Anda di halaman 1dari 48

SHARING PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)

PEKERJAAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT


Disusun Oleh:
Rusiana, S.Farm. 2019000076
Jella Iranda, S.Farm. 2019000114

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2020
DEFINISI
(Permenkes 72 tahun 2016)

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan


yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
peorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur


yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.

2
Struktur Organisasi Instalasi Farmasi
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

3
Struktur Organisasi Instalasi Farmasi
RSIJ Cempaka Putih

4
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
(Permenkes 72 Tahun 2016)

Manajerial
(Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai)

Pelayanan Farmasi Klinik

5
MANAJERIAL
(PENGELOLAAN SEDIAAN
FARMASI, ALAT KESEHATAN,
DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI)

6
1. Pemilihan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Sistem pemilihan dilakukan oleh • Pemilihan Obat pada sistem
Tim Farmasi dan Terapi (TFT) formularium dilakukan oleh Panitia
Farmasi dan Terapi (PFT)
• Penilaian terhadap aspek khasiat, • Pemilihan obat berdasarkan
keamanan, ketersediaan di sistem formularium, jaminan obat,
pasaran, harga, dan biaya keamanan obat dan sistem
pengobatan paling murah pengelolaan
• Produk BPJS dalam pemilihan
• Formularium RSCM diperbaharui obat dan alkes dilakukan
setiap tahun dan disusun berdasarkan formularium nasional
berdasarkan Fornas, e-catalogue, dan e-catalogue
obat yang memiliki izin BPOM. • Formularium RSIJ dievaluasi
setiap 6 (enam) bulan atau
maksimal 1 (satu) tahun sekali.

7
1. Pemilihan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Formularium RSCM 2018 • Contoh formulir Pemilihan Obat
berdasarkan e-catalogue

8
2. Perencanaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Dilakukan oleh 53 SF RSCM setiap • Proses perencanaan ditentukan
akhir Juli, dan dikumpulkan kepada menggunakan metode konsumsi
IF pada awal Agustus. dengan melihat penggunaan obat
• Tahap perencanaan SAB, antara diwaktu sebelumnya
lain: • Perencanaan dilakukan dengan
1) Telaah kebutuhan mempertimbangkan:
2) Usulan SAB selama 1 tahun ke 1) Anggaran yang tersedia,
depan 2) Penetapan prioritas,
3) Pengkajian dan Finalisasi 3) Sisa persediaan,
kebutuhan oleh Kepala Unit 4) Data pemakaian periode
Kerja yang lalu,
4) Pengumpulan usulan SAB 5) Waktu tunggu pemesanan
kepada IF 6) Rencana pengembangan.
5) IF merekap kebutuhan seluruh
SF selama 1 tahun dengan
berbagai telaah dan prioritas
9
3. Pengadaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Dilakukan oleh UPBJ (Unit Pengadaan • Pengadaan perbekalan bagian farmasi
Barang dan Jasa), dibawah pimpinan dilaksankan oleh bagian logistik
perbekalan obat dan alkes dibawah
Direktur Umum dan Operasional. pimpinan direktur penunjang.
• Proses pengadaan di RSCM dilakukan • Menggunakan sistem inventory,
melalui: berdasarkan standar min dan max
persediaan barang yang ada sehingga
1) Kontrak konsinyasi dapat diketahui jumlah barang yang
2) Kontrak e-purchasing harus dipesan.
3) Pengadaan langsung • Standar minimal stok di logistik
perbekalan farmasi yaitu 7 hari dan
4) Penunjukkan langsung standar maksimum 14 hari.
5) Tender cepat • pengadaan sediaan farmasi harus
menyertai:
6) Tender 1. MSDS (Material Safety Data
7) Hibah Sheet) untuk bahan berbahaya
8) Pengadaan obat non-registrasi 2. COA (Certificate of Analysis) untuk
bahan baku
3. harus ada NIE (Nomor Izin Edar).

