Disusun Oleh : Muhammad Rezha Fahlevi ( A1C209233 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
1URUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAN1ARMASIN 2009
Kertas
Selembar kertas Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu,kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.
Sejarah Kertas Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis. Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno pada masa wangsa Iiraun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol yang berarti kertas. Tercatat dalam sejarah adalah peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia. Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang- orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Baghdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnyaGrenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.
Pembuatan kertas Di tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu ire screen yang bergerak, dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier. Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam pengeringan dan pada tahun 1927 Amerika Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier. Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang. Tahun 1814,Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Sekitar tahun 1853-1854, Charles Watt dan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan kertas dengan menggunakan proses soda. Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghman mendapatkan British Patent untuk proses sulIit. Pulp yang dihasilkan dari proses sulIit ini bagus dan siap diputihkan. Proses kraIt dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di Danzig. Proses ini biasa disebut proses sulIat, karena Na 2 SO 4 digunakan sebagai make-up kimia untuk sisa larutan pemasak. Bahan baku yang digunakan untuk membuat kertas ialah bahan-bahan yang mengandung banyak selulosa, seperti bambu, kayu, jerami, merang, dan lain-lain. Pembuatan kertas dari bahan baku dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 1. Pembuatan pulp 2. Pembuatan kertas dari pulp
Ada 3 macam proses pembuatan pulp, yaitu: 1. Proses mekanis 2. Proses semi-kimia 3. Proses kimia
Pada proses mekanis tidak digunakan bahan-bahan kimia. Bahan baku digiling dengan mesin sehingga selulosa terpisah dari zat-zat lain.
Pada proses semi-kimia dilakukan seperti proses mekanis, tetapi dibantu dengan bahan kimia untuk lebih melunakkan, sehingga serat-serat selulosa mudah terpisah dan tidak rusak.
Pada proses kimia bahan baku dimasak dengan bahan kimia tertentu untuk mengllilangkan zat lain yang tidak perlu dari serat-serat selulosa. Dengan proses ini, dapat diperoleh selulosa yang murni dan tidak rusak.
Ada 2 metoda pembuatan pulp dengan proses kimia, yaitu: a. Metoda proses basa
Termasuk di sini adalah: - proses soda - proses sulIat
b. Metoda proses asam
ang termasuk proses asam adalah proses sulIit
Proses Basa
Bahan baku yang telah dipotong kecil-kecil dengan mesin pemotong, dimasukkan dalam sebuah bejana yang disebut "digester." Dalam larutan tersebut dimasukkan larutan pemasak: - NaOH 7, untuk proses soda - NaOH, Na 2 S dan Na 2 CO 3 untuk proses sulIat Pemasakan ini berguna untuk memisahkan selulosa dari zat-zat yang lain. Reaksi sebenarnya rumit sekali, tetapi secara sederhana dapat ditulis:
Larutan pemasak
Kayu ~ pulp (selulosa) senyawa-senyawa alkohol senyawa-senyawa asam merkaptan zat-zat pengotor lainnya. Kemudian campuran yang selesai dimasak tersebut dimasukkan ke dalam mesin pemisah pulp dan disaring. Pulp kasar dapat digunakan untuk membuat karton dan pulp halus yang warnanya masih coklat harus dikelantang (diputihkan/dipucatkan). Pemucatan dilakukan dengan menggunakan Kaporit atau Natrium hipoklorit. Perlu diperhatikan bahwa, bahan-bahan kimia yang sudah terpakai tidak dibuang, tetapi diolah kembali untuk dipakai lagi. Hal ini berarti menghemat biaya dan mencegah pencemaran lingkungan
Reaksi kimia yang penting dalam pengolahan kembali sisa larutan tersebut adalah : Na 2 SO 4 + 2 C ~ Na 2 S + 2 CO 2
Na 2 CO 3 + Ca(OH) 2 ~ 2 NaOH + CaCO 3
Proses Asam Secara garis besar, proses sulIit dilakukan melalui tahap-tahap yang sama dengan proses basa. tetapi larutan yang digunakan adalah: SO 2 , Ca(HSO 3 ) 2 dan Mg(HS0 3 ) 2
1. Pemilihan 1enis Kayu Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah: a. Kayu lunak (soItwood), adalah kayu dari tumbuhan koniIer contohnya pohon pinus. Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas. b. Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun.
Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan pembeli.
2. Persiapan Kayu Input a. Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas dan lain-lain b. Air
Proses 1. Proses penghilangan pith (depithing) untuk bagasse, 2. Pemecahan kayu menjadi potongan kecil-kecil (chiping) untuk bahan baku kayu. 3. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum dicacah menjadi serpihan kayu. 4. Kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang melekat.
