Anda di halaman 1dari 87

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA

PERATURAN KEPALA SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA


Nomor Tahun 2020

Tentang

KEHIDUPAN SISWA SIP LEMDIKLAT POLRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA

Menimbang : Bahwa dalam rangka mendukung pencapaian tujuan


Pendidikan Polri, dipandang perlu mengeluarkan
Peraturan yang mengatur tentang Kehidupan Siswa di
Setukpa Lemdiklat Polri.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun
2002 Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang
Disiplin anggota Polri.
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. Pol. : 29 Tahun 2006 tentang
Pedoman Induk Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
4. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. Pol. : 20 Tahun 2007 tentang
Pedoman Induk Standar Komponen Pendidikan
untuk Pendidikan Pembentukan dan Pendidikan
Pengembagan dilingkungan Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
5. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. Pol. : 14 Tahun 2015 tentang Sistem
Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

/6. Peraturan….
2

6. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik


Indonesia No. Pol. : 14 Tahun 2011 tentang Kode
Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia.
7. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia No. Pol. : Skep/180/IV/2009,
tanggal 22 Januari 2009, tentang Kurikulum Induk
Pendidikan Polri.
8. Keputusan Kalemdiklat Polri No. Pol. :
Skep/146/IX/2003 tentang Perdaspol.
9. Surat Keputusan Kalemdiklat Polri No. Pol. :
Skep/244/XII/2006, tanggal 9 Desember 2006,
tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberhentian dan
Pengeluaran Siswa dari Pendidikan Pembentukan
Brigadir, Dikbangum dan Dikbangspes Polri.
10. Peraturan Kalemdiklat Polri Nomor 2 Tahun
2017 tanggal 24 Mei 2017 tentang Standar
Penilaian Pendidikan Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
11. Keputusan Kalemdiklat Polri Nomor :
Kep/431/VII/DIK.1.1/2019 tanggal 23 Juli 2019
tentang Pedoman Pengasuhan, Pengenalan
Lingkungan, dan Pembinaan Tradisi Peserta
Pendidikan Pembentukan Polri.

Memperhatikan : Saran/masukan dari Personel Setukpa Lemdiklat Polri.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. mengesahkan berlakunya Peraturan Kehidupan


Siswa di Setukpa Lemdiklat Polri.
2. menggunakan Peraturan kehidupan siswa sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di
Lingkungan Setukpa Lemdiklat Polri.
3. hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini, akan
diatur tersendiri.
4. dengan dikeluarkannya peraturan ini, ketentuan-
ketentuan yang bertentangan dan tidak sesuai
dengan peraturan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
5. peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

/ BAB I …..
3

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN - PENGERTIAN
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat
Polri adalah suatu lembaga negara yang menyelenggarakan salah
satu fungsi pemerintahan, bertugas memelihara kamtibmas,
menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka menciptakan
keamanan dalam negeri (UU No 2/2002).
2. Lemdiklat Polri merupakan unsur pendukung sebagai pelaksana
pendidikan pembentukan dan pengembangan yang berada di bawah
Kapolri, bertugas merencanakan, mengembangkan dan
menyelenggarakan fungsi pendidikan pembentukan dan
pengembangan berdasarkan jenis pendidikan Polri yang meliputi
pendidikan profesi, manajerial (kepemimpinan), akademis, dan
vokasi serta mengelola komponen pendidikan di lingkungan
Lemdiklat Polri (Perkap No 21/2010).
3. Lembaga Pendidikan (Lemdik) adalah Satuan pendidikan pada Polri
yang terdiri dari sekolah, pusdik, puslat, dan Akpol.
4. Sekolah pembentukan perwira selanjutnya disingkat Setukpa adalah
suatu lembaga pendidikan polri yang berkedudukan dibawah
Lemdiklat Polri bertugas menyelenggarakan pendidikan untuk
membentuk perwira polri dari bintara polri.
5. Penyelenggara Pendidikan adalah seluruh personil satuan
pendidikan Setukpa Lemdiklat Polri yang meliputi Pendidik, Tenaga
Kependidikan, dan Pengasuh (Langsung dan Tidak Langsung) yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan.
6. Pengasuh adalah Personil pada satuan pendidikan Polri yang
bertugas menumbuhkembangkan mental kepribadian serta potensi
kepemimpinan peserta didik ke arah terwujudnya karakter insan
bhayangkara.
7. Pengasuhan adalah upaya untuk menanamkan dan
mengembangkan pemikiran dan kreatifitas dalam rangka
mewujudkan kedewasaan peserta didik.
8. Pengasuh langsung adalah personel Setukpa Lemdiklat Polri yang
ditunjuk berdasarkan Surat Perintah Kasetukpa Lemdiklat Polri untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengasuhan kepada
siswa.
9. Pengasuh tidak langsung adalah seluruh personel dan Bhayangkari
di Setukpa Lemdiklat Polri yang dapat memberikan bantuan dalam
menumbuhkembangkan mental kepribadian dan potensi
kepemimpinan siswa kearah sikap mental dan kepribadian insan
Bhayangkara.
/10. Peserta.....
4

10. Peserta didik adalah anggota Polri atau masyarakat yang telah
selesai mengikuti pendidikan Formal pada jenjang tertentu dan telah
dinyatakan lulus seleksi sebagai calon pegawai negeri pada
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran, pelatihan
dan pengasuhan yang tersedia pada jalur, jenis dan jenjang
pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
11. Penyebutan peserta didik untuk SIP, PAG, dan Dik/Lat Non-Polri
adalah Siswa.
12. Siswa adalah peserta didik yang sedang mengikuti Sekolah
Pembentukan Perwira dan Pendidikan Alih Golongan dari bintara ke
perwira Polri serta peserta lain yang mengikuti Dik/Lat dalam jangka
waktu tertentu yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kapolri.
13. Pendidikan Alih Golongan dari Bintara ke Perwira selanjutnya
disingkat PAG.
14. Plagiat adalah Penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat
dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan
dan pendapat sendiri.
15. Ujian ulang adalah Ujian perbaikan, apabila peserta didik belum
mencapai nilai batas lulus diberi kesempatan mengulang 1 (satu)
kali, apabila nilai ujian ulang melebihi batas lulus maka nilai yang
diberikan adalah nilai batas lulus, sedangkan peserta didik yang
telah melaksanakan ujian ulang tetapi belum mencapai nilai batas
lulus maka nilai yang diberikan adalah nilai tertinggi yang diperoleh.
16. Barak adalah tempat tinggal peserta didik selama mengikuti
pendidikan di Setukpa Lemdiklat Polri Sukabumi.
17. Kelas adalah salah satu sarana prasarana berupa gedung/bangunan
beserta kelengkapan alins/alongins yang digunakan dalam proses
pembelajaran bagi peserta didik dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan dan pelatihan.
18. Pelanggaran adalah Perilaku dan atau perbuatan yang tidak sesuai
atau berlawanan dengan aturan yang berlaku baik yang tertulis
maupun tidak tertulis.
19. Hukuman adalah tindakan mendidik (paedagogic) yang diberikan
kepada peserta didik yang menunjukan kinerja yang tidak sesuai
dengan ketentuan. Hukuman dimaksudkan untuk memberikan
kesadaran atas pelanggaran, tindak pidana dan penyimpangan
norma-norma yang berlaku, untuk menghambat atau membatasi
munculnya kesalahan-kesalahan yang lain agar tidak terulang.
20. Hukuman Disiplin adalah Hukuman yang dijatuhkan oleh atasan
yang berhak menghukum kepada anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia melalui Sidang Disiplin.
21. Tindakan Disiplin adalah Serangkaian tindakan berupa teguran lisan,
teguran tertulis, tindakan fisik, pengurangan nilai mental kepribadian
serta pencabutan hak pesiar dan Ijin Bermalam di Luar yang bersifat
membina, yang dijatuhkan secara langsung kepada peserta didik.
/22. Tindak .....
5

22. Tindak Pidana adalah Perbuatan yang bertentangan dengan


ketentuan di dalam maupun di luar KUHP dan perundang-undangan
lainnya.
23. Penempatan dalam tempat khusus adalah salah satu jenis hukuman
disiplin yang dijatuhkan kepada anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang telah melakukan pelanggaran disiplin dengan
menempatkan terhukum dalam tempat khusus. Sedangkan dalam
Perdupsis ini yang dimaksud dengan ditempatkan pada tempat
khusus adalah penempatan bagi pelanggar Perdupsis di ruang
Provos, Rumkit atau tempat lain yang ditentukan oleh Pimpinan
dalam rangka pengamanan dan pemeriksaan terhadap pelanggaran
Perdupsis.
24. Menyontek adalah perbuatan curang yang dilakukan oleh orang yang
memiliki sifat tidak jujur, demi mendapatkan nilai tinggi, dilakukan
pada saat ulangan atau ujian dengan cara membuat jawaban teman
atau melihat catatan yang sudah dipersiapkan sebelumnya (Sri
Soenanto Putie).
25. Hubungan yang tidak wajar adalah selingkuh, berpacaran dan atau
yang disamakan dengan hal tersebut dengan suami/istri/anggota
keluarga baik pengasuh langsung/tidak langsung dan/dengan
sesama siswa.
26. Penyimpangan seksual adalah segala bentuk penyimpangan seksual
baik arah, minat maupun orientasi seksual yang didorong oleh hasrat
seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis meliputi
Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).

Pasal 2
Maksud dan Tujuan
1. Peraturan Kehidupan Siswa adalah sebagai pedoman umum serta
petunjuk teknis bagi siswa dan penyelenggara pendidikan dalam
menyelenggarakan bimbingan serta pengasuhan terhadap siswa
selama mengikuti proses pembelajaran dan pelatihan di Setukpa
Lemdiklat Polri.
2. Peraturan Kepala Sekolah Pembentukan Perwira tentang Kehidupan
Siswa ini bertujuan untuk :
a. Membentuk sikap kepribadian siswa yang dapat dijadikan
tauladan dalam bertingkah laku sebagai Calon Inspektur Polisi
dan Siswa Dik/Lat Non-Polri.
b. Adanya pola tindak yang sama dari seluruh penyelenggara
pendidikan dalam melakukan pengasuhan terhadap siswa.
c. Menanamkan kecintaan siswa terhadap korps siswa dan
Lembaga Pendidikan Setukpa Lemdiklat Polri sebagai
almamater yang membentuk/melahirkan Inspektur Polri dan
pegawai pada instansi, sehingga setelah mengikuti pendidikan
akan selalu menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan
almamater Setukpa Lemdiklat Polri.
/Pasal 3 .....
6

Pasal 3
Pengasuhan
1. Pengasuhan bertujuan membentuk siswa agar mampu
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai wawasan kebangsaan dan
menguasai pengetahuan keterampilan dalam rangka pembentukan
mental kepribadian yang mencerminkan Insan Pancasila, Tribrata,
Catur Prasetya dan Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia
sehingga terbentuk Insan Polri yang memiliki karakter
kebhayangkaraan.
2. Kegiatan Pengasuhan meliputi pengembangan disiplin, mental,
intelek dan jasmani yang dilaksanakan secara simultan serta
terintegrasi diantaranya yaitu :
a. Pembinaan disiplin
Meliputi seluruh kegiatan yang diarahkan sedemikian rupa
sehingga siswa mampu mengembangkan diri untuk senantiasa:
patuh dan taat, tepat waktu dalam setiap kegiatan; memiliki
perilaku terpuji dan dapat dipercaya dalam melaksanakan tugas
dan penegakan hukum; meningkatkan wawasan ilmu
pengetahuan serta implementasinya; dan memiliki daya juang
yang tinggi.
b. Pembinaan kehidupan mental kepribadian.
Meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan siswa untuk
mengembangkan dan memantapkan kesadaran idiologi serta
Ketuhanan Yang Maha Esa yang mendasari profesinya.
c. Pembinaan Kehidupan Kepemimpinan.
Meliputi kegiatan yang dilakukan siswa untuk membina korps
yang sehat dan bermanfaat serta memupuk rasa persatuan
dan kesatuan, kebanggaan, tanggung jawab dan
menumbuhkan kepemimpinan, tradisi, kemampuan
berorganisasi dan aspek–aspek kepribadian lain dalam
hubungan siswa dan kehidupan sosial budaya.
d. Pembinaan karakter Kebhayangkaraan meliputi :
1) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk menanamkan
norma dan keterampilan Bhayangkara Polri serta
kepemimpinan.
2) Kegiatan yang dilakukan siswa untuk mengembangkan
dan memantapkan kemampuan kebhayangkaraan dalam
penguasaan dan kesadaran Perdaspol serta kesadaran
meningkatkan keterampilan teknis dan taktis Kepolisian.
e. Pembinaan Keterampilan Olahraga dan kesamaptaan Jasmani.
Meliputi kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk
mengembangkan dan memelihara kesadaran siswa dalam
mencapai kemampuan dan kebiasaan melatih jasmaninya
sehingga merupakan kebutuhan yang serasi untuk
mendukung pelaksanaan tugas sesuai dengan profesinya.

/f. Pembinaan .....


7

f. Pembinaan motivasi belajar dan olah pikir.


Meliputi kegiatan yang dilakukan oleh Pengasuh untuk
mengembangkan dan memupuk daya nalar dan kreasi siswa,
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, semangat
berprestasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.
3. Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Pengasuhan
terhadap siswa adalah pendekatan daur belajar dari pengalaman,
pemberian bimbingan dan konseling.

Pasal 4
Tahapan Pendidikan
1. Tahapan Pendidikan yang dilaksanakan di Setukpa Lemdiklat Polri
yang harus dilalui oleh siswa berdasarkan kepada perangkat
kendali pendidikan dari Lemdiklat Polri, untuk itu kedudukannya
siswa diperlakukan dengan pentahapan :
a. Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) :
1) Tahap l : Pembentukan Dasar Keperwiraan.
Adalah Tahap penyesuaian dan awal
perubahan perilaku seorang Bintara menjadi
seorang Perwira Pertama serta Pembinaan
kesamaptaan jasmani yang dapat mendukung
dalam pelaksanaan tugas selaku penyelia
terdepan.
2) Tahap II : Pemberian dan pemantapan manajemen
operasional fungsi tehnis Kepolisian,
manajemen pembinaan dan manajemen
kepemimpinan, tahap pemantapan dan
pengembangan pengetahuan dan
keterampilan fungsi pembinaan dan fungsi
tehnis operasional Kepolisian, manajemen
dan kepemimpinan dalam rangka membetuk
Perwira Pertama yang memiliki kemampuan
penyelia terdepan (first line supervisor).
3) Tahap III : Tahap Pembulatan.
Adalah tahap penerapan pengetahuan dan
keterampilan yang diterima oleh peserta didik
secara utuh selama mengikuti proses
pembelajaran dalam bentuk latihan teknis
serta pembekalan-pembekalan.
b. Pendidikan Alih Golongan (PAG) dari Bintara ke Perwira :
1) Tahap I : Adalah tahap penyesuaian dan perubahan
perilaku dari Bintara Polisi menjadi Perwira
Pertama Polisi serta pembinaan kesamaptaan
jasmani guna mendukung pelaksanaan tugas
selaku Inspektur Polisi;
2) Tahap II : Adalah tahap pemantapan dan
pengembangan pengetahuan, ketrampilan
manajemen dan kepemimpinan dasar,
/manajemen .....
8

manajemen pembinaan dan manajemen


operasional Polri dalam rangka membekali
kemampuan seorang perwira pertama Polisi
selaku manajer tingkat dasar.
3) Tahap III : Adalah tahap penerapan pengetahuan dan
ketrampilan yang diterima oleh peserta didik
secara utuh selama mengikuti proses
pembelajaran dalam bentuk kegiatan Latnis.
c. Pendidikan dan Pelatihan Non-Polri :
Tahapan pendidikan dan pelatihan siswa Dik/Lat Non-Polri
diatur tersendiri sesuai MoU (kontrak kerjasama) dengan
pihak/Kementerian/Lembaga.
2. Tahapan sebagaimana tersebut dalam angka 1 pasal ini
merupakan satu kesatuan yang dilaksanakan secara simultan
berdasarkan program pendidikan yang ada.

Pasal 5
Sebutan
1. Bagi peserta didik SIP dan PAG dari Bintara ke Perwira baik Polki
maupun Polwan dan Peserta didik Dik/Lat Non-Polri berlaku sebutan
Siswa.
2. Peserta didik dalam menyebutkan namanya dan nama rekannya
selalu diawali dengan sebutan ”Siswa...” contohnya : ”Siswa Budi...”.
3. Sebutan penyelenggara pendidikan dengan tidak memandang
pangkat adalah Komandan, Bapak atau Ibu, disingkat
”Dan/Pak/Bu” :
a. Kasetukpa Lemdiklat Polri berlaku sebutan Kepala (disingkat
”Ka” disamping sebutan pangkat) dan bagi Waka Setukpa
Lemdiklat Polri berlaku sebutan Waka Setukpa disamping
sebutan pangkat, bagi yang berpangkat Perwira Menengah :
1) Komisaris Besar Polisi berlaku sebutan Komisaris Besar
Polisi.
2) Ajun Komisaris Besar Polisi berlaku Ajun Komisaris Besar
Polisi.
3) Komisaris Polisi berlaku sebutan Komisaris Polisi.
b. Berpangkat Perwira Pertama :
1) Ajun Komisaris Polisi berlaku sebutan Ajun Komisaris
Polisi.
2) Inspektur Polisi Dua, Inspektur Polisi Satu berlaku sebutan
Inspektur Polisi.
c. Berpangkat Brigadir :
1) Aipda, Aiptu berlaku sebutan Ajun Inspektur.
2) Bripda, Briptu, Brigadir dan Bripka berlaku sebutan
Brigadir.
4. Sebutan penyelenggara pendidikan yang bukan anggota Polri
(ASN), Purnawirawan Polri dan Rohaniwan berlaku sebutan
Bapak/Ibu misalnya : ”Bapak/Ibu Dedy”.
/5. Sebutan .....
9

5. Sebutan yang bukan penyelenggara pendidikan yang berasal dari


anggota Polri dengan tidak memandang pangkat berlaku sebutan
Bapak/ Ibu (disingkat Pak/Bu) kecuali kepada yang berpangkat Pati
berlaku sebutan ”Jenderal”.
6. Sebutan terhadap sipil/ masyarakat biasa.
a. Secara umum berlaku sebutan Bapak/Ibu, Kakak/Adik.
b. Terhadap istri seseorang, jika diketahui nama suaminya berlaku
sebutan nama suaminya kecuali mempunyai profesi atau
jabatan tersendiri misalnya, Ibu Heri berarti istri dari Bapak
Heri, dr. Lisa berarti istri Bapak Heri yang mempunyai profesi
dokter.
c. Dihindarkan penyebutan dari jabatan suaminya contoh ”Ibu
Kasetukpa”.
7. Bila siswa menyebutkan identitas penyelenggara pendidikan maka
menyebutkan jabatan terlebih dahulu kemudian pangkat dan
namanya, bila tidak mempunyai jabatan menyebutkan pangkat
dan namanya, misalnya Kabid…….. KOMBES sebutan sebagaimana
dalam angka 3, 4 dan 5 pasal ini berlaku bagi siswa setiap saat
baik pada saat berkomunikasi maupun memberikan
penghormatan.

Pasal 6
Hubungan Siswa Dengan Penyelenggara Pendidikan
1. Hubungan siswa dengan penyelenggara pendidikan bersifat
kedinasan, pelaksanaannya pada jam dinas maupun di luar jam
dinas.
a. Selama masa Dasar Perwira (Daspa), Siswa dilarang
berhubungan dengan siapapun kecuali dengan penyelenggara
pendidikan, Pengasuh langsung dan tidak langsung.
b. Pada Tahap II dan III, komunikasi siswa dengan penyelenggara
pendidikan dapat dilaksanakan.
1) Hari kerja
a) Pada saat proses pembelajaran dapat dilaksanakan
hanya pada jam istirahat.
b) Pada saat Pengasuhan dapat dilaksanakan setelah
mendapat ijin dari Pengasuh langsung.
2) Hari libur, Pesiar, IBL dapat dilaksanakan dalam
kunjungan kekeluargaan/bertamu.
2. Tersebut dalam angka 1 huruf b dilakukan dengan selalu
menciptakan kesan yang positif, komunikatif serta tidak mengurangi
hirarki dan mengganggu kegiatan kedua belah pihak.

/Pasal 7 .....
10

Pasal 7
Hubungan Siswa Dengan Masyarakat
1. Selama masa Dasar Perwira/Daspa (Tahap I) bagi
peserta didik Setukpa dilarang berkomunikasi secara
langsung/berhubungan/ berkoordinasi dalam bentuk apapun dengan
masyarakat kecuali keluarga, dalam hal mendapat musibah dan
harus seijin Pengasuh langsung.
2. Pada Tahap II dan III, komunikasi siswa dengan
masyarakat dapat dilaksanakan dengan :
a. Menjaga kehormatan derajat dan martabat sebagai Siswa SIP.
b. Menghormati norma-norma yang berlaku bagi masyarakat.
3. Untuk kepentingan organisasi siswa dapat
berhubungan dengan masyarakat setelah mendapat persetujuan
dari Kasetukpa Lemdiklat Polri.

