Anda di halaman 1dari 37

DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Manajemen Mutu

Dosen Pengampu :

Surya Ridwana, PGD.Sc,M.Si

Disusun oleh :

Mina Rahmawati A

P17334123509

PROGRAM STUDI

ALIH JENJANG DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
CIMAHI

2024
STANDAR ISO 15189 : 2022
Point 7.3.7 Jaminan validitas hasil pemeriksaan
Point 7.4.1.2 Pengkajian ulang dan pengeluaran
hasil

1. Pedoman Mutu

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM

RUMAH SAKIT BINA SEHAT


Jalam Anggrek, No 36, Cibodas, Bandung Timur, Kota Bandung, Jawa Barat
Telepon : (022) (547028) hunting- fax (022) 547-867
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Rumah Sakit Bina Sehat mempunyai sistem untuk menyediakan
pelayanan laboratorium, meliputi pelayanan patologi klinis yang dibutuhkan
pasien dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Organisasi pelayanan
laboratorium dibentuk dan diselenggarakan sesuai peraturan perundangan.
Pelayanan laboratorium dan pelayanan laboratorium di ruang rawat (Point of
Care Testing) diatur secara organisatoris melalui pelayanan laboratorium
terintegrasi. Kepala pelayanan laboratorium terintegrasimembawahisemua
jenis pelayanan laboratorium di Rumah Sakit.
Pelayanan laboratorium diruang rawat(Point of Care Testing) dilakukan
oleh perawatruangan memenuhi persyaratan kredensial. Pelayanan
laboratorium, tersedia 24 jam 7 (tujuh) hari seminggu, sesuai dengan
kebutuhan pasien termasuk pelayanan darurat, diberikan di dalam rumah sakit
dan rujukan sesuai dengan peraturan perundangan. Rumah sakit Bina Sehat
menunjuk dan menghubungi para spesialis di bidang diagnostik khusus,seperti
parasitologi, virologi, atau toksikologi. Sehingga jika diperlukan, rumah sakit
dapat melakukan pemeriksaan rujukan dengan memilih sumber dari luar
berdasarkan rekomendasi dari pimpinan laboratorum rumah sakit. Sumber dari
luar tersebut dipilih oleh Rumah Sakit karena memenuhi peraturan
perundangan dan mempunyai sertifikat mutu. Pemeriksaan rujukan keluar
dilakukanmelalui laboratorium Rumah Sakit.

B. . Tujuan
Pedoman
a) Tujuan Umum:
Untuk memberikan informasi dan acuan bagi semua petugas yang terkait
dalam pelaksanaan pelayanan laboratorium dengan baik dan benar
b) Tujuan Khusus:
1. Sebagai pedoman bagi petugas yang terkait tentang
pelayanan laboratorium kesehatan di RS Bina Sehat
2. Sebagai pedoman bagi petugas yang bekerja di Unit Laboratorium 3.
Untuk memberikan informasi pelayanan kesehatan apa saja yang
dilayani di laboratorium
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan Unit Laboratorium meliputi :
a) Pasien Rawat Inap Pasien rawat inap yaitu pasien yang dirawat di
ruang perawatan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
b) Pasien Rawat Jalan Pasien rawat jalan yaitu pasien dari Instalasi
Gawat Darurat dan pasien rawat jalan dari setiap Poliklinik Rawat
Jalan
c) Pasien luar Pasien luar yaitu pasien yang berasal dari luar yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium Pedoman Pelayanan
Laboratorium Rumah Sakit Bina Sehat
d) Pasien medical check-up Pasien medical check-up yaitu pasien yang
datang sendiri kerumah sakit yang akan melakukan medical check-up, dan
pasien berasal dari pasien umum
D. Batasan Operasional
Penetapan dan pengujian terhadap sampel yang dilaksanakan di Unit
Laboratorium Rumah Sakit Bina Sehat meliputi pemeriksaan Patologi Klinik yang
terdiri dari :
a) Pemeriksaan Hematologi Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan antara lain : Hematologi rutin, Hematologi
Lengkap, LED, Gambaran Darah Tepi, IT Ratio, Golongan Darah,
Retikolosit, Ret-Hb, IPF, dan NLCR.
b) Pemeriksaan Kimia Pemeriksaan kimia adalah pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan antara lain Glukosa darah, Faal Hati
(SGOT, SGPT),
Faal Ginjal, Lipid, Elektrolit, Analisa Gas Darah
c) Pemeriksaan Urine Pemeriksaan urine adalah pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain ; Urin
rutin, dan tes kehamilan.
d) Pemeriksaan Faeces Pemeriksaan faeces adalah pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan faeces antara
lain ; Faeces rutin dan hemates.
e) Pemerikaan Mikrobiologi Pemeriksaan Mikrobiologi adalah pemeriksaan
yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain : sediaan langsung
KOH, sediaan langsung NaCl, Sediaan BTA 3 x, dan pewarnaan Gram.
f) Pemeriksaan Serologi/Immunologi Pemeriksaan Serologi / Immunologi
adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan yang memerlukan
serum sebagai bahan pemeriksaannya yang meliputi ; Widal, Tubex-TF,
VDRL, TPHA, Anti Salmonella IgG IgM, Anti DHF, HBsAg, Anti HBs, Anti
HIV, Anti Pedoman Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Ibu Anak Limijati
4 Toksoplasma IgG, Anti Toksoplasma IgM, Anti Rubella IgG, Anti Rubella
IgM, Anti CMV IgG, Anti CMV IgM, LH, FSH, Testosteron, Estradiol,
Prolaktin, Progesteron, AMH, Ferritin, D- Dimer, TSH, Vitamin D, Anti
SARS Cov IgG/ IgM dan Antigen
E. Landasan Hukum
Dalam pelaksanaan kegiatannya Unit Laboratorium RS Bina Sehat mengacu
kepada peraturan pemerintah yang berlaku yaitu :
a) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/
Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
b) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 30
Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
c) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
d) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor RI nomor
364/Menkes/ SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan.
e) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
f) KMK 370 tahun 2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan.
g) Surat Keputusan Direktur Utama PT Bina Sehat Nomor
Skep/001/PT/I/2018 tentang Peraturan Internal Rumah Sakit Bina Sehat
Bab II
Standar Ketenagaan
A. . Kualifikasi SDM Kegiatan
Unit Laboratorium Rumah Sakit Bina Sehat dilakukan oleh petugas yang memiliki
kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh /memiliki
kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau
tanggung jawabnya. Kualifikasitenaga laboratoriumyang bekerja meliputi :
a) Penanggung jawab laboratorium
b) Supervisor laboratorium
c) Petugas pelaksana
d) Petugas adminitrasi
e) Petugas pekarya.