11
3. Pengadaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Faktur Pembelian barang
dari distributor

12
4. Penerimaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Dilakukan dengan system satu pintu, • Penerimaan perbekalan farmasi langsung
yaitu melalui Gudang IAL (Instalasi dilakukan di gudang logistik perbekalan
kesehatan
Administrasi dan Logistik). • Hal yang diperhatikan saat penerimaan
• Hal yang harus diperhatikan saat barang:
penerimaan barang: 1) Kondisi fisik barang,
1) Kesesuaian SP & faktur 2) Bentuk sediaan,
2) Penanganan khusus obat atau 3) Dosis obat,
bahan tertentu (termolabil, B3, 4) Kesesuaian antara faktur dengan
surat pesanan
bahan baku obat) 5) Expired date
• Input penerimaan menggunakan 6) Nomor batch.
sistem EHR (Electronic Health Record) • Berita acara penerimaan barang
dan kartu stock manual (maksimal 2,5 jam setelah barang
diterima) yang kemudian diberikan ke
bagian akuntansi
• BAPB terdiri dari 2 rangkap, yaitu 1
lembar untuk bagian akuntansi yang
disertai faktur dan 1 lembar lagi untuk
arsip gudang.
13
4. Penerimaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Bahan B3 • Berita Acara Penerimaan Barang

• Bahan Termolabil

14
5. Penyimpanan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Penyimpanan SAB terbagi dalam: • Penyimpanan obat dan alkes
berdasakan:
1) Secara umum
1) Jenis sediaan,
2) Obat termolabil
2) Alfabetis,
3) Obat High Alert 3) Bentuk sediaan,
4) Troli atau tas emergensi 4) Suhu penyimpanan dan stabilitas
5) Narkotika & Psikotropika 5) FIFO (First In First Out) dan FEFO
6) B3 (Bahan Berbahaya & (First Expired First Out)
Beracun) 6) Obat High Alert disimpan di tempat
khusus dan diberi stiker berlatar
7) Gas Medis
merah bertuliskan High Alert
7) LASA diberikan stiker kuning
bertuliskan LASA, dipisahkan dari
obat LASA pasangannya.

15
5. Penyimpanan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Obat termolabil • Lemari penyimpanan Narkotika
dan B3

• High Alert

• High Alert LASA

16
6. Distribusi
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Menggunakan sistem distribusi • Pendistribusian secara online
desentralisasi. menggunakan inventory system.
• Pendistribusian di RSCM • Metode distribusi yaitu
dikelompokkan menjadi: desentralisasi dengan sistem floor
1) Gudang IAL ke SF stock dan Unit Dose Dispensing
2) SF ke pasien (tergantung (UDD) untuk peresepan bagi
sistem penyiapan obat: resep pasien rawat inap (Kombinasi).
perorangan, unit dosis, dan • Pendistribusian obat dari gudang
floor stock) logistik dilakukan terhadap
3) Troli emergensi berbagai unit depo farmasi antara
lain IGD, UPF Raudhah, UPF
4) Resep harian dan resep Rajal, UPF Ranap, Pelayanan
pulang Unit, dan Depo Farmasi Kamar
Operasi (OK).

17
6. Distribusi
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Etiket UDD di Gedung A RSCM • Distribusi sistem UDD
(Rawat Inap)

• Paket tindakan (contoh: IGD)

• Distribusi sistem
floor stock
(Form pengeluaran
barang dari
gudang logistik
ke depo farmasi)

