Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan kelompok manusia yang berada diantara usia kanak-kanak
dan dewasa. Permulaan masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang
dan berakhir saat mencapai usia matang secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga
negara. Remaja sering kali disebut adolescence yang secara luas berarti masa tumbuh
dan berkembang untuk mencapai kematangan mental, emosional, social dan fisik. Masa
remaja menurut WHO adalah antara 10 –24 tahun, sedangkan menurut Monks masa
remaja berlangsung pada umur 12 sampai 21 tahun dengan pembagian masa remaja awal
(12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21
tahun).
Masa remaja adalah salah satu fase yang penting dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan oleh
keadaan gizi dan kesehatan pada masa remaja. Oleh karena itu status gizi dan kesehatan
merupakan factor penentu kualitas remaja. Dengan status gizi dan kesehatan yang
optimal pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi lebih sempurna.
Remaja merupakan salah satu konsumen makanan yang aktif dan mandiri dalam
menentukan makanan yang dikehendaki. Kecepatan pertumbuhan anak sekolah
meningkat bersama dengan datangnya masa remaja. Pada tahap pertumbuhan ini anak
mendapatkan pengalamannya dengan makanan yang diperoleh dari lingkungan keluarga
dan diluar rumah.Remaja yang memperoleh konsumsi pangan yang memenuhi
kecukupan gizi semenjak masa anak-anak akan 3 memiliki perkembangan tubuh yang
baik, dengan postur tubuh yang lurus, otot yang kuat dan simpanan lemak yang cukup.
Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu
ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan.
Masalah gizi yang dapat terjadi pada remaja adalah gizi kurang (under weight), obesitas
(over weight) dan anemia. Gizi kurang terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zat-zat
gizi lain tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi pada remaja putri, gizi kurang
umumnya terjadi karena keterbatasan diet atau membatasi sendiri intik makannya.
Kejadian gizi lebih remaja disebabkan kebiasaan makan yang kurang baik
sehingga jumlah masukan energi (energy intake) berlebih, sedangkan kejadian anemia
pada remaja karena intik zat besi yang rendah. Remaja putri lebih beresiko terkena

1
anemia selain karena keterbatasan intik pangan hewani juga karena menstruasi dan
meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth spurt.Status gizi remaja dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi, faktor budaya seperti kebiasaan makan
dan lain sebagainya. Oleh karena itu berdasarkan faktor-faktor tersebut akan dibahas
lebih lanjut tentang status gizi, masalah makan dan perilaku makan.

1.2 Rumusan masalah.


1. Apa saja Kebutuhan Gizi Remaja dan Dewasa?
2. Apa saja Faktor Penyebab Masalah Gizi Remaja dan Dewasa?
3. Apa saja Masalah Gizi yang sering Muncul pada Remaja dan Dewasa?

1.3 Tujuan
1. Untuk Kebutuhan Gizi Remaja dan Dewasa
2. Untuk Faktor Penyebab Masalah Gizi Remaja dan Dewasa
3. Untuk Masalah Gizi yang sering Muncul pada Remaja dan Dewasa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Gizi Remaja dan Dewasa


Kebutuhan Gizi Remaja relatif besar , karena remaja masih mengalami masa
pertumbuhan. Selain itu , remaja umumnya melakukan aktivitas fisik yang lebih tinggi
dibanding dengan usia lainnya , sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak .
Remaja meiliki kebutuhan nutrisi yang unik apabila ditinjau dari sudut pandang biologi ,
psikologi dan dari sudut pandang sosial. Secara biologis kebutuhan nutrisi mereka selaras
dengan aktivitas mereka. Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin, dan
mineral per unit dari setiap energi yang mereka konsumsi dubsnding dengan anak yang
belum mengalami pubertas .
Pada masa remaja kebutuhan nutrisi/gizi perlu mendapat perhatian karena :
a. Kebutuhan nutrisi yang meningkat karena adanya peningkatan pertumbuhan fisik
dan perkembangan
b. Berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan pada masa ini berpengaruh pada
kebutuhan dan asupan zat gizi/nutrient.
c. Kebutuhan khusus nutrient perlu diperhatikan pada kelompok remaja yang
memiliki aktivitas olahraga , mengalami kehamilan , gangguuan perilaku
makanan , restriksi asupan makanan , konsumsi alkohol , obat-obatan maupun
hal-hal yang biasa terjadi pada remaja .
Kekurangan energi akan menjadikan tubuh mengalami keseimbangan negatif.
Akibatnya berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bila terjadi pada bayi
dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan dan pada orang dewasa menyebabkan
penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh (Almatsier, 2002).
Kelebihan energi akan diubah menjadi lemak tubuh. Ini berakibat terjadi berat badan
lebih atau kegemukan. Kegemukan biasanya disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam
hal karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang bergerak (Almatsier,
2002).
Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena mereka masih mengalami pertumbuhan.
Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih banyak dibanding usia
lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih besar, yaitu:

3
2.1.1 Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja
adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti baik dalam kegiatan di sekolah
maupun di luar sekolah. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga
memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.
Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif sama dan tidak
dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan
kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena perbedaan komposisi
tubuh dan kecepatan pertumbuhan.
Kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-
1200 kkal sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.
AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat.
Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie,
spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.
2.1.2 Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan
protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki
masa pertumbuhan cepat lebih dulu.
Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5
– 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per
hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan
sumber protein nabati, karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik, dari
segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber protein adalah: daging merah
(sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu dan hasil
olahannya (keju, mentega, yakult), kedele dan hasil olahannya (tempe, tahu),
kacang-kacangan, dan lain-lain.
2.1.3 Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi
muscular, skeletal/ kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan
masa anak dan dewasa. Lebih dari 20 persen pertumbuhan tinggi badan dan sekitar
50 persen massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk

4
remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-
700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil
olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan
lain-lain.
2.1.4 Zat Besi.
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan zat besi pada remaja laki-laki meningkat karena
ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb).Setelah
dewasa, kebutuhan zat besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan
zat besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini
mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia zat besi dibandingkan
laki-laki.
Perempuan dengan konsumsi zat besi yang kurang atau mereka dengan
kehilangan zat besi yang meningkat, akan mengalami anemia gizi zat besi.
Sebaliknya defisiensi zat besi mungkin merupakan limiting faktor untuk
pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan
zat besi.
Hal lain yang perlu diingat, adalah bioavailability dari makanan umumnya
sangat rendah yaitu kurang dari 10 persen. Sumber zat besi dari hewani
mempunyai bioavailability yang lebih tinggi dibandingkan sumber nabati.
Status zat besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan zat besi.
Pada remaja dengan defisiensi zat besi maka penyerapan zat besi akan lebih efisien
dibandingkan yang tidak defisiensi zat besi. Yang dapat meningkatkan penyerapan
zat besi dari sumber nabati adalah vitamin C serta sumber protein hewani tertentu
(daging dan ikan). Sedangkan zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi
antara lain adalah cafein, tannin, fitat, zinc, dan lain-lain.
AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg setiap hari,
sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg per hari. Makanan yang banyak mengandung
zat besi adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), daging putih (ayam,
ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.
2.1.5 Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama
untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa
muda perempuan dan laki-laki.

5
2.1.6 Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan
dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka
kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk
sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12,
sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan
vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.
2.2 Faktor Penyebab Masalah Gizi Remaja dan Dewasa
2.2.1 Kebiasaan makan yang buruk
Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan keluarga
yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terus terjadi pada
usiaremaja.Mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan berbagai zat
gizi dan dampak tidak dipenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan
mereka.
2.2.2 Pemahaman gizi yang keliru
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja t erutama
wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara
kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara
keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya makan sekali sehari
atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi merupakan penerapan prinsip
pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi.
2.2.3 Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja menyebabkan
kebutuhan gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu biasanya terkait dengan “mode”
yang tengah marak dikalangan remaja. Ditahun 1960-an misalnya remaja-remaja di
Amerika Serikat sangat menggandrungi makanan berupa hot dog dan minuman
coca cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar keremaja-remaja diberbagai negara
lain termasuk di Indonesia.
2.2.4 Promosi yang berlebihan melalui media massa.
Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada hal-hal baru.
Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan untuk mempromosikan
produk mereka dengan cara yang sangat mempengaruhi remaja. Padahal, produk

