Anda di halaman 1dari 3

ISTIQOMAH & AMALAN DI BULAN SYAWAL

‫ َو َأْش َه ُد َأْن ال ِإلَه ِإالاُهلل َو ْح َدُه ال َش ِر ْيَك‬,‫ َو َال ُعْد َو اَن إاَّل َعلى الَّظاِلِم ْين‬,‫ َو اْلَعاِقَبُة ِلْلُم َّتِق ْين‬,‫َاْلَحْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَعاَلِم ْين‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُمَح َّم ًد ا َعْبُدُه َو َرُسْو ُلُه اْلَم ْبُعْو ُث‬,‫ وَقُّيْو َم الَّس َمَو اِت واَألَر ِض ْين‬,‫ َو إَلَه الُمْر َس ِلْين‬,‫َلُه َر َّب اْلَعاَلِم ْين‬
‫ َألّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ْك َعلى‬,‫ اْلَف اِر ُق َبْيَن الُه دى َو الَّضالِل َو اْلَغِّي َو الَّر َش اِد والَّش ِّك َو اْلَيِق ين‬,‫ِباْلِكَتاِب الُم ِبْين‬
.‫ َو َعَلى آِلِه َو َصْح ِبِه َأْج َم ِعْين‬,‫ َو ِإَم اِم اْلُم ْهَتِد ْين َو َقاِئِد اْلُمَج اِهِد ْين‬,‫ َس ِّيِد الُمْر َس ِلْين‬, ‫َس ِّيِد َنا َو َح ِبْيِبَنا َو َش ِف ْيِعَنا ُمحَّم ٍد‬
‫ فقال اهلل تعالى في‬.‫ ُأْو ِص ْيُك ْم َو ِإَّياَي ِبَتْق َو ى اِهلل َعَّز َو َج َّل َو الَّتَم ُّس ِك بهَذ ا الِّد ْين َتَم ُّس ًك ا َقِو ًّيا‬,‫ َفَيا ِع َباَد اهلل‬.‫َأَّما َبْع د‬
‫ِتِه‬ ‫ِذ‬
‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم “َيا َأُّيَه ا اَّل يَن َآَم ُنوا اَّتُقوا الَّلَه َح َّق ُتَق ا َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم‬،‫كتابه الكريم‬
‫ ُمْس ِلُم وَن‬،
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Sholat Jum’at Rahimakumullah,

Marilah, kita senantiasa meningkatkan Taqwa kita kepada Allah Swt. Taqwa dengan
sebenar-benar taqwa, yakni marilah, kita senantiasa menjalankan segala perintah Allah Swt. serta
menjauhi segala larangan-Nya.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Kini kita tengah berada di bulan Syawal 1443 H dan Bulan Ramadhan sudah meninggalkan
kita, Tanpa adanya kepastian apakah di tahun mendatang kita masih bisa berjumpa dengannya,
menggapai keutamaan-keutamaannya, memenuhi nuansa ibadah yang dibawanya, ataukah justru
Allah telah memanggil kita. Kita juga tidak pernah tahu dan tidak pernah mendapat kepastian
apakah ibadah-ibadah kita selama bulan Ramadhan kemarin diterima oleh Allah SWT atau tidak.
Dua ketidakpastian inilah yang membuat sebagian salafus shalih (para Ulama zaman dahulu) berdoa
selama enam bulan sejak Syawal hingga Rabiul Awal agar ibadahnya selama bulan Ramadhan
diterima, lalu dari Rabiul Awal hingga sya'ban berdoa agar dipertemukan kembali dengan bulan
Ramadhan berikutnya.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Arti Syawal adalah peningkatan. Demikianlah seharusnya. Paska Ramadhan, diharapkan


orang-orang yang beriman meraih derajat taqwa, menjadi muttaqin. Hingga mulai bulan Syawal
kualitasnya meningkat. Kualitas ibadah, juga kualitas diri seseorang. Bukankah kemuliaan seseorang
tergantung pada ketaqwaannya. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS. Al-Hujurat : 13)

