PPN DTP Rumah 2024 - Final
PPN DTP Rumah 2024 - Final
www.pajak.go.id
LATAR BELAKANG 2
1
Diperlukannya dukungan pemerintah berupa kebijakan
pemberian insentif fiskal guna menstimulasi peningkatan daya
beli masyarakat pada sektor perumahan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah dinamika
perekonomian global
2
Dukungan pemerintah berupa kebijakan insentif fiskal di
sektor perumahan yang diberikan pada tahun 2023
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 120 Tahun 2023 dipandang perlu untuk dilanjutkan
pada Tahun Anggaran 2024
www.pajak.go.id
POKOK-POKOK KEBIJAKAN 3
BAST wajib didaftarkan di Sikumbang akhir bulan *** PPN terutang mulai tgl 1 Januari 2024 s.d
berikutnya setelah dilakukan serah terima. 31 Desember 2024
www.pajak.go.id
KRITERIA OBJEK PAJAK 4
Merupakan rumah baru dalam kondisi siap huni yang pertama kali
diserahkan oleh PKP penjual yang membangun
www.pajak.go.id
KRITERIA & BATASAN SUBJEK PAJAK 5
1. WNI yang memiliki NPWP atau NIK; dan Telah Memanfaatkan Dapat Memanfaatkan
2. WNA yang memiliki NPWP sepanjang PPN DTP TA 2024?
PPN DTP sebelum PMK 120 Ya
memenuhi ketentuan peraturan perundang- Tahun 2023
undangan yang mengatur mengenai PPN DTP berdasarkan PMK 120 Ya, atas PPN yang terutang atas
kepemilikan rumah tapak / satuan rusun bagi Tahun 2023 sisa pembayaran tahun 2024,
namun tidak untuk tambahan unit
WNA. rumah yang lain.
PPN Dibebaskan sesuai Tidak untuk unit rumah yang
ketentuan yang berlaku atas sama.
penyerahan Rumah
Tapak/Satuan Rusun *
• e.g.: sesuai PMK Nomor 60 Tahun 2023 &
PMK 115/PMK.03/2021
www.pajak.go.id
KEBIJAKAN PPN DTP TA 2024 6
PPN DTP diberikan hanya untuk bagian DPP sampai dengan Rp 2 Miliar
50%
Untuk penyerahan (BAST) yang
100%
Untuk penyerahan (BAST) yang
dilakukan mulai dilakukan mulai
1 Januari 2024 s.d 30 Juni 2024 1 Juli 2024 s.d 31 Desember 2024
Apabila telah dilakukan pembayaran uang muka atau cicilan paling cepat 1 September 2023:
PPN ditanggung pemerintah diberikan hanya atas PPN yang terutang atas pembayaran sisa cicilan
dan pelunasan yang dibayarkan bulan Januari 2024 s.d. bulan Desember 2024.
www.pajak.go.id
FAKTUR PAJAK 7
www.pajak.go.id
FAKTUR PAJAK (cont.) 8
www.pajak.go.id
FAKTUR PAJAK (cont.) 9
Mencantumkan
kode identitas rumah pada kolom nama barang
www.pajak.go.id
BATASAN RUANG LINGKUP INSENTIF 10
Dilakukan pembayaran atau uang muka atau cicilan pertama sebelum 1 September 2023
www.pajak.go.id
TIMELINE FASILITAS PPN DTP 100% 11
PPN Tidak DTP PPN DTP 100% (TA 2023) PPN DTP 100% (TA 2024)
BAST
www.pajak.go.id
TIMELINE FASILITAS PPN DTP 50% 12
www.pajak.go.id
Contoh Kasus 13
1 Ibu Sitha melakukan pembelian rumah tapak seharga Rp1 Miliar dari PT Ariy Propertindo (PKP), dibayar 4 kali
masing-masing sebesar Rp250 Juta pada bulan September, November, dan Desember 2023 serta Januari 2024.
Rumah diserahterimakan bulan Juni 2024.