6
makanan tersebut bukanlah makanan yang sehat bila dikonsumsi dalam jumlah
yang berlebihan.
2.2.5 Masuknya produk-produk makanan baru.
Produk makanan yang berasaldarinegara lain secara bebas mempengaruhi
kebiasaan makan para remaja.Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang
berasal dari Negara barat seperti hot dog, pizza, hamburger, fried chicken dan
french fries, berbagai jenis makanan berupa kripik (junk food) sering dianggap
sebagai lambing kehidupan modern oleh para remaja. Padahal berbagai jenis fast
food itu mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi disamping
kadar garam. Zat-zat gizi itu memicu terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler
pada usia muda.
2.2.6 Konsumsi makanan
Pada dasarnya intake makanan dipengaruhi olehdua hal, yaitu faktor internal
dan factor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
manusia itu sendiri, dapat berupa emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan.
Sementara itu, factor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar manusia, seperti
ketersediaan bahan pangan yang ada dialam sekitar serta kondisi social ekonomi
yang mempengaruhi tingkat daya beli manusia terhadap bahan pangan.
2.2.7 Pendidikan dan pengetahuan
Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang
gizi yang memadai. Pendidikan sangat diperlukan agar seseorang lebih tanggap
terhadap adanya masalah gizi.
Pentingnya pengetahuan gizi terhadap konsumsi didasari atas tiga kenyataan :
1) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan
2) Setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan, dan
energi.
3) Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu ,sehingga penduduk dapat
belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo,
1986).
2.2.8 Jenis kelamin
Kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan dan biasanya
lebih tinggi anak laki-laki karena memiliki aktifitas fisik yang lebih

7
tinggi.Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa kekurangan gizi lebih banyak
terdapat pada anak perempuan dari pada anak laki-laki.
2.2.9 Sosial ekonomi
Faktor yang berpengaruh dalam menentukan status kesehatan seseorang
adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Keluarga
dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi
kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Pendapatan merupakan faktor yang paling
menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak pendapatan berarti
semakin baik makanan yang diperoleh.
2.2.10 Aktifitas fisik
Aktifitas fisik atau disebut juga aktifitas eksternal adalah sesuatu yang
menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti
berjalan, berlari, berolahraga, dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan
energi yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot. Latihan fisik
dapat meningkatkan kemampuan fungsional kardiovaskular dan menurunkan
kebutuhan oksigen otot jantung yang diperlukan pada setiap penurunan aktifitas
fisik seseorang.
2.3 Masalah Gizi yang sering Muncul pada Remaja dan Dewasa
2.3.1 Makan Tidak Teratur
Aktivitas yang tinggi , baik di sekolah maupun diluar sekolah menyebabkan
makan menjadi tidak teratur. Biasanya remaja melewatkan waktu makan pagi dan
makan siang. Padahal sarapan sangat penting. Karena sarapan berfungsi untuk
menjaga kondisi tubuh , dan meningkatkan konsentrasi belajar disekolah . sarapan
juga berfungsi sebagai sumber tenaga untuk melkukan kegiatan .
Tidak jarang mereka makan diluar rumah dengan komposisi gizi tidak
seimbang. Reamaja menyukai makanan ringan ,karena makanan ringan memenuhi
nagian yang harusnya dipenuhi oleh zat gizi lain dalam satu hari . remaja sering
melewatkan makan bersama keluarga dirumah, mereka lebih memilih untuk makan
di luar . masukkan energi atau kalori berasal dari makanan ringan yang biasanya di
makan . Fast food merupakan makanan favorit remaja , terutama pizza , mereka
mengonsumsi fast food tidak hanya pada waktu makan , tetapi juga pada waktu
senggang.
2.3.2 Kehamilan

8
Kehamilan usia remaja adalah kehamilan yang berlangsung pada usia 11-18
tahun . angka kejadian kehamilan pada usia remaja cukup tinggi dan cenderung
meningkat . kehamilan pada remaja terkait etar dengan ketergesaan remaja
mempraktikkan hubungan seksuual . kehamilan pada usia remaja bukan hanya
karena kematangan fisik dan psisik yang belum sempurna tetapi juga karena
pendidikan rendah , kurangnya sosialisasi , konflik dengan keluarga , kecemasan
dan lenyapnya sumber keuangan.
Remaja yang hamil memburtuhkan nutrisi yang adekuat agar pertumbuhan diri
dan janinnya dapat berlangsung optimal. Secara fisik , remaja masih terus tumbuh .
jika kemudian mereka hamil , kalori yang diperlukan berganting pada kecepatan
dan pertambahan berat badan . jika berat badan seseorang remaja remaja perlu
ditambah 5kg dalam setaun , setidaknya dibutuhkan energi sebanyak 2500 kkal .

