Anda di halaman 1dari 41

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT PADA AN.A DENGAN


PEMBERIAN IMUNISASI DPT 1 DAN POLIO 2
DI PUSKESMAS PUWATU
KOTA KENDARI

Studi kasus ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas PKK Anak Semester IV

Disusun Oleh :
NAMA : Yustin Limbong Kamonto
NIM : P00320018098
KELAS : 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
Laporan Pendahuluan Imunisasi

1. Defenisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk mempertahankan kekebalan tubuh dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terlindungi dari penyakit infeksi
tertentu. Imunisasi adalah pemberian kekebalan atau masuknya bibit penyakit yang
telah dilemahkan/ dimatikan agar tubuh terlindungi dari penyakit tertentu. Vaksin
adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan/ dimatikan yang diberikan saat
imunisasi, yang menyebabkan anak memproduksi antibodi (zat kekebalan tubuh),
bukan menimbulkan penyakit.
2. Manfaat Imunisasi
a. Manfaat imunisasi adalah untuk:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
2. Menurunkan angka kematian
3. Imunisasi mencegah timbulnya jenis penyakit tertentu pada anak. Namun bila
anak terserang juga penyakit tersebut maka anak tidak akan sakit lebih parah.
Dan mencegah terjadinya kecacatan seperti pada penyakit poliomyelitis.
4. Mengendalikan wabah
3. Sasaran Imunisasi
Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:
a. Semua bayi dan anak sehat di bawah usia 1 tahun
b. Anak-anak lain yang belum mendapat imunisasi lengkap
c. Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
4. Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi
a. Polio (Poliomyelitis)
Polio disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat mudah menular melalui air liur.
Tanda-tanda awalnya adalah anak demam, batuk dan menjadi rewel. Dua hari
kemudian leher menjadi kaku, sakit kepala dan kaki terasa kaku. Pada hari
berikutnya salah satu kaki atau lengan menjadi lemas dan lumpuh.Walaupun
dapat sembuh tetap akan cacat seumur hidup. Kelumpuhan juga dapat terjadi
pada otot pernafasan sehingga anak sulit bernafas. Polio tidak dapat diobati,
namun dapat dicegah dengan imunisasi.
b. TBC (Tuberculosis)
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan sangat menular
melalui pernafasan. Menyebabkan TBC miliare pada paru, arthritis TBC pada
tulang, meningitis atau radang pada selaput otak dan dapat menyerang seluruh
organ lain pada tubuh manusia. Anak dapat menderita cacat atau terjadi
kematian.
c. Campak (Measles/ Morbili/ Rubella)
Penyakit ini sering mewabah. Penyebabnya adalah virus Morbili. Menyerang
selaput lendir dan kulit. Ciri-cirinya adalah demam 3 – 5 hari, disertai batuk dan
pilek. Kemudian timbul kemerahan dimulai dari belakang telinga, menjalar ke
leher, muka, dahi, dada dan ke seluruh tubuh. Komplikasi yang dapat timbul
akibat penyakit ini adalah Enchepalitis (radang otak) dan Bronchopneumonia
(radang paru).
d. Diphteri
Penyakit yang sangat menular, disebabkan oleh Corynebacterium Dyphteriae.
Menyerang daerah mukosa, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
 Demam tinggi, pada hari ke-5 anak terlihat sakit berat
 Leher menjadi besar dan terlihat seperti leher lembu (bullneck)
 Tonsil atau amandel membesar diselaputi lapisan warna abu-abu yang
bila disentuh mudah berdarah, dan bisa menutup saluran nafas sehingga
suara anak hilang dan sesak nafas bahkan dapat terjadi kematian.
Selama berkembang, kuman juga menghasilkan racun yang sangat berbahaya
yang akan menyerang jantung (terjadi Endocarditis Dyphterica), sehingga pada
hari ke-14 anak dapat mati mendadak.
e. Pertusis (batuk rejan/ batuk 100 hari)
Penyakit batuk yang disebabkan Bordetella Pertusis, yang menyerang anak-anak
selama kira-kira 100 hari. Diawali dengan batuk dan pilek yang berlangsung
sekitar 7 – 14 hari kemudian diikuti dengan batuk yang sangat khas. Satu kali
tarikan nafas diikuti 10 – 20 kali batuk beruntun kemudian muntah. Jika tidak
diobati penyakit ini dapat mengakibatkan radang paru-paru sehingga anak batuk
darah, dapat juga terjadi kerusakan otak, sehingga anak kejang, pingsan, bahkan
terjadi kematian.
f. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh Clostridium Tetani yang dapat bertahan hidup bertahun-
tahun di tanah yang lembab, pada tubuh dan kotoran hewan. Penyakit ini
menyerang semua usia dengan gejala kejang pada otot muka, mulut terkunci,
leher, tulang belakang dan punggung kaku, perut kram dan keras seperti papan,
serta anggota gerak kejang. Pada bayi baru lahir (5 – 28 hari) mendadak tidak
mau menyusu lagi karena mulutnya kaku.
g. Hepatitis B
Ciri-ciri penyakit ini adalah mual muntah, dan kadang warna kuning pada kulit.
Penyakit ini berlangsung secara menahun dan akan mengakibatkan kanker hati di
kemudian hari.

a. Jenis-JenisImunisasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 Tahun 2013, berdasarkan
sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan
imunisasi pilihan.
b. Imunisasi wajib
Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Imunisasi
wajib diberikan sesuai jadwal sebagaimana ditetapkan dalam pedoman
penyelenggaraan imunisasi. Imunisasi wajib terdiri atas:
1. Imunisasi rutin
Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus
menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1
(satu) tahun. Jenis imunisasi dasar yaitu:
1. Bacillus Calmette Guerin(BCG)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau
yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG,
pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada
selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru), atau TBC tulang.
Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis (TBC)
tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama
Mycobacterium tuberculosis complex. Imunisasi BCG ini merupakan
vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Menurut
Nufareni (2003), Imunisasi BCG tidak mencegah infeksi TB tetapi
mengurangi risiko TB berat seperti meningitis TB atau TB miliar.
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 kali dan waktu pemberian
imunisasi BCG pada umur 0 – 11 bulan, akan tetapi pada umumnya
diberikan pada bayi umur 2 – 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi
BCG melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus
pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi
panas. Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis.Cara
pemberian dan dosis imunisasi BCG :
a. Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu.
Melarutkan dengan menggunakan alat-alat suntik steril dan
menggunakan cairan pelarut (NacL 0,9 %) sebanyak 4cc
b. Dosis pemberian 0,05 ml sebanyak 1kali
c. Disuntikkan secara intracutan di daerah lengan kanan atas pada insersio
musculusdeltoideus

d. Vaksin harus digunakan sebelum lewat 3 jam dan Vaksin akan rusak
bila terkena sinar matahari langsung. Botol kemasan, biasanya terbuat
dari bahan yang berwarna gelap untuk menghindari cahaya karena
cahaya atau panas dapat merusak vaksin BCG sedangkan pembekuan
tidak merusak vaksin BCG. Vaksin BCG di buat dalam vial, di mana
kemasannya ada 1 cc dan 2cc.

