Anda di halaman 1dari 8

Agrointek Volume 17 No 2 Juni 2023: 404-411

Strategi pengembangan produk perikanan berdasarkan integrasi konsep blue


economy, keamanan pangan dan halal

Hana Catur Wahyuni1*, Puspita Handayani2, Rima Azzahra3

1
Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia
2
Manajemen, Universitas Muhammdiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia
3
Teknologi Pangan, Universitas Muhammdiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia

Article history ABSTRACT


Diterima: Fishery products are one of the potential aquatic resources in Indonesia
29 April 2022 that have the potential to be developed, considering that Indonesia is rich
Diperbaiki: in aquatic resources. One of the concepts that can be implemented in
28 Mei 2022 developing fishery products is the blue economy (BE) concept. This concept
Disetujui: is appropriate because it focuses on growth, job creation, and
8 Juni 2022
environmentally friendly technological innovation. Meanwhile, food safety
and halal are needed to meet the community's need for safe and halal food
Keyword
products. This study aims to identify the factors of strength, weakness,
SWOT;
Blue Economy; opportunity, threat and develop a strategy for developing fishery products
Food Safet; by integrating the concepts of BE, food safety, and halal. on 11 respondents.
Halal The research was conducted using the SWOT method through two stages:
Strategy the first stage to assess internal factors (IF) and external factors (EF). The
second stage SO, WO, ST, and WT strategies. The results showed five
aspects of strength ten aspects of weakness, seven aspects of opportunities,
and five aspects of threats. The data processing results with IF show that
the strength value is 3.59 and the weakness is 3.39. As for the EF value, it
is known that the opportunity value is 3.54, and the threat value is 3.58. In
the SWOT matrix, it is known that fishery product business actors are in
quadrant 2. Furthermore, strategies that can be used in the integration of
BE, Food Safety, and Halal by utilizing a digital marketing system,
complementing the legality of food safety and halal business actors, product
diversification, use of environmentally friendly technology, and integrating
BE in food safety and halal policies as well as internal audit instruments

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

*
Penulis korespondensi
Email : hanacatur@umsida.ac.id
DOI 10.21107/agrointek.v17i2.14450
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411

