Perdupsis 2020 - Final Ok
Perdupsis 2020 - Final Ok
Tentang
/6. Peraturan….
2
MEMUTUSKAN
/ BAB I …..
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN - PENGERTIAN
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat
Polri adalah suatu lembaga negara yang menyelenggarakan salah
satu fungsi pemerintahan, bertugas memelihara kamtibmas,
menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka menciptakan
keamanan dalam negeri (UU No 2/2002).
2. Lemdiklat Polri merupakan unsur pendukung sebagai pelaksana
pendidikan pembentukan dan pengembangan yang berada di bawah
Kapolri, bertugas merencanakan, mengembangkan dan
menyelenggarakan fungsi pendidikan pembentukan dan
pengembangan berdasarkan jenis pendidikan Polri yang meliputi
pendidikan profesi, manajerial (kepemimpinan), akademis, dan
vokasi serta mengelola komponen pendidikan di lingkungan
Lemdiklat Polri (Perkap No 21/2010).
3. Lembaga Pendidikan (Lemdik) adalah Satuan pendidikan pada Polri
yang terdiri dari sekolah, pusdik, puslat, dan Akpol.
4. Sekolah pembentukan perwira selanjutnya disingkat Setukpa adalah
suatu lembaga pendidikan polri yang berkedudukan dibawah
Lemdiklat Polri bertugas menyelenggarakan pendidikan untuk
membentuk perwira polri dari bintara polri.
5. Penyelenggara Pendidikan adalah seluruh personil satuan
pendidikan Setukpa Lemdiklat Polri yang meliputi Pendidik, Tenaga
Kependidikan, dan Pengasuh (Langsung dan Tidak Langsung) yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan.
6. Pengasuh adalah Personil pada satuan pendidikan Polri yang
bertugas menumbuhkembangkan mental kepribadian serta potensi
kepemimpinan peserta didik ke arah terwujudnya karakter insan
bhayangkara.
7. Pengasuhan adalah upaya untuk menanamkan dan
mengembangkan pemikiran dan kreatifitas dalam rangka
mewujudkan kedewasaan peserta didik.
8. Pengasuh langsung adalah personel Setukpa Lemdiklat Polri yang
ditunjuk berdasarkan Surat Perintah Kasetukpa Lemdiklat Polri untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengasuhan kepada
siswa.
9. Pengasuh tidak langsung adalah seluruh personel dan Bhayangkari
di Setukpa Lemdiklat Polri yang dapat memberikan bantuan dalam
menumbuhkembangkan mental kepribadian dan potensi
kepemimpinan siswa kearah sikap mental dan kepribadian insan
Bhayangkara.
/10. Peserta.....
4
10. Peserta didik adalah anggota Polri atau masyarakat yang telah
selesai mengikuti pendidikan Formal pada jenjang tertentu dan telah
dinyatakan lulus seleksi sebagai calon pegawai negeri pada
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran, pelatihan
dan pengasuhan yang tersedia pada jalur, jenis dan jenjang
pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
11. Penyebutan peserta didik untuk SIP, PAG, dan Dik/Lat Non-Polri
adalah Siswa.
12. Siswa adalah peserta didik yang sedang mengikuti Sekolah
Pembentukan Perwira dan Pendidikan Alih Golongan dari bintara ke
perwira Polri serta peserta lain yang mengikuti Dik/Lat dalam jangka
waktu tertentu yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kapolri.
13. Pendidikan Alih Golongan dari Bintara ke Perwira selanjutnya
disingkat PAG.
14. Plagiat adalah Penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat
dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan
dan pendapat sendiri.
15. Ujian ulang adalah Ujian perbaikan, apabila peserta didik belum
mencapai nilai batas lulus diberi kesempatan mengulang 1 (satu)
kali, apabila nilai ujian ulang melebihi batas lulus maka nilai yang
diberikan adalah nilai batas lulus, sedangkan peserta didik yang
telah melaksanakan ujian ulang tetapi belum mencapai nilai batas
lulus maka nilai yang diberikan adalah nilai tertinggi yang diperoleh.
16. Barak adalah tempat tinggal peserta didik selama mengikuti
pendidikan di Setukpa Lemdiklat Polri Sukabumi.
17. Kelas adalah salah satu sarana prasarana berupa gedung/bangunan
beserta kelengkapan alins/alongins yang digunakan dalam proses
pembelajaran bagi peserta didik dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan dan pelatihan.
18. Pelanggaran adalah Perilaku dan atau perbuatan yang tidak sesuai
atau berlawanan dengan aturan yang berlaku baik yang tertulis
maupun tidak tertulis.
19. Hukuman adalah tindakan mendidik (paedagogic) yang diberikan
kepada peserta didik yang menunjukan kinerja yang tidak sesuai
dengan ketentuan. Hukuman dimaksudkan untuk memberikan
kesadaran atas pelanggaran, tindak pidana dan penyimpangan
norma-norma yang berlaku, untuk menghambat atau membatasi
munculnya kesalahan-kesalahan yang lain agar tidak terulang.
20. Hukuman Disiplin adalah Hukuman yang dijatuhkan oleh atasan
yang berhak menghukum kepada anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia melalui Sidang Disiplin.
21. Tindakan Disiplin adalah Serangkaian tindakan berupa teguran lisan,
teguran tertulis, tindakan fisik, pengurangan nilai mental kepribadian
serta pencabutan hak pesiar dan Ijin Bermalam di Luar yang bersifat
membina, yang dijatuhkan secara langsung kepada peserta didik.
/22. Tindak .....
5
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
1. Peraturan Kehidupan Siswa adalah sebagai pedoman umum serta
petunjuk teknis bagi siswa dan penyelenggara pendidikan dalam
menyelenggarakan bimbingan serta pengasuhan terhadap siswa
selama mengikuti proses pembelajaran dan pelatihan di Setukpa
Lemdiklat Polri.
2. Peraturan Kepala Sekolah Pembentukan Perwira tentang Kehidupan
Siswa ini bertujuan untuk :
a. Membentuk sikap kepribadian siswa yang dapat dijadikan
tauladan dalam bertingkah laku sebagai Calon Inspektur Polisi
dan Siswa Dik/Lat Non-Polri.
b. Adanya pola tindak yang sama dari seluruh penyelenggara
pendidikan dalam melakukan pengasuhan terhadap siswa.
c. Menanamkan kecintaan siswa terhadap korps siswa dan
Lembaga Pendidikan Setukpa Lemdiklat Polri sebagai
almamater yang membentuk/melahirkan Inspektur Polri dan
pegawai pada instansi, sehingga setelah mengikuti pendidikan
akan selalu menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan
almamater Setukpa Lemdiklat Polri.
/Pasal 3 .....
6
Pasal 3
Pengasuhan
1. Pengasuhan bertujuan membentuk siswa agar mampu
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai wawasan kebangsaan dan
menguasai pengetahuan keterampilan dalam rangka pembentukan
mental kepribadian yang mencerminkan Insan Pancasila, Tribrata,
Catur Prasetya dan Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia
sehingga terbentuk Insan Polri yang memiliki karakter
kebhayangkaraan.
2. Kegiatan Pengasuhan meliputi pengembangan disiplin, mental,
intelek dan jasmani yang dilaksanakan secara simultan serta
terintegrasi diantaranya yaitu :
a. Pembinaan disiplin
Meliputi seluruh kegiatan yang diarahkan sedemikian rupa
sehingga siswa mampu mengembangkan diri untuk senantiasa:
patuh dan taat, tepat waktu dalam setiap kegiatan; memiliki
perilaku terpuji dan dapat dipercaya dalam melaksanakan tugas
dan penegakan hukum; meningkatkan wawasan ilmu
pengetahuan serta implementasinya; dan memiliki daya juang
yang tinggi.
b. Pembinaan kehidupan mental kepribadian.
Meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan siswa untuk
mengembangkan dan memantapkan kesadaran idiologi serta
Ketuhanan Yang Maha Esa yang mendasari profesinya.
c. Pembinaan Kehidupan Kepemimpinan.
Meliputi kegiatan yang dilakukan siswa untuk membina korps
yang sehat dan bermanfaat serta memupuk rasa persatuan
dan kesatuan, kebanggaan, tanggung jawab dan
menumbuhkan kepemimpinan, tradisi, kemampuan
berorganisasi dan aspek–aspek kepribadian lain dalam
hubungan siswa dan kehidupan sosial budaya.
d. Pembinaan karakter Kebhayangkaraan meliputi :
1) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk menanamkan
norma dan keterampilan Bhayangkara Polri serta
kepemimpinan.
2) Kegiatan yang dilakukan siswa untuk mengembangkan
dan memantapkan kemampuan kebhayangkaraan dalam
penguasaan dan kesadaran Perdaspol serta kesadaran
meningkatkan keterampilan teknis dan taktis Kepolisian.
e. Pembinaan Keterampilan Olahraga dan kesamaptaan Jasmani.
Meliputi kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk
mengembangkan dan memelihara kesadaran siswa dalam
mencapai kemampuan dan kebiasaan melatih jasmaninya
sehingga merupakan kebutuhan yang serasi untuk
mendukung pelaksanaan tugas sesuai dengan profesinya.
Pasal 4
Tahapan Pendidikan
1. Tahapan Pendidikan yang dilaksanakan di Setukpa Lemdiklat Polri
yang harus dilalui oleh siswa berdasarkan kepada perangkat
kendali pendidikan dari Lemdiklat Polri, untuk itu kedudukannya
siswa diperlakukan dengan pentahapan :
a. Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) :
1) Tahap l : Pembentukan Dasar Keperwiraan.
Adalah Tahap penyesuaian dan awal
perubahan perilaku seorang Bintara menjadi
seorang Perwira Pertama serta Pembinaan
kesamaptaan jasmani yang dapat mendukung
dalam pelaksanaan tugas selaku penyelia
terdepan.
2) Tahap II : Pemberian dan pemantapan manajemen
operasional fungsi tehnis Kepolisian,
manajemen pembinaan dan manajemen
kepemimpinan, tahap pemantapan dan
pengembangan pengetahuan dan
keterampilan fungsi pembinaan dan fungsi
tehnis operasional Kepolisian, manajemen
dan kepemimpinan dalam rangka membetuk
Perwira Pertama yang memiliki kemampuan
penyelia terdepan (first line supervisor).
3) Tahap III : Tahap Pembulatan.
Adalah tahap penerapan pengetahuan dan
keterampilan yang diterima oleh peserta didik
secara utuh selama mengikuti proses
pembelajaran dalam bentuk latihan teknis
serta pembekalan-pembekalan.
b. Pendidikan Alih Golongan (PAG) dari Bintara ke Perwira :
1) Tahap I : Adalah tahap penyesuaian dan perubahan
perilaku dari Bintara Polisi menjadi Perwira
Pertama Polisi serta pembinaan kesamaptaan
jasmani guna mendukung pelaksanaan tugas
selaku Inspektur Polisi;
2) Tahap II : Adalah tahap pemantapan dan
pengembangan pengetahuan, ketrampilan
manajemen dan kepemimpinan dasar,
/manajemen .....
8
Pasal 5
Sebutan
1. Bagi peserta didik SIP dan PAG dari Bintara ke Perwira baik Polki
maupun Polwan dan Peserta didik Dik/Lat Non-Polri berlaku sebutan
Siswa.