Akan tetapi, yang kita lihat di masyarakat justru sebaliknya. Syawal menjadi bulan penurunan.
Penurunan ibadah, juga penurunan kualitas diri. Diantara indikatornya yang sangat jelas adalah kita
bisa saksikan pada perayaan malam idul Fitri, moment yang suci ini dirusak oleh masyarakat kita
sendiri, dengan konvoi atau pawai motor yang ugal-ugalan yang jauh dari nilai-nilai islami,
dibukanya tempat-tempat hiburan yang sebulan sebelumnya ditutup. Kemaksiatan seperti itu justru
langsung ramai sejak hari pertama bulan Syawal. Na'udzubillah! Lalu setelah itu, masjid-masjid
akan kembali sepi dari jamaah shalat lima waktu. Umpatan, luapan emosional, dan kemarahan
kembali "membudaya". Bukankah ini semua bertolak belakang dengan arti Syawal? Bukankah ini
seperti mengotori kain putih yang tadinya telah dicuci dengan sebaik-baiknya? Jadilah ia kembali
penuh noda. Jadilah ia kembali menghitam dan semakin memburam.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Fenomena itu sesungguhnya juga menunjukkan kepada kita, bahwa puasa orang yang
demikian tidak berhasil. Tidak mampu mengantarkan seseorang meraih derajat taqwa, atau
mendekatinya. Fenomena itu menjadi indikator yang mudah diketahui oleh siapa saja yang mau
memperhatikan dengan seksama. Kita juga bisa menggunakan hadits Nabi sebagai kaidah yang
seharusnya kita perhatikan sebaik-baiknya: "Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin,
maka celakalah ia." Lalu bagaimana amal seorang muslim di bulan Syawal? Berangkat dari kaidah
umum dari hadits Nabi tersebut, dan sekaligus sejalan dengan makna syawal yang berarti
peningkatan, maka harus ada peningkatan di bulan ini. Dan peningkatan itu tidak lain adalah
berangkat dari sikap istiqamah. Menetapi agama Allah, berjalan lurus di atas ajarannya. Allah Swt
Berfirman : 112. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu
dan (juga) orang yang Telah Taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Huud : 112) Bentuk sikap istiqamah
ini dalam amal adalah dengan mengerjakannya secara kontinyu, secara terus-menerus. Jika kita
istiqamah, maka Allah SWT menjanjikan tiga keistimewaan yang akan kita dapatkan. Ketiganya
difirmankan Allah dalam satu ayat yang sama, yaitu dalam firman-Nya: 30. Sesungguhnya orang-
orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan
janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah
kepadamu". (QS. Fushilat : 30)

Ketika menafsirkan ayat ini, ulama salaf merujuk pada hadits bahwa malaikat itu datang ketika
seorang mukmin dalam kondisi sakaratul maut. Sedangkan ulama muta'akhirin mengatakan bahwa
ketiganya -asy-syaja'ah (keberanian), al-ithmi'nan (ketenangan), dan at-tafa'ul (optimis)- juga bisa
dirasakan mukmin dalam kehidupan ini.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Baginda Nabi Saw bersabda :

‫ِإَّن َأَح َّب اَألْع َم اِل ِإَلى ِهَّللا َم ا َداَم َو ِإْن َقَّل‬
Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus (kontinyu) meskipun
sedikit (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka amal-amal yang telah kita biasakan di bulan Ramadhan, hendaknya tetap dipertahankan
selama bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Nilai-nilai keimanan yang tumbuh kuat di bulan
Ramadhan juga tetap kita pertahankan. kita tak takut lapar dan sakit karena kita bergantung pada
Allah selama puasa Ramadhan. Kita tidak memerlukan pengawasan siapapun untuk memastikan
puasa kita berlangsung tanpa adanya hal yang membatalkan, sebab kita yakin akan pengawasan
Allah (ma'iyatullah). Kita juga dibiasakan berlaku ikhlas dalam puasa tanpa perlu mengumumkan
puasa kita pada siapapun. Nilai keimanan yang meliputi keyakinan, maiyatullah, keikhlasan, dan
lainnya ini hendaknya tetap ada dalam bulan Syawal dan semakin meningkat. Bukan menipis tiba-
tiba lalu hilang seketika!

