Bab V Analisis
Bab V Analisis
ANALISIS
Dokumen Kebijakan
Kebijakan
Kebijakan Penataan Kebijakan Pengembangan
Ruang Pembangunan Kawasan
Permukiman
RP3KP
V-1
Tabel 5.1 Analisis Konstelasi Kebijakan
ARAHAN KEBIJAKAN/PROGRAM
SEKTOR KONSTELASI
RTRW RPJMD RP3KP RKPKP
Tata Kelurahan Timuran Meningkatkan kualitas Penyediaan perumahan Sosialisasi rumah Sehat Kebijakan untuk
Bangunan ditetapkan sebagai penanganan RTLH beserta berdasarkan backlog dan prediksi Fasilitasi/ Stimulan penanganan
dan kawasan perumahan lingkungan permukiman 20 tahun (2031) perbaikan RTLH permukiman kumuh
Lingkungan kepadatan tinggi kumuh terutama pada Pengoptimalan lahan di kawasan sudah tersedia
dengan luas kurang kawasan Sudiroprajan perkotaan berkepadatan tinggi
lebih 5,21 ha (lima dengan jumlag RTLH dengan pembangunan secara
koma dua satu terbanyak, dan Kelurahan vertikal
hektar). Timuran dengan luas 10% kavling lahan merupakan
kumuh terluas ruang terbuka hijau
Membatasi pembangunan rumah
secara horizontal dengan luas
kapling > 200 m2.
Pembangunan perumahan dengan
cara vertical (Rusunawa,
apartemen, condotel)
Membuat regulasi tentang
pembangunan apartemen dan
condotel
Sosialisasi tentang IMB/perijinan
bangunan agar tidak menyalahi
aturan pembangunan yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah Daerah
Sarana dan - Meningkatkan Penyediaan Sarana prasarana dasar Rehabilitasi jalan, Kebijakan terkait saran
Prasarana kuantitas dan kinerja perumahan dan kawasan Latasir 2 cm dan prasarana sudah
IPAL rumah tangga permukiman, seperti jalan, sanitasi, Rehabilitasi jalan, JPV tersedia, namu belum
dan komunal drainase, air bersih, telepon, listrik, K-225 adanya dukungan
Meningkatkan dan fasilitas pendukung seperti Peningkatan saluran spesifik dari penataan
struktur, rehabilitasi pendidikan, kesehatan, Drainase U- 30 terbuka, ruang (RTRW)
dan Pemeliharaan sar- peribadatan, ruang publik, dll 1 sisi jalan
pras secara berkala sesuai dengan arah prioritas
V-2
Meningkatkan kondisi pembangunan Perumahan dan Pengadaan TPS mobile
baik jalan dan Permukiman Pengadaan tong sampah
jembatan serta Penyediaan prasarana lingkungan Sosialisasi kepada
mengupayakan permukiman mengikuti teknologi masyarakat mengenai
peningkatan kecepatan modern dengan mengefisienkan pentingnya pengelolaan
penanganan kerusakan lahan : seperti septictank komunal, sampah pada tempatnya
jalan pemakaian listrik yang hemat Pemberian insentif bagi
Meningkatkan energy masyarakat/ kelompok/
ketersediaan peralatan wilayah yang mampu
yang mendukung mengelola sampahnya
pemeliharaan jalan dengan baik sebagai
dan SDM serta SDM wilayah percontohan
teknis kebinamargaan Pelatihan pengelolaan
sampah 3R
Rehabilitasi MCK
Komunal & Septic Tank
V-3
pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran
Fasilitasi/ Stimulan
penyediaan APAR di
masing-masing RT,
sebanyak 10 RT
Fasilitasi/ Stimulan
penyediaan kendaraan
pawang geni di masing-
masing kelurahan
Sumber : RTRW Kota Surakarta, RPJMD Kota Surakarta, RP3KP Kota Surakarta, RKPKP Kota Surakarta
V-4
5.1.1.2 Analisis Ketercapaian Program Peningkatan Kualitas Permukiman
Kawasan
Analisis ketercapaian program peningkatan kualitas permukiman kawasan
digunakan untuk mengetahui ketercapaian program permukiman di kawasan serta
permasalahan sektoral, sehingga bisa ditemukan beberapa alternatif/rekomendasi
program yang akan dijalankan. Berdasarkan data serta analisis yang telah
dilakukan, dapat dilihat bahwa implementasi arah kebijakan dalam bentuk
program pada Kawasan Timuran belum sepenuhnya terealisasikan, terutama untuk
program-program terkait penanganan permukiman kumuh dari segi mitigasi
bencana dan RTH. Adapun program-program terkait peningkatan sarana dan
prasarananya sudah terealisasi, namun dari segi kualitas, output dari program itu
sendiri masih kurang kualitasnya, contohnya pada beberapa ruas jalan yang sudah
diperbaiki hanya bertahan 6 bulan, kemudian jalan tersebut sudah rusak kembali.
V-5
Tabel 5.2 Analisis Ketercapaian Program
V-6
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah pada tempatnya Sudah terlaksana
Pemberian insentif bagi masyarakat/ kelompok/ wilayah yang mampu mengelola sampahnya dengan baik Belum terlaksana
sebagai wilayah percontohan
Pelatihan pengelolaan sampah 3R Belum terlaksana
Rehabilitasi MCK Komunal & Septic Tank Belum terlaksana
RTH Pembangunan sumur resapan Ø 100 cm Belum terlaksana
Pembangunan Taman Kelurahan Belum terlaksana
Mitigasi bencana Sosialisasi masyarakat mengenai kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran Belum terlaksana
Penyuluhan dan pelatihan kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran Belum terlaksana
Fasilitasi/ Stimulan penyediaan APAR di masing-masing RT, sebanyak 10 RT Belum terlaksana
Fasilitasi/ Stimulan penyediaan kendaraan pawang geni di masing-masing kelurahan Belum terlaksana
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-7
5.1.1.3 SWOT Sektor Kebijakan
V-8
1 Sangat Buruk
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat Baik
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-9
b. Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan Dikerjakan
Tujuan dari Analisis SKL Kemudahan Dikerjakan adalah untuk mengetahui
tingkat kemudahan lahan di suatu wilayah untuk digali bagi keperluan
pengembangan. Menurut Permen PU No. 20/PRT/M/2007, berikut adalah hasil
analisis SKL Kemudahan Dikerjakan :
Tabel 5.7 SKL Kemudahan Dikerjakan
Kemiringan
Fisiografi Ketinggian Geologi Nilai SKL Kemudahan Dikerjakan
Lereng (%)
Tingkat Kemudahan
0-2% Datar 0-50 mdpl Aluvial 5
Dikerjakan tinggi
Kemiringan
Fisiografi Ketinggian Geologi Nilai SKL Kestabilan Lereng
Lereng
Kestabilan Lereng
0-2% Datar 0-50 mdpl Aluvial 5
tinggi
V-10
penggunaan lahan sebagai permukiman dan industri, karena lahan yang stabil
dapat menunjang untuk pembangunan berbagai macam sektor. Hal ini berarti
bahwa ketiga kawasan tersebut dapat mendukung pembangunan berbagai macam
sektor.
V-11
guna pengembangan kawasan.Menurut Permen PU No. 20/PRT/M/2007, berikut
adalah hasil analisis SKL Ketersediaan Air :
Tabel 5.11 SKL Ketersediaan Air
SKL
Kemiringan
Fisiografi Ketinggian Geologi Curah Hujan Nilai Ketersediaan
Lereng
Air
SKL
0-2% Datar 0-50 mdpl Aluvial 71,676mm/tahun 3 Ketersediaan
Air sedang
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kawasan perencanaan
memiliki satuan kemampuan lahan dari ketersediaan air sedang.
f. Satuan Kemampuan Lahan Drainase
Analisis SKL Drainase bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
lahan dalam meresapkan air hujan secara alami, sehingga kemungkinan genangan
baik bersifat lokal ataupun meluas dapat dihindari. Menurut Permen PU No.
20/PRT/M/2007, berikut adalah hasil analisis SKL Drainase :
Tabel 5.12 SKL Drainase
V-12
Tabel 5.13 SKL terhadap Erosi
Kemiringan SKL Terhadap
Fisiografi Drainase Geologi Curah Hujan Nilai
Lereng Erosi
Tergolong
Drainase dalam kawasan
0-2% Datar Sedang Aluvial 71,676mm/tahun 4 yang terancam
oleh resiko
erosi rendah
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-13
Klasifikasi terhadap tingkat kerawanan genangan ditinjau dari kondisi
masing masing saat musim hujan. Untuk nilai dari masing-masing tingkat tersebut
didasarkan pada Permen PU No.20/PRT/M/2007 :
V-14
Gambar 5.2 Peta SKL Morfologi Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-15
Gambar 5.3 Peta SKL Kemudahan Dikerjakan Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-16
\
Gambar 5.4 Peta SKL Kemudahan Dikerjakan Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-17
Gambar 5.5 Peta SKL Kestabilan Pondasi Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-18
Gambar 5.6 Peta SKL Ketersediaan Air Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-19
Gambar 5.7 Peta SKL Drainase Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-20
Gambar 5.8 Peta SKL Terhadap Erosi Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-21
Gambar 5.9 Peta SKL Kerawanan Bencana Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-22
5.1.2.2 Analisis Daya Dukung Wilayah
Daya dukung wilayah (carrying capacity) adalah daya tampung
maksimum lingkungan untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan kata lain
populasi yang dapat didukung dengan tak terbatas oleh suatu ekosistem tanpa
merusak ekosistem itu. Daya dukung juga dapat didefinisikan sebagai tingkat
maksimal hasil sumber daya terhadap beban maksimum yang dapat didukung
dengan tak terbatas tanpa semakin merusak produktivitas wilayah tersebut sebagai
bagian integritas fungsional ekosistems yang relevan.
