Kel 9 - Laporan PDP

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI

KONSTRUKSI SKALA HEDONISME

Disusun Oleh Kelompok 9 :

Christina Alvita Damayanti (201910515087)

Lita Aulia Hasriyah (201910515220)

Salza Maylia Zukriansyah (201910515282)

Zoraya Anastasya (201710515066)

Dosen Pengampu : Ditta Febrieta, S.Psi., MA

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

GENAP 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan penyusunan skala psikologi
yang berjudul “Konstruksi Skala Hedonisme” dapat diselesaikan. Adapun
tujuan dari laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat tugas akhir dari
mata kuliah penyusunan skala psikologi yang harus diselesaikan untuk
memenuhi persyaratan kenaikan semeseter baru.
Laporan penyusunan skala psikologi ini dibuat dengan berdasarkan
pengetahuan yang didapat dari hasil observasi ataupun pengumpulan
data, baik didapat dari refrensi buku atau modul yang ada. Terwujudnya
laporan penyusunan skala psikologi dibuat tidak lepas dari bimbingan,
saran dan bantuan moral serta materil, dorongan serta kritikan dari
berbagai pihak yang terkait. Dengan kesempatan ini penulis akan
menyampaikan ucapa terimakasih serta penghargaan setinggi-tingginya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan yang
selalu melancarkan dalam penulisan skripsi hingga tuntas.
2. Bapak Drs. H. Bambang Karsono, S.H., M.M. Selaku Rektor
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
3. Bapak Prof. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi., Ph.D selaku Dekan
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
4. Ibu Yulia Fitriani, S.Psi., M.A selaku Kaprodi Fakultas Psikologi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
5. Ibu Ditta Febrieta, S.Psi, MA selaku dosen pembimbing mata kuliah
penyusunan skala psikologi yang memantau perkembangan
perkuliahan dan memberikan izin untuk melanjutkan studi saya.
6. Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan, saran dan
masukannya.
Masih banyak kekurangan dalam pembuatan skripsi ini, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga
skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pembaca. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi dan melimpahkan rezeki kepada
kita semua. Aamiin.

Bekasi, 25 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv
BAGIAN I ................................................................................................... 1
Gejala Fenomena ................................................................................... 2
BAGIAN II .................................................................................................. 4
A. TEORI UTAMA .................................................................................. 4
B. KOMPONEN ALAT UKUR ................................................................. 7
C. PEMILIHAN KONSTRAK ................................................................... 9
D. DEFINSI OPERASIONAL .................................................................. 9
BAGIAN III ............................................................................................... 11
A. TEKNIK PENSKALAAN ................................................................... 11
B. BENTUK AITEM .............................................................................. 11
C. INDIKATOR PERILAKU ................................................................... 12
D. BLUE PRINT SKALA ....................................................................... 12
E. AITEM .............................................................................................. 13
BAGIAN IV .............................................................................................. 14
A. VALIDITAS ...................................................................................... 14
B. RELIABILITAS ................................................................................. 14
C. UJI ASUMSI ..................................................................................... 15
BAGIAN V ............................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ................................................................................. 16
B. SARAN ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Skala Likert ............................................ 11


Tabel 3.2 Aitem Pernyataan Skala Hedonisme .................................... 11
Tabel 3.3 Blueprint Skala Hedonisme .................................................. 12
Tabel 3.4 Nomor Aitem Pernyataan Skala Hedonisme ....................... 13
Tabel 4.1 Skor Reliabilitas ..................................................................... 15
Tabel 4.2 Uji Normalitas ........................................................................ 15

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Hedonisme ............ 19


Lampiran 2 : Uji Normalitas................................................................... 19
Lampiran 3: Uji Correlations Pearson ................................................. 20
Lampiran 4 : Kuesioner Online - Google Formulir .............................. 22
Lampiran 5 : Screenshot Bukti Pembagian Kuesioner Kepada
Mahasiswa .............................................................................................. 23