Tahun 1996 tentang Pangan). Keamanan pangan


PENDAHULUAN merupakan hak dasar semua konsumen, oleh
Wilayah perairan Indonesia mencapai 5,8 karena itu Pemerintah mengendalikan dan
juta km2, sehingga sektor kelautan mempunyai mengatur secara spesifik melalui penetapkan
potensi besar untuk dikembangkan, 37% spesies hukum, peraturan dan standar yang berbeda- beda
ikan di Indonesia merupakan spesies ikan di dunia, antar negara, tergantung pada tingkat pendapatan
dan beberapa diantaranya memiliki nilai ekonomi dan pengembangan teknologi (Wongprawmas et
tinggi, antara lain: tuna, udang, lobster dll (KKP al 2017).
2020). Pengembangan potensi perikanan harus Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan
dilakukan karena ketersediaan sumber daya besar keamanan pangan, maka produsen yang
dan permintaan semakin meningkat, pangsa pasar memproduksi produk pangan perlu
ekspor terbuka luas untuk produk perikanan, memperhatikan atau mengembangkan praktek-
mampu membangkitan industri dari hulu ke hilir praktek yang baik dalam penanganan dan
sehingga dapat menggerakan roda perekonomian pengolahan produk pangan lokal. Masing- masing
(Sapanli et al 2020). Di Indonesia, sektor institusi keamanan pangan di setiap negara
perikanan mempunyai kontribusi besar dalam mempunyai legalitas dan standar keamanan
bidang penyerapan tenaga kerja. Sektor ini pangan yang sesuai dengan kondisi internal negara
mampu menyerap sebanyak 5,35 juta orang yang tersebut. Saat ini, isu tentang keamanan pangan
terdiri dari nelayan laut, nelayan perairan umum menjadi perhatian utama karena adanya
dan pembudi daya ikan (Pursetyo et al 2015). perkembangan ilmu pengetahuan yang mampu
Konsep Blue Economy (BE) merupakan meningkatkan kesadaran konsumen untuk
sebuah konsep yang sesuai untuk digunakan mengkonsumsi makanan yang aman (Smigic et al
dalam mendukung pengembangan potensi 2015).
perikanan, karena dalam BE memberikan Intagrasi BE pada halal diperlukan untuk
framework pengembangan perikanan dengan memberikan jaminan bahwa produk perikanan
fokus pada pertumbuhan, pembukaan lapangan UMKM telah memenuhi ketentuan syariat Islam.
kerja dan inovasi teknologi ramah lingkungan Selain itu, halal juga mencerminkan jaminan
(Rani et al 2015). Konsep BE dicanangkan kualitas makanan bagi non muslim (Poniman et al,
pertama kali pada Konferensi PBB tentang 2014). Mengkonsumsi makanan halal merupakan
Pembangunan Berkelanjutan tahun 2012. BE keharusan bagi setiap penganut agama Islam. Oleh
penting untuk diimplementasikan dalam menjaga karena itu, halal bagi seorang muslim merupakan
keberlangsungan sumber daya air untuk kesehatan kebutuhan utama dalam menentukan makanan,
manusia, dan proses produksi sehingga mampu sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan surat Al Baqarah 168 : “Hai sekalian manusia,
mata pencaharian, dengan tetap menjaga makanlah yang halal lagi baik dari apa yang ada di
lingkungan (Lee et al 2021). Bentuk implementasi bumi ini”, dan surat Al Baqarah 173:
BE dilakukan melalui komitmen bersama “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
ditingkat internasional tentang BE, dituangkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang
dalam negosiasi kebijakan, dan monitoring yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
pelaksananaannya dalam operasional dilapangan Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
terutama dalam pelaksanaan di industri (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya
pengolahan (Schutter et al 2021). dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada
Dalam implementasinya, BE diintegrasikan dosa baginya”. Untuk itu, konsumen muslim
dengan standarisasi keamanan pangan dan halal secara global ingin memastikan bahwa makanan
untuk memberikan respon terhadap tuntutan yang dimakan memenuhi persyaratan halal
konsumen saat ini. Penerapan standarisasi menurut hukum Islam sehingga perusahaan harus
keamanan pangan akan memberikan jaminan pada mencari solusi dalam proses rantai pasok dalam
konsumen bila produk perikanan yang dikonsumsi rangka memenuhi tingkat kehalalan tersebut
aman. Keamanan pangan adalah suatu kondisi dan (Alqudsi 2014).
upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan Namun demikian, dalam implementasinya,
dari kemungkinan pencemaran biologis, kimia dan pengolahan produk perikanan belum dilakukan
benda lain yang dapat menganggu, merugikan dan dengan memperhatikan konsep BE, keamanan
membahayakan kesehatan manusia (UU No 7 pangan dan halal. Kondisi ini terlihat dari hasil