2. Peserta didik dalam menyebutkan namanya dan nama rekannya
selalu diawali dengan sebutan ”Siswa...” contohnya : ”Siswa Budi...”.
3. Sebutan penyelenggara pendidikan dengan tidak memandang
pangkat adalah Komandan, Bapak atau Ibu, disingkat
”Dan/Pak/Bu” :
a. Kasetukpa Lemdiklat Polri berlaku sebutan Kepala (disingkat
”Ka” disamping sebutan pangkat) dan bagi Waka Setukpa
Lemdiklat Polri berlaku sebutan Waka Setukpa disamping
sebutan pangkat, bagi yang berpangkat Perwira Menengah :
1) Komisaris Besar Polisi berlaku sebutan Komisaris Besar
Polisi.
2) Ajun Komisaris Besar Polisi berlaku Ajun Komisaris Besar
Polisi.
3) Komisaris Polisi berlaku sebutan Komisaris Polisi.
b. Berpangkat Perwira Pertama :
1) Ajun Komisaris Polisi berlaku sebutan Ajun Komisaris
Polisi.
2) Inspektur Polisi Dua, Inspektur Polisi Satu berlaku sebutan
Inspektur Polisi.
c. Berpangkat Brigadir :
1) Aipda, Aiptu berlaku sebutan Ajun Inspektur.
2) Bripda, Briptu, Brigadir dan Bripka berlaku sebutan
Brigadir.
4. Sebutan penyelenggara pendidikan yang bukan anggota Polri
(ASN), Purnawirawan Polri dan Rohaniwan berlaku sebutan
Bapak/Ibu misalnya : ”Bapak/Ibu Dedy”.
/5. Sebutan .....
9
Pasal 6
Hubungan Siswa Dengan Penyelenggara Pendidikan
1. Hubungan siswa dengan penyelenggara pendidikan bersifat
kedinasan, pelaksanaannya pada jam dinas maupun di luar jam
dinas.
a. Selama masa Dasar Perwira (Daspa), Siswa dilarang
berhubungan dengan siapapun kecuali dengan penyelenggara
pendidikan, Pengasuh langsung dan tidak langsung.
b. Pada Tahap II dan III, komunikasi siswa dengan penyelenggara
pendidikan dapat dilaksanakan.
1) Hari kerja
a) Pada saat proses pembelajaran dapat dilaksanakan
hanya pada jam istirahat.
b) Pada saat Pengasuhan dapat dilaksanakan setelah
mendapat ijin dari Pengasuh langsung.
2) Hari libur, Pesiar, IBL dapat dilaksanakan dalam
kunjungan kekeluargaan/bertamu.
2. Tersebut dalam angka 1 huruf b dilakukan dengan selalu
menciptakan kesan yang positif, komunikatif serta tidak mengurangi
hirarki dan mengganggu kegiatan kedua belah pihak.
/Pasal 7 .....
10
Pasal 7
Hubungan Siswa Dengan Masyarakat
1. Selama masa Dasar Perwira/Daspa (Tahap I) bagi
peserta didik Setukpa dilarang berkomunikasi secara
langsung/berhubungan/ berkoordinasi dalam bentuk apapun dengan
masyarakat kecuali keluarga, dalam hal mendapat musibah dan
harus seijin Pengasuh langsung.
2. Pada Tahap II dan III, komunikasi siswa dengan
masyarakat dapat dilaksanakan dengan :
a. Menjaga kehormatan derajat dan martabat sebagai Siswa SIP.
b. Menghormati norma-norma yang berlaku bagi masyarakat.
3. Untuk kepentingan organisasi siswa dapat
berhubungan dengan masyarakat setelah mendapat persetujuan
dari Kasetukpa Lemdiklat Polri.
Pasal 8
Menghadap
1. Kecuali dalam keadaan mendesak atau diperintahkan menghadap,
siswa pada jam dinas (pembelajaran) dilarang menghadap
penyelenggara pendidikan.
2. Dalam menghadap, berlaku ketentuan tata cara menghadap di
dalam ruangan atau di luar ruangan.
a. Dalam ruangan :
1) Ketuk pintu sebanyak 3 kali.
2) Baik ada perintah atau tidak ada perintah ucapkan kata
”Masuk”.
3) Masuk ruangan :
a) Langkah pertama dengan hentakan kaki kiri.
b) Bila menggunakan tutup kepala :
(1) Letakkan sebelum masuk ruangan di tempat
yang disediakan (apabila ada tempatnya).
(2) Kemudian menghadap dan melakukan
penghormatan tanpa tutup kepala.
(3) Bila tidak ada tempat penyimpanan tutup
kepala, maka langsung menghadap dan
melakukan penghormatan dengan
menggunakan tutup kepala setelah itu baru
dibuka.
c) Penghormatan (tanpa salam dan sebutan)
kemudian laporan sebagai berikut :
”Lapor, (sebut nama, nosis dan nama pendidikan
yang diikuti, serta Ton/Ki/Yon secara lengkap), Ijin
menghadap (bila tidak dipanggil), Siap menghadap
(bila dipanggil)”.
/d) Duduk .....
11
/Pasal 9 .....
Pasal 9
Penghormatan
1. Sesuai dengan kedudukan dan tingkatnya, maka setiap siswa
diwajibkan untuk memberikan penghormatan kepada setiap anggota
Polri maupun yang bukan anggota Polri yang terlibat sebagai tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan serta sesama siswa berdasarkan
ketentuan.
2. Tata Cara penghormatan bagi siswa diatur sebagai berikut :
a. Mengucapkan salam terlebih dahulu, lalu menyebutkan sebutan
yang berlaku bagi yang diberi penghormatan.
b. Memberikan penghormatan sesuai dengan ketentuan :
1) Perorangan :
a) Sedang berlari merubah langkah menjadi langkah
biasa kemudian memberikan penghormatan.
(1) Tidak bersenjata dengan mengangkat tangan
kanan sedangkan tangan kiri rapat (tidak
melenggang).
(2) Bersenjata dalam posisi depan senjata
kemudian memalingkan kepala kearah yang
diberi hormat.
b) Berjalan/di tempat :
(1) Tidak bersenjata, dengan mengangkat tangan
kanan sedangkan tangan kiri rapat (tidak
melenggang).
(2) Bersenjata, pada saat berjalan dengan posisi
depan senjata maupun pundak kiri senjata,
penghormatan dilakukan dengan memalingkan
kepala kearah yang diberi hormat, sedangkan
di tempat, dengan hormat senjata (berlaku bagi
perwira) dan yang lain posisi siap.
(3) Bersenjata senapan di punggung, berjalan
dengan langkah biasa, menyampaikan
penghormatan biasa dengan tangan kanan
diangkat ke arah pelipis.
(4) Bersenjata senapan disandang, berjalan
dengan langkah biasa, lengan tidak
melenggang memalingkan kepala ke arah yang
diberi hormat.
2) Kelompok/Regu/Peleton.
a) Berlari hanya dilaksanakan oleh yang memimpin
dengan cara seperti pada perorangan.
b) Berjalan/di tempat, dilaksanakan oleh yang
memimpin dengan cara seperti pada perorangan.
Bila berdua dilaksanakan secara bersama-sama
(tidak terpimpin).
14
Pasal 10
Pakaian
1. Setiap siswa diwajibkan menggunakan pakaian dinas sesuai
ketentuan yang berlaku selama mengikuti pendidikan.
2. Macam – macam pakaian dinas yang berlaku bagi siswa :
a. PDL – II Two Tone.
b. PDL – I Polisi Tugas Umum.
c. PDH (Pakaian Dinas Harian).
d. PDU – I dan PDU – IV (Pakaian Dinas Upacara).
e. Pakaian Olahraga (bentuk pakaian ditentukan lebih lanjut).
f. Pakaian Managemen kebersihan atau yang dipersamakan
dengan itu (bentuk pakaian ditentukan lebih lanjut).
g. Pakaian beladiri (Judogi).
h. Pakaian lain yang ditentukan oleh Lembaga untuk kepentingan
pendidikan contohnya pakaian preman untuk praktek intelejen,
Pakaian Jas untuk jamuan resmi (table manner) dan Pakaian
Seragam Drum Corps.
3. Sebagaimana dimaksud dalam angka 2 pasal ini, dengan tutup
kepala (Helm, Pet dan fieldcap) menyesuaikan dengan pakaian
yang digunakan.
4. Selama mengikuti pendidikan siswa harus menggunakan pakaian
dan atau kelengkapan pakaian yang sesuai dengan ketentuan.
5. Pengunaan pakaian, sbb :
a. PDL – II Two Tone dengan perlengkapan senjata ransel dan
helm, digunakan selama masa Tahap I (pertama) semua
kegiatan, sedangkan setelah masa Tahap I (pertama)
digunakan tanpa senjata, ransel dan helm kecuali ditentukan
lain.
15
1) Kegiatan lapangan.
2) Piket kamar.
b. PDL – II Two Tone, digunakan setelah masa Tahap I
(pertama) :
1) Kegiatan Upacara/upacara Pola Pengasuhan.
2) Piket Batalyon dan Resimen.
3) Kegiatan – kegiatan lain sesuai dengan ketentuan/ perintah
Pimpinan.
c. PDH digunakan setelah masa Tahap I (pertama) pada :
1) Kegiatan proses pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas.
2) Kegiatan ibadah Agama.
3) IBL, Pesiar, Ijin Khusus.
4) Kegiatan – kegiatan lain sesuai dengan ketentuan/ perintah
pimpinan.
d. PDU digunakan pada saat Upacara.
e. Pakaian olah raga, digunakan pada kegiatan lari/senam (bentuk
pakaian ditentukan lebih lanjut) dan kegiatan – kegiatan yang
bersifat ekstra kurikuler.
f. Pakaian Manajemen kebersihan/korve digunakan pada
kegiatan kebersihan lingkungan dan kegiatan lain yang bersifat
ekstra kurikuler.
g. Pakaian tidur menggunakan piyama/kaos/training.
h. Pakaian lain yang ditentukan oleh lembaga dalam kegiatan
jamuan makan dan kegiatan lainnya.
6. Bagi Siswa Dik/Lat Non-Polri wajib menggunakan pakaian PDL/
pakaian yang diatur oleh Institusi yang bersangkutan.
Pasal 11
Atribut
1. Selama siswa mengikuti pendidikan diwajibkan memakai tanda
pangkat siswa/evolet yang telah ditentukan.
2. Atribut yang digunakan pada pakaian PDL – I Polisi Umum, PDL– II
Two Tone, PDH dan PDU adalah tanda pangkat siswa, Badge dan
Tanda Lokasi, Papan Nama serta Tanda Jabatan bagi yang
memegang jabatan Korp Siswa .
3. Bentuk dan penggunaan disesuaikan dengan ketentuan.
/Pasal 12 .....