iv
BAGIAN I

FENOMENA LAPANGAN

Saat ini, banyak permasalahan yang terjadi pada masa remaja


terutama pada mahasiswa. Permasalahan yang biasanya terjadi berkaitan
dengan hedonisme. Seringnya bertambahnya tahun, dunia akan
mengalami perkembangan dan mengalami perubahan-perubahan dari
segi apapun. Perkembangan ataupun perubahan di dunia dapat disebut
globalisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), globalisasi
berarti proses masuknya informasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi
ke ruang lingkup dunia. Gaya hidup akan mengubah perubahan sosial
dengan munculnya beberapa pola pikiran serta gaya hidup setiap individu
untuk mendapatkan kesenangan maupun kebebasan semata dalam
mencapai kepuasan. Dampak buruk dari globalisasi yang sangat menonjol
salah satunya yaitu sifat hedonisme pada masyarakat. Supelli (2003)
mengungkapkan bahwa hedonisme merupakan penyakit yang ditimbulkan
karena adanya virus hedon, hedonis merupakan sebutan kepada orang
yang terkena penyakit hedonisme. Hedonisme adalah perilaku yang
menyukai kenikmatan dan kesenangan pribadi, kemewahan, dan
kemapanan di atas segalanya. Hedonisme adalah bagian dari identifikasi
perubahan sosial. Penyebab tersebarnya virus hedon ini adalah
globalisasi. Walaupun globalisasi sudah lama ada dalam kehidupan
manusia, bahkan mampu melahirkan suatu ketimpangan tujuan hidup
yang ditunjukkan melalui degradasi moral dan sikap serta tingkah laku
orang banyak. Di mana semakin terbukanya akses budaya barat yang
banyak berbeda dengan budaya negeri ini, maka semakin besar pula
pengaruhnya terhadap hasrat dan gaya hidup seseorang, termasuk
mahasiswa.
Susanto (2001) menyatakan bahwa atribut kecenderungan gaya hidup
hedonisme meliputi lebih senang mengisi waktu luang di mall, kafe dan
restoran-restoran makanan siap saji (fast food), serta memiliki sejumlah
barang-barang dengan merek prestisius. Sedangkan menurut Monks
(2014), mengatakan bahwa mahasiswa yang umumnya berada pada
tahapan remaja akhir menuju dewasa awal (emerging adulthood)
cenderung memilih penampilan, perilaku, cara bersikap, dan hal lainnya
yang akan menarik perhatian orang lain, terutama kumpulan teman
sebaya. Seseorang yang mempunyai gaya hidup hedonisme cenderung
malas untuk memenuhi tuntutan akademik perkuliahan, karena individu
merasa hal–hal tersebut seperti menyiksa dirinya sendiri.
Tim peneliti menemukan salah satu berita terkait hedonisme dari
kompasiana.com dengan judul "Pengaruh Globalisasi bagi Mahasiswa
Masa Kini", globalisasi merupakan perubahan sosial budaya yang
mendunia dan bersifat global dan tidak ada batasannya. Globalisasi
memiliki dampak negatif dan dampak positif. Dampak negatif globalisasi
bagi mahasiswa adalah gaya hidup, yang meliputi pakaian pakaian
branded, sepatu dari luar negri, tempat nongkrong untuk mengerjakan
tugas atau hanya sekedar makan. Berbeda dengan mahasiswa zaman

1
dulu yang lebih suka memasak makanan sendiri daripada membeli diluar.
Alat transportasi juga merubah kehidupan mahasiswa. Salah satu
perubahan gaya hidup mahasiswa adalah maraknya mahasiswa yang
menggunakan gadget sebagai kebutuhan primer.

Gejala Fenomena
Fenomena yang akan diteliti ialah fenomena hedonisme pada
mahasiswa aktif. Fenomena ini dikuatkan dengan lima gejala dan dampak
berbeda dari hedonisme yang akan diungkapkan melalui checklist dalam
bentuk bulat sebagai berikut :
 Gejala 1 : Hedonisme Dapat Memicu Hutang
Tuntutan gaya hidup hedonis tidak pernah habis. Mereka akan
mencari banyak cara untuk memenuhi keinginan pribadinya. Sehingga
dampak hedonis adalah memicu hutang dan depresi. Karena
keuangan pelaku hedonisme cenderung tidak sehat, maka mereka
rela berhutang untuk hal-hal konsumtif.
Sumber:https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/24/hedonisme-
adalah
 Gejala 2 : Tidak Peduli Dengan Orang Lain
Hedonisme membuat mahasiswa tidak peduli dengan kepentingan
dan kebahagiaan orang lain sehingga menjadi pribadi yang
egois.Hedonisme akan merusak hubungan sosial antar sesama.
Keegoisan adalah sifat yang akan melekat ketika seseorang memiliki
gaya hidup hedonisme, akibatnya mahasiswa hedonisme sulit
berkembang dalam kehidupan sosial.
Sumber:https://www.metrojambi.com/read/2019/12/04/49320/hedonis
me-dan-mahasiswa
 Gejala 3 : Boros
Boros merupakan dampak yang paling terlihat dari hedonisme.
Demi terpenuhi kesenangan pribadinya orang yang memakai gaya
hidup hedonisme lebih cenderung boros sebab membeli barang-
barang yang tidak perlu. Semua kesenangan cenderung dengan hal-
hal yang mewah, tentunya akan sangat menghabiskan banyak uang.
Sumber:https://gaya.tempo.co/read/1605266/hedonisme-awas-
dampak-psikologis-dan-sosial-yang-menyertainya

