Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM

“ GRAFIK KONTROL 1sd DAN 2sd “

Dosen Pengajar Drs. M Firman Solihat, M.T

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Bintang Mustari (1811E2122)

Niken (1811E2133)

Muthia

Rilla

Rifa Fauziyah (1811E2136)

Risma Pradina Kusuma (1812C2008)

Kelas Non Reguler – C

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH

KOTA BANDUNG

2020/2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya beberapa pengertian mutu tersebut adalah sama dan memiliki
elemen-elemen sebagai berikut : pertama, meliputi usaha memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan. Kedua, mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
Ketiga, merupakan kondisi yang selalu berubah. Berdasarkan elemen-elemen tersebut
maka mutu dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi bahkan melebihi
harapan.
Dari beberapa pengertian mutu di atas, dapat penulis simpulkan bahwa secara
garis besar, mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pelanggan yang
dimaksud disini bukan pelanggan atau konsumen yang hanya datang sekali untuk
mencoba dan tidak pernah kembali lagi, melainkan mereka yang datang berulang-ulang
untuk membeli dan membeli. Meskipun demikian, pelanggan yang baru pertama kali
datang juga harus dilayani sebaik-baiknya, karena kepuasan yang pertama inilah yang
akan membuat pelanggan datang dan datang lagi. Secara umum dapat dikatakan bahwa
mutu produk atau jasa itu akan dapat diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan
organisasi tersebut berorientasi pada epuasan pelanggan (customer satisfaction).
Apabila diutarakan secara rinci, mutu memiliki dua perspektif, yaitu perspektif
produsen atau penyelenggara dan perspektif konsumen atau pelanggan, bila kedua hal
tersebut disatukan maka akan dapat tercapai kesesuaian antara kedua sisi tersebut yang
dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh pelanggan. Dan apabila diperhatikan
kembali, kedua perspektif tersebut akan bertemu pada satu kata “fitness for customer
use”.Kesesuaian untuk digunakan tersebut merupakan kesesuaian antara
konsumen/pelanggan dengan produsen/penyelenggara, sehingga dapat membuat suatu
standar yang disepakati bersama dan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kedua
belah pihak.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian mutu?
b. Apa yang dimaksud dengan grafik control?
c. Apa tujuan dari grafik control ?

2
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Mutu Laboratorium
b. Untuk menambah wawasan dan ilmu tentangan Mutu Laboratorium

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemantapan Mutu


Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji analisa
laboratorium. Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji
laboratorium tersebut dapat memuaskan pelanggan dengan memperhatikan aspek-
aspek teknis seperti precision and accuracy atau ketepatan dan ketelitian yang tinggi
dapat dicapai dan data tersebut harus terdokumentasi dengan baik sehingga dapat
dipertahankan secara ilmiah. Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki
ketepatan dan ketelitian tinggi maka seluruh metode dan prosedur operasional
laboratorium harus terpadu mulai dari perencanaan, pengambilan contoh uji,
penanganan, pengujian sampai pemberian laporan hasil uji laboratorium ke pelanggan.
Mutu suatu produk atau jasa bukan hanya penting bagi pemakai namun juga bagi
pemasok. Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan rendahnya mutu hasil
pemeriksaan pada akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya untuk kegiatan
pengerjaan ulang dan klaim dari jasa pelanggan. Untuk menanggulangi biaya
kompensasi yang berasal dari rendahnya mutu hasil pemeriksaan laboratorium tersebut
diperlukan suatu usaha peningkatan mutu.
Mutu suatu output laboratorium bergantung dari beberapa faktor. Yang paling
mendasar adalah pelaksanaan dan pemeliharaan sistem Manajemen Mutu didalam
suatu laboratorium. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sistem Manajemen Mutu
yang terdapat dalam suatu laboratorium disebut sebagai Praktek Laboratorium yang
Benar (GLP = Good Laboratory Practise).
GLP adalah ungkapan yang diberikan kepada sistem mutu laboratorium yang
mencakup proses organisasi dan kondisi-kondisi laboratorium guna menjamin agar
tugas-tugas analisis direncanakan, dilakukan, dimonitor, direkam, disimpan dan
dilaporkan dengan benar.

