Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An A DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI


RUANG SOKA B RSUD dr DARSONO PACITAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Dasar


Clinical Teacher : Sri Mulyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Clinical Instructure : S. Niken Sawitri, S.Kep.Ns

Disusun Oleh :
IKA NUR RAHMAWATI
P27220022246

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN 2022
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An A DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI
RUANG SOKA B RSUD dr DARSONO PACITAN

Tgl/Jam MRS : 4 September 2022/22.00 WIB


Tanggal/Jam Pengkajian : 5 September 2022/09.00 WIB
Metode pengkajian : Wawancara dan catatan medis
Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut
No. Registrasi : 2790xx

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama Klien : An A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Arjosari
Umur : 5 tahun 10 bulan
Agama : Islam
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 37 tahun
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Arjosari
Hubungan dengan Klien : Ibu dari klien

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan An A sudah diare sejak kemarin sebanyak 5 kali dengan
konsistensi cair berwarna kehijauan dan muntah sebanyak 2 kali.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakan An A lemas karena diare sejak kemarin sebanyak 5 kali
dengan konsistensi cair berwarna kehijauan dan muntah sebanyak 2 kali. Sebelumnya
pasien mengonsumsi anggur dengan jumlah yang banyak dalam sekali makan tanpa
dicuci terlebih dahulu. Ibu pasien khawatir dengan kondisi anaknya kemudian
keluarga membawa ke RSUD dr Darsono pada 4 September 2022 pukul 21.30. Pasien
sampai IGD September 2022 pukul 22.00 dan mendapatkan terapi infus DS ½ NS 16
tpm. Kemudian dikirim ke Ruang Soka B untuk mendapatkan terapi lanjut pada pukul
00.00 WIB.
TTV: N : 102x/menit, S : 37oC, RR : 26x/menit, SpO2 : 99%

c. Riwayat Masa Lampau


a. Prenatal : Ibu tidak pernah mengalami masalah kehamilan
b. Natal : Anak lahir spontan
c. Post Natal : Anak tidak memiliki penyakit di masa kecilnya
d. Alergi : Anak tidak memiliki alergi obat maupun makanan
e. Imunisasi : Imunisasi lengkap
f. Riwayat Dirawat: Pasien pernah mengalami riwayat tidak bisa BAB secara lancar
dan mondok di RSUD dr Darsono Pacitan pada Desember tahun lalu.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada keluarga yang memilki riwayat penyakit yang berkaitan dengan penyakit
pasien maupun prnyaklit menurun lainnya.
e. Genogram:

f. Riwayat Sosial
Ibu pasien mengatakan keluarga bersosialisasi baik dengan keluarga, teman sebaya,
tetangga dan orang lain. Pasien diasuh sendiri oleh orangtuanya. Ibu pasien
mengatakan pasien anak yang periang dan terkadang pemalu ketika bertemu dengan
orang yang belum kenal. Ibu pasien mengatakan lingkungan rumah bersih dan ramai.

g. Keadaan Kesehatan Saat Ini


- Diagnosa medis : Gastroenteristik Akut
- Terapi medis :
Jenis terapi Golongan Fungsi
kandungan
Cairan IV: Cairan Infus vena perifer sebagai sumber kalori
DS ½ NS 16 mengandung dimana penggantian cairan dan kalori
tpm glukosa dibu- tuhkan.