 Gejala 4 : Menciptakan kebahagiaan dari diri sendiri


Banyak orang mengeluh karena sulit mencari kebahagiaan yang
asalnya dari diri sendiri. Mungkin hal seperti itu bisa ditemukan di
orang-orang yang menerapkan gaya hidup hedon. Sebab mereka bisa
dengan mudahnya bahagia dengan mendapatkan apa yang dia
inginkan, contohnya seperti berbelanja baju.
Sumber:https://www.suara.com/lifestyle/2020/08/16/173022/ketahui-
pengertian-hedon-dan-dampaknya-pada-kehidupan-sehari-hari?page=2

2
 Gejala 5 : Depresi
Hedonisme dapat menyebabkan depresi karena mereka akan
memikirkan banyak cara untuk memenuhi keinginan pribadinya.
Sehingga akan menyebabkan individu depresi.
Sumber:https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
5852877/gaya-hidup-hedonisme-pengertian-dampak--cara-
mengatasinya

3
BAGIAN II

VARIABEL PENELITIAN
Berdasarkan fenomena di atas maka variabel yang diambil pada
penelitian ini adalah hedonisme. Menurut Sugiyono (2019) variabel
merupakan karakteristik atau atribut dari individu hingga organisasi yang
dapat diukur serta diobservasi yang bisa bervariasi antara individu dan
organisasi yang diteliti. Hal ini dikarenakan 5 gejala yang muncul
berdasarkan kriteria dari variabel hedonisme..
Variabel yang dipakai pada penelitian ini yaitu hedonisme. Hedonis
merupakan aliran yang mengedepankan terhadap sesuai yang dikatakan
baik jika bisa memuaskan terhadap keinginan individu dan mendatangkan
akan adanya kesenangan (Gule, 2021).

A. TEORI UTAMA
No Identitas Jurnal 1

1. Judul artikel PERILAKU HEDONISME


MAHASISWA DI TRANS STUDIO
MALL MAKASSAR

Nama Jurnal Jurnal Berita Sosial

Nomor / Volume Nomor 2 / Vol 9

Tahun terbit 2019

Penulis Pramesty Nurul Adinda Azzarah , St


Aisyah BM

Variabel yang digunakan Hedonisme

Teori yang digunakan Menurut Wells dan Tigert (1994),


gaya hidup adalah pola hidup,
penggunaan uang, dan waktu yang
dimiliki seseorang. Hal ini merupakan
hasil keseluruhan faktor-faktor
ekonomi, budaya dan kehidupan
seseorang. Gaya hidup merupakan
gambaran keseluruhan pribadi
seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungan.

Komponen yang digunakan Menurut Wells dan Tigert hedonisme


terbagi menjadi dua bentuk yaitu:
a. Aktivitas: Aktivitas adalah
suatu cara individu dalam

4
mempergunakan waktunya yang
diwujudkan dalam bentuk tindakan
nyata yang dapat dilihat seperti lebih
banyak menghabiskan waktu di luar
rumah untuk bermain, hura-hura,
pergi ke pusat perbelanjaan maupun
café, serta senang membeli barang-
barang mahal yang sifatnya kurang
diperlukan (konsumtif), suka dengan
kegiatan bersenang-senang
b. Minat: Minat diartikan sebagai
suatu ketertarikan yang muncul dari
dalam individu terhadap lingkungan,
sehingga individu tersebut merasa
senang untuk memperhatikannya.
Minat tersebut dapat berupa dalam
hal fashion, makanan, barang-barang
brended, menginginkan barang-
barang diluar kebutuhannya, tempat
berkumpul, senang pada keramaian
kota, dan selalu ingin menjadi pusat
perhatian di masyarakat
c. Opini : suatu pendapat atau
tanggapan baik secara lisan maupun
tulisan yang diberikan individu dalam
merespon situasi ketika muncul
pernyataan-pernyataan atau tentang
isu-isu sosial tentang dirinya sendiri,
dan produk-produk yang berkaitan
dengan kesenangan hidup