3
2.2 Pemantapan Mutu Laboratorium
Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara langsung setiap saat dan tepat
waktu, menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. Ini penting dalam semua
tahap proses, mulai dari penerimaan sampel hingga pelaporan hasl uji.
Pemantapan mutu merupakan suatu upaya untuk meminimalkan atau pencegahan
kesalahan semaksimal mungkin mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca
analitik (Depkes, 1997)
Pemantapan mutu laboratorium adalah segala usaha yang dituangkan dalam
suatu prosedur yang dirancang untuk memantau penampilan suatu laboratorium.
Adanya banyak faktor yang perlu diamati atau diawasi karena kemungkinan terjadi
penyimpangan, menuntut digunakannya bermacam-macam teknik pengontrolan supaya
didapat suatu sistem yang efektif.
Suatu sistem pengontrolan tidak mungkin sepenuhnya sesuai untuk seluruh
laboratorium. Oleh karena itu masing-masing laboratorium harus memilih dan
menetapkan sistem pengontrolan yang sesuai untuk masing-masing laboratoriumnya.
Secara umum pemantapan mutu terbagi atas, yaitu :
1. Pemantapan Mutu Internal, Suatu sistem pengontrolan yang dilaksanakan
oleh laboratorium sendiri untuk memantau dan mengendalikan mutu hasil
pemeriksaan setiap hari.
2. Pemantapan Mutu Eksternal, Suatu sistem pengontrolan yang dilaksanakan
oleh pihak lain yang umumnya adalah pihak pengawas pemerintah atau
profesi.
2.3 Mempertahankan Mutu
Hal-hal yang perlu dilakukan agar mutu suatu laboratorium tetap baik dengan
cara mempertahankan mutu itu agar tidak bergeser atau berubah. Untuk itu maka perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengerjakan proses / prosedur sesuai standar yang telah ditentukan
2. Melaksanakan dan mengevaluasi program QC
3. Preventive maintenance dilakukan secara konsisten dan terjadwal
4. Kalibrasi alat / analyzer mengacu pada standar internasional
2.4 Macam-Macam Kesalahan
a. Kesalahan teknik

4
Sifat kesalahan disini sudah melekat, selalu ada pada setiap pemeriksaan dan
seakan-akan tidak mungkin dapat dihindarkan. Usaha perbaikan jenis kesalahan ini
hanya dapat memperkecil kesalahan tetapi tidak mungkin menghilangkannya sama
sekali. Kesalahan teknik ini ada 2 macam yaitu :
1. Kesalahan acak (Random error)
Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketelitian (presisi)
pemeriksaan. Kesalahan ini akan tampak pada pemeriksaan yang
dilakukan berulang pada spesimen yang sama dan hasilnya bervariasi,
kadang-kadang lebih besar, kadang-kadang lebih kecil dari nilai
seharusnya.
2. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketepatan (akurasi)
pemeriksaan. Sifat kesalahan ini menjurus ke satu arah. Hasil
pemeriksaan selalu lebih besar atau selalu lebih kecil dari nilai
seharusnya.
b. Kesalahan Non teknik
Kesalahan yang terjadi di luar tahap analitik pemeriksaan. Kesalahan jenis ini
dijumpai pada tahap pra analitik atau pasca analitik. Kesalahan ini terbagi atas :
1. Kesalahan pengambilan sampel (sampling error)
– Persiapan pasien
– Pemberian identitas spesimen
– Pengambilan dan penampungan spesimen
– Pengolahan dan penyimpanan spesimen
– Transport spesimen
2. Kesalahan penghitungan dan penulisan (Clerical error)
Pada waktu bekerja di laboratorium yang harus diperhatikan adalah
ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) dari suatu pemeriksaan. Ketelitian
diartikan kesesuaian hasil pemeriksaan laboratorium yang diperoleh apabila
pemeriksaan dilakukan berulang. Ketepatan diartikan kesesuaian hasil
pemeriksaan laboratorium dengan nilai yang seharusnya.
a. Ketelitian
Suatu pemeriksaan umumnya lebih mudah dilihat ketidaktelitian
(impresisi) daripada ketelitian (presisi). Impresisi dapat dinyatakan