Pasal 8
Menghadap
1. Kecuali dalam keadaan mendesak atau diperintahkan menghadap,
siswa pada jam dinas (pembelajaran) dilarang menghadap
penyelenggara pendidikan.
2. Dalam menghadap, berlaku ketentuan tata cara menghadap di
dalam ruangan atau di luar ruangan.
a. Dalam ruangan :
1) Ketuk pintu sebanyak 3 kali.
2) Baik ada perintah atau tidak ada perintah ucapkan kata
”Masuk”.
3) Masuk ruangan :
a) Langkah pertama dengan hentakan kaki kiri.
b) Bila menggunakan tutup kepala :
(1) Letakkan sebelum masuk ruangan di tempat
yang disediakan (apabila ada tempatnya).
(2) Kemudian menghadap dan melakukan
penghormatan tanpa tutup kepala.
(3) Bila tidak ada tempat penyimpanan tutup
kepala, maka langsung menghadap dan
melakukan penghormatan dengan
menggunakan tutup kepala setelah itu baru
dibuka.
c) Penghormatan (tanpa salam dan sebutan)
kemudian laporan sebagai berikut :
”Lapor, (sebut nama, nosis dan nama pendidikan
yang diikuti, serta Ton/Ki/Yon secara lengkap), Ijin
menghadap (bila tidak dipanggil), Siap menghadap
(bila dipanggil)”.
/d) Duduk .....
11

d) Duduk (bila dipersilahkan), bila tidak tetap dalam


keadaan berdiri dan sikap sempurna.
4) Setelah selesai menghadap :
a) Mengambil sikap sempurna.
b) Laporan : ”Menghadap telah dilaksanakan, laporan
selesai”.
c) Mengulangi perintah, lalu menghormat dan balik
kanan.
d) Kemudian langsung keluar dengan menutup pintu
keluar.
5) Pengecualian menghadap Ka/Waka Setukpa Lemdiklat
Polri, siswa terlebih dahulu mendaftarkan diri/
mengadakan perjanjian melalui Spri Ka/Waka Setukpa
Lemdiklat Polri, selanjutnya menunggu untuk dipanggil
dan tata cara menghadap sama dengan tersebut dalam
angka 2 pasal ini.
b. Di Luar Ruangan :
1) Mengambil sikap sempurna.
2) Melakukan penghormatan.
3) Laporan :
”Lapor...(sebutkan Siswa....(Nama), Nosis....(4 digit
terakhir), Peleton...., Kompi....,Batalyon...) Ijin menghadap
(bila tidak dipanggil) /Siap menghadap (bila dipanggil),
selanjutnya sikap istirahat (bila diperintahkan), bila tidak
tetap dalam sikap sempurna”.
Contoh : Lapor Siswa Hadi Nosis 0777 Peleton 3/C/III Ijin
menghadap (bila tidak dipanggil).
4) Setelah menghadap :
a) Mengambil sikap sempurna.
b) Laporan : ”Menghadap telah dilaksanakan, laporan
selesai”. Selanjutnya melakukan penghormatan
kemudian balik kanan dan kembali melaksanakan
kegiatan.
3. Tata cara menghadap sebagaimana dimaksud dalam angka 2 pasal
ini untuk Perorangan, sedangkan bila lebih dari 1 (satu) orang atau
kelompok pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Dalam ruangan :
Kecuali bila langsung diperintahkan masuk, maka
pelaksanaannya :
1) Disiapkan terlebih dahulu kemudian salah satu masuk
dengan tata cara masuk ruangan sama tersebut di atas.
2) Dalam pelaporan menyebut Siswa.... (Nama), Nosis....
(4 digit terakhir), Peleton...., Kompi...., Batalyon....
ditambah beserta (disebutkan jumlah siswa lainnya yang
akan menghadap)...Ijin menghadap (apabila tidak
diperintah) / siap menghadap apabila diperintahkan
(disesuaikan dengan jenis pendidikan).
12

/3) Melaksanakan .....


3) Melaksanakan perintah sesuai perintah pejabat yang
bersangkutan.
4) Bila diperintahkan masuk keseluruhan siswa yang
menghadap, maka satu persatu masuk dengan :
a) Melakukan penghormatan.
b) Masuk dengan tertib dan tidak perlu mengucapkan
”Masuk”.
c) Kemudian membentuk barisan (berbanjar/ bersaf)
disesuaikan dengan ruangan dengan posisi siap
dan istirahat bila diperintahkan.
5) Setelah selesai menghadap.
a) Siswa yang paling kanan/tertua menyiapkan siswa
lainnya kemudian laporan.
b) ”Menghadap telah dilaksanakan, laporan selesai”.
c) Mengulangi perintah dan penghormatan (terpimpin)
kemudian balik kanan.
d) Lalu keluar dengan tertib satu persatu dan menutup
pintu.
b. Di luar Ruangan :
1) Disiapkan terlebih dahulu.
2) Penghormatan (terpimpin).
3) Laporan :
Lapor… (sebutkan Siswa…. (Nama), Nosis….,
Peleton…., Kompi…., Batalyon…) Ijin menghadap (bila
tidak dipanggil)/ Siap menghadap (bila dipanggil),
selanjutnya sikap istirahat (bila diperintahkan), bila tidak
tetap dalam sikap sempurna (disesuaikan dengan jenis
pendidikan).
4) Setelah selesai menghadap
a) Menyiapkan.
b) Laporan : ”Menghadap telah dilaksanakan laporan
selesai”.
c) Mengulangi perintah dan penghormatan (terpimpin).
d) Lalu balik kanan dan kembali melaksanakan
kegiatan.
4. Bila siswa akan menghadap kepada salah satu penyelenggara
pendidikan dimana terdapat penyelenggara pendidikan yang lebih
tinggi pangkatnya dari pada yang dihadapi maka :
a. Laporan terlebih dahulu kepada yang lebih tinggi pangkatnya.
”Lapor...(sebutkan Nama, Nosis...(4 digit terakhir), Nama
Pendidikan yang diikuti, Peleton, Kompi, Batalyon secara
lengkap)...mohon ijin menghadap.....(sebutkan Pangkat dan
Nama yang dituju).
b. Setelah diijinkan baru menghadap orang yang akan dihadapi.
c. Setelah selesai menghadap lapor kembali.
13

/Pasal 9 .....
Pasal 9
Penghormatan
1. Sesuai dengan kedudukan dan tingkatnya, maka setiap siswa
diwajibkan untuk memberikan penghormatan kepada setiap anggota
Polri maupun yang bukan anggota Polri yang terlibat sebagai tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan serta sesama siswa berdasarkan
ketentuan.
2. Tata Cara penghormatan bagi siswa diatur sebagai berikut :
a. Mengucapkan salam terlebih dahulu, lalu menyebutkan sebutan
yang berlaku bagi yang diberi penghormatan.
b. Memberikan penghormatan sesuai dengan ketentuan :
1) Perorangan :
a) Sedang berlari merubah langkah menjadi langkah
biasa kemudian memberikan penghormatan.
(1) Tidak bersenjata dengan mengangkat tangan
kanan sedangkan tangan kiri rapat (tidak
melenggang).
(2) Bersenjata dalam posisi depan senjata
kemudian memalingkan kepala kearah yang
diberi hormat.
b) Berjalan/di tempat :
(1) Tidak bersenjata, dengan mengangkat tangan
kanan sedangkan tangan kiri rapat (tidak
melenggang).
(2) Bersenjata, pada saat berjalan dengan posisi
depan senjata maupun pundak kiri senjata,
penghormatan dilakukan dengan memalingkan
kepala kearah yang diberi hormat, sedangkan
di tempat, dengan hormat senjata (berlaku bagi
perwira) dan yang lain posisi siap.
(3) Bersenjata senapan di punggung, berjalan
dengan langkah biasa, menyampaikan
penghormatan biasa dengan tangan kanan
diangkat ke arah pelipis.
(4) Bersenjata senapan disandang, berjalan
dengan langkah biasa, lengan tidak
melenggang memalingkan kepala ke arah yang
diberi hormat.
2) Kelompok/Regu/Peleton.
a) Berlari hanya dilaksanakan oleh yang memimpin
dengan cara seperti pada perorangan.
b) Berjalan/di tempat, dilaksanakan oleh yang
memimpin dengan cara seperti pada perorangan.
Bila berdua dilaksanakan secara bersama-sama
(tidak terpimpin).
14

/c) Tata .....


c) Tata cara penghormatan bila akan mendahului dapat
dilaksanakan dengan cara :
(1) Ijin mendahului (diikuti sebutan yang berlaku
bagi yang diberi hormat).
(2) Menghormat.
3) Penghormatan rombongan/pasukan yang tidak bersenjata
dalam keadaan berjalan dilakukan dengan langkah tegap
dan hormat kanan dipimpin oleh komandan pasukan
diberlakukan terhadap Perwira Tinggi.
4) Penghormatan antar rombongan yang berpapasan
dilakukan dengan rombangan/pasukan langkah tegap dan
para komandan pasukan masing-masing menyampaikan
penghormatan di awali oleh komandan pasukan yang
yunior kepada komandan pasukan yang senior.
3. Penghormatan siswa kepada penyelenggara pendidikan :
Untuk seluruh siswa yang dididik selama pendidikan di Setukpa
Lemdiklat Polri wajib melakukan penghormatan kepada seluruh
penyelenggara pendidikan.

Pasal 10
Pakaian
1. Setiap siswa diwajibkan menggunakan pakaian dinas sesuai
ketentuan yang berlaku selama mengikuti pendidikan.
2. Macam – macam pakaian dinas yang berlaku bagi siswa :
a. PDL – II Two Tone.
b. PDL – I Polisi Tugas Umum.
c. PDH (Pakaian Dinas Harian).
d. PDU – I dan PDU – IV (Pakaian Dinas Upacara).
e. Pakaian Olahraga (bentuk pakaian ditentukan lebih lanjut).
f. Pakaian Managemen kebersihan atau yang dipersamakan
dengan itu (bentuk pakaian ditentukan lebih lanjut).
g. Pakaian beladiri (Judogi).
h. Pakaian lain yang ditentukan oleh Lembaga untuk kepentingan
pendidikan contohnya pakaian preman untuk praktek intelejen,
Pakaian Jas untuk jamuan resmi (table manner) dan Pakaian
Seragam Drum Corps.
3. Sebagaimana dimaksud dalam angka 2 pasal ini, dengan tutup
kepala (Helm, Pet dan fieldcap) menyesuaikan dengan pakaian
yang digunakan.
4. Selama mengikuti pendidikan siswa harus menggunakan pakaian
dan atau kelengkapan pakaian yang sesuai dengan ketentuan.
5. Pengunaan pakaian, sbb :
a. PDL – II Two Tone dengan perlengkapan senjata ransel dan
helm, digunakan selama masa Tahap I (pertama) semua
kegiatan, sedangkan setelah masa Tahap I (pertama)
digunakan tanpa senjata, ransel dan helm kecuali ditentukan
lain.
15

/1). Kegiatan .....

1) Kegiatan lapangan.
2) Piket kamar.
b. PDL – II Two Tone, digunakan setelah masa Tahap I
(pertama) :
1) Kegiatan Upacara/upacara Pola Pengasuhan.
2) Piket Batalyon dan Resimen.
3) Kegiatan – kegiatan lain sesuai dengan ketentuan/ perintah
Pimpinan.
c. PDH digunakan setelah masa Tahap I (pertama) pada :
1) Kegiatan proses pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas.
2) Kegiatan ibadah Agama.
3) IBL, Pesiar, Ijin Khusus.
4) Kegiatan – kegiatan lain sesuai dengan ketentuan/ perintah
pimpinan.
d. PDU digunakan pada saat Upacara.
e. Pakaian olah raga, digunakan pada kegiatan lari/senam (bentuk
pakaian ditentukan lebih lanjut) dan kegiatan – kegiatan yang
bersifat ekstra kurikuler.
f. Pakaian Manajemen kebersihan/korve digunakan pada
kegiatan kebersihan lingkungan dan kegiatan lain yang bersifat
ekstra kurikuler.
g. Pakaian tidur menggunakan piyama/kaos/training.
h. Pakaian lain yang ditentukan oleh lembaga dalam kegiatan
jamuan makan dan kegiatan lainnya.
6. Bagi Siswa Dik/Lat Non-Polri wajib menggunakan pakaian PDL/
pakaian yang diatur oleh Institusi yang bersangkutan.

Pasal 11
Atribut
1. Selama siswa mengikuti pendidikan diwajibkan memakai tanda
pangkat siswa/evolet yang telah ditentukan.
2. Atribut yang digunakan pada pakaian PDL – I Polisi Umum, PDL– II
Two Tone, PDH dan PDU adalah tanda pangkat siswa, Badge dan
Tanda Lokasi, Papan Nama serta Tanda Jabatan bagi yang
memegang jabatan Korp Siswa .
3. Bentuk dan penggunaan disesuaikan dengan ketentuan.

/Pasal 12 .....
16

Pasal 12
Pembagian Waktu

1. Hari Kerja
a. Bangun Pagi Pukul 03.30 WIB.
b. Ibadah Pukul 04.30 WIB
(sesuai jadwal).
c. Apel Olah Raga Pagi Pukul 05.00 WIB.
d. Apel Makan Pagi Pukul 06.00 WIB.
e. Apel Pagi Pukul 06.30 WIB.
f. Mulai Pelajaran Pukul 07.10 WIB.
g. Selesai Pelajaran Pagi Pukul 12.00 WIB.
h. Ibadah Pukul 12.10 WIB
(menyesuaikan).
i. Apel Makan Siang Pukul 13.00 WIB.
j. Istirahat Siang Pukul 13.30 WIB.
k. Mulai Pelajaran Siang Pukul 13.45 WIB.
l. Ibadah Pukul 15.15 WIB
(menyesuaikan).
m. Selesai Pelajaran Siang Pukul 17.05 WIB.
n. Ibadah Pukul 18.00 WIB
(sesuai jadwal).
o. Apel Makan Malam Pukul 18.30 WIB.
p. Ibadah Pukul 19.00 WIB
(menyesuaikan).
q. Belajar Mandiri Pukul 19.30 WIB s.d.
20.45 WIB.
r. Apel Malam
1) Tahap I (Daspa) Pukul 21.00 – 23.00 WIB.
2) Tahap II dan III Pukul 21.00 – 22.00 WIB.
s. Tidur Pukul 22.30 WIB, Kecuali
masa Tahap I (Daspa)
kegiatan maksimal
dibatasi sampai dengan
pukul 24.00 WIB.
2. Hari Libur (bagi yang tidak IBL) menyesuaikan dengan kegiatan.
a. Bangun Pagi (Ibadah) Pukul 04.00 WIB.
b. Apel Makan Pagi Pukul 07.00 WIB.
c. Apel Makan Siang Pukul 13.00 WIB.
d. Apel Makan Malam Pukul 18.30 WIB.
e. Apel Malam Pukul 21.00 WIB.
f. Tidur Pukul 22.30 WIB.
/3. Waktu .....
17

3. Waktu berobat dilaksanakan pada pukul 17.15 WIB di Batalyon


masing-masing sesuai jadwal yang diatur oleh Rumah Sakit
Bhayangkara, kecuali yang memerlukan penanganan khusus
(darurat).
4. Waktu ke kantin/koperasi.
a. Pagi Pukul 10.15 WIB s.d.
10.30 WIB.
b. Malam Pukul 21.30 WIB s.d.
22.30 WIB.
c. Waktu berkunjung ke kantin menggunakan pakaian dinas
lengkap.
5. Selama masa Tahap I (Daspa) untuk hari Minggu/ hari libur, setelah
apel pagi melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan
pengasuhan s.d. pukul 17.00 WIB.
6. Pembagian waktu tersebut dalam pasal ini dapat berubah sewaktu –
waktu apabila ada perintah dari Kasetukpa Lemdiklat Polri/Pimpinan
yang berwenang.

Pasal 13
Perlengkapan perorangan masa Daspa

1. Ransel dengan isi :


a. Polki : Sepatu PDL Kulit tanpa resleting, sepatu kets, 1 stel baju
PDL, 1 Kaos coklat, pakaian dalam, 1 Kaos kaki PDL, semir,
sikat sepatu, ponco dan alat tulis (beban seluruh 5 Kg).
b. Polwan : Sepatu PDL Kulit tanpa resleting, 1 stel baju PDL, 1
Kaos coklat, pakaian dalam, 1 Kaos kaki PDL, semir, sikat
sepatu, ponco, alat tulis dan perlengkapan ibadah (beban
seluruh 4 Kg).
c. Menyesuaikan dengan proses pembelajaran siswa.
d. Kecuali bagi siswa yang dikarenakan kondisi kesehatannya,
berdasarkan rekomendasi dari dokter yang berwenang.
2. Helm dan senjata laras panjang sebagai beban diberikan kepada
siswa selama Tahap I (Daspa), kecuali bagi siswa yang dikarenakan
kondisi kesehatannya, berdasarkan rekomendasi dari dokter yang
berwenang.

/BAB II .....
18

BAB Il
E T I K A
Pasal 14
Tata Krama
Siswa wajib menghormati dan melaksanakan etika melalui sikap, perilaku,
tutur kata, perbuatan yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur
Tribrata, Catur Prasetya, Kode etik Profesi Polri, adat istiadat dan budaya
serta kearifan lokal.

Pasal 15
Berdiri, berjalan dan duduk
1. Berdiri di tempat yang pantas dengan kewaspadaan
terhadap lingkungan sekitarnya dengan menjunjung tinggi
kehormatan diri dan institusi.
2. Berdiri dengan sikap yang pantas dan tidak membuat
gerakan yang mengundang perhatian orang lain, dengan ramah dan
sopan.
3. Berjalan dengan langkah yang wajar, tangan
dilenggangkan secukupnya dan tidak menoleh ke kiri atau ke kanan
lebih dari 45o, telapak tangan tetap menggenggam.
4. Pada saat berjalan tidak bergandeng tangan,
memasukan tangan ke dalam saku celana dan sambil bertolak
pinggang.
5. Jika berjalan bersama orang lain, sesuaikan langkah
dan temponya serta tidak berbicara berlebihan yang dapat
menggangu pengguna jalan lainnya.
6. Apabila berjalan bersama anggota Polri yang lebih
tinggi pangkat kedudukannya/atasan tempatkan diri di sebelah kiri
atas dasar penghargaan dan berada di sebelah kanan atas dasar
perlindungan dan keselamatan.
7. Apabila berjalan dengan wanita atau orang lain yang
pantas dilindungi tempatkan diri di sebelah kanan.
8. Apabila akan melewati kumpulan orang, perhatikan
kesopanan dan adat istiadat atau kebiasaan setempat tanpa
mengurangi sikap sebagai seorang anggota Polri calon Inspektur.
9. Duduk dengan badan yang tegak dan sikap yang baik
tetapi tidak kaku dan sopan di tempat yang pantas.
10. Dalam berpindah tempat, apabila bertemu dengan
atasan baik langsung maupun tidak langsung atau dengan pasukan
lain melakukan penghormatan sesuai ketentuan PERDASPOL.
11. Menggendong anak pada saat berpakaian dinas,
disesuaikan dengan situasi dan aspek kepantasan serta keamanan.
12. Dilarang menggunakan handphone dan asesoriesnya
pada saat berjalan dan atau olahraga mandiri baik di dalam maupun
di luar Kesatrian Setukpa Lemdiklat Polri. (Menggunakan headset/
handsfree/ Bluetooth dan sejenisnya).
19

/Pasal 16 .....
Pasal 16
Merokok
Selama mengikuti pendidikan, Siswa SIP, PAG Bintara ke Perwira dan
siswa Dik/Lat non-Polri dilarang merokok.

Pasal 17
Penggunaan Handphone dan Laptop
1. Selama masa Dasar Perwira/Daspa (Tahap I) siswa dilarang
membawa dan menggunakan handphone, Laptop dan sejenisnya
sebagai alat komunikasi.
2. Pada Tahap II dan III, siswa dapat menggunakan handphone dan
alat komunikasi lainnya :
a. Selesai proses pembelajaran pukul 17.30 WIB s.d 18.00 WIB
dan setelah apel malam sampai dengan pukul 22.30 WIB,
penggunaan handphone tetap memperhatikan etika.
b. Dalam keadaan darurat penggunaan handphone dan alat
komunikasi lainnya dapat dilakukan dengan seijin Pengasuh
langsung.
3. Siswa diperbolehkan membawa dan menggunakan Laptop hanya
untuk kepentingan proses pembelajaran.