No Identitas Jurnal 2

2. Judul artikel Pengaruh Gaya Hidup Hedonis dan


Regulasi Diri Terhadap Perilaku
Seksual Pranikah

Nama Jurnal Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi

Nomor / Volume Nomor 2 / Vol 8

Tahun terbit 2020

Penulis Zadri, Dwi Arini

Variabel yang digunakan Hedonisme

5
Teori yang digunakan Menurut Amstrong (dalam Trimartati,
2014) berpendapat bahwa gaya
hidup hedonis adalah suatu pola
hidup yang aktivitasnya untuk
mencari kesenangan hidup, seperti
lebih banyak menghabiskan waktu di
luar rumah, lebih banyak bermain,
senang pada keramaian kota, senang
membeli barang mahal yang
disenanginya, serta selalu ingin
menjadi pusat perhatian.

Komponen yang digunakan Hedonisme menurut Amstrong


(dalam Trimartati, 2014) terdiri dari
kegiatan (activities), minat (interest),
dan opini (opinion).

No Identitas Jurnal 3

3. Judul artikel APAKAH IMPULSIVE BUYING


PADA PRIA METROSEKSUAL
TERKAIT DENGAN GAYA HIDUP
HEDONISME?

Nama Jurnal Psychology Journal of Mental Health

Nomor / Volume Nomor 1 / Vol 1

Tahun terbit 2019

Penulis Amanda Utami Putri, Dewi Anggraini

Variabel yang digunakan Hedonisme

Teori yang digunakan Menurut Plummer (1994) gaya hidup


adalah pola hidup individu yang
diidentifikasikan oleh bagaimana
orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap
penting dalam hidupnya (ketertarikan)
dan apa yang mereka pikirkan
tentang dunia sekitarnya.

Komponen yang digunakan Menurut Plumeer (1994) terbagi


menjadi tiga bentuk yaitu:
a. activities: aktivitas berbelanja
diawali oleh keinginan yang

6
sifatnya rasional, yaitu
berhubungan dengan kegunaan
atau kebutuhan akan produk (nilai
utilitarian). Akan tetapi, terdapat
nilai lain yang juga memengaruhi
perilaku belanja individu, yaitu nilai
emosional atau yang kerap
disebut dengan hedonis.
b. interest: seperti dalam hal fashion,
makanan, benda-benda mewah,
tempat berkumpul, dan selalu
ingin jadi pusat perhatian
c. opinion: pendapat atau tanggapan
baik secara lisan maupun tulisan
yang diberikan individu dalam
merespon situasi ketika muncul
pernyataan-pernyataan atau
tentang isu-isu sosial tentang
dirinya sendiri, dan produk-produk
yang berkaitan dengan
kesenangan hidup

Berdasarkan 3 artikel jurnal di atas maka dapat disimpulkan bahwa


definisi dari variabel hedonisme adalah :
1. Menurut Wells dan Tigert (1994), gaya hidup adalah pola hidup,
penggunaan uang, dan waktu yang dimiliki seseorang. Hal ini
merupakan hasil keseluruhan faktor-faktor ekonomi, budaya dan
kehidupan seseorang.
2. Menurut Amstrong (dalam Trimartati, 2014) gaya hidup hedonis
adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari
kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu di luar
rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang
membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi
pusat perhatian.
3. Menurut Plummer (1994) gaya hidup adalah pola hidup individu
yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia
sekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut maka, konsep dari variabel hedonisme adalah
pola hidup berguna untuk mencari kesenangan hidup.