Tabel 5.16 Proyeksi Penduduk
Tahun Penduduk Tahun Proyeksi Penduduk
2015 2089 2020 2005
Dengan Luas lahan pada kawasan perencanaan yaitu sebesar 2.82 ha,
maka untuk menghitung daya tamping diperlukan rumus sebagai berikut:
50%{𝑛%𝑥𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚 }
Daya tampung (n) = x 5 (jiwa)
100
---------------------------------------
V-23
5.1.2.4 SWOT Sektor Fisik Dasar
V-24
Gambar 5.10 Peta Daya Tampung Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-25
5.1.3 Analisis Demografi dan Sosial Budaya
5.1.3.1 Analisis Proyeksi Penduduk
Dalam melakukan analisis proyeksi penduduk rumus perhitungan proyeksi
penduduk yang digunakan dalam menghitung proyeksi penduduk di Kawasan
Permukiman Kumuh Timuran adalah metode geometris. Hal ini dikarenakan
dalam model ini memiliki asumsi bahwa penduduk akan bertambah/berkurang
pada suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Perhitungan proyeksi
penduduk dengan metode geometris menggunakan rumus sebagai berikut
Pn= Po(1+r)n
Keterangan:
Pn : penduduk pada tahun n
Po : penduduk pada tahun awal
1 : angka konstanta
r : angka pertumbuhan penduduk (dalam persen)
n : jumlah rentang tahun dari awal hingga tahun n
Namun perlu diketahui sebeumnya, bahwa dalam memproyeksikan jumlah
penduduk di kawasan perencanaan, dilakukan pengasumsian bahwa nilai “r”
dalam kawasan perencanaan dianggap sama dengan nilai “r” di Kelurahan
Timuran. Hal ini dikarenakan, data time series yang didapatkan sejauh ini adalah
data dengan unit wilayah terkecil pada level kelurahan.
Tabel 5.19 Perhitungan Proyeksi Penduduk Kawasan Timuran
V-26
Proyeksi perhitungan jumlah KK perlu dilakukan karena umumnya, model
penanganan isu-isu permukiman di Indonesia oleh pemerintah cukup sering
didasarkan pada satuan KK. Salah satu contohnya, dalam perhitungan HNA, salah
satu data yang diperlukan untuk diinput adalah data jumlah KK. Asumsi yang
digunakan dalam perhitungan proyeksi KK adalah dengan melihat jumlah rata-
rata penduduk per KK dengan perhitungan sebagai berikut.
V-27
Maka didapatkan nilai perhitungan
SR = (977/1075) x 100
= 91
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan angka SR (sex ratio) di kawasan
perencanaan adalah 91. Artinya, setiap ada 100 orang penduduk perempuan
terdapat 91 orang penduduk laki-laki. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kawasan Permukiman Kumuh
Timuran relatif berimbang sehingga dalam upaya perencanaan ke depan perlu
adanya pelibatan kedua gender dan tidak boleh hanya menitikberatkan pada satu
gender saja. Artinya, laki-laki dan perempuan di Kawasn Permukiman Kumuh
Timuran harus difasilitasi oleh model perencanaan yang adil. Sama-sama
mendapatkan perhatian pada aspek infrastruktur, pelayanan kesehatan,
pendidikan, dan juga ruang bersosialisasi dan mengaktualisasikan diri.
V-28
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa setiap 100 penduduk usia
produktif terdapat 51 penduduk usa non produktif . Hal tersebut menunjukkan
bahwa rasio ketergantungan penduduk di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
termasuk ke dalam kategori rasio ketergantungan yang rendah (<60). Hal ini
mengindikasikan bahwa penduduk di Kawasan Timuran (berdasarkan kondisi
demografisnya) merupakan penduduk yang seharusnya mampu dikembangkan
dan diberdayakan secara sumber daya manusianya untuk pemenuhan sektor
lapangan pekerjaan. Sekaligus di sisi lain, masyarakat ini merupakan masyarakat
yang perlu difasilitasi dalam hal lapangan pekerjaan.
V-29
Gambar 5.11 Pemetaan Karakteristik Interaksi Sosial di Kawasan Timuran
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-30
Karakteristik interaksi sosial masyarakat di kawasan timuran cenderung
beragam. Pada area tertentu, interaksi sosial seperti tidak terjadi karena karakteristik
bangunan dan fasilitas atau ruang yang tidak tersedia.
Sedangkan analisis partisipasi masyarakat dilakukan dengan menggunakan
tangga partisipasi Arnstein. Dalam menganalisis partisipasi masyarakat dalam tangga
partisipasi arnstein, terlebih dahulu akan dilakukan analisis mengenai jenis kegiatan
dan penyelenggara atau inisiatornya.
Tabel 5.20 Jenis Kegiatan Dan Inisiator di Kawasan Perencanaan
V-31
Nama Kegiatan Lingkup Kegiatan Frekuensi Bentuk Aktivitas
Forum Anak Kota Surakarta Kota Setahun Sekali
Kirab Budaya Timuran Kelurahan Setahun Sekali Kirab yang diikuti
masyarakar, LPMK , dan
sebagian pelaku usaha di
kelurahan Timuran,
pertunjukan budaya
Kirab Bubur Suran Kota Setahun Sekali Mengirimkan perwakilan
dari kelurahan untuk turut
berpartisipasi dalam
pelestarian budaya skala
Kota
Forum Anak Kota Surakarta Kota Setahun Sekali Mengirimkan perwakilan
untuk mengikuti agenda
pertemuan forum anak
skala kota
Instansi
Komunitas
Masyarakat
V-32
dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan strategi atau program yang
sesuai dengan karakter dan level partisipasi masyarakat. Pada dasarnya, level
partisipasi dalam tangga Arnstein terdapat 8 tingkatan yang pada analisis ini akan
digunakan sebagai skor dalam penilaian partisipasi masyarakat di Kawasan Timuran.
Tingkatan partisipasi pada tiap anak tangga memiliki parameter yang berbeda
diantaranya
Tabel 5.21 Skor Penilaian Level Partisipasi Arnstein
Level Penjelasan Skor
Citize Control Inisiasi sepenuhnya datang dari masyarakat baik dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian, tanggung jawab, 8
pembiayaan, dan pemeliharaan.
Delegate Power Inisiasi sudah datang dari masyarakat untuk melakukan perencanaan,
pelaksanaan, pengoperasiang, tanggung jawab, dan pemeliharaan 7
dengan meminta bantuan dari pihak terkait.
Partnership Inisiasi sudah datang dari masyarakat tetapi pada perencanaan masih
6
dibantu oleh pihak terkait dengan adanya kesamaan peran
Placation Masyarakat sudah melakukan kegiatan di atas secara sukarela, sudah
mengetahui manfaatnya, sudah ada keinginan untuk berpendapat, dan 5
masyarakat dipersilahkan menyampaikan usulan mengenai hal tersebut.
Consulting Masyarakat sudah melakukan kegiatan secara sukarela, sudah
mengetahui manfaatnya, dan masyarakat membuat usulan untuk hal 4
tersebut, meskipun belum ada jaminan usulan diterima.
Informing Masyarakat sudah mendapatkan informasi mengenai manfaat dari
3
kegiatan pengelolaan, tetapi tidak diberi kesempatan berpendapat
Therapy Masyarakat melakukan kegiatan dengan terpaksa, namun sudah
2
dijelaskan dan mengetahui manfaatnya
Manipulation Masyarakat melakukan kegiatan dengan terpaksa, tanpa mengetahui
1
manfaatnya
Sumber: Permatasari, Soemirat, & Ainun, 2018
Tiap jenis kegiatan di Kawasan Timuran, selanjutnya dianalisis dengan metode
skoring untuk menentukan level partisipasi masyarakat secara keseluruhan.
V-33
Tabel 5.22 Skor Partisipasi Arnstein Masyarakat Kawasan Timuran
V-34
Nama Kegiatan Skor Partisipasi Keterangan
Arnstein
suatu kegiatan yang memungkinkan
adanya diskusi
Kirab Budaya Timuran 7 Inisiasi dan keinginan masyarakat
turut terlibat, namun masih dikelola
dengan pendanaan kelurahan
Kirab Bubur Suran 6 Masyarakat secara sadar
berpartisipasi namun merupakan
bagian dari program Kota.
Total Skor 95
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Dari skoring tersebut didapatkan total skor 95 poin atau dengan rata-rata nilai
partisipasi 5,94 atau dapat dibulatkan ke angka 6. Pada level ini, partisipasi
masyarakat di Kawasan Timuran menempati level partisipasi “PARTNERSHIP”
yaitu Inisiasi sudah datang dari masyarakat tetapi pada perencanaan masih dibantu
oleh pihak terkait dengan adanya kesamaan peran. Hal ini dapat diinterpretasikan
bahwa pelibatan masyarakat (partisipasi masyarakat) dalam agenda atau aktivitas
perencanaan di Kawasan Timuran akan lebih baik apabila menggunakan model
“partnership” sebagaimana dijelaskan di atas.
Meskipun interaksi sosial di masyarakat Kawasan Timuran antara masyarakat
yang bertempat tinggal di kawasan kumuh dan kawasan yang terkesan prifat (pada
bangunan yang memiliki pagar tinggi) tidak terjalin dengan baik dan seperti ada gap,
namun partisipasi masyarakat dalam agenda perencanaan atau dalam agenda kawasan
baik (ditunjukkan dalam analisis partisipasi masyarakat).