405
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411

observasi penulis di lapangan terlihat adanya UMKM saat ini dan harapan kedepannya.
limbah produk perikanan yang belum terkelola Wawancara dan kuisioner dilakukan pada
dengan baik sehingga menimbulkan masalah bagi beberapa pihak yang terlibat dalam
lingkungan (Safitri et al 2020), produk perikanan pengembangan UMKM, antara penyuluh
belum tersertifikasi keamanan pangan atau halal. perikanan, pendamping UMKM, pelaku UMKM.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan fokus Penyebaran kuisioner digunakan untuk melakukan
pada permasalahan tentang strategi penilaian terhadap setiap variabel kekuatan,
pengembangan berkelanjutan produk perikanan kelemahan, ancaman dan tantangan yang
berdasarkan integrasi blue economy, sistem teridentifikasi. Secara keseluruhan responden
keamanan pangan dan halal. Tujuan penelitian yang digunakan untuk mengisi kuisioner dan
adalah mengidentifikasi faktor kekuatan, wawancara sebanyak 11 orang .
kelemahan, peluang, ancaman dan menyusun
Pengolahan data dilakukan dengan
strategi pengembangan produk perikanan dengan
menggunakan metode SWOT (Strenght,
mengintegrasikan konsep BE, keamanan pangan
Weakness, Opportunity, Treath). Metode SWOT
dan halal
merupakan metode untuk menyusun perencanaan
METODE dan pengelolaan secara efektif sehingga dapat
membangun strategi organisasi dan strategi
Penelitian ini mengintegrasikan BE, bersaing (Gurel et al 2017). Implementasi metode
keamanan pangan dan halal. Indikator keamanan SWOT dalam penelitian terdahulu antara lain
pangan yang digunakan mengacu pada standar untuk pengembangan energi bersih di Cina (Jing
keamanan pangan (ISO 22000). Secara spesifik, et al 2021), pengembangan area publik di Korea
klausul ISO 22000 yang digunakan sebagai Utara (Lee et al 2021), pengembangan perusahaan
rujukan dalam penelitian ini adalah context of the semen di India (Ashutosh et al 2020), strategi
organization, leadhership, support dengan fokus pemasaran produk (Setiawan et al 2018).
sub klausul sumber daya (resources), operation
yang berfokus pada sub klausul hazard control. Pengolahan data dilakukan dalam dua (2)
Standar halal yang digunakan pada penelitian ini tahapan, yaitu: penilaian internal factor (IF),
mengacu pada HAS 23000, terutama untuk eksternal factor (EF) dan penyusunan strategi
kriteria kebijakan, pelatihan, fasilitas produksi, dengan analisis SWOT. Pada tahap pertama, yaitu
produk, dan audit internal. Obyek penelitian yang penilaian IF-EF dilakukan oleh responden dengan
digunakan adalah UMKM pangan yang menggunakan skala likert 1 (sangat tidak penting),
menghasilkan produk olahan perikanan di wilayah 2 (tidak penting), 3 (penting), dan 4 (sangat
Kec. Jabon, kabupaten Sidoarjo. Obyek ini dipilih penting). Tahap kedua dilakukan penyusunan
karena Sidoarjo memiliki potensi unggulan ikan strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan,
yang saat ini sedang tumbuh pesat. (Nurlaela, ancaman dan tantangan yang disusun menjadi
2014) Jenis produk yang akan digunakan sebagai strategi SO, WO, ST, WT.
bahan penelitian antara lain: bandeng asap, bakso
HASIL DAN PEMBAHASAN
ikan, nugget ikan, krupuk ikan yang dihasilkan
oleh UMKM Binaan Mitra kerjasama. Produk ini Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
dipilih sebagai sampel penelitian karena proses maka diketahui aspek kekuatan, kelemahan,
produksinya dapat diefisiensikan dengan ancaman dan tantangan produk perikanan adalah
mereduksi limbah yang dihasilkan. Proses reduksi sebagai berikut:
limbah dilakukan melalui komitmen pemilik 1. Kekuatan (Strength)
usaha, pelatihan, perbaikan fasilitas produksi dan a. Komitmen (S1)
lainnya sesuai dengan klausul ISO 22000 dan b. Keikutsertaan pelatihan eksternal (S2)
HAS 23000. c. Fasilitas produksi untuk proses
Metode pengambilan data dilakukan melalui produksi halal (S3)
survey, wawancara dan penyebaran kuisioner. d. Variasi produk (S4)
Survey bertujuan untuk mengetahui kondisi real e. Dukungan pemerintah (S5)
UMKM saat ini dan potensi yang dimiliki oleh 2. Kelemahan (Weakness)
UMKM (kekuatan, kelemahan, peluang dan a. Audit internal (W1)
ancaman). Wawancara dilakukan untuk mengali b. Kemampuan sumber daya manusia
berbagai macam informasi penting terkait kondisi (SDM) (W2)

