Anda di halaman 1dari 4

PMK 89/2019 PMK 140/2020

BMN HULU MIGAS YANG DIGUNAKAN KONTRAKTOR


Obyek BMN (i) BMN Hulu Migas, yaitu Barang yang dibeli atau Barang Milik Negara Hulu Minyak dan Gas Bumi yang
diperoleh oleh Kontraktor dalam rangka selanjutnya disebut BMN Hulu Migas adalah semua
pelaksanaan kegiatan usaha hulu minyak gas barang yang berasal dari pelaksanaan Kontrak Kerja
bumi serta sisa operasi dan sisa produksi sebagai Sama antara Kontraktor dengan Pemerintah, termasuk
pelakanaan Kontrak Kerja Sama antara Kontraktor yang berasal dari Kontrak Karya/Contract of Work (CoW)
dengan Pemerintah; dan dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas
(ii) BMN Hulu Migas Eks Terminasi, yaitu BMN Hulu bumi
Migas yang berasal dari Kontraktor yang Kontrak
Kerja Samanya telah berakhir

Sudah tidak ada pemisahan BMN Hulu Migas Eks


Terminasi
Obyek Sewa A. Kapasitas tanah dan/atau harta benda modal yang Tidak ada perubahan
menganggur (idle capacity) atau berlebih (excess
capacity);
B. Sebagian bidang tanah dan/atau harta benda modal
yang sementara tidak digunakan oleh Kontraktor; dan
C. Sebagian bidang tanah Right of Way (ROW) jaringan
pipa hulu minyak dan gas bumi yang untuk
semenetara tidak digunakan oleh Kontraktor.

Pasal 26.2 Pasal 54.1


Durasi Sewa - Paling lama 5 tahun dan dapat diperpanjang Paling lama 10 tahun dan dapat diperpanjang dengan
- kecuali untuk model Kerjasama Pemanfaatan ketentuan setiap perpanjangan dilakukan untuk paling
Infrastruktur, atau pemanfaatan lain yang ditentukan lama 10 tahun
oleh Menteri

Pasal 26.3-26.4 Pasal 54.2 Jo. Pasal 58.1


Permohonan Calon Penyewa mengajukan permohonan sewa kepada Calon Penyewa mengajukan permohonan sewa kepada
Sewa kontraktor dan ditembuskan kepada: Pengguna Barang dengan tembusan:
- Unit pengendali - Kontraktor
- Menteri teknis (Menteri ESDM) - Kuasa Pengguna Barang
- Menteri Keuangan

Pasal 27.1 Pasal 55.2

Pengguna Barang adalah Menteri Energi dan Sumber Daya


Mineral (Menteri ESDM),
Kuasa Pengguna Barang adalah Satuan Kerja Khusus
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)
dan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA)

Pasal 7.1 Jo. Pasal Pasal 9.1


Isi a. Identitas Kontraktor dan Pihak Pemohon Sewa; a. Identitas Kontraktor dan Pihak Pemohon Sewa;
Permohonan b. Rincian objek Sewa antara lain identitas barang, daftar b. Rincian objek Sewa antara lain identitas barang,
Sewa dan jumlah barang, luas tanah dan/atau bangunan, daftar dan jumlah barang, luas tanah dan/atau
tahun perolehan, nilai perolehan (dalam rupiah) dan bangunan, tahun perolehan, nilai perolehan
lokasi barang; (dalam rupiah) dan lokasi barang;
c. Peruntukan sewa c. Peruntukan sewa
d. Jangka waktu sewa; dan d. Jangka waktu sewa
e. Usulan besaran sewa e. Cara pembayaran uang sewa; dan
f. Usulan besaran sewa

Pasal 27.3 Pasal 55.3


Isi Sekurang-kurangnya memuat: Paling sedikit memuat:
persetujuan a. Rincian objek Sewa; a. Rincian objek Sewa;
sewa dari b. Identitas penyewa; b. Identitas penyewa;
Menteri c. Besaran uang Sewa; c. Besaran uang Sewa;
Keuangan d. Jangka waktu Sewa; d. Jangka waktu Sewa;
e. Kewajiban penyewa untuk membayar besaran uang e. Cara pembayaran uang Sewa;
Sewa, serta melakukan pengamanan dan f. Kewajiban penyewa untuk membayar besaran
pemeliharaan objek Sewa; uang Sewa, serta melakukan pengamanan dan
f. Larangan kepada penyewa utnuk mengalihkan sewa pemeliharaan objek Sewa; dan
BMN Hulu Migas dan mengubah peruntukan BMN g. Perintah kepada Kuasa Pengguna Barang untuk
Hulu Migas selain dari yang telah ditentukan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
persetujuan Menteri; dan pelaksanaan Sewa, baik yang dilakukan sendiri
g. Perintah kepada Kuasa Pengguna Barang untuk maupun bersama-sama dengan Pengelola Barang
melakukan pengawasan dan pengendalian dan Pengguna Barang.
pelaksanaan Sewa, baik yang dilakukan sendiri
maupun bersama-sama dengan Pengelola Barang dan
Pengguna Barang.

Pasal 28.2 Pasal 56.2

Memungkinkan klausul diperbolehkannya pengalihan


sewa menjadi obyek negosiasi dalam pembuatan
perjanjian sewa
Pemanfaatan (1) Pihak Lain yang akan menyewa BMN Hulu Migas dapat (1) Pihak Lain yang akan menyewa BMN Hulu Migas dapat
terlebih memanfaatkan BMN Hulu Migas terlebih dahulu sebelum melakukan Pemanfaatan terlebih dahulu sebelum
dahulu ditetapkan persetujuan Menteri: ditetapkan persetujuan Pengelola Barang:
sebelum
ditetapkan a. berdasarkan surat dari pejabat di lingkungan a. berdasarkan surat dari pejabat di lingkungan
persetujuan Direktorat Jenderal yang memiliki tugas dan fungsi di Direktorat Jenderal yang memiliki tugas dan
Menteri bidang pengelolaan BMN Hulu Migas yang bertindak fungsi di bidang pengelolaan BMN Hulu Migas
atas nama Menteri; dan yang bertindak atas nama Menteri Keuangan; dan
b. membayar sejumlah uang muka yang nantinya b. membayar sejumlah uang muka Sewa yang
diperhitungkan dengan uang Sewa riil yang ditetapkan nantinya diperhitungkan dengan uang Sewa riil
dalam persetujuan Menteri. yang ditetapkan dalam persetujuan Pengelola
Barang.
(2) Besaran uang muka Sewa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b sesuai dengan usulan besaran uang Sewa (2) Permohonan persetujuan atas Pemanfaatan terlebih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) huruf e. dahulu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diajukan oleh Pihak Lain:
(3) Pihak Lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) wajib a. dikarenakan adanya kebutuhan mendesak yang
membuat surat pernyataan yang memuat: memerlukan percepatan; dan
a. tanggal mulai memanfaatkan BMN Hulu Migas; b. telah terdapat kesepakatan awal antara Pihak
b. kesediaan untuk tidak meminta kembali uang muka Lain dan Kontraktor untuk dilakukan
yang telah dibayarkan ke Kas Negara dalam hal Pihak Pemanfaatan, yang telah dikoordinasikan
Lain mengundurkan diri; dan dengan Kuasa Pengguna Barang.
c. kesediaan dan kesiapan untuk menerima sanksi dari
Menteri, dalam hal tidak memenuhi pelunasan uang (3) Besaran uang muka Sewa sebagaimana dimaksud pada
Sewa. ayat 1) huruf b sesuai dengan usulan besaran uang Sewa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (3) huruf f.
(4) Dalam hal Pihak Lain memanfaatkan BMN Hulu Migas
terlebih dahulu sebagaimana dimaksud pada aya t (1), jangka (4) Pihak Lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
waktu pemanfaatan tersebut diperhitungkan dalam jangka embuat surat pernyataan yang memuat:
waktu Sewa yang ditetapkan dalam Perjanjian Sewa. a. tanggal mulai melakukan Pemanfaatan;
b. kesediaan untuk tidak meminta kembali uang
muka Sewa yang telah dibayarkan ke Kas Negara,
dalam hal Pihak Lain mengundurkan diri; dan
c. kesediaan dan kesiapan untuk menerima sanksi
dari Pengelola Barang, dalam hal tidak memenuhi
pelunasan uang Sewa.

(5) Dalam hal Pihak Lain melakukan Pemanfaatan terlebih


dahulu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jangka
waktu Pemanfaatan tersebut diperhitungkan dalam
jangka waktu Sewa yang ditetapkan dalam Perjanjian
Sewa.
Pasal 32
Pasal 62
BMN HULU MIGAS EKS TERMINASI/BMN HULU MIGAS YANG BERADA DI PENGGUNA
Obyek Sewa Harta benda modal, harta benda Inventaris dan/atau tanah Tanah dan/atau harta benda modal
Jangka Tidak diatur jangka waktu maksimal sewa Paling lama 10 tahun dan dapat diperpanjang dengan
waktu sewa ketentuan setiap perpanjangan paling lama 5 tahun

Pasal 67 jo. Pasal 71


Permohonan Permohonan Pemanfaatan disampaikan kepada Menteri Permohonan disampaikan kepada Pengguna Barang
Sewa Keuangan melalui Unit Pengendali dan Menteri ESDM (Menteri ESDM) dan ditembuskan kepada Pengelola
Barang (Menteri Keuangan)

Pasal 36.1 Pasal 68.2

Anda mungkin juga menyukai