2.3.3. Gangguan Makan

Terdapat dua macam gangguan makan yaitu anoreksia nervosa dan bulimia
nervosa. Anoreksia dan bulimia adalah gangguan pola makan yang tampat atau
sering terjadi pada remaja dan wanita dewasa , hanya sedikit laki-laki yang
menderita gangguan makan ini . kedua gangguan ini biasanya terjadi akibat
seseorang terobsesi untuk menjadi langsing. Keduanya juga mempuanyai tujuan
yang sama yaitu untuk mengurus badan . gangguan tersebut biasanya muncul
ketika seseorang memasuki usia puber. Jarang terjadi pada anak-anak. Kalaupun
ada , mungkin hanya bibitnya saja.

2.3.3.1 Anoreksia Nervosa

Merupakan suatu ancaman hidup dan dikenal dengan gangguan “


melaparkan diri “ . Anoreksi nervosa ialah gangguan akan untuk membuat
tubuh menjadi kurus dengan cara membatasi makan untuk membuat tubuh
menjadi jurus dengan cara membatasi makan secara sengaja dan
mengontrolnya dengan sangat ketat, jadi penderita benar-benar menghindari
aktivitas makan penderita anoreksia sebenarnta sadar bahwa mereka
kelaparan , tetapi karna takut berat badannya bertambah , mereka tetap
memaksakan diri menahan rasa lapar . selain itu , persepsi penderita
terhadap rasa kenyang mengalami gangguan. Sehingga ketika mereka
mengonsumsi makanan dalam porsi kecil pun mereka akan merasa sangat

9
kenyang, bahlan merada mual .Kebanyakan ketika mereka terpaksa makan
akibat terlalu lapar, mereka akan merasa sangat bersalah, walaupun yang
dimakan hanya sedikit. Kalau sudah merasa bersalah, mereka memuntahkan
kembali makanannya. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk
melakukan diet ketat demi untuk memilih tubuh yang kurus atau langsing.
Penderita anoreksia nervosa memiliki rata-rata berat badannya 15% kurang
dari berat badan normal. Meskipun sudah kurus, mereka masih tetap merasa
tubuhnya gemuk.

Tanda-tanda seorang penderita anoriksia meliputi:

a. Kontrol asupan atau masukan makanan, biasanya membatasi masukan


dengan makanan rendah kalori.
b. Kehilangan berat badan drastis semenjak penderita tidak mengizinkan
dirinya untuk mengkonsumsi makanan berat. Jika dia merasa berat
badannya naik, dia akan melakukan olahraga berat dan atau sengaja
memuntahkan makannya untuk mengurangi berat badan.
Tanda khas lain adalah tidak mengalami menstruasi minimal 3 bulan.
Hal ini terjadi karena dalam tubuhnya tidak ada nutrisi yang cukup,
sehingga aktivitas hormonnya terganggu.

Prilaku anoreksia ini dapat berdampak fatal, karena menahan laparnya


dilakukan mati-matian hingga kearah bunuh diri. Tanpa gizi yang cukup,
tentu tubuh dan organ akan didalamnya tidak mampu bekerja dengan baik.

Kelainan ini menyebabkan beberapa perubahan dalam tubuh, yaitu:

a. Penurunan berat badan ekstrem.


b. Kelainan hormon.
c. Rambut rontok.
d. Penurunan sistem kekebalan tubuh.
e. Mal nutrisi.
f. Kulit kering.
g. Gangguan sistem saraf.
h. Sleeplessnes (insomnia).
i. Rasa tertekan dan masaah organ internal lainnya.
j. Kematian pada beberapa kasus.

10
Komplikasi medis pada penderita anoreksia nervosa adalah:

a.Komplikasi metabolisme:
1. Kulit berwarna kuning.
2. Gangguan indra perasa.
3. Hipoglikemia.
b. Komplikasi gastrointestinal:
1. Perubahan pengosongan lambung.
2. Pembengkakakan kelenjar saliva.
3. Dilatasi gaster.
4. Konstipasi.
c.Komplikasi kardiovaskular:
1. Brakikardia.
2. Aritmia.
3. Efusi pericardia.
4. Edema.
5. Gagal jantung
d. Komplikasi ginjal:
1. Perubahan konsentrasi urine.
2. Nefropati.
e.Komplikasi cairan dan elektrolit:
1. Dehidrasi.
2. Kelemahan.
3. Tetani.
f. Komplikasi hematologi:
1. Perdarahan.
2. Anemia.
g. Komplikasi gigi:
1. Dekalsifikasi.
2. Karies.
h. Komplikasi endokrin:
1. Amenorrhea.
2. Penurunan hasrat seksual.
3. Impoten.

