Anda di halaman 1dari 14
RSUP H. ADAM MALIK PANDUAN PENATAGUNAAN ANTIBIOTIK 4 ae KEMENTERIAN KESEHATAN RI g DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN >» RUMAH SAKIT UMUM PUSAT a H.ADAM MALIK JL. Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan Km. 12 Kotak Pos 246 Telp. (061) 8364581 - 8360143 - 8360051 Fax. 8360255 MEDAN - 20136 KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP H. ADAM MALIK NOMOR : HK.02.03/XV.IN.3.3.1/ 393: /2022 TENTANG PANDUAN PENATAGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSUP H. ADAM MALIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA RSUP H. ADAM MALIK Menimbang —_:_ a. bahwa peningkatan kejadian dan penyebaran mikroba yang resisten terhadap antimikroba di RSUP H. Adam Malik akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan rendahnya ketaatan kewaspadaan standar antibiotik; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf (a), diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RSUP H. Adam Malik. Mengingat : 1. Undang Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja; 3. Undang Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 4. Undang Undang RI no. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan; 5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Pelayanan Umum sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 8 Tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Kebijakan Obat Nasional, 7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit; 8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; 9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 12 Tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah Sakit; 10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP H. Adam Malik; 11, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28 Tahun 2021 tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik; 12. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 214/KMK.05/2019 tentang Penetapan RSUP H. Adam Malik pada Dapertemen Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Badan Layanan Umum; Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA KEEMPAT 13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/6 13/2017 tanggal 23 November 2017 tentang Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama untuk Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 14, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/1/0856/2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang Izin Operasional RSUP H. Adam Malik sebagai RSU Kelas A; 15. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/Menkes/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit. MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP H. ADAM MALIK TENTANG PANDUAN PENATAGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSUP H. ADAM MALIK Panduan Penatagunaan Antibiotik di RSUP H. Adam Malik sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Keputusan ini, Dengan terbitnya keputusan ini, maka keputusan Direktur Utama RSUP H. Adam Malik No. YM.01.01/XV/6.3/489/2018 tentang Panduan Pemilihan & Pemberian Antibiotik di RSUP H. Adam Malik dinyatakan tidak berlaku lagi. Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan ini dibebankan kepada DIPA BLU RSUP H. Adam Malik. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan atas keputusan ini akan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di: Medan P gga September 2022 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat anugerah-Nya Tim Penyusun dapat merampungkan Panduan Penatagunaan Antibiotik ini. Sebagaimana kita ketahui, resistensi antimikroba adalah keadaan saat bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan seiring dengan waktu, sehingga tidak lagi merespons obat-obatan yang dirancang untuk membunuh mikroba-mikroba tersebut. Hal ini sudah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia, Penggunaan Antibiot yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi, sehingga efektitas antibiotk yang dipakai dapat berkurang dan dapat menimbulkan banyak kerugian. Oleh karena itu perlu Tim PPRA (Program Pengendalian Resistensi Antimikroba) RSUP H. Adam Malik melakukan pembatasan dan pemantauan penggunaan antibiotik dan didukung terbitnya Panduan Penatagunaan Antibiotik di RSUP H. Adam Malik. ‘Semoga panduan ini dapat berguna dalam melayani pasien secara efektif dan efisien. /Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjangt SUP H. Adam Malik Dr. dr. Fajrinur Xf Hed (Péru), Sp.P(K) NIP: 196405341990022001 DAFTARISI BAB | DEFINISI....... BAB II RUANG LINGKUP.. BAB II TATALAKSANA....