406
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411

c. Dokumen kontrol proses produksi (W3) Tahap berikutnya, dilakukan perhitungan


d. Fasilitas produksi untuk keamanan nilai IF dan EF. Penilaian skor untuk setiap aspek
pangan (W4) dilakukan oleh 11 orang responden yang ahli
e. Dokumentasi bukti transaksi (W5) dibidangnya. Responden terdiri dari unsur pelaku
f. Prosedur produk tidak sesuai keamanan usaha (4), pendamping dari Pemerintah (2),
pangan dan halal (W6) pendamping swasta (2) dan peneliti (3). Penilaian
g. Kaji ulang manajemen (W7) dilakukan dengan mengisi kuisioner yang
h. Pemahaman konsep BE (W8) disebarkan melalui google form kepada
i. Dokumen proses keamanan pangan dan responden. Selanjutnya, perhitungan nilai IF dan
halal (W9) EF sebagaimana tabel 1.
j. Pendanaan (W10)
Bobot untuk setiap aspek adalah sama. Hal
3. Peluang (Opportunity)
ini disebabkan karena pada aspek keamanan
a. Permintaan pasar meningkat (O1)
pangan dan halal harus terpenuhi, tidak ada yang
b. Penawaran program pelatihan
satu lebih penting dari yang lainnya. Nilai
keamanan pangan dan halal (O2)
diperoleh dari perkalian antara bobot dengan skor.
c. Program sertifikasi keamanan pangan
Berdasarkan tabel 1, maka nilai untuk kekuatan
dan halal secara gratis (O3)
adalah 3,53, kelemahan sebesar 3,39, peluang
d. Bantuan modal, fasilitas produksi (O4)
sebesar 3,54 dan ancaman sebesar 3,58. Nilai IF
e. Pemanfaatan teknologi tepat guna hasil
menggambarkan kondisi internal produk
penelitian dan pengabdian masyarakat
perikanan berdasarkan kekuatan dan kelemahan
(O5)
yang dimilikinya. Berdasarkan nilai IF, diperoleh
f. Pemanfaatan pemasaran digital (O6)
bahwa kekuatan UMKM lebih besar dari
g. Laboratorium uji (O7)
kelemahan sehingga berpotensi untuk
4. Ancaman (Treath)
dikembangkan. Nilai EF menggambarkan kondisi
a. Produk tersetifikasi keamanan pangan
eksternal produk perikanan berdasarkan peluang
dan halal dari perusahaan besar (T1)
dan ancaman. Hasil EF menunjukan bahwa nilai
b. Berlakunya UU No 33 tahun 2014 (T2)
ancaman lebih tinggi dari peluang yang dimiliki,
c. Rusaknya habitat perairan (T3)
sehingga membutuhkan strategi khusus untuk
d. Berkurangnya jumlah ikan (T4)
mengatasi kondisi tersebut.
e. Pemberlakuan sangsi untuk yang tidak
memenuhi keamanan pangan dan halal
(T5)

Tabel 1 IF-EF Integrasi BE, keamanan pangan dan halal

IF EF
Aspek Bobot Skor Nilai Aspek Bobot Skor Nilai
S1 0,2 3,73 0,75 O1 0,14 3,55 0,51
S2 0,2 3,64 0,73 O2 0,14 3,73 0,53
S3 0,2 3,55 0,71 O3 0,14 3,55 0,51
S4 0,2 3,27 0,65 O4 0,14 3,09 0,44
S5 0,2 3,45 0,69 O5 0,14 3,64 0,52
Total 1 3,53 O6 0,14 3,82 0,55
W1 0,10 3,27 0,33 O7 0,14 3,36 0,48
W2 0,10 3,45 0,35 Total 1 3,54
W3 0,10 3,55 0,36 T1 0,20 3,64 0,73
W4 0,10 3,36 0,34 T2 0,20 3,73 0,75
W5 0,10 3,45 0,35 T3 0,20 3,36 0,67
W6 0,10 3,55 0,36 T4 0,20 3,73 0,75
W7 0,10 3,36 0,34 T5 0,20 3,45 0,69
W8 0,10 3,27 0,33 Total 1,00 3,58
W9 0,10 3,36 0,34
W10 0,10 3,27 0,33
Total 1,00 3,39

407
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411

OPPORTUNITY
3Y
Kuadran III Kuadran I
W 2 S
E T
A 1 R
K 0 X E
N -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 N
E -1 (0,14, - 0,04) G
S T
-2
S H
Kuadran IV Kuadran II
-3