e. Kontra indikasi : Uji Tuberculin > 5 mm, Sedang menderita HIV, Gizi
buruk, Demam tinggi, Infeksi kulit luas, dan Pernah menderitaTBC

f. Efek samping

Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi umum seperti demam.


Setelah 1-2 minggu penyuntikan biasanya akan timbul indurasi dan
kemerahan di tempat suntikan yang akan berubah menjadi pustula dan
akan pecah menjadi luka dan hal ini tidak perlu pengobatan dan akan
sembuh spontan dalam 8-12 minggu dengan jaringan parut. Kadang-
kadang terjadi pembesaran kelenjar limfe di ketiak atau pada leher yang
terasa padat dan tidak sakit serta tidak menimbulkan demam. Reaksi ini
normal dan tidak memerlukan pengobatan dan akan hilang dengan
sendirinya.
2. Diphtheria Pertusis Tetanus(DPT)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit diphteri, pertusis dan tetanus. Imunisasi DPT ini merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman diphteri yang telah dihilangkan
sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti
(Toxoid). Frekuensi pemberian imunisasi DPT adalah 3 kali dengan
maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap
pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ – organ tubuh
membuat zat anti, kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu
pemberian imunisasi DPT antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4
minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melalui intramuscular. Cara
pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi intramuskular. Cara
memberiakn vaksin ini, sebagai berikut:
a. Letakkan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dengan
seluruh kakitelanjang
b. Orang tua sebaiknya memegang kakibayi
c. Pegang paha dengan ibu jari dan jaritelunjuk
d. Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat
e. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga
masuk ke dalam otot. Untuk mengurangi rasa sakit, suntikkan secara
pelan- pelan.
Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat, efek
ringan seperti pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam
sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih 4 jam,
kesadaran menurun, terjadi kejang, enchefalopati, dan syok.
3. HepatitisB
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis 3 kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis
B pada umur 0 – 11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah
intramuscular. Cara Pemberian dan Dosis imunisasi hepatitis B :
a. Sebelum digunakan vaksin dikocok terlebih dahulu agar suspense
menjadihomogeny
b. Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml secara IM sebaiknya pada
anterolateralpaha.
c. Pemberian imunisasi Hepatitis B sebanyak 3x
d. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari dan selanjutnya dengan
interval waktu minimal 4minggu.
e. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin dan penderita infeksi berat
disertai kejang, masih diizinkan untuk pasien batuk/pilek.
f. Efek Samping
1. Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakkan
disekitar tempat bekaspenyuntikan.
2. Reaksi sistemik seperti demam ringan, lesu dan perasaan tidak
enak pada saluran cerna
3. Reaksi yang terjadi akan hilang dengan sendirinya setelah 2hari.

4. Polio

Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit poliomyelitis.


Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Terdapat 2 macam
vaksin polio:
1. Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus

polio yang telah dimatikan dan diberikan melaluisuntikan.

2. Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin

hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil

ataucairan.

Frekuensi pemberian imunisasi Polio adalah 4 kali. Waktu pemberian

imunisasi Polio antara umur 0 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara


pemberian imunisasi Polio melalui oral. Cara pemberian dan dosis

imunisasi polio :

a) Diberikan secara oral sebanyak 2 tetes di bawah lidah langsung dari


botol tanpa menyentuh mulut bayi. Diberikan 4 x dengan interval
waktu minimal 4minggu
b) Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper)
yang baru.
c) Kontraindikasi
a. Pada individu yang menderita imunedeficiency tidak ada efek
yang berbahaya yang timbul akibat pemberian Polio pada anak
yang sedang sakit. Namun, jika ada keraguan misalnya sedang
menderita diare atau muntah, demam tinggi >38,5˚C, maka
dosis ulangan dapat di berikan setelahsembuh.
b. Pasien yang mendapatimunosupresan
d) Efek samping
Pada umumnya tidak ada efek samping. Tetapi ada hal yang
perlu diperhatikan setelah imunisasi polio yaitu setelah anak
mendapatkan imunisasi polio maka pada tinja si anak akan terdapat
virus polio selama 6 minggu sejak pemberian imunisasi. Karena itu,
untuk mereka yang berhubungan dengan bayi yang baru saja
diimunisasi polio supaya menjaga kebersihan dengan mencuci
tangan setelah mengganti popok bayi.
5. Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Penyakit
infeksi ini disebabkan oleh virus morbilli yang menular melalui droplet.
Gejala awal ditunjukkan dengan adanya kemerahan yang mulai timbul
pada bagian telinga, dahi dan menjalar kewajah dan anggota badan. Selain
itu, timbul gejala seperti flu disertai mata berair dan kemerahan
(konjungtivitis). Setelah 3-4 hari, kemerahan mulai hilang dan berubah
menjadi kehitaman yang akan tampak bertambah dalam 1-2 minggu dan
apabila sembuh , kulit akan tampak seperti bersisik. Imunisasi campak
diberikan pada anak usia 9 bulan sebanyak satu kali dengan rasional
kekebalan dari ibu terhadap penyakit campak berangsur akan hilang
sampai usia 9 bulan. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Waktu pemberian imunisasi campak pada umur 9 – 11 bulan. Cara
pemberian imunisasi campak melalui subkutan kemudian efek sampingnya
adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan panas.
c. Imunisasilanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi
lanjutan diberikan pada :
1) anak usia bawah tiga tahun(Batita)
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun
(Batita) terdiri atas Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB)
atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type
B (DPT-HB-Hib) danCampak.

