Anda di halaman 1dari 49

SHARING PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)

PEKERJAAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT


Disusun Oleh:
Rusiana, S.Farm. 2019000076
Jella Iranda, S.Farm. 2019000114

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2020
OUTLINE AGENDA SHARING

 Definisi
- Rumah Sakit
- Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
 Struktur Organisasi
 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit:
- Manajerial (Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai)
- Pelayanan Farmasi Klinik
DEFINISI
(Permenkes 72 tahun 2016)

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan


yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur


yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.

2
Struktur Organisasi Instalasi Farmasi
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

3
Struktur Organisasi Instalasi Farmasi
RSIJ Cempaka Putih

4
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
(Permenkes 72 Tahun 2016)

Manajerial
(Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai)

Pelayanan Farmasi Klinik

5
MANAJERIAL
(PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT
KESEHATAN, DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI)

6
1. Pemilihan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Sistem pemilihan dilakukan oleh • Pemilihan Obat pada sistem
Tim Farmasi dan Terapi (TFT) formularium dilakukan oleh Panitia
• Penilaian terhadap: Farmasi dan Terapi (PFT)
 aspek khasiat, • Pemilihan obat berdasarkan:
 keamanan,  sistem formularium,
 ketersediaan di pasaran,  jaminan obat,
 harga, dan  keamanan obat, dan
 biaya pengobatan paling murah  sistem pengelolaan
• Formularium disusun berdasarkan • Produk BPJS dalam pemilihan obat
Formularium Nasional, e-catalogue, dan alkes dilakukan berdasarkan
dan obat yang memiliki izin BPOM Formularium Nasional dan e-
• Formularium RSCM diperbaharui catalogue
setiap tahun dan disusun • Formularium RSIJ dievaluasi
berdasarkan Fornas, e-catalogue, setiap 6 (enam) bulan atau maksimal
obat yang memiliki izin BPOM. 1 (satu) tahun sekali.
7
1. Pemilihan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Formularium RSCM 2018 • Contoh formulir Pemilihan Obat
berdasarkan e-catalogue

PA
P K
8
2. Perencanaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Dilakukan oleh 53 SF RSCM setiap akhir • Proses perencanaan ditentukan
Juli, dan dikumpulkan kepada IF pada menggunakan metode konsumsi
awal Agustus. dengan melihat penggunaan obat
• Proses perencanaan menggunakan diwaktu sebelumnya
metode kombinasi (konsumsi &
epidemiologi) • Perencanaan dilakukan dengan
• Tahap perencanaan SAB, antara lain: mempertimbangkan:
1) Telaah kebutuhan 1) Anggaran yang tersedia,
2) Usulan SAB selama 1 tahun ke 2) Penetapan prioritas,
depan 3) Sisa persediaan,
3) Pengkajian dan Finalisasi kebutuhan 4) Data pemakaian periode
oleh Kepala Unit Kerja
yang lalu,
4) Pengumpulan usulan SAB kepada IF
5) Waktu tunggu pemesanan
5) IF merekap kebutuhan seluruh SF
selama 1 tahun dengan berbagai 6) Rencana pengembangan.
telaah dan prioritas

9
3. Pengadaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Dilakukan oleh UPBJ (Unit Pengadaan • Pengadaan perbekalan bagian farmasi
Barang dan Jasa), dibawah pimpinan dilaksanakan oleh bagian logistik perbekalan
Direktur Umum dan Operasional. obat dan alkes dibawah pimpinan direktur
• Permintaan barang ke distributor: penunjang.
untuk 3 minggu (1 minggu untuk di SF & 2 • Menggunakan sistem inventory, berdasarkan
minggu untuk di Gudang IAL) standar min dan max persediaan barang yang
• Proses pengadaan di RSCM dilakukan ada sehingga dapat diketahui jumlah barang
melalui: yang harus dipesan.
1) Kontrak konsinyasi • Standar minimal stok di logistik perbekalan
farmasi yaitu 7 hari dan standar maksimum 14
2) Kontrak e-purchasing
hari.
3) Pengadaan langsung
• Pengadaan sediaan farmasi harus
4) Penunjukkan langsung menyertai:
5) Tender cepat 1. MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk
6) Tender bahan berbahaya
7) Hibah / Sumbangan / Dropping 2. COA (Certificate of Analysis) untuk bahan
8) Pengadaan obat non-registrasi baku
3. harus ada NIE (Nomor Izin Edar).