16
Pasal 12
Pembagian Waktu
1. Hari Kerja
a. Bangun Pagi Pukul 03.30 WIB.
b. Ibadah Pukul 04.30 WIB
(sesuai jadwal).
c. Apel Olah Raga Pagi Pukul 05.00 WIB.
d. Apel Makan Pagi Pukul 06.00 WIB.
e. Apel Pagi Pukul 06.30 WIB.
f. Mulai Pelajaran Pukul 07.10 WIB.
g. Selesai Pelajaran Pagi Pukul 12.00 WIB.
h. Ibadah Pukul 12.10 WIB
(menyesuaikan).
i. Apel Makan Siang Pukul 13.00 WIB.
j. Istirahat Siang Pukul 13.30 WIB.
k. Mulai Pelajaran Siang Pukul 13.45 WIB.
l. Ibadah Pukul 15.15 WIB
(menyesuaikan).
m. Selesai Pelajaran Siang Pukul 17.05 WIB.
n. Ibadah Pukul 18.00 WIB
(sesuai jadwal).
o. Apel Makan Malam Pukul 18.30 WIB.
p. Ibadah Pukul 19.00 WIB
(menyesuaikan).
q. Belajar Mandiri Pukul 19.30 WIB s.d.
20.45 WIB.
r. Apel Malam
1) Tahap I (Daspa) Pukul 21.00 – 23.00 WIB.
2) Tahap II dan III Pukul 21.00 – 22.00 WIB.
s. Tidur Pukul 22.30 WIB, Kecuali
masa Tahap I (Daspa)
kegiatan maksimal
dibatasi sampai dengan
pukul 24.00 WIB.
2. Hari Libur (bagi yang tidak IBL) menyesuaikan dengan kegiatan.
a. Bangun Pagi (Ibadah) Pukul 04.00 WIB.
b. Apel Makan Pagi Pukul 07.00 WIB.
c. Apel Makan Siang Pukul 13.00 WIB.
d. Apel Makan Malam Pukul 18.30 WIB.
e. Apel Malam Pukul 21.00 WIB.
f. Tidur Pukul 22.30 WIB.
/3. Waktu .....
17
Pasal 13
Perlengkapan perorangan masa Daspa
/BAB II .....
18
BAB Il
E T I K A
Pasal 14
Tata Krama
Siswa wajib menghormati dan melaksanakan etika melalui sikap, perilaku,
tutur kata, perbuatan yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur
Tribrata, Catur Prasetya, Kode etik Profesi Polri, adat istiadat dan budaya
serta kearifan lokal.
Pasal 15
Berdiri, berjalan dan duduk
1. Berdiri di tempat yang pantas dengan kewaspadaan
terhadap lingkungan sekitarnya dengan menjunjung tinggi
kehormatan diri dan institusi.
2. Berdiri dengan sikap yang pantas dan tidak membuat
gerakan yang mengundang perhatian orang lain, dengan ramah dan
sopan.
3. Berjalan dengan langkah yang wajar, tangan
dilenggangkan secukupnya dan tidak menoleh ke kiri atau ke kanan
lebih dari 45o, telapak tangan tetap menggenggam.
4. Pada saat berjalan tidak bergandeng tangan,
memasukan tangan ke dalam saku celana dan sambil bertolak
pinggang.
5. Jika berjalan bersama orang lain, sesuaikan langkah
dan temponya serta tidak berbicara berlebihan yang dapat
menggangu pengguna jalan lainnya.
6. Apabila berjalan bersama anggota Polri yang lebih
tinggi pangkat kedudukannya/atasan tempatkan diri di sebelah kiri
atas dasar penghargaan dan berada di sebelah kanan atas dasar
perlindungan dan keselamatan.
7. Apabila berjalan dengan wanita atau orang lain yang
pantas dilindungi tempatkan diri di sebelah kanan.
8. Apabila akan melewati kumpulan orang, perhatikan
kesopanan dan adat istiadat atau kebiasaan setempat tanpa
mengurangi sikap sebagai seorang anggota Polri calon Inspektur.
9. Duduk dengan badan yang tegak dan sikap yang baik
tetapi tidak kaku dan sopan di tempat yang pantas.
10. Dalam berpindah tempat, apabila bertemu dengan
atasan baik langsung maupun tidak langsung atau dengan pasukan
lain melakukan penghormatan sesuai ketentuan PERDASPOL.
11. Menggendong anak pada saat berpakaian dinas,
disesuaikan dengan situasi dan aspek kepantasan serta keamanan.
12. Dilarang menggunakan handphone dan asesoriesnya
pada saat berjalan dan atau olahraga mandiri baik di dalam maupun
di luar Kesatrian Setukpa Lemdiklat Polri. (Menggunakan headset/
handsfree/ Bluetooth dan sejenisnya).
19
/Pasal 16 .....
Pasal 16
Merokok
Selama mengikuti pendidikan, Siswa SIP, PAG Bintara ke Perwira dan
siswa Dik/Lat non-Polri dilarang merokok.
Pasal 17
Penggunaan Handphone dan Laptop
1. Selama masa Dasar Perwira/Daspa (Tahap I) siswa dilarang
membawa dan menggunakan handphone, Laptop dan sejenisnya
sebagai alat komunikasi.
2. Pada Tahap II dan III, siswa dapat menggunakan handphone dan
alat komunikasi lainnya :
a. Selesai proses pembelajaran pukul 17.30 WIB s.d 18.00 WIB
dan setelah apel malam sampai dengan pukul 22.30 WIB,
penggunaan handphone tetap memperhatikan etika.
b. Dalam keadaan darurat penggunaan handphone dan alat
komunikasi lainnya dapat dilakukan dengan seijin Pengasuh
langsung.
3. Siswa diperbolehkan membawa dan menggunakan Laptop hanya
untuk kepentingan proses pembelajaran.
Pasal 18
Membawa Uang
1. Pada Tahap I (Daspa) bagi siswa SIP dan PAG Bintara ke Perwira
dilarang membawa uang dalam setiap kegiatan Pelatihan maupun
Proses pembelajaran.
2. Pada Tahap II dan III tersebut angka 1 diijinkan membawa dan
menggunakan uang dan atau alat pembayaran secara bijak.
3. Tersebut Pasal 18 angka 1 dan 2 tidak berlaku bagi siswa Dik/Lat
Non-Polri
Pasal 19
Hiburan
1. Siswa dilarang memasuki/berada di Lokalisasi prostitusi atau yang
disamakan dengan itu (Diskotik, Spa, Panti Pijat, Bilyard, karaoke
dan tempat-tempat lain yang dapat menurunkan citra Polri).
2. Khusus siswa Polwan diijinkan ke salon yang sudah ditentukan oleh
Setukpa Lemdiklat Polri (yang telah direkomendasikan oleh koperasi
widya wirottama).
20
/Pasal 20 .....
Pasal 20
Berbicara
1. Dalam berbicara siswa wajib menggunakan bahasa Indonesia yang
baik, benar dan mudah dimengerti.
2. Berbicara dengan memandang/menatap mata orang yang diajak
bicara.
3. Perhatikan segala isi pembicaraan dan jawab pertanyaan dengan
sopan dan humanis.
4. Beri kesempatan berbicara kepada orang lain dengan selalu
menjaga sikap yang baik.
5. Hindari berbicara kasar dan tidak sopan kepada siapapun.
6. Selama berbicara usahakan tidak menguap, batuk ataupun bersin,
apabila dalam keadaan terpaksa mulut ditutup dengan sapu tangan
dan berpaling ke kiri dengan menggunakan tangan kiri.
7. Sesuaikan diri bila berbicara dengan orang yang sedang berdiri atau
duduk.
8. Hindari penggunaan bahasa isyarat dan atau berbisik – bisik.
9. Tidak membicarakan kejelekan orang lain.
10. Hindari pembicaraan yang mengarah kepada masalah sex/
pornografi dan sara (suku, agama, ras dan antar golongan).
11. Dilarang berbicara yang tidak sesuai dengan fakta (hoax).
Pasal 21
Bertamu
Pasal 22
Menerima Tamu
Pasal 23
Mendampingi Tamu Resmi
Pasal 24
Berbelanja
Pasal 25
Makan dan minum di Restoran dan Perjamuan makan
1. Pada saat datang di Restoran/rumah makan harus tetap menjaga
performance (penampilan).
2. Pada saat mengangkat kursi tidak bersuara dan bantulah
mengangkat kursi jika ada rekan wanita.
3. Duduk dengan sewajarnya dan menjaga kesopanan.
4. Berdo’a sebelum dan sesudah makan.
5. Mengambil makanan secukupnya dan tidak berlebihan.
6. Dilarang mengambil makanan dan minuman sambil berdiri.
7. Dilarang berbicara/ngobrol saat pelaksanaan makan siswa di ruang
makan batalyon.
8. Pergunakanlah alat makan yang sudah disediakan sesuai
kegunaannya dengan tidak menimbulkan bunyi.
9. Mengunyah makanan dengan sopan, mulut tertutup dan jangan
sampai bersuara.
10. Waktu memasukkan makanan ke mulut, sendok harus diantar ke
mulut.
11. Jangan berbicara pada waktu mulut berisi makanan.
12. Jangan minum apabila mulut masih berisi makanan dan air minum
tidak untuk berkumur atau mencuci peralatan makan.
13. Apabila sedang makan ingin minum letakkan sendok dan garpu
terlentang, bersihkan bibir terlebih dahulu sebelum minum.
23
14. Apabila sedang makan datang orang yang kita hormati, berhenti
makan sejenak untuk memberikan salam kepada orang yang kita
hormati tersebut.
/15. Membersihkan .....
15. Membersihkan sisa makanan di rongga mulut di hadapan orang lain
agar menutup mulut menggunakan tissue atau sapu tangan.
16. Jika menggunakan sendok dan garpu, selesai makan usahakan tidak
ada sisa makanan yang menempel pada garpu dan sendok,
kumpulkan sisa makanan dan tutup dengan garpu dan sendok
tertutup sejajar serong ke kanan dari badan searah jam 5, apabila
memakai pisau letakan di sebelah kanan dengan sisi tajamnya
menghadap kiri, apabila menggunakan tangan sesuaikan dengan
etiket dan kepantasan.
17. Selesai makan, minumlah dengan sopan dan jangan bersendawa.
18. Tidak berdiri sebelum yang tertua meninggalkan tempat duduk
kecuali sudah dipersilahkan, rapikan kursi sebelum meninggalkan
tempat.
19. Di rumah makan/restoran :
a. Pilih rumah makan/restoran yang pantas.
b. Menunggu pelayanan dengan sabar, yang diberikan atau ikut
antri sesuai dengan sistem pelayanan setempat.
c. Sebelum, selama dan sesudah makan, duduk dengan sikap
yang sopan serta menunggu sampai rekannya atau teman
selesai makan.
20. Di ruang keluarga :
a. Duduk dan tempatkan diri pada tempat yang ditunjuk oleh tuan
rumah.
b. Jangan mendahului mengambil makanan sebelum
dipersilahkan oleh tuan rumah dan mengambil makanan
secukupnya.
c. Makan dengan sopan, jangan tergesa-gesa dan aturlah cara
mengunyah makanan.
d. Habiskan makanan yang sudah diambil.
e. Usahakan makan selesai bersama – sama dengan tuan rumah.
f. Selesai makan tempatkan atau masukkan kembali kursi yang
dipakai serta tinggalkan meja makan bersama-sama tuan
rumah.
g. Ucapkan terima kasih atas hidangan yang telah diberikan.