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Allah Swt. telah memberikan kesempatan berupa satu amal khusus di bulan ini berupa puasa
Syawal. Ini juga bisa dimaknai sebagai tool dalam rangka meningkatkan ibadah dan kualitas diri kita
di bulan Syawal ini. Dan keistimewaan puasa sunnah ini adalah, kita akan diganjar dengan pahala
satu tahun jika kita mengerjakan puasa enam hari di bulan ini setelah sebulan penuh kita berpuasa
Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda:

‫َمْن َص اَم َرَمَض اَن ُثَّم َأْتَبَعُه ِس ًّتا ِم ْن َش َّو اٍل َك اَن َك ِص َياِم الَّد ْه ِر‬

Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan
Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun. (HR. Muslim)

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Penurunan amal di bulan Syawal sekali lagi adalah hal yang seharusnya kita hindarkan. Bulan
Syawal justru pernah menjadi bulan perjuangan yang amat menentukan bagi kaum muslimin. Itu
terjadi pada tahun 5 H. Bulan Syawal kali itu merupakan bulan yang mendebarkan. Kaum muslimin
dikeroyok oleh pasukan multi nasional yang merupakan gabungan dari Quraisy, Ghatafan, dan lain-
lain. Karena itulah perang ini dikenal sebagai perang ahzab (gabungan/sekutu), disamping juga
terkenal dengan sebutan perang khandaq yang berarti parit, karena kaum muslimin menggunakan
strategi membuat parit di sekeliling Madinah untuk bertahan dan terbukti efektif, hingga pasukan
ahzab tidak bisa menyerang masuk Madinah. Penggalian parit atau khandaq ini adalah kerja keras
yang luar biasa. Persatuan kaum muslimin benar-benar terasa di sana. Begitupun keimanan mereka
dan doa-doa yang khusyu' semakin mendekatkan mereka kepada Allah. Ditambah dengan catatan-
‫‪catatan kepahlawanan mulai dari Nu'aim yang memecah belah pasukan Ahzab dan bani Quraidzah‬‬
‫‪yang berkhianat di belakang kaum muslimin, sampai keberanian dan kecerdasan Hudzaifah Ibnul‬‬
‫‪Yaman yang menerobos perkemahan pasukan Quraisy untuk mencari informasi. Benar-benar‬‬
‫‪peningkatan yang luar biasa paska Ramadhan. Lalu Allah menolong kaum muslimin dengan‬‬
‫‪menurunkan angin topan yang memporakporandakan perkemahan pasukan Qurasiy. Itulah contoh‬‬
‫‪betapa bulan Syawal tidak sepantasnya membuat ibadah dan kualitas diri kita turun. Justru‬‬
‫‪seharusnya, sesuai dengan makna syawal itu sendiri, maka kita harus mengalami peningkatan‬‬
‫‪dengan berupaya istiqamah serta meningkatkan kualitas ibadah dan kualitas diri kita.‬‬

‫ِم ِم‬ ‫ِك‬ ‫ِت‬ ‫ِف ِه ِم‬ ‫ِن‬ ‫ِن ِظ‬ ‫ِف‬ ‫ِل‬
‫َباَر َك اُهلل ْى َو َلُك ْم ى اْلُقْر آ اْلَع ْيِم ‪َ ,‬و َنَف َع ْى َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ْي َن األَيا َو الِّذ ْك ِر اْلَح ْيم‪َ ,‬و َتَقَّبْل ِّنْي َو ْنُك ْم‬
‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِظ ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬
‫ِتَالَو َتُه ِإَّنُه ُه َو ا الَّس ِم ْيُع اْلَع ْيُم‪َ ,‬أُقْو ُل َقْو ْي َه َذ ا َو اْس َتْغِف ُر اهلل اْلَع ْيَم ْي َو َلُك ْم َو َس اِئِر اْلُمْس ِم ْيَن َو اْلُمْس َم اِت ‪َ ,‬إَّنُه‬
‫‪ُ.‬ه َو ااْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيم‬

