BAB IV
KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK) dilaksanakan pada tanggal 22 Mei – 20 Juni 2017.
Praktek kerja dimaksudkan agar calon apoteker memiliki pengalaman dalam
menghadapi dunia kerja dan mampu terjun langsung ke masyarakat guna
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pengamatan peran apoteker di rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada
pasien (Depo Farmasi).
Tabel 1. Kegiatan Harian Praktek Kerja Profesi Apoteker Di RSIJ Pondok Kopi
No Waktu Lokasi Kegiatan
1. 22 Mei 2017 Depo 1. Mempelajari sistem pelayanan resep
Eksekutif 2. Mempelajari sistem penyimpanan obat di
depo eksekutif
3. Mempelajari penyiapan obat pasien
2. 23 Mei 2017 Depo IGD 1. Mempelajari sistem pelayanan resep di
depo IGD
2. Mempelajari menyiapkan permintaan
obat dan alkes untuk pasien
3. 24-29 Mei 2017 Logistik 1. Mempelajari sistem distribusi obat untuk
masing-masing depo
2. Mempelajari sistem penerimaan obat
3. Mempelajari sistem penyimpanan obat
di logistik obat
4. Membantu menyiapkan obat yang
dibutuhkan masing-masing depo
4. 30 Mei 2017 Kesling Diskusi penanganan limbah rumah sakit
5. 31 Mei 2017 Unit 1. Mempelajari sistem distribusi alkes
untuk masing-masing depo
2. Mempelajari menyiapkan alkes yang
dibutuhkan masing-masing depo
6. 2 Juni 2017 CSSD Diskusi tentang CSSD
7. 5 Juni 2017 Depo OK 1. Mempelajari sistem penyiapan obat dan
alkes di depo OK
2. Mempelajari penyiapan obat dan alkes
2
B. Pembahasan
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai di RSIJPK
a. Pemilihan
Pemilihan obat di RSIJPK dilakukan oleh Komite Farmasi dimana
daftar obat yang diusulkan merupakan usulan dari staf medik fungsional.
Data yang diusulkan meliputi nama obat, bentuk sediaan, kekuatan
sediaan, nama pabrik obat serta dokumen Evidence Based Medicine
(EBM). Selanjutnya bersama KFT melakukan pertimbangan rasionalitas
farmakoterapi berdasarkan EBM dan dasar pertimbangan bisnis.
Sedangkan untuk alat kesehatan ditentukan oleh tim Health Technology
Assesment (HTA) dengan mempertimbangkan kualitas dan harga.
Kemudian direksi akan menetapkan dan memberlakukan Formularium
RSIJPK.
3
c. Pelayanan Unit
Pelayanan unit hanya 1 shift yaitu jam 07.30 – 16.30. Pelayanan
unit merupakan kegiatan untuk melayani permintaan dari ruangan
perawatan, poliklinik dan unit terkait lainnya di RSIJ Pondok Kopi sesuai
dengan daftar standar obat dan alkes di ruang perawatan dan poliklinik
RSIJ Pondok Kopi, yang disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi dan
ditetapkan oleh direksi. Tugas dan tanggung jawab pelayanan unit adalah
menyediakan obat dan alkes untuk keperluan ruangan keperawatan,
poliklinik dan bagian lain di RSIJ Pondok Kopi.
Tujuan pelayanan unit adalah melayani pasien yang di rawat inap
atau rawat jalan yang membutuhkan obat dan alkes secara cepat karena
kegawatan, pemakaian rutin atau paket tindakan untuk kepentingan
pasien yang bersangkutan. Permintaan barang dilaksanakan setiap hari
senin, rabu, dan jumat sesuai dengan kebutuhan unit kerja. Permintaan
dapat berasal dari rawat jalan, rawat inap, unit hemodialisa, IGD, dan
OK. Pelayanan unit hanya menyiapkan obat dan alkes untuk perawatan
umum. Setiap unit yang bersangkutan membuat permintaan (amprahan)
satu hari sebelumnya agar pelayanan unit dapat menyiapkan permintaan
tersebut. Kemudian petugas pelayanan unit menginput permintaan obat
dan alkes tersebut secara komputerisasi.