21. Di perjamuan dan pesta :
a. Perhatikan tata cara mengambil hidangan yang disediakan.
b. Bila makan tanpa meja, duduk dengan sopan, piring diletakkan
di atas pangkuan atau ditopang dengan tangan kiri.
c. Apabila jamuan sambil berdiri, jangan mengunyah sambil
berjalan dan apabila disediakan kursi utamakan untuk wanita
dan orang yang lebih tua.
d. Mengambil hidangan hendaknya perhatikan jenis makanan,
jangan mencampur aduk jenis makanan yang ada.
24
Pasal 26
Kendaraan
1. Selama mengikuti pendidikan di Setukpa Lemdiklat Polri, siswa SIP,
PAG Bintara ke Perwira dan Siswa Dik/Lat non-Polri dilarang
membawa dan atau mengemudikan, menitipkan kendaraan bermotor
(roda empat dan atau roda dua) kepada siapapun.
2. Menunggu kendaraan umum :
a. Memperhatikan sikap dan kehormatan siswa pada saat
menunggu kendaraan.
b. Menunggu dengan tertib di tempat yang sudah disediakan atau
ditentukan (halte).
c. Tidak berbuat sesuatu yang tidak pantas sehingga dapat
menarik perhatian umum.
d. Naik/turun/menunggu kendaraan dengan tertib dan tidak
berebut serta tidak pada tempat larangan berhenti (Letter ”S”
dan sebagainya).
3. Naik Kendaraan :
a. Naik Kendaraan umum (kendaraan Bus dan angkutan lain) :
1) Pilih kendaraan yang pantas dan mengambil tempat
duduk sesuai dengan nomor tempat duduk yang
dipesan/tempat duduk yang masih kosong.
2) Berbicara seperlunya dengan pengemudi atau orang lain
yang ada di sekitarnya.
3) Tidak membeli makanan/minuman dalam perjalanan
kecuali dalam perjalanan jauh dan atas keperluan yang
mendesak.
4) Bersikap sopan dan mentaati peraturan/ketentuan.
5) Tutup kepala tetap dipakai kecuali dalam perjalanan jauh
atau keadaan tidak memungkinkan.
6) Tidak berdiri kecuali terpaksa, tetap menjaga sopan
santun.
7) Pada saat duduk agar memprioritaskan terhadap
kelompok rentan.
b. Naik kendaraan pribadi :
1) Duduk di samping pengemudi.
2) Tidak mengeluarkan dan menempatkan tangan pada pintu
kendaraan.
25
Pasal 28
Penggunaan Telepon Dinas
1. Menggunakan kalimat yang jelas, singkat dan tegas dengan
memperhatikan kesopanan.
2. Isi pembicaraan lewat telepon :
a. Penerima telepon :
1) Angkat telepon, ucapkan :
Selamat pagi/ siang/ malam, Disini …(sebutkan nomor
telpon atau tempat, pangkat dan nama)...Maaf dengan
siapa saya berbicara ? (apabila identitas penelpon belum
diketahui).
2) Selesai berbicara ucapkan salam.
b. Pengirim telepon :
1) Pada saat komunikasi dengan menggunakan telepon
ucapkan salam sesuai waktunya, dengan memperhatikan
tata krama yang baik dan benar.
2) Dalam menggunakan telepon tetap memperhatikan etika.
Pasal 29
Kost/Kontrak rumah
1. Kost/ Kontrak rumah di luar Setukpa Lemdiklat Polri harus seijin
Kabag Bimsis secara hirarkis.
2. Ketentuan ijin kost/ kontrak rumah diatur pada ketentuan tersendiri.
a. Membuat surat permohonan izin kost/kontrak kepada Kabag
Bimsis dengan mencantumkan alamat rumah kost/kontrak.
b. Sebelum menempati rumah kost/kontrak terlebih dahulu
membuat surat perjanjian kontrak dengan pemilik rumah dan
diketahui Kabag Bimsis dan tembusan ke Batalyon masing-
masing.
c. Alasan kost atau kontrak untuk keperluan keluarga.
26
Pasal 31
Pemeliharaan Kerapihan dan Kebersihan Siswa
1. Pemeliharaan kerapihan dan kebersihan siswa Polki :
a. Rambut untuk Siswa Pria masa Tahap I (Daspa) ukuran 0-0-0,
Tahap II dan III ukuran 0-1-2 dengan batas 15 cm dari tengkuk.
b. Siswa dilarang memelihara kuku panjang, kumis, jenggot dan
jambang selama mengikuti pendidikan (selalu dalam keadaan
bersih).
c. Selama mengikuti Pendidikan Siswa dilarang menggunakan
perhiasan lain kecuali cincin kawin dan jam tangan berwarna
hitam digunakan pada tangan sebelah kiri.
d. Pakaian dan perlengkapan yang digunakan selalu dalam
keadaan bersih dan rapih.
2. Pemeliharaan kerapian dan kebersihan Siswa Polwan.
a. Rambut.
Rambut untuk Siswa Wanita selama Pendidikan sebagai
berikut :
1) Dengan ukuran 2-3-4 (belakang, tengah dan depan).
27
Pasal 32
Pemeliharaan Kerapian, Kebersihan dan
keamanan Lingkungan Kesatrian serta tempat latihan
1. Pemeliharaan kerapian, kebersihan dan
keamanan, tempat tinggal serta lingkungan dilaksanakan oleh
seluruh siswa, sesuai lokasi yang ditentukan.
2. Sehubungan dengan hal tersebut angka 1
di atas dilarang untuk :
a. Membuat sedemikian rupa sehingga Barak dan lingkungan
menjadi rusak dan kotor.
b. Menambah, mengurangi ataupun merubah bentuk segala
fasilitas pendidikan yang dimiliki dinas.
c. Membuat coretan-coretan/gambar pada sarana fasilitas
pendidikan.
d. Memindahkan dan menghilangkan dengan maksud memiliki
segala peralatan/perlengkapan dinas.
e. Memasang paku sebagai gantungan di pintu, tembok atau
tempat-tempat lain.
f. Menempel gambar-gambar, photo keluarga atau cetakan (print-
out) yang tidak sopan pada dinding kamar dan lemari.
3. Pemeliharaan Keamanan lingkungan diwujudkan dalam bentuk
pelaksanaan tugas-tugas piket: Resimen, Batalyon, Kamar, Ruang
Makan dan Kelas serta kegiatan pengamanan lainnya oleh seluruh
siswa sesuai ketentuan dan jadwal yang telah ditetapkan.
Pasal 33
Pemakaian Ruang Tidur
1. Ruang tidur adalah tempat para siswa untuk beristirahat ataupun
tidur dan belajar mandiri.
2. Selama diruang tidur siswa :
a. Pada saat belajar mandiri berpakaian dinas lengkap.
b. Mentaati larangan sebagaimana disebut dalam Peraturan
Kehidupan Siswa.
3. Kebersihan di ruang tidur menjadi tanggung jawab siswa.
28
Pasal 35
Kegiatan Agama
1. Kegiatan agama dilaksanakan secara perorangan dan kelompok
menurut agama masing-masing.
2. Kegiatan Agama tersebut dalam angka 1 Pasal ini dapat berupa :
a. Ibadah.
b. Kegiatan peringatan hari-hari besar agama.
3. Kegiatan Agama yang dilaksanakan secara kelompok :
a. Siswa yang beragama Islam, pada sholat Jum’at, Sholat
Subuh, Dhuhur, Ashar dan Peningkatan Iman dan Taqwa
(imtaq) dilaksanakan di masjid Raya Al-Muttaqien.
b. Siswa yang beragama Kristen Protestan dan Khatolik :
1) Pada Tahap I : Pembinaan kegiatan ibadah keagamaan
secara terkoordinir/ bersama-sama
sesuai dengan agama masing-masing di
dalam kesatrian.
2) Pada Tahap II : Peningkatan kegiatan ibadah
keagamaan baik mandiri maupun
bersama-sama sesuai dengan agama
masing-masing di dalam kesatrian.
3) Pada Tahap III : Pengembangan dan pemantapan ibadah
keagamaan baik secara mandiri/
bersama-sama sesuai dengan agama
masing-masing di dalam maupun di luar
kesatrian dan peserta didik diberikan
kesempatan menjadi petugas pelaksana
ibadah.
30
Pasal 36
Pembinaan Fisik
1. Pembinaan fisik dilaksanakan oleh siswa secara kelompok dan
perorangan.
2. Pada angka 1 di atas Pengasuhan fisik dapat dilaksanakan dalam
bentuk :
a. Kelompok, dilaksanakan pada kegiatan olahraga pagi,
olahraga umum, expedisi darat dan kegiatan Pengasuhan
(sesuai Rengiat dari Bag Bimsis).
b. Perorangan, dilaksanakan melalui kegiatan tambahan
masing-masing siswa secara rutin dengan pengawasan
Pengasuh langsung.
c. Terhadap siswa yang over weight dilakukan Pengasuhan
fisik khusus dalam rangka menurunkan berat badan.
3. Siswa yang memiliki catatan khusus dari dokter tentang kesehatan
dan kondisi fisiknya agar melaporkan kepada Pengasuh jasmani
atau Pengasuh.
4. Tempat pembinaan fisik :
a. Lapangan Apel Batalyon.
b. Lapangan Sutadi Ronodipuro.
c. Lapangan Sepakbola.
d. Lapangan Basket.
e. Lapangan Volly.
f. Lapangan Tennis.
g. Sepanjang Jalan utama Subarkah.
Pasal 37
Mengikuti Pelajaran dan Latihan
1. Ketentuan mengikuti pelajaran dan latihan :
a. 10 (sepuluh) menit sebelum pelaksanaan pelajaran dan latihan
dimulai, siswa sudah siap di kelas/ lapangan.
b. Mengisi daftar hadir yang telah disediakan.
31
Pasal 38
Penempatan senjata, ransel dan tutup kepala
1. Penempatan senjata, ransel dan helm pada saat mengikuti pelajaran
dan latihan.
a. Pada saat pelajaran di kelas :
1) Senjata ditempatkan di luar ruangan dengan silang
senjata sesuai dengan posisi berbaris disilang menjadi
satu dalam ikatan Peleton di tempat yang telah ditentukan,
apabila kondisi tempat tidak memungkinkan untuk silang
senjata dapat di bentuk posisi api unggun.
2) Ransel ditempatkan di belakang silang senjata masing-
masing siswa kecuali tanpa senjata diatur seperti posisi
berbaris atau disusun rapi dalam ikatan Peleton di
tempat yang telah disiapkan.
3) Tutup kepala berupa helm ditempatkan di atas ransel
masing-masing Siswa.
4) Dikecualikan apabila hujan penempatan berdasarkan
pertimbangan dari segi keamanan.
b. Pada saat pelatihan di lapangan penempatan sesuai angka
1 huruf a ditempatkan pada tempat yang aman dan mudah
pengawasannya.
2. Penempatan tutup kepala pada saat pelajaran di kelas, Pet/Fieldcap
ditempatkan di tempat yang telah disiapkan.
Pasal 39
Mengikuti Ujian
1. Dalam rangka mengetahui/mengevaluasi kemampuan siswa maka
dilaksanakan ujian berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2. Ujian dapat dilaksanakan di :
a. Ruangan kelas atau tempat-tempat tertutup lainnya.
33
Pasal 40
Ketentuan makan di ruang makan
1. Sebelum makan siswa melaksanakan apel di lapangan atau tempat
lain kecuali bila hujan turun dapat langsung masuk keruang makan
setelah mendapat perintah dari piket Pengasuh.
