Anda di halaman 1dari 5

Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan (Jedb) Vol. 11, No.1.

2022
E-ISSN 2443-2113

PENINGKATAN UMUR SIMPAN CABAI MERAH KERITING


DENGAN COATING LARUTAN GEL LIDAH BUAYA

Increasing the Storage of Crily Red Chili with Aloe Vera Gel Solution Coating

Mukhtarudin Muchsiri1*, Alhanannasir1, Rika Puspita Sari MZ1, Yuli Hartati2


1
Program Studi Teknologi Pangan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang.
Jl. Jenderal Ahmad Yani 13 Ulu, Palembang 30263.
2
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang
*) corresponding author: kun-natfath@yahoo.com

Abstrak
Cabai merah keriting termasuk bahan pangan yang bersifat perishable food dan mudah
mengalami kelayuan akibat respirasi dan transpirasi sehingga cenderung mudah rusak dan
busuk.diperlukan teknologi pengolahan yang dapat mempertahankan kesegaran dan umur
simpan cabai merah, salah satunya dengan coating senyawa yang mengandung antibakteri
dan dapat membungkus atau menutup pori-pori bahan, seperti edible coating. Salah satunya
gel lidah buaya.metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok non
faktorial dengan 4 perlakuan yaitu tanpa coating lidah buaya (L0), 100% Gel lidah buaya
(L1), 80% gel lidah buaya (L2) dan 60% gel lidah buaya (L3), kemudian simpan dalam
kemasan plastik PE di suhu ruang selam 8 hari dengan 3 kali ulangan. Parameter yang
diamati meliputi uji kadar air, analisis vitamin C dan uji ranking tingkat kesegaran. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kadar air terendah terdapat pada L3 yaitu 71,28% ,
sedangkan L0 sekitar 66,61 %.kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakun L1 yaitu
sebanyak 11,92% sedangkan L0 sebesar 4,47%. Konsentrasi gel lidah buaya sevbagai
coating berpengaruh nyata terhadap tingkat kesegaran cabai merah keriting dengan tingkat
kesegaran paling tinggi diperoleh pada perlakuan L1.

Kata Kunci : Edible coating, cabai merah, umur simpan, lidah buaya, gel

Abstract
Curly red chilies are included as perishable food ingredients and are prone to wilting due
to respiration and transpiration, so they tend to be easily damaged and rotten. Processing
technologies are needed that can maintain the freshness and shelf life of red chilies, one of
which is a coating compound that contains antibacterial properties and can wrap or close
the pores of materials, such as edible coatings. One of them is aloe vera gel. The research
method used was a non-factorial randomized block design with 4 treatments, namely
without aloe vera coating (L0), 100% aloe vera gel (L1), 80% aloe vera gel (L2), and 60%
aloe gel crocodile (L3), then stored in PE plastic packaging at room temperature for 8 days
with 3 replications. Parameters observed included moisture content tests, vitamin C
analyses, and freshness level ranking tests. The results showed that the lowest water
content was found in L3, which was 71.28%, while L0 was around 66.61%. The
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan (Jedb) Vol. 11, No.1. 2022
E-ISSN 2443-2113

concentration of aloe vera gel in various coatings had a significant effect on the freshness
level of curly red chilies, with the highest level of freshness obtained in the L1 treatment.