Pasal 18
Membawa Uang
1. Pada Tahap I (Daspa) bagi siswa SIP dan PAG Bintara ke Perwira
dilarang membawa uang dalam setiap kegiatan Pelatihan maupun
Proses pembelajaran.
2. Pada Tahap II dan III tersebut angka 1 diijinkan membawa dan
menggunakan uang dan atau alat pembayaran secara bijak.
3. Tersebut Pasal 18 angka 1 dan 2 tidak berlaku bagi siswa Dik/Lat
Non-Polri

Pasal 19
Hiburan
1. Siswa dilarang memasuki/berada di Lokalisasi prostitusi atau yang
disamakan dengan itu (Diskotik, Spa, Panti Pijat, Bilyard, karaoke
dan tempat-tempat lain yang dapat menurunkan citra Polri).
2. Khusus siswa Polwan diijinkan ke salon yang sudah ditentukan oleh
Setukpa Lemdiklat Polri (yang telah direkomendasikan oleh koperasi
widya wirottama).
20

/Pasal 20 .....
Pasal 20
Berbicara
1. Dalam berbicara siswa wajib menggunakan bahasa Indonesia yang
baik, benar dan mudah dimengerti.
2. Berbicara dengan memandang/menatap mata orang yang diajak
bicara.
3. Perhatikan segala isi pembicaraan dan jawab pertanyaan dengan
sopan dan humanis.
4. Beri kesempatan berbicara kepada orang lain dengan selalu
menjaga sikap yang baik.
5. Hindari berbicara kasar dan tidak sopan kepada siapapun.
6. Selama berbicara usahakan tidak menguap, batuk ataupun bersin,
apabila dalam keadaan terpaksa mulut ditutup dengan sapu tangan
dan berpaling ke kiri dengan menggunakan tangan kiri.
7. Sesuaikan diri bila berbicara dengan orang yang sedang berdiri atau
duduk.
8. Hindari penggunaan bahasa isyarat dan atau berbisik – bisik.
9. Tidak membicarakan kejelekan orang lain.
10. Hindari pembicaraan yang mengarah kepada masalah sex/
pornografi dan sara (suku, agama, ras dan antar golongan).
11. Dilarang berbicara yang tidak sesuai dengan fakta (hoax).

Pasal 21
Bertamu

1. Jika akan bertamu sebaiknya memberitahukan terlebih dahulu


kepada yang akan dikunjungi, baik melalui telepon atau sarana
lainnya.
2. Jika bertamu yang dituju tidak ada di tempat (sesuai perjanjian),
maka kembali dan bertamu pada kesempatan lain.
3. Usahakan bertamu tidak lebih dari 4 orang, kecuali apabila
mendapat undangan.
4. Harus mengetuk pintu atau menekan Bel terlebih dahulu, memberi
hormat atau salam kepada tuan rumah/penghuni rumah.
5. Gantungkan tutup kepala di kapstok, apabila tidak ada letakkan di
tempat yang wajar.
6. Duduk dengan baik dan sopan di tempat yang telah ditunjukan tuan
rumah/penghuni rumah atau setelah dipersilahkan.
7. Sewaktu bertamu agar aktif berbicara tetapi jangan menguasai
pembicaraan.
8. Perhatikan waktu dan lamanya bertamu (tidak lama-lama 15 s.d. 30
menit) sebaiknya bertamu tidak bertepatan dengan waktu istirahat,
makan dan ibadah.
9. Penghormatan kepada tuan rumah jangan berlebihan.
21

/10. Apabila …..


10. Apabila selesai bertamu ucapkan terima kasih dan sampaikan salam
kepada tuan rumah/penghuni rumah.
11. Apabila akan bermalam/ IBL agar menginformasikan kepada tuan
rumah dan membawa perlengkapan pribadi yang diperlukan.
12. Perhatikan kesopanan dan pakaian pada waktu ke dan dari kamar
mandi.

Pasal 22
Menerima Tamu

1. Selama Tahap I (Daspa) siswa dilarang menerima tamu (keluarga


atau teman).
2. Berilah kesan yang baik dan menyenangkan, persilahkan tamu untuk
duduk terlebih dahulu di tempat yang telah ditentukan.
3. Apabila tidak bisa menerima tamu, usahakan berbicara sebentar
dengan tamu tersebut kemudian dengan sopan sampaikan
penyesalan bahwa karena kepentingan yang tidak dapat ditunda dan
tidak dapat menemaninya.
4. Apabila menyediakan hidangan sesuaikan dengan situasi/ keadaan,
jangan berlebihan dan jangan menghidangkan makanan dan
minuman yang menjadi pantangan tamu.
5. Apabila siswa bertindak sebagai penerima tamu dalam satu acara,
antarkan tamu tersebut sampai pada tempat duduk yang telah
ditentukan.
6. Antarkan tamu yang hendak pulang sampai ke depan pintu atau ke
kendaraan.
7. Ketentuan menerima tamu.
a. Hari kerja :
Setelah makan malam sampai dengan pukul 20.00 WIB.
b. Hari libur/ pesiar :
1) Setelah makan pagi sampai dengan pukul 12.00 WIB.
2) Setelah makan siang sampai dengan pukul 17.00 WIB.
c. Di luar waktu tersebut di atas hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Kasetukpa Lemdiklat Polri atau Pejabat yang
berwenang.
d. Tempat penerimaan tamu dilaksanakan di Ruang tamu Piket
Batalyon.

Pasal 23
Mendampingi Tamu Resmi

1. Sebelum tamu datang harus minta petunjuk yang berhubungan


dengan kegiatan yang akan dihadapi.
2. Ketahui sebanyak mungkin identitas tamu antara lain nama, pangkat,
jabatan, riwayat hidup, keluarga, hobi dan sebagainya.
22

/3. Jemput .....


3. Jemput tamu pada waktu tiba.
4. Waktu berjalan mendampingi tamu berada di sebelah kiri, setengah
langkah ke belakang.
5. Apabila naik mobil pendamping hendaknya berada di sebelah kanan
tamu atau disamping pengemudi apabila ada pejabat lain yang
mendampingi tamu tersebut.
6. Apabila tamu akan pulang agar diantar sampai tempat yang telah
ditentukan.

Pasal 24
Berbelanja

1. Berbelanja di luar Lembaga hendaknya di tempat yang pantas.


2. Tidak berdiri dan melihat – lihat di depan etalase di luar toko.
3. Apabila siswa membawa barang belanjaan harus dibungkus yang
rapi dan dimasukan ke dalam tas Pesiar dan tidak menggunakan
kantong plastik.
4. Mengutamakan aspek etika berbelanja dan budaya antri.

Pasal 25
Makan dan minum di Restoran dan Perjamuan makan
1. Pada saat datang di Restoran/rumah makan harus tetap menjaga
performance (penampilan).
2. Pada saat mengangkat kursi tidak bersuara dan bantulah
mengangkat kursi jika ada rekan wanita.
3. Duduk dengan sewajarnya dan menjaga kesopanan.
4. Berdo’a sebelum dan sesudah makan.
5. Mengambil makanan secukupnya dan tidak berlebihan.
6. Dilarang mengambil makanan dan minuman sambil berdiri.
7. Dilarang berbicara/ngobrol saat pelaksanaan makan siswa di ruang
makan batalyon.
8. Pergunakanlah alat makan yang sudah disediakan sesuai
kegunaannya dengan tidak menimbulkan bunyi.
9. Mengunyah makanan dengan sopan, mulut tertutup dan jangan
sampai bersuara.
10. Waktu memasukkan makanan ke mulut, sendok harus diantar ke
mulut.
11. Jangan berbicara pada waktu mulut berisi makanan.
12. Jangan minum apabila mulut masih berisi makanan dan air minum
tidak untuk berkumur atau mencuci peralatan makan.
13. Apabila sedang makan ingin minum letakkan sendok dan garpu
terlentang, bersihkan bibir terlebih dahulu sebelum minum.
23

14. Apabila sedang makan datang orang yang kita hormati, berhenti
makan sejenak untuk memberikan salam kepada orang yang kita
hormati tersebut.
/15. Membersihkan .....
15. Membersihkan sisa makanan di rongga mulut di hadapan orang lain
agar menutup mulut menggunakan tissue atau sapu tangan.
16. Jika menggunakan sendok dan garpu, selesai makan usahakan tidak
ada sisa makanan yang menempel pada garpu dan sendok,
kumpulkan sisa makanan dan tutup dengan garpu dan sendok
tertutup sejajar serong ke kanan dari badan searah jam 5, apabila
memakai pisau letakan di sebelah kanan dengan sisi tajamnya
menghadap kiri, apabila menggunakan tangan sesuaikan dengan
etiket dan kepantasan.
17. Selesai makan, minumlah dengan sopan dan jangan bersendawa.
18. Tidak berdiri sebelum yang tertua meninggalkan tempat duduk
kecuali sudah dipersilahkan, rapikan kursi sebelum meninggalkan
tempat.
19. Di rumah makan/restoran :
a. Pilih rumah makan/restoran yang pantas.
b. Menunggu pelayanan dengan sabar, yang diberikan atau ikut
antri sesuai dengan sistem pelayanan setempat.
c. Sebelum, selama dan sesudah makan, duduk dengan sikap
yang sopan serta menunggu sampai rekannya atau teman
selesai makan.
20. Di ruang keluarga :
a. Duduk dan tempatkan diri pada tempat yang ditunjuk oleh tuan
rumah.
b. Jangan mendahului mengambil makanan sebelum
dipersilahkan oleh tuan rumah dan mengambil makanan
secukupnya.
c. Makan dengan sopan, jangan tergesa-gesa dan aturlah cara
mengunyah makanan.
d. Habiskan makanan yang sudah diambil.
e. Usahakan makan selesai bersama – sama dengan tuan rumah.
f. Selesai makan tempatkan atau masukkan kembali kursi yang
dipakai serta tinggalkan meja makan bersama-sama tuan
rumah.
g. Ucapkan terima kasih atas hidangan yang telah diberikan.
21. Di perjamuan dan pesta :
a. Perhatikan tata cara mengambil hidangan yang disediakan.
b. Bila makan tanpa meja, duduk dengan sopan, piring diletakkan
di atas pangkuan atau ditopang dengan tangan kiri.
c. Apabila jamuan sambil berdiri, jangan mengunyah sambil
berjalan dan apabila disediakan kursi utamakan untuk wanita
dan orang yang lebih tua.
d. Mengambil hidangan hendaknya perhatikan jenis makanan,
jangan mencampur aduk jenis makanan yang ada.
24

e. Apabila dalam perjamuan ada orang asing sebaiknya


membaur.

/22. Pada .....

22. Pada acara perjamuan/makan bersama agar mendahulukan yang


lebih tinggi kedudukannya atau yang senior.
23. Dilarang meminum minuman yang beralkohol dan sejenisnya.

Pasal 26
Kendaraan
1. Selama mengikuti pendidikan di Setukpa Lemdiklat Polri, siswa SIP,
PAG Bintara ke Perwira dan Siswa Dik/Lat non-Polri dilarang
membawa dan atau mengemudikan, menitipkan kendaraan bermotor
(roda empat dan atau roda dua) kepada siapapun.
2. Menunggu kendaraan umum :
a. Memperhatikan sikap dan kehormatan siswa pada saat
menunggu kendaraan.
b. Menunggu dengan tertib di tempat yang sudah disediakan atau
ditentukan (halte).
c. Tidak berbuat sesuatu yang tidak pantas sehingga dapat
menarik perhatian umum.
d. Naik/turun/menunggu kendaraan dengan tertib dan tidak
berebut serta tidak pada tempat larangan berhenti (Letter ”S”
dan sebagainya).
3. Naik Kendaraan :
a. Naik Kendaraan umum (kendaraan Bus dan angkutan lain) :
1) Pilih kendaraan yang pantas dan mengambil tempat
duduk sesuai dengan nomor tempat duduk yang
dipesan/tempat duduk yang masih kosong.
2) Berbicara seperlunya dengan pengemudi atau orang lain
yang ada di sekitarnya.
3) Tidak membeli makanan/minuman dalam perjalanan
kecuali dalam perjalanan jauh dan atas keperluan yang
mendesak.
4) Bersikap sopan dan mentaati peraturan/ketentuan.
5) Tutup kepala tetap dipakai kecuali dalam perjalanan jauh
atau keadaan tidak memungkinkan.
6) Tidak berdiri kecuali terpaksa, tetap menjaga sopan
santun.
7) Pada saat duduk agar memprioritaskan terhadap
kelompok rentan.
b. Naik kendaraan pribadi :
1) Duduk di samping pengemudi.
2) Tidak mengeluarkan dan menempatkan tangan pada pintu
kendaraan.
25

c. Dalam kegiatan pembelajaran siswa diperbolehkan


mengendarai kendaraan dinas baik R-2 maupun R-4 atas seijin
pimpinan Setukpa Lemdiklat Polri (dalam konteks kegiatan
Polsek Simulasi/Latihan).
/Pasal 27 .....
Pasal 27
Membuat Janji
1. Apabila membuat janji harus memperhatikan tanggal, waktu dan
tempat yang jelas/pasti.
2. Jika berhalangan sesegera mungkin memberitahukan disertai
permohonan maaf.

Pasal 28
Penggunaan Telepon Dinas
1. Menggunakan kalimat yang jelas, singkat dan tegas dengan
memperhatikan kesopanan.
2. Isi pembicaraan lewat telepon :
a. Penerima telepon :
1) Angkat telepon, ucapkan :
Selamat pagi/ siang/ malam, Disini …(sebutkan nomor
telpon atau tempat, pangkat dan nama)...Maaf dengan
siapa saya berbicara ? (apabila identitas penelpon belum
diketahui).
2) Selesai berbicara ucapkan salam.
b. Pengirim telepon :
1) Pada saat komunikasi dengan menggunakan telepon
ucapkan salam sesuai waktunya, dengan memperhatikan
tata krama yang baik dan benar.
2) Dalam menggunakan telepon tetap memperhatikan etika.

Pasal 29
Kost/Kontrak rumah
1. Kost/ Kontrak rumah di luar Setukpa Lemdiklat Polri harus seijin
Kabag Bimsis secara hirarkis.
2. Ketentuan ijin kost/ kontrak rumah diatur pada ketentuan tersendiri.
a. Membuat surat permohonan izin kost/kontrak kepada Kabag
Bimsis dengan mencantumkan alamat rumah kost/kontrak.
b. Sebelum menempati rumah kost/kontrak terlebih dahulu
membuat surat perjanjian kontrak dengan pemilik rumah dan
diketahui Kabag Bimsis dan tembusan ke Batalyon masing-
masing.
c. Alasan kost atau kontrak untuk keperluan keluarga.
26

/BAB III .....


BAB III
KEGIATAN SISWA DAN PELAKSANAANNYA
Pasal 30
Proses Kegiatan
1. Setiap siswa wajib untuk mengikuti dan melaksanakan seluruh
kegiatan yang diprogramkan oleh penyelenggara pendidikan
Setukpa Lemdiklat Polri berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2. Kewajiban tersebut angka 1 dikecualikan terhadap siswa yang :
a. Menjalani hukuman Penempatan khusus, kecuali atas ijin
Kasetukpa Lemdiklat Polri.
b. Melaksanakan tugas jaga/piket atau tugas lain yang
menyebabkan siswa tersebut tidak dapat mengikuti kegiatan.
c. Sakit/menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara
Setukpa Lemdiklat Polri atau Rumah Sakit lain berdasarkan
rujukan dokter.
d. Mendapat ijin keluar Lembaga atau perijinan lain yang disetujui
Ka/Waka Setukpa atau Kabag Bimsis.
3. Tata cara pelaksanaan kegiatan pada angka 1 pasal ini baik yang
menyangkut tempat, waktu, pakaian dan kelengkapan lain, sewaktu-
waktu dapat dirubah berdasarkan perintah Kasetukpa Lemdiklat
Polri.

Pasal 31
Pemeliharaan Kerapihan dan Kebersihan Siswa
1. Pemeliharaan kerapihan dan kebersihan siswa Polki :
a. Rambut untuk Siswa Pria masa Tahap I (Daspa) ukuran 0-0-0,
Tahap II dan III ukuran 0-1-2 dengan batas 15 cm dari tengkuk.
b. Siswa dilarang memelihara kuku panjang, kumis, jenggot dan
jambang selama mengikuti pendidikan (selalu dalam keadaan
bersih).
c. Selama mengikuti Pendidikan Siswa dilarang menggunakan
perhiasan lain kecuali cincin kawin dan jam tangan berwarna
hitam digunakan pada tangan sebelah kiri.
d. Pakaian dan perlengkapan yang digunakan selalu dalam
keadaan bersih dan rapih.
2. Pemeliharaan kerapian dan kebersihan Siswa Polwan.
a. Rambut.
Rambut untuk Siswa Wanita selama Pendidikan sebagai
berikut :
1) Dengan ukuran 2-3-4 (belakang, tengah dan depan).
27

2) Dilarang mengecat/mewarnai rambut.


b. Selama mengikuti pendidikan Siswa dilarang memanjangkan
kuku dan mewarnai dengan cat kuku (kutek).
/c. Penggunaan .....
c. Penggunaan cincin terbatas pada cincin kawin dan jam tangan
digunakan sebelah kiri, sedangkan perhiasan lain dilarang.
d. Pakaian dan perlengkapan yang digunakan selalu dalam
keadaan bersih, rapi dan sopan sesuai Gam Polwan.
3. Ketentuan pasal 30 angka 2 tidak berlaku bagi siswa wanita Dik/Lat
Non-Polri namun tetap memperhatikan kerapihan dan kepantasan.
4. Make-up tipis dan tidak mencolok baik dilihat dari segi warna dan
bentuk penggunaannya.

Pasal 32
Pemeliharaan Kerapian, Kebersihan dan
keamanan Lingkungan Kesatrian serta tempat latihan
1. Pemeliharaan kerapian, kebersihan dan
keamanan, tempat tinggal serta lingkungan dilaksanakan oleh
seluruh siswa, sesuai lokasi yang ditentukan.
2. Sehubungan dengan hal tersebut angka 1
di atas dilarang untuk :
a. Membuat sedemikian rupa sehingga Barak dan lingkungan
menjadi rusak dan kotor.
b. Menambah, mengurangi ataupun merubah bentuk segala
fasilitas pendidikan yang dimiliki dinas.
c. Membuat coretan-coretan/gambar pada sarana fasilitas
pendidikan.
d. Memindahkan dan menghilangkan dengan maksud memiliki
segala peralatan/perlengkapan dinas.
e. Memasang paku sebagai gantungan di pintu, tembok atau
tempat-tempat lain.
f. Menempel gambar-gambar, photo keluarga atau cetakan (print-
out) yang tidak sopan pada dinding kamar dan lemari.
3. Pemeliharaan Keamanan lingkungan diwujudkan dalam bentuk
pelaksanaan tugas-tugas piket: Resimen, Batalyon, Kamar, Ruang
Makan dan Kelas serta kegiatan pengamanan lainnya oleh seluruh
siswa sesuai ketentuan dan jadwal yang telah ditetapkan.

Pasal 33
Pemakaian Ruang Tidur
1. Ruang tidur adalah tempat para siswa untuk beristirahat ataupun
tidur dan belajar mandiri.
2. Selama diruang tidur siswa :
a. Pada saat belajar mandiri berpakaian dinas lengkap.
b. Mentaati larangan sebagaimana disebut dalam Peraturan
Kehidupan Siswa.
3. Kebersihan di ruang tidur menjadi tanggung jawab siswa.
28

4. Siswa dilarang melimpahkan tanggung jawab kebersihan ruang tidur


kepada pihak luar/pegawai sipil/cleaning service.
5. Siswa dilarang makan dan atau membawa/menyimpan makanan di
ruang tidur.
/Pasal 34 .....
Pasal 34
Apel
1. Jenis apel yang dilaksanakan siswa :
a. Apel olahraga pagi.
b. Apel pagi dan malam.
c. Apel persiapan dan selesai melaksanakan kegiatan.
d. Apel pesiar, IBL dan kembali dari libur panjang.
e. Apel makan pagi, siang serta malam.
f. Apel luar biasa.
2. Ketentuan pelaksanaan apel :
a. Lima belas (15) menit sebelum apel dilaksanakan, para
siswa sudah siap di tempat apel.
b. Bagi siswa yang berhalangan untuk mengikuti apel,
melaporkan kepada Pejabat Danton Korps siswa Harian dan
Piket pengasuh tentang alasan tidak mengikuti apel.
c. Pada setiap apel pagi dan malam para siswa diwajibkan
berdoa secara terpimpin.
d. Pada pelaksanaan apel malam diwajibkan untuk
mengucapkan Doktrin Kepolisian dan menyanyikan lagu – lagu
perjuangan.
e. Melaksanakan Pengasuhan fisik sesuai rengiat pengasuhan.
3. Tata cara pelaporan pada saat apel oleh pejabat harian (Danton,
Danki, Danyon dan Danmen).
Lapor : Sebutkan Peleton atau Kompi atau Batalyon atau
Resimen.
Jumlah : ……………….
Kurang : ………………..
Hadir : ……………….
Keterangan : ...................... (bila ada yang tidak mengikuti apel
disertai alasan/sebab-sebab tidak hadir).
Laporan Selesai.
4. Pelaksanaan Apel Pagi dan pengambil apel.
a. Hari Senin : Apel Resimen oleh Kabag Bimsis atau pejabat
Utama Setukpa yang ditunjuk. (peserta apel
seluruh siswa dan para Pengasuh).
b. Hari Selasa : Apel Batalyon oleh Danyonsis.
c. Hari Rabu : Apel Resimen Tahap I diambil oleh Pejabat Bag
Bimsis atau yang ditunjuk. Tahap II dan III diisi
Apel pagi di ambil oleh Perangkat Korps Siswa.
d. Hari Kamis : Apel Kompi oleh Dankisis.
e. Hari Jum’at : Apel Peleton oleh Dantonsis.
29

f. Hari Sabtu : Lapangan Sutadi Ronodipuro dilaksanakan


upacara Pola Pengasuhan.
g. Hari Minggu : Pada Tahap I (Daspa) Lapangan Sutadi
Ronodipuro oleh Kabag Bimsis/Pejabat yang
ditunjuk, pada Tahap II dan III diatur
berdasarkan jadwal kegiatan Pengasuhan.
/5. Pelaksanaan .....
5. Pelaksanaan, apel tersebut angka 4 pasal ini hanya berlaku pada
apel pagi kecuali ada perintah lain.
6. Pelaksanaan apel malam selama Tahap I (Daspa) dilaksanakan di
lapangan Sutadi Ronodipuro yang diambil oleh Kabag Bimsis/pejabat
yang ditunjuk dan para Danyonsis, sedangkan setelah Tahap II dan
III dilaksanakan di Batalyon masing-masing yang diambil oleh Piket
Pengasuh kecuali setelah Siswa selesai melaksanakan pesiar, IBL
dan libur panjang atau ada perintah lain diambil oleh Kabag
Bimsis/pejabat yang ditunjuk dan Para Danyonsis.
7. Untuk apel makan pagi, siang dan malam serta pesiar dilaksanakan
di Batalyon masing-masing sedangkan apel IBL dan apel libur
panjang, tempat, waktu didasarkan atas perintah Kabag Bimsis.