Output a. EIluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel halus batang kayu dan padatan terlarut. b. Proses ini juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar. Penanganan bahan baku Bahan baku kayu dan yang telah dijadikan serpihan-serpihan kecil (chips) yang disimpan ditanah akan terkontaminasi oleh kotoran dan kerikil halus. Untuk mengatasinya direkomendasikan untuk mengeraskan dengan aspal atau beton di areal penyimpanan bahan baku kayu atau yang sudah menjadi chips. 3. Pembuburan Kayu (Pulping) Pulping adalah proses pemisahan serat selulosa dari bahan pencampur (lignin & pentosan), pelepasan bentuk bulk menjadi serat atau kumpulan serat. Proses pembuatan pulp ada 3 jenis : 1. cara mekanis (groundwood) 2. cara kimia 3. cara semi kimia Proses Pembuatan Pulp dengan Cara Kimia Input lat . a. Tabung bertekanan yang disebut digester Bahan . a. Larutan putih (white liquor), yaitu larutan campuran sodium hidroksida dan sodium sulIida b. Air c. Panas dan zat kimia
Proses 1. Dalam proses pulping secara kimiawi ditambahkan panas dan zat kimia pada serpihan kayu yang dimasukkan ke dalam tabung bertekanan yang disebut digester. 2. Pembuatan pulp dengan proses kraIt menggunakan larutan putih (white liquor), yaitu larutan campuran sodium hidroksida dan sodium sulIida yang secara selektiI akan melarutkan lignin dan membuatnya lebih larut dalam cairan pengolah. 3. Setelah 2-4 jam, campuran antara pulp, sisa zat kimia dan limbah kayu dikeluarkan dari digester. 4. Pulp kemudian dicuci untuk memisahkannya dari cairan hitam (sisa zat kimia dan limbah). 5. Larutan yang mengandung serat kayu terlarut kemudian masuk ke digester dan dipanaskan. 6. Larutan hasil pemanasan yang berwarna hitam (black liquor) dipisahkan dari pulp (brownstock) setelah proses pemanasan. 7. Dalam batch digester, pulp (brownstock) diambil dari dasar digester tabung untuk dilanjutkan dengan pencucian. 8. Pada digester bersinambungan, pencucian dilakukan di dalam digester untuk menghilangkan larutan lain dan mendinginkan pulp. Output 1. KraIt pulping adalah proses dengan hasil rendah yaitu hanya 45 dari kayu akan menjadi pulp yang dapat digunakan. 2. Pulp atau disebut brownstock pada tahap ini siap untuk diputihkan.
4. Pencucian (Brown stock washing) Tujuan: Menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Pencucian pulp secara eIisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan. Pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih besar. Input a. Pulp b. Air Process Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses.
Output a. Black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai. b. EIisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut. . Menyuling (Refining) Input Alat : a. Piringan yang berputar b. Pemotong Bahan : a. Pulp Process a. Pulp melewati slot dalam piringan yang berputar untuk memisahkan gumpalan selulosa menjadi serat dan mempersiapkan pulp untuk proses pembuatan kertas. b. Serat dipotong dengan panjang yang seragam dan diperlakukan untuk memperbaiki ikatan dan kekuatan produk akhir kertas. Output a. Serat b. Ikatan dan kekuatan produk akhir kertas yang lebih baik.
. Oksigen Delignification Oksigen DeligniIication merupakan Penghilangan lignin (deligniIikasi) menggunakan oksigen. Lignin harus dihilangkan karena dapat membuat kertas mengalami degradasi. Selain itu, bila pulp masih mengandung lignin yang tinggi maka kualitas kertas menjadi rendah dengan siIat kaku, mudah patah dan berwarna gelap. Input lat . a. Reaktor pemanas Bahan . a. Pulp (brownstock) b. Oksigen c. Larutan putih Proses 1. Penghilangan lignin (deligniIikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching. 2. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas. 3. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. 4. Oksigen deligniIication akan mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).
Output Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih putih.