2. Berangkat dan kembali ke/dari ruang makan dalam bentuk ikatan
Peleton dengan tertib dengan ketentuan :
a. Tahap I : Berlari sambil bernyanyi dengan memperhatikan
situasi dan kondisi.
b. Tahap II : Berjalan sambil bernyanyi dengan
memperhatikan situasi dan kondisi.
3. Tata cara sebelum makan :
a. 15 menit sebelum waktu makan, siswa berkumpul di lapangan
Apel untuk melaksanakan apel makan.
b. Masuk ruang makan :
1) Berbaris dengan tertib.
2) Memasuki ruang makan mengucapkan kata-kata
”MASUK” kemudian menghormat dan melangkah dengan
menghentakan kaki kiri dan melenggangkan tangan kanan
kedepan 90° tangan kiri ke belakang 30°, langkah ke dua
dan selanjutnya langkah biasa masuk ruang makan dan
menempatkan diri di belakang kursi yang ditentukan.
35
/c. Persiapan…..
c. Persiapan makan :
1) Piket Pengasuh atau Pejabat harian Siswa memberikan
aba-aba ”SILAHKAN DUDUK” ditirukan siswa lainnya
”DUDUK” kemudian mengangkat kursi dengan tidak
bersuara dan duduk melewati sebelah kanan kursi dengan
posisi kursi merapat ke meja dan badan tegap selanjutnya
serbet/lap makan diletakan di atas pangkuan.
2) Pejabat harian memberikan aba-aba : ”DUDUK SIAP =
GERAK” kemudian menghadap ke Piket Pengasuh atau
Pejabat Korps Siswa dan laporan, diawali dengan
penghormatan ”LAPOR, MAKAN PAGI/ SIANG/ MALAM
SIAP DIMULAI” dijawab oleh Piket Pengasuh atau Pejabat
Korps Siswa ”LANJUTKAN” ditirukan Pejabat harian
”LANJUTKAN” kemudian balik kanan dan kembali
ketempat semula.
3) Piket Pengasuh atau Pejabat Korps Siswa Kemudian
membunyikan lonceng 2X (seluruh siswa melaksanakan
berdo’a) setelah ”SELESAI” lonceng dibunyikan
kembali 2X.
4) Pejabat harian memberikan aba-aba : ”ISTIRAHAT DI
TEMPAT = GERAK”.
5) Piket Pengasuh atau Pejabat Korps memberikan aba-aba
”SELAMAT MAKAN” ditirukan oleh Seluruh Siswa
”SELAMAT MAKAN”.
4. Pelaksanaan Makan :
a. Setelah dipersilakan makan salah seorang dari kelompok
(1 kelompok/1 meja terdiri dari 6 orang) membuka tutup saji
dan menyimpan di samping/tempat yang ditentukan.
b. Orang yang terdekat dengan termos nasi membuka dan
mengambil nasi selanjutnya bergantian secara estafet, begitu
juga dengan lauk dan sayurnya (searah jarum jam dari orang
yang pertama).
c. Orang yang terdekat dengan teko dan gelas menuangkan air ke
dalam gelas kemudian dibagikan secara estafet.
d. Setelah kebagian semua (nasi, lauk dan sayur) orang yang
paling kiri dari depan (sebagai ketua kelompok meja)
memberikan isyarat makan.
36
Pasal 41
Belajar Mandiri
1. Setelah selesai makan malam, siswa diwajibkan melaksanakan
belajar mandiri di tempat yang ditentukan sampai dengan pukul
20.30 WIB, kecuali ada perintah lain.
2. Selama melaksanakan belajar mandiri berlaku ketentuan sbb :
a. Menggunakan pakaian dinas lengkap sesuai yang berlaku hari
itu.
b. Memelihara ketenangan.
c. Tidak tidur / tidur-tiduran.
d. Selesai belajar kelengkapan belajar dirapikan kembali.
e. Memelihara kebersihan.
f. Tidak boleh sambil makan/minum.
Pasal 42
Perpindahan tempat
38
Pasal 43
Pengucapan Doktrin
Pasal 44
Piket Resimen Korps Siswa
1. Siswa SIP :
a. Piket Resimen Korps Siswa dilaksanakan setelah masa Tahap I
(Daspa) yang pengaturannya dibuat oleh Komandan Resimen
39
dalam bentuk jadwal dan anggota jaga terdiri dari pejabat Korps
Siswa sampai dengan Komandan Resimen.
b. Pakaian yang digunakan, PDL II Two tone dengan selempang,
yang bertuliskan PIKET RESIMEN (penggunaan selempang
dari bahu kanan ke pinggang kiri bawah).
c. Piket Resimen dilaksanakan 1 x 24 jam dari pukul 08.00 s.d.
08.00 WIB, untuk siswa Polwan piket dilaksanakan 08.00 s.d.
22.00 Wib.
d. Siswa yang melaksanakan piket siang hari tidak mengikuti
proses pembelajaran, kecuali ada pelaksanaan ujian, pelajaran
lapangan, pre test dan post test.
/e. Siswa …..
e. Siswa yang telah melaksanakan piket malam tetap mengikuti
proses pembelajaran pada unit ke 2 (dua) kecuali ada ujian,
pelajaran lapangan, pre test dan post test.
f. Melaksanakan serah terima tugas jaga dihadapan Komandan
Resimen/Wakil Komandan Resimen/pejabat resimen yang
ditunjuk.
g. Tata cara pelaporan dalam pelaksanaan serah terima :
1) Piket resimen korps Siswa yang lama dengan yang baru
berhadap-hadapan kemudian masing-masing danru jaga
memimpin penghormatan dilanjutkan menghadap
Komandan Resimen/Wakil Komandan Resimen serta
laporan ”Lapor serah terima piket Resimen siap
dilaksanakan” (diucapkan oleh Danru piket Resimen
lama), kemudian kembali ke tempat semula.
2) Piket lama dan baru melaksanakan serah terima ”Dengan
ini tugas piket Resimen diserahkan kepada piket Resimen
yang baru dalam keadaan aman berikut barang inventaris
dalam keadaan lengkap” kemudian dijawab Danru piket
Resimen baru ”Dengan ini piket Resimen menerima dari
piket resimen lama dalam keadaan aman berikut barang
inventaris dalam keadaan lengkap”.
3) Kedua Danru Piket kemudian menghadap Komandan
Resimen/Wakil Komandan Resimen dengan laporan
”Serah terima telah dilaksanakan, laporan selesai”
(diucapkan oleh Danru Piket baru) selanjutnya memimpin
penghormatan kepada Komandan Resimen/Wakil
Komandan Resimen.
2. Selama melaksanakan tugas dilarang meninggalkan penjagaan
kecuali melaksanakan ibadah, ujian, pelajaran lapangan, pre test,
post test dan Patroli ke Batalyon masing-masing.
3. Pelaksanaan piket Resimen disesuaikan dengan jadwal yang telah
ditentukan.
4. Tugas dan tanggung jawab piket Resimen Korps Siswa :
a. Melaksanakan segala perintah dan petunjuk dari
pimpinan/Kabag Bimsis dan Komandan Resimen.
b. Mengawasi ketertiban pelaksanaan Tata Tertib Kehidupan
Siswa dari seluruh siswa.
40
Pasal 45
Piket Batalyon Korps Siswa
1. Siswa SIP :
a. Piket Batalyon Korps Siswa dilaksanakan setelah masa Tahap I
(Daspa).
b. Pengaturan pelaksanaan piket Batalyon diatur oleh Kaden
Korps Siswa dalam bentuk jadwal.
c. Pakaian yang digunakan, PDL II Two Tone dan dengan
selempang dari kanan ke kiri yang bertuliskan PIKET
BATALYON.
d. Pelaksanaan Piket Batalyon dilaksanakan 1 x 24 jam dari pukul
08.00 s.d. 08.00 WIB.
e. Siswa yang melaksanakan piket siang hari tidak mengikuti
proses pembelajaran, kecuali ada pelaksanaan ujian, pelajaran
lapangan, pre test dan post test.
f. Siswa yang telah melaksanakan piket malam tetap mengikuti
proses belajar mengajar pada unit ke 2 (dua) kecuali ada ujian,
pelajaran lapangan, pre test dan post test.
g. Melaksanakan serah terima tugas jaga di hadapan Piket
Pengasuh.
h. Tata cara pelaporan dalam pelaksanaan serah terima :
1) Piket Batalyon yang lama dengan yang baru berhadap-
hadapan kemudian masing-masing perwira jaga
memimpin penghormatan dilanjutkan menghadap Piket
Pengasuh serta laporan ”Lapor serah terima piket
Batalyon siap dilaksanakan” (diucapkan oleh Pa piket
Batalyon), kemudian kembali ke tempat semula.
2) 2) Piket lama dan baru melaksanakan serah terima
”Dengan ini, tugas piket Batalyon diserahkan kepada
41
Pasal 46
Piket Kamar dan Piket Serambi
1. Pengaturan pelaksanaan piket kamar dan piket serambi diatur oleh
Danton Korps Siswa dengan membuat jadwal piket, petugasnya
adalah 1 (satu) orang tiap-tiap Peleton kecuali pejabat Korps.
2. Piket kamar dilaksanakan mulai pukul 04.00 s.d. 22.00 WIB.
3. Pukul 22.00 s.d. 04.00 WIB piket kamar diserah terimakan kepada
piket serambi.
b. Melaporkan
kepada piket Pengasuh apabila menemukan hal-hal yang
menonjol.
c. Melaksanakan
serah terima di mako Batalyon.
11. Siswa yang mendapat tugas Piket kamar sebagaimana dalam jadwal
piket, tidak dapat digantikan oleh Siswa yang lain, kecuali atas ijin
Piket Pengasuh.
12. Tata cara pelaporan serah terima tersebut memperhatikan pasal 44
angka 1 huruf f.
/Pasal 47…..
Pasal 47
Piket Kelas dan Piket Ruang Makan
1. Piket Kelas :
a. Pelaksanaan tugas piket kelas dilaksanakan sebelum proses
pembelajaran dikelas/lapangan dilaksanakan.
b. Pakaian piket kelas sesuai dengan pakaian yang berlaku hari
itu dilengkapi Ban lengan dengan tulisan ”PIKET KELAS”.
c. Piket kelas mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1) Membersihkan, menjaga dan memelihara kebersihan
ruang kelas dan lingkungannya.
2) Menyiapkan kelengkapan kelas dan absensi siswa.
3) Menjemput Pendidik yang akan mengajar diruang
Pendidik.
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan
dengan Proses pembelajaran di kelas/lapangan.
2. Piket Ruang Makan :
a. Pelaksanaan tugas piket ruang makan dilaksanakan sebelum
apel makan.
b. Pakaian piket ruang makan sesuai dengan pakaian yang
berlaku hari itu.
c. Piket ruang makan mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1) Mengawasi dan mengecek pelaksanaan makan.
2) Mengisi buku mutasi ruang makan dan melaporkan
temuan hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan
kepada piket pengasuh.
3) Petugas piket ruang makan wajib mengikuti proses
pembelajaran.
44
/BAB IV …..
