerja harus siap di dalam trase untuk membantu
mengarahkan penempatan beton pracetak dan untuk melepaskan sling yang
terikat pada beton pracetak jika sudah pada posisi yang tepat.
ü Setiap beton yang sudah diturunkan ke atas lantai kerja diberikan spasi atau
jarak ± 2cm untuk pekerjaan joint/ nat di akhir pekerjaan pemasangan beton
pracetak.
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran volume satuan pekerjaan pemasangan beton pracetak ditentukan
dalam satuan unit atau buah dengan banyaknya beton pracetak yang sudah
dipindahkan dari pinggir trase saluran ke atas lantai kerja dengan besar volume
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga tersebut sudah
termasuk semua biaya tenaga dan bahan termasuk pengangkutan bahan serta
penyelesaian pekerjaan Pemasangan beton pracetak tersebut.
49
3.24. Pekerjaan Pasangan Batu (1 Pc : 3 Ps) (Bangunan Air)
A. Cakupan Pekerjaan
Semua pasangan batu harus dilaksanakan menurut persyaratan yang
berhubungan dengan pekerjaan batu atau lainnya yang mungkin diminta oleh
Direksi, harus terdiri dari bahan-bahan yang ditentukan dan dicampur dengan
perbandingan yang tepat, dibentuk dan dipasang sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang tersebut dalam pasal ini. Persyaratan dan ketentuan ini harus
diterapkan untuk semua pekerjaan batu kecuali bila diubah secara khusus oleh
direksi untuk bagian pekerjaan tertentu. Standar yang digunakan untuk pekerjaan
batu dan pasangan batu adalah:
• Material yang digunakan adalah batu kali, batu belah atau batu gunung;
• PUBI - 1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia);
• Kriteria Perencanaan Irigasi (untuk beberapa jenis pekerjaan).
B. Ukuran Batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar
dan berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.
Setiap batu harus mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu
yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus
memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan berat seperti
di atas. Sebagai contoh : sebuah batu berukuran 0,20 x 0,20 x 0,25 m3 akan
mempunyai berat kira-kira 25 kg.
50
tidak boleh kurang dari 2 menit kecuali bila airnya sudah cukup. Banyaknya
adukan yang dicampur air secukupnya sesuai dengan yang digunakan, dan
semua adukan yang tidak digunakan dalam 30 menit sesudah pemberian air
harus dibuang. Pencairan ulang adukan mortar yang sudah mengeras tidak
diizinkan. Bak dan ember-ember adukan harus selalu dibersihkan dan dicuci
pada akhir selesai kerja.
E. Pemasangan
Semua batu yang digunakan dalam pasangan batu harus betul-betul bersih
sebelum dipasang dan harus disetujui oleh Direksi. Batu tidak boleh dipasang
selama hujan lebat atau cukup lama agar adukan pasangan tidak larut. Adukan
yang sudah dihamparkan dan meleleh karena air hujan harus dibuang dan
diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Sebelum pasangan batu betul-betul
mengeras, tidak diperbolehkan ada kegiatan pekerjaan lain di atasnya.
Semua batu yang digunakan dalam pasangan batu harus dibasahi dengan air
antara tiga sampai empat jam sebelumnya dengan cara yang menjamin batu
benar-benar basah seluruhnya dan merata.
Jarak antar batu dalam spesi sekitar 10 mm-50 mm, dan antar batu tidak boleh
saling bersentuhan/bersinggungan. Ukuran dan distribusi batu dalam pasangan
batu harus dikontrol sedemikian sehingga spesi yang diisikan dalam rongga antar
batu dapat seminimal mungkin volumenya.
51
Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10 cm untuk bangunan kecil
dan 15 cm untuk bangunan besar. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka
bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata,
lurus, rapi dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering kemudian harus
dipelihara dengan siraman air secara rutin.
B. Cara Pelaksanaan
ü Plesteran dalam pekerjaan ini menggunakan campuran 1 pc: 3 ps.
ü Proses pencampuran material pasir, semen dan air dilakukan
menggunakan mini molen dan proses plesteran dilakukan manual (tenaga
manusia) sesuai dengan bagian bangunan air yang akan di kerjakan.
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran atas pekerjaan plesteran 1pc : 3ps ini harus
berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran atas pekerjaan plesteran 1pc : 3ps harus dibuat dalam harga
satuan meter persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
52
memenuhi persyaratan teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement telah
mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
ü Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain
seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan sesuai SNI 02-6820-2002, apabila
menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya.
Kandungan maximum terhadap lempung lanau dan debu tidak boleh lebih
dari 3% perbandingan berat.
ü Bahan batuan (kerikil atau batu pecah) harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan SNI 03-2417-1991 dan bergradasi baik dengan diameter
maximum tergantung dari kelas betonnya.
ü Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus
dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
ü Untuk takaran dan lama putaran mixer/ mini molen yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lihat pada job mix formula.
ü Dalam proses pembuatan campuran beton bangunan air, penyedia jasa bisa
menggunakan self loading concrete mixer ataupun mini molen karena
volume untuk item ini tergolong kecil atau sesuai dengan yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
ü Saat pelaksanaan pengecoran, penyedia jasa wajib melakukan Slump test
(SNI 1972- 2008) campuran beton dengan tujuan untuk menunjukkan
workability atau kelecakan suatu adukan beton dengan tinggi keruntuhan
yang di ijinkan pihak direksi.
