Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Oleh:

Hervina (2201095010260)

Firatul Syawal (220109500018)

Alfiani Darmawati (220109501003)

Muh. Anugrah Noer (220109501004)

Selina Marrung Mangatta (220109501029)

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puju dan syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan
hodayah-Nya kepada kita semua, sehingga pengusun dapat menyelesaikan laporan kuliah
lapangan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang hubungan manusia dengan alam dikehidupan sehari-hari bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dr.
Maddatuang, M.Si, selaku dosen Pendidikan Lingkungan Hidup yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Walaupun demikian, penyusun berusaha semaksimal mungkin demi kesempurnaan


penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu diharapkan oleh
penyusun demi kesempuraan dalam penulisan laporan berikutnya.

Makassar, 19 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat pembelajaran yang
menyadarkan manusia akanmasalah lingkungan hidup disekitarnya. Pendidikan lingkungan
hidup pada dasarnya adalah bertujuan untuk meningkatkan sikap individu yang positif dalam
melestarikan lingkungan hidup, sehingga berguna untuk meningkatkan sikap peduli terhadap
lungkungan hidup dimasyarakat. Lingkungan hidup yang dimaksud meliputi lingkungan alam
hayati, lingkungan alam nonhayati, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial yang
mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pentingnya pendidikan lingkungan hidup sehingga Menteri Lingkungan Hidup dan
Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan SK bersama Kep No.07/MenLH/06/2005
No.05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
Keputusan bersama ini, sangat ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup secara
integritas dengan mata ajaran yang telah ada. Hal ini yang membuat pemerintah memasukkan
pendidikan lingkungan hidup pada kurikulum sekolah. Salah satu mata pelajaran sesuai
dengan pendidikan lingkungan hidup adalah mata pelajaran Geografi. Materi pokok pelajaran
Geografi yang sesuai dengan endidikan lingkungan hidup adalah pelestarian lingkungan
hidup dan pembangunan berkelanjutan, Dimana kompetensi dasar dari materi pelajaran ini
adalah mengevaluasi tindakan yang cepat dalam pelestarian lingkungan hidup kaitannya
dengan pembangunan yang berkelanjutan, mengkomunikasikan contoh tindakan yang tepat
dalam pelestarian lingkungan hidup kaitannya dengan pembangunan yang berkelanjutan.

1.2 Tujuan Kegiatan


Tujuan dalam kuliah lapangan ini adalah untuk menumbuhkan rasa kecintaan dan
kesadaran terhadap lingkungan hidup sehingga dapat berperan aktif dalam melestarikan
lingkungan hidup.

1.3 Manfaat Kegiatan


Dari hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan sikap peduli
lingkungan di sekolah.
2. Bagi Universitas Negeri Makassar khususnya jurusan Pendidikan Geografi, sebagai
sumbangan pemikiran dan implementasi dari ilmu pengetahuan pendidikan yang telah
diberikan.
3. Bagi penulis, sebagai tugas untuk syarat mengikuti ujian tengah semester 1.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Problematika Lingkungan

Masalah lingkungan yang kita hadapi sekarang merupakan masalah ekologi manusia.
Masalh itu timbul karena aktifitas manusia yang menyebabkan lingkungan tidak atau kurang
sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Baljar dari kasus-kasus yang telah terjadi
sebelumnya maka semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat mulai vocal dalam
menyuarakan keperihatinanya terhadap masalah lingkungan. Puncak perhatian tehadap
masalah lingkungan ini pada saat diselenggarakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup
di Stockholm pada bulan juni 1972, yang dikenal dengan konferensi stockhplm pada bulan
juni 1972, sehingga ditetapkan sebgai hari lingkungan hidup sedunia (Tim Dosen, 2011:1-2)