18
7. Pemusnahan dan Penarikan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Pemusnahan terhadap SAB yang • Pemusnahan dilakukan 1 tahun sekali
sudah kadaluwarsa atau sudah TMS dengan melampirkan daftar obat dan
tidak dilakukan di RSIJ Cempaka Putih
untuk digunakan, yang dipisahkan melainkan bekerjasama dengan
dalam ruang karantina obat. bantuan pihak ketiga melalui bagian
• Pemusnahan digolongkan menjadi: sarana fisik dan kesling.
• Penarikan SAB dilakukan terhadap
1) Narkotika & Psikotropika produk-produk yang telah habis masa
2) Non-Narkotika & Non- pakainya atau produk yang telah
Psikotropika dicabut izin edarnya oleh BPOM RI.
• Stock opname dilakukan setiap 3
3) Sitostatika bulan sekali untuk melakukan
• Baik pemusnahan maupun penarikan, pemisahan terhadap SAB yang dapat
juga dilakukan dengan sistem satu diretur ataupun dimusnahkan.
pintu, melalui Gudang IAL • Khusus narkotika, psikotropika dan
OOT pemusnahannya dilakukan oleh
bagian farmasi dengan cara
menyampaikan surat pemberitahuan
dan permohonan saksi kepada Dinas
Kesehatan Kota dan Balai POM
setempat
19
7. Pemusnahan dan Penarikan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Gudang karantina obat • Dokumen pemusnahan dan
penarikan produk

20
8. Pengendalian
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Sistem pengendalian RSCM: • Pengendalian dilakukan melalui proses
stock opname
1) Stock opname • Alur Stock Opname:
2) Sampling stock / item Stock opname dilakukan setiap 6 bulan
(Depo Farmasi) dan setiap 3 bulan
3) Penandaan dan daftar obat (Gudang)
mendekati kadaluwarsa (<6 1. Pra Stok Opname: 2 minggu sebelum
bulan) dilakukan proses stok opname
petugas mengecek ED barang yang
4) Formulir pemantauan suhu tersedia dan merekap data jika
ditemukan jumlah selisih barang.
lemari pendingin, suhu, dan
2. Stock Opname: Petugas menghitung
kelembaban ruangan fisik dan memasukan ke SIM RS
untuk melihat apakah ada selisih
jumlah atau tidak.
3. Post Stock Opname: Petugas
menyamakan kembali antara data
fisik dengan data SIM RS supaya
tidak terdapat kesalahan.
• Formulir Evaluasi pemantauan suhu dan
kelembaban
21
8. Pengendalian
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Penandaan obat mendekati • Formulir evaluasi suhu dan
kadaluwarsa (<6 bulan) kelembaban

22
9. Pelaporan (Administrasi)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Pencatatan dan pelaporan • Kegiatan administrasi meliputi:
dilakukan oleh IF, yang di 1. kegiatan pencatatan (rekam
kelompokkan ke dalam: medik)
1) Laporan pengelolaan SAB 2. Pelaporan (Narkotika dan
2) Laporan farmasi klinik Psikotropika)
3) Laporan lainnya 3. Administrasi keuangan
• Pelaporan obat Narkotika dan
Psikotropika dilakukan setiap
bulan kepada SuDinKes wilayah
setempat menggunakan program
SIPNAP (Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika) oleh
Manajer Farmasi.

23
9. Pelaporan (Administrasi)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Tampilan utama aplikasi SIPNAP (Sistem
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika)

24
PELAYANAN FARMASI KLINIK

25
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Peresepan dan skrining resep  Penerimaan resep dari pasien
dilakukan menggunakan sistem  skrining resep meliputi skrining
EHR. administrasi, skrining farmasetik
• Skrining resep meliputi aspek dan skrining klinis. (pemeriksaan
administratif, farmasetik, dan ketersediaan obat dan harga
klinis. resep)
• Kegiatan ini dilakukan oleh  Resep dikerjakan beberapa
Apoteker Klinis dibantu oleh petugas, mulai dari petugas
Tenaga Teknis Kefarmasian penyiapan obat (AA), peracikan
(TTK). obat (AA), pengemasan obat dan
pemberian etiket (AA), serta
penyerahan obat (Apoteker).
 Pemberian informasi obat seperti
indikasi obat serta frekuensi
pemakaian