5.1.3.3.3 Analisis Pengaruh Aktivitas Pariwisata Budaya di Kawasan Timuran
Aktivitas atau kegiatan pariwisata budaya di Kawasan Timuran merupakan
salah satu aktivitas yang mempengaruhi kawasan. Analisis mengenai pengaruh
aktivitas pariwisata budaya di Kawasan Timuran bermandaat untuk melihat
keterkaitan aktivitas di sekitar kawaan dengan aktivitas masyarakat.
V-35
Tabel 5.23 Analisis Pengaruh Aktivitas Pariwisata Budaya di Kawasan Timuran
Dampak Terhadap Kawasan Aspek yang
Atraksi Wisata Lokasi Daya Tarik Intensitas
Timuran terdampak
EVENT
Ngarsopura Night Pasar Triwindu Keramaian, atraksi, dan aneka 2 kali per minggu; Memberi kesempatan bagi masyarakat Sosial
Market (Ngarsopuro) jajanan lokal yang hanya ada Sabtu dan Minggu kawasan timuran untuk terlibat dalam Ekonomi
tiap akhir pekan. Nuansa sore-malam kegiatan tersebut. Salah satu pintu Aksesibilitas
malam berakhir pekan di masuk/keluar ke Ngarsopuro Night
pusat kota Market
Car Free Day Koridor Jalan Slamet Keramaian, aneka jajanan, 1 kali per minggu; Ruang bersosialisasi masyarakat Sosial
Riyadi (Purwosari – suasana dan ruang setiap hari Minggu Kawasan Timuran, peluang ekonomi Ekonomi
Gladak) bersosialisasi di Minggu pagi 05.00-09.00 WIB (dengan ikut berjualan, parkir). Aksesibilitas
Car Free Night Koridor Jalan Slamet Keramaian, aneka jajanan, 1 tahun sekali Ruang bersosialisasi masyarakat Sosial
Riyadi (Solo Grand Mall- suasana dan even jalan bebas Kawasan Timuran, peluang ekonomi Ekonomi
Gladak) kendaraan di malam hari (dengan ikut berjualan, parkir). Aksesibilitas
Kirab Satu Suro Kawasan Istana Daya tarik keunikan dan nilai 1 tahun sekali; pada Sedikit dilalui rute kirab, kunjungan Fisik
Mangkunegaran Mangkunegaran dan Jalan warisan budaya Hari Raya Islam wisatawan yang singgah di hostel Sosial
diluar tembok maupun hotel di Kawasan Timuran Ekonomi
mangkunegaran meningkat; potensi parkir dan aktivitas Aksesibilitas
ekonomi lain (berjualan)
Mangkunegaran Jazz Kawasan Istana Even musik Insidental Kunjungan wisatawan yang singgah di Sosial
Festival Mangkunegaran (tergantung hostel maupun hotel di Kawasan Ekonomi
promotor) Timuran meningkat; potensi parkir dan Aksesibilitas
aktivitas ekonomi lain (berjualan)
Mangkunegaran Kawasan Istana Even musik Insidental Kunjungan wisatawan yang singgah di Sosial
Performing Art Mangkunegaran hostel maupun hotel di Kawasan Ekonomi
Timuran meningkat; potensi parkir dan Aksesibilitas
aktivitas ekonomi lain (berjualan)
Kirab Budaya Timuran Kelurahan Timuran Panggung Budaya 1 tahun sekali Peningkatan Partisipasi, Potensi Fisik
ekonomi insidental, peningkatan Sosial
wisatawan Ekonomi
Aksesibilitas
OBJEK
Istana Mangkunegaran Objek wisata budaya Setiap hari Singgah dan/atau berinteraksi di Fisik
Surakarta penginapan, tempat makan, atau Ekonomi
semacamnya Kawasan Timuran Aksesibilitas
Pasar Triwindu Objek wisata budaya Setiap hari Singgah dan/atau berinteraksi di Sosial
(Ngarsopuro) Surakarta penginapan, tempat makan, atau Ekonomi
semacamnya Kawasan Timuran Aksesibilitas
V-36
Dampak Terhadap Kawasan Aspek yang
Atraksi Wisata Lokasi Daya Tarik Intensitas
Timuran terdampak
Monumen/Museum Wisata sejarah Setiap Hari 08.30- Singgah dan/atau berinteraksi di Fisik
Pers Nasional 15.30 WIB penginapan, tempat makan, atau Ekonomi
semacamnya Kawasan Timuran
Dalem Padmosusastran Bangunan Cagar Budaya Belum dikelola dan Merupakan aset budaya di kawasan Fisik
dimanfaatkan timuran
LINKAGE
Kawasan Sriwedari- Linkage objek wisata sejarah Salah satu jalan di Kawasan Timuran Fisik
Museum Pers-Istana merupakan akses penghubung satu Ekonomi
Mangkunegaran objek dengan objek yang lain Aksesibilitas
Pasar Triwindu-Istana Linkage objek wisata budaya Salah satu jalan di Kawasan Timuran Fisik
Mangkunegaran- merupakan akses penghubung satu Ekonomi
Kawasan Sriwedari objek dengan objek yang lain Aksesibilitas
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-37
EVENT
Kirab Budaya Timuran
Rute Kirab Budaya Timuran
OBJEK
Istana Mangkunegaran
Pasar Triwindu/ Koridor Ngarsopuro
EVENT
Ngarsopura Night Market
OBJEK
Museum Pers Nasional Kirab Satu Suro Mangkunegaran
V-38
5.1.4 Analisis Ekonomi
5.1.4.1 Analisis Tingkat Ekonomi Penduduk
Analisis tingkat ekonomi penduduk dilakukan untuk mengetahui
kemampuan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan dan kemampuannya dalam
berkontribusi terhadap pembangunan lingkungan, sehingga dapat dijadikan dasar
dalam melakukan perencanaan. Analisis tingkat ekonomi penduduk dilihat dari
data mata pencaharian penduduk, data pendapatan penduduk, dan data kemiskinan
penduduk.
Buruh
Bangunan
Angkutan Pedagang
42%
1% 13%
V-39
penduduk yang memiliki pendapatan dibawah UMR. Sehingga belum bisa secara
mandiri memenuhi kebutuhannya.
Tabel 5.24 Besar Pendapatan Penduduk Kawasan Perencanaan Timuran Tahun 2019
Tabel 5.25 PDRB Kota Surakarta dan PDRB Kawasan Tahun 2017
Sektor PDRB Kota Surakarta PDRB Kawasan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 136519.99 0
Pertambangan dan penggalian 530.74 0
Industri Pengolahan 2446405.47 0
Pengadaan Listrik, Gas, dan Air Bersih 72109.52 0
Konstruksi 8255938.75 0
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7415193.59 194515.5601
Pengangkutan dan Transportasi 908893.25 17563.15459
Keuangan dan Jasa Perusahaan 1324758.23 0
V-40
Jasa-Jasa 308354.58 1503.080694
TOTAL 20868704.12 213581.7954
Sektor PDRB Kota Surakarta PDRB Kawasan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 136519.99 0
Pertambangan dan penggalian 530.74 0
Industri Pengolahan 2446405.47 0
Pengadaan Listrik, Gas, dan Air Bersih 72109.52 0
Konstruksi 8255938.75 0
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7415193.59 194515.5601
Pengangkutan dan Transportasi 908893.25 17563.15459
Keuangan dan Jasa Perusahaan 1324758.23 0
Jasa-Jasa 308354.58 1503.080694
TOTAL 20868704.12 213581.7954
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-41
5.1.4.3 Analisis Potensi Ekonomi Kawasan
Kawasan perencanaan terletak pada kawasan strategis kota dengan
peruntukan salah satunya sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Pada kawasan
perencanaan, kegiatan ekonomi sangat beragam. Banyak terdapat kegiatan
ekomoni terutama di sepanjang Jalan slamet Riyadi, Jalan Ronggowarsito, Jalan
Gajahmada, Jalan Kartini dan Jalan Yosodipuro. Kegiatan ekonomi tersebut
antara lain pertokoan, restoran, hotel, maupun kegiatan ekonomi skala kecil
seperti toko kelontong dan warung makan. Persebaran kegiatan ekonomi dapat
dilihat pada Gambar 5.14
Dilihat dari skala kegiatan ekonomi yang ada pada kawasan perencanaan,
kegiatan ekonomi pada kawasan perencanaan didominasi oleh skala kegiatan
ekonomi yang besar seperti pertokoan atria, hotel-hotel, super indo, restoran-
restoran, bengkel motor dan mobil, serta kegiatn ekonomi lainnya. Kegiatan
ekonomi skala besar tersebut umumnya dilakukan bukan oleh penduduk kawasan
Namun penduduk kawasan juga memperoleh keuntungan dengan banyaknya
kegiatan ekonomi yang dilakukan pada kawasan perencanaan melalui tenaga kerja
dan CSR. Banyak penduduk yang bekerja menjadi karyawan, peugas keamanan,
petugas kebersihan, maupu petugas parkir. Selain itu, juga terdapat kegiatan
ekonomi skala kecil yang dilakukan oleh penduduk setempat seperi toko
kelontong dan warung makan. (Peta skala kegiatan ekonomi dapat dilihat pada
Gambar 5.15. Oleh sebab itu, dari banyaknya kegiatan ekonomi pada kawasan
perencanaan yang dilakukan oleh penduduk dari luar kawasan dapat diketahui
bahwa kawasan memiliki potensi nilai lahan yang tinggi terutama digunakan
untuk kegiatan perdagangan dan jasa, namun masyarakat kawasan belum dapat
memanfaatkan secara langsung.