Dokter Penanggungjawab Laboratorium adalah Dokter Spesialis Patologi Klinik


yang memiliki SIP di RS Bina Sehat. Dokter Spesialis Patologi Klinik (DSPK)
bertugas sebagai sebagai Konsultan Laboratorium. Pelayanan laboratorium berada
dibawah pimpinan seorang yang kompeten dan memenuhi persyaratan peraturan
perundang- undangan. Pimpinan laboratorium bertanggung jawab mengelola fasilitas
dan pelayanan laboratorium, termasuk pemeriksaan Point-of-care testing (POCT),
juga tanggung jawabnya dalam melaksanakan regulasi RS secara konsisten, seperti
pelatihan, manajemen logistik dan sebagainya.

B. Distribusi Ketenagaan
Laboratorium di RS Bina Sehat buka 24 jam, sehingga pengaturan jaga oleh
petugas pelaksana terdiri dari 3 shift jaga setiap harinya. Setiap shift nya memiliki
tugas serta tanggung jawab yang kemungkinan berbeda, serta jumlah ketenagaan yang
berbeda pula. Hal itu terjadi berdasarkan beban kerja harian per shift nya. Pembagian
tugas analis di laboratorium berdasarkan pengelompokan bagian-bagian kerja
dibidang:
a) Shift 1 ( Pagi), kegiatan yang dilakukan oleh petugasshift pagi adalah :
1. Melanjutkan operan pemeriksaan darishiftmalam
2. Mengecek kembali hasil quality control semua alat yang dilakukan
oleh petugas shift malam
3. Membersihkan dan merapikanmeja kerja
4. Mempersiapkan peralatan sampling
5. Melakukan registrasi serta mengecek kesesuaian permintaan
pemeriksaan dengan slip pembayar yang diminta (termasuk
pemeriksaan yang dirujuk)
6. Melakukan sampling rawatjalan yang memerlukan tindakan
sampling laboratorium
7. Melakukan sampling rawatinap terjadwal di jam08.00 dan 12.00
8. Mempersiapkan sampelrujukan
9. Membuat laporan harian jumlah pasien, jenis pemeriksaan serta
jumlah pemeriksaan yang dirujuk (admin)
10. Menulis operan tentang pemeriksaan yang belum selesai atau
pemeriksaan yang tertunda dan masalah yang terjadi selama shift 1
ke shift berikutnya dipimpin oleh PJ Shift Laboratorium kedua
Shift.
b) Shift 2 (Siang), kegiatan yang dilakukan oleh petugas shift siang adalah
:
1. Melanjutkan operan pemeriksaan darishift pagi
2. Membersihkan dan merapikanmeja kerja
3. Mempersiapkan peralatan sampling
4. Menyimpan sisa sampel ke kulkassampel
5. Melakukan penginputan serta mengecek kesesuaian permintaan
pemeriksaan dengan kuitansi harga pemeriksaan yang diminta
(termasuk pemeriksaan yang dirujuk)
6. Melakukan sampling rawat jalan serta rawat inap yang
memerlukan tindakan sampling laboratorium sepertisampling pada
saat persiapan operasi
7. Sampling terencana pasien rawat inap pada jam- jam yang telah
disepakati (jam 14. 00 dan jam18. 00)
8. Menanyakan hasil pemeriksaan rujukan ke laboratorium rujukan
yang di rujuk pada saatshift pagi
9. Membuat laporan harian jumlah pasien, jenis pemeriksaan serta
jumlah pemeriksaan yang dirujuk
10. Menulis operan tentang pemeriksaan yang belum selesai atau
pemeriksaan yang tertunda dan masalah yang terjadiselama shift 2
ke shift berikutnya
C. Pengaturan Jaga
a) Laboratorium RS Bina Sehat beroperasi 24 jam. Pasien yang berasal dari Instalasi
Gawat Darurat (IGD) dan Bagian Intensif Care pelayanannya bersifat cito atau segera.
b) Pengaturan jam kerja di laboratorium dibagi dalam 3

shift: Shift pagi ( jam kerja: 07.30 WIB – 14.00 WIB)

Pada shift pagi yang bertugas adalah :


1. Kepala Laboratorium : Supervisor(ATLM D4)
2. PJ Shift : 1 orang (Jam07.00 – 14.00)
3. Petugas pelaksana : 3-4 orang (D3/D4 ATLM)
4. Administrasi : 1-2 orang
5. Pekarya Laboratorium : 1 orang

Shift sore ( jam kerja: 14.00 WIB - 21.00 WIB )

