Laporan Praktikum Pekan 1 - Kelompok 6
Laporan Praktikum Pekan 1 - Kelompok 6
Teknologi Minyak, Lemak, Oleokimia, Dosen: Dr. Rini Purnawati, S.TP., M.Si
dan Emulsi Kelompok: 6
(TIN 1329)
Disusun oleh :
Putra Muhammad Risky Ramadhan F3401211002
Rizky Adelka F3401211020
Muhammad Abdi Hannan F3401211023
Latar Belakang
Minyak sawit sering ditemukan dipasaran dan digunakan karena harganya yang
lebih murah, tersedia dalam jumlah banyak dan stabilitas terhadap oksidasi yang tinggi.
Minyak sawit merupakan minyak yang berasal dari ekstraksi mesokarp buah kelapa
sawit melalui proses pemurnian dan fraksinasi (Taufik dan Seftiono 2017). Menurut
Fauzi et al. (2019), minyak kelapa sawit mengandung lemak jenuh dan tak jenuh, beta-
karoten, vitamin E serta diduga memiliki efek antioksidan. Menurut Surmana et al.
(2017), minyak sawit mengandung asam lemak tak jenuh terutama oleat dan linoleat,
serta karoten (vitamin A) berkisar 600-1000 ppm dan tokoferol (vitamin E) berkisar
800-1000 ppm.
Tingginya permintaan minyak sawit di pasaran menjadikan perlu adanya
minyak goreng substitusi nabati untuk memenuhi kebutuhan pasar. Contoh minyak
substitusi nabati yang sekarang ini dapat dipasaran yaitu minyak jagung. Minyak
jagung merupakan minyak yang diekstraksi dengan cara pengepresan ulir jagung yang
kemudian dilakukan proses pemurnian (Zhao dan Chen 2023). Minyak jagung
merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak jenuh, seperti asam linoleat dan
linolenat, serta tokoferol (vitamin E) (Astuti 2016). Menurut Indarto dan Fakhry
(2022), minyak jagung mengandung asam lemak tidak jenuh 86%, 14% asam lemak
jenuh, dan sisanya mengandung vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan.
Selain minyak jagung, minyak kelapa sering juga ditemukan dipasaran sebagai
pengganti minyak kelapa sawit. Minyak kelapa merupakan minyak yang diekstraksi
dari daging buah kelapa yang dan dilakukan penyulingan (Sherliana et al. 2021).
Menurut Maherawati dan Suswanto (2022), minyak kelapa tersusun dari senyawa
trigliserida dengan komposisi asam lemak jenuh seperti 44-52% asam laurat dan 13-
19% asam miristat. Dengan beredarnya berbagai macam minyak dipasaran,
menjadikan perlu adanya uji sifat fisiko kimia minyak sebagai informasi untuk
konsumen agar lebih selektif dalam memilih produk yang aman dan berkualitas.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan memperkenalkan cara beberapa pengujian untuk
melihat mutu minyak atau lemak.
METODOLOGI
1. Bilangan Iod
2. Bilangan Peroksida
3. Bilangan Asam
4. Indeks Bias
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indeks bias minyak merupakan salah satu indikator dalam menentukan kualitas
suatu minyak dan lemak. Penentuan indeks bias minyak didasarkan pada hukum
Snellius dengan cara mengukur jarak sinar bias terhadap garis normal. Penentuan
indeks bias minyak biasanya dilakukan menggunakan bantuan alat refraktometer. Nilai
indek bias akan merepresentasikan kandungan partikel plastik pada suatu sampel
minyak atau lemak, dimana semakin tinggi nilai indeks bias maka semakin tinggi
kandungan partikel plastik pada minyak atau lemak (Prasetyo et al. 2014). Berdasarkan
praktikum yang dilakukan terhadap tiga jenis sampel minyak, yaitu minyak kelapa
sawit, minyak jagung, dan minyak kelapa dengan dua kali pengulangan diperoleh nilai
indeks bias secara berurutan yaitu 1.4605 dan 1.4625, 14.702 dan 1.4700, 1.4528 dan
1.4528. Hasil ini sudah mendekati SNI 3741:2002 terkait standar mutu minyak goreng
yaitu nilai indeks bias yang berkisar 1.448-1.450.