1. Pengertian Linkungan Hidup

Linkungan hidup adalah “kesatuan ruang dalam semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya ynag mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain” (UU RI No. 23 Tahun 1997).
Pada pengertian ini tercantum dua kali kata manusia yakni manusia sebagai subjek (manusia
dan perilakunya) dan manusia sebagai objek (yang akan terpengaruh). Dalam lingkungan
hidup kita jumpai benda dan daya yang memungkinkan manusia dan makhluk lain dapat
hidup dan berkembang biak. Benda dan daya ini biasanya dikelompokkan kedalam
komponon fisik lingkungann hidup atau biasa juga disebut sebagai komponon abiotik.
Makhluk hidup yang terdiri dari satwa dan tumbuhan termasuk komponen biotic sedangkan
makhluk hidup berupa manusia disebut komponen social, ekonomi dan budaya serta
kesehatan masyarakat disebut sebagai komponen kultur (cultur). Untuk singkatnya,
lingkungan hidup terdiri atas tiga komponen abiotik, biotic dan cultur, atau sering disebut
sebagai konsep ABC (Tim Dosen, 2011:3).

2. Permasalahan Lingkungan Hidup

Perkembangan kehidupan manusia mewujudkan semakin modern tingkat kehidupan


manusia, semakin besar kerusakan dari pencemaran lingkungan hidup yang ditimbulkan.
Disamping itu perkembangan kehidupan tersebut juga menyebabkan makin menipisnya
sumberdaya alam yang ada dibimi ini. Masalah lingkungan hidup ini ada yang bersifat
regional, dan global. Luas besarnya masalah tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat
besarnya masalah (tim dosen, 2011:4).

Dalam modul pengantar pengelolaan lingkyungan ldikemukakan permasalahan


lingkungan global yakni:

a. kerusakan dan menipisnya sumber lingkungan global

b. kerusakan atmosfer yang berakibat pada perubahan iklim

c. kerusakan lapisan ozon

d. kerusakan dan menipisnya sumber daya hutan

e. menipisnya keanekaragaman hayati

f. pencemaran dan menipisnya sumber daya kelautan

Menurut Agus (2011) Salah satu masalah lingkungan yang paling akrab di
masayarakat Indonesia adalah banjir, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya banjir,
yaitu sebagai berikut:

a. Penyebab banjir akibat tindakan manusia

1) Perubahan tata guna lahan

2) Pembuangan sampah

3) Kawasan kumuh disepanjang sungai / drainase

4) Perencanaan system pengendalian banjir tidak tepat

5) Penurunan tanah

6) Tidak berfungsinya system drainase lahan

7) Bendung dan bangunan air

8) Kerusakan banguna pengendalian banjir

b. Penyebab banjir akibat alam

1) Erosi dan sedimentasi

2) Curah hujan
3) Pengaruh fisiologis/geofisik sungai

4) Kapasitas sungai dan drainase tidak memadai

5) Pengaruh air pasang

2.2 Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan Lingkungan

1. Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

Di indonesia masalah pertambahan penduduk masih cukup memperihatinkan,


kalaupun berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah. Pada awal pelita I, penduduk
Indonesia berjumlah sekitar 120 juta, dengan pertumbuhan rata-rata diatas 2,6%setahun
kemudian pertumbuhan tersebut telah dapat ditkan menjadi 2%, namun pertambahan jumlah
penduduk masih cukup besar (Tim Dosen,2011:29).

Akibat pertumbuhan penduduk yang makin pesat tersebut akan menimbulkan banyak
masalah. Masalah di bidang kependudukan di Negara berkembang terdapat kecenderungan
perpindahan penduduk secara dramatis dari wilayah pedesaan kewilayah perkotaan (Tim
Dosen, 2011:30)

2. Sumber Daya Alam dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

Sumber daya alam merupakan unsure lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang
diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan
kesejahteraannya. Manusia dalam melaksanakan segala kegiatannya selalu memanfaatkan
sumber daya alam. Hal tersebut akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif
maupun negative (Tim dosen, 2011:31).