Cairan IV: Cairan infus KA-EN 3A digunakan untuk membantu


KA EN 3B yang menyalurkan atau memelihara
14 tpm mengandung keseimbangan air dan elektrolit pada
natrium, kalium, keadaan dimana asupan makanan tidak
klorida, laktat, cukup atau tidak dapat diberikan secara
glukosa. per oral.
Obat Antibiotik Selain mengobati infeksi bakteri,
parenteral : sefalosporin cefotaxime juga bisa mencegah infeksi
Cefotaxime yang bekerja pada luka operasi. Obat ini tidak dapat
3x600 mg dengan cara digunakan untuk mengobati infeksi
membunuh karena virus, seperti flu
bakteri dan
menghambat
pertumbuhannya
Omeparazole Omeprazole Untuk mengurangi produksi asam
40 mg/24 sodium lambung, mencegah dan mengobati
jam gangguan pencernaan atau nyeri ulu hati
dan tukak lambung

Obat oral : Mineral Berperan penting dalam pembentukan


Zink 1x20 dna, membantu kerja sistem kekebalan
mg tubuh agar lebih optimal, dan
penyembuhan luka.
L-Bio 2x1 Suplemen yang Suplemen ini digunakan untuk menjaga
sach mengandung keseimbangan bakteri baik dalam saluran
probiotik pencernaan. Suplemen untuk membantu
Lactobacillus menjaga kesehatan sistem pencernaan
acidophilus. untuk dewasa & anak.
h. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan 4 September 2022 23.00 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Nor
mal
HEMATOLOGI
Darah lengkap
Hemoglobin 11,4 g/dl 13,2-17,3
Eritrosit 4,09 10^6/Ul 4.40-5.90
Hematokrit 32,2 Vol% 44.0-52.0
Leukosit 25,06 10^3/Ul 3.80-
10.6
0
Trombosit 666 10^3/Ul 150-440
Indeks Sel Darah Merah
MCV 78,7 % 80-100
MCH 27,9 pg 26-34
MCHC 35,4 % 32-36
RDW-SD 35,4 fL 37.0-54.0
RDW-CV 13 % 10-20
PDW 7,8 fL 8.0-18.0
MPV 8.1 fL 6.8-10.6
P-LCR 9.9 % 13.0-43.0
PCT 0.540 % 0.200-
0.50
0
Hitung Jenis Leukosit
Neutrofil # 20,94 10^3/Ul 1.50-7.00
Limfosit# 1.97 10^3/Ul 1.00-3.70
Monosit# 1,71 10^3/Ul 0.00-0.70
Eosinofil# 0,41 10^3/Ul 0.00-0.40
Basophil # 0.03 10^3/Ul 0.00-0.10
IG# 0.044 10^3/Ul 0.00-0.04
Neutrofil% 83,6 % 50.0-70.0
Limfosit% 7,9 % 25.0-40.0
Monosit% 6,8 % 2.0-8.0
Eosinofil% 1,6 % 2.0-4.0
Basophil % 0.1 % 0.0-1.0
IG% 0.2 % 0.0-0.4
NL Ratio 10,6 0.0-3.3
IT Ratio 0.002 0.0-0.2
HFLC 0.3 % 0.3-1.5
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 140,9 Mmol/ 132-141
L
Kalium (K) 3,42 U/L 3,5-5,1
Klorida (Cl) 101,8 mg/dL 97-107

i. Pengkajian Pola Fungsional Menurut Gordon


a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Riwayat tidak bisa BAB secara lancar dan mondok di RSUD dr Darsono Pacitan pada
Desember tahun lalu. Anggota keluarga tidak ada yang merokok.
b. Pola nutrisi – metabolik
Ibu pasien mengatakan saat di rumah selera makan pasien tidak begitu baik. Pasien
menyukai makanan kecuali nasi, bubur tetapi menyuukai roti. Ibu pasien mengatakan
pola makan pasien 2-3 kali sehari, makan roti habis 2 potong, minum air putih 5-6
gelas perhari. Berat badan lahir pasien 3,2 kg dan berat badan saat ini 16 kg. Selama
di rumah sakit pasien susah makan, hanya makan sedikit dan minum air putih 2 gelas
selama masuk rumah sakit.
Pengkajian Nutrisi (ABCD)
A (Antropometri)
TB 112 cm
BB 16 kg
B ( Biomechanical)
Hemoglobin 6,7 mmHg
C (Clinical Sign)
N 102 kali per menit
RR 22 kali per menit
S 39⁰ celcius
D (Diet)
Makanan halus tinggi kalori tinggi protein
c. Pola eliminasi
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit BAB setiap pagi hari dengan konsistensi lembek
warna coklat kekuningan, BAK normal 4-5 kali sehari dengan warna urin kekuningan
dan bau khas urin. Saat sakit pasien BAB 3 kali sehari bahkan hari sebelumnya juga
sudah BAB 2 kali konsistensi cair. BAK normal 3-5 kali sehari dengan warna urin
kekuningan dan bau khas urin.
ANALISIS KESEIMBANGAN CAIRAN SELAMA PERAWATAN
Intake Output Analisis
a. Minuman 200 cc a. Urine 200 cc
b. Makanan 100 cc b. Feses 600 cc Intake : 900 cc
c. Cairan infus 500 cc c. IWL 390 cc Output: 1190 cc
d. Terapi 100 cc
Total 1900 cc Total 1190 cc Balance -290 cc