10
3. Pengadaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Faktur Pembelian barang
dari distributor

PA
P K
11
4. Penerimaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Dilakukan dengan sistem satu pintu, • Dilakukan dengan sistem satu pintu, yaitu
yaitu melalui Gudang IAL (Instalasi langsung dilakukan di Gudang Logistik
Administrasi dan Logistik). Perbekalan Kesehatan
• Hal yang harus diperhatikan saat • Hal yang diperhatikan saat penerimaan
penerimaan barang: barang:
1) Kesesuaian antara SP & faktur 1) Kondisi fisik barang,
2) Penanganan khusus obat atau 2) Bentuk sediaan,
bahan tertentu (termolabil, B3, 3) Dosis obat,
bahan baku obat)
4) Expired date
• Input penerimaan menggunakan
5) Nomor batch.
sistem EHR (Electronic Health Record)
• Berita acara penerimaan barang/ BAPB
dan kartu stock manual
(maksimal 2,5 jam setelah barang diterima)
yang kemudian diberikan ke bagian
akuntansi
• BAPB terdiri dari 2 rangkap, yaitu 1 lembar
untuk bagian akuntansi yang disertai faktur
dan 1 lembar lagi untuk arsip gudang. 12
4. Penerimaan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Bahan B3 • Berita Acara Penerimaan Barang

PA
• Bahan Termolabil

P K
13
5. Penyimpanan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Penyimpanan SAB terbagi • Penyimpanan SAB berdasakan:
dalam: 1) Jenis sediaan,
1) Secara umum 2) Alfabetis,
2) Obat termolabil 3) Bentuk sediaan,
4) Suhu penyimpanan dan stabilitas
3) Obat High Alert
5) FIFO (First In First Out) dan FEFO
4) Troli atau tas emergensi (First Expired First Out)
5) Narkotika & Psikotropika 6) Obat High Alert disimpan di tempat
6) B3 (Bahan Berbahaya & khusus dan diberi stiker berlatar
Beracun) merah bertuliskan High Alert
7) Gas Medis 7) LASA diberikan stiker kuning
bertuliskan LASA, dipisahkan dari
obat LASA pasangannya.

14
5. Penyimpanan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Obat termolabil • Lemari penyimpanan Narkotika dan
B3

• High Alert

• High Alert LASA

15
6. Distribusi
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Menggunakan sistem distribusi • Pendistribusian secara online
desentralisasi. menggunakan inventory system.
• Pendistribusian di RSCM • Metode distribusi yaitu
dikelompokkan menjadi: desentralisasi dengan system:
1) Gudang IAL ke SF 1) Pendistribusian obat dari gudang
2) SF ke pasien (tergantung logistik dilakukan terhadap
sistem penyiapan obat: resep berbagai unit depo farmasi
antara lain IGD, UPF Raudhah,
perorangan, floor stock, dan
UPF Rajal, UPF Ranap,
Unit Dose Dispensing
Pelayanan Unit, dan Depo
(UDD))
Farmasi Kamar Operasi (OK).
3) Troli emergensi
2) Floor stock, Unit Dose
4) Resep harian dan resep Dispensing (UDD) untuk
pulang peresepan bagi pasien rawat
inap (Kombinasi).