Strategi bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup

a. Sumber Daya Alam

Mengoptimalkan upaya konservasi, rehabilitasi dan penghematan sumber daya


pertambangan, energi dan air melalui sosialisasi penghematan, kepedulian dan kesadaran
masyarakat, meningkatkan kerjasama antar unit/instansi terkait dalam pengelolaan dan
penegakan hukum.

b. Lingkungan Hidup

Meningkatkan partisipasi dan akuntabilitas masyarakat, swasta dan pemerintah dalam


mengatasi pencemaran lingkungan hidup dan meningkatkan sistem pengelolaan lingkungan,
menyediakan RTH di permukiman padat dan kumuh sebagai ruang interaktif,
mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan taman, serta penegakkan hukum yang tegas
dalam penanganan sumber pencemaran lingkungan.

c. Kebersihan

Meningkatkan partisipasi dan akuntabilitas masyarakat, swasta dan pemerintah dalam


penanganan masalah sampah, pelayanan dan fasilitas kebersihan, menyediakan lokasi TPA
baru, meningkatkan kemampuan penanganan limbah B3, serta mengupayakan teknologi
hemat lahan dalam pengelolaan sampah.

d. Dampak Teknologi Terhadap Lingkungan

Menurut Tim Dosen (2011), penggunaan dan perkembangan IPTEK menimbulkan


akibat sebagi berikut:

1) mutasi gen manusia terselubung

2) efek rumah kaca

3) hujan asam

e. Etika Lingkungan

Dengan etika lingkungan kita tidak hanya mengimbangi hak dengan kewajiban
tehadap lingkungan, tetapi etika lingkungan juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk
mengendalikan berbagai kegiatan, agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan
hidup kita. Bahkan mungkin perlu diperjuangkan hak asasi kehidupan atau hak asai
lingkungan hidup, dimana hak asasi yang terdahulu itu (Tim Dosen, 2011:35).

2.3 Ekologi Sebagi Dasar Ilmu Lingkungan

1. Pengertian Ekologi

Ekologi berasal dari bahas ayunani “oikos” yang berarti rumah atau rumah tangga
atau tempat tinggal, dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi mempelajari rumah tangga
lingkungan, tempat hidup semua organism, seluruh proses-proses fungsional yang
menyebabkan tempat hidup itu cocok untuk didiami. Secara harfiah, ekologi adalah ilmu
yang mempelajari organism di tempat hidupnya dengan menggunakan pola hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Secara tradisional ekologi biasanya
diberibatasan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dalam
lingkungannya (Tim Dosen, 2011:43).

Menurut Tim Dosen (2011), pengertian ekologi dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.

b. Ekologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dan dalam habitatnya.

c. Ekologi adalah ilmu tentang struktur dan fungsi ekosistem.

Ekologi pertamakali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel seorang ahli biologi jerman
pada tahun 1869. Dalam pengertian prosees alamiah, ekologi telah diketahuindan
diaplikasiakan sejak dulu dan terus berkembang sejalan dengan perkembangan akal dan
budaya manusia. Sebagai ilmu ekologi telah berkebang pesat sejak tahun 1990. Berdasarkan
perkembangannnya, sekarang dikenal ilmu lingkungan hidup dan biologi lingkungan. Pada
dasarnya yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang tempat organisme
berada dan dapat saling mempengaruhi. Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan
(Soerjaatmadja, 1981:4).

2. Ruang Lingkup Kajian Ekologi

Kajian ekologi tidak telepasa dari kajian mengenai sitem makhluk hidup atau
biosistem. Biosistem tersusun atas komponen biotic dan abiotik. Setiap komponen biotic
membutuhkan semua komponen abiotik yang meliputi materi, energy ruang, waktu dan
keanekaragaman untuk membentuk ekoisistem secara utuh (Tim Dosen, 2011:43)

Menurut Soerjani (1985), pembagian ekologi ada 4 yaitu:

a. Autekologi, mempelajari satu jenis organisme dan interaksinya dengan lingkungan.


