Makalah Bored Pile (Aqsa Qudus)
Makalah Bored Pile (Aqsa Qudus)
Abstract
Muna-Buton Approach Bridge on the Buton side is located in Lea-Lea District, Palabusa
Village, Bau-Bau City, Southeast Sulawesi Province. The type of foundation to be used is
bore pile foundation. In this paper, a study is carried out related to bore pile foundations
with qualitative research methods using secondary data from the Planning Consultant.
From the bore hole data, it can be seen that the clay layer is at a depth of 0 – 4 meters
from the existing elevation, from a depth of 4 – 80 meters is a rock layer, where from a
depth of 4 – 33 meters is a limestone layer, a depth of 33 – 80 meters is a clay stone.
This is the reason for using the foundation in the bore pile type. If using a bore pile with a
diameter of 1200 mm, 1 (one) pile can withstand an axial load of 27100 kN 2710 tons.
By using the group bore pile configuration, the carrying capacity is considered effective
and efficient in holding the approach bridge load. This is because the traffic load borne
from the approach bridge is a two-lane traffic load. The height of the piers for the
approach bridge is > 40 m, so that the axial load carried is quite large. The
implementation method is also a consideration for the use of bore pile foundations. This
bridge is categorized as a special bridge with a pillar height above 40 meters, a
foundation depth of > 45 m so that the use of bore pile foundations is easier to
implement than other types of foundations related to the soil or rock structure that
supports the foundation.
Abstrak
Kata Kunci: Fondasi, Tiang Bor, Jembatan, Daya Dukung, Batuan, Metode
Pelaksanaan
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pondasi adalah konstruksi struktur bawah yang memikul seluruh beban dari bangunan
untuk diteruskan ke tanah. Cara penerusan beban oleh pondasi ke tanah adalah
berdasarkan daya dukung tanah. Kegagalan di pekerjaan pondasi akan menyebabkan
kegagalan diseluruh konstruksi bangunan. Untuk itu diperlukan pemahaman spesifikasi,
gambar, dan metode pelaksanaan dengan baik (Leonardo Mandak, 2016).
Suatu elemen pondasi harus mampu mendistribusikan dan mentransmisikan beban-beban
statik maupun beban-beban dinamik dari struktur atas ke lapisan tanah berupa beban
aksial momen dan beban lateral, sehingga tidak terjadi penurunan yang besar. Pemilihan
jenis pondasi pada dasarnya bergantung pada letak kedalaman tanah keras. Pada
umumnya jenis pondasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu pondasi
dangkal (yang memiliki dasar pondasi pada kedalaman maksimal 2 meter dari muka tanah
asli) serta pondasi dalam (yang memiliki dasar pondasi pada kedalaman tanah keras lebih
dari 2 meter) (Agus Setiawan, 2016).
Hasil boring Jembatan Pendekat Buton-Muna, didapatkan data stratigrafi tanah untuk Sisi
Buton dan Sisi Muna. Untuk sisi Buton salah satu titik pengeboran didapatkan tanah keras
pada kedalaman 5 meter. Adapun untuk jenis pondasi dalam yang direncanakan akan
digunakan adalah pondasi tiang bor, dikarenakan untuk jenis pondasi dalam tiang pancang
dihindari sebab lapisan yang ada merupakan batuan. Atas dasar hal tersebut maka pada
tulisan ini dilakukan kajian terkait pondasi tiang bor pada Jembatan Pendekat Muna –
Buton di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Metode Penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif dengan
menggunakan data sekunder dari Konsultan Perencana.
Data hasil boring dan laboratorium digunakan untuk menghitung daya dukung tiang
tunggal. Kapasitas aksial tiang dihitung berdasarkan nilai SPT dalam memperkirakan
kekuatan tak terdrainase (undrained) dan gesekan internal (internal friction) untuk tanah
liat dan pasir. Untuk tiang bor beton, analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan
perangkat lunak komputer. Analisis yang diberikan dalam laporan ini didasarkan pada
kondisi tanah yang sebenarnya dan tidak termasuk pengaruh perbaikan tanah atau beban
timbunan di masa mendatang jika ada. Kapasitas tiang didasarkan pada asumsi bahwa
tidak ada likuifaksi pada lapisan pasir sepanjang umur jembatan.
Berikut merupakan data hasil analisis daya dukung tiang tunggal.
Tabel 1. Tabel Daya Dukung Tanah Aksial Pondasi Bor Tiang Tunggal
- Pemasangan casing
Setelah dilakukan pengeboran awal dilakukan pemasangan casing.
Gambar 12. Ilustrasi Casing Pada Lubang Bor
- Pembersihan dasar lubang
Setelah segmen pertama casing dipasang setelah pengeboran awal maka dilakukan
pembersihan dasar lobang bor, yang mana alat memutar membuang hasil
pembersihan dan akan kembali ke titik awal dengan panduan koordinat dari patok
bantu.
5.1 Kesimpulan
Pondasi tiang bor digunakan pada Jembatan Pendekat Muna- Buton dengan beberapa
pertimbangan :
1. Lapisan yang akan menopang pondasi pada lokasi jembatan pendekat merupakan
lapisan batuan. Lapisan batuan terdiri dari batu gamping dan batu lempung. Lapisan
batu gamping dimulai dari kedalaman 5 meter sampai 33 meter, sedangkan lapisan
batu lempung berada dari kedalaman 33 meter ke bawah, sehingga penggunaan
pondasi tiang bor dinilai efektif dibanding pondasi lainnya.
2. Penggunaan pondasi tiang bor dianggap efektif dan efisien dalam menahan beban
jembatan pendekat yang cukup besar dari sisi daya dukung tanahnya. Hal ini
disebabkan beban lalu lintas yang mesti dipikul dari jembatan pendekat adalah beban
lalu lintas dua jalur dengan ketinggian pilar rencana jembatan pendekat >40 m,
sehingga beban aksial yang mesti dipikul tentunya cukup besar.
3. Jembatan pendekat Buton-Muna dikategorikan sebagai jembatan khusus (ketinggian
pilar >40 meter), dan kedalaman pondasi yang diperlukan cukup besar (>45 m),
sehingga dengan penggunaan pondasi tiang bor lebih mudah pelaksanaannya
dibandingkan jenis pondasi lain terkait struktur tanah / batuan yang menopang
pondasi.
5.2 Saran
Beberapa saran terkait penggunaan pondasi tiang bor pada Jembatan Pendekat Muna -
Buton :
1. Penggunaan alat bore pile perlu ditinjau dari tingkat kemudahan dan kesulitan dalam
mencapai lokasi proyek serta ketelitian dalam pelaksanaan dilapangan, hal ini untuk
menghindari terjadinya kegagalan dalam pelaksanaan bore pile yang sering terjadi.
2. Disarankan untuk melakukan kontrol daya dukung pondasi dengan melaksanakan
Static Loading test, PDA atau tes lain yang mendukung, dimana bertujuan untuk
mengetahui daya dukung akhir dari pondasi tiang bor yang dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Mandak, Leonardo. (2016). Perencanaan Dan Metode Pelaksanaan Pondasi Bore Pile Proyek
Pembangunan Butik Gunung Langit Manado. Manado: Politeknik Negeri Manado.
Rohmawati, Nunuk., & Ilmi, Renovano. (2020). Operasional Pembuatan Bored Pile. Surabaya:
ITS.
Setiawan, Agus. (2016). Perancangan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847:2013.
Jakarta: Erlangga.
PT. Yodya Karya KSO.(2021). Special Report Jembatan Muna-Buton. Kendari.