3 PB
3 PB
1
Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia
2
Manajemen, Universitas Muhammdiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia
3
Teknologi Pangan, Universitas Muhammdiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
*
Penulis korespondensi
Email : hanacatur@umsida.ac.id
DOI 10.21107/agrointek.v17i2.14450
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411
405
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411
observasi penulis di lapangan terlihat adanya UMKM saat ini dan harapan kedepannya.
limbah produk perikanan yang belum terkelola Wawancara dan kuisioner dilakukan pada
dengan baik sehingga menimbulkan masalah bagi beberapa pihak yang terlibat dalam
lingkungan (Safitri et al 2020), produk perikanan pengembangan UMKM, antara penyuluh
belum tersertifikasi keamanan pangan atau halal. perikanan, pendamping UMKM, pelaku UMKM.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan fokus Penyebaran kuisioner digunakan untuk melakukan
pada permasalahan tentang strategi penilaian terhadap setiap variabel kekuatan,
pengembangan berkelanjutan produk perikanan kelemahan, ancaman dan tantangan yang
berdasarkan integrasi blue economy, sistem teridentifikasi. Secara keseluruhan responden
keamanan pangan dan halal. Tujuan penelitian yang digunakan untuk mengisi kuisioner dan
adalah mengidentifikasi faktor kekuatan, wawancara sebanyak 11 orang .
kelemahan, peluang, ancaman dan menyusun
Pengolahan data dilakukan dengan
strategi pengembangan produk perikanan dengan
menggunakan metode SWOT (Strenght,
mengintegrasikan konsep BE, keamanan pangan
Weakness, Opportunity, Treath). Metode SWOT
dan halal
merupakan metode untuk menyusun perencanaan
METODE dan pengelolaan secara efektif sehingga dapat
membangun strategi organisasi dan strategi
Penelitian ini mengintegrasikan BE, bersaing (Gurel et al 2017). Implementasi metode
keamanan pangan dan halal. Indikator keamanan SWOT dalam penelitian terdahulu antara lain
pangan yang digunakan mengacu pada standar untuk pengembangan energi bersih di Cina (Jing
keamanan pangan (ISO 22000). Secara spesifik, et al 2021), pengembangan area publik di Korea
klausul ISO 22000 yang digunakan sebagai Utara (Lee et al 2021), pengembangan perusahaan
rujukan dalam penelitian ini adalah context of the semen di India (Ashutosh et al 2020), strategi
organization, leadhership, support dengan fokus pemasaran produk (Setiawan et al 2018).
sub klausul sumber daya (resources), operation
yang berfokus pada sub klausul hazard control. Pengolahan data dilakukan dalam dua (2)
Standar halal yang digunakan pada penelitian ini tahapan, yaitu: penilaian internal factor (IF),
mengacu pada HAS 23000, terutama untuk eksternal factor (EF) dan penyusunan strategi
kriteria kebijakan, pelatihan, fasilitas produksi, dengan analisis SWOT. Pada tahap pertama, yaitu
produk, dan audit internal. Obyek penelitian yang penilaian IF-EF dilakukan oleh responden dengan
digunakan adalah UMKM pangan yang menggunakan skala likert 1 (sangat tidak penting),
menghasilkan produk olahan perikanan di wilayah 2 (tidak penting), 3 (penting), dan 4 (sangat
Kec. Jabon, kabupaten Sidoarjo. Obyek ini dipilih penting). Tahap kedua dilakukan penyusunan
karena Sidoarjo memiliki potensi unggulan ikan strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan,
yang saat ini sedang tumbuh pesat. (Nurlaela, ancaman dan tantangan yang disusun menjadi
2014) Jenis produk yang akan digunakan sebagai strategi SO, WO, ST, WT.