1. PJ Shift : 1 orang (Jam07.00 – 14.00)

2. Petugas pelaksana : 3 - 4 orang (D3/D4 ATLM)

3. Administrasi : 1 orang

Shift malam ( jam kerja 08.30 WIB – 07.30 WIB )

1. PJ Shift : 1 orang (Jam07.00 – 14.00)

2. Petugas pelaksana : 2 orang (D3/D4 ATLM)


BAB III

Standar fasilitas

A. Denah Ruangan

1. Ruang tempat administrasi untuk registrasi pendaftaran pasien Laboratorium


2. Ruang Konsultasi 3. Ruang sampling darah (flebotomi)
4. Ruang sampling analisis semen
5. Ruang penerimaan specimen
6. Toilet pasien
7. Ruang pemeriksaan sampel
8. Ruang validasi
9. Meja supervisor dan dokter patologi klinik
10. Ruangan cuci tempat pembuangan sisa-sisa bahan pemeriksaan (waste disposal)
11. Ruang istirahat staf
12. Gudang logistik (1)
13. Gudang logistik (2)
14. Untuk ruang mikrobiologi sudah disiapkan ruangan khusus yang terpisah dari
ruangan lainnya.
B. Standar Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan harus cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan harus
mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh sinar
matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
C. Standar Peralatan
Instrumentasi laboratorium dilakukan kalibrasisecara berkala. Hal itu berguna untuk
menjamin fasilitas yang baik serta hasil pemeriksaan yang akurat. Berikut adalah
rangkuman ringkastentang sarana dan prasarana Laboratorium.
1. Ruang sampling Untuk mengambil sampel dari pasien
Logistik perbekalan laboratorium :
a. Pot urine dan faeses
b. Spuit
c. Lancet
d. Alkohol swab 70%
e. Plester
f. Tabung darah
g. APD dll
Logistik umum
a. Tempat sampah medis dan non medis
b. Meja peralatan
c. Kursi flebotomi
d. Meja sampel
2. Ruang pengolahan sampel Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
sesuai kebutuhan pasien
Logistik perbekalan laboratorium
a. Alat Hematologi
b. Alat kimia
c. Alat elektrolit
d. Alat AGD
e. Alat Urin scan
f. Centrifuge
g. Mikroskop
h. Biosafety Cabinet
i. Rotator

Logistik umum

a. Buku pencatatan hasil


b. Buku pencatatan hasil lain-lain atau rujukan dll
3. Ruang penyimpan an logistik kesehatan dan non kesehatan Untuk
sarana penyeimbang agar bahan tetap tersedia 24 jam
a. Lemari penyimpanan reagen dan bahan lab dilengkapi dengan
indicator kelembaban udara, untuk:
a. Tabung darah
b. Reagen rapid dan bahan lain yag penyimpanannya pada suhu antara 15-25
0C 2. Kulkas reagen suhu 2-8 0C 3. Lemari Logistik umum
c. Buku (1 buah)
d. Tissue
e. Kartu dan plastik golongan darah Pedoman Pelayanan
Laboratorium Rumah Sakit Bina Sehat
f. Amplop
g. ATK lainnya
4. Ruang administras i Untuk ruang kerja kepala ruangan
a. Meja
b. Kursi
c. Computer PC
d. Printer
e. Telepon
D. Standar Pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan dan Turn Around Time Per Parameter
BAB IV
Tata Pelaksanaan Pelayanan
A. Tahapan Alur Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium
BAB V

Logistik

A. Pengadaan Barang dan Reagensia

Untuk menunjang aktivitas laboratorium di butuhkan barang dari reagensia

pengadaan barang dan reagensia disediakan oleh bagian purchasing. Untuk Pengadaan

barang/ peralatan dengan jumlah biaya yang besar diusulkan di dalam Program Kerja

tahunan Unit Laboratorium, dibuat permintaan barang/ alat apa yang dibutuhkan

untuk tahun mendatang (kebutuhan selama 1 tahun). Barang dan reagensia

dikategorikan menjadi 2 yaitu : barang stok dan barang nonstok. Barang stok adalah

meliputi semua barang dan reagensia di laboratorium yang tersimpan di bagian

Logistik Farmasi dan Logistik Umum. Barang nonstok adalah meliputi semua barang

dan reagensia di laboratorium yang tidak tersimpan di bagian Logistik Farmasi dan

LogistikUmum.

B. Penyimpanan dan penanganan reagen

Cara penyimpanan reagensia yang benar merupakan syarat yang terpenting

dapat mempertahankan mutu yang baik sehingga dapat menghasilkan pemeriksaan

yang tepat. Ketentuan – ketentuan tentang suhu penyimpanan dan pedoman kerja

tertera pada kemasan. Perhatikan nomor katalog dari reagen yang dipakai. Jangan

menggabungkan reagen yang sama dari lot nomor yang berbeda, jangan

memindahkan isi reagen dari wadah asli dan harus diperhatikan stabilitas reagen yang

direkomendasikan oleh pabrik serta tidak melewati batas kadaluarsa.

A. Reagen yang mempunyai suhu simpan -30ºC disimpan dalam freezer.

B. Reagen yang mempunyai suhu simpan 2-8ºC disimpan dalam kulkas

(refrigator). Reagen ini meliputi : kimia klinik, sero-immunologi,

hemostasis dan lain-lain.


C. Reagensia yangmempunyai suhu simpan 15-20ºC disimpan dalam gudang.

Reagensia ini meliputi reagensia untuk pemeriksaan hematologi

D. Setiap hari dilakukan pengecekan suhu terhadap kulkas, freezer dan

gudang dan dicatat pada lebel pengecekan suhu.