d. Pola aktivitas – latihan


Ibu pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien mandi 2 kali sehari dibantu
oleh orangtua. Setelah masuk rumah sakit, pasien mandi 2 kali sehari dengan bantuan
orangtua, sikat gigi 2 kali sehari dengan bantuan orangtua, dan aktivitas lainnya dibantu
oleh orangtua. Ibu pasien mengatakan saat di rumah, pasien bermain dengan teman sebaya
pada sore hari.
e. Pola istirahat – tidur
Pola tidur pasien teratur dan ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien tidak ada kebiasaan
sebelum tidur. Pasien tidur siang biasa jam 13.00-15.00 pasien hanya tidur 2 jam saat
istirahat siang, dan tidur malam jam 21.00-06.00 pagi, pasien hanya tidur malam selama 9
jam. Saat di rumah sakit, pasien hanya tidur malam kurang lebih 7-8 jam perhari, dan tidur
siang 1-2 jam.
f. Pola persepsi – kognitif
Pasien bicara jelas dan mampu mengungkapkan kebutuhan lapar, haus, dan tidak nyaman.
g. Pola persepsi diri – konsep diri
Pasien memiliki status mood yang baik, banyak teman dirumah, dan tidak pernah merasa
kesepian. Ibu pasien menyadari perannya sebagai orangtua dan mengasuh & mendidik
anaknya dengan baik.
h. Pola peran – hubungan
Ibu pasien mengatakan pasien berkomunikasi baik dengan anggota keluarga yang lain.
Saat di rumah, pasien bermain dengan teman sebaya dan berhungan baik. Pasien tidak
mengalami tantrum dan patuh dengan orangtua.
i. Pola seksualitas
Keluarga pasien tidak memiliki masalah seksual.
j. Pola koping – toleransi terhadap stress
Ibu pasien mengatakan apabila ada masalah dibicarakan baik-baik dengan
pasien agar pasien patuh dengan orangtua.
k. Pola nilai – keyakinan
Ibu pasien mengatakan mulai megajari pasien untuk sholat 5 waktu, dan
pasien terkadang meniru orangtuanya melakukan sholat 5 waktu. Ibu pasien
yakin bahwa pasien akan sembuh.
l. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : lemah
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda Vital
1) Nadi
- Frekuensi : 102 x/menit
- Irama : Reguler
- Kekuatan : teraba kuat
2) Pernafasan
- Frekuensi : 22x/menit
- Irama : regular
3) Suhu : 39oC