2) anak usia sekolahdasar


Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan
pada anak usia sekolah dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri
atas Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus diphteria (Td).
3) wanita usiasubur
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia subur berupa
Tetanus Toxoid (TT).
d. Imunisasi pilihan
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit menular tertentu. Jenis imunisasi pilihan dapat
berupa imunisasi Haemophillus influenza tipe b (Hib), Pneumokokus,
Rotavirus, Influenza, Varisela,Measles Mumps Rubella, Demam Tifoid,
Hepatitis A, Human Papilloma Virus (HPV), dan Japanese Encephalitis.
1. Imunisasi MMR (Measles, Mumps,Rubella)
Vaksin MMR bertujuan untuk mencegah Measles (campak),
Mumps (gondongan) dan Rubella merupakan vaksin kering yang
mengandung virus hidup, harus disimpan pada suhu 2–8 0C atau lebih
dingin dan terlindung dari cahaya. Vaksin harus digunakan dalam waktu
1 (satu) jam setelah dicampur dengan pelarutnya, tetap sejuk dan
terhindar dari cahaya, karena setelah dicampur vaksin sangat tidak stabil
dan cepat kehilangan potensinya pada temperatur kamar. Vaksin MMR
harus diberikan sekalipun ada riwayat infeksi campak, gondongan dan
rubella atau sudah mendapatkan imunisasi campak; anak dengan
penyakit kronis seperti kistik fibrosis, kelainan jantung bawaan, kelainan
ginjal bawaan, gagal tumbuh, sindrom Down; anak berusia ≥ 1 tahun day
care yang centre, berada family day di care dan playgroups; dan anak
yang tinggal di lembaga cacatmental.
Kontra Indikasi:
1) Anak dengan penyakit keganasan yang tidak diobati atau dengan
gangguan imunitas, yang mendapat pengobatan dengan imunosupresif
atau terapi sinar atau mendapat steroid dosis tinggi (ekuivalen dengan
2 mg/kgBB/hariprednisolon)
2) Anak dengan alergi berat (pembengkakan pada mulut atau
tenggorokan, sulit bernapas, hipotensi dan syok) terhadap gelatin atau
neomisin
3) Pemberian MMR harus ditunda pada anak dengan demam akut,
sampai penyakit inisembuh
4) Anak yang mendapat vaksin hidup yang lain (termasuk BCG dan
vaksin virus hidup) dalam waktu 4 minggu. Pada keadaan ini
imunisasi MMR ditunda lebih kurang 1 bulan setelah imunisasi yang
terakhir. Individu dengan tuberkulin positif akan menjadi negatif
setelah pemberianvaksin
5) Wanita hamil tidak dianjurkan mendapat imunisasi MMR (karena
komponen rubela) dan dianjurkan untuk tidak hamil selama 3 bulan
setelah mendapat suntikanMMR.
6) Vaksin MMR tidak boleh diberikan dalam waktu 3 bulan setelah
pemberian imunoglobulin atau transfusi darah yang mengandung
imunoglobulin (whole blood, plasma). Dengan alasan yang sama
imunoglobulin tidak boleh diberikan dalam waktu 2 minggu setelah
vaksinasi.
7) Defisiensi imun bawaan dan didapat (termasuk infeksi HIV).
Sebenarnya HIV bukan kontra indikasi, tetapi pada kasus tertentu,
dianjurkan untuk meminta petunjuk pada dokter spesialis anak
(konsultan).
Dosis: Dosis tunggal 0,5 ml suntikan secara intra muskular atau subkutan
dalam.
Jadwal:
1) Diberikan pada usia 12–18bulan.
2) Pada populasi dengan insidens penyakit campak dini yang tinggi,
imunisasi MMR dapat diberikan pada usia 9 (sembilan)bulan.
2. Imunisasi ThypusAbdominalis
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit thypus abdominalis, dalam persediaannya, khususnya di
Indonesia terdapat 3 jenis vaksin thypus abdominalis diantaranya
kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dan
antigen kapsular Vi Polysaccharide (Typhimvi, Pasteur meriux). Pada
vaksin kuman yang dimatikan, dapat diberikan untuk bayi 6 – 12 bulan
adalah 0,1 mL, 1 – 2 tahun 0,2 mL, dan 2 – 12 tahun adalah 0,5 mL,
pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 4
minggu kemudian penguat setelah 1 tahun kemudian. Pada vaksin
kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul enteric
coated sebelum makan pada hari 1, 2, 5, pada anak diatas usia 6 tahun
dan pada antigen kapsular diberikan pada usia diatas 2 tahun dan dapat
diulang tiap 3tahun.
3. ImunisasiVaricella
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan virus hidup
varicella zoster strain OK yang dilemahkan. Vaksin diberikan mulai
umur masuk sekolah (5 tahun) Pada anak ≥ 13 tahun vaksin di anjurkan
dua kali selang 4 minggu. Pada keadaan terjadi kontak dengan kasus
varisela, untuk pencegahan vaksin dapat diberikan dalam waktu 72 jam
setelah penularan (dengan persyaratan: kontak dipisah/tidak
berhubungan).
Kontra Indikasi:
1. Demamtinggi
2. Hitung limfosit kurang dari 1200/µl atau adanya bukti defisiensi
imun selular seperti selama pengobatan induksi penyakit
keganasan atau faseradioterapi
3. Pasien yang mendapat pengobatan dosis tinggi kortikosteroid (2
mg/kgBB per hari ataulebih)
4. Alergineomisin
Dosis dan Jadwal: Dosis 0,5 ml suntikan secara subkutan, dosis
tunggal
4. Imunisasi HepatitisA
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
hepatitis A.
Rekomendasi:
1. Populasi risiko tinggi tertular Virus Hepatitis A(VHA).
2. Anak usia ≥ 2 tahun,didaerahterutamaendemis.Padaanakusia>2
tahun antibodi maternal sudah menghilang. Di lain pihak,
kehidupan sosialnya semakin luas dan semakin tinggi pula paparan
terhadap makanan dan minuman yangtercemar.
3. Pasien Penyakit Hati Kronis, berisiko tinggi hepatitis fulminan bila
tertular VHA.
4. Kelompok lain: pengunjung ke daerah endemis; penyaji makanan;
anak usia 2–3 tahun di Tempat Penitipan Anak (TPA); staf TPA;
staf dan penghuni institusi untuk cacat mental; pria homoseksual
dengan pasangan ganda; pasien koagulopati; pekerja dengan
primata bukan manusia; staf bangsalneonatologi.