11
i. Komplikasi lain:
1. Hipotermia.
2. Bulimia nervosa.
Bulimia ialah makanan berlebihan, sesuka hati dalam periode waktu
yang pendek, diikuti keinginan untuk memuntahkan atau mencuci perut
dengan obat pencahar atau diuretik untuk mengontrol berat badan.

Bulimia berbeda dengan anoreksia. Penderita anoreksia berusaha keras


untuk menahan lapar dan berusaha untuk tidak mkan atau hanya makan 2-3
sendok nasi per hari, penderita bulimia lebih cenderung ke binge atau
berlabihan artinya penderita bulimia makan dalam jumlah banyak atau
berlebihan.

Bulimia tampak pada remaja lanjut dan wanita dewasa serta beberapa
laki-laki. Gangguan mkan ini merupakan sebuah tekanan dan penderita bisa
makan 1.000-10.000 kalori pada satu waktu. Makanan yang dikonsumsi
adalah makanan yang mudah dimakan, tinggi lemak dan tinggi karbohidrat.
Terutama jika mkakan ini merupakan makanan favorit, bisa sulit dihentikan.

Belum tentu penderita bulimia menikmati makanannya. Mereka hanya


ingin menguyah, walaupun tidak lapar ingin binge. Mereka makan
berlebihan hanya untuk memuaskan keinginan. Sebab, makanan yang telah
dikonsumsi akan dikeluarkan kembali, hingga tidak ada yang tersisa. Dalam
persepsi mereka, dengan cara seperti itu mereka bisa tetap kurus, tanpa perlu
menahan keinginannya untuk makan.Untuk mengeluarkan kembali makanan
yang sudah masuk, para penderita bulimia dapat mlakukan dengan berbagai
cara. Misalnya, memuntahkan makanan yang sudah ditelannya dengan
memasukkan jari tangan, sedotan, sikat gigi, dan sebagainya. Cara lain yang
yang di gunakan pada penderita bulimia adalah dengan cara berpuasa
selama 24 jam tanpa makan dan minum, mongonsumsi pil pelangsing, dan
laksatif. Mereka juga melakukan olahraga berlebihan, melabihi batas normal
orang biasa melakukannya. Kelebihan obat pencahar dapt menyebabkan
dehidarasi, malnutrisis, iritasi esophageal, pengeroposan dan kerusakan
gigi, dan gangguan kelenjar dan metabolik.

12
Berbeda dengan penderita anoreksia, berat badan penderita bulimia
biasanya normal atau sebelumnya memang obesitas, 40% mereka yang
obesitas adalah menganut gaya makan binge. Ciri utama para penderita
bulimia adalah memiliki kebiasaan binge dan muntah berkali-kali. Seperti
halnya anorksia, bulimia juga bisa membahayakan jiwa. Bayangkan jika
seorang terus-menerus memuntahkan makanan yang dikonsumsi. Tubuh
mereka akan menjadi lemas, sulit berikir dan tidak ada energi beraktivitas.
Apalagi jika mereka memuntahkan mkananannya dengan menggunakan
alat, resiko pun bertambah. Komplikasi yang akan terjadi bersifat jangka
panjang seperti kerusakan pada mulut, kerongkongan, tenggorokan, dan
esophagus (saluran dari mulut ke paru). Perwujudannya berupa luka dan
perdarahan. Selain itu, kelenjar liur pipinya bisa bengkak akibat tekanan
pada perangsang muntah, gigi dan gusi rusak akibat sift asam muntahan,
luka dan kapalan pada punggung jari akibat penusukan jari ketenggorokan.
Adapun jika menggunakan pil atau obat-obatan, bisa terjadi keruakan dalam
ginjal akibat penyalahgunaan obat diuretika dan gangguan pencernaan
akibat obat pencahar.