THREAT
Gambar 1 Matrik SWOT

Selanjutnya, nilai kekuatan, kelemahan,


a. Strategi SO
peluang dan ancaman digunakan untuk
menggambarkan posisi masing produk pada grafik Strategi ini disebut sebagai strategi ekspansi.
SWOT berdasarkan nilai koordinat (x,y). Melalui strategi ini, produk perikanan dapat
Koordinat (x,y) diperoleh dari hasil perhitungan dikembangkan dengan memanfaatkan kekuatan
IF- EF pada tahap sebelumnya. Nilai koordinat x untuk memperoleh peluang (Astuti et al 2020).
diperoleh dari pengurangan nilai kekuatan dengan Berdasarkan kekuatan dan peluang yang dimiliki
nilai kelemahan. Sedangkan koordinat y diperoleh oleh pelaku usaha sebagaimana didefinisikan
dari pengurangan nilai peluang dengan ancaman. uraian sebelumnya, maka produk perikanan dapat
Berdasarkan data diatas, maka posisi strategi dikembangkan dengan: (1) memanfaatkan
bersaing untuk produk perikanan berdasarkan bantuan modal/ fasilitas untuk mengembangkan
integrasi BE, keamanan pangan dan halal berada pemasaran ke area yang lebih luas melalui
pada koordinat (0,14; -0,04). Secara grafis, posisi pemasaran digital (S3-O6). (2) Produk perikanan
produk perikanan berada pada kuadran II (gambar dilengkapi dengan perijinan yang terkait dengan
1). keamanan pangan dan halal dengan
memanfaatkan program Pemerintah (S5- O3).
Posisi ini menunjukkan produk perikanan
Kombinasi dari kedua strategi pada SO ini akan
menghadapi ancaman tetapi memiliki kekuatan
menghasilkan produk perikanan yang
untuk yang dapat dimanfaatkan, sehingga strategi
tersertifikasi standar keamanan pangan dan halal
yang digunakan lebih kearah strategi diversifikasi
sehingga dapat menembus pasar yang lebih luas.
produk/ pasar (Nourlette et al 2017). Strategi ini
dipilih berdasarkan hasil analisa SWOT yang b. Strategi WO
menunjukkan kekuatan lebih besar dari ancaman Startegi WO disebut dengan strategi
sehingga kekuatan dapat dikelola untuk menyusun turnaround, yaitu strategi yang merubah Haluan
rencana mengatasi/ mengantisipasi ancaman. Pada dengan menggunakan peluang untuk
penelitian ini, strategi diversifikasi produk meminimalisir kelemahan usaha (Istiqomah dkk,
dilakukan menciptakan varian produk baru yang 2017). Strategi ini dilakukan dengan
ramah lingkungan, misalnya dengan menggunakan peluang untuk mengatasi
menggunakan bahan tambahan nabati, bahan kelemahan yang dimiliki produk perikanan.
kemasan non plastik dll. Peluang dalam bentuk penawaran program
Secara keseluruhan, berdasarkan hasil yang pelatihan keamanan pangan dan halal dapat
diperoleh dari perhitungan nilai IF-EF dan posisi digunakan oleh pelaku usaha (UMKM) produk
kuadran produk perikanan berdasarkan integrasi perikanan untuk meningkatkan kemampuannya
BE, keamanan pangan dan halal, maka analisis dalam mengelola usaha berdasarkan standar
strategi pengembangan dapat dilakukan dengan keamanan pangan dan halal (W2-O3). Melalui
menggunakan strategi: pelatihan tersebut, pelaku usaha (UMKM) dapat
mengetahui berbagai variabel yang digunakan