Kontra Indikasi:
Vaksin VHA tidak boleh diberikan kepada individu yang mengalami
reaksi berat sesudah penyuntikan dosis pertama
Dosis dan Jadwal:
1) Dosis vaksin bervariasi tergantung produk dan usiaresipien
2) Vaksin diberikan 2 kali, suntikan kedua atau booster bervariasi
antara 6 sampai 18 bulan setelah dosis pertama, tergantungproduk
3) Vaksin diberikan pada usia ≥ 2tahun

5. VaksinTifoid
Vaksin tifoid oral dibuat dari kuman Salmonella typhi galur
non patogen yang telah dilemahkan, menimbulkan respon imun
sekretorik IgA, mempunyai reaksi samping yang lebih rendah
dibandingkan vaksin parenteral. Kemasan dalam bentuk kapsul.
Penyimpanan pada suhu 2 – 80C. Vaksin tifoid oral diberikan untuk
anak usia ≥ 6 tah Kontra Indikasi:
1. Vaksin TifoidOral
a. Vaksin tidak boleh diberikan bersamaan dengan antibiotik,
sulfonamid atau antimalaria yang aktif terhadapSalmonella.
b. Pemberian vaksin polio oral sebaiknya ditunda dua minggu
setelah pemberian terakhir dari vaksin tifoid oral (karena vaksin
ini juga menimbulkan respon yang kuat dari interferonmukosa)
2. Vaksin tifoid polisakaridaparenteral
a. Alergi terhadap bahan-bahan dalamvaksin.
b. Pada saat demam, penyakit akut maupun penyakit kronik
progresif.
Dosis dan Jadwal:
1) Vaksin tifoidoral
a) Satu kapsul vaksin dimakan tiap hari, satu jam sebelum
makan dengan minuman yang tidak lebih dari 37 0C, pada
hari ke 1, 3 dan5.
b) Kapsul ke 4 diberikan pada hari ke 7 terutama bagituris.
c) Kapsul harus ditelan utuh dan tidak boleh dibuka karena
kuman dapat mati oleh asamlambung.
d) Imunisasi ulangan diberikan tiap 5 tahun. Namun pada
individu yang terus terekspose dengan infeksi Salmonella
sebaiknya diberikan 3–4 kapsul tiap beberapatahun.
e) Daya proteksi vaksin ini hanya 50%-80%, walaupun telah
mendapatkan imunisasi tetap dianjurkan untuk memilih
makanan dan minuman yanghigienis.
2) Vaksin tifoid polisakaridaparenteral
a) Dosis 0,5 ml suntikan secara intra muskular atau subkutan
pada daerah deltoid ataupaha
b) Imunisasi ulangan tiap 3tahun
c) Daya proteksi vaksin ini hanya 50%-80%, walaupun telah
mendapatkan imunisasi tetap dianjurkan untuk memilih
makanan dan minuman yanghigienis
6. Imunisasi HiB (Haemophilus influenza tipeB)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit influenza tipe B. Vaksin Hib adalah vaksin polisakarida
konyugasi dalam bentuk liquid, yang dapat diberikan tersendiri atau
dikombinasikan dengan vaksin DPaT (tetravalent) atau DpaT/HB
(pentavalent) atau DpaT/HB/IPV (heksavalent).
Kontra Indikasi: Vaksin tidak boleh diberikan sebelum bayi
berumur 2 bulan karena bayi tersebut belum dapat membentuk
antibodi
Dosis dan Jadwal:
1. Vaksin Hib diberikan sejak umur 2 bulan, diberikan sebanyak 3
kali dengan jarak waktu 2 bulan.
2. Dosis ulangan umumnya diberikan 1 tahun setelah suntikan
terakhir.

Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan anak
dari berbagai penyakit, diharapkan bayi atau anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat.
Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan secara sendiri agar berbagai
kuman yang masuk dapat dicegah, pertahan tubuh tersebut meliputi pertahanan
nonspesifik dan pertahanan spesifik, proses mekanisme pertahanan dalam tubuh
pertama kali adalah pertahanan nonspesifik seperti complemen dan makrofag dimana
complemen dan makrofag ini yang pertama kali akan memberikan peran ketika ada
kuman yang masuk ke dalam tubuh. ang kedua yaitu pertahanan tubuh spesifik
terdiri dari system humoral dan seluler. System pertahanan tersebut hanya bereaksi
terhadap kuman yang mirip dengan bentuknya. System pertahanan humoral akan
menghasilkan zat yang disebut imonuglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD) dan system
pertahanan seluler terdiri dari limfosit B dan limfosit T, dalam pertahanan spesifik
selanjutnya akan menghasilkan satu sel yang disebut sel memori, sel ini akan
berguna atau sangat cepat dalam bereaksi apabila sudah pernah masuk ke dalam
tubuh, kondisi ini yang digunakan dalam prinsip imunisasi. Berdasarkan proses
tersebut diatas maka imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan
imunisasipasif.
1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi
suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imonologi spesifik
yang menghasilkan respons seluler dan humoral serta sel memori, sehingga
apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya
antara lain :
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikrobaguna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli
sakarida,
toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kulturjaringan.
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untukmenhindari
tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imonogenitasantigen.
2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara
pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses
infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi
dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk
mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.

5. Cara PemberiaanImunisasi
Berikut ini adalah cara pemberiaan dan waktu yang tepat untuk pemberian
imunisasi. Cara Pemberiaan Imunisasi Dasar. (Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
42 Tahun 2013)
Jenis Dosis Cara Pemberian Tempat
Vaksin
Hepatitis B 0,5 ml Intra Muskuler Paha
BCG 0,05 ml Intra Kutan Lengan kanan atas
Polio 2 tetes Oral Mulut
DPT-HB-Hib 0,5 ml Intra Muskuler Paha untuk bayi
Lengan kanan
untukbatita
Campak 0,5 ml Sub Kutan Lengan kiri atas
DT 0,5 ml Intra Muskuler Lengan kiri atas
Td 0,5 ml Intra Muskuler Lengan kiri atas
TT 0,5 ml Intra Muskuler Lengan kiri atas

Jarak minimal antar dua pemberian imunisasi yang sama adalah 4 (empat) minggu.
Tidak ada batas maksimal antar dua pemberian imunisasi.
6. Tempat Pelaksanaan Imunisasi
Imunisasi bisa didapatkan di:
a. Puskesmas
b. Posyandu
c. Rumah sakit atau rumah bersalin
d. Klinik/ praktek dokter atau tenaga medis
7. Jadwal Imunisasi
Jadwal imunisasi wajib dari pemerintah :
Umur Jenis imunisasi
0-7 hari Hepatitis B1
< 2 bulan BCG,Polio 1
2 bulan DPT Hb Combo 1,Polio 2
3 bulan DPT Hb Combo 2,Polio 3
4 bulan DPT Hb Combo 3,Polio 4
9 bulan Campak
6 tahun Booster (difteri tetanus)