Keywords : Edible coating, red chili, shelf life, aloe vera, gel

Pendahuluan mikroba maupun terjadinya reaksi


Cabai merupakan salah satu biokimia di dalam buah.
produk hortikultura dengan permintaan Salah satu teknologi untuk
yang cukup tinggi di seluruh Indonesia. mengawetkan produk pasca panen adalah
Menurut data BPS, produksi cabai merah edible coating. Menurut Leonarita,
di Indonesia sebanyak 1,36 juta ton pada (2019), edible coating adalah teknologi
2021. Berdasarkan data Survei Sosial membungkus permukaan buah atau sayur
Ekonomi Nasional (Susenas, 2021), rata- dengan mencelupkan pada larutan yang
rata konsumsi cabai merah sebanyak 0,15 berasal dari bahan pangan, seperti
kg/kapita/bulan. Angka ini mengalami minyak, lilin lebah dan lidah buaya. Hasil
kenaikan sebesar 9.94% dari tahun penelitian Fauziah et al., 2020
sebelumnya. menunjukkan bahwa edible coating dari
Permintaan cabai merah yang aloe vera dapat menjaga kesegaran buah
cukup tinggi dipicu oleh penggunaannya wortel, stroberi dan dan apel selama 7
pada berbagai menu khas Nusantara, hari penyimpanan dengan susut bobot
seperti Aneka gulai (Masakan Padang), paling kecil.
Pindang (Masakan Sumatera selatan) dan
masakan lainnya. Metode Penelitian
Tingginya produktivitas di Metode penelitian yang digunakan
perkebunan seringkali tidak dapat adalah Rancangan Acak Kelompok
memenuhi kebutuhan pasar. Fenomena (RAK) non faktorial dengan 4 perlakuan
ini disebabkan oleh berbagai faktor yang diulang sebanyak 3 kali.
termasuk diantaranya distribusi. Cabai Adapun perlakuan yang
merah memiliki karakteristik mudah digunakan adalah pencelupan cabai
rusak/ busuk. Kerusakan ini dipicu oleh merah ke dalam larutan gel lidah buaya
reaksi biokimia, luka biologis atau sebagai edible coating dengan konsentrasi
mekanis dan pertumbuhan 0 % (L0; sebagai kontrol), 100 % (L1), 80
mikroorganisme. % (L2) dan 60 % (L3).
Luka biologis akibat gigtan Sampel cabai merah yang telah
serangga ataupun luka mekanis akibat dicuci dan dikering-anginkan, kemudian
patah saat proses panen akan memicu dicelupkan ke dalam larutan gel sesuai
pertumbuhan mikroba pembusuk. Selain perlakuan, kecuali kontrol. Proses
itu, karakteristik cabai merah yang masih pencelupan dilakukan selama 3 menit,
mengalami respirasi dan metabolisme kemudian ditiriskan dan dikering-
akan memicu pematangan lanjut dan anginkan. Selanjutnya dikemas dalam
pembusukan. Di sisi lain, kandungan air kemasan plastik PE dan disimpan selama
yang tinggi juga menunjang pertumbuhan 8 hari.
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan (Jedb) Vol. 11, No.1. 2022
E-ISSN 2443-2113

Bahan dan Alat tinggi konsentrasi gel lidah buaya sebagai


Bahan yang digunakan adalah edible coating, maka semakin besar kadar
lidah buaya yang diperoleh dari air cabai merah setelah hari ke 8. Hal ini
supermarket Carefour Palembang dengan menunjukkan efektifitas dan kemampuan
berat-berat 800 g/ pelepah, cabai merah gel lidah buaya dalam mempertahankan
keriting (Capsicum annum. L) yang kandungan air dalam cabai. Cabai merah
diperoleh dari Desa Serdang Kampung II tanpa perlakuan (L0) mengalami
Segayam, kantong plastik PE penguapan air yang keluar dari pori-pori
(polyethylene), air mineral steril dan bahan selama penyimpanan. Akibatnya,
bahan-bahan untuk analisis kadar air dan cabai merah akan mengalami penyusutan
vitamin C. mutu karena proses pelayuan dan
Alat yang digunakan dalam kekeringan.
penelitian adalah baskom, blender, neraca Kadar air tertinggi terdapat pada
analitik, timbangan makanan, stopwatch, perlakuan L1 (100% gel lidah buaya),
formulir organoleptik, dan alat-alat sedangkan kadar air terendah terdapat
analisa kimia. pada perlakuan L0 (tanpa edible coating).
Sejalan dengan hasil penelitian Yoga et
Parameter dan Analisis Data al., (2022) yang menyatakan bahwa kadar
Parameter yang diamati meliputi air cabai merah keriting yang disimpan
kadar air dengan metode oven dalam suhu ruang mengalami penurunan
(Sudarmadji et al., 1989) dan tingkat kadar air dari 85.52% menjadi 69.56 %
kesegaran secara organoleptik dengan selama 12 hari penyimpanan.
metode uji ranking. Data yang diperoleh Menurut Laga et al., (2021) ,
akan dianalisis secara statistik. edible coating akan menutup permukaan
atau pori-pori bahan. Dengan demikian,
Hasil dan Pembahasan laju transmisi air tertahan dan tidak keluar
Kadar Air dari buah. Selain itu, mikroba dari luar
Dari hasil analisis keragaman tidak bisa masuk ke dalam bahan pangan
diketahui bahwa konsentrasi gel lidah dan memicu terjadinya reaksi biokimia
buaya berpengaruh sangat nyata terhadap pangan dan kerusakan mikrobiologis.
kadar air cabai merah keriting segar. Sehingga kesegaran cabai merah dapat
Rarata kadar air yang dianalisis dengan dipertahankan hingga hari ke 8
uji BNJ menunjukkan bahwa masing- penyimpanan.
masing perlakuan berbeda nyata (Tabel Air merupakan senyawa penting
1). di dalam bahan pangan. Air berperan
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat sebagai media terjadinya reaksi biokimia
bahwa edible coating dari larutan gel dan metabolisme mikroorganisme.
lidah buaya yang diaplikasikan pada cabai
merah (L1, L2, L3) menghasilkan kadar Tabel 1. Rerata kadar air cabai merah
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan keriting dengan edible coating
cabai merah tanpa edible coating (L0) berbagai konsentrasi gel lidah
buaya
pada hari ke 8 penyimpanan. Semakin
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan (Jedb) Vol. 11, No.1. 2022
E-ISSN 2443-2113