1. Pemeriksaan Head to Toe


a. Kepala
1) Bentuk dan ukuran kepala
Bentuk kepala mesochepal, tidak terdapat jejas pada kepala
2) Pertumbuhan rambut
Rambut pasien tipis
3) Kulit kepala
Kulit kepala bersih
b. Muka
1) Mata
a) Kebersihan : mata tampak bersih
b) Fungsi penglihatan : pasien tidak memiliki riwayat rabun
c) Palpebral : edema pada palpebra
d) Konjungtiva : tidak anemis
e) Sclera : keruh
f) Pupil : isokor
g) Diameter ki/ka : ± 3mm/ ± 3 mm
h) Reflek terhadap cahaya: positif, pupil mengecil ketika diberi rangsangan
cahaya
i) Penggunaan alat bantu penglihatan: tidak menggunakan alat bantu
2) Hidung
a) Fungsi penghidu : pasien dapat mencium bebauan
b) Secret : tidak ada
c) Nyeri sinus : tidak ada
d) Polip : tidak ada
e) Napas cuping hidung: ada
3) Mulut
a) Kemampuan bicara : pasien dapat berbicara dengan baik
b) Keadaan bibir : baik
c) Selaput mukosa : mukosa tampak lembab
d) Warna lidah : merah muda
e) Keadaan gigi : tidak teratur
f) Bau nafas : tidak ada keluhan
g) Dahak : tidak ada
4) Gigi
a) Kebersihan : kurang bersih
b) Masalah : tidak ada keluhan
5) Telinga
a) Fungsi pendengaran: pasien dapat mendengar dengan baik
b) Bentuk : normal
c) Kebersihan : bersih
d) Serumen : tidak ada serumen
e) Nyeri telinga : tidak ada
c. Leher
1) Bentuk : tidak ada jejas
2) Pembesaran tyroid : tidak ada
3) Klenjar getah bening : tidak ada pembesaran
4) Nyri waktu menelan : tidak ada
d. Dada
1) Paru-paru
a) Inspeksi : pergerakan dada simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
suara tambahan
b) Palpasi : vocal premitus teraba di kedua sisi
c) Perkusi : redup disemua lapang paru
d) Auskultasi: suara nafas vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : tampak iktus kordis
b) Palpasi : iktus cordis teraba
c) Perkusi :tidak terdapat pembesaran pada jantung
d) Auskultasi: lup-dup

e. Abdomen
1) Inspeksi : tidak tampak acites
2) Auskultasi : bising usus 8x/menit
3) Perkusi : tidak ada nyeri tekan
4) Palpasi : pekak
f. Genitalia
Tidak terpasang DC
g. Anus dan rectum
Tidak terdapat lesix
h. Ektremitas
Kekuatan otot
5 5
5 5
1) Atas
- Kekuatan otot kanan dan kiri : skala otot 5
- CRT : <2 detik
- ROM kanan dan kiri : pasif
- Perubahan bentuk tulang :tidak terdapat perubahan bentuk tulang
- Pergerakan sendi bahu :tidak ada pembatasan pergerakan sendi dan
bahu
- Perabaan akral : teraba hangat
- Pitting edema : tidak terdapat pitting edema
- Terpasang infus : terpasang infus pada tangan kanan
2) Bawah
- Kekuatan otot kanan dan kiri : skala otot 5
- CRT : <2 detik
- ROM kanan dan kiri : aktif
- Perubahan bentuk tulang : tidak ada perubahan bentuk tulang
- Varises : tidak ada varises
- Perubahan Akral : akral teraba hangat
- Pitting edema : tidak ada edema pada kaki kiri dan kanan,
pitting edema derajat 2
i. Integumen:
Turgor kulit baik kembali < 2 detik, kulit kemerahan

m. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
Deenver Developmental Screening Test
a. Personal Sosial
- Mampu mengambil makanan,
- Mampu menggosok gigi tanpa bantuan,
- Mampu bermain ular tangga/kartu,
- Mampu berpakaian tanpa bantuan
b. Adaptif – Motorik
- Mampu menggunting,
- menggambar orang 6 bagian,
- mencontoh gambar yang ditunjukkan
o Bahasa
- Mampu mengartikan 7 kata
- Mampu mengartikan 7 kata yang berlawanan
- Mampu menghirung 6 kubus
c. Motorik Kasar
- Mampu berdiri dengan 1 kaki selama 4 detik,
- Mampu berdiri 1 kaki selama 5 detik,
- Mampu berjalan tumit ke jari kaki,
- Mampu berdiri dengan 1 kaki selama 6 detik
2. Perhitungan Umur Anak (Garis Umur)
Anak berusia 5 tahun 10 bulan
3. Intepretasi Empat Sektor
a. Personal Sosial (Advance/Normal/Caution/Delayed/No Delayed)
b. Adaptif – Motorik (Advance/Normal/Caution/Delayed/No Delayed)
Normal
c. Bahasa (Advance/Normal/Caution/Delayed/No Delayed)
Normal
d. Motorik Kasar (Advance/Normal/Caution/Delayed/No Delayed)
Normal
4. Kesimpulan (Normal/Suspect/Unstable)
Normal
B. ANALISA DATA
No. Data Fokus Masalah Etiologi Dx. Kep
1. DS : Hipovolemi kehilan Hipovolemi
- Keluarga pasien gan a b/d
mengatakan An A sudah cairan kehilangan
diare sejak kemarin akif cairan akif
sebanyak 5 kali dengan
konsistensi cair
berwarna kehijauan
- Keluarga pasien
mengatakan An A
muntah sebanyak 2 kali
- Keluarga pasien
mengatakan An A susah
untuk minum dan makan
- Keluarga pasien
mengatakan An A lemas
DO :
- Mukosa bibir pasien
kering
- Pasien tampak lemas
- Balance cairan -290

2. DS: Hipertermi Dehidr Hipertermi


- Ibu mengatakan anak asi b.d proses
demam mulai penyakit
semalam dan hari ini
DO:
- Leukosit : 25,6 10^3/Ul
- Suhu : 39oC
- Nadi : 102x/mnt
- SpO2 : 99%
- Akral teraba hangat
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolemia b/d kehilangan cairan akif
2. Hipertermi b.d proses penyakit

D. INTERVENSI
DIAGNOSA PERENCANAAN EVALUASI (KRITERIA
KEBERHASILAN)
a. Manajemen Cairan Setelah dilakukan intervensi
Hipovolemi
(I.03098) keperawatan selama 3 x 24 jam,
a b/d Observasi diharapkan resiko
kehilangan - Monitor status hidrasi ketidakseimbangan cairan
cairan akif (mis. Frekuensi nadi, teratasi dengan kriteri hasil:
kekuatan nadi, akral, - Intake dan output seimbang
pengisian kapiler,
- Diare berhenti.
kelembapan mukosa,
turgor kulit - Turgor kulit baik
- Monitor berat badan
- Tidak mual dan muntah
harian
- Monitor berat badan - Mukosa bibir lembab
sebelum dan sesudah
- Kadar elektrolit dalam batasan
dialisis
- Monitor hasil normal :
pemeriksaan
* Natrium = 3,5 –5,5 mEq/l
labortorium (mis.
Hematokrit, Na, K, CI, * Kalium = 135-145 mEq/l
berat jenis urine, BUN)
- Monitor status
hemodinamik (mis.
MAP, CVP, PAP,
PCWP jika tersedia)
Terapeutik
- Catat intake – output
dan hitung balans cairan
24 jam
- Berikan asupan cairan,
sesuai kebutuhan
- Berikan cairan
intravena, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu

b. Manajemen diare
(I.03101)
Observasi
- Identifikasi penyebab
diare
- Identifikasi riwayat
pemberian makanan
- Monitor volume, warna,
frekuensi, dan
konsistensi tinja
- Monitor jumlah
pengeluaran diare
Terapeutik
- Berikan asupan cairan
oral
- Pasang jalur intravena
a. Manejemen hipertermia Setelah dilakukan intervensi
Hipertermi b/d
(I.15506) keperawatan selama 3 x 24 jam,
proses penyakit
Observasi diharapkan hipertermi teratasi
- Identifikasi penyebab dengan kriteri hasil:
hipertermia (mis. - Tidak menggigil
Dehidrasi, erpapar - Kulit tidak merah
lingkungan panas, - Tidak pucat
penggunaan inkubator)
- Suhu tubuh dalam rentang
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar elektrolit normal
- Monitor keluaran urine - Bibir tidak pecah-pecah
- Monitor komplikasi - Tidak kejang
akibat hipertermia
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
yang dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari
atau sering jika
mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
- Lakukan pendinginan
eksternal (mis. Selimut
hipertermia atau
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
- Berikan oksigen jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