BAB IV
PERIJINAN
Pasal 48
Ijin Khusus
1. Selama siswa mengikuti pendidikan di Setukpa Lemdiklat Polri
diberikan hak ijin khusus apabila yang bersangkutan mendapat
halangan keluarga, berupa :
a. Sakit dalam kondisi kritis (rawat ICU).
b. Isteri melahirkan melalui operasi.
c. Meninggal dunia.
d. Wali nikah.
e. Menikahkan anak kandung.
f. Menghadiri pelantikan pendidikan/ Tupdik (Sespimen, Sespima,
PTIK, Seskoal, Seskoad).
2. Hubungan keluarga bagi siswa yang sudah berkeluarga
sebagaimana tersebut angka 1 terbatas pada :
a. Isteri/suami.
b. Anak.
c. Orang tua dan mertua.
d. Saudara kandung.
3. Siswa yang belum berkeluarga :
a. Orang tua kandung.
b. Saudara kandung.
4. Tugas dinas kepolisian.
a. BKO Kepolisian.
b. Memenuhi panggilan sidang peradilan umum.
5. Prosedur perijinan :
45
Pasal 49
Ijin Keluar Lembaga
1. Ijin keluar Lembaga di luar jam pesiar/IBL dengan waktu kurang dari
12 (dua belas) jam menggunakan surat ijin jalan yang ditandatangani
oleh Kabag Bimsis, sebelum meninggalkan Lembaga, melapor
kepada piket dan setelah selesai melaksanakan ijin melapor diri
kembali kepada Kabag Bimsis/ Staf Bag Bimsis dan piket pengasuh
dan ijin diberikan hanya terbatas di wilayah Kota/Kabupaten
Sukabumi.
2. Ijin keluar lembaga dimaksud angka 1 antara lain :
a. Menjemput keluarga dalam situasi mendesak.
46
Pasal 50
Ijin Bermalam Di luar (IBL)
1. Ijin bermalam di luar (IBL) tidak diberikan kepada siswa pada Tahap I
(Daspa).
2. Sebelum melaksanakan IBL siswa mendaftarkan diri dengan alamat
yang jelas diketahui Dantonsis, Dankisis, Danyonsis dan Kabag
Bimsis (secara Hirarkis) yang selanjutnya dibuatkan Surat Ijin
Bermalam.
3. Permohonan IBL diajukan ke Kabag Bimsis paling lambat 3 (tiga)
hari sebelum pelaksanaan IBL.
4. Waktu pelaksanaan IBL dilaksanakan setelah pelajaran Unit terakhir
selesai, kecuali ada perintah pimpinan dapat dilakukan perubahan.
5. Pemberangkatan IBL didahului dengan pelaksanaan apel oleh
Danyonsis masing-masing.
6. Setibanya di tempat tujuan melaporkan diri ke Kantor Polisi/Pos
Polisi terdekat dengan membubuhkan tanda tangan dan stempel
pejabat polisi yang mengetahui tiba atau kembali dalam pelaksanaan
IBL.
/7. Selama .....
7. Selama melaksanakan IBL, siswa dilarang menginap dalam satu
kamar di hotel/motel/losmen/apartemen/villa/kontrak rumah dan atau
sejenisnya, kecuali dengan istri/suami yang sah.
8. Apabila Siswa membatalkan IBL, harus melapor ke Pengasuh dan
tidur di barak dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
9. Bagi siswa yang tidak melaksanakan IBL harus melapor diri kepada
Piket Pengasuh.
10. Apabila situasi hujan, siswa wajib menggunakan ponco masing-
masing dan tidak boleh naik kendaraan umum maupun pribadi dari
pintu utama ke barak dan sebaliknya.
11. Dilarang untuk melaksanakan IBL :
a. Terhadap siswa yang karya tulisnya belum selesai sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan.
b. Siswa yang sedang menjalani hukuman/tindakan disiplin/ujian
Her.
c. Terhadap siswa yang sedang dalam perawatan/opname di
Rumah Sakit, kecuali mendapat rujukan dari dokter untuk
berobat diluar.
Pasal 51
Pesiar
1. Pesiar dapat dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu serta hari
libur lainnya sesuai jadwal pelajaran.
2. Pesiar hari Sabtu, Minggu dan hari-hari libur lainnya dilaksanakan
dari pukul 09.00 s.d. 20.00 WIB atau ada ketentuan lain.
47
/b. Tingkat…..
b. Tingkat Batalyon korps siswa :
1). Komandan Batalyon Korps Siswa.
2). Wakil Komandan Batalyon Korps Siswa.
3). Demus Batalyon Korps Siswa.
4). Sekretaris Batalyon Korps Siswa.
5). Bendahara Batalyon Korps Siswa.
6). Komandan Polsis Batalyon Korps Siswa.
c. Tingkat Kompi Korps Siswa
Komandan Kompi Korps Siswa.
d. Tingkat Peleton Korps Siswa.
1) Komandan Peleton Koprs Siswa.
2) Sekretaris Bendahara Peleton Korps Siswa.
3) Polsis Peleton Korps Siswa.
4. Susunan organisasi Tingkat Resimen dan atau Batalyon disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi dan jumlah siswa.
5. Setelah organisasi korps siswa terbentuk para pejabat korps siswa
segera menyusun program kerja dan rencana kerja.
6. Pelaksanaan rapat korps siswa dalam rangka giat program resimen
korps siswa bertempat di rukan batalyon siswa secara bergiliran
dengan tidak mengganggu jam proses pembelajaran dan jam
49
istirahat malam siswa yang telah ditentukan oleh lembaga serta atas
sepengetahuan Kabag Bimsis.
7. Disamping tugas pokoknya mengikuti dan melaksanakan semua
kegiatan proses pembelajaran, Pejabat Korps Siswa diberi tugas dan
tanggung jawab yang berhubungan dengan organisasi kesiswaan
yang telah tersusun dalam Program kerja dan Rencana kerja korps
siswa.
8. Apabila pejabat korps siswa berhalangan mengikuti proses
pembelajaran karena tugas organisasi kesiswaan maka yang
bersangkutan berkaitan dengan tugas Pejabat Korps Siswa yang
berhubungan dengan organisasi kesiswaan, apabila tidak mengikuti
kegiatan proses pembelajaran harus mendapatkan ijin terlebih
dahulu dari Kabag Bimsis dan Kabag Diklat secara tertulis yang telah
dikoordinasikan dengan Kabag Diklat dan Kabag Bin Gadik serta
tembusan ke Pendidik pengampu Mata Pelajaran yang
bersangkutan.
9. Siswa yang memegang jabatan dalam organisasi korps siswa
menggunakan tanda jabatan sesuai dengan ketentuan dan
jabatannya.
10. Bagi pejabat korps siswa yang melanggar katagori sedang dan / atau
berat, maka yang bersangkutan diganti atau diadakan pemilihan
kembali sesuai peraturan Lembaga.
11. Bagi pejabat korps siswa yang telah menerima sprin dari Kasetukpa,
apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dari jabatannya,
dinyatakan tidak melaksanakan perintah pimpinan.
/Pasal 53…..
Pasal 53
Atribut Pejabat Korps Siswa
1. Tanda Jabatan.
a. Tanda Jabatan Pejabat Korps Siswa terbuat dari logam dan
bordir, berwarna kuning emas (bentuk dan ukuran tanda
jabatan sesuai dengan ketentuan lemdik).
b. Tanda jabatan dimaksud adalah atribut berupa ”Tanda Jabatan”
yang terbuat dari :
1) Logam untuk PDH/PDU dan tali koor.
2) Bordir untuk PDL.
2. Tata cara penggunaan/pemakaian tanda jabatan, digunakan bagi
siswa yang terpilih sebagai Perangkat/Pejabat Korps Siswa.
Adapun tata cara penggunaannya sebagai berikut :
a. Tanda jabatan terpasang pada lengan baju dinas dan saku
baju dinas sebelah kanan.
b. Penggunaan tanda jabatan (tanda jabatan dan tali koor) pada
acara seperti menghadiri/mengikuti :
1) Upacara-upacara Nasional, kegiatan keagamaan,
seminar-seminar, rapat dan sebagainya.
2) Melaksanakan IBL dan pesiar, acara jam pimpinan.
3) Melayat/mengikuti upacara pemakaman jenazah.
50
4) Upacara pengasuhan.
5) Sedangkan tanda jabatan tanpa tali koor digunakan untuk
dinas harian (kecuali Polsis).
Pasal 54
Bendera Korps Siswa
1. Bendera Korps Siswa terdiri dari :
a. Bendera Resimen.
b. Bendera Batalyon.
c. Bendera Kompi.
d. Bendera Peleton.
2. Penggunaan Bendera sebagaimana dimaksud dalam angka 1 pasal
ini digunakan pada kegiatan-kegiatan apel dan posisi tempat di
sebelah kanan Danmen Korps, Danyon Korps Siswa, Danki Korps
Siswa dan Danton Korps Siswa Harian.
3. Tata cara penghormatan dengan mempergunakan bendera
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku (Perdaspol).
4. Setelah selesai melaksanakan kegiatan, bendera Peleton, Kompi,
Batalyon dan Resimen tetap dibawa ke kelas dan ditempatkan pada
tempat yang telah ditentukan.
/Pasal 55 .....
Pasal 55
Pengadaan Perlengkapan Siswa
1. Pengadaan perlengkapan korps Siswa tidak didukung oleh anggaran
dinas hanya dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan
dari Kasetukpa Lemdiklat Polri.
2. Tata cara pengajuan :
a. Siswa melalui Pejabat Korps Siswa mengajukan permohonan
tertulis kepada Kasetukpa Lemdiklat Polri secara hirarkhi
melalui Kabag Bimsis.
b. Pengajuan permohonan dapat dilaksanakan setelah terlebih
dahulu mendapat persetujuan seluruh siswa melalui rapat
Resimen Korps Siswa.
3. Pengadaan Perlengkapan setelah disetujui oleh Kasetukpa
Lemdiklat Polri dapat berkoordinasi dengan memanfaatkan
keberadaan Primer Koperasi Widya Wirottama Setukpa Lemdiklat
Polri.
4. Perlengkapan sebagaimana dimaksud angka 1 adalah meliputi
segala kebutuhan siswa baik perorangan maupun organisasi korps
siswa, terkait penyelenggaraan pendidikan terutama kegiatan
Pengasuhan yang tidak didukung oleh anggaran dinas.
Pasal 56
51
Pasal 57
Integrasi Siswa dengan Masyarakat
1. Dalam rangka berintegrasi antara siswa dengan masyarakat, siswa
melalui organisasi Korps Siswa diberikan kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan integrasi berdasarkan petunjuk Kasetukpa
Lemdiklat Polri.
2. Kegiatan integrasi berupa :
a. Kegiatan keagamaan.
b. Kegiatan sosial.
c. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan masyarakat.
d. Kegiatan olah raga dan seni (Porismas / pekan olah raga seni
siswa dan masyarakat).
e. Kegiatan latihan kerja (Latja).
/3. Pelaksanaan …..
3. Pelaksanaan kegiatan- kegiatan tersebut dibentuk dalam kepanitiaan
dengan bimbingan Pengasuh dan atau pejabat yang ditunjuk.