16
6. Distribusi
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Etiket UDD di Gedung A RSCM • Distribusi sistem UDD
(Rawat Inap)

• Paket tindakan (contoh: IGD)

• Distribusi sistem
floor stock
PA
K
(Form pengeluaran
barang dari
gudang logistik
ke depo farmasi)
P 17
7. Pemusnahan dan Penarikan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Pemusnahan terhadap SAB yang • Penarikan SAB dilakukan terhadap produk-
sudah kadaluwarsa atau sudah TMS produk yang telah habis masa pakainya atau
untuk digunakan, yang dipisahkan produk yang telah dicabut izin edarnya oleh
dalam ruang/gudang karantina obat. BPOM RI.
• Pemusnahan dilakukan 1 tahun sekali
• Pemusnahan dilakukan tidak setiap
dengan melampirkan daftar obat dan tidak
tahun (tergantung situasi & kebutuhan) dilakukan di RSIJ Cempaka Putih melainkan
• Pemusnahan digolongkan menjadi: bekerjasama dengan bantuan pihak ketiga
1) Narkotika & Psikotropika melalui bagian sarana fisik dan kesling
(kesehatan lingkungan).
2) Non-Narkotika & Non-
Psikotropika • Khusus narkotika, psikotropika dan OOT
pemusnahannya dilakukan oleh bagian
3) Sitostatika gudang farmasi dengan cara menyampaikan
• Baik pemusnahan maupun surat pemberitahuan dan permohonan saksi
penarikan, juga dilakukan dengan kepada Dinas Kesehatan Kota dan Balai
sistem satu pintu, melalui Gudang POM setempat
IAL • Stock opname dilakukan setiap 3 bulan
sekali untuk melakukan pemisahan terhadap
SAB yang dapat diretur ataupun
dimusnahkan. 18
7. Pemusnahan dan Penarikan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Gudang karantina obat • Dokumen pemusnahan dan
penarikan produk

PA
P K
19
8. Pengendalian
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Sistem pengendalian RSCM: • Pengendalian dilakukan melalui proses stock
opname dan Formulir Evaluasi pemantauan
1) Stock opname (3 bulan
suhu dan kelembaban
sekali)
• Alur Stock Opname:
2) Sampling stock 5 -10 item Stock opname dilakukan setiap 6 bulan (Depo
(setiap hari) Farmasi) dan setiap 3 bulan (Gudang)
3) Penandaan dan daftar obat 1. Pra Stok Opname: 2 minggu sebelum
mendekati kadaluwarsa (<6 dilakukan proses stok opname petugas
bulan) mengecek ED barang yang tersedia dan
merekap data jika ditemukan jumlah selisih
4) Formulir pemantauan suhu barang.
lemari pendingin dan 2. Stock Opname: Petugas menghitung fisik
kelembaban ruangan dan memasukan ke SIM RS untuk melihat
apakah ada selisih jumlah atau tidak.
3. Post Stock Opname: Petugas
menyamakan kembali antara data fisik
dengan data SIM RS supaya tidak terdapat
kesalahan.
20
8. Pengendalian
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Penandaan obat mendekati • Formulir evaluasi suhu dan
kadaluwarsa (<6 bulan) kelembaban

21
9. Pelaporan (Administrasi)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Pencatatan dan pelaporan • Pencatatan dan pelaporan dilakukan
dilakukan oleh IF, yang di oleh bagian administrasi IF.
kelompokkan ke dalam: • Kegiatan administrasi meliputi:
1) Laporan pengelolaan SAB 1. kegiatan pencatatan (rekam
medik)
2) Laporan farmasi klinik
2. Pelaporan (Narkotika dan
3) Laporan lainnya
Psikotropika)
3. Administrasi keuangan
• Pelaporan obat Narkotika dan
Psikotropika dilakukan setiap bulan
kepada SuDinKes wilayah setempat
menggunakan program SIPNAP
(Sistem Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika) oleh Manajer Farmasi.