Kegiatan ekonomi skala besar terutama pada sektor perdagangan dan jasa
memiliki rantai kegiatan perdagangan dan jasa yang dimulai dari adanya komoditi
yang heterogen yang berasal dari luar kawasan. Kemudian dalam proses
penampungan barang dilakukan pada sebuah gudang yang terdapat di dalam
kawasan maupun di luar kawasan. Gudang yang berada di dalam kawasan
menjadi satu dengan bangunan toko. Sedangkan konsumen datang dari dalam
kawasan sendiri maupun dari luar kawasan.
V-42
Dengan adanya potensi ekonomi berupa kegiatan perddagangan dan jasa
yang telah berkembang dan menjadi sektor basis kawasan, maka dapat pula
dijadikan sebagai nilai tambah untuk mendukung konsep kawasan sebagai
kampung kota penunjang wisata. Hotel-hotel yang ada pada kawasan perencanaan
dapat dijadikan sebagai akomodasi wisata untuk kelas menengah keatas,
sedangkan untuk kelas backpacker dapat diakomodasi dengan adanya homestay.
Kegiatan perdagangan juga dapat terus dikembangkan terutama untuk mendukung
pariwisata seperti adanya minimarket dan rumah makan.
V-43
Gambar 5.14 Peta Persebaran Kegiatan Ekonomi V-44
Sumber :Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Gambar 5.15 Peta Skala Kegiatan Ekonomi V-45
Sumber :Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
5.1.4.1 SWOT Sektor Ekonomi
V-46
sarana kebudayaan dan rekreasi. Keluaran analisis ini berupa peta persebaran letak
– letak sarana permukiman. Berikut adalah uraian hasil analisis persebaran sarana
permukiman di Kawasan Perencanaan.
V-47
Gambar 5.17 Peta Persebaran Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Sumber : Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-48
b. Analisis Persebaran Sarana Pendidikan
Pada Kawasan Perencanaan, sarana pendidikan yang terdiri dari Taman
Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dalam Kawasan Perencanaan terdapat satu lokasi TK, dua SD dan juga satu
lokasi SMP. Peresebaran sarana pendidikan sudah cukup merata di Kawasan
Perencanaan. Sarana pendidikan yang tersebar di Kawasan Perencanaan tergolong
dalam kondisi baik, terlihat dari kondisi bangunan yang masih nyaman untuk
proses belajar mengajar. Berikut ini merupakan gambaran sarana pendidikan yang
ada di kawasan perencanaan.
V-49
Gambar 5.19 Peta Persebaran Sarana Pendidikan
Sumber : Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-50
c. Analisis Persebaran Sarana Kesehatan
V-51
Gambar 5.21 Peta Persebaran Sarana Kesehatan
Sumber : Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-52
d. Analisis Persebaran Sarana Peribadatan
Pada Kawasan Perencanaan, sarana peribadatan yang hanya terdiri dari
Masjid yang sudah tersedia. Dalam Kawasan Perencanaan terdapat dua lokasi
Masjid. Di Kawasan Perencaan persebaran sarana peribadatan kurang merata.
Kondisi dari sarana peribadatan yang tersebar di Kawasan Perencanaan tergolong
dalam kondisi baik, terlihat dari kondisi bangunan yang masih nyaman untuk
aktivitas beribadah dan sarana peribadatan berupa masjid masih ada yang dalam
proses pembangunan. Berikut ini merupakan gambaran sarana peribadatan yang
ada di Kawasan Perencanaan:
V-53
Gambar 5.23 Peta Persebaran Sarana Peribadatan
Sumber : Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-54
e. Analisis Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa
Pada Kawasan Perencanaan, sarana perdagangan dan jasa yang terdiri dari
toko atau warung yang menjual kebutuhan pokok sehari – hari dan deretan
pertokoan yang sebagian besar berada di pinggir jalan utama kawasan, terdapat
juga perhotelan yang berada di dekat jalan arteri. Persebaran sarana perdagangan
dan jasa ini sudah sangat merata di kawasan perencanaan. Kondisi dari sarana
perdagangan dan jasa yang tersebar di Kawasan Prioritas tergolong dalam kondisi
baik, terlihat dari kondisi bangunan yang masih nyaman untuk aktivitas berjual
beli. Berikut ini merupakan gambaran sarana perdagangan dan jasa yang ada di
kawasan:
V-55
Gambar 5.25 Peta Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa
Sumber : Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-56
f. Analisis Persebaran Sarana Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan
Olahraga
Pada Kawasan Perencanaan, sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan
olahraga yang terdiri dari lahan kosong yang terkadang dimanfaatkan sebagai
ruang parkir kendaraan para warga dan tidak dimanfaatkan dengan baik, serta
belum terdapat taman di kawasan. Persebaran sarana ruang terbuka ini masih
belum merata. Kondisi dari sarana ruang terbuka, dan taman, yang tersebar di
Kawasan Perencanaan tergolong dalam kondisi kurang baik karena kurang terawat
terlihat dari kondisi lahan kosong yang ditumbuhi rerumputan. Berikut ini
merupakan gambaran sarana ruang terbuka, dan taman, yang ada di Kawasan
Perencanaan:
V-57
Gambar 5.27 Peta Persebaran Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapanagan Olahraga
Sumber : Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-58
g. Analisis Persebaran Sarana Kebudayaan dan Rekreasi
Pada Kawasan Perencanaan, terdapat kebudayaan dan rekreasi yang
terdiri dari Museum Pers. Di Kawasan Perencanaan hanya ada satu sarana
kebudayaan dan rekreasi yang terletak dekat dengan jalan arteri. Kondisi dari
kebudayaan dan rekreasi ini terbilang dalam kondisi yang baik Berikut ini
merupakan gambaran sarana kebudayaan dan rekreasi yang ada di Kawasan
Perencanaan:
V-59
Gambar 5.29 Peta Persebaran Sarana Kebudayaan dan Rekreasi
Sumber : Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-60
Gambar 5.30 Peta Persebaran Sarana Permukiman di Kawasan Perencanaan
Sumber: Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-61
5.1.5.2 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Permukiman
Analisis jangkauan pelayanan sarana permukiman bertujuan untuk
mengetahui tingkat jangkauan pelayanan sarana permukiman di Kawasan
Perencanaan. Analisis jangkauan pelayanan sarana permukiman menggunakan
input data meliputi data persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum,
data persebaran sarana pendidikan, data persebaran sarana kesehatan, data
persebaran sarana peribadatan, data persebaran sarana perdagangan dan jasa, serta
data persebaran sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olahraga serta sarana
kebudayaan dan rekreasi. Selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan
ketentuan – ketentuan pada SNI 03 – 1733 – 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan untuk mengetahui jangkauan pelayanan
setiap sarana permukiman. Keluaran analisis ini berupa peta jangkauan pelayanan
sarana permukiman. Berikut adalah uraian hasil analisis jangkauan pelayanan
sarana permukiman di Kawasan Perencanaan:
V-62
d. Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Peribadatan
Hasil dari analisis jangkauan pelayanan sarana peribadatan berupa Masjid
sudah menjangkau keseluruh Kawasan Perencanaan
V-63
Gambar 5.31 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Permukiman di Kawasan Perencanaan
Sumber :Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-64
Gambar 5.32 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Pendidikan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-65
Gambar 5.33 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Kesehatan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-66
Gambar 5.34 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Peribadatan V-67
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Gambar 5.35 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Perdagangan dan Jasa
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-68
Gambar 5.36 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-69
Gambar 5.37 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-70
5.1.5.3 Analisis Kebutuhan Sarana Permukiman
Analisis kebutuhan pelayanan sarana permukiman bertujuan untuk
mengetahui jumlah kebutuhan sarana permukiman di Kawasan Perencanaan
hingga akhir tahun perencanaan. Analisis kebutuhan sarana permukiman
menggunakan input data meliputi data proyeksi penduduk selama tahun
perencanaan, data jumlah eksisting sarana pemerintahan dan pelayanan umum,
data jumlah eksisting sarana pendidikan, data jumlah eksisting sarana kesehatan,
data jumlah eksisting sarana peribadatan, data jumlah eksisting sarana
perdagangan dan jasa, serta data jumlah eksisting sarana ruang terbuka, taman,
dan lapangan olahraga dan juga sarana kebudayaan dan rekreasi. Selanjutnya data
tersebut dibandingkan dengan ketentuan – ketentuan pada SNI 03 – 1733 – 2004
Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan untuk
mengetahui kebutuhan setiap sarana permukiman selama tahun perencanaan.
Keluaran analisis ini berupa deskripsi kebutuhan sarana permukiman. Berikut
adalah uraian hasil analisis kebutuhan sarana permukiman di Kawasan
Perencanaan:
a. Analisis Kebutuhan Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Berikut merupakan tabel perhitungan kebutuhan saran pemerintahan dan
pelayanan umum di Kawasan Perencanaan :
Tabel 5.28 Kebutuhan Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum pada Tahun
Perencanaan
Sarana Pemerintahan Jumlah Tambahan
Threshold Kebutuhan Ketersediaan
dan Pelayanan Umum Penduduk Sarana
Kantor Kelurahan 2072 30000 1 1 0
Balai Pertemuan 2072 2500 1 3 0
Pos Hansip 2072 2500 1 1 0
Kantor Polisi 2072 120000 1 1 0
MCK Umum 2072 4000 1 2 0
Sumber:Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, kebutuhan akan sarana
pemerintahan dan pelayanan umum di Kawasan Perencanaan untuk balai
pertemuan, MCK umum, dan pos hansip sudah mampu tercukupi oleh unit yang
tersedia. Kantor Kelurahan dan Kantor Polisi jangkauan pelayanannya hingga satu
kelurahan. Sehingga sampai akhir tahun perencanaan tidak memerlukan
penambahan sarana pemerintahan dan pelayanan umum di Kawasan Perencanaan.
