Riset Penggunaan Kawasan Hutan
Riset Penggunaan Kawasan Hutan
Dasar Hukum:
Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 10 Tahun 2018 Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Riau (“Perda Riau 10/2018”). *Luas Kawasan Hutan Hal. 196, Hal.
423, Hal. 439. Daerah Aliran Sungai Hal. 450).
Dalam PMLHK 27/2018, Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan
(Pasal 1 angka 7). Sedangkan pengertian kawasan hutan adalah wilayah tertentu
yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap (Pasal 1 angka 8).
Pengajuan dan Persyaratan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan berdasarkan PMLHK
22/2018:
Berdasarkan Pedoman ISS, Nomor Induk Berusaha (“NIB”) adalah identitas Pelaku Usaha
yang diterbitkan oleh Lembaga OSS setelah Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran. NIB
sekaligus berlaku sebagai:
Izin Usaha;
Izin Komersial/Operasional;
IMB;
Izin Lokasi; dan
Izin Lingkungan (jika diperlukan).
Persyaratan Teknis
b. Lokasi dan luasan areal yang dimohon yang dituangkan dalam bentuk peta skala
paling kecil 1:50.000 atau lebih besar dalam bentuk softcopy format shapefile
dengan koordinat sistem UTM Datum WGS 84;
d. Izin lingkungan;
e. Peta citra penginderaan jauh dengan resolusi minimal 5 (lima) meter liputan 1
(satu) tahun terakhir dilampiri dengan softcopy dengan koordinat sistem UTM
Datum WGS 84;
Persyaratan Komitmen:
Note: Bagi izin usaha untuk kegiatan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu panas
bumi, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, waduk, bendungan, dan kegiatan yang
termasuk dalam proyek strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah, dapat
melakukan kegiatan usaha sebelum menyelesaikan Pemenuhan Komitmen, kecuali
Komitmen huruf a (AMDAL/UPL-UKL).
Pengajuan IPPKH dengan Penyelesaian Melalui Lembaga OSS (PMLHK 28/2018 (pasal 25-
29))
Berdasarkan PMLHK 28/2018 Pengajuan IPPKH oleh perusahaan yang telah
memperoleh NIB ditujukan kepada Menteri melalui Lembaga OSS dilengkapi
persyaratan teknis dan komitmen;
Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang planologi
kehutanan dan tata lingkungan (“Direktur Jenderal”) dalam jangka waktu 24 (dua
puluh empat) hari kerja melakukan pengawasan terhadap Pernyataan Komitmen
dan Persyaratan Teknis.
Permohonan yang telah memenuhi persyaratan dan telah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan dilaporkan oleh Direktur Jenderal kepada Menteri
dalam bentuk dokumen elektronik melalui sistem elektronik yang terintegrasi atau
surat secara manual berupa telaah teknis dan peta yang ditandatangani Direktur
Jenderal, dalam hal memenuhi ketentuan teknis (“Laporan”);
Note: Ketentuan tata waktu penyelesaian permohonan IPPKH tidak berlaku dalam
hal terdapat permasalahan teknis maupun hukum yang memerlukan verifikasi
lapangan.
Sekretaris Jenderal dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
menerima telaahan teknis dan konsep peta lampiran IPPKH sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf b, melakukan penelaahan hukum dan selanjutnya
menyampaikan konsep keputusan IPPKH dan peta lampiran IPPKH kepada Menteri.
Menteri dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah menerima konsep
keputusan IPPKH dan peta lampiran IPPKH, menerbitkan keputusan IPPKH.
Note: Ketentuan tata waktu penyelesaian permohonan IPPKH tidak berlaku dalam hal
terdapat permasalahan teknis maupun hukum yang memerlukan verifikasi lapangan.
memindahtangankan IPPKH kepada pihak lain atau perubahan nama pemegang izin
pinjam pakai tanpa persetujuan Menteri;
menjaminkan/mengagunkan areal IPPKH kepada pihak lain.
Dalam hal pengajuan IPPKH adalah untuk instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi
listrik serta teknologi energi baru dan terbarukan antara lain panas bumi yang dimohon
selain oleh Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah/Badan Usaha
Milik Desa/ Badan Usaha Milik Desa Bersama IPPKH diberikan paling lama sama dengan
jangka waktu perizinan dibidangnya atau keputusan tentang tahap kegiatan.
Status istimewa Penerbitan IPPKH untuk Proyek Strategis Nasional (Pasal 57)
Dalam hal terdapat kawasan hutan yang telah diterbitkan IPPKH akan digunakan untuk
kegiatan proyek strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah baik seluruhnya
maupun sebagian, maka areal IPPKH dapat dilakukan pencabutan atau pengurangan. Surat
pemberitahuan pencabutan atau pengurangan sebagaimana dimaksud ayat (1) diterbitkan
oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.