8. Waktu Yang Tidak Diperbolehkan Imunisasi


Keadaan-keadaan dimana imunisasi tidak dianjurkan :
a. BCG tidak diberikan bila bayi sedang sakit TBC dan panas tinggi.
b. DPT tidak diberikan bila bayi panas dan kejang.
c. Polio tidak diberikan bila diare dan sakit parah.
d. Campak tidak boleh diberikan bila bayi mendadak panas tinggi.
9. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi
a. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak
anjurkan ke puskesmas.
b. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan
berikan kompres hangat.
c. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
10. Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi
Keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing imunisasi
yaitu:
a. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di
tempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
b. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi,
tetapi akan turun 1-2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit,
walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
c. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4-10 hari setelah
penyuntik
Daftar Pustaka

Supartini, Yupi. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta :EGC
Wahab,samik. 2000. Ilmu kesehatan anak vol. 2. Jakarta : EGC
Direktorat Jenderal PPM dan PLP.2007. Pelaksanaan Imunisasi
ModulLatihanPetugasImunisasi. Jakarta.
Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat.2008. Buku petunjuk Untuk Latihan
Kader.Jakarta.
FORMAT PENGKAJIAN DATA PADA
ANAK

NamaMahasiswa :Yustin
Limbong Kamonto
No RekamMedik :33 99 65
Nim :
P00320018053
Ruangan/RS : puskesmas
puwatu
Tanggal : 18 mei 2020
Diagnosa Medis :pemberian
imunisasi Dpt 1 danPolio 2

A. BIO DATA
1. IdentitasKlien
a. Nama/Nama Panggilan` :An.A
b. Tempattanggallahir/usia : kendari, 24 februari 2020 /2 bulan 20 hari
c. Jenis Kelamin :perempuan
d. Agama :islam
e. Pendidikan :-
f. Alamat :desa amonggedo kec.amonggedo
g. TanggalMasuk :miggu,17 mei 2020
h. TanggalPengkajian :senin,17 mei 2020
i. DiagnosaMedik :pemberian imunisasi dpt 1 dan polio 2
j. RencanaTherapi :-

2. Identitas OrangTua
a. Ayah b. Ibu
1) Nama : Tn.J 1)Nama : Ny.R
2) Usia :46 tahun 2)Usia :40 tahun
3) Pendidikan :SMA 3)Pendidikan :SMA
4) Pekerjaan :petani 4)Pekerjaan :IRT
5) Agama : islam. 5)Agama : islam
6) Alamat :desa amonggedo 6)Alamat :desa
amonggedo

3. Identitas SaudaraKandung
No Nama Usia Hub. Status
keluarga Kesehatan
1 Almania resta 20 tahun Saudara kandung Baik
2 Sarah anatul mila 13 tahun Saudara kandung Baik
3 Adelia zam azizah 8 tahun Saudara kandung Baik
4 Iqramdha 5 tahun Saudara kandung Baik
B. KELUHAN UTAMA/ALASAN MASUK RUMAHSAKIT
Ibu klien mengatakan bahwa dia datang ke puskesmas di suruh bidan untuk melakukan
imunisasi padahal dia takut nanti anaknya mengalami masalah kesehatan lagi
C. RIWAYATKESEHATAN
1. Riwayat KesehatanSekarang
a) Waktutimbulnyapenyakit : Hari/tanggal………………jam…………………
b) awal munculnya keluhan :  tiba-tiba Berangsur-angsur
c) Keadaan penyakit :  membaik  bertambahparah
 sama dengan sebelumnya
d) Usaha yang dilakukan untukmengurangikeluhan : ……………………………
e) Kondisi saat dikaji :
P :………………...
Q :………………..
R :………………..
S : ………………..
T :………………..

2. Riwayat Kesehatan MasaLalu


( Khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun )
a) Pre NatalCare
1) Mulai melakukan perawatan selama hamil:ibu klien mengatakan Ya
2) Keluhan ibu selama hamil :  perdarahan,  PHS,  infeksi, √ngidam,
 demam
3) Pernah dirawat selama hamil: √ YA, TIDAK.
4) Pernah ada riwayat:
 Terkena sinar X,  Menerima terapi perlindunganpenyakit,
 Melakukan meditasi selamakehamilan
5) Polamakan : Baik
Kenaikanberatbadan √Sesuai Usia Kehamilan  TidakSesuai
Usia kehamilan
6) Imunisasi :………………………………..............................
Usiakehamilan :………………………………..............................
Jumlahpemberian :………………………………..............................
7) GolongandarahIbu :O
GolongandarahAyah :A
b) Natal
1) Tempat melahirkan: √RS  klinik rumah
2) Lamapersalinan :2Jam
Jenispersalinan :normal
Penolongpersalinan : bidan

3) Cara untuk memudahkan persalinan:  menggunakan obat, penghilang,


 Rasa nyeri
4) Pembiusan selama proses persalinan:  YA, √TIDAK
5) Komplikasi waktu lahir : tidak

c) Post Natal Care


1) Kondisi bayi : BB 3000gr,PB 50 Cm, ApgarScore 7
2) Keadaan Bayi setelah 28hari: Baik
3) Penyakit yang dialami Bayi: √ikterus ,√ kebiruan, kemerahan,
 problem menyusui,  BB tidak stabil
4) Apakah bayi meninggalkan RS denganibunya : Ya

(Untuk Semua Usia)


a) Penyakit padamasaanak-anak : tidak ada
b) penyakit infeksi yangpernahdialam : tidak ada
c) Kecelakaan yangpernahdialam : tidak ada
d) Keracunan yangpernahdialami : tidk ada
e) Alergi yang pernah dialami:  makanan, obat-obatan, textil,dll……
f) Perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya √lebihcepat,
 lebih lambat

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


a) penyakit keturunan dalam keluarga: tidak ada
b) Penyakit pada anggota keluarga:  alergi, asma,  TBC,hiperetensi,
 panyakit jantung, stroke, anemia,  hemopilia, arthritis,  migrain,  DM,
 kanker,  dan gangguan emosional.
c) Bagan genogram
Keterangan : Laki-laki