53
menggunakan BjTP Ø12, BjTP Ø10 dan BjTP Ø8 dengan jarak masing- masing
antar tulangan sesuai gambar kerja dengan total berat pembesian adalah 100 kg
atau sesuai yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
B. Cara Pelaksanaan
ü Penyedia jasa dapat melakukan pemotongan dan perakitan tulangan
sesuai dengan dimensi yang tertera dalam gambar kerja jauh sebelum proses
pengecoran dilaksanakan.
ü Penyedia jasa harus melakukan pengikatan menggunakan kawat bendrat
secara selang seling di setiap persilangan tulangan pokok dan melintang
dalam suatu rangkaian.
ü Tulangan yang akan dan sudah dirakit harus ditempatkan pada area yang
terlindungi dari panas dan hujan untuk menghindari korosi baik pada tulangan
itu sendiri maupun pada ikatan bendrat.
B. Cara Pelaksanaan
ü Penyedia jasa dapat menyediakan bahan dan alat pembuatan bekisting dari
awal pelaksanaan pekerjaan.
ü Sebelum melakukan perakitan bekisting, penyedia jasa harus mengontrol
kembali posisi dan elevasi bangunan air dengan menggunakan alat ukur yang
standby di lokasi pekerjaan sambil didampingi oleh pihak pengguna jasa.
ü Setelah itu penyedia jasa harus segera membuat bekisting pada bangunan air
sesuai dengan jumlah bangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen
kontrak.
54
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran volume satuan pekerjaan pembuatan bekisting untuk bangunan air
dinyatakan dalam satuan luasan (m²) dengan banyak rakitan yang sudah di
kerjakan sesuai dengan besar volume yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga tersebut sudah termasuk semua biaya tenaga dan
bahan termasuk pengangkutan bahan serta penyelesaian pekerjaan pembuatan
bekisting tersebut.
55
B. Cara Pelaksanaan
Ø Penyedia Jasa wajib memesan Pintu air pada pabrik-pabrik yang sesuai
dengan SNI dan didampingi oleh pihak pengguna jasa setelah mendapatkan
jenis dan dimensi pintu air berdasarkan dokumen kontrak kerja jauh sebelum
waktu pemasangan pada jadwal rencana kerja agartidak terjadi penundaan
pekerjaan.
Ø Penyedia jasa wajib mengontrol keberadaan pintu air yang sudah di pesan
sampai di lokasi pekerjaan, diserftai dengan segala peralatan pintu dan alat
pengunci pintu air agar tetap utuh setelah pemasangannya.
Ø Pintu air lama yang sudah tidak layak harus dikembalikan ke pihak pengguna
jasa sebagai aset.
Ø Pekerjaan pemasangan dapat dikerjakan setelah bangunan air selesai di
buatkan lobang pintu. Untuk setiap pintu di bangunan air di berikan lobang
cadangan di belakang pintu air yang sudah di pasang guna pekerjaan
perbaikan di kemudian hari.
Ø Lobang pintu yang dibuat harus lebih besar dari dimensi bingkai pintu air yang
akan di pasang untuk mempermudah pemasangan.
Ø Proses pemasangan harus di lakukan menggunakan bantuan alat berat
karena bobot pintu perunit yang terlampau berat, dibantu dengan tenaga
manusia untuk mengarahkan pintu air ke lobang pintu yang sudah di sediakan
pada bangunan air.
Ø Pada saat pemasangan pintu, penyedia jasa wajib mengontrol posisi dan
kelurusan pintu air dengan bantuan alat ukur yang selalu standby di lokasi
pekerjaan.
Ø Untuk menjaga posisi pintu air tetap berada di posisinya setelah dilakukan
pengecoran, pintu air harus di sanggah dengan bantuan kayu dan papan
yang sudah di atur dengan baik.
Ø Setelah pemasangan selesai dilakukan penyedia jasa harus melakukan
pengecatan kembali semua pintu dan bingkai pintu air serta mengoleskan
gemuk/pelumas pada ulir/ setir pintu air agar tidak mudah berkarat.
C. Cara Perhitungan dan Pembayaran
Pengukuran volume satuan pekerjaan pintu air ditentukan dalam satuan unit atau
buah dengan banyak pintu air yang sudah di mobilisasi ke lokasi pekerjaan dan
yang sudah terpasang dengan besar volume yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga tersebut sudah termasuk semua biaya tenaga dan
bahan termasuk pengangkutan bahan serta penyelesaian pekerjaan pintu air
tersebut.
56
3.31. Perlengkapan Direksi
A. Tenaga Kerja dan Peralatan
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan setiap saat atau dari waktu ke
waktu.
Semua alat- alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik kontraktor. Penjelasan
secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk memungkinkan Direksi
menilai mutu alat- alat perlengkapan yang akan disediakan kontraktor, alat- alat
perlengkapan itu tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan konstruksi, kecuali
dengan ijin atau perintah dari Direksi.
C. Transportasi
Kontraktor harus menyediakan untuk dipakai oleh Direksi dan stafnya pada
setiap waktu yang dikehendaki. Kontraktor harus menyediakan kendaraan roda 4
(empat) untuk digunakan oleh Direksi dan kendaraan roda 2 (dua) untuk
Pengawas, kendaraan bermotor seperti terdaftar dalam spesifikasi khusus, untuk
tugas dinas yang berhubungan dengan kontrak. Kendaraan itu harus terpelihara
sehingga setiap waktu berada dalam keadaan baik.
57