BAB VI

Keselamatan pasien di laboratorium

Tujuan keselamatan pasien adalah mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Dengan meningkatkan keselamatan pasien diharapkan angka kejadian
dapat menurun, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan meningkat. Beberapa
hal yang harus mendapat perhatian staff saat memberikan pelayanan kepada pasien untuk
menjamin keselamatan pasien dalam memberi pelayanan laboratorium, yaitu :

A. Ketepatan identifikasi pasien


a) Pada saat pendaftaran pasien,harus minta kartu pasien RS/ identitas
pasien (KTP/SIM) yang meliputi nama, tanggal lahir, nomor rekam
medis, dan alamat pasien serta nomor telepon yang dapat
dihubungi
b) Pada saat petugas memanggil pasien harus menyebutkan
nama lengkap dan umur
c) Pada saat mengambil sampel pasien rawat jalan, harus meminta
pasien menyebutkan nama pasien dan tanggal lahir, selanjutnya
petugas lab harus menunjukkan label identitas kepada pasien untuk
memastikan identitas dirinya.
d) Pada saat mengambil sampel pasien rawat inap sama seperti rawat
jalan, tetapi harus mencocokkan dengan identitas yang terdapat
pada pergelangan tangan pasien (SOP) dengan identitas pada
formulir permintaan pemeriksaan
b. Edukasi pada pasien
a) Memberitahu kepada pasien setiap kali berobat atau ingin
periksa laboratorium harus membawa kartu pasien RS
b) Bila dokter meminta pasien periksa laboratorium dokter
berkewajiban memberi penjelasan persiapan yang harus pasien
lakukan. Bila dokternya lupa, petugas laboratorium harus proaktif
menanyakan persiapan yang harus dilakukan.
c) Pada saat pasien mendaftar ke laboratorium , petugas laboratorium
harus menanyakan persiapan pasien (SOP).
d) Bila pasien sedang sakit batuk/pilek pasien disarankan
memakai masker.
e) Pasien harus mencuci tangan setelah buang air kecil atau buang
air besar. F
f) Membawa kwitansi saat pengambilan hasil laboratorium Pedoman
Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Bina Sehat
B. Pengambilan sampel
a. Lokasi pengambilan sampel harus benar yaitu : tidak boleh mengambil
sampel di vena dekat Cimino (arteriovenous shunt atau arteriovenous fistula)
atau di proximal vena yang terpasang infus.
b. Pengambilan lokasi sampel harus tepat, contoh pengambilan kerokan
kulit untuk pemeriksaan jamur harus antara kulit normal dengan kulit
patologis
c. Urutan tabung vakum harus benar d) Perbandingan antara
antikoagulan dengan sampel harus tepat.
d. Tolak sampel yang tidak representative.
C. Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan laboratorium
a. Melakukan tindakan pengambilan sampel harus menerapkan kewaspadaan
standar (SOP), khusus desinfeksi untuk mengambil kultur darah harus 2
tahap, tahap 1 dengan alkohol 70% lalu dengan larutan povidone Iodine 10%
b. Pengeluaran sputum pasien rawat jalan harus di dalam sputum booth
khusus yang telah disediakan
c. Petugas laboratorium yang sedang sakit misalnya sakit flu harus melapor
ke penanggung jawab shift dan tidak boleh bertugas melayani pasien secara
langsung E. Pengurangan resiko pasien jatuh
d. Pasien dengan kesulitan jalan, sebaiknya pengambilan sampel darah dilakukan
di roda.
e. Pengambilan darah bayi dilakukan 2 orang petugas
D. Pelaporan hasil Pelaporan hasil lab haruslah tepat waktu. Pelaporan hasil
melalui telepon harus dilakukan dengan komunikasi yang efektif, yaitu:
a. Harus dicatat
b. Dibaca ulang
c. Konfirmasi, konfirmasi dilakukan dengan mencocokkan hasil cetak
laboratorium yang dilaporkan per telepon.
d. Jika hasil pasien berada dalam rentang nilai kritis, pihak laboratorium harus
memberitahu dokter pengirim , agar pasien mendapat tindakan secepatnya.
Jika tidak ada dokter pengirim pihak laboratorium harus memberitahu
pasien agar segera berkonsultasi dengan dokter.
BAB VII
Kesehatan keselamatan kerja laboratorium

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan
laboratorium secara keseluruhan, laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia.
Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi
kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau
keluarganya kemasyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan
yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai
sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaan sesuai
SOP, serta mengontrol bahan / spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang
benar.
BAB VII

Pengendalian Mutu

Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan
untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan ini terdiri
atas enam komponen penting, yaitu : pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan mutu
eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan, dimana semuanya
didokumentasikan dalam bentuk bakuan mutu dan dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu
dokumen normatif, dokumen tingkat menengah, dokumen teknis dan dokumen pendukung.

Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan


yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium.
Dimana merupakan kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan secara terus
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/ penyimpangan sehingga diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat

A. Pemantapan Mutu Internal (PMI) Adalah suatu kegiatan pencatatan dan pengawasan
yang dilaksanakan laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian error / penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat. Cakupan objek pemantapan mutu internal meliputi aktivitas : tahap pra
analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik
Tujuan :
a. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
b. Mempertinggi kesiagaan tenaga kerja, sehingga pengeluaran hasil yang salah
tidak terjadi dan perbaikan penyimpangan dapat dilakukan segera.
c. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan,
pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan
dan pelapopran telah dilakukan dengan benar.
d. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya.
e. Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (costumer) Pedoman
Pelayanan Laboratorium Rumah Bina Sehat
Seluruh pemeriksaan dilakukan pemantapan mutu internal dengan frekwensi /
waktu pelaksanaan. Laboratorium RS Bina Sehat mempunyai jadwal Pemantapan
Mutu Internal yaitu :
a. Hematologi rutin dilakukan pemantapan mutu internal 1 hari sekali dengan 3
level kontrol yaitu low, normal dan high.
b. Hemostasis dilakukan pemantapan mutu internal setiap hari.
c. Kimia klinik dilakukan pemantapan mutu internal setiap hari.
d. Elektrolit dilakukan pemantapan mutu internal 2 kali dalam 1 minggu.
e. Blood gas analyzer dilakukan pemantapan mutu internal setiap kali ada
sampel. F
f. Imunologi (Mini Vidas) dilakukan peme\antapan mutu internal setiap kali
membuka Kit baru atau setiap 2 minggu sekali tergantung pada kapan alat
Mini Vidas meminta untuk kalibrasi ulang g. Urinalisis dilakukan pemantapan
umum internal 2 minggu sekali tergantung pada kapan alat Miditron meminta
untuk dikalibrasi.

1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien Sebelum spesien diambil, pasien harus dipersiapkan
terlebih dahulu dengan baik sesuai dengan persyaratan pengambilan spesimen
.
b. Pengambilan dan pengolahan spesimen
c. Spesimen diambil/ diterima dengan mencantumkan waktu pengambilan
spesimen, lokasi pengambilan spesimen, volume spesimen, cara pengambilan
spesimen, peralatan dan wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan, semuanya
disesuai dengan persyaratan pengambilan spesimen .
d. Kalibrasi peralatan Semua peralatan dan penunjang diagnosis dipelihara dan
dikaliras1 secara berkala. Peralatan laboratorium yang dikalibrasi secara rutin
adalah: suhu lemari es , mikropipet, penangas air (waterbath), sentrifus,
semua peralatan diagnosis dan termometer
e. Reagen Hal-hal yang perlu diperhatikan dari reagen adalah:
1) Etiket / label pada wadah reagen
2) Batas kadaluarsa
3) Keadaan fisik
4) Cara penyimpanan harus sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan pada kit insert reagen
2. Analitik
Hasil laboratorium digunakan untuk menentukan diagnosis, pemantauan
pengobatan dan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga mutu hasil
pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi dan presisi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
a. Presisi Nilai presisi menunjukkan seberapa dekat suatu hasil pemeriksaan
bila dilakukan berulang dengan sampel yang sama. Ketelitian terutama
dipengaruhi oleh kesalahan acak yang tidak dapat dihindari. Presisi biasanya
dinyatakan dalam nilai koevisien variasi (%KV atau %CV) .
b. Akurasi Akurasi (ketepatan) atau inakurasi (ketidaktepatan) dipakai untuk
menilai adanya kesalahan acak atau sistematis atau keduanya (total). Nilai
akurasi menunjukkan kedekatan hasil terhadap nilai sebenarnya yang telah
ditentukan oleh metode standar. Distribusi hasil pemeriksaan yang tersebar di
sekitar nilai pusat menunjukkan kesalahan acak. Pergeseran hasil pemeriksaan
dari hasil sebenarnya menunjukkan kesalahan sistematik. Konsep akurasi
sebelumnya hanya menilai akurasi sebagai kesalahan sistematik. Kesalahan
total menunjukkan berapa besar kesalahan jika komponen kesalahanacak
dan sistematik terjadi bersamaan pada arah yang sama. Akurasi dapat dinilai
dari hasil pemeriksaan bahan kontrol dan dihitung sebagai nilai biasnya (d
%)
Nilai negatif menunjukkan nilai yang lebih rendah dari nilai seharusnya
c. Akurasi dan presisi adalah independen satu dengan yang lainnya. Metode
yang baik adalah yang mempunyai akurasi dan presisi yang baik.Untuk tujuan
penanganan penyakit atau pemantauannya, pemilihan metode dengan presisi
yang baik lebih dianggap penting daripada akurasi yang baik.
d. Jenis Kesalahan Dalam proses analisis dikenal 3 jenis kesalahan yaitu :
1) Inherrent Random Error Merupakan kesalahan yang hanya
disebabkan oleh limitasi metodik pemeriksaan.
2) Systematic Shift (kesalahan sistematik) Suatu kesalahan yang
terus menerus dengan pola yang sama. Hal ini disebabkan oleh
standar, kalibrasi atau instrumentasi yang tidak baik. Kesalahan ini
berhubungan dengan akurasi (ketepatan)
3) Random Error (kesalahan acak) Suatu kesalahan dengan pola
yang tidak tetap. Penyebabnya adalah ketidakstabilan, misalnya
pada
penangas iar, reagen, pipet dan lain-lain. Kesalahan ini berhubungan
dengan presisi (ketelitian)
e. Bahan Kontrol Dalam penggunaannya bahan kontrol harus diperlakukan
sama dengan bahan pemeriksaan spesimen, tanpa perlakuan khusus baik pada
alat, metode pemeriksaan, reagen maupun petugas pemeriksanya.
f. Uji ketelitian Dalam melaksanakan uji ketelitian ini digunakan bahan kontrol
assayed. Periode kontrol merupakan periode untuk menentukan ketelitian
pemeriksaan pada hari tersebut. Prosedur pada periode kontrol ini tergantung
dari bidang pemeriksaannya. Untuk pemeriksaan klinik, hematologi dan
kimia lingkungan caranya adalah sebagai berikut:
1) Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari
parameter bersangkutan diperiksa.
2) Catatlah nilai yang diperoleh pada formulir Periode control

3) Hitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan


dalam satuan S (Standar Deviasi Index)
4) Satuan S yang diperoleh diplot pada kertas grafik kontrol.
Sumbu x dalam grafik kontrol menunjukkan hari /
tanggal pemeriksaan sedangkan sumbu y menunjukkan
satuan S
3. Paska Analitik
Evaluasi hasil berdasarkan hukum Wesgard:

13S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar kontrol (out of control),
apabila hasil

pemeriksaan satu bahan kontrol melewati batas x + 3 S

22S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar kontrol, apabila hasil
pemeriksaan 2 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu x + 2S atau x – 2S.