26
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Telaah obat pada resep yang • Telaah Resep dan Telaah obat
sudah dicetak

27
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Contoh etiket • Etiket, Label dan Stiker

28
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Kegiatan MHT ini harus dilakukan
apoteker dalam waktu maksimal
48 jam pertama terhitung dari
mulai waktu admisi pasien di
rumah sakit.
• Difokuskan pada pengobatan
yang diminum pasien kurang lebih Dilakukan bersamaan dengan
1 bulan sebelum masuk RS dan rekonsiliasi obat dengan cara
obat-obatan kronis (untuk menilai menanyakan langsung kepada
kepatuhan pasien) pasien ataupun keluarga pasien

29
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir MHT
(Medication History
Taking)

30
3. Rekonsiliasi Obat

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Terdapat 3 jenis rekonsiliasi yang


dilakukan yaitu: 1. Rekonsiliasi Admisi
1) Rekonsiliasi admisi 2. Rekonsiliasi Transfer
(membandingkan obat 3. Rekonsiliasi Pulang
sebelum masuk rumah sakit
dengan obat yang diresepkan
dokter pertama kali di rumah
sakit).
2) Rekonsiliasi transfer
(membandingkan obat dari
IGD dengan ruang rawat).
3) Rekonsiliasi pulang
(membandingkan obat rawat
inap dengan obat pulang
yang diresepkan oleh dokter).
31
3. Rekonsiliasi Obat
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir Rekonsiliasi • Formulir Rekonsiliasi admisi

32
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• PIO aktif:
1) Buletin 1. Langsung
2) Brosur - Saat penyerahan obat
3) Leaflet - Penyuluhan bekerja sama
4) Seminar dengan PKRS (Promosi
5) Kegiatan penyuluhan dengan Kesehatan Rumah Sakit)
tim PKRS (Penyuluhan
Kesehatan RS) 2. Tidak langsung
• PIO pasif: - Leaflet
Pertanyaan dari pasien, pihak - Brosur
luar, ataupun profesi kesehatan - Televisi RSIJ Cempaka Putih
yang lain.
• PIO pasif memiliki target
pengumpulan minimal dan
dijadikan dasar pembuatan PIO
aktif.
33
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir Pemberian
Informasi/Edukasi Terintegrasi

34
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Penyuluhan tentang Obat bekerja sama
dengan PKRS dan didampingi Apoteker

35
5. Konseling
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

6 Kriteria pasien:
• Sama seperti RSIJ Cempaka putih
untuk 6 kriteria pasien yang perlu 1. Pasien kondisi khusus
dikonseling. 2. Pasien dengan terapi jangka
• Konseling juga diberikan saat panjang/penyakit kronis
pemberian obat pulang pasien. 3. Pasien yang menggunakan obat-
obatan dengan instruksi khusus
4. Pasien yang menggunakan Obat
dengan indeks terapi sempit
5. pasien yang menggunakan
banyak Obat (polifarmasi)
6. Pasien yang mempunyai riwayat
kepatuhan rendah
• Pemberian konseling pada
pemberian obat pulang pasien

36
5. Konseling
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir Informasi Obat Pulang • Formulir Rekonsiliasi Obat Pulang

37
6. Visite / Ronde
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Visite umumnya dilakukan secara • Visite dilakukan ketika
mandiri. Pemantauan Terapi Obat di ruang
• Sedangkan untuk ronde bersama perawatan pasien
tenaga kesehatan lain dilakukan
pada hari tertentu saja (ronde
bersama dilakukan pada hari rabu
untuk rawat inap di lantai 8),
ataupun bila ada kasus sulit.