b. Regulasi Temperatur
(I.14578)
Observasi
- Monitor suhu hingga
stabil
- Monitor suhu anak tiap
2 jam jika perlu
- Monitor warna dan suhu
tubuh
- Monitor dan catat tanda
dan gejala hipertermia
Terapeutik
- Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi
adekuat
- Hindari meletakkan
anak di dekat jendela
terbuka
- Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
- Berikan kompres hangat
pada area lipatan tubuh
Edukasi
- Jelaskan cara mencegah
hipotermia karena
terapapar udara dingin
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu
E. IMPLEMENTASI
No Tanggal/ Tindakan Respon TTD
Dx Jam
1,2 5 Melakukan DS:
September/ pengkajian - Keluarga pasien
09.00 WIB mengatakan An A sudah
diare sejak kemarin
sebanyak 5 kali dengan
konsistensi cair berwarna
kehijauan, muntah sebanyak
2 kali, An A susah untuk
minum dan makan serta
lemas
- Keluarga pasien
mengatakan An A demam
DO:
- Pasien tampak lemah
- Mukosa bibir pasien kering
- Balance cairan -290
2 12.00 WIB Memonitor TTV DS :
Keluarga pasien
mengatakan pasien
masih lemah
DO :
- Kulit tampak kemerahan
dan akral hangat
- TTV :
S: 39oC, N: 102x/menit,
SPO2: 99%
1,2 12.05 WIB Kolaborasi DS:
pemberian Keluarga pasien
antipiretik dan mengatakan bersedia
antibiotic dan zinc DO:
Paracetamol 150 mg
dan cefotaxime 600 mg
masuk dengan rute IV
dengan lancar dan zinc
rute secara oral
1,2 14.00 WIB Mengganti cairan DS :
infus Keluarga pasien mengatakan
bersedia
DO :
Infus terpasang dan mengalir
dengan lancar
1 6 Memonito DS:
r intake-
September Keluarga pasien mengatakan
output
2022/07.00 dan pagi tadi BAB 2 kali konsistensi
hitung
WIB cair agak lembek, pasien belum
balans
cairan 24 makan dan minum sekitar 100 cc
jam
DO:
pasien tampak memegangi
perutnya dan mukosa bibir
kering
1 08.00 WIB Anjurkan DS:
makanan
Keluarga pasien mengatakan
porsi kecil
dan sering bersedia melakukan anjuran
secara
DO:
bertahap
Keluarga pasien kooperatif
1 08.00 WIB Anjurkan DS:
menghind
Keluarga pasien mengatakan
ari
makanan bersedia melakukan anjuran
pembentu
DO:
k gas,
pedas dan Keluarga pasien kooperatif
masam

2 09.00 WIB - Menganjurkan DS:


untuk
Keluarga pasien mengatakan
menyediakan
lingkungan bersedia melakukan anjuran
yang nyaman
DO:
- Menganjurkan
untuk Keluarga pasien kooperatif
melonggarkan
pakaian
pasien
1,2 12.00 WIB Mengecek tanda- DS :
tanda vital Keluarga pasien mengatakan
bersedia
DO :
TTV :
S: 37,6oC, N: 99x/menit, SPO2:
98%
1,2 13.00 WIB Mengganti DS: Keluarga pasien
infus mengatakan bersedia
DO: infus terpasang dan lancar