R4S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 4 kontrol
berturut-turut melebihi 4S (satu kontrol, di atas +2S, lainnya di bawah -2S.

IOx: Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 10 kontrol
berturut-turut Aturan-aturan kontrol di atas dapat mendeteksi gangguan ketelitian
(kesalahan acak) atau gangguan ketepatan (kesalahan sistematik)

Aturan kontrol yang mendeteksi kesalahan acak (random error): 13S. R4S Aturan
kontrol yang mendeteksi keslahan sistematik (systematic error) “225, 415, 10 x1, 135.
Wesgard dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Mula-mula diperhatikan apakah nilai
kontrol rendah ataupun kontrol tinggi ada yang melewati batas kontrol 12S, apabila tidak
ada, berarti pemeriksaan kontrol pada hari itu berjalan dengan baik. Hal ini juga berarti
semua pemeriksaan pada hari yang sama berjalan dengan baik. Sebaliknya apabila salah
satu kontrol melewati batas kontrol 12S, diperhatikan adakah aturan lain yang dilanggar
(dilewati batasnya). Apabila ternyata tidak ada aturan kontrol yang dilanggar, berarti
pemeriksaan pada hari itu baik (in control, accept run). Apabila ternyata ada aturan
kontrol yang dilanggar, maka pemeriksaan pada hari itu mengalami gangguan (out of
control, reject run)

Apabila grafik pemantapan mutu tidak terkontrol maka dilakukan tindakan – tindakan
berikut ini:

a. Amati sumber kesalahan yang paling mudah terlihat, misalnya: perhitungan, pipet,
probe tersumbat.
b. Ulangi pemeriksaan serum kontrol. Sering kesalahan disebabkan: pencemaran
tabung reaksi, sampel cup, kontrol yang tidak homogen atau faktor lain.
c. Apabila hasil pengulangan masih buruk, pakai serum kontrol baru. Mungkin saja
serum kontrol yang dipakai tidak homogen atau menguap karena lama dalam
keadaan terbuka.
d. Apabila tidak ada perbaikan, amati instrumentasi yang dipakai, apakah
pemeliharaan alat (maintenance) telah dilakukan. Bagaimana dengan temperatur
inkubator.
e. Pakai serum kontrol yang diketahui nilainya. Apabila hasil pemeriksaan
menunjukkan perbaikan, berarti terdapat kerusakan serum kontrol.
f. Apabila ada keraguan, pakai serum kontrol kedua yang mempunyai nilai berbeda.
g. Gunakan standar baru.
g. Ganti reagen. i. Amati setiap langkah / tahap pemeriksaan
B. Validasi Hasil
Validasi hasil adalah verifikasi yang dilakukan terhadap hasil pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan bahwa hasil yang dikeluarkan adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Jika suatu hasil tes tidak dapat dipercaya, maka tes menjadi
tidak berharga dan tidak akan digunakan.
1. Tahapan validasi hasil pameriksaan
a. Validasi administrasi Tahapan awal dimulai dari seleksi permintaan untuk tes
yang tepat, pengumpulan informasi yang tepat untuk memahami konteks yang
tepat dari tes yang diminta. Seperti validasi kondisi pasien yang baik dll.
b. Validasi sampel
Yang berhubungan dengan memperoleh spesimen yang tepat pada waktu yang
tepat, pada pasien yang tepat, proses yang tepat, transportasi sampel dan
penggunaan yang benar dari sampel untuk pengukuran analitik.
c. Validasi teknik pemeriksaan Harus memperoleh jawaban yang tepat tentang
ukuran kualitas yang diperlukan tes, validasi akurasi dan presisi proses
pengukuran, desain kontrol mutu yang benar dan pelaksanaan pengukuran
serta prosedur kontrol secara benar.
d. Validasi pasien Memastikan bahwa hasil uji yang tepat dengan benar
dilaporkan ke catatan pasien yang tepat, dengan memperhitungkan apakah
hasil tes konsisten dengan informasi kondisi pasien, hasil tes lain dari pasien,
variasi yang diharapkan pada pasien, individu dan kelompok populasi yang
sesuai serta hubungannya dengan nilai kritis dan konsistensi dengan populasi
pasien.
e. Validasi klinis Validasi klinis berkaitan dengan pasien yang menerima
pengobatan klinis yang tepat berdasarkan uji laboratorium.
3. Kompetensi Validator
a. Memahami fungsi, tujuan, aspek teknik analisa termasuk faktor – faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
b. Memahami prosedur dan sistem organisasi laboratorium.
c. Memahami patofisiologi pemeriksaan dan organ – organ vital tubuh.
d. Memahami kontrol mutu. e. Mampu memahami hasil analisa secara komperhensif.
4. Konfirmasi ketidaksesuaian hasil Bila terjadi ketidaksesuaian hasil maka
laboratorium melakukan konfirmasi pada hasil pemeriksaan yang diduga
tidak sesuai dengan cara :
a. Cek data primer
b. Cek data proses sebelumnya
c. Cek data kontrol mutu
d. Lakukan tes ulang untuk konfirmasi dengan sampel primer.
e. Cek riwayat sebelumnya
f. Melakukan pengambilan sampel ulang bila perlu.
g. Komunikasi dengan pasien atau perawat.
h. Konfirmasi dengan laboratorium lain
BAB IX
Penutup
Demikian pedoman pelayananan laboratorium ini dibuat sebagai acuan petugas dalam
menjalankan pelayanan agar dalam penyelenggaraan nya berjalan dengan baik dan sesuai
dengan aturan yang berlaku. Pedoman ini harus dilaksanakan sebagaimana mestinya agar
terselenggara tata laksana dan pengelolaan layanan laboratorium yang berkualitas dan
tercapainya sasaran keselamat pasien dilingkungan .