V-71
Bila dilihat dari segi kualitas sarana yang tersedia di Kawasan Perencanaan
tergolong dalam kondisi yang baik dan terawat sehingga masih mampu
mengakomodir kebutuhan dari masyarakat.
V-72
cukup baik dan terawat sehingga masih mampu mengakomodir kebutuhan
pelayanan kesehatan masyarakat.
d. Analisis Kebutuhan Sarana Peribadatan
Berikut merupakan tabel perhitungan kebutuhan saran peribadatan di
Kawasan Perencanaan :
Tabel 5.31 Kebutuhan Sarana Peribadatan pada Tahun Perencanaan
Sarana Jumlah Tambahan
Threshold Kebutuhan Ketersediaan
Peribadatan Penduduk Sarana
Masjid 2072 2.500 1 2 0
Sumber:Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, kebutuhan akan sarana
peribadatan di Kawasan Perencanaan untuk masjid sudah mampu tercukupi oleh
unit yang tersedia. Belum terdesak untuk dilakukan penambahan sarana
peribadatan hingga akhir tahun perencanaan. Bila dilihat dari segi kualitas sarana
yang tersedia di Kawasan Perencanaan tergolong dalam kondisi yang baik dan
terawat sehingga masih mampu mengakomodir kebutuhan peribadatan
masyarakat.
V-73
f. Analisis Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan
Olahraga
Berikut merupakan tabel perhitungan kebutuhan saran ruang terbuka, taman
dan lapangan olahraga di Kawasan Perencanaan :
Tabel 5.33 Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, Lapangan Olahraga pada
Tahun Perencanaan
Sarana
Ruang
Terbuka,
Jumlah Tambahan
Taman, Threshold Kebutuhan Ketersediaan
Penduduk Sarana
dan
Lapangan
Olahraga
Taman/ 2072 250 9 4 5
tempat
main
Sumber:Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, kebutuhan akan sarana
ruang terbuka, taman, dan lapangan olahraga di Kawasan Perencanaan belum
mampu mencukupi kebutuhan di masyarakat sehingga diperlukan penambahan
berupa 5 unit taman/tempat bermain hingga akhir tahun perencanaan. Pada
Kawasan Perencanaan masih terdapat ruang terbuka yang belum dimanfaatkan
secara optimal sehingga kualitasnya menurun. Ruang terbuka menjadi tidak
terawat, ditumbuhi rerumputan, dan digunakan sebagai tempat parkir mobil.
Sehingga diperlukan penambahan serta mengajak warga sekitar untuk menjaga
dan memelihara sarana berupa taman agar mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat.
g. Analisis Kebutuhan Sarana Kebudayaan dan Rekreasi
Berikut merupakan tabel perhitungan kebutuhan saran kebudayaan dan
rekreasi di Kawasan Perencanaan :
Tabel 5.34 Kebutuhan Sarana Kebudayaan dan Rekreasi pada Tahun
Perencanaan
Sarana Jumlah Tambahan
Threshold Kebutuhan Ketersediaan
Rekreasi Penduduk Sarana
Gedung 2072 120.000 1 1 0
Serbaguna
Sumber:Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-74
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, kebutuhan akan sarana
kebudayaan dan rekreasi di Kawasan Perencanaan berupa Monumen Pers sudah
mampu tercukupi oleh unit yang tersedia. Tidak perlu adanya penambahan unit
rekreasi ini hingga akhir tahun perencanaan. Bila dilihat dari segi kualitas sarana
yang tersedia di Kawasan Perencanaan tergolong dalam kondisi yang baik dan
terawat sehingga masih mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat.
V-75
aliran hujan, juga digunakan sebagai saluran pembuangan air limbah cuci rumah
tangga.
Drainase-drainase terbut terbagi menjadi dua tipe yakni drainase terbuka
dan drainase tertutup. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebanyak 20%
drainase merupakan tipe drainase terbuka, sedangkan sisanya sebesar 80%
berjenis drainase tertutup. Selain itu untuk drainase tersier hampir semuanya
belum menggunakan sistem terpadu yang terpisah antara limbah dan air hujan.
Adanya kawasan tergenang banjir di di dalam kawasan terdapat dibeberapa titik
dengan luapan 30-50 cm dalam waktu satu jam, terjadi di setiap hujan deras yang
relatif lama.
Tipe Drainase
Terbuka
20%
Tertutup
80%
Gambar 5.38 Diagram Presentase Tipe Drainase Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-76
Gambar 5.40 Kondisi Drainase Terbuka Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-77
1. Tidak ada peningkatan debit limpasan untuk jenis pemanfaatan ruang
selain permukiman.
2. Kebutuhan area adalah 9,6 m2/orang
3. Air limbah yang dihasilkan 75% dari kebutuhan air bersih
4. Jumlah penduduk dalam 1 KK adalah 4 orang
5. Kebutuhan air adalah 70 liter/orang/hari
Maka perhitungan kapasitas drainase sebagai berikut :
Luas penampang
A = 0,5 x 1,5
= 0,75 m2
Keliling basah
P = b + 2h
= 0,5 + (2x1,5)
= 3,5 m
Jari-jari hindrolis
Debit saluran
Q = (1/0,013)x0,75x0,222/3x0,21/2
Q = 2,65 m3/detik
Debit Akibat curah hujan
Luas daerah pengaliran = 19,69 ha
=
= x 0,7 x 24 x 19,69
= 0,919 m3/detik
V-78
Debit Akibat air limbah
Air limbah yang dihasilkan adalah sekitar 75% dari air rata-rata yang
disalurkan ke daerah tersebut, sehingga limpasan oleh air limbah adalah:
Q limbah = rata-rata air disalurkan x 0,00000081 x jumlah penduduk
= 0,75 x 0.00000081 x 2052
= 0,00124659 m3/detik
Total Debit Limpasan
Q total = Q limpasan air hujan + Q limpasan air limbah
= 0,919 + 0,00124659
= 0,9202 m3/detik
Debit Saluran Drainase > Debit Rencana Drainase (Debit limpasan
tertinggi), maka debit saluran masih memadai pada tahun 2019. Untuk kebutuhan
tahun 2020 menggunakan rumus yang sama dengan diatas ditemukan sebagai
berikut :
Kebutuhan tahun 2020
Debit saluran : 2,65 m3/detik
Debit limpasan air hujan : 0,929 m3/detik
Debit limpasan air limbah : 0,00126 m3/detik
Total : 0,930 m3/detik
Debit Saluran Drainase > Debit Rencana Drainase (Debit limpasan
tertinggi), maka debit saluran masih memadai pada akhir tahun perencanaan.
Maka dari itu diketahui bahwa munculnya titik-titik genangan pada kawasan
bukan dikarenakan oleh kurangnya kapasitas drainase, namun karena sistem
drainase yang buruk dalam mengalirkan debit air secara besar (genangan muncul
disaat hujan deras dalam kurun waktu cukup lama).
V-79
Pengelolaan Air Limbah
Tidak Memiliki
Memiliki Septictank
Septictank 47%
53%
V-80
5.1.6.3 Jaringan Air Bersih
a. Analisis Ketersediaan Air Bersih
Air Sumur
37%
PDAM
63%
Gambar 5.42 Diagram Presentase Sumber Air Bersih Kawasan Permukiman Kumuh
Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Terdapat 2 jenis sumber air bersih pada kawasan perencanaan, yakni sumur
dan PDAM. Masyarakat yang menggunakan sumur sebagai sumber air bersih
sebesar 37% dari total keseluruhan. Kemudian untuk PDAM sebesar 63% dari
total keseluruhan. Semua penduduk yang memakai sumur kualitas airnya baik
berdasarkan wawancara warga . Untuk PDAM, berdasarkan wawancara
masyarakat, PDAM yang digunakan kuantitasnya cukup untuk kebutuhan sehari-
hari dan kualitas yang cukup baik.
V-81
domestik)
V-82
Tabel 5.39 Proyeksi Timbulan Sampah Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Tahun 2019
Tahun Jumlah Timbulan Timbulan Timbulan Total Total
Penduduk Sampah sampah sampah timbulan timbulan
domestik perdagangan lain-lain (L) (m3)
(L) (L) (L)
V-83
5.1.6.5 Jaringan Listrik
a. Ketersediaan Jaringan Listrik
12%
36% 9%
30%
13%
Gambar 5.43 Diagram Presentase Tingkat Penggunaan Listrik Kawasan Permukiman Kumuh
Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Dalam SNI 03 – 1733 – 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan menyebutkan bahwa setiap rumah minimal harus memiliki
daya listrik minimal 450 VA. Di kawasan perencanaan setiap bangunan memiliki range
yang begitu jauh. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara, masyarakat menilai tidak ada
masalah berarti mengenai jaringan listrik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ketersediaan jaringan listrik di kawasan perencanaan telah memenuhi.
V-84
Tabel 5.41 Proyeksi Kebutuhan Listrik Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Standar Kebutuhan Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
Listrik Penduduk Listrik tahun Penduduk tahun Listrik tahun
(watt/ orang/ hari) tahun 2019 2019 2020 2020
(jiwa) (watt/ hari) (jiwa) (watt/ hari)
Berdasarkan hasil analisis diketahui kebutuhan listrik yang dibutuhkan pada tahun
2020 adalah sebesar 186.480 watt. Listrik yang disalurkan bersumber dari trafo
Mangkunegaran sebesar 1500000 VA, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
listrik pada tahun 2020 telah tercukupi.