Pasal 35
Kegiatan Agama
1. Kegiatan agama dilaksanakan secara perorangan dan kelompok
menurut agama masing-masing.
2. Kegiatan Agama tersebut dalam angka 1 Pasal ini dapat berupa :
a. Ibadah.
b. Kegiatan peringatan hari-hari besar agama.
3. Kegiatan Agama yang dilaksanakan secara kelompok :
a. Siswa yang beragama Islam, pada sholat Jum’at, Sholat
Subuh, Dhuhur, Ashar dan Peningkatan Iman dan Taqwa
(imtaq) dilaksanakan di masjid Raya Al-Muttaqien.
b. Siswa yang beragama Kristen Protestan dan Khatolik :
1) Pada Tahap I : Pembinaan kegiatan ibadah keagamaan
secara terkoordinir/ bersama-sama
sesuai dengan agama masing-masing di
dalam kesatrian.
2) Pada Tahap II : Peningkatan kegiatan ibadah
keagamaan baik mandiri maupun
bersama-sama sesuai dengan agama
masing-masing di dalam kesatrian.
3) Pada Tahap III : Pengembangan dan pemantapan ibadah
keagamaan baik secara mandiri/
bersama-sama sesuai dengan agama
masing-masing di dalam maupun di luar
kesatrian dan peserta didik diberikan
kesempatan menjadi petugas pelaksana
ibadah.
30

c. Siswa yang beragama Hindu, Budha dan Konghuchu pada


persembahyangan Purnama, Tilem dan Peningkatan imtaq
yang dilaksanakan pada hari Jum’at dan Minggu (pada masa
Tahap I , II dan III ) di Pura dan Wihara.
d. Peringatan hari-hari besar keagamaan dapat dilaksanakan di
dalam Lembaga dan di luar Lembaga sesuai dengan perintah
Kasetukpa Lemdiklat Polri.
/4. Dalam .....
4. Dalam pelaksanaaan ibadah Siswa wajib menggunakan pakaian
dinas siswa yang berlaku pada hari itu juga sesuai dengan peraturan
yang ada.

Pasal 36
Pembinaan Fisik
1. Pembinaan fisik dilaksanakan oleh siswa secara kelompok dan
perorangan.
2. Pada angka 1 di atas Pengasuhan fisik dapat dilaksanakan dalam
bentuk :
a. Kelompok, dilaksanakan pada kegiatan olahraga pagi,
olahraga umum, expedisi darat dan kegiatan Pengasuhan
(sesuai Rengiat dari Bag Bimsis).
b. Perorangan, dilaksanakan melalui kegiatan tambahan
masing-masing siswa secara rutin dengan pengawasan
Pengasuh langsung.
c. Terhadap siswa yang over weight dilakukan Pengasuhan
fisik khusus dalam rangka menurunkan berat badan.
3. Siswa yang memiliki catatan khusus dari dokter tentang kesehatan
dan kondisi fisiknya agar melaporkan kepada Pengasuh jasmani
atau Pengasuh.
4. Tempat pembinaan fisik :
a. Lapangan Apel Batalyon.
b. Lapangan Sutadi Ronodipuro.
c. Lapangan Sepakbola.
d. Lapangan Basket.
e. Lapangan Volly.
f. Lapangan Tennis.
g. Sepanjang Jalan utama Subarkah.

Pasal 37
Mengikuti Pelajaran dan Latihan
1. Ketentuan mengikuti pelajaran dan latihan :
a. 10 (sepuluh) menit sebelum pelaksanaan pelajaran dan latihan
dimulai, siswa sudah siap di kelas/ lapangan.
b. Mengisi daftar hadir yang telah disediakan.
31

c. Melaporkan kepada Pendidik/pengajar oleh Ketua kelas Harian


mengenai kesiapan siswa termasuk setelah pelajaran/latihan
selesai.
1) Sebelum pelajaran/latihan :
a) Pelajaran di kelas :
(1) Ketua kelas menghadap dan melakukan
penghormatan
(2) Lapor, Kelas …
/(3) Jumlah .....
(3) Jumlah …
(4) Kurang …
(5) Hadir ...
(6) Keterangan ...
(7) Siap menerima pelajaran/pelatihan...
b) Pelajaran di lapangan:
(1) Ketua kelas memimpin penghormatan umum
(2) Lapor, Kelas …
(3) Jumlah …
(4) Kurang …
(5) Hadir ...
(6) Keterangan ...
(7) Siap menerima pelajaran/pelatihan...
2) Laporan Selesai (Mengingat kalau dilapangan, pelajaran
diikuti beberapa kelas laporannya cukup satu kali saja dan
diakhiri laporan selesai)
d. Penempatan peralatan/perlengkapan sesuai dengan ketentuan.
2. Dalam mengikuti pelajaran dan latihan, ketua kelas harian
bertanggung jawab atas :
a. Ketertiban dalam ruangan/tempat latihan.
b. Pengisian daftar hadir.
c. Melaporkan keadaan dan kesiapan siswa sebelum dan
sesudah pelajaran/latihan.
d. Menunggu kehadiran Pendidik, ketua kelas harian berdiri di
depan/di samping pintu kelas.
e. Mengecek kelengkapan alins/alongins yang diperlukan.
f. Melaporkan ke Piket Pendidik apabila Pendidik/pengajar yang
bersangkutan belum hadir 10 menit setelah jam pelajaran
dimulai.
g. Ketua kelas harian wajib mengisi buku mutasi kelas.
3. Selama mengikuti proses pembelajaran dan pelatihan, siswa
dilarang :
a. Meninggalkan ruangan/tempat latihan tanpa ijin dari :
1) Pendidik/Pengajar.
2) Ketua kelas (bila Pendidik tidak hadir/saat istirahat).
b. Makan dan minum di kelas/lapangan.
32

c. Menyiapkan makanan/minuman untuk Pendidik dan Pengawas


ujian.
d. Membuat suasana gaduh.
e. Tidur dan mengantuk di kelas/lapangan.
f. Duduk seenaknya dan atau menyandarkan kepala di tembok.
g. Membaca koran/media cetak.
h. Membuka peralatan/kelengkapan yang melekat pada Siswa.
/i. Membawa .....
i. Membawa dan atau menggunakan alat komunikasi lain yang
telah ditentukan oleh Lembaga.
j. Membuka konten selain materi pelajaran yang sedang
diajarkan.
k. Memijit mijit tangan/leher rekan sebelah terutama rekan siswa
polwan.

Pasal 38
Penempatan senjata, ransel dan tutup kepala
1. Penempatan senjata, ransel dan helm pada saat mengikuti pelajaran
dan latihan.
a. Pada saat pelajaran di kelas :
1) Senjata ditempatkan di luar ruangan dengan silang
senjata sesuai dengan posisi berbaris disilang menjadi
satu dalam ikatan Peleton di tempat yang telah ditentukan,
apabila kondisi tempat tidak memungkinkan untuk silang
senjata dapat di bentuk posisi api unggun.
2) Ransel ditempatkan di belakang silang senjata masing-
masing siswa kecuali tanpa senjata diatur seperti posisi
berbaris atau disusun rapi dalam ikatan Peleton di
tempat yang telah disiapkan.
3) Tutup kepala berupa helm ditempatkan di atas ransel
masing-masing Siswa.
4) Dikecualikan apabila hujan penempatan berdasarkan
pertimbangan dari segi keamanan.
b. Pada saat pelatihan di lapangan penempatan sesuai angka
1 huruf a ditempatkan pada tempat yang aman dan mudah
pengawasannya.
2. Penempatan tutup kepala pada saat pelajaran di kelas, Pet/Fieldcap
ditempatkan di tempat yang telah disiapkan.

Pasal 39
Mengikuti Ujian
1. Dalam rangka mengetahui/mengevaluasi kemampuan siswa maka
dilaksanakan ujian berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2. Ujian dapat dilaksanakan di :
a. Ruangan kelas atau tempat-tempat tertutup lainnya.
33

b. Lapangan atau tempat-tempat lain yang ditentukan.


3. Dilarang memberi/janji sesuatu kepada pengawas dalam bentuk
apapun.
4. Dilarang membawa (ke dalam ruangan) :
a. Catatan atau catatan kecil/kerpekan/contekan.
b. Diktat atau buku-buku lain yang ada atau tidak ada
hubungannya dengan pelajaran yang diujikan.
/c. Handphone .....
c. Handphone, Alat-alat elektronik dan sejenisnya yang ada
hubungannya dengan ujian (kecuali yang telah ditentukan lain
oleh Lembaga).
5. Wajib membawa ke dalam ruangan berupa alat-alat tulis dan
perlengkapannya seperti ballpoint/pulpen, pensil, alat penghapus,
jangka penggaris dan lain-lain pada saat ujian dimulai.
6. Ketentuan-ketentuan lain yang diatur dalam Tata Tertib ujian.
7. Setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti ujian yang diselenggarakan
oleh lembaga kecuali ada hal-hal yang bisa dipertanggungjawabkan :
a. Dinas atau Ijin khusus dengan dasar ada surat ijin dari
Kasetukpa Lemdiklat Polri.
b. Sakit dengan surat keterangan dari Dokter Rumah Sakit
Setukpa Lemdiklat Polri.
8. Apabila siswa tanpa alasan yang sah tidak mengikuti ujian maka
siswa yang bersangkutan diberikan nilai nol dalam mata pelajaran
tersebut, dilarang mengikuti ujian pelajaran tersebut, serta dikurangi
nilai mental kepribadiannya.
9. Bagi siswa yang tidak mengikuti ujian dengan alasan yang bisa
dipertanggung jawabkan, kepadanya diberikan kesempatan untuk
mengikuti ujian susulan satu kali.
10. Dalam pelaksanaan Ujian siswa dilarang menyontek. Bahwa yang
dikategorikan menyontek adalah sebagai berikut :
a. Membawa, membuat dan atau menggunakan catatan-catatan
kecil (mencontek) dimana saja selama ujian berlangsung
kecuali ujian yang dilaksanakan secara open book.
b. Menanyakan langsung jawaban kepada sesama siswa
termasuk juga menanyakan kepada Patun, Pendidik, atau
pengawas pada saat berlangsungnya ujian.
c. Mengirim atau menerima pesan singkat melalui handphone
ataupun laptop.
d. Dalam hal ujian e-learning, membuka bahan ajaran/file yang
berkaitan dengan materi yang diujikan.
11. Mengikuti ujian remedial / her dan ujian susulan diatur sbb:
a. Bagi peserta didik yang Mata Ujian tertentu dengan hasil nilai
ujian tertulis dan atau praktek mendapatkan hasil dibawah
passinggrid diwajibkan mengikuti ujian remedial (her).
b. Bagi peserta didik yang wajib mengikuti ujian remedial / her,
diberikan perlakuan khusus :
34

1) Bimbingan tersendiri oleh Paur BK terkait akar


permasalahan dalam kesulitan belajar dan atau
permasalahan lain.
2) Tindak lanjut bimbingan oleh Gadik Pengampu dan Patun
terkait pemahaman materi mata pelajaran yang akan
diujikan.

/c. Bagi .....


c. Bagi peserta didik dikarenakan alasan tertentu dan atau
mendapat ijin resmi dari Kasetukpa Lemdiklat Polri tidak dapat
mengikuti ujian sesuai jadwal yang telah ditentukan, maka
diwajibkan mengikuti ujian susulan sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan oleh Bag Diklat Setukpa Lemdiklat Polri.
d. Terkait siswa yang ketinggalan jam pelajaran (tidak bisa
mengikuti jadwal jam pelajaran mata pelajaran tertentu
dikarenakan dinas dan atau ijin resmi dari Kasetukpa
Lemdiklat Polri), maka diberikan kesempatan untuk mengikuti
penambahan pembelajaran mandiri yang dipandu oleh Gadik
pengampu mata pelajaran yang bersangkutan (dikoordinasi
oleh Bag Bimsis, Bag Bin Gadik dan Bag Diklat beserta Gadik
Pengampu Mata Pelajaran yang bersangkutan).

Pasal 40
Ketentuan makan di ruang makan
1. Sebelum makan siswa melaksanakan apel di lapangan atau tempat
lain kecuali bila hujan turun dapat langsung masuk keruang makan
setelah mendapat perintah dari piket Pengasuh.
2. Berangkat dan kembali ke/dari ruang makan dalam bentuk ikatan
Peleton dengan tertib dengan ketentuan :
a. Tahap I : Berlari sambil bernyanyi dengan memperhatikan
situasi dan kondisi.
b. Tahap II : Berjalan sambil bernyanyi dengan
memperhatikan situasi dan kondisi.
3. Tata cara sebelum makan :
a. 15 menit sebelum waktu makan, siswa berkumpul di lapangan
Apel untuk melaksanakan apel makan.
b. Masuk ruang makan :
1) Berbaris dengan tertib.
2) Memasuki ruang makan mengucapkan kata-kata
”MASUK” kemudian menghormat dan melangkah dengan
menghentakan kaki kiri dan melenggangkan tangan kanan
kedepan 90° tangan kiri ke belakang 30°, langkah ke dua
dan selanjutnya langkah biasa masuk ruang makan dan
menempatkan diri di belakang kursi yang ditentukan.
35

3) Siswa di larang duduk sebelum diberi aba-aba duduk oleh


piket Pengasuh atau pejabat korps siswa yang
melaksanakan piket Resimen.
4) Siswa secara berturut-turut menuju kursi paling ujung
yang belum terisi dan tidak duduk terpisah-pisah (memilih
teman/meja) sehingga menghalangi rekan-rekan yang
belum duduk.

/c. Persiapan…..
c. Persiapan makan :
1) Piket Pengasuh atau Pejabat harian Siswa memberikan
aba-aba ”SILAHKAN DUDUK” ditirukan siswa lainnya
”DUDUK” kemudian mengangkat kursi dengan tidak
bersuara dan duduk melewati sebelah kanan kursi dengan
posisi kursi merapat ke meja dan badan tegap selanjutnya
serbet/lap makan diletakan di atas pangkuan.
2) Pejabat harian memberikan aba-aba : ”DUDUK SIAP =
GERAK” kemudian menghadap ke Piket Pengasuh atau
Pejabat Korps Siswa dan laporan, diawali dengan
penghormatan ”LAPOR, MAKAN PAGI/ SIANG/ MALAM
SIAP DIMULAI” dijawab oleh Piket Pengasuh atau Pejabat
Korps Siswa ”LANJUTKAN” ditirukan Pejabat harian
”LANJUTKAN” kemudian balik kanan dan kembali
ketempat semula.
3) Piket Pengasuh atau Pejabat Korps Siswa Kemudian
membunyikan lonceng 2X (seluruh siswa melaksanakan
berdo’a) setelah ”SELESAI” lonceng dibunyikan
kembali 2X.
4) Pejabat harian memberikan aba-aba : ”ISTIRAHAT DI
TEMPAT = GERAK”.
5) Piket Pengasuh atau Pejabat Korps memberikan aba-aba
”SELAMAT MAKAN” ditirukan oleh Seluruh Siswa
”SELAMAT MAKAN”.
4. Pelaksanaan Makan :
a. Setelah dipersilakan makan salah seorang dari kelompok
(1 kelompok/1 meja terdiri dari 6 orang) membuka tutup saji
dan menyimpan di samping/tempat yang ditentukan.
b. Orang yang terdekat dengan termos nasi membuka dan
mengambil nasi selanjutnya bergantian secara estafet, begitu
juga dengan lauk dan sayurnya (searah jarum jam dari orang
yang pertama).
c. Orang yang terdekat dengan teko dan gelas menuangkan air ke
dalam gelas kemudian dibagikan secara estafet.
d. Setelah kebagian semua (nasi, lauk dan sayur) orang yang
paling kiri dari depan (sebagai ketua kelompok meja)
memberikan isyarat makan.
36

e. Pada saat makan badan tetap tegap dan tangan menempel


dibibir meja dengan berpedoman sendok menghampiri atau
mencari mulut.
f. Dilarang berbicara dan kurangi suara gaduh alat makan
(sendok, garpu dan piring).
g. Garpu tidak diperuntukan mengantarkan makanan kedalam
mulut tapi untuk membantu memotong makanan/lauk.
h. Apabila lauk/daging tidak bisa dipotong oleh sendok dan garpu
diperkenankan menggunakan tangan/sendok dan garpu
diletakan di piring dengan posisi terbuka.
/i. Selesai …..
i. Selesai makan sisa-sisa makanan dikumpulkan menjadi satu,
disisi piring/arah jam 5 dengan mempergunakan punggung
sendok, kemudian ditutup oleh sendok dan garpu dengan posisi
berdampingan (garpu sebelah kiri, sendok sebelah kanan)
dalam keadaan telungkup/tertutup.
j. Makan Kerupuk/Telur/Buah :
1) Kerupuk
Sendok diletakan/dititipkan pada tangan kanan, garpu di
tangan kiri kerupuk dimakan dengan tangan kanan.
2) Telur
Telur dipotong menjadi 2 (dua) diambil dalamnya kulit
ditumpuk posisi telungkup, simpan di arah jam 2.
3) Pisang
Pisang dipegang menggenggam dengan posisi ibu jari
mengarah ke atas kemudian mulai mengupas diawali dari
sisi depan, kanan, kiri sebelum sisi belakang dikupas,
ujung pisang dipotong oleh sendok kemudian makan
pisang sedikit demi sedikit.
4) Semangka /Melon/Pepaya
Setelah dibuka plastiknya dan disimpan di piring maka
buah dimakan dari arah kiri ke kanan, apabila ada bijinya
diambil dari mulut oleh tangan kanan dan
dibuang/disimpan di piring.
5) Jeruk
Jeruk dibagi menjadi 2 (dua) separuh disimpan di piring
arah jam 2, separuh dikupas dan dimakan begitu juga
yang separuh lagi.
5. Minum dengan mempergunakan tangan kanan dan sedikit demi
sedikit (seteguk demi seteguk).
6. Siswa dilarang membawa makanan atau minuman ke ruang makan
selain yang telah disiapkan oleh dinas.
7. Selesai Makan :
a. Sebelum kegiatan makan selesai Siswa dilarang meninggalkan
Rukan.
b. Peralatan lauk dan sayur dijadikan satu di tengah-tengah meja.
c. Termos nasi, air, gelas dan tempat sendok garpu
ditempatkan/dikumpulkan di luar tudung saji/ ujung meja.
37

d. Pejabat harian memberikan aba-aba :


”DUDUK SIAP GERAK” kemudian Piket Pengasuh/Pejabat
Korps Siswa memberikan aba-aba dengan lonceng dibunyikan
2x siswa seluruhnya berdoa, selesai berdoa, lonceng
dibunyikan kembali 2x. kemudian pejabat harian menghadap
pada Piket Pengasuh/Pejabat Korps Siswa dan laporan (tidak
diawali penghormatan) ”MAKAN PAGI/SIANG/MALAM TELAH
DILAKSANAKAN, LAPORAN SELESAI” dijawab
”BUBARKAN/ISTIRAHATKAN” kemudian ditirukan dan
menghormat setelah dibalas tegak kemudian balik kanan
kembali ketempat semula.
/e. Piket …..
e. Piket Pengasuh atau Pejabat korps siswa Pejabat harian siswa
memberikan aba-aba ”ISTIRAHAT DITEMPAT GERAK”.
f. Piket Pengasuh atau Pejabat korps siswa memberikan
pengumunan kegiatan siswa selanjutnya bila ada.
g. Piket Pengasuh atau Pejabat korps siswa Pejabat Harian
memberikan aba-aba ”SILAHKAN BERDIRI” ditirukan
”BERDIRI” kemudian mengangkat kursi kebelakang dan keluar
dari kursi melalui sebelah kiri selanjutnya kursi
dirapatkan/dimasukan kedalam meja.
h. Setelah seluruhnya berdiri di belakang kursi pejabat harian
memberikan aba-aba ”MENUJU PINTU
KELUAR/MENGHADAP KEDEPAN HADAP KANAN, HADAP
KIRI GERAK” selanjutnya berturut-turut keluar ruang makan
dengan tertib dari banjar…….”MAJU JALAN”.
i. Di luar/halaman ruang Makan membentuk ikatan Peleton
masing-masing. Selanjutnya kembali ke Barak/Tempat belajar
dengan bernyanyi dan setelah sampai dibubarkan dengan
tertib.