B. KOMPONEN ALAT UKUR


Berdasarkan review artikel jurnal yang sudah dilakukan maka
ditemukan komponen alat ukur, yaitu:

7
1. Aspek variabel hedonisme menurut Wells dan Tigert (1994),
dijabarkan sebagai berikut:
a. Aktivitas: Aktivitas adalah suatu cara individu dalam
mempergunakan waktunya yang diwujudkan dalam bentuk
tindakan nyata yang dapat dilihat seperti lebih banyak
menghabiskan waktu di luar rumah untuk bermain, hura-hura,
pergi ke pusat perbelanjaan maupun café, serta senang membeli
barang-barang mahal yang sifatnya kurang diperlukan
(konsumtif), suka dengan kegiatan bersenang-senang.
b. Minat: Minat diartikan sebagai suatu ketertarikan yang muncul
dari dalam individu terhadap lingkungan, sehingga individu
tersebut merasa senang untuk memperhatikannya. Minat
tersebut dapat berupa dalam hal fashion, makanan, barang-
barang brended, menginginkan barang-barang diluar
kebutuhannya, tempat berkumpul, senang pada keramaian kota,
dan selalu ingin menjadi pusat perhatian di masyarakat
c. Opini : suatu pendapat atau tanggapan baik secara lisan maupun
tulisan yang diberikan individu dalam merespon situasi ketika
muncul pernyataan-pernyataan atau tentang isu-isu sosial
tentang dirinya sendiri, dan produk-produk yang berkaitan
dengan kesenangan hidup
2. Aspek variabel hedonisme menurut menurut Amstrong (dalam
Trimartati, 2014), dijabarkan sebagai berikut:
a. Activities (aktivitas): aktivitas berbelanja diawali oleh keinginan
yang sifatnya rasional, yaitu berhubungan dengan kegunaan
atau kebutuhan akan produk (nilai utilitarian). Akan tetapi,
terdapat nilai lain yang juga memengaruhi perilaku belanja
individu, yaitu nilai emosional atau yang kerap disebut dengan
hedonis.
b. Interest (minat) : seperti keterkaitan dalam hal fashion, makanan,
benda-benda mewah, tempat berkumpul, dan selalu ingin jadi
pusat perhatian
c. Opinion (opini) : pendapat atau tanggapan baik secara lisan
maupun tulisan yang diberikan individu dalam merespon situasi
ketika muncul pernyataan-pernyataan atau tentang isu-isu sosial
tentang dirinya sendiri, dan produk-produk yang berkaitan
dengan kesenangan hidup.
3. Aspek variabel hedonisme menurut menurut Menurut Plumeer
(1994), dijabarkan sebagai berikut:
a. Activities : aktivitas berbelanja diawali oleh keinginan yang
sifatnya rasional, yaitu berhubungan dengan kegunaan atau
kebutuhan akan produk (nilai utilitarian). Akan tetapi, terdapat
nilai lain yang juga memengaruhi perilaku belanja individu, yaitu
nilai emosional atau yang kerap disebut dengan hedonis.
b. Interest : seperti dalam hal fashion, makanan, benda-benda
mewah, tempat berkumpul, dan selalu ingin jadi pusat perhatian.
c. Opinion : pendapat atau tanggapan baik secara lisan maupun
tulisan yang diberikan individu dalam merespon situasi ketika

8
muncul pernyataan-pernyataan atau tentang isu-isu sosial
tentang dirinya sendiri, dan produk-produk yang berkaitan
dengan kesenangan hidup.
Berdasarkan temuan tersebut maka, komponen alat ukur yang
digunakan pada penelitian ini mengacu pada aspek variabel hedonisme
menurut Wells dan Tigert (1994), karena pada aspek variabel tersebut
terdapat sikap hedonisme yang membuat perasaan-perasaan
menyenangkan. Hal tersebut sejalan dengan fenomena yang kami teliti.

C. PEMILIHAN KONSTRAK
Berdasarkan komponen alat ukur yang sudah ditentukan
sebelumnya, konsep yang ditemukan pada variabel hedonisme adalah
“pola hidup”. dan untuk aspek variabel hedonisme menurut Wells and
Tigert yang terbagi menjadi tiga aspek yaitu; aspek aktivitas, minat, dan
opini. Maka untuk konstrak psikologi yang digunakan adalah konstrak
linier.
Dikatakan memiliki konstrak linier dikarenakan ketiga aspek tersebut
dapat dihitung, dijumlahkan secara bersamaan, dan memiliki arah yang
sama. Tiga aspek tersebut memiliki aitem soal dua jenis yaitu favorable
dan unfavorable.

