Anda di halaman 1dari 19

BAHAN AJAR

Pengenalan SUSUNAN
ORGANISASI DAN TATA
KERJA KEMENTERIAN AGAMA

Oleh
Risdiyati
Widyaiswara Ahli Madya

ORIENTASI
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN
KERJA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANJARMASIN
2023

Risdiya pg. 1
BAB I
PENDAHULUAN

Pengenalan Susunan Organisasi dan Tata Kerja SOTK)


Kementerian Agama tidak lain adalah untuk memperkenalkan kepada ASN
P3K tentang susunan organisasi dan tata kerja dimana mereka berada. Hal
yang menjadi fokus pengenalan SOTK ini didahului dengan penjelasan
tentang visi dan misi Kementerian Agama, Kedudukan tugas dan fungsi
Lembaga di Kementerian Agama dan tentang susunan organisasi di pusat
dan di daerah (Kanwil dan Kemenag Kabupaten/Kota).
Dasar dari pengenalan susunan organisasi dan tata kerja
Kementerian Agama mengacu pada Peraturan Menteri Agama No. 42
Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama yang
diperbaharui melalui Peraturan Menteri Agama No. 6 Tahun 2022 Tentang
Pertubahan atas Peraturan Menteri Agama No. 19 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama.
Kementerian Agama adalah salah satu kementerian dalam susunan
birokrasi di Indonesia berada di bawah Presiden dan bertanggung jawab
kepada Presiden. Kementerian Agama dipimpin oleh seorang Menteri
Agama. Kementerian ini bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.

A. DESKRIPSI MATERI
Materi ini mambahasa mengenai Konsep Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Agama dan Susunan Organisasi dan tata Kerja Instansi
Veryikal Kementerian Agama

B. POKOK BAHASAN
1. Konsep Organisasi
2. Susunan Organisasi dan tata Kerja Kementerian Agama
3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama

Risdiya pg. 2
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA

A. KONSEP ORGANISASI
Organisasi adalah suatu kesatuan atau susunan yang terdiri atas
orang-orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan Bersama (KBBI).
Menurut Mondy dan Premeaux, organisasi adalah Kerjasama dua orang
atau lebih dalam suatu koordinasi yang terpadu untuk mencapai tujuan.
Kementerian Agama merupakan sebuah organisasi mempunyai
tugas dan fungsi membantu Presiden menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang agama. Adapun tugas dan fungsi adalah:
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan bidang Bimas
Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Khonghucu,
penyelenggaraan Haji dan Umroh dan Pendidikan Agama dan
Keagamaan;
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi pada
Kementerian Agama;
3. Pengelolaan BMN yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Agama;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas;
5. Pelaksanaan bimtek dan supervise atas pelaksanaan urusan
Kementerian Agama di daerah;
6. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat hingga dearah;
7. Penyelenggaraan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM
Kementerian Agama menggantikan Pelaksanaan Diklat, Litbang
dibidang agama dan keagamaan;
8. Pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal; dan
9. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi
pada Kementerian Agama.

B. VISI DAN MISI KEMENTERIAN AGAMA


Dalam melaksanakan tugasnya Kementerian Agama Menyusun visi
kementerian sebagai acuan pelaksanaan kebijakan, yaitu:
“Kementerian Agama yang Profesional dan andal dalam membangun
Masyarakat yang saleh, moderat, cerdas, dan unggul untuk mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan
gotong royong”

Risdiya pg. 3
Dari visi di atas diterjemahkan ke dalam misi Kementerian Agama
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama;
2. Meningkatkan moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;
3. Meningkatkan layanan keamagaan yang adil, mudah dan merata;
4. Meningkatkan layanan Pendidikan yang merata dan bermutu;
5. Meningkatkan produktivitas dan daya saing Pendidikan;
6. Memantapkan tata Kelola pemerintahan yang baik (good
govermance) (PMA 18 Tahun 2020).

C. SUSUNAN ORGANISASI dan TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA

Dalam melaksanakan tugasnya Kementerian Agama memiliki 11 unit


kerja dan dibantu oleh 3 staf ahli dan 2 pusat. Ke 11 unit kerja tersebut,
adalah:
1. Sekretaris Jenderal
Sekretariat Jenderal adalah unsur pembantu pimpinan yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama, dipimpin
oleh seorang Sekretaris Jenderal. Tugasnya adalah
menyelenggarakan tugas pembinaan dan pemberi dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Agama.
Adapun susunan organisasi pada Sekretariat Jenderal adalah:
a. Biro perencanaan;
b. Biro kepegawaian;
c. Biro keuangan dan BMN;

Risdiya pg. 4
d. Biro Ortala;
e. Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri;
f. Biro Umum, dan
g. Biro hubungan Masyarakat, data dan informasi.