Pasal 58
Buku Saku Siswa
1. Siswa wajib membawa Buku Saku selama mengikuti pendidikan.
2. Buku Saku siswa memuat :
a. Pancasila.
b. Doktrin - doktrin kepolisian.
c. Tugas - tugas umum Kepolisian.
d. Hak dan Kewajiban Siswa.
e. Jenis dan Kategori Pelanggaran.
f. Lembaran catatan untuk sanksi dan pujian.
g. Data berat badan.
3. Yang berhak dan berkewajiban mengisi buku saku siswa adalah
pengasuh langsung dan pengasuh tidak langsung serta Pejabat Polri
lainnya apabila menemukan/mendapatkan siswa melakukan
tindakan tidak terpuji (pelanggaran atau kejahatan) ataupun tindakan
terpuji sebagaimana diatur dalam Perdupsis.
4. Tersebut pasal 58 angka 1, 2 dan 3 hanya berlaku bagi siswa SIP.
52
Pasal 59
Pejabat Korps Siswa Harian
1. Pejabat Korps Siswa Harian terdiri dari :
a. Komandan Resimen Korps Siswa Harian.
b. Komandan Batalyon Korps Siswa Harian.
c. Komandan Kompi Korps Siswa Harian.
d. Komandan Peleton Korps Siswa Harian.
2. Dalam pelaksanaan tugasnya selama 1 X 24 Jam, wajib membuat
rencana kegiatan dan laporan hasil pelaksanaan tugas yang
dituangkan dalam buku mutasi.
Pasal 60
Tugas Dan Tanggung Jawab Pejabat Korps Siswa Harian
1. Komandan Resimen Korps Siswa Harian.
a. Komandan Resimen Korps Siswa Harian mempunyai tugas dan
tanggung jawab :
1) Memimpin dan mengendalikan setiap pelaksanakan
kegiatan dalam ikatan Resimen.
2) Melakukan pengecekan kekuatan siswa dalam Resimen
pada setiap pelaksanaan kegiatan dalam ikatan Resimen.
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan
kepadanya pada saat bertugas.
/4). Dalam …..
4) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
Danmen korps Siswa.
b. Dijabat secara bergantian dari seluruh perangkat resimen korps
siswa.
2. Komandan Batalyon Korps Siswa Harian.
a. Komandan Batalyon Korps Siswa Harian mempunyai tugas dan
tanggung jawab :
1) Memimpin dan mengendalikan setiap pelaksanaan
kegiatan dalam ikatan Batalyonnya.
2) Melakukan pengecekan kekuatan siswa dalam Batalyon
pada setiap pelaksanaan kegiatan.
3) Mengawasi/mengendalikan pelaksanakan kegiatan Siswa
dalam Batalyonnya.
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan
kepadanya pada saat bertugas.
5) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
Danyon Korps siswa.
b. Dijabat secara bergantian dari seluruh siswa pada Batalyonnya.
3. Komandan Kompi Korps Siswa Harian.
a. Komandan Kompi Siswa Harian mempunyai tugas dan
tanggung jawab :
53
/BAB VI .....
BAB VI
PENGGUNAAN FASILITAS PENDIDIKAN
Pasal 61
Pelayanan Kesehatan
1. Siswa berhak mendapat pelayanan kesehatan berdasarkan
ketentuan indeks dan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
berlaku.
2. Tata cara mendapatkan pelayanan kesehatan :
a. Pelayanan kesehatan bagi siswa dilaksanakan pada tempat dan
waktu yang telah ditetapkan Karumkit Bhayangkara Setukpa
Lemdiklat Polri (di luar jam proses pembelajaran), kecuali
dalam keadaan darurat.
b. Untuk siswa yang melaksanakan berobat ke poli spesialis di luar
Rumah sakit Bhayangkara Setukpa, jadwal berobat
dilaksanakan sesuai dengan jadwal praktek dokter dan
didampingi oleh petugas.
c. Siswa yang akan berobat pada saat proses pembelajaran yang
sifatnya darurat terlebih dahulu mengisi buku berobat yang
telah disediakan pada tiap-tiap Peleton Korps Siswa, kemudian
meminta persetujuan/tanda tangan Pengasuh / Pendidik
dengan mencantumkan nama jelas.
55
Pasal 62
Perpustakaan
1. Setiap siswa diberikan hak meminjam buku dan menggunakan
fasilitas yang ada di perpustakaan pada jam dinas.
2. Pengaturan waktu pelaksanaan kunjungan disesuaikan dengan
jadwal yang telah ditentukan oleh lembaga cq Bag Diklat .
3. Bagi siswa yang meminjam buku dan berakibat rusak atau hilang
dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di
Perpustakaan Setukpa Lemdiklat Polri.
Pasal 63
Gedung Juang
1. Setiap siswa baik perorangan maupun dalam ikatan Peleton Korps
Siswa diwajibkan untuk berkunjung ke Gedung Juang sesuai jadwal.
56
Pasal 64
Penggunaan Angkutan Dinas
Siswa di luar dinas dapat menggunakan fasilitas angkutan dinas dengan
terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Kasetukpa Lemdiklat
Polri (secara berjenjang), kecuali hal lain yang ditentukan oleh pimpinan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 65
Penggunaan Air dan Listrik
/Pasal 66 …..
Pasal 66
Pelayanan Kantin, Koperasi, Mini market dan ATM
1. Pada Tahap I (Daspa) siswa dilarang :
a. Belanja ke
Kantin/Warung.
b. Mini Market
(Alfamart).
c. Mengambil uang
ke ATM baik secara pribadi maupun melalui orang lain.
d. Belanja ke Toko
Koperasi, kecuali peralatan mandi /kelontong /
kaporlap/Obat-obatan/ATK.
2. Pada Tahap II dan Tahap III, siswa diijinkan ke
kantin dan toko koperasi dengan kententuan sbb :
a. Pada jam istirahat setelah unit ke-2 dan hanya di kantin yang
sudah ditentukan dan Setelah apel Malam sampai dengan jam
23.00 WIB.
b. Menggunakan Pakaian dinas yang berlaku hari itu dengan
mengenakan tutup kepala.
c. Pada saat hari libur tetap menggunakan pakaian dinas sesuai
dengan ketentuan.
57
Pasal 67
Penggunaan Jogging Trek
Siswa dilarang menggunakan jogging trek sebagai sarana olahraga baik
perorangan maupun kelompok
Pasal 69
Klasifikasi Pelanggaran
Klasifikasi pelanggaran sebagaimana disebut dalam angka 1 pasal ini
sebagai berikut :
a. Pelanggaran Ringan :
1) Perlengkapan perorangan (kaporlap) tidak bersih, tidak rapi dan
tidak dirawat serta penggunaannya tidak sesuai.
2) Pada saat berdiri dan atau berjalan bertolak pinggang,
memasukan tangan kedalam saku.
3) PUD tidak rapi, dan tidak sesuai dengan ketentuan.
4) Tidak melaksanakan ketentuan wajib 5 langkah lari pada tahap
dasar keperwiraan.
5) Pada saat hujan dalam pergerakan menggulung celana dan
melepas sepatu.
6) Melepaskan pakaian dinas, sepatu pada saat kegiatan didalam
maupun di luar kesatriaan kecuali ada perintah pimpinan atau
ketentuan latihan.
7) Dalam melaksanakan olahraga mandiri menggunakan kaos
tanpa lengan dan atau celana pendek, pakaian yang
membentuk lekuk tubuh.
/9) Berpakaian …..
8) Berpakaian tidak pantas, tidak sopan di ruang tidur dan ke
kamar mandi.
9) Menggunakan bahasa daerah/sukunya bila berbicara.
10) Bertamu tidak memberi tahu terlebih dahulu kepada yang
dikunjungi baik melalui telepon atau sarana lain.
11) Menerima tamu tidak pada tempatnya.
12) Membawa barang belanjaan dibungkus tidak rapi dan tidak
dimasukan kedalam tas pesiar.
13) Berbicara pada waktu mulut berisi makanan.
14) Berbicara tidak sopan secara lisan/tulisan/menggunakan media
sosial terkait SARA dan atau asusila.
15) Menggunakan air minum untuk berkumur atau mencuci
peralatan makan.
16) Tidak membawa serbet, sendok dan garpu pada saat makan.
17) Membersihkan sisa makanan di rongga mulut di hadapan orang
lain tanpa menutup mulut dengan tangan atau sapu tangan.
18) Pada perjamuan makan bersama tidak mendahulukan yang
lebih tinggi kedudukannya atau yang lebih senior.
59
19) Bersikap tidak sopan dan tidak mentaati peraturan yang berlaku
pada waktu naik kendaraan.
20) Naik kendaraan pribadi mengeluarkan dan menempatkan
tangan pada pintu kendaraan.
21) Menggunakan make-up mencolok dilihat dari segi warna dan
bentuk penggunaannya (bagi siswa Polwan).
22) Pada saat berlari, berbaris dalam ikatan Peleton tidak
bernyanyi.
23) Pada saat cuti/IBL, setiba di tempat tujuan tidak melaporkan diri
ke kantor Polisi terdekat.
24) Melaksanakan IBL tidur di barak, kecuali ada alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
25) Mengabaikan keamanan pribadi dengan berjalan sendirian
pada saat pesiar/IBL.
26) Ketika berbelanja meminta pelayanan istimewa serta tawar
menawar berlebihan, berdiri dan melihat-lihat etalase di luar
toko.
27) Tidak dapat mengikuti pelajaran karena sakit dan beristirahat di
barak (kecuali ada surat rekomendasi atau surat keterangan
dari dokter).
28) Tangan tidak mengepal pada saat berjalan dalam ikatan
Peleton.
29) Pada saat berjalan ikatan Peleton, pembawaan tas belajar
tidak seragam (dikenakan bagi yang melanggar dan pimpinan
Peletonnya).
30) Berjalan tidak melewati/melalui jalan yang telah ditentukan.
31) Berangkat/kembali melaksanakan proses pembelajaran tidak
dalam ikatan Peleton (kecuali ada kepentingan dinas yang
dapat dipertanggung jawabkan).
/31) Membubarkan …..
32) Membubarkan pasukan tidak tertib/langsung bubar tidak sesuai
dengan PERDASPOL (diperuntukan/diberlakukan khusus
kepada pimpinan Peleton, Kompi atau Batalyon).
33) Keluar Barisan tanpa ijin pimpinan pasukan dan tidak
dihentikan terlebih dahulu.
34) Buang air kecil/besar tidak pada tempatnya.
35) Tidur pada jam pelajaran dan wajib belajar.
36) Tidur-tiduran di tempat ibadah.
37) Tidak mematikan lampu, menutup kran air pada waktunya.
38) Tidak membawa kelengkapan perorangan.
39) Menggunakan headset/handsfree/bluetooth pada saat berjalan
atau olahraga dan atau di tempat yang tidak semestinya.
40) Membuang sampah sembarangan.
41) Tidak membawa buku saku.
42) Membawa, menyimpan makanan/minuman dalam barak.
43) Dalam berpindah tempat, apabila bertemu dengan atasan baik
langsung maupun tidak langsung atau dengan pasukan lain
60
b. Pelanggaran Sedang :
1) Pergi ke kantin pada jam pelajaran dan wajib belajar.
2) Tidak mencatat mutasi pada saat bertugas piket.
3) Menerima makanan dan minuman yang bukan dari dinas pada
Tahap I.