bahan penelitian antara lain: bandeng asap, bakso
HASIL DAN PEMBAHASAN
ikan, nugget ikan, krupuk ikan yang dihasilkan
oleh UMKM Binaan Mitra kerjasama. Produk ini Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
dipilih sebagai sampel penelitian karena proses maka diketahui aspek kekuatan, kelemahan,
produksinya dapat diefisiensikan dengan ancaman dan tantangan produk perikanan adalah
mereduksi limbah yang dihasilkan. Proses reduksi sebagai berikut:
limbah dilakukan melalui komitmen pemilik 1. Kekuatan (Strength)
usaha, pelatihan, perbaikan fasilitas produksi dan a. Komitmen (S1)
lainnya sesuai dengan klausul ISO 22000 dan b. Keikutsertaan pelatihan eksternal (S2)
HAS 23000. c. Fasilitas produksi untuk proses
Metode pengambilan data dilakukan melalui produksi halal (S3)
survey, wawancara dan penyebaran kuisioner. d. Variasi produk (S4)
Survey bertujuan untuk mengetahui kondisi real e. Dukungan pemerintah (S5)
UMKM saat ini dan potensi yang dimiliki oleh 2. Kelemahan (Weakness)
UMKM (kekuatan, kelemahan, peluang dan a. Audit internal (W1)
ancaman). Wawancara dilakukan untuk mengali b. Kemampuan sumber daya manusia
berbagai macam informasi penting terkait kondisi (SDM) (W2)
406
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411
IF EF
Aspek Bobot Skor Nilai Aspek Bobot Skor Nilai
S1 0,2 3,73 0,75 O1 0,14 3,55 0,51
S2 0,2 3,64 0,73 O2 0,14 3,73 0,53
S3 0,2 3,55 0,71 O3 0,14 3,55 0,51
S4 0,2 3,27 0,65 O4 0,14 3,09 0,44
S5 0,2 3,45 0,69 O5 0,14 3,64 0,52
Total 1 3,53 O6 0,14 3,82 0,55
W1 0,10 3,27 0,33 O7 0,14 3,36 0,48
W2 0,10 3,45 0,35 Total 1 3,54
W3 0,10 3,55 0,36 T1 0,20 3,64 0,73
W4 0,10 3,36 0,34 T2 0,20 3,73 0,75
W5 0,10 3,45 0,35 T3 0,20 3,36 0,67
W6 0,10 3,55 0,36 T4 0,20 3,73 0,75
W7 0,10 3,36 0,34 T5 0,20 3,45 0,69
W8 0,10 3,27 0,33 Total 1,00 3,58
W9 0,10 3,36 0,34
W10 0,10 3,27 0,33
Total 1,00 3,39
407
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411
OPPORTUNITY
3Y
Kuadran III Kuadran I
W 2 S
E T
A 1 R
K 0 X E
N -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 N
E -1 (0,14, - 0,04) G
S T
-2
S H
Kuadran IV Kuadran II
-3
THREAT
Gambar 1 Matrik SWOT
408
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411
sebagai indikator standar keamanan pangan dan pelatihan atau belajar secara otodidak terkait
halal sehingga dapat mengimplementasikan pada dengan sistem dokumentasi keamanan pangan dan
proses produksinya. Lemahnya pemahaman halal (W2-T2). Hasil pelatihan tersebut
konsep BE yang dimiliki oleh pelaku usaha diimplementasikan dengan menyusun dokumen
(UMKM) dapat ditingkatkan melalui pelatihan sistem keamanan pangan dan halal untuk usaha
terkait BE, sehingga proses produksi selanjutnya yang dilakukannya. Selain itu, pelaku usaha harus
sesuai dengan konsep BE, yaitu efektif, efisien meningkatkan kemampuan dan pemahaman
dan ramah lingkungan. Di sisi lain, implementasi dirinya terhadap konsep BE. Dalam kondisi ini,
konsep BE di Indonesia penting dilakukan sebagai perlu adanya dukungan pemerintah, akademisi,
solusi untuk sistem perekonomian yang praktisi untuk memfasilitasi pelaku usaha dalam
eksploitatif pada pengelolaan perikanan sehingga proses implementasi konsep BE. Bentuk fasilitas
dapat mendukung proses revitalisasi secara dapat diberikan melalui proses pendampingan
berkelanjutan sehingga mendukung hilirisasi yang intensif sehingga pelaku usaha dapat
produk perikanan yang inovatif dan berdaya saing melakukan proses produksi sesuai konsep BE
(Prayuda dkk, 2019). serta memenuhi standar keamanan pangan dan
halal. Dalam implementasinya, konsep BE dapat
c. Strategi ST
disampaikan melalui materi proses produksi yang
Strategi ST disusun dengan memanfaatkan ramah lingkungan dengan mereduksi limbah yang
kekuatan untuk mengatasi ancaman yang dimiliki dihasilkan dengan menggunakan fasilitas produksi
oleh pelaku usaha. Dalam konteks integrasi yang sesuai dengan standar keamanan pangan dan
konsep BE, keamanan pangan dan halal pada halal. Selain itu, implementasi dapat dilakukan
produk perikanan dapat dilakukan untuk dengan mengintegrasikan komitmen BE kedalam
mewujudkan komitmen yang dimiliki pelaku kebijakan halal atau keamanan pangan dan
usaha untuk memenuhi regulasi pemerintah yang indikator audit internal.