Pembahasan pada aspek siklus hidup, adaptasi, sifat parasitic dan lain-lain.

b. Sinekologi, mengkaji berbagai kelompok organism sebagai kesatuan yang saling


berinteraksi dalam satu daerah tertentu. Sering dikenal dengan ekologi komunitas.

c. Pembagian ekologi berdasarkan habitat, kajian ekologi menuryt habitat dimana organism
hidup misalnya ekologi laut, ekologi padang rumput, ekologi padang tropika, dan lain-lain.

d. Pembagian ekologi menurut taksonomi, kajian ekologi menurut taksa organism, misalnya
ekoologi tumbuhan, ekologi hewan, ekologi mikroorganisme, dan lain-lain.
3. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Lingkungan

Pada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar untuk mempertanyakan, menyelidiki dan
memahami bagaimna alam bekerja, bagaimana keberadaan makhluk hidup dalam setiap
kehidupan, apa yang mereka perlukan dari habitatnya untuk dapat melangsungkan kehidupan,
bagiman mereka mencukupi kebutuhannya, bagaimna mereka melakukan interaksi dengan
komponenlain dsan dengan spesies lain, bagiman individu dalam spesies dapat beradaptasi,
bagaiman makhluk hidup menghadapi keterbatasan dan harus toleran terhadap berbagai
perubahan, bagaiman individu dalm spesies mengalami pertumbuhan sebagai bagian dari
suatu populasi dan komunitas. Semua ini berlangsung dalam satu proses yang mengikuti
tatanan prinsip dan ketentuan alam yang rumit tetapi cukup teratur yang dengan ekologi kita
mencoba memhaminya. Dimana perlu dengan menyederhanakannya, walaupun kita
menyadari bahwa dibalik kesederhanaan itu tetap tersimpan kerumitan yang mendalam
(Soerjani,1987:2).

Dapat dikatakan bahwa ilmu lingkungan sebenarnya merupakan ilmu terapan dari
ekologi yang murni sifatnya, yakni bagaimana menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan
ekologi itu, dalam kehidupan manusia, atau ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
manusia harus menmpatkan dirinya dalam ekosistem, dalam lingkungan hidupnya (Soerjani,
1987:3).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Lokasi Pertama

Nama Lokasi: Bendungan Bili-bili

Titik pemberentian pertama di Bendungan Bili-Bili.Disana kami mengamati


bendungan dan sekitarnya, setelah itu kami berkumpul untuk mendengarkan penjelasan
bapak dosen mengenai Bendungan Bili-Bili ini.

Pembangunan bendungan Bili-Bili membutuhkan waktu 13 tahun lamanya.Mulai


perencanaan tahun 1986 sampai rampungnya pembangunan fasilitas bendungan di tahun
1999. Diresmikan Presiden Megawati dan mulai peroperasi pada tahun 2001.Kontruksi
bendungan Bili-Bili menggunakan bahan material beton bertulang ST60 dengan komposisi
titanium, karbon steel S45 dengan ketebalan 10 meter. Kontruksi bendungan tersebut
memiliki ketahanan 70-100 tahun.Bendungan Bili-Bili pernah meraih penghargaan sebagai
bendungan dengan pengelolaan terbaik ke-3 di seluruh Indonesia.

Bendungan Bili-Bili memiliki tinggi utama 73 meter, panjang 750 meter dan memiliki
tinggi muka air banjir 104 meter.

• Elevasi kini: 79.58 mdpl (Vol.48.482 juta m³)

• Elevasi normal: 99.50 mdpl (Vol.259.375.000m³

•Elevasi waspada: 101.70 mdpl (vol.259.049.000m³

•Elevasi siaga: 102.60 mdpl (vol.310.345.000m³

•Elevasi awas: 103.30 mdpl (vol.322.516.000m³

•Elevasi kering: 70.00

•Puncak: 106 mdpl


Pengelolaan Bendungan Bili-Bili dibawah kendali Balai Besar Wilayah Sungai
Pompengan Jeneberang.Sumber Daya Air Kementrian PUPR.

Pembangunan Bendungan Bili-Bili bertujuan untuk mencegah banjir di kota Makassar


dan kabupaten Gowa, karena bendungan mencegah luapan air sungai Jeneberang di bagian
hilir. Pada tahun 1975, Makassar dan sebagian Gowa tergenang karena air sungai Jeneberang
dengan panjang 75 km meluap saat musim hujan.

Dampak dari pembangunan bendungan Bili-Bili, menenggelamkan empat kampung.


Yakni kampung Bonto Parang, Lanna, Pattalikang dan kampung Mamuju. Serta merendam
sekitar 2.000 hektar sawah masyarakat. Warga yang kehilangan lahan dan tempat tinggal
direlokasikan ke daerah Mamuju, Sulawesi Barat. Sebagian transmigran, kurang lebih 3.000
KK.