V-85
5.1.6.7 SWOT Sektor Prasarana
Tabel 5.42 Matriks SWOT Sektor Prasarana
S W O T
Kapasitas drainase Jaringan air bersih Adanya Program Potensi banjir pada Kali
mampu mencukupi PDAM belum rehabilitasi jalan dan Toklo
debit saluran memenuhi jembatan
gerobak motor sampah keseluruhan kawasan
sudah memenuhi
kebutuhan pelayanan
persampahan kawasan
Jaringan listrik dan Adanya Program Potensi
telekomunikasi secara Tidak memiliki ipal rehabilitasi saluran pencemaran air tanah
kuantitas dan kualitas komunal untuk drainase/gorong-
memenuhi kebutuhan melayani limbah gorong
kawasan kawasan
Adanya program
Penyediaan air bersih
V-86
Gambar 5.44 Peta Jaringan Drainase di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-87
Gambar 5.45 Peta Jaringan Air Limbah di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-88
Gambar 5.46 Peta Jaringan Air Bersih di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-89
Gambar 5.47 Peta Jaringan Persampahan di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-90
Gambar 5.48 Peta Jaringan Listrik di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-91
Gambar 5.49 Peta Jaringan Pelayanan BTS di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-92
5.1.7 Analisis Transportasi
5.1.7.1 Analisis Kondisi Jalan
Kondisi perkerasan jalan di Kawasan Timuran sebagian besar memiliki
kualitas baik. Namun, ada dua titik ruas mengalami keruakan perkerasan.
Kemudian, lebar jalan di Kawasan Timuran belum sesuai dengan standar PP No.
34 tahun 2006.
V-93
Gambar 5.50 Peta Titik Kerusakan Jalan Kawasan Timuran
V-94
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Gambar 5.51 Peta Keterjangkauan Sarana Halte Kawasan Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-95
5.1.7.3 Analisis Sirkulasi
Sirkulasi di dalam Kawasan Timuran sebagian besar merupakan sistem
dua arah. Dengan sirkulasi eksternal dari dan menuju Kawasan Timuran dari
berbagai arah, aksesibilitas menuju kawasan menjadi lebih mudah. Namun,
kecepatan kendaraan yang melewati Jalan Ronggowarsito terhitung tinggi dan
berpotensi mengganggu kenyamanan bagi warga sekitar. Kemudian, jalan
lingkungan di dalam Kawasan Timuran menggunakan sistem dua arah yang
mengakibatkan sirkulasi pergerakan terganggu, terutama mobil damkar melewati
jalan lingkungan jika terjadi kebakaran. Sebagian besar sirkulasi kendaraan
terbanyak berasal dari Jalan Slamet Riyadi bagian selatan dan Jalan
Ronggowarsito bagian timur.
Sebagian besar sirkulasi kendaraan terbanyak berasal dari Jalan Slamet
Riyadi bagian selatan dan Jalan Ronggowarsito bagian timur. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa Kawasan Timuran memiliki aksesibilitas yang tinggi.
V-96
Gambar 5. Peta Sirkulasi Eksternal Kawasan Timuran
V-98
5.1.7.5 SWOT Sektor Transportasi
V-99
Gambar 5.54 Peta Titik Parkir Kawasan Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-100
5.1.8 Analisis Tata Guna Lahan
5.1.8.1 Analisis Kesesuaian Lahan
Analisis kesesuaian lahan merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui kesesuaian lahan di kawasan kumuh Timuran yang terdiri atas
kesesuaian lahan terhadap kemampuan lahan dan terhadap RTRW Kota Surakarta
tahun 2011-2031. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara
penggunaan lahan eksisting di kawasan kumuh timuran dengan data kemampuan
lahan yang didapatkan dari analisis sektor fisik dasar serta peta RTRW Kota
Surakarta Tahun 2011-2031.
V-102
Kelas kemampuan lahan di Lahan di kawasan permukiman kumuh
Timuran adalah D atau pengembangan agak tinggi yang berarti arahan
pengembangan adalah untuk kawasan budidaya. Berdasarkan kelas kemampuan
lahan D di kawasan permukiman kumuh Timuran, maka penggunaan lahan di
kawasan permukiman kumuh Timuran dapat diarahkan sebagai kawasan budidaya
maupun kawasan lindung. Jadi, dapat diketahui bahwa penggunaan lahan
eksisting di kawasan permukiman kumuh Timuran sudah sesuai dengan
kemampuan lahannya.
V-103
Gambar 5.58 Peta Kesesuaian Lahan Terhadap RTRW Kota Surakarta
2
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-104
Dari hasil analisis kesesuaian lahan kawasan permukiman kumuh
Timuran terhadap RTRW Kota Surakarta Tahun 2011-2031, diketahui bahwa
penggunaan lahan eksisting di kawasan kumuh Timuran sudah sesuai dengan
RTRW Kota Surakarta. Arahan peruntukan lahan di kawasan kumuh Timuran
adalah untuk kawasan budidaya yaitu untuk perumahan kepadatan tinggi,
perdagangan dan jasa, serta perkantoran. Arahan peruntukan lahan tersebut sudah
sesuai dengan penggunaan lahan eksisting yang ada di kawasan permukiman
kumuh Timuran. Karena memiliki peruntukan lahan sebagai perdagangan dan jasa
serta berada di pusat kota, maka nilai lahan di kawasan permukiman kumuh
Timuran tinggi dan cocok dikembangkan untuk kegiatan ekonomi. Namun, hal
tersebut dapat menimbulkan permasalahan yaitu adanya masalah pada sirkulasi
kendaraan akibat banyaknya kendaraan yang parkir di badan jalan. Selain itu,
kawasan permukiman kumuh Timuran juga dekat dengan berbagai kawasan
strategis sosial budaya. Sehingga kawasan permukiman kumuh Timuran dapat
dikembangkan untuk mendukung kegiatan di kawasan strategis sosial budaya.
V-105
Gambar 5.59 Peta Pola Penanganan Permukiman Kumuh
3 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Sumber: Hasil Analisis Kelompok
V-106
Dari tabel dan peta analisis pola penanganan permukiman kumuh di atas,
dapat diketahui bahwa terdapat beberapa pola penanganan yang sesuai dilakukan
untuk menangani kumuh di kawasan perencanaan. Untuk pola penanganan
pemugaran/peremajaan, sesuai dilakukan di hampir semua wilayah di kawasan
permukiman kumuh Timuran dengan luas 22,72 ha atau dengan persentase
99,56%. Sedangkan pola penanganan permukiman kembali sesuai dilakukan di
sebagian kecil wilayah di kawasan perencanaan yaitu tepatnya di RT02/RW02. Di
tempat tersebut terdapat 15 rumah yang dibangun di atas lahan ilegal sehingga
pola penanganan yang tepat untuk dilakukan adalah pola penanganan permukiman
kembali.
V-107
3F 2911.91 1125.07 1125.07 38.64 0.39 61.36
3G 3683.72 0 0 0 0 100
3H 1999.74 1094.77 1094.77 54.75 0.55 45.25
3I 2684.6 1561.4 1858.69 58.16 0.69 41.84
3J 11416.42 5079.8 6220.31 44.5 0.54 55.5
3K 15625.93 8222.86 9080.21 52.62 0.58 47.38
3L 2096.25 1240.39 2100.61 59.17 1 40.83
3M 1360.79 934.25 934.25 68.65 0.69 31.35
3N 1200.58 856.17 1260.67 72.26 1.05 27.74
3O 801.66 542.69 1628.07 67.7 2.03 32.3
3P 1377.13 804.5 804.5 58.42 0.58 41.58
3Q 1327.11 751.45 1047.18 56.62 0.79 43.38
3R 5205.48 3061.89 5250.94 58.82 1.01 41.18
3S 2569.47 1897.06 4348.49 73.83 1.69 26.17
4A 2229.47 1563.79 3271.93 70.14 1.47 29.86
4B 2133.37 1031.04 1142.47 48.33 0.54 51.67
4C 5108.19 2594.87 3890.08 50.8 0.76 49.2
4D 2503.31 1845.19 4140.76 73.71 1.65 26.29
4E 8571.56 5035.82 6148.08 58.75 0.72 41.25
4F 3576.55 1838.43 2029.53 51.4 0.57 48.6
4G 1134.36 654.78 962.65 57.72 0.85 42.28
4H 1194.38 879.54 1806.52 73.63 1.51 26.37
4I 847.96 547.51 765 64.57 0.9 35.43
4J 2539.95 1284.07 1284.07 50.55 0.51 49.45
4K 3278.02 1794.71 3625 54.75 1.11 45.25
4L 13885.18 7796.92 9273.11 56.15 0.67 43.85
4M 10529.21 6411.32 12205.59 60.89 1.16 39.11
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-108
Gambar 5.60 Peta Koefisien Dasar Bangunan
4 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Sumber: Hasil Analisis Kelompok
V-109
Gambar 5.61 Peta Koefisien Lantai Bangunan
5 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Sumber: Hasil Analisis Kelompok
V-110
Gambar 5.62 Peta Koefisien Dasar Hijau
6 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Sumber: Hasil Analisis Kelompok
V-111
5.1.8.3.1 Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Koefisien Dasar Bangunan atau KDB merupakan perbandingan antara
luas bangunan dengan luas lahan (kaveling). Nilai KDB di suatu kawasan
menentukan berapa persen luas bangunan di suatu kawasan yang boleh dibangun.