terkait dengan keamanan pangan dan halal (S1-
Berdasarkan uraian diatas, terdapat berbagai
T1). Selain itu, strategi lainnya adalah dengan
strategi yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM
membuat variasi produk perikanan berbahan dasar
untuk mengembangkan produk perikanan
ikan dengan bahan tambahan pangan lainnya.
berdasarkan integrasi BE, keamanan pangan dan
Strategi ini digunakan untuk mengatasi jumlah
halal. Meskipun demikian, karena adanya
bahan baku ikan yang semakin berkurang (S4-
keterbatasan sumber daya UMKM maka perlu
T4). Variasi produk dapat dilakukan dengan
adanya strategi prioritas yang dilakukan dalam
menambahkan bahan lain misalnya sayur, buah
waktu dekat, yaitu peningkatan kemampuan
dan lainnya sebagai alternatif sehingga
sumber daya manusia (SDM). Dalam kondisi ini,
mengurangi jumlah ikan yang digunakan. Strategi
kemampuan SDM perlu ditingkatkan sehingga
lain yang dapat disusun dengan memanfaatkan
SDM mempunyai kemampuan untuk melakukan
kekuatan untuk mengatasi ancaman adalah
berbagai macam perbaikan yang terkait dengan
melalui desain fasilitas produksi yang sesuai
faktor kekuatan, kelemahan. ancaman dan
dengan standar halal dan keamanan pangan yang
tantangan tersebut.
memperhatikan habitat sekitarnya (S3-T2-T3),
terutama dalam proses pembuangan limbah KESIMPULAN
sehingga tidak merusak habitat perikanan. Hal ini
dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi Dalam penelitian ini, terdapat 5 aspek
ramah lingkungan dan produk dapat didesain kekuatan, 10 aspek kelemahan, 7 aspek peluang
ulang (Hasan, 2016), fasilitas produksi diarahkan dan 5 aspek ancaman. Hasil pengolahan data
untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan dengan IF menunjukkan bahwa nilai kekuatan
pemanfaatan limbah untuk bioenergy (Kaswan et sebesar 3,59 dan kelemahan sebesar 3,39.
al 2018). Sedangkan untuk nilai EF diketahui bahwa nilai
peluang sebesar 3,54 dan nilai ancaman sebesar
d. Strategi WT 3,58. Dalam matrik SWOT diketahui bahwa
Strategi WT lebih bersifat defensive, yaitu pelaku usaha produk perikanan berada pada
dengan mengurangi kelemahan internal dan kuadran 2, dengan strategi utama adalah
menghindari ancaman eksternal. Dalam hal ini, diversifikasi produk. Oleh karena itu, strategi
strategi WT yang dapat digunakan antara lain: yang dapat digunakan dalam integrasi BE,
dengan meningkatkan kemampuan SDM melalui Keamanan Pangan dan Halal dapat dilakukan
409
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411
410
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411
assurance in Serbia. British Food Journal, Wongprawmas, R., Canavari, M., 2017.
117(1), 94-108. Consumers’ willingness-to-pay for food
Rani, F., Cahyasari, W. 2015. Motivasi Indonesia safety labels in an emerging market: The
Dalam Menerapkan Model Kebijakan Blue case of fresh produce in Thailand. Food
Economy Masa Pemerintahan Joko Policy, 69, 25-34.
Widodo. Jurnal Transnasional, 7(1), 1914-
1928.
411