Penyebab dari kedua gangguan makan tersebut adalah:


a.Body Image
Dalam pandangan remaja, tubuh yang bau dalah yang langsing.
Sehingga banyak yang merasa tidak percaya diri bila tubuhnya tidak
langsing. Body image inilah yang menjadi trigger level munculnya
gangguan makan
b. Biologis
Sebuah jurnal penelitian menyebutkan bahwa 56% anoreksia
dan bulimia terjadi karena faktor genetis. Artinya, kalau ibu menderita
anoreksia atau bulimia, besar kemungkinan anaknya juga mengalami
hal yang sama.
c. Psikologis
Fungsi psikologis menyebabkan munculnya anoreksia dan
bulimia adalah stres. Jika sedang stres, banyak orang yang doyan
makan atau binge, sebaliknay ada juga yang tidak mau makan atau
sama sekali atau sanggup menahan lapar ketika stres. Kedua hal ini

13
bisa memicu timbulnya anoreksia atau bulimia. Fungsi psikologis lain
yang memicu timbulnya anoreksia dan bulimia adalah penerapan yang
tidak ralistis. Misalnya, remaja yang ingin tubuhnya selalu tampak
bagus, meski sudah pernah melahirkan lebih dari sekali karena tidak
berhasil dengan cara yang wajar, akhirnya mereka terjebak dalam
anoreksia atau bulimia.
d. Social
Secara sosial seorang reamaja merasa lebih bisa diterima jika
mereka memiliki tubuh kurus atau langsing. Maka ia akan berusa
menurunkan berat badanya. Apabila jika dengan tubuh yang kurus
membuat dia jadi populer, dipuji, mudah mencapai prestasi, mudah
mendapat pacar, dan keuntungn lainnya. Menurut mereka, anoreksia
dan bulimia menjadi cara yang paling tepat untuk mendapatkan tubuh
kurus dalam waktu yang relatif cepat
e. Keluarga
Keluarga yang menerapkan pola asuh over protective bia
mendorong terjadinya anoreksia atau bulimia pada remaja. Bayangka,
jika ada orang tua yang sering mengkritik cara makan anak, lama-
kelamaan anak akan takut sendiri jika makan karena terlalu banyak
aturan. Kelaurga yang terlalu membebaskan anak untuk makan juga
dapat memicu timbulnya obsesi untuk jadi kurus. Jadi setiap disuruh
makan banyak, anak akan menurut, tetapi seelahnya sang anak akan
memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakannya. Orang tua
yang punya kebiasaan menahan lapar atau malh meminum obat
pencahar biasanya memicu anak untuk meniru.
f. Media
Media juga berperan dalam menyebabkan gangguan anoreksia
dan bulimia. Sebab kenayakan body image yang disukai
disebarluaskan melalui media. Stereotipe yang tercipta karena mereka
melihat banyak model atau artis pemeran utama memiliki tubuh yang
kurus atau langsing. Hal ini juga, yang meyebabkan mereka
mempunyaii pandangan bahwa seorang wanita akan dicintai seorang
pria ketika ia mampu menjaga postur tubuhnya

14
g. Budaya
Menjalani kebiasaan gangguan makan bisa dianggap tepat bagi
mereka yang memiliki budaya high achiver, mereka berusah dengan
keras untuk medapatkan sesuatu untuk mendapatkan tubuh yang
langsing mereka rela menahan lapar atau memuntahkan makanan.
Sebuah prinsip mereka adalah “no pain no gain”, wajarlah jika sakit
yang dialami demi mendapat tubuh yang sesuai dengan keinginannya.
2.3.4 Obesitas (Kegemukan)
Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas
normal. Penderita obesitas memiliki status nutrisi yang memiliki kebutuhan
metabolisme karena keebihan masukan kalori dan atau penurunan penggunaan
kalori, artinya masukan kalori tidak seimbang dengan penggunaannya yang pada
akhirnya berangsur-angsur berakumulasi meningkatkan berat badan.
Obesitas meningkat pada usia ini, karena penurunan aktivitas fisik dan
peningkatan konsumsi tiggi lemak, tinggi karbohidrat dimana memiliki gizi rendah.
Pada remaja hal ini dapat disebabkan faktor yang bersifat multifaktorial baik yang
bersifat genetik, lingkungan maupun faktor psikologis. Perempuan yang mengalami
berat badan berlebihan atau over weight mendapat resiko menderita penyakit sendi
lebih tinggi pada saat mencapai usia menua. Walupun tidak terdapat tipe remaja
obese, namun dapat dilihat pada karakteristik fisik, meliputi pematangan lebih
awal, masa otot membesar dan menarche lebih awal. Adapun proses fisiologis pada
remaja yang sering dihubungkan dengan obesitas adalah kelebihan berat badan.
Kondisi kelebihan berat badan mereka disebabkan oleh hipertrofsi sel lemak dan
hiperplasia, peningkatan level lipoprotein lipase, penurunan termogenetik potensial,
insentivitas insulin, dan sifat bawaan gen.
2.3.5 Alkohol Dan Penyalahgunaan Obat.
Kedua masalah ini dapat menyebabkan masalah kesehatan gizi seseorang.
Alkohol, tembakau dan mariyuana adalah bahan yang paling sering disalahgunakan
oleh remaja. Kecanduan alkohol sering merupakan masalah utama remaja dan bisa
terjadi pada usia dini yaitu sektar 12 tahun. Baik kebiasaan minum alkohol maupun
penyalahgunaaan obat, dapat berpengaruh terhadap perilaku remaja. Untuk
menanggulangi keadaan penyalahgunaan perlu kerja sama antar berbagai disiplin
ilmu.