Penentuan KDB ditinjau dari aspek lingkungan dengan tujuan untuk mengatur
intensitas kepadatan dasar bangunan serta mengendalikan luas bangunan di suatu
lahan pada batas-batas tertentu sehingga tidak mengganggu penyerapan air hujan
ke tanah.
KDB di kawasan permukiman kumuh Timuran dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Rendah: Sub blok yang memiliki KDB dengan rentang 0%-20% dan
terdiri atas 1 sub blok
2. Sedang: Sub blok yang memiliki KDB dengan rentang 20%-40% dan
terdiri atas 6 sub blok
3. Tinggi: Sub blok yang memiliki KDB dengan rentang 40%-60% dan
terdiri atas 23 sub blok
4. Sangat Tinggi: Sub blok yang memiliki KDB dengan rentang 60%-80%
dan terdiri atas 11 sub blok
%
=
= %
Dari perhitungan di atas didapatkan rata-rata KDB di kawasan
permukiman kumuh Timuran yaitu sebesar 53,50%. Selanjutnya dihitung KDB
maksimum kawasan permukiman kumuh Timuran. KDB maksimum ditetapkan
dengan mempertimbangkan tingkat pengisian atau peresapan air, kapasitas
drainase, dan jenis penggunaan lahan. KDB maksimum dapat diketahui dengan
rumus perhitungan sebagai berikut:
V-112
= %
Dimana :
OS = Iinf/Qinf
A = Luas kawasan
Intensitas dan debit infiltrasi air:
Iinf = S x A
Qinf = C x I x A
Dimana :
S =Koefisien penyimpanan
C = Koefisien infiltrasi
I = Intensitas infiltrasi minimum
Selanjutnya menghitung KDB maksimum di kawasan permukiman
kumuh Timuran dengan perhitungan sebagai berikut:
Diketahui : A = 22,82 ha
S = 0,0018
C = 1,9 (pada kemiringan 5-15%)
I = 6,7 x 10-5 l/detik
Jawab : =
=
= l/menit
= l/detik
=
= x 10-5) x 228200
= l/detik
=
=
= l/detik/ha
=
V-113
=
= ha
= %
= %
= %
1. Rendah: Sub blok yang memiliki KLB dengan rentang 0-0,5 dan terdiri
atas 6 sub blok
2. Sedang: Sub blok yang memiliki KLB dengan rentang 0,5-1 dan terdiri
atas 23 sub blok
3. Tinggi: Sub blok yang memiliki KLB dengan rentang 1-1,5 dan terdiri
atas 7 sub blok
4. Sangat Tinggi: Sub blok yang memiliki KLB dengan rentang >1,5 dan
terdiri atas 5 sub blok.
V-114
KLB tertinggi di kawasan permukiman kumuh Timuran berada sub blok 2E
dengan nilai KLB 2,16 dan penggunaan lahannya adalah untuk perhotelan.
Sedangkan KLB terendah di kawasan permukiman kumuh Timuran memiliki nilai
0 yaitu di sub blok 3G. Selanjutnya adalah menghitung KLB maksimum. Jumlah
lantai maksimum di kawasan permukiman kumuh Timuran ditetapkan sebanyak 4
lantai, nilai KLB maksimum 70% dan asumsi luas kaveling adalah 100 m2. Maka
perhitungan KLB maksimum adalah sebagai berikut
2
= %
2
=
Luas dasar bangunan yang boleh dibangun pada luas kaveling 100 m2 dengan
KDB maksimum 70% sebesar 70 m2. Selanjutnya menghitung luas lantai
bangunan yang boleh dibangun dengan jumlah lantai maksimum 4.
2
=
2
=
Luas lantai bangunan yang boleh dibangun pada luas kaveling 100 m2 dengan
KDB maksimum 70% dan jumlah lantai maksimum 4 sebesar 280 m2. Selanjutnya
menghitung nilai KLB maksimum dengan cara membagi luas lantai bangunan
yang boleh dibangun dengan luas kaveling. Berikut ini adalah perhitungan KLB
maksimum kawasan permukiman kumuh Timuran.
2
= 2
V-115
5.1.8.3.3 Koefisien Dasar Hijau (KDH)
1. Rendah: Sub blok yang memiliki KDH dengan rentang 20%-40% dan
terdiri atas 11 sub blok
2. Sedang: Sub blok yang memiliki KDH dengan rentang 40%-60% dan
terdiri atas 23 sub blok
3. Tinggi: Sub blok yang memiliki KDH dengan rentang 60%-80% dan
terdiri atas 6 sub blok
4. Sangat Tinggi: Sub blok yang memiliki KDH dengan rentang 80%-100%
dan terdiri atas 1 sub blok
= %
= % %
= %
V-116
5.1.8.4 SWOT Sektor Tata Guna Lahan
V-117
Gambar 5.63 Karakteristik Bangunan di Kawasan Perencanaan Timuran
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-118
Pada bagian ini, bangunan memiliki karakteristik bangunan rumah layak
huni. hal ini terlihat dari dinding yang terbuat dari batu-bata dengan lapisan
cat atau keramik, memiliki atap dengan bahan genteng dan asbes, dan
bangunan dalam kondisi baik. Model bangunan di bagian ini mengusung
gaya bangunan tradisional dan modern-minimalis. Pada umumnya,
bangunan rumah menghadap ke jalan.
V-119
bangunan rumah dengan jalan. Pada umumnya, bangunan menghadap ke
jalan.
V-120
Pada bagian ini, bangunan rumah memiliki karakteristik rumah tidak layak
huni yang dapat dilihat dari dinding yang terbuat dari bambu, kayu, atau
batu bata tanpa lapisan. Bangunan memiliki atap seng atau genteng.
Terdapat beberapa bangunan dengan kondisi yang rusak ringan di bagian
ini. Pada umumnya bangunan rumah menghadap ke jalan.
V-121
cat, memiliki atap genteng, asbes dan seng, dan dalam kondisi baik.
bangunan bergaya tradisional masih terdapat di kawasan ini, namun terdapat
pula bangunan bergaya minimalis dan modern. Pada umumnya, bangunan
rumah menghadap ke jalan.
V-122
Pada bagian ini, bangunan rumah memiliki karakteristik bangunan rumah
tidak layak huni. Terlihat dari dinding bangunan yang terbuat dari kayu,
batu-bata atau campuran keduanya. Bangunan ini memiliki atap seng dan
terdapat beberapa banguna yang kondisinya rusak ringan. Gaya bangunan di
bagian ini pada umumnya minimalis. Bangunan rumah menghadap ke jalan.
V-123
Gambar 5.73 Foto Karakteristik Kawasan 5
Sumber: Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kumuh Timuran, 2019
Pada bagian ini, bangunan rumah memiliki karakteristik rumah tidak layak
huni. Terlihat dari dinding yang terbuat dari batu-bata dan dilapisi cat,
namun tidak terawat karena terdapat bagian-bagian yang catnya terkelupas.
Bangunan memiliki atap genteng. Bangunan rumah menempel pada
bangunan di sebelahnya, dan terlihat tidak tertata. Gaya bangunan di bagian
ini adalah minimalis. Pada umumnya, bangunan rumah menghadap ke jalan.
V-124
Gambar 5.75 Foto Karakteristik Kawasan 6
Sumber: Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kumuh Timuran, 2019
Pada bagian ini bangunan rumah memiliki karakteristik rumah layak huni.
Hal ini dapat dilihat dari dinding bangunan yang terbuat dari batu-bata
dengan lapisan cat, memiliki atap genteng dan dalam kondisi yang baik.
Bangunan memiliki gaya modern di bangian ini. Terdapat pagar tembok,
pagar besi atau kombinasi keduanya untuk membatasi antara bangunan
rumah dengan jalan. Pada umumnya bangunan menghadap ke jalan.
V-125
Gambar 5.77 Foto Karakteristik Kawasan 7
Sumber: Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kumuh Timuran, 2019
V-126
Gambar 5.79 Foto Karakteristik Kawasan 8
Sumber: Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kumuh Timuran, 2019
V-127
Gambar 5.80 Peta Garis Sempadan Bangunan di Kawasan Perencanaan Timuran
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-128
Gambar 5.81 Peta Jarak Antar Bangunan di Kawasan Perencanaan Timuran
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-129
5.1.9.3 Analisis Citra Kawasan
Analisis citra kawasan merupakan analisis yang memuliki luaran untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas komponen citra kawasan pada Kawasan
Perencanaan Timuran. Data yang digunakan pada analisis citra kawasan adalah
komponen citra kawasan yaitu path, nodes, landmark, district dan edge.
a) Path
- Path di kawasan perencanaan membentuk pola grid. Hal ini membuat
pergerakan ke seluruh kawasan menjadi lebih mudah.
- Terdapat jalan yang arahnya satu arah.
- Terdapat parkir on street di beberapa titik jalan yang menghambat
sirkulasi kendaraan.
- Pada ruas jalan tertentu jalan sering digunakan untuk bermain anak-
anak dan tempat warga bersosialisasi.
b) Nodes
Nodes berupa titik-titik persimpangan. Pada jam-jam tertentu terutama
jam masuk dan pulang kantor, akan terjadi kemacetan di titik-titik ini
karena penambahan jumlah kendaraan dari luar kawasan.
c) Landmark
- Terdapat 23 signage (18 gapura, 3 papan informasi, 2 preservasi) di
Kawasan Timuran.
- Terdapat gapura di setiap gang yang berada di kawasan perencanaan.
Informasi yang tertera di gapura tersebut pada umumnya berupa nama
kampung beserta RT/RW, dan tulisan “DIRGAHAYU RI – 17 8 45”.
Hal ini berguna untuk mempermudah orang dari luar kawasan dalam
mencari alamat/lokasi.