Pasal 41
Belajar Mandiri
1. Setelah selesai makan malam, siswa diwajibkan melaksanakan
belajar mandiri di tempat yang ditentukan sampai dengan pukul
20.30 WIB, kecuali ada perintah lain.
2. Selama melaksanakan belajar mandiri berlaku ketentuan sbb :
a. Menggunakan pakaian dinas lengkap sesuai yang berlaku hari
itu.
b. Memelihara ketenangan.
c. Tidak tidur / tidur-tiduran.
d. Selesai belajar kelengkapan belajar dirapikan kembali.
e. Memelihara kebersihan.
f. Tidak boleh sambil makan/minum.

Pasal 42
Perpindahan tempat
38

1. Perpindahan tempat dari suatu tempat ke tempat lain :


a. Apabila lebih dari 9 (sembilan) orang selalu berkumpul dalam
bentuk berbanjar 3 (tiga).
b. Apabila 3 - 9 (sembilan) orang menjadi bersaf/berbanjar 1
(satu).
c. Jumlah siswa 2 (dua) orang dilaksanakan bersama-sama
dengan bersaf.
2. Bentuk barisan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a, b,
dan c pasal ini, dipimpin salah satu siswa.

/3. Perpindahan …..


3. Perpindahan tempat siswa dalam ikatan Peleton :
a. Pada Tahap I (Daspa)
1) Setiap perpindahan tempat baik ikatan Peleton, regu
maupun perorangan lebih dari 5 (lima) langkah diharuskan
lari.
2) Pada saat berlari dalam ikatan Peleton wajib bernyanyi
dengan lagu yang bersemangat dan memperhatikan
situasi dan kondisi.
b. Setelah masa Dasar Keperwiraan
1) Perpindahan tempat dalam ikatan Peleton dilaksanakan
berjalan dengan berbaris dan bernyanyi (kecuali ada
petunjuk lain dari pengasuh untuk melaksanakan lari).
2) Pada saat berbaris ditempat yang telah ditentukan
kawasan langkah defile diharuskan untuk melaksanakan
latihan Defile dengan penghormatan.
4. Ketentuan pasal 41 angka 1 dan 2 tidak berlaku Siswa PAG Bintara
ke Perwira.

Pasal 43
Pengucapan Doktrin

1. Siswa diwajibkan menghafalkan dan menghayati serta


melaksanakan Doktrin - Doktrin antara lain :
a. Pancasila.
b. Tribrata.
c. Catur Prasetya.
d. Janji Siswa.
2. Dalam rangka penghayatan Doktrin Kepolisian, pengucapan
dilaksanakan pada kegiatan apel secara bergiliran.

Pasal 44
Piket Resimen Korps Siswa
1. Siswa SIP :
a. Piket Resimen Korps Siswa dilaksanakan setelah masa Tahap I
(Daspa) yang pengaturannya dibuat oleh Komandan Resimen
39

dalam bentuk jadwal dan anggota jaga terdiri dari pejabat Korps
Siswa sampai dengan Komandan Resimen.
b. Pakaian yang digunakan, PDL II Two tone dengan selempang,
yang bertuliskan PIKET RESIMEN (penggunaan selempang
dari bahu kanan ke pinggang kiri bawah).
c. Piket Resimen dilaksanakan 1 x 24 jam dari pukul 08.00 s.d.
08.00 WIB, untuk siswa Polwan piket dilaksanakan 08.00 s.d.
22.00 Wib.
d. Siswa yang melaksanakan piket siang hari tidak mengikuti
proses pembelajaran, kecuali ada pelaksanaan ujian, pelajaran
lapangan, pre test dan post test.
/e. Siswa …..
e. Siswa yang telah melaksanakan piket malam tetap mengikuti
proses pembelajaran pada unit ke 2 (dua) kecuali ada ujian,
pelajaran lapangan, pre test dan post test.
f. Melaksanakan serah terima tugas jaga dihadapan Komandan
Resimen/Wakil Komandan Resimen/pejabat resimen yang
ditunjuk.
g. Tata cara pelaporan dalam pelaksanaan serah terima :
1) Piket resimen korps Siswa yang lama dengan yang baru
berhadap-hadapan kemudian masing-masing danru jaga
memimpin penghormatan dilanjutkan menghadap
Komandan Resimen/Wakil Komandan Resimen serta
laporan ”Lapor serah terima piket Resimen siap
dilaksanakan” (diucapkan oleh Danru piket Resimen
lama), kemudian kembali ke tempat semula.
2) Piket lama dan baru melaksanakan serah terima ”Dengan
ini tugas piket Resimen diserahkan kepada piket Resimen
yang baru dalam keadaan aman berikut barang inventaris
dalam keadaan lengkap” kemudian dijawab Danru piket
Resimen baru ”Dengan ini piket Resimen menerima dari
piket resimen lama dalam keadaan aman berikut barang
inventaris dalam keadaan lengkap”.
3) Kedua Danru Piket kemudian menghadap Komandan
Resimen/Wakil Komandan Resimen dengan laporan
”Serah terima telah dilaksanakan, laporan selesai”
(diucapkan oleh Danru Piket baru) selanjutnya memimpin
penghormatan kepada Komandan Resimen/Wakil
Komandan Resimen.
2. Selama melaksanakan tugas dilarang meninggalkan penjagaan
kecuali melaksanakan ibadah, ujian, pelajaran lapangan, pre test,
post test dan Patroli ke Batalyon masing-masing.
3. Pelaksanaan piket Resimen disesuaikan dengan jadwal yang telah
ditentukan.
4. Tugas dan tanggung jawab piket Resimen Korps Siswa :
a. Melaksanakan segala perintah dan petunjuk dari
pimpinan/Kabag Bimsis dan Komandan Resimen.
b. Mengawasi ketertiban pelaksanaan Tata Tertib Kehidupan
Siswa dari seluruh siswa.
40

c. Mengkoordinir dan mempersiapkan dalam hubungannya


pelaksanaan kegiatan Resimen Korps Siswa.
d. Mencatat kekuatan setiap kegiatan apel.
e. Mengawasi setiap pelaksanaan kegiatan siswa dengan patroli.
f. Mengecek siswa yang dirawat di Rumah Sakit.
g. Membuat laporan dan melaporkan hal-hal yang bersifat penting
dan segera kepada Kabag Bimsis melalui Komandan Resimen.
h. Mengisi buku mutasi penjagaan yang berhubungan dengan
kegiatan yang dilaksanakan Resimen Siswa dan melaporkan
kepada Kabag Bimsis cq. Kasubbag Bimsuh pada setiap pagi.
/i. Dalam …..
i. Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
Komandan Resimen dan Kabag Bimsis.
j. Siswa yang mendapatkan tugas piket sebagaimana dalam
jadwal jaga, tidak dapat digantikan oleh siswa lain, kecuali atas
ijin Kabag Bimsis cq. Kasubbag Bimsuh/Minsis.

Pasal 45
Piket Batalyon Korps Siswa
1. Siswa SIP :
a. Piket Batalyon Korps Siswa dilaksanakan setelah masa Tahap I
(Daspa).
b. Pengaturan pelaksanaan piket Batalyon diatur oleh Kaden
Korps Siswa dalam bentuk jadwal.
c. Pakaian yang digunakan, PDL II Two Tone dan dengan
selempang dari kanan ke kiri yang bertuliskan PIKET
BATALYON.
d. Pelaksanaan Piket Batalyon dilaksanakan 1 x 24 jam dari pukul
08.00 s.d. 08.00 WIB.
e. Siswa yang melaksanakan piket siang hari tidak mengikuti
proses pembelajaran, kecuali ada pelaksanaan ujian, pelajaran
lapangan, pre test dan post test.
f. Siswa yang telah melaksanakan piket malam tetap mengikuti
proses belajar mengajar pada unit ke 2 (dua) kecuali ada ujian,
pelajaran lapangan, pre test dan post test.
g. Melaksanakan serah terima tugas jaga di hadapan Piket
Pengasuh.
h. Tata cara pelaporan dalam pelaksanaan serah terima :
1) Piket Batalyon yang lama dengan yang baru berhadap-
hadapan kemudian masing-masing perwira jaga
memimpin penghormatan dilanjutkan menghadap Piket
Pengasuh serta laporan ”Lapor serah terima piket
Batalyon siap dilaksanakan” (diucapkan oleh Pa piket
Batalyon), kemudian kembali ke tempat semula.
2) 2) Piket lama dan baru melaksanakan serah terima
”Dengan ini, tugas piket Batalyon diserahkan kepada
41

piket Batalyon yang baru dalam keadaan aman berikut


barang inventaris dalam keadaan lengkap”, kemudian
dijawab Pa piket Batalyon baru ”Dengan ini, piket
Batalyon menerima dari piket Batalyon lama dalam
keadaan aman berikut barang inventaris dalam keadaan
lengkap”.
3) Kedua Pa Piket kemudian menghadap Piket Pengasuh
laporan ”Serah terima telah dilaksanakan, laporan
selesai” (diucapkan oleh Pa Piket baru) selanjutnya
memimpin penghormatan kepada Piket Pengasuh.

/i. Selama …..


i. Selama melaksanakan tugas dilarang meninggalkan penjagaan
kecuali melaksanakan ibadah, ujian, pelajaran lapangan, pre
test dan post test.
j. Pelaksanaan piket Batalyon disesuaikan dengan jadwal yang
telah ditentukan.
k. Tugas dan tanggung jawab piket Batalyon :
1) Melaksanakan segala perintah dan petunjuk dari Kabag
Bimsis dan Piket Pengasuh.
2) Mengawasi ketertiban pelaksanaan Tata Tertib Kehidupan
Siswa dari seluruh siswa.
3) Mengkoordinir dan mempersiapkan dalam pelaksanaan
kegiatan Batalyon.
4) Mencatat kekuatan setiap kegiatan apel.
5) Mengawasi setiap pelaksanaan kegiatan siswa dengan
patroli.
6) Mengecek siswa sakit di Rumah Sakit Bhayangkara.
7) Membuat laporan dan melaporkan hal-hal yang bersifat
penting dan segera kepada Piket Pengasuh.
8) Mengisi buku mutasi penjagaan yang berhubungan
dengan kegiatan yang dilaksanakan Batalyon dan
melaporkan kepada Piket Pengasuh.
9) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
Piket Pengasuh.
10) Siswa yang mendapatkan tugas piket sebagaimana
dalam jadwal jaga, tidak dapat digantikan oleh siswa lain,
kecuali atas ijin Danyonsis.
l. Siswa yang telah melaksanakan piket malam tetap mengikuti
proses pembelajaran pada unit ke 2 (dua) kecuali ada ujian,
pelajaran lapangan, pre test dan post test.
m. Pelaksanaan serah terima piket penjagaan dihadapan piket
Pengasuh.
n. Tata cara pelaporan serah terima tersebut memperhatikan
pasal 44 angka 1 huruf f.
o. Selama melaksanakan tugas dilarang meninggalkan tempat.
2. Ketentuan Piket Batalyon berlaku untuk Kompi Wan
42

Pasal 46
Piket Kamar dan Piket Serambi
1. Pengaturan pelaksanaan piket kamar dan piket serambi diatur oleh
Danton Korps Siswa dengan membuat jadwal piket, petugasnya
adalah 1 (satu) orang tiap-tiap Peleton kecuali pejabat Korps.
2. Piket kamar dilaksanakan mulai pukul 04.00 s.d. 22.00 WIB.
3. Pukul 22.00 s.d. 04.00 WIB piket kamar diserah terimakan kepada
piket serambi.

/3. Pukul …..


4. Pukul 04.00 WIB piket serambi bersama-sama dengan piket kamar
melaksanakan serah terima dipenjagaan Batalyon yang diambil oleh
piket Pengasuh.
5. Pukul 22.00 WIB piket kamar bersama-sama dengan piket serambi
melaksanakan serah terima dipenjagaan Batalyon yang diambil oleh
piket Pengasuh.
6. Piket serambi dilaksanakan setiap 1 (satu) jam sekali secara
bergantian, serah terima dilaksanakan di depan Mako Batalyon
diambil oleh piket Pengasuh.
7. Dalam melaksanakan piket kamar mempergunakan pakaian PDL II
Two Tone dengan ban lengan bertuliskan ”PIKET KAMAR”.
8. Selama melaksanakan tugas piket kamar tidak diperkenankan
melepaskan pakaian jaga kecuali pada saat beribadah ataupun
mandi.
9. Piket Kamar mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a. Menjaga kebersihan, tata tertib di barak dan lingkungan
Peleton.
b. Menjaga keamanan dan ketertiban barak.
c. Mencatat segala sesuatu yang terjadi/kegiatan yang
dilaksanakan siswa dalam Peleton pada buku mutasi selama
melaksanakan tugas.
d. Setelah selesai melaksanakan tugas menghadapkan buku
mutasi kepada piket Pengasuh.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh
piket Pengasuh.
f. Melakukan pengecekan terhadap pintu/jendela yang belum
terkunci.
g. Memadamkan lampu yang tidak perlu dan menutup kran air
yang masih tetap mengalir dikamar mandi.
h. Apabila hujan piket kamar wajib mengangkat jemuran.
10. Piket Serambi mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a. Menjaga
keamanan.
43

b. Melaporkan
kepada piket Pengasuh apabila menemukan hal-hal yang
menonjol.
c. Melaksanakan
serah terima di mako Batalyon.
11. Siswa yang mendapat tugas Piket kamar sebagaimana dalam jadwal
piket, tidak dapat digantikan oleh Siswa yang lain, kecuali atas ijin
Piket Pengasuh.
12. Tata cara pelaporan serah terima tersebut memperhatikan pasal 44
angka 1 huruf f.

/Pasal 47…..
Pasal 47
Piket Kelas dan Piket Ruang Makan
1. Piket Kelas :
a. Pelaksanaan tugas piket kelas dilaksanakan sebelum proses
pembelajaran dikelas/lapangan dilaksanakan.
b. Pakaian piket kelas sesuai dengan pakaian yang berlaku hari
itu dilengkapi Ban lengan dengan tulisan ”PIKET KELAS”.
c. Piket kelas mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1) Membersihkan, menjaga dan memelihara kebersihan
ruang kelas dan lingkungannya.
2) Menyiapkan kelengkapan kelas dan absensi siswa.
3) Menjemput Pendidik yang akan mengajar diruang
Pendidik.
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan
dengan Proses pembelajaran di kelas/lapangan.
2. Piket Ruang Makan :
a. Pelaksanaan tugas piket ruang makan dilaksanakan sebelum
apel makan.
b. Pakaian piket ruang makan sesuai dengan pakaian yang
berlaku hari itu.
c. Piket ruang makan mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1) Mengawasi dan mengecek pelaksanaan makan.
2) Mengisi buku mutasi ruang makan dan melaporkan
temuan hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan
kepada piket pengasuh.
3) Petugas piket ruang makan wajib mengikuti proses
pembelajaran.
44

/BAB IV …..
BAB IV
PERIJINAN
Pasal 48
Ijin Khusus
1. Selama siswa mengikuti pendidikan di Setukpa Lemdiklat Polri
diberikan hak ijin khusus apabila yang bersangkutan mendapat
halangan keluarga, berupa :
a. Sakit dalam kondisi kritis (rawat ICU).
b. Isteri melahirkan melalui operasi.
c. Meninggal dunia.
d. Wali nikah.
e. Menikahkan anak kandung.
f. Menghadiri pelantikan pendidikan/ Tupdik (Sespimen, Sespima,
PTIK, Seskoal, Seskoad).
2. Hubungan keluarga bagi siswa yang sudah berkeluarga
sebagaimana tersebut angka 1 terbatas pada :
a. Isteri/suami.
b. Anak.
c. Orang tua dan mertua.
d. Saudara kandung.
3. Siswa yang belum berkeluarga :
a. Orang tua kandung.
b. Saudara kandung.
4. Tugas dinas kepolisian.
a. BKO Kepolisian.
b. Memenuhi panggilan sidang peradilan umum.
5. Prosedur perijinan :
45

a. Pihak keluarga siswa membuat surat


permohonan yang diketahui kesatuan wilayah terdekat (tingkat
Polsek).
b. Pihak keluarga melampirkan surat keterangan
dari pihak yang berwenang (Rumah sakit, Dokter, Kepolisian,
Perguruan tinggi/ universitas/ Sekolah dan ketua Rt/Rw
setempat ), berikut melampirkan dokumentasi / foto.
c. Surat tersebut dikirim melalui Faximile (0266) -
222209 kepada Kasetukpa Lemdiklat Polri/Pawas Setukpa
Lemdiklat Polri.
d. Secara hirarki dibuatkan surat tertulis yang
diketahui Pengasuhnya untuk mendapat surat ijin yang syah di
tingkat Bimsis.
e. Selanjutnya ditandatangani oleh Kasetukpa
Lemdiklat Polri/pejabat yang ditunjuk.
6. Lamanya ijin yang diberikan maksimum selama 3 (tiga) hari kecuali
pelaksanaan ijin untuk wilayah Jabodetabek dan sekitarnya hanya
2 (dua) hari.
a. Keberangkatan melaksanakan ijin melapor diri kepada piket
Batalyon Siswa dan Pawas jaga.
/b. Setibanya …..
b. Setibanya di tempat tujuan melapor diri kepada Kantor Polisi
terdekat dengan membubuhkan tanda tangan dan stempel
pejabat yang mengetahui tibanya siswa.
c. Kembali dari melaksanakan ijin melaporkan diri pada piket
Batalyon dan Pawas dengan mengecek tanda tangan dan
stempel tiba/kembali di Setukpa Lemdiklat Polri (surat ijin
diserahkan kepada Piket Batalyon yang selanjutnya
disampaikan kepada staf Bag Bimsis).
7. Biaya perjalanan selama melaksanakan ijin ditanggung sendiri oleh
siswa yang bersangkutan.
8. Keterlambatan kembali dari melaksanakan ijin merupakan
pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi berupa penjatuhan
tindakan disiplin dan pengurangan nilai mental.
9. Ijin khusus dimaksud pada ayat (1e), (1f), (1g) dan ayat ( 4 ) hanya
dapat diberikan kepada siswa setelah tahap I (masa Daspa).

Pasal 49
Ijin Keluar Lembaga
1. Ijin keluar Lembaga di luar jam pesiar/IBL dengan waktu kurang dari
12 (dua belas) jam menggunakan surat ijin jalan yang ditandatangani
oleh Kabag Bimsis, sebelum meninggalkan Lembaga, melapor
kepada piket dan setelah selesai melaksanakan ijin melapor diri
kembali kepada Kabag Bimsis/ Staf Bag Bimsis dan piket pengasuh
dan ijin diberikan hanya terbatas di wilayah Kota/Kabupaten
Sukabumi.
2. Ijin keluar lembaga dimaksud angka 1 antara lain :
a. Menjemput keluarga dalam situasi mendesak.
46

b. Koordinasi dengan instansi terkait kedinasan.

Pasal 50
Ijin Bermalam Di luar (IBL)
1. Ijin bermalam di luar (IBL) tidak diberikan kepada siswa pada Tahap I
(Daspa).
2. Sebelum melaksanakan IBL siswa mendaftarkan diri dengan alamat
yang jelas diketahui Dantonsis, Dankisis, Danyonsis dan Kabag
Bimsis (secara Hirarkis) yang selanjutnya dibuatkan Surat Ijin
Bermalam.
3. Permohonan IBL diajukan ke Kabag Bimsis paling lambat 3 (tiga)
hari sebelum pelaksanaan IBL.
4. Waktu pelaksanaan IBL dilaksanakan setelah pelajaran Unit terakhir
selesai, kecuali ada perintah pimpinan dapat dilakukan perubahan.
5. Pemberangkatan IBL didahului dengan pelaksanaan apel oleh
Danyonsis masing-masing.
6. Setibanya di tempat tujuan melaporkan diri ke Kantor Polisi/Pos
Polisi terdekat dengan membubuhkan tanda tangan dan stempel
pejabat polisi yang mengetahui tiba atau kembali dalam pelaksanaan
IBL.
/7. Selama .....
7. Selama melaksanakan IBL, siswa dilarang menginap dalam satu
kamar di hotel/motel/losmen/apartemen/villa/kontrak rumah dan atau
sejenisnya, kecuali dengan istri/suami yang sah.
8. Apabila Siswa membatalkan IBL, harus melapor ke Pengasuh dan
tidur di barak dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
9. Bagi siswa yang tidak melaksanakan IBL harus melapor diri kepada
Piket Pengasuh.
10. Apabila situasi hujan, siswa wajib menggunakan ponco masing-
masing dan tidak boleh naik kendaraan umum maupun pribadi dari
pintu utama ke barak dan sebaliknya.
11. Dilarang untuk melaksanakan IBL :
a. Terhadap siswa yang karya tulisnya belum selesai sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan.
b. Siswa yang sedang menjalani hukuman/tindakan disiplin/ujian
Her.
c. Terhadap siswa yang sedang dalam perawatan/opname di
Rumah Sakit, kecuali mendapat rujukan dari dokter untuk
berobat diluar.