Kode Kadar Nilai Uji BNJ tingkat kesegaran cabai merah. Penilaian
Sampel Air (%) 0,05 0,01 terhadap tingkat kesegaran dilakukan oleh
L0 66.61 A A panelis berdasarkan penampakan cabai
L1 83.30 B B merah setelah 8 hari penyimpanan di suhu
L2 77.75 C C ruang. Tingkat kesegaran paling rendah
L3 71.28 D D adalah pada perlakuan L0 (tanpa edible
Keterangan : angka-angka yang diikuti coating) dengan nilai 2.00, sementara
oleh huruf yang sama berarti berbeda tingkat kesegaran tertinggi L1 (100% gel
tidak nyata. lidah buaya) dengan nilai kesegaran 4.90.

Tingkat Kesegaran Cabai Merah Kesimpulan dan Saran


Mulyadi (2014), menjelaskan Kesimpulan
bahwa edible coating merupakan salah Kadar air terendah terdapat pada L3 yaitu
satu cara untuk memperpanjang umur 71,28% , sedangkan L0 sekitar 66,61
%.kadar vitamin C tertinggi terdapat pada
simpan dan mutu buah-buahan pada suhu
perlakun L1 yaitu sebanyak 11,92%
ruang. Hasil penelitian Anugrah (2014), sedangkan L0 sebesar 4,47%. Konsentrasi
menunjukkan bahwa edible coating gel lidah buaya sevbagai coating
efektif menghambat kerusakan apel berpengaruh nyata terhadap tingkat
Romebeauty. kesegaran cabai merah keriting dengan
tingkat kesegaran paling tinggi diperoleh
Tabel 2. Nilai ranking tingkat kesegaran pada perlakuan L1.
cabai merah keriting dengan coating
berbagai konsentrasi gel lidah buaya Saran
Diharapkan ada penelitian
Kode Tingkat Uji tukey lanjutan terkait pengaruh coating terhadap
Sampel kesegaran LSD = 0.29 mikroba pembusuk. Formulasi terbaik
L0 2.00 * dapat diaplikasikan kepada penjual cabai
L1 4.90 * atau konsumen yang menyimpan stok
L2 3.35 * bahan baku cabai dalam bentuk utuh
L3 4.35 * segar.
Ket : * = Berbeda sangat nyata
- = Berbeda tidak nyata DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, M. 2014. Aplikasi Edible
Berdasarkan hasil uji ANOVA diketahui Coating dari Karagenan dan
bahwa konsentrasi gel lidah buaya Gliserol untuk Mengurangi
sebagai edible coating berpengaruh Penurunan Kerusakan Apel
sangat nyata terhadap tingkat kesegaran Romebeauty. [Skripsi] Jurusan
cabai merah keriting. Nilai tingkat Teknologi Industri Pertanian, FTP-
Universitas Brawijaya.
kesegaran cabai merah.
Tabel 2. Menunjukkan bahwa Badan Pusat Statistik [BPS]. 2022.
konsentrasi gel lidah buaya pada edible Produksi Hortikultura. BPS.
coating menghasilkan respon penilaian Jakarta.
panelis yang berbeda sangat nyata terkait
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan (Jedb) Vol. 11, No.1. 2022
E-ISSN 2443-2113

Fauziah, S, Hasyim, U.H., Maresa, S., (Citrus sinensis) (Kajian


Purnawan, i., Hendrawati, T.Y. Konsentrasi Karagenan dan
2020. Pengaruh Edible Coating Gliserol). Malang: Prosiding
Aloe Vera Terhadap Daya Tahan Seminar Nasional.
Apel, Wortel Dan Stroberi Selama
Penyimpanan. Seminar Nasional Sudarmadji, S; B. Haryono dan Suhardi.
Penelitian LPPM UMJ. (1989). Analisa Bahan Makanan
dan Pertanian. Penerbit Liberty.
Laga, S., Sutanto, S., Fatmawati, Halik, Yogyakarta.
A., Sheyoputri, A.C.A. 2021.
Penggunaan edible coating dalam
pengawetan buah kelengkeng
Dimocarpus longabn Lour. Jurnal
Ilmiah Ecosystem. Vol 21 (2) : 374-
382.

Leonarita, N. 2019. Pengaruh Pelapisan


dari Edible Coating Gel Lidah
Buaya (Aloe vera. L.) dan Suhu
Penyimpanan Terhadap Mutu dan
Umur Simpan Buah Mangga
(Mangifera indica. L) Potong.
[Skripsi]. Universitas Andalas.

Mulyadi, A. F. (2014). Aplikasi Edible


Coating Untuk Menurunkan .
Tingkat Kerusakan Jeruk Manis

Anda mungkin juga menyukai