Pelayanan Unit di RSIJ Pondok Kopi meliputi kegiatan produksi
dan repacking. Kegiatan yang dilakukan antara lain pembuatan obat
nonsteril dan pengenceran. Untuk produksi sediaan nonsteril, seperti
handrub. Sedangkan untuk kegiatan repacking adalah perhydrol 3%,
betadine 50 mL, 100 mL, 200 mL, dan 250 mL. Setelah selesai setiap
produk yang diproduksi ataupun di repacking diberi label nama,
kekuatan/volume, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluwarsa.
d. Unit Pelayanan Farmasi IGD
Depo IGD dibuka 24 jam untuk melayani permintaan dari perawat
atas instruksi dokter IGD yang bersifat emergency. Permintaan obat dan
alkes menggunakan form permintaan obat dan alkes. Obat dan alkes ini
9
disiapkan oleh tenaga teknis kefarmasian. Ada beberapa paket alkes yang
disediakan oleh depo farmasi di IGD. Hal ini untuk mempermudah dan
mempercepat pengadaan obat/alkes apabila akan ada tindakan yang
dilakukan oleh perawat.
1) Paket nebu: sungkup, ventolin, farbivent.
2) Paket NGT: NGT, spuit 50 cc catheter tip.
3) Paket urin: urine bag, folley catheter, water for injection 25 mL,
spuit 5 cc dan 20 cc.
4) Paket infus: cairan dasar, infus set, soft cloth, iv catheter, alcohol
swab.
5) Paket jahit: softsilk, lidocain, spuit 5 cc.
6) Paket syringe pump : NaCl 25 mL, spuit 50 cc, extention tube.
e. Unit Pelayanan Farmasi OK dan ICU
Depo OK dan anastesi dibuka 24 jam untuk menyediakan
kebutuhan obat dan alkes yang dibutuhkan di kamar bedah, anastesi dan
ICU. Penanggung jawab depo OK dan anastesi adalah tenaga teknis
kefarmasian dan bertanggung jawab langsung ke Ka.Ur Farmasi Rawat
Inap. Depo OK menyiapkan beberapa paket untuk operasi, seperti: CVD
set, catheter set, paket HCU, paket injeksi, paket spinal, paket suction
cannula, paket NGT stomach tube atau feeding tube, paket anastesi
spinal dan paket anastesi umum.
Setiap pagi petugas farmasi di depo OK melakukan pendataan
keperluan tindakan operasi selama satu hari. Lalu petugas farmasi
menyiapkan obat- obatan injeksi dan alkes sesuai daftar barang yang
dibutuhkan ke dalam kontainer, setiap kontainer diberi nama pasien dan
nama operasi pasien yang bertujuan untuk menghindari kesalahan atau
tertukar pada saat akan digunakan.
f. Cental Sterilization Supply Departement (CSSD)
CSSD di RSIJ Pondok Kopi bertugas untuk menyediakan fasilitas
dan menyelenggarakan pelayanan sterilisasi. Kegiatan yang dilakukan
CSSD adalah pelayanan sterilisasi alat kesehatan dan instrumen untuk
10
benar nama obat, benar dosis, benar waktu dan frekuensi pemberian,
benar cara pemberian, ada tidaknya polifarmasi, ada tidaknya duplikasi,
interaksi obat yang mungkin terjadi, ada tidaknya kontraindikasi dan
alergi (Lampiran 5). Pengkajian / telaah resep dilakukan oleh Apoteker di
RSIJPK.
b. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat dilakukan pada pasien rawat inap. Rekonsiliasi
dilakukan oleh petugas farmasi atau perawat dengan cara melakukan
wawancara kepada pasien atau keluarga pasien. Pencatatan yang
diverifikasi dalam rekonsiliasi obat meliputi nama obat, dosis, frekuensi,
rute pemberian, obat mulai diberikan, tindak lanjut (diganti, dilanjutkan
atau dihentikan) (Lampiran 9). Kemudian dilakukan pembandingan
dengan obat yang di order pertama kali pada saat masuk rawat inap bila
ada ketidakcocokan maka dokter harus dihubungi kurang dari 24 jam.
Apabila ada perubahan terapi maka harus dilakukan komunikasi dengan
pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat.
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Kegiatan PIO yang dilakukan oleh RSIJPK meliputi menjawab
pertanyaan dan memberi informasi kepada pasien terkait nama obat,
aturan pakai, dan cara penggunaan obat kepada pasien, menyediakan
informasi bagi tim farmasi dan terapi sehubungan dengan penyusunan
formularium rumah sakit, dan melakukan pendidikan berkelanjutan bagi
tenaga kefarmasian. PIO dilakukan pada pasien rawat inap yang akan
pulang oleh apoteker. Apoteker melakukan PIO langsung ke kamar rawat
pasien yang akan pulang dengan menjelaskan nama obat, cara
penggunaan, kegunaan obat, perhatian khusus pada obat (bila ada) dan
cara penyimpanan obat.
d. Konseling
Kegiatan konseling obat di RSIJPK belum dilakukan secara
maksimal dimana apoteker tidak selalu memberikan konseling terhadap
12