Perempuan

Klien

Meninggal

Tinggal satu rumah

D. RIWAYATIMUNISASI
No Jenis Imunisasi Waktu ReaksiSetelah
Pemberian Pemberian
1. BCG 1 Bulan Demam,Bengkak pada area suntikan
2. DPT (I,II,III) -
3. Polio (I,II,III) 1 bulan Rewel dan demam
4. Campak - -
5. Hepatitis Sejak lahir -
6 Lain-lain
E. RIWAYAT TUMBUHKEMBANG
1. PertumbuhanFisik
a) Beratbadanlahir : 3000 gr
b) Panjangbadanlahir : 50 cm
c) Tinggibadansekarang :55 cm
2. Perkembangan TiapTahap
Usia anak saat:
a) Berguling............................................................................................Bulan
b) Duduk.................................................................................................Bulan
c) Merangkak..........................................................................................Bulan
d) Berdiri................................................................................................Bulan
e) Berjalan..............................................................................................Bulan
f) Senyum kepada orang lainpertama kali2 Bulan
g) Bicarapertamakali..............................................................................Bulan
h) Berpakaiantanpabantuan....................................................................Bulan

F. RIWAYATNUTRISI
1. PemberianASI
a) Pertamakali disusui : Setelah lahir
b) Waktu dancarapemberian :setelah menagis
c) Lamapemberian :jika bayi merasa kenyang
d) ASI diberikansampaiusia :

2. Pemberian SusuFormula
a) Alasanpemberian :jika ibu keluar
b) Jumlahpemberian :20 ml
c) Cara Pemberian : √ dot sendok
3. Pemberian MakananTambahan
a) Pertama kalidiberikanusia :-
b) Jenis :-
4. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saatini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian


….……….. ………………….... …………………………………
…………… …………………… ………………………………..
…………… …………………… ………………………………...
…………… …………………… …………………………………
G. RIWAYATPSIKOSOSIAL
Ibu klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga baik, orang sekitar baik, tenaga
kesehatan pun baik

H. RIWAYATSPIRITUAL

I. REAKSIHOSPITALISASI
klien merasa terjaga karena orang tua klien selalu menemani klien selama diRS

1. Pemahanan anak tentang sakit dan rawatinap


a) Mengapa keluarga / orang tua membawa kamu ke rumahsakit
b) Menurutmu apa penyebab kamusakit
c) Apakah dokter menceritakankeadaanmu
d) Bagaimana rasanya dirawat di rumah sakit (reaksi hospitalisasi padaanak)

J. AKTIVITASSEHARI-HARI
1. Nutrisi
a) Seleramakan :……………………………
b) Menu makan dalam24jam :
c) Frekwensi makan dalam24jam :
d) Makananyangdisukai :……………………………
e) Makananpantang :……………………………
f) Pembatasanpolamakan :……………………………
g) Cara makanbersamakeluarga :……………………………
h) Ritual sebelummakan :……………………………
2. Cairan
a) Jenis minuman yang dikonsumsi dalam24jam : ASI
b) Frekuensiminum :± 9 kali
c) Kebutuhan cairan dalam24jam :…………….

3. Eliminasi (BAB &BAK)


BAB ± 4 kali/hari,konsistensi lunak,warna kuning
BAK ± 8 kali/hari
4. Istirahat danTidur
± 10 jam/hari
5. OlahRaga
-
6. PersonalHygiene
-mandi 2x/hari
-keramas 2 kali seminggu
-kuku di potong 2 kali seminggu

7. Aktivitas/MobilitasFisik
Normal

8. Rekreasi
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.
K. PEMERIKSAANFISIK
1. Keadaan UmumKlien
a) Tanda-tandadandistress :-
b) Penampilan dihubungkandenganusia :baik
c) Ekspresi wajah,bicara,mood :baik
d) Berpakaian dankebersihanumum : baik

2. Tanda-TandaVital
a) Tekanandarah......................................mmHg
b) Suhu 36,60C
c) Nadi 132 x/menit
d) Pernapasan 40 x/menit

3. Antropometri
a) Tinggibadan......................................................Kg
b) Beratbadan : 5 kg
c) Lingkarlenganatas :..........................
d) Lingkar kepala :.
e) Lingkar dada :..........................
f) Lingkarperut :..........................
g) Skinfold :….......................
4. SistemPernapasan
a) Hidung : normal
b) Leher :normal
c) Dada :………………….
1) Bentuk dada (normal, barrel, pigeonchest)
2) Perbandingan ukuran anterior-posteriortranversal
3) Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah adaretraksi)
4) Keadaan proxsesusxipoideus
5) Apakah ada suara nafastambahan
d) Apakah ada clubbing finger

5. SistemCardiovaskuler
a) Conjunctiva : tidak anemis
b) Artericarotis : Normal
c) Tekananvenajugularis : tidak ada tekanan
d) Ukuranjantung : normal
e) Ictus cordis/apex :tidak terlihat
f) Suarajantug :normal
g) Capillaryrefillingtime :± 4 detik

6. SistemPencernaan
a) Sklera :tidak ikterik
b) Bibir :berwarna merah mudah
c) Mulut :normal
d) Gaster : tidak ada keluhan muntah mual
e) Abdomen :normal
f) Anus :normal

7. SistemIndra
a) Mata : normal
b) Hidung : normal
c) Telinga :normal

8. SistemSyaraf
a) Fungsi cerebral :normal
1) Statusmenta : normal
2) Kesadaran :normal
3) Bicara :normal
b) Fungsi cranial :normal
c) Fungsimotorik :normal
d) Fungsisensorik : normal
e) Fungsicerebellum :normal
f) Reflex : normal
g) Iritansi meningen : tidak ada keluhan

9. Sistem Muskuloskeletal
a) Kepala : bentuk kepala normal, tidak ada
luka dan benjolan
b) Vertebrae : tidak ada nyeri tekan atau
massa pada daerah vertebra
c) Pelvis : tidak ada keluhan
d) Lutut : tidak ada keluhan
e) Kaki : tidak ada keluhan
f) Bahu dantangan : ROM pada bahu dan tangan
tidak ada keluhan

10. SistemIntegumen
a) Rambut :bersih,bulat,tidak ada lesi,rambut tipis,warna hitam
b) Kulit :bersih,sawo matang
c) Kuku :pendek,bersih