PENUTUP
Simpulan
Praktikum minggu pertama dilakukan dua kali ulangan menggunakan tiga jenis
sampel, yaitu minyak sawit, minyak jagung, dan minyak kelapa dengan lima jenis uji,
yaitu bilangan iod, bilangan peroksida, bilangan asam, persen free fatty acid, dan
indeks bias. Setiap sampel memiliki karakteristik masing-masing ya Setiap pengung
khas. Pengujian dilakukan untuk menentukan suatu kondisi minyak secara kimiawi
maupun fisik. Pengujian kelima jenis uji, menunjukkan hasil yang tidak sesuai pada
bilangan iod dan bilangan asam, sedangkan bilangan peroksida dan persen free fatty
acid sesuai dengan literatur, dan pada indeks bias menunjukkan hasil yang mendekati
dengan literatur. Perbedaan dengan literatur ini disebabkan karena jumlah sampel yang
digunakan lebih sedikit dibandingkan jumlah yang digunakan pada literatur.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti DT. 2016. Karakterisasi dan komposisi kimia minyak jagung unyil (Zea mays
L.) varietas lokal pulut [skripsi]. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
[BSN] Badan Standar Nasional Indonesia. 2013. Minyak goreng. SNI 3741:2013.
Jakarta.
[BSN] Badan Standar Nasional Indonesia. 2002. Minyak goreng. SNI 3741:2002.
Jakarta.
Dewi MTI, Hidajati N. 2012. Peningkatan mutu minyak goreng curah menggunakan
adsorben bentonit teraktivasi. Journal of Chemistry. 1(2): 47-53
Fauziati, Hermanto, Fitriani. 2019. Peluang minyak mentah sawit sebagai bahan
sediaan farmasi. Jurnal Riset Teknologi Industri. 13(2): 314-324.
Husnah, Nurlela. 2020. Analisa bilangan peroksida terhadap kualitas minyak goreng
sebelum dan sesudah dipakai berulang. Jurnal Redoks. 5(1): 65-71.
Indarto C, Fakhry M. 2022. Efektivitas jenis adsorben dalam pemurnian cooking oil
dari jagung varietas lokal Madura. Agrointek. 16(4): 622-629.
Maherawati, Suswanto I. 2022. Peningkatan kualitas minyak kelapa tradisional dengan
teknologi pemurnian sederhana. Jurnal Pengolahan Pangan. 7(1): 20-
25.
Mardiana, Santoso T. 2020. Purifikasi minyak goreng bekas dengan proses adsorbsi
menggunakan arang kulit kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Media
Eksakta. 16(1): 49-56.
Prasetyo DR, Aji MP, Supriyadi. 2014. Uji kualitas minyak goreng berdasarkan indeks
bias cahaya menggunakan alat refraktometer sederhana. Jurnal Fisika.
4(1): 48-52.
Rorong J, Aritonang H, Ranti FP. 2008. Sintesis metil ester asam lemak dari minyak
kelapa hasil pemanasan. Chemical Progress. 1(1): 9-18.
Sherliana, Sitorus IM, Melati AR, Putra KA, Putri NP. 2021. Pengaruh penambahan
massa saccharomyces cerevisiae terhadap perolehan minyak kelapa
murni (virgin coconut oil) dengan metode fermentasi. Jurnal
Chemurgy. 5(2): 72-79.
Surmana D, Wake LS, Suprapto H. 2017. Studi karakteristik minyak sawit merah dari
pengolahan konvensional cpo (crude palm oil). Jurnal Teknologi
Pertanian Universitas Mulawarman. 12(2): 35-38.
Taufik M, Seftiono H. 2017. Karakteristik fisik dan kimia minyak goreng sawit hasil
proses penggorengan dengan metode deep-fat frying. Jurnal Teknologi
Universitas Muhammadiyah Jakarta. 10(2): 123-130.
Untari B, Miksunanti, Ainna A. 2020. Penentuan kadar asam lemak bebas dan
kandungan jenis asam lemak dalam minyak yang dipanaskan dengan
metode titrasi asam basa dan kromatografi gas. Jurnal Ilmiah Bakti
Farmasi. 5(1): 1-10.
Utami AR. 2011. Kajian proses produksi biodiesel dari minyak biji bintaro (Cerbera
odollam Gaertn) dengan metode transesterifikasi [skripsi]. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Zhao M, Chen B. 2023. Corn oil. Sustainable Food Science - A Comprehensive
Approach. 1(1): 104-119.
LAMPIRAN
Tabel 1 Hasil pengukuran bilangan iod, peroksida, asam, %FFA, dan indeks bias.
No Sampel Bilangan Bilangan Bilangan %FFA Indeks
Iod (ml) Peroksida Asam (mg Bias
KOH/g)
1 Blanko 15.5 - - - -