D. DEFINSI OPERASIONAL
Langkah dalam membuat definisi operasional dibuat sebagai berikut:
1). Variabel:
Variabel pada penelitian ini adalah Hedonisme.
2). Definisi:
Hedonisme adalah suatu suatu pola hidup yang bertujuan untuk
mencari kesenangan hidup.
3). Alat ukur
Penelitian ini menggunakan skala Hedonisme.
4). Komponen variabel ini terdapat 3 aspek:
a. Activities (aktivitas): aktivitas berbelanja diawali oleh keinginan
yang sifatnya rasional, yaitu berhubungan dengan kegunaan
atau kebutuhan akan produk (nilai utilitarian).
b. Interest (minat) : seperti keterkaitan dalam hal fashion, makanan,
benda-benda mewah, tempat berkumpul, dan selalu ingin jadi
pusat perhatian
c. Opinion (opini) : pendapat atau tanggapan baik secara lisan
maupun tulisan yang diberikan individu dalam merespon situasi
ketika muncul pernyataan-pernyataan atau tentang isu-isu sosial
tentang dirinya sendiri, dan produk-produk yang berkaitan
dengan kesenangan hidup.
5). Konstrak:
Mengacu pada komponen yang digunakan, maka konstrak nya
adalah Linier.
6). Makna:

9
Karena seluruh aspek memiliki keterkaitan semakin tinggi ketiga
aspek tersebut maka semakin menunjukkan buruk pola hidup
hedonisme yang buruk.
Berdasarkan hal tersebut, maka definisi operasional pada variabel ini
yaitu:
Hedonisme adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari
kesenangan hidup, yang diukur menggunakan skala hedonisme melalui
tiga aspek yaitu aktivitas, minat dan opini. Karena seluruh aspek
memiliki keterkaitan semakin tinggi ketiga aspek tersebut maka
semakin menunjukkan buruk pola hidup hedonisme yang buruk
Amstrong (dalam Trimartati, 2014).

10
BAGIAN III

SKALA PENGUKURAN
A. TEKNIK PENSKALAAN
Skala pengukuran yang dipilih pada project team adalah bentuk
skala likert dengan 4 pilihan. Bentuk pilihannya mengacu pada :

Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Skala Likert

Favorabel Skor Unfavorabel


Sangat Setuju (ST) 1 Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS) 2 Setuju (S)
Setuju (S) 3 Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Sangat Setuju (ST)

B. BENTUK AITEM
Aitem yang akan digunakan aitem favorabel dan unfavorabel. Untuk
aitem favorabel akan dinilai seperti dari; skor sangat setuju 4, setuju 3,
tidak setuju 2, sangat tidak setuju 1. Untuk aitem unfavorabel akan
dinilai seperti dari; skor sangat tidak setuju 4, tidak setuju 3, setuju 2,
sangat setuju 1.
Berdasarkan komponen menggunakan aspek pada variabel
hedonisme maka pernyataan yang didapat ialah:

Tabel 3.2 Aitem Pernyataan Skala Hedonisme

No. Pernyataan STS TS S SS


Saya senang menghabiskan uang untuk
1.
berbelanja.
Saya lebih menghabiskan waktu bersama
2.
teman-teman diluar untuk jalan-jalan.
3. Saya lebih senang menabung.

Saya lebih suka menghabiskan waktu


4.
didalam rumah
Saya mengikuti fashion yang sedang trend.
5.
Saya mengabaikan fashion yang sedang
6.
trend.
Saya tertarik mengkoleksi barang-barang
7.
bermerk.
Saya lebih suka hidup sederhana dan apa
8.
adanya.
9. Saya berbelanja tanpa berfikir panjang.

11
Saya berfikir berulang kali sebelum
10.
berbelanja
Saya mudah tergiur melihat orang sekitar
11.
menggunakan barang-barang mewah.
Saya lebih suka menggunakan barang-
12.
barang sederhana.

C. INDIKATOR PERILAKU
Berdasarkan komponen menggunakan aspek pada variabel
hedonisme maka indikator perilaku yang diperoleh dari definisi setiap
komponen dapat dituliskan sebagai berikut sebagai berikut (Wells dan
Tigert, 1994):
1). Aktivitas : a. Menghabiskan uang dengan berbelanja,
b. Senang menghabiskan waktu diluar rumah.
2). Minat : a. Memiliki ketertarikan dan mengikuti fashion pada saatini,
b. Ketertarikan terhadap barang mewah.
3). Opini : a. Cenderung implusif,
b. Mudah dipengaruhi.