Ucapan terimakasih kepada Direktur dan seluruh manajemen yang telah memberikan arahan
dan dukungan untuk pengembangan layanan laboratorium hingga terbitnya pedoman layanan
ini. Semoga dengan adanya pedoman ini layanan laboratorium dapat memberikan yang
terbaik untuk seluruh pasien

Bandung, 13 Januari 2021


Penyusun

Iloma Gautama, S.Tr.Kes


DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice),


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik,
Direktorat Bina Pelayanan

Penunjang Medik, Tahun 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/ Menkes/Per/III/2010 tentang


Laboratorium Klinik. KMK 432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen dan
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit

KMK 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di


Rumah Sakit

KMK 370 tahun 2007 tetang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.
Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan, Departemen Keseha
STANDAR ISO 15189 : 2022
Point 7.3.7 Jaminan validitas hasil pemeriksaan
Point 7.4.1.2 Pengkajian ulang dan pengeluaran hasil
Pedoman Mutu Berdasarkan Pedoman Pelayanan Laboratorium Bina Sehat tentang
Validasi Hasil Pemeriksaan

 Pedoman Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Bina Sehat tentang


Validasi hasil pemeriksaan.
Validasi hasil adalah verifikasi yang dilakukan terhadap hasil pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan bahwa hasil yang dikeluarkan adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Jika suatu hasil tes tidak dapat dipercaya, maka tes menjadi
tidak berharga dan tidak akan digunakan.
1. Tahapan validasi hasil pameriksaan
a. Validasi administrasi Tahapan awal dimulai dari seleksi permintaan untuk tes
yang tepat, pengumpulan informasi yang tepat untuk memahami konteks
yang tepat dari tes yang diminta. Seperti validasi kondisi pasien yang baik dll.
b. Validasi sampel Pedoman Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Bina Sehat.
Yang berhubungan dengan memperoleh spesimen yang tepat pada waktu
yang tepat, pada pasien yang tepat, proses yang tepat, transportasi sampel dan
penggunaan yang benar dari sampel untuk pengukuran analitik.
c. Validasi teknik pemeriksaan Harus memperoleh jawaban yang tepat
tentang ukuran kualitas yang diperlukan tes, validasi akurasi dan presisi
proses pengukuran, desain kontrol mutu yang benar dan pelaksanaan
pengukuran serta prosedur kontrol secara benar.
d. Validasi pasien Memastikan bahwa hasil uji yang tepat dengan benar
dilaporkan ke catatan pasien yang tepat, dengan memperhitungkan apakah
hasil tes konsisten dengan informasi kondisi pasien, hasil tes lain dari
pasien, variasi yang diharapkan pada pasien, individu dan kelompok
populasi yang sesuai serta hubungannya dengan nilai kritis dan konsistensi
dengan populasi pasien.
e. Validasi klinis Validasi klinis berkaitan dengan pasien yang
menerima pengobatan klinis yang tepat berdasarkan uji laboratorium.
2. Kompetensi Validator
a. Memahami fungsi, tujuan, aspek teknik analisa termasuk faktor – faktor
yang mempengaruhi hasil pemeriksaan.
b. Memahami prosedur dan sistem organisasi laboratorium.
c. Memahami patofisiologi pemeriksaan dan organ – organ vital tubuh.
d. Memahami kontrol mutu.
e. Mampu memahami hasil analisa secara komperhensif.
3. Konfirmasi ketidaksesuaian hasil
Bila terjadi ketidaksesuaian hasil maka laboratorium melakukan konfirmasi pada
hasil pemeriksaan yang diduga tidak sesuai dengan cara :
a. Cek data primer
b. Cek data proses sebelumnya
c. Cek data kontrol mutu
d. Lakukan tes ulang untuk konfirmasi dengan sampel primer.
e. Cek riwayat sebelumnya Pedoman Pelayanan Laboratorium Rumah
Bina Sehat
f. Melakukan pengambilan sampel ulang bila perlu.
g. Komunikasi dengan pasien atau perawat.
h. Konfirmasi dengan laboratorium lain
2. Pelaksanaan rangkaian kegiatan

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT BINA SEHAT


Nomor : Skep-Dok/09/I/2021

TENTANG
VALIDASI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT BINA
SEHAT

Menimbang :
a. Bahwa dalam Upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Bina
Sehat, maka diperlukan validasi hasil pemeriksaan laboratorium
b. Bahwa agar pelayanan Rumah Sakit Bina Sehat dapat terlaksana dengan baik ,
perlu adanya keputusan Direktur Rumah Sakit Bina Sehat, tentang Validasi
hasil pemeriksaan laboratorium
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana maksud dalam huruf a dan b
diatasperlu ditetapkan dengan keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Bina
Sehat tentang validasi hasil pemriksaan laboratorium.