Pasal 51
Pesiar
1. Pesiar dapat dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu serta hari
libur lainnya sesuai jadwal pelajaran.
2. Pesiar hari Sabtu, Minggu dan hari-hari libur lainnya dilaksanakan
dari pukul 09.00 s.d. 20.00 WIB atau ada ketentuan lain.
47

3. Selama melaksanakan pesiar selalu mempergunakan Pakaian


Dinas Harian (PDH) dan dilarang memasuki tempat yang tidak
pantas dikunjungi sebagai seorang siswa.
4. Dilarang untuk melaksanakan Pesiar, siswa yang sedang menjalani
rawat inap di rumah sakit dan sedang menjalani tindakan disiplin baik
pelanggaran sedang dan berat terhadap PERDUPSIS.
5. Pesiar dilaksanakan minimum oleh 2 (dua) orang atau lebih secara
bersama-sama tidak berpasangan antara Polki dan Polwan kecuali
suami istri yang sah.
6. Pesiar dilaksanakan di wilayah Kota/Kabupaten Sukabumi, dengan
batas :
a. Sebelah Timur : Kec. Sukalarang.
b. Sebelah Barat : Kec. Cibadak.
c. Sebelah Selatan : Kec. Lembur Situ.
d. Sebelah Utara : Selabintana/Pondok Halimun.
7. Apel sebelum dan sesudah pesiar, wajib melapor ke piket Pengasuh.
8. Siswa yang melaksanakan Pesiar harus membawa tas pesiar.
9. Pelaksanaan Pesiar harus melewati pintu utama/Penjagaan Provos.
10. Siswa yang akan melaksanakan ujian ulang/Her dan atau ujian
susulan, dilarang untuk melaksanakan Pesiar.
11. Dilarang untuk melaksanakan Pesiar, terhadap siswa yang
pembuatan karya tulisnya belum selesai sampai batas waktu yang
telah ditetapkan. /BAB V .....
BAB V
ORGANISASI KORPS SISWA
Pasal 52
Pejabat Korps Siswa
1. Dalam rangka melatih kepemimpinan para siswa dan sebagai
penghubung antara siswa dengan penyelenggara pendidikan maka
dibentuk organisasi korps Siswa.
2. Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) Kabag bimsis, para Kasubbag
dan para pengasuh dengan Perangkat Resimen Korps Siswa
berbentuk vertikal meliputi :
a. Kabag Bimsis memberikan arahan tentang penyiapan kebijakan
Kasetukpa Lemdiklat Polri.
b. Kabag Bimsis, para Kasubbag dan para pengasuh memberikan
arahan tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembimbingan Peserta didik/siswa.
c. Komandan Resimen korps siswa menerima dan melaksanakan
perintah Kabag Bimsis yang berkaitan dengan tugas pokok,
fungsi dan peranan korps resimen siswa serta melaporkan
pelaksanaan tugasnya secara hirarkis, periodik dan insidentil.
d. Kabag Bimsis menerima saran masukan baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan dari resimen korps siswa secara
berjenjang sesuai dengan hirarkhi.
48

e. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan HTCK di


lingkungan Korps Siswa dilakukan oleh Kabag Bimsis secara
berjenjang.
f. Dalam melaksanakan tugasnya Komandan Resimen Korps
Siswa bertanggung jawab kepada Kabag Bimsis.
g. Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud di atas
dilakukan melalui :
1) administrasi.
2) perencanaan.
3) pelaksanaan.
4) pelaporan.
5) analisa dan evaluasi.
3. Adapun Pejabat organisasi dalam angka 1 adalah :
a. Tingkat Resimen Korps Siswa :
1) Komandan Resimen Korps Siswa.
2) Wakil Komandan Resimen Korps Siswa.
3) Demus Korps Siswa.
4) Sekretaris Korps Siswa.
5) Bendahara Korps Siswa.
6) Kepala Bidang Kesiswaan dan Seksi-seksi.
7) Komandan Polsis Korps Siswa.

/b. Tingkat…..
b. Tingkat Batalyon korps siswa :
1). Komandan Batalyon Korps Siswa.
2). Wakil Komandan Batalyon Korps Siswa.
3). Demus Batalyon Korps Siswa.
4). Sekretaris Batalyon Korps Siswa.
5). Bendahara Batalyon Korps Siswa.
6). Komandan Polsis Batalyon Korps Siswa.
c. Tingkat Kompi Korps Siswa
Komandan Kompi Korps Siswa.
d. Tingkat Peleton Korps Siswa.
1) Komandan Peleton Koprs Siswa.
2) Sekretaris Bendahara Peleton Korps Siswa.
3) Polsis Peleton Korps Siswa.
4. Susunan organisasi Tingkat Resimen dan atau Batalyon disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi dan jumlah siswa.
5. Setelah organisasi korps siswa terbentuk para pejabat korps siswa
segera menyusun program kerja dan rencana kerja.
6. Pelaksanaan rapat korps siswa dalam rangka giat program resimen
korps siswa bertempat di rukan batalyon siswa secara bergiliran
dengan tidak mengganggu jam proses pembelajaran dan jam
49

istirahat malam siswa yang telah ditentukan oleh lembaga serta atas
sepengetahuan Kabag Bimsis.
7. Disamping tugas pokoknya mengikuti dan melaksanakan semua
kegiatan proses pembelajaran, Pejabat Korps Siswa diberi tugas dan
tanggung jawab yang berhubungan dengan organisasi kesiswaan
yang telah tersusun dalam Program kerja dan Rencana kerja korps
siswa.
8. Apabila pejabat korps siswa berhalangan mengikuti proses
pembelajaran karena tugas organisasi kesiswaan maka yang
bersangkutan berkaitan dengan tugas Pejabat Korps Siswa yang
berhubungan dengan organisasi kesiswaan, apabila tidak mengikuti
kegiatan proses pembelajaran harus mendapatkan ijin terlebih
dahulu dari Kabag Bimsis dan Kabag Diklat secara tertulis yang telah
dikoordinasikan dengan Kabag Diklat dan Kabag Bin Gadik serta
tembusan ke Pendidik pengampu Mata Pelajaran yang
bersangkutan.
9. Siswa yang memegang jabatan dalam organisasi korps siswa
menggunakan tanda jabatan sesuai dengan ketentuan dan
jabatannya.
10. Bagi pejabat korps siswa yang melanggar katagori sedang dan / atau
berat, maka yang bersangkutan diganti atau diadakan pemilihan
kembali sesuai peraturan Lembaga.
11. Bagi pejabat korps siswa yang telah menerima sprin dari Kasetukpa,
apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dari jabatannya,
dinyatakan tidak melaksanakan perintah pimpinan.

/Pasal 53…..
Pasal 53
Atribut Pejabat Korps Siswa
1. Tanda Jabatan.
a. Tanda Jabatan Pejabat Korps Siswa terbuat dari logam dan
bordir, berwarna kuning emas (bentuk dan ukuran tanda
jabatan sesuai dengan ketentuan lemdik).
b. Tanda jabatan dimaksud adalah atribut berupa ”Tanda Jabatan”
yang terbuat dari :
1) Logam untuk PDH/PDU dan tali koor.
2) Bordir untuk PDL.
2. Tata cara penggunaan/pemakaian tanda jabatan, digunakan bagi
siswa yang terpilih sebagai Perangkat/Pejabat Korps Siswa.
Adapun tata cara penggunaannya sebagai berikut :
a. Tanda jabatan terpasang pada lengan baju dinas dan saku
baju dinas sebelah kanan.
b. Penggunaan tanda jabatan (tanda jabatan dan tali koor) pada
acara seperti menghadiri/mengikuti :
1) Upacara-upacara Nasional, kegiatan keagamaan,
seminar-seminar, rapat dan sebagainya.
2) Melaksanakan IBL dan pesiar, acara jam pimpinan.
3) Melayat/mengikuti upacara pemakaman jenazah.
50

4) Upacara pengasuhan.
5) Sedangkan tanda jabatan tanpa tali koor digunakan untuk
dinas harian (kecuali Polsis).

Pasal 54
Bendera Korps Siswa
1. Bendera Korps Siswa terdiri dari :
a. Bendera Resimen.
b. Bendera Batalyon.
c. Bendera Kompi.
d. Bendera Peleton.
2. Penggunaan Bendera sebagaimana dimaksud dalam angka 1 pasal
ini digunakan pada kegiatan-kegiatan apel dan posisi tempat di
sebelah kanan Danmen Korps, Danyon Korps Siswa, Danki Korps
Siswa dan Danton Korps Siswa Harian.
3. Tata cara penghormatan dengan mempergunakan bendera
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku (Perdaspol).
4. Setelah selesai melaksanakan kegiatan, bendera Peleton, Kompi,
Batalyon dan Resimen tetap dibawa ke kelas dan ditempatkan pada
tempat yang telah ditentukan.

/Pasal 55 .....
Pasal 55
Pengadaan Perlengkapan Siswa
1. Pengadaan perlengkapan korps Siswa tidak didukung oleh anggaran
dinas hanya dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan
dari Kasetukpa Lemdiklat Polri.
2. Tata cara pengajuan :
a. Siswa melalui Pejabat Korps Siswa mengajukan permohonan
tertulis kepada Kasetukpa Lemdiklat Polri secara hirarkhi
melalui Kabag Bimsis.
b. Pengajuan permohonan dapat dilaksanakan setelah terlebih
dahulu mendapat persetujuan seluruh siswa melalui rapat
Resimen Korps Siswa.
3. Pengadaan Perlengkapan setelah disetujui oleh Kasetukpa
Lemdiklat Polri dapat berkoordinasi dengan memanfaatkan
keberadaan Primer Koperasi Widya Wirottama Setukpa Lemdiklat
Polri.
4. Perlengkapan sebagaimana dimaksud angka 1 adalah meliputi
segala kebutuhan siswa baik perorangan maupun organisasi korps
siswa, terkait penyelenggaraan pendidikan terutama kegiatan
Pengasuhan yang tidak didukung oleh anggaran dinas.

Pasal 56
51

Hubungan Antar Siswa


1. Siswa merupakan satu kesatuan subyek yang terintegrasi dalam
satu wadah Lembaga Pendidikan Setukpa Lemdiklat Polri.
2. Selalu bekerja sama dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi
selama mengikuti pendidikan di Lembaga Pendidikan Setukpa
Lemdiklat Polri dengan mematuhi norma – norma yang berlaku.
3. Memelihara dan mengembangkan Korps Siswa yang dinamis dan
bermartabat.
4. Selalu menumbuh-kembangkan jiwa korsa korps siswa dengan wajib
saling mengenal, menghormati dan menghargai.

Pasal 57
Integrasi Siswa dengan Masyarakat
1. Dalam rangka berintegrasi antara siswa dengan masyarakat, siswa
melalui organisasi Korps Siswa diberikan kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan integrasi berdasarkan petunjuk Kasetukpa
Lemdiklat Polri.
2. Kegiatan integrasi berupa :
a. Kegiatan keagamaan.
b. Kegiatan sosial.
c. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan masyarakat.
d. Kegiatan olah raga dan seni (Porismas / pekan olah raga seni
siswa dan masyarakat).
e. Kegiatan latihan kerja (Latja).
/3. Pelaksanaan …..
3. Pelaksanaan kegiatan- kegiatan tersebut dibentuk dalam kepanitiaan
dengan bimbingan Pengasuh dan atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 58
Buku Saku Siswa
1. Siswa wajib membawa Buku Saku selama mengikuti pendidikan.
2. Buku Saku siswa memuat :
a. Pancasila.
b. Doktrin - doktrin kepolisian.
c. Tugas - tugas umum Kepolisian.
d. Hak dan Kewajiban Siswa.
e. Jenis dan Kategori Pelanggaran.
f. Lembaran catatan untuk sanksi dan pujian.
g. Data berat badan.
3. Yang berhak dan berkewajiban mengisi buku saku siswa adalah
pengasuh langsung dan pengasuh tidak langsung serta Pejabat Polri
lainnya apabila menemukan/mendapatkan siswa melakukan
tindakan tidak terpuji (pelanggaran atau kejahatan) ataupun tindakan
terpuji sebagaimana diatur dalam Perdupsis.
4. Tersebut pasal 58 angka 1, 2 dan 3 hanya berlaku bagi siswa SIP.
52

Pasal 59
Pejabat Korps Siswa Harian
1. Pejabat Korps Siswa Harian terdiri dari :
a. Komandan Resimen Korps Siswa Harian.
b. Komandan Batalyon Korps Siswa Harian.
c. Komandan Kompi Korps Siswa Harian.
d. Komandan Peleton Korps Siswa Harian.
2. Dalam pelaksanaan tugasnya selama 1 X 24 Jam, wajib membuat
rencana kegiatan dan laporan hasil pelaksanaan tugas yang
dituangkan dalam buku mutasi.

Pasal 60
Tugas Dan Tanggung Jawab Pejabat Korps Siswa Harian
1. Komandan Resimen Korps Siswa Harian.
a. Komandan Resimen Korps Siswa Harian mempunyai tugas dan
tanggung jawab :
1) Memimpin dan mengendalikan setiap pelaksanakan
kegiatan dalam ikatan Resimen.
2) Melakukan pengecekan kekuatan siswa dalam Resimen
pada setiap pelaksanaan kegiatan dalam ikatan Resimen.
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan
kepadanya pada saat bertugas.
/4). Dalam …..
4) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
Danmen korps Siswa.
b. Dijabat secara bergantian dari seluruh perangkat resimen korps
siswa.
2. Komandan Batalyon Korps Siswa Harian.
a. Komandan Batalyon Korps Siswa Harian mempunyai tugas dan
tanggung jawab :
1) Memimpin dan mengendalikan setiap pelaksanaan
kegiatan dalam ikatan Batalyonnya.
2) Melakukan pengecekan kekuatan siswa dalam Batalyon
pada setiap pelaksanaan kegiatan.
3) Mengawasi/mengendalikan pelaksanakan kegiatan Siswa
dalam Batalyonnya.
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan
kepadanya pada saat bertugas.
5) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
Danyon Korps siswa.
b. Dijabat secara bergantian dari seluruh siswa pada Batalyonnya.
3. Komandan Kompi Korps Siswa Harian.
a. Komandan Kompi Siswa Harian mempunyai tugas dan
tanggung jawab :
53

1) Memimpin dan mengendalikan setiap pelaksanaan


kegiatan dalam ikatan Kompi.
2) Melakukan pengecekan kekuatan siswa dalam Kompi
pada setiap pelaksanaan kegiatan.
3) Mengawasi dan mengendalikan Tata Tertib Kehidupan
Siswa dalam Kompinya.
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan
kepadanya pada saat bertugas.
5) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
Danki Korps siswa.
b. Dijabat secara bergantian dari masing-masing Peleton pada
Kompinya.
4. Komandan Peleton Korps Siswa Harian.
a. Komandan Peleton Siswa harian mempunyai tugas dan
tanggung jawab :
1) Memimpin dan mengendalikan Peletonnya dalam semua
kegiatan yang bersifat ikatan Peleton.
2) Mengendalikan pengembalian dan penyerahan absen
siswa kepada Piket Pendidikan pada setiap hari.
3) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Tata Tertib
kegiatan Siswa dalam Peletonnya.
4) Melaporkan dengan segera hal-hal yang bersifat penting
dan segera kepada Piket Pengasuh.

/5) Melakukan .....


5) Melakukan pengecekan kekuatan Peletonnya dalam
mengikuti setiap kegiatan.
6) Dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada
Danton Korps siswa.
b. Komandan Peleton Siswa harian dijabat bergantian
berdasarkan nomor urut siswa secara bergantian.
54

/BAB VI .....
BAB VI
PENGGUNAAN FASILITAS PENDIDIKAN
Pasal 61
Pelayanan Kesehatan
1. Siswa berhak mendapat pelayanan kesehatan berdasarkan
ketentuan indeks dan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
berlaku.
2. Tata cara mendapatkan pelayanan kesehatan :
a. Pelayanan kesehatan bagi siswa dilaksanakan pada tempat dan
waktu yang telah ditetapkan Karumkit Bhayangkara Setukpa
Lemdiklat Polri (di luar jam proses pembelajaran), kecuali
dalam keadaan darurat.
b. Untuk siswa yang melaksanakan berobat ke poli spesialis di luar
Rumah sakit Bhayangkara Setukpa, jadwal berobat
dilaksanakan sesuai dengan jadwal praktek dokter dan
didampingi oleh petugas.
c. Siswa yang akan berobat pada saat proses pembelajaran yang
sifatnya darurat terlebih dahulu mengisi buku berobat yang
telah disediakan pada tiap-tiap Peleton Korps Siswa, kemudian
meminta persetujuan/tanda tangan Pengasuh / Pendidik
dengan mencantumkan nama jelas.
55

d. Apabila tidak memungkinkan berobat sendiri, yang bersangkutan


diijinkan diantar oleh rekannya atau Pengasuh (dalam keadaan
darurat).
e. Setelah di Rumah Sakit ”Bhayangkara Setukpa Lemdiklat Polri”
menyerahkan buku berobat tersebut kepada petugas
pendaftaran untuk ditindaklanjuti oleh dokter khusus yang
ditugaskan hanya untuk melayani pengobatan siswa dengan
membawa KTP/KTA dan kartu BPJS).
f. Apabila mendapat resep (khusus rawat jalan) segera berikan ke
petugas apotek dan diambil oleh Bamin untuk disalurkan ke
Batalyon masing-masing, apabila ada resep obat yang tidak
diklaim oleh BPJS siswa diperkenankan untuk membeli di
apotek umum.
g. Setelah berobat segera mengikuti kegiatan, kecuali berdasarkan
pertimbangan Dokter/ paramedis harus dirawat/menginap dan
buku berobat dikembalikan kepada Peletonnya.
h. Rumah Sakit Bhayangkara menyediakan fasilitas UGD 24 jam,
tetapi hanya untuk kasus-kasus darurat.
3. Disamping Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa Lemdiklat Polri
sebagai tempat pelayanan kesehatan, berdasarkan pertimbangan
dapat dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Polri RS. Soekanto Kramat Jati -
Jakarta atau Rumah Sakit yang dirujuk (terdekat) setelah mendapat
rekomendasi dari Ka Rumkit dan persetujuan Kasetukpa Lemdiklat
Polri.

/4. Selama …..


4. Selama dirawat di Rumah Sakit, siswa dilarang menerima makanan,
minuman dan obat-obatan yang bukan dari resep dokter serta dapat
ditunggu oleh 1 (satu) orang keluarganya dengan persetujuan
Kasetukpa Lemdiklat Polri.
5. Siswa yang sakit dilarang istirahat di barak, kecuali atas
rekomendasi dari dokter yang berwenang untuk rawat jalan.

Pasal 62
Perpustakaan
1. Setiap siswa diberikan hak meminjam buku dan menggunakan
fasilitas yang ada di perpustakaan pada jam dinas.
2. Pengaturan waktu pelaksanaan kunjungan disesuaikan dengan
jadwal yang telah ditentukan oleh lembaga cq Bag Diklat .
3. Bagi siswa yang meminjam buku dan berakibat rusak atau hilang
dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di
Perpustakaan Setukpa Lemdiklat Polri.

Pasal 63
Gedung Juang
1. Setiap siswa baik perorangan maupun dalam ikatan Peleton Korps
Siswa diwajibkan untuk berkunjung ke Gedung Juang sesuai jadwal.
56

2. Bagi siswa yang atas perbuatannya mengakibatkan rusaknya


benda-benda yang ada di gedung Juang dikenakan Sanksi
berdasarkan ketentuan yang berlaku di Gedung juang Setukpa
Lemdiklat Polri.

Pasal 64
Penggunaan Angkutan Dinas
Siswa di luar dinas dapat menggunakan fasilitas angkutan dinas dengan
terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Kasetukpa Lemdiklat
Polri (secara berjenjang), kecuali hal lain yang ditentukan oleh pimpinan
dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 65
Penggunaan Air dan Listrik

1. Penggunaan air hanya diperuntukkan keperluan siswa di barak .


2. Penggunaan listrik hanya diperuntukan keperluan :
1) Penerangan ruang tidur/barak.
2) Menyeterika.
3) Charge Handphone/Laptop.
3. Penggunaan air dan listrik digunakan se-efisien mungkin.

/Pasal 66 …..
Pasal 66
Pelayanan Kantin, Koperasi, Mini market dan ATM
1. Pada Tahap I (Daspa) siswa dilarang :
a. Belanja ke
Kantin/Warung.
b. Mini Market
(Alfamart).
c. Mengambil uang
ke ATM baik secara pribadi maupun melalui orang lain.
d. Belanja ke Toko
Koperasi, kecuali peralatan mandi /kelontong /
kaporlap/Obat-obatan/ATK.
2. Pada Tahap II dan Tahap III, siswa diijinkan ke
kantin dan toko koperasi dengan kententuan sbb :
a. Pada jam istirahat setelah unit ke-2 dan hanya di kantin yang
sudah ditentukan dan Setelah apel Malam sampai dengan jam
23.00 WIB.
b. Menggunakan Pakaian dinas yang berlaku hari itu dengan
mengenakan tutup kepala.
c. Pada saat hari libur tetap menggunakan pakaian dinas sesuai
dengan ketentuan.
57

d. Menghormati dan bersikap sopan terhadap petugas kantin


(secara wajar).
e. Dilarang membawa makanan/minuman ke dalam barak
maupun kelas/tempat latihan.
3. Siswa dilarang ke kantin dan toko
koperasi/Alfamart pada saat jam proses pembelajaran berlangsung.