D. BLUE PRINT SKALA


Blueprint pada skala mengacu pada jumlah aitem yang proposional
yang dipaparkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Blueprint Skala Hedonisme

Jumlah
No. Aspek Indikator Favorable Unfavorable
(Σ)
Menghabiskan uang
1 1
dengan berbelanja.
Aktivitas
1. Senang 4
(Activities)
menghabiskan 1 1
waktu diluar rumah.
Memiliki ketertarikan
dan mengikuti
1 1
fashion pada saat
Minat
2. ini. 4
(Interest)
Ketertarikan
terhadap 1 1
barang mewah.
Opini Cenderung Implusif. 1 1
3. 4
(Opinion) Mudah dipengaruhi. 1 1
Total 12

12
E. AITEM
Nomor aitem pernyataan skala hedonisme yang disusun sebagai
berikut:

Tabel 3.4 Nomor Aitem Pernyataan Skala Hedonisme

Nomor Aitem
No. Aspek Indikator Perilaku Σ
Favorable Unfavorable
(1). Saya senang
(2). Saya
Menghabiskan uang menghabiskan
lebih senang
dengan berbelanja. uang untuk
menabung.
berbelanja.
Aktivitas
1. (3). Saya lebih (4). Saya lebih 4
(Activities)
Senang senang suka
menghabiskan waktu menghabiskan menghabiskan
diluar rumah. waktu bersama waktu didalam
teman-teman. rumah.
(5). Saya (6). Saya
Memiliki ketertarikan
mengikuti fashion mengabaikan
dan mengikuti
yang sedang fashion yang
fashion pada saat ini.
trend. sedang trend.
Minat
2. (8). Saya lebih 4
(Interest) (7). Saya tertarik
suka hidup
Ketertarikan terhadap mengkoleksi
sederhana
barang mewah. barang-barang
dan apa
bermerk.
adanya.
(10). Saya
(9). Saya berfikir
Cenderung Implusif. berbelanja tanpa berulang kali
berfikir panjang. sebelum
berbelanja.
Opini
3. (11). Saya mudah 4
(Opinion) (12). Saya
tergiur melihat
lebih suka
orang sekitar
Mudah dipengaruhi. menggunakan
menggunakan
barang-barang
barang-barang
sederhana.
mewah.

13
BAGIAN IV

ANALISIS DATA

A. VALIDITAS
Validitas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan agar alat
ukur mencapai apa yang hendak diukur. Pada penelitian ini digunakan
skala skala hedonisme. Analisis aitem yang digunakan adalah analisis
daya beda aitem dan korelasi antar aitem menggunakan korelasi
pearson.
1. Daya Beda Aitem
Berdasarkan hasil daya beda aitem, menggunakan patokan >0,30
maka terdapat 1 aitem yang gugur dan 11 aitem yang valid
dengan rentang daya beda 0,513 hingga 0,779.
Analisis daya beda aitem dapat dilihat pada bagian lampiran.
2. Korelasi Pearson
Korelasi Pearson bertujuan untuk mengetahui korelasi antar aitem
dengan total skor. Nilai korelasi dianggap memuaskan jika di atas
0,4. Berdasarkan hasil korelasi tampak bahwa nilai r yang berada
di bawah nilai r 0,40 terdapat 1 aitem dan aitem yang berada di
atas nilai r 0,40 sebesar 0,029 dan nilai signifikansi berada dalam
rentang 0,245 hingga 0,681.
Analisis validitas menggunakan korelasi pearson dapat dilihat
pada bagian lampiran.
3. Validitas Konvergen
Berdasarkan hasil validitas ditemukan bahwa signifikansi
bergerak dari 0,524 hingga 0,797 dan korelasi pearson bergerak
dari 0,245 dan 0,681. Maka, hasil menemukan keseluruhan aspek
memenuhi konstruk linier atau membahas variabel yang sama
yaitu bersifat positif.