22
9. Pelaporan (Administrasi)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Tampilan utama aplikasi SIPNAP (Sistem
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika)

23
PELAYANAN FARMASI KLINIK

24
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Peresepan dan skrining resep  Penerimaan resep dari pasien
dilakukan menggunakan sistem  skrining resep meliputi skrining
EHR. administrasi, skrining farmasetik
• Skrining resep meliputi aspek dan skrining klinis. (pemeriksaan
administratif, farmasetik, dan ketersediaan obat dan harga
klinis. resep)
• Kegiatan ini dilakukan oleh  Resep dikerjakan beberapa
Apoteker Klinis dibantu oleh petugas, mulai dari petugas
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). penyiapan obat (AA), peracikan
obat (AA), pengemasan obat dan
pemberian etiket (AA), serta
penyerahan obat (Apoteker).
 Pemberian informasi obat seperti
indikasi obat serta frekuensi
pemakaian

25
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Telaah obat pada resep yang • Telaah Resep dan Telaah obat
sudah dicetak

26
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Contoh etiket • Etiket, Label dan Stiker

27
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Kegiatan MHT ini harus dilakukan • Dilakukan bersamaan dengan
apoteker dalam waktu maksimal rekonsiliasi obat dengan cara
48 jam pertama terhitung dari menanyakan langsung kepada
mulai waktu admisi pasien di pasien ataupun keluarga pasien
rumah sakit.
• Difokuskan pada pengobatan
yang diminum pasien kurang lebih
1 bulan sebelum masuk RS dan
obat-obatan kronis (untuk menilai
kepatuhan pasien)

28
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir MHT
(Medication History
Taking)

29
3. Rekonsiliasi Obat
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Terdapat 3 jenis rekonsiliasi yang
1. Rekonsiliasi Admisi
dilakukan yaitu:
2. Rekonsiliasi Transfer
1) Rekonsiliasi admisi
(membandingkan obat 3. Rekonsiliasi Pulang
sebelum masuk rumah sakit
dengan obat yang diresepkan
dokter pertama kali di rumah
sakit).
2) Rekonsiliasi transfer
(membandingkan obat saat
pemindahan ruang
perawatan).
3) Rekonsiliasi pulang
(membandingkan obat rawat
inap dengan obat pulang
yang diresepkan oleh dokter).

30
3. Rekonsiliasi Obat
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir Rekonsiliasi • Formulir Rekonsiliasi admisi

31
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• PIO aktif:
1) Buletin 1. Langsung
2) Brosur - Saat penyerahan obat
3) Leaflet - Penyuluhan bekerja sama
4) Seminar dengan PKRS (Promosi
5) Kegiatan penyuluhan dengan Kesehatan Rumah Sakit)
tim PKRS (Promosi
Kesehatan RS) 2. Tidak langsung
• PIO pasif: - Leaflet
Pertanyaan dari pasien, pihak luar, - Brosur
ataupun profesi kesehatan yang - Televisi RSIJ Cempaka Putih
lain.
• PIO pasif memiliki target
pengumpulan minimal dan
dijadikan dasar pembuatan PIO
aktif.
32
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Formulir Pemberian
Informasi/Edukasi Terintegrasi

33
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Penyuluhan tentang Obat bekerja sama
dengan PKRS dan didampingi Apoteker

34
5. Konseling
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

6 Kriteria pasien:
• Sama seperti RSIJ Cempaka putih
untuk 6 kriteria pasien yang perlu 1. Pasien kondisi khusus
dikonseling. 2. Pasien dengan terapi jangka
• Konseling juga diberikan saat panjang/penyakit kronis
pemberian obat pulang pasien. 3. Pasien yang menggunakan obat-
obatan dengan instruksi khusus
4. Pasien yang menggunakan Obat
dengan indeks terapi sempit
5. pasien yang menggunakan
banyak Obat (polifarmasi)
6. Pasien yang mempunyai riwayat
kepatuhan rendah
• Pemberian konseling pada
pemberian obat pulang pasien

35
5. Konseling
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir Informasi Obat Pulang • Formulir Rekonsiliasi Obat Pulang

36
6. Visite / Ronde
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Visite umumnya dilakukan secara • Visite dilakukan ketika
mandiri. Pemantauan Terapi Obat di ruang
• Sedangkan untuk ronde bersama perawatan pasien
tenaga kesehatan lain dilakukan
pada hari tertentu saja (ronde
bersama dilakukan pada hari rabu
untuk rawat inap di lantai 8),
ataupun bila ada kasus sulit.