408
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411

sebagai indikator standar keamanan pangan dan pelatihan atau belajar secara otodidak terkait
halal sehingga dapat mengimplementasikan pada dengan sistem dokumentasi keamanan pangan dan
proses produksinya. Lemahnya pemahaman halal (W2-T2). Hasil pelatihan tersebut
konsep BE yang dimiliki oleh pelaku usaha diimplementasikan dengan menyusun dokumen
(UMKM) dapat ditingkatkan melalui pelatihan sistem keamanan pangan dan halal untuk usaha
terkait BE, sehingga proses produksi selanjutnya yang dilakukannya. Selain itu, pelaku usaha harus
sesuai dengan konsep BE, yaitu efektif, efisien meningkatkan kemampuan dan pemahaman
dan ramah lingkungan. Di sisi lain, implementasi dirinya terhadap konsep BE. Dalam kondisi ini,
konsep BE di Indonesia penting dilakukan sebagai perlu adanya dukungan pemerintah, akademisi,
solusi untuk sistem perekonomian yang praktisi untuk memfasilitasi pelaku usaha dalam
eksploitatif pada pengelolaan perikanan sehingga proses implementasi konsep BE. Bentuk fasilitas
dapat mendukung proses revitalisasi secara dapat diberikan melalui proses pendampingan
berkelanjutan sehingga mendukung hilirisasi yang intensif sehingga pelaku usaha dapat
produk perikanan yang inovatif dan berdaya saing melakukan proses produksi sesuai konsep BE
(Prayuda dkk, 2019). serta memenuhi standar keamanan pangan dan
halal. Dalam implementasinya, konsep BE dapat
c. Strategi ST
disampaikan melalui materi proses produksi yang
Strategi ST disusun dengan memanfaatkan ramah lingkungan dengan mereduksi limbah yang
kekuatan untuk mengatasi ancaman yang dimiliki dihasilkan dengan menggunakan fasilitas produksi
oleh pelaku usaha. Dalam konteks integrasi yang sesuai dengan standar keamanan pangan dan
konsep BE, keamanan pangan dan halal pada halal. Selain itu, implementasi dapat dilakukan
produk perikanan dapat dilakukan untuk dengan mengintegrasikan komitmen BE kedalam
mewujudkan komitmen yang dimiliki pelaku kebijakan halal atau keamanan pangan dan
usaha untuk memenuhi regulasi pemerintah yang indikator audit internal.
terkait dengan keamanan pangan dan halal (S1-
Berdasarkan uraian diatas, terdapat berbagai
T1). Selain itu, strategi lainnya adalah dengan
strategi yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM
membuat variasi produk perikanan berbahan dasar
untuk mengembangkan produk perikanan
ikan dengan bahan tambahan pangan lainnya.
berdasarkan integrasi BE, keamanan pangan dan
Strategi ini digunakan untuk mengatasi jumlah
halal. Meskipun demikian, karena adanya
bahan baku ikan yang semakin berkurang (S4-
keterbatasan sumber daya UMKM maka perlu
T4). Variasi produk dapat dilakukan dengan
adanya strategi prioritas yang dilakukan dalam
menambahkan bahan lain misalnya sayur, buah
waktu dekat, yaitu peningkatan kemampuan
dan lainnya sebagai alternatif sehingga
sumber daya manusia (SDM). Dalam kondisi ini,
mengurangi jumlah ikan yang digunakan. Strategi
kemampuan SDM perlu ditingkatkan sehingga
lain yang dapat disusun dengan memanfaatkan
SDM mempunyai kemampuan untuk melakukan
kekuatan untuk mengatasi ancaman adalah
berbagai macam perbaikan yang terkait dengan
melalui desain fasilitas produksi yang sesuai
faktor kekuatan, kelemahan. ancaman dan
dengan standar halal dan keamanan pangan yang
tantangan tersebut.
memperhatikan habitat sekitarnya (S3-T2-T3),
terutama dalam proses pembuangan limbah KESIMPULAN
sehingga tidak merusak habitat perikanan. Hal ini
dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi Dalam penelitian ini, terdapat 5 aspek
ramah lingkungan dan produk dapat didesain kekuatan, 10 aspek kelemahan, 7 aspek peluang
ulang (Hasan, 2016), fasilitas produksi diarahkan dan 5 aspek ancaman. Hasil pengolahan data
untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan dengan IF menunjukkan bahwa nilai kekuatan
pemanfaatan limbah untuk bioenergy (Kaswan et sebesar 3,59 dan kelemahan sebesar 3,39.
al 2018). Sedangkan untuk nilai EF diketahui bahwa nilai
peluang sebesar 3,54 dan nilai ancaman sebesar
d. Strategi WT 3,58. Dalam matrik SWOT diketahui bahwa
Strategi WT lebih bersifat defensive, yaitu pelaku usaha produk perikanan berada pada
dengan mengurangi kelemahan internal dan kuadran 2, dengan strategi utama adalah
menghindari ancaman eksternal. Dalam hal ini, diversifikasi produk. Oleh karena itu, strategi
strategi WT yang dapat digunakan antara lain: yang dapat digunakan dalam integrasi BE,
dengan meningkatkan kemampuan SDM melalui Keamanan Pangan dan Halal dapat dilakukan