B. RELIABILITAS
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan sebuah data
yang sama (Azwar, 2017). Alat ukur dikatakan reliabel jika memiliki
minimal nilai 0,0 sampai 1,0. Berdasarkan hasil validitas isi dengan
teknik korelasi pearson ditemukan 11 aitem yang valid, maka nilai
reliabilitas adalah 0,922 Hasil analisis reliabilitas tercantum pada
tabel di bawah ini :

14
Tabel 4.1 Skor Reliabilitas
Skor Reliabilitas Keterangan
Hedonisme 0,922 Sangat Reliabel

C. UJI ASUMSI
Uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas residual,
multikolinearitas, autokorelasi (Ghozali, 2018). Data dikatakan
memenuhi asumsi atau uji asumsi normalitas terpenuhi jika nilai
signifikansi di atas 0,05 dan tidak terpenuhi jika di bawah 0,05.
Teknik uji normalitas yang dapat dilakukan adalah dengan
Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk.
Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling dengan
metode convenience sampling. Karena memiliki responden
sebanyak 50 orang.
Berikut dilampirkan tabel output hasil uji asumsi normalitas :
Tabel 4.2 Uji Normalitas
Kolmogorov- Shapiro-Wilk
a
Smirnov
Sig. 0,000 0,004

Berdasarkan dari hasil uji normalitas di atas, maka dapat dilihat


bahwa Kolmogrov Smirnov memiliki skor 0,000 dan pada Shapiro-
Wilk sebesar 0,004. Hal ini menandakan bahwa uji normalitas pada
skala hedonisme pada penelitian ini tidak terpenuhi atau dapat
dikatakan tidak berkontribusi normal.

15
BAGIAN V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Penelitian bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan
hedonisme terhadap mahasiswa. Dari penelitian yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima
yaitu terdapat hubungan yang signifikan dari hedonisme pada
mahasiwa.
B. SARAN
1. Terdapat keterbatasan perolehan data yang dikumpulkan,
dalam hal ini peneliti tidak mencakup keseluruhan fakta pada
mahasiswa yang mengalami hedonisme, hendaknya dalam
penelitian selanjutnya dilakukan pengambilan data dengan
memperoleh fakta yang lebih spesifik.
2. Pada mahasiwa dengan zaman modern sekarang ini, perilaku
konsumtif seperti hedonisme salah satunya, sudah seperti
menjadi hal yang lumrah Mulai dari sekarang kita harus
menahan diri dari prilaku konsumtif yang hanya menawarkan
kenikmatan sesaat. Berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.
Terlebih untuk anak remaja, masa depan masih panjang, masih
banyak hal berguna yang dapat dilakukan daripada berfoya-
foya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2017). Penyusunan skala Psikologi. Pustaka Belajar.


Ghozali, I. (2018). No TitleAplikasi analisis multivariate dengan program
IBM SPSS 25 edisi ke-9. Universitas Diponegoro.
Gule, Y. (2021). Studi Teologi-Etis Hubungan Perilaku Korupsi sebagai
Dampak Sikap Hidup Hedonis. Kontekstualita, 36(01), 69–88.
https://doi.org/10.30631/kontekstualita.36.1.69-88
Sugiyono, P. D. (2019). Metode Peneitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
(26th ed.). ALFABETA.
Wells, W. D., & Tigert, D. J. (1971). Activities, Interests and Opinions.
Journal of Advertising Research, 11(4), 27–35.
http://web.ebscohost.com/ehost/detail?vid=4&hid=113&sid=9c70ec43
-55f8-49ae-a76f-
5ec960a6ffb5%40sessionmgr104&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2Z
Q%3D%3D#db=bth&AN=5227511

17
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Hedonisme

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.922 11

Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean Variance if Corrected Cronbach's
if Item Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
HD1 23.42 50.657 .673 .915
HD2 24.20 52.122 .653 .917
HD4 24.08 51.177 .559 .921
HD5 23.66 48.964 .705 .914
HD6 23.72 53.022 .524 .922
HD7 23.78 47.644 .779 .910
HD8 24.26 48.727 .796 .910
HD9 23.92 49.177 .662 .916
HD10 24.22 50.093 .726 .913
HD11 23.92 47.993 .720 .913
HD12 24.22 48.502 .797 .909

Lampiran 2 : Uji Normalitas

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Total .191 49 .000 .925 49 .004
a. Lilliefors Significance Correction

Lampiran 3: Uji Correlations Pearson

19
20
Lampiran 4 : Kuesioner Online - Google Formulir

21
Lampiran 5 : Screenshot
Bukti Pembagian Kuesioner Kepada
Mahasiswa

22
23

Anda mungkin juga menyukai