37
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Prioritas pasien yang mendapat
PTO adalah: Pasien dengan Kriteria:
1) Pasien geriatri (usia 60 tahun
ke atas). • pasien yang menerima obat
2) Pediatri (pasien sampai usia dengan indeks terapi sempit,
18 tahun) • obat yang bersifat nefrotoksik,
3) Pasien yang mendapat • obat sitostatika,
perawatan intensif.
• obat antikoagulan,
• Informasi terkait PTO diperoleh
• obat yang sering menimbulkan
melalu:
reaksi obat yang tidak dikehendaki
1) Electronic Health Record (ROTD),
(EHR).
• obat kardiovaskular.
2) Status dan kardeks pasien.
3) CPPT.
4) Hasil visite pasien

38
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir Pemantauan Terapi Obat

39
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• MESO dapat dilaporkan oleh  MESO dilakukan bersama dengan
Apoteker, Perawat, dan Dokter. PTO, dapat dilaporkan oleh
• Pelaporan kepada Sekretaris TFT Apoteker, Dokter dan Perawat
setiap bulan, kemudian dievalusi  dilakukan dengan melihat rekam
dan dilaporkan kepada Direktur medik pasien ataupun
Medik dan Keperawatan. menanyakan secara langsung
Selanjutnya pelaporan diteruskan kepada pasien/keluarga pasien
ke BPOM.
 Diisi dalam formulir pemantauan
efek samping obat

40
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Formulir MESO Form Pemantauan Efek Samping Obat

41
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Evaluasi penggunaan obat
kualitatif hanya dilakukan untuk
obat – obatan tertentu misalnya
dengan pemakaian khusus atau • Dilakukan melalui analisis resep.
dengan menggunakan alur Apoteker akan melakukan analisis
Gyssens untuk evaluasi antibiotik terkait jumlah obat yang diperoleh
yang dilakukan oleh tim PPRA pasien.
(Program Pengendalian • Hasil analisis resep akan dibuat
Resistensi Antibiotik). dalam bentuk laporan dan
• Evaluasi penggunaan obat dilaporkan tiap 3 bulan sekali.
kuantitatif dilakukan khususnya
pada penggunaan antibiotik dari
seluruh unit pelayanan yang ada
di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.

42
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Evaluasi Penggunaan Antibiotik

43
10. Dispensing Sediaan Steril
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Produksi meliputi produksi steril
dan non-steril. 1. Sediaan sitostatik
• Produk Steril adalah produk - Pada ruangan Steril
Aseptic Dispensing yang terdiri
dari :
2. Iv admixture dan total parenteral
1) IV Admixture. nutrition
2) Total Parenteral Nutrition - Teknik aseptik
(TPN).
3) Re-Packing.
4) Pencampuran obat
sitostatika.

44
10. Dispensing Sediaan Steril
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih
• Ruang Steril Peracikan Obat
• Ruang Peracikan Obat Sitostatika
Sitostatik dan ruang ganti APD

• Pembuatan produk non-steril


produksi RSCM

• Iv admixture dengan teknik aseptik

45
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo RSIJ Cempaka Putih

• Pemantauan kadar obat dalam


darah tidak dilakukan rutin di
RSCM karena memakan waktu, Belum melakukan PKOD secara
tenaga, dan biaya yang besar. rutin terhadap pasien. Hal ini
• PKOD dilakukan hanya untuk dikarenakan:
beberapa pasien tertentu, • keterbatasan alat
terutama pasien transplan hati • tingginya biaya
yang memperoleh obat takrolimus.

46
KESIMPULAN
Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit
dituntut untuk merealisasikan perluasan paradigma
Pelayanan Kefarmasian dari orientasi produk menjadi
orientasi pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu
ditingkatkan secara terus menerus agar perubahan
paradigma tersebut dapat diimplementasikan. Apoteker
harus dapat memenuhi hak pasien agar terhindar dari
hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum.
Hal tersebut menjadi tantangan bagi Apoteker untuk
maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat
memberikan Pelayanan Kefarmasian secara
komprehensif dan simultan baik yang bersifat
manajerial maupun farmasi klinik.

47
TERIMA KASIH

48

Anda mungkin juga menyukai