Mengingat :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 pasal 40


tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 pasal 40
tentang Kesehatan
3. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/
Menkes/SK/II/2008 tentang Standar pelayanan Rumah Sakit
4. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 01.07/MENKES/
313/2020 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
5. Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi
Jawa Barat Nomor 443/9/021030/dpmptsp/2020 tentang izin Operasional Rumah
Sakit Bina Sehat
6. Surat Keputusan Direktur Utama PT Bina Sehat Nomor 04/KEP-
DIRUT/PT/xi/2020 tentang pengangkatan Prof . Andina Hillary, Dokter Spesialis
Dalam sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Bina Sehat.
7. Surat Keputuasan Direktur Utama PT Bina Sehat Nomor : 125/Skep-
RSBS/VIII/2021 Tentang Pembentukan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu :
1. Kualifikasi Validator Hasil Laboratorium sebagai PJ Shift :
a. Pendidikan D3/D4 Teknologi Laboratorium Medik
b. Memahami fungsi, tujuan, aspek teknik analisa termasuk faktor – faktor
yang mempengaruhi hasil pemeriksaan.
c. Memahami prosedur dan sistem organisasi laboratorium.
d. Memahami patofisiologi pemeriksaan dan organ – organ vital tubuh.
e. Memahami kontrol mutu.
f. Mampu memahami hasil analisa secara komperhensif.
2. Pengaturan jam kerja di laboratorium Rumah Sakit Bina Sehat dibagi dalam 3
shift:
a. Shift pagi ( jamkerja: 07.30 WIB – 14.00 WIB) Pada shift pagi
yang bertugas adalah :
1. Kepala Laboratorium : Supervisor(ATLM D4)
2. PJ Shift : 1 orang (Jam07.00 – 14.00)
3. Petugas pelaksana : 3-4 orang (D3/D4 ATLM)
4. Administrasi : 1-2 orang
5. Pekarya Laboratorium : 1 orang
b. Shift sore ( jam kerja: 14.00 WIB - 21.00 WIB )
1. PJ Shift : 1 orang (Jam07.00 – 14.00)
2. Petugas pelaksana : 3 - 4 orang (D3/D4 ATLM)
3. Administrasi : 1 orang
c. Shift malam ( jam kerja 08.30 WIB – 07.30 WIB )
1. PJ Shift : 1 orang (Jam07.00 – 14.00)
2. Petugas pelaksana : 2 orang (D3/D4 ATLM
Kedua :

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudaian hari ada
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya .

Ditetapkan di Bandung

Pada tanggal 5 Januari 2021

Direktur Utama RS Bina Sehat

Prof . dr Andina Hillary. SP.PD


3. Instruksi Kerja

VALIDASI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


RS BINA
No Dokumen No Revisi Halaman
SEHAT
A3/SPO/098 2 1 dari 2
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Utama

SPO
02 Juni 2021
Prof . dr Andina Hillary. SP.PD

Validasi hasil pemeriksaan laboratorium adalah bagian dari qiuality assurance


yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang benar dan apat dipertanggungjawabkan
Pengertian
dengan memperhatikan aspek administratif, teknis, pathofisologis, keterkaitan hasil dan
informasi klinis.
1. Tujuan Umum : Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien RS Bina Sehat
2. Tujuan Khusus : memastikan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilaporkan benar dan
Tujuan dapat dipertanggungjawabkan.

Kebijakan ini sesuai dengan SK Dirut no : Skep-Dok/09/I/2021 tentang Validasi Hasil


Kebijakan Laboratorium
Peralatan :
1. Formulir Laboratorium
2. Buku log pencatatan pemeriksaan Laboratorium
Prinsip Kerja :
Hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah dicetak diperiksa terlebih dahulu oleh administrasi
laboratorium lalu diserahkan ke anaalis yang melakukan pemeriksaan kemudaian di validasi
oleh penanggungjawab shift, atau supervisor .

Prosedur :
1. Lakukan validasi preanalitik dengan cara memastikan apakah
Prosedur
ada kemungkinan kesalahan
sampel, jenis sampel volume, waktu pengambilan, terapi, atau gejala klinis
2. Lakukan validasi analitik dengan cara memastikan bahwa hasil pemeriksaan
akurat dengan memperhatikan metode pemeriksaan, interfensi, linearits, dan nilai rujukan.
Apakah hasil yang telah keluar perlu melakukan pemeriksaan ulang.
3. Lakukan validasi post analitik dengan cara memastikan korelasi hasil
laboratorium secara keseluruhan dikaitkan dengan kondisi pasien. Pada tahap iniselain
dilakukan validasi oleh validator dengan melibatkan dokter penanggungjawab.
Unit terkait Laboratorium
1. Formulir Pemeriksaan Laboratorium
Dokumen 2. Hasil cetak pemeriksaan Laboratorium
Terkait 3. Buku log Catatan pemeriksaan
4. Pedoman pelayanan laboratorium
Petugas Ahli teknologi Laboratorium Medik
4. Formulir

FORMULIR VALIDASI HASIL LABORATORIUM

A. Pra Analitik
Diagnosa Klinis 
Label identitas pasien 
Tandatangan dokter 
Informasi pengiriman hasil 
Persiapan pasien 
Pengambilan darah pasien 
Label identitas formulir 
Label pada tabung sampel 
Penyimpanan sampel & transportasi 
sampel

B. Analitik
Evaluasi reagensia 
Evaluasi instrumentasi 
Evaluasi QC alat perhari 
Pembacaan hasil yang tepat 
Memperhatikan factor yang mempengaruhi 
pemeriksaan

C. Post Analitik
Validasi klinis 
Validasi patofisiologi 
Pelaporan hasil nilai kritis 
Pembacaan hasil yang tepat 
Konsultasi dengan Dokter Patologi klinik 

Anda mungkin juga menyukai