7. Bleaching Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa merusak selulosa. Input a. Pulp b. Chlorine dioxide (ClO 2 ) c. NaOH Process Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan. Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini. C : tahap klorinasi, menggunakan Cl 2 dalam media asam E : Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH. D : Klorin dioksida, mereaksikan ClO 2 dengan pulp pada kondisi asam O : Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa H : Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa P : Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) dalam kondisi basa Z : Ozon, menggunakan ozon (O 3 ) dalam kondisi asam X : Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral
Tahapan dalam bleaching disimbolkan dengan DED. 1. D melambangkan chlorine dioxide (ClO 2 ) a. Dalam tahap ini, brownstock dicampur dengan ClO 2 dalam reaktor D1 yang akan bereaksi dengan lignin. b. Pencucian mengikuti tahap ini untuk menghilangkan senyawa lignin yang beikatan dengan klor dari bubur kayu. 2. E melambangkan ekstraksi alkali. Tujuan : untuk menetralisasi pulp dan memperbaiki proses pencucian sebelumnya. NaOH ditambahkan pada aliran pulp dalam menara E dan diikuti dengan pencucian.. 3. Menara D2 adalah tahap akhir dari proses bleaching dimana ClO 2 memberikan pemutihan terakhir pada pulp. Jika proses bleaching didahului dengan oksigen deligniIication, maka prosesnya disingkat menjadi ODED. Klorin biasanya diperoleh melalui proses elektrolisis dari NaCl yang menghasilkan Cl2 dan NaOH. NaOH yang dihasilkan dapat digunakan pada tahap E. Reaksi kimia elektrolisis dari NaCl diuraikan berikut ini :
2 NaCl e- ~ 2NaOH Cl2 H2
Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulIit. Produk lainnya adalah Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraIt pulping. Reaksinya diuraikan berikut ini. NaClO3 SO2 ~ 2ClO2 Na2SO4 Output Pulp yang berwarna lebih putih. Sumber Bahaya a. Klorin Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin. Dioksin merupakan suatu senyawa racun yang berbahaya bagi kesehatan kita. Meskipun konsentrasi dioksin sangat kecil di dalam air limbah, tetapi pabrik terus beroperasi dan terus menghasilkan dioksin sehingga konsentrasinya dalam air akan terus bertambah.Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagniIikasi. Hal ini menyebabkan konsentrasi dioksin di dalam jaringan tubuh hewan air menjadi ratusan kali lebih besar dibandingkan di dalam air tempat hidupnya. Tahun 1998 WHO menetapkan ambang batas aman konsumsi dioksin, yaitu 1-4 pikogram (sepertriliun gram) dioksin per-kilogram berat badan. a. Dalam jumlah sedikit saja dioksin sudah sangat berbahaya, apalagi bila dalam jumlah besar maka dioksin akan bersiIat karsinogenik (menyebabkan kanker). b. Konsentrasi lebih tinggi lagi akan menyebabkan penyakit kulit chloracne (jerawat yang parah disertai dengan erupsi kulit dan kista). c. Dioksin juga akan menyebabkan penurunan hormon reproduksi pria hingga 50 dan menyebabkan kanker prostat dan kanker testis. d. Pada wanita dioksin akan menyebabkan kanker payudara dan endometriosis, yakni jaringan selaput lendir rahim yang masih berIungsi tumbuh di luar rongga rahim.
Paper Making Input lat . a. Mesin pembuat kertas b. Penggulung (roller) Bahan . a. Kaolin Pengikat yang mengandung Iormaldehyde., ammonia atau polivinil alkohol
Process 1. Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana akan dibentuk lembaran pulp pada screen. 2. Air dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller). 3. Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih lanjut. 4. Kertas jadi terkadang juga dilapisi dengan kaolin untuk memutihkan permukaan atau diberi pengikat yang mengandung Iormaldehyde., ammonia atau polivinil alkohol agar lebih kuat. 5. Untuk mendapatkan permukaan yang halus (pada kertas cetak/tulis) dilakukan proses calendering sesudah pengeringan, sedangkan untuk membuat permukaan yang mengkilat dan berwarna, sesudah calendering dilakukan proses pelapisan (untuk produk kertas cetak). Penanganan mesin kertas (paper mill) Untuk mengurangi pemakaian bahan kimia pada mesin kertas direkomendasikan untuk memasang/menggunakan alat pengukur pH yang bekerja secara otomatis, karena bila penambahan bahan kimia secara manual untuk menyesuaikan pH yang diinginkan bisa kurang akurat. Selanjutnya untuk mencapai target pengeringan direkomendasikan untuk meningkatkan perIormance pengering (dryer) antara lain dengan mengganti bagian-bagian yang rusak (misalnya: roll, pompa hydraulik), dan mengganti pipa carbon steel dengan stainless steel untuk menghindari terjadinya korosi.
alender Stack Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.
Pope Reel: Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran,dirapikan kemudian dikemas.
Identifikasi Bahaya-bahaya Zat Kimia pada Industri Pulp/Kertas Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton oI pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2 hingga 3.5 per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun. Industri kertas membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk dapat beroperasi. Energi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kertas dalam bentuk panas dihasilkan dari pembakaran sampah padat (sisa potongan kayu) dan uap serta bahan bakar Iosil. Penggunaan bahan bakar Iosil, salah satunya adalah batubara untuk pembangkit listrik akan dapat meningkatkan emisi dari partikel, SO2, NOx, dan CO2. Penggunaan batubara untuk bahan bakar pembangkit listrik diperkirakan akan terus meningkat. Meskipun kandungan sulIur batubara Indonesia relatiI kecil tetapi penggunaan dalam jumlah besar akan dapat meningkatkan emisi SO2 sehingga dapat berdampak negatiI terhadap manusia dan lingkungan hidup