- Di beberapa titik terdapat papan informasi namun terlihat tidak
berfungsi.
- Terdapat papan penanda jalan di jalan-jalan utama.
- Terdapat preservasi berupa Monumen Pers Nasional dan Dalem
Padmosusastran.
V-130
Gambar 5.82 Foto Monumen Pers Nasional sebagai preservasi
Sumber: Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kumuh Timuran, 2019
V-131
Gambar 5.84 Foto Papan Penanda Jalan dan Papan Informasi di Kawasan Timuran
Sumber: Observasi Kelompok 1 Stuperkim Kumuh Timuran, 2019
d) District
Terdapat pembagian-pembagian penggunaan lahan di Kawasan
Perencanaan.
e) Edge
Tiap penggunaan lahan yang berbeda dibatasi dengan jaringan jalan dan
juga dinding.
Dari komponen citra kawasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas
citra kawasan yang ada di Kawasan Perencanaan Timuran sudah baik, namun
belum optimal. Berikut adalah peta komponen citra kawasan di Kawasan
Perencanaan Timuran tahun 2019.
V-132
Gambar 5.85 Path di Kawasan Perencanaan Timuran
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-133
Gambar 5.86 Edge di Kawasan Perencanaan Timuran
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-134
Gambar 5.87 Landmark di Kawasan Perencanaan Timuran
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-135
Gambar 5.88 Guna Lahan di Kawasan Perencanaan Timuran
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-136
5.1.9.4 SWOT Sektor Tata Bangunan dan Lingkungan
Tabel 5.48 SWOT Tata Bangunan dan Lingkungan
S W O T
Pudarnya ciri khas
Terdapat landmark Adanya program
Papan informasi bangunan tradisional
berupa signage (gapura penanganan
tidak berfungsi dengan kesan guyub
dan papan informasi) bangunan kumuh
optimal karena mengikuti
dan preservasi oleh KOTAKU
perkembangan jaman
Bangunan kepadatan
tinggi di kawasan
perumahan
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-137
yang memang bekerja dengan sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram di bawah ini :
17%
Terlaksana
Belum Terlaksana
83%
Gambar 5.89 Diagram Kinerja Lembaga skala Kota di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
- Lembaga
Sumberberskala kelurahan
: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-138
melakukan kegiatan, di samping itu terbatasnya dana yang dimiliki kelurahan
membuat pergerakan Karang Taruna di kawasan Timuran menjadi terbatas
dan kegiatan yang dilakukan cenderung monoton dan tidak ada kemajuan
• Minimnya waktu dalam berkoordinasi dikarnakan kesibukan masing-
masing anggota
Keanggotaan karangtaruna di Kelurahan Timuran hanyalah terdiri dari 37
orang anggota dan 8 pengurus. Jika diriincikan terdapat 9 orang yang masih
berstatus SMA/SMK, 4 orang diploma, dan 14 orang sedang menempuh
pendidikan di Perguruan Tinggi
• Tidak melakukan kemitraan dengaan pihak eksternal secara
berkelanjutan. Hanya even-even tertentu saja
Berbeda dengan LPMK yang sangat gesit dalam menjalin kemitraan dengan
para pelaku usaha, Karang Taruna di Kelurahan Timuran justru sebaliknya.
Terbatasnya jumlah anggota, minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki,
dan minimnya dana membuat mereka menjadi kurang aktif dalam membangun
kemitraan secara berkelanjutan di kawasan Timuran. Padahal jika ditelisik
lebih jauh kawasan ini memiliki potensi khususnya potensi sebagai kawasan
pendukung pariwisata mengingat letaknya yang sangat strategis dan dekat
dengan obyek-obyek pariwisata vital di Kota Surakarta. Dimana seharusnya
karagtaruna mampu menjembatani antara Masyarakat – Pihak Swasta – dan
Pemerintah (Kelurahan) dalam rangka mengoptimalkan potensi pariwisata dan
budaya yang dimilikinya.
Berikut merupakan Perbandingan prosentase lembaga yang aktif dengan
yang tidak aktif di Kelurahan Timuran :
V-139
Kinerja Lembaga di Tingkat Kelurahan
8%
92%
Gambar 5.90 Diagram Kinerja Lembaga skala Kelurahan Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-140
Tabel 5.49 Matriks Keaktifan Lembaga tingkat RT/RW di Kawasan Permukiman Kumuh
Timuran
V-141
FORMULASI PENCAIRAN DANA DPK
Dari hasil pendataan dan analisis yang sudah dilakukan oleh peneliti
terhadap Swadaya masyarakat dan CSR di kawasan perencanaan diperoleh
beberapa hal diantaranya :
V-142
a. Tingkat Swadaya Masyarakat dalam Pembiayaan Pembangunan
- Terdapat sebanyak 7 dari 17 RT arau sekitar 41% RT di Permukiman
Kumuh Timuran sama sekali tidak pernah melakukan pembangunan
dengan swadaya.
- Sedangkan sisanya, pernah melakukan pembangunan swadaya.
Keterlibatan masyarakat berbagai macam, ada yang menyumbangkan ide,
ada yang meyumbangkan materi (dana/ perkakas pembangunan seperti
pasir dan lain sebagainya, konsumsi) ataupun dalam bentuk tenaga.
Walaupun memang swadaya dalam bentuk dana yang dilakukan
masyarakat Timuran tidak besar nominalnya, namun mereka tetap
berusaha untuk memberikan swadaya dalam bentuk lain yaitu tenaga dan
ide/gagasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat CUKUP
BERPERAN AKTIF dalam kegiatan pembangunan pengentasan
permasalahan permukiman kumuh di Kelurahan Timuran
V-143
Grafik Jumlah RT yang Mendapatkan CSR di
Permukiman Kumuh Timuran
20
15
10
0
Dana Lapangan Kerja Sarpras Materi
Dana Lapangan Kerja Sarpras Materi
Gambar 5.91 Diagram Jumlah RT yang mendapatkan CSR di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Dari :beberapa
Sumber analisis
Hasil Analisis diatas dapat
Kelompok ditarikKawasan
1 Stuperkim kesimpulan mengenai
Kumuh Timuran,potensi,
2019
V-144
5.1.10.4 SWOT Sektor Pembiayaan Pembangunan dan Kelembagaan
S W O T
V-145
Kemudian melakukan penghitungan kebutuhan rumah di tahun 2024 :
Jumlah rumah th 2024 :
= Jumlah pertambahan penduduk / asumsi orang per rumah
= 100 penduduk / 3
= 34 rumah
Sehingga diperoleh angka sebagai berikut :
V-147
Tabel 5.55 Scoring Blok Variabel 1
Blok Scoring
1 3
2 2
3 3
4 2
5 1
6 1
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-148
4. Klasifikasi dan Scoring Variabel Lebar Jalan Masuk
Tabel 5.60 Klasifikasi dan Scoring Variabel Lebar Jalan Masuk
Kelas Scoring Keterangan
Baik 1 Lebar jalan >6 m, atau dengan asumsi dapat
dilalui mobil pemadam kebakaran besar dengan
leluasa
Sedang 2 Lebar jalan 3-6 meter, atau dengan asumsi dapat
dilalui mobil pemadam kebakaran kecil
Buruk 3 Lebar jalan <3 meter, atau dengan asumsi dapat
dilalui mobil pemadam kebakaran kecil
Sumber : Herlina Sri Martanti (2004)
Tabel 5.61 Scoring Blok Variabel 4
Blok Scoring
1 3
2 3
3 2
4 1
5 2
6 2
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-149
6. Klasifikasi dan Scoring Variabel Aktivitas Internal
Tabel 5.63 Klasifikasi dan Scoring Variabel Aktivitas Internal
Kelas Scoring Keterangan
Baik 1 >50% bangunan pada blok permukiman
merupakan bangunan rumah untuk tempat tinggal
Sedang 2 25-50% bangunan pada blok permukiman
merupakan bangunan rumah untuk tempat tinggal
dan selebihnyadigunakan untuk bengkel, pabrik
dan dagang
Buruk 3 <25% bangunan pada blok permukiman
merupakan bangunan rumah untuk tempat tinggal
dan selebihnya digunakan untuk bengkel, pabrik,
dan dagang
Sumber : Herlina Sri Martanti (2004)
Tabel 5.64 Scoring Blok Variabel 6
Blok Scoring
1 2
2 2
3 2
4 1
5 3
6 1
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-150
8. Klasifikasi dan Scoring Variabel Jarak Kantor Pemadam Kebakaran
terhadap Blok Permukiman
Tabel 5.67 Klasifikasi dan Scoring Variabel Jarak Kantor Pemadam Kebakaran
terhadap Blok Permukiman
Kelas Scoring Keterangan
Baik 1 Jarak <1.500 meter
Sedang 2 Jarak antara 1.500-3.000 meter
Buruk 3 Jarak >3.000 meter
Sumber : Herlina Sri Martanti (2004)
Tabel 5.68 Scoring Blok Variabel 8
Blok Scoring
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
Blok Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Total
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 3 1 3 1 2 2 1 16
2 2 3 1 3 1 2 2 1 15
3 2 2 1 2 1 2 2 1 13
4 2 2 1 1 1 1 2 1 11
5 1 2 1 2 1 3 2 1 13
6 1 2 1 2 1 1 1 1 10
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019
V-151
5.2.3 SWOT Multisektor Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
S W O T
V-152
Gambar 5.92 Peta Tingkat Kerawanan Bencana di Kawasan Permukiman Kumuh Timuran
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1 Stuperkim Kawasan Kumuh Timuran, 2019 V-153