Pasal 67
Penggunaan Jogging Trek
Siswa dilarang menggunakan jogging trek sebagai sarana olahraga baik
perorangan maupun kelompok

/BAB VII …..


BAB VII
HAK, PELANGGARAN, SANKSI DAN PENGHARGAAN
Pasal 68
Hak – Hak Siswa
1. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hal :
a. Menjalankan Ibadah dan syariat agama/kepercayaan masing-
masing.
b. Mendapatkan perlakuan hukum yang sama.
c. Menyampaikan pendapat yang sama sesuai dengan aturan,
norma, prosedur dan hirarkhi yang ada.
d. Mendapatkan pendidikan, pengajaran, bimbingan dan
pengasuhan yang sama.
2. Hak mendapatkan pelayanan kesehatan dan asupan gizi yang
sesuai dengan indeks.
3. Hak mendapatkan dan memanfaatkan fasilitas pendidikan dan atau
akomodasi yang sama sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
58

4. Hak menyampaikan informasi baik yang positif maupun negatif


sesuai dengan aturan, norma, prosedur dan hirarkhi yang berkaitan
dengan Penyelenggara Pendidikan.
5. Berhak melakukan dan mendapatkan pendampingan dihadapan
sidang disiplin dan sidang dewan pendidikan apabila melakukan
pelanggaran berat.

Pasal 69
Klasifikasi Pelanggaran
Klasifikasi pelanggaran sebagaimana disebut dalam angka 1 pasal ini
sebagai berikut :
a. Pelanggaran Ringan :
1) Perlengkapan perorangan (kaporlap) tidak bersih, tidak rapi dan
tidak dirawat serta penggunaannya tidak sesuai.
2) Pada saat berdiri dan atau berjalan bertolak pinggang,
memasukan tangan kedalam saku.
3) PUD tidak rapi, dan tidak sesuai dengan ketentuan.
4) Tidak melaksanakan ketentuan wajib 5 langkah lari pada tahap
dasar keperwiraan.
5) Pada saat hujan dalam pergerakan menggulung celana dan
melepas sepatu.
6) Melepaskan pakaian dinas, sepatu pada saat kegiatan didalam
maupun di luar kesatriaan kecuali ada perintah pimpinan atau
ketentuan latihan.
7) Dalam melaksanakan olahraga mandiri menggunakan kaos
tanpa lengan dan atau celana pendek, pakaian yang
membentuk lekuk tubuh.
/9) Berpakaian …..
8) Berpakaian tidak pantas, tidak sopan di ruang tidur dan ke
kamar mandi.
9) Menggunakan bahasa daerah/sukunya bila berbicara.
10) Bertamu tidak memberi tahu terlebih dahulu kepada yang
dikunjungi baik melalui telepon atau sarana lain.
11) Menerima tamu tidak pada tempatnya.
12) Membawa barang belanjaan dibungkus tidak rapi dan tidak
dimasukan kedalam tas pesiar.
13) Berbicara pada waktu mulut berisi makanan.
14) Berbicara tidak sopan secara lisan/tulisan/menggunakan media
sosial terkait SARA dan atau asusila.
15) Menggunakan air minum untuk berkumur atau mencuci
peralatan makan.
16) Tidak membawa serbet, sendok dan garpu pada saat makan.
17) Membersihkan sisa makanan di rongga mulut di hadapan orang
lain tanpa menutup mulut dengan tangan atau sapu tangan.
18) Pada perjamuan makan bersama tidak mendahulukan yang
lebih tinggi kedudukannya atau yang lebih senior.
59

19) Bersikap tidak sopan dan tidak mentaati peraturan yang berlaku
pada waktu naik kendaraan.
20) Naik kendaraan pribadi mengeluarkan dan menempatkan
tangan pada pintu kendaraan.
21) Menggunakan make-up mencolok dilihat dari segi warna dan
bentuk penggunaannya (bagi siswa Polwan).
22) Pada saat berlari, berbaris dalam ikatan Peleton tidak
bernyanyi.
23) Pada saat cuti/IBL, setiba di tempat tujuan tidak melaporkan diri
ke kantor Polisi terdekat.
24) Melaksanakan IBL tidur di barak, kecuali ada alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
25) Mengabaikan keamanan pribadi dengan berjalan sendirian
pada saat pesiar/IBL.
26) Ketika berbelanja meminta pelayanan istimewa serta tawar
menawar berlebihan, berdiri dan melihat-lihat etalase di luar
toko.
27) Tidak dapat mengikuti pelajaran karena sakit dan beristirahat di
barak (kecuali ada surat rekomendasi atau surat keterangan
dari dokter).
28) Tangan tidak mengepal pada saat berjalan dalam ikatan
Peleton.
29) Pada saat berjalan ikatan Peleton, pembawaan tas belajar
tidak seragam (dikenakan bagi yang melanggar dan pimpinan
Peletonnya).
30) Berjalan tidak melewati/melalui jalan yang telah ditentukan.
31) Berangkat/kembali melaksanakan proses pembelajaran tidak
dalam ikatan Peleton (kecuali ada kepentingan dinas yang
dapat dipertanggung jawabkan).
/31) Membubarkan …..
32) Membubarkan pasukan tidak tertib/langsung bubar tidak sesuai
dengan PERDASPOL (diperuntukan/diberlakukan khusus
kepada pimpinan Peleton, Kompi atau Batalyon).
33) Keluar Barisan tanpa ijin pimpinan pasukan dan tidak
dihentikan terlebih dahulu.
34) Buang air kecil/besar tidak pada tempatnya.
35) Tidur pada jam pelajaran dan wajib belajar.
36) Tidur-tiduran di tempat ibadah.
37) Tidak mematikan lampu, menutup kran air pada waktunya.
38) Tidak membawa kelengkapan perorangan.
39) Menggunakan headset/handsfree/bluetooth pada saat berjalan
atau olahraga dan atau di tempat yang tidak semestinya.
40) Membuang sampah sembarangan.
41) Tidak membawa buku saku.
42) Membawa, menyimpan makanan/minuman dalam barak.
43) Dalam berpindah tempat, apabila bertemu dengan atasan baik
langsung maupun tidak langsung atau dengan pasukan lain
60

tidak melakukan penghormatan sesuai dengan ketentuan


PERDASPOL.
44) Berbicara/ngobrol dalam barisan.
45) Naik, turun dan menunggu kendaraan tidak pada tempatnya.
46) Model potongan rambut dan kuku tidak sesuai ketentuan.
47) Mengecat/mewarnai rambut.
48) Jajan/ belanja pada pedagang asongan baik di dalam maupun
diluar lembaga pada saat melaksanakan giat pendidikan dan
pelatihan.
49) Membuang ludah/dahak di sembarang tempat.
50) Berada di batalyon lain tanpa ijin Piket Pengasuh Batalyon
bersangkutan.
51) Menggunakan Seragam Polisi (Gampol) dinas diluar ketentuan.
52) Pada saat kegiatan ekspedisi darat siswa Polki dilarang
membawakan senjata, ransel dan helm siswa Polwan.

b. Pelanggaran Sedang :
1) Pergi ke kantin pada jam pelajaran dan wajib belajar.
2) Tidak mencatat mutasi pada saat bertugas piket.
3) Menerima makanan dan minuman yang bukan dari dinas pada
Tahap I.
4) Bertemu dengan keluarga pada saat beribadah dan atau
kegiatan ekspedisi darat selama masa Daspa.
5) Tidak menggunakan pakaian yang ditentukan pada saat
melaksanakan kegiatan.
6) Pada saat berlangsung proses pembelajaran di dalam kelas
membuka file lain/internet selain materi.
/7). Tidak …..
7) Tidak melaksanakan wajib belajar.
8) Tidak melaksanakan dinas piket.
9) Tidur tidak pada tempat yang diperuntukan baginya.
10) Membuat barak menjadi kotor.
11) Isi ransel tidak sesuai dengan ketentuan.
12) Pada saat kegiatan ekspedisi darat naik kendaraan tanpa ijin
Kasetukpa, Waka Setukpa dan atau Kabag Bimsis.
13) Tidak makan di ruang makan yang sudah disediakan dinas.
14) Melakukan transaksi keuangan di ATM pada saat proses
pembelajaran.
15) Terlambat mengikuti apel dan serah terima piket.
16) Tidak mengikuti apel tanpa alasan yang sah.
17) Berbicara tidak selayaknya/celometan.
18) Tidak meneruskan perintah pimpinan/atasan.
19) Tidak menghiraukan/memperhatikan Pendidik/Pengasuh/
instruktur pada pelaksanaan proses pembelajaran maupun
pengasuhan.
61

20) Makan dan minum di tempat - tempat yang tidak sesuai dengan
harkat dan martabat sebagai calon Inspektur.
21) Berobat tidak pada waktu yang ditentukan kecuali sakit dengan
memerlukan pertolongan segera.
22) Terlambat memasuki lembaga saat kembali dari pesiar, IBL,
libur panjang dan ijin keluar lembaga.
23) Menyimpan, mempergunakan alat pemanas air.
24) Tidak melaksanakan kegiatan ibadah/keagamaan.
25) Menggunakan Teknologi Informasi di luar ketentuan kecuali
saat proses pembelajaran Teknologi Informasi.
26) Terlambat mengikuti proses pembelajaran tanpa alasan yang
jelas.
27) Tidak mengerjakan penugasan yang diberikan oleh pendidik
dan atau meminta pihak lain untuk mengerjakan penugasan.
28) Meninggalkan ruang kelas atau tempat latihan tanpa ijin dari
Pendidik/instruktur.
29) Pada saat proses pembelajaran didalam kelas makan dan
minum, membuat gaduh, duduk seenaknya, membaca
koran/mas-media lainnya, membuka peralatan/perlengkapan
yang melekat pada Siswa.
30) Membawa alat - alat elektronik ke dalam ruang ujian, kecuali
Laptop (ujian e-learning).
31) Pada saat ujian bertanya pada temannya, dan atau
memberitahu jawaban hasil soal ujian.
32) Memberi kesempatan kepada siswa lainnya untuk berbuat tidak
jujur dalam mengikuti ujian.
33) Selama melaksanakan IBL menginap di
hotel/motel/losmen/kost-kostan/kontrakan dan tidak melaporkan
keberadaanya kepada Pengasuh.
/34) Melaksanakan …..
34) Melaksanakan pesiar melewati wilayah yang telah ditentukan.
35) Tidak memberikan penghormatan terhadap atasan/yang lebih
senior.
36) Melanggar norma yang berlaku sehingga dapat menurunkan
harkat dan martabat lembaga.
37) Pada saat IBL dan atau pesiar berduaan antara Polki dengan
Polwan kecuali suami istri yang sah.
38) Membawa dan atau menyimpan rokok.
39) Tidak melaksanakan putusan tindakan disiplin.
40) Tidak melaksanakan wajib kunjung ke Gedung Juang dan
Perpustakaan.
41) Berpakaian olahraga keluar kesatriaan dengan alasan
olahraga.
42) Pada saat melaksanakan proses pembelajaran/pelatihan di luar
kesatrian meninggalkan tempat latihan tanpa izin
Kasetukpa/Waka setukpa, Kabag Diklat/Dirlat dan atau Kabag
Bimsis.
62

43) Melaksanakan IBL/pesiar dalam status rawat inap tanpa ada


surat rujukan dari dokter untuk berobat keluar.
44) Melakukan tindakan dan atau ucapan negatif, yang provokatif
sehingga membuat onar/membuat suasana lingkungan
lembaga tidak kondusif.
45) Memesan dan menerima makanan/minuman melalui jasa
online.
46) Tidak bersedia mengganti buku dari Perpustakaan yang rusak
atau hilang setelah dipinjam/digunakan.
47) Dalam pelaksanaan Gladi Wirottama melakukan pelanggaran
ketentuan latihan yang ditetapkan oleh Sekretariat Pelatihan
(Bag Diklat).

c. Pelanggaran Berat :
1) Meninggalkan lembaga tanpa ijin/surat ijin keluar lembaga.
2) Merendahkan, meremehkan, mencemooh penyelenggara
pendidikan dan atau Lembaga Pendidikan baik secara
langsung maupun melalui media sosial lainnya.
3) Hamil bagi siswa polwan selama mengikuti pendidikan.
4) Membawa atau menyimpan senjata api, senjata tajam dan
bahan peledak.
5) Menjalin hubungan yang tidak wajar (selingkuh, berpacaran
dan atau yang disamakan dengan hal tersebut) dengan
suami/istri/anggota keluarga baik pengasuh langsung/tidak
langsung dan/dengan sesama siswa.
6) Menjalin hubungan yang tidak wajar (Lesbian, Gay, Biseksual,
Transgender) dengan sesama siswa, pengasuh langsung/ tidak
langsung ataupun pihak lain.

/7) Melakukan …..


7) Melakukan plagiat karya tulis.
8) Meminum minuman keras dan memakai obat terlarang
termasuk di dalamnya narkotika baik di luar maupun didalam
Lembaga Setukpa Lemdiklat Polri.
9) Mendatangi, mengunjungi, memasuki (Karaoke, diskotik, panti
pijat, lokalisasi, bilyard, salon plus dan spa).
10) Memberi sesuatu baik berupa uang/barang kepada personel
setukpa lemdiklat polri untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu yang bersifat menyimpang dan bertentangan dari
ketentuan yang berlaku.
11) Tidak melaksanakan kegiatan proses pembelajaran dan
pengasuhan tanpa alasan yang jelas.
12) Menggunakan pakaian preman pada saat pesiar, IBL dan
perijinan lain.
13) Membawa, mengemudikan, menyimpan, menitipkan kendaraan
roda 2 atau roda 4 di lingkungan Setukpa Lemdiklat Polri dan di
luar Setukpa Lemdiklat Polri.
63

14) Mendatangi/mengunjungi siswa Polwan oleh siswa Polki atau


sebaliknya tanpa seijin piket Pengasuh.
15) Berada dalam satu ruangan atau tempat tertentu berlainan
jenis, dan bukan suami/istri yang sah.
16) Melakukan perbuatan baik lisan, tindakan dan atau lisan/tulisan
untuk melawan Atasan, Pengasuh, Pendidik dan
Penyelenggara pendidikan lainnya.
17) Tidak kembali ke lembaga dari pesiar, IBL, Ijin khusus dan ijin
keluar lembaga tanpa keterangan.
18) Mengunggah/mempublikasikan/memperbanyak/mengirimkan
berita hoax, foto-foto dan atau video kegiatan siswa/lembaga
baik di dalam /di luar kesatriaan tanpa seijin Pimpinan.
19) Pada waktu melaksanakan dinas luar/BKO/di satuan wilayah
melakukan pelanggaran dan atau meninggalkan tempat tugas
tanpa seijin Kasatwil, Kasetukpa/Waka setukpa dan Kabag
Bimsis.
20) Melakukan perkelahian baik di dalam maupun di luar kesatrian.
21) Mengambil/mencuri barang orang lain.
22) Membawa dan menyalin jawaban dari catatan, Handphone/
elektronik lainnya dan atau buku yang berhubungan dengan
pelajaran yang diujikan, ke tempat dan atau ruangan ujian
berlangsung.
23) Melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan lainnya.

/Pasal 70 …..
Pasal 70
S a n k s i
1. Klasifikasi Sanksi yang dapat dijatuhkan kepada siswa dapat berupa
tindakan disiplin untuk pelanggaran ringan, yang ditemukan oleh
atasan atau personel Setukpa Lemdiklat Polri.
2. Penjatuhan tindakan disiplin terhadap siswa yang melakukan
pelanggaran ringan dan sedang dapat dilakukan langsung oleh
atasan atau personel Setukpa Lemdiklat Polri sesaat setelah
ditemukan adanya pelanggaran.
3. Jenis tindakan bagi siswa ”Sekolah Pembentukan Perwira Polri
(SIP)”, terhadap pelanggaran ringan, sedang dan Berat sebagai
berikut :
a. Pelanggaran Ringan
1) Tindakan pokok :
a) Siswa membuat laporan kejadian atas perbuatan
yang dilakukan.
64

b) Menggunakan PDL lengkap, Rompi hijau dengan


tulisan ”PELANGGAR RINGAN” selama 2 (dua)
minggu berturut-turut.
c) Melaksanakan wajib Lapor kepada piket Batalyon
sekaligus melaksanakan tindakan fisik setiap hari
setiap Apel pagi selama 2 (dua) minggu (berupa
push up – 30 kali, sit up - 30 kali dan jumping jack -
20 kali).
2) Tindakan tambahan :
a) Pencabutan pesiar 2 (dua) kali.
b) Pengurangan nilai mental 2 (dua).
3) Pelanggaran ringan yang dilakukan siswa yang
diketemukan oleh Kasetukpa/Wakasetukpa maka
dikurangi nilai mentalnya batas maksimal 2 (dua), oleh
Kombes 1,7 (satu koma tujuh), oleh Akbp s.d. Pama 1,5
(Satu koma Lima) dan apabila diketemukan Brigadir atau
ASN melaporkan pada Dantonnya.
b. Pelanggaran Sedang
1) Tindakan pokok :
a) Siswa membuat laporan kejadian atas perbuatan
yang dilakukan.
b) Menggunakan PDL lengkap, Rompi oranye dengan
tulisan ”PELANGGAR SEDANG” selama 4 (empat)
minggu.
c) Melaksanakan wajib lapor kepada piket Batalyon
sekaligus melaksanakan tindakan fisik setiap hari
selama 4 (empat) minggu berupa merayap 50
meter, Lari 5 keliling lapangan apel masing-masing
Batalyon, dan mengguling sejauh 50 meter, Langkah
bebek 50 meter (tidak berlaku bagi Polwan), push up
50 kali.
/2) Tindakan …..
2) Tindakan tambahan :
a) Pencabutan pesiar 2 (dua) kali.
b) Pencabutan IBL 2 (dua) kali.
c) Pengurangan nilai mental 5 (lima).
3) Pelanggaran sedang yang dilakukan siswa yang
diketemukan oleh Kasetukpa/Wakasetukpa maka
dikurangi nilai mentalnya batas maksimal 5 (lima), oleh
Kombes 4,7 (empat koma tujuh), oleh Akbp s.d. Pama
4,5 (Empat koma Lima) dan apabila ditemukan Brigadir
atau ASN melaporkan pada Dantonnya.
c. Pelanggaran Berat
1) Tindakan pokok :
a) Siswa membuat laporan kejadian atas perbuatan
yang dilakukan.
65

b) Menggunakan pakaian PDL lengkap, Rompi merah


dengan tulisan ”PELANGGAR BERAT” selama 6
(enam) minggu.
c) Melaksanakan wajib Lapor kepada piket Batalyon
sekaligus melaksanakan tindakan fisik setiap hari
selama 6 (enam) minggu berupa merayap 100 m,
lari 7 keliling lapangan apel masing-masing
Batalyon, dan mengguling sejauh 100 meter,
langkah bebek 100 meter (tidak berlaku bagi Siswa
Polwan), push up 100 kali.
2) Tindakan tambahan :
a) Pengurangan nilai mental 10 (sepuluh).
b) Pencabutan pesiar.
c) Pencabutan IBL.
3) Pelanggaran berat yang dilakukan peserta didik yang
diketemukan oleh Kasetukpa/Wakasetukpa maka
dikurangi nilai mentalnya batas maksimal 10 (sepuluh),
oleh Kombes 9 (sembilan), oleh Akbp s.d. Pama 8
(delapan) dan apabila diketemukan Brigadir atau ASN
melaporkan pada Dantonnya.
4) Pelanggaran berat yang dapat direkomendasikan sanksi
pemberhentian dari status siswa adalah pelanggaran
berat sebagaimana tersebut pasal 69 huruf c angka 1)
sampai dengan angka 31) dan dilakukan oleh
pengemban fungsi provos dan/sidang dewan sekolah.
4. Pelaksanaan tindakan pokok berkaitan dengan penggunaan rompi,
pakaian PDL – II Two Tone dilakukan terlebih dahulu melalui acara
yang dihadiri oleh semua siswa.
5. Terhadap pelanggaran point b dan c diterbitkan surat pemberitahuan
kepada yang bersangkutan tentang jenis tindakan disiplin dan lama
tindakan disiplin.

/6. Apabila …..


6. Apabila siswa melakukan pelanggaran setelah masa Tahap I
(Daspa) dan dijatuhkan tindakan disiplin berpakaian PDL– II Two
Tone siswa lengkap, maka ketentuan beban ransel tersebut dalam
angka 1 tersebut di atas tetap diberlakukan, kecuali ditentukan lebih
lanjut.
7. Jenis tindakan bagi siswa ”PAG dari Bintara ke Perwira”, terhadap
pelanggaran ringan, sedang dan Berat diatur sebagai berikut :
a. Pelanggaran Ringan
1) Tindakan pokok :
a) Siswa membuat laporan kejadian atas perbuatan
yang dilakukan.
b) Menggunakan PDL lengkap, Rompi hijau dengan
tulisan ”PELANGGAR RINGAN” selama 2 (dua) hari
berturut-turut.
66

c) Melaksanakan wajib Lapor kepada piket Batalyon


sekaligus melaksanakan tindakan fisik setiap hari
setiap Apel pagi selama 2 (dua) hari (berupa push up
- 15 kali, sit up - 10 kali dan jumping jak - 5 kali).
2) Tindakan tambahan :
a) Pencabutan pesiar 1 (satu) kali.
b) Pengurangan nilai mental 2 (dua).
3) Pelanggaran ringan yang dilakukan siswa yang
diketemukan oleh Kasetukpa/Wakasetukpa maka
dikurangi nilai mentalnya batas maksimal 2 (dua), oleh
Kombes 1,7 (satu koma tujuh), oleh Akbp s.d. Pama 1,5
(Satu koma Lima) dan apabila diketemukan Brigadir atau
ASN melaporkan pada Dantonnya.
b. Pelanggaran Sedang
1) Tindakan pokok :
a) Siswa membuat laporan kejadian atas perbuatan
yang dilakukan.
b) Menggunakan PDL lengkap, Rompi oranye dengan
tulisan ”PELANGGAR SEDANG” selama 4 (empat)
hari.
c) Melaksanakan wajib lapor kepada piket Batalyon
sekaligus melaksanakan tindakan fisik setiap hari
selama 4 (empat) hari berupa merayap 20 meter,
Lari 2 keliling lapangan apel Batalyon (200 meter),
Langkah bebek 20 meter (tidak berlaku bagi
Polwan), push up 20 kali.
2) Tindakan tambahan :
a) Pencabutan pesiar 2 (dua) kali.
b) Pencabutan IBL 1 (satu) kali.
c) Pengurangan nilai mental 5 (lima).
3) Pelanggaran sedang yang dilakukan siswa yang
diketemukan oleh Kasetukpa/Wakasetukpa maka
/dikurangi …..
dikurangi nilai mentalnya batas maksimal 5 (lima), oleh
Kombes 4,7 (empat koma tujuh), oleh Akbp s.d. Pama
4,5 (Empat koma Lima) dan apabila ditemukan Brigadir
atau ASN melaporkan pada Dantonnya.
c. Pelanggaran Berat
1) Tindakan pokok :
a) Siswa membuat laporan kejadian atas perbuatan
yang dilakukan.
b) Menggunakan pakaian PDL lengkap, Rompi merah
dengan tulisan ”PELANGGAR BERAT” selama 6
(enam) hari.
c) Melaksanakan wajib Lapor kepada piket Batalyon
sekaligus melaksanakan tindakan fisik setiap hari
selama 6 (enam) hari berupa merayap 25 m, lari 3
67

keliling lapangan Apel Batalyon (300 meter), langkah


bebek 30 meter (tidak berlaku bagi Siswa Polwan),
push up 25 kali.
2) Tindakan tambahan :
a) Pengurangan nilai mental 10 (sepuluh).
b) Pencabutan pesiar.
c) Pencabutan IBL.
3) Pelanggaran berat yang dilakukan peserta didik yang
diketemukan oleh Kasetukpa/Wakasetukpa maka
dikurangi nilai mentalnya batas maksimal 10 (sepuluh),
oleh Kombes 9 (sembilan), oleh Akbp s.d. Pama 8
(delapan) dan apabila diketemukan Brigadir atau ASN
melaporkan pada Dantonnya.
4) Pelanggaran berat yang dapat direkomendasikan sanksi
pemberhentian dari status siswa adalah pelanggaran
berat sebagaimana tersebut pasal 69 angka 2 huruf c
angka 1 sampai dengan angka 31 dilakukan oleh
pengemban fungsi provos dan/sidang dewan sekolah.
8. Jenis pelanggaran siswa dan tindakan disiplin yang diberikan oleh
Pengasuh maupun Penyelenggara Pendidikan lainnya dituangkan
dalam format sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengasuhan
(format terlampir).

Pasal 71
Pengawasan dan Bimbingan Konseling
Upaya Pengawasan dan Bimbingan Konseling diberikan terhadap siswa
yang melakukan pelanggaran baik ringan, sedang dan berat disamping
sanksi yang ditetapkan sesuai ketentuan Perdupsis.
a. Masa Pengawasan :
Dimulai sejak dijatuhkannya sanksi tindakan disiplin sesuai dengan
jenis pelanggaran sampai dengan berakhirnya masa hukuman dan
Nilai Mental Siswa selama menjalani sanksi tindakan disiplin berada
pada posisi terendah di tingkat peleton.
/b. Bimbingan …..
b. Bimbingan Konseling :
Diberikan terhadap siswa yang melakukan pelanggaran oleh
Pengasuh/ Paur Bimbingan Konseling.

Pasal 72
Penghargaan
1. Penghargaan diberikan kepada siswa dalam bentuk penambahan
nilai mental :
a. Ditambah nilai 2 (dua) :
1) Melaksanakan tugas harian tanpa cacat (Danmen,
Danyon, Danki, dan Danton) maupun tugas piket
(resimen, batalyon, kelas, kamar, serambi).
68

2) Melaksanakan tugas khusus (petugas upacara, tugas


deputasi).
3) Menyelenggarakan acara kepanitiaan sesuai surat
perintah.
b. Ditambah nilai 5 (lima) :
1) Memimpin kegiatan ibadah (khutbah atau menyampaikan
materi keagamaan).
2) Melaksanakan kegiatan sosial (donor darah, bhakti sosial,
memberikan sumbangan kepada masyarakat/lembaga).
3) Berprestasi di tingkat regional (bidang olahraga,
pendidikan, pemateri/narasumber).
c. Ditambah nilai 10 (sepuluh) :
1) Melaksanakan tugas kepolisian di luar tugas proses
pembelajaran.
2) Berprestasi di tingkat nasional (olahraga, pendidikan,
pemateri/narasumber).
3) Menerima piagam penghargaan dan atau medali.
4) Diacarakan di lapangan pada saat apel.
5) Diumumkan kepada siswa dan personel Setukpa
Lemdiklat Polri.
2. Bagi siswa yang memperoleh prestasi terbaik :
a. Nilai tertinggi bidang akademik disebut Cendekia.
b. Nilai tertinggi bidang mental kepribadian disebut Tertabah.
c. Nilai tertinggi bidang kesehatan dan kesamaptaan jasmani
disebut Trengginas.
Diberikan penghargaan/pujian berdasarkan ketentuan, yang diatur
dalam Perkal No. 2 Tahun 2017 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Polri Pasal 95.
3. Penghargaan dapat dicabut atau dibatalkan oleh Kasetukpa
Lemdiklat Polri, apabila siswa tersebut melakukan pelanggaran
sebagaimana tersebut dalam bab ini.

/BAB VIII…..
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 73
Berlakunya Peraturan Kasetukpa Lemdiklat Polri
1. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan dijadikan
sebagai pedoman umum maupun petunjuk teknis bagi siswa dan
penyelenggara pendidikan dalam rangka pelaksanaan bimbingan
dan pengasuhan berkaitan dengan proses pembelajaran dan
pelatihan di Setukpa Lemdiklat Polri.
69

2. Dengan diberlakukannya Peraturan Kepala Sekolah Pembentukan


Perwira ini, maka Peraturan Kehidupan Siswa yang ada sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur pada
ketentuan lain.

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : Februari 2020
KEPALA SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA

Drs.H. AGUS SURYATNO


BRIGADIR JENDERAL POLISI
Paraf :

1. Konseptor : ……………
2. Waka Tim Pokja : ……………
3. Ka Tim Pokja : ……………
4. Ka Urtu : ……………
5. Waka Setukpa : ……………

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA

PENJELASAN PERATURAN KEHIDUPAN SISWA

PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
70

angka 3 Cukup jelas


angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
angka 12 Cukup jelas
angka 13 Cukup jelas
angka 14 Cukup jelas
angka 15 Cukup jelas
angka 16 Cukup jelas
angka 17 Cukup jelas
angka 18 Cukup jelas
angka 19 Cukup jelas
angka 20 Cukup jelas
angka 21 Cukup jelas
angka 22 Cukup jelas
angka 23 Ditempatkan pada tempat khusus (ruang
Provos, Rumkit atau tempat lain yang
ditentukan Pimpinan) dalam rangka
pengamanan dan pemeriksaan terhadap
pelanggaran perdupsis.
angka 24 Cukup jelas
angka 25 Cukup jelas
angka 26 Cukup jelas
/Pasal 2 .....
Pasal 2
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 3
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 4
angka 1 Cukup jelas
71

angka 2 Cukup jelas


Pasal 5
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
Pasal 6
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 7
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 8
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 9
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas

/ Pasal 10 .....
Pasal 10
angka 1 yang dimaksud dengan ketentuan yang berlaku
adalah : untuk pakaian PDL menggunakan
kaos oblong dinas warna coklat, sedangkan
pakaian PD Sus, PDH dan PDU tidak boleh
menggunakan kaos oblong.
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5
72

a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
c. Cukup jelas
d. Pakaian PDU :
PDU I dipergunakan :
1) Upacara Kenegaraan.
2) Upacara Hari Proklamasi.
3) Upacara Hari Bhayangkara.
4) Upacara Pelantikan Presiden/ Wakil
Presiden.
5) Pelantikan Kapolri dan Perwira.
6) Upacara Penerimaan/ pelepasan.
7) kunjungan resmi Kepala Negara Asing.
8) Upacara/ acara lain sesuai perintah.
PDU II dipergunakan :
1) Resepsi Kenegaraan dan Kebesaran.
2) Resepsi Hari Nasional / Negara lain.
3) Resepsi Hari Bhayangkara/ HUT TNI/
Angkatan.
4) Perang Negara lain.
5) Resepsi lain sesuai perintah.
PDU III dipergunakan :
1) Upacara Perkawinan.
2) Upacara Pemakaman.
3) Apel Kehormatan dan Renungan Suci.
4) Upacara / acara lain sesuai perintah

/PDU IV dipergunakan….
PDU IV dipergunakan :
1) Pejabat yang akan serah terima
jabatan.
2) Upacara Pembukaan / Penutupan
Pendidikan.
3) Upacara Pembukaan / Penutupan.
4) Pendidikan Pertama Bintara.
5) Upacara Ziarah Rombongan dan Tabur
Bunga di Laut.
6) Upacara / acara lain sesuai perintah.
73

e. Cukup jelas
f. Cukup jelas
g. Cukup jelas
Pasal 11
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 12
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
Pasal 13
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 14
angka 1 Cukup jelas
Pasal 15
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
/angka 7 .....
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
angka 12 Cukup jelas
Pasal 16
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Yang dimaksud dengan waktu adalah waktu
istirahat dan di luar proses pembelajaran baik di
74

kelas maupun di luar kelas, sedangkan tempat


yang diijinkan adalah kantin dan barak.
Pasal 17
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
a. Cukup jelas
b. Yang dimaksud dalam keadaan darurat
adalah apabila keluarga mendapat musibah
(meninggal dunia, luka berat, atau operasi
yang memerlukan komunikasi dengan siswa)
dan pelaksanaannya seijin Pengasuh.
angka 3 Yang dimaksud kepentingan proses belajar
mengajar adalah kegiatan belajar mengajar di
kelas dan lapangan serta belajar mandiri
sesuai ketentuan.
Pasal 18
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 19
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 20
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
/Angka 7 .....
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
Pasal 21
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
75

angka 4 Cukup jelas


angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Ketentuan menerima tamu ini berlaku bagi
Siswa yang berada di dalam lingkungan
Setukpa Lemdiklat Polri Sukabumi.
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
angka 12 Cukup jelas
Pasal 22
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
Pasal 23
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas

/Pasal 24…..
Pasal 24
angka 1 Cukup jelas Yang dimaksud dengan tempat
belanja yang pantas adalah suatu tempat
perbelanjaan yang memenuhi syarat bagi calon
seorang Perwira Polri.
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas

Pasal 25
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
76

angka 3 Cukup jelas


angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
angka 12 Cukup jelas
angka 13 Cukup jelas
angka 14 Cukup jelas
angka 15 Cukup jelas
angka 16 Cukup jelas
angka 17 Cukup jelas
angka 18 Cukup jelas
angka 19 Cukup jelas
angka 20 Cukup jelas
angka 21 Cukup jelas
Pasal 26
[{

angka 1 Yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah baik


di dalam maupun di luar Setukpa Lemdiklat
Polri.
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
/Pasal 27 …..
Pasal 27
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 28
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 29
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 30
77

angka 1 Cukup jelas


angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 31
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Untuk Siswa Polwan pada masa Tahap I
dilarang menggunakan make-up.
Pasal 32
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 33
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
Pasal 34
angka 1 Apel siang diberlakukan sesuai perintah
pimpinan.
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
/angka 6 …..

angka 6 Cukup jelas


angka 7 Cukup jelas
Pasal 35
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 36
angka 1 Cukup jelas
78

angka 2 Cukup jelas


angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 37
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 38
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 39
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
Pasal 40
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas

/Pasal 41 …..
Pasal 41
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 42
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 43
angka 1 Cukup jelas
79

angka 2 Cukup jelas Pelaksanaan pengucapan Doktrin


sebagaimana tersebut dalam ayat 1 dapat
dilaksanakan setiap kegiatan apel dengan
menunjuk salah satu Siswa tampil kedepan
dan ditirukan oleh peserta apel (Siswa).
Pasal 44
angka 1 a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
c. Cukup jelas
d. Cukup jelas
e. Cukup jelas
f. Cukup jelas
g. Tata cara pelaporan dalam pelaksanaan
serah terima :
1) Cukup jelas
2) Petugas jaga lama membelakangi
mako sedangkan petugas jaga baru
menghadap ke depan mako
3) Pa piket dalam pelaksanaanya
ditunjuk oleh piket Pengasuh
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 45
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas

/Pasal 46 .….
Pasal 46
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
80

angka 10 Cukup jelas


angka 11 Cukup jelas
angka 12 Cukup jelas
Pasal 47
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 48
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
Pasal 49
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 50
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas

/angka 6 …..
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
Pasal 51
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
81

angka 4 Cukup jelas


angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas
angka 10 Cukup jelas
angka 11 Cukup jelas
Pasal 52
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Hirarkis :
Danmen harus melapor kepada Dantonsis,
Dankisis, dan Danyonsis lalu melapor ke Kabag
Bimsis
periodik :
Danmen melapor secara secara tertulis (seperti
laporan harian, mingguan, bulanan dll).
insidentil :
Laporan yang dibuat apabila diperlukan baik
lisan maupun tulisan.
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Program kerja setelah disepakati oleh pejabat
korp siswa, maka pejabat korp siswa melalui
Danmen pada kesempatan pertama :
a) Melaporkan kepada Kabag Bimsis secara
hirarkhi.
/b. Harus .....
b) Harus segera mensosialisasikan kepada
seluruh siswa.
c) Setelah disepakati program-program
dimaksud oleh semua siswa dan pejabat
korp siswa, maka Danmen segera
melaporkan hasilnya kepada Kabag
Bimsis secara hirarkhi.
d) Setiap program-program yang sudah
dilaksanakan segera melaporkan kembali
Kabag Bimsis secara hirarkhi dan setelah
itu Danmen harus menyampaikan kembali
82

kepada seluruh siswa secara trasparan


sebagi bentuk pertanggungjawaban.
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
angka 9 Cukup jelas

Pasal 53
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 54
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 55
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 56
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
/Pasal 57 ....
Pasal 57
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 58
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 59
83

angka 1 Cukup jelas


angka 2 Cukup jelas
Pasal 60
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
Pasal 61
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
Pasal 62
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 63
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
Pasal 64 Cukup jelas
Pasal 65
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas

/Pasal 66 …..
Pasal 66
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
Pasal 67 Cukup jelas
Pasal 68
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
84

angka 5 Cukup jelas


Pasal 69
a. Pelanggaran Ringan :
angka 11 Menerima tamu di mako batalyon siswa atas
izin pengasuh.
angka 28 Yang dimaksud dengan jalan yang telah
ditentukan adalah jalan utama kompleks
setukpa meliputi jalan subarkah, jalan
perwira sejati, jalan lapangan soetadi menuju
kelas saleh, jalan aminta azmali
angka 40 Dimaksud dengan potongan rambut Polki :
1. Tahap 1 : 0-0-0
2. Tahap 2 dan 3 : 0-1-2
Untuk Polwan :
1. Tahap 1 : Tidak menutupi telinga dan
menutupi tengkuk.
2. Tahap 2 : Tidak melewati kerah baju.
Potongan kuku :
Kuku pendek dan tidak diwarnai.
angka 45 Yang dimaksud dengan mengecat/mewarnai
rambut adalah merubah warna rambut dari
warna aslinya.
b. Pelanggaran Sedang :
angka 16 Yang dimaksud dengan Jalan yang telah
ditentukan adalah jalan utama kompleks
setukpa meliputi jalan subarkah, jalan
perwira sejati, jalan lapangan soetadi menuju
kelas saleh, jalan aminta azmali.

/angka 19 …..

angka 19 Menerima tamu di mako densis siswa atas


izin pengasuh.
angka 21 Yang dimaksud dengan alat pemanas air
adalah peralatan yang menggunakan tenaga
listrik.
angka 23 Yang dimaksud dengan Teknologi Informasi
mencakup alat dan atau media.
angka 24 Yang dimaksud dengan Mengecat/mewarnai
rambut adalah merubah warna rambut dari
warna aslinya.
c. Pelangaran Berat :
85

angka 6 - Lesbian adalah perempuan yang


mengarahkan orientasi seksual kepada
sesama perempuan (mencitai perempuan,
baik secara fisik, seksual, emosional atau
secara spritual).
- Gay adalah laki-laki yang mengarahkan
orientasi seksual kepada sesama laki-laki
(mencitai laki-laki, baik secara fisik,
seksual, emosional atau secara spritual)
- Biseksual adalah orang yang mempunyai
ketertarikan seksual terhadap 2 jenis
kelamin sekaligus
- Transgender adalah orang yang memiliki
identitas gender atau ekpresi gender yang
berbeda dengan seks nya yang ditunjuk
saat lahir
Pasal 70 Bentuk adminstrasi penjatuhan tindakan disiplin di tuangkan
dalam Format administrasi yang telah ditentukan.
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
angka 4 Cukup jelas
angka 5 Cukup jelas
angka 6 Cukup jelas
angka 7 Cukup jelas
angka 8 Cukup jelas
Pasal 71 Cukup jelas
Pasal 72
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas
/Pasal 73 .....
Pasal 73
angka 1 Cukup jelas
angka 2 Cukup jelas
angka 3 Cukup jelas

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : Januari 2020
KEPALA SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA
86

Paraf :
Drs.H. AGUS SURYATNO
BRIGADIR JENDERAL POLISI
1. Konseptor : …………….……
2. Waka Tim Pokja : …………….……
3. Ka Tim Pokja : …………….……
4. Ka Urtu : …………….……
5. Waka Setukpa : …………….……

FORMAT SANKSI PELANGGARAN


PERDUPSIS

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA

SANKSI PELANGGARAN PERDUPSIS


Nomor : / I / 2020 / Bimsis

KEPALA BAGIAN BIMBINGAN SISWA


SELAKU ANKUM TERBATAS

Menimbang : 1. Laporan…………..
87

2. Laporan Siswa
Mengingat : 1. Keputusan Kapolri Nomor : Kep/2505/XII/2019 tanggal
23 Desember 2019 tentang Program Pendidikan dan
Pelatihan Polri TA. 2020;
2. Peraturan Kasetukpa Nomor : tahun 2020 tentang
Peraturan Kehidupan Siswa di Setukpa Lemdiklat Polri.

Memperhatikan : saran / masukan dari Pejabat Utama Setukpa Lemdiklat


Polri.
Memutuskan
Nama : ……………………..
Nosis : ……………………..
Ton / Ki / Yon : ……………………..
Telah melakukan pelanggaran kategori berat yaitu …………….. pada hari ……….
tanggal ……………………2020, agar dilaksanakan tindakan disiplin sebagai
berikut :
1. Tindakan Pokok
a. Membuat Laporan Polisi;
b. Menggunakan PDL Lengkap rompi warna merah dengan tulisan
“PELANGGARAN BERAT” selama 6 minggu;
c. Melaksanakan wajib lapor kepada Piket Batalyon sekaligus
melaksanakan tindakan fisik setiap hari selama 6 minggu berupa
merayap 25 m, lari 3 keliling Lapangan Apel Batalyon (300 m),
langkah bebek 30 m dan Push Up 25 kali.
2. Tindakan tambahan untuk pelanggaran berat;
a. Pencabutan pesiar 8 kali;
b. Pencabutan IBL 2 kali; dan
c. Pengurangan nilai mental 10.
Ditetapkan di : Sukabumi
pada tanggal : …….……………….. 2020
KABAG BIMSIS

WALUYA, S.IK
KOMISARIS BESAR POLISI NRP 71100499

Anda mungkin juga menyukai