15
2.3.6 Jerawat

Sekitar 50% remaja mempunyai masalah dengan jerawat. Jerawat pada remaja
merupakan keadaan yang normal akibat dari pengaruh hormonal. sering makanan
dituduh sebagai penyebabnya, tetapi ternyata dari berbagai penelitian tidak terbukti
secara bermakna. Jerawat disebabkan oleh aktivitas yang tinggi dan kelenjar
sebaseus yang berada dibawah permukaan kulit. Kelenjar in i memproduksi sebum,
merupakan minyak alami yang menjaga kulit agar tetap lembut. Hormon yang aktif
selama pubertas menyebabkan kelenjar sebaseus tumbuh menjadi besar dan
memproduksi sebum lebih banyak. Sebum menjadi lebih tajam dan alirannya
menjadi lebih lambat sehingga cenderung menyebbkan menutupnya pori-pori.
Untuk mengurangi jerawat penting sekali menganjurkan remaja untuk banyak
makan buah segar dan sayuran, serta hindari makan-makanan yang terlalu banyak
mengandung lemak.

Jerawat sangat berhubungan dengan pemilihan makanan (makanan yang


dipilih). Makanan berlemak, minuman bersoda, susu, kacang, gula, dan coklat
adalah penyebab utama. Beberapa penelitian yakin jika masukkan rendah zink dan
konsumsi tinggi alkohol juga merupakan penyebab. Penyebab lain yang dapat
memperparah jerawat adalah stres.

2.3.7 Anemia

Remaja memiliki banyak kegiatan, seperti sekolah dari pagi hingga siang,
diteruskan dengan kegiatan ekskul sampai sore, belum lagi ada les atau kegiatan
tambahan: bahasa inggris, piano, berenang, basket, dan masih bnyak lagi. Semua
kegiatan ini membuat mereka tidak sempat makan, apalagi memikirkan komposisi
dan kadungan gizi yang masuk ke tubuh kita. Akibatnya para remaja sering merasa
kelelahan, lemas, dan tidak bertenaga. Namun kondisi cepat lelah tadi bisa juga
disebabkan anemia.

Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit (sel darah merah) atau
kadar Hb dalam darah kurang dari normal. Pemyebabnya dapat bermacam-macam,
seprti pendarahan hebat, kurangnya kadar zat besi dalam tubuh, kekurangan asam
folat, kekurang vitamin B12, caingan leukimia (kanker darah putih), penyakit
kronis, dan sebagainya.Pada orang sehat,butir-butir darah merah mengandung
hemoglobin, yaitu sel darah merah bertugas untuk membawah oksigen serta zat gizi

16
lain seperti vitamin dan mineral ke otak dan ke jaringan tubuh lain. Anemia terjadi
bila jumlah sel darah merah secara keseluruhan atau jumlah hb dalam darh merah
berkurang. Dengan berkurangnya hb atau darah merah, tentunya kemampuan sel
darh merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh berkurang. Akibatnya tubuh
kita juga kurang mendapat pasokan oksigen, yang menyebabkan tubuh lemas dan
cepat lelah.

Jenis anemia yang sering timbul adalah kekurangan zat besi, yang terjadi bila
kita kehilangan banyak darah dari tubuh ( baik karena perdarahan luka atau
perdarahan menstruasi), ataupun karena makanan yang kita konsumsi kurang
mengandung zat besi. Infeksi cacing tambang, malaria, ataupun disentri juga bisa
menyebabkan kekurangna darah yang parah. Ada beberapa tahap sampai tubuh kita
kekurangna zat besi. Mula-mula, simpanan zat besi dalam tubuh menurun. Denagn
menurunnya zat besi, produksi hemoglobin dan sel darah merah berkurang.