‫‪Khutbah Ke 2‬‬

‫اَاْلَحْم ُد ِلّلِه َحْم ًد اَك ِثْيًر اَك َم اَاَم َر ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاْن َالِالَه ِاَّالُهلل َو ْح َدُه َالَش ِر ْيَك َلُه‪ِ .‬اْر َغاًم اِلَمْن َجَح َد ِبِه َو َكَف َر ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَدَنا‬
‫ِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬ ‫ِال‬
‫ُمَح َّم ًد ا َعْبُدُه َو َرُسْو ُلُه َس ِّيُد ْا ْنِس َو اْلَبَش ِر ‪َ .‬الّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعلَى َس ِّي َنا ُمَح َّم َو َعلَى َا َو َصْح ِب َم ااَّتَص َلْت َعْيٌن‬
‫ِبَنَظٍر ُاُذٌن ِبَخ ٍر َاَّم ا ْع ُد ‪ :‬اَا ُّي االَّنا !! ِاَّتُقواا ال ‪َ .‬ذ واْلَف اِح اَظ ا َط ‪ .‬اِفُظ اَعل الَّطاَعِة‬
‫َهلل َتَع َى َو ُر َو َش َم َه َرَو َم َب ْن َو َح ْو َى‬ ‫َب َفَي َه ُس‬ ‫َب‬ ‫َو‬
‫َو ُح ُضْو ِر اْلُجْمَعِة َو اْلَجَم اَعِة‪َ .‬و اْع َلُمْو اَاَّن اَهلل َاَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأِفْيِه ِبَنْف ِس ِه‪َ .‬و َثَّنى ِبَم َالِئَك ِة ُقْد ِس ِه‪َ .‬فَق اَل َتَعالَى َو َلْم َيَز ْل‬
‫ِّل‬ ‫ِل‬ ‫ُّل ِه ِّل‬ ‫َّلِذ‬ ‫ِب‬ ‫ُّل‬ ‫ِئ‬ ‫ِئ ِل ِاَّن‬
‫َقا ًالَع ْيًم ا‪ :‬اَهلل َو َم َال َك َتُه ُيَص ْو َن َعلَى الَّن ْى َيَا ُّيَه اا ْيَن آَم ُنْو اَص ْو اَعَلْي َو َس ُمْو اَتْس ْيًم ا‪َ .‬الّلُه َّم َص ِّل َو َس ْم َعلَى‬
‫ِا‬ ‫ِا‬ ‫ِا‬
‫َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد َو َعلَى َاِل َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد ‪َ .‬ك َم اَص َّلْيَت َعلَى َس ِّيِد َنا ْبَر اِه ْيَم َو َعلَى َاِل َس ِّيِد َنا ْبَر اِه ْيَم ‪ .‬فَى اْلَعاَلِم ْيَن َّنَك‬
‫ِه‬ ‫ِت ِب ِت‬ ‫ِء ِم‬ ‫ِم ِت‬ ‫ِم ِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ِم ِج‬
‫َح ْيٌد َم ْيٌد َالّلُه َّم اْغ ْر ْلُمْس ْيَن َو اْلُمْس َم ا َو اْلُم ْؤ ْيَن َو اْلُم ْؤ َنا ْاَالْحَيا ْنُه ْم َو ْاَالْم َو ا َر ْح َم َك َياَو ا َب‬
‫اْلَعِط َّياِت ‪َ .‬الّلُه َّم اْد َفْع َعَّنااْلَغَالَء َو اْلَو َباَء َو الِّر َبا َو الِّز َنا َو الَّز َالِز َل َو اْلِم َح َن ‪َ .‬و ُسْو َءاْلِف َتِن َم اَظَه َر ِم ْنَه ا َو َم اَبَطَن َعْن َبَلِد َنا‬
‫َه َذ اَخ اَّصًة َو َعْن َس اِئِر َبَالِد اْلُمْس ِلِم ْيَن َعاَّمًة َياَر َّب اْلَعاَلِم ْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا ال ُتِزْغ ُقُلْو َبَنا َبْع َد ِإْذ َه َد ْيَتَنا‪َ ،‬و َه ْب َلَنا ِم ْن َلُد ْنَك‬
‫َر ْح َم ًة‪ِ ،‬إَّنَك َأْنَت الَو َّهاُب ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغِف ْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن الَخ اِس ِر ْيَن َر َّبَناَاِتَناِفى الُّد ْنَيا‬
‫‪َ.‬ح َس َنًة َو ِفى ْاَالِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر‬

Anda mungkin juga menyukai