5
dengan besarnya SD (Standard Deviasi) atau CV (Koefisien variasi).
Makin besar SD dan CV makin tidak teliti. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi ketelitian yaitu : alat, metode pemeriksaan,
volume/kadar bahan yang diperiksa, waktu pengulangan dan tenaga
pemeriksa.
b. Ketepatan
Pada suatu pemeriksaan umumnya dinyatakan ketidaktepatan
(inakurasi) daripada ketepatan (akurasi). Inakurasi adalah perbedaan
antara nilai yang diperoleh dengan nilai sebenarnya (true value).
Ketepatan pemeriksaan terutama dipengaruhi oleh spesifisitas metode
pemeriksaan dan kualitas larutan standar. Agar pemeriksaan hasilnya
tepat, maka harus dipilih metode pemeriksaan yang memiliki spesifisitas
analitis yang tinggi.
c. Uji Ketelitian
Hasil laboratorium digunakan untuk menentukan diagnosis,
pemantauan pengobatan dan meramalkan prognosis, maka amatlah perlu
untuk selalu menjaga mutu hasil pemeriksaan, dalam arti mempunyai
tingkat akurasi dan presisi yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.5 Kontrol assayed atau unassayed
Kegiatan yang harus dilakukan adalam pengujian ini adalah :
a. Periode pendahuluan
Pada periode ini ditentukan nilai dasar yang merupakan nilai rujukan
untuk pemeriksaan selanjutnya. Periode ini umumnya dilakukan baik untuk
pemeriksaan kimia klinik, hematologi, imunoserologi maupun kimia
lingkungan. Cara :
1). Periksalah bahan kontrol bersamaan dengan pemeriksaan spesimen
setiap hari kerja atau pada hari parameter yang bersangkutan diperiksa
sampai mencapai 25 hari kerja.
2). Catat setiap nilai yang diperoleh tiap hari kerja tersebut dalam formulir
periode pendahuluan pada kolom x.
3). Setelah diperoleh 25 nilai pemeriksaan, hitung nilai rata-ratanya (mean),
standar deviasi (SD). Koefisien variasi (CV), batas peringatan (mean ± 2
SD) dan batas kontrol (mean ± 3 SD).

6
4). Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi batas mean ± 3 SD. Bila
ada, maka nilai tersebut dihilangkan. Hitung kembali nilai mean, SD,
CV, mean ± 2 SD dan mean ± 3 SD.

b. Periode kontrol
Merupakan periode untuk menentukan ketelitian pemeriksaan pada
hari tersebut. Prosedur pada periode kontrol ini tergantung dari bidang
pemeriksaannya. Untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan kimia
lingkungan cara dalah sebagai berikut :
1). Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter yang
bersangkutan diperiksa.
2). Catatlah nilai yang diperoleh pada formulir periode kontrol.
3). Hitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan dalam satuan S
(Standar Deviasi Index) dengan rumus :
Xi – mean
Satuan SD = —————
SD
4). Satuan S yang diperoleh di plot pada kertas grafik kontrol. Sumbu X
dalam grafik kontrol menunjukkan hari/tanggal pemeriksaan sedangkan
sumbu Y menunjukkan satuan S.
c. Evaluasi hasil
1. 3S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari
kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan satu bahan
kontrol melewati batas x ± 3 S. 1-3S merupakan ciri kesalahan
random awal dari kesalahan sistematik yang besar.

7
2. 2S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari
kontrol, apabila hasil pemeriksaan 2 kontrol berturut-turut keluar
dari batas yang sama yaitu x + 2 S atau x – 2 S.

3. R 4S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari


kontrol, apabila perbedaan antara 2 hasil kontrol yang berturut-turut
melebihi 4 S (satu kontrol diatas +2 S, lainnya dibawah -2 S)
4. 1S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari
kontrol, apabila 4 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama
baik x + S maupun x – S.
5. 10X : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari
kontrol, apabila 10 kontrol berturut-turut berada pada pihak yang
sama dari nilai tengah. Aturan ini mendeteksi gangguan ketelitian
(kesalahan acak) yaitu 1 3S, R 4S atau gangguan ketepatan (kesalahan
sistematik) yaitu 2 2S, 4 1S, 10 x, 1 3S.
6. Nilai mean dan S yang diperoleh ini dipakai sebagai nilai rujukan
Periode kontrol.

8
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Mutu itu sangat penting untuk segala bidang kareana jika produk/jasa kita
bermutu pelanggan akan puas. Jadi bekerjalah sesuai SOP, IK dengan tetili dan benar
sehingga akan mendapatkan hasil yang makasimal. Sumber kesalahan untuk sebuah hasil
laboratorium 68 % dari Proses Preanalitik, 13 % dari Proses Analitik dan 19 % dari Proses
Post Analitik.

Anda mungkin juga menyukai