38
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Prioritas pasien yang mendapat
PTO adalah: Pasien dengan Kriteria:
1) Pasien geriatri (usia 60 tahun
ke atas). • pasien yang menerima obat
2) Pediatri (pasien sampai usia dengan indeks terapi sempit,
18 tahun) • obat yang bersifat nefrotoksik,
3) Pasien yang mendapat • obat sitostatika,
perawatan intensif.
• obat antikoagulan,
• Informasi terkait PTO diperoleh
melalu: • obat yang sering menimbulkan
reaksi obat yang tidak dikehendaki
1) Electronic Health Record (ROTD),
(EHR).
• obat kardiovaskular.
2) Status dan kardeks pasien.
3) CPPT.
4) Hasil visite pasien

39
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir Pemantauan Terapi Obat

40
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• MESO dapat dilaporkan oleh  MESO dilakukan bersama dengan
Apoteker, Perawat, dan Dokter. PTO, dapat dilaporkan oleh
• Pelaporan kepada Sekretaris TFT Apoteker, Dokter dan Perawat
setiap bulan, kemudian dievalusi  dilakukan dengan melihat rekam
dan dilaporkan kepada Direktur medik pasien ataupun
Medik dan Keperawatan. menanyakan secara langsung
Selanjutnya pelaporan diteruskan kepada pasien/keluarga pasien
ke BPOM.
 Diisi dalam formulir pemantauan
efek samping obat

41
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir MESO

Form Pemantauan Efek Samping Obat

42
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Evaluasi penggunaan obat
kualitatif hanya dilakukan untuk
obat – obatan tertentu misalnya
dengan pemakaian khusus atau • Dilakukan melalui analisis resep.
dengan menggunakan alur Apoteker akan melakukan analisis
Gyssens untuk evaluasi antibiotik terkait jumlah obat yang diperoleh
yang dilakukan oleh tim PPRA pasien.
(Program Pengendalian • Hasil analisis resep akan dibuat
Resistensi Antibiotik). dalam bentuk laporan dan
• Evaluasi penggunaan obat dilaporkan tiap 3 bulan sekali.
kuantitatif dilakukan khususnya
pada penggunaan antibiotik dari
seluruh unit pelayanan yang ada
di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.

43
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Evaluasi Penggunaan Antibiotik

44
10. Dispensing Sediaan Steril
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Produksi meliputi produksi steril
dan non-steril. 1. Sediaan sitostatik
• Produk Steril adalah produk - Pada ruangan Steril
Aseptic Dispensing yang terdiri
dari :
2. Iv admixture dan total parenteral
1) IV Admixture. nutrition
2) Total Parenteral Nutrition - Teknik aseptik
(TPN).
3) Re-Packing.
4) Pencampuran obat
sitostatika.

45
10. Dispensing Sediaan Steril
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Ruang Peracikan Obat Sitostatika • Ruang Steril Peracikan Obat
Sitostatik dan ruang ganti APD

• Pembuatan produk non-steril


produksi RSCM

• Iv admixture dengan teknik aseptik

46
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah
(PKOD)

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Pemantauan kadar obat dalam


darah tidak dilakukan rutin di
RSCM karena memakan waktu, Belum melakukan PKOD secara
tenaga, dan biaya yang besar. rutin terhadap pasien. Hal ini
• PKOD dilakukan hanya untuk dikarenakan:
beberapa pasien tertentu, • keterbatasan alat
terutama pasien transplan hati • tingginya biaya
yang memperoleh obat takrolimus.

47
KESIMPULAN
Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit
dituntut untuk merealisasikan perluasan paradigma
Pelayanan Kefarmasian dari orientasi produk menjadi
orientasi pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu
ditingkatkan secara terus menerus agar perubahan
paradigma tersebut dapat diimplementasikan. Apoteker
harus dapat memenuhi hak pasien agar terhindar dari
hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum.
Hal tersebut menjadi tantangan bagi Apoteker untuk
maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat
memberikan Pelayanan Kefarmasian secara
komprehensif dan simultan baik yang bersifat
manajerial maupun farmasi klinik.

2
TERIMA KASIH

49

Anda mungkin juga menyukai