Selain zat besi masih ada dua jenis lagi anemia yang timbul pada anak-anak
dan remaja. Apalastic anemia terjadi bila sel yang memproduksi butir darah merah
tidak dapat menjelaskan tugasnya. Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus, radiasi,
kemoterapi, atau obat tertentu. Adapun jenis berikutnya adalah haemolitic anemia,
yang terjadi karena sel darah merah hancur secara dini, lebih cepat dari kemampuan
tubuh untuk memperbaruinya. Penyebab anemia jenis ii bermacam-macam, bisa
bawaan seperti talesemia atau sickle cell anemia. Pada kasus ini misalnya reaksi
atas infeksi atau obat-obatan tertentu, sel darah merah dirusak sendiri oleh antiodi
didalam tubuh.

Anemia (kurang darah:Hb <12 g %) sangat terkait erat dengan masalah


kesehatan reproduksi (terutama pada perempuan). Jika perempuan mengalami
anemia, maka akan menjadi sangat berbahaya pada waktu dia hamil dan
melahirkan. Pperempuan yang menderita anemia berpotensi melahirkan bayi denag
berat badan lahir rendah (<2,5 kg). Di samping itu, anemia juga dapat
menyebabkan kematian baik ibu maupun bayi pada proses persalinan. Tanda-tanda
anemia adalah mudah lemah, letih, lesu, kurang bergairah dalam beraktifitas, sesak,
dan lain-lain. Yang mungkin mengalami anemia adalah remaja.

Remaja putri lebih beresiko menderita anemia daripada putra. Hal ini
disebakan oleh beberapa faktor lain, yaitu :

17
a. Setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi
Remaja putri yang mengalami menstruasi yang banyak selama lebih dari lima
hari dikhawatirkan akan kehilnagna zat besi (membutuhkan zat besi pengganti)
lebih banyak daripada remaja putri yang menstruasinya hanya tiga hari dan
sedikit.
b. Remaja putri seringkali menjaga penampilan, ingin kurus sehingga berdiet dan
mengurangi makan. Diet yang tidak seimbang denagn kebutuhan tubuh akan
menyebabkan tubuh kekurangan zat penting seperti zat besi.
Untuk mencegah kekurangan zat besi, kita sebaiknya mengonsumsi makanan
bergizi seimbang denagn asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh. Zat besi dapat diperoleh dari daging, telur, ikan, dan ayam serta hati. Pada
sayuran, zat besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti
bayam, kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan lain. Perlu kita
perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging yang lebih mudah diserap
daripada yang terdapat pada sayuran atau makanan olahan seperti sereal yang
diperkuat dengan zat besi. Selain itu, harus berhati-hati dalam mengombinasikan
makanan, karena ternyata kombinasi tertentu juga dpat mempengaruhi penyerapan
zat besi oleh tubuh. Misalnya, minum teh atau kopi bersamaan denagn makan akan
mempersulit penyerapan zat besi, sedangkan vitamin C dapat membantu tubuh
menyerap zat besi.

BAB III

18
PENUTUP

3.1 Kesimpualan.
Kebutuhan Gizi Remaja relatif besar karena remaja masih mengalami masa
pertumbuhan. Selain itu remaja umumnya melakukan aktivitas fisik yang lebih tinggi
dibanding dengan usia lainnya sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak .
Faktor Penyebab Masalah Gizi Remaja dan Dewasa Kebiasaan makan yang buruk,
Pemahaman gizi yang keliru, Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu,
Promosi yang berlebihan melalui media massa, Masuknya produk-produk makanan baru,
Konsumsi makanan, Pendidikan dan pengetahuan, Jenis kelamin, Sosial ekonomi dan
Aktifitas fisik.
Masalah Gizi yang sering Muncul pada Remaja dan Dewasa adalah Makan Tidak
Teratur,Kehamilan usia remaja adalah kehamilan yang berlangsung pada usia 11-18
tahun. angka kejadian kehamilan pada usia remaja cukup tinggi dan cenderung meningkat
. kehamilan pada remaja terkait etar dengan ketergesaan remaja mempraktikkan
hubungan seksuual,Gangguan Makan ,Terdapat dua macam gangguan makan yaitu
anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Obesitas (Kegemukan),Alkohol Dan
Penyalahgunaan Obat, Jerawat dan Anemia.
3.2 Saran
Penulis berharap kepada pembaca untuk memahami isi dari makalah ini agar dapat
bermanfaat untuk menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga dapat memberikan konseling yang tepat
kepada para remaja dan dewasa sehingga dapat menghilangkan masalah yang terjadi.

19

Anda mungkin juga menyukai