11. SistemEndokrin
a) Kelenjarthyroid : tidak
ada pembearan kelenjar tiroid
b) Percepatanpertumbuhan : tidak
c) Gejala creatinismeataugigantisme :tidak ada
d) Ekskresi urine berlebihan,polidypsi,polyphagi :tidak
e) Suhu tuhuh yang tidak seimbang, keringat berlebihan,leherkaku :ibu klien
mengatakan sering mengalami demam setelah imunisasi
f) Riwayat bekas air senidikelilingisemut :tidak

12. SistemPerkemihan
a) Oedemapalpebra :tidak ada edema
b) Moonface :tidak terlihat
c) OdeMaanasarka :-
d) Keadaankandungkemih :tidak ada keluhan
e) Nocturia, dysuria,kencingbatu :-
13. SistemReproduksi
a) Wanita
tidak ada edema pada area perineum, tidak ada lessi atau massa

b) Laki-Laki
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
14. Sistem Imun:
Sistem imun klien baik

L. PEMERIKSAAN TINGKATPERKEMBANGAN
1. 0 – 6Tahun
Dengan menggunakan DDST
a) MotorikKasar :normal, sesuai dengan data DDST
b) Motorik Halus :normal, sesuai dengan data DDST
c) Bahasa :normal, sesuai dengan data DDST
d) PersonalSosial :normal, sesuai dengan data DDST

2. 6 Tahunkeatas
a) PerkembanganKognitif :……………………………….
b) PerkembanganPsikosexual :……………………………….
c) PerkembanganPsikososial :……………………………….

M. TESTDIAGNOSTIK
1. Laboratorium Tullis NilaiNormalnya
2. Ro Photo / Radiologi
3. CT Scan
4. USG, ECG,EKG

N. TERAPI SAAT INI (DITULIS DENGANRINCI)

......................................................................................................................................
......
......................................................................................................................................
......

Kendari, 18 mei 2020

Mengetahui,

CIINSTITUSI MAHASISIWA
KLASIFIKASI DATA

A. Data subjektif

1. Ibu klien mengatakan sebelumnya bayinya demam setelah di imunisasi


2. Ibu klien mengatakan bahwa dia datang ke puskesmas di suruh bidan untuk
imunisasi anaknya
3. Ibu klien mengatakan takut anaknya di imunisasi karena takut mengalami masalah
kesehatan kepada anaknya

B. Data objektif
1. klien sudah di imunisasi dpt 1 dan polio 2
2. Nampak ibu klien gelisah
3. Nampak ibu klien takut
4. Ibu sering bertanya
5. Suhu 36,60C
Analisa data

n Data Etiologi Masalah


o
1. A. data subjektif Pemberian imunisasi Risiko
- Ibu klien mengatakan termoregulasi
sebelumnya bayinya tidak efektif
demam setelah di Pembentukan sistem
imunisasi
kekebalan tubuh
B. Data objektif
- klien sudah di
imunisasi polio 2
Resiko suhu tubuh
- Suhu 36,60C
meningkat

Risiko termoregulasi
tidak efektif

2. A.Data subjektif Program imunisasi Defisit


- Ibu klien mengatakan pengetahuan
bahwa dia datang ke
puskesmas di suruh
Ketidaktahuan
bidan untuk imunisasi
anaknya (tidak menemukan sumber
mengetahui jadwal informasi
imunisasi)
- Ibu klien mengatakan
takut anaknya di Kurang terpapar
imunisasi karena takut informasi
mengalami masalah
kesehatan kepada
anaknya
B.Data objektif Defisit pengetahuan
- Nampak ibu klien gelisah
- Nampak ibu klien takut
- Ibu sering bertanya
INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Kriteria hasil Intervensi


o keperawatan
1 Risikotermor Setelah dilakukan tindakan Edukasi termoregulasi
egulasi tidak keperawatan selama, ..x24  Observasi
efektif b.d Jam maka, Termoregulasi - Identifikasi
efek agen membaik dengan kriteria kesiapan dan
farmakologis kemampuan
hasil:
 Terapeutik
1. Menggigil dari
meningkat menjadi - Sediakan materi
menurun dan media
2. Kulit merah dari pendidikan
meningkat menjadi kesehatan
menurun - Jadwalkan
3. Kejang dari meningkat pendidikan
kesehatan sesuai
menjadi menurun
kesepakatan
4. Suhu tubuh dari - Berikan
memburuk menjadi kesempatan untuk
membaik bertanya
5. Suhu kulit dari  Edukasi
memburuk menjadi - Ajarkan kompres
membaik hangat jika
demam
- Ajarkan cara
pengukuran suhu
- Anjurkan
penggunaan
pakaian yang
dapat menyerap
keringat
- Anjurkan
menciptakan
lingkungan yang
nyaman

2 Defisit setelah dilakukan intervensi Edukasi kesehatan


pengetahuan Tindakan :
keperawatan selama ..x24 jam
(orang maka tingkat pengetahuan  Observasi
tua)berhubu
meningkat dengan kriteria - Identifikasi kesiapan
ngan dengan
kurang hasil: dan kemampuan
terpapar 1. Perilaku sesuai anjuran dari menerima informasi
informasi
menurun menjadi menigkat - Identifikasi faktor-
2. Verbalisasi minat dalam faktor yang dapat
belajar dari menurun meningkatkan dan
menjadi meningkat menurunkan
3. Kemampuan menjelaskan motivasi perilaku
dari menurun menjadi hidup sehat dan
menjadi cukup meningkat bersih
4. Pengetahuan tentang suatu  Terapeutik
topik dari menurun menjadi - Sediakan materi dan
meningkat pendidikan
5. Kemampuan kesehatan
menggambarkan - Jadwalkan
pengalaman sebelumnya pendidikan
dari menurun menjadi kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
6. Pertanyaan tentang masalah - Berikan kesempatan
yang dihadapi dari untuk bertanya
nmeningkat menjadi  Edukasi
menurun - Jelaskan faktor
7. Persepsi keliru terhadap risiko yang dapat
masalah yang dihadapi dari mempengaruhi
meningkat menjadi kesehatan
menurun
8. Perilaku dari memburuk
menjadi membaik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

n Hari/ Dx Implementasi Evaluasi


o tanggal
1. Selasa, 19 Risiko - Mengidentifikasi S:
mei 2020 termoregulasi kesiapan dan - Ibu klien
09:00 tidak efektif b.d kemampuan
efek agen mengatakan
- Menyediakan
farmakologis materi dan media akan
pendidikan melaksanakan
kesehatan
perawatan yang
- Menjadwalkan
pendidikan di anjurkan bila
kesehatan sesuai anak demam
kesepakatan O:
- Memberikan
kesempatan untuk
- Anak nampak
bertanya masih
- Mengajarkan menagis
kompres hangat
setelah di
jika demam
- Mengajarkan cara berikan
pengukuran suhu imunisasi
- Menganjurkan
penggunaan
A:Masalah sementara
pakaian yang dapat
menyerap keringat teratasi
- Menganjurkan P:intervensi
menciptakan dihentikan
lingkungan yang
nyaman