-...- = 1.Kebijakan Pemilihan dan Pemberian Antibiotik 2.Kebijakan Antibiotik Profilaksis .... BAB IV DOKUMENTASI. BABI DEFINISI |. Antibiot adalah suatu substansi kimiawi yang dihasiikan oleh mikroorganisme, yang mempunyai Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme fain, Resistensi Antimikroba adalah kemampuan mikroba untuk bertahan hidup terhadap efek antimikroba sehingga tidak efektif datam penggunaan klinis. Pengendalian resistensi Antimikroba adalah aktifitas yang ditujukan untuk mencegah dan atau ‘menurunkan adanya kejadian mikroba resisten, Antibiotik empiris adalah pemberian terapi antibiotik pada kasus infeksi dimana belum diketahul bakteri penyebabnya. 3. Antibiotik definitif adalah pemberian terapi antibiotk pada kasus infeksi setelah bakteri penyebab telah diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologl 1. Antbiotk profilaksis adalah antibiotk yang diberikan bagi penderita yang belum terkena infeksi, tetapi diduga mempunyai peluang besar mendapatkannya, atau bila terkena infeksi dapat ‘menimbulkan dampak buruk bagi pasien. Penatagunaan antimikroba (PGA), atau antimicrobial stewardship (AMS) adalah kegiatan strategis dan sistematis, yang terpadu dan terorganisasi di rumah sakit, untuk tujuan 'mengoptimalkan penggunaan antimikroba secara bijak, baik kuantitas maupun kualitasnya. Penggunaan antimikroba secara bijak ini diharapkan dapat menurunkan tekanan selektif tethadap mikroba, sehingga dapat mengendalikan resistensi antimikroba, BABI RUANG LINGKUP Ruang lingkup dalam panduan pemberian antibiotk cimutai a. Instlasi Gawat Daruat b. Instatai Rawat Inap Terpadu 6: Insalasi Pusat Jantung Terpadu 4. Insalas! Perawatan Intensive (ICU, HCU, HOU, CVCU, NICU, PICU) Berdasarkan batasan waktu dalam pemberian terapi antibiotik maka klnisi harus menglkut tahapan dalam pemberian antibiotik ‘a. Antibiotix kelompok Access merupakan antibiotk yang boleh diresepkan oleh semua dokter yang bertugas di RSUP H. Adam Malik. Pemberian antibiotk disarankan berdasarkan Formularium Nasional Lama pemberian antibiotik secara empiris sampai pada hari ke 3-5 hari (hasil kultur keluar), setelah hhasil kutur keluar maka pemberian antibiotik disesuaikan dengan patogen penyebab. Bila hasil kultur ‘menuinjukkan tidak ada ditemukannya pertumbuhan mikroba dan tanda Klinis dan pasien masih ‘menunjukkan adanya infeksi maka dilakukan konsul kepada PPRA, sementara hasil kultur kedua belum keluar maka pemberian antibiotik empiris tetap dllanjutkan sampai hari ke-7-10 hari (disesuaikan terhadap restriksi Formas) dan dievaluasi kembali b. Antibiotk Kelompok Watch adalah antibiotk yang boleh diresepkan bila pemeriksaan mikrobiologik memperlinatkan adanya resistensi dengan antibiotka kelompok Access dan sensi terhadap antibiotk kelompok Watch, pasien alergi dengan antibiotika kelompok Access, penggunaannya merupakan prosedur standar di departemen/divisi, atau penggunaannya telah disetujui oleh PGA-KSM atau oleh konsultan spesialis penyakitinfeksi RSUP H. Adam Malik. Lama pemberian maksimal adalah selama 7-10 hari (disesuaikan terhadap restrksi Fornas, PPAB dan PPK) dan harus memenuhi syarat atau Persetujuan PGA-KSM atau oleh konsultan spesialis penyakit infeksi. Terapi kombinasi dengan antibiotic kelompok Watch harus sesuai persetujuan PGA-KSM atau oleh konsultan spesialis penyakit infeksi ©. Antibiotk kelompok Reserve adalah antibiotika yang boleh diresepkan setelah mendapat persetujuan oleh Tim PPRA RSUP H. Adam Malik. Lama pemberian maksimal adalah selama 7-10 hari (disesuaikan tethadap restrksi Formas, PPAB dan PPK) dan harus memenuhi syarat atau persetujuan PPRA. Terapi kombinasi dengan antibiolk kelompok Reserve harus sesual persetujuan PPRA. Berdasarkan indikes! & pilhan antibiotk profilaksis yang telah ditetapkan dalam panduan ini maka klnisi harus mengikuti tghapan dalam pemberian antibiotik profilaksis: 41. Indikasi pemberian antibiotk proflaksis adalah pada: 2. Operasi bersih maupun operasi bersih terkontaminasi Pada operasi bersih diberikan apabila memilki resiko komplikasi yang let pada kasus infertltas, operas! jantung, b. Pada pemasangan implantibenda asing merugikan seperti BAB III TATALAKSANA 1. Kebijakan Pemilihan dan Pemberian Antibiotik 2. Melaksanakan strategi int (coro strategy) PGA 1) Melaksanakan pembatasan jenis antimikroba yang disediakan di rumah sakit, seperti yang tercantum dalam FRS dan PPAB rumah sakit, dengan kriteria tertentu, setelah ‘mendapat masukan dari para praktisi di lapangan. 