Manfaat Bendungan Bili-Bili

• Air bendungan dimanfaatkan untuk sumber air baku perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) kota Makassar dan Kabupaten Gowa

• Menjadi areal wisata

• Tempat budidaya ikan, dan

• Sumber listrik.

3.2 Lokasi II

Nama Lokasi: Tambang Pasir Sungai Jeneberang

Lalu perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil sampai di pemberhentian


kedua, yang berlokasi di tambang pasir Jeneberang di desa Kunyika. Di lokasi kedua ini
dilakukan wawancara dan pengamatan terhadap kondisi lingkungan sebagai tempat
penambangan pasir serta keadaan penduduk sekitaran lokasi tersebut. Air yang ada pada
tambang ini bermuara ke sungai Jeneberang namun material dari keduanya tentu berbeda.
Meterial yang ada di lokasi pertama yaitu material pasir halus yang biasa digunakan untuk
bahan timbunan sedangkan material yang ada pada tambang ini adalah kerikil dan batu kedua
material ini biasa digunakan untuk pembuatan pondasi bangunan. batu yang ada ditambang
ini di bawa oleh air mengalir dengan tenaga eksternal dari hulu sungai hingga menggelinding
dan berakhir di tambang ini yang juga dapat memengaruhi permukaan batu karna pergurusan
yang terjadi.
Tujuan lain di bentuknya tambang agar pengaliran air yang membawa batu ke
bendungan tersendat guna mengurangi pengerukaran pada bendungan akibat material batu
yang terus menumpuk yang membuat bendungan menjadi dangkal. Di tambang ini juga pada
curah hujan yang tinggi sering terjadi erosi, semakin besar erosinya semakin besar pula
tekanan airnya dan bentuk erosi yang bekerja pada tambang ini adalah erosi vertical artinya
erosinya terus menggali ke bawah karena dikelilingi oleh puncak.

Dampak penambangan ini bagi masyarakat yaitu ada 2 yaitu positif dan negatif.

Dampak positifnya:

1). Sebagai mata pencarian masyarakat

2. Sumber bahan bangunan di kota

Dampak negatifnya:

1). Erosi

2). Menimbulkan pengikisan

3). Lahan terbuka menyebabkan banjir di hilir

3.3 Lokasi III

Nama Lokasi: Benteng Tinggia

Setelah kami kembali melakukan perjalanan, kami kemudian singgah di daerah


benteng tinggia , Di daerah tersebut kami kemudian beristirahat sejenak sambil menunggu
teman-teman yang lain untuk berada atau berkumpul di area tersebut, setelah menyelesaikan
makan siang kamipun mendapatkan kembali informasi dari Bapak dosen pengampu
mengenai alasan daerah tersebut dinamakan benteng tinggia, Nama tersebut ternyata
diberikan dari nama salah seorang yang dulu memperjuangkan daerah kecamatan Malino dari
serangan dan pemberontakan tentara Belanda juga pada makam Karaeng tersebut terdapat
makan benteng tinggia yang menjadi acuan penamaan salah satu darah di malino yaitu lokasi
ke tiga kami. Selanjutnya kami diberikan pengetahuan lain mengenai cara mengetahui suhu
suatu wilayah yang apabila mencapai ukuran tertentu maka dikurangi sekian derajat untuk
mengetahui selisih suhu daerah dataran rendah dalam hal ini contohnya kota Makassar
dengan posisi lokasi ketiga sebagai dataran tinggi, Apabila daerah kota Makassar berada pada
ketinggian 12 meter mdpl dan kota malino berada pada ketinggian 1033 meter mdpl itu
artinya jikalau suhu makassar kurang lebih 33⁰C maka selisih ketinggian di Malino mencapai
atau lebih 1000 meter mdpl maka suhu kota makassar dikurang 6⁰C, Maka dapat
diperkirakan suhu di Malino berada di kisaran 27⁰C.