2. Rabu,20 mei Deficit - Mengidentifikasi S:


2020 pengetahuan(oran - Klien
kesiapan dan
09:00 g mengatak
tua)berhubungan kemampuan menerima an sudah
dengan kurang informasi mengetah
terpapar ui jadwal
- Mengidentifikasi imunisasi
informasi
faktor-faktor yang - Klien
mengatak
dapat meningkatkan
an
dan menurunkan pengetah
uanya
motivasi perilaku
tentang
hidup sehat dan bersih imunisasi
- Menyediakan materi sudah
bertamba
dan pendidikan h
kesehatan O:
- Nampak
- Menjadwalkan
ibu klien
pendidikan kesehatan sudah
tidak
sesuai kesepakatan
gelisah
- Memberikan - Nampak
kesempatan untuk ibu klien
sudah
bertanya tidak
- Menjelaskan faktor takut lagi
risiko yang dapat
A: masalah
mempengaruhi sementara
kesehatan teratasi

P: intervensi di
hentikan

SAP TINDAKAN
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP) dpt dan polio

1. Pokok bahasan : Imunisasi dpt dan polio

2. Sub Pokok Bahasan :


1. pengertian imunisasi dpt dan polio
2. Usia pemberian imunisasi dpt dan polio
3. Jumlah pemberian imunisasi dpt dan polio
4. Kontraindikasi imunisasi dpt dan polio
5. Efek Samping Imunisasi dpt dan polio

3. Waktu Pertemuan : 30 Menit

4. Sasaran :Ibu yang mempunyai anak balita

5. Tempat :Puskesmas Puwatu

6. Tanggal :19 mei 2020

7. Penyuluh : almania resta Mahasiswa poltekkes kendari

A. Latar Belakang

Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi yang diberikan untuk mencegah tiga penyakit, yakni
difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.

 Difteri - infeksi bakteri yang dapat menyebabkan hambatan jalur napas di


tenggorokan dan mengakibatkan gangguan saluran pernapasan.
 Pertusis - gangguan saluran pernapasan dengan gejala-gejala seperti batuk dan pilek,
terutama pada anak-anak ketika mengambil napas dalam-dalam. Penyakit ini dapat
menimbulkan komplikasi serius pada bayi usia di bawah setahun.
 Tetanus - penyakit saraf yang menyerang segala usia akibat racun yang diproduksi
bakteri. Bakteri ini masuk melalui luka terbuka yang diderita oleh pasien.

Vaksin DPT bekerja dengan cara memasukkan bakteri difteri, pertusis, dan tetanus yang
sudah dilemahkan ke dalam tubuh. Kondisi ini akan memicu sistem kekebalantubuh manusia
untuk memproduksi antibodi dalam memerangi infeksi dari ketiga penyakit tersebut jika
sewaktu-waktu menyerang.
Virus Polio adalah Virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang
bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu strain-
1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae.
Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu
anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.
Virus polio yang ditemukan dapat berupa virus polio vaksin/sabin, Virus polio liar/WPV
(Wild Poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived Poliovirus). VDVP merupakan virus polio
vaksin/sabin yang mengalami mutasi dan dapat menyebabkan kelumpuhan.
VDPV diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu 1). Immunodeficient-related VDPV (iVDPV)
berasal dari pasien imunodefisiensi, 2). Circulating VDPV (cVDPV) ketika ada bukti
transmisi orang ke orang dalam masyarakat, dan 3). Ambiguous VDPV (aVDPV) apabila
tidak dapat diklasifikasikan sebagai cVDPV atau iVDPV. Penetapan jenis virus yang
dimaksud, ditentukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Identifikasi VDPV
berdasarkan tingkat perbedaan dari strain virus OPV. Virus polio dikategorikan sebagai
VDPV apabila terdapat perbedaan lebih dari 1% (>10 perubahan nukleotida) untuk virus
polio tipe 1 dan 3, sedangkan untuk virus polio tipe 2 apabila ada perbedaan lebih dari 0,6%
(>6 perubahan nukleotida).
Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Terdapat 2 macam vaksin polio:
1. Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah

dimatikan dan diberikan melaluisuntikan.

2. Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah

dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil ataucairan.

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti dan
memahami manfaat daripada imunisasi dpt dan polio yang dilakukan di puskesmas
Puwatu
b. Tujuan khusus
 Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti:
 pengertian imunisasi dpt dan polio
 Usia pemberian imunisasi dpt dan polio
 Jumlah pemberian imunisasi dpt dan polio
 Kontraindikasi imunisasi dpt dan polio
 Efek Samping Imunisasi dpt dan polio

Kegiatan : ( 20 menit )

n Langkah- Wa Kegiatan
o langkah ktu

Penyuluhan sasaran

1 Pendahulu 10:  memberi salam  Menjawab salam


an 00
 memperkenalkan  Mendengarkan
diri penyampaian
 menjelaskan tujuanumumdan
tujuan khusus
maksud dan tujuan penyuluhan
 memberikan pre
test
 menjawab salam
 menjawab
pertanyaan
2 Penyajian  menjelaskan  Mendengarkan
tentang pengertian penjelasan
imunisasi DPT  Mendengarkanpenj
dan POLIO elasan
 Usia pemberian  Mendengarkan
imunisasi DPT penjelasan
dan POLIO  Mendengarkan
 Jumlah pemberian penjelasanMelakuk
imunisasi DPT an
dan POLIO  Tanya jawab
 Kontraindikasi  (diskusi)
imunisasi DPT
dan POLIO
 Efek Samping
Imunisasi DPT
dan POLIO
 mendengarkan
dengan seksama
3 Evaluasi  Melakukan  Menjawab
review pertanyaan
materidenganbebe  Menjawab salam
rapa pertanyaan penutup
 Menutup
pertemuan

Anda mungkin juga menyukai