2) Melaksanakan peraturan penghentian otomatis untuk peresepan dan penggunaan antimikroba. 3) Melaksanakan peraturan pra-otorisasi untuk penggunaan antimikroba kelompok watch dan reserve, yaitu diperlukan persetujuan dari pihak yang ditentukan oleh pimpinan RS. 4) Peresepan antimikroba harus berdasarkan indikasi adanya penyakit infeksi dan dityjukan untuk terapi empiris dan terapi definitif, atau indikasi untuk profilaksis. Sebelum meresepkan antimikroba perlu diperhatikan bahwa antimikroba dlkelompokkan ke dalam kelompok AWaRe yaitu access, watch dan reserve. Tujuan menetapkan antimikroba ke dalam kelompok AWaRe adalah untuk mengendalikan penggunaan antimikroba berdasarkan kewenangan yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Pengelompokan ini selalu ditnjau dan kalau perlu diperbarui sesuai dengan data antibiogram terbaru di rumah sakit terlibat. Untuk sementara pada saat ini pengelompokan antimikroba AWaRe terbatas pada golongan antibiotk. 2) Antibiot kelompok Access merupakan antibiotk yang boleh diresepkan oleh semua dokter yang bertugas di RSUP H. Adam Malik. Yang termasuk antibiotik kelompok Access adalah = Amoksisilin © Ampisiin ‘© Amoksisilin- asam klavulanat ‘+ Ampisilin- sulbaktam ‘© Benzatin benzil penisilin © DoksisiKin © Eritromisin ‘© Fenoksimeti penisilin © Gentamisin + Klindamisin (ral) + Kloramfenikol + Metronidazol + Oksitotrasiin injekst + Phimetamin + Prokain penisilin + Sefadroksi + Sefaleksin + Sefazolin® + Siprofioksasin (oral) + Spiramisin ‘+ Streptomisin + Sulfadiazin + Tetrasiktin ») Antibiotic Kelompok Watch adalah antibiotk yang boleh diresepkan bila pemeriksaan rikrobiologik memperihnatkan adanya resistensi dengan antibotka lini pertama dan ‘sensi terhadap antibiotk lini Kedua, pasien alergi dengan antibiotka lini pertama, Penggunaannya merupakan prosedur stander di departemen/dvisi, atau enggunaannya telah dsetuji oleh PGA-KSM atau oleh konsultan spesialis penyakit 3 infeksi RSUP H. Adam Malik. Lama pemberian maksimal adalah solama 7-10 hari (disesusikan dengan retriksi Fomas) dan harus memenui syarat atau persetujuan PGA-KSM atau cleh konsultan spesialis penyaki infekst. Terapi kombinasi dengan antibiotk tn’ kedua harus sesuai persetujuan PGA-KSM atau oleh konsultan spesialis Penyaktinfeksi. Jenis antibiotk ini kedua + Amikasin © Aitromisin © Fosfomisin + Karitromisin #Levotloksasin + Moksifoksasin + Offoksasin * Sofksim + Sefoperazon- sulbaktam + Sofotaksim * Sefpodoksim prokset + Softazidim + Seftriakson + Sefuroksim + Sirofioksasin (inj) ©) Antibiotic kelompok Reserve adalah antibiotka yang boleh diresepkan setelah ‘mendapat persetujuan olen Tim PPRA RSUP H. Adam Malik atau oleh konsultan spesialis penyakit infeksi. Lama pemberian maksimal adalah selama 7-10 hari (Gisesuaikan dengan retrksi Fornas) dan harus memenuhi syarat atau persetujuan PPRA atau oleh konsultan spesialis penyakitinfeksi. Terapi Kombinasi dengan antibiotk lini Kedua harus sesuai persetujuan PPRA atau oleh konsultan spesialis Penyakit infeksi. Jeni antiiotika lini ketiga: ‘© Meropenem + Sefepim *Sefpirom + Tigesikin + Vankomisin ‘Aur pra-otorisasi untuk penggunaan antimikroba kelompok AWaRe b. Melaksanakan reviu prospekif dan umpan balik oleh tim PGA, KPRA menetapkan antimikroba target sebagai indikator untuk melaksanakan reviu prospektif_ dan umpan balik, misalnya penggunaan antimikroba kelompok watch atau reverse di ruang rawattertentu Polaksanaan reviu prospektif dan umpan balik oleh tim PGA di ruang rawat pasien: 1) DPJP menegakkan diagnosis penyakitinfoksi 2). Dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan biakan mikrobiologi dan uji kepekaan 4 bakteri 3) DPJP memberikan terapi antimikroba empirik berdasarkan antibiogram rumah sakit atau bukti (evidence) yang terdapat dalam pustaka 4) Farmasis di ruangan melakukan reviu terhadap permintaan antimikroba empirk,

Anda mungkin juga menyukai