Selanjutnya kami juga diberikan informasi mengenai keberadaan pohon Cemara yang
dalam hal ini lebih dikenal dengan sebutan pohon pinus oleh kebanyak orang, Menurut
informasi yang disampaikan oleh Bapak dosen pengampu pohon tersebut dibawa oleh para
penjajah ke daerah dataran tinggi yang suhunya lebih sejuk agar pohon Cemara tersebut dapat
bertahan dan berkembang biak sesuai dengan daerah asalnya yaitu di daerah negara Inggris
yaitu tepatnya di pinggir pantai bagaian selatan negara tersebut. Pohon cemara di bawa oleh
penjajah untuk memberikan kesan peninggalan ataupun membawa suasana kampung
halamannya yang disebar di berbagai daerah, juga karena pemanfaatan dari pohon tersebut
banyak sekali.

3.4 Lokasi IV

Nama Lokasi: Kebun Teh

Pada lokasi ke 4 dijelaskan bahwa model sengkedan tersebut mengikuti alur


kemiringan lereng yang mestinya mengikuti garis kontur agar bisa menahan air hujan turun
dan tidak langsung mengalir karena model kemiringan lereng mengikuti pola kemiringan
lereng maka saat hujan turun sampai di tanah akan hanyut bersama dengan material-material
tanah dan batuan yang gembur sehingga tidak efektif untunk menahan erosi, jadi tidak efektif
untuk menahan erosi. Sengkedan mengikuti garis kontur maka jika hujan turun sampai ledeng
airnya akan mengendap maka tanamannya akan hancur, jika tanaman hancur maka tidak ada
hasil yang dihasilkan.

Punggungan sebelah barat daerah ini merupakan daerah stream devide jeneberang
atau DAS Jeneberang, daerah ini merupakan batasan 3 atau 4 DAS yaitu Jeneberang berada
di barat selatan, sebelah timur yaitu sinjai pangkep dan sebelah utara DAS Walane yaitu yang
akan masuk ke wajo.

Kebun teh diizinkan untuk ditanam disini karena kebun teh efektif untuk menahan
erosi karena teh jika dipanen akan diambil pucuknya sedangkan akarnya tidak diambil
sehingga dapat mengikat agregat-agregat tanah sehingga tidak mudah lepas.
Model pengelolaan lingkungan dalam bentuk pengolahan lahan ini efektif untuk
mendorong tingkat erosi yang tinggi karena tanah diolah gembur lalu tanamannya ditanam
sesrah kemiringan lereng, bisa disimpulkan yaitu tidak bersahabat dengan lingkungan.

Jika dibikin berdasarkan garis kontur maka tanamannya akan tergenang, jika tanaman
terserbut tergenang maka akan rusak sehingga tidak jadi panen, tetapi jika menanam tanaman
dibikin searah garis kontur diujung bedengan sebaiknya dibuat parit dan cara menahan erosi
menanam tanaman seperti rumput gajah karena bisa mengikat tanah.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan mengenai lingkungan hidup yaitu pengetahuan dasar tentang


bagaimana makhluk hidup berfungsi dan bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain
dengan lingkungan, lingkungan hidup merupakan bagian dari kehidupan manusia. Bahkan,
manusia menjadi salah satu komponen dari ligkungan hidup. Kehidupan manusia juga sangat
bergantung pada kondisi lingkungan hidup, tempat untuk tinggal. Dengan demikian
lingkungan hidup sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia.

4.2 Saran

Semoga kedepannya masyarakat berperan aktif dalam mewujudkan pembangunan


lingkungan yang lebih sehat, dan juga semoga pemerintah agar lebih memperhatikan
kelestarian dari wilayah-wilayah yang terkena pembangunan maupun yang belum terkena
pembangunan.
Daftar Pustaka

 https://m.merdeka.com/sumut/pengertian-lingkungan-hidup-menurut-para-ahli-dan-
jenisnya-yang-perlu-diketahui-kln.html
 https://www.researchgate.net/publication/
348949392_HUBUNGAN_MANUSIA_DAN_LINGKUNGAN
 https://cls.ikipsiliwangi.ac.id/course-view/pendidikan-lingkungan-hidup-1
 http://portalsemarang.com/pendidikan-lingkungan-hidup-bagi-masyarakat/
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai