Profesi Kependidikan
Profesi Kependidikan
DISUSUN OLEH
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Observasi Profesi Kependidikan
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Profesi Kependidikan
Disusun oleh:
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 5
2.4 Jawaban......................................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 7
LAMPIRAN................................................................................................................................. 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya yang efektif dalam membantu peserta didik
mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal. Pendidikan adalah bagian
tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, malah dapat dikatakan bahwa
pendidikan itu merupakan kehidupan manusia itu sendiri. Melalui proses pendidikan
keberadaan manusia sebagai makhluk individual, susila, sosial, dan religius dapat
dieksiskan sedemikian rupa sehingga individu manusia berubah menjadi manusia
yang seutuhnya.
Proses pendidikan akan berlangsung dan memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan jika diperlakukan secara profesional oleh tenaga-tenaga pendidik dan
kependidikan yang memiliki keprofesionalan di bidang pendidikan. Tenaga-tenaga
pendidikan dan kependidikan adalah individu-individu yang memiliki bakat, minat dan
niat untuk membantu proses memanusiakan individu menjadi manusia. Mereka ini
adalah lulusan proses pendidikan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK).
Calon-calon pendidik dan tenaga kependidikan yang disiapkan melalui LPTK
dibekali sejumlah pengalaman belajar yang dikembangkan sedemikian rupa dalam satu
kurikulum sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran/perkuliahan.
Diantara isi kurikulum tersebut terdapat satu mata kuliah yang disiapkan sedemikian
rupa untuk dikuasai, dihayati, dan terintegrasi dalam kehidupan sebagai guru (pendidik)
yakni hakekat keprofesionalan dibidang kependidikan, peranan guru dibidang
manajemen pendidikan, dan peranan guru dalam bimbingan konseling dengan nama
Profesi Kependidikan. Melalui mata kuliah Profesi Kependidikan ini mahasiswa sebagai
calon pendidik (guru) dan tenaga kependidikan diharapkan memiliki kesempatan
memahami keberadaannya kelak sebagai tenaga pendidik dan/atau kependidikan yang
harus tampil secara profesional dalam kedudukannya sebagai guru, manajer kelas,
pembimbing, pelatih bagi peserta didik. Peserta didik yang dihadapi adalah calon
1
sumberdaya manusia yang harus siap menghadapi sekaligus memenuhi kebutuhan
masyarakat pada abad 21era globalisasi, era revolusi industry 4.0
Mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh peran seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya sehingga menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan
suatu pendidikan. Seperti yang di tulis dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen pasal 1 ayat 10 dinyatakan secara tegas bahwa kompotensi adalah seperangkat
pengetahuan keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki dan dihayati dan dikuasai
oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Wujud professional
dapat diwujudkan dengan melaksanakan kompetensi sebagai profesi guru. Kompetensi
guru seperti yang tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 pasal 10
Tahun 2005, meliputi: 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3)
kompetensi sosial, 4) kompetensi profesional. Dengan demikian tanggung jawab dan
peranan guru sangat besar dalam proses pembelajaran, sehingga guru dituntut untuk
terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat memiliki kompetensi yang tinggi
dalam menjalankan profesinya. Pada dasarnya guru professional adalah guru yang dapat
menjalankan tugas profesinya secara professional, yang memoliki cirri seperti ahli
didalam bidang teori dan praktik keguruan sesuai dengan bidangnya.
Guru pendidikan jasmani tampaknya masih mengajar dengan menggunakan
pembelajaran tradisional hanya menekankan pada aspek fisik dengan materi kecabang
olahraga tanpa memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ciri-ciri
pengajaran Penjas tradisional menurut Mutohir (1995) adalah: (a) berpusat pada guru
melalui instruksi; (b) siswa melaksanakan latihan fisik sesuai dengan instruksi guru; dan
(c) latihan fisik yang dilakukan tidak pernah mempengaruhi inisiatif yang dimilikisiswa,
(d) guru cenderung menggunakan pendekatan olahraga dalam pengajaran. Pendekatan
ini menggunakan latihan fisik yang diadopsi dari olahraga murni tanpa mengadakan
modifikasi ukuran lapangan, fasilitas dan aturan yang ada. Akibatnya siswamemperoleh
perlakuan sama dengan orang dewasa, sehingga mereka merasa tidak senang dan
frustasi, dan tidak sesuai dengan porsi setiap jenjang usia peserta didikdalam proses
pembelajaranya. Sehingga guru pendidikan jasmani saat ini cenderung mengklaim
bahwa pendidikan jasmani adalah ajaran fisik (Green dan Hardman. 2005). Hal Ini
merupakan pemikiran yang harus diluruskan, pada kenyataanya aktivitas fisik
2
dalam pendidikan jasmani tersebut hanya dimanfaatkan untuk menghasilkan perubahan
dan meningkatkan kualitas keterampilan gerak anak. Sage (2005) dalam bukunya the
future of phisycal education mengatakan bahwa pendidikan jasmani meliputi
pembahasan tentang kesehatan, pengembangan keterampilan, karakter, dan
menyenangkan. Guru dengan profesionalitas tinggi dan mau berdedikasi terhadap
pendidikan, maka akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan mencetak
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas juga. maka dari itu tidak ada pendidikan
yang lengkap tanpa kehadiran pendidikan jasmani, dan tidak ada pendidikan jasmani
yang berkualitas tanpa kehadiran guru penjas yang berkualitas.
Harapannya para guru penjas di era persaingan bebas ini, harus siap bersaing dengan
tenaga pengajar dari luar Indonesia. Karena melalui persaingan bebas, tenaga kerja dari
luar akan bebas mencari tempat kerja antar lintas negara, termasuk menjadi pendidik di
Indonesia. Oleh karena itu, guru di Indonesia harus mempersiapkan diri dengan
meningkatkan kualitasnya sebagai pendidik yang professional dan berkompeten agar
siap menghadapi persaingan di antara pendidik dari negara asing.
3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami paparkan sesuai dengan hasil observasi /
wawancara yang kami lakukan di Mts Noor Iman Samarinda ialah sebagai berikut
1. Metode yang diajarkan seperti apa
1.3 Tujuan
Tujuan dari observasi kami kali ini ialah kami bisa mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan keprofesian guru penjas yang berada disekolah. Yaitu
diantaranya kami bisa mengetahui metode yang diajarkan, cara menjadi guru
profesional itu seperti apa, dan kami mengetahui permasalahan-permasalahan
yang dihadapi oleh guru penjas itu seperti apa.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Topik Wawancara
“ Proposal Pendidikan dan Keprofesionalan Guru “
2. Pada saat mengajar menurut bapak lebih efektif mengajar dikelas atau diluar
kelas?
3. Kalau menurut bapak untuk menjadi guru profesional itu seperti apa?
5. Bagaimana cara bapak menanggapi jika menanggapi jika ada keributan di sekolah?
5
2.4 Jawaban
1. Saat ini masih memakai kurikulum 2013, cuman kemungkinan 2024 sudah
memakai kurikulum merdeka .
2. Kalau saya sih lebih diluar kelas,jadikan bisa sejam teori dan sejam praktek.
3. Kalau menurut saya, yang bisa memahami siswa,jadi bagaimana siswa itu bisa
benar-benar paham dengan yang kita diajarkan.
4. Guru berusaha memperoleh informasi mengenal peserta didik sebagai bahan
untuk melakukan bimbangan dan pembinaan. Guru mencipatkan suasana di
sekolah yang baik dan nyaman guna menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar .
5. Kami memanggil si anak apa keluhannya kenapa bisa terjadi keributan kalo sudah
ketemu lalu ditindak lanjuti kalau bisa diselesaikan sendiri diselesaikan sendiri,
kalau tidak bisa langsung panggil orang tua.
6. Ada, kalo untuk dipenjas itu IGOR (ikatan guru olahraga), itu di lingkungan
semua guru olahraga jadi di igor
7. Setiap sekolah si harusnya ada,namun untuk disini belum ada.
8. Untuk disini masi terbatas sarana dan prasarana, kurang lengkap, lapangan dan
alat kurang sesuai/kurang banyak, tapi tetap bisa di proses dan diakali dengan alat
lain yang bisa dikembangkan tidak perlu memakai alat yang sesuai.
9. Untuk permasalahan pembelajaran penjas lebih di perempuan, perempuan
berbeda sama laki-laki karna membuat siswi perempuan suka dengan olahraga itu
sangat susah, tapi kalo laki mudah semua dan lebih banyak yang suka dan yuntuk
siswa yang ada penyakit dalam atau keturunan kita tidak bisa paksakan untuk
terlalu keras mengikuti olahraga dan untuk olahraga bisa di lapangan atau dalam
kelas.
6
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Guru dengan profesionalitas tinggi dan mau berdedikasi terhadap pendidikan, maka akan
menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas juga. maka dari itu tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa kehadiran
pendidikan jasmani, dan tidak ada pendidikan jasmani yang berkualitas tanpa kehadiran
guru penjas yang berkualitas. Mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh peran
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga menjadi tuntutan penting untuk
mencapai keberhasilan suatu pendidikan
Harapannya para guru penjas di era persaingan bebas ini, harus siap bersaing dengan
tenaga pengajar dari luar Indonesia. Karena melalui persaingan bebas, tenaga kerja dari luar
akan bebas mencari tempat kerja antar lintas negara, termasuk menjadi pendidik di
Indonesia.
7
LAMPIRAN
8
9
10
11