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.


Berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Agama
dipimpin oleh seorang Direktorat Jenderal. Direktorat Jenderal
Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang Pendidikan Islam
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Secara rinci tugas dan fungsi Direktorat Pendidikan Agama Islam
adalah sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan di bidang pendidikan madrasah, diniyah,
pondok pesantren, pendidikan agama Islam, dan pendidikan
tinggi keagamaan Islam;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan madrasah, diniyah,
pondok pesantren, pendidikan agama Islam, dan pendidikan
tinggi keagamaan Islam;
c. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan pendidik madrasah,
diniyah, pondok pesantren, pendidikan agama Islam, dan
pendidikan tinggi keagamaan Islam;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan
madrasah, diniyah, pondok pesantren, pendidikan agama Islam,
dan pendidikan tinggi keagamaan Islam;
e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pendidikan madrasah, diniyah, pondok pesantren, pendidikan
agama Islam, dan pendidikan tinggi keagamaan Islam;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam;
dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Risdiya pg. 5
Susunan organisasi yang ada di direktorat jenderal Pendidikan
Agama Islam adalah:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam;
b. Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan
Madrasah;
c. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah;
d. Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam;
e. Direktorat Pendidikan Agama Islam; dan
f. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.

3. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.


Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah bertanggung
jawab kepada Menteri Agama, dipimpin oleh seorang Direktur
Jenderal. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Adapun tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, adalah sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan haji dan umrah,
pelayanan haji, dan pengelolaan dana haji, serta akreditasi
penyelenggara ibadah haji khusus dan umrah;

Risdiya pg. 6
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan haji dan
umrah dan pelayanan haji, serta akreditasi penyelenggara ibadah
haji khusus dan umrah;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyelenggaraan haji dan umrah;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang
penyelenggaraan haji dan umrah;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

4. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.


Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama
dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Tugas pokonya adalah
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang bimbingan Masyarakat Islam sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Adapun tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam, secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Perumusan Kebijakan di bidang bimas Islam;
b. Pelaksanaan program bimas Islam meliputi: Urusan Agama Islam
dan pembinaan Syariah, bina kantor urusan agama dan keluarga
sakinah, penerangan agama Islam, pemberdayaan zakat, dan
pemberdayaan wakaf.
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
bimas Islam ;
d. Pelaksanaan bimtek dan evaluasi di bidang bimas Islam

Risdiya pg. 7
e. Pelaksanaan administrasi DirJenderal bimas Islam .
Susunan Organisasi pada Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam adalah:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam;
b. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah;
c. Direktorat Bina Kantor Urusan Agama dan Keluarga Sakinah;
d. Direktorat Penerangan Agama Islam; dan
e. Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf.

5. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen.


Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama, dipimpin oleh
seorang Direktur Jenderal.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang bimbingan masyarakat Kristen sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
menyelenggarakan tugas dan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang urusan agama dan pendidikan
agama dan keagamaan Kristen;

Risdiya pg. 8
b. pelaksanaan kebijakan di bidang urusan agama dan pendidikan
agama dan keagamaan Kristen;
c. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan urusan agama dan
pendidikan agama dan keagamaan Kristen;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang urusan
agama dan pendidikan agama dan keagamaan Kristen;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
urusan agama dan pendidikan agama dan keagamaan Kristen;
f. pelaksanaan administrasi direktorat jenderal; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun susunan Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Kristen adalah sebagai berikut:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen;
b. Direktorat Urusan Agama Kristen, dan
c. Direktorat Pendidikan Kristen.

6. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik


Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik berada di bawah
bertanggung jawab kepada Menteri Agama dan dipimpin oleh
seorang Direktur Jenderal.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang bimbingan masyarakat Katolik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik
menyelenggarakan fungsi:

Risdiya pg. 9
a. perumusan kebijakan di bidang urusan agama dan pendidikan
agama dan keagamaan Katolik;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang urusan agama dan pendidikan
agama dan keagamaan Katolik;
c. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan urusan agama dan
pendidikan agama dan keagamaan Katolik;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang urusan
agama dan pendidikan agama dan keagamaan Katolik;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
urusan agama dan pendidikan agama dankeagamaan Katolik;
f. pelaksanaan administrasi direktorat jenderal; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun susunan Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Katolik adalah sebagai berikut:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;
b. Direktorat Urusan Agama Katolik; dan
c. Direktorat Pendidikan Katolik.

7. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu.


Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Agama, dipimpin oleh seorang
Direktur Jenderal.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
di bidang bimbingan masyarakat Hindu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Risdiya pg. 10
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang urusan agama dan pendidikan
agama dan keagamaan Hindu;
b. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang urusan agama dan
pendidikan agama dan keagamaan Hindu;
c. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan pendidikan agama
dan keagamaan Hindu;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang urusan
agama dan pendidikan Hindu;
e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
urusan agama dan pendidikan Hindu;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Hindu; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Hindu terdiri atas:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu;
b. Direktorat Urusan Agama Hindu; dan
c. Direktorat Pendidikan Hindu.

8. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha.


Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha adalah unsur
pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Agama, dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha mempunyai
tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

Risdiya pg. 11
di bidang bimbingan masyarakat Buddha sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, mempunyai
tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. perumusan kebijakan di bidang urusan agama dan pendidikan
agama dan keagamaan Buddha;
b. koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang urusan agama
dan pendidikan agama dan keagamaan Buddha;
c. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan pendidikan agama
dan keagamaan Buddha;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang urusan
agama dan pendidikan Buddha;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
urusan agama dan pendidikan Buddha;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Buddha; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Buddha adalah:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha;
dan
b. Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Buddha.

Risdiya pg. 12
9. Inspektorat Jenderal.
Inspektorat Jenderal adalah unsur pengawas yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama, yang dipimpin oleh
seorang Inspektur Jenderal. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan internal pada Kementerian Agama.
Tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan internal pada
Kementerian Agama;
b. Pelaksanaan pengawasan internal pada Kementerian Agama
terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Menteri;
d. Penyusunan laporan hasil pengawasan pada Kementerian
Agama;
e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun susunan organisasi di Inspektorat Jenderal adalah sebagai
berikut:
a. Sekretariat Inspektorat Jenderal;
b. Inspektorat Wilayah I;
c. Inspektorat Wilayah II;
d. Inspektorat Wilayah III;
e. Inspektorat Wilayah IV;
f. Inspektorat Investigasi; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Risdiya pg. 13
10. Badan Moderasari Beragama dan Pengembangan SDM.
Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM adalah unsur
pendukung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Agama dipimpin oleh seorang Kepala Badan.
Moderasi beragama ditempatkan sebagai modal sosial mendasar
untuk pembangunan bangsa. Keberadaan RPJM ini mendorong
Kementerian Agama RI, sebagai infrastruktur negara di bidang
urusan agama, untuk menyusun buku Peta Jalan (Roadmap)
Penguatan Moderasi Beragama.
PNS Kemenag yang mempunyai cara pandang, sikap, dan praktik
beragama dalam kehidupan bersama dengan cara
mengejewantahkan esensi ajaran agama--yang melindungi martabat
kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum—berlandaskan
prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan
bangsa.

11. Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal.


Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal adalah unsur
pendukung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Agama, dipimpin oleh seorang Kepala. Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal mempunyai tugas
melaksanakan penyelenggaraan jaminan produk halal sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal menyelenggarakan
fungsi;
a. Koordinasi penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di
bidang penyelenggaraan jaminan produk halal;
b. Pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan di bidang
penyelenggaraan jaminan produk halal;
d. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan jaminan produk
halal;
e. Pelaksanaan administrasi Badan Penyelenggara Jaminan Produk
Halal; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun Susunan organisasi Badan Penyelenggara Jaminan Produk
Halal terdiri atas:
a. Sekretariat Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal;
b. Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal;
c. Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal; dan
d. Pusat Kerja Sama dan Standardisasi Halal.

Risdiya pg. 14
D. SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERTJA INSTANSI VERTIKAL

1. Kantor Kementerian Wilayah Provinsi


2. Kantor Kementerian Kota/Kabupaten
Dalam PMA no 6 Tahun 2022, susunan organisasi dan tata kerja kantor
wilayah kementerian agama propinsi, antara lain sebagai berikut (Wilayah
Kerja Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin :

Risdiya pg. 15
Risdiya pg. 16
Risdiya pg. 17
BAB III
SIMPULAN

Dalam menjalankan tugas ASN Kementerian Agama selalu mengacu


kepada kebijakan yang diterapkan oleh pimpinan sebagai panduan kerja
sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam susunan organisasi dan
tata kerja Kementerian Agama. Salah satu manfaat memahami ini adalah
ASN Kementerian Agama bisa melihat posisi dan struktur organisasi di
atasnya sehingga bisa berkonsultasi terhadap permasalahan yang ada.
Termasuk masalah hukum, dan sebagainya.

Risdiya pg. 18
REFERENSI

- Peraturan Menteri Agama No. 42 Tahun 2016 Tentang Organisasi


dan Tata Kerja Kementerian Agama
- Peraturan Menteri Agama No. 6 Tahun 2022 Tentang Pertubahan
atas Peraturan Menteri Agama No. 19 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama.
- Peraturan Menteri Agama Nomor 72 Tahun 2022 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agama

Risdiya pg. 19

Anda mungkin juga menyukai