4) Bertemu dengan keluarga pada saat beribadah dan atau
kegiatan ekspedisi darat selama masa Daspa.
5) Tidak menggunakan pakaian yang ditentukan pada saat
melaksanakan kegiatan.
6) Pada saat berlangsung proses pembelajaran di dalam kelas
membuka file lain/internet selain materi.
/7). Tidak …..
7) Tidak melaksanakan wajib belajar.
8) Tidak melaksanakan dinas piket.
9) Tidur tidak pada tempat yang diperuntukan baginya.
10) Membuat barak menjadi kotor.
11) Isi ransel tidak sesuai dengan ketentuan.
12) Pada saat kegiatan ekspedisi darat naik kendaraan tanpa ijin
Kasetukpa, Waka Setukpa dan atau Kabag Bimsis.
13) Tidak makan di ruang makan yang sudah disediakan dinas.
14) Melakukan transaksi keuangan di ATM pada saat proses
pembelajaran.
15) Terlambat mengikuti apel dan serah terima piket.
16) Tidak mengikuti apel tanpa alasan yang sah.
17) Berbicara tidak selayaknya/celometan.
18) Tidak meneruskan perintah pimpinan/atasan.
19) Tidak menghiraukan/memperhatikan Pendidik/Pengasuh/
instruktur pada pelaksanaan proses pembelajaran maupun
pengasuhan.
61
20) Makan dan minum di tempat - tempat yang tidak sesuai dengan
harkat dan martabat sebagai calon Inspektur.
21) Berobat tidak pada waktu yang ditentukan kecuali sakit dengan
memerlukan pertolongan segera.
22) Terlambat memasuki lembaga saat kembali dari pesiar, IBL,
libur panjang dan ijin keluar lembaga.
23) Menyimpan, mempergunakan alat pemanas air.
24) Tidak melaksanakan kegiatan ibadah/keagamaan.
25) Menggunakan Teknologi Informasi di luar ketentuan kecuali
saat proses pembelajaran Teknologi Informasi.
26) Terlambat mengikuti proses pembelajaran tanpa alasan yang
jelas.
27) Tidak mengerjakan penugasan yang diberikan oleh pendidik
dan atau meminta pihak lain untuk mengerjakan penugasan.
28) Meninggalkan ruang kelas atau tempat latihan tanpa ijin dari
Pendidik/instruktur.
29) Pada saat proses pembelajaran didalam kelas makan dan
minum, membuat gaduh, duduk seenaknya, membaca
koran/mas-media lainnya, membuka peralatan/perlengkapan
yang melekat pada Siswa.
30) Membawa alat - alat elektronik ke dalam ruang ujian, kecuali
Laptop (ujian e-learning).
31) Pada saat ujian bertanya pada temannya, dan atau
memberitahu jawaban hasil soal ujian.
32) Memberi kesempatan kepada siswa lainnya untuk berbuat tidak
jujur dalam mengikuti ujian.
33) Selama melaksanakan IBL menginap di
hotel/motel/losmen/kost-kostan/kontrakan dan tidak melaporkan
keberadaanya kepada Pengasuh.
/34) Melaksanakan …..
34) Melaksanakan pesiar melewati wilayah yang telah ditentukan.
35) Tidak memberikan penghormatan terhadap atasan/yang lebih
senior.
36) Melanggar norma yang berlaku sehingga dapat menurunkan
harkat dan martabat lembaga.
37) Pada saat IBL dan atau pesiar berduaan antara Polki dengan
Polwan kecuali suami istri yang sah.
38) Membawa dan atau menyimpan rokok.
39) Tidak melaksanakan putusan tindakan disiplin.
40) Tidak melaksanakan wajib kunjung ke Gedung Juang dan
Perpustakaan.
41) Berpakaian olahraga keluar kesatriaan dengan alasan
olahraga.
42) Pada saat melaksanakan proses pembelajaran/pelatihan di luar
kesatrian meninggalkan tempat latihan tanpa izin
Kasetukpa/Waka setukpa, Kabag Diklat/Dirlat dan atau Kabag
Bimsis.
62
c. Pelanggaran Berat :
1) Meninggalkan lembaga tanpa ijin/surat ijin keluar lembaga.
2) Merendahkan, meremehkan, mencemooh penyelenggara
pendidikan dan atau Lembaga Pendidikan baik secara
langsung maupun melalui media sosial lainnya.
3) Hamil bagi siswa polwan selama mengikuti pendidikan.
4) Membawa atau menyimpan senjata api, senjata tajam dan
bahan peledak.
5) Menjalin hubungan yang tidak wajar (selingkuh, berpacaran
dan atau yang disamakan dengan hal tersebut) dengan
suami/istri/anggota keluarga baik pengasuh langsung/tidak
langsung dan/dengan sesama siswa.
6) Menjalin hubungan yang tidak wajar (Lesbian, Gay, Biseksual,
Transgender) dengan sesama siswa, pengasuh langsung/ tidak
langsung ataupun pihak lain.
/Pasal 70 …..
Pasal 70
S a n k s i
1. Klasifikasi Sanksi yang dapat dijatuhkan kepada siswa dapat berupa
tindakan disiplin untuk pelanggaran ringan, yang ditemukan oleh
atasan atau personel Setukpa Lemdiklat Polri.
2. Penjatuhan tindakan disiplin terhadap siswa yang melakukan
pelanggaran ringan dan sedang dapat dilakukan langsung oleh
atasan atau personel Setukpa Lemdiklat Polri sesaat setelah
ditemukan adanya pelanggaran.
3. Jenis tindakan bagi siswa ”Sekolah Pembentukan Perwira Polri
(SIP)”, terhadap pelanggaran ringan, sedang dan Berat sebagai
berikut :
a. Pelanggaran Ringan
1) Tindakan pokok :
a) Siswa membuat laporan kejadian atas perbuatan
yang dilakukan.
64
Pasal 71
Pengawasan dan Bimbingan Konseling
Upaya Pengawasan dan Bimbingan Konseling diberikan terhadap siswa
yang melakukan pelanggaran baik ringan, sedang dan berat disamping
sanksi yang ditetapkan sesuai ketentuan Perdupsis.
a. Masa Pengawasan :
Dimulai sejak dijatuhkannya sanksi tindakan disiplin sesuai dengan
jenis pelanggaran sampai dengan berakhirnya masa hukuman dan
Nilai Mental Siswa selama menjalani sanksi tindakan disiplin berada
pada posisi terendah di tingkat peleton.
/b. Bimbingan …..
b. Bimbingan Konseling :
Diberikan terhadap siswa yang melakukan pelanggaran oleh
Pengasuh/ Paur Bimbingan Konseling.
Pasal 72
Penghargaan
1. Penghargaan diberikan kepada siswa dalam bentuk penambahan
nilai mental :
a. Ditambah nilai 2 (dua) :
1) Melaksanakan tugas harian tanpa cacat (Danmen,
Danyon, Danki, dan Danton) maupun tugas piket
(resimen, batalyon, kelas, kamar, serambi).
68
/BAB VIII…..
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 73
Berlakunya Peraturan Kasetukpa Lemdiklat Polri
1. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan dijadikan
sebagai pedoman umum maupun petunjuk teknis bagi siswa dan
penyelenggara pendidikan dalam rangka pelaksanaan bimbingan
dan pengasuhan berkaitan dengan proses pembelajaran dan
pelatihan di Setukpa Lemdiklat Polri.
69
Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : Februari 2020
KEPALA SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA
1. Konseptor : ……………
2. Waka Tim Pokja : ……………
3. Ka Tim Pokja : ……………
4. Ka Urtu : ……………
5. Waka Setukpa : ……………
/ Pasal 10 .....
Pasal 10
angka 1 yang dimaksud dengan ketentuan yang berlaku
adalah : untuk pakaian PDL menggunakan
kaos oblong dinas warna coklat, sedangkan
pakaian PD Sus, PDH dan PDU tidak boleh
menggunakan kaos oblong.
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5
72
a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
c. Cukup jelas
d. Pakaian PDU :
PDU I dipergunakan :
1) Upacara Kenegaraan.
2) Upacara Hari Proklamasi.
3) Upacara Hari Bhayangkara.
4) Upacara Pelantikan Presiden/ Wakil
Presiden.
5) Pelantikan Kapolri dan Perwira.
6) Upacara Penerimaan/ pelepasan.
7) kunjungan resmi Kepala Negara Asing.
8) Upacara/ acara lain sesuai perintah.
PDU II dipergunakan :
1) Resepsi Kenegaraan dan Kebesaran.
2) Resepsi Hari Nasional / Negara lain.
3) Resepsi Hari Bhayangkara/ HUT TNI/
Angkatan.
4) Perang Negara lain.
5) Resepsi lain sesuai perintah.
PDU III dipergunakan :
1) Upacara Perkawinan.
2) Upacara Pemakaman.
3) Apel Kehormatan dan Renungan Suci.
4) Upacara / acara lain sesuai perintah
/PDU IV dipergunakan….
PDU IV dipergunakan :
1) Pejabat yang akan serah terima
jabatan.
2) Upacara Pembukaan / Penutupan
Pendidikan.
3) Upacara Pembukaan / Penutupan.
4) Pendidikan Pertama Bintara.
5) Upacara Ziarah Rombongan dan Tabur
Bunga di Laut.
6) Upacara / acara lain sesuai perintah.
73
e. Cukup jelas
f. Cukup jelas
g. Cukup jelas
Pasal 11
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 12
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
Pasal 13
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 14
angka 1 Cukup jelas
Pasal 15
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
/angka 7 .....
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
angka 12 Cukup jelas
Pasal 16
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Yang dimaksud dengan waktu adalah waktu
istirahat dan di luar proses pembelajaran baik di
74
/Pasal 24…..
Pasal 24
angka 1 Cukup jelas Yang dimaksud dengan tempat
belanja yang pantas adalah suatu tempat
perbelanjaan yang memenuhi syarat bagi calon
seorang Perwira Polri.
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 25
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
76
/Pasal 41 …..
Pasal 41
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 42
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 43
angka 1 Cukup jelas
79
/Pasal 46 .….
Pasal 46
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
80
/angka 6 …..
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
Pasal 51
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
81
Pasal 53
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 54
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 55
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 56
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
/Pasal 57 ....
Pasal 57
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 58
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 59
83
/Pasal 66 …..
Pasal 66
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 67 Cukup jelas
Pasal 68
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
84
/angka 19 …..
Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : Januari 2020
KEPALA SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA
86
Paraf :
Drs.H. AGUS SURYATNO
BRIGADIR JENDERAL POLISI
1. Konseptor : …………….……
2. Waka Tim Pokja : …………….……
3. Ka Tim Pokja : …………….……
4. Ka Urtu : …………….……
5. Waka Setukpa : …………….……
Menimbang : 1. Laporan…………..
87
2. Laporan Siswa
Mengingat : 1. Keputusan Kapolri Nomor : Kep/2505/XII/2019 tanggal
23 Desember 2019 tentang Program Pendidikan dan
Pelatihan Polri TA. 2020;
2. Peraturan Kasetukpa Nomor : tahun 2020 tentang
Peraturan Kehidupan Siswa di Setukpa Lemdiklat Polri.
WALUYA, S.IK
KOMISARIS BESAR POLISI NRP 71100499