409
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411

melalui peningkatan kemampuan SDM, Framework. Sustainable Energy and


pemanfaatan pemasaran digital, pemenuhan Assesments, 47, 1-5.
legalitas keamanan pangan dan halal, diversifikasi Lee., K.H., Noh, J., Lee, J., Khim, S.J. 2021. Blue
produk, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan Economy and The Total Enviroment
dan mengintegrasikan BE dalam kebijakan Mapping The Interface. Enviroment
keamanan pangan dan halal serta instrument audit International, 157, 1-8.
internal. Dengan berbagai macam strategi Lee, Y., Jin Kim, Y., Chul Lee, M. 2021.
tersebut, dan mempertimbangkan keterbatasan Improving Public Acceptance of H2
sumber daya UMKM saat ini, maka strategi yang Stations: SWOT-AHP Analysis of South
perlu diprioritaskan adalah peningkatan Korea. International Journal of Energy, 46,
kemampuan manusia. 17597- 17607.
UCAPAN TERIMA KASIH Nourlette, R.R., Hati, S.W. 2017. Penentuan
Strategi Dengan Pendekatan Analisis
Dengan dipublikasikannya hasil penelitian SWOT Pada Hotel Nongsa Point Marina &
ini, kami sampaikan terima kasih kepada Rispro Resort Dalam Menghadapi Persaingan
LPDP-Kementrian Keuangan yang telah Bisnis. Jurnal Inovasi dan Bisnis, 5 (1), 83-
memfasilitasi pelaksanaan penelitian melalui 102.
Hibah Penelitian erispro tahun 2021 untuk skema Prayuda, R., Sary, D.V. 2019. Strategi Indonesia
penelitian kewirausahaan. Dalam Implementasi Konsep Blue
DAFTAR PUSTAKA Economy Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir di Era Masyarakat
Ashutosh, Sharma, A., Beg, M.A. 2020. Strategic Ekonomi Asean. Indonesian Journal of
Analysing Using SWOT-AHP: A Fibre International Relations, 3(2), 46- 64.
Cement Sheet Company Application.
Journal od Management Development, Pursetyo, K.T., Thahjaningsih, W., Pramono, H.
2015. Perbandingan Morfologi Kerang
39(4), 543- 557.
Darah Di Perairan Kenjeran dan Perairan
Astuti, A.M.I., Ratnawati, S. 2020. Analisa Sedati. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
SWOT dalam Menentukan Strategi Kelautan, 7(1).
Pemasaran (Studi kasus di Kantor Pos
Magelang, 56100). Jurnal Ilmu Manajemen, Safitri, U.N., Anggo, A.D., Fahmi, A.S. 2020.
Kinerja Sediment Microbial Fuel Cell
17(2), 58- 70.
Penghasil Listrik Dengan Nutrien Limbah
Alqudsi, S.G. 2014. Awareness and Demand for Industri Fillet Ikan. Jurnal Ilmu dan
100% Halal Supply Chain Meat Products. Teknologi Perikanan, 2 (1), 20- 28.
Procedia Sosial and Behavioral Sciences,
130, pp 167-178. Sapanli, K., Kusumastanto, T., Budiharsono, S.,
Sadelie, A. 2020. Dinamika dan Kebijakan
Gurel, E., Tat,M. 2017. SWOT Analysis: A Pengembangan Ekonomi Kelautan
Theoretical Review. The Journal of Indonesia. Jurnal Kebijakan Sosial
International Social Research,10 (51), 995- Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 10(2),
1006. 117- 128.
Hasan, A. 2016. Green Management System. Schutter, M.S., Hicks, C.C., Phelps, H., Waterton,
Jurnal Media Wisata, 14 (1), 317- 332. C. 2021. The Blue Economy As a Boundary
Istiqomah., Andriyanto.I. 2017. Analisis SWOT Object for Hegemony Across Scale. Marine
Dalam Pengembangan Bisnis (Studi pada Policy, 132, 1-8.
Sentra Jenang di Desa Wisata Kaliputu Setiawan, A., Wahyuni, H.C. 2018. Integrasi
Kudus). Jurnal Bisnis dan Manajemen Metode SWOT dan AHP Untuk
Islam, 5(2), 353- 382. Merumuskan Strategi Pemasaran (Studi
Kaswan, V., Choudary, M., Kumar, P., Kaswan, kasus: PT Rafftan Craft Indonesia).
S., Bajya, P. 2018. Green Production Prozima, 2(1), 12- 19.
Strategies. Encyclopedia of Food Security Smigic, N., Rajkovic, A., Djekic, I., Tomic, N.
and Sustainability, 1- 9. 2015. Legislation, standards and
Jing, W., Tao, M. 2021. Research on Clean Energy diagnostics as a backbone of food safety
Development Strategy of China Three
Gorges Corporation Based on SWOT

410
Wahyuni et al. Agrointek 17 (2): 404-411

assurance in Serbia. British Food Journal, Wongprawmas, R., Canavari, M., 2017.
117(1), 94-108. Consumers’ willingness-to-pay for food
Rani, F., Cahyasari, W. 2015. Motivasi Indonesia safety labels in an emerging market: The
Dalam Menerapkan Model Kebijakan Blue case of fresh produce in Thailand. Food
Economy Masa Pemerintahan Joko Policy, 69, 25-34.
Widodo. Jurnal Transnasional, 7(1), 1914-
1928.

411

Anda mungkin juga menyukai