Atas transaksi pembelian apartemen tersebut, Sdri. Susan Effendy tidak dapat memanfaatkan insentif
PPN DTP berdasarkan PMK ini karena telah memanfaatkan insentif PPN DTP untuk pembelian rumah
dari PT Bangun Arif Jaya berdasarkan PMK Nomor 120 Tahun 2023.
www.pajak.go.id
Contoh Kasus 17
5 Tn. Bernard telah memanfaatkan insentif PPN DTP TA 2022 berdasarkan PMK 103/PMK.01/2022 atas pembelian
apartemen. Pada bulan Januari 2024, Tn Bernard akan membeli rumah tapak ready stock seharga Rp3 Miliar dari
PT Nikko Property (PKP). Pembayaran dilakukan secara cash pada bulan Januari 2024 dan rumah tersebut
diserahterimakan pada bulan Maret 2024.
Mendaftarkan
BAST di
Jan Maret
Sikumbang paling
2024 2024 lambat akhir
bulan berikutnya
(30 April 2024)
Pembayaran
Rp3 Miliar
BAST
PPN DTP 100%
Atas bagian DPP sebesar Rp2 Miliar, PKP: Atas bagian DPP lebih dari Rp2 Miliar, PKP:
• Membuat 2 FP 07 dengan DPP 50% dari Rp2 Miliar • Membuat FP 01 dengan DPP sebesar Rp1 Miliar; PPN
= Rp1 Miliar; PPN terutang Rp1 Miliar x 11% = terutang Rp1 Miliar x 11% = Rp110 Juta tidak ditanggung
Rp110 Juta ditanggung Pemerintah; Pemerintah dan wajib dipungut PKP.
PKP:
PPN DTP 50% • Membuat FP 01 dengan DPP sebesar 50% x Rp300 Juta = Rp150
Juta; PPN terutang Rp150 Juta x 11% = Rp16,5 Juta tidak
ditanggung Pemerintah dan wajib dipungut PKP.
• Membuat FP 07 dengan DPP sebesar 50% x Rp300 Juta = Rp150
Juta; PPN terutang Rp150 Juta x 11% = Rp16,5 Juta ditanggung
Pemerintah.
• Mencantumkan kode identitas rumah di nama barang dan
keterangan PPN Ditanggung Pemeritah Eksekusi PMK Nomor 7
Tahun 2024;
• Melaporkan FP tersebut pada SPT PPN Masa Oktober 2024.
www.pajak.go.id
Contoh Kasus 19
7 Ibu Faridah telah membeli rusunami dan memperoleh fasilitas PPN dibebaskan berdasarkan PMK 115/PMK.03/2021. Pada tahun 2024, Ibu Faridah akan
membeli rumah tapak seharga Rp500 Juta dari PT Home Selaras (PKP). Pembayaran uang muka sebesar Rp50 Juta dilakukan pada bulan September
2023 dan selanjutnya dilakukan pembayaran masing-masing sebesar Rp150 Juta pada bulan November dan Desember 2023, dan sisanya sebesar
Rp150 Juta dilunasi pada saat serah terima pada bulan Juni 2024. Pada bulan September, November, dan Desember 2023, PT Home Selaras telah
membuat Faktur Pajak dengan kode 01.
Sep Mendaftarkan
Nov Des Jun BAST di
2023 2023 2023 2024 Sikumbang paling
lambat akhir
BAST bulan berikutnya
Pembayaran Pembayaran Pembayaran (31 Januari 2024)
Rp50 Juta Rp150 Juta Rp150 Juta
PKP:
• Membuat 2 FP 07 dengan DPP Rp150 Juta x 50% =
• Untuk pembayaran bulan September, November Rp75 Juta; PPN terutang Rp75 Juta x 11% = Rp8,25
dan Desember 2023 tidak mendapatkan insentif
Juta ditanggung Pemerintah
PPN DTP berdasarkan PMK ini, tetapi dapat
• Mencantumkan kode identitas rumah di nama
memanfaatkan insentif PPN DTP dengan
barang dan keterangan PPN Ditanggung Pemeritah
mengikuti ketentuan PMK 120 Tahun 2023 Eksekusi PMK Nomor 7 Tahun 2024;
melalui mekanisme penggantian FP yang • Melaporkan FP tersebut pada SPT PPN Masa Juni
sebelumnya mencantumkan kode 01 menjadi 07
2024.
sepanjang SPT Masa PPN terkait disampaikan
paling lambat tanggal 31 Januari 2025.
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id