2 13.55 WIB Mengkaji DS :


tingkat Keluarga pasien mengatakan
pengetahuan belum memahami cara
tentang penanganannya
penanganan DO:
hipertermi Keluarga pasien kooperatif
tampak ingin mengetahui
2 14.00 WIB Menganju DS :
rkan
Keluarga pasien mengatakan
keluarga
untuk memahami
mengomp
DO :
res hangat
di lipatan Keluarga pasien dapat
tubuh
menjelaskan kembali apa yang
apabila
suhu disampaikan
tubuh di
atas
normal
1,2 07 Mengkaji DS :
September input dan Keluarga pasien mengatakan
2022 output bahwa pasien sudah mau makan
08.00 WIB pasien makanan yang disukai dan mau
minum sekitar 500 cc semenjak
tadi malam. Pasien belum BAB
pagi ini dan BAK sekitar 3 kali
semenjak tadi malam
DO:
- Pasien tampak lebih riang
dari biasanya dan mukosa
bibir tidak kering lagi
- Input dan output seimbang
1,2 12.00 WIB Mengecek DS :
tanda-
Keluarga pasien mengatakan
tanda vital
bersedia
DO :
TTV :
S: 37,5oC, N: 100x/menit, SPO2:
99%
1,2 13.30 WIB Memberikan DS :
edukasi keluarga pasien mengatakan
terkait memahami
makanan DO :
yang Pasien dan keluarga tampak
sebaiknya memperhatikan
dihindari
1,2 14.00 Mengganti cairan DS:
infus Kelurga pasien mengatakan
bersedia
DO:
Infus terpasang dan mengalir
lancar
F. EVALUASI
No Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd
Dx
1 05 S:
September/14.00 - Keluarga pasien mengatakan An A sudah
WIB diare sejak kemarin sebanyak 5 kali dengan
konsistensi cair berwarna kehijauan
- Keluarga pasien mengatakan An A muntah
sebanyak 2 kali
- Keluarga pasien mengatakan An A susah
untuk minum dan makan
- Keluarga pasien mengatakan An A lemas
O:
- Mukosa bibir pasien kering
- Pasien tampak lemas
- Balance cairan -290
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi,
kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembapan mukosa, turgor kulit
- Catat intake – output dan hitung balans
cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena
2 05 S:
September/14.00 - Ibu mengatakan anak demam mulai
WIB semalam dan hari ini
O:
- Leukosit : 25,6 10^3/Ul
- Suhu : 39oC
- Nadi : 102x/mnt
- SpO2 : 99%
- Akral teraba hangat
A: Maslah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
Dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
- Monitor suhu tubuh
- Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
adekuat
- Berikan kompres hangat pada area lipatan
tubuh
- Kolaborasi pemberian antipiretik
1 06 S:
September/14.00 Keluarga pasien mengatakan pagi tadi BAB 2 kali
WIB konsistensi cair agak lembek, pasien belum makan,
minum sekitar 100 cc
O:
- Mukosa bibir pasien kering
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak memegangi perutnya
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi,
kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembapan mukosa, turgor kulit
- Catat intake – output dan hitung balans
cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena
2 06 S:
September/14.00 Keluarga pasien mengatakan An A sudah mereda
WIB demamnya daripada kemarin
O:
TTV :
S: 37,6oC, N: 99x/menit, SPO2: 98%A: Maslah
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh
- Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
adekuat
- Berikan kompres hangat pada area lipatan
tubuh jika suhu tubuh di atas normal
- Kolaborasi pemberian antipiretik, jika
diperlukan
1 07 S:
September/14.00 Keluarga pasien mengatakan pasien sudah tidak diare
WIB dan mau untuk makan minum
O:
- Mukosa bibir tidak kering
- Intake cairan seimbang
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
2 07 S:
September/14.00 Keluarga pasien mengatakan sudah tidak demam
WIB sejak semalam
O:
Pasien terlihat lebih semangat dari biasanya
A: Maslah teratasi
P: Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai